• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PELATIHAN HARDSKILL DAN SOFTSKILL SERTA

D. Peningkatan Kesejahteraan

33

9. Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator wirausaha.30

D. Peningkatan Kesejahteraan

Kesejahteraan bermakna sangat luas dan juga bersifat relative, karena ukuran kesejahteraan bagi seseorang dapat berbeda satu dengan yang lainnya. Manusia pada dasarnya adalah makshluk yang tidak pernah merasa puas, karena itu kesejahteraan akan terus dikejar tanpa batas.

Dalam pengertian ekonomi tingkat kesejahteraan itu dapat ditandai dengan tinggi rendahnya pendapatan riil. Apabila pendapatan riil meningkat, maka kesejahteraan ekonomi seseorang atau masyarakat meningkat pula.31

E. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Program Nasinonal Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri adalah program nasional pemerintah dalam wujud kerangka sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program- program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Program PNPM Mandiri di Indonesia terdiri dari:

1. PNPM Mandiri Perdesaan

2. PNPM Perdesaan R2PN (Pulau Nias) 3. PNPM Mandiri Agribisnis

4. PNPM Generasi Sehat dan Cerdas 5. PNPM Lingkungan Mandiri Perdesaan 30

Masykur Wiratmo,Pengantar Kewiraswastaan,(Yogyakarta: BPFE, 1996) 2- 6

31

34

6. Program Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif 7. PNPM Mandiri Respek bagi masyarakat Papua

8. PNPM Mandiri Perkotaan

9. PNPM Mandiri Infrastruktur Perdesaan

10. Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah 11. Program Penyedian Air Minum Berbasis Masyarakat 12. PNPM Mandiri Daerah Tertinggal Dan Khusus

13. PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan 14. PNPM Mandiri Pariwisata

15. PNPM Mandiri Perumahan Dan Pemukiman

Pelaksanaan program penanggulanan kemiskinan yang dilakukan sejak tahun 1998 sampai saat ini, secara umum mampu menurunkan angka kemiskinan Indonesia yang berjumlah 47,97 Juta atau sekitar 23,43 % pada tahun 1999 menjadi 30,02 Juta atau sekitar 12,49 % pada tahun 2011. Berdasarkan Worldfactbook, BPS, dan World Bank, di tingkat dunia penurunan jumlah penduduk miskin di Indonesia termasuk yang tercepat dibandingkan negara lainnya. Tercatat pada rentang tahun 2005 sampai 2009 Indonesia mampu menurunkan laju rata-rata penurunan jumlah penduduk miskin per tahun sebesar 0,8%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian negara lain misalnya Kamboja, Thailand, Cina, dan Brasil yang hanya berada di kisaran 0,1% per tahun.

Pemerintah saat ini memiliki berbagai program penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi mulai dari program penanggulangan kemiskinan berbasis bantuan sosial, program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat serta program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan usaha kecil, yang dijalankan oleh berbagai elemen Pemerintah baik pusat maupun daerah.

35

Untuk meningkatkan efektifitas upaya penanggulangan kemiskinan, Presiden telah mengeluarkan Perpres No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan hingga 8 % sampai 10 % pada akhir tahun 2014.

Terdapat empat strategi dasar yang telah ditetapkan dalam melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan, yaitu:

a) Menyempurnakan program perlindungan sosial

b) Peningkatan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar

c) Pemberdayaan masyarakat, dan

d) Pembangunan yang inklusif

Terkait dengan strategi tersebut diatas, Pemerintah telah menetapkan instrumen penanggulanang kemiskinan yang dibagi berdasarkan empat klaster, masing-masing:

a. Klaster I - Program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga

b. Klaster II – Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat

c. Klaster III – Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro dan Kecil32

32

36

Pada PNPM Mandiri perkotaan Kecamatan Krian dana yang di dapatkan bersumber dari dana APBN dan APBD porsi dari masing-masing anggran yaitu dana APBN sebesar 90% dan dana APBD 10% dari seluruh biaya. Pembagian prosentase nominal setiap desa bebeda beda dan hal ini diukur dari luas wilayah desa, jumlah penduduk dan jumlah masyarakat miskin di masing- masing desa. Sedangkan prosentase penggunaan dana untuk masing- masing bidang pada setiap desa juga berbeda- beda tergantung dari kebutuhan desa tersebut namun ukuran yang di tetapkan oleh pemerintah yaitu:

