BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan keras gigi terdiri dari enamel, dentin, dan sementum.11 Jaringan keras tersebut pada dasarnya sama dengan jaringan tulang yang sebagian besar terdiri atas
zat anorganik.11,17
2.1Struktur Enamel
Enamel gigi merupakan jaringan terluar gigi berwarna kuning muda sampai
putih keabuan yang menutupi anatomis mahkota gigi manusia dan memiliki ketebalan
yang berbeda pada setiap area gigi.12,19 Enamel merupakan jaringan tubuh dengan susunan kimia kompleks yang mengandung 96% bahan anorganik (mineral), 1%
bahan organik dan 3% air.12,19 Enamel mengandung zat anorganik yang terbesar sehingga merupakan bagian terkeras pada tubuh manusia.19 Komponen mineral dari enamel digambarkan dalam bentuk hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2).19
Enamel tersusun dalam bentuk prismata-prismata hexagonal.12,20 Dasar prismata di bagian luar yakni di bagian permukaan makin kecil ke arah lapisan
dentin.12 Prismata ini bidang-bidangnya banyak sehingga hampir melingkar seperti silinder dan mirip kerucut.12 Antara prismata satu dengan yang lainnya dilekatkan satu sama lain dengan substansia interprismatik.12,20 Sedangkan tiap-tiap prismata itu sendiri diselubungi oleh satu selubung.12
Gambar 1. (A) Prisma enamel pada permukaan gigi. (B) dan (C) Prisma enamel tersusun tidak beraturan yang dilihat dengan menggunakan scanning electron
Substansia interprismatik
C
B
Dilihat dari sifat fisiknya, enamel memiliki sifat yang sangat keras karena
bahan mineralnya.12 Meskipun demikian, enamel bersifat permeabel terhadap ion-ion dan molekul yang dapat mengalami penetrasi sebagian atau kompleks. Enamel dapat
larut ketika berkontak dengan asam, sehingga larutnya sebagian atau keseluruhan
mineral enamel akan mempengaruhi permukaan enamel.12 Enamel memiliki
kelenturan yang rendah dan rapuh yang dipengaruhi oleh faktor positif dan negatif
dalam rongga mulut. Faktor positif yang mempengaruhi enamel yaitu dengan
tersedianya kalsium dan fosfat yang cukup pada saliva serta adanya fluor dari pasta
gigi.19 Faktor negatif yang berpengaruh pada kerusakan enamel salah satunya adalah keasaman minuman dan makanan yang akan menyebabkan perubahan dari
permukaan enamel.14
2.2Demineralisasi dan remineralisasi
2.2.1 Demineralisasi
Demineralisasi adalah hilangnya sebagian atau seluruh mineral enamel karena
larut dalam asam, semakin rendah pH maka akan meningkatkan ion hidrogen yang
akan merusak hidroksiapatit enamel.14,19 Demineralisasi dapat disebabkan karies dan non karies.14 Demineralisasi non karies terdiri dari Atrisi, Abrasi dan Erosi.14 Perbedaannya yaitu karies gigi disebabkan oleh asam hasil fermentasi karbohidrat
dan makanan lainnya yang diakibatkan bakteri di dalam rongga mulut, sedangkan
erosi gigi disebabkan oleh asam dari makanan dan minuman bukan berasal dari hasil
fermentasi.14 Makanan dan minuman yang memiliki pH < 7 dapat menyebabkan demineralisasi enamel.14
Pada saat asam berkontak dengan enamel maka komponen ion hidrogen yang
terdapat pada larutan asam tersebut mulai melarutkan kristal enamel.14 Mula-mula, daerah selubung prisma (prisma sheath) akan melarut dan berlanjut ke inti prisma,
membentuk permukaan yang dikenal dengan sarang lebah.14,19 Kemudian asam yang tidak berionisasi (anion) akan berdifusi ke dalam daerah interprismatik pada enamel
enamel. Struktur prisma enamel menjadi irreguler diikuti dengan derajat hilangnya
enamel yang bervariasi dari satu tempat ketempat lain.14,19
Enamel sebagian besar terdiri dari hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2) atau
fluoroapatit (Ca10(PO4)6 F2).13 Pada keadaan asam, kedua komponen tersebut akan
larut menjadi Ca2+; PO4-9 dan F-, OH-.13 Ion H+ akan bereaksi dengan gugus PO4-9, F-,
OH- membentuk HSO4-, H2SO4-, HF atau H2O, sedangkan yang kompleks terbentuk
CaHSO4; CaPO4 dan CaHPO4.13 Kecepatan melarutnya enamel dipengaruhi oleh
derajat keasaman, konsentrasi asam, waktu melarut dan kehadiran ion sejenis kalsium
dan fosfat.13
Apabila hidroksiapatit berkontak dengan asam, reaksi yang terjadi sebagai
berikut:13
Berdasarkan reaksi di atas, pada proses acidification (berkontak dengan asam) OH -akan diubah oleh H+ menjadi H2O dan PO43- akan dirubah menjadi HPO42-, yang
apabila kontak dengan asam lebih lama maka akan berubah menjadi H2PO4-. Ini akan
menyebabkan berkurangnya OH- dan PO43- pada persamaan di sebelah kanan.
