“
PERAN PELATIHAN HARD SKILL DAN SOFT SKILL
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI TERHADAP KEPUTUSAN MASYARAKAT
UNTUK BERWIRAUSAHA
”
(Studi Kasus PNPM Mandiri Kelompok 131Kecamatan Krian)
SKRIPSIOleh:
MEGA ARIEFTINA
NIM : C74212122
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Peran Pelatihan Hardskill dan Softskill Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri terhadap Keputusan Masyarakat Berwirausaha”. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah mengenai peran pelatihan Hardskill dan Softskill PNPM Mandiri terhadap keputusan masyarakat untuk berwirausaha serta peran pelatihan tersebut terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat yang menjadi peserta pelatihan.
Penelitian yang dilakukam pada penelitian ini adalah kualitatif, dengan strategi partisipation. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian yang berjudul peran pelatihan hardskill dan softskill Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri terhadap keputusan Masyarakat berwirausaha adalah dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode penelitian kualitatif digunakan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu data yang terkumpul dalam bentuk kata-kata, gambar dan bukan angka. Dalam menganalisis data melalui teknik pengumpulan data, menyajikan data yang terpilih secara keseluruhan, kemudian menarik kesimpulan dari hasil analisis data yang diperoleh.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah pelatihan hardskill dan softskill PNPM Mandiri mempunyai peran aktif dalam mengambil keputusan peserta untuk berwirausaha, usaha yang di buka oleh oeserta beragam sesuai dengan materi pelatihan yang mereka terima. Pelatihan tersebut juga mempunyai peran aktif meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mengikuti pelatihan dilihat dari pendapatan peserta pelatihan yang meningkat dari sebelumnya.
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ...………... I
PERNYATAAN KEASLIAN ………...………... Ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….……... Iii
PEGESAHAN Iv
ABSTRAK ………..……….... V
KATA PENGANTAR …………..……….……... Vi DAFTAR ISI ………..………..……….………... Vii
DAFTAR GAMBAR………...………..……... Ix
DAFTAR TRANSLITERASI ………..………….……... X
BAB I : PENDAHULUAN...………...………... 1
A. Latar Belakang Masalah ..………...……….... 1
B. Identifikasi dan batasan Masalah...………….... 7
C. Rumusan Masalah ………….…….…..………... 8
D. Kajian Pustaka ………...……….... 8
E. Tujuan Penelitian ……….….………..……….... 12
F. Kegunaan Hasil Penelitian …….………. 12
G. Definisi Operasional …...………...….…….... 14
H. Metode Penelitian ………….………..……... 15
I. Sistematika Pembahasan ………...……….... 20
BAB II PELATIHAN HARDSKILL DAN SOFTSKILL SERTA KEPUTUSAN UNTUK BERWIRAUSAHA..… 22
A. Manajemen Sumber Daya Manusia... 22
B. Pelatihan Kewirausahaan………... 23 C. Keputusan Berwirausaha………..…....
D. Peningkatan Kesejahteraan………..
E. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat……… 33 BAB III Data Penelitian... 38
A. Gambaran umum PNPM Mandiri Perkotaan………... 38
B. Implementasi Program Pelatihan………... 45
BAB IV Peran Pelatihan Hardskill dan Softskill Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
terhadap Keputusan Masyarakat Berwirausaha... 52
A. Analisis Peran Pelatihan Hardskill dan Softskill Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
terhadap Keputusan Masyarakat Berwirausaha... 52
B. Peran Pelatihan Hardskill dan Softskill Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Menengah Kebawah...
56
BAB V PENUTUP ……….... 59
A. Kesimpulan ….….. …..………...…….……….... 59 B. Saran ………..….…….……….... 61
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Struktur Organisasi PNPM Mandiri tingkat Kecamatan... 40 3.2 Struktur Organisasi PNPM Mandiri Tingkat
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pembangunan yang di laksanakan oleh pemerintah masih terus berlanjut dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat. Pembangunan yang
dilakukan oleh pemerintah tidak hanya pembangunan berupa infrastruktur saja tetapi juga pembangunan ekonomi masyarakat. Pembangunan ekonomi masyarakat bertujuan untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakat
secara keseluruhan khususnya masyarakat ekonomi menengah kebawah. Salah satu upaya pemerintah untuk membangun perekonomian yaitu dengan mengajak masyarakat untuk menjadi wirausaha mandiri sehingga tidak hanya
bergantung pada pendapatan menjadi buruh di perusahaan saja. Upaya pemerintah mengajak masyarakat untuk menjadi wirausaha mandiri
menyebabkan terjadinya persaingan bisnis yang semakin meluas di masyarakat sehingga mengharuskan masyarakat mempunyai keahlian khusus untuk membuka usaha baru dan memperoleh pendapatan. Untuk mewujudkan upaya
tersebut pemerintah mempunyai berbagai program pembangunan baik itu infrastruktur maupun pembangunan ekonomi, salah satu program pemerintah
yang sudah berjalan yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.
Program Nasional Pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri merupakan
2
mempunyai tujuan untuk memberdayakan masyarakat desa maupun kota. Perbedaan mendasar dari PNPM Perkotaan dengan PNPM Pedesaan yaitu pada
saat pendampingan, jika PNPM Perkotaan pendampingan pogram hingga ke tahap desa namun PNPM Pedesaan pendampingan hanya pada tingkat
kecamatan saja. PNPM adalah program nasional dalam wujud kerangka sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program – program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Program nasional ini
mempunyai beberapa macam dan kategori dan setiap program disesuaikan dengan demografi suatu daerah. Program PNPM Mandiri ini di tujukan untuk
masyarakat menengah kebawah karena masyarakat menengah ke bawah sangat membutuhkan program dari pemerintah ini untuk meningkatkan kehidupan mereka agar tidak selalu bergantung kepada pemerintah.
Pada Kecamatan Krian di Kabupaten Sidoarjo program yang berjalan yaitu PNPM Mandiri Perkotaan. Pada Kecamatan Krian program PNPM Mandiri
terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu kelompok PNPM Mandiri 130 dan kelompok PNPM Mandiri 131. Disini penulis akan memfokuskan pada kelompok PNPM Mandiri 131 karena letak desanya lebih strategis dan dekat
dengan pusat perbelanjaan masyarakat atau pasar disamping itu adapun hasil usaha dari kelompok 131 ini akan langsug dipasarkan dilokasi tersebut. Alasan
penulis memilih Kecamatan Krian juga karena Krian merupakan pusat kegiatan warga masyarakat dari kecamatan lain disekitar Krian sehingga kecamatan Krian potensinya lebih besar untuk mengembangkan bisnis baru untuk para
3
PNPM Mandiri telah dimulai pada tahun 2009 sebelumnya pada tahun 2004 program ini sudah dicanangkan oleh Pemerintah. Namun Kecamatan
Krian masih melakukan persiapan secara keseluruhan sehingga pada periode kedua tahun 2009 dari program ini Kecamatan Krian sudah siap. Program ini
pada Kecamatan Krian mempunyai tiga bidang yaitu bidang sosial, ekonomi dan infrastruktur. Dari ketiga bidang tersebut masing-masing mempunyai prosentase pembagian dana yaitu pada bidang Sosial 10%, bidang Ekonomi
20% dan bidang Infrastruktur 70%.
Pada bidang Infrastruktur PNPM Mandiri berperan sebagai fasilitator yang
akan memberikan bantuan untuk membangun sarana dan pasarana umum yang di butuhkan oleh masyarakat. Dana dari infrastuktur tersebut bisa dimanfaatkan untk prmbangunan jalan atau gang kecil, pembangunan jembatan penguhubung
dan memberikan bantuan dana kepada masyarakat miskin yang membutuhkan dana untuk merenovasi rumah dengan persetujuan dari anggota PNPM Mandiri
dan perangkat desa.
Dalam bidang ekonomi program yang dijalankan yaitu pinjaman wanita dengan sistem tanggung renteng. Dana dari PNPM Mandiri ini akan diolah
secara transparan oleh anggota yang diberi tanggung jawab oleh perangkat desa sehingga tidak ada kesalah pahaman dalam pengelolaan dana tersebut.
