ABSTRAK
PERLAKUAN BIAYA KUALITAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN
Studi Kasus di PT Iskandar Indah Printing Textile
Andreas Galih Wicaksono
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perlakuan dan klasifikasi biaya kualitas, mengetahui komposisi dan pelaporan biaya kualitas, serta mengetahui pengaruh positif biaya kualitas terhadap laba perusahaan. Penelitian ini penting karena dengan menggunakan biaya kualitas akan meningkatkan kualitas produk yang akan berdampak pada meningkatnya laba perusahaan.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu mendeskripsikan perlakuan biaya kualitas dan menghitung komposisi biaya kualitas. Pengaruh antara biaya kualitas dengan laba perusahaan akan diuji menggunakan analisis regresi linear.
Hasil penelitian menunjukkan perusahaan memperlakukan biaya kualitas sebagai biaya produksi. Biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan adalah biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal. Komposisi biaya pencegahan lebih besar daripada biaya kegagalan. Persentase biaya kualitas tidak lebih dari 2,5%. Total biaya kualitas berpengaruh positif terhadap total laba operasional.
ABSTRACT
THE RECOGNITION OF QUALITY COSTS AND THE EFFECT WITH COMPANY PROFITS
A Case Study at PT Iskandar Indah Printing Textile
Andreas Galih Wicaksono
NIM: 112114010
Sanata Dharma University
2016
The purposes of this study are to determine (1) the recognition and classification of quality costs; (2) the composition and report of the quality costs; (3) and to analyze the effect of the quality costs to the company's profit. This study is importance because by managing quality costs it will improve the quality of the products that will increase company’s profits.
This research is a case study. Data were obtained by interview and documentation. The data analysis technique used was descriptive analysis, by describing the recognition of quality costs and calculating the composition of the quality costs. The effect of the quality costs and the company's profit will be analyzed by linear regression analysis.
The results showed that the company recognized the quality costs as production costs. The quality costs were devided into prevention costs, appraisal costs, internal failure costs and external failure costs. The composition of the prevention costs was higher than the failure costs. The percentage of the quality costs was less than 2.5%. The total of quality costs had positive effect to total operating profit.
i
PERLAKUAN BIAYA KUALITAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN
“Studi Kasus di PT Iskandar Indah Printing Textile”
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Andreas Galih Wicaksono
NIM : 112114010
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Barangsiapa ingin mutiara harus berani terjun di lautan
yang dalam”
(Ir. Soekarno)
Dengan penuh syukur kupersembahkan untuk:
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan berkat dan karunia kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi
Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan,
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph. D. Selaku Rektor Universitas
Sanata Dhrama yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc, QIA. Selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Bambang Setiawan, selaku Direktur PT Iskandar Indah Printing
Textile yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian
skripsi.
4. Bapak Agus Mulyo yang telah banyak membantu dan memberikan data
untuk penelitian ini.
5. Semua keluarga terutama Bapak, Ibu dan kedua kakak tersayang yang
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
x
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 38
A. Sejarah Perusahaan ... 38
B. Lokasi Perusahaan ... 40
C. Visi dan Misi Perusahaan... 40
D. Personalia Perusahaan ... 41
E. Bagian Produksi ... 46
F. Aspek Pemasaran ... 55
G. Struktur Organisasi ... 56
H. Deskripsi Jabatan ... 58
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 67
A. Deskripsi Data ... 67
B. Analisis Data. ... 70
C. Pembahasan ...109
BAB VI PENUTUP ...114
A. Kesimpulan...114
B. Keterbatasan Penelitian ...115
C. Saran ...115
DAFTAR PUSTAKA ...117
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 : Bentuk Laporan Biaya Kualitas ... 30
Tabel 2.2 : Komposisi Biaya Kualitas ... 31
Tabel 4.1 : Tenaga Kerja dan Pembagian Kerja Perusahaan ... 42
Tabel 5.1 : Laporan Biaya Kualitas ... 68
Tabel 5.2 : Penjualan Bersih ... 69
Tabel 5.3 : Laba Operasional ... 69
Tabel 5.4 : Biaya Perawatan Mesin TOYODA ... 71
Tabel 5.5 : Biaya Perawatan Mesin PICANOL ... 72
Tabel 5.6 : Biaya Perawatan Mesin RRT ... 73
Tabel 5.7 : Biaya Pelatihan Karyawan ... 75
Tabel 5.8 : Biaya Pengawasan Proses Produksi ... 77
Tabel 5.9 : Biaya Pemeriksaan dan Pengujian Produk ... 78
Tabel 5.10 : Biaya Sisa Bahan ... 80
Tabel 5.11 : Biaya Pengerjaan Kembali ... 81
Tabel 5.12 : Biaya Retur Penjualan... 83
Tabel 5.13 : Klasifikasi Biaya Kualitas dan Biaya Produksi ... 86
Tabel 5.14 : Total Biaya Kualitas ...89
Tabel 5.15 : Komposisi Biaya Pencegahan ...92
Tabel 5.16 : Komposisi Biaya Penilaian ... 92
xii
Tabel 5.18 : Komposisi Biaya Kegagalan Eksternal ... 93
Tabel 5.19 : Persentase Biaya Kualitas dan Penjualan Bersih ... 99
Tabel 5.20 : Persentase Biaya Pencegahan ... 99
Tabel 5.21 : Persentase Biaya Penilaian ... 99
Tabel 5.22 : Persentase Biaya Kegagalan Internal ...100
Tabel 5.23 : Persentase Biaya Kegagalan Eksternal ...100
Tabel 5.24 : Tabel X dan Y ...103
Tabel 5.25 : Uji Normalitas ...106
Tabel 5.26 : Statistik Deskriptif ...106
Tabel 5.27 : Koefisien Determinasi ...107
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 : Grafik Biaya Kualitas AQL ... 11
Gambar 2.2 : Grafik Biaya Kualitas Kontemporer ... 12
Gambar 4.1 : Proses Produksi Tenun/ Weaving ... 49
Gambar 4.2 : Proses Produksi Printing ... 53
xiv
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 5.1 : Grafik Elemen Biaya Kualitas ... 97
ABSTRAK
PERLAKUAN BIAYA KUALITAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN
Studi Kasus di PT Iskandar Indah Printing Textile
Andreas Galih Wicaksono
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perlakuan dan klasifikasi biaya kualitas, mengetahui komposisi dan pelaporan biaya kualitas, serta mengetahui pengaruh positif biaya kualitas terhadap laba perusahaan. Penelitian ini penting karena dengan menggunakan biaya kualitas akan meningkatkan kualitas produk yang akan berdampak pada meningkatnya laba perusahaan.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu mendeskripsikan perlakuan biaya kualitas dan menghitung komposisi biaya kualitas. Pengaruh antara biaya kualitas dengan laba perusahaan akan diuji menggunakan analisis regresi linear.
Hasil penelitian menunjukkan perusahaan memperlakukan biaya kualitas sebagai biaya produksi. Biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan adalah biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal. Komposisi biaya pencegahan lebih besar daripada biaya kegagalan. Persentase biaya kualitas tidak lebih dari 2,5%. Total biaya kualitas berpengaruh positif terhadap total laba operasional.
ABSTRACT
THE RECOGNITION OF QUALITY COSTS AND THE EFFECT WITH COMPANY PROFITS
A Case Study at PT Iskandar Indah Printing Textile
Andreas Galih Wicaksono
NIM: 112114010
Sanata Dharma University
2016
The purposes of this study are to determine (1) the recognition and classification of quality costs; (2) the composition and report of the quality costs; (3) and to analyze the effect of the quality costs to the company's profit. This study is importance because by managing quality costs it will improve the quality of the products that will increase company’s profits.