Apabila mencapai tahap akhir, bahan yang solid akan masuk ke dalam larutan.
Namun tidak ada perubahan pada Ca2+. Demineralisasi yang terus menerus akan membentuk pori-pori kecil pada enamel yang disebut juga porositas, yang dapat
menyebabkan perubahan dari permukaan enamel.13
2.2.2 Remineralisasi
Remineralisasi merupakan proses perbaikan alami pada permukaan gigi yang
non-kavitas dan proses perbaikan mineral seperti ion kalsium, fosfat dan fluor untuk
membangun kembali permukaan enamel yang telah mengalami demineralisasi.19
membuat enamel kuat dan stabil kembali.19 Remineralisasi membutuhkan ketersediaan kalsium dan fosfat, dan hal ini sebanding dengan kemampuan fluor.
Tetapi, remineralisasi tidak mungkin terjadi apabila kandungan mineral apatitnya
telah hilang secara keseluruhan.19 Aplikasi fluor pada permukaan enamel terbukti dapat meremineralisasi permukaan enamel yang mengalami demineralisasi.19
2.3Perubahan warna gigi
Warna gigi setiap orang sangat bervariasi. Secara fisiologis, dengan
bertambahnya umur seseorang, email akan menjadi tipis karena abrasi atau erosi,
dentin menjadi lebih tebal karena deposisi dentin sekunder dan reparatif, serta terjadi
penumpukan noda-noda dari faktor ekstrinsik. Hal inilah yang mempengaruhi
perubahan warna gigi menjadi semakin gelap.5,21
Menurut Albert Henri Munsell, terdapat tiga dimensi warna yaitu:22
• Hue (color tone) adalah kualitas warna yang dapat membedakan antara warna
yang satu dengan warna yang lain. Dalam hal gigi, hue diwakili oleh A(
reddish-brownish), B(reddish-yellowish), C(grayish shade) dan D(reddish-greyish) dalam
shade guide Vita Classic. Seiring bertambahnya usia, variasi hue sering terjadi
disebabkan oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
• Chroma (brightness) merupakan kualitas warna yang dapat membedakan antara
warna yang kuat dengan yang lemah. Bayangkan ketika pewarna merah makanan
diteteskan ke dalam segelas air. Setiap kali pewarna makanan itu ditambahkan,
intensitas atau kekuatan akan meningkat.
• Value (saturation) merupakan kualitas warna yang membedakan antara warna terang dengan warna gelap. Hal ini dapat dipengaruhi oleh jarak antara objek dan
sumber cahaya. Objek akan terlihat terang bila objek tersebut dekat dengan
sumber cahaya dan objek akan terlihat gelap bila jauh dari sumber cahaya. Skala
value diukur dari anga 0-10 yang artinya angka 0 untuk hitam dan 10 untuk putih.
Perubahan warna gigi (diskolorisasi gigi) disebabkan bermacam-macam yang
umumnya dapat digolongkan:5,21
• Perubahan warna ekstrinsik umumnya terjadi karena rokok (tembakau), minuman
dan makanan yang berwarna seperti teh, kopi, minuman berkarbonasi dan kecap
sehingga membentuk stain (noda) pada bagian luar gigi, yaitu email. Kebersihan
mulut (oral hygiene) yang jelek juga bisa mempengaruhi warna gigi. Perubahan
warna ekstrinsik relatif lebih mudah ditanggulangi dengan membersihkan noda
pada emailnya dibandingkan dengan perubahan warna intrinsik. Noda- noda
terutama yang berasal dari stain rokok lebih banyak ditemukan pada bidang
lingual pada rahang bawah dan bidang palatal pada rahang atas.
