ABSTRAK
ANALISIS BIAYA KUALITAS
Studi Kasus di PT Iskandar Indah Printing Textile
Agustina Brenda Kristi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah biaya kualitas di PT Iskandar Indah Printing Textile masih dalam batas toleransi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Jenis penelitian adalah studi kasus.
ABSTRACT
QUALITY COST ANALYSIS
Case Study in PT Iskandar Indah Printing Textile
Agustina Brenda Kristi Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
The aim of this research is to investigate whether the quality cost in PT Iskandar Indah Printing Textile is still tolerable or not. The methods of collecting data are interview and observation. The type of this research is case study.
i
ANALISIS BIAYA KUALITAS
Studi Kasus di PT Iskandar Indah Printing Textile
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Agustina Brenda Kristi NIM : 112114009
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Musuh paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang.
Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang
te
guh”
(Andrew Jackson)
Dengan penuh syukur kupersembahkan Skripsi ini untuk:
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan berkat dan karunia kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi,
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph. D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak, QIA., CA. Selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Bambang Setiawan, selaku Direktur PT Iskandar Indah Printing
Textile yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian skripsi.
4. Bapak Agus Mulyo yang telah memberikan data untuk penelitian ini.
5. Semua keluarga terutama Mama, Papa dan kakak ku tersayang yang telah
memberikan dorongan semangat, kesabaran, dan doa restu baik moral dan
x
4 Personalia Perusahaan ... 25
5 Bagian Produksi ... 31
6 Aspek Pemasaran ... 42
7 Jenis Produk dalam Pemasaran ... 42
8 Struktur Organisasi ... 42
9 Deskripsi Jabatan ... 45
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 54
5.1 Analisis Biaya Kualitas ... 54
BAB VI PENUTUP ... 79
6.1 Kesimpulan ... 79
6.2 Keterbatasan Penelitian ... 79
6.3 Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 81
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Tenaga Kerja dan Pembagian Kerja Perusahaan ... 26
Tabel 2 : Laporan Biaya Produksi Weaving Tahun 2012 ... 56
Tabel 3 : Laporan Biaya Produksi Weaving Tahun 2013 ... 57
Tabel 4 : Laporan Biaya Produksi Weaving Tahun 2014 ... 58
Tabel 5 : Biaya Perawatan Mesin Picanol ... 60
Tabel 6 : Biaya Perawatan Mesin TOYODA ... 61
Tabel 7 : Biaya Perawatan Mesin RRT 52 dan RRT 56 ... 61
Tabel 8 : Biaya Pelatihan Karyawan ... 62
Tabel 9 : Biaya Pencegahan ... 63
Tabel 10 : Biaya Pemeriksaan dan Pengujian Produk ... 64
Tabel 11 : Biaya Pengawasan Proses Produksi ... 65
Tabel 12 : Biaya Penilaian ... 66
Tabel 13 : Biaya Sisa Bahan ... 67
Tabel 14 : Biaya Pengerjaan Kembali ... 68
Tabel 15 : Biaya Kegagalan Internal ... 69
Tabel 16 : Biaya Retur Penjualan ... 70
Tabel 17 : Biaya Kegagalan External ... ..71
Tabel 18 : Laporan Biaya Kualitas ... ..72
Tabel 19 : Data Jumlah Produksi, produk cacat dan persentase produk cacat ... 75
Tabel 20 : Data Total Penjualan ... 77
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar I : Grafik Biaya Kualitas AQL ... 12
Gambar II : Grafik Biaya Kualitas Kontemporer ... 13
Gambar III : Proses Produksi Weaving ... 35
Gambar IV : Proses Produksi Printing ... 39
Gambar V : Struktur Organisasi ... 44
xiii
ABSTRAK
ANALISIS BIAYA KUALITAS
Studi Kasus di PT Iskandar Indah Printing Textile
Agustina Brenda Kristi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah biaya kualitas di PT Iskandar Indah Printing Textile masih dalam batas toleransi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Jenis penelitian adalah studi kasus.
xiv
ABSTRACT
QUALITY COST ANALYSIS
Case Study in PT Iskandar Indah Printing Textile
Agustina Brenda Kristi Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
The aim of this research is to investigate whether the quality cost in PT Iskandar Indah Printing Textile is still tolerable or not. The methods of collecting data are interview and observation. The type of this research is case study.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan dalam dunia usaha semakin ketat pada masa sekarang ini
dimana banyak perusahaan baru bermunculan. Perkembangan dunia usaha
yang semakin pesat ini membuat persaingan bisnis menjadi semakin
kompetitif, hal ini dapat dilihat dari ketatnya persaingan dalam
menghasilkan produk maupun jasa. Pemberlakuan era pasar bebas
sekarang ini juga akan semakin memperketat persaingan. Jika sebelum
pasar bebas persaingan hanya terjadi antara produsen dalam negri saja,
namun pada saat ini persaingan produsen dapat terjadi antara produsen
dalam negri dan luar negri. Dalam hal ini pihak yang akan diuntungkan
adalah konsumen, dimana konsumen akan mendapat barang yang bermutu
baik dengan harga murah serta pelayanan yang baik pula. Jika produk
dalam negri tidak dapat bersaing dengan produk luar negri yang cenderung
lebih disukai oleh konsumen dari dalam negri, maka penjualan produk
dalam negri akan menurun dan produsen yang tidak mendapat konsumen akan “gulung tikar”.
Salah satu faktor yang sangat penting untuk meningkatkan
pendapatan perusahaan adalah dari jumlah penjualan produk. Produk yang
diminati oleh pelanggan adalah produk yang bermutu atau berkualitas.
Mutu atau kualitas merupakan kemampuan suatu produk dalam memenuhi
telah ditetapkan, sekaligus juga merupakan kunci keberhasilan perusahaan
agar dapat bersaing secara kompetitif, dengan ini perusahaan harus dapat
menjalankan strategi bisnis yang tepat agar mampu bertahan dalam
menghadapi persaingan yang terjadi. Kualitas adalah suatu strategi yang
penting yang tidak bisa diabaikan oleh aktivitas manajemen.
Persaingan tidak dapat ditembus hanya dengan mengandalkan
produk yang murah saja, tetapi juga harus mengandalkan mutu/ kualitas
yang baik. Pendapatan perusahaan tidak hanya mengandalkan harga tetapi
kepuasan konsumen terhadap barang yang bermutu. Bagi perusahaan hal
ini diharapkan dapat mempertahankan pangsa pasar sekaligus memperluas
pasar. Akan tetapi dalam kenyataannya sering terjadi perusahaan
cenderung akan menurunkan kualitas produknya apabila telah dirasakan
produk yang dijual tersebut laris di pasaran. Hal ini dilakukan atas dasar
pertimbangan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Pertimbangan semacam ini tidak disadari justru akan berakibat sebaliknya.
Perusahaan yang kalah dalam hal perbaikan dan pembaharuan kualitas
produk, bahkan yang justru menurunkan kualitasnya, maka akan
menanggung akibat pada menurunnya penjualan produk. Resiko seperti ini
haruslah diperhitungkan oleh para pengusaha.
Ini berarti yang menentukan tingkat kualitas suatu produk yang
dihasilkan suatu perusahaan adalah dari tingkat kepuasan konsumen yang
memakainya. Apabila konsumen merasa puas dengan suatu produk yang
memberitahukan keunggulan produk tersebut kepada orang lain. Tetapi
apabila konsumen merasa tidak puas setelah menggunakan produk
tersebut, maka ia akan memberitahukan kelemahan produk tersebut
kepada orang lain dan berhenti menggunakan produk tersebut, yang
artinya, ini akan berakibat pada turunnya volume penjualan.
