• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penjelasan atas Informasi-Informasi Non Keuangan

BAB II

KEBIJAKAN KEUANGAN DAN

PENCAPAIAN TARGET KINERJA KEUANGAN

2.1. Kebijakan Keuangan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2014 di sahkan melalui Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2013 tanggal 31 Desember 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2014 Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2013 Nomor 08, dan Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor : 28 Tahun 2013 tanggal 31 Desember 2013 Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten LoPmbok Barat Tahun 2014 Berita Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2013 Nomor 28.

Sedangkan APBD Perubahan disahkan melalui Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2014 Tanggal 1 September 2014 tentang APBD Perubahan Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014, Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 Nomor 07 dan Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2014 Tanggal 2 September 2014 tentang Penjabaran APBD Perubahan Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014. Berita Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 Nomor 37.

Terkait dengan Perubahan Pendapatan dan Belanja pada Kantor

I PENDAPATAN

1 Pendapatan Asli Daerah - - -

-2 Pendapatan Transfer - - -

-3 Lain-lain Pendptn yg Sah - - -

- -

-II BELANJA

Belanja Pegawai 1.993.791.270,10 2.006.942.980,28 13.151.710,18 0,66 Belanja Barang dan Jasa 501.264.750,00 530.733.350,00 29.468.600,00 5,55 Belanja Modal 1.586.470.700,00 1.717.121.100,00 130.650.400,00 7,61 4.081.526.720,10 4.254.797.430,28 173.270.710,18 4,07 (4.081.526.720,10) (4.254.797.430,28) (173.270.710,18) 4,07 JUMLAH BELANJA SURPLUS / DEFISIT JUMLAH PENDAPATAN Kenaikan/ Penurunan % Anggaran Setelah Perubahan No Uraian Anggaran Semula

Menyikapi kebijakan keuangan pemerintah Kabupaten Lombok Barat

dengan adanya perubahan APBD Tahun 2014 tersebut diatas, beberapa strategi yang ditempuh oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah antara lain :

1. Upaya yang ditempuh kebijakan antara lain :

a. Belanja di alokasikan untuk melaksanakan program, kegiatan sesuai dengan perencanaan strategis Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat yang berkembang dalam situasi yang berubah (dinamis).

b. Belanja di alokasikan secara efisien dan efektif mewujudkan sasaran kinerja Ketersediaan dana untuk membiayai kegiatan menjadi faktor pembatas dalam mewujudkan kinerja kegiatan yang dilaksanakan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat yang maksimal.

Permasalahan utama yang dihadapi oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat, antara lain :

a. Kurangnya tenaga atau SDM pengelola perpustakaan sehingga mengakibatkan lambatnya pelayanan perpustakaan. Dan masih terbatasnya jumlah sarana mobilisasi untuk pelayanan perpustakaan keliling

b. Belum adanya tenaga funsional arsiparis dan fungsional pustakawan yang mampu mengelola arsip dan perpustakaan sehingga pelayanan pada perpustakaan maupun arsip lebih maksimal.

2.2. Indikator Pencapaian Target Kinerja Keuangan

Indikator pencapaian target kinerja keuangan tercermin pada penyerapan anggaran Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung dalam konteks penganggaran berdasarkan Permendagri 13 tahun 2006 pada masing-masing program yang menjadi tugas pokok dan fungsi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat yaitu :

1). Non Program.

 Pada Tahun 2014 untuk Pendapatan pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat tidak ada, yang semula di peroleh dari denda keterlambatan pengembalian buku sejak tahun 2014 sudah dihapus/ditiadakan.

 Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak dipengaruhi secara langsung oleh ada tidaknya program dan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang pengaruh kontribusinya terhadap prestasi kerja sulit diukur. Total Anggaran belanja tidak langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat pada tahun anggaran 2014 setelah perubahan sebesar Rp. 1.826.489.980,28 dengan realisasi sebesar Rp. 1.644.251.314,- atau (90,02%).

2). Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.

Tujuan program ini adalah untuk terselenggaranya pelayanan administrasi perkantoran dan keuangan yang baik dan benar . Untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan 11 (sebelas) kegiatan dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 397.729.050,- terealisasi sebesar Rp. 353.523.335,,- atau 88,89%.

3). Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur

Tujuan program ini adalah tersedianya sarana prasarana bagi aparatur sehingga dapat berkerja dengan baik sesuai dengan apa yang menjadi tugas dan fungsi masing – masing. Untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan 7 (tujuh) kegiatan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 1.163.964.100,- terealisasi sebesar. Rp. 1.152.190.599,- atau 98,99%.

4). Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan kemampuan aparatur dalam pengelolaan arsip dan perpustakaan. Untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan 1 (satu) kegiatan dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 69.952.000,- terealisasi sebesar Rp. 61.878.600,- atau 88,46%.

5). Program Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

Tujuan program ini adalah tersedianya laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD. Untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan 1 (satu) kegiatan dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 16.461.000,- terealisasi sebesar Rp. 15.965.000,- atau 96,99%.

6). Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip.

Tujuan program ini adalah untuk ketersediaan sarana penyimpanan dan pengolahan arsip sehingga arsip – arsip yang penting dapat terselamatkan dan tersimpan dengan baik. Untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan 1 (satu) kegiatan dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 186.469.750,- terealisasi sebesar Rp. 180.028.550,- atau 96,55%.

7). Program Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana kearsipan Tujuan program ini adalah terlaksananya pendataan dan penataan arsip sehingga mengurangi jumlah arsip – arsip kacau dan tertatanya arsip dengan baik dan benar. Untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan 1 (satu)

kegiatan dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 61.144.050,- terealisasi sebesar Rp. Rp. 52.073.000,- atau 85,16%.

8). Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi

Tujuan program ini adalah terlaksananya kegiatan Pameran kearsipan dan Perpustakaan sehingga masalah kearsipan dan perpustakaan lebih tersosialisasi baik dilingkungan instansi pemerintah, swasta maupun masyarakat umum. Untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan 1 (satu) kegiatan dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 21.025.000,-terealisasi sebesar Rp. 14.275.000,- atau 67,90%.

9). Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan minat dan budaya baca dan tersedianya bahan pustaka. Untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan 1 (satu) kegiatan dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 511.562.500,- terealisasi sebesar Rp. 487.265.100,- atau 95,25%.

Ditinjau dari konteks PP 71 Tahun 2010 terkait penyajian laporan keuangan sesuai SAP, target dan realisasi keuangan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat tahun anggaran 2014 dapat diuraikan secara singkat sbb :

I PENDAPATAN

1 Pendapatan Asli Daerah - - - -2 Pendapatan Transfer - - - -3 Lain-lain Pendptn yg Sah - - -

- - -II BELANJA 1 Belanja Operasi 2.495.056.020,10 2.537.676.330,28 2.303.074.948,00 90,76 1.1. Belanja Pegawai 1.993.791.270,10 2.006.942.980,28 1.815.458.314,00 90,46 1.2. Belanja Barang 501.264.750,00 530.733.350,00 487.616.634,00 91,88 2 Belanja Modal 1.586.470.700,00 1.717.121.100,00 1.658.375.550,00 96,58

2.1. Belj Modal Tanah - - - -2.2. Belj Modal Peralatan & Mesin 1.123.990.700,00 1.179.551.100,00 1.156.988.100,00 98,09 2.3. Belj Modal Gedung Bangunan - 50.000.000,00 49.995.000,00 99,99 2.4. Belj Modal Jalan,Irigasi,Jaringan 3.500.000,00 27.260.000,00 10.094.700,00 37,03 2.5. Belj Modal Asset Tetap Lainnya 458.980.000,00 460.310.000,00 441.297.750,00 95,87 2.6. Belj Modal Asset Lainnya - - -

-4.081.526.720,10 4.254.797.430,28 3.961.450.498,00 93,11 JUMLAH BELANJA JUMLAH PENDAPATAN Realisasi Anggaran % Anggaran Setelah Perubahan No Uraian Anggaran Semula

Realisasi belanja lebih rendah dari anggarannya sebesar Rp. 293.346.932,28 atau 6,89 % disebabkan karena adanya penghematan dan efisiensi belanja pada setiap program dan kegiatannya.

