• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENENTUAN POLA PRODUKSI YANG OPTIMAL UNTUK KAIN GREY TENUN PADA DEPARTEMEN WEAVING DI PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENENTUAN POLA PRODUKSI YANG OPTIMAL UNTUK KAIN GREY TENUN PADA DEPARTEMEN WEAVING DI PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

ANALISIS PENENTUAN POLA PRODUKSI YANG OPTIMAL UNTUK KAIN

GREY TENUN PADA DEPARTEMEN WEAVING DI PT. ISKANDAR INDAH

PRINTING TEXTILE SURAKRTA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi syarat-syarat mencapai Gelar Ahli Madya Program D3

Manajemen Industri

Oleh:

ASNOWO AJI PRIAWAN

F3507063

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN INDUSTRI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

commit to user PERSEMBAHAN

Dengan segala rasa bangga dan kerendahan hati Tugas Akhir ini pennulis persembahkan kepada :

1. Ayah dan Ibuku tersayang yang selalu mendoakan dan memberi dukungan untuk masa depanku.

2. Teman-teman MI A dan MI B

(5)

commit to user MOTTO

MOTTO :

1. Janganlah menjadi segala-galanya bagi seseorang tapi menjadilah sesuatu bagi seseorang.

2. Hiduplah hari ini dan song-songlah hari esok, biarkanlah hari ini berjalan dengan begitu saja dan buatlah hari mu esok lebih ceria dan bermanfaat.

3. Janganlah pernah Putus asa sebelum mencoba.

(6)

commit to user KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “ANALISIS

PENENTUAN POLA PRODUKSI YANG OPTIMAL UNTUK KAIN GREY TENUN PADA DEPARTEMEN WEAVING DI PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA”.

Tugas Akhir ini dapat terselesaikan tidak lepas dari arahan serta bimbingan oleh berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret.

2. Intan Novela, SE, MSi selaku ketua Program Studi Manajemen Industri pada

Program Diploma III FE UNS.

3. Ibu Siti Khoiriyah, SE., Msi. Selaku pembimbing Tugas Akhir

4. Dosen seta seluruh staf akademi Fakultas Ekonomi Universitas Sebalas

Maret Surakarta yang telah memberi bekal ilmu yang tak ternilai bagi penulis

5. Bapak Suprapto, selaku Kepala Bagian Departemen Weaving PT. Iskandar

Indah Printing Textile Surakarta

6. Bapak Agus Mulya, selaku pembimbing lapangan di PT. Iskandar Indah

Printing Textile Surakarta

7. Ibu Riyani, selaku pembimbing lapangan di PT. Iskandar Indah Printing

(7)

commit to user

8. Rekan-rekan dan semua pihak yang penulis tidak bias sebutkan satu persatu

atas bantuan, doa, dan dorongan dalam pelaksanaan penelitian dan

penyelesaian Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan.

Besar harapan penulis semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan serta bermanfat bagi penulis sendiri.

Surakarta, November 2010 Penulis

(8)
(9)

commit to user

C. Pembahasan ... 56

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA

(10)

commit to user DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Rincian Jumlah Karyawan PT. Iskandar Indah Printing Textile

Surakarta ... 40

Tabel III.2 Data Penjualan kain Grey Tenun Tahun 2006 – 2009 ... 57

Tabel III.3 Data Biaya Operasional Kain Grey Tenun tahun 2009 ... 58

Tabel III.4 Perhitungan Trend Penjualan Kain Grey Tenun ... 59

Tabel III.5 Penjualan Kain Grey Tenun per Triwulan Tahun 2006 -2009 ... 60

Tabel III.6 Ramalan Penjualan Kain Grey per Triwulan Tahun 2010 ... 62

Tabel III.7 Analisis Incremental Cost Pola Produksi Konstan ... 66

Tabel III.8 Analisis Incremental Cost Pola Produksi Bergelombang ... 68

Tabel III.9 Analisis Incremental Cost Pola Produksi Moderat ... 70

(11)

commit to user DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

Halaman

(12)