This research is a case study. Data were obtained by interview and documentation. The data analysis technique used was descriptive analysis, by describing the recognition of quality costs and calculating the composition of the quality costs. The effect of the quality costs and the company's profit will be analyzed by linear regression analysis.
The results showed that the company recognized the quality costs as production costs. The quality costs were devided into prevention costs, appraisal costs, internal failure costs and external failure costs. The composition of the prevention costs was higher than the failure costs. The percentage of the quality costs was less than 2.5%. The total of quality costs had positive effect to total operating profit.
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia bisnis semakin pesat, hal ini menarik minat
para pengusaha untuk giat dalam melakukan peningkatan kualitas untuk
memenangkan persaingan pasar. Untuk dapat memenangkan persaingan
pasar, perusahaan harus dapat menghasilkan produk yang berkualitas.
Produk yang berkualitas merupakan kunci sukses perusahaan dalam
memenangkan persaingan, jika produk yang dihasilkan perusahaan laku di
pasar, maka perusahaan akan memperoleh laba, perusahaan yang dapat
memperoleh laba akan tetap eksis bahkan dapat berkembang lebih pesat.
Dalam dunia bisnis, perusahaan dipaksa untuk dapat bersaing dan
berkompetisi, menguasai pasar, dan menghasilkan laba yang maksimal.
Dengan adanya tekanan tersebut maka perusahaan dituntut untuk
senantiasa meningkatkan kualitas produk atau jasa yang diberikan, dalam
upaya memenuhi kepuasan konsumen. Salah satu cara untuk memenuhi
kepuasan konsumen adalah dengan memahami atau melebihi harapan
konsumen. Setelah konsumen membeli produk-produk, mereka akan
membandingkannya dengan apa yang diharapkan. Jika kenyataan yang
dirasakan di bawah yang diharapkan, konsumen akan kehilangan
kepercayaan terhadap perusahaan yang menghasilkan produk tersebut,
namun jika kenyataan yang dirasakan telah sesuai atau bahkan lebih dari
dihasilkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu
menyediakan produk yang berkualitas.
Memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk secara terus
menerus merupakan sesuatu yang penting dalam membangun masa depan
perusahaan serta bisnis yang berkelanjutan. Namun yang menjadi
permasalahan adalah bagaimana kualitas ini dapat diukur sehingga dapat
digunakan sebagai dasar pengambil keputusan manajerial terkait dengan
kualitas yang dihasilkan. Untuk menjawab permasalahan tersebut,
akuntansi harus dapat berfungsi mengetahui seberapa besar biaya kualitas
(cost of quality) yang digunakan perusahaan dalam rangka memperbaiki
kualitas produk untuk memenuhi kepuasan konsumen. Pengukuran
kualitas melalui biaya kualitas dapat dilakukan karena kualitas suatu
produk tidak hanya berupa gambaran visual berupa fisik produk yang
dihasilkan, namun juga dapat dilihat melalui biaya-biaya yang dipakai
dalam menghasilkan produk berkualitas tersebut.
Biaya kualitas yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dapat
digunakan sebagai indikator untuk melihat sejauh mana fungsi sistem
pengendalian kualitas yang diterapkan perusahaan secara efektif dan
efisien. Semakin rendah biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan
menunjukkan semakin baik program pengendalian kualitas yang dilakukan
perusahaan, karena perusahaan berhasil memproduksi produk yang baik.
Dengan kualitas produk yang dihasilkan baik atau berkualitas, maka akan
produk disertai tidak adanya tambahan biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan, maka akan mendorong tingkat laba perusahaan.
Menurut Hansen dan Mowen (2009: 272) biaya kualitas
berhubungan dengan dua kegiatan yaitu kegiatan pengendalian dan
kegagalan. Kegiatan pengendalian terdiri dari kegiatan pencegahan dan
penilaian. Kegiatan pengendalian dilakukan oleh perusahaan untuk
mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk. Kegiatan kegagalan terdiri
dari kegiatan kegagalan internal dan kegagalan eksternal. Kegiatan
kegagalan dilakukan oleh perusahaan atau pelanggannya untuk merespon
kualitas yang buruk. Dalam penelitian ini akan digunakan konsep
pandangan kualitas yang dapat diterima/ Acceptable Quality Level (AQL),
dimana antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan saling berbanding
terbalik. Ketika biaya pengendalian meningkat, maka biaya kegagalan
akan menurun, dan akan menghasilkan suatu titik optimal yang mewakili
tingkat minimum dari total biaya kualitas.
Perusahaan yang memproduksi suatu produk sebagian besar telah
menggunakan biaya kualitas untuk melakukan kegiatan pengendalian
kualitas. Perlakuan terkait biaya kualitas antara produk yang satu dengan
yang lain akan berbeda-beda, atau antara satu perusahaan dengan
perusahaan yang lain berbeda, ada yang menamakan biaya kualitas, ada
yang memberi nama lain, perbedaan itu juga terjadi antara perusahaan
PT Iskandar Indah Printing Textile merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang produksi tekstil. Produk hasil proses produksi
perusahaan ini tidak terlepas dari kesalahan-kesalahan sehingga dapat
menghasilkan produk yang berkualitas rendah atau buruk, akibatnya
perusahaan akan menderita kerugian karena produk tekstilnya tidak layak
jual. Oleh sebab itu, agar perusahaan dapat selalu memproduksi produk
yang berkualitas, perusahaan berusaha mengoptimalkan pengendalian
kualitas melalui biaya kualitas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perlakuan dan klasifikasi biaya kualitas di PT Iskandar
Indah Printing Textile?
2. Bagaimana komposisi dan pelaporan biaya kualitas di PT Iskandar
Indah Printing Textile?
3. Apakah biaya kualitas berpengaruh positif terhadap laba operasional
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui perlakuan dan klasifikasi biaya kualitas pada PT Iskandar
Indah Printing Textile.
2. Mengetahui komposisi dan pelaporan biaya kualitas di PT Iskandar
Indah Printing Textile.
3. Mengetahui pengaruh positif biaya kualitas terhadap laba operasional
PT Iskandar Indah Printing Textile.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Sebagai masukan yang mungkin dapat membantu perusahaan sebagai
pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan strategi yang
digunakan perusahaan dalam menghadapi persaingan masa sekarang
ini.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang akan mengadakan
penelitian serupa dan untuk menambah koleksi buku perpustakaan
3. Bagi Penulis
Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana
penerapan teori-teori yang telah diterima penulis di bangku kuliah,
serta melihat bagaimana perusahaan melakukan aktivitasnya.
E. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi tentang teori-teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam bab ini juga dibahas
tentang perumusan hipotesis penelitian.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang objek dan subyek penelitian, metode penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik
pengumpulan data, variabel penelitian, dan teknik analisis
Bab IV Gambaran Umum Perusahaan
Pada bab ini akan dibahas mengenai sejarah didirikannya
perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi
perusahaan, produksi perusahaan, personalia perusahaan,
sumber modal perusahaan dan pemasaran perusahaan.
Bab V Analisis Data
Pada bab ini akan dibahas mengenai deskripsi data, analisis
data, dan pembahasan.
Bab VI Penutup
Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan,
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Biaya
Pengertian biaya dapat dijelaskan sebagai berikut:
“As a resource sacrificed or achieve a spesific objective. A
cost (such a direct materials or advertising) is usually measured as monetary amount that must be paid to acquire good services. An actual cost is the cost incurred (a historical cost), as distinguished from a budgeted (or forecosted) cost” (Horngren, et al, 2000: 30).
“Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomis yang
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu” (Mulyadi, 2005: 8)
Dari dua definisi di atas, maka dapat disimpulkan biaya merupakan
nilai kas yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam rangka mendapatkan
barang atau jasa yang diharapkan dapat memberi manfaat bagi organisasi.
B. Biaya Kualitas
1. Pengertian Biaya Kualitas
Pengertian biaya kualitas dijelaskan sebagai berikut:
“Biaya mutu adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan,
pengidentifikasian, perbaikan, dan pembetulan produk yang
berkualitas rendah, dan dengan opportunity cost dari hilangnya waktu produksi dan penjualan sebagai akibat rendahnya kualitas” (Blocher, 2000: 220).
2. Pelaporan Biaya Kualitas
Menurut Hansen dan Mowen (2009: 276), pelaporan biaya
kualitas memiliki arti penting bagi perusahaan yang menaruh perhatian
serius terhadap perbaikan dan pengendalian biaya kualitas. Pencatatan
biaya kualitas aktual secara terperinci berdasarkan kategorinya dapat
memberikan dua masukan pandangan penting.
Pertama, catatan tersebut mengungkapkan besarnya biaya
kualitas dalam setiap kategori yang memungkinkan para manajer
menilai dampak keuangannya. Kedua, catatan tersebut menunjukkkan
distribusi biaya kualitas menurut kategori yang memungkinkan para
manajer menilai kepentingan relatif dari setiap kategori.
Menurut Supriyono (1994: 387), tujuan pelaporan biaya kualitas
yaitu untuk meningkatkan dan memungkinkan perencanaan,
pengendalian, dan pembuatan keputusan manajerial perusahaan.
Berikut merupakan beberapa manfaat penggunaan laporan informasi
biaya kualitas:
a. Untuk pembuatan keputusan implementasi program kualitas produk
atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
b. Untuk mengevaluasi keefektifan pelaksanaan program kualitas
3. Pandangan Tentang Biaya Kualitas
Menurut Hansen dan Mowen (2009: 277-282), terdapat 2 fungsi
biaya kualitas, yaitu sebagai berikut:
a. Pandangan Kualitas Yang Dapat Diterima
Mengasumsikan bahwa terdapat perbandingan terbalik antara
biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Dapat dilihat pada
gambar 2.1 ketika biaya pengendalian meningkat, maka biaya
kegagalan seharusnya menurun. Selama penurunan biaya
kegagalan lebih besar daripada kenaikan biaya pengendalian,
perusahaan harus terus menerus meningkatkan usahanya untuk
mencegah atau mendeteksi unit-unit yang tidak sesuai. Pada
akhirnya, akan dicapai suatu titik dimana kenaikan tambahan biaya
dalam upaya tersebut menimbulkan biaya yang lebih besar daripada
penurunan biaya kegagalan. Titik ini mewakili tingkat minimum
dari total biaya kualitas. Ini merupakan perbandingan optimal
antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan atau biasa disebut
tingkat kualitas yang dapat diterima (Acceptable Quality
Level/AQL). Namun pandangan ini memiliki kelemahan yaitu
dapat meneruskan kesalahan-kesalahan operasi sebelumnya, dan
memiliki komitmen untuk mengirimkan produk yang cacat kepada
Gambar 2.1
Grafik Biaya Kualitas Acceptable Quality Level (AQL)
Sumber: Hansen dan Mowen, 2009: 279
b. Pandangan Cacat Nol
Biaya kegagalan timbul hanya jika produk tidak sesuai
dengan spesifikasi dan terdapat perbandingan terbalik optimal
antara biaya kegagalan dan biaya pengendalian. Pada gambar 2.2
digambarkan bahwa Model Cacat Nol (Zero Defect Model)
menyatakan keunggulan biaya akan diperoleh dengan mengurangi
unit cacat hingga nol. Pandangan ini mensyaratkan bahwa produk
dan jasa yang diproduksi dan dikirim kepada pelanggan adalah
yang sesuai nilai sasaran. Perusahaan-perusahaan yang
menghasilkan semakin sedikit produk cacat akan menjadi lebih
kompetitif relatif terhadap perusahaan yang meneruskan
Gambar 2.2
Grafik Biaya Kualitas Kontemporer
Sumber: Hansen dan Mowen, 2009: 281
Penelitian ini akan menggunakan pandangan kualitas yang
dapat diterima (Acceptable Quality Level/ AQL).
4. Pengelompokan Biaya Kualitas
Penggolongan biaya kualitas menurut Hansen dan Mowen
(2009: 272-273), adalah sebagai berikut:
a. Biaya Pengendalian (Control Cost)
Biaya yang terbentuk pada saat mengadakan aktivitas
pengendalian. Biaya ini dibentuk oleh perusahaan untuk mencegah
Biaya pengendalian ini dapat dibagi menjadi:
1) Biaya Pencegahan (Prevention Cost)
Biaya pencegahan adalah biaya yang terjadi untuk mencegah
produk rusak dalam proses produksi. Biaya pencegahan
meliputi:
a) Teknik dan perancangan kualitas
b) Program pelatihan kualitas
c) Perencanaan kualitas
d) Laporan kualitas
e) Seleksi dan evaluasi pemasok
f) Penelitian pasar
g) Tinjauan produk baru
h) Rancangan proses dan produk
2) Biaya Penilaian/ Biaya Deteksi (Apprasial Cost)
Biaya penilaian adalah biaya yang digunakan untuk
menentukan apakah produk memenuhi kebutuhan pelanggan,
dan untuk menentukan apakah produk sesuai dengan
persyaratan kualitas yang telah ditetapkan. Biaya penilaian
meliputi:
a) Pemeriksaan bahan mentah yang telah dibeli
b) Pemeriksaan pengepakan
c) Produk acceptance
e) Evaluasi persediaan
f) Pemeriksaan kualitas produk
g) Pemeriksaan dan pengujian produk
Produk acceptance menyangkut sampel (uji coba)
barang-barang apakah diterima dan memenuhi tingkatan
kualitas penerimaan. Proses acceptance melibatkan sampel
barang-barang selama dalam proses pembuatan untuk
meyakinkan apakah produksi barang-barang produksi tidak
rusak.
Tujuan biaya penilaian adalah untuk mencegah barang
yang terkait sesuai dengan keinginan pelanggan yang akan
dikirim.
b. Biaya Kegagalan (Failure Cost)
Biaya yang terjadi pada suatu perusahaan karena adanya
suatu aktivitas kegagalan pada produk atau biaya karena aktivitas
yang diwakili oleh organisasi atau pelanggannya untuk
menanggapi buruknya kualitas. Biaya kegagalan ini dibagi menjadi
dua (2) bagian, yaitu:
1) Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost)
Biaya kegagalan internal adalah biaya yang terjadi karena
barang tersebut dikirim ke pihak luar (pelanggan). Biaya
kegagalan internal meliputi:
a) Sisa bahan
b) Pengerjaan kembali
c) Penggantian kerugian
d) Bahan untuk memperoleh bahan baku atau material
e) Factory contact engineering
2) Biaya Kegagalan Eksternal (External Failure Cost)
Biaya yang terjadi karena barang gagal memenuhi tuntutan
konsumen dan karena produk gagal menyesuaikan
persyaratan-persyaratan yang diketahui setelah produk tersebut dikirim ke
para pelanggan. Biaya kegagalan eksternal meliputi:
a) Biaya retur penjualan/ Cost sales
b) Biaya penanganan keluhan selama masa garansi
c) Biaya penanganan keluhan di luar masa garansi
d) Pelayanan produk
e) Produk liability
C. Kualitas
1. Pengertian Kualitas
Sebuah produk atau jasa yang berkualitas adalah sebuah produk
atau jasa yang mampu memenuhi harapan yang telah ditentukan
pilihan pelanggan untuk memakai produk atau jasa tersebut atau tidak.
