i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI AKHLAK TERPUJI DENGAN MENGGUNAKAN
METODE ACTIVE SELF –ASSESSMENT
PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Oleh
NANA MIFTAHUL HASANAH
11114069
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI AKHLAK TERPUJI DENGAN MENGGUNAKAN
METODE ACTIVE SELF –ASSESSMENT
PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Oleh
NANA MIFTAHUL HASANAH
11114069
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
vii
“BARANG
SIAPA YANG MENAPAKI SUATU JALAN
DALAM RANGKA MENUNTUT ILMU MAKA,
ALLAH AKAN MEMUDAHKAN BAGINYA
JALAN KE
SURGA”
viii
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
1. Kedua orang tuaku tersayang Bapak Katno & Ibu Wahyuni yang telah
membesarkanku dengan penuh cinta dan kesabaran serta menjadi motivasi
dalam setiap langkah hidupku.
2. Adikku tersayang Luthfi Miftahul Falaq dan Gesti Swastika yang selalu
memberikan doa dan motivasi kepada penulis untuk kesuksesan penulis.
3. Kepada keluarga besar yayasan An-nida dan seluruh santri Pondok
Pesantren An-Nida terimakasih atas semangat dan motivasinya dalam
membantu saya menyelesaikan skripsi.
4. Kepada Sahabat-sahabatku Mustaqimah, Dewi Mutiah, Puji Nurhidayah.
Anis Amalia Ulfa, dan terutama Trisna Widiyawati sukses untuk kita
semua.
5. Kepada teman-teman seperjuangan angkatan tahun 2014 terimakasih
untuk semangat dan motivasi yang telah diberikan. Sukses buat
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikumWr. Wb
Alhamdulillairabbil‟alamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT atas limpahan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada uswah khasanah kita
Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di Yaumul Akhir. Aamiin.
Dengan penuh rasa syukur penulis panjatkan, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI AKHLAK TERPUJI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE ACTIVE SELF –ASSESSMENT PADA SISWA
KELAS VII SMP NEGERI 8 SALATIGA TAHUNPELAJARAN 2017/2018”
Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana
progam studi Pendidikan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Institut
Agama Islam Negeri (IAIN).
Dalam menyusun skripsi ini penulis telah menerima bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M, Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
x
4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Selaku dosen pembimbing yang telah
mengarahkan, membimbing dan meluangkan waktunya dalam penulisan
skripsi ini.
5. Bapak Dra. Nasafi, M. Pd. Selaku dosen pembimbing akademik (PA). Terimakasih atas bimbingannya selama empat tahun membimbing penulis.
6. Segenap dosen pengajar di lingkungan IAIN Salatiga, yang telah
membekali pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
7. Kepada kedua orang tua penulis bapak Katno dan Ibu Wahyuni
terimakasih atas segala motivasi, dukungan, dan do‟a restu kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
8. Adikku tersayang Luthfi Miftahul Falaq dan Gesti Swastika yang selalu
memberikan doa dan motivasi kepada penulis untuk kesuksesan penulis
9. Kepada kepala sekolah SMP N 8 Salatiga yang telah memberikan ijin bagi
penulis untuk melaksanakan penelitian, dan kepada Ibu Tri Hariyastuti S.
Ag selaku pamong penulis yang selalu mengarahkan.
10.Seluruh santriwan-santriwati Pondok Pesantren An-Nida terimakasih
untuk motivasi dan semangatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
11.Sahabat-sahabat penulis yang selalu memberikan semangat dan motivasi
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
12.Teman-teman satu angkatan tahun 2014 yang telah memberikan semangat
xii ABSTRAK
Hasanah, Nana Miftahul. 2018. PENINGKATAN HASIL BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI AKHLAK TERPUJI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVE SELF –ASSESSMENT PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Kata Kunci :Hasil Belajar, active self –assessment, Akhlaq terpuji
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PAI materi akhlaq terpuji melalui metode pembelajaran active self –assessment pada siswa kelas VII SMP Negeri 8 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018. Subyek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran pendidikan agama Islam dan siswa kelas VII D SMP Negeri 8 Salatiga yang terdiri dari 29 siswa yaitu 19 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus yang setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang masing-masing terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan cara membandingkan pencapaian nilai hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN BERLOGO ... ii
HALAMAN SAMPUL ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
DEKLARASI ... vi
MOTTO... v
PERSEMBAHAN ...viii
KATA PENGANTAR ... ix
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. ...1
Rumusan Masalah. ...3
Tujuan Penelitian. ...3
Kegunaan Penelitian. ...4
Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan. ...4
Definisi Operasional. ...5
Metode Penelitian. ...6
xiv
2. Subjek Penelitian. ... 7
3. Langkah-langkah Penelitian. ...7
4.Teknik Pengumpulan Data . ...10
5. Instrumen Penelitian. ...11
6. Analisis Data. ...11
H. Sistematika Penulisan ...12
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian teori...14
B. Pengertian Belajar. ...14
a. Belajar. ...14
b. TujuanBelajar. ...15
c. Prinsip-prinsip Belajar. ...16
d. Hasil Belajar. ...17
e. Macam-macam Hasil belajar...19
f. Faktor-faktor Belajar. ...21
g. Penilaian Hasil Belajar. ...25
1. Metode Active Self –Assessment. ... 28
a. Pengertian Metode Active Self –Assessment. ...28
b. Langkah-langkah Metode Active Self –Assessment. ...29
2. Pendidikan Agama Islam...30
a. Pengertian Pendidikan agama Islam...30
b. Dasar Pendidikan Agama Islam...32
xv
d. Fungsi Pendidikan Agama Islam...34
3. Tinjauan Materi Akhlak Terpuji. ... 36
a. Pengertian Akhlak Terpuji. ... 36
b. Macam-macam Akhlak Terpuji. ... 37
c. Perilaku Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf. ... 38
4. Penerapan Metode Pembelajaran Active Self-assessment dalam Proses Belajar Mengajar Materi Akhlak Terpuji. ... 39
C. Kajian Pustaka. ... 40
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah. ... 43
1. Identitas Penelitian...43
2. Visi dan Misi SMP N 8 Salatiga. ... 43
3. Tenaga Pendidik. ... 44
4. Fasilitas Pendidikan ... .47
B. Subjek Penelitian. ... 49
C. Pelaksanaan Penelitian. ... 51
D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian. ... 51
1. Deskripsi Pra Siklus. ... 52
2. Deskripsi Siklus 1. ... 53
3. Deskripsi Siklus 2. ... 58
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian...63
1. Siklus 1...63
xvi
B. Pembahasan...74
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN...79
B. SARAN...79
