• Tidak ada hasil yang ditemukan

peningkatan kemampuan aparat desa yang terkait dalam menyusun laporan

Dalam dokumen MANAJEMEN EKSPOR IMPOR INDONESIA (Halaman 189-192)

DI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

2. peningkatan kemampuan aparat desa yang terkait dalam menyusun laporan

keuangan yang berkualitas, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan (accountable).

Manfaat Kegiatan

Manfaat yang ingin dicapai dalam pelatihan dan pendampingan dalam penyusunan laporan keuangan desa ini adalah untuk membantu aparat desa yang terkait di Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan agar dapat menyusun menyusun laporan keuangan yang berkualitas, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan (accountable).

B. TINJAUAN PUSTAKA

Pengelolaan Keuangan Desa

Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi pe- rencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban ke- uangan desa. Penyelenggaraan kewe- nangan Desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa didanai oleh APB Desa. Penyelenggaraan kewenangan lokal berskala Desa selain didanai oleh APB Desa, juga dapat didanai oleh anggaran pendapatan dan belanja negara dan anggaran pendapatan dan belanja daerah.

Penyelenggaraan kewenangan Desa yang ditugaskan oleh Pemerintah didanai

oleh anggaran pendapatan dan belanja negara. Dana anggaran pendapatan dan belanja negara dialokasikan pada bagian anggaran kementerian/lembaga dan disalurkan melalui satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota. Penyelenggaraan kewenangan Desa yang ditugaskan oleh pemerintah daerah didanai oleh anggaran pendapatan dan belanja daerah.

Pencairan dana dalam rekening kas Desa ditandatangani oleh Kepala Desa dan Bendahara Desa. Pengelolaan keuangan Desa meliputi: a) perencanaan; b) pelaksanaan; c) penatausahaan; d) pelaporan; e) pertanggung-jawaban; dan f) pembinaan dan pengawasan.

a. Perencanaan

Proses perencanaan dimulai dengan menyusun rancangan peraturan desa tentang APBDesa, disampaikan oleh Kepala Desa, dan dibahas dengan Badan Permusyawaratan Desa untuk disepakati bersama kemudian disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui camat. Evaluasi dilakukan oleh Bupati/Walikota melakukan evaluasi. Jika ada koreksi yang disampaikan atau penyesuaian yang harus dilakukan dari hasil evaluasi tersebut, maka Kepala Desa harus melakukan penyempurnaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

b. Pelaksanaan

Semua penerimaan dan pengeluaran desa dilaksanakan melalui rekening kas desa, yang harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah. Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan selain yang ditetapkan dalam peraturan desa. Bendahara dapat menyimpan uang dalam Kas Desa dalam

jumlah tertentu untuk memenuhi kebu- tuhan operasional pemerintah desa. Pengeluaran desa tidak dapat dilakukan sebelum rancangan peraturan desa tentang APB Desa ditetapkan menjadi peraturan desa. Pengeluaran desa untuk belanja pegawai yang bersifat mengikat dan ope- rasional perkantoran yang ditetapkan da- lam peraturan kepala desa tetap dapat di- keluarkan walaupun rancangan peraturan desa tentang APBDesa belum ditetapkan. Pelaksana kegiatan mengajukan pen- danaan untuk melaksanakan kegiatan yang harus disertai dengan dokumen seperti Rencana Anggara Biaya (RAB). Kegiatan bertanggungjawab terhadap tindakan yang menyebabkan pengeluaran atas beban anggaran belanja kegiatan dengan mempergunakan Buku Pembantu Kas Kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan desa.

Pelaksanaan Dan Penatausahaan Pendapatan Desa

Berikut ini adalah tata cara pelaksanaan dan penatausahaan pendapatan desa: a. Semua pendapatan desa dilaksanakan

melalui rekening kas desa;

b. Khusus bagi desa yang belum memili- ki pelayanan perbankan di wilayah- nya, pengaturannya diserahkan kepada daerah;

c. Program dan kegiatan yang masuk ke desa merupakan sumber penerimaan dan pendapatan desa dan wajib dicatat dalam APB-Desa;

d. Setiap pendapatan desa harus diduk- ung oleh bukti yang lengkap dan sah; e. Kepala desa wajib mengintensifkan

pemungutan pendapatan desa yang menjadi wewenang dan tanggung- jawabnya;

f. Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan selain dari yang ditetapkan dalam peraturan desa;

g. Pengembalian atas kelebihan penda- patan desa dilakukan dengan mem- bebankan pada pendapatan desa yang bersangkutan untuk pengembalian pendapatan desa yang terjadi dalam tahun yang sama. Untuk pengembalian kelebihan pendapatan desa yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya dibebankan pada belanja tidak terduga; Pengembalian kelebihan pendapatan desa harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah.

Pelaksanaan Dan Penatausahaan Belanja Desa

Pelasanaan dan penatausahaan belanja desa dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Setiap Pengeluaran belanja atas beban

APB-Desa harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah;

b. Bukti harus mendapat pengesahan oleh Sekretaris Desa atas kebenaran material yang timbul dari penggunaan bukti dimaksud;

c. Pengeluaran kas desa yang menga- kibatkan beban APB-Desa tidak dapat dilakukan sebelum rancangan

peraturan desa tentang APB-Desa ditetapkan menjadi Perdes.

d. Pengeluaran kas desa tidak termasuk untuk belanja desa yang bersifat mengikat dan belanja desa yang bersifat wajib yang ditetapkan dalam peraturan kepala desa;

e. Bendahara desa sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening kas negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pelaksanaan Dan Penatausahaan Pembiayaan Desa

Pelaksanaan dan penatausahaan pem- biayaan Desa dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) tahun sebelumnya, merupakan penerimaan pembiayaan yang digu- nakan untuk: (1) menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil dari pada realisasi belanja; (2) mendanai pelaksanaan kegiatanlanjutan atas beban belanja langsung;(3) mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran belum diselesaikan. b. Dana cadangan: (1) Dana cadangan

dibukukan dalam rekening tersendiri atau disimpan pada kas desa tersendiri atas nama dana cadangan pemerintah desa; (2) Dana cadangan tidak dapat digunakan untuk membiayai kegiatan

lain diluar yang telah ditetapkan dalam Perdes tentang pembentukan dana cadangan; (3) Kegiatan yang ditetapkan berdasarkan Perdes dilaksanakan apabila dana cadangan telah mencukupi untuk melaksanakan kegiatan.

Pelaporan & Pengelolaan Keuangan Desa

Laporan Keuangan Desa terdiri atas: a. Laporan Realisasi Anggaran

b. Neraca

c. Laporan arus kas

d. Catatan atas laporan keuangan (yang harus menggambarkan tentang hak, kewajiban, dan kekayaan desa pada akhir tahun serta sumber dan penggunaannya).

Laporan keuangan desa diperiksa oleh Badan Pengawas Daerah atau Bawasda Kabupaten/Kota sebelum diajukan dalam bentuk rancangan Peraturan Desa tentang perhitungan APB-Desa kepada BPD; Peraturan Desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APB- Desa dan keputusan Kepala Desa tentang keterangan pertanggungjawaban Kepala Desa, yang disampaikan kepada Bupati atau yang mewakili melalui Camat, paling lambat 7 hari kerja setelah Perdes ditetapkan.

Dalam dokumen MANAJEMEN EKSPOR IMPOR INDONESIA (Halaman 189-192)