• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum PerumahanRakyat UU No 5 Tahun 1960

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum PerumahanRakyat UU No 5 Tahun 1960"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Un d a n g Un d a n g N o. 5 Ta h u n 1 9 6 0

Te n t a n g : Pe r a t u r a n D a sa r Pok ok - p ok ok Ag r a r ia

Oleh : PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A

Nom or : 5 TAHUN 1960 ( 5/ 1960)

Tanggal : 24 SEPETEMBER 1960 ( JAKARTA)

Sum ber : LN 1960/ 104; TLN NO. 2043

Pr esiden Republik I ndonesia,

Menim bang :

a. bahw a didalam Negar a Republik I ndonesia yang susunan kehidupan

r akyat nya, t er m asuk per ekonom iannya, t er ut am a m asih ber cor ak agr ar is, bum i, air dan r uang angkasa, sebagai kar unia Tuhan Yang Maha Esa m em punyai fungsi yang am at pent ing unt uk m em bangun m asyar akat yang adil dan m akm ur ;

b. bahw a hukum agr ar ia yang m asih ber laku sekar ang ini sebagian

t er susun ber dasar kan t uj uan dan sendi- sendi dar i pem er int ahan j aj ahan dan sebagian dipengar uhi olehnya, hingga ber t ent angan dengan kepent ingan r akyat dan Negar a didalam m enyelesaikan r evolusi nasional sekar ang ini ser t a pem bangunan sem est a;

c. bahw a hukum agr ar ia t er sebut m em punyai sifat dualism e, dengan

ber lakunya hukum adat disam ping hukum agr ar ia yang didasar kan at as hukum bar at ;

d. bahw a bagi r akyat asli hukum agr ar ia penj aj ahan it u t idak m enj am in kepast ian hukum ;

Ber pendapat :

a. bahw a ber hubung dengan apa yang t er sebut dalam per t im

bangan-per t im bangan diat as bangan-per lu adanya hukum agr ar ia nasional, yang ber dasar at as hukum adat t ent ang t anah, yang

seder hana dan m enj am in kepast ian hukum bagi selur uh r akyat I ndonesia, dengan t idak m engabaikan unsur - unsur yang ber sandar pada hukum agam a;

b. bahw a hukum agr ar ia nasional har us m em ber i kem ungkinan akan

(2)

I ndonesia ser t a m em enuhi pula keper luannya m enur ut per m int aan zam an dalam segala soal agr ar ia;

c. bahw a hukum agr ar ia nasional it u har us m ew uj udkan penj elm aan dar i

pada Ket uhanan Yang Maha Esa, Per ikem anusiaan. Kebangsaan,

Ker akyat an dan Keadilan Sosial, sebagai azas ker okhanian Negar a dan cit a- cit a bangsa, seper t i yang t er cant um didalam Pem bukaan Undang-undang Dasar .

d. bahw a hukum agr ar ia t er sebut har us pula m er upakan pelaksanaan

dar i pada Dekr it Pr esiden t anggal 5 Juli 1959, ket ent uan dalam pasal 33 Undang- undang Dasar dan Manifest o Polit ik Republik I ndonesia, sebagai yang dit egaskan dalam pidat o Pr esiden t anggal 17 Agust us 1960, yang m ew aj ibkan Negar a unt uk m engat ur pem ilikan t anah dan m em im pin penggunaannya, hingga sem ua t anah diselur uh w ilayah kedaulat an bangsa diper gunakan unt uk sebesar - besar kem akm ur an r akyat , baik secar a per seor angan m aupun secar a got ong- r oyong;

e. bahw a ber hubung dengan segala sesuat u it u per lu dilet akkan

sendi-sendi dan disusun ket ent uan- ket ent uan pokok bar u dalam bent uk Undang- undang yang akan m er upakan dasar bagi penyusunan hukum agr ar ia nasional t er sebut diat as;

Mem per hat ikan :

Usul Dew an Per t im bangan Agung Sem ent ar a Republik I ndonesia No. I / Kpt s/ Sd/ I I / 60 t ent ang Per om bakan Hak Tanah dan Penggunaan Tanah;

Mengingat :

a. Dekr it Pr esiden t anggal 5 Juli 1959;

b. Pasal 33 Undang- undang Dasar ;

c. Penet apan Pr esiden No. I t ahun 1960 ( Lem bar an- Negara 1960 No.

10) t ent ang Penet apan Manifest o Polit ik Republik I ndonesia t anggal 17 Agust us 1959 sebagai Gar is- gar is besar dar i pada haluan Negar a dan Am anat Pr esiden t anggal 17 Agust us 1960;

d. Pasal 5 j o. 20 Undang- undang Dasar ;

(3)

Mem ut uskan:

Dengan m encabut :

1. " Agr ar ische Wet " ( St aat sblad 1870 No. 55) , sebagai yang t er m uat dalam pasal 51 " Wet op de St aat sinr icht ing van Neder lands I ndie" ( St aat sblad 1925 No. 447) dan ket ent uan dalam ayat - ayat lainnya dar i pasal it u;

2. a. " Dom ienver klar ing" t er sebut dalam pasal 1 " Agr ar isch Besluit " ( St aat sblad 1870 No. 118) ;

b. " Algem ene Dom ienver klar ing" t er sebut dalam St aat sblad 1875 No. 119A;

c. " Dom ienver klar ing unt uk Sum at er a" t er sebut dalam pasal 1 dar i St aat sblad 1874 No. 94f;

d. " Dom einver klar ing unt uk ker esidenan Menado" t er sebut dalam pasal 1 dar i St aat sblad 1877 No. 55;

e. " Dom ienver klar ing unt uk r esident ie Zuider en Oost er afdeling van Bor neo" t er sebut dalam pasal 1 dar i St aat sblad 1888 No.58;

3. Koninklij k Besluit t anggal 16 Apr il 1872 No. 29 ( St aat sblad 1872 No.

117) dan per at ur an pelaksanaannya;

4. Buku ke- I I Kit ab Undang- undang Hukum Per dat a I ndonesia sepanj ang

yang m engenai bum i, air ser t a kekayaan alam yang t er kandung didalam nya, kecuali ket ent uan- ket ent uan m engenai hypot heek yang m asih ber laku pada m ulai ber lakunya Undang- undang ini;

Menet apkan :

Undang- undang t ent ang Per at ur an Dasar Pokok- pokok Agr ar ia.

PERTAMA

BAB I

DASAR- DASAR DAN KETENTUAN- KETENTUAN POKOK.

Pasal 1.

( 1) Selur uh w ilayah I ndonesia adalah kesat uan t anah- air dar i selur uh r akyat I ndonesia yang ber sat u sebagai bangsa I ndonesia.

( 2) Selur uh bum i, air dan r uang angkasa, t er m asuk kekayaan alam yang

(4)

kar unia Tuhan Yang Maha Esa adalah bum i, air dan r uang angkasa bangsa I ndonesia dan m er upakan kekayaan nasional

( 3) Hubungan ant ar a bangsa I ndonesia dan bum i, air ser t a r uang angkasa

t er m aksud dalam ayat ( 2) pasal ini adalah hubungan yang ber sifat abadi.

( 4) Dalam penger t ian bum i, selain per m ukaan bum i, t er m asuk pula t ubuh bum i dibaw ahnya ser t a yang ber ada dibaw ah air .

( 5) Dalam penger t ian air t er m asuk baik per air an pedalam an m aupun laut w ilayah I ndonesia.

( 6) Yang dim aksud dengan r uang angkasa ialah r uang diat as bum i dan air

t er sebut pada ayat ( 4) dan ( 5) pasal ini.

Pasal 2.

( 1) At as dasar ket ent uan dalam pasal 33 ayat ( 3) Undang- undang Dasar dan hal- hal sebagai yang dim aksud dalam pasal 1, bum i, air dan r uang angkasa, t er m asuk kekayaan alam yang t er kandung didalam nya it u pada t ingkat an t er t inggi dikuasai oleh Negar a, sebagai or ganisasi kekuasaan selur uh r akyat .

( 2) Hak m enguasai dar i Negar a t er m aksud dalam ayat ( 1) pasal ini m em ber i w ew enang unt uk :

a. m engat ur dan m enyelenggar akan per unt ukan, penggunaan,

per sediaan dan pem elihar aan bum i, air dan r uang angkasa t er sebut ;

b. m enent ukan dan m engat ur hubungan- hubungan hukum ant ar a

or ang- or ang dengan bum i, air dan r uang angkasa,

c. m enent ukan dan m engat ur hubungan- hubungan hukum ant ar a

or ang- or ang dan per buat an- per buat an hukum yang m engenai bum i, air dan r uang angkasa.

( 3) Wew enang yang ber sum ber pada hak m enguasai dar i Negar a t er sebut

pada ayat ( 2) pasal ini digunakan unt uk m encapai sebesar - besar kem akm ur an r akyat , dalam ar t i kebahagiaan, kesej aht er aan dan kem er dekaan dalam m asyar akat dan Negar a hukum I ndonesia yang m er deka ber daulat , adil dan m akm ur .

( 4) Hak m enguasai dar i Negar a t er sebut diat as pelaksanaannya dapat

dikuasakan kepada daer ah daer ah Sw at ant r a dan m asyar akat

(5)

Pasal 3.

Dengan m engingat ket ent uan- ket ent uan dalam pasal 1 dan 2 pelaksanaan hak ulayat dan hak hak yang ser upa it u dar i m asyar akat -m asyar akat huku-m adat , sepanj ang -m enur ut kenyat aannya. -m asih ada, har us sedem ikian r upa sehingga sesuai dengan kepent ingan nasional dan Negar a, yang ber dasar kan at as per sat uan bangsa ser t a t idak boleh

ber t ent angan dengan Undang- undang dan per at ur an- per at ur an lain yang lebih t inggi.

Pasal 4.

( 1) At as dasar hak m enguasai dar i Negar a sebagai yang dim aksud dalam

pasal 2 dit ent ukan adanya m acam - m acam hak at as per m ukaan bum i, yang disebut t anah, yang dapat diber ikan kepada dan dipunyai oleh or ang- or ang, baik sendir i m aupun ber sam a- sam a dengan or ang- orang lain ser t a badan- badan hukum .

( 2) Hak- hak at as t anah yang dim aksud dalam ayat ( 1) pasal ini m em ber i w ew enang unt uk m em per gunakan t anah yang ber sangkut an, dem ikian pula t ubuh bum i dan air ser t a r uang yang ada diat asnya, sekedar diper lukan unt uk kepent ingan yang langsung ber hubungan dengan penggunaan t anah it u dalam bat as- bat as m enur ut Undang- undang ini dan per at ur an- per at ur an hukum lain yang lebih t inggi.

( 3) Selain hak- hak at as t anah sebagai yang dim aksud dalam ayat ( 1) pasal ini dit ent ukan pula hak- hak at as air dan r uang angkasa.

