• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah TAMBAHAN LAMPIRAN LAPORAN KEUANGAN Per 31 Desember 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah TAMBAHAN LAMPIRAN LAPORAN KEUANGAN Per 31 Desember 2015"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah

TAMBAHAN LAMPIRAN

LAPORAN KEUANGAN

Per 31 Desember 2015

KATA PENGANTAR

Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang RI Nomor : 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 tentang perbendaharaan negara, Peraturan Pemerintah Nomor : 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2013 tanggal 31 Desember 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2014 Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2013 Nomor 08, dan Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor : 28 Tahun 2013 tanggal 31 Desember 2013 Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 Berita Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2013 Nomor 28. Serta Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2014 Tanggal 1 September 2014 tentang APBD Perubahan Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014, Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 Nomor 07 dan Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2014 Tanggal 2 September 2014 tentang Penjabaran APBD Perubahan Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014. Berita Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 Nomor 37.

Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan satuan kerja yang dipimpinnya.

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu entitas akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan menyusun laporan keuangan berupa Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan .

Penyusunan Laporan Keuangan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat ini mengacu kepada Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Peraturan Bupati Nomor 41

(2)

Tahun 2008 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Lombok Barat. Informasi yang disajikan didalamnya telah disusun sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Sehubungan dengan Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2014 ini, perlu kami kemukakan hal-hal sebagai berikut :

1. Laporan Realisasi Anggaran memberikan informasi tentang realisasi pendapatan dan belanja. Berdasarkan laporan ini, realisasi pendapatan tahun anggaran 2014 pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah tidak diperoleh pendapatan. Sementara itu realisasi belanja adalah sebesar Rp. 3.961.450.498,- atau 93,11% dari yang dianggarkan dalam DPPA 2014 sebesar Rp. 4.254.797.430,28.

2. Neraca menyajikan informasi tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat tahun anggaran 2014. Dari neraca tersebut diinformasikan bahwa nilai aset adalah sebesar Rp. 5.504.053.518,82 dan kewajiban sebesar Rp. 0,- sehingga ekuitas dana (kekayaan bersih) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp. 5.504.053.518,82

3. Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar pengguna laporan keuangan dapat memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang hal-hal yang termuat dalam laporan keuangan.

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi uraian tentang kebijakan fiskal, kebijakan akuntansi, dan penjelasan pos-pos laporan keuangan, daftar rinci atau uraian atas nilai pos yang disajikan dalam laporan realisasi anggaran dan neraca.

Kami menyadari bahwa laporan keuangan tahun anggaran 2014 ini masih belum sempurna, oleh sebab itu mengharapkan tanggapan, saran, maupun kritik yang membangun dari para pengguna laporan ini. Kami akan terus berupaya untuk dapat menyu

sun dan menyajikan laporan keuangan yang tepat waktu dan akurat sehingga

terwujud tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance). Diharapkan

(3)

Gerung, 15 Januari 2015

Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat,

Drs. H. MUHAMAD YAMIL, MA NIP. 19611231 198103 1 066

(4)

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH

Jl. Bil. Km 21 - Gerung, Telp. (0370) 681239, Fax. (0370) 681520

Email : kpad@lombokbaratkab.go.id

Homepage : http://www.perpustakaandaerah.lombokbaratkab.go.id

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

Laporan keuangan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah

Kabupaten Lombok Barat yang terdiri dari :

a. Laporan Realisasi Anggaran

b. Neraca

c. Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2014 Sebagaimana

terlampir adalah tanggung jawab kami.

Laporan

Keuangan

tersebut

disusun

berdasarkan

sistem

pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi

pelaksanaan anggaran, posisi keuangan dan catatan atas laporan

keuangan secara layak dan bebas dari salah saji yang material sesuai

Standar Akuntansi Pemerintah.

Gerung, 15 Januari 2015

Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat,

Drs. H. MUHAMAD YAMIL, MA NIP. 19611231 198103 1 066

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar i

Pernyataan Tanggungjawab iii

Daftar Isi iv

Laporan Realisasi Anggaran N e r a c a

Catatan Atas Laporan Keuangan :

BAB I Pendahuluan

...

1

BAB II Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja Keuangan 6

BAB III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan ... 15

BAB IV Kebijakan Akuntansi ... 18

BAB V Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan ... 31

BAB VI Penjelasan atas Informasi-Informasi Non Keuangan ... 42 Laporan Hasil Rekonsiliasi

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

Negara Kesatuan Republik Indonesia menyelenggarakan pemerintahan negara dan pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil, makmur dan merata berdasarkan Pancasila dan UUD RI Tahun 1945. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Negara Kesatuan RI dibagi atas daerah-daerah provinsi, dan daerah provinsi terdiri aras kabupaten dan kota. Tiap-tiap daerah tersebut mempunyai hak dan kewajiban mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya, termasuk pengelolaan keuangannya.

Sesuai dengan amanat UU No. 17 tahun 2003 dan UU No. 33 tahun 2004 dalam rangka penyelenggaraan fungsi pemerintahan, serta PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan PERDA No. 5 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, serta Peraturan Bupati No. 41 Tahun 2008 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Lombok Barat. Berdasarkan ketentuan pada peraturan-peraturan tersebut, Kepala SKPD Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat selaku Pengguna Anggaran menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang dan ekuitas dana yang berada dalam tanggungjawabnya serta menyiapkan Laporan Keuangan sehubungan dengan pelaksanaan anggaran dan barang yang dikelolanya. Laporan Keuangan yang dimaksud terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) yang disampaikan kepada Kepala Daerah melalui PPKD selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 1.1.1. M a k s u d

Laporan Keuangan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2013 disusun dengan maksud untuk

(7)

memenuhi tanggungjawab konstitusi sesuai dengan ketentuan UU No. 17/2003, UU No. 33/2004, PP No. 58/2005, PP No. 24/2005, PP No. 08/2006 dan Peraturan Daerah No. 5/2007.

1.1.2. T u j u a n

Tujuan Pelaporan Keuangan ini adalah untuk menyajikan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas publik Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat atas sumber daya yang dipercayakan kepada SKPD, dengan :

a. Menyediakan informasi keuangan secara komprehensif yang berguna bagi perencanaan dan pengelolaan keuangan pemerintah daerah serta meningkatkan efektifitas pengendalian atas seluruh aset, kewajiban dan ekuitas dana;

b. Menyediakan informasi keuangan yang transparan kepada masyarakat dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik;

c. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap

anggarannya;

d. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

Untuk memenuhi tujuan – tujuan tersebut, laporan keuangan

menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, aset, kewajiban dan ekuitas dana pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat selaku entitas akuntansi.

