• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini menguraikan kesimpulan, keterbatasan dan saran dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan.

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Biaya

Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau masa depan bagi organisasi, biaya dikatakan sebagai setara kas karena sumber non kas dapat ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan (Hansen dan Mowen, 2009: 47). Adapun pengertian biaya menurut para ahli lain: Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu (Mulyadi, 2005: 8). Sementara ahli lain berpendapat bahwa: Biaya adalah pengeluaran-pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang atau mempunyai manfaat melebihi satu periode akuntansi (Firdaus, 2012: 22).

1. Pengertian Biaya Kualitas

Biaya kualitas (cost of quality) adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang kualitasnya buruk (Hansen dan Mowen, 2009: 272). Definisi ini mengimplikasikan bahwa biaya kualitas berhubungan dengan dua subkategori dari kegiatan-kegiatan yang terkait dengan kualitas yaitu kegiatan pengendalian dan kegiatan karena kegagalan.

2. Penggolongan Biaya Kualitas Biaya kualitas dapat dibedakan atas: a) Control Cost (Biaya Pengendalian)

Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan pengendalian. Biaya ini dibentuk oleh perusahaan untuk mencegah dan mendeteksi kualitas produk yang buruk selama proses produksi. Biaya pengendalian ini dapat dibagi lagi menjadi :

1. Prevention Cost (Biaya Pencegahan)

Biaya pencegahan adalah biaya yang terjadi untuk mencegah kualitas yang buruk pada produk atau jasa yang dihasilkan. Yang termasuk dalam biaya ini adalah:

a) Biaya rekayasa kualitas

b) Program pelatihan kualitas

c) Perencanaan kualitas

d) Pelaporan kualitas

e) Pemilihan dan evaluasi pemasok

f) Audit kualitas

g) Sikluas kualitas

h) Uji lapangan

i) Peninjauan desain

Biaya penilaian adalah biaya yang terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa telah sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan pelanggan. Yang termasuk dalam biaya ini adalah:

a) Pemeriksaan dan pengujian bahan baku

b) Pemeriksaan kemasan

c) Pengawasan kegiatan penilaian

d) Penerimaan produk (Product acceptance)

e) Penerimaan proses (Process acceptance)

f) Peralatan pengukuran

g) Pengesahan dari pihak luar

Penerimaan produk (Product acceptance) meliputi pengambilan sampel dari batch barang jadi untuk menentukan apakah telah memenuhi standar kualitasnya; bila memenuhi, produk diterima. Penerimaan proses (Process acceptance) meliputi penarikan sampel barang dalam proses untuk mengetahui apakah prosesnya berada dalam kendali dan memproduksi barang tanpa cacat; bila tidak, proses akan dihentikan dan menunggu sampai tindakan perbaikan dilakukan.

Tujuan utama dari fungsi penilaian adalah mencegah disampaikannya barang cacat ke pelanggan.

3. Failure Cost (Biaya Kegagalan)

Biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan karena telah terjadi kegagalan dalam kegiatan. Biaya kegagalan ini dibagi menjadi dua bagian yaitu:

1) Internal failure cost (Biaya kegagalan internal)

Biaya kegagalan internal adalah biaya yang terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan. Ketidaksesuaian ini dideteksi sebelum dikirim ke pihak luar. Hal itu adalah kegagalan yang dideteksi oleh kegiatan penilaian. Yang termasuk dalam biaya ini adalah:

a) Sisa bahan

b) Pengerjaan ulang

c) Penghentian mesin (karena adanya produk yang cacat)

d) Pemeriksaan ulang

e) Pengujian ulang

f) Perubahan desain

Biaya-biaya diatas tidak terjadi jika tidak terdapat produk cacat.

2) External failure cost (Biaya kegagalan eksternal)

Biaya yang terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan gagal memenuhi persyaratan atau tidak memuaskan kebutuhan pelanggan setelah produk disampaikan kepada pelanggan. Dari semua biaya kualitas, kategori biaya ini dapat menjadi yang paling merugikan. Yang termasuk dalam biaya ini adalah:

a) Kehilangan penjualan karena kinerja produk yang buruk (Cost sales/ lost marketshare)

b) Retur dan potongan penjualan karena kualitas yang buruk c) Biaya garansi

d) Perbaikan

e) Tanggung jawab hukum yang timbul f) Ketidakpuasan pelanggan

g) Hilangnya pangsa pasar

h) Biaya untuk mengatasi keluhan pelanggan

Biaya kegagalan eksternal dan biaya kegagalan internal, hilang jika tidak ada produk yang cacat (Hansen dan Mowen, 2009: 272).