Pasal 5.

Hukum agr ar ia yang ber laku at as bum i, air dan r uang angkasa ialah hukum adat , sepanj ang t idak ber t ent angan dengan kepent ingan nasional dan Negar a, yang ber dasar kan at as per sat uan bangsa, dengan sosialism e

I ndonesia ser t a dengan per at ur an- per at ur an yang t er cant um dalam Undang-undang ini dan dengan per at ur an per Undang-undangan lainnya, segala sesuat u dengan m engindahkan unsur - unsur yang ber sandar pada hukum agam a.

Pasal 6.

(6)

Pasal 7.

Unt uk t idak m er ugikan kepent ingan um um m aka pem ilikan dan penguasaan t anah yang m elam paui bat as t idak diper kenankan.

Pasal 8.

At as dasar hak m enguasai dar i Negar a sebagai yang dim aksud dalam pasal 2 diat ur pengam bilan kekayaan alam yang t er kandung dalam bum i, air dan r uang angkasa.

Pasal 9.

( 1) Hanya w ar ga- negar a I ndonesia dapat m em punyai hubungan yang

sepenuhnya dengan bum i, air dan r uang angkasa, dalam bat as- bat as ket ent uan pasal 1 dan 2.

( 2) Tiap- t iap w ar ga- negar a I ndonesia, baik laki- laki m aupun w anit a m em punyai kesem pat an yang sam a unt uk m em per oleh sesuat u hak at as t anah ser t a unt uk m endapat m anfaat dar i hasilnya, baik bagi dir i sendir i m aupun keluar ganya.

Pasal 10.

( 1) Set iap or ang dan badan hukum yang m em punyai sesuat u hak at as

t anah per t anian pada azasnya diw aj ibkan m enger j akan at au

m engusahakannya sendir i secar a akt if, dengan m encegah car a- cara pem er asan.

( 2) Pelaksanaan dar i pada ket ent uan dalam ayat ( 1) pasal ini akan diat ur lebih lanj ut dengan per at ur an per undangan.

( 3) Pengecualian t er hadap azas t er sebut pada ayat ( 1 ) pasal ini diat ur dalam per at ur an per undangan.

Pasal 11.

( 1) Hubungan hukum ant ar a or ang, t er m asuk badan hukum , dengan

(7)

( 2) Per bedaan dalam keadaan m asyar akat dan keper luan hukum golongan r akyat dim ana per lu dan t idak ber t ent angan dengan kepent ingan nasional diper hat ikan, dengan m enj am in per lindungan t er hadap kepent ingan golongan yang ekonom is lem ah.

Pasal 12.

( 1) Segala usaha ber sam a.dalam lapangan agr ar ia didasar kan at as

kepent ingan ber sam a dalam r angka kepent ingan nasional, dalam bent uk koper asi at au bent uk- bent uk got ong- r oyong lainnya.

( 2) Negar a dapat ber sam a- sam a dengan pihak lain m enyelenggar akan

usaha ber sam a dalam lapangan agr ar ia.

Pasal 13.

( 1) Pem er int ah ber usaha agar supaya usaha- usaha dalam lapangan

agr ar ia diat ur sedem ikian r upa, sehingga m eninggikan pr oduksi dan kem akm ur an r akyat sebagai yang dim aksud dalam pasal 2 ayat ( 3) ser t a m enj am in bagi set iap w ar ga- negar a I ndonesia der aj at hidup yang sesuai dengan m ar t abat m anusia, baik bagi dir i sendir i m aupun keluar ganya.

( 2) Pem er int ah m encegah adanya usaha- usaha dalam lapangan agr ar ia

dar i or ganisasi- organisasi dan per seor angan yang ber sifat m onopoli sw ast a.

( 3) Usaha- usaha Pem er int ah dalam lapangan agr ar ia yang ber sifat m onopoli hanya dapat diselenggar akan dengan Undang- undang.

( 4) Pem er int ah ber usaha unt uk m em aj ukan kepast ian dan j am inan sosial, t er m asuk bidang per bur uhan, dalam usaha- usaha dilapangan agr ar ia.

Pasal 14.

( 1) Dengan m engingat ket ent uan- ket ent uan dalam pasal 2 ayat ( 2) dan ( 3) , pasal 9 ayat ( 2) ser t a pasal 10 ayat ( 1) dan ( 2) Pem er int ah dalam r angka sosialism e I ndonesia, m em buat suat u r encana um um m engenai per sediaan, per unt ukan dan penggunaan bum i, air dan r uang angkasa ser t a kekayaan alam yang t er kandung didalam nya:

a. unt uk keper luan Negar a,

b. unt uk keper luan per ibadat an dan keper luan suci lainnya, sesuai

dengan dasar Ket uhanan Yang Maha Esa;

c. unt uk keper luan pusat - pusat kehidupan m asyar akat , sosial,

(8)

d. unt uk keper luan m em per kem bangkan pr oduksi per t anian, pet er nakan dan per ikanan ser t a sej alan dengan it u;

e. unt uk keper luan m em per kem bangkan indust r i, t r ansm igr asi dan

per t am bangan.

( 2) Ber dasar kan r encana um um t er sebut pada ayat ( 1) pasal ini dan m engingat per at ur an- per at ur an yang ber sangkut an, Pem er int ah Daer ah m engat ur per sediaan, per unt ukan dan penggunaan bum i, air ser t a r uang angkasa unt uk daer ahnya, sesuai dengan keadaan daer ah m asing- m asing.

( 3) Per at ur an Pem er int ah Daer ah yang dim aksud dalam ayat ( 2) pasal ini ber laku set elah m endapat pengesahan, m engenai Daer ah Tingkat I dar i Pr esiden, Daer ah Tingkat I I dar i, Guber nur / Kepala Daer ah yang ber sangkut an dan Daer ah Tingkat I I I dar i Bupat i/ Walikot a/ Kepala Daer ah yang ber sangkut an.

Pasal 15.

Mem elihar a t anah, t er m asuk m enam bah kesubur annya ser t a m encegah ker usakannya adalah kew aj iban t iap- t iap or ang, badan hukum at au inst ansi yang m em punyai hubungan hukum dengan t anah it u, dengan m em per hat ikan pihak yang ekonom is lem ah.

BAB I I

HAK- HAK ATAS TANAH, AI R DAN RUANG ANGKASA SERTA PENDAFTARAN TANAH.

Bagian 1.

Ket ent uan- ket ent uan um um .

Pasal 16.

( 1) Hak- hak at as t anah sebagai yang dim aksud dalam pasal 4 ayat ( 1) ialah: .

a. hak m ilik,

b. hak guna- usaha,

c. hak guna- bangunan,

d. hak pakai,

e. hak sew a,

f. hak m em buka t anah,

g. hak m em ungut - hasil hut an,

(9)

diat as yang akan dit et apkan dengan Undang- undang ser t a hak-hak yang sifat nya sem ent ar a sebagai yang disebut kan dalam pasal 53.

( 2) Hak- hak at as air dan r uang angkasa sebagai yang dim aksud dalam

pasal 4 ayat ( 3) ialah:

a. hak guna air ,

b. hak pem elihar aan dan penangkapan ikan,

c. hak guna r uang angkasa.

Pasal 17.

( 1) Dengan m engingat ket ent uan dalam pasal 7 m aka unt uk m encapai

t uj uan yang dim aksud dalam pasal 2 ayat ( 3) diat ur luas m aksim um dan/ at au m inim um t anah yang boleh dipunyai dengan sesuat u hak t er sebut dalam pasal 16 oleh sat u keluar ga at au badan hukum .

( 2) Penet apan bat as m aksim um t er m aksud dalam ayat ( 1) pasal ini dilakukan dengan per at ur an per undangan didalam w akt u yang singkat .

( 3) Tanah- t anah yang m er upakan kelebihan dar i bat as m aksim um

t er m aksud dalam ayat ( 2) pasal ini diam bil oleh Pem er int ah dengan gant i ker ugian, unt uk selanj ut nya dibagikan kepada r akyat yang m em but uhkan m enur ut ket ent uan- ket ent uan dalam Per at ur an Pem er int ah.

( 4) Ter capainya bat as m inim um t er m aksud dalam ayat ( 1)

pasal ini, yang akan dit et apkan dengan per at ur an per undangan, dilaksanakan secar a ber angsur - angsur .

Pasal 18.

(10)

Bagian I I Pendaft ar an t anah.

Pasal 19.

( 1) Unt uk m enj am in kepast ian hukum oleh Pem er int ah diadakan

pendaft ar an t anah diselur uh w ilayah Republik I ndonesia m enur ut ket ent uan- ket ent uan yang diat ur dengan Per at ur an Pem er int ah.

( 2) Pendaft ar an t er sebut dalam ayat ( 1) pasal ini m eliput i:

a. pengukur an per pet aan dan pem bukuan t anah;

b. pendaft ar an hak- hak at as t anah dan per alihan hak- hak

t er sebut ;

c. pem ber ian sur at - sur at t anda bukt i hak, yang ber laku sebagai

alat pem bukt ian yang kuat .

( 3) Pendaft ar an t anah diselenggar akan dengan m engingat keadaan

Negar a dan m asyar akat , keper luan lalu- lint as sosial ekonom i ser t a kem ungkinan penyelenggar aannya, m enur ut per t im bangan Ment er i Agr ar ia.

( 4) Dalam Per at ur an Pem er int ah diat ur biaya- biaya yang ber sangkut an dengan pendaft ar an t er m aksud dalam ayat ( 1) diat as, dengan ket ent uan bahw a r akyat yang t idak m am pu dibebaskan dar i pem bayar an biaya- biaya t er sebut .

Bagian I I I Hak m ilik,

Pasal 20.

( 1) Hak m ilik adalah hak t ur un- m enur un, t er kuat dan t er penuh yang dapat dipunyai or ang at as t anah, dengan m engingat ket ent uan dalam pasal 6.

( 2) Hak m ilik dapat ber alih dan dialihkan kepada pihak lain.

Pasal 21.

( 1) Hanya w ar ga- negar a I ndonesia dapat m em punyai hak m ilik.

(11)

( 3) Or ang asing yang sesudah ber lakunya Undang- undang ini m em per oleh hak m ilik kar ena pew ar isan t anpa w asiat at au per cam pur an har t a kar ena per kaw inan, dem ikian pula w ar ga- negar a I ndonesia yang m em punyai hak m ilik dan set elah ber lakunya Undang- undang ini kehilangan kew ar ga- negar aannya w aj ib m elepaskan hak it u didalam j angka w akt u sat u t ahun sej ak diper olehnya hak t er sebut at au

hilangnya kew ar ga- negar aan it u. Jika sesudah j angka w akt u t er sebut lam pau hak m ilik it u dilepaskan, m aka hak t er sebut hapus kar ena hukum dan t anahnya j at uh pada Negar a, dengan ket ent uan bahw a hak- hak pihak lain yang m em bebaninya t et ap ber langsung.