1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

Pelaporan Keuangan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten

Lombok Barat diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan pemerintah, antara lain :

(8)

1). Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 5 ayat (2);

2). Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286), mengamanatkan bahwa pertanggungjawaban pelaksanaan APBD berupa Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi APBD, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP);

3). Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4). Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan Pengelolaan Tanggung Jawab Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5). Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 184 ayat (1) dan (3) tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 6). Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7). Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4578); 8). Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah (Lembaran Negara republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4503). 9). Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2013 tanggal 31 Desember 2013 tentang

(9)

Anggaran 2014 Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2013 Nomor 08, dan Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor : 28 Tahun 2013 tanggal 31 Desember 2013 Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 Berita Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2013 Nomor 28. Serta Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2014 Tanggal 1 September 2014 tentang APBD Perubahan Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014, Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 Nomor 07 dan Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2014 Tanggal 2 September 2014 tentang Penjabaran APBD Perubahan Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014. Berita Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 Nomor 37.

1.3. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan.

Catatan atas laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci

atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintah serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang

diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.

Adapun sistematika isi catatan atas laporan keuangan adalah sebagai

berikut :

BAB I Pendahuluan

1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan 1.3. Sistematika Penulisan Catatas atas Laporan Kuangan

BAB II Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja Keuangan

2.1. Kebijakan Keuangan

2.2. Indikator Pencapaian Target Kinerja Keuangan

BAB III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan

3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan 3.2. Hambatan dan Kendala Pencapaian Target

(10)

BAB IV Kebijakan Akuntansi

4.1. Entitas Pelaporan Keuangan SKPD

4.2. Asumsi dasar penyusunan laporan Keuangan

4.3. Basis Akuntansi yang mendasari Penyusunan laporan Keuangan 4.4. Basis Pengukuran yang mendasari penyusunan Laporan

Keuangan

4.5. Penerapan Kebijakan Akuntansi berkaitan dengan Ketentuan Standar Akuntasi Pemerintah

BAB V Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan

5.1. Penjelasan Pos Pendapatan 5.2. Penjelasan Pos Belanja 5.3. Penjelasan Pos Aset

5.4. Penjelasan Pos Kewajiban 5.5. Penjelasan Pos Ekuitas Dana

5.6. Pengungkapan Informasi sehubungan dengan penerapan basis akrual

(11)

BAB II

KEBIJAKAN KEUANGAN DAN

PENCAPAIAN TARGET KINERJA KEUANGAN

2.1. Kebijakan Keuangan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2014 di sahkan melalui Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2013 tanggal 31 Desember 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2014 Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2013 Nomor 08, dan Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor : 28 Tahun 2013 tanggal 31 Desember 2013 Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten LoPmbok Barat Tahun 2014 Berita Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2013 Nomor 28.

Sedangkan APBD Perubahan disahkan melalui Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2014 Tanggal 1 September 2014 tentang APBD Perubahan Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014, Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 Nomor 07 dan Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2014 Tanggal 2 September 2014 tentang Penjabaran APBD Perubahan Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014. Berita Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 Nomor 37.

Terkait dengan Perubahan Pendapatan dan Belanja pada Kantor

(12)

I PENDAPATAN

1 Pendapatan Asli Daerah - - -

-2 Pendapatan Transfer - - -

-3 Lain-lain Pendptn yg Sah - - -

- -

-II BELANJA

Belanja Pegawai 1.993.791.270,10 2.006.942.980,28 13.151.710,18 0,66 Belanja Barang dan Jasa 501.264.750,00 530.733.350,00 29.468.600,00 5,55 Belanja Modal 1.586.470.700,00 1.717.121.100,00 130.650.400,00 7,61 4.081.526.720,10 4.254.797.430,28 173.270.710,18 4,07 (4.081.526.720,10) (4.254.797.430,28) (173.270.710,18) 4,07 JUMLAH BELANJA SURPLUS / DEFISIT JUMLAH PENDAPATAN Kenaikan/ Penurunan % Anggaran Setelah Perubahan No Uraian Anggaran Semula

Menyikapi kebijakan keuangan pemerintah Kabupaten Lombok Barat

dengan adanya perubahan APBD Tahun 2014 tersebut diatas, beberapa strategi yang ditempuh oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah antara lain :

1. Upaya yang ditempuh kebijakan antara lain :

a. Belanja di alokasikan untuk melaksanakan program, kegiatan sesuai dengan perencanaan strategis Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat yang berkembang dalam situasi yang berubah (dinamis).

b. Belanja di alokasikan secara efisien dan efektif mewujudkan sasaran kinerja Ketersediaan dana untuk membiayai kegiatan menjadi faktor pembatas dalam mewujudkan kinerja kegiatan yang dilaksanakan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat yang maksimal.

Permasalahan utama yang dihadapi oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat, antara lain :

a. Kurangnya tenaga atau SDM pengelola perpustakaan sehingga mengakibatkan lambatnya pelayanan perpustakaan. Dan masih terbatasnya jumlah sarana mobilisasi untuk pelayanan perpustakaan keliling

(13)

b. Belum adanya tenaga funsional arsiparis dan fungsional pustakawan yang mampu mengelola arsip dan perpustakaan sehingga pelayanan pada perpustakaan maupun arsip lebih maksimal.

2.2. Indikator Pencapaian Target Kinerja Keuangan

Indikator pencapaian target kinerja keuangan tercermin pada penyerapan anggaran Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung dalam konteks penganggaran berdasarkan Permendagri 13 tahun 2006 pada masing-masing program yang menjadi tugas pokok dan fungsi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat yaitu :

1). Non Program.

 Pada Tahun 2014 untuk Pendapatan pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat tidak ada, yang semula di peroleh dari denda keterlambatan pengembalian buku sejak tahun 2014 sudah dihapus/ditiadakan.

 Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak dipengaruhi secara langsung oleh ada tidaknya program dan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang pengaruh kontribusinya terhadap prestasi kerja sulit diukur. Total Anggaran belanja tidak langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat pada tahun anggaran 2014 setelah perubahan sebesar Rp. 1.826.489.980,28 dengan realisasi sebesar Rp. 1.644.251.314,- atau (90,02%).

2). Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.

Tujuan program ini adalah untuk terselenggaranya pelayanan administrasi perkantoran dan keuangan yang baik dan benar . Untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan 11 (sebelas) kegiatan dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 397.729.050,- terealisasi sebesar Rp. 353.523.335,,- atau 88,89%.

(14)

3). Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur

Tujuan program ini adalah tersedianya sarana prasarana bagi aparatur sehingga dapat berkerja dengan baik sesuai dengan apa yang menjadi tugas dan fungsi masing – masing. Untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan 7 (tujuh) kegiatan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 1.163.964.100,- terealisasi sebesar. Rp. 1.152.190.599,- atau 98,99%.

4). Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan kemampuan aparatur dalam pengelolaan arsip dan perpustakaan. Untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan 1 (satu) kegiatan dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 69.952.000,- terealisasi sebesar Rp. 61.878.600,- atau 88,46%.

5). Program Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

Tujuan program ini adalah tersedianya laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD. Untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan 1 (satu) kegiatan dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 16.461.000,- terealisasi sebesar Rp. 15.965.000,- atau 96,99%.

6). Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip.

