• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENJELASAN PASAL DEMI PASAL. Pasal 1

Sudah dij elaskan dalam Penj elasan Um um ( I I angka 1) . Dalam Undang- Undang Pokok Agr ar ia diadakan per bedaan ant ar a penger t ian ..bum i" dan " t anah" , sebagai yang dir um uskan dalam pasal 1 ayat 3 dan pasal 4 ayat 1. Yang dim aksud dengan " t anah" ialah per m ukaan bum i.

Per luasan penger t ian " bum i" dan " air " dengan r uang angkasa adalah ber sangkut an dengan kem aj uan t ehnik dew asa ini dan ke- m ungkinan-kem ungkinannya dalam w akt u- w akt u yang akan dat ang.

Pasal 2.

Sudah diur aikan dalam Penj elasan Um um ( I I angka 2) .

Ket ent uan dalam ayat 4 adalah ber sangkut an dengan azas ekonom i dan m edebew ind dalam penyelenggar aan pem er int ahan daer ah. Soal agr ar ia m enur ut sifat nya dan pada azasnya m er upakan t ugas Pem er int ah Pusat ( pasal 33 ayat 3 Undang- Undang Dasar ) . Dengan dem ikian m aka pelim pahan w ew enang unt uk m elaksanakan hak penguasaan dar i Negar a at as t anah it u adalah m er upakan m edebew ind. Segala sesuat unya akan diselenggar akan m enur ut keper luannya dan sudah bar ang t ent u t idak boleh ber t ent angan dengan kepent ingan nasional. Wew enang dalam bidang agr ar ia dapat m er upakan sum ber keuangan bagi daer ah it u.

Pasal 3.

Yang dim aksud dengan " hak ulayat dan hak- hak yang ser upa it u" ialah apa yang didalam per pust akaan hukum adat disebut " beschikkingsr echt " . Selanj ut nya lihat Penj elasan Um um ( I I angka 3) .

Pasal 4.

Sudah dij elaskan dalam Penj elasan Um um ( I I angka 1) . Pasal 5.

Penegasan, bahw a hukum adat dij adikan dasar dar i hukum agr ar ia yang bar u. Selanj ut nya lihat Penj elasan Um um ( I I I angka 1) .

Pasal 6.

Tidak hanya hak m ilik t et api sem ua hak at as t anah m em punyai fungsi sosial. Hal ini t elah diur aikan dalam Penj elasan Um um ( I I angka 4) .

Pasal 7.

Azas yang m enegaskan dilar angnya " gr oot - gr ondbezit " sebagai yang t elah diur aikan dalam Penj elasan Um um ( I I angka 7) . Soal pem bat asan it u diat ur lebih lanj ut dalam pasal 17. Ter hadap azas ini t idak ada

pengecualiannya. Pasal 8.

Kar ena m enur ut ket ent uan dalam pasal 4 ayat 2 hak- hak at as t anah it u hanya m em ber i hak at as per m ukaan bum i saj a, m aka w ew

enang-w eenang-w enang yang ber sum ber dar ipadanya t idaklah m engenai kekayaan-kekayaan alam yang t er kandung didalam t ubuh bum i, air dan r uang

angkasa. Oleh kar ena it u m aka pengam bilan kekayaan yang dim aksudkan it u m em er lukan pengat ur an t er sendir i. Ket ent uan ini m er upakan pangkal bagi per undang- undangan per t am bangan dan lain- lainnya.

Pasal 9.

Ayat 1 t elah dij elaskan dalam Penj elasan Um um ( I I angka 5) .

Ket ent uan dalam ayat 2 adalah akibat dar ipada ket ent uan dalam pasal 1 ayat 1 dan 2.

Pasal 10.

Sudah dij elaskan didalam Penj elasan Um um ( I I angka 7) . Kat a- kat a " pada azasnya" m enunj uk pada kem ungkinan diadakannya pengecualian-pengecualian sebagai yang disebut kan sebagai m isal didalam Penj elasan Um um it u. Tet api pengecualian- pengecualian it u per lu diat ur didalam per at ur an per undangan ( Bandingkan penj elasan pasal Penggunaan t anah m ilik oleh bukan pem iliknya m asih dim ungkinkan oleh pasal 24, t et api dibat asi dan akan diat ur .

Pasal 11.

Pasal ini m em uat pr insip per lindungan kepada golongan yang ekonom is lem ah t er hadap yang kuat . Golongan yang ekonom is lem ah it u bisa w ar ganegar a asli ket ur unan asing. Dem ikian pula sebaliknya. Lihat Penj elasan Um um ( I I I angka 2) .