( 4) Selam a seseor ang disam ping kew ar ga- negar aan I ndonesianya

m em punyai kew ar ga- negar aan asing m aka ia t idak dapat m em punyai t anah dengan hak m ilik dan baginya ber laku ket ent uan dalam ayat ( 3) pasal ini.

Pasal 22.

( 1) Ter j adinya hak m ilik m enur ut hukum adat diat ur dengan Per at ur an Pem er int ah.

( 2) Selain m enur ut car a sebagai yang dim aksud dalam ayat ( 1) pasal ini hak m ilik t er j adi kar ena :

a. penet apan Pem er int ah, m enur ut car a dan syar at - syar at yang dit et apkan dengan Per at ur an Pem er int ah;

b. ket ent uan Undang- undang.

Pasal 23.

( 1) Hak m ilik, dem ikian pula set iap per alihan, hapusnya dan

pem bebanannya dengan hak- hak lain har us didaft ar kan m enur ut ket ent uan- ket ent uan yang dim aksud dalam pasal 19.

( 2) Pendaft ar an t er m aksud dalam ayat ( 1) m er upakan alat pem bukt ian yang kuat m engenai hapusnya hak m ilik ser t a sahnya per alihan dan pem bebanan hak t er sebut .

Pasal 24.

(12)

Pasal 25.

Hak m ilik dapat dij adikan j am inan ut ang dengan dibebani hak t anggungan.

Pasal 26.

( 1) Jual- beli, penukar an, penghibahan, pem ber ian dengan w asiat , pem ber ian m enur ut adat dan per buat an- per buat an lain yang. dim aksudkan unt uk m em indahkan hak m ilik ser t a pengaw asannya diat ur dengan Per at ur an Pem er int ah.

( 2) Set iap j ual- beli, penukar an, penghibahan, pem ber ian dengan w asiat dan per buat an- per buat an lain yang dim aksudkan unt uk langsung at au t idak langsung m em indahkan hak m ilik kepada or ang asing, kepada seor ang w ar ga- negar a yang disam ping kew ar ganegar aan

I ndonesianya m em punyai kew ar ga- negar aan asing at au kepada suat u badan hukum kecuali yang dit et apkan oleh Pem er int ah t er m aksud dalam pasal 21 ayat ( 2) , adalah bat al kar ena hukum dan t anahnya j at uh kepada Negar a, dengan ket ent uan, bahw a hak- hak pihak lain yang m em bebaninya t et ap ber langsung ser t a sem ua pem bayaran yang t elah dit er im a oleh pem ilik t idak dapat dit unt ut kem bali.

Pasal 27.

Hak m ilik hapus bila:

a. t anahnya j at uh kepada negar a,

1. kar ena pencabut an hak ber dasar kan pasal 18;

2. kar ena penyer ahan dengan sukar ela oleh pem iliknya;

3. kar ena dit er lant ar kan;

4. kar ena ket ent uan - pasal 21 ayat ( 3) dan 26 ayat ( 2) .

b. t anahnya m usnah.

Bagian I V. Hak guna- usaha.

Pasal 28.

( 1) Hak guna- usaha adalah hak unt uk m engusahakan t anah yang dikuasai

(13)

( 2) Hak guna- usaha diber ikan at as t anah yang luasnya paling sedikit 5 hekt ar , dengan ket ent uan bahw a j ika luasnya 25 hekt ar at au lebih har us m em akai invest asi m odal yang layak dan t ehnik per usahaan yang baik, sesuai dengan per kem bangan zam an.

( 3) Hak guna- usaha dapat ber alih dan dialihkan kepada pihak lain.

Pasal 29.

( 1) Hak guna- usaha diber ikan unt uk w akt u paling lam a 25 t ahun.

( 2) Unt uk per usahaan yang m em er lukan w akt u yang lebih lam a dapat

diber ikan hak guna- usaha unt uk w akt u paling lam a 35 t ahun.

( 3) At as per m int aan pem egang hak dan m engingat keadaan

per usahaannya j angka w akt u yang dim aksud dalam ayat ( 1) dan ( 2) pasal ini dapat diper panj ang dengan w akt u yang paling lam a 25 t ahun.

Pasal 30.

( 1) Yang dapat m em punyai hak guna- usaha ialah.

a. w ar ga- negar a I ndonesia;

b. badan hukum yang didir ikan m enur ut hukum I ndonesia dan

ber kedudukan di I ndonesia,

( 2) Or ang at au badan hukum yang m em punyai hak guna- usaha dan t idak

lagi m em enuhi syar at - syar at sebagai yang t er sebut dalam ayat ( 1) pasal ini dalam j angka w akt u sat u t ahun w aj ib m elepaskan at au m engalihkan hak it u kepada pihak lain yang m em enuhi syar at . Ket ent uan ini ber laku j uga t er hadap pihak yang m em per oleh hak usaha, j ika ia t idak m em enuhi syar at t er sebut . Jika hak guna-usaha, yang ber sangkut an t idak dilepaskan at au dialihkan dalam j angka w akt u t er sebut m aka hak it u hapus kar ena hukum , dengan ket ent uan bahw a hak- hak pihak lain akan diindahkan, m enur ut ket ent uan- ket ent uan yang dit et apkan dengan Per at ur an Pem er int ah.

Pasal 31

(14)

Pasal 32.

( 1) Hak guna- usaha, t er m asuk syar at - syar at pem ber iannya, dem ikian j uga set iap per alihan dan penghapusan hak t er sebut , har us

didaft ar kan m enur ut ket ent uan- ket ent uan yang dim aksud dalam pasal 19.

( 2) Pendaft ar an t er m aksud dalam ayat ( 1) m er upakan alat pem bukt ian yang kuat m engenai per alihan ser t a hapusnya hak guna usaha, kecuali dalam hal hak it u hapus kar ena j angka w akt unya ber akhir .

Pasal 33.

Hak guna- usaha dapat dij adikan j am inan ut ang dengan dibebani hak t anggungan.

Pasal 34.

Hak guna- usaha hapus kar ena:

a. j angka w akt unya ber akhir ;

b. dihent ikan sebelum j angka w akt unya ber akhir kar ena sesuat u syar at

t idak dipenuhi;

c. dilepaskan oleh pem egang haknya sebelum j angka w akt unya ber akhir ;

d. dicabut unt uk kepent ingan um um ;

e. dit er lant ar kan;

f. t anahnya m usnah;

g. ket ent uan dalam pasal 30 ayat ( 2) .

Bagian V. Hak guna- bangunan.

Pasal 35.

( 1) Hak guna- bangunan adalah hak unt uk m endir ikan dan m em punyai

bangunan- bangunan at as t anah yang bukan m iliknya sendir i, dengan j angka w akt u paling lam a 30 t ahun.

( 2) At as per m int aan pem egang hak dan dengan m engingat keper luan

ser t a keadaan bangunan- bangunannya, j angka w akt u t er sebut dalam ayat ( 1) dapat diper panj ang dengan w akt u paling lam a 20 t ahun.

(15)

Pasal 36.

( 1) Yang dapat m em punyai hak guna- bangunan ialah

a. w ar ga- negar a I ndonesia;

b. badan hukum yang didir ikan m enur ut hukum I ndonesia dan

ber kedudukan di I ndonesia.

( 2) Or ang at au badan hukum yang m em punyai hak guna- bangunan dan

t idak lagi m em enuhi syar at - syar at yang t er sebut dalam ayat ( 1) pasal ini dalam j angka w akt u 1 t ahun w aj ib m elepaskan at au m engalihkan hak it u kepada pihak lain yang m em enuhi syar at . Ket ent uan ini ber laku j uga t er hadap pihak yang m em per oleh hak guna- bangunan, j ika ia t idak m em enuhi syar at - syar at t er sebut . Jika hak

guna-bangunan yang ber sangkut an t idak dilepaskan at au dialihkan dalam j angka w akt u t er sebut , m aka hak it u hapus kar ena hukum , dengan ket ent uan, bahw a hak- hak pihak lain akan diindahkan, m enur ut ket ent uan- ket ent uan yang dit et apkan dengan Per at ur an Pem er int ah.

Pasal 37.

Hak guna- bangunan t er j adi:

a. m engenai t anah yang dikuasai langsung oleh Negar a; kar ena

penet apan Pem er int ah;

b. m engenai t anah m ilik; kar ena per j anj ian yang ber bent uk ot ent ik ant ar a pem ilik t anah yang ber sangkut an dengan pihak yang akan m em per oleh hak guna bangunan it u, yang ber m aksud m enim bulkan hak t er sebut .

Pasal 38.

( 1) Hak guna- bangunan, t er m asuk syar at - syar at pem ber iannya, dem ikian j uga set iap per alihan dan hapusnya hak t er sebut har us didaft ar kan m enur ut ket ent uan- ket ent uan yang dim aksud dalam

pasal 19.

( 2) Pendaft ar an t er m aksud dalam ayat ( 1) m er upakan alat pem bukt ian yang kuat m engenai hapusnya hak guna- bangunan ser t a sahnya per alihan hak t er sebut , kecuali dalam hal hak it u hapus kar ena j angka w akt unya ber akhir .

Pasal 39.

(16)

Pasal 40.

Hak guna- bangunan hapus kar ena:

a. j angka w akt unya ber akhir ;

b. dihent ikan sebelum j angka w akt unya ber akhir kar ena sesuat u syar at

t idak dipenuhi;

c. dilepaskan oleh pem egang haknya sebelum j angka w akt unya ber akhir ;

d. dicabut unt uk kepent ingan um um ;

e. dit er lant ar kan;

f. t anahnya m usnah;

g. ket ent uan dalam pasal 36 ayat ( 2) .

Bagian VI . Hak pakai,

Pasal 41.

( 1) Hak pakai adalah hak unt uk m enggunakan dan/ at au m em ungut hasil

dar i t anah yang dikuasai langsung oleh Negar a at au t anah m ilik or ang lain, yang m em ber i w ew enang dan kew aj iban yang dit ent ukan dalam keput usan pem ber iannya oleh pej abat yang ber w enang

m em ber ikannya at au dalam per j anj ian dengan pem ilik t anahnya, yang bukan per j anj ian sew a- m enyew a at au per j anj ian pengolahan t anah, segala sesuat u asal t idak ber t ent angan dengan j iw a dan ket ent uan-ket ent uan Undang- undang ini.

( 2) Hak pakai dapat diber ikan:

a. selam a j angka w akt u yang t er t ent u at au selam a t anahnya

diper gunakan unt uk keper luan yang t er t ent u;

b. dengan cum a- cum a, dengan pem bayar an at au pem ber ian j asa

ber upa apapun.

