Penetapan sasaran ini merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung, terlaksananya pelayanan hukum dengan baik bagi masyarakat adalah kewenangan yang diberikan Undang-Undang yaitu menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara yang diajukan oleh pihak pihak yang berperkara. Untuk terselenggaranya tugas tersebut dan tercapainya sasaran tersebut diatas Pengadilan Negeri BandungKelas 1A Khususmenyusun strategi yang dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan.
Keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran sangat ditentukan oleh keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditentukan indikator kinerjanya. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
3.a. Jumlah Mediasi yang berhasil
INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)
Jumlah Mediasi yang berhasil 24 21 87,5
Penjelasan :
Prosentase jumlah media yang berhasil adalah sebagai berikut jumlah mediasi yang berhasil ditargetkan 24 terealisasi 21 sehingga persentasenya 87,5%.
Prosentase Pemberitahuan/Penyampaian Salinan Putusan dalam jangka waktu maksimal 14 adalah sebagai berikut
3.b. Prosentase Mediasi yang berhasil dengan Akta Perdamaian
INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)
Prosentase Mediasi yang berhasil
dengan Akta Perdamaian 20 21 105
Penjelasan :
Prosentase jumlah media yang berhasil dengan Akta Perdamaian adalah sebagai berikut jumlah mediasi yang berhasil ditargetkan 24 terealisasi 21 sehingga persentasenya 87,5%.
Pada semua indikator kinerja utama sasaran ini menekankan tertibnya administrasi perkara. Hal mana telah dilakukan dan dipenuhi oleh Pengadilan Negeri BandungKelas 1A Khusus, terbukti dengan tidak adanya berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi, ataupun Peninjauan Kembali yang dikembalikan karena kurangnya kelengkapan administrasi.
Hal yang dilakukan sebelum berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali adalah dengan membuat Check List Kelengkapan Administrasi Perkara pada masing-masing berkas perkara, sehingga kekurangan administrasi yang mungkin terjadi dapat dipenuhi sebelum berkas tersebut dikirim.
Tertib administrasi pun dilakukan pada saat berkas tersebut diterima, kemudian diregister, hingga mendapatkan penetapan majelis hakim dan penunjukan panitera pengganti, serta penetapan hari sidang. Dengan demikian proses beracara untuk perkara-perkara tersebut dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP).
Kemudian dalam hal penyampaian pemberitahuan sidang dan pemberitahuan putusan segera dilakukan oleh Juru Sita/Juru Sita Pengganti setelah hari sidang ditetapkan atau berkas putusan tersebut diterima, dengan tetap memedomani ketentuan hukum acara. Sehingga penyampaian panggilan sidang dan pemberitahuan putusan dapat dilakukan tepat waktu.
Dalam hal sebuah perkara dimohonkan sita, maka Juru Sita/Juru Sita Pengganti segera melakukan pencatatan sita dengan terlebih dahulu menyampaikan pemberitahuan sita kepada Termohon. Kemudian penyitaan dilakukan segera dengan mendatangi objek yang disita sesuai dengan petunjuk-petunjuk dan batas-batas yang tercantum dalam berkas perkara, lalu dilakukan penyitaan dan dituangkan kedalam berita acara penyitaan, yang kemudian dilampirkan kedalam berkas perkara. Dengan demikian prosedur penyitaan dapat dilaksanakan dengan baik, tepat waktu dan tepat objek.
Dengan deskripsi diatas, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa tingkat capaian kinerja sasaran :“tertib administrasi perkara” telah dicapai maksimum dengan angka pencapaian 100% sebagaimana target yang telah ditetapkan.
Sasaran 4 : “Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)”
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor penentu keberhasilan sebuah manajemen organisasi. Kualitas SDM yang dimaksud adalah entitas pegawai Pengadilan Negeri BandungKelas 1A Khususyang terdiri dari pegawai teknis peradilan maupun non teknis peradilan, baik Hakim, Panitera, Juru Sita, maupun pegawai di bidang sekretariat pengadilan.