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Guru Pendididik SMP Negeri 8 Salatiga. ... 47
Tabel 3.2 Data Sarana dan Prasarana SMP Negeri Salatiga. ... 48
Tabel 3.3 Data Siswa Kelas VII D SMP Negeri 8 Salatiga. ... 50
Tabel 3.4 Data Hasil Belajar Siswa Pra Siklus. ... 52
Tabel 4.1 Data hasil belajar siswa siklus I. ... 64
Tabel 4.2 Observasi Guru Siklus 1. ... 66
Tabel 4.3 Observasi Siswa Siklus 1 ... .68
Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II. ... 70
Tabel 4.5 Observasi Guru Siklus 1I. ... 71
Tabel 4.6 Observasi Siswa Siklus 1I. ... 74
Tabel 4.7 Hasil Rekapitulasi Nilai Pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus II……..76
xviii
DAFTAR DIAGRAM
xix
DAFTAR GAMBAR
xx
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Dokumentasi Kegiatan
3. Soal Siklus 1
4. Kunci Jawaban Siklus 1
5. Lembar Jawab Siswa Soal Siklus 1
6. Soal Siklus 2
7. Kunci Jawaban Siklus 2
8. Lembar Jawab Siswa Soal Siklus 2
9. Lembar Observasi Guru Siklus 1
10.Lembar Observasi Guru Siklus 2
11.Lembar Observasi Siswa Siklus 1
12.Lembar Observasi Siswa Siklus 2
13.Materi Pembelajaran
14.Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi
15.Surat Ijin Penelitian
16.Surat bukti penelitian
17.Lembar Konsultasi Skripsi
18.SKK
19.Daftar Riwayat Hidup
1 BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Belajar merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh manusia, karena
belajar merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia. Ketika
dari lahir sampai usia berakhir dari hal yang sangat mudah sampai susah
tentunya memerlukan pembelajaran. Dalam realita kehidupan, seorang bayi
perlu belajar untuk dapat makan, seorang anak belajar mengenal huruf dari
belajar, maka di mulai dari kecil sampai akhir proses pembelajaran akan terus
berkelanjutan. Proses belajar tidak bisa dilakukan secara sendiri, maka dari
itu diperlukan proses belajar mengajar.
Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu
organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan
mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan di mana terjadi interaksi
antara guru dengan siswa (Susanto, 2013:2). Belajar dimaknai sebagai suatu
proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan,
kebiasaan, dan tinggkah laku. Bahwa belajar sebagai upaya memperoleh
pengetahuan atau ketrampilan melalui instruksi. Yang dimaksud intruksi
adalah perintah atau arahan dan bimbingan dari seorang pendidik atau guru.
Berdasarkan nilai rata-rata ulangan harian mata pelajaran PAI di SMP
Negeri 8 Salatiga menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa banyak yang
2
yaitu 75. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu dari siswa maupun
guru itu sendiri. Dilihat dari faktor siswa, siswa memiliki hasil belajar yang
rendah karena kurangnya minat untuk belajar PAI, kurangnya antusias siswa
dalam mengikuti pembelajaran, rendahnya minat baca siswa terhadap materi
pembelajaran, ditambah di era sekarang ini yang mana teknologi sudah sangat
modern siswa-siswi lebih memilih bermain gadget ataupun bermain internet
sehingga minat baca terhadap meteri pembelajaran itu terkalahkan dengan
bermain android dan lain sebagainya.
Dilihat dari aspek guru, selama ini dalam pembelajaran guru hanya
menggunakan metode konvensional seperti ceramah sehingga siswa kurang
tertarik terhadap proses pembelajaran. Selain itu guru juga kurang
memanfaatkan media yang dapat menarik perhatian siswa. Proses
pembelajaran yang kurang baik dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, bila
guru hanya menggunakan metode yang monoton, menggunakan pendekatan
yang kurang tepat maka siswa akan merasa bosan dan enggan mengikuti
pelajaran, siswa tidak dapat belajar aktif dan hanya pasif saja sehingga
memberikan dampak yang kurang baik terhadap hasil belajar siswa.
Untuk memperbaiki kasus tersebut penulis menerapkan metode
pembelajaran yang akan digunakan yaitu metode active self –assessment.
Dengan penggunaan metode ini maka diharapkan dapat menarik perhatian
siswa terhadap proses pembalajaran PAI sehingga dapat meningkatkan hasil
3
Metode active self –assessment sangat bagus ketika diterapkan dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam, karena metode itu merupakan
penilaian diri sendiri bagi siswa, sehingga pesera didik dapat mengukur
dirinya, apakah sudah paham atau belum. Kalau belum paham maka siswa
akan berfikir ulang bagaimana caranya bisa cepat paham.
Dari permasalahan, maka penulis meneliti tentang “PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI AKHLAK
TERPUJI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVE
SELF-ASSESSMENT PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018”.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka rumusan
masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apakah metode active
self-assessment dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam materi
akhlak terpuji kelas VII SMP NEGERI 8 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018.
C.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah apakah metode
active self-assessment dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan agama
Islam materi akhlak terpuji kelas VII SMP NEGERI 8 Salatiga Tahun
4 D.Kegunaan Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Melalui penelitian ini peneliti ingin mengaji sebuah teori tentang konsep pembelajaran yang mudah dan menyenangkan. Kemudian hasil
penelitian ini diharapkan menjadi informasi dan bahan pertimbangan
untuk melaksanakan pembelajaran pendidikan agama Islam.
b. Secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi pada strategi berupa
pergeseran dari paradigma mengajar menuju ke paradigma belajar yang
mementingkan pada proses untuk mencapai hasil.
2. Manfaat praktis
a. Sebagai masukan dalam meningkatkan mutu pembelajaran di kelas yang
aktif, kreatif dan menyenangkan.
b. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga lebih semangat dalam
melaksanakan pembelajaran.
c. Sebagai masukan dan sumbangan yang baik pada sekolah dalam rangka
memperbaiki sistem pembelajaran serta meningkatkan mutu pendidikan
sehingga dapat mengantarkan peserta didik ke arah yang diharapkan.
E. HIPOTESIS TINDAKAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN 1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara dan bersifat teoritis. Dalam metode pembelajaran penelitian, hipotesis adalah alat yang
mempunyai kekuatan dalam proses inkuiri. Karena hipotesis dapat
5
fakta (Sukardi, 2011:41), hipotesis dalam pernyataan diatas adalah:” ada peningkatan hasil belajar pendidikan agama Islam materi akhlak terpuji
dengan menggunakan metode active self-assessment pada siswa kelas VII
SMP Negeri 8 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018.
