• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI AKHLAK TERPUJI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVE SELF –ASSESSMENT PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI AKHLAK TERPUJI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVE SELF –ASSESSMENT PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI AKHLAK TERPUJI DENGAN MENGGUNAKAN

METODE ACTIVE SELF ASSESSMENT

PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh

NANA MIFTAHUL HASANAH

11114069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI AKHLAK TERPUJI DENGAN MENGGUNAKAN

METODE ACTIVE SELF ASSESSMENT

PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh

NANA MIFTAHUL HASANAH

11114069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

“BARANG

SIAPA YANG MENAPAKI SUATU JALAN

DALAM RANGKA MENUNTUT ILMU MAKA,

ALLAH AKAN MEMUDAHKAN BAGINYA

JALAN KE

SURGA”

(8)

viii

PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Kedua orang tuaku tersayang Bapak Katno & Ibu Wahyuni yang telah

membesarkanku dengan penuh cinta dan kesabaran serta menjadi motivasi

dalam setiap langkah hidupku.

2. Adikku tersayang Luthfi Miftahul Falaq dan Gesti Swastika yang selalu

memberikan doa dan motivasi kepada penulis untuk kesuksesan penulis.

3. Kepada keluarga besar yayasan An-nida dan seluruh santri Pondok

Pesantren An-Nida terimakasih atas semangat dan motivasinya dalam

membantu saya menyelesaikan skripsi.

4. Kepada Sahabat-sahabatku Mustaqimah, Dewi Mutiah, Puji Nurhidayah.

Anis Amalia Ulfa, dan terutama Trisna Widiyawati sukses untuk kita

semua.

5. Kepada teman-teman seperjuangan angkatan tahun 2014 terimakasih

untuk semangat dan motivasi yang telah diberikan. Sukses buat

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikumWr. Wb

Alhamdulillairabbil‟alamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT atas limpahan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada uswah khasanah kita

Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di Yaumul Akhir. Aamiin.

Dengan penuh rasa syukur penulis panjatkan, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI AKHLAK TERPUJI DENGAN

MENGGUNAKAN METODE ACTIVE SELF –ASSESSMENT PADA SISWA

KELAS VII SMP NEGERI 8 SALATIGA TAHUNPELAJARAN 2017/2018”

Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana

progam studi Pendidikan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Institut

Agama Islam Negeri (IAIN).

Dalam menyusun skripsi ini penulis telah menerima bantuan dari berbagai

pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M, Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

(10)

x

4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Selaku dosen pembimbing yang telah

mengarahkan, membimbing dan meluangkan waktunya dalam penulisan

skripsi ini.

5. Bapak Dra. Nasafi, M. Pd. Selaku dosen pembimbing akademik (PA). Terimakasih atas bimbingannya selama empat tahun membimbing penulis.

6. Segenap dosen pengajar di lingkungan IAIN Salatiga, yang telah

membekali pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

7. Kepada kedua orang tua penulis bapak Katno dan Ibu Wahyuni

terimakasih atas segala motivasi, dukungan, dan do‟a restu kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Adikku tersayang Luthfi Miftahul Falaq dan Gesti Swastika yang selalu

memberikan doa dan motivasi kepada penulis untuk kesuksesan penulis

9. Kepada kepala sekolah SMP N 8 Salatiga yang telah memberikan ijin bagi

penulis untuk melaksanakan penelitian, dan kepada Ibu Tri Hariyastuti S.

Ag selaku pamong penulis yang selalu mengarahkan.

10.Seluruh santriwan-santriwati Pondok Pesantren An-Nida terimakasih

untuk motivasi dan semangatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

11.Sahabat-sahabat penulis yang selalu memberikan semangat dan motivasi

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

12.Teman-teman satu angkatan tahun 2014 yang telah memberikan semangat

(11)
(12)

xii ABSTRAK

Hasanah, Nana Miftahul. 2018. PENINGKATAN HASIL BELAJAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI AKHLAK TERPUJI

DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVE SELF –ASSESSMENT PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

Kata Kunci :Hasil Belajar, active self –assessment, Akhlaq terpuji

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PAI materi akhlaq terpuji melalui metode pembelajaran active self –assessment pada siswa kelas VII SMP Negeri 8 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018. Subyek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran pendidikan agama Islam dan siswa kelas VII D SMP Negeri 8 Salatiga yang terdiri dari 29 siswa yaitu 19 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus yang setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang masing-masing terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan cara membandingkan pencapaian nilai hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

HALAMAN SAMPUL ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

DEKLARASI ... vi

MOTTO... v

PERSEMBAHAN ...viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. ...1

Rumusan Masalah. ...3

Tujuan Penelitian. ...3

Kegunaan Penelitian. ...4

Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan. ...4

Definisi Operasional. ...5

Metode Penelitian. ...6

(14)

xiv

2. Subjek Penelitian. ... 7

3. Langkah-langkah Penelitian. ...7

4.Teknik Pengumpulan Data . ...10

5. Instrumen Penelitian. ...11

6. Analisis Data. ...11

H. Sistematika Penulisan ...12

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian teori...14

B. Pengertian Belajar. ...14

a. Belajar. ...14

b. TujuanBelajar. ...15

c. Prinsip-prinsip Belajar. ...16

d. Hasil Belajar. ...17

e. Macam-macam Hasil belajar...19

f. Faktor-faktor Belajar. ...21

g. Penilaian Hasil Belajar. ...25

1. Metode Active Self –Assessment. ... 28

a. Pengertian Metode Active Self –Assessment. ...28

b. Langkah-langkah Metode Active Self –Assessment. ...29

2. Pendidikan Agama Islam...30

a. Pengertian Pendidikan agama Islam...30

b. Dasar Pendidikan Agama Islam...32

(15)

xv

d. Fungsi Pendidikan Agama Islam...34

3. Tinjauan Materi Akhlak Terpuji. ... 36

a. Pengertian Akhlak Terpuji. ... 36

b. Macam-macam Akhlak Terpuji. ... 37

c. Perilaku Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf. ... 38

4. Penerapan Metode Pembelajaran Active Self-assessment dalam Proses Belajar Mengajar Materi Akhlak Terpuji. ... 39

C. Kajian Pustaka. ... 40

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah. ... 43

1. Identitas Penelitian...43

2. Visi dan Misi SMP N 8 Salatiga. ... 43

3. Tenaga Pendidik. ... 44

4. Fasilitas Pendidikan ... .47

B. Subjek Penelitian. ... 49

C. Pelaksanaan Penelitian. ... 51

D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian. ... 51

1. Deskripsi Pra Siklus. ... 52

2. Deskripsi Siklus 1. ... 53

3. Deskripsi Siklus 2. ... 58

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian...63

1. Siklus 1...63

(16)

xvi

B. Pembahasan...74

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN...79

B. SARAN...79

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Guru Pendididik SMP Negeri 8 Salatiga. ... 47