Beberapa pengertian untuk memahami kualitas adalah sebagai berikut:
“Kualitas produk dan jasa adalah sesuatu yang memenuhi
atau melebihi harapan pelanggan” (Hansen dan Mowen,
2009: 269).
“Kualitas merupakan keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran rekayasa, pembuatan dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang digunakan
memenuhi harapan – harapan pelanggan” (Feigenbaum,
1992:7).
“Kualitas merupakan kesesuaian dengan tingkat spesifikasi produk atau jasa yang memenuhi atau melebihi permintaan dan harapan pelanggan atau konsumen” (Blocher, 2000: 214).
Dengan demikian kualitas merupakan ukuran relatif kebaikan suatu
produk, produk berkualitas adalah produk yang dapat mempengaruhi,
memenuhi, dan melebihi harapan pelanggan/konsumen.
2. Dimensi Kualitas Produk
Menurut Hansen dan Mowen (2009: 269-271), kualitas produk
atau produk yang berkualitas adalah sesuatu yang memenuhi harapan
pelanggan yang mengacu pada delapan (8) dimensi sebagai berikut:
a Performance (Kinerja)
Performance barang mengacu sejauh mana konsistensi dari fungsi
b Estesis (Keindahan)
Bentuk penampilan barang (bentuk dan keindahannya) termasuk
penampilan, fasilitas, peralatan, karyawan. Kualitas suatu produk
dilihat dari penampilannya (daya tarik produk terhadap panca
indra).
c Serviceability (Kemampuan Layanan)
Mengukur kemudahan-kemudahan dalam mempertahankan dan
menyediakan barang.
d Features = service after sale (Ciri-ciri khas/ kualitas dari desain)
Features berhubungan dengan sifat-sifat produk yang membedakan
secara fungsional dengan produk-produk sejenis. Kualitas desain
yang lebih tinggi biasanya untuk biaya pembuatan yang lebih tinggi
dan harga penjualan yang lebih tinggi. Kualitas membantu
perusahaan dalam menentukan pasarannya.
e Reliability (Kepercayaan/ keandalan)
Kemampuan produk dalam memberikan fungsi yang diinginkan
selama beberapa waktu tertentu.
f Durability (Keawetan/ daya tahan)
Durability berkaitan dengan lamanya produk memberikan
fungsinya atau berapa lama suatu produk dapat digunakan dengan
g Conformance = Quality of conformance (Kesesuaian kualitas)
Conformance yaitu ukuran bagaimana produk memberikan
kekhususannya, atau spesifikasinya.
h Fitness for use (Kesesuaian kegunaan)
Fitness for use adalah kesesuaian produk dengan fungsi-fungsi
yang sudah disebutkan. Ketidakpercayaan produk sering
merupakan akibat dari kegagalan kesesuaian.
3. Jenis Kualitas Produk
Menurut Supriyono (1994: 377), terdapat dua jenis kualitas suatu
produk yang diakui, yaitu sebagai berikut :
a. Kualitas Rancangan (Quality of Design)
Kualitas rancangan suatu produk merupakan suatu fungsi berbagai
spesifikasi produk. Tingginya kualitas rancangan dapat dilihat dari
tingginya biaya pemanufakturan dan tingginya harga jual. Kualitas
desain harus dipenuhi karena desain yang bagus merupakan daya
tarik bagi konsumen. Misalnya, kualitas desain dari sebuah topi,
produk topi tersebut mempunyai bentuk yang khas dan berbeda
dari produk topi yang lain, bahannya tahan air, tidak mudah rusak,
gambar dan warnanya menarik, dan sebagainya.
b. Kualitas Kesesuaian (Quality of Conformance)
Kualitas kesesuaian adalah hal suatu ukuran mengenai bagaimana
Suatu produk atau jasa dapat dikatakan cocok digunakan apabila
suatu produk dapat memenuhi semua spesifikasi rancangan.
Kualitas kesesuaian harus dipenuhi karena mencakup fungsi, daya
tahan, dan kecocokan seperti apa yang diharapkan konsumen.
Misalnya kualitas kesesuaian sebuah produk topi yang cocok untuk
berbagai acara baik acara formal maupun acara nonformal, cocok
untuk semua kalangan mulai dari anak- anak, orang dewasa, dan
orang tua sehingga tidak malu untuk membeli dan memakainya.
4. Perlunya Pengawasan Kualitas Produk atau Jasa
Menurut Sukanto (1997: 394), dewasa ini perusahaan dalam
usahanya untuk menjamin kualitas produk atau jasa yang dihasilkan
membutuhkan suatu pengawasan produk atau jasa yang dihasilkannya.
Pengawasan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan
membutuhkan suatu tim kerja yang sering disebut dengan gugus
kendali mutu (Quality Control Circles) yang mempunyai tugas untuk
mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan masalah yang
berhubungan dengan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan
perusahaan dan kerja para karyawan yang memproduksi produk atau
jasa tersebut.
Perusahaan mengharapkan dengan adanya gugus kendali mutu
(Quality Control Circles) dapat memberikan hasil berkurangnya
produk atau jasa yang mengalami kerusakan. Selain itu perusahaan
juga mengharapkan adanya peningkatan kualitas produk atau jasa yang
dihasilkan sehingga kepuasan konsumen atas produk atau jasa yang
dihasilkan perusahaan dapat terpenuhi.
Pengawasan atau pemeriksaan terhadap kualitas produk atau
jasa yang dihasilkan perusahaan pada dasarnya harus dibedakan
menurut aspek kualitas produk atau jasa. Apabila yang diawasi atau
diperiksa produk yang dihasilkan perusahaan maka aspek kualitas yang
diukur adalah:
a. Spesifikasi produk, yang mencakup antara lain: bahan untuk
membuat produk dan dimensi fisik produk
b. Sifat-sifat dari produk, yang mencakup antara lain: fisik struktural
produk, mekanis, listrik, dan besar atau kecil produk serta bentuk
produk.
c. Produk dapat dipasarkan, yang mencakup antara lain: rancang
bangun produk dan penampilan produk yang kompetitif.
d. Kinerja produk, yang mencakup antara lain: kehandalan produk
dan efisiensi produk.
Apabila yang diawasi dan diperiksa jasa yang dihasilkan
perusahaan maka aspek kualitas yang diukur adalah:
a. Spesifikasi jasa, yang mencakup antara lain: kegiatan dan deskripsi
b. Sifat-sifat dari jasa, yang mencakup antara lain: intelektualitas dan
keindahan (perusahaan atau organisasi), dapat memperbaiki
kualitas jasa dan emosi (manusia).
c. Jasa dapat dipasarkan, yang mencakup antara lain: kenyamanan
dan daya tarik jasa yang ditawarkan perusahaan.
d. Kinerja jasa, yang mencakup antara lain: jasa yang ditawarkan
perusahaan dapat diandalkan dan efektif.
Pengawasan atau pemeriksaan kualitas produk atau jasa yang
dihasilkan perusahaan penting dan perlu karena memberikan hasil pada
peningkatan pendapatan perusahaan.