Di bidang sosial mempunyai program pelatihan untuk masyarakat menengah kebawah secara gratis dengan tujuan agar masyarakat mempunyai keahlian untuk membuka usaha secara mandiri, selain itu program di bidang
4
sekolah dan sembako secara cuma- cuma. Penulis tertarik membahas masalah sosial yang bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat karena ini
merupakan salah satu program pemerintah yang sudah berjalan lama sehingga dampak dan manfaat yang diterima oleh masyarakat dengan adanya program
ini lebih jelas.
Membuka usaha secara mandiri pada saat ini harus mempunyai keahlian khusus karena segala sesuatu serba modern dan canggih, oleh karena itu sudah
seharusnya masyarakat di bekali dengan pelatihan khusus yang bisa dimanfaatkan untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri. Masyarakat yang
menerima pelatihan ini yaitu masyarakat menengah kebawah yang diharapkan bisa meningkatkan pendapatan keluarganya. Pelatihan yang diberikan kepada masyarakat menengah kebawah bisa berupa pelatihan hardskill maupun softskill. Alasan penulis memilih program pelatihan dari PNPM Mandiri ini adalah karena pelatihan atau pembekalan berupa Hardskill maupun Softskill sangat penting karena melalui pelatihan masyarakat bisa membuat hal- hal baru yang menghasilkan sumber pendapatan tambahan dari sumber daya yang telah tersedia disekitarnya.
5
dan manajerial yang harus ada pada setiap masyarakat sehingga bisa berperan aktif untuk meningkatkan bisnis yang akan mereka jalankan.
Program dari PNPM mandiri ini tidak hanya difokuskan kepada masyarakat perempuan saja tetapi juga kepada masyarakat yang tidak mempunyai penghasilan ataupun berpenghasilan rendah karena melalui usaha
pemberdayaan dalam bentuk pemberian pendidikan/pelatihan kewirausahaan yang memang ditujukan masyarakat menengah kebawah, jika masyarakat yang
mempunyai keahlian secara sinergis maka akan mampu keluar dari kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan. Pemberdayaan dimaksudkan agar masyarakat menengah kebawah lebih bersikap kreatif dan inovatif
menggali sumber daya dan sumber dana yang ada di lingkungannya guna membantu pemerintah dalam program pembangunan dan mengentaskan
kemiskinan.
Dengan adanya pelatihan yang di laksanakan oleh PNPM mandiri tersebut
maka pemerintah berharap masyarakat bisa tertarik dan mau menjadi wirausaha, karena dalam Islam berwirausaha sangat dianjurkan. Islam menganjurkkan seseorang untuk menjadi wirausaha seperti halnya Nabi
Muhammad yang juga merupakan seorang wirausaha yang sangat terkenal karena kejujuran beliau, di dalam al Qur’an terdapat perintah untuk bekerja
6
Qs. Al- qashas ayat 77
77.dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.1
Qs. Al- baqarah ayat 33
33. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"2
Dari ayat 77 pada surat Al qashas dijelaskan bahwa kita sebagai manusia bisa memanfaatkan sumber daya yang tersedia di muka bumi ini dengan sebaik baiknya dan untuk mencari rizki di jalan Allah .
Tujuan pelatihan yang dilaksanakan oleh PNPM Mandiri ini selain untuk menambah kreatifitas masyarakat juga menumbuhkan jiwa wirausaha untuk
masyarakat, karena jiwa wirausaha bisa ditumbuhkan dengan pelatihan-pelatihan seperti ini. Pelatihan Hardskill yang di laksanakan untuk menunjang bisnis baru 1
Kementrian Agama RI,al-Quran dan Tafsirnya Edisi yang disempurnakan, (Jakarta: WIdya Cahaya, 2011)
2
7
yang ingin di laksanakan juga disertai dengan pelatihan softskill berupa pelatihan kepemimpinan dan manajerial karena dalam menjalankan wirausaha softskill sangat dibutuhkan terutama ketika usaha mengalami penurunan.
Dari uraian latar belakang yang penulis sampaikan maka penulis ingin
mengangkat judul “Peran Pelatihan Hardskill dan Softskill Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri terhadap keputusan Masyarakat berwirausaha”
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya tentu
membutuhkan pembahasan yang cukup panjang mengenai pelatihan dari program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri. Dalam hal ini identifikasi masalahyang muncul adalah:
1. Strategi pemerintah dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur di desa dan kota yang masih tahap perkembangan
2. Peran PNPM Mandiri dalam membangun perekonomian masyarakat menengah kebawah
3. Peran pelatihan Hardskil dan Softskill dari PNPM Mandiri terhadap keputusan masyarakat menengah kebawah untuk berwirausaha
8
Sehingga batasan masalah yang akan diteliti adalah
1. Peran pelatihan Hardskill dan Softskill dari PNPM Mandiri terhadap keputusan masyarakat menengah kebawah untuk berwirausaha
2. Peran pelatihan Hardskill dan Softskill dari PNPM Mandiri terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat menengah kebawah
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah di jelaskan maka rumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimana peran pelatihan Hardskill dan Softskill dari PNPM Mandiri terhadap keputusan masyarakat menengah kebawah untuk berwirausaha ? 2. Bagaimana peran pelatihan Hardskill dan Softskill dari PNPM Mandiri
terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat menengah kebawah ?
D. Kajian Pustaka
Sebelum melanjutkan penelitian diperlukan kajian lebih mendalam terhadap penelitian–penelitian terdahulu sebagai rujukan serta referensi tambahan untuk
menemukan perbedaan pembahasan untuk menghindari duplikasi penelitian serta sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan pola pikir.
a) Triana Aulia Wulandari (2011) dengan judul “Pengaruh Pemberian Kredit
9
Pelatihan Terhadap Peningkatan Usaha Pedagang Kecil (Studi Kasus Masyarakat Kelurahan Panderejo, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010-2011)”.3
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitaif . Penentuan lokasi
penelitian menggunakan metode purposive samplingarea, sedangkan untuk menentukan responden penelitian menggunakan metode populasi. Untuk mengumpulkan data peneliti menggunakan metode: angket,wawancara dan
dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis inferensial yaitu analisis regresi linear berganda. Dari penelitian ini hasil yang ditunjukkan yaitu
bahwa secara simultan sebesar 214.16, hal ini menunjukkan bahwa variabel pemberian kredit PNPM Mandiri dan pelatihan secara simultan berpengaruh terhadap peningkatan usaha pedagang kecil.Secara parsial sumbangan
masing-masing variabel yaitu sebesar 47,22% untuk variabel pemberian kredit PNPM Mandiri dan 39,91% untuk variabel pelatihan. Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian kredit PNPM Mandiri dan pelatihan berpengaruh positif terhadap peningkatan usaha pedagang kecil.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak
pada pemberian kreditnya, karena pada penelitian yang akan dilakukan yaitu peran pelatihan dari PNPM Mandiri terhadap keputusan masyarakat untuk
berwirausaha. Persamaannya variable yang diteliti sama yaitu mengenai pelatihan yang diadakan oleh PNPM Mandiri.
3
10
b) Susi Hendriani dan Soni A. Nulhaqim (2008) dengan judul “Pengaruh
Pelatihan dan pembinaan dalam menumbuhkan jiwa wirausaha Mitra Binaan (PT) Persero Pelabuhan Indonesia ICabang Dumai”.4
Penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi dan
dokumentasi. Penelitian ini dilakukan pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Dumai jalan Datuk Laksamana No 1 Dumai-Riau. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan dalam
menumbuhkan jiwa wirausaha mitra binaan pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I CabangDumai. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah
sebagai bahan pertimbangan dalam menerapkan pemberian pelatihan dan pembinaan dalam menumbuhkan semangat jiwa wirausaha usaha kecil pada masa yang akan datang. Dari hasil penelitian mengenai pengaruh pelatihan dan
pembinaan dalam menumbuhkan jiwa wirausaha mitra binaan pada PT. (Persero)Pelabuhan Indonesia I Cabang Dumai diperoleh thitung lebih besar
dari ttabel yaitu9.361 > 1,999. Artinya pelatihan dan pembinaan mempunyai pengaruh yangsignifikan dalam menumbuhkan jiwa wirausaha mitra binaan pada PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Dumai. Besar pengaruh
variable terikat dapat dilihat dari nilai Koefisien determinasi (R square) yang besarnyaadalah 0,590 atau 59,0% sedangkan sisanya 41,0% dipengaruhi oleh
variable bebas lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4
Susi Hendriani dan Soni A. Nulhaqim ,“Pengaruh Pelatihan dan pembinaan dalam
menumbuhkan jiwa wirausaha Mitra Binaan (PT) Persero Pelabuhan Indonesia I Cabang
11
Perbedaan dari penelitian ini adalah objek yang diteliti, jika yang diteliti pada penelitian ini adalah karyawan maka penelitian yang akan
dilakukan objeknya adalah masyarkat umum yang mengikuti pelatihan yang diadakan oleh PNPM Mandiri. Persamaannya yaitu terletak pada pengaruh dari
pelatihan yang diterima oleh peserta yang telah mengikuti pelatihan terhadap minat peseta untuk menjadi wirausaha.