commit to user ABSTRAKSI

ANALISIS PENENTUAN POLA PRODUKSI YANG OPTIMAL UNTUK KAIN GREY TENUN PADA DEPARTEMEN WEAVING DI PT. ISKANDAR INDAH

PRINTING TEXTILE SURAKARTA

ASNOWO AJI PRIAWAN F3507063

Penelitian ini dilakukan pada departemen weaving di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data mengenai penjualan kain grey tenun tahun 2006, 2007, 2008, 2009 serta data biaya administrasi gudang pada PT Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. Data penjualan kain grey tenun tahun 2006 sampai 2009 digunakan untuk mengetahui peramalan penjualan kain grey tenun pada tahun 2010 beserta fluktuasinya. Sedangkan data biaya administrasi gudang digunakan untuk menganalisis biaya tambahan ( Incremental Cost ) yang diakibatkan pada setiap alternatif pola produksi ( pola produksi konstan, pola produksi bergelombang, pola produksi moderat ).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola produksi yang optimal diterapkan pada departemen weaving di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta tahun 2010. selain itu melalui penelitian ini juga dapat dilihat ramalan penjualan kain grey tenun pada tahun 2010.

Berdasarkan analisis data yang telah disusun maka dapat ditarik kesimpulan bahwa (i) hasil ramalan penjualan kain grey tenun pada departemen weaving tahun 2010 adalah 10.036.810 meter dengan MAD (Mean Absolute Deviation) = 325.549; MSE (Mean Sequare Error) = 123.113.390.000; dan MFE (Mean Forecast Error) = -1. (ii) Hasil ramalan penjualan kain grey tenun per triwulan pada departemen weaving di PT Iskandar Indah Printing Textile Surakarta adalah triwulan I = 2.760.122 meter, triwulan II = 2.484.110 meter, triwulan III = 2.735.030 meter, dan triwulan IV = 2,007.368 meter. (iii) Dari ketiga alternatif pola produksi yang ada pola produksi moderat memiliki biaya tambahan atau incremental cost terendah yaitu sebesar Rp 95.549.622, sedangkan pola produksi konstan memiliki biaya tambahan sebesar Rp 261.747.203 dan pola produksi bergelombang sebesar Rp 227.218.150. (iv) Penentuan pola produksi suatu perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi yaitu : pola penjualan, pola biaya dan kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.

(13)

commit to user ABSTRACT

ANALYSIS OF THE OPTIMAL PRODUCTION PATTERNS FOR WEAVING FABRIC IN GREY Weaving DEPARTMENT AT. ISKANDAR SURAKARTA

INDAH TEXTILE PRINTING

ASNOWO AJI PRIAWAN F3507063

This research was conducted at the weaving department at PT. Indah Iskandar Textile Printing Surakarta. Data used in this research is data concerning the sale of gray woven fabric in 2006, 2007, 2008, 2009 and data warehouse administration costs at PT Indah Iskandar Textile Printing Surakarta. Gray woven fabric sales data in 2006 to 2009 is used to determine the sales forecasting gray woven fabric in 2010 and its fluctuation. While the administrative cost data warehouse is used to analyze the additional costs (Incremental Cost) resulting from each alternative patterns of production (constant production patterns, production patterns of wavy, moderate production patterns).

This study aims to determine the optimal production pattern applied to the weaving department at PT. Indah Iskandar Textile Printing Surakarta in 2010. other than that through this research can also be viewed forecast sales of gray woven fabric in 2010.

Based on the analysis of the data has been compiled, it can be concluded that (i) the sales forecast gray cloth woven on weaving department in 2010 is 10,036,810 meters with MAD (Mean Absolute Deviation) = 325 549; MSE (Mean Square Error) = 123 113 390 000 ; and MFE (Mean Forecast Error) = -1. (Ii) Proceeds from sales forecast per quarter woven gray fabric on the weaving department at PT Indah Iskandar Textile Printing Surakarta is the quarter I = 2,760,122 meters, quarter II = 2,484,110 meters, third quarter = 2,735,030 meters, and fourth quarter = 2,007.368 meters. (Iii) Of the three alternative patterns of production of existing production patterns have a moderate additional cost or the lowest incremental cost is Rp 95,549,622, while the constant production pattern has a surcharge of USD 261,747,203 and wavy patterns of production amounting to Rp 227,218,150. (Iv) Determination of the production pattern of an enterprise is influenced by the factors of production namely: the pattern of sales, costs and patterns of production capacity owned by the company.