5. Ukuran Standar Kualitas
Menurut Hansen dan Mowen (2009: 270-271), standar kualitas
suatu perusahaan dapat diukur berdasarkan dua ukuran, yaitu:
a. Standar fisik
Untuk lini manajer dan personel operasi, pengukuran fisik terhadap
kualitas seperti jumlah unit cacat, persentase kegagalan eksternal,
kesalahan penagihan, kesalahan control dan ukuran-ukuran fisik
lainnya mungkin dapat lebih berarti untuk pengukuran fisik,
standar kualitasnya adalah cacat nihil atau kesalahan. Tujuannya
adalah agar setiap orang melakukan pekerjaannya dengan benar
b. Standar interim
Bagi sebagian perusahaan, standar cacat-nihil (zero defect)
merupakan tujuan jangka panjang, karena memperbaiki kualitas
sampai tingkat cacat-nihil dapat memakan waktu, maka standar
perbaikan tahunan harus dikembangkan. Standar kualitas interim
ini mengekspresikan tujuan-tujuan kualitas untuk tahun tersebut.
D. Hubungan Antar Jenis Biaya Kualitas
Menurut Bambang (2002: 390-391), secara gasis besar, biaya
pencegahan dan penilaian bersifat “sukarela” sementara biaya kegagalan
internal dan eksternal bersifat “tidak sukarela” karena perusahaan bisa
dipaksa untuk membayar biaya ini. Biaya pencegahan dan penilaian
disebut cost of conformance (biaya kesesuaian), yaitu semua biaya yang
dikeluarkan untuk memastikan produk atau jasa memenuhi kebutuhan
konsumen. Sementara itu, biaya kegagalan internal dan eksternal disebut
cost of nonconformance (biaya ketidaksesuaian).
Biaya kualitas sama dengan jumlah cost of conformance dan cost
of nonconformance. Untuk menurunkan biaya kegagalan internal dan
eksternal yang merupakan cost of nonconformance adalah dengan cara
meningkatkan cost of corformance. Jika perusahaan mampu menekan
biaya pengendalian maka biaya kegagalan akan menurun, dan pada
akhirnya total biaya kualitas akan lebih rendah yang berdampak
E. Laba
1. Pengertian Laba
Menurut Suwarjono (2005: 453), laba adalah kenaikan aset
bersih selain yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Kenaikan aset
dalam suatu periode akibat kegiatan produktif yang dapat dibagi atau
didistribusikan kepada kreditor, pemerintah, pemegang saham (dalam
bentuk bunga, pajak dan deviden) tanpa mempengaruhi kebutuhan
ekuitas pemegang saham semula. Ini berarti laba merupakan kelebihan
pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat dalam kegiatan
produksi dan penyerahan barang/ jasa).
2. Tujuan Pelaporan Laba
Menurut Suwarjono (2005: 456), laba akuntansi dengan berbagai
interprestasinya diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai:
a) Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam
perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas
investasi (rate of return in invested capital).
b) Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen.
c) Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak.
d) Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara.
e) Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan
publik.
g) Dasar kompensasi dan pembagian bonus.
h) Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
i) Dasar pembagian deviden.
3. Jenis – Jenis Laba
Menurut Soemarso (2002: 226-227), jenis-jenis laba berdasarkan
perhitungan laba terdiri dari:
a) Laba Bruto
Laba Bruto yaitu selisih antara penjualan bersih dengan harga
pokok penjualan. Disebut bruto karena jumlah ini masih harus
dikurangi dengan beban-beban usaha.
b) Laba Usaha/ Laba Operasi
Laba usaha yaitu selisih antara laba bruto dan beban usaha
(income from operation) atau laba operasi (operating income).
Laba usaha adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan
utama perusahaan.
c) Laba Bersih
Angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah laba bersih
(net profit). Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal.
Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi, angka terakhir
F. Biaya Kualitas dan Laba
Konsumen pada umumnya tertarik pada produk atau jasa yang
perusahaan tawarkan karena manfaat yang dapat diperoleh apabila
konsumen membeli produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
Perusahaan diharapkan dapat mengetahui apa yang dibutuhkan oleh
konsumen dengan menghasilkan produk atau jasa yang unik dan
berkualitas sehingga konsumen mengambil keputusan untuk membeli
produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
Dalam upaya menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas,
perusahaan dituntut untuk melakukan program perbaikan kualitas secara
terus menerus. Dalam usahanya melakukan program perbaikan kualitas,
perusahaan menggunakan biaya kualitas. Dengan dihasilkannya produk
dan jasa yang berkualitas maka nilai penjualan perusahaan akan
meningkat.
Penelitian ini menggunakan konsep pandangan kualitas yang dapat
diterima atau AQL, dimana suatu perusahaan yang melakukan program
pengendalian kualitas dilakukan dengan cara meningkatkan biaya
pengendalian yang terdapat dalam perusahaan, untuk menekan biaya
kegagalan agar menurun. Turunnya biaya kegagalan yang terdapat dalam
perusahaan berarti program pengendalian yang dilakukan perusahaan
berhasil. Dikatakan berhasil karena dengan menurunnya biaya kegagalan
maka jumlah produk rusak/ cacat yang dihasilkan perusahaan juga
tambahan dalam upaya perbaikan kualitas menimbulkan biaya yang lebih
besar dari pada penurunan biaya kegagalan. Titik tersebut merupakan
perbandingan optimal antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan,
serta mendefinisikan apa yang dikenal dengan biaya kualitas yang dapat
diterima.
Dalam konsep AQL ini, perusahaan harus mencapai titik optimal
yang diharapkan agar program pengendalian kualitas yang dilakukan oleh
perusahaan dapat berjalan dengan baik. Perusahaan yang mampu
menghasilkan kualitas produk yang baik, maka nilai penjualan perusahaan
akan meningkat. Peningkatan nilai penjualan ini akan berdampak pada
peningkatan laba perusahaan.
G. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini penulis memaparkan dua penelitian terdahulu
yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti tentang perlakuan
biaya kualitas dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan.
Bayu (2003) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Biaya
Kualitas Terhadap Laba Operasional Perusahaan Manufaktur studi kasus
di Perusahaan Textile Kusumatex Yogyakarta”. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui komposisi biaya kualitas, hubungan biaya kualitas
dengan laba operasional, dan pengaruh biaya kualitas terhadap laba
operasional. Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
Hasil penelitian menunjukkan komposisi biaya kualitas terhadap total
biaya kualitas dan total penjualan perusahaan cukup baik. Hasil uji
koefisien korelasi menunjukkan adanya hubungan negatif yang berarti
penurunan biaya kualitas diikuti kenaikan laba operasional. Hasil uji
regresi linear menunjukkan adanya pengaruh negatif yang berarti semakin
rendah biaya kualitas maka laba operasional semakin naik.
Rosalia (2013) dalam skripsinya yang berjudul “Komposisi Biaya
Kualitas dan Hubungannya Dengan Kinerja Keuangan Perusahaan studi
kasus di PT Madubaru”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
komposisi biaya kualitas dan hubungan biaya kualitas dengan kinerja
keuangan perusahaan. Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian
ini adalah analisis deskriptif dan metode koefisien korelasi product
moment. Hasil penelitian menunjukkan komposisi biaya pengendalian
lebih besar dibanding biaya kegagalan. Berdasarkan hasil uji koefisien
korelasi product moment menjelaskan bahwa tidak terdapat hubungan
H. Perumusan Hipotesis
Menurut Djarwanto (1993: 183), hipotesis adalah suatu pernyataan
mengenai suatu hal yang harus diuji kebenarannya. Membuktikan benar
atau tidaknya pernyataan sesuatu hal tersebut diperlukan adanya penelitian
dan analisis.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah pengaruh biaya kualitas
terhadap laba operasional perusahaan. Terdapat elemen lain yang berkaitan
dengan biaya kualitas, yaitu:
1. Pengaruh biaya pengendalian terhadap laba, jika biaya pengendalian
naik maka akan meningkatkan laba dan jika biaya pengendalian turun
akan menurunkan laba.