B. Fungsi Biaya Kualitas

Menurut Hansen dan mowen (2009: 277-281), terdapat 2 fungsi biaya kualitas:

Mengasumsikan bahwa terdapat perbandingan terbalik antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Ketika biaya pengendalian meningkat, biaya kegagalan seharusnya turun. Selama penurunan biaya kegagalan lebih besar dari kenaikan biaya pengendalian, perusahaan harus terus meningkatkan usahanya untuk mencegah unit-unit yang tidak sesuai. Pada akhirnya, akan dicapai suatu titik dimana kenaikan tambahan biaya dalam upaya tersebut menimbulkan biaya yang lebih besar daripada penurunan biaya kegagalan. Titik ini mewakili tingkat minimum dari total biaya kualitas. Ini merupakan perbandingan optimal antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan atau yang biasa disebut tingkat kualitas yang dapat diterima (acceptable quality level/ AQL).

Gambar I Grafik Biaya Kualitas AQL Sumber: Hansen dan Mowen 2009

0 100%

Persentase Produk cacat AQL

2. Pandangan Cacat Nol

Biaya kegagalan timbul hanya jika produk tidak sesuai dengan spesifikasi dan terdapat perbandingan terbalik optimal antara biaya kegagalan dan biaya pengendalian. Model cacat nol (zero defects model) menyatakan keunggulan biaya akan diperoleh dengan mengurangi unit cacat hingga nol. Perusahaan-perusahaan yang menghasilkan semakin sedikit produk cacat akan menjadi lebih kompetitif relatif terhadap perusahaan yang meneruskan penggunaan model AQL tradisional. Setiap pandangan menawarkan kepada para manajer masukan pandangan tentang bagaimana biaya kualitas sebaiknya dikelola.

Gambar II Grafik Biaya Kualitas Kontemporer Sumber: Hansen dan Mowen 2009

0 100% Biaya Total Biaya Kualitas Biaya Kegagalan Biaya Pengendalian

C. Pelaporan Biaya Kualitas

Pelaporan biaya kualitas memiliki arti penting bagi perusahaan yang menaruh perhatian serius terhadap perbaikan dan pengendalian biaya kualitas. Pencatatan biaya kualitas aktual secara terperinci berdasarkan kategorinya dapat memberikan dua masukan pandangan penting.

Pertama, catatan tersebut mengungkapkan besarnya biaya kualitas dalam setiap kategori yang memungkinkan para manajer menilai dampak keuangannya. Kedua, catatan tersebut menunjukkkan distribusi biaya kualitas menurut kategori yang memungkinkan para manajer menilai kepentingan relatif dari setiap kategori (Hansen dan Mowen, 2009: 276). Menurut Hansen dan Mowen (2009: 286), tujuan pelaporan biaya kualitas yaitu untuk memperbaiki dan mempermudah perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan manajerial.

D. Kualitas Produk

Kualitas adalah derajat atau tingkat kesempurnaan, dalam pengertian ini kualitas adalah pengukuran relatif dari kebaikan. Atau dapat di simpulkan bahwa kualitas sebenarnya adalah kepuasan pelanggan (Hansen dan Mowen, 2009: 269), kualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

Menurut Hansen dan Mowen (2009: 269-271), produk atau jasa yang berkualitas memenuhi atau melebihi harapan pelanggan yang mengacu pada 8 (delapan) dimensi berikut ini:

Performance barang mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi sebuah produk.

2. Aesthetics (Estetika)

Berhubungan dengan penampilan wujud produk (misalnya, gaya dan keindahan) serta penampilan fasilitas, peralatan, pegawai, dan materi komunikasi yang berkaitan dengan jasa.

3. Serviceability (Kemudahan perawatan dan perbaikan)

Berkaitan dengan tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki produk.

4. Features (Fitur)

Karekteristik produk yang berbeda dari produk-produk sejenis yang fungsinya sama.

5. Reliability (Keandalan)

Probabilitas produk atau jasa menjalankan fungsi seperti yang dimaksudkan dalam jangka waktu tertentu.

6. Durability (Tahan lama)

Durability berkaitan dengan jangka waktu produk dapat berfungsi.