c) Mira Saktiarsih (2015) dengan judul penelitiannya “Manfaat Pelatihan Kewirausahaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mp) Di Desa Nogosaren Kecamatan Getasan Kabupaten
Semarang”5
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan jumlah subyek penelitian 10 orang. Hasil penelitian
menunjukkan adanya manfaat sosial hasil pelatihan kewirausahaan antara lain: mengembangkan interaksi, menciptakan jaringan komunikasi, mengembangkan
pertumbuhan pribadi, sedangkan manfaat ekonomi hasil pelatihan kewirausahaan antara lain: meningkatkan produktifitas, mendapatkan pekerjaan baru, memperoleh jaringan wirausaha, mendapatkan dan meningkatkan
penghasilan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu
mengenai keputusan masyarakat setelah mengikuti pelatihan ini jika penelitian sebelumnya mengurai manfaat dari adanya pelatihan maka disini penulis akan
5
Mira Saktiarsih, “Manfaat Pelatihan Kewirausahaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mp) Di Desa Nogosaren Kecamatan Getasan Kabupaten
12
menuliskan alasan peserta pelatihan membuka usaha mandiri setelah mengikuti pelatihan ini. Persamaanya yaitu sama sama meneliti tentang pelatihan
kewirausahaan yang di adakan oleh PNPM Mandiri.
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peran pelatihan hardskill dan softskill dari PNPM Mandiri terhadap keputusan masyarakat menengah kebawah untuk berwirausaha 2. Untuk mengetahui peran pelatihan hardskilldansoftskill dari PNPM Mandiri
terhadap peningkatan kesejateraan masyarakat menengah kebawah
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak–pihak, diantaranya:
1. Manfaat secara teoritis: a. Bagi Penulis
Dapat memberikan ilmu pengetahuan, wawasan, serta pengalaman baru bagi
penulis di bidang kewirausahaan dan manajemen sumber daya manusia. b. Bagi Jurusan / Fakultas
Penelitian ini diharapkan sebagai tambahan referensi literatur untuk penelitian selanjutnya khususnya bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi Ekonomi Syariah tentang peran pelatihan terhadap keputusan masyarakat
13
2. Manfaat secara praktis:
a. Bagi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam strategi pemilihan program pelatihan yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat yang mempunyai
keterbatasan ekonomi atau masyarakat menengah kebawah. b. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan pengetahuan terhadap masyarakat luas tentang adanya
program dari pemerintah untuk memberdayakan masyarakat menengah kebawah untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia sehingga masyarakat
bisa ikut berperan aktif dalam rangka mensukseskan program dari pemerintah dan memberikan penggetahuan kepada masyarakat arti pentingnya berwirausaha untuk membantu perekonomian keluarganya.
G. Definisi Operasional
Untuk memudahkan pemahaman dalam penelitian ini, penulis perlu
memaparkan definisi dari variabel yang terdapat dalam judul ini. Diantaranya sebagai berikut:
1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Program ini merupakan salah satu program dari pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan di Indonesia. Program yang berjalan dari PNPM
14
pemberian pelatihan berbasis kewirausahaan untuk masyarakat menengah kebawah.
2. PelatihanHardskill
Pelatihan ini merupakan salah satu kegiatan dari Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Bentuk pelatihan ini diantarnyapelatihan memasak, pelatihan menjahit, pelatihan memanfaatkan barang- barang bekas, pelatihan ternak hewan kroto, dan pelatihan membuat
cairan kebersihan rumah tangga. Setiap desa diberi materi pelatihan berbeda-beda disesuaikan dengan keadaan dan minat masyarakat desa tersebut.
Pelatihan pelatihan seperti itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat terutama masyarakat menengah kebawah agar mempunyai karya yang bisa dipasarkan sehingga bisa memperoleh pendapatan untuk membantu perekonomian di
dalam keluarganya. 3. PelatihanSoftskill
Pelatihan ini juga bagian dari kegiatan PNPM Mandiri, kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan pelatihan dasar- dasar kepemimpinan pada setiap individu masyarakat sehingga setiap individu bisa menempatkan diri
didalam masyarakat. Pelatihan ini juga untuk menunjang pelatihan sebelumnya dan dari pelatihan ini PNPM Mandiri berharap masyarkat bisa
15
4. Keputusan masyarakat menjadi wirausaha
Keputusan masyarakat bisa saja berubah ubah sesuai dengan kondisi yang
ada disekitarnya begitu juga dengan keputusan masyarakat untuk menjadi wirausaha, setelah adanya pelatihan yanng diadakan oleh PNPM Mandiri
diharapkan masyarakat mempunyai keputusan untuk mencoba menjadi wirausaha dari hasil pelatihan yang diperolehnya.
H. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukam pada penelitian ini adalah kualitatif, dengan strategipartisipation. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian yang berjudul peran pelatihan hardskill dan softskill Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri terhadap keputusan Masyarakat berwirausaha adalah dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode
penelitian kualitatif digunakan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu data yang terkumpul dalam bentuk kata-kata, gambar dan
bukan angka.6
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang diharapkan, diperlukan beberapa langkah pengolahan data hingga penyajian data yang baik, langkah
sistematis yang dibutuhkan adalah: 1. Data yang dikumpulkan
6
16
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian berupa data primer dan data sekunder.
a. Data Primer yang dikumpulkan adalah nama peserta pelatihan yang akan di jadikan narasumber serta wawancara dengan narasumber untuk
menjawab rumusan masalah.
b. Data Sekunder yang dikumpulkan adalah profil dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri. 2. Sumber Data
Sumber data adalah salah satu yang paling vital dalam penelitian. Kesalahan dlm menggunkan atau memahami sumber data, maka data yang dipeoleh jug akan memeleset dari yang diharapkan. Oleh karena itu peneliti
harus mampu memahami sumber data mana yang mesti digunakan dalam penelitiannya itu.ada dua jenis data yang digunakan dalam penulisan
penelitian ini, ialah sebagai berikut: a. Sumber data primer
Sumber data primer yakni subjek penelitian yang dijadikan sebagai
sumber informasi penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau pengambilan data secara langsung atau yang dikenal dengan istilah
interview (wawancara).7Dalam hal ini subjek penelitian yang dimaksud adalah fasilitator lapangan di bidang sosial, anggota PNPM Mandiri
7
17
tingkat desa dan anggota penerima pelatihan dari PNPM Mandiri yang telah memiliki usaha. Nama- nama narasumber tersebut adalah
Nama Narasumber Posisi
Ibu Dianah Fasilitator lapangan
Ibu Parulina Fasilitator lapangan
Ibu Andri Panitia + peserta pelatihan
Ibu Faujiyah Panitia + Peserta Pelatihan
Ibu Tin Panitia + peserta pelatihan
Ibu Lilis Panitia + peserta pelatihan
Ibu Nunuk Peserta pelatihan
Ibu Lilin Peserta pelatihan
Ibu Anisah Peserta pelatihan
Ibu Darmi Peserta pelatihan
Ibu Nurul Peserta pelatihan
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder pada penelitian ini berasal dari buku panduan teknis dari PNPM Mandiri dan juga literatur yang mendukung
berjalannya program tersebut. 3. Teknik pengumpulan data
18
mengumpulan data secara langsung yang terkait dengan permasalahan yang terkait dengan penelitian, meliputi
a. Observasi
Observasi merupakan teknik pengamatan yang dilakukan oleh seseorang
dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantunya, pengamatan tidak selamanya menggunakan panca indra mata saja tetapi bisa juga dengan panca indera yang lainnya seperti pendengaran dan lainnya. Hasil dari
observasi untuk mendapatkan jawaban dari rumusan masalah yang pertama yaitu peran pelatihan hardskill dan softskill PNPM Mandiri terhadap
keputusan masyarakat berwirausaha. Dalam hal ini penulis terlibat langsung dalam kegiatan pelatihan yang telah dilakukan penulis memperoleh informasi hasil dari pelatihan yang sudah dilakukan dan penulis melakukan observasi ke
tempat peserta yang telah membuka usaha baru setelah mengikuti pelatihan.8 Informan dari pengamatan tersebut yaitu panitia pelaksana pelatihan.
b. Wawancara (interview)
Wawancara (interview) merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan
responden mengenai hal yang berkaitan dengan topik penelitian.9 Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi yang bisa digunakan untuk menjawab
rumusan masalah serta informasi secara umum Program nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.