Untuk mencapai suatu produk yang berkualitas perusahaan harus
selalu berusaha untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya
seefisien mungkin. Peningkatan kualitas suatu produk tanpa ada kenaikan
biaya ini akan menjadikan harga jual produk tetap dapat bersaing
dipasaran. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam upaya
meningkatkan kualitas suatu produk atau mencapai standar kualitas yang
telah ditetapkan disebut sebagai biaya kualitas. Biaya kualitas
didefinisikan sebagai biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah
terdapat produk yang kualitasnya buruk atau cacat (Hansen dan Mowen,
2009: 272).
Semakin ketat aktivitas peningkatan dan penjagaan kualitas tentunya
juga menuntut biaya yang lebih besar pula. Akan tetapi dengan semakin
ketatnya aktivitas ini akan memperkecil jumlah produk yang cacat,
sehingga total biaya kualitas dapat ditekan. Sebaliknya jika aktivitas ini
longgar, maka biaya pengendalian kualitas akan kecil tetapi jumlah barang
cacat akan semakin meningkat dan biaya untuk penanggungan kualitas
juga akan semakin besar, sehingga total biaya kualitas juga akan
Oleh sebab itu aktivitas peningkatan dan penjagaan kualitas
sangatlah penting dilakukan dalam suatu perusahaan karena mencakup
produk maupun biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan
dengan kualitas produk yang dihasilkan, dengan ini perusahaan juga
dituntut untuk dapat melakukan tindakan yang dapat meningkatkan
kualitas dari produk dan jasa yang dihasilkan. Selain itu pengelompokan
dan pelaporan biaya kualitas juga sangat membantu manajemen
perusahaan dalam mengetahui berapa besar biaya kualitas yang
dikeluarkan selama periode tertentu, sehingga perusahaan dapat
merencanakan dan mengendalikan besarnya biaya kualitas untuk periode
yang akan datang.
PT Iskandar Indah Printing Textile adalah perusahaan manufaktur
yang memproduksi produk dengan bahan baku yang mudah rusak
sehingga aktivitas peningkatan dan penjagaan kualitas sangatlah penting
dilakukan selain itu perusahaan juga perlu mengetahui besarnya biaya
kualitas agar dapat terus merencanakan dan mengendalikan besarnya biaya
kualitas untuk periode yang akan datang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah pada
penelitian ini yaitu “apakah biaya kualitas di PT Iskandar Indah Printing
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah biaya kualitas
yang ada di PT Iskandar Indah Printing Textile masih dalam batas
toleransi.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan, sebagai masukan yang mungkin dapat membantu
perusahaan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan
strategi yang digunakan perusahaan dalam menghadapi persaingan
masa sekarang ini.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma, sebagai bahan referensi bagi
mahasiswa yang akan mengadakan penelitian serupa dan untuk
menambah koleksi buku perpustakaan Sanata Dharma.
3. Bagi Penulis, sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan tentang
bagaimana penerapan teori-teori yang telah diterima penulis di bangku
kuliah, serta melihat bagaimana perusahaan melakukan aktivitasnya.
E. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang objek dan subyek penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini menguraikan gambaran umum perusahaan, sejarah singkat, struktur organisasi, kegiatan usaha dan proses produksi.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini mengevaluasi data hasil penelitian di perusahaan dan dibahas menggunakan dasar teori yang digunakan.
Bab VI Penutup
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Biaya
Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat
ini atau masa depan bagi organisasi, biaya dikatakan sebagai setara kas
karena sumber non kas dapat ditukar dengan barang atau jasa yang
diinginkan (Hansen dan Mowen, 2009: 47). Adapun pengertian biaya
menurut para ahli lain: Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomis
yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan
akan terjadi untuk tujuan tertentu (Mulyadi, 2005: 8). Sementara ahli lain
berpendapat bahwa: Biaya adalah pengeluaran-pengeluaran atau nilai
pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk
masa yang akan datang atau mempunyai manfaat melebihi satu periode
akuntansi (Firdaus, 2012: 22).
1. Pengertian Biaya Kualitas
Biaya kualitas (cost of quality) adalah biaya-biaya yang timbul
karena mungkin atau telah terdapat produk yang kualitasnya buruk
(Hansen dan Mowen, 2009: 272). Definisi ini mengimplikasikan
bahwa biaya kualitas berhubungan dengan dua subkategori dari
kegiatan-kegiatan yang terkait dengan kualitas yaitu kegiatan
2. Penggolongan Biaya Kualitas
Biaya kualitas dapat dibedakan atas:
a) Control Cost (Biaya Pengendalian)
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan
pengendalian. Biaya ini dibentuk oleh perusahaan untuk mencegah
dan mendeteksi kualitas produk yang buruk selama proses
produksi. Biaya pengendalian ini dapat dibagi lagi menjadi :
1. Prevention Cost (Biaya Pencegahan)
Biaya pencegahan adalah biaya yang terjadi untuk
mencegah kualitas yang buruk pada produk atau jasa yang
dihasilkan. Yang termasuk dalam biaya ini adalah:
a) Biaya rekayasa kualitas
b) Program pelatihan kualitas
c) Perencanaan kualitas
d) Pelaporan kualitas
e) Pemilihan dan evaluasi pemasok
f) Audit kualitas
g) Sikluas kualitas
h) Uji lapangan
i) Peninjauan desain
Biaya penilaian adalah biaya yang terjadi untuk
menentukan apakah produk dan jasa telah sesuai dengan
persyaratan atau kebutuhan pelanggan. Yang termasuk dalam
biaya ini adalah:
a) Pemeriksaan dan pengujian bahan baku
b) Pemeriksaan kemasan
c) Pengawasan kegiatan penilaian
d) Penerimaan produk (Product acceptance)
e) Penerimaan proses (Process acceptance)
f) Peralatan pengukuran
g) Pengesahan dari pihak luar
Penerimaan produk (Product acceptance) meliputi
pengambilan sampel dari batch barang jadi untuk menentukan
apakah telah memenuhi standar kualitasnya; bila memenuhi,
produk diterima. Penerimaan proses (Process acceptance)
meliputi penarikan sampel barang dalam proses untuk
mengetahui apakah prosesnya berada dalam kendali dan
memproduksi barang tanpa cacat; bila tidak, proses akan
dihentikan dan menunggu sampai tindakan perbaikan
Tujuan utama dari fungsi penilaian adalah mencegah
disampaikannya barang cacat ke pelanggan.
3. Failure Cost (Biaya Kegagalan)
Biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan karena telah
terjadi kegagalan dalam kegiatan. Biaya kegagalan ini dibagi
menjadi dua bagian yaitu:
1) Internal failure cost (Biaya kegagalan internal)
Biaya kegagalan internal adalah biaya yang terjadi
karena produk dan jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan
spesifikasi atau kebutuhan pelanggan. Ketidaksesuaian ini
dideteksi sebelum dikirim ke pihak luar. Hal itu adalah
kegagalan yang dideteksi oleh kegiatan penilaian. Yang
termasuk dalam biaya ini adalah:
a) Sisa bahan
b) Pengerjaan ulang
c) Penghentian mesin (karena adanya produk yang cacat)
d) Pemeriksaan ulang
e) Pengujian ulang
f) Perubahan desain
Biaya-biaya diatas tidak terjadi jika tidak terdapat produk
2) External failure cost (Biaya kegagalan eksternal)
Biaya yang terjadi karena produk dan jasa yang
dihasilkan gagal memenuhi persyaratan atau tidak
memuaskan kebutuhan pelanggan setelah produk
disampaikan kepada pelanggan. Dari semua biaya kualitas,
kategori biaya ini dapat menjadi yang paling merugikan.
