• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

10. Di penjual batu bara

Kiki tidak lagi seberapa kuat setelah perjalanan yang ia lewati.

Ia berhenti di jalan untuk beberapa waktu, melihat keadaannya ia hampir putus asa!

Tetapi ia kembali membayangkan keadaan anaknya Koko yang belum tertolong!

114

Dan sekali lagi ia belum melemah dan kembali melanjutkan perjalanan dan akan membantu anaknya yang sedang tersedak biji beri.

Ia kembali menguatkan keinginannya untuk melanjutkan perjalanan, kemudian ia berlari agar sampai dengan cepat.

Ia bertemu dengan penjual batu bara, dan menceritakan kepadanya tentang anaknya, dan rencana akan kepergiannya menuju sungai bersih, dan sebuh pohon, dan seorang gadis bernama Su’ad, dan seorang pengrajin sepatu, penggembala domba, dan petani kacang, lalu pemindai besi, satu persatu ia ceitakan.

Penjual batu bara berkata kepadanya: (Aku bersedia untuk memberikanmu batu bara ini sesuai yang kamu inginkan. Tapi kamu pasti tahu, seperti yang kamu datangi sebelumku, bahwa segala sesutu yang kamu minta dari mereka memiliki harga, dan tidak ada yang memberi tanpa mengambil!)

Seekor ayam yang besar itu (Kiki), dan ia berkeluh kesah:

(Setiap aku meminta sesuatu dari seseorang tadi, ia selalu meminta sesuatu sebagai ganti dariku! Jikalau waktu masih panjang, maka hilanglah kesempatanku untuk menyelamatkan anakku! Aku harus memberikannya air agar bisa menyelamatkannya dari kehancuran, sebelum ia mati!)

Penjual batu bara berkata, dengan nada lembut setelah mendengar apa yang diucapkan olehnya: (Aku akan memintamu sesuatu yang kamu miliki, apakah kamu bersedia untuk memberikannya?)

Kiki menjawab: (Apa sesuatu yang kamu minta dariku dan aku harus memberikannya kepadamu?)

Sang penjual berkata kepadanya, dan ia melihat kepadanya, dan ia menggosok kedua tangannya: (Aku meminta darimu

115

sebagian dari bulumu, dan itu untuk membuat sebuah kipas, agar aku bisa mengipasi perapian di depanku, ketika aku sedang bekerja. Jia kamu memberikannya kepadaku bulu itu, untuk membuat kipas seperti yang aku inginkan, aku akan memberikanmu beberapa batu bara, yang sesuai dengan apa yang kamu minta wahai ayam yang terhormat)

Kiki mengetuknya kemudian mengangkat kepalanya dan berkata pada anak ayam tersebut : segala sesuatu yang aku miliki dengan mudah aku serahkan untuk menyelamatkan unggasku yang kecil! Dan ia tercekik dengan raspberry. Dan aku siap tanpa ada keraguan untuk mengerahkan segala sesuatu demi menyelamatkan Kuku dari penderitaan tersebut! Apakah kamu mengira wahai anak ayam yang pintar, bahwasanya aku merelakan pada Kuku bagian dari buluku yang indah ini, untuk menyelamatkannya dari musibah tersebut?

Anak ayam tersebut berkata padanya, dan ia gembira dengan apa yang ia dengarkan dari ayam tersebut: (ambillah ayam kecil tersebut sekarang, dan lewatilah pada jalanmu pada besi.

Berjanjilah padaku untuk kembali setelah menolong unggasmu untuk memberiku bulu tersebut).

Ia berkata padanya (Kiki), dengan mengangkat suaranya dalam kejujuran dan niat yang ikhlas: (aku berjanji padamu atas itu wahai ayam yang mulia, peganglah apa yang aku katakan!

Kamu akan menemukanku dalam keadaan menepati janjiku padamu, beribu terimakasih kuucapkan padamu).

(11) Menyelamatkan(Kuku)

Ayam tersebut mengambil dari tukang arang sebongkah arang.

Menyegerakan- dan ia membawa arang – kepada tukang besi, lalu tukang itu memberi gembok.

116

Menyegerakan- dan ia membawa gembok- kepada Penanam, lalu Penanam itu memberi kacang.

Menyegerakan – dan ia membawa kacang – kepada peternak domba, lalu ia memberi bulu domba.

Menyegerakan – dan ia membawa bulu domba – kepada pembuat sepatu, dan meminta padanya untuk memberikan sepasang sepatu.

Maka ia memberikan tersebut padanya.

Menyegerakan- dan ia membawa sepasang sepatu – kepada seorang pemudi bernama (Su’ad).

Maka Suad memakai sepatu tersebut, dan pergi Bersama (Kiki) menuju pohon kenari. Dan Suad menjatuhkan kenari besar dari pohon tersebut.

Dengan cepat (Kiki) menggulingkan kenari tersebut hingga terbelah.

Kemudian Kiki melewati sungai jernih, kemudian memenuhi kenari tersebut dengan air.

Ia berjalan dengan membawa kenari tersebut – yang telah terisi air – kepada unggasnya yang kecil.

Kemudian, ia berjalan di jalan kecil, mempercepat langkah, dengan usaha yang sungguh-sungguh.

Dan ia berhati-hati denga penuh perhatian agar tidak ada air yang jatuh setetespun.

Lalu (Kuku) mengetahui hal tersebut, dan ia dalam keadaan mendekati maut.

Lalu ia menyuguhkan kenari tersebut dengan cepat, lalu meminum air tersebut sedikit demi sedikit.

117

Maka tergelincirlah raspberry besar tersebut dari tenggorokannya dengan mudah.