2. Indikator Keberhasilan
Adapun indikator yang dirumus peneliti adalah sebagai berikut:
a. Siswa secara individu memperoleh nilai 75.
b. Siklus akan berhenti apabila nilai siswa mencapai KKM yang telah
ditentukan dan mencapai ketuntasan siswa secara klasikal yaitu 85%.
F. DEFINISI OPERASIONAL 1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah prestasi belajar peserta didik secara
keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat
perubahan perilaku yang bersangkutan (Mulyasa, 2009: 248). Jadi siswa
harus mencapai kriteria ketuntasan maksimum agar bisa menentukan
kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Oleh sebab itu peneliti melakukan
beberapa siklus agar mendapatkan hasil yang baik.
2. Metode active self-assessment
Active self-assessment (penilaian diri secara aktif) adalah menilai
peserta didik dengan cara melibatkan mereka dalam membuat penilaian
tentang belajar mereka sendiri, hasil dari pembelajaran mereka.
Self-assessment memberikan kontribusi pada proses belajar peserta didik
6
target belajar yang telah ditentukan. Disamping itu Self-assessment juga
dapat dipergunakan untuk melakukan perbaikan terhadap kompetensi
peserta didik yang diketahui belum mencapai hasil seperti yang diharapkan
selama proses belajar berlangsung. Hasil Self-assessment juga bisa dipakai
untuk menentukan hasil akhir dari peserta didik (Komalasari, 2010:78).
Jadi yang dimaksud dengan judul skripsi ini adalah agar dapat
meningkatkan hasil siswa lebih meningkat dan siswa akan lebih mudah
lagi untuk fokus terhadap pelajar.
G. METODE PENELITIAN 1. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang diterapkan peneliti adalah
penelitian tindakan kelas. Prosedur dan langkah-langkah penelitian
mengikuti prinsip dan dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan
kelas. Karena penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan (action
research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktek
pembelajaran di kelas (Arikunto, 2006:58).
Jenis penelitian yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini
adalah penelitian tindakan kelas, guna mencari pemecahan masalah yang
ditemui dalam kelas. Penelitian tindakan kelas akan dilaksanakan dengan
dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahapan-tahapan yaitu
7 2. Subjek Penelitian
a. Subjek
Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas VII
SMP N 8 Salatiga dengan jumlah 29 siswa laki-laki dan perempuan,
sementara kolaboratornya adalah ibu Tri Hariyastuti S. Pd.
b. Lokasi
Lokasi dalam penelitian ini adalah SMP N 8 SALATIGA Jalan Argo
Tunggal, Sidorejo Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Provinsi
Jawa Tengah.
c. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2017/2018.
3. Langkah-Langkah Penelitian
Menurut Arikunto dkk (2014: 16), tahap-tahap dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting yaitu:
8
Gambar 1.1 Tahapan-tahapan pelaksanaan PTK (Arikunto 2014: 16).
a. Tahap Perencanaan
Dalam penelitian kelas ini kegiatan perencanaan yang dilakukan
meliputi:
Perencanaan
Refleksi
Pengamatan
Pelaksanaan Siklus1
Perencanaan
Refleksi Siklus 2 Pelaksanaan
Pengamatan
9
1) Membuat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
2) Mempersiapkan fasilitas-fasilitas dan sarana pendukung yang
diperlukan di dalam kelas.
3) Mempersiapkan lembar observasi.
4) Menyediakan alat evaluasi yang terdiri dari lembar tes dan lembar
kerja siswa (LKS).
b. Tahap Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dan
menerapkan apa yang telah direncanakan. Penerapan pembelajaran
sesuai skenario pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap
perencaan. Penelitian tindakan kelas ini untuk mengetahui hasil belajar
siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran active self-assessment. Kegiatan pembelajaran terdiri
dari tiga kegiatan, yaitu: pendahuluan, inti, dan penutup.
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar
observasi yang telah dipersiapkan, untuk mengamati kondisi dan
reaksi serta keaktifan siswa terhadap tugas yang diberikan.
Aspek-aspek keaktifan siswa yang diamati antara lain
1) Aktifitas siswa dalam menerima materi
2) Aktifitas siswa dalam belajar kelompok
3) Kemampuan mengungkapkan pendapat
10
Sedangkan aspek-aspek keaktifan guru yang diamati antara lain:
1) Kemampuan guru dalam menyampaikan materi.
2) Cara guru mengajarkan metode.
d. Tahap Refleksi
Pada akhir evaluasi terhadap keberhasilan tindakan yang telah
dilakukan oleh peneliti pada siklus 1, jika indikator pembelajaran
sudah tercapai maka tidak perlu diadakan siklus yang selanjutnya,
tetapi jika belum tercapai maka perlu dilanjutkan siklus berikutnya.
4. Teknik Pengumpulan data
a. Tes
Tes adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus
ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites.
Tes digunakan untuk mengukur hasil kelas siswa telah menguasai
pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan dan
keterampilan (Jihad, 2013:67). Dalam teknik pengumpulan data melalui
tes, peneliti membuat dan menggunakan lembar tes tertulis guna
mengetahui hasil belajar pada setiap siklus.
b. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik,
fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1996:136). Observasi
dilakukan dengan mengamati secara langsung dilapangan dan mencatat
apa yang ditemukan dilapangan untuk memperoleh data yang berkaitan
11
pembelajaran Pendidikan Agama Islam selama dalam penelitian, yang
berlangsung dari awal pelaksanaan kegiatan sampai selesainya kegiatan,
mengamati aktifitas guru dan siswa selama KBM.
c. Dokumentasi
Menurut Sartono Kartodirjo (Bungin, 2012: 125) sebagian besar
data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cendera
mata, laporan, dan sebagainya. Sifat utama dari data ini tak terbatas
pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk
mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Kumpulan data
bentuk tulisan ini disebut dokumen dalam arti luas termasuk monument,
artefak, foto, tape, mikrofon, disc, harddisk, flashdisk, dan sebagainya.