Tujuan program ini adalah untuk ketersediaan sarana penyimpanan dan pengolahan arsip sehingga arsip – arsip yang penting dapat terselamatkan dan tersimpan dengan baik. Untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan 1 (satu) kegiatan dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 186.469.750,- terealisasi sebesar Rp. 180.028.550,- atau 96,55%.

7). Program Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana kearsipan

Tujuan program ini adalah terlaksananya pendataan dan penataan arsip sehingga mengurangi jumlah arsip – arsip kacau dan tertatanya arsip dengan baik dan benar. Untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan 1 (satu)

(15)

kegiatan dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 61.144.050,- terealisasi sebesar Rp. Rp. 52.073.000,- atau 85,16%.

8). Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi

Tujuan program ini adalah terlaksananya kegiatan Pameran kearsipan dan Perpustakaan sehingga masalah kearsipan dan perpustakaan lebih tersosialisasi baik dilingkungan instansi pemerintah, swasta maupun masyarakat umum. Untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan 1 (satu) kegiatan dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 21.025.000,-terealisasi sebesar Rp. 14.275.000,- atau 67,90%.

9). Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan

Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan minat dan budaya baca dan tersedianya bahan pustaka. Untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan 1 (satu) kegiatan dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 511.562.500,- terealisasi sebesar Rp. 487.265.100,- atau 95,25%.

Ditinjau dari konteks PP 71 Tahun 2010 terkait penyajian laporan keuangan sesuai SAP, target dan realisasi keuangan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat tahun anggaran 2014 dapat diuraikan secara singkat sbb :

(16)

I PENDAPATAN

1 Pendapatan Asli Daerah - - - -2 Pendapatan Transfer - - - -3 Lain-lain Pendptn yg Sah - - -

- - -II BELANJA 1 Belanja Operasi 2.495.056.020,10 2.537.676.330,28 2.303.074.948,00 90,76 1.1. Belanja Pegawai 1.993.791.270,10 2.006.942.980,28 1.815.458.314,00 90,46 1.2. Belanja Barang 501.264.750,00 530.733.350,00 487.616.634,00 91,88 2 Belanja Modal 1.586.470.700,00 1.717.121.100,00 1.658.375.550,00 96,58

2.1. Belj Modal Tanah - - - -2.2. Belj Modal Peralatan & Mesin 1.123.990.700,00 1.179.551.100,00 1.156.988.100,00 98,09 2.3. Belj Modal Gedung Bangunan - 50.000.000,00 49.995.000,00 99,99 2.4. Belj Modal Jalan,Irigasi,Jaringan 3.500.000,00 27.260.000,00 10.094.700,00 37,03 2.5. Belj Modal Asset Tetap Lainnya 458.980.000,00 460.310.000,00 441.297.750,00 95,87 2.6. Belj Modal Asset Lainnya - - -

-4.081.526.720,10 4.254.797.430,28 3.961.450.498,00 93,11 JUMLAH BELANJA JUMLAH PENDAPATAN Realisasi Anggaran % Anggaran Setelah Perubahan No Uraian Anggaran Semula

Realisasi belanja lebih rendah dari anggarannya sebesar Rp. 293.346.932,28 atau 6,89 % disebabkan karena adanya penghematan dan efisiensi belanja pada setiap program dan kegiatannya.

Kemudian berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat atas pelaksanaan program kegiatan yang tercantum dalam DPA/DPPA tahun anggaran 2014 dapat dijelaskan sbb :

(17)

BAB III

IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan

Pencapaian Kinerja keuangan tergambar pada pencapaian / realisasi anggaran pendapatan dan belanja, Berikut disajikan gambaran realisasi anggaran 2014 dan perbandingan dengan realisasi tahun anggaran 2013.

A PENDAPATAN

1 Pendapatan Asli Daerah - - - - -2 Pendapatan Transfer - - - -3 Lain-lain Pendptn yg Sah - - - -

- - - -B BELANJA 1 BELANJA TDK LANGSUNG 1.826.489.980,28 1.644.251.314,00 1.636.963.262,00 90,02 0,44 Belanja Pegawai 1.826.489.980,28 1.644.251.314,00 1.636.963.262,00 90,02 0,44 2 BELANJA LANGSUNG 2.428.307.450,00 2.317.199.184,00 531.961.475,00 95,42 3,61 Belanja Pegawai 180.453.000,00 171.207.000,00 109.771.000,00 94,88 35,88 Belanja Barang dan Jasa 530.733.350,00 487.616.634,00 356.725.525,00 91,88 26,84 Belanja Modal 1.717.121.100,00 1.658.375.550,00 65.464.950,00 96,58 (96,05) 3 Belanja Tdk Tersangka - - - - -4.254.797.430,28 3.961.450.498,00 2.168.924.737,00 93,11 5,03 (4.254.797.430,28) (3.961.450.498,00) (2.168.924.737,00) 93,11 (5,03) Angg. Th.2013 JUMLAH BELANJA SURPLUS / DEFISIT JUMLAH PENDAPATAN Realisasi (Rp) % Tahun 2014 Anggaran Setelah Perubahan No Uraian Tahun 2014 Tahun 2013

Pada bagian pendapatan tidak ada atau sebesar Rp. 0,- karena tidak

ditargetkan karena pendapatan yang semula bersumber dari denda keterlambatan pengembalian buku di tiadakan.

Sementara itu dari sisi belanja, terdapat penghematan/efisiensi

(18)

sebesar Rp. 4.254.797.430,28 terealisasi sebesar Rp.3.961.450.498,00,- atau 93,11%.

Capaian bagian pendapatan sebesar 0% terinci untuk masing – masing

komponen pendapatan sebagai berikut :

a. Pendapatan Asli Daerah, target anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 0,00 terealisasi sebesar Rp.0,00 atau 0%

b. Pendapatan transfer/perimbangan, target anggaran setelah perubahan sebesar Rp.0,00 terealisasi sebesar Rp.0,00 atau 0%.

c. Lain – lain Pendapatan yang sah, target anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 0,00 terealisasi sebesar Rp. 0,00 atau 0%.

Capaian bagian belanja sebesar 93,11% terinci untuk masing-masing

komponen belanja sbb :

- Belanja Pegawai, Target anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 2.006.942.980,28 terealisasi sebesar Rp. 1.815.458.314,- atau 90,46%.

- Belanja Barang dan Jasa, Target anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 530.733.350,- terealisasi sebesar Rp. 487.616.634,- atau 91,88%.

- Belanja Modal, Target anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 1.717.121.100,- terealisasi sebesar Rp. 1.658.375.550,- atau 96,58 %.

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013, realisasi pendapatan pada

tahun 2014 tidak ada pendapatan karena tidak ditargetkan.

Dari sisi belanja, terjadi kenaikan realisasi sebesar 45,25%, yaitu Rp. 2.168.924.737,- pada tahun 2013 menjadi Rp. 3.961.450.498,- pada tahun

(19)

2014, atau sebesar Rp. 1.792.525.761,- diakibatkan karena pembiayaan dalam penempatan gedung baru serta kelengkapan gedung.