7. Quality of conformance (Kualitas kesesuaian)

Conformance yaitu ukuran mengenai apakah sebuah produk telah memenuhi spesifikasinya atau tidak.

8. Fitness for Use (Kecocokan penggunaan)

Fitness for use adalah kecocokan dari sebuah produk menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana yang diiklankan (Hansen dan Mowen, 2009: 269-271).

E. Mutu Produk

Mutu produk bukan suatu yang serba kebetulan (occur by accident). Untuk mencapai mutu suatu produk, perusahaan harus membuat perencanaan, melaksanakan, dan mengawasinya secara total. Kita bisa memandang mutu suatu barang atau jasa dari dua sisi, yakni sisi konsumen dan sisi produsen (pembuat barang dan jasa). Dari sisi konsumen definisi mutu yaitu quality is fitness for use yang bila diterjemahkan secara bebas berarti kualitas (mutu produk) berkaitan dengan enaknya barang tersebut digunakan. Artinya, bila suatu barang secara layak dan baik digunakan berarti barang tersebut bermutu baik. Sedangkan jika ditinjau dari sisi produsen definisi mutu yaitu suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan (Suyadi, 2007: 4-6).

F. Pengukuran Biaya Kualitas

Dari segi, akuntansi, terdapat dua tipe pengukuran biaya kualitas, yaitu:

Adalah biaya-biaya yang tersedia atau dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan.

2. Biaya kualitas yang tersembunyi (Hidden Quality Cost)

Adalah biaya kesempatan atau oportinitas yang terjadi karena kualitas yang buruk. Biaya opotunitas biasanya tidak disajikan dalam catatan akuntansi. Contohnya biaya-biaya yang tersembunyi berada dalam katagori kegagalan, kehilangan penjualan, biaya ketidakpuasan pelanggan, kehilangan pangsa pasar (Hansen dan Mowen, 2000: 9).

G. Pengawasan Kualitas

Pengawasan kualitas adalah alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan kualitas produk yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah produk yang rusak.

H. Standar Kualitas

Suatu perusahaan dengan program pengelolaan kualitas yang dapat berjalan dengan baik, menurut para pakar mutu/ kualitas biayanya tidak lebih dari 2,5 % dari penjualan (Hansen dan Mowen, 2009: 276). Standar 2,5% diatas mencakup biaya kualitas total. Bagaimana perusahaan dapat mengurangi biaya kualitas itu tergantung bagaimana biaya kualitas didistribusikan. Para manajer harus menentukan tingkat kualitas optimal dan menetapkan jumlah relatif yang dikeluarkan disetiap kategori. Bila kualitas kesesuaian rendah, biaya kualitas total tinggi dan sebagian besar biayanya akan terdiri dari biaya kegagalan internal dan eksternal.

Meskipun demikian, pada saat perusahaan semakin banyak membelanjakan pada aktivitas pencegahan dan penilaian, presentase unit cacat menjadi rendah sementara presentase unit yang tidak cacat meningkat. Hal ini menyebabkan biaya kegagalan internal dan eksternal menjadi lebih rendah. Biasanya biaya kualitas total turun drastis pada saat kualitas kesesuaian meningkat. Oleh karena itu, perusahaan dapat mengurangi biaya kualitas total dengan memfokuskan pada usaha pencegahan dan penilaian. Penghematan biaya dari pengurangan produk cacat biasanya digunakan untuk menutup penambahan biaya pencegahan dan penilaian. Bila program kualitas perusahaan menjadi lebih baik dan biaya kegagalan menurun, aktivitas pencegahan lebih efektif dibandingkan dengan penilaian. Penilaian dapat menemukan cacat sedangkan pencegahan dapat menghilangkannya.

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus yaitu penelitian yang dilakukan pada objek (perusahaan) tertentu dan penyimpulan data berdasarkan objek penelitian. Hasil penelitian hanya berlaku pada perusahaan yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT Iskandar Indah Printing Textile b. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian dimulai pada bulan Maret tahun 2015 sampai dengan bulan Mei tahun 2015

C. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek dari penelitian ini antara lain:

1) Pimpinan Perusahaan 2) Bagian Produksi 3) Bagian Penjualan

b. Objek yang diteliti adalah:

Biaya kualitas yang terjadi pada tahun 2012, 2013, 2014 pada PT Iskandar Indah Printing Textile

D. Data yang diperlukan

a. Gambaran umum perusahaan, yang meliputi sejarah berdirinya perusahaan, produksi, pemasaran, personalia, stuktur organisasi perusahaan dan hal- hal lainnya yang berkaitan dengan perusahaan. b. Semua elemen dari biaya kualitas, meliputi biaya pencegahan, biaya

penilaian, dan biaya kegagalan pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.

c. Laporan biaya produksi pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. d. Penjualan yang terjadi tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. e. Data jumlah produksi dan produk cacat 2012-2014.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian adalah:

a. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Untuk mendukung validitas data atau informasi.

b. Wawancara atau interview

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan mengajukan pertanyaan yang dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian.

c. Observasi

Observasi adalah teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya.

F. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab rumusan masalah dilakukan dengan:

a. Menentukan elemen-elemen biaya kualitas yang terdapat dalam laporan biaya produksi weaving selama 3 periode, kemudian dikelompokkan menurut fungsinya yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal (Hansen dan Mowen, 2009: 302).

b. Membuat laporan biaya kualitas (Hansen dan Mowen, 2009: 277). c. Membuat grafik biaya kualitas kemudian menganalisis antara biaya

pengendalian dan biaya kegagalan yang dikeluarkan perusahaan sesuai dengan pandangan AQL (Hansen dan Mowen, 2009: 277-282)

d. Membandingkan persentase biaya kualitas total terhadap penjualan aktual selama 3 periode. Biaya kualitas masih dalam batas toleransi apabila tidak lebih dari 2,5% penjualan (Hansen dan Mowen, 2009: 277-282).

22 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT Iskandar Indah Printing Textile merupakan perusahaan perorangann yang berdiri sejak tahun 1975 tepatnya berada di jalan Pakel No 11 Kerten, Laweyan, Surakarta yang didirikan oleh Bapak Wahyu Iskandar. Karena usaha terus berkembang, maka keluarga Wahyu Iskandar mendirikan sebuah badan usaha yang berbentuk CV dengan nama CV Iskandartex. CV Iskandartex baru memulai produksinya satu tahun kemudian dan berbadan hukum pada tahun 1983 berdasarkan akte perusahaan No. 98 tertanggal 23 Mei 1983.

Pada pendirian CV Iskandartex tanggal 23 Mei 1975, dengan menanamkan investasinya pada mesin tenun yang pada waktu itu baru berjumlah 25 unit dan karyawan yang berjumlah kurang lebih 200 orang yang dibagi menjadi 16 jam kerja (dua shift). Pada tahun 1977 mesin tenun ditambah menjadi 77 unit, di tahun 1991 mesin tenun bertambah menjadi 520 unit, pada akhir tahun 1993 mesin yang digunakan sudah bertambah menjadi 614 unit. Dan saat ini jumlah seluruh mesin tenun yang dimiliki oleh perusahaan ada sebanyak 625 unit.

CV Iskandartex mengalami perkembangan usahanya pada tahun 1991 yaitu pada bidang pemasaran dan bidang produksi yang sangat

pesat. Bersama itu pula pada tanggal 2 Januari 1991 berubah menjadi PT (Perseroan Terbatas) dengan nama PT Iskandar Indah Printing

Textile bersama keluarnya surat izin usaha No.

190/11.16/PB/VIII/1991/PI.

Adapun faktor-faktor yang mendorong pendirian PT Iskandar Indah Printing Textile, antara lain:

1. Adanya keinginan untuk mengembangkan jenis usaha keluarga menjadi jenis usaha yang lebih maju

2. Adanya keyakinan bahwa permintaan akan tekstil di pasar masih sangat terbatas

3. Adanya keinginan untuk memperoleh laba yang lebih dari sebelumnya untuk meningkatkan taraf hidup

4. Adanya dorongan dari pihak pemerintah agar pihak swasta turut serta menciptakan lapangan pekerjaan dan turut aktif menciptakan iklim kerja usaha yang baik, khususnya di bidang tekstil

5. Adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan tekstil dalam negeri 2. Lokasi Perusahaan

Lokasi PT Iskandar Indah Printing Textile berdiri di atas tanah yang memiliki luas empat hektar yang berada di Jalan Pakel No 11 Kerten, Laweyan, Surakarta. Lokasi ini memiliki beberapa keunggulan dan keuntungan bagi perusahaan antara lain:

a. Ditinjau dari segi ekonomis

1) Mudah dalam pendistribusian barang, sehingga dapat menghemat biaya transportasi dan pengangkutan.

