31 Penunjukan
Penyedia Jasa Konsultansi
31.1 Pokja ULP menyampaikan Berita Acara Hasil
Seleksi (BAHS) kepada PPK dengan tembusan kepada Kepala ULP sebagai dasar untuk
menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ).
31.2 PPK menerbitkan SPPBJ, bila sependapat dengan Pokja ULP, kepada peserta seleksi dengan peringkat teknis terbaik yang telah mencapai kesepakatan dengan Pokja ULP dalam acara klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya untuk melaksanakan pekerjaan.
31.3 PPK menginputkan data SPPBJ dan mengunggah
hasil pemindaian SPPBJ yang telah diterbitkan pada aplikasi SPSE dan mengirimkan SPPBJ tersebut melalui aplikasi SPSE kepada Penyedia yang ditunjuk.
31.4 Salah satu tembusan dari SPPBJ disampaikan
(tanpa lampiran surat perjanjian) sekurang- kurangnya kepada unit pengawasan internal.
31.5 Bagi calon penyedia yang mengundurkan diri
dengan alasan yang tidak dapat diterima, dikenakan sanksi berupa dimasukkan dalam Daftar Hitam.
28
31.6 Kontrak ditandatangani paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah SPPBJ.
32 BAHP, Berita Acara Lainnya, dan Kerahasiaan Proses
32.31 Pokja ULP menuangkan ke dalam BAHP atau Berita Acara tambahan lainnya segala hal terkait proses pemilihan penyedia secara elektronik yang tidak dapat diakomodir atau difasilitasi aplikasi SPSE
32.32 Berita Acara Tambahan lainnya sebagaimana
dimaksud pada angka 32.1 diunggah (upload) oleh Pokja ULP menggunakan menu upload informasi lainnya pada aplikasi SPSE
32.33 Pokja ULP menuangkan ke dalam BAHP atau Beriata Acara tambahan lainnya segala hal terkait proses pemilihan penyedia secara elektronik yang tidak dapat diakomodir atau difasilitasi aplikasi SPSE
H. Seleksi Gagal
33 Seleksi Gagal 33.1 Pokja ULP menyatakan seleksi gagal, apabila:
a. jumlah peserta yang lulus kualifikasi pada proses prakualifikasi kurang dari [3 (tiga) peserta;
b. seluruh peserta yang masuk sebagai Calon Daftar Pendek tidak hadir dalam pembuktian kualifikasi;
c. jumlah peserta yang memasukkan Dokumen
Penawaran kurang dari 3 (tiga), jika
sebelumnya belum pernah dilakukan
prakualifikasi ulang;
d. apabila dalam evaluasi penawaran ditemukan
bukti/indikasi terjadi persaingan usaha yang tidak sehat;
e. tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran;
f. sanggahan dari peserta yang memasukkan
Dokumen Kualifikasi terhadap hasil
prakualifikasi dinyatakan benar;
g. sanggahan dari peserta yang memasukkan
penawaran terhadap hasil Seleksi dari peserta ternyata benar;
h. calon pemenang dan pemenang cadangan 1
dan pemenang cadangan 2, tidak hadir dalam klarifikasi dan negosiasi dengan alasan yang tidak dapat diterima; atau
i. tidak ada peserta yang menyetujui/
29
33.2 PA/KPA menyatakan seleksi gagal, apabila:
a. PA/KPA sependapat dengan PPK yang tidak
bersedia menandatangani SPPBJ karena
pelaksanaan seleksi melanggar Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya;
b. pengaduan masyarakat atas terjadinya
penyimpangan ketentuan dan prosedur dalam pelaksanaan seleksi yang melibatkan Pokja ULP dan/atau PPK, ternyata benar;
c. calon pemenang dan pemenang cadangan 1
dan 2 mengundurkan diri;
d. dugaan KKN dan/atau pelanggaran
persaingan sehat dalam pelaksanaan Seleksi dinyatakan benar oleh pihak berwenang;
e. sanggahan dari peserta yang memasukan
penawaran atas kesalahan prosedur yang tercantum dalam Dokumen Seleksi Penyedia Barang/Jasa ternyata benar;
f. Dokumen Seleksi tidak sesuai dengan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya;
g. pelaksanaan seleksi tidak sesuai atau
menyimpang dari Dokumen Pengadaan; atau
h. pelaksanaan seleksi melanggar Peraturan
Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya.
