• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAKIP PENGADILAN NEGERI BANDUNGKELAS. 1A KHUSUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAKIP PENGADILAN NEGERI BANDUNGKELAS. 1A KHUSUS"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

BAB I - PENDAHULUAN ::.

1.1 Latar Belakang

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah salah satu rangkaian kegiatan yang harus dilakukan setiap tahun dan merupakan salah satu bentuk manifestasi dari evaluasi semua rangkaian yang telah dilakukan selama satu tahun anggaran. Kesemuanya harus terangkum dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), selain sebagai bahan evaluasi dari rangkaian program yang telah dicanangkan pada awal tahun anggaran juga sebagai bahan pijakan dalam menyusun langkah-langkah pada tahun berikutnya.

Selain itu laporan tahunan yang disusun secara hirarki merupakan bahan untuk menyusun berbagai kebijaksanaan sehingga dapat ditarik satu langkah yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan.

Berdasarkan pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dikatakan bahwa “Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh Mahkamah Konstitusi”. Dengan amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut, khususnya Bab IX tentang Kekuasaan Kehakiman pasal 24 telah membawa perubahan penting terhadap penyesuaian tersebut, lahirlah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2010 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung.

Berdasarkan pasal 21 ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2010 tentang Kekuasan Kehakiman disebutkan bahwa “Ketentuan mengenai organisasi, administrasi dan finansial badan peradilan sebagaimana dimaksud ayat (1) untuk masing-masing lingkungan peradilan diatur dalam undang-undang sesuai dengan kekhususan

(4)

lingkungan peradilan masing-masing”. Dengan demikian berdasarkan pasal tersebut, lahirlah apa yang disebut dengan peradilan satu atap. Sebagai realisasi dari pasal tersebut lahirlah Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2010 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum.

Sebagai lembaga Pemerintah, Pengadilan Negeri Bandung Kelas. 1A Khusus merupakan Pengadilan Tingkat Pertama dibawah kekuasaan Mahkamah Agung dan hal ini juga merupakan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang diamanatkan kepada masyarakat dan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Kewajiban tersebut dijabarkan dengan menyiapkan, menysusun dan menyampaikan laporan kinerja secara tertulis, periodik dan melembaga. Pelaporan kinerja dimaksudkan untuk mengkonsumsikan capaian kinerja Pengadilan Negeri Bandung Kelas. 1A Khusus dalam satu tahun angggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran serta menjelaskan keberhasilan dan kegagalan tingkat kinerja yang dicapainya.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, pasal 3 dinyatakan bahwa Asas-asas umum Penyelenggaraan Negara meliputi Asas Kepastian Hukum, Asas Keterbukaan, Asas Proporsionalitas, Asas Profesionalitas dan Asas Akuntabilitas.

Sedangkan untuk menciptakan good govermance diperlukan prinsip-prinsip partisipasi, penegakan hukum, transparansi, kesetaraan, daya tanggap, wawasan kedepan, akuntabilitas, pengawasan, efisensi dan efektifitas, serta profesionalisme. Kemudian prinsip akuntabilitas ditegaskan lagi dalam visi, misi dan program membangun Indonesia yang aman, adil dan sejahtera melalui program meningkatkan pengawasan untuk menjamin akuntabilitas, transparansi, dan perbaikan kinerja aparatur Negara/pemerintah.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Negeri Bandung Kelas. 1A Khusus merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan tiap tahun, disusun dengan mengacu pada Surat Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor: 005/SEK/01/2010

(5)

2011 serta DIKTUM KETIGA Instruksi Presiden Nomor : 5 Tahun 2004 tentang Penyusunan Dokumen Penetapan Kinerja mulai dari Pengadilan Tingkat Pertama keatas secara berjenjang dengan berdasarkan Indikator Kinerja Utama masing-masing.

A. Tugas Pokok dan Fungsi 1. Tugas

Pengadilan Negeri Bandung Kelas. 1A Khusus merupakan lingkungan peradilan umum di bawah Mahkamah Agung RI sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakan Hukum dan Keadilan, Pengadilan Negeri Bandung Kelas. 1A Khusus sebagai Pengadilan Tingkat Pertama di bawah Pengadilan Tinggi Jawa Baratyang menjadikawal depan (Voorj post) Mahkamah Agung, bertugas dan berwenang menerima, memeriksa, memutus perkara yang masuk di tingkat pertama.

2. Fungsi

Adapun fungsi dari Pengadilan Negeri Bandung Kelas. 1A Khususantara lain:

Fungsi mengadili (judicial power), yakni menerima, memeriksa, mengadili

dan menyelesaikan perkara-perkara yang menjadi kewenangan pengadilan dalam tingkat pertama.

Fungsi pembinaan, yakni memberikan pengarahan, bimbingan, dan

petunjuk kepada pejabat struktural dan fungsional di bawah jajarannya, baik menyangkut teknis yudicial, administrasi peradilan, maupun administrasi umum/perlengkapan, keuangan, kepegawaian, dan pembangunan.

Fungsi pengawasan, yakni mengadakan pengawasan melekat atas

pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, Panitera Pengganti, dan Jurusita/ Jurusita Pengganti di bawah jajarannya agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya dan terhadap

(6)

Fungsi nasehat, yakni memberikan pertimbangan dan nasehat tentang

hukum kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta.

Fungsi administratif, yakni menyelenggarakan administrasi peradilan

(teknis dan persidangan), dan administrasi umum (kepegawaian, keuangan, dan umum/perlengakapan).

Fungsi Lainnya :Pelayanan penyuluhan hukum, pelayanan riset/penelitian

dan sebagainya serta memberi akses yang seluas-luasnya bagi masyarakat dalam era keterbukaan dan transparansi informasi peradilan, sepanjang diatur dalam Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 1-144/KMA/SK/I/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan sebagai pengganti Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 144/KMA/SK/VIII/2007 tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan.

Dengan perubahan perundang-undangan tersebut, maka Badan Peradilan Umum telah menambah tugas kewenangan baik dalam pengelolaan manajemen peradilan, administrasi peradilan maupun bidang teknis yustisial.

B. Sistematika Penyajian

Sistematika penulisanLaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada Pengadilan Negeri Bandung Kelas. 1A Khusus adalah sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan : menjelaskan tentang latar belakang, tugas dan fungsi, serta sistematika Penyajian.

BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja : dijelaskan mengenai rencana strategis 2010-2014 dan rencana kinerja Tahun 2011 serta Perjanjian Kinerja (Dokumen Penetapan Kinerja) Tahun 2011. Pada bab ini rencana strategis Tahun 2010-2014 akan disampaikan visi dan misi, tujuan dan sasaranstrategis, program utama dan kegiatan pokok. BAB III Akuntabilitas Kinerja : disajikan pengukuran kinerja (perbandingan

(7)

penyajian dari hasil-hasil pengukuran kinerja).

BAB IV Data Keadaan Perkara Tahun 2011 sampai 2015 Pengadilan Negeri Bandung Kelas 1A Khusus. Diantaranya berisi tentang perkara PIDANA,PERDATA,PHI,TIPIKOR.

BAB V Realiasi anggaran dipa : mengemukakan realisasi anggaran dipa 01 dan 03 Pengadilan Negeri Bandung Kelas 1A Khusus

BAB VI Penutup : mengemukakan tujuan secara umum tentang keberhasilan dan kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja Pengadilan Negeri Bandung Kelas. 1A Khusus serta strategi pemecahan masalah. Kemudian disampaikan pula saran-saran untuk peningkatan kinerja di tahun mendatang.

(8)

BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ::.

2.1 RENCANA STRATEGIS 2015-2019

Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategik merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan stratejik lokal, nasional dan global, dan tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan pendekatan perencanaan stratejik yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.

Pada prinsipnya setiap satuan kerja seharusnya mempunyai barometer untuk menilai sampai sejauh mana roda organisasi berjalan dengan baik atau tidak, apa hambatan dan tantangan serta tujuan yang belum tercapai. Para pegawai/staf juga mempunyai peranan yang sama dalam memajukan dan menjalankan roda organisasi tersebut, sehingga kualitas kinerja pegawai dimaksud, adalah merupakan suatu yang mutlak demi maksimalnya pelayanan (cleint service), baik internal maupun secara eksternal kepada (para pencari keadilan).