Pasal 12.

Ket ent uan dalam ayat 1 ber sangkut an dengan ket ent uan-

ket ent uan dalam pasal 11 ayat 1. Bent uk usaha ber sam a yang sesuai dengan ket ent uan ini adalah bent uk koper asi dan bent uk- bent uk got ong-r oyong lainnya. Ket ent uan dalam ayat 2 m em beong-r i kem ungkinan diadakannya suat u " usaha ber sam a" ant ar a Negar a dan Sw ast a dalam bidang agr ar ia. Yang dim aksud dengan " fihak lain" it u ialah pem er int ah daer ah, pengusaha sw ast a yang ber m odal nasional at au sw ast a dengan " dom est ic capit al" yang pr ogr esip.

Pasal 13.

Ayat 1, 2 dan 3.

Sudah dij elaskan dalam Penj elasan Um um ( I I angka 6) .

Ket ent uan dalam ayat 4 adalah pelaksanaan dar ipada azas keadilan sosial yang ber per ikem anusiaan dalam bidang agr ar ia.

Pasal 14.

Pasal ini m engat ur soal per encanaan per sediaan, per unt ukan dan penggunaan bum i, air dan r uang angkasa sebagai yang t elah dikem ukakan dalam penj elasan um um ( I I angka 8) . Mengingat akan cor ak per ekonom ian Negar a dikem udian har i dim ana indust r i dan per t am bangan akan m em punyai

per anan yang pent ing, m aka disam ping per encanaan unt uk per t anian per lu diper hat ikan, pula keper luan unt uk indust r i dan per t am bangan ( ayat 1 hur uf d dan e) . Per encanaan it u t idak saj a ber m aksud m enyediakan t anah unt uk per t anian, pet er nakan, per ikanan, indust r i dan per t am bangan, t et api j uga dit uj ukan unt uk m em aj ukannya. Pengesahan per at ur an Pem er int ah Daer ah har us dilakukan dalam r angka r encana um um yang dibuat oleh Pem er int ah Pusat dan sesuai dengan kebij aksanaan Pusat .

Pasal 15.

Sudah dij elaskan dalam Penj elasan Um um ( ( I I angka 4) . Tanah w aj ib dipelihar a dengan baik, yait u dipelihar a m enur ut car a- car a yang lazim diker j akan didaer ah yang ber sangkut an, sesuai dengan pet unj uk- pet unj uk dar i Jaw at an- Jaw at an yang ber sangkut an.

Pasal 16.

Pasal ini adalah pelaksanaan dar i pada ket ent uan dalam pasal 4. Sesuai dengan azas yang dilet akkan dalam pasal 5, bahw a hukum

per t anahan yang Nasional didasar kan at as hukum adat , m aka penent uan hak- hak at as t anah dan air dalam pasal ini didasar kan pula at as sist em at ik dar i hukum adat . Dalam pada it u hak guna- usaha dan hak- guna- bangunan diadakan unt uk m em enuhi keper luan m asyar akat m oder n dew asa ini. Per lu kir anya dit egaskan, bahw a hak- guna usaha bukan hak er fpacht dar i Kit ab Undang- Undang Hukum Perdat a. Hak guna- bangunan bukan hak opst al. Lem baga er fpacht dan opst al dit iadakan dengan dicabut nya ket ent uan-ket ent uan dalam Buku ke I I Kit ab Undang- Undang Hukum Per dat a.

Dalam pada it u hak- hak adat yang sifat nya ber t ent angan dengan ket ent uan- ket ent uan Undang- Undang ini ( pasal 7 dan 10) , t et api ber hubung dengan keadaan m asyar akat sekar ang ini belum dapat dihapuskan diber i sifat sem ent ar a dan akan diat ur ( ayat 1 hur uf h yo pasal 53) .

Pasal 17.

Ket ent uan pasal ini m er upakan pelaksanaan dar i apa yang di- t ent ukan dalam pasal 7. Penet apan,bat as luas m aksim um akan dilakukan didalam w akt u yang singkat dengan per at ur an per undangan. Tanah- t anah yang m er upakan kelebihan dar i bat as m aksim um it u t idak akan disit a, t et api akan diam bil oleh Pem er int ah dengan gant i- ker ugian. Tanah- t anah t er sebut selanj ut nya akan dibagi- bagikan kepada r akyat yang m em but uhkannya. Gant i ker ugian kepada bekas pem ilik t er sebut diat as pada azasnya har us dibayar oleh m er eka yang m em per oleh bagian t anah it u. Tet api oleh kar ena m er eka it u um um nya t idak m am pu unt uk m em bayar har ga t anahnya

didalam w akt u yang singkat , m aka oleh Pem er int ah akan disediakan kr edit dan usaha- usaha lain supaya pr a bekas pem ilik t idak t er lalu lam a m enunggu uang gant i- ker ugian yang dim aksudkan it u.