Untuk peningkatan kualitas SDM tersebut, Pengadilan Negeri BandungKelas 1A Khusus selalu mengirim utusan pegawai untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan yang diselenggarakan oleh Pengadilan Tinggi Jawa Barat atau Mahkamah Agung. Pendidikan dan Pelatihan tersebut terdiri dari pelatihan teknis yudisial dan pelatihan non teknis yudisial. Pelatihan teknis yudisial diperuntukan bagi Hakim, Panitera dan Juru Sita dengan tujuan untuk peningkatan kualitas pelayanan teknis peradilan, sedangkan pelatihan non teknis yudisial diperuntukan bagi pegawai sekretariat yang bertujuan untuk peningkatan kualitas administrasi sekretariat pengadilan.
Keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran sangat ditentukan oleh keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditentukan indikator kinerjanya. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
4.a. Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus.
INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)
Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus.
I. PIDANA
i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa
1. Dewasa
2. Anak
iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas - 2 - - - - 1 - - - - 50 - - - Penjelasan :
Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus adalah sebagai berikut: pidana singkat nihil, pidana biasa dewasa yang ditargetkan 2 terealisasi 1 sehingga prosesntasenya 50 %, perkara pidana biasa anak nihil, pidana cepat tipiring
II. PERDATA
i. Permohonan
ii. Gugatan III. PHI
i. Perselisihan Hak
ii. Perselisihan Kepentingan iii. Perselisihan Pemutusan
Hubungan Kerja
iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan IV. TIPIKOR - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Penjelasan :
4.b. Pelayanan Lainnya
INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)
Pelayanan Lainnya
i. Pencatatan Pendaftaran Akta Notaris ii. Pembuatan Catatan Penolakan Warisan iii. Pembuatan Legalisasi Surat Pernyataan
Ahliwaris
iv. Pencatatan Akta dibawah tangan v. Pembuatan Surat Keterangan vi. Legalisir bukti Perkara
vii. Pendaftaran Surat Kuasa Perkara Perdata/Pidana
viii. Surat Izin Insidentil
ix. Melayani Mahasiswa yang mencari data
1851 18 13 42 120 446 2264 28 350 1874 22 11 52 512 413 2399 35 249 101,25 122,22 84,61 123,80 426,67 92,60 105,96 125 71,14 Penjelasan :
Pelayanan pendaftaran Akta Notaris yang ditargetkan 1851 terealisasi 1874 sehingga prosentasenya 101,25, pembuatan Catatan penolakan Warisan yang ditargetkan 18 terealisasi 22 sehingga prosentasenya 122,22 %, pembuatan Legalisasi Surat Pernyataan Ahliwaris ditargetkan 13 terealisasi 11 sehingga prosentasenya 84,61 %, Pencatatan Akta dibawah tangan yang ditargetkan 42 terealisasi 52 sehingga prosentasenya 123,80 %, pembuatan Surat keterangan yang ditargetkan 120 terealisasi 512 sehingga prosentasenya 426,67 %, legalisir bukti perkara yang ditargetkan 446 terealisasi 413 sehingga prosentasenya 92,60 %, pendaftaran Surat Kuasa perkara Perdata/Pidana yang ditargetkan 2264 terealisasi 2085 sehingga prosentasenya 92,09 %, Surat Izin Insidentil yang ditargetkan 28 terealisasi 35 sehingga prosentasenya 125 %, Melayani Mahasiswa yang mencari data yang ditargetkan 350 terealisasi 249 sehingga
Sasaran 5 : “Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.”
Pengawasan manajemen peradilan pada Pengadilan Negeri BandungKelas 1A Khususdilakukan melalui pengawasan internal dari Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung sendiri melalui Pengawasan Bidang yang dilakukan oleh Hakim Pengawas yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Negeri BandungKelas 1A Khusus, pengawasan rutin dari Pengadilan Tinggi Jawa Barat, dan pengawasan dari Badan Pengawas Mahkamah Agung RI.
Pengawasan tersebut dititikberatkan pada manajemen peradilan yang meliputi tertib administrasi perkara dan tertib administrasi sekretariat. Pengawasan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan administrasi, yang memungkinkan adanya pengaduan dari para pencari keadilan.
Adapun indikator kepatuhan terhadap putusan pengadilan digambarkan sebagai berikut:
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)0
Persentase permohonan
eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan
hukum tetap yang
ditindaklanjuti
30 40 133,34
Penjelasan :
Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti yang ditargetkan 30 terealisasi 40 sehingga