2. Pengaruh biaya kegagalan terhadap laba, jika biaya kegagalan naik
maka akan menurunkan laba dan jika biaya kegagalan turun maka akan
meningkatkan laba.
Perusahaan yang sedang dalam tahap perkembangan dalam
melakukan pengendalian kualitas akan melakukan peningkatan di kategori
biaya pengendalian untuk menekan turun biaya kegagalan. Hal itu akan
mengakibatkan terjadinya peningkatan total biaya kualitas, dengan
meningkatnya total biaya kualitas berarti perusahaan telah berhasil
melakukan perbaikan kualitas produk ditandai dengan dihasilkannya
produk yang berkualitas baik dan berkurangnya keluhan dari konsumen.
Dengan dihasilkannya produk yang berkualitas maka akan meningkatkan
meningkatkan nilai penjualan bersih perusahaan yang akan berdampak
pada naiknya laba kotor perusahaan.
Dengan adanya peningkatan pada total biaya kualitas yang
digunakan oleh perusahaan, maka akan berdampak pada naiknya jumlah
harga pokok produksi. Walaupun jumlah harga pokok produksi meningkat,
namun jika diikuti dengan nilai penjualan bersih yang lebih besar daripada
harga pokok produksi, maka laba kotor yang diperoleh perusahaan akan
selalu meningkat. Karena dalam hal ini komponen biaya kualitas yang
digunakan masih tergabung di dalam biaya produksi perusahaan, berarti
jumlah biaya operasional tidak mengalami perubahan, sehingga
dampaknya saat laba kotor mengalami peningkatan maka laba operasional
juga akan meningkat.
Dari argumen di atas dapat disimpulkan bahwa total biaya kualitas
berpengaruh positif terhadap total laba operasional, dimana saat total biaya
kualitas meningkat maka laba operasional akan meningkat, sehingga
penulis menyusun hipotesis: total biaya kualitas berpengaruh positif
I. Laporan Biaya Kualitas
Dalam pelaporan biaya kualitas, Hansen dan Mowen (2009),
mengklasifikasi laporan biaya kualitas dalam 4 kategori untuk
mempermudah proses pelaporan biaya kualitas yang telah digunakan
perusahaan. Bentuk laporan biaya kualitas dapat dilihat pada tabel 2.1
berikut:
Tabel 2.1
Tabel Bentuk Laporan Biaya Kualitas
LAPORAN BIAYA KUALITAS
3. Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost)
a. Downtime Rp. XX
b. Biaya pengerjaan ulang Rp. XX
c. Biaya sisa bahan Rp. XX +
Total Biaya Kegagalan Internal Rp. XXX
4. Biaya Kegagalan Eksternal (External Failure Cost)
a. Biaya penanganan keluhan konsumen Rp. XX
b. Warranty repairs Rp. XX
c. Repacking dan Freight Rp. XX +
Total Biaya Kegagalan Eksternal
Rp. XXX +
TOTAL BIAYA KUALITAS Rp. XXX
J. Komposisi Biaya Kualitas
Dalam biaya kualitas terdapat macam-macam biaya yang dipakai
perusahaan untuk kegiatan pengendalian kualitas produk. Pada tabel 2.2
berikut akan dibahas komposisi apa saja yang terdapat dalam biaya
kualitas:
Tabel 2.2
Tabel Komposisi Biaya Kualitas
Biaya Kualitas
Biaya Pengendalian Biaya Kegagalan
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Yaitu dengan
mengadakan suatu penelitian secara langsung terhadap perusahaan dengan
mengambil data yang berhubungan dengan biaya kualitas.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Mei 2015.
2. Tempat Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertempat di PT. Iskandar Indah Printing
Textile, terletak di Jalan Pakel, Nomor 11, Solo. Perusahaan ini
bergerak di bidang produksi tekstil.
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
a) Direktur Perusahaan
b) Kepala Bagian Produksi
2. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah:
a) Biaya kualitas (biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan
internal dan biaya kegagalan eksternal) pada tahun 2010, 2011,
2012, 2013, 2014.
b) Laba operasi perusahaan 2010, 2011, 2012, 2013, 2014.
D. Data Yang Diperlukan
1. Gambaran umum perusahaan
Data yang diambil meliputi sejarah perusahaan, tujuan, lokasi
perusahaan, struktur organisasi, produksi, proses produksi,
karakteristik produk, penanganan produk, pengendalian proses dan
kualitas, personalia, sumber modal perusahaan serta pemasaran.
2. Biaya kualitas pada tahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 dalam rupiah.
3. Penjualan neto pada tahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 dalam rupiah.
4. Laba bersih perusahaan pada tahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014
dalam rupiah.
E. Teknik Pengumpulan Data
Cara yang dipakai dalam pengumpulan data adalah:
1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data perusahaan dengan
langsung. Dengan teknik ini peneliti mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan
usaha peningkatan kualitas dan peningkatan laba operasional
perusahaan. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data
mengenai gambaran umum perusahaan, proses produksi, dan
penggunaan biaya kualitas dalam perusahaan.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data perusahaan
tentang biaya kualitas selama 3 (tiga) tahun dengan melihat
catatan-catatan yang tersedia pada perusahaan yang diteliti. Data yang
dikumpulkan adalah data yang tersedia di perusahaan yang terkait
dengan pengendalian kualitas dan laporan laba operasional perusahaan.
F. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti telah menentukan
komponen-komponen yang akan menjadi variabel dalam penelitian. Variabel-variabel
tersebut akan diteliti dalam penelitian ini. Terdapat dua variabel yang akan
diteliti, yaitu:
1. Variabel Independen (X) yaitu “Biaya Kualitas”.
G. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah dalam teknik analisis data adalah sebagai berikut:
1. Permasalahan yang pertama akan dijawab dengan mengidentifikasi
perlakuan elemen-elemen biaya kualitas yang digunakan perusahaan.
Dengan cara sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi komponen biaya kualitas yang terdapat pada PT
Iskandar Indah Printing Textile.
b. Mendeskripsikan perlakuan biaya kualitas PT Iskandar Indah
Printing meliputi:
1) Penamaan biaya kualitas.
2) Klasifikasi biaya kualitas dalam pencatatan akuntansi. Apakah
termasuk dalam biaya produksi atau tidak? Atau merupakan
biaya yang lain?
3) Apa yang menjadi pertimbangan perusahaan dalam menetapkan
perlakuan biaya kualitas?
2. Permasalahan yang kedua akan dijawab dengan menghitung komposisi
dan pelaporan biaya kualitas yang digunakan perusahaan. Dengan cara
sebagai berikut:
a. Membuat tabel komposisi biaya kualitas beserta total
b. Mempersentasekan komponen-komponen biaya kualitas terhadap
total biaya kualitas, dengan formula:
c. Menggambarkan grafik masing-masing elemen biaya kualitas.
d. Mendeskripsikan perbandingan grafik biaya kualitas dengan fungsi
biaya kualitas yaitu pandangan kualitas yang dapat diterima atau
Acceptable Quality Level (AQL).
e. Mempersentasekan biaya kualitas dari penjualan bersih.
Menurut Hansen dan Mowen (2009: 277), persentase total biaya
kualitas terhadap penjualan bersih sebaiknya kurang dari 2,5%.