Tabel 3.2 Data Sarana dan Prasarana SMP Negeri Salatiga. ... 48

Tabel 3.3 Data Siswa Kelas VII D SMP Negeri 8 Salatiga. ... 50

Tabel 3.4 Data Hasil Belajar Siswa Pra Siklus. ... 52

Tabel 4.1 Data hasil belajar siswa siklus I. ... 64

Tabel 4.2 Observasi Guru Siklus 1. ... 66

Tabel 4.3 Observasi Siswa Siklus 1 ... .68

Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II. ... 70

Tabel 4.5 Observasi Guru Siklus 1I. ... 71

Tabel 4.6 Observasi Siswa Siklus 1I. ... 74

Tabel 4.7 Hasil Rekapitulasi Nilai Pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus II……..76

(18)

xviii

DAFTAR DIAGRAM

(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2. Dokumentasi Kegiatan

3. Soal Siklus 1

4. Kunci Jawaban Siklus 1

5. Lembar Jawab Siswa Soal Siklus 1

6. Soal Siklus 2

7. Kunci Jawaban Siklus 2

8. Lembar Jawab Siswa Soal Siklus 2

9. Lembar Observasi Guru Siklus 1

10.Lembar Observasi Guru Siklus 2

11.Lembar Observasi Siswa Siklus 1

12.Lembar Observasi Siswa Siklus 2

13.Materi Pembelajaran

14.Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi

15.Surat Ijin Penelitian

16.Surat bukti penelitian

17.Lembar Konsultasi Skripsi

18.SKK

19.Daftar Riwayat Hidup

(21)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Belajar merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh manusia, karena

belajar merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia. Ketika

dari lahir sampai usia berakhir dari hal yang sangat mudah sampai susah

tentunya memerlukan pembelajaran. Dalam realita kehidupan, seorang bayi

perlu belajar untuk dapat makan, seorang anak belajar mengenal huruf dari

belajar, maka di mulai dari kecil sampai akhir proses pembelajaran akan terus

berkelanjutan. Proses belajar tidak bisa dilakukan secara sendiri, maka dari

itu diperlukan proses belajar mengajar.

Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu

organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan

mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan di mana terjadi interaksi

antara guru dengan siswa (Susanto, 2013:2). Belajar dimaknai sebagai suatu

proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan,

kebiasaan, dan tinggkah laku. Bahwa belajar sebagai upaya memperoleh

pengetahuan atau ketrampilan melalui instruksi. Yang dimaksud intruksi

adalah perintah atau arahan dan bimbingan dari seorang pendidik atau guru.

Berdasarkan nilai rata-rata ulangan harian mata pelajaran PAI di SMP

Negeri 8 Salatiga menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa banyak yang

(22)

2

yaitu 75. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu dari siswa maupun

guru itu sendiri. Dilihat dari faktor siswa, siswa memiliki hasil belajar yang

rendah karena kurangnya minat untuk belajar PAI, kurangnya antusias siswa

dalam mengikuti pembelajaran, rendahnya minat baca siswa terhadap materi

pembelajaran, ditambah di era sekarang ini yang mana teknologi sudah sangat

modern siswa-siswi lebih memilih bermain gadget ataupun bermain internet

sehingga minat baca terhadap meteri pembelajaran itu terkalahkan dengan

bermain android dan lain sebagainya.

Dilihat dari aspek guru, selama ini dalam pembelajaran guru hanya

menggunakan metode konvensional seperti ceramah sehingga siswa kurang

tertarik terhadap proses pembelajaran. Selain itu guru juga kurang

memanfaatkan media yang dapat menarik perhatian siswa. Proses

pembelajaran yang kurang baik dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, bila

guru hanya menggunakan metode yang monoton, menggunakan pendekatan

yang kurang tepat maka siswa akan merasa bosan dan enggan mengikuti

pelajaran, siswa tidak dapat belajar aktif dan hanya pasif saja sehingga

memberikan dampak yang kurang baik terhadap hasil belajar siswa.

Untuk memperbaiki kasus tersebut penulis menerapkan metode

pembelajaran yang akan digunakan yaitu metode active self –assessment.

Dengan penggunaan metode ini maka diharapkan dapat menarik perhatian

siswa terhadap proses pembalajaran PAI sehingga dapat meningkatkan hasil

(23)

3

Metode active self –assessment sangat bagus ketika diterapkan dalam

pembelajaran pendidikan agama Islam, karena metode itu merupakan

penilaian diri sendiri bagi siswa, sehingga pesera didik dapat mengukur

dirinya, apakah sudah paham atau belum. Kalau belum paham maka siswa

akan berfikir ulang bagaimana caranya bisa cepat paham.

Dari permasalahan, maka penulis meneliti tentang “PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI AKHLAK

TERPUJI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVE

SELF-ASSESSMENT PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka rumusan

masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apakah metode active

self-assessment dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam materi

akhlak terpuji kelas VII SMP NEGERI 8 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018.

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah apakah metode

active self-assessment dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan agama

Islam materi akhlak terpuji kelas VII SMP NEGERI 8 Salatiga Tahun

(24)

4 D.Kegunaan Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Melalui penelitian ini peneliti ingin mengaji sebuah teori tentang konsep pembelajaran yang mudah dan menyenangkan. Kemudian hasil

penelitian ini diharapkan menjadi informasi dan bahan pertimbangan

untuk melaksanakan pembelajaran pendidikan agama Islam.

b. Secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi pada strategi berupa

pergeseran dari paradigma mengajar menuju ke paradigma belajar yang

mementingkan pada proses untuk mencapai hasil.

2. Manfaat praktis

a. Sebagai masukan dalam meningkatkan mutu pembelajaran di kelas yang

aktif, kreatif dan menyenangkan.

b. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga lebih semangat dalam

melaksanakan pembelajaran.

c. Sebagai masukan dan sumbangan yang baik pada sekolah dalam rangka

memperbaiki sistem pembelajaran serta meningkatkan mutu pendidikan

sehingga dapat mengantarkan peserta didik ke arah yang diharapkan.

E. HIPOTESIS TINDAKAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN 1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara dan bersifat teoritis. Dalam metode pembelajaran penelitian, hipotesis adalah alat yang

mempunyai kekuatan dalam proses inkuiri. Karena hipotesis dapat

(25)

5

fakta (Sukardi, 2011:41), hipotesis dalam pernyataan diatas adalah:” ada peningkatan hasil belajar pendidikan agama Islam materi akhlak terpuji

dengan menggunakan metode active self-assessment pada siswa kelas VII

SMP Negeri 8 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

Adapun indikator yang dirumus peneliti adalah sebagai berikut:

a. Siswa secara individu memperoleh nilai 75.

b. Siklus akan berhenti apabila nilai siswa mencapai KKM yang telah

ditentukan dan mencapai ketuntasan siswa secara klasikal yaitu 85%.

F. DEFINISI OPERASIONAL 1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah prestasi belajar peserta didik secara

keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat

perubahan perilaku yang bersangkutan (Mulyasa, 2009: 248). Jadi siswa

harus mencapai kriteria ketuntasan maksimum agar bisa menentukan

kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Oleh sebab itu peneliti melakukan

beberapa siklus agar mendapatkan hasil yang baik.