( 3) Pem ber ian hak pakai t idak boleh diser t ai syar at- syar at yang m engandung unsur- unsur pem er asan.

Pasal 42.

Yang dapat m em punyai hak pakai ialah

a. w ar ga- negar a I ndonesia;

b. or ang asing yang ber kedudukan di I ndonesia;

c. badan hukum yang didir ikan m enur ut hukum I ndonesia dan

ber kedudukan di I ndonesia;

(17)

Pasal 43.

( 1) Sepanj ang m engenai t anah yang dikuasai langsung oleh Negar a m aka

hak pakai hanya dapat dialihkan kepada pihak lain dengan izin pej abat yang ber w enang.

( 2) Hak pakai at as t anah- m ilik hanya dapat dialihkan kepada pihak lain,

j ika hal it u dim ungkinkan dalam per j anj ian yang ber sangkut an.

Bagian VI I .

Hak sew a unt uk bangunan.

Pasal 44.

( 1) Seseor ang at au suat u badan hukum m em punyai hak sew a at as t anah,

apabila ia ber hak m em per gunakan t anah- m ilik or ang lain unt uk keper luan bangunan, dengan m em bayar kepada pem iliknya sej um lah uang sebagai sew a.

( 2) Pem bayar an uang sew a dapat dilakukan

a. sat u kali at au pada t iap- t iap w akt u t er t ent u;

b. sebelum at au sesudah t anahnya diper gunakan.

( 3) Per j anj ian sew a t anah yang dim aksudkan dalam pasal ini t idak boleh diser t ai syar at syar at yang m engandung unsur -unsur pem er asan.

Pasal 45.

Yang dapat m enj adi pem egang hak sew a ialah:

a. w ar ga- negar a I ndonesia;

b. or ang asing yang ber kedudukan di I ndonesia;

c. badan hukum yang didir ikan m enur ut hukum I ndonesia dan

ber kedudukan di I ndonesia;

d. badan hukum asing yang m em punyai per w akilan di I ndonesia.

Bagian VI I I .

Hak m em buka t anah dan m em ungut hasil hut an.

Pasal 46.

( 1) Hak m em buka t anah dan m em ungut hasil hut an hanya dapat ipunyai

(18)

( 2) Dengan m em per gunakan hak m em ungut hasil hut an secar a sah t idak dengan sendir inya diper oleh hak m ilik at as t anah it u.

Bagian I X.

Hak guna air , pem elihar aan dan penangkapan ikan.

Pasal 47.

( 1) Hak guna air ialah hak m em per oleh air unt uk keper luan t er t ent u dan/ at au m engalir kan air it u diat as t anah or ang lain.

( 2) Hak guna- air ser t a pem elihar aan dan penangkapan ikan diat ur

dengan Per at ur an Pem er int ah.

Bagian X.

Hak guna r uang angkasa.

Pasal 48.

( 1) Hak guna r uang angkasa m em ber i w ew enang unt uk m em per gunakan

t enaga dan unsur- unsur dalam r uang angkasa guna usaha- usaha m em elihar a dan m em per kem bangkan kesubur an bum i, air ser t a kekayaan alam yang t er kandung didalam nya dan hal- hal lain yang ber sangkut an dengan it u.

( 2) Hak guna r uang angkasa diat ur dengan Per at ur an Pem er int ah.

Bagian XI

Hak- hak t anah unt uk keper luan suci dan sosial.

Pasal 49.

( 1) Hak m ilik t anah badan- badan keagam aan dan sosial sepanj ang

diper gunakan unt uk usaha dalam bidang keagam aan dan sosial, diakui dan dilindungi. Badan- badan t er sebut dij am in pula akan m em per oleh t anah yang cukup unt uk bangunan dan usahanya dalam bidang keagam aan dan sosial.

( 2) Unt uk keper luan per ibadat an dan keper luan suci lainnya sebagai

dim aksud dalam pasal 14 dapat diber ikan t anah yang dikuasai langsung oleh Negar a dengan hak pakai.

(19)

Bagian XI I

Ket ent uan- ket ent uan lain.

Pasal 50.

( 1) Ket ent uan- ket ent uan lebih lanj ut m engenai hak m ilik diat ur dengan Undang- undang.

( 2) Ket ent uan- ket ent uan lebih lanj ut m engenai hak guna- usaha, hak guna- bangunan, hak pakai dan hak sew a unt uk bangunan diat ur dengan per at ur an per undangan.

Pasal 51 .

Hak t anggungan yang dapat dibebankan pada hak m ilik, hak guna-usaha dan hak guna- bangunan t er sebut dalam pasal 25, 33 dan 39 diat ur dengan Undang- undang.

BAB I I I

KETENTUAN PI DANA.

Pasal 52.

( 1) Bar angsiapa dengan sengaj a m elanggar ket ent uan dalam pasal 15

dipidana dengan hukum an kur ungan selam a- lam anya 3 bulan dan/ at au denda set inggi- t ingginya Rp. 10.000,-

( 2) Per at ur an Pem er int ah dan per at ur an per undangan yang dim aksud dalam pasal 19, 22, 24, 26, ayat ( 1) , 46, 47, 48, 49, ayat ( 3) dan 50 ayat ( 2) dapat m em ber ikan ancam an pidana at as pelanggar an

per at ur annya dengan hukum an kur ungan selam a- lam anya 3 bulan dan/ at au denda set inggi- t ingginya Rp. 10.000,- .

( 3) Tindak pidana dalam ayat ( 1) dan ( 2) pasal ini adalah pelanggar an.

BAB I V

KETENTUAN- KETENTUAN PERALI HAN.

Pasal 53.

( 1) Hak- hak yang sifat nya sem ent ar a sebagai yang dim aksud dalam pasal

(20)

m enum pang dan hak sew a t anah per t anian diat ur unt uk m em bat asi sifat - sifat nya yang ber t ent angan dengan Undang- undang ini dan hak-hak t er sebut diusahak-hakan hapusnya didalam w akt u yang singkat .

( 2) Ket ent uan dalam pasal 52 ayat ( 2) dan ( 3) ber laku t er hadap per at ur an- per at ur an yang dim aksud dalam ayat ( 1) pasal ini.

Pasal 54.

Ber hubung dengan ket ent uan- ket ent uan dalam pasal 21 dan 26, m aka j ika seseor ang yang disam ping kew ar ganegar aan I ndonenesianya

m em punyai kew ar ga- negar aan Republik Rakyat Tiongkok, t elah m enyat akan m enolak kew ar ga- negar aan Republik Rakyat Tiongkok it u yang disahkan m enur ut per at ur an per undangan yang ber sangkut an, ia dianggap hanya ber kew ar ga- negar aan I ndonesia saj a m enur ut pasal 21 ayat ( 1) .

Pasal 55.

( 1) Hak- hak asing yang m enur ut ket ent uan konver si pasal I , I I , I I I , I V dan V dij adikan hak usaha- usaha dan hak guna- bangunan hanya ber laku unt uk sem ent ar a selam a sisa w akt u hak- hak t er sebut , dengan j angka w akt u paling lam a 20 t ahun.

( 2) Hak guna- usaha dan hak guna- bangunan hanya t er buka

kem ungkinannya unt uk diber ikan kepada badan- badan hukum yang unt uk sebagian at au selur uhnya ber m odal asing, j ika hal it u diper lukan oleh Undang- undang yang m engat ur pem bangunan nasional sem est a ber encana.

Pasal 56.

Selam a Undang- undang m engenai hak m ilik sebagai t er sebut dalam pasal 50 ayat ( 1) belum t er bent uk, m aka yang ber laku adalah ket ent uan-ket ent uan hukum adat set em pat dan per at ur an- per at ur an lainnya m engenai hak- hak at as t anah yang m em ber i w ew enang sebagaim ana at au m ir ip

dengan yang dim aksud dalam pasal 20, sepanj ang t idak ber t ent angan dengan j iw a dan ket ent uan- ket ent uan Undang- undang ini.

Pasal 57.

(21)

I ndonesia dan Cr ediet ver band t er sebut dalam St aat sblad .1908 No. 542 sebagai yang t elah diubah dengan St aat sblad 1937 No. 190.

Pasal 58.

Selam a per at ur an- per at ur an pelaksanaan Undang- undang ini belum t er bent uk, m aka per at ur an- per at ur an baik yang t er t ulis m aupun yang t idak t er t ulis m engenai bum i dan air ser t a kekayaan alam yang t er kandung didalam nya dan hak- hak at as t anah, yang ada pada m ulai ber lakunya

Undang- undang ini, t et ap ber laku sepanj ang t idak ber t ent angan dengan j iw a dar i ket ent uan- ket ent uan dalam Undang- undang ini ser t a diber i t afsir an yang sesuai dengan it u.

KEDUA.

KETENTUAN- KETENTUAN KONVERSI .

Pasal I .

( 1) Hak eigendom at as t anah yang ada pada m ulai ber lakunya

Undang-undang ini sej ak saat t er sebut m enj adi hak m ilik, kecuali j ika yang m em punyainya t idak m em enuhi syar at sebagai yang t er sebut dalam pasal 21.

( 2) Hak eigendom kepunyaan Pem er int ah Negar a Asing, yang

diper gunakan unt uk keper luan r um ah kediam an Kepala Per w akilan dan gedung kedut aan, sej ak m ulai ber lakunya Undang- undang ini m enj adi hak pakai t er sebut dalam pasal 41 ayat ( 1) , yang akan ber langsung selam a t anahnya diper gunakan unt uk keper luan t er sebut diat as.

( 3) Hak eigendom kepunyaan or ang asing, seor ang w ar ga- negara yang

disam ping kew ar negar aan I ndonesianya m em punyai kew ar ga-negar aan asing dan badan- badan hukum , yang t idak dit unj uk oleh Pem er int ah sebagai dim aksud dalam pasal 21 ayat ( 2) sej ak m ulai ber lakunya Undang- undang ini m enj adi hak guna- bangunan t er sebut dalam pasal 35 ayat ( 1) , dengan j angka w akt u 20 t ahun.

( 4) Jika hak eigendom t er sebut dalam ayat ( 1) pasal ini dengan hak opst al at au hak er fpacht , m aka hak opst al dan hak er fpacht it u sej ak m ulai ber lakunya Undang- undang ini m enj adi hak guna bangunan t er sebut dalam pasal 35 ayat 1, yang m em bebani hak m ilik yang ber sangkut an selam a sisa w akt u hak opst al at au hak er fpacht t er sebut diat as, t et api selam a- lam anya 20 t ahun.

(22)

er fpacht selanj ut nya diselesaikan m enur ut pedom an yang dit et apkan oleh Ment er i Agr ar ia.