2) Cukup banyak tenaga kerja karena berada di pusat kota yang padat penduduknya.

3) Memberi kemudahaan dalam aspek pemasaran produk karena dekat dengan jalan Adi Sucipto.

b. Ditinjau dari segi sosial

1) Menciptakan lapangan kerja bagi penduduk sekitar, karena perusahaan ini merupakan usaha padat karya.

2) Membantu program pemerintah dalam mensukseskan pemakaian produk dalam negri.

3) Membantu membudayakan batik pada masyarakat. c. Ditinjau dari segi teknis

1) Daerah sekitar perusahaan masih cukup luas untuk mengembangkan usaha pada masa yang akan datang.

2) Mudah dalam proses pengadaan alat-alat yang dibutuhkan seperti sparepart, mesin tenun, peralatan lain dan memperoleh tenaga ahli di bidang yang dibutuhkan.

3. Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi PT Iskandar Indah Printing Textile adalah:

a Menjalankan usaha dibidang sandang yang merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia.

b Menjadikan salah satu perusahaan textile yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen dalam berbagai kualitas produksi.

2. Misi PT Iskandar Indah Printing Textile adalah:

a Memperoleh keuntungan bagi perusahaan, karyawan, dan konsumen agar tetap terjaga kelangsungan hidupnya.

b Membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah pengangguran dengan membuka lapangan pekerjaan.

c Membantu dalam pengadaan sandang untuk memenuhi salah satu kebutuhan pokok manusia.

4. Personalia Perusahaan a. Jumlah Tenaga Kerja

Karyawan-karyawan PT Iskandar Indah Printing Textile dibagi dalam dua bagian, yaitu:

1) Bagian produksi, yaitu bagian yang bekerja di departemen unit weaving, departemen unit printing, dan departemen finishing. 2) Bagian non produksi, yaitu karyawan kantor.

Saat ini PT Iskandar Indah Printing Textile lebih berkembang dengan jumlah karyawan sekitar 1300 orang dan jumlah mesin TOYODA sebanyak 302 unit, mesin Picanol 146 unit, dan RRT 180 unit, dengan pembagian kerja sebagai berikut:

Tabel 1 Tenaga Kerja dan Pembagian Kerja Perusahaan

Shift Bagian Jumlah

Karyawan a. Day shift - 70 b. Shift 1. Operator RRT 52 2. Operator Picanol 3. Operator Toyoda 4. Pengisi Palet 5. Palet 6. Warping 7. Penkanjian 8. Cucuk 9. Pengawas Monitor 10.Pengawas Umum 11.Bengkel 12.Listrik 13.Inspecting 14.Rool kain 15.Finishing 16.Keamanan 17.Transportasi 18.Umum 210 135 220 60 105 60 90 80 45 20 45 15 45 10 30 20 20 10 Jumlah 1.295

Sumber: PT. Iskandar Indah Printing Textile

b. Jam Kerja Perusahaan

Mesin dijalankan dalam waktu 24 jam, kecuali saat istirahat selama satu jam. Sistem kerja karyawan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: 1) Dayshift : bagian yang jam masuknya pagi.

2) Shift : bagian masuknya pagi, siang, atau malam. Sistem kerja shift di bagi menjadi tiga group, yaitu:

a) Shift I atau group A masuk pagi. b) Shift II atau group B masuk siang. c) Shift III atau group C masuk malam.

Tiap-tiap shift dikepalai oleh kepala shift, pengawas, dan staf masing-masing bagian dan mendapatkan jam istirahat selama satu jam yang telah diatur sedemikian rupa, sehingga tidak terdapat waktu luang dan tidak mengganggu jalannya proses produksi.

Pembagian kerja di perusahaan ini adalah sebagai berikut:

Group A: Masuk jam 07.00 WIB.

Pulang jam 15.00 WIB.

Istirahat 11.30-12.30 WIB.

Group B: Masuk jam 15.00 WIB.

Pulang jam 23.00 WIB.

Istirahat 19.30-20.30 WIB.

Group C: Masuk jam 23.00 WIB.

Pulang jam 07.00 WIB. Istirahat 03.30-04.30 WIB.