2. Metode active self-assessment

Active self-assessment (penilaian diri secara aktif) adalah menilai

peserta didik dengan cara melibatkan mereka dalam membuat penilaian

tentang belajar mereka sendiri, hasil dari pembelajaran mereka.

Self-assessment memberikan kontribusi pada proses belajar peserta didik

(26)

6

target belajar yang telah ditentukan. Disamping itu Self-assessment juga

dapat dipergunakan untuk melakukan perbaikan terhadap kompetensi

peserta didik yang diketahui belum mencapai hasil seperti yang diharapkan

selama proses belajar berlangsung. Hasil Self-assessment juga bisa dipakai

untuk menentukan hasil akhir dari peserta didik (Komalasari, 2010:78).

Jadi yang dimaksud dengan judul skripsi ini adalah agar dapat

meningkatkan hasil siswa lebih meningkat dan siswa akan lebih mudah

lagi untuk fokus terhadap pelajar.

G. METODE PENELITIAN 1. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang diterapkan peneliti adalah

penelitian tindakan kelas. Prosedur dan langkah-langkah penelitian

mengikuti prinsip dan dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan

kelas. Karena penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan (action

research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktek

pembelajaran di kelas (Arikunto, 2006:58).

Jenis penelitian yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini

adalah penelitian tindakan kelas, guna mencari pemecahan masalah yang

ditemui dalam kelas. Penelitian tindakan kelas akan dilaksanakan dengan

dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahapan-tahapan yaitu

(27)

7 2. Subjek Penelitian

a. Subjek

Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas VII

SMP N 8 Salatiga dengan jumlah 29 siswa laki-laki dan perempuan,

sementara kolaboratornya adalah ibu Tri Hariyastuti S. Pd.

b. Lokasi

Lokasi dalam penelitian ini adalah SMP N 8 SALATIGA Jalan Argo

Tunggal, Sidorejo Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Provinsi

Jawa Tengah.

c. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2017/2018.

3. Langkah-Langkah Penelitian

Menurut Arikunto dkk (2014: 16), tahap-tahap dalam Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting yaitu:

(28)

8

Gambar 1.1 Tahapan-tahapan pelaksanaan PTK (Arikunto 2014: 16).

a. Tahap Perencanaan

Dalam penelitian kelas ini kegiatan perencanaan yang dilakukan

meliputi:

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

Pelaksanaan Siklus1

Perencanaan

Refleksi Siklus 2 Pelaksanaan

Pengamatan

(29)

9

1) Membuat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

2) Mempersiapkan fasilitas-fasilitas dan sarana pendukung yang

diperlukan di dalam kelas.

3) Mempersiapkan lembar observasi.

4) Menyediakan alat evaluasi yang terdiri dari lembar tes dan lembar

kerja siswa (LKS).

b. Tahap Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dan

menerapkan apa yang telah direncanakan. Penerapan pembelajaran

sesuai skenario pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap

perencaan. Penelitian tindakan kelas ini untuk mengetahui hasil belajar

siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran active self-assessment. Kegiatan pembelajaran terdiri

dari tiga kegiatan, yaitu: pendahuluan, inti, dan penutup.

c. Tahap Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar

observasi yang telah dipersiapkan, untuk mengamati kondisi dan

reaksi serta keaktifan siswa terhadap tugas yang diberikan.

Aspek-aspek keaktifan siswa yang diamati antara lain

1) Aktifitas siswa dalam menerima materi

2) Aktifitas siswa dalam belajar kelompok

3) Kemampuan mengungkapkan pendapat

(30)

10

Sedangkan aspek-aspek keaktifan guru yang diamati antara lain:

1) Kemampuan guru dalam menyampaikan materi.

2) Cara guru mengajarkan metode.

d. Tahap Refleksi

Pada akhir evaluasi terhadap keberhasilan tindakan yang telah

dilakukan oleh peneliti pada siklus 1, jika indikator pembelajaran

sudah tercapai maka tidak perlu diadakan siklus yang selanjutnya,

tetapi jika belum tercapai maka perlu dilanjutkan siklus berikutnya.

4. Teknik Pengumpulan data

a. Tes

Tes adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus

ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites.

Tes digunakan untuk mengukur hasil kelas siswa telah menguasai

pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan dan

keterampilan (Jihad, 2013:67). Dalam teknik pengumpulan data melalui

tes, peneliti membuat dan menggunakan lembar tes tertulis guna

mengetahui hasil belajar pada setiap siklus.

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik,

fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1996:136). Observasi

dilakukan dengan mengamati secara langsung dilapangan dan mencatat

apa yang ditemukan dilapangan untuk memperoleh data yang berkaitan

(31)

11

pembelajaran Pendidikan Agama Islam selama dalam penelitian, yang

berlangsung dari awal pelaksanaan kegiatan sampai selesainya kegiatan,

mengamati aktifitas guru dan siswa selama KBM.

c. Dokumentasi

Menurut Sartono Kartodirjo (Bungin, 2012: 125) sebagian besar

data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cendera

mata, laporan, dan sebagainya. Sifat utama dari data ini tak terbatas

pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk

mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Kumpulan data

bentuk tulisan ini disebut dokumen dalam arti luas termasuk monument,

artefak, foto, tape, mikrofon, disc, harddisk, flashdisk, dan sebagainya.

Model pembelajaran dokumentasi digunakan untuk mendukung

hasil observasi. Oleh model pembelajaran ini digunakan untuk

memperoleh data-data, proses pembelajaran, struktur organisasi SMP N

8 SALATIGA dan foto-foto pada saat kegiatan pembelajaaran

Pendidikan Agama Islam.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Silabus

b. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

c. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas peserta didik dan guru

(32)

12 6. Analisis Data

Analisis data adalah analisis data yang terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan

belajar siswa (Suyadi, 2015:85). Analisa data dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap

siklusnya berdasarkan hasil penelitian. Analisis dalam kegiatan belajar

mengajar ranah afektif menggunakan lembar pengamatan guru dan siswa,

sedangkan untuk ranah kognitif analisa data menggunakan hasil belajar

yang diperoleh dari hasil tes siswa. Analisa data dapat dilakukan peneliti

menggunakan rumus sebagai berikut:

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa, digunakan

rumus sebagai berikut:

P =

Keterangan:

P = Jumlah nilai dalam persen

F = Frekuensi

N = Jumlah siswa (Djamarah, 2000: 226-227)

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan skripsi hasil tindakan kelas ini dimaksudkan sebagai

(33)

13

dapat memudahkan dalam memahami atau mencerna masalah-masalah yang

akan dibahas. Maka akan disusun sistematika sebagai berikut:

1. Bagian awal

Bagian awal yang terdiri dari: halaman sampul, lembar logo,

halaman judul, pernyataan keaslian tulisan, moto, persembahan, kata

pengantar, abstrak, daftar isi, daftar table, diagram dan daftar lampiran.