Kemudian berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat atas pelaksanaan program kegiatan yang tercantum dalam DPA/DPPA tahun anggaran 2014 dapat dijelaskan sbb :

BAB III

IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan

Pencapaian Kinerja keuangan tergambar pada pencapaian / realisasi anggaran pendapatan dan belanja, Berikut disajikan gambaran realisasi anggaran 2014 dan perbandingan dengan realisasi tahun anggaran 2013.

A PENDAPATAN

1 Pendapatan Asli Daerah - - - - -2 Pendapatan Transfer - - - -3 Lain-lain Pendptn yg Sah - - - -

- - - -B BELANJA 1 BELANJA TDK LANGSUNG 1.826.489.980,28 1.644.251.314,00 1.636.963.262,00 90,02 0,44 Belanja Pegawai 1.826.489.980,28 1.644.251.314,00 1.636.963.262,00 90,02 0,44 2 BELANJA LANGSUNG 2.428.307.450,00 2.317.199.184,00 531.961.475,00 95,42 3,61 Belanja Pegawai 180.453.000,00 171.207.000,00 109.771.000,00 94,88 35,88 Belanja Barang dan Jasa 530.733.350,00 487.616.634,00 356.725.525,00 91,88 26,84 Belanja Modal 1.717.121.100,00 1.658.375.550,00 65.464.950,00 96,58 (96,05) 3 Belanja Tdk Tersangka - - - - -4.254.797.430,28 3.961.450.498,00 2.168.924.737,00 93,11 5,03 (4.254.797.430,28) (3.961.450.498,00) (2.168.924.737,00) 93,11 (5,03) Angg. Th.2013 JUMLAH BELANJA SURPLUS / DEFISIT JUMLAH PENDAPATAN Realisasi (Rp) % Tahun 2014 Anggaran Setelah Perubahan No Uraian Tahun 2014 Tahun 2013

Pada bagian pendapatan tidak ada atau sebesar Rp. 0,- karena tidak

ditargetkan karena pendapatan yang semula bersumber dari denda keterlambatan pengembalian buku di tiadakan.

Sementara itu dari sisi belanja, terdapat penghematan/efisiensi

sebesar Rp. 4.254.797.430,28 terealisasi sebesar Rp.3.961.450.498,00,- atau 93,11%.

Capaian bagian pendapatan sebesar 0% terinci untuk masing – masing

komponen pendapatan sebagai berikut :

a. Pendapatan Asli Daerah, target anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 0,00 terealisasi sebesar Rp.0,00 atau 0%

b. Pendapatan transfer/perimbangan, target anggaran setelah perubahan sebesar Rp.0,00 terealisasi sebesar Rp.0,00 atau 0%.

c. Lain – lain Pendapatan yang sah, target anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 0,00 terealisasi sebesar Rp. 0,00 atau 0%.

Capaian bagian belanja sebesar 93,11% terinci untuk masing-masing

komponen belanja sbb :

- Belanja Pegawai, Target anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 2.006.942.980,28 terealisasi sebesar Rp. 1.815.458.314,- atau 90,46%.

- Belanja Barang dan Jasa, Target anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 530.733.350,- terealisasi sebesar Rp. 487.616.634,- atau 91,88%.

- Belanja Modal, Target anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 1.717.121.100,- terealisasi sebesar Rp. 1.658.375.550,- atau 96,58 %.

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013, realisasi pendapatan pada

tahun 2014 tidak ada pendapatan karena tidak ditargetkan.

Dari sisi belanja, terjadi kenaikan realisasi sebesar 45,25%, yaitu Rp. 2.168.924.737,- pada tahun 2013 menjadi Rp. 3.961.450.498,- pada tahun

2014, atau sebesar Rp. 1.792.525.761,- diakibatkan karena pembiayaan dalam penempatan gedung baru serta kelengkapan gedung.

3.2. Hambatan dan kendala Pencapaian Target

Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat terdapat hambatan dan kendala dalam pelaksanaan pencapaian tersebut di karenakan masih kurangnya Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kantor Perpustakaan dan Arsip, seperti belum adanya tenaga arsiparis dan pustakawan untuk kelancaran proses kegiatan.

