• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penjualan Susu Kepada PT. Sari Husada Jogjakarta

METODE PENELITIAN

A. Penjualan Susu Kepada PT. Sari Husada Jogjakarta

PT. Sari Husada merupakan IPS yang berkontribusi paling besar dalam penerimaan order susu dari KUD Sumber Karya Pabelan yaitu sebesar 85% dari total kuantitas susu yang diperoleh dari petani perah, sehingga dari total kuantitas susu sebanyak 1.782.758 liter yang dimiliki KUD, sebanyak 1.515.344,30 liter telah dijual kepada PT. Sari Husada pada tahun 2015. Dari Tabel 8 di atas juga dapat diketahui harga jual kepada masing-masing Industri Pengolah Susu. Susu yang dijual kepada UKM di daerah sekitar KUD sebesar Rp5.000,00 per liter. Para UKM membeli susu kepada KUD dengan kuantitas susu sebanyak 89.137,90 liter per tahun, sehingga KUD sendiri tidak mungkin menjual semua pasokan susu yang dimiliki hanya untuk UKM atau masyarakat sekitar, maka dari hal tersebut terlaksana pemberian Delivery Order secara rutin kepada para IPS besar seperti PT. Sari Husada dan CV. Cita Nasional. IPS CV. Cita Nasional sendiri membeli susu dari KUD sebanyak 10% dari total kuantitas KUD atau sekitar 178.275,80 liter per tahun. Alasan lain terjadi karena CV.Cita Nasional hanya menerima pasokan susu dari KUD hanya setiap 3 hari sekali. Itu sebabnya PT. Sari Husada merupakan IPS pembeli dalam jumlah terbesar dalam pembelian susu kepada KUD. Data-data mengenai penerimaan susu kepada PT. Sari Husada dan pembayaran kepada KUD dapat dilihat pada Tabel 9 di bawah, bahwa kuantitas susu yang dijual kepada IPS PT. Sari Husada merupakan 85% dari total kuantitas susu KUD. Keadaan yang terjadi pada tahap penentuan harga merupakan kebijakan dari pihak Sari Husada. Ada beberapa hal yang dipertimbangkan oleh pihak Sari Husada yaitu:

Pertama, ukuran susu yang sebelumnya merupakan bentuk ukuran dalam kuantitas susu per liter akan dilakukan konversi menjadi kilogram.

Massa jenis susu sapi sedikit berbeda dengan masa jenis bahan cair lainnya, sehingga pihak Sari Husada hanya mengambil rata-rata dari massa jenis pada susu segar yaitu 1 liter susu = 0.8 kilogram. Sehingga dapat

24

dilihat bahwa total susu yang dibeli Sari Husada sebanyak 1.515.344 liter menjadi 1.212.275 kilogram. Tahap konversi ke kilogram ini hanya digunakan pada saat penimbangan berat susu saja, namun pada tahap pembayaran, total susu yang telah dikonversi ke dalam kilogram kemudian dikonversi kembali dalam bentuk liter. Sari Husada juga telah mengambil total rata-rata dari nilai konversi yaitu 1 kilogram susu = 1,3 liter, sehingga dapat dilihat bahwa total susu yang sebelumnya 1.212.275 kilogram menjadi 1.575.958 liter, atau dengan kata lain dari total 1.515.344 liter pada saat pertama dibawa akan dibayar dengan ukuran 1.575.958 liter.

Kedua, setelah diketahui total liter bayar tersebut kemudian dikalikan dengan harga per liter yang sebelumnya telah mendapatkan persetujian antara PT. Sari Husada dengan pihak KUD yaitu sebesar Rp4.100,00 per liter. Sehingga total liter bayar sebanyak 1.575.958 liter tersebut dikalikan dengan harga susu Rp4.100,00 per liter yaitu diperoleh sebesar Rp6.461.428.095,00 per tahun atau sebesar Rp538.452.341,00 rata-rata per bulan.

25

Tabel 9. Penerimaan dan Pembayaran Susu dari PT. Sari Husada Bulan Februari 135,323 115,025 92,020 119,626 490,464,681 940,000 200 18,403,928 508,868,609 Maret 138,620 117,827 94,262 122,540 502,414,328 815,000 200 18,852,320 521,266,648 April 137,065 116,505 93,204 121,165 496,778,386 803,000 200 18,640,840 515,419,226 Mei 157,923 134,235 107,388 139,604 572,376,121 620,000 400 42,955,056 615,331,177 Juni 163,435 138,920 111,136 144,477 592,353,814 690,000 400 44,454,320 636,808,134 Juli 154,872 131,641 105,313 136,907 561,318,077 302,000 600 63,187,776 624,505,853 Agustus 145,215 123,433 98,746 128,370 526,317,246 375,000 500 49,373,100 575,690,346 September 148,347 126,095 100,876 131,139 537,668,867 675,000 400 40,350,384 578,019,251 Oktober 147,350 125,248 100,198 130,257 534,055,340 1,115,000 -200 - 20,039,600 514,015,740 November 141,440 120,224 96,179 125,033 512,635,136 1,550,000 -400 - 38,471,680 474,163,456 Desember 170,103 144,588 115,670 150,371 616,521,313 1,650,000 -400 - 46,268,016 570,253,297 Total Susu 1,782,758 1,515,344 1,212,275 1,575,958 6,461,428,095 11,135,000 1,500 152,524,748 6,613,952,843 Rata-rata 148,563 126,279 101,023 131,330 538,452,341 927,917 125 12,710,396 551,162,737 Sumber Data: KUD Unit Persusuan (diolah)

26

Ketiga, perolehan harga susu per liter belum selesai pada tahap pengalian dengan harga persetujuan, namun masing-masing total jumlah susu pada saat tahap konvesi menjadi kilogram harus mengalami pertimbangan-pertimbangan khusus seperti penentuan kualitas susu dengan mempertimbangkan angka kuman (TVC/cc) dalam susu. Angka kuman (TVC/cc) pada susu mempunyai tingkatan-tingkatan yang menyebabkan susu tersebut mendapat bonus kualitas, atau bahkan memperoleh penalti. Tingkatan-tingkatan angka kuman tersebut dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini.