8
Burhan Bungin,Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi(Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2013) , 142
9
19
Data yang diperoleh dari wawancara ini yaitu jawaban dari rumusan masalah yang dijawab oleh peserta pelatihan yang sudah mempunyai usaha dan data
yang diperoleh dari fasilitator lapangan yaitu informasi mengenai PNPM Mandiri dan juga data peserta yang mengikuti pelatihan. Wawancara
dilakukan antara penulis dengan fasilitator lapangan, Anggota Panitia pelaksana pelatihan, dan peserta pelatihan yang sudah mempunyai usaha. c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu sumber data sekunder yang diperlukan dalam sebuah penelitian yang berupa bahan tertulis yang
diterbitkan oleh lembaga yang dijadikan obyek penelitian ataupun film, gambar, dan foto-foto baik berupa prosedur, peraturan, laporan hasil kerja dan lain sebagainya.10 Data yang diperoleh yaitu berupa foto peserta yang
mengikuti pelatihan. Informan dari tahap ini yaitu fasilitator lapangan dan panitia pelatihan.
4. Teknik Analisis Data
Teknik yang akan digunakan oleh penulis dalam menganalisis data yang pertama adalah teknik pengumpulan data, dengan cara mengumpulkan semua
data, kemudian memilih, memilah, dan mengelompokkan data yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang diangkat. Kemudian setelah data terkumpul,
menggunakan teknik penyajian data, yaitu menyajikan data yang telah terpilih baik berupa teks. Dan yang terakhir adalah teknik penarikan kesimpulan, yaitu menyimpulkan hasil analisis dari penelitian.
10
20
Tujuan analisis data menggunakan teknik pengumpulan data, penyajian data, pengolahan dan menganalisis data yang terkumpul, hingga menarik kesimpulan
ialah agar penulis mendapat makna hubungan variabel-variabel sehingga dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan dalam penelitian.11
I. Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab, yang setiap babnya memliki sub bab pembahasan sehingga memudahkan pembaca dalam membaca hasil penelitian.
Bab pertama berisikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan
hasil penelitian, definisi operasional, metode penilitian serta sistematika pembahasan.
Bab kedua berisikan tentang kerangka teori yang digunakan sebagai
landasan dalam penelitian ini. Terdapat teori manajemen sumber daya manusia, pelatihan sumber daya manusia, dan minat masyarakat berwirausaha.
Bab ketiga berisikan gambaran umum mengenai subjek yang akan diteliti yaitu mengenai PNPM Mandiri , baik sejarah dari program pemerintah tersebut maupun gambaran mengenai pengelolaan program seperti pembangunan
perekonomian dan infrastruktur, kegiatan yang di laksanakan oleh PNPM Mandiri dan kendala dari program pembangunannya
11
21
Bab keempat menganalisis hasil dari penelitian, yaitu mengenai peran pelatihan hardskill dan sofskill dari PNPM mandiri terhadap keputusan masyarakat menjadi wirausaha. Dalam bab keempat dianalisis secara detail mengenai peran dari pelatihan terhadap keputusan masyarakat menjadi wirausaha
Bab kelima sebagai penutup berisi kesimpulan dan saran dari penelitian bagi PNPM Mandiri dan masyarakat yang peserta pelatihan yang di teliti.. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kegiatan pelatihan selanjutnya atau
BAB II
PELATIHANHARDSKILLDANSOFTSKILLSERTA KEPUTUSAN
UNTUK BERWIRAUSAHA
A. Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Pengertian Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah kekuatan yang berasal dari
manusia-manusia yang dapat di gunakan atau di manfaatkan oleh sebuah organisasi ataupun kelompok. Sumber daya manusia merupakan sumber kekuatan untuk meningkatkan kualitas sebuah organisasi atau kelompok, sehingga
kekuatan itu juga harus dilatih untuk meningkatkan kualitas dan kompetensinya.11
Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Edwin B. Flippo dalam bukunya Meldona menjelaskan “Manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar
tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat”12
Jadi manajemen sumber daya manusia adalah pengelolaan sumber atau kekuatan manusia dalam sebuah orgaisasi atau kelompok yang dilakukan
11
Meldona,Manajemen Sumber Daya Manusia, (Malang: UIN Malang Press, 2009) 15
12
23
dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar sumber daya manusia tersebut bisa menghasilkan output yang berkualitas.
2. Konsep Pengembangan Sumber Daya Manusia
Program Pengembangan Sumber Daya Manusia diyakini mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia jika program pengembangan dilakukan sesuai dengan proses yang benar. Konsep
pengembangan sumber daya manusia harus mengarah pada kemampuan SDM untuk meningkatkan skill, knowledge dan ability melalui program pelatihan.
Pelaksanaan program pelatihan harusnya dikontrol secara ketat dengan mengadakan evaluasi terhadap pelatihan yang telah dilakukan,
selain itu pelatihan juga harus menetapkan indikator- indikator untuk memastikan seluruh kegiatan pelatihan tercapai tujuannya. Hal- hal yang perlu di adakan evaluasi meliputi jenis program pelatihan,
peserta pelatihan, pelatih , dan tujuan dari pelatihan.13
B. Pelatihan Kewirausahaan
1. Pengertian Pelatihan
Pelatihan merupakan salah satu kebutuhan manajemen yang perlu dilaksanakan terus menerus untuk memperoleh kualias sumber
13
24
daya manusia yang berkualitas. Pelatihan dilaksanakan berkesinambungan dan penuh yakni kegiatan penyampaian teori,
latihan dan praktek . Karena itu pelatihan harus menyediakan waktu tersendiri agar pelatihan menjadi efektif untuk peserta dan
memperoleh hasil maksimal.14
Menurut Adrew E. Sikula dalam bukunya Anwar menyatakan pelatihan (trining) adalah proses pendidikan jangka pendek yang
mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisasi, pegawai non manajerial mempelajari pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam
tujuan yang terbatas. Dengan demikian istilah pelatihan ditujukan pada pegawai pelaksana untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan teknis.15
2. Pengertian Kewirausahaan
Wirausaha jika ditinjau dari etimologinya berasal dari kata “wira” dan “ usaha” , kata wira berarti teladan, atau patutut dicontoh, sedang usaha, usaha berarti kemauan keras untuk memperoleh manfaat.