Kualitas keterampilan (skill) pegawai/staf selaku pelaksana tugas dan karya tentunya harus dimulai dari diri sendiri yang bertekad untuk menigkatkan kualitas pribadi dalam menunjang tugas pokok dan fungsi masing-masing (SDM). Kami sadari sarana dan prasarana serta fasilitas tak kalah pentingnya guna mencapai tujuan tersebut yang sekarang ini masih terbatas.

Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang merupakan keinginan nyata pemerintah untuk melaksanakan good governance dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara.

Salah satu unsur pokok untuk terwujudnya sistem akuntabilitas pada pelaksanaan tugas pokok Pengadilan Negeri Bandung Kelas. 1A Khusus adalah terus

(9)

tersusun dan terprogram setiap rencana kerja dalam suatu bentuk Rencana Stratejik (Renstra) dengan berbasis kinerja yang merupakan pedoman pelaksanaan Tupoksi, sehingga segala bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan dapat diatur secara terencana dan terukur, suatu perencanaan yang stratejik diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja sekaligus dapat meningkatkan pelayanan yang prima kepada masyarakat pencari keadilan.

Penyusunan rencana dan program pada hakekatnya adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran/tujuan tertentu. Adapun sasaran/tujuan mengandung pengertian bahwa perencanaan berkaitan erat dengan perumusan kebijaksanaan. Sehubungan dengan itu perencanaan pada garis besarnya terdiri atas beberapa tahapan yang harus dilalui dan dilaksanakan oleh setiap lembaga/unit organisasi/instansi hingga di daerah sebagai berikut :

Tahap persiapan rencana :

1. Tahap persiapan rencana yaitu mengidentifikasikan, menganalisa dan merumuskan

masalah, merumuskan alternatif kebijaksanaan dan menetapkan kebijaksanaan.

2. Tahap penjabaran kebijaksanaan ke dalam sasaran dan anggaran yaitu

mengkoordinasikan penjabaran kebijaksanaan ke dalam sasaran dan anggaran, memantapkan penjabaran sasaran dan anggaran, menetapkan sasaran dan anggaran, menjabarkan satuan ke dalam rancangan satuan, menetapkan rancangan kegiatan, sasaran dan anggaran.

Adapun dasar penyusunan strategi tersebut dapat diimplementasikan melalui 4 strategi yaitu:

1. Strategi Stabilitas

a. Strategi stabilitas bertujuan untuk menunjukan dan mempertegas arah bahwa kegiatan Pengadilan Negeri BandungKelas. 1A Khusus, serta menghindar dari segala yang menjadi penghambat di masa lalu.

b. Meningkatkan bahwa segala daya dan dana, diarahkan pada peningkatan efesiensi agar terwujud kondisi Pengadilan Negeri Bandung Kelas. 1A Khusus pada posisi yang stabil dan berjalan sebagaimana yang diharapkan.

(10)

2. Strategi pembangunan

Strategi ini berorientasi untuk menambah kegiatan dan skala prioritas bagi kegiatan oprasional Pengadilan Negeri Bandung Kelas. 1A Khusus, dengan melengkapi segala fasilitas yang kurang dengan mengusulkan penambahan anggaran modal untuk pembangunan Ruang Calon Hakim Magang Terpadu, Ruang Arsip, Ruang Panitera Pengganti dan Ruang Hakim yang memadai dalam DIPA tahun 2012 secara berkesinambungan.

3. Strategi efesiensi

Strategi ini berorientasi kepada prioritas dengan memilah kebutuhan yang paling mendesak dan mendasar yang harus didahulukan serta pengurangan skala operasional Pengadilan Negeri Bandung Kelas. 1A Khusus yang tidak mungkin lagi dipertahankan keberadaannya.

4. Strategi Pelayanan Publik

Pembinaan pelayanan informasi dari Mahkamah Agung terhadap badan peradilan di bawahnya termasuk Peradilan Umum, merupakan salah satu indikator pembaharuan peradilan ke arah terwujudnya peradilan agung dan modern. Kebijakan pembinaan dalam bidang ini, merupakan keharusan sebagai implimentasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan surat Keputusan Mahkamah Agung RI Nomor 1-144/KMA/SK/I/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan serta surat Keputusan Wakil Ketua Mahkamah Agung RI Bidang Non Yudisial Nomor 01/WKMA-NY/SK/I/2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Informasi pada Mahkamah Agung RI. Substansi kebijakan pada Surat Keputusan Mahkamah Agung RI tersebut, telah mengatur secara jelas informasi peradilan apa yang boleh dan yang harus tetap dirahasiakan, pelaksanaan pelayanan informasi, pengumuman informasi, tata cara pelayanan informasi, tata cara penanganan keberatan terhadap pelayanan informasi, dan tata cara pelaporan.

(11)

Kemudian rencana strategis Pengadilan Negeri Bandung Kelas. 1A Khusus ini didorong oleh visi yang jelas dan serangkaian tujuan, prinsip dan target startegis, langkah yang harus diambil dalam menghadapi tantangan dan hambatan dengan penuh keteguhan dan usaha yang terus menerus/berkesinambungan dan strategi yang efektif.

Rencana strategis ini dengan program yang terkait, memberi inisiatif awal dengan berbagai tantangan dan masalah yang akan diatasi.

Tantangan utama meliputi :

1. Memelihara kepercayaan masyarakat di wilayah hukum Pengadilan Negeri BandungKelas. 1A Khususterhadap sistem peradilan khususnya yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Peradilan Umum.

a. Kepercayaan dan keyakinan dalam sistem peradilan di Indonesia pada umumnya telah terkikis disebabkan kelambanan dalam penyelesaian perkara, persepsi tentang korupsi, kolusi dan nepotisme, dan akses terbatasnya pada pelayanan peradilan, solusi efektif untuk masalah tersebut adalah membuat pola dasar dimana kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan bisa kembali pulih.

b. Rencana strategis akan memberi prioritas pada sistem dan prosedur peradilan, perbaikan institusi serta sumber daya manusia atau operasional manajemen yang langsung mempengaruhi efesiensi pemberian pelayanan informasi publik pada peradilan, pada kejujuran dan ketidakberpihakan dari putusan pengadilan. Transparan dan integritas dari proses peradilan dan perlindungan kerahasiaan jika diperlukan.

c. Lebih jauh program ini akan menyatukan dan mengkoordinasikan berbagai unsur program melalui pendekatan holistik sehingga perwujudan dari visi dan misi dapat dicapai dengan target secara maksimal.

2. Rencana strategis akan memerlukan sumber daya tetapi dapat dicapai dalam konteks keterbatasan kemampuan sumber daya yang tersedia.

Pengadilan Negeri Bandung Kelas. 1A Khusus berusaha untuk memperioritaskan pembangunan sistem peradilan dalam anggaran yang tersedia, di

(12)

menggunakan secara efisien semua sumber daya internal dan eksternal dalam operasional rutin guna mencapai misi, tujuan dan target yang telah ditetapkan.

Dari rencana strategis di atas, kunci keberhasilan pembangunan yang dirumuskan melalui Rencana Strategis Pengadilan Negeri Bandung Kelas. 1A Khusus kedepan dapat dirumuskan dalam 4 aspek yaitu:

1. Ketenagaan mencakup:

a. Penambahan jumlah tenaga teknis dan tenaga administrasi b. Peningkatan kualitas melalui pendidikan dan pelatihan.

c. Penataan kembali sistem pembinaan karir pegawai menurut alur karir yang

ada.

d. Pengenaan Punishment dan Reward atas suatu pencapaian Kinerja, berupa

pengenaan sanksi tertentu dan penghargaan atas keberhasilan suatu kinerja (pegawai teladan)

e. Penggunaan teknologi informasi dalam sistem pelaporan dan administrasi

(SAPK, SABMN, SAKPA, SIADPA pola Bindalmin)

2. Sarana mencakup :

a. Pengadaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan yang nyata.

b. Pengembangan perpustakaan melalui koleksi buku, sarana dan prasarana,

berikut sistem pelayanannya melalui sistem aplikasi.

c. Peningkatan jumlah anggaran melalui DIPA sesuai dengan rencana kebutuhan

fisik Pengadilan Negeri Bandung Kelas. 1A Khusus.