Yang termasuk dalam biaya ini adalah:
a) Kehilangan penjualan karena kinerja produk yang buruk
(Cost sales/ lost marketshare)
b) Retur dan potongan penjualan karena kualitas yang buruk
c) Biaya garansi
d) Perbaikan
e) Tanggung jawab hukum yang timbul
f) Ketidakpuasan pelanggan
g) Hilangnya pangsa pasar
h) Biaya untuk mengatasi keluhan pelanggan
Biaya kegagalan eksternal dan biaya kegagalan internal,
hilang jika tidak ada produk yang cacat (Hansen dan
Mowen, 2009: 272).
B. Fungsi Biaya Kualitas
Menurut Hansen dan mowen (2009: 277-281), terdapat 2 fungsi biaya
kualitas:
Mengasumsikan bahwa terdapat perbandingan terbalik antara
biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Ketika biaya pengendalian
meningkat, biaya kegagalan seharusnya turun. Selama penurunan
biaya kegagalan lebih besar dari kenaikan biaya pengendalian,
perusahaan harus terus meningkatkan usahanya untuk mencegah
unit-unit yang tidak sesuai. Pada akhirnya, akan dicapai suatu titik dimana
kenaikan tambahan biaya dalam upaya tersebut menimbulkan biaya
yang lebih besar daripada penurunan biaya kegagalan. Titik ini
mewakili tingkat minimum dari total biaya kualitas. Ini merupakan
perbandingan optimal antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan
atau yang biasa disebut tingkat kualitas yang dapat diterima
(acceptable quality level/ AQL).
Gambar I Grafik Biaya Kualitas AQL Sumber: Hansen dan Mowen 2009
0 100%
Persentase Produk cacat AQL
2. Pandangan Cacat Nol
Biaya kegagalan timbul hanya jika produk tidak sesuai dengan
spesifikasi dan terdapat perbandingan terbalik optimal antara biaya
kegagalan dan biaya pengendalian. Model cacat nol (zero defects
model) menyatakan keunggulan biaya akan diperoleh dengan
mengurangi unit cacat hingga nol. Perusahaan-perusahaan yang
menghasilkan semakin sedikit produk cacat akan menjadi lebih
kompetitif relatif terhadap perusahaan yang meneruskan penggunaan
model AQL tradisional. Setiap pandangan menawarkan kepada para
manajer masukan pandangan tentang bagaimana biaya kualitas
sebaiknya dikelola.
Gambar II Grafik Biaya Kualitas Kontemporer Sumber: Hansen dan Mowen 2009
0 100%
Biaya
Total Biaya
Kualitas
Biaya Kegagalan
Biaya Pengendalian
C. Pelaporan Biaya Kualitas
Pelaporan biaya kualitas memiliki arti penting bagi perusahaan yang
menaruh perhatian serius terhadap perbaikan dan pengendalian biaya
kualitas. Pencatatan biaya kualitas aktual secara terperinci berdasarkan
kategorinya dapat memberikan dua masukan pandangan penting.
Pertama, catatan tersebut mengungkapkan besarnya biaya kualitas
dalam setiap kategori yang memungkinkan para manajer menilai dampak
keuangannya. Kedua, catatan tersebut menunjukkkan distribusi biaya
kualitas menurut kategori yang memungkinkan para manajer menilai
kepentingan relatif dari setiap kategori (Hansen dan Mowen, 2009: 276).
Menurut Hansen dan Mowen (2009: 286), tujuan pelaporan biaya kualitas
yaitu untuk memperbaiki dan mempermudah perencanaan, pengendalian,
dan pengambilan keputusan manajerial.
D. Kualitas Produk
Kualitas adalah derajat atau tingkat kesempurnaan, dalam pengertian
ini kualitas adalah pengukuran relatif dari kebaikan. Atau dapat di
simpulkan bahwa kualitas sebenarnya adalah kepuasan pelanggan (Hansen
dan Mowen, 2009: 269), kualitas adalah yang memenuhi atau melebihi
harapan pelanggan.
Menurut Hansen dan Mowen (2009: 269-271), produk atau jasa yang
berkualitas memenuhi atau melebihi harapan pelanggan yang mengacu
pada 8 (delapan) dimensi berikut ini:
Performance barang mengacu pada konsistensi dan seberapa baik
fungsi-fungsi sebuah produk.
2. Aesthetics (Estetika)
Berhubungan dengan penampilan wujud produk (misalnya, gaya dan
keindahan) serta penampilan fasilitas, peralatan, pegawai, dan materi
komunikasi yang berkaitan dengan jasa.
3. Serviceability (Kemudahan perawatan dan perbaikan)
Berkaitan dengan tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki
produk.
4. Features (Fitur)
Karekteristik produk yang berbeda dari produk-produk sejenis yang
fungsinya sama.
5. Reliability (Keandalan)
Probabilitas produk atau jasa menjalankan fungsi seperti yang
dimaksudkan dalam jangka waktu tertentu.
6. Durability (Tahan lama)
Durability berkaitan dengan jangka waktu produk dapat berfungsi.
7. Quality of conformance (Kualitas kesesuaian)
Conformance yaitu ukuran mengenai apakah sebuah produk telah
8. Fitness for Use (Kecocokan penggunaan)
Fitness for use adalah kecocokan dari sebuah produk menjalankan
fungsi-fungsi sebagaimana yang diiklankan (Hansen dan Mowen, 2009:
269-271).
E. Mutu Produk
Mutu produk bukan suatu yang serba kebetulan (occur by accident).
Untuk mencapai mutu suatu produk, perusahaan harus membuat
perencanaan, melaksanakan, dan mengawasinya secara total. Kita bisa
memandang mutu suatu barang atau jasa dari dua sisi, yakni sisi konsumen
dan sisi produsen (pembuat barang dan jasa). Dari sisi konsumen definisi
mutu yaitu quality is fitness for use yang bila diterjemahkan secara bebas
berarti kualitas (mutu produk) berkaitan dengan enaknya barang tersebut
digunakan. Artinya, bila suatu barang secara layak dan baik digunakan
berarti barang tersebut bermutu baik. Sedangkan jika ditinjau dari sisi
produsen definisi mutu yaitu suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi,
dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan
kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah
dikeluarkan (Suyadi, 2007: 4-6).
F. Pengukuran Biaya Kualitas
Dari segi, akuntansi, terdapat dua tipe pengukuran biaya kualitas, yaitu:
Adalah biaya-biaya yang tersedia atau dapat diperoleh dari catatan
akuntansi perusahaan.
2. Biaya kualitas yang tersembunyi (Hidden Quality Cost)
Adalah biaya kesempatan atau oportinitas yang terjadi karena
kualitas yang buruk. Biaya opotunitas biasanya tidak disajikan
dalam catatan akuntansi. Contohnya biaya-biaya yang tersembunyi
berada dalam katagori kegagalan, kehilangan penjualan, biaya
ketidakpuasan pelanggan, kehilangan pangsa pasar (Hansen dan
Mowen, 2000: 9).
G. Pengawasan Kualitas
Pengawasan kualitas adalah alat bagi manajemen untuk memperbaiki
kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan kualitas produk yang
sudah tinggi dan mengurangi jumlah produk yang rusak.