1. Bidang Lingkungan sebesar 70%, pada bidang lingkungan dana dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur desa baik saran prasarana umum maupun pembangunan sarana prasarana untuk masyarakat menengah kebawah.33

2. Bidang Ekonomi sebesar 20%, pada bidang ekonomi dana dimanfaatkan untuk modal peminjaman bergulir khusus masyarakat menengah kebawah yang mempunyai usaha.34

3. Bidang Sosial sebesar 10%, pada bidang ini dana dimanfaatkan untuk kegiatan sosial seperti memberikan biaya pendidikan kepada masyarakat miskin, bantuan sembako untuk warga miskin yang

33

Budi Yuwono,Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaaan, (Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum, 2012) 24

34

37

janda atau lansia, dan juga dimanfaatkan untuk biaya pelatihan untuk masyarakat menengah kebawah.35

35

Bab III

DATA PENELITIAN

A. Gambaran Umum PNPM Mandiri Perkotaan

1. Sejarah PNPM Mandiri Perkotaan di Kecamatan Krian

Salah satu permasalahan pemerintah yang sangat mendesak saat ini adalah masalah kemiskinan yang harus segera diatasi dan salah satu program pemerintah untuk mengatasi kemiskinan adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri. Program ini adalah program pemerintah megatasi kemiskinan dengan cara memberdayakan masyarakat agar masyarakat bisa mengentaskan kemiskinan secara mandiri. Program ini di laksanakan di seluruh Indonesia dimulai pada tahun 2004.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri pada Kecamatan Krian sendiri dimulai pada awal tahun 2009. Pada tahun pertama kegiatan PNPM Mandiri ini adalah sosialisasi kepada masyarakat dan membentuk kepengurusan di tingkat desa. Setelah proses sosialisasi pada bulan Desember 2009 dana dari pemeritah untuk kegiatan PNPM Mandiri sudah mulai dicairkan.

Pada awal 2010 dana sudah bisa digunakan oleh LKM dengan pendampingan dari masing- masing bidang karena pada PNPM Mandiri ada 3 bidang yaitu lingkungan, ekonomi dan sosial. Pada

39

tahun pertama berjalan fasilitator atau pendamping kegiatan bias memantau keberhasilan di setiap desa dilihat dari aktifnya para relawan dan juga laba yang diperoleh pada setiap desa.35

Dari tahun ke tahun kegiatan dari PNPM Mandiri berjalan dengan pesat meskipun ada beberapa desa yang mengalami masa sulit seperti di desa Jeruk Gamping yang keuangan dan kegiatannya macet dari awal tahun keuangan dari desa ini tidak bisa dikontrol penggunaanya sehingga dana yang dicairkan dari pusat tidak bisa kembali sama sekali dan mengalami kerugian yang cukup besar, dari kejadian tersebut maka seluruh kegiatan tidak bisa berjalan baik itu pembangunan infrastruktur maupun kegiatan sosial .

Desa yang mengalami hambatan juga di alami oleh desa Tambak Kemerakan dimana pada desa tersebut dana tidak bisa dicairkan sehingga mengendap pada rekening relawan, dana yang tidak bisa dicairkan karena terkendala oleh prosedur yang tidak bisa di lewati oleh pengurus sehingga tidak bisa mencairkan dana yang sudah diperoleh. Namun pada satu tahun teakhir dana sudah bisa dicairkan kembali sehingga kegiatan bisa beralan dan memperoleh laba yang tinggi dalam waktu satu tahun.

35

40

2. Visi danMisi PNPM Mandiri

• Visi : Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri

• Misi : Membantu masyarakat miskin perkotaan dikelurahan/ desa peserta program mendapatkan manfaat dari peningkatan kondisi lingkungan dan tata kepemerintahan yang baik.36

3. Dasar Hukum PNPM Mandiri

Yang menjadi dasar hukum PNPM MP sebagaimana menjadi dasar hukum PNPM Mandiri adalah Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan dan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembanguanan yang Berkeadilan.37

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PNPM Mandiri pada tingkat kecamatan tidak ada namun hanya ada satu forum yang membawahi dua kelompok besar PNPM Mandiri Perkotaan yang terdiri dari 22 desa forum tersebut yaitu FKA-BKM (Forum Komunikasi Antar Badan Keswadayaan Masyarakat). Dua kelompok besar masing masing 36