Model pembelajaran dokumentasi digunakan untuk mendukung
hasil observasi. Oleh model pembelajaran ini digunakan untuk
memperoleh data-data, proses pembelajaran, struktur organisasi SMP N
8 SALATIGA dan foto-foto pada saat kegiatan pembelajaaran
Pendidikan Agama Islam.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Silabus
b. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
c. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas peserta didik dan guru
12 6. Analisis Data
Analisis data adalah analisis data yang terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan
belajar siswa (Suyadi, 2015:85). Analisa data dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap
siklusnya berdasarkan hasil penelitian. Analisis dalam kegiatan belajar
mengajar ranah afektif menggunakan lembar pengamatan guru dan siswa,
sedangkan untuk ranah kognitif analisa data menggunakan hasil belajar
yang diperoleh dari hasil tes siswa. Analisa data dapat dilakukan peneliti
menggunakan rumus sebagai berikut:
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa, digunakan
rumus sebagai berikut:
P =
Keterangan:
P = Jumlah nilai dalam persen
F = Frekuensi
N = Jumlah siswa (Djamarah, 2000: 226-227)
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan skripsi hasil tindakan kelas ini dimaksudkan sebagai
13
dapat memudahkan dalam memahami atau mencerna masalah-masalah yang
akan dibahas. Maka akan disusun sistematika sebagai berikut:
1. Bagian awal
Bagian awal yang terdiri dari: halaman sampul, lembar logo,
halaman judul, pernyataan keaslian tulisan, moto, persembahan, kata
pengantar, abstrak, daftar isi, daftar table, diagram dan daftar lampiran.
2. Bagian inti
Bab I berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
hipotesis, definisi operasional, model pembelajaran penelitian dan
sistematika penulisan.
Bab II berisi tentang kajian teori dan kajian pustaka yang
menjelaskan peningkatan hasil belajar, metode active self-assessment,
pengertian pendidikan agama islam. Tinjauan materi dan penerapan
metode.
Bab III berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian, subjek
penilitian, pelaksanaan penelitian dan deskripsi pelaksanaan penelitian.
Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang
meliputi pra siklus, siklus 1 dan siklus 2.
Bab V berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan saran-saran.
3. Bagian akhir
Pada bagian akhir terdiri dari: daftar pustaka, lampiran-lampiran,
14 BAB II
LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI
1. Pengertian Belajar a. Belajar
Kata belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau
ilmu (KBBI, 1989). Dalam bahasa sederhana kata belajar dimaknai
sebagai menuju kearah yang lebih baik dengan cara sistematis
(Iskanddarwassid, 2015: 4). Menurut Hamalik (Sam‟s, 2010: 31)
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan
perilaku adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Dalam
arti luas mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap
dan sebagainya. Setiap perilaku ada yang tampak atau dapat
diamati, dan ada pula yang tidak diamati. Belajar adalah perubahan
kemampuan dan diposisi seseorang yang dapat dipertahankan
dalam suatu periode tertentu dan bukan merupakan hasil dari
proses pertumbuhan.
Selain itu menurut pakar pendidikan R. Gagne dalam
(Susanto, 2013: 1-2), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu
proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman. Adapun menurut Burton dapat diartikan sebagai
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi
15
lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan
lingkungannya.
Dari berbagai pengertian mengenai belajar dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang mencakup
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan sebagainya
yang disebabkan karena suatu aktifitas seperti mengamati,
membaca, mendengarkan, menulis dan lain sebagainya.
b. Tujuan Belajar
Tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi.
Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan
tindakan instruksional, lazim dinamakan instructional effects, yang
bisa berbentuk pengetahuan dan ketrampilan. Sementara, tujuan
belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar intruksional
lazim disebut nurturant effects. Bentuknya berupa. Kemampuan
berfikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima
orang lain dan sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis
dari peserta didik “menghidupi” (live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu (Suprijono, 2011: 5). Sedangkan menurut Kastolani
(2014: 66-67) tujuan belajar yaitu:
1) Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan pemilikan pengetahuan dan
16
membutuhkan adanya bahan pengetahuan, dan kemampuan
berfikir dapat memperluas pengetahuan.
2) Penanaman konsep dan keterampilan
Pemahaman konsep memerlukan suatu keterampilan baik
keterampilan jasmani yang dapat dilihat dan alami sehingga
menitik beratkan pada keterampilan gerak atau penampilan
anggota tubuh seseorang yang sedang belajar, atau keterampilan
ruhani yang menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan
keterampilan berfikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan
merumuskan suatu masalah atau konsep.
3) Pembentukan sikap
Pembentukan sikap adalah guru bertindak bijak dalam
menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa.
Seorang guru harus cakap dalam mengarahkan motivasi dan
berfikir bahwa pribadi guru harus dipakai sebagai usaha.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar merupakan
bentuk dari program seorang pendidik agar siswa dapat
menambah pengetahan yang lebih luas.
c. Prinsip-prinsip belajar
Menurut Suprijono (2011: 4-5) ada tiga prinsip-prinsip
belajar yaitu:
1) Prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku
17
a) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan
yang disadari.
b) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.
c) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
d) Positif atau berakumulasi.
e) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.
f) Permanen atau tetap.
g) Bertujuan dan terarah.
h) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
2) Belajar merupakan proses. Belajar karena didorong kebutuhan
dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistematik
yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan
kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.
3) Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada
dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya.
Dari penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
belajar merupakan sarana seseorang untuk menambah
pengetahuan, wawasan, ide dan lain sebagainya. Maka dari itu
belajar itu sangat penting dan setiap manusia diwajibkan untuk
18 d. Pengertian hasil belajar
Menurut Suprijono (2011: 5-6) hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi
dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan
merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik.
Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol,
pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari
kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis
fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini
meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan
masalah.
4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
19
Menurut Mulyasa (2009: 212) hasil belajar merupakan
prestasi peserta didik secara keseluruhan yang menjadi indikator
kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang
bersangkutan. Menurut Abdurrahman, 1999 dalam Jihad (2013:
14), mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Sedangkan
menurut Sam‟s (2010: 33) hasil belajar merupakan suatu
kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagi
akibat dari latihaan atau pengalaman yang diperoleh.
Menurut Bloom dalam Suprijono (2011: 6-7), hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil
belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya
salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil
pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan
sebagaimana diatas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah,
melainkan komprehensif.
e. Macam-macam hasil belajar
Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan diatas meliputi
pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek
psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya
dapat dijelaskan sebagai berikut:
20
Pemahaman konsep menurut Bloom (1979: 89) dalam
Susanto (2013: 6) diartikan sebagai kemampuan untuk
menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.
pemahamaan menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa
mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang
diberikan oleh gurukepada siswa, atau sejuh mana siswa dapat
memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang
dialami, atau yang ia rasaakan berupa hasil penelitian atau
observasi langsung yang ia lakukan.
2) Keterampilan proses
Usman dan Setiawati (1993: 77) dalam Susanto (2013:9)
mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan
keterampilan yang mengarah k epada pembangunan kemampuan
mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan yang lebih tinggi dalam diri insividu siswa.