Solusi yang dilakukan dalam mengatasi kendala dan hambatan tersebut antara lain terus berupaya untuk mengirim aparatur untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan sehingga tersedia tenaga Arsiparis dan Pustakawan pada Jabatan Fungsional di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat.

BAB IV

KEBIJAKAN AKUNTASI

Kebijakan akuntansi disusun untuk mengatur atau sebagai pedoman dalam penyusunan dan penyajian pelaporan keuangan daerah.Laporan keuangan daerah adalah laporan pertanggung jawaban pemerintah daerah atas kegiatan keuangan dan sumber daya ekonomis yang di percayakan serta menunjukkan posisi keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan pemerintahan. Sehubungan dengan berlakunya PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), maka kebijakan akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan tahun 2014 juga telah mengalami perubahan.

4.1. Asumsi Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Beberapa hal yang di pertimbangkan dalam penyusunan laporan keuangan SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Lombok Barat adalah sebagai berikut :

- Asumsi kemandirian entitas ;

Berarti bahwa unit Pemerintah Daerah sebagai entitas pelaporan dan entitas akuntasi di anggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit pemerintahan dalam pelaporan keuangan.

- Asumsi kesenambungan entitas ; Berarti

bahwa laporan keuangan di susun dengan asumsi bahwa entitas tersebut akan berlanjut keadaannya dan tidak dimaksudkan untuk melakukan likuidasi.

- Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetarymeasurement)

Berarti bahwa Laporan keuangan Pemerintah Daerah harus menyajikan setiap kegiatan yang di asumsikan dapat di nilai dengan satuan uang.

4.2. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

Basis akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan yang diberlakukan

untuk setiap SKPD Pemerintah Kabupaten Lombok Barat adalah sebagai berikut :

 Basis Kas (cash basis) untuk penyusunan Laporan Realisasi Anggaran. Pendapatan diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Daerah dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas di kas Daerah.  Basis Akrual (accrual basis) untuk penyusunan neraca

Aset kewajiban dan ekuitas dana di akui dan di catat pada saat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada ke uangan pemerintah,tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau di bayar.

4.3. Basis Pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan

memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan historis dan dalam mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversikan terlebih dahulu dengan kurs Bank Indonesia pada tanggal transaksi dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

4.4. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang Ada dalam standart Akuntansi Pemerintah

Berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP, penerapan SAP dalam Laporan keuangan pemerintah diberlakukan efektif untuk pelaporan keuangan tahun anggaran 2006. Dalam rangka penerapan SAP tersebut, maka beberapa penyesuaian telah di lakukan antara lain : Pengklasifikasian dan pengelompokan penyajian pos-pos pada Neraca, Laporan Realisasi Anggaran. Secara rinci,

kebijakan akuntansi yang di terapkan terkait dengan penyusunan Laporan Keuangan tahun 2014 adalah sebagai berikut :

A. LAPORAN REALISASI ANGGARAN I. Pendapatan

Beberapa hal yang terkait dengan kebijakan akuntansi pendapatan antara lain :

a. Pendapatan adalah semua penerimaan kas daerah dalam periode tahun anggaran yang menjadi hak daerah.

b. Pendapatan diakui atas dasar kas yaitu pada saat diterima pada kas daerah.

c. Pencatatan pendapatan berdasarkan azas bruto yaitu mencatat penerimaan bruto dan tidak diperbolehkan mencatat jumlah netto (setelah dikonpensasikan dengan pengeluaran)

d. Pengukuran pendapatan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai nominal yang diterima. Apabila pendapatan diukur dengan mata uang asing dikonversi kemata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat terjadinya pendapatan.

e. Pengembalian / koreksi atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode akuntansi dicatat sebagai pengurang pendapatan. Apabila pengembalian/koreksi pendapatan terjadi setelah periode akuntansi berikutnya dicatat sebagai pengurang ekuitas dana lancar (SiLPA). f. Pendapatan diklasifikasikan menurut kelompoknya antara lain :

Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer, dan lain-lain pendapatan yang sah.

