• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI

3. Pendidikan Agama Islam

4) Jelaskan bahwa pertanyaan-pertanyaan itu akan dibaca di hadapan kelas. Setelah mendengarkan masing-masing, peserta didik berdiri di depan angka rata-rata yang terbaik memainkan sikapnya terhadap subyek. Berdasarkan masalah subyek angka satu 1 dapat menjadi “sangat setuju” dengan tingkat pengembangan samapi 5 untuk “sangat tidak setuju” atau “tidak memahami”.

5) Peserta didik menjelaskan mengapa mereka memilih posisi atau nomer yang dipilih.

6) Berikutnya, kelompokan peserta didik dalam sub-sub kelompok.

7) Berilah mereka salinan pertanyaan tertulis dan perintakan mereka untuk mendiskusikannya.

8) Sekarang, perintahkan siswa untuk mempertimbangkan secara pribadi sikapnya terhadap setiap item. Perintahkan mereka untuk menyimpulkan tingkat kesepakatan dan ketidak kesepakatan.

9) Guru kemudian membahas semua pertanyaan secara bersama-sama.

3. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Menurut Majid (2012:11-13) pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk

31

mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur‟an dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta pengunaan pengalaman. Disertai dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antara umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

Menurut Zakiyah Daradjad (1987:87), pendidikan agama islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami kandungan ajaran islam secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pandangan hidup. Sedangkan menurut Tayar Yusuf (1986: 35) mengartikan pendidikan agama islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia muslim, bertakwa kepada Allah Swt, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian yang memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama islam dalam kehidupan nya.

Menurut bukunya Majid dan Andayani (2005: 131-132) mata pelajaran agama islam itu secara keseluruhannya dalam lingkup

32

sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya.

Menurut Ramayulis (2014: 21) pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur‟an dan al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.

Jadi pendidikan agama islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk menyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

b. Dasar Pendidikan Agama Islam

Pelaksanaan pendidikan agama islam di sekolah mempunyai dasar yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini (dalam Majid 2012:13-15) dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu sebagai berikut. 1) Dasar Yuridis/Hukum

Dasar yuridis, yakni dasar pelaksanaan pendidikan agama yang berasal dari perundang-undangan yang secara tidak

33

langsung dapat menjadi pandangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal.

2) Dasar Religius

Dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran islam. Menurut ajaran islam pendidikan islam adalah perintah dari Tuhan dan merupakan perwujudan Ibadah kepada-Nya. Dalam Al-Qur‟an banyak ayat-ayat yang menunjukkan perintah tersebut, antara lain:

a) Q. S Al-Nahl ayat 125:

ا ِحَظِػٌََْْىاًَ ِحََْنِحْىاِت َلِّتَس ِوٍِْثَس ىَىِإ ُعْدُا

ِحَنَسَحْى

َّوَض ََِِْت ٌَُيْػَأ ٌَُى َلَّتَس َُِّإ َُِسْحَأ ًَِى ًِْتَّىاِت ٌُْيْىِداَجًَ

ٌَِِْذَتْيَُْىاِت ٌَُيْػَأ ٌَُىًَ ِوِيٍِْثَس َِْػ

Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah

dan pelajaran yang baik……”

b) Q. S Ali-Imran ayat 104:

ُِنَتْىًَ

ًَُُشٍُْؤًٌََ ِشٍَْخْىا ىَىِإ ٌَُُػْذٌَ ُُُحٍَُّأ ٌُْننٍِّ

ٌَُُحِيْفَُْىا ٌُُى َلِئَلاًُْأًَ ِشَننَُْىا َِِػ ٌََُْيْنًٌََ ِفًُشْؼََْىاِت

Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan umat yang menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang

34 3) Aspek Psikologis

Psikologis, yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tenteram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup. Pegangan hidup tersebut adalah agama. c. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, serta pengalaman peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Kurikulum PAI: 2002) dalam (Majid, Andayani, 2005: 135).

Dengan demikian pendidikan agama islam sangat perlu dilaksanakan disekolah ataupun di madrasah karena tujuan pendidikan agama islam sama dan sesuai dengan tujuan diturunkan agama islam itu sendiri yaitu agar membentuk manusia yang muttaqin.

35

d. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Menurut Majid (2012:15) Pendidikan Agama Islam untuk sekolah/madrasah berfungsi sebagai berikut:

1) Pengembangan

Yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah Swt, yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaam tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

2) Penanaman nilai

Yaitu sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

3) Penyesuaian mental

Yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama islam. 4) Perbaikan

Yaitu untuk memperbaik kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelamahan peserta didik dalam

36

keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

5) Pencegahan

Yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

4. Tinjauan materi akhlak terpuji

Dokumen terkait