• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3. Deskripsi Variabel Penelitian

4.3.2. Penjualan Pedagang Tradisional

Tabel 5.5 memperlihatkan bahwa dari 30 responden penelitian, 15 orang (50.0%) menganggap fluktuasi harga BBM tergolong tinggi, 4 orang (13.3%) menganggap fluktuasi harga BBM tingkat sedang dan 11 orang (36.7%) menganggap fluktuasi harga BBM tergolong rendah. Dengan demikian, mayoritas responden menganggap fluktuasi harga BBM tergolong tinggi yakni sebanyak 15 orang (50.0%). Grafik fluktuasi harga BBM dapat dilihat pada gambar berikut ;

0 5 10 15

Tinggi Sedang Rendah

Gambar 45. Grafik Fluktuasi Harga BBM

4.3.2. Penjualan Pedagang Tradisional

Distribusi jawaban responden terhadap ke-10 item pernyataan tentang penjualan pedagang tradisional dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Penjualan Pedagang Tradisional

Pernyataan Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak Total

setuju Penjualan Pedagang Tradisional N % n % n % n % n % Kenaikan harga BBM umumnya berpengaruh kepada daya beli masyarakat golongan lemah

25 83.3 4 13.3 1 3.3 0 0.0 30 100.0

Menurut pengalaman saya, jika harga BBM naik tingkat penjualan saya menurun drastis 19 63.3 9 30.0 2 6.7 0 0.0 30 100.0 Kenaikan harga BBM membuat masyarakat enggan berbelanja 23 76.7 5 16.7 1 3.3 1 3.3 30 100.0 Naiknya harga BBM menyebabkan modal penjualan meningkat tetapi penjualan menurun

22 73.3 7 23.3 1 3.3 0 0.0 30 100.0

Naik turunnya harga BBM

selalu meresahkan pembeli sehingga pendapatan menurun drastis

17 56.7 12 40.0 1 3.3 0 0.0 30 100.0

Kondisi pasar tradisional sangat dipengaruhi oleh naik turunnya harga BBM

22 73.3 7 23.3 1 3.3 0 0.0 30 100.0

Naiknya harga BBM membuat perekonomian pasar tradisional merosot tajam

13 43.3 11 36.7 6 20.0 0 0.0 30 100.0

Naiknya harga BBM membuat banyak pedagang pasar tradisional

berhenti berjualan

16 53.3 12 40.0 2 6.7 0 0.0 30 100.0

Naiknya harga BBM membuat pedagang mulai mengalihkan usahanya

15 50.0 14 46.7 1 3.3 0 0.0 30 100.0

Naik harga BBM membuat masyarakat

mulai menghemat pengeluaran sehingga penjualan pedagang tradisional juga menurun

Sumber : Hasil penelitian 2015 (data diolah)

Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa ditinjau dari pengaruh kenaikan harga BBM terhadap daya beli masyarakat golongan lemah,mayoritas responden (83.3%) sangat setuju bahwa kenaikan harga BBM umumnya berpengaruh kepada daya beli masyarakat golongan lemah.

Ditinjau dari dampak kenaikan harga BBM terhadap penurunan penjualan, mayoritas responden (63.3%) menjawab sangat setuju bahwa jika harga BBM naik tingkat penjualan saya menurun drastis. Hal ini menggambarkan adanya hubungan linier antara kenaikan harga BBM dengan fluktuasi harga.

Ditinjau dari keengganan berbelanja, mayoritas responden (76.7%) menjawab sangat setuju bahwa kenaikan harga BBM membuat masyarakat enggan berbelanja. Hal ini menggambarkan bahwa kenaikan harga BBM memberi dampak negatif seperti keengganan berbelanja sehingga pada akhirnya akan menimbulkan penurunan penjualan pedagang. Ditinjau dari dampak kenaikan harga BBM terjhadap modal kerja dan penjualan, mayoritas responden (73.3%) menjawab sangat setuju bahwa naiknya harga BBM menyebabkan modal penjualan meningkat tetapi penjualan menurun.

Ditinjau dari keresahan pembeli sehubungan dengan kenaikan harga BBM, mayoritas responden (56.7%) menjawab sangat setuju bahwa naik turunnya harga BBM selalu meresahkan pembeli sehingga pendapatan menurun drastis. Hal in

menggambarkan bahwa naik turunnya harga BBM pada umumnya selalu meresahkan pembeli sehingga berdampak negatif terhadap penjualan pedagang.