3. Permasalahan yang ketiga akan dijawab dengan menghitung
persamaan regresi linear menggunakan SPSS untuk mengetahui
pengaruh antara biaya kualitas terhadap laba operasi perusahaan yang
dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu:
a. Melakukan pengujian normalitas data
Normalitas data dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika menghasilkan nilai Asymptotic
Significance α > 5%, maka dikatakan bahwa data residual
berdistribusi normal.
= biaya kualitas X 100 %
b. Melakukan pengujian hipotesis pengaruh antara biaya kualitas
terhadap laba operasi perusahaan sebagai berikut:
1) Ho: β ≤ 0, biaya kualitas tidak berpengaruh positif terhadap
laba operasional perusahaan.
2) Ha: β > 0, biaya kualitas berpengaruh positif terhadap laba
operasional perusahaan.
c. Menentukan tingkat keyakinan
Tingkat keyakinan atau level of significant adalah 0,05.
d. Degree of freedom
Degree of freedom adalah (n-2).
e. Kriteria Pengujian
Hipotesis Nol (Ho) dapat ditolak bila nilai signifikan ≤ 0,05, yang
berarti biaya kualitas berpengaruh positif terhadap laba operasional
perusahaan.
Hipotesis Nol (Ho) tidak dapat ditolak bila nilai signifikan > 0,05,
yang berarti biaya kualitas tidak berpengaruh positif terhadap laba
38
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
PT Iskandar Indah Printing Textile merupakan perusahaan
perseorangan yang didirikan pada tahun 1975 bertempat di Jalan Pakel No
11 Kerten, Laweyan, Surakarta oleh Bapak Wahyu Iskandar. Seturut
berjalannya perusahaan yang semakin pesat, maka keluarga Wahyu
Iskandar mendirikan sebuah badan usaha yang berbentuk CV
(Commanditer Vennonshop) dengan nama CV Iskandartex. CV
Iskandartex memulai produksinya satu tahun kemudian dan berbadan
hukum pada tahun 1983 berdasarkan akte perusahaan No. 98 tertanggal 23
Mei 1983.
Saat pendirian CV Iskandartex pada tanggal 23 Mei 1975, CV
Iskandartex menanamkan investasinya pada mesin tenun yang pada saat
itu baru berjumlah 25 unit dan karyawan yang berjumlah kurang lebih 200
orang. Pada saat itu karyawan dibagi menjadi 16 jam kerja (dua shift).
Pada tahun 1977 mesin tenun ditambah menjadi 77 unit. Produksi
perusahaan berjalan dengan baik, ini terbukti pada tahun 1980 perusahaan
mendatangkan mesin kanji yang berfungsi meneringkan kain secara
otomatis yang didatangkan langsung dari Taiwan. Kemudian pada tahun
1991 untuk menunjang perkembangan perusahaan mesin tenun bertambah
bertambah lagi menjadi 614 unit. Dan saat ini jumlah seluruh mesin tenun
yang dimiliki oleh perusahaan ada sebanyak 625 unit.
Pada tahun 1991 CV Iskandartex mengalami perkembangan
usahanya yaitu di bidang pemasaran dan bidang produksi yang sangat
pesat. Seiring bersama perkembangan perusahaan yang baik saat itu, pada
tanggal 2 Januari 1991 CV Iskandartex berubah menjadi PT (Perusahaan
Terbatas) dengan nama PT Iskandar Indah Printing Textile dan telah
mempunyai surat izin usaha yang resmi No.190/11.16/PB/VIII/1991/PI.
Adapun faktor-faktor yang mendorong pendirian PT Iskandar
Indah Printing Textile, antara lain:
1. Adanya keinginan untuk mengembangkan jenis usaha keluarga
menjadi jenis usaha yang lebih maju.
2. Adanya keyakinan bahwa permintaan akan tekstil di pasar masih
sangat terbatas.
3. Adanya keinginan untuk memperoleh laba yang lebih dari sebelumnya
untuk meningkatkan taraf hidup.
4. Adanya dorongan dari pihak pemerintah agar pihak swasta turut serta
menciptakan lapangan pekerjaan dan turut aktif menciptakan iklim
kerja usaha yang baik, khususnya di bidang tekstil.
B. Lokasi Perusahaan
Lokasi PT Iskandar Indah Printing Textile berdiri di atas tanah
yang memiliki luas empat hektar yang beralamat di Jalan Pakel No 11 RT
003 RW VIII, Kelurahan Kerten, Kecamatan Laweyan, Surakarta.
Lokasi yang digunakan memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
1. Kemudahan distribusi barang karena lokasi perusahaan yang strategis
dan dekat dengan jalan raya kota Solo (Jalan Adisucipto).
2. Banyak tersedia tenaga kerja karena di pusat kota.
3. Daerah sekitar perusahaan masih cukup luas untuk mengembangkan
usaha di masa datang.
4. Kemudahan dalam proses pengadaan alat-alat yang dibutuhkan seperti
sparepart, mesin tenun, tenaga ahli/ mekanik.
C. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi PT Iskandar Indah Printing Textile adalah:
a. Menjalankan usaha di bidang sandang yang merupakan salah satu
kebutuhan pokok manusia.
b. Menjadikan salah satu perusahaan textile yang mampu memenuhi
kebutuhan konsumen dalam berbagai kualitas produksi.
2. Misi PT Iskandar Indah Printing Textile adalah:
a. Memperoleh keuntungan bagi perusahaan, karyawan, dan
b. Membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah pengangguran
dengan membuka lapangan pekerjaan.
c. Membantu dalam proses pengadaan sandang untuk memenuhi
salah satu kebutuhan pokok manusia.
D. Personalia Perusahaan
1. Jumlah Tenaga Kerja
Karyawan-karyawan PT Iskandar Indah Printing Textile terbagi dalam
dua bagian, yaitu:
a Bagian Produksi
Bagian produksi adalah bagian yang bekerja di departemen unit
weaving, departemen unit printing,dan departemen unit finishing.
b Bagian Non Produksi
Bagian non produksi adalah karyawan kantor yang menangani
admistrasi kantor dan gudang perusahaan.
Saat ini PT Iskandar Indah Printing Textile sudah lebih
berkembang dengan jumlah karyawan sekitar 1295 orang dan jumlah
mesin TOYODA sebanyak 320 unit, mesin PICANOL 146 unit, dan
Pada tabel 4.1 berikut ini akan dijelaskan pembagian kerja
beserta jumlah karyawan PT Iskandar Indah Printing Textile saat ini:
Tabel 4.1
Tabel Tenaga Kerja dan Pembagian Kerja Perusahaan
Shift dan Bagian Jumlah Karyawan
a. Day shift 70 Orang
2. Jam Kerja Perusahaan
Mesin dijalankan dalam waktu 24 jam, kecuali saat istirahat selama
satu jam. Sistem kerja karyawan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
a. Day Shift : bagian yang jam masuknya pagi.
b. Shitf : bagian yang masuknya pagi, siang, atau malam.
Sistem kerja shift di bagi menjadi tiga grup, yaitu:
a. Shift I atau grup A masuk pagi.
b. Shift II atau grup B masuk siang.
Setiap shift dikepalai oleh kepala shift, pengawas, dan staf
masing-masing bagian dan mendapatkan jam istirahat selama satu jam yang
telah diatur sedemikian rupa, sehingga tidak terdapat waktu luang dan
tidak mengganggu jalannya proses produksi.
Pembagian kerja di perusahaan ini adalah:
a. Grup A: Masuk jam 07.00 WIB.