( 6) Hak- hak hypot heek, ser vit uu, vr ucht engebr uik dan hak- hak lain yang m em bebani hak eigendom t et ap m em bebani hak m ilik dan hak guna-bangunan t er sebut dalam ayat ( 1) dan ( 3)

pasal ini, sedang hak- hak t er sebut m enj adi suat u hak m enur ut Undang- undang ini.

Pasal I I .

( 1) Hak- hak at as t anah yang m em ber i w ew enang sebagaim ana at au m ir ip dengan hak yang dim aksud dalam pasal 20 ayat ( 1) seper t i yang disebut dengan nam a sebagai dibaw ah, yang ada pada m ulai

ber lakunya. Undang- undang ini, yait u : hak agr ar isch eigendom , m ilik, yasan, andar beni, hak at as dr uw e, hak at as dr uw e desa, pesini, gr and Sult an, lander inj bezit r echt , alt ij ddur ende er fpacht , hak usaha at as bekas t anah par t ikelir dan hak- hak lain dengan nam a apapun j uga yang akan dit egaskan lebih lanj ut oleh Ment er i Agr ar ia, sej ak m ulai ber lakunya Undang- undang ini m enj adi hak m ilik t er sebut dalam pasal 20 ayat ( 1) , kecuali j ika yang m em punyainya t idak m em enuhi syar at sebagai yang t er sebut dalam pasal 21.

( 2) Hak- hak t er sebut dalam ayat ( 1) kepunyaan or ang asing, w ar ga-negar a yang disam ping kew ar ga- ga-negar aan I ndonesianya m em punyai kew ar ga- negar aan asing dan badan hukum yang t idak dit unj uk oleh Pem er int ah sebagai yang dim aksud dalam pasal 21 ayat ( 2) m enj adi hak guna- usaha at au hak guna- bangunan sesuai dengan per unt ukan t anahnya, sebagai yang akan dit egaskan lebih lanj ut oleh Ment er i Agr ar ia.

Pasal I I I .

( 1) Hak er fpacht unt uk per usahaan kebun besar , yang ada pada m ulai

ber lakunya Undang- undang ini, sej ak saat t er sebut m enj adi hak guna-usaha t er sebut dalam pasal 28 ayat ( 1) yang akan ber langsung

selam a sisa w akt u hak er fpacht t er sebut , t et api selam a- lam anya 20 t ahun.

( 2) Hak er fpacht unt uk per t anian kecil yang ada pada m ulai ber lakunya Undang- undang ini, sej ak saat t er sebut hapus, dan selanj ut nya

(23)

Pasal I V.

( 1) Pem egang concessie dan sew a unt uk per usahaan kebun besar dalam

j angka w akt u sat u t ahun sej ak m ulai ber lakunya Undang- undang ini har us m engaj ukan per m int aan kepada Ment er i Agr ar ia agar haknya diubah m enj adi hak guna- usaha.

( 2) Jika sesudah j angka w akt u t er sebut lam pau per m int aan it u t idak diaj ukan, m aka concessie dan sew a yang ber sangkut an ber langsung t er us selam a sisa w akt unya. t et api paling lam a lim a t ahun dan sesudah it u ber akhir dengan sendir inya.

( 3) Jika pem egang concessie at au sew a m engaj ukan per m int aan

t er m aksud dalam ayat ( 1) pasal ini t et api t idak ber sedia m ener im a syar at- syar at yang dit ent ukan oleh Ment er i Agr ar ia, at aupun

per m int aannya it u dit olak oleh Ment er i Agr ar ia, m aka concessie at au sew a it u ber langsung t er us selam a sisa w akt unya, t et api paling lam a lim a t ahun dan sesudah it u ber akhir dengan sendir inya.

Pasal V

Hak opst al dan hak er fpacht unt uk per um ahan, yang ada pada m ulai ber lakunya Undang- undang ini, sej ak saat t er sebut m enj adi hak guna-bangunan t er sebut dalam pasal 35 ayat ( 1) yang ber langsung selam a sisa w akt u hak opst al dan hak er fpacht t er sebut , t et api selam a- lam anya 20 t ahun.

Pasal VI .

Hak- hak at as t anah yang m em ber i w ew enang sebagaim ana at au m ir ip dengan hak yang dim aksud dalam pasal 41 ayat ( 1) seper t i yang disebut dengan nam a sebagai dibaw ah, yang ada pada m ulai ber lakunya Undang-undang ini, yait u : hak vr ucht gebr uik, gebr uik, gr ant cont r oleur , br uikleen, ganggam baunt uik, anggaduh, bengkok, lungguh, pit uw as, dan hak- hak lain dengan nam a apapun j uga, yang akan dit egaskan lebih lanj ut oleh Ment er i Agr ar ia, sej ak m ulai ber lakunya Undang- undang ini m enj adi hak pakai t er sebut dalam pasal 41 ayat ( 1) yang m em ber i w ew enang dan kew aj iban sebagaim ana yang dipunyai oleh pem egang haknya pada m ulai ber lakunya Undang- undang ini, sepanj ang t idak ber t ent angan dengan j iw a dan

ket ent uan- ket ent uan Undang- undang ini.

Pasal VI I .

( 1) Hak gogolan, pekulen at au sanggan yang ber sifat t et ap yang ada pada

(24)

( 2) Hak gogolan, pekulen at au sanggan yang t idak ber sifat t et ap m enj adi hak pakai t er sebut pada pasal 41 ayat ( 1) yang m em ber i w ew enang dan kew aj iban sebagai yang dipunyai oleh pem egang haknya pada m ulai ber lakunya Undang- undang ini.

( 3) Jika ada ker agu- r aguan apakah sesuat u hak gogolan, pekulen at au

sanggan ber sifat t et ap at au t idak t et ap, m aka Ment er i Agr ar ialah yang m em ut uskan.

Pasal VI I I .

( 1) Ter hadap hak guna- bangunan t er sebut pada pasal I ayat ( 3) dan ( 4) , pasal I I ayat ( 2) dan V ber laku ket ent uan dalam pasal 36 ayat ( 2) .

( 2) Ter hadap hak guna- usaha t er sebut pada pasal I I ayat ( 2) , pasal I I I ayat ( 1) dan ( 2) pasal I V ayat ( 1) ber laku ket ent uan dalam pasal 30 ayat ( 2) .

Pasal I X.

Hal- hal yang per lu unt uk m enyelenggar akan ket ent uan- ket ent uan dalam pasal- pasal diat as diat ur lebih lanj ut oleh Ment er i Agr ar ia.

KETI GA.

Per ubahan susunan pem er int ahan desa unt uk m enyelenggar akan per om bakan hukum agr ar ia m enur ut Undang- undang ini akan diat ur t er sendir i.

KEEMPAT.

A. Hak- hak dan w ew enang- w ew enang at as bum i dan air dar i Sw apr aj a

at au bekas Sw apr aj a yang m asih ada pada. w akt u m ulai ber lakunya Undang- undang ini hapus dan ber alih kepada Negar a.

B. Hal- hal yang ber sangkut an dengan ket ent uan dalam hur uf A diat as

diat ur lebih lanj ut dengan Per at ur an Pem er int ah.

KELI MA.

(25)

Agar supaya set iap or ang dapat m enget ahuinya, m em er int ahkan pengundangan Undang- undang ini dengan penem pat an dalam Lem bar an-Negar a Republik I ndonesia.

Disahkan di Jakar t a

pada t anggal 24 Sept em ber 1960. Pr esiden Republik I ndonesia,

SUKARNO.

Diundangkan

pada t anggal 24 Sept em ber 1960. Sekr et ar is Negar a,

TAMZI L.

MEMORI PENJELASAN ATAS

RANCANGAN UNDANG- UNDANG POKOK AGRARI A.

A. PENJELASAN UMUM.

I . Tuj uan Undang- undang Pokok Agr ar ia.

Didalam Negar a Republik I ndonesia, yang susunan kehidupan r akyat nya, t er m asuk per ekonom iannya, t er ut am a m asih ber cor ak agr ar ia, bum i, air dan r uang angkasa, sebagai kar unia Tuhan Yang Maha Esa

m em punyai fungsi yang am at pent ing unt uk m em bangun m asyar akat yang adil dan m akm ur sebagai yang kit a cit a- cit akan. Dalam pada it u hukum Agr ar ia yang ber laku sekar ang ini, yang sehar usnya m er upakan salah sat u alat yang pent ing unt uk m em bangun m asyar akat yang adil dan m akm ur t er sebut , t er nyat a bahkan sebaliknya, dalam banyak hal j ust r u m er upakan pengham bat dar i pada t er capainya cit a- cit a diat as. Hal it u disebabkan t er ut am a :

a. kar ena hukum agr ar ia yang ber laku sekar ang ini sebagian t er - susun

ber dasar kan t uj uan dan sendir - sendi dar i pem er int ah j aj ahan, dan sebagian lainnya lagi dipengar uhi olehnya, hingga ber t ent angan dengan kepent ingan r akyat dan Negar a didalam m elaksanakan

pem bangunan sem est a dalam r angka m enyelesaikan r evolusi nasional sekar ang ini;

b. kar ena sebagai akibat dar i polit ik- hukum pem er int ah j aj ahan it u hukum agr ar ia t er sebut m em punyai sifat dualism e, yait u dengan ber lakunya per at ur an- per at ur an dar i hukum - adat di- sam ping

(26)

c. kar ena bagi r akyat asli hukum agr ar ia penj aj ahan it u t idak m enj am in kepast ian hukum .

Ber hubung dengan it u m aka per lu adanya hukum agr ar ia bar u yang nasional, yang akan m enggant i hukum yang ber laku sekar ang ini, yang t idak lagi ber sifat dualism e, yang seder hana dan yang m enj am in kepast ian hukum bagi selur uh r akyat I ndonesia.

Hukum agr ar ia yang bar u it u har us m em ber i kem ungkinan akan

t er capainya fungsi bum i, air dan r uang angkasa sebagai yang di- m aksudkan diat as dan har us sesuai pula dengan kepent ingan r akyat dan Negar a ser t a m em enuhi keper luannya m enur ut per m int aan zam an dalam segala soal agr ar ia. Lain dar i it u hukum agr ar ia nasional har us m ew uj udkan penj elm aan dar i pada azas ker okhanian, Negar a dan cit a- cit a Bangsa, yait u Ket uhanan Yang Maha Esa, Per ikem anusiaan, Kebangsaan, Ker akyat an dan Keadilan Sosial ser t a khususnya har us m er upakan pelaksanaan dar i pada ket ent uan dalam pasal 33 Undang- undang Dasar dan Gar is- gar is besar dar i pada haluan Negar a yang t er cant um didalam Manifest o Polit ik Republik I ndonesia t anggal 17 Agust us 1959 dan dit egaskan didalam Pidat o Pr esiden t anggal 17 Agust us 1960.