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar,
dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
hasil tertentu, termasuk kreatifitasnya. Dalam melatih
keterampilan proses, secara bersamaan dikembangkan pula
sikap-sikap yang dikenhendaki, seperti kreatifitas, kerjasama,
bertanggung jawab dan disiplin sesuai dengan penekanan bidang
21 3) Sikap
Menurut lange dalam Azwar yang dikutip oleh (Susanto,
3013: 10) sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata,
melainkan mencakup pula aspek respons fisik. Jadi, sikap ini
harus ada kekompakan antara mental dan fisik secara serempak.
Jika mental saja yang dimunculkan, maka belum tampak secara
jelas sikapa seseorang yang ditunjukannya. Selanjutnya, A zwar
mengungkapkan tentang struktur sikap terdiri atas tiga
komponen yang saling menunjang, yaitu: komponen kognitif,
komponen afektif, dan konatif. Komponen kognitif merupakan
representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap;
komponen aktif yaitu perasaan yang menyangku temosional;
dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan
berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki
seseorang.
f. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Sriyanti (2013: 24-27) proses belajar melibatkan berbagai
faktor yang sangat kompleks. Oleh sebabitu, masing-masing
faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat berhasil sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Belajar tidak hanya
ditentukan oleh potensi yang ada dalam individu tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor yang lain yang berasal dari luar diri yang
belajar. Karena tidak heran bila ada anak tidak cerdas, aktif dan
22
faktor keluarga yang tidak mendukung. Sebaliknya banyak
ditemukaan anak-anak dari keluarga lemah. justru sukses dalam
belajar karena faktor motivasi untuk sukses yang tinggi mendukung
oleh guru-guru yang profesional. Secara umum keberhasilan belajar
dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Masing-masing
faktor tersebut dapat sebagai berikut:
1) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di
luar diri individu. Dalam proses belajar disekolah, faktor
eksternal berarti faktor-faktor yang berada diluar diri siswa.
Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor
sosial.
a) Faktor Nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor diluar individu
yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan balajar.
Faktor nonsosial merupakan kondidi fisik yang ada
dilingkungan sekolah, keluarga maupun di masyarakat.
Aspek tersebut bisa berupa peralatan sekolah, sarana
belajar, gedung dan ruang belajar, kondisi
geografisbsekolah dan rumah, iklim,dan cuaca, jarak
rumah keesekolah sarana transportasi yang tersedia dan
sejenisnya.
23
Adalah faktor-faktor diluar individu yang berupa
manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilih
menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan
sekolah dan masyarakat (termasuk teman pergaulan anak).
Misalnya, kehadiran orang dalam belajar, kedekatan
hubungan antara anak dengan orang lain, keharmonisan
atau pertengkatan dalam keluarga, gaya pengasuhan orang
tua, hubungan anatr personil sekolah, gaya mengajar guru,
sikap guru terhadap siswa dan lain sebagainya.
2) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor
fisiologis dan faktor psikologis.
a) Faktor fisioligis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat
dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari:
(1) Keadaan tonus jasmani pada umumnya. Keadaan tonus
jasmani secara umum yang ada dalam diri individu
sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaaan tonus
jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan,
kelelahan, mengantuk dan kebugaran fisik individu.
Apabila badan individu dan bugar dan sehat maka akan
24
individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat
akan menghambat hasil belajar.
(2) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu. Keadaan
fungsi-fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait
dengan fungsi pancaindra dan kelengkapan anggota
tubuh yang ada dalam diri individu. Pancaindra
merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan
dalam diri individu. Kesempurnaan anggota tubuh
sangat menunjang belajar.
b) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor yang ada dalam diri
individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat
kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian dan
sebagainya. Tingkat kecerdasan akan mempengaruhi daya
serap serta berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.
Demikian juga motivasi, bakat dan minat banyak
memberikan warna terhadap aktifitas belajar. Bakat dan
minat terhadap suatu mata pelajaran akan mendorong
seseorang mendapat kemudahan mencapai tujuan belajar,
tetapi anak yanag kurang berbakat bukan berarti akan gagal
nelajar, hanya yang bersangkutan perlu waktu lebih banyak
dan kerja lebih keras untuk mendapatkan hasil yang baik.
25
Demikian halnya dengan kondisi kepribadian, ada siswa
yang mempunyai daya juang tinggi, optimis, penuh
semangat, sementara ada siswa yang berkepribadian mudah
putus asa, kurang energi gampang menyerah,
kondisi-kondisi tersebut akan mempengaruhi hasil belajar.
Faktor ekstern dan intern mempengaruhi keberhasilan
belajar, pengaruhnya bisa bersifat positif atau mendukung,
namun bisa juag negatif atau menghambat.
g. Penilaian hasil belajar
Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu
kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi
pada diri peserta didik. Pada umumnya hasil belajar akan
memberikan pengaruh dalam dua bentuk: (1) peserta didik akan
mempunyai persfektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas
perilaku yang diinginkan, (2) mereka mendapatkan bahwa perilaku
yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap,
sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang
sekarang dengan perilaku yang diinginkan (Mulyasa, 2009:
243-244).
Menurut Mulyasa (2009: 53-256) penilaian pembelajaran pada
umumnya mencakup pre tes, penilaian proses, dan post tes. Ketiga
hal tersebut dijelaskan berikut ini:
26
Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai
dengan pre tes. Pre tes ini memiliki banyak kegunaan dalam
menjajagi proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh
karena itu pre tes memegang peranan yang cukup penting
dalam proses pembelajaran. Fungsi pre tes ini antara lain dapat
dikemukakan sebagai berikut:
a) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar,
karena dengan pre tes maka pikiran mereka akan terfokus
pada soal-soal yang harus mereka dijawab/kerjakan.
b) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik
sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan.
Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan hasil pres
tes dengan post tes.
c) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki
peserta didik mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan
topik dalam proses pembelajaran.
d) Untuk mengetahui darimana seharusnya proses
pembelajaran dimulai, tujuan-tu juan man yang telah
dikuasai peserta didik, daan tujuan-tujaun mana yang perlu
mendapat penekanan dan perhatian khusus.
b) Penilaian Proses
Penilaian proses dimaksutkan untuk menilai kualitas
27
didik, termasuk bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan.
Kualitas pembelajaraan dapat dilihat dari segi proses dan dari
segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatan berhasil dan
berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebesar
(75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental,
maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping
menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar
yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari
segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila
terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik
seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (70%). Lebih
lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas
apabila masukan merata, menghasilkan output yang banyak
dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan,
perkembangan masyarakat dan pembengunan.
c) Post Tes
Pada umumnya pelakssanaan pembelajaraan diakhiri
dengan post tes. Sama halnya dengan pre tes, post tes juga
memiliki banyak kegunaan, terutama dalam melihat
keberhasilan pembelajaran. Fungsi post tes antara lain dapat
dikemukakan sebagai berikut:
(1) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik
28
secara individu maupun kelompok. Hal ini dapat diketahui
dengan membandingkan antara hasil pre tes dan post tes.