Pulang jam 15.00 WIB.
Istirahat 11.30-12.30 WIB.
b. Grup B: Masuk jam 15.00 WIB.
Pulang jam 23.00 WIB.
Istirahat 11.30-12.30 WIB.
Pembagian waktu kerja di atas hanya berlaku bagi karyawan bagian
produksi dan teknik, sedangkan untuk karyawan non produksi jam
kerjanya 40 jam selama seminggu dengan hari kerja mulai hari Senin
Selama jam kerjanya karyawan mendapat waktu istirahat selama satu
jam, kecuali hari Sabtu karyawan masuk pukul 07.00 sampai pukul
12.00 WIB. Pergantian masuk atau shift tiap bagian dilakukan setiap
seminggu sekali dengan dimulai pada hari Senin.
3. Sistem Penerimaan Tenaga Karyawan
Dalam menerima karyawan baru, PT Iskandar Indah Printing Textile
mempunyai beberapa kriteria, yaitu sebagai berikut:
a Tingkat pendidikan
b Jenis kelamin
c Usia
d Pengalaman kerja
e Jumlah yang dibutuhkan oleh perusahaan
Setelah memenuhi kriteria diatas, calon karyawan akan mengikuti
ujian, bila dinyatakan lulus maka calon karyawan tersebut diwajibkan
mengikuti job training dengan masa percobaan selama tiga bulan.
Apabila dalam masa percobaan tersebut calon karyawan dapat
melakukan pekerjaannya dengan baik, maka calon karyawan tersebut
diangkat menjadi karyawan perusahaan.
4. Pemberhentian Karyawan
Ketentuan dalam pemberhentian karyawan yang ditetapkan oleh PT
Iskandar Indah Printing Textile adalah sebagai berikut:
a Tidak mengikuti masa training atau tidak lulus training.
c Mengundurkan diri dari perusahaan atas permintaan sendiri.
d Meninggal dunia.
5. Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
a Upah bulanan, diberikan sebulan sekali untuk staf, kepala bagian/
mandor.
b Upah mingguan, diberikan pada akhir minggu untuk bagian
operator mesin unit weaving, printing, finishing.
c Upah borongan, diberikan sesuai pekerjaan yang telah diselesaikan
untuk bagian pengepakan dan pembungkusan.
d Upah lembur, upah yang diberikan di luar jam kerja.
6. Kesejahteraan Karyawan
Dalam upaya perusahaan meningkatkan kesejahteraan karyawannya,
perusahaan memberikan kebijakan fasilitas yang berhak diterima oleh
karyawan perusahaan, yaitu sebagai berikut:
a Tunjangan hari raya, diberikan perusahaan saat akhir tahun dan
libur hari raya.
b Mendaftarkan karyawan perusahaan dalam asuransi sosial tenaga
kerja.
c Pembayaran premi asuransi karyawan yang dibayarkan oleh
perusahaan, adapun persentase pembayaran sesuai yang ditetapkan
d Fasilitas kesehatan, perusahaan memberikan pelayanan kesehatan
yang ditangani oleh dokter perusahaan.
e Cuti hamil, tunjangan kesejahteraan diberikan kepada karyawan
yang sedang cuti hamil berupa upah sebesar 50% dari upah
minimum yang diterima.
f Fasilitas kendaraan, perusahaan menyediakan alat transportasi
untuk menunjang mobilitas karyawan ke perusahaan.
g Memberikan pakaian seragam atau dinas.
h Rekreasi bersama setiap satu tahun sekali.
E. Bagian Produksi
1. Bahan Produksi
Bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan proses produksi
adalah sebagai berikut:
a. Bahan pokok yang digunakan terdapat 2 jenis, yaitu:
1) Benang katun, merupakan benang yang berasal dari serat kapas.
2) Benang rayon, merupakan benang yang berasal dari serat buatan.
b. Bahan penolong, dalam melakukan proses produksinya perusahaan
membutuhkan beberapa bahan lagi yang sering disebut dengan
bahan penolong, antara lain:
1) Garam, sabun, kanji, minyak tanah, kaustik atau soda ash.
2) Naptol, doskol, reaktif, pigmen, dan direk (untuk warna).
4) SN untuk mengawetkan bahan agar tidak mudah luntur.
2. Mesin-Mesin Produksi
Mesin-mesin produksi yang digunakan oleh perusahaan adalah sebagai
berikut:
1) Mesin Warping
Mesin yang digunakan untuk menggulung kembali benang dalam
kons (untuk menggulung benang dalam bentuk kerucut) yang
dimasukkan dalam gulungan besar yang disebut boom.
2) Mesin Kelos
Mesin kelos digunakan dalam memproses kembali benang yang
putus dalam proses mesin warping, sehingga benang tersebut dapat
digunakan untuk proses produksi kembali.
3) Mesin Palet
Mesin palet digunakan untuk menggulung benang pakan ke dalam
palet yang selanjutnya benang ini dimasukkan dalam teropong dan
melintang pada kain grey/ prima.
4) Mesin Tenun
Mesin tenun digunakan untuk menenun benang lusi dan benang
pakan untuk selanjutnya dijadikan kain grey/ prima.
5) Mesin Kanji
Mesin kanji digunakan untuk mengkanji benang lusi, sehingga
benang menjadi kuat dalam proses penenunan dan merupakan
6) Mesin Inspecting
Mesin ini digunakan untuk mengontrol kain yang telah jadi dari
hasil proses produksi.
7) Mesin Lipat
Mesin ini digunakan untuk melipat kain yang telah ditenun dengan
ketentuan aturan lipatan.
8) Mesin Printing
Mesin ini digunakan untuk memberikan corak pada kain sesuai
pesanan yang diterima oleh perusahaan.
9) Ketel Uap
Mesin ini digunakan sebagai alat pemanas.
10)Mesin Diesel
Digunakan sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan
mesin-mesin yang beroperasi di perusahaan.
11)Mesin Folding
Mesin folding digunakan untuk melipat sekaligus menghitung
Gambar 4.1 Proses Produksi Tenun
Sumber: PT Iskandar Indah Printing Textile
BENANG
PALET
CUCUK PENGANJIAN PENGHANIAN
MESIN TENUN (LOAMING)
FINISHING/ PEMUTIHAN
KAIN GREY BAIK
INSPECTING/ FOLDING MAIN GREY/ ROLL
RRT TOYODA PICANOL
KAIN PUTIH
3. Proses Produksi
Dapat dilihat pada gambar 4.1 yang merupakan gambar proses
produksi kain grey pada departemen weaving di PT Iskandar Indah
Printing Textile sebagai berikut:
a. Tahap Pembuatan Benang Lusi dan Benang Pakan
Benang lusi adalah benang yang memanjang atau membujur dalam
proses penenunan. Benang digulung ke dalam alat yang disebut
boom warping, kemudian diadakan penarikan benang untuk
menyusun benang yang disesuaikan dengan banyaknya benang
pada lebar kain yang akan dibuat.
Benang pakan adalah benang yang menyilang dan menganyam
dalam proses penenunan. Benang ini diproses melalui mesin kelos,
setelah itu diteruskan ke mesin palet yang akan menggulung
benang ke dalam kayu klinting yang telah berisi benang dan
dipindahkan ke bagian penenunan bersama-sama.
b. Tahap Penghanian (Warping)
Pada tahap ini, proses menggulung akan dimulai sekaligus
menentukan jumlah panjang benang lusi, untuk membuat kain
yang lebih halus maka gulungan yang dibuat harus lebih rapat.
Demikian pula untuk membuat kain yang semakin lebar maka akan