3. Ketatalaksanaan mencakup :

a. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku secara

optimal.

b. Melaksanakan program Pengadilan Negeri Bandung Kelas. 1A Khusus yang

telah disusun dengan tetap berdasarkan kepada ketentuan undang-undang, peraturan pemerintah, SEMA, juklak dan juknis yang ada.

4. Hukum materil mencakup :

(13)

2.2 Visi dan Misi

Visi

Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung mengusung cita-cita dan citra yang ingin diwujudkan Mahkamah Agung yakni “TERWUJUDNYA BADAN PERADILAN INDONESIA YANG AGUNG” dengan menuangkan dalam visi Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung sebagai berikut:

“MEWUJUDKAN PENGADILAN NEGERI BANDUNGKELAS. 1A KHUSUS SEBAGAI LEMBAGA PERADILAN YANG MANDIRI DALAM PENEGAKAN HUKUM UNTUK MEWUJUDKAN BADAN PERADILAN INDONESIA YANG

AGUNG” Misi

Untuk mencapai visi tersebut, Pengadilan Negeri Bandung Kelas. 1A Khusus menetapkan misi sebagai berikut:

1. Menjaga kemandirian pengadilan

2. Meningkatkan kinerja pelayanan hukum yang berkeadilan bagi pencari

keadilan

3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia pengadilan 4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi pengadilan

2.3 Tujuan dan Sasaran Strategis

Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan visi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu hingga 5 (lima) tahun. Dengan diformulasikannya tujuan strategis, Pengadilan Negeri Bandung Kelas. 1A Khusus akan dapat secara tepat mengevaluasi dan mengukur sejauhmana visi dan misi telah dicapai yang disusun berdasarkan visi dan misi organisasi.

(14)

Adapun isu strategis Pengadilan Negeri Bandung Kelas. 1A Khusus adalah peningkatan pelayanan peradilan. Adapun tujuan strategis yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya kinerja pengadilan dengan lebih efektif dan efisien

2. Meningkatnya akuntabilitas dan transparansi pengadilan guna meraih kepercayaan publik

3. Tercapainya pelayanan hukum yang berkualitas, etis, terjangkau dan biaya ringan bagi masyarakat serta mampu menjawab panggilan pelayanan publik Penetapan sasaran tersebut diarahkan kepada pencapaian visi dan misi pada Pengadilan Negeri Bandung Kelas. 1A Khusus. Dengan demikian keberhasilan pencapaian sasaran ini akan menghasilkan terwujudnya visi dan misi Pengadilan Negeri Bandung Kelas. 1A Khusus yang sudah dirumuskan dalam renstra (rencana strategis).

A. RENCANA KINERJA TAHUNAN 2015

Pada Tahun 2015, Pengadilan Negeri BandungKelas. 1A Khusus telah memiliki rencana kinerja yang tergambar dalam tabel berikut :

(15)

RENCANA KINERJATAHUNAN

UnitOrganisasi : Pengadilan Negeri BandungKelas 1A Khusus TahunAnggaran : 2015

NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Peningkatan Pelaksanaan Tertib Administrasi dan Kearsipan Perkara a.

Prosentase Penanganan Administrasi Perkara melalui Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP)

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas II. PERDATA i. Permohonan ii. Gugatan III. PHI i. Perselisihan Hak

ii. Perselisihan Kepentingan

iii. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja

iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan IV. TIPIKOR 100% 100% 100% 90% 90% 90% 90% 80%

(16)

NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

b.

Prosentase file elektronik putusan perkara yang diarsipkan dalam Database

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas II. PERDATA i. Permohonan ii. Gugatan III. PHI i. Perselisihan Hak

ii. Perselisihan Kepentingan

iii. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja

iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan IV. TIPIKOR 100% 100% 100% 100% 100% 100% 90% 90% 90% 90% 80%

(17)

NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

c.

- Prosentase file elektronik putusan perkara yang dipublikasikan melalui Direktori Putusan

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas II. PERDATA i. Permohonan ii. Gugatan III. PHI i. Perselisihan Hak

ii. Perselisihan Kepentingan

iii. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja

iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan

- IV. TIPIKOR 100% 100% 100% 100% 70% 50% 75% 50% 75% 75% 80%

(18)

NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

d.

- Prosentase pengajuan upaya hukum secara lengkap melalui Direktori Putusan

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas II. PERDATA i. Permohonan ii. Gugatan III. PHI i. Perselisihan Hak

ii. Perselisihan Kepentingan

iii. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja

iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan - IV. TIPIKOR 100% 90% 90% 90% 90% 90%

(19)

e.

Jumlah pelaporan / pengarsipan Manual di Kepaniteraan Hukum

I. Pelaporan

i. Laporan Bulanan

ii. Laporan Empat Bulanan iii. Laporan Enam Bulanan iv. Laporan Tahunan II. Arsip Pidana

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa iii. Pidana Cepat III. Arsip Perdata

i. Gugatan

ii. Permohonan IV. Arsip Pidana Tipikor

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

(20)

NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

2

Peningkatan Penyelesaian

Perkara a.

Prosentase penyelesaian perkara dalam jangka waktu maksimal 5 bulan

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas II. PERDATA i. Permohonan ii. Gugatan III. PHI i. Perselisihan Hak

ii. Perselisihan Kepentingan

iii. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja

iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan IV. TIPIKOR 100% 100% 100% 100% 100% 40% 75% 75% 75% 75% 90%

(21)

NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

b.

Prosentase perkara dengan putusan lengkap saat dibacakan

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas II. PERDATA i. Permohonan ii. Gugatan III. PHI i. Perselisihan Hak

ii. Perselisihan Kepentingan

iii. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja

iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan IV. TIPIKOR 100% 100% 100% 100% 100% 100% 90% 90% 90% 90% 80%

(22)

NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

c.

Prosentase Minutasi Perkara dalam jangka waktu maksimal 14 Hari

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas II. PERDATA i. Permohonan ii. Gugatan III. PHI i. Perselisihan Hak

ii. Perselisihan Kepentingan

iii. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja

iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan IV. TIPIKOR 100% 100% 50% 40% 85% 85% 85% 85% 75%

(23)

NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

d.

Prosentase Pemberitahuan/Penyampaian Salinan Putusan dalam jangka waktu maksimal 14 Hari

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas II. PERDATA i. Permohonan ii. Gugatan III. PHI i. Perselisihan Hak

ii. Perselisihan Kepentingan

iii. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja

iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan IV. TIPIKOR 100% 100% 100% 100% 100% 100% 85% 85% 85% 85% 80% 3 Peningkatan Efektivitas Penyelesaian Perkara Perdata melalui Mediasi

a. Jumlah Mediasi yang berhasil 4%

(24)

NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 4 Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) a.

Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus.

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas II. PERDATA i. Permohonan ii. Gugatan III. PHI i. Perselisihan Hak

ii. Perselisihan Kepentingan

iii. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja

iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan IV. TIPIKOR 100% 10% 10% 85% 85% 85% 85% 90%

(25)

b.

Pelayanan Lainnya

i. Pencatatan Pendaftaran Akta Notaris ii. Pembuatan Catatan Penolakan

Warisan

iii. Pembuatan Legalisasi Surat Pernyataan Ahliwaris

iv. Pencatatan Akta dibawah tangan v. Pembuatan Surat Keterangan vi. Legalisir bukti Perkara

vii. Pendaftaran Surat Kuasa Perkara Perdata/Pidana

viii. Surat Izin Insidentil

ix. Melayani Mahasiswa yang mencari data 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

(26)

NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 5 Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang

ditindaklanjuti 100%

6 Meningkatnya kualitas

pengawasan

a. Persentase ditindaklanjuti pengaduan masyarakat yang 100%

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti. 100%

Adapun mengenai uraian Penetapan Kinerja sama dengan (conform) dengan Rencana Kinerja Tahunan.