(2) Untuk mengeahui kompetensi dasar dan tujuan-tujuan
yang dapat dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi
dasar dan tujuan-tujuan yang belum dikuasainya.
Sehubungan dengan kompetensi dasar dan tujuan yang
belum dikuasai ini, apabila sebagian besar belum
menguasainya maka perlu dilakukan pembelajaran
kembali (remedial teaching).
(3) Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti
kegiatan remedial, dan yang perlu mengikuti kegiatan
pengayaan, serta untuk mengetahui tingkat kesulitan
dalam mengerjakan modul (kesulitan belajar).
(4) Sebagai acuan untuk melakukan perbaikan terhadap
komponen-komponen pembelajaran (modul), dan proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap
perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian.
2. Metode Active Self-assessment
a. Pengertian Metode Active Self-assessment
Active self-assessment (penilaian diri secara aktif) adalah menilai peserta didik dengan cara melibatkan mereka dalam
membuat penilaian tentang belajar mereka sendiri, terutama tentang
29
assessment memberikan kontribusi pada proses belajar peserta
didik terutama untuk mengarahkan semua kemampuannya dalam
mencapai target belajar yang telah ditentukan. Disamping itu
Self-assessment juga dapat dipergunakan untuk melakukan perbaikan
terhadap kompetensi peserta didik yang diketahui belum mencapai
hasil seperti yang diharapkan selama proses belajar berlangsung.
Tentu saja hasil Self-assessment juga bisa dipakai untuk
menentukan hasil akhir dari peserta didik (Komalasari, 2010:78).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran Active self-assessment adalah pendekatan
pembelajaran yang dilakukan pendidik dalam proses memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menilai pembelajaran mereka
sendiri dan juga teman-teman mereka.
b. Langkah-langkah Metode Active Self-assessment
Langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode Acti
ve Self-assessment (Komalasari, 2010:152)adalah sebagai berikut:
1) Guru membuat daftar pertanyaan yang akan dibaca dihadapan
kelas untuk menilai sikap terhadap subyek yang diberikan.
2) Memerintahkan peserta didik untuk berdiri didepan angka
yang mereka pilih, yang sudah ada didepan kelas.
3) Guru membuat sekala angka satu sampai lima di depan
30
4) Jelaskan bahwa pertanyaan-pertanyaan itu akan dibaca di
hadapan kelas. Setelah mendengarkan masing-masing, peserta
didik berdiri di depan angka rata-rata yang terbaik memainkan
sikapnya terhadap subyek. Berdasarkan masalah subyek angka
satu 1 dapat menjadi “sangat setuju” dengan tingkat
pengembangan samapi 5 untuk “sangat tidak setuju” atau “tidak memahami”.
5) Peserta didik menjelaskan mengapa mereka memilih posisi
atau nomer yang dipilih.
6) Berikutnya, kelompokan peserta didik dalam sub-sub
kelompok.
7) Berilah mereka salinan pertanyaan tertulis dan perintakan
mereka untuk mendiskusikannya.
8) Sekarang, perintahkan siswa untuk mempertimbangkan secara
pribadi sikapnya terhadap setiap item. Perintahkan mereka
untuk menyimpulkan tingkat kesepakatan dan ketidak
kesepakatan.
9) Guru kemudian membahas semua pertanyaan secara
bersama-sama.
3. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Menurut Majid (2012:11-13) pendidikan agama islam adalah
31
mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa,
dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama islam dari
sumber utamanya kitab suci Al-Qur‟an dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta pengunaan
pengalaman. Disertai dengan tuntunan untuk menghormati
penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antara
umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan
persatuan bangsa.
Menurut Zakiyah Daradjad (1987:87), pendidikan agama
islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta
didik agar senantiasa dapat memahami kandungan ajaran islam
secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya
dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pandangan
hidup. Sedangkan menurut Tayar Yusuf (1986: 35) mengartikan
pendidikan agama islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk
mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan
keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia
muslim, bertakwa kepada Allah Swt, berbudi pekerti luhur, dan
berkepribadian yang memahami, menghayati, dan mengamalkan
ajaran agama islam dalam kehidupan nya.
Menurut bukunya Majid dan Andayani (2005: 131-132) mata
pelajaran agama islam itu secara keseluruhannya dalam lingkup
32
sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama
islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan
keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri,
sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya.
Menurut Ramayulis (2014: 21) pendidikan agama islam
adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik
untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa
berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama islam dari sumber
utamanya kitab suci al-Qur‟an dan al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.
Jadi pendidikan agama islam merupakan usaha sadar yang
dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik
untuk menyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran islam
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah
ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Dasar Pendidikan Agama Islam
Pelaksanaan pendidikan agama islam di sekolah mempunyai
dasar yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini (dalam Majid
2012:13-15) dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu sebagai berikut.
1) Dasar Yuridis/Hukum
Dasar yuridis, yakni dasar pelaksanaan pendidikan agama
33
langsung dapat menjadi pandangan dalam melaksanakan
pendidikan agama di sekolah secara formal.
2) Dasar Religius
Dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran islam.
Menurut ajaran islam pendidikan islam adalah perintah dari
Tuhan dan merupakan perwujudan Ibadah kepada-Nya. Dalam
Al-Qur‟an banyak ayat-ayat yang menunjukkan perintah tersebut, antara lain:
a) Q. S Al-Nahl ayat 125:
ا ِحَظِػٌََْْىاًَ ِحََْنِحْىاِت َلِّتَس ِوٍِْثَس ىَىِإ ُعْدُا
ِحَنَسَحْى
َّوَض ََِِْت ٌَُيْػَأ ٌَُى َلَّتَس َُِّإ َُِسْحَأ ًَِى ًِْتَّىاِت ٌُْيْىِداَجًَ
ٌَِِْذَتْيَُْىاِت ٌَُيْػَأ ٌَُىًَ ِوِيٍِْثَس َِْػ
“Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik……”
b) Q. S Ali-Imran ayat 104:
ُِنَتْىًَ
ًَُُشٍُْؤًٌََ ِشٍَْخْىا ىَىِإ ٌَُُػْذٌَ ُُُحٍَُّأ ٌُْننٍِّ
ٌَُُحِيْفَُْىا ٌُُى َلِئَلاًُْأًَ ِشَننَُْىا َِِػ ٌََُْيْنًٌََ ِفًُشْؼََْىاِت
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan umat yang menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang
34 3) Aspek Psikologis
Psikologis, yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek
kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa
dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat
hatinya tidak tenang dan tidak tenteram sehingga memerlukan
adanya pegangan hidup. Pegangan hidup tersebut adalah agama.