(14)

commit to user 1 BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Persaingan di dunia bisnis sekarang ini sangatlah ketat, hal ini

menuntut suatu perusahaan agar dapat merencanakan kapasitas produksi

yang sesuai dengan kemampuan perusahaan tersebut. Pada umumnya

perencanaan produksi dilakukan untuk satu tahun produksi dan jumlahnya

relatif stabil jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Adanya fluktuasi penjualan memaksa manajer operasi mengambil

keputusan yang rasional untuk mencapai sasaran perusahaan yang

bersangkutan. Manajer perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang

dikombinasikan dengan kapasitas yang dimiliki perusahaan agar dapat

menghasilkan barang atau jasa secara efektif dan efisien. Hal ini perlu

dilakukan dalam upaya menjaga mutu dari barang atau jasa ditengah

permintaan konsumen yang semakin kritis atas produk yang mereka

inginkan.

Perusahaan perlu mengantisipasi adanya fluktuasi penjualan ini

agar tetap dapat menjamin kelangsungan hidupnya dan bersaing dengan

perusahaan lain. Oleh sebab itu ramalan penjualan (sales forecast)

sangat penting. Dari peramalan ini perusahaan dapat mengatur produksi

yang sesuai kapasitas perusahaan untuk memenuhi permintaan yang

(15)

commit to user 2

pola produksi yang tepat. Yang dimaksud dengan pola produksi adalah

distribusi dari produksi tahunan kedalam periode yang lebih kecil

(misalnya : bulanan, minggu, atau unit waktu yang lainya) untuk

mengantisipasi rencana penjualan (Yamit,1998:77).

Pada umumnya terdapat tiga macam pola produksi yaitu pola

produsi konstan, pola produksi bergelombang dan pola produksi moderat

(Yamit,1998:78). Masing-masing pola produksi tersebut memiliki

keunggulan dan kelemahan tersendiri. Perusahaan akan menerapkan

pola produksi konstan apabila jumlah barang atau jasa yang diproduksi

sama setiap periodenya. Kelebihan atau kekurangan produksi akan

masuk atau diambil dari persediaan. Pada saat permintaan meningkat

melebihi jumlah yang diproduksi maka perusahaan akan melakukan

lembur atau sub kontrak. Hal ini memungkinkan terjadinya tambahan

biaya yaitu biaya lembur dan biaya sub kontrak. Sebaliknya ketika

permintaan turun dari jumlah yang diproduksi maka akan terjadi

penyimpanan barang yang menimbulkan adanya biaya penyimpanan.

Pada pola produksi bergelombang jumlah barang atau jasa yang

diproduksi tidak sama. Perusahaan umumnya akan melakukan lembur

atau sub kontrak apabila permintaan diatas kapasitas produksi maksimal.

Pola ini biasanya diterapkan pada perusahaan yang produksinya

didasarkan pada pesanan. Sedangkan pola produksi moderat biasanya

akan diterapkan apabila fluktuasi antara persediaan dan produksi tak

(16)

commit to user 3

kerja dan biaya simpan pada pola produksi ini tidak sebesar pola produksi

lain (Yamit,1998:79-82).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pola produksi suatu perusahaan

antara lain : pola penjualan, pola biaya, serta kapasitas produksi

maksimal. Selain itu pola produksi yang diterapkan hendaknya dapat

memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dan menanggung

beban biaya yang paling minimum (Yamit,1998:78).