3.2. Hambatan dan kendala Pencapaian Target

Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat terdapat hambatan dan kendala dalam pelaksanaan pencapaian tersebut di karenakan masih kurangnya Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kantor Perpustakaan dan Arsip, seperti belum adanya tenaga arsiparis dan pustakawan untuk kelancaran proses kegiatan.

Solusi yang dilakukan dalam mengatasi kendala dan hambatan tersebut antara lain terus berupaya untuk mengirim aparatur untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan sehingga tersedia tenaga Arsiparis dan Pustakawan pada Jabatan Fungsional di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat.

(20)

BAB IV

KEBIJAKAN AKUNTASI

Kebijakan akuntansi disusun untuk mengatur atau sebagai pedoman dalam penyusunan dan penyajian pelaporan keuangan daerah.Laporan keuangan daerah adalah laporan pertanggung jawaban pemerintah daerah atas kegiatan keuangan dan sumber daya ekonomis yang di percayakan serta menunjukkan posisi keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan pemerintahan. Sehubungan dengan berlakunya PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), maka kebijakan akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan tahun 2014 juga telah mengalami perubahan.

4.1. Asumsi Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Beberapa hal yang di pertimbangkan dalam penyusunan laporan keuangan SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Lombok Barat adalah sebagai berikut :

- Asumsi kemandirian entitas ;

Berarti bahwa unit Pemerintah Daerah sebagai entitas pelaporan dan entitas akuntasi di anggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit pemerintahan dalam pelaporan keuangan.

- Asumsi kesenambungan entitas ; Berarti

bahwa laporan keuangan di susun dengan asumsi bahwa entitas tersebut akan berlanjut keadaannya dan tidak dimaksudkan untuk melakukan likuidasi.

- Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetarymeasurement)

Berarti bahwa Laporan keuangan Pemerintah Daerah harus menyajikan setiap kegiatan yang di asumsikan dapat di nilai dengan satuan uang.

(21)

4.2. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

Basis akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan yang diberlakukan

untuk setiap SKPD Pemerintah Kabupaten Lombok Barat adalah sebagai berikut :

Basis Kas (cash basis) untuk penyusunan Laporan Realisasi Anggaran.

Pendapatan diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Daerah dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas di kas Daerah.  Basis Akrual (accrual basis) untuk penyusunan neraca

Aset kewajiban dan ekuitas dana di akui dan di catat pada saat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada ke uangan pemerintah,tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau di bayar.

4.3. Basis Pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan

memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan historis dan dalam mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversikan terlebih dahulu dengan kurs Bank Indonesia pada tanggal transaksi dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

4.4. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang Ada dalam standart Akuntansi Pemerintah

Berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP, penerapan SAP dalam Laporan keuangan pemerintah diberlakukan efektif untuk pelaporan keuangan tahun anggaran 2006. Dalam rangka penerapan SAP tersebut, maka beberapa penyesuaian telah di lakukan antara lain : Pengklasifikasian dan pengelompokan penyajian pos-pos pada Neraca, Laporan Realisasi Anggaran. Secara rinci,

(22)

kebijakan akuntansi yang di terapkan terkait dengan penyusunan Laporan Keuangan tahun 2014 adalah sebagai berikut :

A. LAPORAN REALISASI ANGGARAN I. Pendapatan

Beberapa hal yang terkait dengan kebijakan akuntansi pendapatan antara lain :

a. Pendapatan adalah semua penerimaan kas daerah dalam periode tahun anggaran yang menjadi hak daerah.

b. Pendapatan diakui atas dasar kas yaitu pada saat diterima pada kas daerah.

c. Pencatatan pendapatan berdasarkan azas bruto yaitu mencatat penerimaan bruto dan tidak diperbolehkan mencatat jumlah netto (setelah dikonpensasikan dengan pengeluaran)

d. Pengukuran pendapatan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai nominal yang diterima. Apabila pendapatan diukur dengan mata uang asing dikonversi kemata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat terjadinya pendapatan.

e. Pengembalian / koreksi atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode akuntansi dicatat sebagai pengurang pendapatan. Apabila pengembalian/koreksi pendapatan terjadi setelah periode akuntansi berikutnya dicatat sebagai pengurang ekuitas dana lancar (SiLPA). f. Pendapatan diklasifikasikan menurut kelompoknya antara lain :

Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer, dan lain-lain pendapatan yang sah.

II. Belanja

Kebijakan akuntansi berkaitan dengan belanja daerah yaitu :

a. Belaja adalah semua pengeluaran kas daerah dalam periode tahun anggaran yang menjadi beban daerah. Belanja diakui atas dasar kas, yaitu pada saat terjadinya pengeluaran dari kas daerah.

(23)

b. Pengukuran belanja menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai nominal yang dikeluarkan. Apabila belanja diukur dengan mata uang asing dikonversi kemata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tenga Bank Indonesia) pada saat pengakuan belanja.

c. Koreksi atas pengeluaran belanja yang terjadi pada periode akuntansi dicatat sebagai pengurang belanja. Apabila diterima pada periode akuntansi berikutnya dicatat sebagai lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

d. Belanja diklasifikasikan sebagai SAP yaitu : belanja operasi, belanja modal, belanja tak terduga dan belanja bagi hasil – transfer.

Belanja Operasi diklasifikasikan atas : belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah dan belanja bantuan sosial.

Belanja modal diklasifikasikan atas : Belanja tanah, belanja peralatan dan mesin, belanja gedung dan bangunan, belanja jalan, irigasi dan jaringan, belanja aset tetap lainnya dan belanja aset lainnya.

B. N E R A C A

I. ASET LANCAR

Aset Lancar adalah kas dan sumber daya lainnya yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam 1 (satu) periode akuntansi. Aset lancar terdiri dari Kas di Kas Daerah, Kas di Bendahara Pengeluaran, Kas di Bendahara Penerimaan, Piutang Pajak, Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi (TGR), piutang lainnya dan persediaan.

I.1. Kas di Bendahara Pengeluaran

Kas di bendahara pengeluaran merupakan kas yang menjadi tanggungjawab / dikelola oleh bendahara pengeluaran yang berasal dari sisa uang persediaan (UP) yang belum disetor ke kas daerah pertanggal neraca dan mencakup seluruh saldo rekening Bendahara Pengeluaran, uang logam, uang kertas dan lain-lain kas. Kas di

(24)

bendahara pengeluaran dicatat sebesar nilai nominal, artinya disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam valuta asing, dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.

I.2. Kas di Bendahara Penerimaan

Kas di bendahara penerimaan mencakup seluruh kas, baik itu saldo rekening di bank maupun saldo uang tunai yang berada dibawah tanggungjawab bendahara penerimaan yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintah dari bendahara penerimaan yang bersangkutan. Saldo kas ini mencerminkan saldo yang berasal dari pungutan yang sudah diterima oleh bendahara penerimaan dari setoran para wajib pajak / retribusi yang belum disetorkan ke kas daerah. Kas di bendahara penerimaan dicatat sebesar nilai nominal artinya disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam valuta asing, dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah banksentral pada tanggal neraca.