Tabel 10. Bonus/Penalti TVC per Kg

Total TVC/cc Bonus/Penalti (Rp) dan sangat mempengaruhi tingkat kuman (TVC/cc) dan tingkat kualitas susu itu sendiri dikarenakan faktor cuaca atau musim. Bulan Oktober sampai dengan Januari merupakan waktu dimana memasuki musim penghujan. Hal ini berpengaruh langsung terhadap keadaan kualitas susu dan sapi itu sendiri. Bahan makanan sapi sangat menentukan kualitas susu.

Sapi diprioritaskan mendapat makanan yang tidak mengandung kadar air yang tinggi. Pada musim penghujan akan mengalami perubahan dari musim kemarau dilihat dari kualitas rumput atau bahan makanan. Rumput yang ada pada musim hujan merupakan rumput muda yang memiliki banyak kadar air sehingga sangat mempengaruhi kualitas susu. Di bulan Februari yang seharusnya masih berada pada musim penghujan memiliki tingkat kuman sebesar 940.000 TVC/cc namun tidak mendapat penalti dikarenakan tidak menembus angka kuman 1.000.000 TVC/cc dikarenakan

27

rumput yang ada pada bulan Februari walaupun sedang berada pada musim penghujan namun tingkat umur rumput sudah menua sehingga semakin berpengaruh positif terhadap kandungan susu sapi. Dari keadaan tingkat kuman tersebut akan mempertimbangkan rata-rata tingkat TVC/cc per bulan dengan masing-masing bonus atau penalti per bulan. Pada kasus yang terjadi pada tahun 2015, KUD mendapat bonus keseluruhan dengan total Rp152.524.748,00 Total tersebut kemudian akan dijumlahkan dengan total penerimaan liter bayar sebesar Rp6.461.428.095,00 sehingga total penerimaan dan bonus keseluruhan diperoleh total penjualan KUD Sumber Karya Pabelan Unit Persusuan kepada PT. Sari Husada Jogjakarta tahun 2015 sebesar Rp6.613.952.843,00.

Keadaan tersebut merupakan keadaan saat susu diterima untuk dibeli oleh PT. Sari Husada. Pada tahun 2015 terjadi satu kali penolakan susu yaitu pada awal bulan Desember 2015. Keadaan penolakan tersebut dilakukan oleh pihak Sari Husada dengan melihat kualitas susu dari hasil pengujian terhadap sampel susu yang menyatakan bahwa susu yang disetor dari KUD kepada Sari Husada tidak dalam keadaan yang baik yaitu pecah atau menggumpal. Hal-hal semacam itu telah menjadi persiapan pihak KUD untuk menanggulangi kualitas susu yang menggumpal atau pecah.

Susu yang rusak yang telah dibawa ke PT. Sari Husada kemudian akan dibawa kembali ke KUD untuk dilakukan pencampuran dengan susu kualitas nomor satu yaitu susu dengan kualitas tertinggi. Kemudian kembali mengalami proses cooling selama minimal 3 jam penuh. Dengan adanya kegagalan eksternal tersebut, menyebabkan kemunculan biaya untuk menanggulangi kekagalan eksternal. Biaya-biaya tersebut dapat di lihat pada Tabel 11 di bawah ini.

28

Tabel 11. Biaya Kegagalan Eksternal Jenis Biaya Jumlah Satuan Anggaran

Biaya Total Biaya

Upah Angkut 4 orang 50,000 200,000

Upah Lembur petugas Lab 2 orang 60,000 120,000 320,000 Sumber Data: KUD Unit Persusuan

Dari Tabel 11 di atas, dapat dilihat bahwa terdapat 2 biaya yang menjadi biaya kegagalan eksternal. Biaya yang pertama adalah biaya angkut susu. Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk upah sopir pengangkut susu dari KUD Sumber Karya Pabelan menuju PT. Sari Husada Jogjakarta kembali ditugaskan untuk mengangkut susu yang ditolak tersebut kembali ke KUD. Oleh karena itu biaya angkut kembali susu yang ditolak tersebut dianggap sebagai upah lembur para sopir pengangkut. Sopir pengangkut ada sebanyak 4 orang dan masing-masing akan diberi upah sebesar Rp50.000,00 sehingga biaya upah angkut total sebesar Rp200.000,00. Selain biaya upah angkut juga terdapat biaya untuk upah lembur petugas laboratorium yang menunggu susu yang rusak dan kemudian akan kembali dilakukan pengecekan dan pengujian sebelum dilakukan perbaikan kualitas susu. Petugas lab terdiri atas 2 orang yang masing-masing akan diberi upah lembur sebesar Rp60.000,00 sehingga total upah lembur petugas laboratorium sebesar Rp120.000,00. Dari kedua biaya tersebut dapat diambil total biaya kegagalan eksternal yang terjadi pada bulan Desember tahun 2015 sebesar Rp320.000,00. Ada kebijakan lain yang ditentukan KUD, jika terdapat penolakan dari Sari Husada, susu yang telah ditolak masih dapat dijual kepada CV. Cita Nasional yang memiliki persyaratan kualitas susu yang lebih rendah.

Dokumen terkait