• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA TEORI

B. Wawasan Semantik

5. Pentingnya Makna Kontekstual Dalam Terjemahan

Makna dan terjemahan memiliki hubungan yang sangat erat. Menurut Newmark menerjemahkan berarti memindahkan makna dari serangkaian atau satu unit linguistik dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Yang perlu dicermati adalah di dalam sebuah wacana terdapat lebih dari satu macam makna. Oleh sebab itu menurut Suryawinata ada lima macam makna, yaitu makna leksikal, gramatikal, tekstual, kontekstual atau situasional, dan makna sosiokultural.33

Berkaitan dengan penerjemahan, makna merupakan referensi dasar bahasa yang selalu diperhatikan.34 Teori makna kontekstual dalam dunia penerjemahan memiliki peran yang sangat penting karena makna suatu kata seperti makna konotatif dalam prakteknya sangat bergantung dalam konteks sekaligus relasi dengan kosa kata lainnya dalam kalimat. Contoh: kata kitâbun dalam makna dasar bermakna Buku tetapi ketika kata kitab dihubungkan dengan konsep Islam serta kemudian ditempatkan dalam hubungan erat dengan kata-kata

33

Sa adah, Analisis semantik Kontekstual atas penerjemahan Kata Arab serapan, (Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010), h. 26.

34

Frans Sayogie,Penerjemahan Bahasa Inggris ke Dalam Bahasa Indonesia.(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah,2008), h. 136.

penting Alquran seperti Allah, wahy, tanzil dan sebagainya akan mengalami pengembangan dan perluasan maknanya, seperti kitab suci, Alquran, maupun Bibel Yahudi dan Kristen ketika direlasikan dengan kata ahl dalam perbincangan Alquran.35

Makna kontekstual dalam terjemahan berfungsi satu lafadz berfungsi untuk menunjukan makna hakiki. Disamping itu, lafadz yang mengandung makna majazi lebih halus diungkapkan dan mudah ditangkap, karena bersifat indrawi, sehingga lebih mengena dalam hati pendengar.36

Makna kontekstual menjadi sangat penting dalam penerjemahan karena makna kontekstual menjadi bagian dari teks yang mempengaruhi proses dalam penerjemahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu teks terjemahan meliputi faktor kontekstual, tekstual dan penerjemahan. Makna kontekstual sangat berpengaruh terhadap hasil tulisan karena teks ditulis oleh seorang penulis pada suatu konteks tertentu. Oleh karena itu, segala hal yang dipahami penulis pada masa ia hidup akan mempengaruhi apa yang ditulisnya dalam teks tersebut. Sehubungan dengan itu, dalam menerjemahkan teks, konteks tidak dapat dilepaskan darinya.

Faktor-faktor yang berkaitan dengan konteks produksi teks meliputi sejarah bahasa, penulis teks, budaya tempat teks ditulis atau dihasilkan, wilayah tempat teks dihasilkan, variasi sosial teks, dan topik teks. Dengan faktor-faktor inilah

35

Phil. M. Nur Kholis Setiawan,al-Qur an Kitab Sastra Terbesar(Yogyakarta: Elsaq Press, 2005), h. 167.

36

setiap penerjemah akan menghasilkan terjemahan yang berbeda dari suatu teks yang sama. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti kompetensi penerjemah, wawasannya dan kamus yang digunakannya dalam proses menerjemahkan.

Teks tidak muncul begitu saja, tetapi teks dihasilkan dari suatu ruang dan waktu tertentu di suatu masa. Jika sebuah teks ada sekarang, teks tersebut tentunya diproduksi dari masa yang lebih lampau daripada sekarang. Dengan kata lain, teks bertalian dengan sejarah.37

C. Penerjemahan

Banyak definisi yang diberikan oleh para ahli terkait penerjemahan. Secara umum, definisi itu mengerucut pada definisi bahwa penerjemahan adalah proses memindahkan makna yang telah diungkapkan dalam bahasa yang satu (Bsu) menjadi ekuivalen yang sedekat-dekatnya dan sewajar wajarnya dalam bahasa lain (Bsa). Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa penerjemahan adalah pemindahan pesan teks Bsu ke Bsa, bukan pemindahan struktur Bsu ke Bsa.38

Menurut Eugene A,Nida dan Charles R.Taber, dalam bukuThe Theory And Pratice of Translation, menerjemahkan adalah memindahkan suatu amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya.39

37

Muh. Arif Rokhman,Penerjemahan Teks Inggris ( Teori dan Latihan Dilengkapi Teks-Teks Ilmu Sosial & Humaniora), (Yogyakarta: Pyramid Publisher, 2006) h. 11-12.