Melalui penerapan pola produksi yang tepat diharapkan dapat

merencanakan kebutuhan tenaga kerja, bahan baku, maupun fasilitas lain

secara tepat. Apabila terlalu banyak tenaga kerja tentu saja biaya yang

ditanggung perusahaan lebih besar dan tidak sebanding dengan

pendapatan yang diperoleh perusahaan. Begitu juga apabila perusahaan

kekurangan tenaga kerja, akan banyak permintaan konsumen yang tak

terpenuhi apabila terjadi peningkatan permintaan produk. Hal ini dapat

mengurangi kepercayaan konsumen terhadap perusahaan yang

bersangkutan. Begitu juga dengan bahan baku, perlu dikendalikan sesuai

kebutuhan perusahaan agar tidak merugikan perusahaan. Misalnya

apabila perusahaan mengalami surplus bahan baku, hal ini tentu akan

menimbulkan biaya apabila disimpan dalam gudang, mulai dari biaya

simpan dan biaya lain. Sama halnya jika perusahaan mengalami

keterlambatan bahan baku, produksi akan terhambat dan perusahaan

tidak dapat memenuhi permintaan konsumen tepat pada waktunya.

(17)

commit to user 4

hal-hal tersebut dapat ditekan karena perusahaan dapat

merencanakannya sesuai kapasitas yang dimiliki perusahaan sehingga

biaya juga dapat ditekan.

PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta adalah perusahaan

yang bergerak dibidang industri textile, dengan produk utamanya yaitu

kain printing dan kain grey tenun. PT. Iskandar Indah Printing Textile

Surakarta menerapkan pola produksi bergelombang untuk produknya, hal

ini dapat dilihat dari produksi yang didasarkan dari permintaan konsumen

khususnya pada Departemen Weaving yang memproduksi kain grey

tenun. Menurut data yang penulis peroleh, terjadi fluktuasi penjualan kain

grey tenun antara tahun 2006 sampai 2009 pada PT. Iskandar Indah

Printing Textile. Selain itu biaya administrasi gudang juga mengalami

peningkatan dari periode sebelumnya sedangkan kapasitas produksi

perusahaan sendiri cenderung tetap.

Dengan mempertimbangkan efisiensi biaya dan adanya fluktuasi

penjualan penulis tertarik untuk mengetahui apakah pola produksi yang

digunakan Departemen Weaving untuk produk kain grey tenun tahun

2010 sudah optimal atau tidak. Maka dalam penulisan tugas akhir ini

penulis mengambil judul : “ANALISIS PENENTUAN POLA PRODUKSI

YANG OPTIMAL UNTUK KAIN GREY TENUN PADA DEPARTEMEN

WEAVING DI PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE

(18)

commit to user 5 B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan pola

produksi pada departemen weaving di PT. Iskandar Indah Printing Textile

sudah optimal?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian terkait dengan penyusunan tugas akhir ini adalah

untuk mengetahui pola produksi yang optimal pada departemen weaving

di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Perusaahaan

Sebagai bahan pertimbangan khususnya dalam menentukan pola

produksi yang optimal untuk kain grey tenun.

2. Bagi Penulis

a. Memperoleh pengalaman kerja di dunia kerja nyata.

b. Dapat menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah khususnya

ilmu mengenai peramalan dan penentuan pola produksi.

3. Bagi Pembaca Dan Pihak lain

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

pemahaman bagi pembacanya khususnya yang terkait dengan pola

(19)

commit to user 6 E. Metode Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE

SURAKARTA yang berlokasi di Jln. Pakel no 11 Surakarta.

2. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yang berupa :

a. Data penjualan kain grey tahun 2006 sampai 2009

b. Data biaya administrasi gudang

F. Kerangka Pemikiran

Adanya fluktuasi permintaan setiap tahun membuat perusahaan

harus menentukan pola produksi yang paling optimal. Untuk menentukan

pola produksi pada periode selanjutnya dilakukan dengan melihat data

fluktuasi paenjualan yang ada dan melakukan forecast terhadapnya.