(27)

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA ::.

3.1 PENGUKURAN KINERJA

Pengukuran kinerja kegiatan yaitu mengukur tingkat capaian kinerja kegiatan yang dimulai dengan menetapkan indikator kinerja kegiatan berdasarkan kelompok

inputs, outputs, outcomes, benefits dan impacts; menentukan satuan setiap kelompok

indikator; menetapkan rencana tingkat capaian (target), mengetahui realisasi indikator kinerja kegiatan;menghitung rencana dan realisasi untuk mendapatkan prosentasenya.Pada Tahun 2011Pengadilan Negeri BandungKelas 1A Khususmempunyai 9 (sembilan) Sasaran Strategis dan semuanya sudah direalisasikan.

(28)

NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA Target Realisasi Capaian (%) 1 Peningkatan Pelaksanaan Tertib Administrasi dan Kearsipan Perkara a.

Prosentase Penanganan Administrasi Perkara melalui Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP)

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas II. PERDATA i. Permohonan ii. Gugatan III. PHI i. Perselisihan Hak

ii. Perselisihan Kepentingan iii. Perselisihan Pemutusan

Hubungan Kerja

iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan IV. TIPIKOR - 1600 25 34 85.000 500 500 76 - 175 - 160 1487 30 - - 597 555 76 - 175 - 92,93 120 - - 119,4 111 100 - 100 - 125,63

(29)

NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)

b.

Prosentase file elektronik putusan perkara yang diarsipkan dalam Database

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas II. PERDATA i. Permohonan ii. Gugatan III. PHI i. Perselisihan Hak

ii. Perselisihan Kepentingan iii. Perselisihan Pemutusan

Hubungan Kerja

iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh

hanya dalam satu

perusahaan IV. TIPIKOR - 1600 - 34 85.000 500 500 76 - 175 - 160 - 1534 - 24 126.452 296 252 50 - 100 - 159 - 95,88 - 70,59 148,77 59,2 50,4 65,79 - 57,15 - 99,38

(30)

NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)

c.

- Prosentase file elektronik putusan perkara yang dipublikasikan melalui Direktori Putusan

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas II. PERDATA i. Permohonan ii. Gugatan III. PHI i. Perselisihan Hak

ii. Perselisihan Kepentingan iii. Perselisihan Pemutusan

Hubungan Kerja

iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh

hanya dalam satu

perusahaan - IV. TIPIKOR - 1600 25 34 85.000 350 250 76 - 175 - 80 2111 3 - - 300 156 50 - 50 - 130 131,94 12 - - 85,71 62,4 65,79 - 28,58 - 162,50

(31)

NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)

d.

- Prosentase pengajuan upaya hukum secara lengkap melalui Direktori Putusan

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas II. PERDATA i. Permohonan ii. Gugatan III. PHI i. Perselisihan Hak

ii. Perselisihan Kepentingan iii. Perselisihan Pemutusan

Hubungan Kerja

iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh

hanya dalam satu

perusahaan - - IV. TIPIKOR - 47 10 9 54.936 - 100 76 - 175 - 20 10 1 - - - 32 25 - 25 - 27 15 10 - - - 32 32,89 - 14,29 - 135

(32)

NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)

e.

Jumlah pelaporan / pengarsipan Manual di Kepaniteraan Hukum

I. Pelaporan

i. Laporan Bulanan

ii. Laporan Empat Bulanan iii. Laporan Enam Bulanan iv. Laporan Tahunan II. Arsip Pidana

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa iii. Pidana Cepat III. Arsip Perdata

i. Gugatan

ii. Permohonan IV. Arsip Pidana Tipikor

12 3 2 1 - 1512 64 342 400 164 12 3 2 1 - 1836 32 486 479 229 100 100 100 100 - 121,43 50 142,10 119,75 139,64

(33)

NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)

2

Peningkatan Penyelesaian

Perkara a.

Prosentase penyelesaian perkara dalam jangka waktu maksimal 5 bulan

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas II. PERDATA i. Permohonan ii. Gugatan III. PHI i. Perselisihan Hak

ii. Perselisihan Kepentingan iii. Perselisihan Pemutusan

Hubungan Kerja

iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan IV. TIPIKOR - 1600 25 34 85.000 500 200 76 - 175 - 100 1533 24 24 126 452 500 398 76 - 175 - 201 95,81 96 70,59 148,77 100 199 100 - 100 - 201 %

(34)

NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)

b.

Prosentase perkara dengan putusan lengkap saat dibacakan

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas II. PERDATA i. Permohonan ii. Gugatan III. PHI i. Perselisihan Hak

ii. Perselisihan Kepentingan iii. Perselisihan Pemutusan

Hubungan Kerja

iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan IV. TIPIKOR - 1600 25 34 85.000 500 500 76 - 175 - 100 - 1534 28 24 126 452 500 451 70 - 165 - 60 - 95,88 112 70,59 148,77 100 90,2 92,11 - 94,29 - 60 %

(35)

NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)

c.

Prosentase Minutasi Perkara dalam jangka waktu maksimal 14 Hari

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas II. PERDATA i. Permohonan ii. Gugatan III. PHI i. Perselisihan Hak ii. Perselisihan Kepentingan iii. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja iv. Perselisihan antar

serikat pekerja / serikat buruh hanya

dalam satu perusahaan IV. TIPIKOR - 1600 25 34 85.000 250 200 76 - 175 - 80 1500 28 24 126 452 229 150 70 - 100 - 39 93,75 112 70,59 148,77 91,6 75 92,11 - 57,15 - 48.75

(36)

NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)

d.

Prosentase

Pemberitahuan/Penyampaian Salinan Putusan dalam jangka waktu maksimal 14 Hari

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas II. PERDATA i. Permohonan ii. Gugatan III. PHI i. Perselisihan Hak ii. Perselisihan Kepentingan iii. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja iv. Perselisihan antar

serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan IV. TIPIKOR - 1600 25 34 85.000 500 500 76 - 175 - 100 1500 28 24 126 452 275 300 76 - 175 - 163 93,75 112 70,59 148,77 54 60 100 - 100 - 163

(37)

NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%) 3 Peningkatan Efektivitas Penyelesaian Perkara Perdata melalui Mediasi

a. Jumlah Mediasi yang berhasil 24 21 87,5

b.

Prosentase Mediasi yang berhasil dengan Akta

(38)

NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%) 4 Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) a.

Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus.

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas II. PERDATA i. Permohonan ii. Gugatan III. PHI i. Perselisihan Hak ii. Perselisihan Kepentingan iii. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja iv. Perselisihan antar

serikat pekerja / serikat buruh hanya

dalam satu perusahaan IV. TIPIKOR - 2 - - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - - - - 50 - - - - - - - - - -

(39)

NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%) b. Pelayanan Lainnya i. Pencatatan Pendaftaran Akta Notaris

ii. Pembuatan Catatan Penolakan Warisan iii. Pembuatan Legalisasi

Surat Pernyataan

Ahliwaris

iv. Pencatatan Akta dibawah tangan

v. Pembuatan Surat

Keterangan

vi. Legalisir bukti Perkara vii. Pendaftaran Surat

Kuasa Perkara

Perdata/Pidana viii. Surat Izin Insidentil ix. Melayani Mahasiswa

yang mencari data

1851 18 13 42 120 446 2264 28 1874 22 11 52 512 413 2085 35 101,25 122,22 84,61 123,80 426,67 92,60 92,09 125 5 Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti

30 40 133,34

6 Meningkatnya kualitas

pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti 7 4 60

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang

(40)

3.2 ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA

Analisis pencapaian kinerja pada dasarnya diarahkan untuk mengukur tingkat keberhasilan visi yang telah ditetapkan dan dijabarkan dalam misi. Selanjutnya untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan tujuan, sasaran, kebijakan, program, dan kegiatannya. Oleh karena itu maka analisis pencapaian kinerja selanjutnya secara rinci dilaksanakan berdasarkan tingkat keberhasilan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan.