38

Hidayatullah dan Abdullah,Pengantar Linguistik,cet 1, h. 165. 39

Dalam bahasa Indonesia, istilah terjemah dipungut dari bahasa Arab, tarjamah. Bahasa Arab sendiri memungut istilah tersebut dari bahasa Armenia, turjuman. Kata Turjuman sebentuk tarjaman dan tarjuman yang berarti orang yang mengalihkan tuturan dari satu bahasa ke bahasa lain.40

al-Zarqani mengemukakan bahwa secara etimologis istilah terjemah memiliki empat makna:

a. Menyampaikan tuturan kepada orang yang tidak menerima tuturan itu. Makna ini terdapat dalam puisi berikut,

Usia 80, dan aku telah mencapainya, pendengaranku memerlukan penerjemah.

b. Menjelaskan tuturan dengan bahasa yang sama, misalnya bahasa Arab dijelaskan dengan bahasa Arab atau bahasa Indonesia dijelaskandengan bahasa Indonesia pula. Sekaitan dengan terjemah yang berarti.

c. Menafsirkan tuturan dengan bahasa yang berbeda, misalnya bahasa Arab dijelaskan dengan bahasa Indonesia atau sebaliknya. Dengan demikian, penerjemah disebut pula sebagai penjelas atau penafsir tuturan.

Makna etimologis di atas memperlihatkannya adanya satu karakteristik yang menyatukan keempat makna tersebut, yaitu bahwa menerjemahkan berarti

40

Syihabuddin,Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek), (Bandung: Humaniora, 2005), cet. Ke-1. H. 7.

menjelaskan dan menerangkan tuturan, baik penjelasan itu sama dengan tuturan yang dijelaskannya maupun berbeda.

Adapun secara terminologis, menerjemah didefinisikan sebagai mengungkapkan makna tuturan suatu bahasa di dalam bahasa lain dengan memenuhi seluruh makna dan maksud tuturan itu.

Takrif di atas mengandung beberapa kata kunci yang perlu dijelaskan lebih lanjut. Kata mengungkapkan merupakan padanan untuk al-ta bîr yang asal katanya adalah abara, yaitu melewati atau melintasi, misalnya abara al-sabîl berarti melintas jalan. Karena itu, air mata yang melintas di pipi disebut abarah. Nasihat atau pelajaran yang diperoleh melalui suatu peristiwa atau kejadian dikenal dengan ibarah.

Konsep yang terkandung dalam kata al-tabîr yang dipadankan dengan mengungkapkan menunjukan bahwa ujaran atau nas itu merupakan sarana yang dilalui oleh seorang penerjemah untuk memperoleh makna yang terkandung dalam nas itu. Oleh karena itu, yang diungkapkan oleh penerjemah adalah makna nas, sedangkan nas itu sendiri hanya merupakan sarana, bukan tujuan.

Kata kunci lainnya ialah makna. Secara singkat dapat dikatakan bahwa makna berarti segala informasi yang berhubungan dengan suatu ujaran. Makna ini bersifat objektif. Artinya, informasi itu hanya diperoleh dari ujaran tersebut tanpa melihat penuturnya. Adapun istilah maksud merujuk pada informasi yang

diperoleh menurut pandangan penutur. Dengan demikian, maksud itu bersifat subjektif.

Menurut takrif di atas seorang penerjemah dituntut memenuhi seluruh makna dan maksud nas yang diterjemahkan. Namun, karena masalah makna ini sangat luas cakupannya dan memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan penerjemahan, maka ihwal makna akan dibahas dalam bab tersendiri.

Kata kunci terakhir ialah bahwa terjemahan itu bersifat otonom. Artinya, terjemahan dituntut untuk dapat menggantikan nas sumber. Namun, sifat otonom ini tidak dapat diberlakukan kepada seluruh nas terjemahan, misalnya terhadap terjemahan Alquran. Masalah ini akan dikaji dalam bab tersendiri tentang hokum menerjemahkan nas keagamaan.

Demikian, takrif diatas menunjukan bahwa penerjemahan merupakan kegiatan komunikasi yang kompleks dengan melibatkan (a) penulis yang menyampaikan gagasannya dalam bahasa sumber, (b) penerjemah yang mereproduksi gagasan tersebut di dalam bahasa penerima, (c) pembaca yang memahami gagasan melalui penerjemahan, dan (d) amanat atau gagasan yang menjadi fokus perhatian pihak ketiga.41

Dokumen terkait