• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI. KONSEP

6.2. Peningkatan Kualitas RTH/Taman Rumah Susun

Untuk peningkatan kualitas RTH/taman rusuna, konsep dasar RTH/taman rumah susun tersebut dikembangkan secara teknis mencakup acuan luas minimal, jenis ruang, fasilitas, tata hijau dan jenis tanaman, serta pengelolaannya.

1) Luas Minimal

Dalam pembangunan rumah susun, harus diperhitungkan luas lahan terbangun dan terbuka (RTH/taman). Luas RTH/taman rumah susun idealnya mengikuti standar kecukupan RTH di lingkungan permukiman berdasarkan luas RTH per jiwa yaitu 1,5 m2/jiwa (Dirjen Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum, 2006). Sedangkan, luas

RTH berdasarkan Undang-undang RI No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yaitu 30% dari luas area. Dengan acuan ini, diharapkan RTH/taman dapat tersedia untuk memenuhi kebutuhan penghuni rusun. Konsep/desain taman harus menarik, sederhana, serta menjamin keamanan dan kenyamanan.

2) Jenis Ruang

Jenis ruang yang disediakan harus disesuaikan dengan karakter penghuni rumah susun. Idealnya tersedia ruang aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan penghuni, baik anak-anak maupun dewasa secara umum. Jenis ruang tersebut (Gambar 30) dapat dibagi menjadi ruang aktif, ruang pasif, dan ruang serbaguna.

Gambar 30. Pola Pembagian Ruang

a. Ruang aktif digunakan penghuni rumah susun sebagai tempat rekreasi ruang luar (out door) yang berupa taman bermain (children play ground) dan lapangan olahraga (Gambar 31). Jenis-jenis kegiatan yang dapat masuk dalam ruang ini yaitu bermain, dan olahraga. Fasilitas yang ada di ruang ini antara lain taman bermain anak-anak, gazebo, lapangan olahraga, bangku taman, lampu taman, dan tempat sampah.

Pintu Utama Ruang Aktif Ruang Pasif Bangunan Rusuna Ruang Serbaguna Area Parkir Masjid

Gambar 31. Bentuk ruang aktif RTH/taman rusun

b. Ruang pasif digunakan penghuni rumah susun sebagai tempat untuk sosialisasi, istirahat dan santai (Gambar 32). Jenis-jenis kegiatan yang dapat masuk dalam ruang ini yaitu bersosialisasi, membaca, istirahat, dan duduk-duduk. Fasilitas yang ada di ruang ini antara lain gazebo, bangku taman, lampu taman, dan tempat sampah.

c. Ruang umum/serbaguna digunakan penghuni rumah susun untuk kegiatan bersama (Gambar 33). Jenis-jenis kegiatan dalam ruang ini antara lain acara 17 Agustus-an, upacara, maupun resepsi pernikahan.

Gambar 33. Bentuk ruang umum/serbaguna rusun

3) Fasilitas Pendukung RTH/Taman Rumah Susun

Sarana atau fasilitas pada RTH/taman dibuat untuk mengakomodasikan berbagai aktivitas penghuni rumah susun yang berlangsung pada setiap jenis ruangnya (ruang bermain, ruang olahraga, dan ruang santai) sesuai dengan fungsinya (interaksi sosial aktif, interaksi sosial pasif, kenyamanan lingkungan, dan sebagainya). Utilitas yang tersedia antara lain sumber air dan sarana penyiraman, jaringan listrik, serta drainase. Desain fasilitas menggunakan bentuk yang sederhana tetapi tetap menarik, kuat dan tahan lama untuk mempermudah dalam pemeliharaan dan pengelolaannya. Penyediaan fasilitas (Gambar 34.) pada setiap RTH/taman disesuaikan dengan konsep ruang yang direncanakan.