• Perubahan warna intrinsik terjadi akibat faktor dari dalam gigi. Umumnya noda
terdapat pada email dan dentin. Penyebabnya diantaranya adalah :
1) Obat-obatan selama pertumbuhan gigi contohnya tetrasiklin dan fluoride
2) Obat- obatan setelah pertumbuhan gigi, misalnya Minocycline
3) Penyakit atau kondisi selama pertumbuhan gigi, seperti kondisi kelainan darah
dan trauma
4) Perubahan pada pulpa, contohnya obturasi saluran akar, nekrosis pulpa dengan
dan tanpa perdarahan
5) Penyebab lain pada gigi nonvital, misalnya trauma selama ekstirpasi pulpa,
material restorasi gigi, dan material perawatan saluran akar.
2.4Pemutihan gigi (bleaching)
Pemutihan gigi adalah suatu upaya untuk mengembalikan (merestorasi) warna
normal pada gigi akibat adanya diskolorisasi (perubahan warna) baik oleh karena
faktor ekstrinsik dan intrinsik pada gigi dengan cara mengubah warna noda menjadi
lebih sedikit berpigmen menggunakan bahan oksidasi atau reduksi berkekuatan
tinggi.2,3,5 Dalam reaksi redoks, bahan oksidator (seperti hidrogen peroksida) memiliki radikal bebas dengan electron yang tidak berpasangan yang akan tereduksi,
sedangkan bahan reduktor (bahan yang akan diputihkan) menerima elektron dan
Terdapat 2 macam teknik pemutihan gigi:2,3,6,23 1. Teknik eksternal
Teknik eksternal ini terdapat dua macam yaitu office bleaching dan home
bleaching
• Office bleaching dilakukan langsung dipraktek oleh dokter gigi.
Digunakan untuk menghilangkan stein pada gigi (contoh : stein tetrasiklin
atau karena penuaan) atau pemutihan satu gigi ( gigi setelah perawatan
endodonti).
• Home bleaching merupakan teknik yang sangat mudah, setelah konsultasi awal dengan dokter gigi, tray yang dibuat untuk pasien untuk memutihkan
gigi dirumah. Pasien mengaplikasikan bahan pemutih gigi pada tray. Tray
dipakai selama beberapa jam selama 1 hari.
2. Teknik internal
Teknik internal terdapat dua macam yaitu teknik termokatalik (peletakan bahan
oksidator di dalam kamar pulpa dan penggunaan panas) dan teknik walking
bleach (dipakai dalam semua keadaan yang memerlukan teknik pemutihan secara
internal dan teknik ini dapat dilakukan pada kunjungan yang sama pada obturasi).
2.5Mekanisme pemutihan gigi
Pada awal proses pemutihan, cincin karbon yang terpigmentasi akan terbuka
menjadi ikatan tidak jenuh. Kemudian cincin karbon yang terbuka akan berikatan
dengan radikal bebas dari bahan pemutih. Radikal bebas merupakan elektron yang
tidak berpasangan dan akan terus bereaksi sampai staining terurai menjadi
molekul-molekul sederhana yang bersifat sedikit merefleksikan cahaya spesifik dari stain,
yaitu terjadi pengurangan atau elimination discoloration. Sampai suatu saat akan
dicapai suatu titik dimana molekul-molekul sederhana yang terbentuk maksimum,
keadaan ini disebut dengan saturation point (titik jenuh). Pada titik ini kerusakan
struktur gigi dimulai, kehilangan email menjadi lebih cepat. Oleh karena itu
pemutihan gigi harus segera dihentikan ketika titik jenuh dicapai untuk
bahan-bahan organik yang diakhir reaksinya akan menghasilkan CO2 dan air (gambar
2).24
2.6Bahan pemutih gigi
Bahan pemutih dapat berperan sebagai oksidator atau reduktor dan
kebanyakan adalah oksidator. Oksidator yang makin kuat akan meningkatkan daya
pemutihan gigi. Bahan – bahan yang dapat dipakai diantaranya hidrogen peroksida,
karbamid peroksida (urea peroksida), dan natrium floride.6
2.6.1 Hidrogen peroksida
Hidrogen peroksida merupakan bahan oksidator kuat yang paling sering