Hasil dari forecast atau peramalan penjualan tadi digunakan untuk

menganalisis masing-masing pola produksi sehingga dapat dilihat pola

produksi mana yang memiliki jumlah biaya yang terendah. Pola produksi

yang memiliki incremental cost atau biaya tambahan terendah merupakan

pola produksi yang paling optimal diterapkan pada perusahaan yang

(20)

commit to user 7

Gambar I.1 Kerangka Pemikiran

G. Teknik Analisis Data

1. Menentukan Ramalan Penjualan Tahun 2010

a. Ramalan Penjualan Tahunan

Pola Produksi Optimal Untuk Kain Grey Tenun

Analisis Biaya Tambahan 1. Biaya Simpan 2. Biaya Sub Kontrak 3. Biaya Lembur

4. Biaya Perputaran Tenaga Kerja

Pola Produksi

1. Pola Produksi Konstan 2. Pola Produksi

Bergelombang

3. Pola Produksi Moderat Ramalan Penjualan Kain Grey Tenun Tahun 2010

(21)

commit to user 8

Untuk merencanakan ramalan tahunan digunakan trend

linier dengan metode kuadrat terkecil (least square method)

dengan rumus :

,dimana nilai variabel dan dari persamaan trend

diatas diperoleh dengan rumus :

atau

Sedangkan diperoleh dengan rumus :

atau

Keterangan : = nilai trend atau forecast

= bilangan konstan

= slope atau kecondongan garis trend

= waktu atau tahun

= jumlah periode peramalan

b. Ramalan penjualan Triwulanan

Fluktuasi penjualan dari periode ke periode dipengaruhi oleh

adanya variasi musim. Menurut Gitosudarmono, (1999:137) variasi

(22)

commit to user 9

terulang dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Diperoleh

dengan rumus :

Dimana : = indeks musim triwulan

= rata-rata penjualan triwulan

= rata-rata dari rata-rata penjualan pertriwulan

Sedangkan untuk mencari jumlah penjualan pertriwulan dicari

menggunakan rumus :

Dimana : = ramalan penjualan triwulan

= nilai trend atau forecast penjualan tahunan

= indeks musim triwulan

c. Tingkat Kesalahan Peramalan

Ukuran akurasi hasil peramalan yang merupakan ukuran

kesalahan peramalan merupakan ukuran tingkat perbedaan antara

hasil peramalan dengan permintaan yang sebenarnya terjadi

(Nasution,2003:30). Ada empat ukuran yang dapat digunakan

(23)

commit to user 10

Keterangan :

= rata-rata deviasi mutlak (Mean Absolute Deviation)

= rata-rata kuadrat kesalahan (Mean Square Error)

= rata-rata kesalahan peramalan (Mean Forecast Error)

= permintaan aktual pada periode t dimana

= peramalan permintaan (forecast) dimana

= jumlah periode peramalan

d. Peramalan Dengan POM For Windows

Peramalan penjualan kain grey tenun tahun 2010 pada PT.

Iskandar Indah Printing Textile dilakukan menggunakan metode POM

for Windows. Peramalan menggunakan data penjualan selama empat

tahun yaitu tahun 2006 sampai 2009.

Metode POM adalah metode yang dapat membantu

mempermudah dalam kerja manajemen operasi. Dalam peramalan

dipilih forecasting dalam POM, dan untuk metodenya dipilih trend

analysis (regress over time). Dengan POM dapat dilihat tingkat

(24)

commit to user 11 2. Analisis Biaya Tambahan

Pola produksi yang optimal adalah pola produksi yang mempunyai

incremental cost terendah yang dapat menguntungkan perusahaan.

Yang termasuk biaya tambahan adalah :

a. Biaya Simpan

Yang dimaksud disinni adalah biaya penyimpanan barang-barang

hasil produksi yang belum atau tidak laku terjual. Hal ini terjadi

pada saat jumlah produksi meningkat lebih tinggi dari jumlah

penjualan.

b. Biaya Perputaran Tenaga Kerja

Yaitu biaya yang harus dikeluarkan sehubungan dengan penarikan

atau pengeluaran tenaga kerja.

c. Biaya Lembur

Yaitu biaya yang harus dikeluarkan apabila perusahaan melakukan

kerja lembur untuk memenuhi permintaan. Kerja lembur ini

(25)

commit to user 12

d. Biaya sub Kontrak

Yaitu biaya yang harus dikeluarkan perusahaan bila kapasitas

maksimal produksi tidak mampu memenuhi volume produksi yang

diharapkan,kekurangan disub kontrakan pada perusahaan lain.

BAB II

TINJAUAN PUTAKA

A. Manajemen Produksi

Pengertian produksi dalam arti luas adalah segala kegiatan yang

mentransformasikan masukan (input) menjadi (output), tercakup

semua aktivitas atau kegiatan yang menghasilkan produk tersebut.