Ber hubung dengan segala sesuat u it u m aka hukum yang bar u t er sebut sendi- sendi dan ket ent uan- ket ent uan pokoknya per lu disusun didalam

bent uk undang- undang, yang akan m er upakan dasar bagi penyusunan per at ur an- per at ur an lainnya.

Sungguhpun undang it u for m il t iada bedanya dengan undang-undang lainnya - yait u suat u per at ur an yang dibuat oleh Pem er int ah dengan per set uj uan Dew an Per w akilan Rakyat - t et api m engingat akan sifat nya sebagai per at ur an dasar bagi hukum agr ar ia yang bar u, m aka yang dim uat didalam nya hanyalah azas- azas ser t a soal- soal dalam gar is besar nya saj a dan oleh kar enanya disebut Undang- Undang Pokok Agr ar ia. Adapun

pelaksanaannya akan diat ur didalam ber bagai undang- undang, per at ur an-per at ur an Pem er int ah dan an-per at ur an- an-per undangan lainnya. Dem ikianlah m aka pada pokoknya t uj uan Undang- undang Pokok Agr ar ia ialah :

a. m elet akkan dasar - dasar bagi penyusunan hukum agr ar ia nasional,

yang akan m er upakan alat unt uk m em baw akan kem akm ur an, kebahagiaan dan keadilan bagi Negar a dan r akyat , t er ut am a r akyat t ani, dalam r angka m asyar akat yang adil dan m akm ur .

b. m elet akan dasar - dasar unt uk m engadakan kesat uan dan ke-

seder hanaan dalam hukum per t anahan.

(27)

didalam nya dalam w ilayah Republik I ndonesia sebagai kar unia Tuhan Yang Maha Esa, adalah bum i, air dan r uang angkasa bangsa I ndonesia dan m er upakan kekayaan nasional" .

I ni ber ar t i bahw a bum i, air dan r uang angkasa dalam w ilayah Republik I ndonesia yang kem er dekaannya diper j uangkan oleh bangsa- sebagai

keselur uhan, m enj adi hak pula dar i bangsa I ndonesia, j adi t idak sem at a-m at a a-m enj adi hak dar i par a pea-m iliknya saj a. Dea-m ikian pula t anah- t anah didaer ah- daer ah dan pulau- pulau t idaklah sam at a- m at a m enj adi hak r akyat asli dar i daer ah at au pulau yang ber sangkut an saj a. Dengan penger t ian dem ikian m aka hubungan bangsa I ndonesia dengan bum i, air dan r uang angkasa I ndonesia m er upakan sem acam hubungan hak ulayat yang diangkat pada t ingkat an yang paling at as, yait u pada t ingkat an yang m engenai

selur uh w ilayah Negar a.

Adapun hubungan ant ar a bangsa dan bum i, air ser t a r uang ang- kasa I ndonesia it u adalah hubungan yang ber sifat abadi ( pasal 1 ayat 3) . I ni ber ar t i bahw a selam a r akyat I ndonesia yang ber sat u sebagai bangsa

I ndonesia m asih ada dan selam a bum i, air ser t a r uang angkasa I ndonesia it u m asih ada pula, dalam keadaan yang bagaim anapun t idak ada sesuat u

kekuasaan yang akan dapat m e- m ut uskan at au m eniadakan hubungan t er sebut . Dengan dem ikian m aka biar pun sekar ang ini daer ah I r ian Bar at , yang m er upakan bagian dar i bum i, air dan r uang angkasa I ndonesia ber ada di baw ah kekuasaan penj aj ah, at as dasar ket ent uan pasal ini bagian t er sebut m enur ut hukum t et ap m er upakan bum i, air dan r uang angkasa bangsa

I ndonesia j uga.

Adapun hubungan ant ar a bangsa dan bum i, air ser t a r uang angkasa t er sebut t idak ber ar t i, bahw a hak m ilik per seor angan at as ( sebagian dar i) bum i t idak dim ungkinkan lagi. Diat as t elah dikem ukakan, bahw a hubungan it u adalah sem acam hubungan hak ulayat , j adi bukan ber ar t i hubungan m ilik. Dalam r angka hak ulayat dikenal adanya hak m ilik per seor angan. Kir anya dapat dit egaskan bahw a dalam hukum agr ar ia yang bar u dikenal pula hak m ilik yang dapat dipunyai seseor ang, baik sendir i m aupun ber sam a- sam a dengan or ang- or ang lain at as bagian dar i bum i I ndonesia ( pasal 4 yo pasal 20) . Dalam pada it u hanya per m ukaan bum i saj a, yait u yang disebut t anah, yang dapat dihaki oleh seseor ang.

Selain hak m ilik sebagai hak t ur un- t em ur un, t er kuat dan t er- penuh yang dapat dipunyai or ang at as t anah, diadakan pula hak guna- usaha, hak guna- bangunan, hak- pakai, hak sew a, dan hak- hak lainnya yang akan dit et apkan dengan Undang- undang lain ( pasal 4 yo 16) .

Bagaim ana kedudukan hak- hak t er sebut dalam hubungannya dengan hak bangsa ( dan Negar a) it u akan diur aikan dalam nom or 2 dibaw ah.

( 2) " Azas dom ein.. yang diper gunakan sebagai dasar dar i- pada per undang- undangan agr ar ia yang ber asal dar i Pem er int ah j aj ahan t idak dikenal dalam hukum agr ar ia yang bar u.

(28)

Ber hubung dengan ini m aka azas t er sebut , yang diper t egas dalam ber bagai " per nyat aan dom ein" , yait u m isalnya dalam pasal 1 Agr ar isch Besluit ( S.1870- 118) , S.1875- 119a, S.1874 - 94f, S.1888- 58 dit inggalkan dan per nyat aan- per nyat aan dom ein it u dicabut kem bali.

Undang- Undang Pokok Agr ar ia ber pangkal pada pendir ian, bahw a-unt uk m encapai apa yang dit ent ukan dalam pasal 33 ayat 3 Undang- Undang Dasar t idak per lu dan t idaklah pula pada t em pat nya, bahw a bangsa

I ndonesia at aupun Negar a ber t indak sebagai pem ilik t anah. Adalah lebih t epat j ika Negar a, sebagai or ganisasi kekuasaan dar i selur uh r akyat ( bangsa) ber t indak selaku Badan Penguasa. Dar i sudut inilah har us dilihat ar t i

ket ent uan dalam pasal 2 ayat 1 yang m enyat akan, bahw a " Bum i, air dan r uang angkasa, t er m asuk kekayaan alam yang t er kandung didalam nya, pada t ingkat an yang t er t inggi dikuasai oleh Negar a" . Sesuai dengan pangkal

pendir ian t er sebut diat as per kat aan " dikuasai" dalam pasal ini bukanlah ber ar t i " dim iliki" , akan t et api adalah penger t ian, yang m em ber i w ew enang kepada Negar a, sebagai or ganisasi kekuasaan dar i Bangsa I ndonesia it u, unt uk pada t ing- kat an yang t er t inggi :

a. m engat ur dan m enyelenggar akan per unt ukan, penggunaan,

per sediaan dan pem elihar aannya.

Adapun, kekuasaan Negar a yang dim aksudkan it u m engenai sem ua bum i, air dan r uang angkasa, j adi baik yang sudah dihaki oleh seseor ang m aupun yang t idak. Kekuasaan Negar a m engenai t anah yang sudah dipunyai or ang dengan sesuat u hak dibat asi oleh isi dar i hak it u, ar t inya sam pai

seber apa Negar a m em ber i kekuasaan kepada yang m em punyai unt uk m enggunakan haknya sam pai disit ulah bat as kekuasaan" Negar a t er sebut . Adapun isi hak- hak it u ser t a pem bat asan- pem bat asannya dinyat akan dalam pasal 4 dan pasal- pasal ber ikut nya ser t a pasal- pasal dalam BAB I I .

(29)

( 3) Ber t alian dengan hubungan ant ar a bangsa dan bum i ser t a air dan kekuasaan Negar a sebagai yang disebut dalam pasal 1 dan 2 m aka didalam pasal 3 diadakan ket ent uan m engenai hak ulayat dar i kesat uan-kesat uan m asyar akat hukum , yang dim aksud akan m endudukkan hak it u pada t em pat yang sew aj ar nya didalam alam ber negar a dew asa ini. Pasal 3 it u m enent ukan, bahw a : " Pelaksanaan hak ulayat dan hak- hak yang ser upa it u dar i m asya- r akat - m asyar akat hukum adat , sepanj ang m enur ut

kenyat aannya m asih ada, har us sedem ikian r upa hingga sesuai dengan kepent ingan nasional dan Negar a, yang ber dasar kan at as per sat uan bangsa ser t a t idak boleh ber t ent angan dengan undang- undang dan per at ur an-per at ur an lain yang lebih t inggi" .

Ket ent uan ini per t am a- t am a ber pangkal pada pengakuan adanya hak ulayat it u dalam hukum - agr ar ia yang bar u. Sebagaim ana dike- t ahui biar pun m enur ut kenyat aannya hak ulayat it u ada dan ber laku ser t a diper hat ikan pula didalam keput usan- keput usan hakim , belum per nah hak t er sebut diakui secar a r esm i didalam Undang- Undang, dengan akibat bahw a didalam

m elaksanakan per at ur an- per at ur an agr ar ia hak ulayat it u pada zam an penj aj ahan dulu ser ing kali diabaikan. Ber hubung dengan disebut nya hak ulayat didalam Undang- undang Pokok Agr ar ia, yang pada hakekat nya ber ar t i pula pengakuan hak it u, m aka pada dasar nya hak ulayat it u akan

diper hat ikan, sepanj ang hak t er sebut m enur ut kenyat aannya m em ang m asih ada pada m asyar akat hukum yang ber sangkut an. Misalnya didalam

pem ber ian sesuat u hak at as t anah ( um pam anya hak guna- usaha) m asyar akat hukum yang ber sangkuat an. sebelum nya akan didengar pendapat anya dan akan diber i " r ecognit ie" , yang m em ang ia ber hak m ener im anya selaku pegang hak ulayat it u.