Budi Yuwono,Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaaan, (Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum, 2012) 13

37

41

mempunyai anggota sebelas desa dua kelompok tersebut adalah kelompok 130 dan 131, pada kelompok 131 terdiri dari Desa Krian, Tambak Kemerakan, Sidomojo, Tempel, Sidomulyo, Kemasan, Ponokawan, Jeruk Gamping, Katerungan, dan Desa Keraton. Sedangkan pada kelompok 130 terdiri dari Desa Keboharan, Watugolong, Barengkerajan, Terungkulon, Terungwetan, Sidorejo, Jatikalang, Junwangi, Terik, Gamping, dan Desa Tropodo.

Sumber : Hasil wawancara, 2016

Gambar 3.1

Struktur Organisasi Tingkat Kecamatan

Pada tingkat desa ada BKM/ LKM yang mengelolah seluruh kegiatan di tingkat desa, struktur organisasi pada setiap terdiri dari badan pengawas LKM, sekretaris LKM yang bertugas membawahi

FKA-BKM

(Forum Komunikasi Antar Badan Keswadayaan

Masyarakat)

Anggota

Kelompok 130

Anggota

Kelompok 131

42

atau memimpin UPK, UPL dan UPS. LKM merupakan Lembaga Keswadaya Masyarakat yang berada dibawah naungan atau mendapat lindungan dari Kepala Desa.

Sumber : Wawancara dengan Fasilitator Lapangan

Gambar 3.2

Struktur Organisasi Tingkat Desa

Keterangan :

LKM: Lembaga Keswadaya Masyarakat

UPK: Unit Pengelola Keuangan

UPL: Unit Pengelola Lingkungan

LKM

(Lembaga Keswadayaan Masyarakat)

Badan Pengawasan LKM Sekertariat LKM

43

UPS: Unit Pengelola Sosial38

Berdasarkan gambar diatas dijelaskan bahwa didalam organisasi PNPM Mandiri status dari badan pengawas LKM dan Sekertariat LKM disamakan karena pada dasarnya tidak ada sistem kepemimpinan didalam organisasi PNPM Mandiri sehingga ststus semua anggota sama yaitu sebagai relawan namun pemegang keputusan tetap berada pada koordinator relawan.

5. Program Kegiatan PNPM Mandiri

Program PNPM Mandiri terbagi menjadi tiga kelompok atau tiga bidang masing- masing bidang di bawahi oleh 1 hingga dua fasilitator 3 bidang tersebut yaitu

a. Bidang lingkungan

Kegiatan dari bidang lingkungan ini diantaranya yaitu pembangunan infrastruktur atau sarana prasarana pada desa yang membutuhkan bantuan, pembangunan ini untuk sarana dan prasarana umum juga diperuntukkan bagi masyarakat miskin. Kegiatan yang telah dilakukan oleh Unit Pelaksana Lingkungan antara lain yaitu pembangunan jalan desa yang rusak, membangun toilet umum di perkampungan kumuh, membuat tempat sampah umum yang dikelolah bersama oleh masyarakat dan lain sebagainya.

Pembangunan yang di laksanakan oleh PNPM Mandiri ini atas usulan dari masyarakat dan persetujuan dari perangkat desa sehingga bantuan berupa

38

Yuwono, Budi,Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaaan, (Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum, 2012)

44

pembangunan lingkungan sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara umum dan secara keseluruhan .39

b. Bidang ekonomi

Kegiatan pada bidang ekonomi ini yaitu pinjaman ringan untuk keluarga miskin tanpa agunan yang di terapkan dengan system tanggug renteng dan berkelompok, pada kegiatan ekonomi ini pengurus yang ditunjuk juga merupakan anggota dari kelompok peminjam. Seluruh pengurus dari kegiatan pinjaman tanggung renteng ini harus transparan dan terbuka mengenai pengelolaan keuangan yang berjalan pada semua kelompok.