II. Belanja

Kebijakan akuntansi berkaitan dengan belanja daerah yaitu :

a. Belaja adalah semua pengeluaran kas daerah dalam periode tahun anggaran yang menjadi beban daerah. Belanja diakui atas dasar kas, yaitu pada saat terjadinya pengeluaran dari kas daerah.

b. Pengukuran belanja menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai nominal yang dikeluarkan. Apabila belanja diukur dengan mata uang asing dikonversi kemata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tenga Bank Indonesia) pada saat pengakuan belanja.

c. Koreksi atas pengeluaran belanja yang terjadi pada periode akuntansi dicatat sebagai pengurang belanja. Apabila diterima pada periode akuntansi berikutnya dicatat sebagai lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

d. Belanja diklasifikasikan sebagai SAP yaitu : belanja operasi, belanja modal, belanja tak terduga dan belanja bagi hasil – transfer.

Belanja Operasi diklasifikasikan atas : belanja pegawai, belanja barang

dan jasa, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah dan belanja bantuan sosial.

Belanja modal diklasifikasikan atas : Belanja tanah, belanja peralatan

dan mesin, belanja gedung dan bangunan, belanja jalan, irigasi dan jaringan, belanja aset tetap lainnya dan belanja aset lainnya.

B. N E R A C A

I. ASET LANCAR

Aset Lancar adalah kas dan sumber daya lainnya yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam 1 (satu) periode akuntansi. Aset lancar terdiri dari Kas di Kas Daerah, Kas di Bendahara Pengeluaran, Kas di Bendahara Penerimaan, Piutang Pajak, Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi (TGR), piutang lainnya dan persediaan.

I.1. Kas di Bendahara Pengeluaran

Kas di bendahara pengeluaran merupakan kas yang menjadi tanggungjawab / dikelola oleh bendahara pengeluaran yang berasal dari sisa uang persediaan (UP) yang belum disetor ke kas daerah pertanggal neraca dan mencakup seluruh saldo rekening Bendahara Pengeluaran, uang logam, uang kertas dan lain-lain kas. Kas di

bendahara pengeluaran dicatat sebesar nilai nominal, artinya disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam valuta asing, dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.

I.2. Kas di Bendahara Penerimaan

Kas di bendahara penerimaan mencakup seluruh kas, baik itu saldo rekening di bank maupun saldo uang tunai yang berada dibawah tanggungjawab bendahara penerimaan yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintah dari bendahara penerimaan yang bersangkutan. Saldo kas ini mencerminkan saldo yang berasal dari pungutan yang sudah diterima oleh bendahara penerimaan dari setoran para wajib pajak / retribusi yang belum disetorkan ke kas daerah. Kas di bendahara penerimaan dicatat sebesar nilai nominal artinya disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam valuta asing, dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah banksentral pada tanggal neraca.

I.3. Piutang Pajak

Piutang pajak adalah merupakan piutang atas pajak-pajak daerah yang di catat berdasarkan surat ketetapan yang pembayarannya belum di terima.Piutang pajak di catat sebesar nilai nominal yaitu sebesar nilai rupiah pajak-pajak yang belum di lunasi.

I.4. Piutang Retribusi

Piutang retribusi merupakan piutang yang diakui atas jumlah yang belum terbayar sebesar nilai rupiah dari retribusi yang belum dilunasi berdasarkan bukti penetapan retribusi. Perkiraan piutang retribusi dicatat sebesar nilai nominal yaitu yang sebesar nilai rupiah dari retribusi yang belum dilunasi.

I.5. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran

Bagian lancar tagihan penjualan angsuran merupakan reklasifikasi tagihan penjualan angsuran jangka panjang kedalam piutang jangka pendek yang disebabkan karena adanya tagihan angsuran jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun berjalan. Bagian lancar tagihan penjualan angsuran dicatat sebesar nilai nominal yaitu sejumlah tagihan penjualan angsuran yang harus diterima dalam jangka waktu satu tahun.

I.6. Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi (TGR )

Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi merupakan reklasifikasi lain-lain aset yang berupa TGR ke dalam aset lancar di sebab kan adanya TGR jangka panjang yang jatuh tempo tahun berikutnya.Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi sebesar nilai nominal yaitu sejumlah rupiah Tuntutan Ganti Rugi di catat sebesar nilai nominal yaitu sejumlah rupiah Tuntutan Ganti Rugi yang akanditerima dalam waktu satu tahun.Dokumen sumber TGR adalah Surat Keputusan yang dikeluarkan Majelis pembebanan TP/TGR. Dalam hal surat keputusan tersebut terlambat atau tidak ditertibkan,dokumen sumber untuk Piutang TGR di peroleh dari hasil pemeriksaan APFP.