I.3. Piutang Pajak

Piutang pajak adalah merupakan piutang atas pajak-pajak daerah yang di catat berdasarkan surat ketetapan yang pembayarannya belum di terima.Piutang pajak di catat sebesar nilai nominal yaitu sebesar nilai rupiah pajak-pajak yang belum di lunasi.

I.4. Piutang Retribusi

Piutang retribusi merupakan piutang yang diakui atas jumlah yang belum terbayar sebesar nilai rupiah dari retribusi yang belum dilunasi berdasarkan bukti penetapan retribusi. Perkiraan piutang retribusi dicatat sebesar nilai nominal yaitu yang sebesar nilai rupiah dari retribusi yang belum dilunasi.

(25)

I.5. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran

Bagian lancar tagihan penjualan angsuran merupakan reklasifikasi tagihan penjualan angsuran jangka panjang kedalam piutang jangka pendek yang disebabkan karena adanya tagihan angsuran jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun berjalan. Bagian lancar tagihan penjualan angsuran dicatat sebesar nilai nominal yaitu sejumlah tagihan penjualan angsuran yang harus diterima dalam jangka waktu satu tahun.

I.6. Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi (TGR )

Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi merupakan reklasifikasi lain-lain aset yang berupa TGR ke dalam aset lancar di sebab kan adanya TGR jangka panjang yang jatuh tempo tahun berikutnya.Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi sebesar nilai nominal yaitu sejumlah rupiah Tuntutan Ganti Rugi di catat sebesar nilai nominal yaitu sejumlah rupiah Tuntutan Ganti Rugi yang akanditerima dalam waktu satu tahun.Dokumen sumber TGR adalah Surat Keputusan yang dikeluarkan Majelis pembebanan TP/TGR. Dalam hal surat keputusan tersebut terlambat atau tidak ditertibkan,dokumen sumber untuk Piutang TGR di peroleh dari hasil pemeriksaan APFP.

I.7. Piutang Lainnya

Akun Piutang Lainnya digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan pengakuan piutang di luar Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi dan Piutang Pajak. Piutang Lainnya di catat sebesar nilai nominal yaitu sebesar nilai rupiah piutang yang belum di lunasi.

(26)

I.8. Persediaan

Persediaan adalah aset dalam bentuk barang perlengkapan ( supplies ) yang di peroleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang di maksudkan untuk di jual dan diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dalam waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal pelaporan. saldo persediaan adalah jumlah persediaan yang masih ada pada tanggal neraca. Persediaan di catat sebesar biaya perolehan dengan pembelian,biaya standar apabila di peroleh dengan memproduksi sendiri dan nilai wajar apabila di peroleh dengan cara lainnya seperti donasi / rampasan.

II. INVESTASI PERMANEN

Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang di maksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Bentuk investasi permanen antara lain penyertaan Modal Pemerintah Daerah dan Investasi Permanen Lainnya.

II.1. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah menggambarkan jumlah yang di bayar oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Barat untuk penyertaan modal dalam perusahaan negara / daerah dan perolehan deviden dari penyertaan modal Pemerintah Daerah yang dikapitalisir kembali. Penyertaan modal pemerintah di catat sebesar harga perolehan jika kepemilikan kurang dari 20 % dan tidak memiliki kendali yang signifikan. Kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki kendali yang signifikan dan kepemilikan 51 % atau lebih di catat secara proporsional dari nilai ekuitas yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan / lembaga yang di maksud.

Untuk pencatatan dengan metode ekuitas,nilai penyertaan modal pemerintah daerah di hitung dari nilai ekuitas yang ada di laporan

(27)

keuangan perusahaan yang bersangkutan dikalikan dengan persentase kepemilikan.

II.2. Investasi Permanen Lainnya – Dana Bergulir

Investasi permanen lainnya adalah investasi permanen yang tidak dapat dimasukkan kedalam kategori Penyertaan Modal pemerintah Daerah. Investasi dana bergulir merupakan dana yang dipinjamkan kepada kelompok masyarakat untuk ditarik kembali setelah jangka waktu tertentu dan kemudian disalurkan kembali. Investasi permanen lainnya dicatat sebesar harga perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperolehnya. Investasi dana bergulir dinilai sebesar jumlah nilai bersih yang dapat direalisasikan (Net Realizable Value).

III. ASET TETAP

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Perkiraan aset tetap terdiri dari Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Aset Tetap lainnya, Konstruksi dalam pengerjaan dan Akumulasi Penyusutan.

Biaya pemeliharaan untuk mempertahankan kondisi aset agar tetap dapat digunakan tidak dikapitalisir ke dalam aktiva yang bersangkutan, sedangkan biaya rehabilitasi yang menambah umur dan manfaat dikapitalisir ke dalam nilai aktiva yang bersangkutan.

III.1. Tanah

Tanah yang dikelompokkan dalam aset tetap adalah tanah yang dimiliki atau diperoleh dengan maksud untuk digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Dalam akun tanah termasuk tanah yang digunakan untuk banguna,

(28)

jalan, irigasi dan jaringan. Tanah diakui sebagai aset pada saat diterima dan terjadi perpindahan hak kepemilikan dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Biaya ini meliputi harga pembelian serta biaya untuk memperoleh hak, biaya yang berhubungan dengan pengukuran dan penimbunan. Jika tidak tersedia data secara memadai, maka tanah dicatat dengan estimasi harga perolehan.

III.2. Peralatan dan Mesin

Peralatan dan Mesin mencakup antara lain : alat berat, alat angkutan, alat bengkel dan alat ukur, alat pertanian, alat kantor dan rumah tangga, alat studio, komunikasi dan pemancar, alat kedokteran dan kesehatan, alat laboratorium, alat persenjataan, komputer, alat eksplorasi, alat pemboran, alat produksi, pengolahan dan permurnian, alat bantu eksplorasi alat keselamatan kerja, alat peraga, dan unit peralatan proses produksi yang masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap digunakan. Peralatan dan mesin dicatat sebagai aset pemerintah pada saat diterima dan terjadi perpindahan hak kepemiliikan. Peralatan dan mesin dicatat dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Harga perolehan peralatan dan mesin yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung (tenaga kerja, bahan baku) dan biaya tidak langsung (perencanaan, pengawasan, perlengkapan, sewa peralatan dan biaya lain) yang dikeluarkan hingga aset tersebut siap digunakan. Bila tidak terdapat data tentang nilai historisnya, maka nilai peralatan dan mesin dicatat berdasarkan atas harga perolehan yang diestimasikan oleh instansi teknis terkait. Peralatan dan mesin yang berasal dari hibah nilai berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga gantinya.