Sedangkan arti produksi dalam arti sempit adalah sebagai kegiatan

yang menghasilkan barang, baik barang jadi maupun barang setengah

jadi, bahan industri dan suku cadang atau spare part (Assauri,

1999:11).

Menurut Handoko, (1993:3) manajemen produksi dan operasi

merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan

sumber daya-sumber daya (atau sering disebut faktor-faktor produksi),

tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah, dan sebagainya

(26)

commit to user 13

berbagai produk atau jasa. Sedangkan tujuan dari manajemen

produksi itu sendiri adalah untuk mengatur faktor-faktor produksi yang

ada, baik yang berupa bahan baku, tenaga kerja, mesin-mesin, dan

peralatan lain sedemikian rupa sehingga proses roduksi dapat berjalan

efektif dan efisien (Gitosudarmono,1999:3). Sehingga manajemen

produksi dapat disimpukan sebagai kegiatan atau aktivitas

penanganan barang mulai dari input hingga output, yang disesuaikan

dengan kemampuan perusahaan sehingga dapat berjalan efektif dan

efisien.

B. Pola Produksi

Menurut Ahyari, (2002:184) pola produksi adalah distribusi dari

produksi tahunan kedalam periode yang lebih kecil misalnya bulanan

atau mingguan atau unit waktu yang lainnya. Sedangkan menurut

Yamit, (1998:77) yang dimaksud dengan pola produksi adalah

distribusi dari produksi tahunan kedalam periode yang lebih kecil

(misalnya : bulanan, minggu, atau unit waktu yang lainya) untuk

mengantisipasi rencana penjualan.

Pola produksi juga dikatakan sebagai ukuran akan berapa banyak

barang-barang yang diproduksi oleh suatu perusahaan

(Gitosudarmono,2002:149). Tidak hanya satu produk melainkan

(27)

commit to user 14

pola produksi dapat dikatakan sebagai pendistribusian produksi

tahunan kedalam unit lainnya guna mengantisipasi rencana penjualan.

Adanya fluktuasi penjualan membuat perusahaan harus memilih

pola produksi yang tepat. Pola produksi dapat digunakan untuk

mengantisipasi rencana penjualan yang tepat, karena melalui pola

produksi juga memperhatikan kapasitas maksimal yang dimiliki

perusahaan.

Biaya tambahan atau incremental cost juga diperhitungkan dalam

penerapan pola produksi sehingga efisiensi produksi dapat dicari.

Biaya-biaya tersebut antaralain biaya simpan, biaya lembur, biaya

perputaran tenaga kerja, dan biaya sub kontrak. Pola produksi yang

optimal diterapkan pada perusahaan yaitu pola produksi yang memiliki

biaya tambahan atau incremental cost terendah dibandingkan jenis

pola produksi yang lain.

C. Jenis Pola Produksi

Pada umumnya terdapat tiga macam pola produksi yaitu pola

produksi konstan, pola produksi bergelombang, dan pola produksi

moderat.

1. Pola Produksi Konstan

Merupakan distribusi dari jumlah produksi selama satu tahun

kedalam jumlah produksi setiap bulan, dimana jumlah produksi dari

(28)

commit to user 15

(Ahyari,1994:185). Adapun kelebihan dan kekurangan pola

produksi konstan yaitu :

a.) Kelebihan :

1.) Memudahkan manajer operasi dalam merencanakan

kapasitas produksi tahunan, merencanakan bahan baku,

tenaga kerja dan fasilitas lainnya.

2.) Pembelian bahan baku yang terus menerus (kontinyu).

3.) Mencegah terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

untuk karyawan perusahaan.

b.) Kelemahan :

1.) Jumlah produksi yang terbatas menyebabkan permintaan

pasar atau konsumen tidak semuanya terpenuhi.

2.) Tingkat kerusakan barang yang disimpan dalam gudang

cukup tinggi.

3.) Menimbulkan biaya tambahan (incremental cost) berupa

biaya simpan dan biaya lembur ataupun biaya sub kontrak.