Usaha-usaha terus dilakukan untuk meningkatkan pencapaian visi dan misinya menyusun perencanaan yang lebih matang dan terpadu mengalokasikan dana kepada kegiatan yang sangat prioritas dengan pengalokasian dana merujuk kepada rencana hasil yang akan didapat.Selanjutnya melalui peningkatan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan peningkatan profesionalisme kerja terus menerus dilakukan. Dengan adanya peningkatan kualitas SDM, sarana prasarana, dan dukungan dari semua pihak diharapkan kinerja Pengadilan Negeri BandungKelas 1Adapat meningkat.

3.3 ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

Sasaran 1 : “Peningkatan Pelaksanaan Tertib Administrasi dan Kearsipan Perkara”

Sasaran ini merupakan upaya untuk memaksimalkan peran pengadilan dalam rangka penyelesaian perkara perdata umum. Adapun perkara perdata khusus (Hubungan Industrial) proses mediasi dilakukan sebelum perkara itu didaftarkan ke pengadilan. Proses mediasi pada perkara perdata Hubungan Industrial dilakukan dengan mediator dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten/Kota dimana perselisihan Hubungan Industrial itu terjadi.Pencapaian sasaran ini sebagaimana tabel dibawah ini:

(41)

1. a. Prosentase Penanganan Administrasi Perkara melalui Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP)

INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)

Prosentase Penanganan Administrasi Perkara melalui Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP)

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas - 1600 25 34 85.000 - 1487 30 - - - 92,94 120 25% 60% Penjelasan :

Prosentasi penanganan Administrasi perkara melalui Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) adalah sebagai berikut : Pidana singkat nihil, pidana biasa Dewasa yang ditargetkan 1600 terealisasi 1487 sehingga prosentasinya 91,94 %, pidana biasa anak yang ditargetkan 25 terealisasi 30 sehingga prosentasinya 120 %, pidana

(42)

II. PERDATA

i. Permohonan

ii. Gugatan III. PHI

i. Perselisihan Hak

ii. Perselisihan Kepentingan

iii. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja iv. Perselisihan antar serikat pekerja /

serikat buruh hanya dalam satu perusahaan IV. TIPIKOR 500 500 76 - 175 - 160 160 597 555 76 - 175 - 201 110 119,4 111 100 - 100 - 125,63 68,75% Penjelasan :

Prosentasi penanganan Administrasi perkara melalui Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) adalah sebagai berikut : perdata permohonan yang ditargetkan 500 terealisasi 597 sehingga prosentasenya 119,4 %, perdata gugatan yang ditargetkan 500 terealisasi 555 sehingga prosentasinya 111 %, Perselisihan Hak yang ditargetkan 76 terealisasi 76 sehingga prosentasinya 100 %, perselisihan kepentingan nihil, perselisihan pemutusan hubungan kerja yang ditargetkan 175 terealisasi 175 sehingga prosentasinya 100 %, perselisihan antar serikat pekerja/ serikat buruh hanya dalam satu perusahaan nihil, TIPIKOR yang ditargetkan 160 terealisasi 201 sehingga prosentasinya 125,63 %.

(43)

1.b. Prosentase file elektronik putusan perkara yang diarsipkan dalam Database

INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)

Prosentase file elektronik putusan perkara yang diarsipkan dalam Database

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas - 1600 - 34 85.000 - 1534 - 24 126.452 - 95,86 - 70,59 148,77 Penjelasan :

Prosentase file elektronik putusan perkara yang diarsipkan dalam Database adalah sebagai berikut: pidana singkat nihil, pidana biasa dewasa yang ditargetkan 1600 terealisasi 1534 sehingga prosentasenya 95,86 %, pidana biasa anak nihil, pidana ceapat tipiring yang ditargetkan 34 terealisasi 24 sehingga prosentasinya 70,59 %, pidana cepat lalau lintas yang ditargetkan 85.000 terealisasi 126.452 sehingga prosentasinya 148,77 %.

(44)

II. PERDATA

i. Permohonan

ii. Gugatan III. PHI

i. Perselisihan Hak

ii. Perselisihan Kepentingan

iii. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat

buruh hanya dalam satu perusahaan IV. TIPIKOR 500 500 76 - 175 - 160 296 252 70 - 125 - 159 59,2 50,4 92,11 - 71,43 - 99,38 Penjelasan :

Prosentase file elektronik putusan perkara yang diarsipkan dalam Database adalah sebagai berikut: perdata permohonan yang ditargetkan 500 terealisasi 296 sehingga prosentasinya 59,2 %, perdata gugatan yang ditargetkan 500 terealisasi 252 sehingga prosentasinya 50,4 %, perselisihan hak yang ditargetkan 76 terealisasi 70 sehingga prosentasinya 92,11 %, perselisihan kepentingan nihil, perselisiahn pemutusan hubungan kerja yang ditargetkan 175 terealisasi 125 sehingga prosentasinya 71,43 %, perselisihan antar serikat pekerja/ serikat buruh hanya dalam satu perusahaan nihil, TIPIKOR yang ditargetkan 160 terealisasi 159 sehingga prosentasinya 99,38 %.

(45)

1.c. Prosentase file elektronik putusan perkara yang dipublikasikan melalui Direktori Putusan

INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)

- Prosentase file elektronik putusan perkara yang dipublikasikan melalui Direktori Putusan

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas - - 1600 25 34 85.000 2111 3 - - 131,94 12 - - Penjelasan :

Prosentase file elektronik putusan perkara yang dipublikasikan melalui Direktori Putusan adalah sebagai berikut: pidana singkat nihil, pidana biasa dewasa yang ditargetkan 1600 terealisasi 2111 sehingga prosentasinya 131,94 %, pidana anak biasa yang ditargetkan 25 teralisasi 3 sehingga prosentasinya 12 %, pidana cepat Tipiring dan Lalu Lintas nihil.

(46)

II. PERDATA

i. Permohonan

ii. Gugatan III. PHI

i. Perselisihan Hak

ii. Perselisihan Kepentingan

iii. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat

buruh hanya dalam satu perusahaan - IV. TIPIKOR 350 250 76 - 175 - 80 300 156 38 - 100 - 130 85,71 62,4 50 - 66 - 162,50 Penjelasan :

Prosentase file elektronik putusan perkara yang dipublikasikan melalui Direktori Putusan adalah sebagai berikut: perdata permohoan yang ditargetkan 350 terealisasi 300 sehingga prosentasinya 85,71 %, perdata guagatan yang ditargetkan 250 teralisasi 156 sehingga prosentasinya 62,4 %, perselisihan hak yang ditargetkan 76 terealisasi 38 sehingga prosentasinya 50 %, perselisihan kepentingan nihil, perselisihan pemutusan hubungan kerja yang ditargetkan 175 terealisasi 100 sehingga prosentasenya 100 %, perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaaan nihil, TIPIKOR yang ditargetkan 80 terealisasi 130 sehingga prosentasinya 162,50 %.

(47)

1.d. Prosentase pengajuan upaya hukum secara lengkap melalui Direktori Putusan

INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)

- Prosentase pengajuan upaya hukum secara lengkap melalui Direktori Putusan

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas - - 47 10 9 54.936 - 10 1 - - - 21,28 10 - - Penjelasan :

Prosentasi pengajuan upaya hukum secara lengkapo melalui Direktori Putusan adalah sebagai berikut: pidana singkat nihil, pidana biasa Dewasa yang ditargetkan 47 terealisasi 10 sehingga prosentasenya 21,28 %, pidana anak yang ditargetkan 10 terealisasi 1 sehingga prosentasinya 10 %, pidana cepat dan lalu lintas nihil.

(48)

II. PERDATA

i. Permohonan

ii. Gugatan III. PHI

i. Perselisihan Hak

ii. Perselisihan Kepentingan

iii. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja iv. Perselisihan antar serikat pekerja /

serikat buruh hanya dalam satu perusahaan - IV. TIPIKOR - 100 76 - 175 - 20 - 32 25 - 75 - 27 - 32 32,89 - 42,85 % - 135 Penjelasan :

Prosentasi pengajuan upaya hukum secara lengkapo melalui Direktori Putusan adalah sebagai berikut: perdata permohonan nihil, perdata gugatan yang ditargetkan 100 terealisasi 32 sehingga prosentasinya 32 %, perselisihan hak yang ditargetkan 76 terealisasi 25 sehingga prosentasinya 32,89 %, perselisihan kepentingan nihil, perselisihan pemutusan hubungan kerja yang ditargetkan 175 terealisasi 75 sehingga prosentasinya 42,85 %, perselisihan antar serikat / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan nihil, TIPIKOR yang ditargetkan 20 terealisasi 27 sehingga prosentasinya 135 %.