Dit et apkannya bat as m inim um t idaklah ber ar t i bahw a or ang- or ang yang m em punyai, t anah kur ang dar i it u akan dipaksa unt uk m elepaskan t anahnya. Penet apan bat as m inim um it u per t am a- t am a dim aksudkan unt uk m encegah pem ecah- belahan ( " ver splint er ing" ) t anah lebih lanj ut . Disam ping it u akan diadakan usaha- usaha m isalnya: t r ansm igr asi, pem bukaan t anah

besar - besar an diluar Jaw a dan indust r ialisasi, supaya bat as m inim um t er sebut dapat dicapai secar a ber angsur - angsur . Yang dim aksud dengan " keluar ga" ialah suam i, ist er i ser t a anak- anaknya yang belum kaw in dan m enj adi t anggungannya dan yang j um lahnya ber kisar sekit ar 7 or ang. Baik laki- laki m aupun w anit a dapat m enj adi kepala keluar ga.

Pasal 18.

Pasal ini m er upakan j am inan bagi r akyat m engenai hak- haknya at as t anah. Pencabut an hak dim ungkinkan, t et api diikat dengan syar at - syar at , m isalnya har us diser t ai pem ber ian gant i- ker ugian yang layak.

Pasal 19.

Pendaft ar an t anah ini akan diselenggar akan dengan car a yang seder hana dan m udah dim enger t i ser t a dij alankan oleh r akyat yang ber sangkut an ( Lihat Penj elasan Um um I V) .

Pasal 20.

Dalam pasal ini disebut kan sifat - sifat dar ipada hak m ilik yang

m em bedakannya dengan hak- hak lainnya. Hak m ilik adalah hk yang " t er kuat dan t er penuh" yang dapat dipunyai or ang at as t anah. Pem ber ian sifat ini t idak ber ar t i, bahw a hak it u m er upakan hak yang m ut lak, t ak t er bat as dan t idak dapat diganggu- gugat " sebagai hak eigendom m enur ut penger t iannya yang asli dulu. Sifat yang dem ikian akan t er ang ber t ent angan dengan sifat hukum - adat dan fungsi sosial dar i t iap- t iap hak. Kat a- kat a " t er kuat dan t er penuh" it u ber m aksud unt uk m em bedakannya dengan hak guna- usha, hak guna- bangunan, hak pakai dan lain- lainnya, yait u unt uk m enunj ukkan,

bahw a diant ar a hak- hak at as t anah yang dapat dipunyai or ang hak m iliklah yang " t er " ( ar t inya : paling) - kuat dan t er penuh.

Pasal 21.

Ayat 1 dan 2 sudah diur aikan dalam Penj elasan Um um ( I I angka 5) . Dalam ayat 3 hanya disebut 2 car a m em per oleh hak m ilik kar ena lain-lain car a dilar ang oleh pasal 26 ayat 2. Adapun car a- car a yang diser but dalam ayat ini adalah car a- car a m em per oleh hak t anpa m elakukan suat u t indakan posit ip yang sengaj a dit uj ukan pada t er j adinya per alihan hak it u.

Sudah selayaknyalah kir anya bahw a selam a or ang- or ang w ar ganegar a m em biar kan dir i disam ping kew ar ganegar aan

I ndonesianya m em punyai kew ar ganegar aan Negar a lain, dalam hal pem ilikan t anah ia dibedakan dr i w ar ganegar a I ndonesia lainnya.

Pasal 22.

Sebagai m isal dar i car a t er j adinya hak m ilik m enur ut hukum adat ialah pem bukaan t anah. Car a- car a it u akan diat ur supaya t idak t er j adi hal- hal yang m er ugikan kepent ingan um um dan Negar a.

Pasal 23.

Pasal 24.

Sebagai pengecualian dar i azas yang dim uat dalam pasal 10. Bent uk-bent uk hubungan ant ar a pem ilik dan penggar ap/ pem akai it u ialah m isalnya : sew a, bagi- hasil, pakai at au hak guna- bangunan.

Pasal 25.