2. Bagian inti

Bab I berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

hipotesis, definisi operasional, model pembelajaran penelitian dan

sistematika penulisan.

Bab II berisi tentang kajian teori dan kajian pustaka yang

menjelaskan peningkatan hasil belajar, metode active self-assessment,

pengertian pendidikan agama islam. Tinjauan materi dan penerapan

metode.

Bab III berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian, subjek

penilitian, pelaksanaan penelitian dan deskripsi pelaksanaan penelitian.

Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang

meliputi pra siklus, siklus 1 dan siklus 2.

Bab V berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan saran-saran.

3. Bagian akhir

Pada bagian akhir terdiri dari: daftar pustaka, lampiran-lampiran,

(34)

14 BAB II

LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI

1. Pengertian Belajar a. Belajar

Kata belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau

ilmu (KBBI, 1989). Dalam bahasa sederhana kata belajar dimaknai

sebagai menuju kearah yang lebih baik dengan cara sistematis

(Iskanddarwassid, 2015: 4). Menurut Hamalik (Sam‟s, 2010: 31)

Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan

perilaku adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Dalam

arti luas mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap

dan sebagainya. Setiap perilaku ada yang tampak atau dapat

diamati, dan ada pula yang tidak diamati. Belajar adalah perubahan

kemampuan dan diposisi seseorang yang dapat dipertahankan

dalam suatu periode tertentu dan bukan merupakan hasil dari

proses pertumbuhan.

Selain itu menurut pakar pendidikan R. Gagne dalam

(Susanto, 2013: 1-2), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu

proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat

pengalaman. Adapun menurut Burton dapat diartikan sebagai

perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi

(35)

15

lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan

lingkungannya.

Dari berbagai pengertian mengenai belajar dapat disimpulkan

bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang mencakup

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan sebagainya

yang disebabkan karena suatu aktifitas seperti mengamati,

membaca, mendengarkan, menulis dan lain sebagainya.

b. Tujuan Belajar

Tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi.

Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan

tindakan instruksional, lazim dinamakan instructional effects, yang

bisa berbentuk pengetahuan dan ketrampilan. Sementara, tujuan

belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar intruksional

lazim disebut nurturant effects. Bentuknya berupa. Kemampuan

berfikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima

orang lain dan sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis

dari peserta didik “menghidupi” (live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu (Suprijono, 2011: 5). Sedangkan menurut Kastolani

(2014: 66-67) tujuan belajar yaitu:

1) Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan pemilikan pengetahuan dan

(36)

16

membutuhkan adanya bahan pengetahuan, dan kemampuan

berfikir dapat memperluas pengetahuan.

2) Penanaman konsep dan keterampilan

Pemahaman konsep memerlukan suatu keterampilan baik

keterampilan jasmani yang dapat dilihat dan alami sehingga

menitik beratkan pada keterampilan gerak atau penampilan

anggota tubuh seseorang yang sedang belajar, atau keterampilan

ruhani yang menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan

keterampilan berfikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan

merumuskan suatu masalah atau konsep.

3) Pembentukan sikap

Pembentukan sikap adalah guru bertindak bijak dalam

menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa.

Seorang guru harus cakap dalam mengarahkan motivasi dan

berfikir bahwa pribadi guru harus dipakai sebagai usaha.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar merupakan

bentuk dari program seorang pendidik agar siswa dapat

menambah pengetahan yang lebih luas.

c. Prinsip-prinsip belajar

Menurut Suprijono (2011: 4-5) ada tiga prinsip-prinsip

belajar yaitu:

1) Prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku

(37)

17

a) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan

yang disadari.

b) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.

c) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.

d) Positif atau berakumulasi.

e) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.

f) Permanen atau tetap.

g) Bertujuan dan terarah.

h) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

2) Belajar merupakan proses. Belajar karena didorong kebutuhan

dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistematik

yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan

kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.

3) Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada

dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya.

Dari penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

belajar merupakan sarana seseorang untuk menambah

pengetahuan, wawasan, ide dan lain sebagainya. Maka dari itu

belajar itu sangat penting dan setiap manusia diwajibkan untuk

(38)

18 d. Pengertian hasil belajar

Menurut Suprijono (2011: 5-6) hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi

dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan

merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik.

Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol,

pemecahan masalah maupun penerapan aturan.

2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan

konsep dan lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari

kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis

fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.

3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan

mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini

meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan

masalah.

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud

otomatisme gerak jasmani.

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek

(39)

19

Menurut Mulyasa (2009: 212) hasil belajar merupakan

prestasi peserta didik secara keseluruhan yang menjadi indikator

kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang

bersangkutan. Menurut Abdurrahman, 1999 dalam Jihad (2013:

14), mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang

diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Sedangkan

menurut Sam‟s (2010: 33) hasil belajar merupakan suatu

kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagi

akibat dari latihaan atau pengalaman yang diperoleh.

Menurut Bloom dalam Suprijono (2011: 6-7), hasil belajar

mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil

belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya

salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil

pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan

sebagaimana diatas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah,

melainkan komprehensif.

e. Macam-macam hasil belajar

Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan diatas meliputi

pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek

psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya

dapat dijelaskan sebagai berikut:

(40)

20

Pemahaman konsep menurut Bloom (1979: 89) dalam

Susanto (2013: 6) diartikan sebagai kemampuan untuk

menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.

pemahamaan menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa

mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang

diberikan oleh gurukepada siswa, atau sejuh mana siswa dapat

memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang

dialami, atau yang ia rasaakan berupa hasil penelitian atau

observasi langsung yang ia lakukan.

2) Keterampilan proses

Usman dan Setiawati (1993: 77) dalam Susanto (2013:9)

mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan

keterampilan yang mengarah k epada pembangunan kemampuan

mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak

kemampuan yang lebih tinggi dalam diri insividu siswa.

Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar,

dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu

hasil tertentu, termasuk kreatifitasnya. Dalam melatih

keterampilan proses, secara bersamaan dikembangkan pula

sikap-sikap yang dikenhendaki, seperti kreatifitas, kerjasama,

bertanggung jawab dan disiplin sesuai dengan penekanan bidang

(41)

21 3) Sikap

Menurut lange dalam Azwar yang dikutip oleh (Susanto,

3013: 10) sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata,

melainkan mencakup pula aspek respons fisik. Jadi, sikap ini

harus ada kekompakan antara mental dan fisik secara serempak.