(49)

1.e. Jumlah pelaporan / pengarsipan Manual di Kepaniteraan Hukum

INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)

Jumlah pelaporan / pengarsipan Manual di Kepaniteraan Hukum

I. Pelaporan

i. Laporan Bulanan

ii. Laporan Empat Bulanan iii. Laporan Enam Bulanan iv. Laporan Tahunan II. Arsip Pidana

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa iii. Pidana Cepat III. Arsip Perdata

i. Gugatan

ii. Permohonan IV. Arsip Pidana Tipikor

12 3 2 1 - 1512 64 342 400 164 12 3 2 1 - 1836 32 486 479 229 100 100 100 100 - 121,42 50 142,10 119,75 139,64 Penjelasan :

jumlah pelaporan/pengarsipan manual di Kepaniteraan Hukum adalah sebagai berikut: laporan bulanan yang ditargetkan 12 laporan dan terealisasikan 12 laporan sehingga hasil persentase yang dicapai 100 %, laporan empat bulanan yang ditargetkan 3 laporan dan terealisasikan 3 laporan sehingga hasil pencapaian 100 %, laporan enam bulanan yang ditargetkan 2 laporan dan terealisasikan 2 laporan sehingga hasil pencapaian 100 %, laporan tahunan yang ditargetkan 1 laporan terrealisasikan 1 laporan sehingga hasil pencapaian 100 % (seratus persen), jumlah arsip pidana singkat nihil, arsip pidana biasa yang ditargetkan 1512 dan terealisasikan 1836 sehingga persentase yang dicapai 121,24 %, arsip pidana cepat yang ditargetkan 64 terealisasikan 32 sehingga persentase yang dicapai 50%, arsip perdata gugatan yang ditargetkan 342 dan terealisasikan 486 sehingga persentase yang dicapai 142,10 %, arsip perdata permohonan yang ditargetkan 400 dan terealisasi 479 sehingga persentase yang dicapai 119,75 %, dan arsip pidana tipikor yang ditargetkan 164 terealisasikan 229 sehingga persentase yang dicapai 139,64%.

Sasaran 2 : “Peningkatan Penyelesaian Perkara”

Penetapan sasaran ini merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi Pengadilan Negeri BandungKelas 1A Khusus, terlaksananya pelayanan hukum

(50)

dengan baik bagi masyarakat adalah kewenangan yang diberikan Undang-Undang yaitu menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara yang diajukan oleh pihak pihak yang berperkara. Untuk terselenggaranya tugas tersebut dan tercapainya sasaran tersebut diatas Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung menyusun strategi yang dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan.

Keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran sangat ditentukan oleh keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditentukan indikator kinerjanya. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

2.a. Prosentase penyelesaian perkara dalam jangka waktu maksimal 5 bulan

INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)

Prosentase penyelesaian perkara dalam jangka waktu maksimal 5 bulan

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas - 1600 25 34 85.000 - 1533 24 24 126 452 - 95,81 96 70,59 148,77 Penjelasan :

Prosentase penyelesaian perkara dalam jangka waktu maksimal 5 bulan adalah sebagai berikut: perkara pidana singkat nihil, perkara pidana Biasa Dewasa yang ditargetkan 1600 terealisasikan 1533 sehingga prosentasenya 95,81 %, perkara pidana

(51)
(52)

II. PERDATA

i. Permohonan

ii. Gugatan III. PHI

i. Perselisihan Hak

ii. Perselisihan Kepentingan

iii. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja

iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan IV. TIPIKOR 500 200 76 - 175 - 100 500 398 70 - 100 - 201 100 199 92,10 - 57,14 - 201 Penjelasan :

Prosentase penyelesaian perkara dalam jangka waktu maksimal 5 bulan adalah sebagai berikut: perdata Permohonan yang ditargetkan 500 terealisasi 500 sehingga prosentasi 100 %, perdata permohonan yang ditargetkan 200 terealisasi 398 sehingga prosentasi 199 %, TIPIKOR yang ditargetkan 100 terealisasi 201 sehingga persentasinya 201.00 %, perselisihan hak yang ditargetkan 76 terealisasi 70 sehingga prosentasinya 92,10 %, perselisihan kepentingan nihil, perselisihan pemutusan hubungan kerja yang ditargetkan 175 terealisasi 100 sehingga prosentasinya 57,14 %, perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan nihil, TIPIKOR yang

(53)

2.b.Prosentase perkara dengan putusan lengkap saat dibacakan

INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)

Prosentase perkara dengan putusan lengkap saat dibacakan

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas - 1600 25 34 85.000 - 1534 28 24 126 452 95,88 112 70,59 148,77 Penjelasan:

Prosentase perkra dengan putusan lengkap dibacakan adalah sebagai berikut pidana singkat nihil, pidana biasa yang ditargetkan 1600 terealisasi 1534 sehingga prosentasenya 95,88 %, pidana biasa anak yang ditargetkan 25 realisasinya 28 sehingga prosentasenya 112 %, pidana cepat tipiring yang ditargetkan 34 terealisasi 24 sehingga prosentasenya 70,59 %, pidana cepat lalu lintas yang ditargetkan 85.000 terealisasi 126,452 sehingga prosentasenya 148, 77 %

(54)

II. PERDATA

i. Permohonan

ii. Gugatan III. PHI

i. Perselisihan Hak

ii. Perselisihan Kepentingan

iii. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja

iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan IV. TIPIKOR 500 500 76 - 175 - 100 500 451 65 - 115 - 60 100 90,2 85,53 - 65,71 - 60 Penjelasan :

Prosentase perkara dengan putusan lengkap dibacakan adalah sebagai berikut: perdata Pemohonan yang ditargetkan 500 terealisasi 500 sehingga prosentasinya 100 %, perdata gugatan yang ditargetkan 500 terealisasi 451 sehingga prosentasi 90,2 %, perselisihan hak yang ditargetkan 76 terealisasi 65 sehingga prosentasinya 85,53 %, perselisihan kepentingan nihil, perselisihan pemutusan hubungan kerja yang ditargetkan 175 terealisasi 115 sehingga prosentasinya 65,71 %, perselisiahn antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan nihil, pidana TIPIKOR yang ditargetkan 100 terealisasi 60 sehingga persentasinya 60%

(55)

2.c. Prosentase Minutasi Perkara dalam jangka waktu maksimal 14 Hari

INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)

Prosentase Minutasi Perkara dalam jangka waktu maksimal 14 Hari

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas - 1600 25 34 85.000 - 1500 28 24 126 452 93,75 112 70,59 148,77 Penjelasan :

Prosentase Minutasi Perkara dalam Jangka waktu minimal 14 hari adalah sebagai berikut, pidana singkat nihil, pidana biasa dewasa yang ditargetkan 1600 terealisasi 1500 sehingga prosentasenya 93,75 %, pidana biasa yang ditargetkan 25 terealisasi 25 sehingga prosentasenya 112 %, pidana cepat tipiring yang ditargetkan 34 terealisasi 24 sehingga prosentasenya 70,59, pidana cepat lalu lintas yang ditargetkan 85.000 terealisasi 126,452 sehingga prosentasenya 148,77 %

(56)

II. PERDATA

i. Permohonan

ii. Gugatan III. PHI

i. Perselisihan Hak

ii. Perselisihan Kepentingan

iii. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja

iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan IV. TIPIKOR 250 200 76 - 175 - 80 229 122 76 - 175 - 39 91,6 75 100 - 100 - 48.75 Penjelasan :