(29)

Gedung dan Bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang dibeli atau dibangun dengan maksud untuk digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Gedung dan Bangunan dalam neraca meliputi antara lain bangunan gedung, monumen, bangunan menara, dan rambu-rambu. Gedung dan bangunan dicatat sebagai aset pemerintah pada saat diterima dan terjadi peralihan hak kepemilikan. Gedung dan bangunan dengan nilai historis, harga perolehan. Harga perolehan gedung dan bangunan yang dibangun secara swakelola meliputi biaya langsung (tenaga kerja, bahan baku) dan biaya tidak langsung (perencanaan, pengawasan, perlengkapan, sewa peralatan dan biaya lain) yang dikeluarkan hingga aset tersebut siap digunakan. Bila tidak terdapat data tentang nilai historisnya, maka nilai gedung dan bangunan dicatat berdasarkan atas harga perolehan yang diestimasikan.

III.4. Jalan, Irigasi dan Jaringan

Jalan, irigasi dan jaringan mencakup jalan, irigasi dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Jalan, irigasi dan jaringan di neraca antara lain meliputi jalan dan jembatan, bangunan air, instalasi, jaringan listrik, jaringan telpon, dan jaringan lainnya. Akun ini tidak mencakup tanah yang diperoleh untuk pembangunan jalan, irigasi dan jaringan. Jalan, irigasi dan jaringan dicatat sebagai aset pemerintah saat diterima dan terjadi pemindahan hak kepemilikan dengan nilai historis / perolehan, yaitu harga perolehan. Harga perolehan jalan, irigasi dan jaringan yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung (tenaga kerja, bahan baku) dan biaya tidak langsung (perencanaan, pengawasan, perlengkapan, sewa peralatan dan biaya lain) yang dikeluarkan hingga aset tersebut siap digunakan. Bila tidak terdapat data tentang nilai historisnya, maka nilai jalan,

(30)

irigasi dan jaringan dicatat berdasarkan atas harga perolehan yang diestimasikan.

III.5. Aset Tetap Lainnya

Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan kedalam kelompok aset tetap diatas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Aset tetap lainnya di neraca antara lain meliputi koleksi perpustakaan / buku dan barang bercorak seni / budaya olahraga. Aset tetap lainnya dicatat sebagai aset pemerintah saat diterima dan terjadi pemindahan hak kepemilikan. Aset tetap lainnya dicatat dengan nilai historis, harga perolehan. Harga perolehan aset tetap lainnya yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung (tenaga kerja, bahan baku) dan biaya tidak langsung (perencanaan, pengawasan, perlengkapan, sewa peralatan dan biaya lain) yang dikeluarkan hingga aset tersebut siap digunakan. Bila tidak terdapat data tentang nilai historisnya, maka nilai aset tetap lainnya dicatat berdasarkan atas harga perolehan yang diestimasikan.

III.6. Konstruksi dalam Pengerjaan

Konstruksi dalam pengerjaan mencakup Aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan. Yang pada tanggal Neaca belum selesai dibangun seluruhnya. Konstruksi dalam pengerjaan dicatat senilai seluruh biaya yang diakumulasikan sampai dengan tanggal neraca dari semua jenis aset tetap dalam pengerjaan yang belum selesai dibangun.

III.7. Akumulasi Penyusutan

Akumulasi penyusutan menggambarkan akumulasi jumlah

(31)

Dengan demikian penyusutan tidak dimaksudkan untuk mengukur besarnya biaya yang dikorbankan untuk memperoleh pendapatan ataupun keuntungan. Pada tahun anggaran 2011 ini, penyusunan atas aset tetap belum dapat diberlakukan, karena belum adanya petunjuk teknis yang pasti untuk memperoleh perhitungan penyusutan yang tepat.

IV. ASET LAINNYA

Aset lainnya adalah aset pemerintahan yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan. Aset lainnya antara lain terdiri dari Tagihan Penjualan Angsuran, Kemitraan dengan pihak Ketiga dan Aset lain-lainnya.

IV.1. Tagihan Penjualan Angsuran

Tagian penjualan angsuran menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah. Contoh tagian penjualan angsuran antara lain adalah penjualan rumah dinas dan pernjualan kendaraan dinas. Tagihan penjualan angsuran dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayarkan oleh pegawai ke kas negara/kas daerah atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran.

IV.2. Aset Lain-lain

Aset lain-lain adalah aset–aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam Aset Tak Berwujud, Tagihan penjualan angsuran, Tuntutan Ganti Rugi dan Kemitraan dengan pihak ketiga. Contoh dari aset lain-lain adalah aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah (aset tetap yang kondisinya rusak berat). Aset lain-lain dicatat dengan nilai nominal dari aset yang bersangkutan. Untuk aset

(32)

tetap yang diklasifikasikan kedalam aset lain-lain, dicantumkan sebesar nilai perolehannya terhadap aset lain-lain tidak dilakukan penyusutan.

V. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan akan dibayar kembali atau jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca. Kewajiban ini mencakup utang Perhitungan Fihak

Ketiga (PFK), utang bunga, bagian lancar utang dalam negeri –

pemerintah pusat, dan utang jangka pendek lainnya.

V.1. Uang Muka dari BUD

Uang muka dari BUD merupakan utang yang timbul akibat SKPD belum menyetor kepada Kas Daerah atas sisa UYHD per tanggal neraca. Perkiraan ini dicatat sejumlah nilai nominal yang belum disetor ke kas daerah.

V.2. Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)

Utang PFK merupakan utang yang timbul akibat pemerintah belum menyetor kepada pihak lain atas pungutan / potongan PFK dari Surat Perintah Membayar Uang (SPMU) atau dokumen lain yang dipersamakan. Pungutan / potongan PFK dapat berupa pungutan / potongan iuran Taspen, Bapertarum, Askes, juga termasuk pajak – pajak pusat. Perkiraan ini dicatat sejumlah yang sama dengan jumlah yang dipungut / dipotong berdasarkan nilai nominal.

V.3. Pendapatan Yang Ditangguhkan

Pendapatan yang ditangguhkan yaitu adanya pendapatan yang telah diterima oleh SKPD tetapi belum disetor ke kas daerah per tanggal neraca, misalnya jasa giro atas rekening bank setiap bendaharawan uang di SKPD, pendapatan yang diterima oleh Bendaharawan Penerima belum disetor ke kas daerah per tanggal neraca.

(33)

VI. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban yang diharapkan akan dibayar kembali atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca. Kewajiban jangka Panjang digunakan untuk membiayai pembangunan prasarana yang merupakan aset daerah yang dapat menghasilkan penerimaan (baik langsung maupun tidak langsung) untuk pembayaran kembali pinjaman, serta memberikan manfaat bagi pelayanan masyarakat.

VII. EKUITAS DANA

Ekuitas dana merupakan pos pada neraca pemerintah yang menampung selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. Pos Ekuitas Dana terdiri dari tiga kelompok, yaitu : Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Investasi dan Ekuitas Dana Cadangan.

VII.1. Ekuitas Dana Lancar

Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek. Kelompok Ekuitas Dana

Lancar antara lain terdiri dari sisa lebih pembiayan Anggaran / SILPA, pendapatan yang ditangguhkan, cadangan piutang, cadangan persediaan dan dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek.