Jika mental saja yang dimunculkan, maka belum tampak secara

jelas sikapa seseorang yang ditunjukannya. Selanjutnya, A zwar

mengungkapkan tentang struktur sikap terdiri atas tiga

komponen yang saling menunjang, yaitu: komponen kognitif,

komponen afektif, dan konatif. Komponen kognitif merupakan

representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap;

komponen aktif yaitu perasaan yang menyangku temosional;

dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan

berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki

seseorang.

f. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Sriyanti (2013: 24-27) proses belajar melibatkan berbagai

faktor yang sangat kompleks. Oleh sebabitu, masing-masing

faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat berhasil sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan. Belajar tidak hanya

ditentukan oleh potensi yang ada dalam individu tetapi juga

dipengaruhi oleh faktor yang lain yang berasal dari luar diri yang

belajar. Karena tidak heran bila ada anak tidak cerdas, aktif dan

(42)

22

faktor keluarga yang tidak mendukung. Sebaliknya banyak

ditemukaan anak-anak dari keluarga lemah. justru sukses dalam

belajar karena faktor motivasi untuk sukses yang tinggi mendukung

oleh guru-guru yang profesional. Secara umum keberhasilan belajar

dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Masing-masing

faktor tersebut dapat sebagai berikut:

1) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di

luar diri individu. Dalam proses belajar disekolah, faktor

eksternal berarti faktor-faktor yang berada diluar diri siswa.

Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor

sosial.

a) Faktor Nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor diluar individu

yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan balajar.

Faktor nonsosial merupakan kondidi fisik yang ada

dilingkungan sekolah, keluarga maupun di masyarakat.

Aspek tersebut bisa berupa peralatan sekolah, sarana

belajar, gedung dan ruang belajar, kondisi

geografisbsekolah dan rumah, iklim,dan cuaca, jarak

rumah keesekolah sarana transportasi yang tersedia dan

sejenisnya.

(43)

23

Adalah faktor-faktor diluar individu yang berupa

manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilih

menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan

sekolah dan masyarakat (termasuk teman pergaulan anak).

Misalnya, kehadiran orang dalam belajar, kedekatan

hubungan antara anak dengan orang lain, keharmonisan

atau pertengkatan dalam keluarga, gaya pengasuhan orang

tua, hubungan anatr personil sekolah, gaya mengajar guru,

sikap guru terhadap siswa dan lain sebagainya.

2) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri

individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor

fisiologis dan faktor psikologis.

a) Faktor fisioligis

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat

dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari:

(1) Keadaan tonus jasmani pada umumnya. Keadaan tonus

jasmani secara umum yang ada dalam diri individu

sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaaan tonus

jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan,

kelelahan, mengantuk dan kebugaran fisik individu.

Apabila badan individu dan bugar dan sehat maka akan

(44)

24

individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat

akan menghambat hasil belajar.

(2) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu. Keadaan

fungsi-fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait

dengan fungsi pancaindra dan kelengkapan anggota

tubuh yang ada dalam diri individu. Pancaindra

merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan

dalam diri individu. Kesempurnaan anggota tubuh

sangat menunjang belajar.

b) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah faktor yang ada dalam diri

individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat

kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian dan

sebagainya. Tingkat kecerdasan akan mempengaruhi daya

serap serta berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.

Demikian juga motivasi, bakat dan minat banyak

memberikan warna terhadap aktifitas belajar. Bakat dan

minat terhadap suatu mata pelajaran akan mendorong

seseorang mendapat kemudahan mencapai tujuan belajar,

tetapi anak yanag kurang berbakat bukan berarti akan gagal

nelajar, hanya yang bersangkutan perlu waktu lebih banyak

dan kerja lebih keras untuk mendapatkan hasil yang baik.

(45)

25

Demikian halnya dengan kondisi kepribadian, ada siswa

yang mempunyai daya juang tinggi, optimis, penuh

semangat, sementara ada siswa yang berkepribadian mudah

putus asa, kurang energi gampang menyerah,

kondisi-kondisi tersebut akan mempengaruhi hasil belajar.

Faktor ekstern dan intern mempengaruhi keberhasilan

belajar, pengaruhnya bisa bersifat positif atau mendukung,

namun bisa juag negatif atau menghambat.

g. Penilaian hasil belajar

Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu

kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi

pada diri peserta didik. Pada umumnya hasil belajar akan

memberikan pengaruh dalam dua bentuk: (1) peserta didik akan

mempunyai persfektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas

perilaku yang diinginkan, (2) mereka mendapatkan bahwa perilaku

yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap,

sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang

sekarang dengan perilaku yang diinginkan (Mulyasa, 2009:

243-244).

Menurut Mulyasa (2009: 53-256) penilaian pembelajaran pada

umumnya mencakup pre tes, penilaian proses, dan post tes. Ketiga

hal tersebut dijelaskan berikut ini:

(46)

26

Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai

dengan pre tes. Pre tes ini memiliki banyak kegunaan dalam

menjajagi proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh

karena itu pre tes memegang peranan yang cukup penting

dalam proses pembelajaran. Fungsi pre tes ini antara lain dapat

dikemukakan sebagai berikut:

a) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar,

karena dengan pre tes maka pikiran mereka akan terfokus

pada soal-soal yang harus mereka dijawab/kerjakan.

b) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik

sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan.

Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan hasil pres

tes dengan post tes.

c) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki

peserta didik mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan

topik dalam proses pembelajaran.

d) Untuk mengetahui darimana seharusnya proses

pembelajaran dimulai, tujuan-tu juan man yang telah

dikuasai peserta didik, daan tujuan-tujaun mana yang perlu

mendapat penekanan dan perhatian khusus.

b) Penilaian Proses

Penilaian proses dimaksutkan untuk menilai kualitas

(47)

27

didik, termasuk bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan.

Kualitas pembelajaraan dapat dilihat dari segi proses dan dari

segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatan berhasil dan

berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebesar

(75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental,

maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping

menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar

yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari

segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila

terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik

seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (70%). Lebih

lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas

apabila masukan merata, menghasilkan output yang banyak

dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan,

perkembangan masyarakat dan pembengunan.

c) Post Tes

Pada umumnya pelakssanaan pembelajaraan diakhiri

dengan post tes. Sama halnya dengan pre tes, post tes juga

memiliki banyak kegunaan, terutama dalam melihat

keberhasilan pembelajaran. Fungsi post tes antara lain dapat

dikemukakan sebagai berikut:

(1) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik

(48)

28

secara individu maupun kelompok. Hal ini dapat diketahui

dengan membandingkan antara hasil pre tes dan post tes.

(2) Untuk mengeahui kompetensi dasar dan tujuan-tujuan

yang dapat dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi

dasar dan tujuan-tujuan yang belum dikuasainya.

Sehubungan dengan kompetensi dasar dan tujuan yang

belum dikuasai ini, apabila sebagian besar belum

menguasainya maka perlu dilakukan pembelajaran

kembali (remedial teaching).

(3) Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti

kegiatan remedial, dan yang perlu mengikuti kegiatan

pengayaan, serta untuk mengetahui tingkat kesulitan

dalam mengerjakan modul (kesulitan belajar).

(4) Sebagai acuan untuk melakukan perbaikan terhadap

komponen-komponen pembelajaran (modul), dan proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap

perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian.