digunakan dan tersedia dalam berbagai konsentrasi.6,25,26 Karateristik dari hidrogen peroksida adalah sangat cepat dipecah menjadi air dan oksigen.6,26 Oksigen murni yang dilepaskan tersebut sangat reaktif dan dapat berperan pada proses pemutihan
H2O2 H2O + On
Ca10(PO4)6(OH)2 + On 10CaO + 3P2O5 + H2O
Hidroksiapatit putih
dipengaruhi oleh kondisi reaksi, diantaranya suhu, pH, cahaya, dan adanya transisi
mineral. Perubahan yang terjadi pada lapisan gigi yang disebabkan oleh reaksi dari
H2O2 30% dengan molekul apatit, dengan proses pemanasan akan terjadi reaksi
sebagai berikut :5
Berdasarkan reaksi diatas, hidroksiapatit bereaksi dengan superoxol dan
menyebabkan pengendapan CaO. CaO inilah yang menimbulkan warna putih pada
gigi.5
2.6.2 Karbamid peroksida
Karbamid peroksida disebut juga urea peroksida karena kombinasi urea dan
hidrogen peroksida.3,25,27 Karbamid peroksida tidak berwarna, tidak berbau, tidak toksik, dan berbentuk kristal putih yang dapat larut dalam alkohol, eter dan air.22,26 Karbamid peroksida dapat digunakan dalam dua konsentrasi, yaitu konsentrasi tinggi
(30-50%) yang dipakai untuk metode in office bleaching dan konsentrasi rendah
(10-16%) yang digunakan untuk metode home bleaching. Karbamid peroksida 10%
mengandung 3,3% hidrogen peroksida, Karbamid peroksida 16% mengandung 5,3%
hidrogen peroksida, Karbamid peroksida 22% mengandung 7,3% hidrogen peroksida,
Karbamid peroksida 35% mengandung 11,7% hidrogen peroksida 23,27
Karbamid peroksida telah digunakan sebagai bahan pemutih gigi sejak tahun
1989 dan merupakan bahan yang sering dipakai dalam perawatan pemutihan gigi vital
peroksida 10% telah disetujui American Dental Association (ADA) karena lebih
aman, murah dan efektif untuk pemutihan gigi vital.25
Reaksi dari karbamid peroksida dalam proses pemutihan sebagai berikut:25,27
Karbamid peroksida Hidrogen peroksida + Urea
CH2N2OH2O2 H2O2 CH2N2O
Hidrogen peroksida Air + Oksigen
H2O2 H2O O2
Urea Amonia + Karbondioksida
CH2N2O NH3 CO2
Urea dalam karbamid peroksida berperan sebagai penstabil agar efek bahan
tersebut lebih panjang dan berperan memperlambat proses pelepasan hidrogen
peroksida. Agar efek karbamid peroksida maksimal, dibutuhkan waktu yang lama
untuk berkontak dengan gigi. Urea dalam karbamid peroksida dengan berat molekul
yang rendah dapat bergerak bebas ke dalam email dan dentin pada saat proses
degradasi ammonia, dan karbondioksida akan dilepas sehingga akan meningkatkan
pH. Proses buffer dapat meningkatkan efek pemutihan karena produksi ion perhidrol
meningkat sehingga proses oksidasi juga akan bertambah. Selain itu, urea juga
mempunyai efek pembersih untuk menetralkan asam dan menghilangkan noda-noda
pada gigi.23,25,27
Perbedaan penting dari hidrogen peroksida dan karbamid peroksida adalah
tingkat kecenderungan melepas peroksida.25,26,27 Urea menstabilkan karbamid peroksida sehingga lebih lambat terurai menjadi peroksida daripada hidrogen
2.7Indikasi dan kontraindikasi bleaching
Indikasi perawatannya untuk penderita dengan perubahan warna yang
disebabkan proses penuaan, konsumsi makanan, minuman, obat antara lain
tetrasiklin, serta fluorosis.25
Kontra indikasi penggunaan bahan pemutih gigi adalah penderita yang alergi
terhadap komponen bahan pemutih gigi atau bahan sendok cetak, penderita dengan
gigi sangat sensitif, penderita dengan gangguan temporomandibular joints (TMJ),
wanita hamil, penderita dengan restorasi geligi anterior yang berubah warna.