VII.2. Ekuitas Dana Investasi

Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam investasi jangka panjang, aset tetap dan aset lainnya dikurangi dengan kewajiban jangka panjang, Pos ini terdiri dari :

(34)

a. Diinvestasikan dalam investasi jangka panjang, yang merupakan akun lawan dari investasi jangka panjang.

b. Diinvestasikan dalam aset tetap, yang merupakan akun lawan dari aset tetap.

c. Diinvestasikan dalam aset lainnya, yang merupakan akun lawan dari aset lainnya.

d. Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka panjang, yang merupakan akun lawan dari seluruh utang jangka panjang.

(35)

BAB V

PENJELASAN POS – POS LAPORAN KEUANGAN

5.1. Rincian dan Penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan.

LAPORAN REALISASI ANGGARAN.

5.1.1. PENDAPATAN

Jumlah pendapatan dalam Tahun Anggaran 2014 tidak ada dan tidak di targetkan. Pendapatan yang semula bersumber dari denda keterlambatan pengembalian buku sudah di tiadakan.

5.1.2. BELANJA

Belanja daerah di kelompokkan ke dalam 4 (empat) bagian yaitu : Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja Tak Terduga dan Belanja Bagi Hasil – Transfer.

Belanja Operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja operasi antara lain meliputi belanja pegawai dari kelompok belanja langsung dan belanja tidak langsung, dan belanja barang/jasa dari kelompok belanja langsung.

Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja Modal meliputi antara lain : Belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan aset tidak berwujud.

Jumlah Belanja dalam Tahun Anggaran 2014 dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 4.254.797.430,28 realisasinya sebesar Rp. 3.961.450.498,00 atau 93,11%. Rincian sebagai berikut :

(36)

Rp. % BELANJA TDK LANGSUNG 1.826.489.980,28 1.644.251.314,00 90,02

1 Belanja Pegawai 1.826.489.980,28 1.644.251.314,00 90,02

BELANJA LANGSUNG 2.428.307.450,00 2.317.199.184,00 95,42

1 Belanja Pegawai 180.453.000,00 171.207.000,00 94,88

2 Belanja Barang Jasa 530.733.350,00 487.616.634,00 91,88

3 Belanja Modal 1.717.121.100,00 1.658.375.550,00 96,58

4.254.797.430,28

3.961.450.498,00 93,11

REALISASI

Jumlah

NO URAIAN ANGG. SETELAH

PERUBAHAN

Gambaran angka realisasi belanja daerah secara terperinci adalah sbb :

1. Belanja operasi, target anggaran setelah perubahan sebesar Rp.

2.537.676.330,28 terealisasi sebesar Rp. 2.303.074.948,00 atau 90,76 %.

Rincian atas jumlah belanja operasi tersebut sbb :

Rp. %

BELANJA TDK LANGSUNG 1.826.489.980,28 1.644.251.314,00 90,02

1 Belanja Pegawai 1.826.489.980,28 1.644.251.314,00 90,02

BELANJA LANGSUNG 711.186.350,00 658.823.634,00 92,64

1 Belanja Pegawai 180.453.000,00 171.207.000,00 94,88 2 Belanja Barang Jasa 530.733.350,00 487.616.634,00 91,88

2.537.676.330,28

2.303.074.948,00 90,76

REALISASI

Jumlah

NO URAIAN ANGG. SETELAH

PERUBAHAN

2. Belanja Modal, target anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 1.717.121.100,00 terealisasi sebesar Rp. 1.658.375.550,00 atau 96,58%. Rincian atas jumlah belanja modal tersebut sbb :

(37)

Rp. %

1 Belanja tanah - - -2 Belanja Peralatan dan Mesin 1.179.551.100,00 1.156.988.100,00 98,09 3 Belanja Gedung dan Bangunan 50.000.000,00 49.995.000,00 99,99 4 Belanja Jalan, Irigasi & Jaringan 27.260.000,00 10.094.700,00 37,03 5 Belanja Aset Tetap Lainnya 460.310.000,00 441.297.750,00 95,87

1.717.121.100,00 1.658.375.550,00 96,58 JUMLAH REALISASI ANGG. SETELAH PERUBAHAN URAIAN NO 1. Belanja Operasi

Gambaran angka realisasi belanja operasi secara terperinci adalah sebagai berikut :

1.1. Belanja Pegawai

Belanja Pegawai dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 2.006.942.980,28 terealisasi pengeluaran sebesar Rp.1.815.458.314,00 atau 90,46%. Realisasi tersebut merupakan 78,82% dari realisasi belanja operasi secara keseluruhan. Angka anggaran dan realisasi atas belanja pegawai tersebut merupakan reklasifikasi dari belanja pegawai penganggaran tahun 2014 yang berdasarkan PERMENDAGRI 13 Tahun 2006 jo PERMENDAGRI 59 tahun 2007 dengan rincian sbb:

Rp. % BELANJA TDK LANGSUNG 1.826.489.980,28 1.644.251.314,00 90,02 1 Belanja Pegawai 1.826.489.980,28 1.644.251.314,00 90,02 BELANJA LANGSUNG 180.453.000,00 171.207.000,00 94,88 1 Belanja Pegawai 180.453.000,00 171.207.000,00 94,88 2.006.942.980,28 1.815.458.314,00 90,46 REALISASI Jumlah

NO URAIAN ANGG. SETELAH

PERUBAHAN

1.2. Belanja Barang

Belanja Barang dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 530.733.350,00 realisasi pengeluaran sebesar Rp. 487.616.634,00,- atau 91,88 %. Realisasi tersebut merupakan 21,17%

(38)

dari realisasi belanja operasi secara keseluruhan. Angka anggaran dan realisasi atas belanja barang tersebut merupakan reklasifikasi dari belanja barang dan jasa,belanja perjalanan dinas dan belanja pemeliharaan penganggaran tahun 2014 yang berdasarkan PERMENDAGRI 13 Tahun 2006 jo PERMENDAGRI 59 tahun 2007 dengan rincian sbb:

Rp. %

Belanja Barang Jasa 530.733.350,00 487.616.634,00 91,88

1 Belanja Bahan Pakai Habis 73.600.850,00 69.754.900,00 94,77 2 Belanja Bahan/Material 2.300.000,00 2.300.000,00 100,00 3 Belanja Jasa Kantor 177.210.000,00 163.432.082,00 92,23 4 Belanja Perawatan Kend.