H. Standar Kualitas
Suatu perusahaan dengan program pengelolaan kualitas yang dapat
berjalan dengan baik, menurut para pakar mutu/ kualitas biayanya tidak
lebih dari 2,5 % dari penjualan (Hansen dan Mowen, 2009: 276). Standar
2,5% diatas mencakup biaya kualitas total. Bagaimana perusahaan dapat
mengurangi biaya kualitas itu tergantung bagaimana biaya kualitas
didistribusikan. Para manajer harus menentukan tingkat kualitas optimal
dan menetapkan jumlah relatif yang dikeluarkan disetiap kategori. Bila
kualitas kesesuaian rendah, biaya kualitas total tinggi dan sebagian besar
Meskipun demikian, pada saat perusahaan semakin banyak
membelanjakan pada aktivitas pencegahan dan penilaian, presentase
unit cacat menjadi rendah sementara presentase unit yang tidak cacat
meningkat. Hal ini menyebabkan biaya kegagalan internal dan eksternal
menjadi lebih rendah. Biasanya biaya kualitas total turun drastis pada
saat kualitas kesesuaian meningkat. Oleh karena itu, perusahaan dapat
mengurangi biaya kualitas total dengan memfokuskan pada usaha
pencegahan dan penilaian. Penghematan biaya dari pengurangan produk
cacat biasanya digunakan untuk menutup penambahan biaya pencegahan
dan penilaian. Bila program kualitas perusahaan menjadi lebih baik
dan biaya kegagalan menurun, aktivitas pencegahan lebih efektif
dibandingkan dengan penilaian. Penilaian dapat menemukan cacat
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus yaitu
penelitian yang dilakukan pada objek (perusahaan) tertentu dan
penyimpulan data berdasarkan objek penelitian. Hasil penelitian hanya
berlaku pada perusahaan yang diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di PT Iskandar Indah Printing Textile
b. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian dimulai pada bulan Maret tahun 2015 sampai dengan
bulan Mei tahun 2015
C. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek dari penelitian ini antara lain:
1) Pimpinan Perusahaan
2) Bagian Produksi
b. Objek yang diteliti adalah:
Biaya kualitas yang terjadi pada tahun 2012, 2013, 2014 pada PT
Iskandar Indah Printing Textile
D. Data yang diperlukan
a. Gambaran umum perusahaan, yang meliputi sejarah berdirinya
perusahaan, produksi, pemasaran, personalia, stuktur organisasi
perusahaan dan hal- hal lainnya yang berkaitan dengan perusahaan.
b. Semua elemen dari biaya kualitas, meliputi biaya pencegahan, biaya
penilaian, dan biaya kegagalan pada tahun 2012 sampai dengan tahun
2014.
c. Laporan biaya produksi pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.
d. Penjualan yang terjadi tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.
e. Data jumlah produksi dan produk cacat 2012-2014.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian adalah:
a. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Untuk mendukung
b. Wawancara atau interview
Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan
mengajukan pertanyaan yang dikerjakan secara sistematik dan
berlandaskan pada tujuan penelitian.
c. Observasi
Observasi adalah teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data
primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya.
F. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab rumusan masalah dilakukan dengan:
a. Menentukan elemen-elemen biaya kualitas yang terdapat dalam laporan
biaya produksi weaving selama 3 periode, kemudian dikelompokkan
menurut fungsinya yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya
kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal (Hansen dan Mowen,
2009: 302).
b. Membuat laporan biaya kualitas (Hansen dan Mowen, 2009: 277).
c. Membuat grafik biaya kualitas kemudian menganalisis antara biaya
pengendalian dan biaya kegagalan yang dikeluarkan perusahaan sesuai
dengan pandangan AQL (Hansen dan Mowen, 2009: 277-282)
d. Membandingkan persentase biaya kualitas total terhadap penjualan
aktual selama 3 periode. Biaya kualitas masih dalam batas toleransi
apabila tidak lebih dari 2,5% penjualan (Hansen dan Mowen, 2009:
22 BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT Iskandar Indah Printing Textile merupakan perusahaan
perorangann yang berdiri sejak tahun 1975 tepatnya berada di jalan
Pakel No 11 Kerten, Laweyan, Surakarta yang didirikan oleh Bapak
Wahyu Iskandar. Karena usaha terus berkembang, maka keluarga
Wahyu Iskandar mendirikan sebuah badan usaha yang berbentuk CV
dengan nama CV Iskandartex. CV Iskandartex baru memulai
produksinya satu tahun kemudian dan berbadan hukum pada tahun
1983 berdasarkan akte perusahaan No. 98 tertanggal 23 Mei 1983.
Pada pendirian CV Iskandartex tanggal 23 Mei 1975, dengan
menanamkan investasinya pada mesin tenun yang pada waktu itu baru
berjumlah 25 unit dan karyawan yang berjumlah kurang lebih 200
orang yang dibagi menjadi 16 jam kerja (dua shift). Pada tahun 1977
mesin tenun ditambah menjadi 77 unit, di tahun 1991 mesin tenun
bertambah menjadi 520 unit, pada akhir tahun 1993 mesin yang
digunakan sudah bertambah menjadi 614 unit. Dan saat ini jumlah
seluruh mesin tenun yang dimiliki oleh perusahaan ada sebanyak 625
unit.
CV Iskandartex mengalami perkembangan usahanya pada tahun
pesat. Bersama itu pula pada tanggal 2 Januari 1991 berubah menjadi
PT (Perseroan Terbatas) dengan nama PT Iskandar Indah Printing
Textile bersama keluarnya surat izin usaha No.
190/11.16/PB/VIII/1991/PI.
Adapun faktor-faktor yang mendorong pendirian PT Iskandar
Indah Printing Textile, antara lain:
1. Adanya keinginan untuk mengembangkan jenis usaha keluarga
menjadi jenis usaha yang lebih maju
2. Adanya keyakinan bahwa permintaan akan tekstil di pasar masih
sangat terbatas
3. Adanya keinginan untuk memperoleh laba yang lebih dari
sebelumnya untuk meningkatkan taraf hidup
4. Adanya dorongan dari pihak pemerintah agar pihak swasta turut
serta menciptakan lapangan pekerjaan dan turut aktif menciptakan
iklim kerja usaha yang baik, khususnya di bidang tekstil
5. Adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan tekstil dalam negeri
2. Lokasi Perusahaan
Lokasi PT Iskandar Indah Printing Textile berdiri di atas tanah
yang memiliki luas empat hektar yang berada di Jalan Pakel No 11
Kerten, Laweyan, Surakarta. Lokasi ini memiliki beberapa keunggulan
a. Ditinjau dari segi ekonomis
1) Mudah dalam pendistribusian barang, sehingga dapat
menghemat biaya transportasi dan pengangkutan.
2) Cukup banyak tenaga kerja karena berada di pusat kota yang
padat penduduknya.
3) Memberi kemudahaan dalam aspek pemasaran produk karena
dekat dengan jalan Adi Sucipto.
b. Ditinjau dari segi sosial
1) Menciptakan lapangan kerja bagi penduduk sekitar, karena
perusahaan ini merupakan usaha padat karya.
2) Membantu program pemerintah dalam mensukseskan
pemakaian produk dalam negri.
3) Membantu membudayakan batik pada masyarakat.
c. Ditinjau dari segi teknis
1) Daerah sekitar perusahaan masih cukup luas untuk
mengembangkan usaha pada masa yang akan datang.
2) Mudah dalam proses pengadaan alat-alat yang dibutuhkan
seperti sparepart, mesin tenun, peralatan lain dan memperoleh
tenaga ahli di bidang yang dibutuhkan.
3. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi PT Iskandar Indah Printing Textile adalah:
a Menjalankan usaha dibidang sandang yang merupakan salah
b Menjadikan salah satu perusahaan textile yang mampu
memenuhi kebutuhan konsumen dalam berbagai kualitas
produksi.
2. Misi PT Iskandar Indah Printing Textile adalah:
a Memperoleh keuntungan bagi perusahaan, karyawan, dan
konsumen agar tetap terjaga kelangsungan hidupnya.
b Membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah pengangguran
dengan membuka lapangan pekerjaan.
c Membantu dalam pengadaan sandang untuk memenuhi salah
satu kebutuhan pokok manusia.
4. Personalia Perusahaan
a. Jumlah Tenaga Kerja
Karyawan-karyawan PT Iskandar Indah Printing Textile dibagi
dalam dua bagian, yaitu:
1) Bagian produksi, yaitu bagian yang bekerja di departemen unit
weaving, departemen unit printing, dan departemen finishing.