(Kiki) bahagia dengan penuh kebahagian saat melihat unggas kekasihnya menelan biji tersebut yang buatnya tersedak, yang hamper memutuskannya dalam maut.!

Ia menggerakkan kedua sayapnya Karena sangking bahagianya, atas selamatnya unggas (Kuku).

Ayam tersebut teringat akan janjinya pada tukang arang untuk kembali padanya.

Ia pun berkata pada dirinya sendiri : bahwa tukang arang itu menunggu, maka bagaimana tidak aku kembali padanya?

Maka (Kiki) meninggalkan Unggas kecilnya (Kuku) yang tidur dalam naungan pohon, untuk beristirahat atas apa yang telah ditimpanya yakni tertelannya buah raspberry besar dalam kerongkokngannya, dan agar dapat bernafas dengan tenang, dan untuk memulihkan kekuatannya dan kesemangatannya.

Kemudian ia mempercepat jalannya- di jalan – menuju tukang arang, untuk menepati janjinya. Dan ia meminta padanya untuk mencabut bulu indahnya sesuai yang dibutuhkan untuk membuat kipas sebagaimana yang ia inginkan, sebagai ganti atas arang yang telah diberikannya.

Tukang arang tersebut kagum saat melihatnya, dan ia berkata padanya sambil tersenyum : (izinkan aku wahai ayam yang jujur. Aku telah ragu-ragu padamu bahwa engkau tidak akan kembali padaku, setelah engkau ambil dariku arang tersebut yang aku sukai),

Ayam tersebut (Kiki) berkata padanya, dalam suara yang penuh gairah : (kamu telah mempercayaiku wahai tukang arang yang mulia, maka dari itu kau berikan padaku sebongkah arang, maka sekarang aku hadir padamu untuk memberikanmu

118

bulu, sebagaimana yang telah aku janjikan padamu, dan telah aku buktikan – dengan perbuatan ini- sesungguhnya jujur dalam perkataanku, untuk menjaga janji yang telah aku janjikan.!)

(12) hati seorang Ibu

Ia (Kiki) kembali pada unggasnya yang kecil (Kuku)

Ia telah tenang atas keselematannya dan kesehatannya, yang telah berlari kesana kemari.

Sesungguhnya (Kuku) telah mencari ibunya disetiap sisi di kebun.

Ketika ia telah melihat ibunya dipeluklah ibunya dengan pelukan yang amat erat.

Dan memperhatikan bahwa bulu ibunya yang indah tidak seperti yang biasa ia ketahui!

Sesungguhnya bulu tersebut telah tercabut dari kedua sayapnya, dan tersisa darinya bulu yang sedikit!

Bertanyalah (Kuku) pada ibunya : kemana perginya bulu engkau wahai ibuku?

Maka ia menjawaba padanya (Kiki) : (janganlah kau sibukkan dirimu untuk memperdulikanku wahai kekasihku (Kuku).

Cukuplah dirimu dalam kebenaran dan kesehatan, dalam kecukupan dan kebahagiaan)

(Kuku) berkata pada ibunya, dan ia memandang lama padanya, dan merasakan sakit: (aku telah melihatmu – dari sebelum- yang selalu kuat dengan bulumu, menghamburkannya, mengepakkannya, dan menyusunnya bagai perhiasan yang cantik, wahai ibuku yang mulia),

119

Lalu ayam itu (Kiki) berkata padanya: (iya wahai unggas kecil sayangku. Sesungguhnya bulu bagi ayam adalah suatu perhiasan dan keindahan, dan ia memperindah dan membanggakan.)

(Kuku) berkata pada ibunya: (bagaimana bisa engkau melalaikan dalam bulumu?! Aku telah mengetahuinya darimu bahwasanya bulu itu bersama dengan keindahannya, didalamnya terdapat banyak manfaat bagimu: yang menghangatkanmu saat parahnya dingin, dan menjagamu dari rasa sakit).

Ibunya pun berkata padanya: (apa yang telah kau ucapkan adalah benar wahai unggas kecilku yang ku sayang!).

Lalu (Kuku) berkata pada ibunya ; (kabarkanlah aku, yang selama ini engkau lihat, wahai ibuku: mengapa engkau mencabut bulumu dari sayapmu? Dan kemana engkau pergi bersamanya?!)

Jawab (Kiki) pada unggas kecilnya: (kamu ingin mengetahui suatu rahasia. Namun aku, ingin menyembunyikan rahasia tersebut hanya untukku, maka jangan bertanya padaku tentang hal itu!)

Berkatalah (Kuku) menyambung perkataan ayam tersebut (Kiki): ( aku harap engkau memberi tahuku atas rahasia tersebut mengenai bulu yang tercabut itu, janganlah engkau tutupi itu dariku wahai ibuku, aku tak ingin bodoh atas rahasia ini)

Maka terpaksalah ayam (Kuku) untuk meyakinkan keinginan (Kuku).

Demi unggas kescilnya untuk diberi tahu rahasia tercabutnya bulu tersebut yng telah disembunyikan darinya.

120

Diceritakanlah padanya semua apa yang telah terjadi, sampai yang ia telah mendapatkan air.

Kemudian (Kuku) memperhatikan cerita tersebut dengan perhatian yang penuh, dan mengikuti perkataan ibunya dengan mata melotot dan penuh ketelitian, dan ia merasa kasihan pada ibunya dengan semua kelelahan yang telah dialaminya.

Dan setelah ia pikir-pikir ia berfikiran sesuatu yang mana belum diketahui sebelumnya.

Apa yang telah dialami ibunya adalah menunjukkan hakikat besar kehidupan yang sebenarnya: telah diketahui bahwasanya kehidupan itu berdiri- pada pondasinya- atas pergantian manfaat.

Dokumen terkait