Penderita yang terlalu berharap akan hasil pemutihan gigi juga tidak dianjurkan
melakukan hal ini, karena kemungkinan hasilnya akan mengecewakan secara psikis.25
2.8Efek samping bleaching
Efek samping yang ditimbulkan dari bleaching:24,25
• Gigi yang sensitif
Gigi sensitif yang timbul akibat proses pemutihan gigi, umumnya dalam waktu
singkat, ditanggulangi dengan memendekkan waktu proses pemutihan setiap
harinya, pengulasan fluor, potasium nitrat atau bahan desentizing lain.
• Iritasi pada mukosa
Iritasi pada mukosa gingival dan tenggorokan biasanya disebabkan bahan
pemutih yang berlebihan, keluar dari sendok cetak sehingga mengiritasi mukosa
atau kemungkinan tertelan.
• Rasa sakit pada TMJ.
Sakit pada otot pengunyahan dan TMJ untuk penderita yang menggunakan
sendok cetak sepanjang malam, disebabkan karena adanya perubahan pada
kondili.
• Merusak tambalan
Bleaching dengan hidrogen peroksida dapat menyebabkan efek pada ikatan antara
resin komposit dan jaringan keras gigi yang berakibat terjadinya inhibisi
polimerisasi dan meningkatkan porositas resin dan celah marginal sehingga
• Perubahan morfologi enamel
Perendaman sampel gigi dalam karbamid peroksida dan hidrogen peroksida
menunjukkan adanya perubahan gambaran enamel menjadi lebih kasar,
berpori-pori dan adanya bercak putih akibat penggunaan bahan tersebut dilihat secara
mikroskopis.
2.9Stroberi
Tanaman stroberi berasal dari benua Amerika. Nikolai Ivanovisch Vavilov,
seorang ahli botani yang berasal dari Uni Soviet, pada tahun 1887-1942 telah
melakukan ekspedisi ke Asia, Afrika, Eropa dan Amerika, beliau berkesimpulan
bahwa tanaman stroberi berasal dari daerah Chili.27 Jenis atau spesies stroberi yang pertama kali ditemukan di Chili adalah Fragraria Chilonensis (L.) Duchesne atau
disebut stroberi Chili.28,29
Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut:28
• Divisi : Spermatophyta
• Sub divisi : Angiospermae
• Kelas : Dicotyledonae
• Keluarga : Rosaceae
• Genus : Fragaria
• Spesies : Fragaria spp
Stroberi yang dapat kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang
dihasilkan dari persilangan F. virgiana L. var Duchesne asal Amerika Utara dengan
F. chiloensis L. var Duchesne asal Chili. Persilangan itu menghasilkan hibrid yang
merupakan stroberi modern (komersil) Fragaria x annanassa var Duchesne.28
2.10 Manfaat stroberi
Selain mengandung berbagai vitamin dan mineral, buah stroberi terutama biji
dan daunnya diketahui mengandung asam elegat. Senyawa ini ternyata berperan
sebagai antikarsinogen dan antimutagen yang berarti penting untuk kesehatan
manusia. Asam elegat adalah suatu persenyawaan fenol yang berpotensi sebagai
penghambat kanker akibat dari persenyawaan-persenyawaan kimia berbahaya.8
Tanaman stroberi, selain buahnya dapat dimakan, ternyata daun dan akarnya
juga dapat dimanfaatkan. Berikut ini manfaat dari masing-masing bagian
tanaman.28,30
a. Buah
Buah stroberi dapat dimanfaatkan sebagai makanan dalam keadaan segar atau
olahannya serta untuk memutihkan gigi. Stroberi memiliki aktivitas
antioksidan tinggi karena mengandung quercetin, ellagic acid, antosianin dan
kaemprefol. 28,30
b. Daun
Daun stroberi juga bisa dimanfaatkan. Daunnya berperan sebagai diuretic dan
antirematik. Selain mengandung asam elegat, daun stroberi juga memiliki zat
antringent. 28,30 c. Akar
Akar stroberi mengandung zat antiradang. Dengan meminum air rebusan akar
tersebut bisa memulihkan pembengkakan akibat nyeri sendi dan asam
2.11 Kandungan stroberi
Kandungan senyawa buah stroberi antara lain:1,8,28 1. Asam elegat (ellagic)
Buah stroberi terdapat asam elegat yang dapat memutihkan gigi.