Ditinjau dari kondisi pasar tradisional sehubungan dengan kenaikan harga BBM, mayoritas responden (73.3%) sangat setuju bahwa kondisi pasar tradisional sangat dipengaruhi oleh naik turunnya harga BBM. Ditinjau dari merosotnya kondisi perekonomian pasar tradisional, mayoritas responden (43.3%) sangat setuju bahwa naiknya harga BBM membuat perekonomian pasar tradisional merosot tajam. Ditinjau dari berhentinya aktifitas pedagang tradisional sehubungan dengan kenaikan harga BBM, mayoritas responden (53.3%) sangat setuju bahwa naiknya harga BBM membuat banyak pedagang pasar tradisional berhenti berjualan.

Ditinjau dari peralihan usaha pedagang tradisional sehubungan dengan kenaikan harga BBM, mayoritas responden (50.0%) sangat setuju bahwa naiknya harga BBM membuat pedagang mulai mengalihkan usahanya. Hal ini menggambarkan bahwa dampak negatif yang ditimbulkan oleh kenaikan harga BBM sangat luas bahkan mendorong para pedagang untuk beralih usaha ke usaha lainnya.

Ditinjau dari penghematan pengeluaran masyarakat akibat kenaikan harga BBM, mayoritas responden (53.3%) menjawab sangat setuju bahwa naik harga BBM membuat masyarakat mulai menghemat pengeluaran sehingga penjualan pedagang tradisional juga menurun. Hal ini berarti bahwa kenaikan harga BBM memberikan dampak buruk terutama bagi para pedagang tradisional.

Selanjutnya, berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban responden tentang penjualan pedagang tradisional tersebut di atas, pendapatan pedagang tradisioinal dikelompokkan kedalam 3 kategori yakni tinggi, sedang dan rendah dengan distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 4.8

Kategori Penjualan Pedagang Tradisional Kategori Penjualan Pedagang

Tradisional Jumlah Persentase (%)

Tinggi (> nilai rata-rata) 11 36.7

Sedang (= rata-rata) 4 13.3

Rendah (< rata-rata) 15 50.0

Jumlah 30 100,0

Sumber : Hasil penelitian 2015 (data diolah)

Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa dari 30 responden penelitian, 11 orang (36.7%) menyatakan pendapatan tinggi, 4 orang (13.3%) menyatakan penjualan sedang dan 15 orang (50.0%) menyatakan penjualan rendah. Dengan demikian, mayoritas responden menyatakan penjualan rendah yakni sebanyak 15 orang (50.0%). Berikut ini adalah grafik penjualan pedagang tradisional di Pasar Tradisional Perumnas Simalingkar :

0 5 10 15

Gambar 4.5. Grafik Penjualan Pedagang Tradisional

4.4. Analisis Data 4.4.1. Uji Normalitas

Sebelum melakukan uji hipotesis, perlu dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi normal dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan grafik PP Plot dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

30 .0000000 2.63971350 .109 .109 -.091 .600 .865 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Tabel 4.19 memperlihatkan bahwa nilai residual probabilitas (asymp.sig.

2-tailed) adalah 0.865, lebih besar dari sig-α (0.05), sehingga dapat disimpulkan

bahwa data penelitian berdistribusi secara normal. Hal yang sama juga dikonfirmasikan oleh grafik P-P normalitas berikut :

Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Expected Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Normal P-P Plot of Unstandardized Residual

Gambar 4.6. Grafik PP Normalitas Data Penelitian

Grafik di atas memperlihatkan bahwa titik titik data tersebar disepanjang garis diagonal membentuk simetris kiri dan kanan. Hal ini mengindikasikan bahwa data penelitian berdistribusi normal

4.4.2. Hasil Uji Hipotesis

Penelitian ini mengandung lebih dari 1 (satu) variabel bebas yakni fluktuasi harga BBM, maka uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji –t secara parsial. dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.10. Hasil Uji-t Secara Parsial

Coefficientsa 6.576 4.127 1.593 .122 .820 .116 .801 7.075 .000 (Constant) Fluktuasi harga BBM Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: Penjualan Pedagang a.

Tabel 4.20 memperlihatkan bahwa nilai t-hitung X (Fluktuasi harga BBM )

= 7.075 dengan signifikansi (p-value) sebesar 0.000. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel (N=30 atau df=29) sebesar 2.04 dan sig- =0.05, dapat diketahui bahwa

Dokumen terkait