Sistem tanggung renteng pada pengelolan dibidang keuangan ini yaitu pada satu kelompok peminjam terdiri dari 10 orang apabila salah satu dari mereka tidak bias meluasi pinjamannya maka secara otomatis anggota lain menutupi kekurangan dari anggota tersebut agar lunas. Anggota yang mendaftar masuk kelompok peminjam diprioritaskan masyarakat yang mempunyai usaha ekonomi produktif, hal tersebut dilakukan karena dengan memberikan pinjaman kepada masyarakat yang mempunyai usaha maka usaha tersebut bisa berkembang dan akan memberikan dampak ekonomi postif bagi keluarga.40

c. Bidang sosial

39

Yuwono, Budi,Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaaan, (Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum, 2012), 24

40

Yuwono, Budi,Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaaan, (Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum, 2012), 26

45

Kegiatan pada bidang social ini yaitu bantuan pendidikan kepada anak- anak dari keluarga miskin, bantuan sembako kepada masyarakat miskin dan pelatihan kewirausahaan kepada masyarakat menengah kebawah. Pelatihan untuk masyarakat menengah kebawah di adakan supaya masyarakat menengah kebawah yang berpenghasilan rendah bisa memperoleh penghasilan tambahan dan kreatifitas tambahan.

Masyarakat yang menerima bantuan dari program sosial diharapkan bisa menjadikan kegiatan berkelanjutan baik dilakukan secara kelompok maupun secara mandiri. Masyarakat yang sudah menerima bantuan berupa pelatihan ditujukan atau diprioritaskan bagi masyarakat yang memiliki rencana pengembangan usaha yang jelas sehingga bisa menjadi kegiatan yang berkelanjutan dan memberikan dampak ekonomi yang positif .41

B. Implementasi Program Pelatihan

1. Tujuan kegiatan program pelatihan

Tujuan dari kegiatan pelatihan ini diantaranya yaitu memberikan bekal kepada masyarakat menengah kebawah berupa ketrampilan sehingga masyarakat bisa membuka usaha secara mandiri ataupun berkelompok dan bisa menambah pendapatan masyarakat, menurut ibu Diana pendamping dari kegiatan di bidang sosial ini menyatakan apabila seseorang mempunyai ketrampilan khusus maka orang tersebut akan memiliki keinginan untuk membuka usaha mandiri sehingga 41

Budi Yuwono,Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaaan, (Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum, 2012), 25

46

masyarakat menengah kebawah mempunyai tambahan penghasilan untuk mensejahterakan kehidupannya.42

2. Dasardasar kegiatan program pelatihan

Dasar diadakan kegiatan pelatihan ini adalah permintaan dari masyarakat menengah kebawah yang membutuhkan ketrampilan untuk membuka usaha sendiri, sehingga dari usulan masyarakat itulah Unit Pelaksana Sosial dari PNPM Mandiri mengadakan pelatihan kewirausahaan .Jenis pelatihan yang di adakan setiap desa berbeda beda karena sesuai dengan usulan dan kebutuhan dari masyarakat atau peserta kegiatan pelatihan kewirausahaan.43

Ibu Fauziyah yang merupakan salah satu relawan dari kegiatan pelatihan mengungkapkan bahwa beliau biasanya menampung ide masyarakat pelatihan apa yang mereka inginkan untuk membuka usaha baru setelah banyak ide tersampaikan ibu Fauziyah menawarkan kembali kepada masyarakat ide- ide yang telah di tampungnya untuk kemudian di laksanakan pelatihan tersebut dengan jumlah peserta maksimal 10 orang, peserta yang dipilih merupakan masyarakat menengah kebawah dan belum mempunyai keahlian khusus untuk membuka usaha secara mandiri.44

42

Wawancara dengan Diana sebagai Fasilitator Lapangan

43

Wawancara dengan Parulina sebagai Fasilitator Lapangan

44

47

3. Manfaat pelatihan untuk peserta pelatihan

Dari kegiatan pelatihan yang dilaksanakan untuk masyarakat menengah kebawah ada beberapa manfaat yang bisa di peroleh baik manfaat secara langsung maupun tidak, manfaat tersebut diantaranya: 1. Memperoleh ilmu ketrampilan baru

2. Memperoleh ilmu tentang kepemimpinan 3. Memperoleh relasi dan jaringan baru

4. Memperoleh motivasi untuk berwirausaha dll45

4. Peran Pelatihan hardskill dan ssoftskill PNPM Mandiri terhadap

keputusan masyarakat berwirausaha

Menurut ibu Andri yang mengikuti pelatihan pembuatan cairan pembersih rumah tangga menyampaikan bahwa

“Nah kalau yang pembersih lantai diproduksi secara kelompok dan hasilnya juga dikelola oleh kelompok, sebelumnya sudah punya usaha warung kecil jadi setelah mengikuti pelatihan membuat cairan pembersih jadi punya usaha lain meskipun dikelolah oleh kelompok tapi kan jadi menambah relasi”.46

Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu Lilis yang mengikuti pelatihan membuat kerupuk ikan tengiri,

setelah pelatihan banyak yang pengen coba buat sendiri tapi ternyata bahan buat ikan tengiri susah dicari jadi kami sekelompok sepakat untuk menerima pesanan secara khusus saja dengan harga sesuai harga bahan baku. Untuk pembuatan kerajinan dari kain flannel peserta hanya menerapkan dirumah

45

Wawancara pribadi dengan Ibu Tin peserta pelatihan

46

48

saja nggak dipasarkan dulu, jadi mereka menghias peralatan rumah tangga mereka sendiri.”47

Namun pada kelompok pelatihan yang di panitiai oleh ibu Fauziyah berbeda, beliau menyebutkan bahwa

Respon masyarakat ya macem macem tapi sebagian besar senang ada pelatihan ini, banyak yang membuka usaha setelah pelatihan ini meskipun nggak seluruhnya biasanya yang buka usaha langsung minta di latih lagi ke pelatihnya seperti tata rias nggak bisa hanya sekali tata muka jadi ada yang melanjutkan ikut kursus. Kalau hasil dari altihan merajut ada yang buka usaha rajut tas, ompet dan menerima pesanan, hasil dari pelatihan memasak jadi banyak yang buka catering dan menerima pesanan kue dan lainnya.”48

Pada kelompok swadaya masyarakat Oryza Sativa, salah satu anggota yang biasa di sapa bu Tin berpendapat bahwa

“pelatihan yang diadakan memberikan dampak positif kepada kelompoknya karena sebagian besar peserta yang mengikuti pelatihan sudah membuka usaha mandiri seperti membuka catering, menerima pesananan kue basah , dan ada pula yang membuka warung kecil karena pada kelompok ini masyarakat mengusulkan untuk diadakan pelatihan memasak maka pelatihan yang diadakan yaitu pelatihan memasak.”49

Selain pelatihan memasak kelompok ini juga menerima pelatihan membuat cairan pembersih untuk rumah tangga, namun peserta pelatihan tidak banyak yang berminat mempraktikkannya dirumah sehingga hanya ada satu orang saja yang membuka usaha ini yaitu tante Nunuk yang juga salah satu relawan di kelompok tersebut, beliau membuat cairan pembersih rumah tangga sendiri dirumahnya dan

47

Wawancara pribadi dengan ibu Lilis peserta pelatihan

48

Wawancara dengan ibu Lilin peserta pelatihan

49

49

menjual hasil tersebut di toko- toko terdekat. Tante Nunuk menyebutkan bahwa

“hasil yang didapatkan dari penjualan tersebut cukup menguntungkan meskipun dari sisi penjualan yang lambat karena kurangnya promosi yang bisa tante nunuk lakukan, dari hasil pelatihan ini meskipun tidak bisa mendaptkan hasil setidaknya peserta pelatihan bisa membuat dirumah untuk di manfaatkan sendiri karena bisa menghemat pengeluaran jika mereka mau ungkap tante nunuk.50

Dari wawancara dengan ibu Anisah yang merupakan peserta pelatihan memasak pada kelompok Oryza Sativa mengungkapkan“setelah mengikuti pelatihan awalnya saya mencoba sendiri dirumah menggunakan perlatan pribadi saya karena cukup sukses akhirnya saya memberanikan diri untuk mnerima pesanan kue basah.”51

Ibu Darmi yang berusia 51 tahun juga memberikan keterangan bahwa setelah beliau mengikuti pelatihan memasak beliau membuka usaha catering, ibu Darmi yang biasanya hanya membantu memasak dari rumah ke rumah menjadi berani membuka usaha mandiri berupa catering. Beliau mengungkapkan

“saya menerima catering untuk acara- acara dan juga membuak warung kecil didepan rumah, ibu yang awalnya jadi tukang masak dari rumah kerumah berani memulai degan membuat warung kecil dan akhirnya menerima pesanan.52

Ibu Nurul yang mengikuti pelatihan Tata Rias mengungkapkan setelah beliau mengikuti pelatihan tersebut bu Nurul melanjutkan kursus untuk

50

Wawancara pribadi dengan Nunuk sebagai relawan masyarakat

51

Wawancara dengan ibu Anisah sebagai peserta pelatihan

52

50

memperdalam pelatihan yang telah diberikan sebelumnya, seperti ungkapan ibu Nurul .