Tet api sebaliknya t idaklah dapat dibenar kan, j ika ber dasar kan hak ulayat it u m asyar akat hukum t er sebut m enghalang- halangi pem ber ian hak guna- usaha it u, sedangkan pem ber ian hak t er sebut didaer ah it u sungguh per lu unt uk kepent ingan yang lebih luas. Dem ikian pula t idaklah dapat dibenar kan j ika sesuat u m asyar akat hukum ber dasar kan hak ulayat nya, m isalnya m enolak begit u saj a dibukanya hut an secar a besar - besar an dan t er at ur unt uk m elaksanakan pr oyek- pr oyek yang besar dalam r angka pelaksanaan r encana m enam bah hasil bahan m akanan dan pem indahan penduduk. Pengalam an m enunj ukkan pula, bahw a pem bangunan daer ah-daer ah it u sendir i ser ingkali t er ham bat kar ena m endapat kesukar an m engenai hak ulayat . I nilah yang m er upakan pangkal pikir an kedua dar i pada ket ent uan dar i padal 3 t er sebut diat as. Kepent ingan sesuat u

m asyar akat hukum har us t unduk pada kepent ingan nasional dan Negar a yang lebih luas dan hak ulayat nya pun pelaksanaannya har us sesuai dengan kepent ingan yang lebih luas it u. Tidaklah dapat dibenar kan, j ika didalam alam ber negar a dew asa ini sesuat u m asyar akat hukum m asih m em per t a-hankan isi dan pelaksanaan hak ulayat nya secar a m ut lak, seakan- akan ia t er lepas dar i pada hubungannya dengan m asyar akat - m asyar akat hukum dan daer ah- daer ah lainnya didalam lingkungan Negar a sebagai kesat uan. Sikap yang dem ikian t er ang ber t ent angan dengan azas pokok yang

(30)

t er ham bat nya usaha- usaha besar unt uk m encapai kem akm ur an Rakyat selur uhnya.

Tet api sebagaim ana t elah j elas dar i ur aian diat as, ini t idak ber ar t i, bahw a kepent ingan m asyar akat hukum yang ber sangkut an t idak akan diper hat ikan sam a sekali.

( 4) Dasar yang keem pat dilet akkan dalam pasal 6, yait u bahw a

" Sem ua hak at as t anah m em punyai fungsi sosial" .

I ni ber ar t i, bahw a hak at as t anah apapun yang ada pada seseor ang, t idaklah dapat dibenar kan, bahw a t anahnya it u akan diper gunakan ( at au t idak diper gunakan) sem at a- m at a unt uk kepent ingan pr ibadinya, apalagi kalau hal it u m enim bulkan ker ugian bagi m asyar akat . Penggunaan t anah har us disesuaikan dengan keadaannya dan sifat dar ipada haknya, hingga ber m anfaat baik bagi kesej aht er aan dan kebahagiaan yang m em punyainya m aupun ber m anfaat bagi m asyar akat dan Negar a.

Tet api dalam pada it u ket ent uan t er sebut t idak ber ar t i, bahw a kepent ingan per seor angan akan t er desak sam a sekali oleh kepent ingan um um ( m asyar akat ) . Undang- Undang Pokok Agr ar ia m em per hat ikan pula kepent ingan- kepent ingan per seor angan.

Kepent ingan m asyar akat dan kepent ingan per seor angan har uslah saling m engim bangi, hingga pada akhir nya akan t er capailah t uj uan pokok : kem akm ur an, keadilan dan kebahagiaan bagi r akyat selur uhnya ( pasal 2 ayat 3) .

Ber hubung dengan fungsi sosialnya, m aka adalah suat u hal yang sew aj ar nya bahw a t anah it u har us dipelihar a baik- baik, agar ber t am bah kesubur annya ser t a dicegah ker usakannya. Kew aj iban m em elihar a t anah ini t idak saj a dibebankan kepada pem iliknya at au pem egang haknya yang ber sangkut an, m elainkan m enj adi beban pula dar i set iap or ang, badan-hukum at au inst ansi yang m em punyai suat u hubungan badan-hukum dengan t anah it u ( pasal 15) . Dalam m elaksanakan ket ent uan ini akan diper hat ikan

kepent ingan fihak yang ekonom is lem ah.

( 5) Sesuai dengan azas kebangsaan t er sebut dalam pasal 1 m aka

m enur ut pasal 9 yo pasal 21 ayat 1 hanya w ar ganegar a I ndo- nesia saj a yang dapat m em punyai hak m ilik at as t anah, Hak m ilik t idak dapat dipunyai oleh or ang asing dan pem indahan hak m ilik kepada or ang asing dilar ang ( pasal 26 ayat 2) . Or ang- or ang asing dapat m em punyai t anah dengan hak pakai yang luasnya t er bat as. Dem ikian j uga pada dasar nya badan- badan hukum t idak dapat m em punyai hak m ilik ( pasal 21 ayat 2) . Adapun per t im bangan unt uk ( pada dasar nya) m elar ang badan- badan hukum m em punyai hak m ilik at as t anah, ialah kar ena badan- badan hukum t idak per lu m em punyai hak m ilik t et api cukup hak- hak lainnya, asal saj a ada j am inan- j am inan yang cukup bagi keper luan- keper luannya yang khusus ( hak usaha, hak guna-bangunan, hak pakai m enur ut pasal 28, 35 dan 41) . Dengan dem ikian m aka dapat dicegah usaha- usaha yang ber m aksud m enghindar i ket ent

(31)

Meskipun pada dasar nya badan- badan hukum t idak dapat m em - punyai hak m ilik at as t anah, t et api m engingat akan keper luan m a- syar akat yang sangat er at hubungannya dengan faham keagam aan, sosial dan

hubungan per ekonom ian, m aka diadakanlah suat u " escape- clause" yang m em ungkinkan badan- badan hukum t er t ent u m em punyai hak m ilik. Dengan adanya " escape- clause" ini m aka cukuplah nant i bila ada keper luan akan hak m ilik bagi sesuat u at au m acam badan hukum diber ikan dispensasi oleh Pem er int ah, dengan j alan m enunj uk badan hukum t er sebut sebagai badan-badan hukum yang dapat m em punyai hak m ilik at as t anah ( pasal 21 ayat 2) . Badan- badan hukum yang ber ger ak dalam lapangan sosial dan keagam aan dit unj uk dalam pasal 49 sebagai badan- badan yang dapat m em punyai hak m ilik at as t anah, t et api sepanj ang t anahnya diper lukan unt uk usahanya dalam bidang sosial dan keagam aan it u. Dalam hal- hal yang t idak langsung ber hubungan dengan bidang it u m er eka dianggap sebagai badan hukum biasa.

( 6) Kem udian dalam hubungannya pula dengan azas kebangsaan

t er sebut diat as dit ent ukan dalam pasal 9 ayat 2, bahw a : " Tiap- t iap w ar ganegar a I ndonesia baik laki- laki m aupun w anit a m em punyai

kesem pat an yang sam a unt uk m em per oleh sesuat u hak at as t anah ser t a unt uk m endapat m anfaat dan hasilnya, baik bagi dir i sendir i m aupun keluar ganya" .

Dalam pada it u per lu diadakan per lindungan bagi golongan w ar ganegar a yang lem ah t er hadap sesam a w ar ga- negar a yang kuat

kedudukan ekonom inya. Maka didalam pasal 26 ayat 1 dit ent ukan, bahw a : " Jual beli, penukar an, penghibahan, pem ber ian dengan w asiat dan

per buat an- per buat an lain yang dim aksudkan unt uk m em indahkan hak m ilik ser t a pengaw asannya diat ur dengan Per at ur an Pem er int ah" . Ket ent uan inilah yang akan m er upakan alat unt uk m elindungi golongan- golongan yang lem ah yang dim aksudkan it u.

Dalam hubungan it u dapat dit unj uk pula pada ket ent uan- ket ent uan yang dim uat dalam pasal 11 ayat 1, yang ber m aksud m encegah t er j adinya penguasaan at as kehidupan dan peker j aan or ang lain yang m elam paui bat as dalam bidang- bidang usaha agr ar ian hal m ana ber t ent angan dengan azas keadilan sosial yang ber per ikem anusiaan. Segala usaha ber sam a dalam lapangan agr ar ia har us didasar kan at as kepent ingan ber sam a dalam r angka kepen- t ingan nasional ( pasal 12 ayat 1) dan Pem er int ah ber kew aj iban unt uk m encegah adanya or ganisasi dan usaha- usaha per seor angan dalam lapangan agr ar ia yang ber sifat m onopoli sw ast a ( pasal 13 ayat 2) .

Bukan saj a usaha sw ast a, t et api j uga usaha- usaha Pem er int ah yang ber sifat m onopoli har us dicegah j angan sam pai m er ugikan r akyat banyak. Oleh kar ena it u usaha- usaha Pem er int ah yang ber sifat m onopoli hanya dapat diselenggar akan dengan undang- undang ( pasal 13 ayat 3) .

( 7) Dalam pasal 10 ayat 1 dan 2 dir um uskan suat u azas yang pada

(32)

" agr ar ian r efor m " yait u, bahw a " Tanah per t anian har us diker j akan at au diusahakan secar a akt ip oleh pem iliknya sendir i" .

Agar supaya sem boyan ini dapat diw uj udkan per lu diadakan

ket ent uan- ket ent uan lainnya. Misalnya per lu ada ket ent uan t ent ang bat as m inim um luas t anah yang har us dim iliki oleh or ang t ani, supaya ia m endapat penghasilan yang cukup unt uk hidup layak bagi dir i sendir i dan keluar ganya ( pasal 13 yo pasal 17) . Pula per lu ada ket ent uan m engenai bat as m aksim um luas t anah yang boleh dipunyai dengan hak m ilik ( pasal 17) , agar dicegah t er t um puknya t anah dit angan golongan- golongan yang t er t ent u saj a. Dalam hubungan ini pasal 7 m em uat suat u azas yang pent ing, yait u bahw a

pem ilikan dan penguasaan t anah yang m elam paui bat as t idak dipekenankan, kar ena hal yang dem ikian it u adalah m er ugikan kepent ingan um um .

Akhir nya ket ent uan it u per lu dibar engi pula dengan pem ber ian kr edit , bibit dan bant uan- bant uan lainnya dengan syar at - syar at yang r ingan, sehingga pem iliknya t idak akan t er paksa beker j a dalam lapangan lain, dengan m enyer ahkan penguasaan t anahnya kepada or ang lain.

Dalam pada it u m engingat akan susunan m asyar akat per t anian kit a sebagai sekar ang ini kir anya sem ent ar a w akt u yang akan da- t ang m asih per lu dibuka kem ungkinan adanya penggunaan t anah per t anian oleh or ang-or ang yang bukan pem iliknya, m isalnya secar a sew a, ber bagi- hasil, gadai dan lain sebagainya. Tet api segala sesuat u per at ur an- per at ur an lainnya, yait u unt uk m encegah hubungan- hubungan hukum yang ber sifat penindasan silem ah oleh si- kuat ( pasal 24, 41 dan 53) . Begit ulah m isalnya pem akaian t anah at as dasar sew a, per j anj ian bagi- hasil, gadai dan sebagainya it u t idak boleh diser ahkan pada per set uj uan pihak- pihak yang ber kepent ingan sendir i at as dasar " fr eefight " , akan t et api pe- nguasa akan m em ber i ket ent uan-ket ent uan t ent ang car a dan syar at - syar at nya, agar dapat m em enuhi

per t im bangan keadilan dan dicegah car a- car a pem er asan ( " exploit at ion de l-'hom m e par ll-'hom m e" ) . Sebagai m it sal dapat dikem ukakan ket ent uan-ket ent uan didalam Undang- undang No. 2 t ahun 1960 t ent ang " Per j anj ian Bagi Hasil" ( L.N. 1960 - 2) .