2) Bagian non produksi, yaitu karyawan kantor.
Saat ini PT Iskandar Indah Printing Textile lebih berkembang
dengan jumlah karyawan sekitar 1300 orang dan jumlah mesin
TOYODA sebanyak 302 unit, mesin Picanol 146 unit, dan
Tabel 1 Tenaga Kerja dan Pembagian Kerja Perusahaan
Mesin dijalankan dalam waktu 24 jam, kecuali saat istirahat selama
satu jam. Sistem kerja karyawan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1) Dayshift : bagian yang jam masuknya pagi.
2) Shift : bagian masuknya pagi, siang, atau malam.
Sistem kerja shift di bagi menjadi tiga group, yaitu:
a) Shift I atau group A masuk pagi.
b) Shift II atau group B masuk siang.
Tiap-tiap shift dikepalai oleh kepala shift, pengawas, dan staf
masing-masing bagian dan mendapatkan jam istirahat selama
satu jam yang telah diatur sedemikian rupa, sehingga tidak
terdapat waktu luang dan tidak mengganggu jalannya proses
produksi.
Pembagian kerja di perusahaan ini adalah sebagai berikut:
Group A: Masuk jam 07.00 WIB.
Pulang jam 15.00 WIB.
Istirahat 11.30-12.30 WIB.
Group B: Masuk jam 15.00 WIB.
Pulang jam 23.00 WIB.
Istirahat 19.30-20.30 WIB.
Group C: Masuk jam 23.00 WIB.
Pulang jam 07.00 WIB.
Istirahat 03.30-04.30 WIB.
Pembagian waktu kerja di atas hanya berlaku bagi karyawan
bagian produksi dan teknik, sedangkan untuk karyawan bagian
non produksi jam kerjanya adalah selama 40 jam dalam
seminggu dengan pembagian waktu kerjanya dari hari Senin
sampai Jumat mulai bekerja pukul 07.00 WIB sampai pukul
15.00 WIB dengan istirahat pada hari Senin sampai Kamis
Jumat istirahat dimulai pukul 11.45 WIB sampai pukul 12.45
WIB. Sementara pada hari Sabtu masuk mulai pukul 07.00
WIB dan pulang pukul 12.00 WIB. Pergantian masuk atau shift
tiap bagian dilakukan setiap seminggu sekali dengan dimulai
pada hari Senin.
3. Sistem Penerimaan Tenaga Kerja
PT Iskandar Indah Printing Textile menerima karyawan baru
dengan beberapa pertimbangan, yaitu:
a. Tingkat pendidikan
b. Jenis kelamin
c. Usia
d. Pengalaman kerja
e. Jumlah yang dibutuhkan oleh perusahaan
Kemudian diadakan ujian, bila dinyatakan lulus, maka calon
karyawan perusahaan diwajibkan untuk mengikuti job training
dengan masa percobaan selama tiga bulan. Apabila dalam masa
percobaan dianggap berhasil menyelesaikan dengan baik, maka
calon karyawan tersebut diangkat menjadi karyawan perusahaan.
4. Pemberhentian Karyawan
Ketentuan dalam pemberhentian karyawan yang diterapkan PT
Iskandar Indah Printing Textile sebagai berikut ini:
1) Tidak mengikuti training atau mengikuti training, tetapi tidak
2) Melanggar peraturan yang berlaku di perusahaan.
3) Mengundurkan diri dari perusahaan atas permintaan sendiri.
4) Meninggal dunia.
e. Sistem Pengupahan
Sistem upah yang digunakan oleh perusahaan bagi karyaawan
adalah:
1) Upah bulanan
Upah atau gaji yang diberikan dalam waktu satu bulan,
misalnya untuk staf, kepala bagian, atau mandor.
2) Upah mingguan
Upah atau gaji yang diberikan pada akhir minggu, misalnya
untuk bagian operator mesin pada unit weaving, printing, dan
finishing.
3) Upah borongan
Upah atau gaji yang diberikan sesuai dengan jumlah pekerjaan
yang dapat diselesaikan, misalkan pengepakan dan
pembungkusan.
4) Upah lembur
f. Kesejahteraan Karyawan
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan, perusahaan
memberikan beberapa fasilitas yang dapat dinikmati oleh semua
karyawan dan hak yang perlu diterima, yaitu:
1) Tunjangan Hari Raya
Tunjangan kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan setiap
menjelang akhir tahun atau libur hari raya.
2) Mengikutsertakan karyawan perusahaan dalam asuransi sosial
tenaga kerja.
3) Tunjangan kesejahteraan berupa pembayaran premi asuransi
yang dibayarkan oleh perushaan kepada jasa asuransi yang
bekerja sama dengan perusahaan. Adapun persentase
pembayaran untuk premi asuransi diatur sesuai dengan aturan
yang ditetapkan pemerintah.
4) Fasilitas pengobatan dan kesehatan
Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh dokter perusahaan
kepada karyawan yang mengalami gangguan kesehatan pada
saat proses produksi berlangsung.
5) Cuti hamil
Tunjangan kesehatan yang diberikan kepada karyawan yang
sedang mengambil cuti hamil, misalnya berupa upah sebesar
6) Fasilitas kendaraan
Fasilitas yang disediakan oleh perusahaan berupa alat
transportasi, guna menunjang mobilitas karyawan ke
perusahaan.
7) Memberikan pakaian seragam atau dinas.
8) Setiap satu tahun sekali diadakan acara santai bersama.
9) Mushola sebagai sarana ibadah seluruh karyawan.
5. Bagian Produksi
a. Bahan Produksi
Proses produksi di PT Iskandar Indah Printing Textile merupakan
proses produksi terus menerus. Bahan-bahan yang digunakan
dalam proses produksi adalah:
1) Bahan pokok yang digunakan adalah:
a) Benang katun
Benang yang berasal dari bahan serta kapas.
b) Benang rayon
Benang yang berasal dari bahan serat buatan.
2) Bahan penolong
Dalam proses produksi selain bahan baku di atas, perusahaan
membutuhkan beberapa bahan lagi untuk memproses
produknya, barang yang dibutuhkan adalah:
a) Garam, sabun, kanji, minyak tanah, kaustik atau soda ash.
c) Bisulfat yang digunakan untuk menghilangkan bau
pewarna.
d) SN untuk mengawetkan bahan agar tidak luntur.
e) Tepung jagung (cornstat) yang berfungsi untuk
melenturkan benang.
f) Akrelic, yang berfungsi untuk melenturkan benang tetapi
kelenturannya lebih kuat daripada tepung jagung.
Bahan baku diperoleh dari Solo dan sekitarnya. Sistem
pembelian bahan baku yang dilakukan perusahaan adalah via
telepon, yaitu pemesanan bahan baku dilakukan dengan
menghubungi pemasok bahan baku yang sudah menjadi
langganan kemudian pemasok akan mengirim bahan baku ke
perusahaan.
Proses produksi pada perusahaan ini dilakukan oleh
departemen weaving. Departemen weaving adalah departemen
yang menangani proses produksi dari bahan baku yang berupa
benang menjadi kain jadi berupa kain grey.
b. Mesin-Mesin Produksi
Mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi adalah:
Mesin yang digunakan untuk menggulung kembali benang
dalam kons (untuk menggulung benang dalam bentuk kerucut)
yang dimasukkan dalam gulungan besar yang disebut boom.
2) Mesin kelos
Mesin kelos digunakan dalam memproses kembali benang
yang putus dalam proses mesin warping, sehingga benang
tersebut dapat digunakan untuk proses produksi kembali.
3) Mesin palet
Mesin palet digunakan untuk menggulung benang pakan ke
dalam palet yang selanjutnya benang ini dimasukkan dalam
teropong dan melintang pada kain grey/ prima.