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, serta pengalaman peserta
didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang
terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa
dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi (Kurikulum PAI: 2002) dalam (Majid,
Andayani, 2005: 135).
Dengan demikian pendidikan agama islam sangat perlu
dilaksanakan disekolah ataupun di madrasah karena tujuan
pendidikan agama islam sama dan sesuai dengan tujuan diturunkan
agama islam itu sendiri yaitu agar membentuk manusia yang
35
d. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Menurut Majid (2012:15) Pendidikan Agama Islam untuk
sekolah/madrasah berfungsi sebagai berikut:
1) Pengembangan
Yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta
didik kepada Allah Swt, yang telah ditanamkan dalam
lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama
kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan
oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk
menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui
bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar keimanan dan
ketakwaam tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
2) Penanaman nilai
Yaitu sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat.
3) Penyesuaian mental
Yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat
mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama islam.
4) Perbaikan
Yaitu untuk memperbaik kesalahan-kesalahan,
36
keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Pencegahan
Yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya
atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan
menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia
seutuhnya.
4. Tinjauan materi akhlak terpuji a. Pengertian akhlak terpuji
Kata “akhlaq” berasal dari bahasa arab yang sudah mengindonesia, dan merupakan jamak taksir dari kata khuluq, yang
berarti tingkah laku, budi pekerti, tingkah laku atau tabiat (Warson,
Munawwir, 2002: 364). Kadang juga diartikan syakhsiyyah yang
artinya lebih dekat dengan personality (kepribadian). Kepribadian
merupakan ciri atau sifat khas dari diri seorang yang bersumber
dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya
keluarga pada masa kecil dan bawaan seseorang sejak kecil
(Sjarkawi, 2006: 11).
Menurut para ahli ilmu akhlaq adalah sesuatu keadaan jiwa
seseorang yang menimbulkan terjadinya perbuatan-perbuatan
seseorang dengan mudah. Sedangkan akhlaq terpuji adalah segala
37
bisa menambah iman dan mendatangkan pahala. Akhlaq terpuji
merupakan akhlaq yang mencerminkan ajaran rasulullah SAW.
b. Macam-macam Akhlak Terpuji 1) Ikhlas
اٌُصَيْخَأًَ ِللهاِت اٌََُصَتْػاًَ اٌُحَيْصَأًَ اٌُتاَت ٌَِِزَّىا َّلاِإ
ُالله ِخْؤٌُ َفٌَْسًَ ٍَِِنٍِْؤَُْىا غٍَ َلِئَلاًُْؤَف ِلله ٌُْيَنٌِد
اًٍَِظَػ اًشْجَأ ٍَِِنٍِْؤَُْىا
{
641
}
Kandungan Q. S an-Nisa‟ 146 menjelaskan tentang keikhlasan amal seorang merupakan syarat mutlak diterimanya
amal. Perhatikan firman Allah Swt berikut:
َءآَفَنُح ٌَِِّذىا ُوَى ٍَِِصِيْخٍُ َ َّالله اًُذُثْؼٍَِى َّلاِإ اًُشٍُِأآًٍََ
ًٌَُ َجَلاَّصىا اٌٍَُِقًٌَُ
ِحٍَََِّقْىا ٌُِِد َلِىَرًَ َجاَمَّضىا اٌُتْؤ
“padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaat kepada-Nya
dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian
itulah agama yang lurus”. (Q. S. al-Bayyinah/98: 5) 2) Sabar
38
Kandungan Q. S al- Baqarah/2:153 menjelaskan
orang yang sabar. Sesungguhnya Allah SWT. Beserta
orang-orang yang sabar. Sabar merupakan pengendalian hati untuk
selalu istiqomah dalam berbuat baik. Sabar bisa diarikan tabah,
tahan menderita, ulet, tekun dan tidak mudah putus asa.
3) Pemaaf
Kandungan Q. S Ali-Imron/3: 134 menjelaskan cirri-ciri
orang yang taqwa yaitu selalu memaafkan orang lain. Sikap
pemaaf berarti sikap suka memaafkan kesalahan orang lain
tanpa sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk membalasnya.
Dalam bahasa arab sikap pemaaf disebut al-„afw yang juga memiliki arti bertambah, pengapusan, ampun, atau anugrah.
c. Perilaku Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf
1) Perilaku ikhlas dalam kehidupan sehari-hari
a) Gemar melakukan perbuatan terpuji dan tidak dipamerkan
kepada orang lain.
b) Ikhlas dalam beribadah, semata-mata karena Allah.
c) Tidak mengharapkan pujian atau sanjungan dari orang lain.
d) Selalu berhati-hati dalam bertindak.
39
2) Perilaku sabar dalam kehidupan sehari-hari a) Sabar dalam menjalankan perintah Allah
b) Sabar dalam menjauhi maksiat atau meninggalkan larangan
Allah.
c) Sabar dalam menerima dalam menghadapi musibah.
3) Perilaku pemaaf dalam kehidupan sehari-hari
a) Memberikan maaf dengan ikhlas kepada orang yang meminta
maaf.
b) Meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat.
c) Tidak memendam rasa benci dan perasaan dendam kepada
orang lain.
5. Penerapan Metode Pembelajaran Active Self-assessment Dalam Proses Belajar Mengajar Materi Akhlaq Terpuji
Dalam pembelajaran PAI materi akhlaq terpuji siswa diharapkan
mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Makna
akhlaq terpuji, serta menunjukkan perilaku yang di ajarkanka oleh
rasulullah dalam perilaku dan kebiasaan yang baik. Oleh karena itu,
guru dalam proses pembelajaran dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang lebih aktif agar dapat mencapai tujuan pendidikan
agama Islam yang telah ditetapkan di atas sehingga menggunakan
metode yang lebih kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan sangat
dibutuhkan dalam pembelajaran akhlaq. Metode active self-assessment
40
dan kerja sama kelompok dapat diterapkan dalam proses pembelajaran
PAI materi akhlaq terpuji, karena metode active self-assessment dapat
membuat peserta didik menjadi aktif, antusias dalam pembelajaran,
mendorong siswa untuk kerja individu, kelompok dan siswa dapat
membiasakan diri pada sumber bukan guru.