2. Metode Active Self-assessment

a. Pengertian Metode Active Self-assessment

Active self-assessment (penilaian diri secara aktif) adalah menilai peserta didik dengan cara melibatkan mereka dalam

membuat penilaian tentang belajar mereka sendiri, terutama tentang

(49)

29

assessment memberikan kontribusi pada proses belajar peserta

didik terutama untuk mengarahkan semua kemampuannya dalam

mencapai target belajar yang telah ditentukan. Disamping itu

Self-assessment juga dapat dipergunakan untuk melakukan perbaikan

terhadap kompetensi peserta didik yang diketahui belum mencapai

hasil seperti yang diharapkan selama proses belajar berlangsung.

Tentu saja hasil Self-assessment juga bisa dipakai untuk

menentukan hasil akhir dari peserta didik (Komalasari, 2010:78).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran Active self-assessment adalah pendekatan

pembelajaran yang dilakukan pendidik dalam proses memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menilai pembelajaran mereka

sendiri dan juga teman-teman mereka.

b. Langkah-langkah Metode Active Self-assessment

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode Acti

ve Self-assessment (Komalasari, 2010:152)adalah sebagai berikut:

1) Guru membuat daftar pertanyaan yang akan dibaca dihadapan

kelas untuk menilai sikap terhadap subyek yang diberikan.

2) Memerintahkan peserta didik untuk berdiri didepan angka

yang mereka pilih, yang sudah ada didepan kelas.

3) Guru membuat sekala angka satu sampai lima di depan

(50)

30

4) Jelaskan bahwa pertanyaan-pertanyaan itu akan dibaca di

hadapan kelas. Setelah mendengarkan masing-masing, peserta

didik berdiri di depan angka rata-rata yang terbaik memainkan

sikapnya terhadap subyek. Berdasarkan masalah subyek angka

satu 1 dapat menjadi “sangat setuju” dengan tingkat

pengembangan samapi 5 untuk “sangat tidak setuju” atau “tidak memahami”.

5) Peserta didik menjelaskan mengapa mereka memilih posisi

atau nomer yang dipilih.

6) Berikutnya, kelompokan peserta didik dalam sub-sub

kelompok.

7) Berilah mereka salinan pertanyaan tertulis dan perintakan

mereka untuk mendiskusikannya.

8) Sekarang, perintahkan siswa untuk mempertimbangkan secara

pribadi sikapnya terhadap setiap item. Perintahkan mereka

untuk menyimpulkan tingkat kesepakatan dan ketidak

kesepakatan.

9) Guru kemudian membahas semua pertanyaan secara

bersama-sama.

3. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Menurut Majid (2012:11-13) pendidikan agama islam adalah

(51)

31

mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa,

dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama islam dari

sumber utamanya kitab suci Al-Qur‟an dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta pengunaan

pengalaman. Disertai dengan tuntunan untuk menghormati

penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antara

umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan

persatuan bangsa.

Menurut Zakiyah Daradjad (1987:87), pendidikan agama

islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta

didik agar senantiasa dapat memahami kandungan ajaran islam

secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya

dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pandangan

hidup. Sedangkan menurut Tayar Yusuf (1986: 35) mengartikan

pendidikan agama islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk

mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan

keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia

muslim, bertakwa kepada Allah Swt, berbudi pekerti luhur, dan

berkepribadian yang memahami, menghayati, dan mengamalkan

ajaran agama islam dalam kehidupan nya.

Menurut bukunya Majid dan Andayani (2005: 131-132) mata

pelajaran agama islam itu secara keseluruhannya dalam lingkup

(52)

32

sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama

islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan

keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri,

sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya.

Menurut Ramayulis (2014: 21) pendidikan agama islam

adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik

untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa

berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama islam dari sumber

utamanya kitab suci al-Qur‟an dan al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.

Jadi pendidikan agama islam merupakan usaha sadar yang

dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik

untuk menyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran islam

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah

ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

b. Dasar Pendidikan Agama Islam

Pelaksanaan pendidikan agama islam di sekolah mempunyai

dasar yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini (dalam Majid

2012:13-15) dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu sebagai berikut.

1) Dasar Yuridis/Hukum

Dasar yuridis, yakni dasar pelaksanaan pendidikan agama

(53)

33

langsung dapat menjadi pandangan dalam melaksanakan

pendidikan agama di sekolah secara formal.

2) Dasar Religius

Dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran islam.

Menurut ajaran islam pendidikan islam adalah perintah dari

Tuhan dan merupakan perwujudan Ibadah kepada-Nya. Dalam

Al-Qur‟an banyak ayat-ayat yang menunjukkan perintah tersebut, antara lain:

a) Q. S Al-Nahl ayat 125:

ا ِحَظِػٌََْْىاًَ ِحََْنِحْىاِت َلِّتَس ِوٍِْثَس ىَىِإ ُعْدُا

ِحَنَسَحْى

َّوَض ََِِْت ٌَُيْػَأ ٌَُى َلَّتَس َُِّإ َُِسْحَأ ًَِى ًِْتَّىاِت ٌُْيْىِداَجًَ

ٌَِِْذَتْيَُْىاِت ٌَُيْػَأ ٌَُىًَ ِوِيٍِْثَس َِْػ

Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah

dan pelajaran yang baik……”

b) Q. S Ali-Imran ayat 104:

ُِنَتْىًَ

ًَُُشٍُْؤًٌََ ِشٍَْخْىا ىَىِإ ٌَُُػْذٌَ ُُُحٍَُّأ ٌُْننٍِّ

ٌَُُحِيْفَُْىا ٌُُى َلِئَلاًُْأًَ ِشَننَُْىا َِِػ ٌََُْيْنًٌََ ِفًُشْؼََْىاِت

Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan umat yang menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang

(54)

34 3) Aspek Psikologis

Psikologis, yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek

kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa

dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai

anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat

hatinya tidak tenang dan tidak tenteram sehingga memerlukan

adanya pegangan hidup. Pegangan hidup tersebut adalah agama.

c. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, serta pengalaman peserta

didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang

terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa

dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang

pendidikan yang lebih tinggi (Kurikulum PAI: 2002) dalam (Majid,

Andayani, 2005: 135).

Dengan demikian pendidikan agama islam sangat perlu

dilaksanakan disekolah ataupun di madrasah karena tujuan

pendidikan agama islam sama dan sesuai dengan tujuan diturunkan

agama islam itu sendiri yaitu agar membentuk manusia yang

(55)

35

d. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Menurut Majid (2012:15) Pendidikan Agama Islam untuk

sekolah/madrasah berfungsi sebagai berikut:

1) Pengembangan

Yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta

didik kepada Allah Swt, yang telah ditanamkan dalam

lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama

kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan

oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk

menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui

bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar keimanan dan

ketakwaam tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai

dengan tingkat perkembangannya.

2) Penanaman nilai

Yaitu sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan

hidup di dunia dan di akhirat.

3) Penyesuaian mental

Yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya

baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat

mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama islam.