I.7. Piutang Lainnya

Akun Piutang Lainnya digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan pengakuan piutang di luar Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi dan Piutang Pajak. Piutang Lainnya di catat sebesar nilai nominal yaitu sebesar nilai rupiah piutang yang belum di lunasi.

I.8. Persediaan

Persediaan adalah aset dalam bentuk barang perlengkapan ( supplies ) yang di peroleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang di maksudkan untuk di jual dan diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dalam waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal pelaporan. saldo persediaan adalah jumlah persediaan yang masih ada pada tanggal neraca. Persediaan di catat sebesar biaya perolehan dengan pembelian,biaya standar apabila di peroleh dengan memproduksi sendiri dan nilai wajar apabila di peroleh dengan cara lainnya seperti donasi / rampasan.

II. INVESTASI PERMANEN

Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang di maksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Bentuk investasi permanen antara lain penyertaan Modal Pemerintah Daerah dan Investasi Permanen Lainnya.

II.1. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah menggambarkan jumlah yang di bayar oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Barat untuk penyertaan modal dalam perusahaan negara / daerah dan perolehan deviden dari penyertaan modal Pemerintah Daerah yang dikapitalisir kembali. Penyertaan modal pemerintah di catat sebesar harga perolehan jika kepemilikan kurang dari 20 % dan tidak memiliki kendali yang signifikan. Kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki kendali yang signifikan dan kepemilikan 51 % atau lebih di catat secara proporsional dari nilai ekuitas yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan / lembaga yang di maksud.

Untuk pencatatan dengan metode ekuitas,nilai penyertaan modal pemerintah daerah di hitung dari nilai ekuitas yang ada di laporan

keuangan perusahaan yang bersangkutan dikalikan dengan persentase kepemilikan.

II.2. Investasi Permanen Lainnya – Dana Bergulir

Investasi permanen lainnya adalah investasi permanen yang tidak dapat dimasukkan kedalam kategori Penyertaan Modal pemerintah Daerah. Investasi dana bergulir merupakan dana yang dipinjamkan kepada kelompok masyarakat untuk ditarik kembali setelah jangka waktu tertentu dan kemudian disalurkan kembali. Investasi permanen lainnya dicatat sebesar harga perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperolehnya. Investasi dana bergulir dinilai sebesar jumlah nilai bersih yang dapat direalisasikan (Net

Realizable Value).

III. ASET TETAP

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Perkiraan aset tetap terdiri dari Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Aset Tetap lainnya, Konstruksi dalam pengerjaan dan Akumulasi Penyusutan.

Biaya pemeliharaan untuk mempertahankan kondisi aset agar tetap dapat digunakan tidak dikapitalisir ke dalam aktiva yang bersangkutan, sedangkan biaya rehabilitasi yang menambah umur dan manfaat dikapitalisir ke dalam nilai aktiva yang bersangkutan.

III.1. Tanah

Tanah yang dikelompokkan dalam aset tetap adalah tanah yang dimiliki atau diperoleh dengan maksud untuk digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Dalam akun tanah termasuk tanah yang digunakan untuk banguna,

jalan, irigasi dan jaringan. Tanah diakui sebagai aset pada saat diterima dan terjadi perpindahan hak kepemilikan dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Biaya ini meliputi harga pembelian serta biaya untuk memperoleh hak, biaya yang berhubungan dengan pengukuran dan penimbunan. Jika tidak tersedia data secara memadai, maka tanah dicatat dengan estimasi harga perolehan.

III.2. Peralatan dan Mesin

Peralatan dan Mesin mencakup antara lain : alat berat, alat angkutan, alat bengkel dan alat ukur, alat pertanian, alat kantor dan rumah tangga, alat studio, komunikasi dan pemancar, alat kedokteran dan kesehatan, alat laboratorium, alat persenjataan,

Dokumen terkait