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Skripsi ini ditulis oleh Damayanti Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan judul
“Peningkatan Kedisipilinan dan Hasil Belajar Matematika Pada Bangun
Datar Melalui Metode Active Self-Assesement Siswa kelas VII Semester II
di SMP Muhammadiyah 9 Gemolong Sragen” Kesimpulan dari penelitian
tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih disiplin, hal
ini dilihat dari sejumlah 28 siswa, pada tindakan kelas putaran 1
kedisiplinan belajar siswa sudah cukup bagus. Siswa yang taat pada aturan
sebanyak 14 siswa (50%), siswa yang tepat waktu sebanyak 16 siswa (57,
14%) dan siswa yang tuntas memenuhi nilai lebih dari sama dengan 65
sebanyak 15 siswa (53, 57%). Pada tindakan kelas putaran ke II, kegiatan
pembelajaran sudah mulai berjalan lancar. Kedisipilnan belajar siswa pada
tindakan kelas putaran II diperoleh siswa pada aturan sebanyak 22 siswa
(78, 57%), siswa yang tepat waktu sebanyak 25 siswa (89, 28%) dan siswa
yang tuntas memenuhi nilai lebih dari sama dengan 65 sebanyak 24 siswa
(85, 71%). Hasil penelitian dari 28 siswa dalam pembelajaran ini
41
yang sangat baik. Hal ini terbukti dari siswa yang taat pada aturan, dalam
mengikuti pembelajaran dan hasil belajar siswa di atas KKM (>65)
meningkat secara segnifikan.
2. Skripsi yang ditulis oleh Rina Marrinawati Mahasiswa Fakultas Tarbiyah
dan jurusan Pendidikan Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
yang dibuat pada tahun 2013 dengan judul “Penerpan Strategi Self Assessment dalam pembentukan Karakter Siswa pada Pembelajaran Fiqih
di kelas X IPA MAN Yogyakarta III”. Hasil yang diperoleh dari penelitian
tersebut siswa dapat mengekspresikan dirinya dengan cara menilai dirinya
sendiri, karakter yang muncul dan menjadi kebiasaan siswa tersebut adalah
jujur, tanggung jawab, saling menghargai dan percaya diri. Dalam strategi
tersebut siswa sudah sesuai dengan indikator.
Persamaan dari kedua penelitian diatas terletak pada salah satu variabelnya menggunakan metode pembelajaran Active Self-Assesement,
dan hasilnya sama yaitu metode Active Self-Assesement pembelajar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Damayanti dan Rina Marrinawati dapat diambil kesimpulan bahwa metode
pembelajaran Active Self-Assesement berpengaruh terhadap peningkatan
hasil belajar siswa. Ada keterkaitan dalam penelitian tersebut sehingga
dapat dijadikan acuan oleh peneliti dalam penelitian PAI meteri akhlaq
terpuji. Berdasarkan dengan hasil penelitian diatas peneliti
mengembangkan penelitian dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
42
terpuji. Dari penelitian di atas menunjukkan metode Active
Self-Assesement dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Bedanya dengan penelitian penulis bahwa metode Active
Self-Assesement dapat membuat siswa lebih semangat dalam mengikuti
pembelajaran dan para siswa berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik.
Dalam proses belajar siswa lebih aktif dan ketika guru memberikan soal
mereka sangat antusias. Dilihat dari nilai para siswa sudah bisa mencapai
43 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah
1. Identitas Sekolah
Profil SMP N 8 Salatiga adalah sebagai berikut:
Nama Sekolah : SMP Negeri 8 Salatiga
No. Statistik Sekolah : 201036202008
Status sekolah : Negeri
Tahun berdiri : 1956
SK terakhir/Status Sekolah : 0259/O/1994, 5 Oktober 1994
Nilai Akreditasi : 93 (A)
Desa : Sidorejo Kidul
Kecamatan : Tingkir
Kota : Salatiga
Provinsi : Jawa Tengah
2. Visi dan Misi SMP N 8 Salatiga
Untuk mewujudkan generasi yang santun, Iman, Pintar, dan Prigel.
a. Visi
1) Unggul dalam tingkah laku sopan dan santun.
2) Unggul dalam keimanan dan ketaqwaan.
3) Unggul dalam prestasi akademik.
4) Unggul dalam bidang keterampilan.
44
6) Unggul dalam kegiatan keolahragaan.
7) Unggul dalam kesenian.
b. Misi
1) Menanamkan norma dan tata nilai yang sesuai budaya bangsa
Indonesia.
2) Menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan sesuai ajaran agamanya
3) Menyelanggarakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
dan efisien untuk meningkatkan potensi akademik siswa.
4) Menumbuhkan potensi diri siswa dalam bidang keterampilan dan
komunikasi, sebagai bekal hidup.
5) Menumbuhkan sikap disiplin, bertanaggung jawab dan
membantau siswaaa untuk mengenali potensi dirinya agar dapat
berkomunikasi dengan baik.
6) Menyelenggarakan bimbingan dan pelatihan dibidang olahraga
prestasi.
3. Tenaga Pendidik
Guru di SMP Negeri 8 Salatiga semuanya berjumlah 48 guru, 6
tenaga TU (Tata Usaha), 1 penjaga keamanan, 2 pembantu pelaksana.
Disamping mengajar guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang
45
Tabel 3.1 Data Guru Smp Negeri 8 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018
No Nama NIP Jabatan/Guru
1 Sri Hartini, S.Pd., M.Pd. 19681030 199702 2 002 Kepala Sekolah
2 Sri Juniati, S.Pd. 19690621 199702 2 006 BK
3 Drs. Wiyono 19591205 198703 1 011 BK
4 Drs. Dasuki 19590903 198803 1 004 Prakarya
5 Dra. Siti Kabuliah 19600805 198803 2 003 PKn
6 Sugino, S.Pd.I 19590404 198502 1 002 PAI
7 Heru Indriani, S.Pd 19590419 198803 2 003 BK
8 Farid Susanto, S.Pd.Ing 19620427 198501 1 002 Bahasa Inggris
9 Dwikora Beny Suprihati,
S.Pd. 19641015 199003 2 004 IPA
10 Kasmin, S.Pd. 19650530 199003 1 005 PKn
11 Handayani, S.Pd. 19711105 199702 2 002 Bahasa Inggris
12 Jumadi, S.Pd. 19720605 199802 1 002 Seni Budaya
13 Wiharsih 19630305 198703 2 011 Seni Budaya
14 Ery Purnamawati, S.Pd 19680214 199403 2 009 Matematika
15 Endah Aprilina, S.Pd. 19690424 199802 2 003 Bahasa Indonesia
16 Dra. Umi Aemanah 19651222 199903 2 001 IPS