Sehingga wirausaha bisa diartikan sesorang yang mempunyai kemauan keras dalam berbisnis yang bisa di jadikan teladan hidup.16
“Wirausaha adalah orang yang menciptaan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan
14
Oemar Hamalik,Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000), 12-13
15
Anwar Prabu Mangkunegara,Perencanaan dan Pengembangan SDM,(Bandung: PT Refika Aditama, 2006) 50 - 52
16
25
miliknya sendiri dan bersedia mengambil resiko pribadi dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan
potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, menyusun, operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya serta mengatur permodalan
operasinya.”17
Wirausaha mempunyai peranan penting dalam poses perubahan masa depan, karena wirausaha pada saat ini merupakan salah satu hal yang
dianggap paling efektif dalam proses perubahan dari yang sebelumnya. Salah satu peranan wirausaha adalah untuk meresapi aktifitas usaha
dengan semangat kewirausahaan dan dengan semangat itu bisa merubahnya menjadi energy menuju pembaruhan.18
3. Konsep Pelatihan Kewirausahaan
Ada beberapa komponen yang harus terpenuhi dalam suatu
pelatihan yaitu:
1. Tujuan dan sasaran pelatihan harus jelas dan dapat diukur sehingga peserta pelatihan bisa mentargetkan hasil yang diperoleh didalam
pelatihan tersebut
2. Para pelatih harus ahlinya yang berkualifikasi memadai, sehingga hasil
dari pelatihan maksimal dan memuaskan para peserta
3. Materi pelatihan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai tujuannya agar hasil yang didapatkan sesuai dengan sasaran program 17
Benedicta Prihatin Dwi Riyanti,Kewirausahaan Dari Sudut Pandang Psikologi,(Jakarta: PT Grasindo, 2003) , 25
18
26
4. Metode pelatihan harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta , ini bertujuan agar peserta memahami secara keseluruhan
materi yang disampaikan oleh pelatih
5. Peserta pelatihan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan,
tujuannya untuk mempermudah pelatih dalam mengeneralisasi materi yang disampaikan
Adapun tujuan yang harus dicapai dalam pelatihan adalah 1. Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideology
2. Meningkatkan produktivitas kerja, setelah mendapat pelatihan peserta diharapkan mempunyai semangat yang lebih untuk berproduksi dan membuat karya baru
3. Meningkatkan kualitas kerja
4. Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia, sehingga
lebih banyak sumber daya manusia yang mempunyai keahlian khusus 5. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja
6. Meningkatkan rangsangan agar peserta mampu berprestasi secara
maksimal, tujuan ini dikarenakan peserta yang mengikuti pelatihan bisa merangsang atau menumbuhkan minatnya utuk menjadi
wirausaha sukses dan berprestasi
27
9. Meningkatkan perkembangan pribadi peserta19
Untuk mengevaluasi pelatihan yang telah dilaksanakan maka harus ada ukuran- ukuran yang di tetapkan. Tujuan evaluasi itu sendiri agar pelatihan yang
akan dilakukan selajutnya bisa lebih baik dan sesuai harapan dan tujuan dari pelatihan. Menurut model Kirkpatrick untuk evaluasi pelatihan digunakan secara luas dalam lingkungan pembelajaran. Level- level dalam model ini adalah :
1. Opini peserta
Mengevaluasi program pelatihan dengan menanyakan opini para peserta
merupakan pendekatan yang memberikan respon dan saran untuk perbaikan, terutama kepuasan peserta.
2. Tingkat pembelajaran
Beberapa organisasi melakukan tes-tes untuk menentukan apa yang telah dipelajari para peserta dalam program pelatihan. Desain kelompok kontrol pretest-posttestadalah salah satu prosedur yang mungkin digunakan.
3. Perubahan perilaku
Tes-tes bisa secara cepat dan tepat dalam menunjukkan isi materi yang telah
dipelajari paratrainee ,namun hanya memberikan sedikit petunjuk mengenai kemampuan pelatihan dalam mengarahkan para peserta untuk mengubah
perilaku mereka.20 Hal ini disebabkan karena yang biasa terjadi perilaku peserta yang berubah perilakunya hanya sesaat karena adanya motivasi dari
19
Ibid 52
20
28
para pelatih, setelah meninggalkan tempat pelatihan biasanya mereka bersikap biasa saja.
Jenis- jenis kegiatan pelatihan ketrampilan (skill based training) adalah pelatihan mengenai pengenalan atau pendalaman ketrampilan seseorang,
kelompok, organisasi, atau lembaga baik secara teknis (Hardskill) maupun bersifat non teknis yang lebih bersifat pada pengembangan pribadi (Softskill)21
1. PelatihanHardskill
Pelatihan Hardskill merupakan pelatihan ketrampilan yang pelatihannya bersifat sangat teknis, maka cara mempelajarinya berdasarkan panduan dan
cara pengukurannya dilihat dari hasil pelatihan. PengukuranHardskillbersifat kuantitatif.22Contoh pelatihan ini diantaranya adalah
a. Pelatihan menjahit
b. Pelatihan memasak c. Pelatihan tata rias
d. Pelatihan membuat kerajianan dengan kain flannel e. Pelatihan pembuatan ikan tengiri dll
2. PelatihanSoftskill
Pelatihan Softskill adalah pelatihan yang bersifat intangible, cukup sulit diukur karena parameter pengukurannya tidak sebaku pengukuran hardskill. Pengukuran bersifat kualitatif untuk melihat pemahaman peserta pelatihan. Contoh pelatihansoftskilladalah
a. Pelatihan kepemimpinan
21
Budi Santoso,Skema dan Mekanisme Pelatihan, (Jakarta: Terangi) 2
22
29
b. Pelatihan komunikasi c. Pelatihan motivasi
d. Pelatihan fasilitator
e. Pelatihan pengembangan diri23
C. Keputusan Berwirausaha
1. Pengertian pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan selalu berhubungan dengan suatu masalah
tertentu, melalui suatu keputusan dan implementasinya mengharapkan bahwa akan tercapai suatu pemecahan atau jalan keluarnya.24
Menurut kamus Webster pengambilan keputusan sebagai tindakan menentukan sesuatu pendapat atau langkah- langkah tindakan.25
Menurut Robins pengambilan keputusan ialah memilih dua
alternative atau lebih untuk melakukan suatu tindakan tertentu baik secara pribadi maupun kelompok.26
Jadi pengambilan keputusan adalah proses pemecahan masalah dengan menentukan pilihan dari beberapa pilihan untuk menetapkan suatu tindakan dalam mencapai sesuatu yang diharapkan.27
2. Proses pengambilan keputusan berwirausaha
Keputusan berwirausaha adalah tindakan atau implementasi dari
keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan
23
Ibid
24
Muhammad Firdaus,Manajemen Agriisnis,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008),132
25
ibid
26
Syafarudin Anzizhan, Sistem Pengambilan Keputusan, (Jakarta: Grasindo, 2004) 45
27
30
keras untuk berdikari atau berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami.28
Seorang wirausaha harus mempunyai sikap dasar seorang wirausaha diantaranya adalah
1. Sikap selalu berpikir positif dalam menghadapi segala hal
2. Respon yang positif dari individu terhadap informasi, kejadian, kritikan, cercaan, tekann, tantangan, cobaan dan keslitan.
3. Sikap yang berorientasi jauh kedepan, berpikiran maju, bersifat prestatif, dan tidak mudah terlena oleh hal- hall yang sudah berlalu
4. Sikap tidak gentar saat melihat pesain (competitor)
5. Sikap yang selalu ingin tahu, membuat ia selalu mencari jalan keluar bila ingin maju
6. Sikap yang ingin memberi terbaik buat oang lain sehingga sikap ini sangat baik untuk semua orang
7. Sikap yag penuh semangat dan berjuang keras (pantang menyerah) sehingga menimbulkan dampak yang baik untuk dunia sekelilingnya. 8. Punya komitmen yang kuat, integritas yang tinggi dan semangat yang
kuat untk meraih impiannya.29
Menurut ahli ekonomi , wirausaha adalah orang yang mengelolah
nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih bernilai dan bermanfaat dari pada sebelumnya dengan cara melakukan perubahan, inovasi dan cara- cara baru. Jiwa berwirausaha bisa 28
http://www.scribd.com/doc/140654002/Instrumen-Untuk-Mengukur-Minat-Berwirausaha#scribd, diakses pada tgl 13 Desember jam 19.00
29
31
ditumbuhkan kepada setiap manusia, karena jiwa wirausaha bisa di latih didalam jiwa dan mindset seseorang sehingga setiap manusia harus mempunyai sifat- sifat seorang wirausahawan, menurut McClelland sifat– sifat wirausahawan adalah
1. Keinginan untuk berprestasi, keinginan dan tekat yang kuat bisa menjadikan sesorang untuk menjadi wirausaha karena kunci dari keberhasilan wirausaha adalah keinginan dan tekat yang kuat.
2. Keinginan untuk bertanggung jawab, segala sesuatu yang dilakukan pasti mempunyai resiko dan kekurangan sehingga sikap tanggung
jawab atas segala resiko yang akan terjadi dikemudian hari harus bisa dipertanggungjawabkan baik kepada Allah SWT maupun kepada sesama manusia.