Gambar 34. Fasilitas pendukung RTH/taman rusun

4) Tata Hijau dan Jenis Tanaman

Tata hijau yang dikembangkan adalah untuk memenuhi fungsinya pada ruang-ruang yang ada, yang terdiri dari :.

a) Tata hijau untuk peneduh dikembangkan pada ruang aktif (taman bermain/children play ground dan lapangan olahraga), yang ditujukan untuk meningkatkan kenyamanan. Tanaman yang digunakan adalah pohon yang memiliki karakteristik berupa tajuk lebar dan berbentuk bulat, berfungsi sebagai peneduh.

b) Tata hijau pembatas ditujukan untuk pembatas ruang aktif dan ruang pasif, serta menghalangi pandangan yang kurang bagus. Tanaman yang digunakan adalah tanaman semak yang ditanam secara masal dan pohon yang bertajuk kolumnar.

c) Tata hijau estetis bertujuan untuk memberikan nilai estetika dan meningkatkan kualitas lingkungan. Tanaman yang digunakan adalah tanaman dengan bunga yang indah, memiliki daun yang khas, dan disajikan secara masal.

d) Tata hijau yang berfungsi meningkatkan kualitas ekologis yaitu menurunkan suhu, pengundang satwa (burung), penjerap polutan,

menahan air, dan mengurangi erosi. Tata hijau ini dapat dikembangkan dengan penanaman pohon dan tanaman yang beragam serta berkesinambungan menghubungkan ruang-ruang terbuka yang ada. Pengembangan roof garden dan tanaman pot (planter box) pada balkon rumah susun, juga dapat berfungsi untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan estetika, serta dapat menjadi sarana penyaluran hobi penghuni rumah susun dalam membuat taman pada area yang terbatas.

e) Tata hijau produktif ditujukan untuk memenuhi kebutuhan penghuni rumah susun, maupun memberikan nilai ekonomi (untuk dijual) yaitu tanaman hias, tanaman buah, tanaman herbal, maupun tanaman sayur. Tanaman yang dikembangkan adalah tanaman dengan bunga yang indah, memiliki daun yang khas, menghasilkan buah, dapat digunakan sebagai herbal alami, serta dapat dikonsumsi.

RTH dibangun dari kumpulan tumbuhan dan tanaman atau vegetasi yang telah diseleksi dan disesuaikan dengan lokasi serta rencana dan rancangan peruntukkannya. Untuk keberhasilan rancangan, penanaman dan kelestariannya maka sifat dan ciri serta kriteria arsitektural dan hortikultural tanaman dan vegetasi penyusun RTH harus menjadi bahan pertimbangan dalam menyeleksi jenis-jenis yang akan ditanam. Jenis tanaman yang digunakan sebaiknya memiliki fungsi dan kriteria sebagai berikut :

a. Dapat meningkatkan kualitas lingkungan ekologis. b. Memiliki nilai estetika (menciptakan estetika).

c. Memiliki fungsi fisik sebagai peneduh, pembatas, screen, dan alas (ground cover).

d. Memiliki nilai ekonomi (produktif).

5) Pengelolaan RTH/Taman Rumah Susun

Dalam merencanakan RTH/taman juga harus memperhatikan sistem manajemen atau pengelolaan terhadap keberadaan dan penggunaan RTH/taman tersebut, dimana RTH/taman yang dibuat tidak akan bertahan lama jika tidak dikelola dengan baik. Pengelolaan RTH/taman merupakan kegiatan melaksanakan dan memelihara fungsi dan bentuk serta konsep awal yang direncanakan pada RTH/taman

tersebut. Dalam kegiatan pemeliharaan RTH/taman ini, selain dilaksanakan oleh pengelola rumah susun (PPRS, Dinas Perumahan, dan Perumnas), sebaiknya juga melibatkan partisipasi penghuni melalui kegiatan gotong royong secara terjadwal dan kontinu. Hal ini dapat meningkatkan kebersamaan, intensitas bertemu, dan komunikasi para penghuni rumah susun.

Dokumen terkait