4) Mesin tenun
Mesin tenun digunakan untuk menenun benang lusi dan benang
pakan untuk selanjutnya dijadikan kain grey/ prima.
5) Mesin kanji
Mesin kanji digunakan untuk menganji benang lusi, sehingga
benang menjadi kuat dalam proses penenunan dan merupakan
proses menghaluskan bulu-bulu yang ada pada benang.
6) Mesin inspecting
Mesin ini digunakan untuk mengontrol kain yang telah jadi dari
7) Mesin lipat
Mesin ini digunakan untuk melipat kain yang telah ditenun
dengan ketentuan aturan lipatan.
8) Mesin printing
Mesin printing mempunyai kegunaan untuk memberikan corak
kain sesuai pesanan atau order yang diterima oleh perusahaan.
9) Ketel uap
Mesin ini digunakan sebagai alat pemanas.
10) Mesin diesel
Sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan mesin-mesin
yang ada di perusahaan.
11) Mesin folding
Mesin folding digunakan untuk melipat sekaligus menghitung
BENANG
BENANG LUSI
PENGHANIAN
PENGANJIAN
BENANG PAKAN
CUCUK
PENENUNAN (LOOMING)
INSPECTING/ FOLDING KAIN GREY/ ROLL
KAIN GREY BAIK
FINISHING/ PEMUTIHAN
KAIN PUTIH
PALET
RRT TOYODA PICANOL
c. Proses Produksi
Proses produksi kain grey pada departemen weaving di PT
Iskandar Indah Printing Textile adalah:
1) Tahap Pembuatan Benang Lusi dan Pakan
Benang lusi adalah benang yang memanjang atau membujur
dalam proses penenunan. Benang digulung ke dalam alat yang
biasa disebut dengan boom warping, kemudian diadakan
penarikan benang untuk menyusun benang yang disesuaikan
dengan banyaknya benang pada lebar kain.
Benang pakan adalah benang yang menyilang dan menganyam
dalam proses penenunan. Benang pakan ini diproses melalui
mesin kelos, kemudian benang yang telah selesai dikelos
tersebut diteruskan ke mesin palet yang akan menggulung
benang ke dalam kayu klinting yang telah berisi benang dan
dipindahkan ke bagian penenunan bersama-sama.
2) Tahap Penghanian
Tahap ini merupakan proses awal, yaitu dengan menggulung
sekaligus menentukan jumlah panjang benang lusi. Jika
menginginkan kain yang halus akan memerlukan gulungan
yang lebih rapat.
3) Tahap Penganjian/ Sizing
Tahap ini berfungsi untuk menguatkan benang, sehingga
digunakan adalah benang yang telah disiapkan dalam proses
warping dimasukkan dalam mesin stalk dan dicampur dengan
obat yang dapat menguatkan benang. Obat dan bahan
pendukung untuk menguatkan benang adalah acrylic, strach,
tapioca, lilin dan air.
4) Tahap Cucuk
Tahap ini merupakan proses pemasukan benang lewat mata
jarum ke sisir/ gun. Jumlah mata sisir sesuai dengan jumlah
yang tersedia pada saat penganjian, dan selanjutnya
dipasangkan ke dalam mesin tenun.
5) Pemaletan
Proses penggulungan benang untuk menentukan panjang
benang yang melintang, sehingga dapat menentukan lebar pada
kain yang akan ditenun.
6) Tahap Menenun
Tahap ini merupakan proses penenunan benang menjadi kain/
roll yang masih mentah. Dalam proses menenun, di perusahaan
ini menggunakan tiga jenis mesin yang berbeda, antara lain
adalah mesin TOYODA, mesin Picanol, dan mesin RRT.
Output dari tahap persiapan yang berupa benang lusi dan
benang pakan dimasukkan pada mesin tenun. Benang lusi yang
berbeda pada loom tenun secara otomatis akan ditenun oleh
kelancaran proses penenunan tersebut. Selain mengawasi
proses penenunan, operator juga bertugas menyambung secepat
mungkin proses penenunan yang putus (mesin otomatis akan
berhenti, jika terdapat benang yang putus) selain itu, mereka
juga bertugas memeriksa serta memasukkan teropong benang,
jika perlu diganti, maka diganti dengan yang baru. Output dari
mesin tenun ini secara otomatis akan menggulung.
7) Tahap Penyelesaian
Tahap ini adalah tahap penyempurnaan dari tahap sebelumnya.
Pada tahap ini akan dilakukan beberapa proses lanjutan, yaitu:
a) Inspection
Inspeksi adalah memeriksa kain dari mesin tenun, apakah
ditemukan kain rusak atau tidak, dan apa perlu diperbaiki.
b) Repairing
Repairing adalah memperbaiki hasil anyaman yang rusak.
c) Smashing
Smashing adalah membersihkan sisa-sisa benang pada kain.
d) Folding
KAIN PUTIH
PENGHALUSAN PENGERINGAN
(DRYING) PENCUCIAN
(WASHING)
STEAMING
PEWARNAAN (PRINTING)
Gambar IV Proses Produksi Printing Sumber: PT Iskandar Indah Printing Textile
Proses selanjutnya adalah proses printing. Proses ini terdiri
atas lima tahapan, yaitu:
1) Pewarnaan dan Printing
Merupakan proses pemberian warna pada kain, setelah kain
diberi warna dasar kemudian dipindahkan ke bagian
printing untuk memberi motif pada kain sesuai dengan pola
2) Steaming
Merupakan proses untuk menguatkan warna, sehingga saat
pencucian tidak mengalami luntur.
3) Pencucian
Pencucian kain dengan menggunakan air dingin, kemudian
dicuci dengan menggunakan air panas yang selanjutnya
kembali dicuci dengan menggunakan air dingin.
4) Drying
Merupakan proses pengeringan kain yang telah dicuci.
5) Penghalusan
Merupakan proses penghalusan dari kain yang telah
dikeringkan, sehingga kain menjadi rapi dan siap untuk
dijual ke pasar.
d. Hasil Produksi
PT Iskandar Indah Printing Textile dalam produksinya
menghasilkan kain grey dengan berbagai ukuran sesuai jenis
pesanan, selain itu perusahaan juga menghasilkan kain sarung dan
bermacam-macam jenis batik.
e. Penetapan Standar Kualitas
Untuk menjaga kualitas dari hasil produknya, maka PT Iskandar
Indah Printing Textile telah menetapkan standar kualitas bagi
produk yang dihasilkannya. Penetapan standar kualitas dilakukan
dan menjaga kepercayaan konsumen terhadap hasil produk yang
dimiliki. Kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada proses
produksi antara lain:
1) Putus lusi, yaitu putusnya kain yang memanjang.
2) Putus pakan, yaitu putusnya benang tenun yang melintang.
3) Double lusi, yaitu terdapat dua atau lebih benang lusi yang
menempel.
4) Doubel pakan, yaitu terdapat dua atau lebih benang pakan yang
menempel.
5) Penenunan loncat, yaitu terdapat penenunan yang tidak
berurutanpolanya.
6) Kotor oli, yaitu hasil tenun terkena tumpahan oli yang ada
pada mesin.
Standar yang telah ditetapkan perusahaan untuk tahap akhir adalah
sebagai berikut ini:
1) Tepi tidak sobek-sobek.
2) Tidak putus lusi.
3) Tidak putus pakan.
4) Tebal lapis sama/ sesuai ukuran.
5) Tidak double pakan.
6. Aspek Pemasaran
Pada awal berdirinya, pemasaran hasil produksinya hanya
sekitar Surakarta, namun seiring dengan berkembangnya usaha makin
berkembang pula daerah pemasarannya hingga tersebar ke seluruh
wilayah tanah air. Hingga saat ini PT Iskandar Indah Printing Textile
telah memasarkan produknya ke kota-kota besar, seperti Jakarta,
Surabaya, Medan, Ujung Pandang, Denpasar, Bandung, Pekalongan
dan daerah-daerah lainnnya. Selain di dalam negri, perusahaan juga
memasarkan produknya hingga ke luar negri, seperti Amerika Serikat,
Saudi Arabia, dan Korea, Singapore, Malaysia, Filipina.