33.3 Menteri/Pimpinan Lembaga/Institusi Lainnya
menyatakan seleksi gagal, apabila:
a. sanggahan banding dari peserta ternyata benar; atau
b. pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN
yang melibatkan KPA, ternyata benar.
33.4 Kepala Daerah menyatakan seleksi gagal, apabila: a. sanggahan banding dari peserta ternyata benar;
atau
b. pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN
yang melibatkan PA dan/atau KPA, ternyata benar.
30
33.5 Setelah seleksi dinyatakan gagal, maka Pokja ULP memberitahukan kepada seluruh peserta.
33.6 Setelah pemberitahuan adanya seleksi gagal, maka Pokja ULP meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya seleksi gagal, untuk menentukan langkah selanjutnya, yaitu melakukan:
a. evaluasi ulang;
b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran;
c. seleksi ulang; atau
d. penghentian proses seleksi.
33.7 PA/KPA/PPK/ULP dilarang memberikan ganti
rugi kepada peserta Seleksi bila penawarannya ditolak atau Seleksi dinyatakan gagal.
33.8 Apabila dari hasil evaluasi penyebab terjadinya seleksi gagal, mengharuskan adanya perubahan Dokumen Seleksi, maka dilakukan Seleksi ulang dengan terlebih dahulu memperbaiki Dokumen Seleksi.
34 Penandatang-
anan Kontrak
Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan Kontrak, dan menandatangani Kontrak pelaksanaan pekerjaan, apabila dananya telah cukup tersedia dalam dokumen anggaran, dengan ketentuan sebagai berikut:
33.1 Penandatanganan Kontrak dilakukan paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ.
33.2 PPK dan penyedia tidak diperkenankan mengubah
substansi Dokumen Pengadaan sampai dengan
penandatanganan Kontrak, kecuali
mempersingkat waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya akan melewati batas tahun anggaran.
33.3 Dalam hal kontrak tahun tunggal, perubahan
waktu pelaksanaan pekerjaan melewati batas
tahun anggaran, penandatanganan kontrak
dilakukan setelah mendapat persetujuan kontrak tahun jamak.
33.4 PPK dan penyedia wajib memeriksa konsep
Kontrak meliputi substansi, bahasa, redaksional, angka dan huruf serta membubuhkan paraf pada setiap lembar Dokumen Kontrak.
31
33.5 Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian
Dokumen Kontrak dalam Surat Perjanjian dengan maksud apabila terjadi pertentangan ketentuan antara bagian satu dengan bagian yang lain, maka berlaku urutan sebagai berikut:
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada); b. pokok perjanjian;
c. Berita Acara Hasil Klarifikasi dan Negosiasi; d. surat penawaran, beserta rincian penawaran
biaya;
e. syarat-syarat khusus Kontrak;
f. syarat-syarat umum Kontrak;
g. Kerangka Acuan Kerja;
h. daftar kuantitas (apabila ada);
i. dokumen lainnya, seperti : SPPBJ, BAHS,
gambar-gambar, BAHP.
33.6 Banyaknya rangkap Kontrak dibuat sesuai
kebutuhan, yaitu:
a. sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli,
terdiri dari:
1) Kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi materai pada bagian yang ditandatangani oleh penyedia; dan
2) Kontrak asli kedua untuk penyedia
dibubuhi materai pada bagian yang ditandatangani oleh PPK.
b. rangkap kontrak lainnya tanpa dibubuhi
materai, apabila diperlukan.
33.7 Penandatanganan Kontrak yang kompleks
dan/atau bernilai di atas Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) dilakukan setelah draft kontrak memperoleh pendapat ahli hukum kontrak.
33.8 Pihak yang berwenang menandatangani Kontrak
atas nama penyedia adalah direktur
utama/pimpinan perusahaan/pengurus koperasi
yang disebutkan namanya dalam akta
pendirian/anggaran dasar, yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 33.9 Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan
perusahaan/pengurus koperasi yang namanya tidak tercantum dalam akta pendirian/anggaran dasar, dapat menandatangani Kontrak, sepanjang pihak tersebut adalah pengurus/ karyawan perusahaan/karyawan koperasi yang berstatus sebagai tenaga kerja tetap dan mendapat kuasa atau pendelegasian wewenang yang sah dari
32
direktur utama/pimpinan perusahaan/ pengurus koperasi atau pihak yang sah berdasarkan akta pendirian/anggaran dasar.
33.10 PPK menginputkan data kontrak dan
mengunggah hasil pemindaian dokumen
kontrak yang telah ditandatangani pada aplikasi SPSE.
33
Dokumen Seleksi Sederhana