Tanah m ilik yang dibebani hak t anggungan ini t et ap dit angan pem iliknya. Pem ilik t anah yang m em er lukan uang dapat pula ( unt uk sem ent ar a) m enggadaikan t anahnya m enur ut ket ent uan- ket ent uan dalam pasal 53. Didalam hal ini m aka t anahnya ber alih pada pem egang gadai. Pasal 26.

Ket ent uan dalam ayat 1 sudah dij elaskan dalam Penj elasan Um um ( I I angka 6) dengan t uj uan unt uk m elindungi fihak yang ekonom is lem ah. Dalam Undang- Undang Pokok ini per bedaannya t idak lagi diadakan ant ar a w ar ganegar a asli dan t idak asli, t et api ant ar a yang ekonom is kuat dan lem ah. Fihak yang kuat it u bisa w ar ganegar a yang asli m aupun t idak asli. Sedang apa yang disebut dalam ayat 2 adalah akibat dar ipada ket ent uan dalam pasal 21 m engenai siapa yang t idak dapat m em iliki t anah.

Pasal 27.

Tanah dit er lant ar kan kalau dengan sengaj a t idak diper gunakan sesuai dengan keadaannya at au sifat dan t uj uan dar ipada haknya. Pasal 28.

Hak ini adalah hak yang khusus unt uk m engusahakan t anah yang bukan m iliknya sendir i guna per usahaan per t anian, per ikanan dan

pet er nakan. Bedanya dengan hak pakai ialah bahw a hak guna usaha ini hanya dapat diber ikan unt uk keper luan diat as it u dan at as t anah yang luasnya paling sedikit 5 hekt ar . Ber lainan dengan hak pakai m aka hak guna-usaha dapat ber alih dan dialihkan kepada fihak lain dan dapat dibebani dengan hak t anggunan. Hak guna- usaha pun t idak dapat diber ikan kepada or ang- or ang asing, sedang kepada badan- badan hukum yang ber m odal asing hanya m ungkin dengan pem bat asan yang disebut kan dalam pasal 55.

Unt uk m endor ong supaya pem akaian dan pengusahaan t anahnya dilakukan secar a yang t idak baik, kar ena didalam hal yang dem ikian hak guna- usahanya dapat dicabut ( pasal 34) .

Pasal 29.

Menur ut sifat dan t uj uannya hak guna- usaha adalah hak yang w akt u ber lakunya t er bat as. Jangka w akt u 25 at au 35 t ahun dengan kem ungkinan m em per panj ang dengan 25 t ahun dipandang sudah cukup lam a unt uk keper luan pengusahaan t anam an- t anam an yang ber um ur panj ang. Penet apan j angka- w akt u 35 t ahun m isalnya m engingat pada t anam an kelapasaw it .

Pasal 30.

Hak guna- usaha t idak dapat dipunyai oleh or ang asing. Badan hukum yang dapat m em punyai hak it u, hanyalah badan- badan hukum yang

ber m odal nasional yang pr ogr essip, baik asli m aupun t idak asli. Bagi badan-badan hukum yang ber m odal asing hak guna- usaha hanya dibuka

kem ungkinannya unt uk diber ikan j ika hal it u diper lukan oleh Undang- undang yang m engat ur pem bangunan nasional sem est a ber encana ( pasal 55) .

Pasal 31 s/ d 34.

Tidak m em er lukan penj elasan.

Mengenai ket ent uan dalam pasal 32 sudah dij elaskan dalam Penj elasan Um um ( angka I V) .

Pasal 35.

Ber lainan dengan hak guna- usaha m aka hak guna- bangunan t idak m engenai t anah per t anian. Oleh kar ena it u selain at as t anah yang dikuasai langsung oleh Negar a dapat pula diber ikan at as t anah m ilik seseor ang. Pasal 36.

Penj elasannya sam a dengan pasal 30. Pasal 37 s/ d 40.

Tidak m em er lukan penj elasan. Mengenai apa yang dit ent ukan dalam pasal 38 sudah dij elaskan didalam Penj elasan Um um ( angka I V) .

Pasal 41 dan 42.

Hak pakai adalah suat u " kum pulan penger t ian" dar i pada hak- hak yang dikenal dalam hukum per t anahan dengan ber bagai nam a, yang sem uanya dengan sedikit per bedaan ber hubung dengan keadaan daer ah sedaer ah, pada pokoknya m em ber i w ew enang kepada yang m em punyai sebagai yang disebut kan dalam pasal ini. Dalam r angka usaha

penyeder hanaan sebagai yang dikem ukakan dalam Penj elasan Um um , m aka hak- hak t er sebut dalam hukum agr ar ia yang bar u disebut dengan sat u nam a saj a.