Prosentase Minutasi Perkara dalam Jangka waktu minimal 14 hari adalah sebagai berikut : perdata permohonan yang ditargetkan 250 terealisasi 229 sehingga prosentasi 91,6 %, perdata permohonan yang ditargetkan 200 terealisasi 122 sehingga prosentasi 75 %,perselisihan hak yang ditargetkan 76, terealisasi 76 sehingga prosentasinya 100 %, perselisihan hak nihil, perselisihan pemutusan hubungan kerja yang ditargetkan 175 terealisasi 175 sehingga prosentasinya 100 %, perselisihan antar serikat/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan nihil, TIPIKOR yang ditargetkan 80 terealisasi 39 sehingga persentasenya 48,75 %

(57)

2.d. Prosentase Pemberitahuan/Penyampaian Salinan Putusan dalam jangka waktu maksimal 14 Hari

INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)

Prosentase Pemberitahuan/Penyampaian Salinan Putusan dalam jangka waktu maksimal 14 Hari

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas - 1600 25 34 85.000 1500 28 24 126 452 93,75 112 70,59 148,77 Penjelasan :

Prosentase Pemberitahuan/Penyampaian Salinan Putusan dalam jangka waktu maksimal 14 adalah sebagai berikut: pidana singkat nihil, pidana biasa dewasa yang ditargetkan 1600 terealisasi 1500 sehingga prosentasenya 93,75 %, pidana biasa anak yang ditargetkan 25 terealisasi 28 sehingga prosentasenya 112 %, pidana cepat tipiring yang ditargetkan 34 terealisasi 24 sehingga prosentasenya 70,59, pidana cepat lalu lintas yang ditargetkan 85.000 terealisasi 126,452 sehingga prosentasenya 148,77 %

(58)

II. PERDATA

i. Permohonan

ii. Gugatan III. PHI

i. Perselisihan Hak

ii. Perselisihan Kepentingan

iii. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja

iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan IV. TIPIKOR 500 500 76 - 175 - 100 275 300 65 - 132 - 163 54 60 85,53 - 75,42 - 163 Penjelasan :

Prosentase Pemberitahuan/Penyampaian Salinan Putusan dalam jangka waktu maksimal 14 adalah sebagai berikut: perdata permohonan yang ditargetkan 500 terealisasi 275 sehingga prosentasenya 54 %, perdata gugatan yang ditargetkan 500 terealisasi 300 sehingga posentasi 60 %,perselisihan hak yang ditargetkan 76 terealisasi 65 sehingga prosentasinya 85,53 %, perselisihan kepentingan nihil, perselisihan pemutusan hubungan kerja yang ditargetkan 175 terealisasi 132 sehingga prosentasinya 75,42 %, perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan nihil,TIPIKOR yang ditargetkan 100 terealisasi 163 sehingga persentasenya 163.00 %

(59)

Sasaran 3 : “Peningkatan Efektivitas Penyelesaian Perkara Perdata melalui Mediasi”

Penetapan sasaran ini merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung, terlaksananya pelayanan hukum dengan baik bagi masyarakat adalah kewenangan yang diberikan Undang-Undang yaitu menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara yang diajukan oleh pihak pihak yang berperkara. Untuk terselenggaranya tugas tersebut dan tercapainya sasaran tersebut diatas Pengadilan Negeri BandungKelas 1A Khususmenyusun strategi yang dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan.

Keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran sangat ditentukan oleh keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditentukan indikator kinerjanya. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

3.a. Jumlah Mediasi yang berhasil

INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)

Jumlah Mediasi yang berhasil 24 21 87,5

Penjelasan :

Prosentase jumlah media yang berhasil adalah sebagai berikut jumlah mediasi yang berhasil ditargetkan 24 terealisasi 21 sehingga persentasenya 87,5%.

(60)

Prosentase Pemberitahuan/Penyampaian Salinan Putusan dalam jangka waktu maksimal 14 adalah sebagai berikut

3.b. Prosentase Mediasi yang berhasil dengan Akta Perdamaian

INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)

Prosentase Mediasi yang berhasil

dengan Akta Perdamaian 20 21 105

Penjelasan :

Prosentase jumlah media yang berhasil dengan Akta Perdamaian adalah sebagai berikut jumlah mediasi yang berhasil ditargetkan 24 terealisasi 21 sehingga persentasenya 87,5%.

(61)

Pada semua indikator kinerja utama sasaran ini menekankan tertibnya administrasi perkara. Hal mana telah dilakukan dan dipenuhi oleh Pengadilan Negeri BandungKelas 1A Khusus, terbukti dengan tidak adanya berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi, ataupun Peninjauan Kembali yang dikembalikan karena kurangnya kelengkapan administrasi.

Hal yang dilakukan sebelum berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali adalah dengan membuat Check List Kelengkapan Administrasi Perkara pada masing-masing berkas perkara, sehingga kekurangan administrasi yang mungkin terjadi dapat dipenuhi sebelum berkas tersebut dikirim.

Tertib administrasi pun dilakukan pada saat berkas tersebut diterima, kemudian diregister, hingga mendapatkan penetapan majelis hakim dan penunjukan panitera pengganti, serta penetapan hari sidang. Dengan demikian proses beracara untuk perkara-perkara tersebut dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP).

Kemudian dalam hal penyampaian pemberitahuan sidang dan pemberitahuan putusan segera dilakukan oleh Juru Sita/Juru Sita Pengganti setelah hari sidang ditetapkan atau berkas putusan tersebut diterima, dengan tetap memedomani ketentuan hukum acara. Sehingga penyampaian panggilan sidang dan pemberitahuan putusan dapat dilakukan tepat waktu.

Dalam hal sebuah perkara dimohonkan sita, maka Juru Sita/Juru Sita Pengganti segera melakukan pencatatan sita dengan terlebih dahulu menyampaikan pemberitahuan sita kepada Termohon. Kemudian penyitaan dilakukan segera dengan mendatangi objek yang disita sesuai dengan petunjuk-petunjuk dan batas-batas yang tercantum dalam berkas perkara, lalu dilakukan penyitaan dan dituangkan kedalam berita acara penyitaan, yang kemudian dilampirkan kedalam berkas perkara. Dengan demikian prosedur penyitaan dapat dilaksanakan dengan baik, tepat waktu dan tepat objek.

(62)

Dengan deskripsi diatas, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa tingkat capaian kinerja sasaran :“tertib administrasi perkara” telah dicapai maksimum dengan angka pencapaian 100% sebagaimana target yang telah ditetapkan.

Sasaran 4 : “Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)”

Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor penentu keberhasilan sebuah manajemen organisasi. Kualitas SDM yang dimaksud adalah entitas pegawai Pengadilan Negeri BandungKelas 1A Khususyang terdiri dari pegawai teknis peradilan maupun non teknis peradilan, baik Hakim, Panitera, Juru Sita, maupun pegawai di bidang sekretariat pengadilan.

Untuk peningkatan kualitas SDM tersebut, Pengadilan Negeri BandungKelas 1A Khusus selalu mengirim utusan pegawai untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan yang diselenggarakan oleh Pengadilan Tinggi Jawa Barat atau Mahkamah Agung. Pendidikan dan Pelatihan tersebut terdiri dari pelatihan teknis yudisial dan pelatihan non teknis yudisial. Pelatihan teknis yudisial diperuntukan bagi Hakim, Panitera dan Juru Sita dengan tujuan untuk peningkatan kualitas pelayanan teknis peradilan, sedangkan pelatihan non teknis yudisial diperuntukan bagi pegawai sekretariat yang bertujuan untuk peningkatan kualitas administrasi sekretariat pengadilan.

Keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran sangat ditentukan oleh keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditentukan indikator kinerjanya. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

(63)

4.a. Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus.

INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)

Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus.