Distribusi barang produksi yang dijalankan oleh perusahaan ke
konsumen ada dua macam, yaitu:
1. Dari produsen ke penyalur (distributor industri) kemudian ke
konsumen.
2. Dari produsen ke pedagang besar, kemudian dijual ke pengecer
atau agen, dan baru kemudian dijual ke konsumen.
7. Jenis Produk dalam Pemasaran
Produk kain yang diekspor sudah dalam bentuk barang jadi yang
berupa kain batik, sedangkan produk yang dijual di dalam negri, dijual
dalam bentuk kain grey dan kain batik.
8. Struktur Organisasi
Dalam menjalankan usahanya agar efektif dan efisien, setiap
Individu-individu tersebut perlu diorganisir dan dikoordinasi agar
terbentuk suatu kesatuan yang dapat bersama-sama mengarah kepada
tujuan perusahaan. Organisasi yang demikian, tidak akan terjadi
benturan kepentingan, sehingga akhirnya diperoleh hasil positif dari
usaha tersebut. Usaha tersebut juga dilakukan oleh PT Iskandar Indah
Printing Textile yang telah melakukan pemisahan fungsi pada
organisasi perusahaan.
Adapun struktur organisasi yang ada pada perusahaan dapat
9. Deskripsi Jabatan
Adapun tugas dan wewenang dari masing-masing jabatan yang
ada pada PT Iskandar Indah Printing Textile, yaitu:
a. Direktur
Tugas dan wewenangnya adalah:
1) Mendelegasikan wewenang kepada para manajer dan
mengawasi pelaksanaannya.
2) Bekerja sama dengan kepala bagian dalam mengelola
perusahaan.
3) Mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar perusahaan.
4) Memberi saran, petunjuk, dan bimbingan kepada kepala bagian
masing-masing.
5) Bertanggung jawab atas wewenang yang diberikan kepadanya
dan juga atas informasi yang diturunkan kepada kepala bagian
di bawahnya.
b. Kepala Bagian Produksi Printing
Bertugas dan bertanggung jawab atas pemberian motif pada kain
dan juga mengatur cara kerja karyawan agar efisien dalam
penggunaan waktu, tempat, dan tenaga serta mendelegasikan tugas
yang dikerjakan bagian di bawahnya, yaitu:
1) Bagian persiapan
Tugas-tugas dari bagian persiapan adalah:
b) Membantu menyiapkan peralatan, bahan baku, dan bahan
penolong yang akan digunakan.
c) Menentukan takaran obat.
d) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa
warna kain yang sudah dibuat.
2) Bagian Proses
Tugas-tugas dari bagian proses adalah:
a) Menyusun jadwal kerja bagian proses sesuai dengan yang
direncanakan.
b) Membantu dalam menyiapkan peralatan kerja.
c) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja bagian proses.
3) Bagian Finishing
Tugas-tugas dari bagian finishing adalah:
a) Menyusun jadwal kerja bagian finishing sesuai dengan
yang direncanakan.
b) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja bagian
finishing.
c) Menyiapkan laporan produksi per hari tiap shift.
4) Bagian Teknik
Tugas-tugas dari bagian teknik adalah:
a) Mengatur kerja mesin.
b) Mengganti peralatan dan memperbaiki mesin yang
c) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja bagian teknik.
c. Kepala Bagian Produksi Weaving
Kepala bagian weaving bertanggung jawab atas penenunan dari
benang menjadi kain dan mendelegasikan tugas yang dikerjakan
bagian di bawahnya, yaitu:
1) Bagian Persiapan
Tugas-tugas bagian persiapan adalah:
a) Menyusun jadwal kerja kelompok warping, kanji, cucuk,
dan palet sesuai dengan rencana produksi.
b) Membantu menyiapkan peralatan, bahan baku, dan bahan
penolong yang akan digunakan.
c) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja bagian proses.
2) Bagian proses
Tugas-tugas dari bagian proses adalah:
a) Menyusun jadwal kerja bagian proses sesuai dengan yang
direncanakan.
b) Membantu dalam menyiapkan peralatan kerja.
c) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja bagian proses.
3) Bagian Finishing
Tugas-tugas dari bagian finishing adalah:
a) Menyusun jadwal kerja bagian finishing sesuai dengan
b) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja bagian
weaving.
c) Menyiapkan laporan produksi per hari tiap shift.
4) Bagian Teknik
Tugas-tugas dari bagian teknik adalah:
a) Mengatur kerja mesin.
b) Mengganti peralatan dan memperbaiki mesin yang
mengalami keusakan.
c) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja bagian teknik.
d. Kepala Bagian Quality Control
Tugas dan wewenang dari bagian qualiy control adalah:
1) Bertanggung jawab atas perencanaan kontrol produksi.
2) Bertanggung jawab atas hasil kerja pengawasan mutu,
pelayanan umum dan gudang.
3) Bertanggung jawab atas pengaturan dan pengawasan kerja
personil yang dipimpinnya.
e. Kepala Bagian Pemasaran
Sebagai koordinator dari berbagai kegiatan yang ada hubungannya
Tugas dan wewenangnya adalah:
1) Mengarahkan dan mengkoordinasikan serta mendelegasikan
tugas atau kegiatan penjualan yang ada dalam perusahaan.
2) Mengawasi pelaksanaan tugas yang dikerjakan bagian yang ada
di bawahnya.
3) Mengatur dan menetapkan prosedur penjualan produk
perusahaan.
4) Membuat permintaan produksi dari barang pesanan.
5) Mengatur cara-cara promosi.
Bertanggung jawab atas pencapaian target penjualan produk dan
tugas yang didelegasikan pada bagian di bawahnya.
f. Kepala Seksi Gudang
Tugas dan wewenangnya adalah:
1) Mengawasi barang masuk dan keluar gudang.
2) Mengatur perencanaan pengadaan barang.
3) Memeriksa persediaan di gudang.
Bertanggung jawab atas laporan persediaan barang dan pekerjaan
yang ada di bagian bawahnya.
g. Kepala Seksi Administrasi
Tugas dan wewenangnya adalah:
1) Melayani administrasi perusahaan.
Bertanggung jawab atas laporan administrasi dan pekerjaan yang
ada di bagian bawahnya.
h. Kepala Bagian Keuangan
Sebagai koordinator dari pengelolaan kegiatan yang berurusan
dengan keuangan perusahaan.
Tugas dan wewenangnya adalah:
1) Mengawasi semua penerimaan dan pengeluaran kas sesuai
dengan kepentingan perusahaan.
2) Mengatur dan mengawasi masalah administrasi keuangan
perusahaan.
3) Mengawasi dan mengarahkan tugas kepada bagian yang ada di
bawahnya, yaitu:
a) Kepala Kasir
Bertugas dan bertanggung jawab atas penerimaan dan
penyimpanan uang sesuai ketentuan yang telah diberikan.
b) Kepala Tata Usaha Keuangan
Bertugas dan bertanggung jawab memeriksa persediaan
gudang secara berkala dan menerima bon-bon gudang.
i. Bagian Kas
Tugas-tugas dari bagian kas adalah:
1) Melakukan administrasi keuangan.
2) Mengatur pemasukan dan pengeluaran kas pada perusahaan.
j. Bagian Pembukuan
Tugas-tugas dari bagian pembukuan adalah:
1) Melakukan pencatatan atas transaksi perusahaan.
2) Mencatat kegiatan pembukuan perusahaan.