3. Preferensi kepada risiko- risiko menengah karena risiko menenngah masih bisa diatasi dengan hati hati dari pada risik tingkat tinggi yang
biasanya para pemula usaha sulit untuk menyesuaikannya.
4. Persepsi pada kemungkinan berhasil, pemikian berhasil bisa mempengaruhi tingkat semangat yang lebih besar sehingga
kemungkinan untuk berhasil juga semakin tinggi.
5. Rangsangan oleh umpan balik, yang dimaksud adalah seorang
wirausaha harus bisa membaca kebutuhan atau peluang yang diciptakan oleh pasar.
32
7. Orientasi masa depan, rencana masa depan seharusnya sudah dimiliki oleh seorang wirausaha untuk mempermudah menentukan target yang
harus di capai dalam beberapa waktu sehingga semangat yang dimiliki tidak habis karena selalu ada rencana selanjutnya yang dimiliki.
8. Keterampilan dalam pengorganisasian, ketrampilan ini harus dimiliki oleh wirausaha karena ktika usaha yang dirintis sukses maka orang tersebut harus memanajemen beberapa pegawai untuk membantu
mengembangkan usahanya
9. Sikap terhadap uang, sikap menghargai uang juga merupakan sikap
yang harus dimiliki oleh wirausahawan karena dalam hal ini wirausahawan adalah satu-satunya yang bisa mengendalikan dan membawa sukses atau tidaknya suatu bisnis.
Ada beberapa penentuan potensi kewirausahaan diantaranya:
1. Kemampuan inovatif
2. Toleransi terhadap kemenduan(ambiguity) 3. Keinginan untuk berprestasi
4. Kemampuan perencanaan relistis
5. Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan
6. Obyektivitas
33
9. Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator wirausaha.30
D. Peningkatan Kesejahteraan
Kesejahteraan bermakna sangat luas dan juga bersifat relative, karena ukuran kesejahteraan bagi seseorang dapat berbeda satu dengan yang
lainnya. Manusia pada dasarnya adalah makshluk yang tidak pernah merasa puas, karena itu kesejahteraan akan terus dikejar tanpa batas.
Dalam pengertian ekonomi tingkat kesejahteraan itu dapat ditandai
dengan tinggi rendahnya pendapatan riil. Apabila pendapatan riil meningkat, maka kesejahteraan ekonomi seseorang atau masyarakat meningkat pula.31
E. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Program Nasinonal Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri adalah program nasional pemerintah dalam wujud kerangka sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program- program penanggulangan kemiskinan
berbasis pemberdayaan masyarakat. Program PNPM Mandiri di Indonesia terdiri dari:
1. PNPM Mandiri Perdesaan
2. PNPM Perdesaan R2PN (Pulau Nias) 3. PNPM Mandiri Agribisnis
4. PNPM Generasi Sehat dan Cerdas 5. PNPM Lingkungan Mandiri Perdesaan
30
Masykur Wiratmo,Pengantar Kewiraswastaan,(Yogyakarta: BPFE, 1996) 2- 6
31
34
6. Program Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif 7. PNPM Mandiri Respek bagi masyarakat Papua
8. PNPM Mandiri Perkotaan
9. PNPM Mandiri Infrastruktur Perdesaan
10. Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah 11. Program Penyedian Air Minum Berbasis Masyarakat 12. PNPM Mandiri Daerah Tertinggal Dan Khusus
13. PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan 14. PNPM Mandiri Pariwisata
15. PNPM Mandiri Perumahan Dan Pemukiman
Pelaksanaan program penanggulanan kemiskinan yang dilakukan sejak tahun 1998 sampai saat ini, secara umum mampu menurunkan
angka kemiskinan Indonesia yang berjumlah 47,97 Juta atau sekitar 23,43 % pada tahun 1999 menjadi 30,02 Juta atau sekitar 12,49 % pada tahun 2011. Berdasarkan Worldfactbook, BPS, dan World Bank, di tingkat dunia
penurunan jumlah penduduk miskin di Indonesia termasuk yang tercepat dibandingkan negara lainnya. Tercatat pada rentang tahun 2005 sampai
2009 Indonesia mampu menurunkan laju rata-rata penurunan jumlah penduduk miskin per tahun sebesar 0,8%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian negara lain misalnya Kamboja, Thailand, Cina, dan
Brasil yang hanya berada di kisaran 0,1% per tahun.
Pemerintah saat ini memiliki berbagai program penanggulangan
kemiskinan yang terintegrasi mulai dari program penanggulangan kemiskinan berbasis bantuan sosial, program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat serta program penanggulangan
35
Untuk meningkatkan efektifitas upaya penanggulangan kemiskinan, Presiden telah mengeluarkan Perpres No. 15 Tahun 2010 tentang
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan hingga 8 % sampai 10 % pada
akhir tahun 2014.
Terdapat empat strategi dasar yang telah ditetapkan dalam melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan, yaitu:
a) Menyempurnakan program perlindungan sosial
b) Peningkatan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar
c) Pemberdayaan masyarakat, dan d) Pembangunan yang inklusif
Terkait dengan strategi tersebut diatas, Pemerintah telah menetapkan
instrumen penanggulanang kemiskinan yang dibagi berdasarkan empat klaster, masing-masing:
a. Klaster I - Program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga
b. Klaster II – Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat
c. Klaster III – Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro dan Kecil32
32
36
Pada PNPM Mandiri perkotaan Kecamatan Krian dana yang di dapatkan bersumber dari dana APBN dan APBD porsi dari
masing-masing anggran yaitu dana APBN sebesar 90% dan dana APBD 10% dari seluruh biaya. Pembagian prosentase nominal setiap desa bebeda
beda dan hal ini diukur dari luas wilayah desa, jumlah penduduk dan jumlah masyarakat miskin di masing- masing desa. Sedangkan prosentase penggunaan dana untuk masing- masing bidang pada setiap
desa juga berbeda- beda tergantung dari kebutuhan desa tersebut namun ukuran yang di tetapkan oleh pemerintah yaitu:
1. Bidang Lingkungan sebesar 70%, pada bidang lingkungan dana dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur desa baik saran
prasarana umum maupun pembangunan sarana prasarana untuk masyarakat menengah kebawah.33
2. Bidang Ekonomi sebesar 20%, pada bidang ekonomi dana dimanfaatkan untuk modal peminjaman bergulir khusus masyarakat menengah kebawah yang mempunyai usaha.34
3. Bidang Sosial sebesar 10%, pada bidang ini dana dimanfaatkan untuk kegiatan sosial seperti memberikan biaya pendidikan kepada
masyarakat miskin, bantuan sembako untuk warga miskin yang
33
Budi Yuwono,Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaaan, (Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum, 2012) 24
34
37
janda atau lansia, dan juga dimanfaatkan untuk biaya pelatihan untuk masyarakat menengah kebawah.35
35
Bab III
DATA PENELITIAN
A. Gambaran Umum PNPM Mandiri Perkotaan
1. Sejarah PNPM Mandiri Perkotaan di Kecamatan Krian
Salah satu permasalahan pemerintah yang sangat mendesak saat ini adalah masalah kemiskinan yang harus segera diatasi dan salah
satu program pemerintah untuk mengatasi kemiskinan adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri. Program ini
adalah program pemerintah megatasi kemiskinan dengan cara memberdayakan masyarakat agar masyarakat bisa mengentaskan kemiskinan secara mandiri. Program ini di laksanakan di seluruh
Indonesia dimulai pada tahun 2004.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri pada Kecamatan Krian sendiri dimulai pada awal tahun 2009. Pada
tahun pertama kegiatan PNPM Mandiri ini adalah sosialisasi kepada masyarakat dan membentuk kepengurusan di tingkat desa. Setelah
proses sosialisasi pada bulan Desember 2009 dana dari pemeritah untuk kegiatan PNPM Mandiri sudah mulai dicairkan.
Pada awal 2010 dana sudah bisa digunakan oleh LKM dengan
39
tahun pertama berjalan fasilitator atau pendamping kegiatan bias memantau keberhasilan di setiap desa dilihat dari aktifnya para
relawan dan juga laba yang diperoleh pada setiap desa.35
Dari tahun ke tahun kegiatan dari PNPM Mandiri berjalan dengan
pesat meskipun ada beberapa desa yang mengalami masa sulit seperti di desa Jeruk Gamping yang keuangan dan kegiatannya macet dari awal tahun keuangan dari desa ini tidak bisa dikontrol penggunaanya
sehingga dana yang dicairkan dari pusat tidak bisa kembali sama sekali dan mengalami kerugian yang cukup besar, dari kejadian
tersebut maka seluruh kegiatan tidak bisa berjalan baik itu pembangunan infrastruktur maupun kegiatan sosial .