I. PIDANA

i. Pidana Singkat ii. Pidana Biasa

1. Dewasa

2. Anak

iii. Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas - 2 - - - - 1 - - - - 50 - - - Penjelasan :

Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus adalah sebagai berikut: pidana singkat nihil, pidana biasa dewasa yang ditargetkan 2 terealisasi 1 sehingga prosesntasenya 50 %, perkara pidana biasa anak nihil, pidana cepat tipiring

(64)

II. PERDATA

i. Permohonan

ii. Gugatan III. PHI

i. Perselisihan Hak

ii. Perselisihan Kepentingan iii. Perselisihan Pemutusan

Hubungan Kerja

iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan IV. TIPIKOR - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Penjelasan :

(65)

4.b. Pelayanan Lainnya

INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%)

Pelayanan Lainnya

i. Pencatatan Pendaftaran Akta Notaris ii. Pembuatan Catatan Penolakan Warisan iii. Pembuatan Legalisasi Surat Pernyataan

Ahliwaris

iv. Pencatatan Akta dibawah tangan v. Pembuatan Surat Keterangan vi. Legalisir bukti Perkara

vii. Pendaftaran Surat Kuasa Perkara Perdata/Pidana

viii. Surat Izin Insidentil

ix. Melayani Mahasiswa yang mencari data

1851 18 13 42 120 446 2264 28 350 1874 22 11 52 512 413 2399 35 249 101,25 122,22 84,61 123,80 426,67 92,60 105,96 125 71,14 Penjelasan :

Pelayanan pendaftaran Akta Notaris yang ditargetkan 1851 terealisasi 1874 sehingga prosentasenya 101,25, pembuatan Catatan penolakan Warisan yang ditargetkan 18 terealisasi 22 sehingga prosentasenya 122,22 %, pembuatan Legalisasi Surat Pernyataan Ahliwaris ditargetkan 13 terealisasi 11 sehingga prosentasenya 84,61 %, Pencatatan Akta dibawah tangan yang ditargetkan 42 terealisasi 52 sehingga prosentasenya 123,80 %, pembuatan Surat keterangan yang ditargetkan 120 terealisasi 512 sehingga prosentasenya 426,67 %, legalisir bukti perkara yang ditargetkan 446 terealisasi 413 sehingga prosentasenya 92,60 %, pendaftaran Surat Kuasa perkara Perdata/Pidana yang ditargetkan 2264 terealisasi 2085 sehingga prosentasenya 92,09 %, Surat Izin Insidentil yang ditargetkan 28 terealisasi 35 sehingga prosentasenya 125 %, Melayani Mahasiswa yang mencari data yang ditargetkan 350 terealisasi 249 sehingga

(66)

Sasaran 5 : “Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.”

Pengawasan manajemen peradilan pada Pengadilan Negeri BandungKelas 1A Khususdilakukan melalui pengawasan internal dari Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung sendiri melalui Pengawasan Bidang yang dilakukan oleh Hakim Pengawas yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Negeri BandungKelas 1A Khusus, pengawasan rutin dari Pengadilan Tinggi Jawa Barat, dan pengawasan dari Badan Pengawas Mahkamah Agung RI.

Pengawasan tersebut dititikberatkan pada manajemen peradilan yang meliputi tertib administrasi perkara dan tertib administrasi sekretariat. Pengawasan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan administrasi, yang memungkinkan adanya pengaduan dari para pencari keadilan.

Adapun indikator kepatuhan terhadap putusan pengadilan digambarkan sebagai berikut:

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

(%)0

Persentase permohonan

eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan

hukum tetap yang

ditindaklanjuti

30 40 133,34

Penjelasan :

Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti yang ditargetkan 30 terealisasi 40 sehingga

(67)

Sasaran 6 : “Meningkatnya kualitas pengawasan”

Keterbukaan informasi di pengadilan merupakan upaya yang dilaksanakan secara nasional di seluruh pengadilan di Indonesia. Kemajuan teknologi informasi merupakan media yang digunakan jajaran pengadilan dibawah Mahkamah Agung RI untuk mentransformasi informasi kepada masyarakat, yaitu melalui media internet. Dimana masing-masing pengadilan dituntut memiliki website yang digunakan untuk melakukan keterbukaan informasi sesuai dengan Keputusan Ketua Mahkamah Agung No. 144/KMA/SK/VII/2007 tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan sebagaimana telah disempurnakan dengan Keputusan Ketua Mahkamah Agung No. 1-144/KMA/SK/I/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan.

Kini masyarakat dapat mengakses perkembangan persidangan melalui internet dengan mudah karena Pengadilan Negeri BandungKelas 1A Khusustelah memiliki aplikasi penelusuran perkara yang bernama Case Tracking System (CTS). Aplikasi CTS tersebut dapat mempublikasikan semua informasi berkenaan dengan perjalanan beracara seluruh perkara, dari mulai pendaftaran, penetapan Majelis Hakim, penetapan Panitera Pengganti, penetapan hari sidang, dan semua informasi berkenaan dengan perkara hingga salinan putusan. Bahkan upaya hukum Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali pun dapat diakses oleh masyarakat. Sistem Informasi Penelusuran perkara ini dapat diakses melalui alamat sub domain cts.pn-bandung.go.id.

Adapun indikator Peningkatan kualitas pengawasan digambarkan sebagai berikut:

6.a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti

NO INDIKATOR KINERJA

UTAMA

TARGET REALISASI CAPAIAN

1. Persentase pengaduan

masyarakat yang ditindaklanjuti 7 4 57,14

Penjelasan :

Prosentase pengaduan masyarakat yang ditindak lanjuti yang ditargetkan 7 terealisasi 4 sehingga prosentase 57,14 %

Gambar

Tabel 1.2 Data Pidana Singkat Tahun 2011-2015  Tahun  Sisa Tahun
Tabel 1.6 Data Upaya Hukum Kasasi 2011-2015  Tahun  Sisa  Tahun  Lalu  Perkara  Sisa  Sudah  dikirim  Belum  Dikirim Masuk Tidak  Dikirim  2011  18  69  2  -  65  20  2012  20  45  2  -  55  7  2013  7  39  1  45  40  5  2014  4  24  5  7  21  7  2015  7
Tabel 1.8 Data Upaya Hukum Grasi 2011-2015  Tahun  Sisa  Tahun  Lalu  Perkara  Sisa  Sudah  dikirim  Belum  Dikirim Masuk Tidak  Dikirim  2011  -  -  -  -  -  -  2012  -  -  -  -  -  -  2013  -  -  -  -  -  -  2014  -  1  -  -  1  -  2015  -  1  -  -  1  -
Tabel 2.3 Data Upaya Hukum Banding 2011-2015  Tahun  Sisa  Tahun  Lalu  Perkara  Sisa  Sudah  dikirim  Belum  dikirim Masuk Cabut  2011  12  125  6  -  6  51  2012  841  163  11  66  171  66  2013  7  172  7  172  77  95  2014  100  153  7  -  147  99  201
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan Rencana Kerja SKPD yang pada hakekatnya merupakan rencana capaian kinerja tahunan ini disusun dengan memperhatikan program dan kegiatan dalam Renstra

Demikian rencana kerja dan kalender kerja Pengadilan Negeri Kota Agung Kelas II tahun anggaran 2021 ini dibuat sebagai pedoman dan acuan dalam pelaksanaan kegiatan.

Masalah penelitian dibatasi pada pemahaman anak-anak Sekolah Dasar (SD) mengenai hal-hal yang perlu dilakukan jika menghadapi bahaya kebakaran, bahaya orang yang tak

Rencana Aksi Kinerja Tahun 2021 ini dibuat berdasarkan Indikator Kinerja Utama dan Rencana Kerja Pengadilan Negeri Gunungsitoli Tahun 2021 dalam melaksanakan tugas

Salah satu unsur pokok untuk terwujudnya sistem akuntabilitas pada pelaksanaan tugas pokok Balai Veteriner Banjarbaru adalah terus tersusun dan terprogram setiap rencana kerja

zuraidahsgs@gmail.com Aktif 2 Mac 2016 Pengurusan 94 Puan Suhana Md Chairi Bahagian Akademik suhana@upm.edu.my Aktif 23 Mac 2016 ADK 95 Encik Ahmad Faisal Abdul Ghafar Pusat

Salah satu cara untuk mereduksi karbondioksida adalah dengan mengurangi emisi karbon, untuk itu perlu diketahui kandungan karbon di atas permukaan tanah pada Kawasan

Proses penyelarasan ini dilakukan melalui penyusunan suatu Rencana Stratejik dalam jangka menengah (5 tahun), rencana kinerja tahunan, dan penetapan kinerja yang