Unt uk gedung- gedung kedut aan Negar a- negar a Asing dapat diber ikan pula hak pakai, oleh kar ena hak ini dapat ber laku selam a t anahnya

diper gunakan unt uk it u. Or ang- or ang dan badan- badan hukum asing dapat diber i hak- pakai, kar ena hak ini hanya m em ber i w ew enang yang t er bat as. Pasal 43.

Tidak m em er lukan penj elasan. Pasal 44 dan 45.

Oleh kar ena hak sew a m er upakan hak pakai yang m em punyai sifat -sifat khusus m aka disebut t er sendir i. Hak sew a hanya disediakan unt uk bangunan- bangunan ber hubung dengan ket ent uan pasal 10 ayat 1. Hak sew a t anah per t anian hanya m em punyai sifat sem ent ar a ( pasal 16 yo 53) . Negar a t idak dapat m enyew akan t anah, kar ena Negar a bukan pem ilik t anah.

Pasal 46.

Hak m em buka t anah dan hak m em ungut hasil hut an adalah

hak-hak dalam hukum adat yang m enyangkut t anah. Hak- hak-hak ini per lu diat ur dengan Per at ur an Pem er int ah dem i kepent ingan um um yang lebih luas dar ipada kepent ingan or ang at au m asyar akat hukum yang ber sangkut an. Pasal 47.

Hak guna- air dan hak pem elihar aan dan penangkapan ikan adalah m engenai air yang t idak ber ada diat as t anah m iliknya sendir i. Jika m engenai air yang ber ada diat as t anah m iliknya sendir i m aka hal- hal it u sudah

t er m asuk dalam isi dar ipada hak m ilik at as t anah.

Hak guna- air ialah hak akan m em per oleh air dar i sungai, salur an at au m at a air yang ber ada diluar t anah m iliknya sendir i m aka hal- hal it u sudah t er m asuk dalam isi dar ipada hak m ilik at as t anah.

Hak guna- air ialah hak akan m em per oleh air dar i sungai, salur an at au m at a air yang ber ada diluar t anah m iliknya, m isalnya unt uk keper luan

m engair i t anahnya, r um ah t angga dan lain sebagainya. Unt uk it u m aka ser ing kali air yang diper lukan it u per lu dialir kan ( didat angkan) m elalui t anah or ang lain dan air yang t idak diper lukan ser ingkali per lu dialir kan pula

( dibuang) m elalui t anah or ang yang lain lagi. Or ang- or ang t er sebut t idak boleh m enghalang- halangi pem ilik t anah it u unt uk m endat angkan dan m em buang air t adi m elalui t anahnya m asing- m asing.

Pasal 48.

Hak guna- r uang- angkasa diadakan m engingat kem aj uan t ehnik dew asa ini dan kem ungkinan- kem ungkinannya dikem udian har i. Pasal 49.

Unt uk m enghilangkan ker agu- r aguan dan kesangsian m aka pasal ini m em ber i ket egasan, bahw a soal- soal yang ber sangkut an dengan per ibadat an dan keper luan- keper luan suci lainnya dalam hukum agr ar ia yang bar u akan m endapat per hat ian sebagaim ana m est inya. Hubungan pula dengan

ket ent uan dalam pasal 5 dan pasal 14 ayat 1 hur ub b. Pasal 50 dan 51.

Sebagai konsekw ensi, bahw a dalam undang- undang ini hanya dim uat pokok- pokoknya saj a dar i hukum agr ar ia yang bar u.

Pasal 52.

Unt uk m enj am in pelaksanaan yang sebaik- baiknya dar ipada

per at ur an- per at ur an ser t a t indakan- t indakan yang m er upakan pelaksanaan dar i Undang- undang Pokok Agr ar ia m aka diper lukan adanya sangsi pidana sebagai yang dit ent ukan dalam pasal ini.

Pasal 53.

Pasal 54.

Pasal ini diadakan ber hubung dengan ket ent uan dalam pasal 21 dan 26. Seseor ang yang t elah m enyat akan m enolak kew ar ganegar aan R.R.C. t et api pada t anggal m ulai ber lakunya undang- undang ini belum m endapat pengesahan akan t er kena oleh ket ent uan konver si pasal I ayat 3, pasal I I ayat 2 dan pasal VI I I . Tet api set elah pengesahan penolakan it u diper olehnya

Dokumen terkait