Desa yang mengalami hambatan juga di alami oleh desa Tambak
Kemerakan dimana pada desa tersebut dana tidak bisa dicairkan sehingga mengendap pada rekening relawan, dana yang tidak bisa
dicairkan karena terkendala oleh prosedur yang tidak bisa di lewati oleh pengurus sehingga tidak bisa mencairkan dana yang sudah diperoleh. Namun pada satu tahun teakhir dana sudah bisa dicairkan
kembali sehingga kegiatan bisa beralan dan memperoleh laba yang tinggi dalam waktu satu tahun.
35
40
2. Visi danMisi PNPM Mandiri
• Visi : Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja
masyarakat miskin secara mandiri
• Misi : Membantu masyarakat miskin perkotaan dikelurahan/
desa peserta program mendapatkan manfaat dari peningkatan kondisi lingkungan dan tata
kepemerintahan yang baik.36
3. Dasar Hukum PNPM Mandiri
Yang menjadi dasar hukum PNPM MP sebagaimana menjadi dasar hukum PNPM Mandiri adalah Peraturan Presiden Nomor 15
Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan dan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program
Pembanguanan yang Berkeadilan.37
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PNPM Mandiri pada tingkat kecamatan tidak ada namun hanya ada satu forum yang membawahi dua kelompok
besar PNPM Mandiri Perkotaan yang terdiri dari 22 desa forum tersebut yaitu FKA-BKM (Forum Komunikasi Antar Badan Keswadayaan Masyarakat). Dua kelompok besar masing masing
36
Budi Yuwono,Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaaan, (Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum, 2012) 13
37
41
mempunyai anggota sebelas desa dua kelompok tersebut adalah kelompok 130 dan 131, pada kelompok 131 terdiri dari Desa Krian,
Tambak Kemerakan, Sidomojo, Tempel, Sidomulyo, Kemasan, Ponokawan, Jeruk Gamping, Katerungan, dan Desa Keraton.
Sedangkan pada kelompok 130 terdiri dari Desa Keboharan, Watugolong, Barengkerajan, Terungkulon, Terungwetan, Sidorejo, Jatikalang, Junwangi, Terik, Gamping, dan Desa Tropodo.
Sumber : Hasil wawancara, 2016
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Tingkat Kecamatan
Pada tingkat desa ada BKM/ LKM yang mengelolah seluruh kegiatan di tingkat desa, struktur organisasi pada setiap terdiri dari
badan pengawas LKM, sekretaris LKM yang bertugas membawahi
FKA-BKM
(Forum Komunikasi Antar Badan Keswadayaan
Masyarakat)
Anggota
Kelompok 130
42
atau memimpin UPK, UPL dan UPS. LKM merupakan Lembaga Keswadaya Masyarakat yang berada dibawah naungan atau mendapat
lindungan dari Kepala Desa.
Sumber : Wawancara dengan Fasilitator Lapangan
Gambar 3.2
Struktur Organisasi Tingkat Desa
Keterangan :
LKM: Lembaga Keswadaya Masyarakat
UPK: Unit Pengelola Keuangan
UPL: Unit Pengelola Lingkungan
LKM
(Lembaga Keswadayaan Masyarakat)
Badan Pengawasan LKM Sekertariat LKM
43
UPS: Unit Pengelola Sosial38
Berdasarkan gambar diatas dijelaskan bahwa didalam organisasi PNPM
Mandiri status dari badan pengawas LKM dan Sekertariat LKM disamakan karena pada dasarnya tidak ada sistem kepemimpinan didalam organisasi PNPM Mandiri sehingga ststus semua anggota sama yaitu sebagai relawan namun pemegang
keputusan tetap berada pada koordinator relawan.
5. Program Kegiatan PNPM Mandiri
Program PNPM Mandiri terbagi menjadi tiga kelompok atau tiga bidang masing- masing bidang di bawahi oleh 1 hingga dua fasilitator 3 bidang tersebut yaitu
a. Bidang lingkungan
Kegiatan dari bidang lingkungan ini diantaranya yaitu pembangunan
infrastruktur atau sarana prasarana pada desa yang membutuhkan bantuan, pembangunan ini untuk sarana dan prasarana umum juga diperuntukkan bagi masyarakat miskin. Kegiatan yang telah dilakukan oleh Unit Pelaksana
Lingkungan antara lain yaitu pembangunan jalan desa yang rusak, membangun toilet umum di perkampungan kumuh, membuat tempat sampah
umum yang dikelolah bersama oleh masyarakat dan lain sebagainya.
Pembangunan yang di laksanakan oleh PNPM Mandiri ini atas usulan dari masyarakat dan persetujuan dari perangkat desa sehingga bantuan berupa
38
44
pembangunan lingkungan sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara umum dan secara keseluruhan .39
b. Bidang ekonomi
Kegiatan pada bidang ekonomi ini yaitu pinjaman ringan untuk
keluarga miskin tanpa agunan yang di terapkan dengan system tanggug renteng dan berkelompok, pada kegiatan ekonomi ini pengurus yang ditunjuk juga merupakan anggota dari kelompok peminjam. Seluruh pengurus dari
kegiatan pinjaman tanggung renteng ini harus transparan dan terbuka mengenai pengelolaan keuangan yang berjalan pada semua kelompok.
Sistem tanggung renteng pada pengelolan dibidang keuangan ini yaitu pada satu kelompok peminjam terdiri dari 10 orang apabila salah satu dari mereka tidak bias meluasi pinjamannya maka secara otomatis anggota lain
menutupi kekurangan dari anggota tersebut agar lunas. Anggota yang mendaftar masuk kelompok peminjam diprioritaskan masyarakat yang
mempunyai usaha ekonomi produktif, hal tersebut dilakukan karena dengan memberikan pinjaman kepada masyarakat yang mempunyai usaha maka usaha tersebut bisa berkembang dan akan memberikan dampak ekonomi
postif bagi keluarga.40 c. Bidang sosial
39
Yuwono, Budi,Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaaan, (Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum, 2012), 24
40
45
Kegiatan pada bidang social ini yaitu bantuan pendidikan kepada anak- anak dari keluarga miskin, bantuan sembako kepada masyarakat miskin
dan pelatihan kewirausahaan kepada masyarakat menengah kebawah. Pelatihan untuk masyarakat menengah kebawah di adakan supaya masyarakat
menengah kebawah yang berpenghasilan rendah bisa memperoleh penghasilan tambahan dan kreatifitas tambahan.