Bermotor

78.940.000,00

73.635.852,00 93,28

5 Belanja Cetak dan Penggandaan 17.690.500,00 17.375.200,00 98,22

6 Belanja sewa Rumah/Gedung/ Gudang/Parkir

2.500.000,00

-

-7 Belanja Makan Minum 9.375.000,00 5.550.000,00 59,20 8 Belanja Perjalanan Dinas 135.717.000,00 127.309.100,00 93,80 9 Belanja Kursus, Pelatihan,

Sosialisasi

15.000.000,00

10.050.000,00 67,00

10 Belanja Pemeliharaan 18.400.000,00 18.209.500,00 98,96 11 Belanja Jasa Konsultan - -

-530.733.350,00

487.616.634,00 91,88

REALISASI

Jumlah

NO URAIAN ANGG. SETELAH

PERUBAHAN

2. Belanja Modal

Gambaran angka realisasi belanja modal secara terperinci adalah sebagai berikut :

2.1. Belanja Peralatan dan Mesin

Belanja Peralatan dan mesin dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 1.179.551.100,- realisasi pengeluaran sebesar Rp. 1.156.988.100,- atau 98,09 %. Realisasi tersebut merupakan 69,77 % dari realisasi belanja modal secara keseluruhan. Angka anggaran dan realisasi atas belanja peralatan dan mesin tersebut merupakan reklasifikasi dari belanja modal alat besar, alat angkutan, alat bengkel, alat pertanian, alat kantor dan RT, Alat Komunikasi, alat kesehatan , alat laboratorium dan alat keamanan dengan rincian sbb:

(39)

Rp. %

2 Belanja Peralatan dan Mesin 1.179.551.100,00 1.156.988.100,00 98,09

1.179.551.100,00 1.156.988.100,00 98,09 JUMLAH REALISASI ANGG. SETELAH PERUBAHAN URAIAN NO

2.2. Belanja Gedung dan Bangunan

Belanja Gedung dan Bangunan dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 50.000.000,- realisasi pengeluaran sebesar Rp. 49.995.000,- atau 99,99%. Realisasi tersebut merupakan 3,01% dari realisasi belanja modal secara keseluruhan. Angka anggaran dan realisasi atas belanja gedung dan bangunan tersebut merupakan reklasifikasi dari belanja modal gedung dan belanja modal monumen penganggaran tahun 2014 yang berdasarkan Permendagri 13 tahun 2006 jo. Permendagri No. 59/2007, dengan rincian sbb:

Rp. %

1 Belanja Gedung dan Bangunan 50.000.000,00 49.995.000,00 99,99

50.000.000,00 49.995.000,00 99,99 JUMLAH REALISASI ANGG. SETELAH PERUBAHAN URAIAN NO

2.3. Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan

Belanja Jalan, Irigasi dan Jariangan dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 27.260.000,- realisasi pengeluaran sebesar Rp. 10.094.700,- atau 37,03%. Realisasi tersebut merupakan 0,61 % dari realisasi belanja modal secara keseluruhan. Angka anggaran dan realisasi atas belanja jalan, irigasi dan jaringan tersebut merupakan reklasifikasi dari belanja modal jalan dan jembatan, bangunan air/irigasi, instalasi dan jaringan penganggaran tahun 2014 yang berdasarkan Permendagri 13 tahun 2006 jo. Permendagri No. 59/2007, dengan rincian sbb:

(40)

Rp. %

1 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 27.260.000,00 10.094.700,00 37,03

27.260.000,00 10.094.700,00 37,03 JUMLAH REALISASI ANGG. SETELAH PERUBAHAN URAIAN NO

2.4. Belanja Aset Tetap Lainnya

Belanja Aset Tetap Lainnya dengan target anggaran setelah perubahan

sebesar Rp. 460.310.000,- realisasi pengeluaran sebesar Rp.

441.297.750,- atau 95,87%. Realisasi tersebut merupakan 26,61% dari realisasi belanja modal secara keseluruhan. Angka anggaran dan realisasi atas belanja aset tetap lainnya tersebut merupakan reklasifikasi dari belanja modal buku perpustakaan, barang kesenian/kebudayaan dan hewan/ternak serta tanaman penganggaran tahun 2014 yang berdasarkan Permendagri 13 tahun 2006 jo. Permendagri No. 59/2007, dengan rincian sbb:

Rp. %

1 Belanja Aset Tetap Lainnya 460.310.000,00 441.297.750,00 95,87

460.310.000,00 441.297.750,00 95,87 JUMLAH REALISASI ANGG. SETELAH PERUBAHAN URAIAN NO

Catatan : Untuk pengelolaan Belanja Tanah pada tahun 2014 ini Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat tidak ada.

(41)

BAB VI

PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN

6.1. INFORMASI UMUM

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat Sejak bulan Juni 2012 dipimpin oleh Kepala yaitu Drs. H. MUHAMAD YAMIL, MA sesuai dengan SK Bupati Lombok Barat Nomor : Kep. 1171/800/701/BKD/2014 tanggal 27 Oktober 2014 ini terdiri dari 3 Seksi dan 1 Subbag TU dan 1 Jabatan Fungsional dengan struktur organisasi terlampir.

Untuk pelaksanaan visi, misi dan tugas pokok dan fungsi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat ini telah didukung dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana sebagaimana terlampir.

6.2. SIFAT OPERASI DAN KEGIATAN POKOK

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat tugas pokok dan fungsinya melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik dibidang kearsipan dan perpustakaan, untuk menyelenggarakan pengelolaan bahan pustaka dan arsip, pembinaan perpustakaan dan kearsipan, pelayanan dokumen daerah, perpustakaan, kelestarian bahan pustaka dan jabatan fungsional.

6.3. KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG MENJADI LANDASAN KEGIATAN OPERASIONAL.

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pengelolaan dan pelayanan pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat, tidak terlepas dari regulasi yang mengaturnya. Regulasi tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 16 tahun 2010

2. Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Lombok Barat

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1974 tentan Arsip Nasional Indonesia

(42)

4. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 1979 tentang Tata Kearsipan Departemen Dalam Negeri

5. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 1999 tentang

Kearsipan

6. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2007 tentang

Referensi

Dokumen terkait

Dalam setiap pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah pegawai, pemimpin saya selalu menerapkan prinsip keadilan kepada semua pegawai2. Dimensi

duo(s) duas duo tres tria Abl. duobus duabus duobus tribus.. - redni se brojevi dekliniraju kao pridjevi na -us, -a, -um. godine tisuću devet stotina pedeset i osme anno

Menonton sepakbola dengan kacamata taktik memang memusingkan pada awalnya.Namun, 4 langkah untuk mencatat formasi, melihat natural overload, mengenali playing style dan

Ini mendukung tata kelola yang lebih baik di negara-negara yang kaya sumber daya alam melalui verifikasi dan publikasi menyeluruh tentang pembayaran perusahaan dan

Permasalahan yang ditemukan, yaitu: (1) Penelitian bertujuan untuk mengamati dan mempelajari bentuk estetis busana prajurit Keraton Yogyakarta pada masa pemerintahan

Pengujian blackbox merupakan pengujian yang berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian, pengujian blackbox memungkinkan perekayasa perangkat

Model pembelajaran terpadu tipe Webbed adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran pada materi yang disajikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa

UML (Unified Modelling language) adalah sebuah bahasa untuk menentukan, visualisasi, kontruksi, dan mendokumentasikan artifact (bagian dari informasi yang digunakan