4) Perbaikan

Yaitu untuk memperbaik kesalahan-kesalahan,

(56)

36

keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam

kehidupan sehari-hari.

5) Pencegahan

Yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya

atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan

menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia

seutuhnya.

4. Tinjauan materi akhlak terpuji a. Pengertian akhlak terpuji

Kata “akhlaq” berasal dari bahasa arab yang sudah mengindonesia, dan merupakan jamak taksir dari kata khuluq, yang

berarti tingkah laku, budi pekerti, tingkah laku atau tabiat (Warson,

Munawwir, 2002: 364). Kadang juga diartikan syakhsiyyah yang

artinya lebih dekat dengan personality (kepribadian). Kepribadian

merupakan ciri atau sifat khas dari diri seorang yang bersumber

dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya

keluarga pada masa kecil dan bawaan seseorang sejak kecil

(Sjarkawi, 2006: 11).

Menurut para ahli ilmu akhlaq adalah sesuatu keadaan jiwa

seseorang yang menimbulkan terjadinya perbuatan-perbuatan

seseorang dengan mudah. Sedangkan akhlaq terpuji adalah segala

(57)

37

bisa menambah iman dan mendatangkan pahala. Akhlaq terpuji

merupakan akhlaq yang mencerminkan ajaran rasulullah SAW.

b. Macam-macam Akhlak Terpuji 1) Ikhlas

اٌُصَيْخَأًَ ِللهاِت اٌََُصَتْػاًَ اٌُحَيْصَأًَ اٌُتاَت ٌَِِزَّىا َّلاِإ

ُالله ِخْؤٌُ َفٌَْسًَ ٍَِِنٍِْؤَُْىا غٍَ َلِئَلاًُْؤَف ِلله ٌُْيَنٌِد

اًٍَِظَػ اًشْجَأ ٍَِِنٍِْؤَُْىا

{

641

}

Kandungan Q. S an-Nisa‟ 146 menjelaskan tentang keikhlasan amal seorang merupakan syarat mutlak diterimanya

amal. Perhatikan firman Allah Swt berikut:

َءآَفَنُح ٌَِِّذىا ُوَى ٍَِِصِيْخٍُ َ َّالله اًُذُثْؼٍَِى َّلاِإ اًُشٍُِأآًٍََ

ًٌَُ َجَلاَّصىا اٌٍَُِقًٌَُ

ِحٍَََِّقْىا ٌُِِد َلِىَرًَ َجاَمَّضىا اٌُتْؤ

“padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya

menyembah Allah dengan memurnikan ketaat kepada-Nya

dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka

mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian

itulah agama yang lurus”. (Q. S. al-Bayyinah/98: 5) 2) Sabar

(58)

38

Kandungan Q. S al- Baqarah/2:153 menjelaskan

orang yang sabar. Sesungguhnya Allah SWT. Beserta

orang-orang yang sabar. Sabar merupakan pengendalian hati untuk

selalu istiqomah dalam berbuat baik. Sabar bisa diarikan tabah,

tahan menderita, ulet, tekun dan tidak mudah putus asa.

3) Pemaaf

Kandungan Q. S Ali-Imron/3: 134 menjelaskan cirri-ciri

orang yang taqwa yaitu selalu memaafkan orang lain. Sikap

pemaaf berarti sikap suka memaafkan kesalahan orang lain

tanpa sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk membalasnya.

Dalam bahasa arab sikap pemaaf disebut al-„afw yang juga memiliki arti bertambah, pengapusan, ampun, atau anugrah.

c. Perilaku Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf

1) Perilaku ikhlas dalam kehidupan sehari-hari

a) Gemar melakukan perbuatan terpuji dan tidak dipamerkan

kepada orang lain.

b) Ikhlas dalam beribadah, semata-mata karena Allah.

c) Tidak mengharapkan pujian atau sanjungan dari orang lain.

d) Selalu berhati-hati dalam bertindak.

(59)

39

2) Perilaku sabar dalam kehidupan sehari-hari a) Sabar dalam menjalankan perintah Allah

b) Sabar dalam menjauhi maksiat atau meninggalkan larangan

Allah.

c) Sabar dalam menerima dalam menghadapi musibah.

3) Perilaku pemaaf dalam kehidupan sehari-hari

a) Memberikan maaf dengan ikhlas kepada orang yang meminta

maaf.

b) Meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat.

c) Tidak memendam rasa benci dan perasaan dendam kepada

orang lain.

5. Penerapan Metode Pembelajaran Active Self-assessment Dalam Proses Belajar Mengajar Materi Akhlaq Terpuji

Dalam pembelajaran PAI materi akhlaq terpuji siswa diharapkan

mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Makna

akhlaq terpuji, serta menunjukkan perilaku yang di ajarkanka oleh

rasulullah dalam perilaku dan kebiasaan yang baik. Oleh karena itu,

guru dalam proses pembelajaran dapat menciptakan suasana

pembelajaran yang lebih aktif agar dapat mencapai tujuan pendidikan

agama Islam yang telah ditetapkan di atas sehingga menggunakan

metode yang lebih kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan sangat

dibutuhkan dalam pembelajaran akhlaq. Metode active self-assessment

(60)

40

dan kerja sama kelompok dapat diterapkan dalam proses pembelajaran

PAI materi akhlaq terpuji, karena metode active self-assessment dapat

membuat peserta didik menjadi aktif, antusias dalam pembelajaran,

mendorong siswa untuk kerja individu, kelompok dan siswa dapat

membiasakan diri pada sumber bukan guru.

B. KAJIAN PUSTAKA

1. Skripsi ini ditulis oleh Damayanti Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan judul

“Peningkatan Kedisipilinan dan Hasil Belajar Matematika Pada Bangun

Datar Melalui Metode Active Self-Assesement Siswa kelas VII Semester II

di SMP Muhammadiyah 9 Gemolong Sragen” Kesimpulan dari penelitian

tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih disiplin, hal

ini dilihat dari sejumlah 28 siswa, pada tindakan kelas putaran 1

kedisiplinan belajar siswa sudah cukup bagus. Siswa yang taat pada aturan

sebanyak 14 siswa (50%), siswa yang tepat waktu sebanyak 16 siswa (57,

14%) dan siswa yang tuntas memenuhi nilai lebih dari sama dengan 65

sebanyak 15 siswa (53, 57%). Pada tindakan kelas putaran ke II, kegiatan

pembelajaran sudah mulai berjalan lancar. Kedisipilnan belajar siswa pada

tindakan kelas putaran II diperoleh siswa pada aturan sebanyak 22 siswa

(78, 57%), siswa yang tepat waktu sebanyak 25 siswa (89, 28%) dan siswa

yang tuntas memenuhi nilai lebih dari sama dengan 65 sebanyak 24 siswa

(85, 71%). Hasil penelitian dari 28 siswa dalam pembelajaran ini

(61)

41

yang sangat baik. Hal ini terbukti dari siswa yang taat pada aturan, dalam

mengikuti pembelajaran dan hasil belajar siswa di atas KKM (>65)

meningkat secara segnifikan.