Masyarakat yang menerima bantuan dari program sosial diharapkan
bisa menjadikan kegiatan berkelanjutan baik dilakukan secara kelompok maupun secara mandiri. Masyarakat yang sudah menerima bantuan berupa
pelatihan ditujukan atau diprioritaskan bagi masyarakat yang memiliki rencana pengembangan usaha yang jelas sehingga bisa menjadi kegiatan yang berkelanjutan dan memberikan dampak ekonomi yang positif .41
B. Implementasi Program Pelatihan
1. Tujuan kegiatan program pelatihan
Tujuan dari kegiatan pelatihan ini diantaranya yaitu memberikan bekal kepada masyarakat menengah kebawah berupa ketrampilan
sehingga masyarakat bisa membuka usaha secara mandiri ataupun berkelompok dan bisa menambah pendapatan masyarakat, menurut ibu
Diana pendamping dari kegiatan di bidang sosial ini menyatakan apabila seseorang mempunyai ketrampilan khusus maka orang tersebut akan memiliki keinginan untuk membuka usaha mandiri sehingga 41
46
masyarakat menengah kebawah mempunyai tambahan penghasilan untuk mensejahterakan kehidupannya.42
2. Dasar–dasar kegiatan program pelatihan
Dasar diadakan kegiatan pelatihan ini adalah permintaan dari
masyarakat menengah kebawah yang membutuhkan ketrampilan untuk membuka usaha sendiri, sehingga dari usulan masyarakat itulah Unit Pelaksana Sosial dari PNPM Mandiri mengadakan pelatihan
kewirausahaan .Jenis pelatihan yang di adakan setiap desa berbeda beda karena sesuai dengan usulan dan kebutuhan dari masyarakat atau
peserta kegiatan pelatihan kewirausahaan.43
Ibu Fauziyah yang merupakan salah satu relawan dari kegiatan pelatihan mengungkapkan bahwa beliau biasanya menampung ide
masyarakat pelatihan apa yang mereka inginkan untuk membuka usaha baru setelah banyak ide tersampaikan ibu Fauziyah menawarkan
kembali kepada masyarakat ide- ide yang telah di tampungnya untuk kemudian di laksanakan pelatihan tersebut dengan jumlah peserta maksimal 10 orang, peserta yang dipilih merupakan masyarakat
menengah kebawah dan belum mempunyai keahlian khusus untuk membuka usaha secara mandiri.44
42
Wawancara dengan Diana sebagai Fasilitator Lapangan
43
Wawancara dengan Parulina sebagai Fasilitator Lapangan
44
47
3. Manfaat pelatihan untuk peserta pelatihan
Dari kegiatan pelatihan yang dilaksanakan untuk masyarakat
menengah kebawah ada beberapa manfaat yang bisa di peroleh baik manfaat secara langsung maupun tidak, manfaat tersebut diantaranya:
1. Memperoleh ilmu ketrampilan baru 2. Memperoleh ilmu tentang kepemimpinan 3. Memperoleh relasi dan jaringan baru
4. Memperoleh motivasi untuk berwirausaha dll45
4. Peran Pelatihan hardskill dan ssoftskill PNPM Mandiri terhadap
keputusan masyarakat berwirausaha
Menurut ibu Andri yang mengikuti pelatihan pembuatan cairan
pembersih rumah tangga menyampaikan bahwa
“Nah kalau yang pembersih lantai diproduksi secara kelompok dan hasilnya juga dikelola oleh kelompok, sebelumnya sudah punya usaha warung kecil jadi setelah mengikuti pelatihan membuat cairan pembersih jadi punya usaha lain meskipun dikelolah oleh kelompok tapi kan jadi menambah relasi”.46
Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu Lilis yang mengikuti pelatihan membuat kerupuk ikan tengiri,
“setelah pelatihan banyak yang pengen coba buat sendiri tapi ternyata bahan buat ikan tengiri susah dicari jadi kami sekelompok sepakat untuk menerima pesanan secara khusus saja dengan harga sesuai harga bahan baku. Untuk pembuatan kerajinan dari kain flannel peserta hanya menerapkan dirumah
45
Wawancara pribadi dengan Ibu Tin peserta pelatihan
46
48
saja nggak dipasarkan dulu, jadi mereka menghias peralatan rumah tangga mereka sendiri.”47
Namun pada kelompok pelatihan yang di panitiai oleh ibu Fauziyah berbeda, beliau menyebutkan bahwa
“Respon masyarakat ya macem macem tapi sebagian besar senang ada pelatihan ini, banyak yang membuka usaha setelah pelatihan ini meskipun nggak seluruhnya biasanya yang buka usaha langsung minta di latih lagi ke pelatihnya seperti tata rias nggak bisa hanya sekali tata muka jadi ada yang melanjutkan ikut kursus. Kalau hasil dari altihan merajut ada yang buka usaha rajut tas, ompet dan menerima pesanan, hasil dari pelatihan memasak jadi banyak yang buka catering dan menerima pesanan kue dan lainnya.”48
Pada kelompok swadaya masyarakat Oryza Sativa, salah satu
anggota yang biasa di sapa bu Tin berpendapat bahwa
“pelatihan yang diadakan memberikan dampak positif
kepada kelompoknya karena sebagian besar peserta yang mengikuti pelatihan sudah membuka usaha mandiri seperti membuka catering, menerima pesananan kue basah , dan ada pula yang membuka warung kecil karena pada kelompok ini masyarakat mengusulkan untuk diadakan pelatihan memasak maka pelatihan yang diadakan yaitu pelatihan memasak.”49
Selain pelatihan memasak kelompok ini juga menerima pelatihan membuat cairan pembersih untuk rumah tangga, namun peserta
pelatihan tidak banyak yang berminat mempraktikkannya dirumah sehingga hanya ada satu orang saja yang membuka usaha ini yaitu
tante Nunuk yang juga salah satu relawan di kelompok tersebut, beliau membuat cairan pembersih rumah tangga sendiri dirumahnya dan
47
Wawancara pribadi dengan ibu Lilis peserta pelatihan
48
Wawancara dengan ibu Lilin peserta pelatihan
49
49
menjual hasil tersebut di toko- toko terdekat. Tante Nunuk menyebutkan bahwa
“hasil yang didapatkan dari penjualan tersebut cukup
menguntungkan meskipun dari sisi penjualan yang lambat karena kurangnya promosi yang bisa tante nunuk lakukan, dari hasil pelatihan ini meskipun tidak bisa mendaptkan hasil setidaknya peserta pelatihan bisa membuat dirumah untuk di manfaatkan sendiri karena bisa menghemat pengeluaran jika mereka mau ungkap tante nunuk.50
Dari wawancara dengan ibu Anisah yang merupakan peserta pelatihan
memasak pada kelompok Oryza Sativa mengungkapkan“setelah
mengikuti pelatihan awalnya saya mencoba sendiri dirumah menggunakan perlatan pribadi saya karena cukup sukses akhirnya saya memberanikan
diri untuk mnerima pesanan kue basah.”51
Ibu Darmi yang berusia 51 tahun juga memberikan keterangan bahwa
setelah beliau mengikuti pelatihan memasak beliau membuka usaha catering, ibu Darmi yang biasanya hanya membantu memasak dari rumah ke rumah menjadi berani membuka usaha mandiri berupa catering. Beliau
mengungkapkan
“saya menerima catering untuk acara- acara dan juga membuak warung kecil didepan rumah, ibu yang awalnya jadi tukang masak dari rumah kerumah berani memulai degan membuat warung kecil dan akhirnya menerima pesanan.52
Ibu Nurul yang mengikuti pelatihan Tata Rias mengungkapkan setelah
beliau mengikuti pelatihan tersebut bu Nurul melanjutkan kursus untuk
50
Wawancara pribadi dengan Nunuk sebagai relawan masyarakat
51
Wawancara dengan ibu Anisah sebagai peserta pelatihan
52
50
memperdalam pelatihan yang telah diberikan sebelumnya, seperti ungkapan ibu Nurul .
” Setelah ikut pelatihan ini saya mengikuti kursus dengan
pelatih yang sama karena saya sangat tertarik dengan pelatihan ini. Saya mempunyai salon rias pengantin, meskipun dana yang dibutuhkan cukup banyak tetapi setelah ikut pelatihan tersebut saya sangat ingin membuka usaha ini sendiri”
.
5. Peran Pelatihan hadskill dan softskill PNPM Mandiri terhadap
peningkatan kesejahteraan masyarakat
Peningkatan kesejahteraan adalah tujuan dari adanya pelatihan yang diadakan oleh PNPM Mandiri ini, dari hasil wawancara yang dilakukan peseta pelatihan memperoleh peningkatan kesejahteraan
seperti hasil wawancara dengan beberapa narasumber.
Dimulai dari pendapat ibu Andri, menurut beliau
“Setelah punya usaha jadi punya penghasilan sendiri dan
punya kegiatan setelah pekeraan rumah selesai, hasilnya bisa dipakai untuk tambahan kebutuhan sehari hari jadi nggak mengandalkan gaji suami. Hasilnya memang tidak seberapa tapi lumayan buat tambahan memenuhi kehidupan sehari hari, bisa ngasih uang saku tambahan buat anak juga.53
Hal yang sama juga diungkapkan ibu Lilis menurut beliau
“Karena usahanya kelompok jadi punya teman buat
berwiausaha teman sharing usaha juga, hasilnya karena usaha bersama jadi hasilnya ditabung bersama buat modal selanjutnya. Hasilnya masih belum teralalu banyak jadi selama punya usaha masih belum merasakan hasilnya.54
53
Wawancara dengan Ibu Andri peserta pelatihan
54