Bertanggung jawab atas pencatatan pembukuan perusahaan.
k. Bagian Pembelian
Tugas-tugas dari bagian pembelian adalah:
1) Membuat surat order pembelian.
2) Menerima surat permintaan barang dari gudang.
3) Melakukan pembelian dengan para penjual.
4) Menentukan penjual yang akan dipilih.
l. Bagian Gudang
Tugas-tugas dari bagian gudang adalah:
1) Mencatat barang ke kartu persediaan barang.
2) Membuat laporan penerimaan barang.
3) Membuat laporan pengeluaran barang.
4) Membuat rencana pengadaan barang.
m.Kepala Bagian Umum
Tugas dan wewenangnya adalah:
1) Mengatur pekerjaan yang berhubungan dengan personil,
kebersihan, dan kendaraan.
2) Melakukan koordinasi dengan semua bagian tentang
Bertugas dan bertanggung jawab atas hal-hal yang bersifat umum
dalam perusahaan dan mendelegasikan persoalan umum kepada
bagian di bawahnya.
n. Kepala Seksi Personalia
Mengatur pengangkatan dan pengembangan karyawan lewat
latihan-latihan karyawan, kepegawaian, kesekretariatan, dan
hubungan masyarakat.
Tugas dan wewenangnya adalah:
1) Menangani administrasi kepegawaian.
2) Mengarahkan, mengkoordinir, dan mendelegasikan tugas
kepada bagian di bawahnya.
3) Menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan
perburuhan.
o. Kepala Seksi Sekretariat
Tugas dan wewenangnya adalah:
1) Melayani tamu yang datang ke perusahaan.
2) Merekap daftar tamu.
p. Kepala Seksi Kendaraan
Tugas dan wewenangnya adalah:
1) Bertanggung jawab atas perawatan dan perbaikan kendaraan
perusahaan.
2) Bertugas menyiapkan kendaraan yang akan beroprasi bagi
q. Kepala Seksi Keamanan
Tugas dan wewenangnya adalah:
1) Bertanggung jawab atas keamanan dan ketertiban perusahaan.
2) Melayani tamu pada pos terdepan.
r. Kepala Seksi Rumah Tangga
Bertugas dan bertanggung jawab terhadap hal-hal yang bersifat
kerumahtanggaan dalam perusahaan seperti perawatan tanaman,
54 BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
5.1Analisis Biaya Kualitas
Setelah mengadakan penelitian di PT Iskandar Indah Printing
Textile, maka diketahui bahwa manajemen perusahaan sampai saat ini
belum membuat dan melakukan pelaporan biaya kualitas secara khusus.
Selama ini semua elemen-elemen biaya kualitas masih tergabung dalam
biaya produksi, karena perusahaan menganggap biaya-biaya tersebut
merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menunjang kegiatan produksi,
sehingga semua biaya yang terjadi dicatat sebagai komponen biaya
produksi.
Pelaporan biaya kualitas yang belum dilakukan secara khusus ini
menyebabkan perusahaan tidak dapat mengetahui besarnya biaya yang
timbul disebabkan oleh kualitas produk yang tidak memenuhi harapan
konsumen.
Oleh karenanya untuk menyusun laporan biaya kualitas, terlebih dahulu
perlu mengidentifikasi dan memilah-milah elemen-elemen biaya kualitas
yang terdapat dalam laporan biaya produksi. Biaya produksi yang akan
diteliti hanya berfokus pada kain grey/ biaya produksi pada divisi tenun/
weaving, karena perusahaan hanya membatasi pengambilan data sampai
Adapun data biaya produksi grey yang dikeluarkan perusahaan
selama tahun 2012-2014 langsung dapat dilihat pada tabel 2 sampai
56 Tabel 2 Laporan Biaya Produksi Weaving Tahun 2012 (dalam rupiah)
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
57 Tabel 3 Laporan Biaya Produksi Weaving Tahun 2013 (dalam rupiah)
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Biaya bahan baku benang 6.039.784.595 6.594.823.767 6.364.762.376 7.756.737.120 6.869.834.723 7.685.096.834 7.759.386.584 8.857.347.134 7.789.689.007 8.785.982.304 8.768.012.001 8.809.128.427
58
Tabel 4 Laporan Biaya Produksi Weaving Tahun 2014 (dalam rupiah)
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
pengeluaran biaya yang berkaitan dengan kualitas produk diantaranya adalah:
1. Biaya perawatan mesin dan peralatan produksi
2. Biaya pelatihan karyawan
3. Biaya pemeriksaan dan pengujian produk
4. Biaya pengawasan produksi
5. Biaya sisa bahan
6. Biaya pengerjaan kembali
7. Biaya retur
Setelah pengeluaran/ biaya-biaya yang berkaitan dengan kualitas produk
terindentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengelompokkan biaya-biaya
tersebut sesuai dengan komponen pembentukan laporan biaya kualitas.
Adapun komponen pembentukan laporan biaya kualitas terdiri dari 4
macam, yaitu:
1. Biaya Pencegahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencegah
terjadinya produk cacat. Di PT Iskandar Indah Printing Textile biaya
pencegahan yang terdapat pada unsur biaya produksi weaving yaitu:
a. Biaya perawatan mesin, yaitu biaya yang terjadi berkaitan dengan
usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk memelihara
serta mengadakan perbaikan peralatan-peralatan yang dipakai
tenaga kerja untuk memproses barang yang dihasilkan perusahaan.
Biaya perawatan mesin di PT Iskandar Indah Printing Textile
terdapat kerusakan pada mesin maka akan dilakukan perbaikan
kerusakan mesin. Biaya yang dikeluarkan berupa jasa service
mesin dan biaya pembelian spare part jika ada bagian mesin yang
harus diganti. Ketiga mesin produksi di PT Indah Printing Textile
yaitu TOYODA, PICANOL dan RRT merupakan mesin produksi
utama dalam perusahaan ini, sehingga perusahaan berusaha
melakukan aktivitas perawatan rutin agar mesin selalu dalam
keadaan prima. Biaya perawatan mesin yang terjadi di PT Iskandar
Indah Printing Textile langsung dapat dilihat pada tabel 5 sampai
Tabel 6 Biaya perawatan mesin TOYODA (dalam rupiah) Tabel 7 Biaya Perawatan Mesin RRT 52 dan RRT 56 (dalam rupiah)
Sumber: Data yang telah diolah
b. Biaya pelatihan karyawan, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
melakukan pelatihan-pelatihan dan pengembangan bagi karyawan
agar semakin ahli dan berkualitas. Bentuk pelatihan yang dilakukan
di PT Iskandar Indah Printing Textile berupa seminar dan training.
Seminar ditujukan kepada para karyawan yang dirasa berkompeten
di masing-masing divisi perusahaan. Sedangkan training ditujukan
kepada karyawan baru yang sedang dalam masa training selama 3
bulan. Hal ini dimaksudkan agar karyawan memiliki keterampilan
dan memiliki tanggung jawab terkait dengan proses produksi
sehingga mampu menghasilkan produk yang berkualitas sesuai
spesifikasi yang telah ditentukan perusahaan. Biaya pelatihan
karyawan yang terjadi di PT Iskandar Indah Printing Textile dapat
Dari tabel 5 sampai dengan tabel 8, dapat diketahui total biaya
pencegahan PT Iskandar Indah Printing Textile terlihat pada tabel 9
Tabel 9 Biaya Pencegahan (dalam rupiah)
produk telah sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan konsumen. Di
PT Iskandar Printing Textile yang termasuk dalam biaya penilaian
yaitu:
a. Biaya pemeriksaan dan pengujian produk yaitu biaya yang
dikeluarkan untuk memeriksa dan menguji apakah produk yang
dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Di PT Iskandar Indah Printing Textile kegiatan ini
dilakukan oleh kepala bagian quality control dibantu oleh