Ket ent uan pasal 10 ayat 1 t er sebut adalah suat u azas, yang

pelaksanaannya m asih m em er lukan pengat ur an lebih lanj ut ( ayat 2) . Dalam keadaan susunan m syar akat kit a sebagai sekar ang ini m aka per at ur an pelaksanaan it u nant i kir anya m asih per lu m em buka kem ungkinan diadakannya dispensasi. Misalnya seor ang pegaw ai- neger i yang unt uk per sediaan har i- t uanya m em punyai t anah sat u dua hekt ar dan ber hubung dengan peker j aannya t idak m ungkin dapat m engusahakannya sendir i kir anya har us dim ungkinkan unt uk t er us m em iliki t anah t er sebut . Selam a it u

t anahnya boleh diser ahkan kepada or ang lain unt uk diusahakan dengan per j anj ian sew a, bagi- hasil dan lain sebagainya. Tet api set elah ia t idak beker j a lagi, m isalnya set elah pensiun, t anah it u har us diusahakannya sendir i secar a akt ip. ( ayat 3) .

(33)

bum i, air dan r uang angkasa unt uk pelbagai kepent ingan hidup r akyat dan Negar a: Rencana Um um ( " Nat ional planning" ) yang m eliput i selur uh w ilayah I ndonesia, yang kem udian diper inci m enj adi r encana- r encana khusus

( " r egional planning" ) dar i t iap- t iap daer ah ( pasal 14) . Dengan adanya planning it u m aka penggunaan t anah dapat dilakukan secar a t er pim pin dan t er at ur hingga dapat m em baw a m anfaat yang sebesar- besar nya bagi Negar a

ini m em punyai sifat " dualism e" dan m engadakan per bedaan ant ar a hak- hak t anah m enur ut hukum - adat dan hak- hak t anah m enur ut hukum - bar at , yang ber pokok pada ket ent uan- ket ent uan dalam Buku I I Kit ab Undang- undang Hukum Per dat a I ndonesia. Undang- undang Pokok Agr ar ia ber m aksud

m enghilangkan dualism e it u dan secar a sadar hendak m engadakan kesat uan hukum , sesuai dengan keinginan r akyat sebagai bangsa yang sat u dan

sesuai pula dengan kepent ingan per ekonom ian.

Dengan sendir inya hukum agr ar ia bar u it u har us sesuai dengan kesadar an hukum dar ipada r akyat banyak. Oleh kar ena r akyat I ndonesia sebagian t er besar t unduk pada hukum adat , m aka hukum agr ar ia yang bar u t er sebut akan didasar kan pula pada ket ent uan- ket ent uan hukum adat it u, sebagai hukum yang asli, yang disem pur nakan dan disesuaikan dengan kepent ingan m asyar akat dalam Negar a yang m oder n dan dalam

hubungannya dengan dunia int er nasional, ser t a disesuaikan dengan sosialism e I ndonesia. Sebagaim ana dim aklum i m aka hukum adat dalam per t um buhannya t idak t er lepas pula dar i pengar uh polit ik dan m asyar akat kolonial yang kapit alist is dan m asyar akat sw apr aj a yang feodal.

( 2) Didalam m enyelenggar akan kesat uan hukum it u Undang-

undang Pokok Agr ar ia t idak m enut up m at a t er hadap m asih adanya

per bedaan dalam keadaan m asyar akat dan keper luan hukum dar i golongan-golongan r akyat . Ber hubung dengan it u dit ent ukan dalam pasal 11 ayat 2, bahw a : " Per bedaan dalam keadaan m asyar akat dan kepr luan hukum golongan r akyat dim ana per lu dan t idak ber t ent angan dengan kepent ingan nasional diper hat ikan" . Yang dim aksud dengan per bedaan yang didasar kan at as golongan r akyat m isalnya per bedaan dalam keper luan hukum r akyat kot a dan r akyat per desaan, pula r akyat yang ekonom inya kuat dan r akyat yang lem ah ekonom inya. Maka dit ent ukan dalam ayat 2 t er sebut

selanj ut nya, bahw a dij am in per lindungan t er hadap kepent ingan golongan yang ekonom is lem ah.

( 3) Dengan hapusnya per bedaan ant ar a hukum adat dan hukum

(34)

Sebagai yang t elah dit er angkan diat as, selain hak m ilik sebagai hak ( guna per usahaan per t anian, per ikanan dan pet er nakan) dan hak guna-bangunan ( guna m endir ikan/ m em punyai guna-bangunan diat as t anah or ang lain) pasal 16 ayat 1 hur uf b dan c) .

Adapun hak- hak yang ada pada m ulai ber lakunya Undang- Undang ini sem uanya akan dikonvensi m enj adi salah sat u hak yang bar u m enur ut Undang- undang Pokok Agr ar ia.

I V. Dasar - dasar unt uk m engadakan kepast ian hukum .

Usaha yang m enuj u kear ah kepast ian hak at as t anah t er nyat a dar i ket ent uan dar i pasal- pasal yang m engat ur pendaft ar an t anah. Pasal 23, 32 dan 38, dit uj ukan kepada par a pem egang hak yang ber sangkut an, dengan m aksud agar m er eka m em per oleh kepast ian t ent ang haknya it u. Sedangkan pasal 19 dit uj ukan kepada Pem er int ah sebagai suat u inst r uksi, agar diselur uh w ilayah I ndonesia diadakan pendaft ar an t anah yang ber sifat " r echt

s-kadast er " , ar t inya yang ber t uj uan m enj am in kepast ian hukum .

Adapun pendaft ar an it u akan diselenggar akan dengan m engingat pada kepent ingan ser t a keadaan Negar a dan m asyar akat , keper luan lalu- lint as sosial ekonom i dan kem ungkinan- kem ungkinannya dalam bidang per sonil dan per alat annya. Oleh kar ena it u m aka akan didahulukan

penyelenggar aannya dikot a- kot a unt uk lam bat laun m eningkat pada kadast er yang m eliput i selur uh w ilayah Negar a.

Sesuai dengan t uj uannya yait u akan m em ber ikan kepast ian hukum m aka pendaft ar an it u diw aj ibkan bagi par a pem egang hak yang

ber sangkut an, dengan m aksud agar m er eka m em per oleh kepast ian t ent ang haknya it u. Sedangkan pasal 19 dit uj ukan kepada Pem er int ah sebagai suat u inst r uksi; agar diselur uh w ilayah I ndonesia diadakan pendaft ar an t anah yang ber sifat " r echt s- kadast er " , ar t inya yang ber t uj uan m enj am in kepast ian hukum .

Adapun pendaft ar an it u akan diselenggar akan dengan m engingat pada kepent ingan ser t a keadaan Negar a dan m asyar akat , keper luan lalu- lint as sosial ekonom i dan kem ungkinan- kem ungkinannya dalam bidang per sonil dan per alat annya. Oleh kar ena it u lam bat laun m eningkat pada kadast er yang m eliput i selur uh w ilahah Negar a.

Sesuai dengan t uj uannya yait u akan m em ber ikan kepast ian hukum m aka pendaft ar an it u diw aj ibkan bagi par a pem egang hak yang

(35)

B. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL.

Pasal 1.

Sudah dij elaskan dalam Penj elasan Um um ( I I angka 1) . Dalam Undang- Undang Pokok Agr ar ia diadakan per bedaan ant ar a penger t ian ..bum i" dan " t anah" , sebagai yang dir um uskan dalam pasal 1 ayat 3 dan pasal 4 ayat 1. Yang dim aksud dengan " t anah" ialah per m ukaan bum i.

Per luasan penger t ian " bum i" dan " air " dengan r uang angkasa adalah ber sangkut an dengan kem aj uan t ehnik dew asa ini dan ke- m ungkinan-kem ungkinannya dalam w akt u- w akt u yang akan dat ang.

Pasal 2.

Sudah diur aikan dalam Penj elasan Um um ( I I angka 2) .

Ket ent uan dalam ayat 4 adalah ber sangkut an dengan azas ekonom i dan m edebew ind dalam penyelenggar aan pem er int ahan daer ah. Soal agr ar ia m enur ut sifat nya dan pada azasnya m er upakan t ugas Pem er int ah Pusat ( pasal 33 ayat 3 Undang- Undang Dasar ) . Dengan dem ikian m aka pelim pahan w ew enang unt uk m elaksanakan hak penguasaan dar i Negar a at as t anah it u adalah m er upakan m edebew ind. Segala sesuat unya akan diselenggar akan m enur ut keper luannya dan sudah bar ang t ent u t idak boleh ber t ent angan dengan kepent ingan nasional. Wew enang dalam bidang agr ar ia dapat m er upakan sum ber keuangan bagi daer ah it u.

Pasal 3.

Yang dim aksud dengan " hak ulayat dan hak- hak yang ser upa it u" ialah apa yang didalam per pust akaan hukum adat disebut " beschikkingsr echt " . Selanj ut nya lihat Penj elasan Um um ( I I angka 3) .

Pasal 4.

Sudah dij elaskan dalam Penj elasan Um um ( I I angka 1) .

Pasal 5.

Penegasan, bahw a hukum adat dij adikan dasar dar i hukum agr ar ia yang bar u. Selanj ut nya lihat Penj elasan Um um ( I I I angka 1) .

Pasal 6.

Tidak hanya hak m ilik t et api sem ua hak at as t anah m em punyai fungsi sosial. Hal ini t elah diur aikan dalam Penj elasan Um um ( I I angka 4) .

Pasal 7.

Azas yang m enegaskan dilar angnya " gr oot - gr ondbezit " sebagai yang t elah diur aikan dalam Penj elasan Um um ( I I angka 7) . Soal pem bat asan it u diat ur lebih lanj ut dalam pasal 17. Ter hadap azas ini t idak ada

pengecualiannya.

Pasal 8.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG DAN JASA POKJA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI. TAHUN

Sehubungan dengan Masa Sanggah Hasil Lelang telah berakhir, dengan ini kami mengundang perusahaan Saudara guna mengikuti Acara Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan

Keterangan : Pembuktian Kualifikasi dan Verifikasi ini harap dilakukan oleh penandatangan dokumen kualifikasi atau penerima kuasa dari penandatangan dokumen

Mengisikan nilai untuk setiap faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dari data-data yang akan diproses, nilai yang dimasukkan dalam proses pengambilan

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan rancangan infrastruktur teknologi informasi adaptif yang sesuai dengan kebutuhan bisnis BATAN.. Permasalahannya

[r]

john reese, traffic secrets, internet marketing..