Reaksi yang terdapat pada senyawa ini adalah reaksi oksidasi dimana asam
elegat melepaskan elektron yang dapat berikatan dengan zat yang
menyebabkan perubahan warna pada enamel. Adanya perbedaan
keelektronegatifan diantara O dan H+ pada gugus OH- yang lebih besar dibandingkan CO- dan OH- pada gugus COOH menyebabkan gugus OH- akan lebih mudah putus dan menghasilkan radikal H+. Radikal H+ yang terbentuk akan berikatan dengan tiga molekul C tersier yang terdapat pada enamel gigi
yang mengalami diskolorisasi. Ikatan ini menyebabkan terjadinya gangguan
konjugasi electron dan perubahan penyerapan energi pada molekul organik
enamel sehingga terbentuk molekul organik enamel dengan struktur tidak
jenuh. Setelah radikal H+ dilepaskan, asam elegat melepaskan empat radikal
OH- yang dapat mengganggu struktur tidak jenuh dari enamel tersebut
menjadi struktur jenuh dengan warna yang lebih terang. 1,8,28 2. Asam malat (malate)
Asam malat merupakan golongan asam karboksilat yang mempunyai
kemampuan memutihkan gigi dengan mengoksidasi permukaan enamel gigi
sehingga menjadi netral dan menimbulkan efek pemutihan. 1,8,28 3. Anthocyanin
Anthocyanin tergolong dalam komponen flavonoid. Senyawa ini
merupakan pigmen pemberi warna merah pada stroberi dan juga berperan
sebagai antioksidan untuk melindungi struktur sel dalam tubuh serta
mencegah kerusakan oksigen pada organ tubuh manusia. 1,8,28 4. Cathechin,Quercetin dan Kaempferol
2.12 Kekasaran permukaan gigi
Kekasaran permukaan adalah ukuran ketidakteraturan dari permukaan dan
diukur dengan satuan mikrometer (μm). Nilai ini merupakan ukuran deviasi vertikal suatu permukaan dari bentuk idealnya. Apabila deviasi ini besar, maka permukaan
tersebut kasar apabila deviasi ini kecil, maka permukaan tersebut halus. Kekasaran
dianggap sebagai komponen dari permukaan yang telah diukur dengan frekuensi yang
tinggi dan panjang gelombang yang pendek.18,31
Kontak antara permukaan yang kasar dengan gingiva dapat menimbulkan rasa
tidak nyaman. Selain itu, permukaan yang kasar dapat memudahkan perlekatan
bakteri dan menyulitkan pengangkatannya dengan cara alami atau bahkan dengan
metode-metode pembersihan rongga mulut. Kekasaran permukaan juga
mempengaruhi penampilan estetik, stabilitas warna, dan pembentukan biofilm. 18,31
2.13 Metode pengukuran kekasaran permukaan gigi
Kekasaran permukaan dapat diukur dengan dua metode, antara lain metode
sentuhan (contact method) dan metode tanpa sentuhan (non-contact method). Metode
sentuhan dilakukan dengan menarik suatu stylus pengukuran sepanjang permukaan.
Alat untuk metode sentuhan ini disebut profilometer.16,18,31
Kekasaran permukaan gigi pada penelitian ini di ukur dengan menggunakan
Stylus Profilometer. Stylus profilometer terdiri dari tracer head dan amplifier. Stylus
merupakan peraba dari alat ukur kekasaran permukaan yang berbentuk konis rata
ataupun radius. Tracer head dapat digerakkan sepanjang permukaan benda kerja
Permukaan yang tidak teratur akan menyebabkan stylus bergerak. Pergerakan
stylus ini akan digambarkan dalam bentuk fluktuasi gelombang elektronik oleh
treacer head yang kemudian akan diperbesar oleh amplifier sehingga bentuk
kekasaran permukaan dapat dilihat dengan menggunakan mata. 16,18,31
Gambar 5. Pengukuran sampel gigi dengan profilometer Gambar 4. Stylus profilometer
2.14 Kerangka Teori Enamel gigi
Perubahan warna gigi (diskolorisasi)
Pemutihan gigi (bleaching)
Bahan pemutih gigi
Hidrogen peroksida
Karbamid peroksida Jus buah stroberi
Konsentrasi 16% Kandungan Manfaat Konsentrasi 100% &50%
Asam malat
• Efek pemutihan
gigi
Asam elegat
• Efek
pemutihan gigi Anthocyanin
• Pemberi warna merah
Cathechin, Quercetin,
Kaempferol
•Antioksidan
Demineralisasi