” Setelah ikut pelatihan ini saya mengikuti kursus dengan pelatih yang sama karena saya sangat tertarik dengan pelatihan ini. Saya mempunyai salon rias pengantin, meskipun dana yang dibutuhkan cukup banyak tetapi setelah ikut pelatihan tersebut saya sangat ingin membuka usaha ini sendiri”

.

5. Peran Pelatihan hadskill dan softskill PNPM Mandiri terhadap

peningkatan kesejahteraan masyarakat

Peningkatan kesejahteraan adalah tujuan dari adanya pelatihan yang diadakan oleh PNPM Mandiri ini, dari hasil wawancara yang dilakukan peseta pelatihan memperoleh peningkatan kesejahteraan seperti hasil wawancara dengan beberapa narasumber.

Dimulai dari pendapat ibu Andri, menurut beliau

“Setelah punya usaha jadi punya penghasilan sendiri dan punya kegiatan setelah pekeraan rumah selesai, hasilnya bisa dipakai untuk tambahan kebutuhan sehari hari jadi nggak mengandalkan gaji suami. Hasilnya memang tidak seberapa tapi lumayan buat tambahan memenuhi kehidupan sehari hari, bisa ngasih uang saku tambahan buat anak juga.53

Hal yang sama juga diungkapkan ibu Lilis menurut beliau

“Karena usahanya kelompok jadi punya teman buat berwiausaha teman sharing usaha juga, hasilnya karena usaha bersama jadi hasilnya ditabung bersama buat modal selanjutnya. Hasilnya masih belum teralalu banyak jadi selama punya usaha masih belum merasakan hasilnya.54

53

Wawancara dengan Ibu Andri peserta pelatihan

54

51

Dari pendapat ibu Lilin beliau merasakan ada peningkatan kesejahteraan menurut beliau “Saya jadi punya usaha sampingan dan mempunyai penghasilan tambahan. Dari hasil yang dipeoleh saya jadi punya tabungan sendiri dan memenuhi kebutuhan sehari hari.”55

Hasil wawancara dengan ibu Anisah juga menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan menurut beliau

“Ibu jadi punya usaha sendiri dan punya penghasilan sendiri meskipun tidak sebanyak bekerja dikantoran tapi membuka usaha sendiri juga menghasilkan dengan tidak meninggalkan rumah. Hasilnya untuk memenuhi kebutuhan sehari hari dan bisa membeli peralatan pembuatan kue yang baru.56

Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu Darmi,

“Setelah punya usaha ini ibu jadi punya pegawai dua orang yang biasa bantu kalau ada pesanan catering, jadi bisa membantu perekonomian mereka juga. Dari hasil usaha masih disimpan selain untuk kebutuhan sehari hari karena suatu saat ingin memperbesar warung kecil yang ibu kelola ini.”57

Dari wawancara dengan ibu Nurul, beliau juga menyatakan bahwa

“Saya jadi punya kegiatan yang sangat bermanfaat dirumah nggak hanya kegiatan sebagai ibu rumah tangga sehingga saya punya penghasilan yang lumayan tinggi. Hasil dari membuka usaha saya bisa menyekolahkan anak saya dan memenuhi kebutuhan sehari hari.”58

55

Wawancara dengan ibu Lilin peserta pelatihan

56

Wawancara dengan ibu Anisah peserta pelatihan

57

Wawancara dengan ibu Darmi peserta pelatihan

58

BAB IV

Peran PelatihanHard SkilldanSoft Skill Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri terhadap Keputusan Masyarakat Untuk

Berwirausaha”

A. Analisis Peran Pelatihan Hardskill dan Softskill dari Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Terhadap Keputusan

Berwirausaha

Sumber daya manusia yang berkualitas akan menciptakan kesejahteraan ekonomi bagi Negara , dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan kreatif maka dengan mudah pemerintah mengentaskan masalah pengangguran yang semakin meningkat setiap tahunnya yang menyebabkan meningkat pula angka kemiskinan. Sumber daya manusia merupakan pemeran penting dalam mengembangkan Negara, karena tanpa sumber daya manusia yang memumpuni maka sumber daya alam yang

Dokumen terkait