Pembagian waktu kerja di atas hanya berlaku bagi karyawan bagian produksi dan teknik, sedangkan untuk karyawan bagian non produksi jam kerjanya adalah selama 40 jam dalam seminggu dengan pembagian waktu kerjanya dari hari Senin sampai Jumat mulai bekerja pukul 07.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB dengan istirahat pada hari Senin sampai Kamis pukul 11.30 WIB sampai pukul 12.30 WIB dan pada hari

Jumat istirahat dimulai pukul 11.45 WIB sampai pukul 12.45 WIB. Sementara pada hari Sabtu masuk mulai pukul 07.00 WIB dan pulang pukul 12.00 WIB. Pergantian masuk atau shift tiap bagian dilakukan setiap seminggu sekali dengan dimulai pada hari Senin.

3. Sistem Penerimaan Tenaga Kerja

PT Iskandar Indah Printing Textile menerima karyawan baru dengan beberapa pertimbangan, yaitu:

a. Tingkat pendidikan b. Jenis kelamin c. Usia

d. Pengalaman kerja

e. Jumlah yang dibutuhkan oleh perusahaan

Kemudian diadakan ujian, bila dinyatakan lulus, maka calon karyawan perusahaan diwajibkan untuk mengikuti job training dengan masa percobaan selama tiga bulan. Apabila dalam masa percobaan dianggap berhasil menyelesaikan dengan baik, maka calon karyawan tersebut diangkat menjadi karyawan perusahaan.

4. Pemberhentian Karyawan

Ketentuan dalam pemberhentian karyawan yang diterapkan PT Iskandar Indah Printing Textile sebagai berikut ini:

1) Tidak mengikuti training atau mengikuti training, tetapi tidak lulus.

2) Melanggar peraturan yang berlaku di perusahaan.

3) Mengundurkan diri dari perusahaan atas permintaan sendiri. 4) Meninggal dunia.

e. Sistem Pengupahan

Sistem upah yang digunakan oleh perusahaan bagi karyaawan adalah:

1) Upah bulanan

Upah atau gaji yang diberikan dalam waktu satu bulan, misalnya untuk staf, kepala bagian, atau mandor.

2) Upah mingguan

Upah atau gaji yang diberikan pada akhir minggu, misalnya untuk bagian operator mesin pada unit weaving, printing, dan finishing.

3) Upah borongan

Upah atau gaji yang diberikan sesuai dengan jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan, misalkan pengepakan dan pembungkusan.

4) Upah lembur

f. Kesejahteraan Karyawan

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan, perusahaan memberikan beberapa fasilitas yang dapat dinikmati oleh semua karyawan dan hak yang perlu diterima, yaitu:

1) Tunjangan Hari Raya

Tunjangan kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan setiap menjelang akhir tahun atau libur hari raya.

2) Mengikutsertakan karyawan perusahaan dalam asuransi sosial tenaga kerja.

3) Tunjangan kesejahteraan berupa pembayaran premi asuransi yang dibayarkan oleh perushaan kepada jasa asuransi yang bekerja sama dengan perusahaan. Adapun persentase pembayaran untuk premi asuransi diatur sesuai dengan aturan yang ditetapkan pemerintah.

4) Fasilitas pengobatan dan kesehatan

Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh dokter perusahaan kepada karyawan yang mengalami gangguan kesehatan pada saat proses produksi berlangsung.

5) Cuti hamil

Tunjangan kesehatan yang diberikan kepada karyawan yang sedang mengambil cuti hamil, misalnya berupa upah sebesar 50% dari besarnya upah minimum yang diterima.

6) Fasilitas kendaraan

Fasilitas yang disediakan oleh perusahaan berupa alat transportasi, guna menunjang mobilitas karyawan ke perusahaan.

7) Memberikan pakaian seragam atau dinas.

8) Setiap satu tahun sekali diadakan acara santai bersama. 9) Mushola sebagai sarana ibadah seluruh karyawan. 5. Bagian Produksi

a. Bahan Produksi

Proses produksi di PT Iskandar Indah Printing Textile merupakan proses produksi terus menerus. Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi adalah:

1) Bahan pokok yang digunakan adalah: a) Benang katun

Benang yang berasal dari bahan serta kapas. b) Benang rayon

Benang yang berasal dari bahan serat buatan.

2) Bahan penolong

Dalam proses produksi selain bahan baku di atas, perusahaan membutuhkan beberapa bahan lagi untuk memproses produknya, barang yang dibutuhkan adalah:

a) Garam, sabun, kanji, minyak tanah, kaustik atau soda ash. b) Naptol, deskol, reaktif, pigmen, dan direk (untuk warna).

Dokumen terkait