2. Skripsi yang ditulis oleh Rina Marrinawati Mahasiswa Fakultas Tarbiyah

dan jurusan Pendidikan Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

yang dibuat pada tahun 2013 dengan judul “Penerpan Strategi Self Assessment dalam pembentukan Karakter Siswa pada Pembelajaran Fiqih

di kelas X IPA MAN Yogyakarta III”. Hasil yang diperoleh dari penelitian

tersebut siswa dapat mengekspresikan dirinya dengan cara menilai dirinya

sendiri, karakter yang muncul dan menjadi kebiasaan siswa tersebut adalah

jujur, tanggung jawab, saling menghargai dan percaya diri. Dalam strategi

tersebut siswa sudah sesuai dengan indikator.

Persamaan dari kedua penelitian diatas terletak pada salah satu variabelnya menggunakan metode pembelajaran Active Self-Assesement,

dan hasilnya sama yaitu metode Active Self-Assesement pembelajar dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

Damayanti dan Rina Marrinawati dapat diambil kesimpulan bahwa metode

pembelajaran Active Self-Assesement berpengaruh terhadap peningkatan

hasil belajar siswa. Ada keterkaitan dalam penelitian tersebut sehingga

dapat dijadikan acuan oleh peneliti dalam penelitian PAI meteri akhlaq

terpuji. Berdasarkan dengan hasil penelitian diatas peneliti

mengembangkan penelitian dalam mata pelajaran Pendidikan Agama

(62)

42

terpuji. Dari penelitian di atas menunjukkan metode Active

Self-Assesement dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Bedanya dengan penelitian penulis bahwa metode Active

Self-Assesement dapat membuat siswa lebih semangat dalam mengikuti

pembelajaran dan para siswa berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik.

Dalam proses belajar siswa lebih aktif dan ketika guru memberikan soal

mereka sangat antusias. Dilihat dari nilai para siswa sudah bisa mencapai

(63)

43 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah

1. Identitas Sekolah

Profil SMP N 8 Salatiga adalah sebagai berikut:

Nama Sekolah : SMP Negeri 8 Salatiga

No. Statistik Sekolah : 201036202008

Status sekolah : Negeri

Tahun berdiri : 1956

SK terakhir/Status Sekolah : 0259/O/1994, 5 Oktober 1994

Nilai Akreditasi : 93 (A)

Desa : Sidorejo Kidul

Kecamatan : Tingkir

Kota : Salatiga

Provinsi : Jawa Tengah

2. Visi dan Misi SMP N 8 Salatiga

Untuk mewujudkan generasi yang santun, Iman, Pintar, dan Prigel.

a. Visi

1) Unggul dalam tingkah laku sopan dan santun.

2) Unggul dalam keimanan dan ketaqwaan.

3) Unggul dalam prestasi akademik.

4) Unggul dalam bidang keterampilan.

(64)

44

6) Unggul dalam kegiatan keolahragaan.

7) Unggul dalam kesenian.

b. Misi

1) Menanamkan norma dan tata nilai yang sesuai budaya bangsa

Indonesia.

2) Menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan sesuai ajaran agamanya

3) Menyelanggarakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif

dan efisien untuk meningkatkan potensi akademik siswa.

4) Menumbuhkan potensi diri siswa dalam bidang keterampilan dan

komunikasi, sebagai bekal hidup.

5) Menumbuhkan sikap disiplin, bertanaggung jawab dan

membantau siswaaa untuk mengenali potensi dirinya agar dapat

berkomunikasi dengan baik.

6) Menyelenggarakan bimbingan dan pelatihan dibidang olahraga

prestasi.

3. Tenaga Pendidik

Guru di SMP Negeri 8 Salatiga semuanya berjumlah 48 guru, 6

tenaga TU (Tata Usaha), 1 penjaga keamanan, 2 pembantu pelaksana.

Disamping mengajar guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang

(65)

45

Tabel 3.1 Data Guru Smp Negeri 8 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018

No Nama NIP Jabatan/Guru

1 Sri Hartini, S.Pd., M.Pd. 19681030 199702 2 002 Kepala Sekolah

2 Sri Juniati, S.Pd. 19690621 199702 2 006 BK

3 Drs. Wiyono 19591205 198703 1 011 BK

4 Drs. Dasuki 19590903 198803 1 004 Prakarya

5 Dra. Siti Kabuliah 19600805 198803 2 003 PKn

6 Sugino, S.Pd.I 19590404 198502 1 002 PAI

7 Heru Indriani, S.Pd 19590419 198803 2 003 BK

8 Farid Susanto, S.Pd.Ing 19620427 198501 1 002 Bahasa Inggris

9 Dwikora Beny Suprihati,

S.Pd. 19641015 199003 2 004 IPA

10 Kasmin, S.Pd. 19650530 199003 1 005 PKn

11 Handayani, S.Pd. 19711105 199702 2 002 Bahasa Inggris

12 Jumadi, S.Pd. 19720605 199802 1 002 Seni Budaya

13 Wiharsih 19630305 198703 2 011 Seni Budaya

14 Ery Purnamawati, S.Pd 19680214 199403 2 009 Matematika

15 Endah Aprilina, S.Pd. 19690424 199802 2 003 Bahasa Indonesia

16 Dra. Umi Aemanah 19651222 199903 2 001 IPS

Gambar

Gambar 1.1 Tahapan-tahapan pelaksanaan PTK (Arikunto 2014: 16).
Tabel 3.1 Data Guru Smp Negeri 8 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018
Tabel 3. 2 Data sarana dan prasarana  SMP Negeri 8 Salatiga
Tabel 3. 3 Data siswa kelas VII D
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun alasan penulis memilih judul analsis efektifitas sistem pengendalian internal terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan dalam perspektif ekonomi isLam (studi

Hasil penelitian ini adalah unsur kebudayaan Batak yang terdapat dalam Perempuan Bernama Arjuna 4 karya Remy Sylado yang terdiri dari enam unsur yaitu (1) bahasa

Tujuan dari penulisan laporan akhir ini adalah untuk melihat besar pengaruh kelompok acuan terhadap keputusan siswa General Conversation memilih Global English Language

“misi sosio -pedagosis adalah mengembangkan potensi individu sebagai insan Tuhan dan makhluk sosial menjadi warga negara yang cerdas, demokratis, taat hukum,

ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO.43/PUU-XIII/2015 TENTANG PROSES REKRUTMEN HAKIM TINGKAT PERTAMA.. TANPA MELIBATKAN

Pengaruh Firm Size, Winner/Loser Stock, dan Debt To Equity Ratio Terhadap Perataan Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).. Jurnal

EBLUP merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk pendugaan area kecil, yang berawal dari ketidakmampuan BLUP (Best Linier Unbiased Predictor) dalam menduga

Untuk mengatasi masalah tersebut, Dr.Vu Nang Dung, Ketua Asosiasi Ilmu Tanah Vietnam mengatakan bahwa untuk memiliki strategi penggunaan tanah