(29)

commit to user 16

Menurut Ahyari, (1994;186) pola produksi bergelombang

merupakan suatu distribusi dari jumlah produksi selama satu tahun

kedalam jumlah produksi seetiap bulan, dimana jumlah produksi

dari bulan ke bulan tersebut adalah selalu berubah mengikuti

perubahan tingkat penjualan dalam perusahaan bersangkutan.

Kebaikan dan kelemahan pola produksi ini adalah :

a.) Kebaikan :

1.) Terpenuhinya permitaan pasar yang berfluktuasi.

2.) Perusahaan mampu memenuhi kebutuhan konsumen akan

produk yang diinginkan.

3.) Pola produksi bergelombang mampu menekan biaya

tambahan (incremental cost).

b.) Kelemahan :

1.) manajer operasi kesulitan dalam merencanakan kapasitas

produksi tahunan, bahan baku, tenaga kerja, dan

fasilitas-fasilitas lainnya.

2.) Pembelian bahan baku yang tidak tentu jumlah dan

waktunya.

3.) Sering terjadi pemutusan kerja bagi karyawan perusahaan.

3. Pola Produksi Moderat

Merupakan suatu distribusi jumlah produksi selama satu tahun

kedalam jumlah produksi setiap bulan dimana jumlah produksi

(30)

commit to user 17

perusahaan yang bersangkutan ini akan berubah-ubah untuk

menutup perubahan-perubahan yang ada dalam penjualan produk

perusahaan tersebut(Ahyari,1994:186). Kebaikan dan kelemahan

pola produksi moderat adalah :

a.) Kebaikan :

Pola produksi moderat adalah penggabungan antara pola

produksi konstan dengan pola produksi bergelombang.

Kebaikan dari pola produksi konstan mampu menutupi

kelemahan pola produksi bergelombang, begitu pula sebaliknya

kelemahan pola produksi konstan akan tertutupi oleh kebaikan

pola produksi bergelombang.

b.) Kelemahan :

Kemungkinan timbulnya semua biaya tambahan (incremental

cost).

Sedangkan menurut Gitosudarmono, (2002:175) jenis pola

produksi antaralain:

a.) Pola Produksi Konstan

Pola produksi dimana jumlah yang diproduksi setiap

hari/minggu/bulan itu selalu sama.

b.) Pola Produksi Bergelombang

Pola produksi dimana jumlah yang diproduksi setiap

hari/minggu/bulan itu tidak selalu sama.

(31)

commit to user 18

Pola produksi yang bergelombang tetapi diusahakan agar

gelombang produksi itu tidak terlalu tajamsehingga dapat

mendekati konstan.

D. Cara Menetukan Pola Produksi

Cara menentukan pola produksi yang paling optimal bagi

perusahaan yaitu dengan menganalisis biaya tambahan (incremental

cost). Biaya tambahan yang ada berupa biaya lembur, biaya sub

kontrak, biaya simpan, dan biaya perputaran tenaga kerja. Biaya

tambahan ini akan terjadi apabila kapasitas produksi tahunan

didistribusikan ke unit waktu lainnya seperti mingguan, bulanan,

ataupun triwulanan.

Setiap pola produksi akan menimbulkan biaya tambahan yang

berbeda-beda. Pola produksi yang menimbulkan biaya tambahan

(incremental cost) paling sedikit dipilih sebagai pola produksi yang

peling tepat. Incremental cost atau biaya tambahan dihitung dengan

melihat kapasitas produksi maksimal yang dimiliki perusahaan serta

pola biaya yang mencakup biaya sub kontrak, biaya simpan, biaya

(32)

commit to user 19 E. Faktor-faktor Pola Produksi

Faktor-faktor yang mempengaruhi pola produksi adalah :

a. Pola Penjualan

Merupakan bentuk penjualan yang terjadi dalam perusahaan dalam

kurun waktu tertentu.

b. Pola Biaya

Adalah fluktuasi biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan

karena kebutuhan-kebutuhan dalam perusahaan. Dalam

pembahasan pola biaya yang diperhitungkan adalah biaya yang

timbul atau dikeluarkan sebagai akibat dari adanya perubahan

produksi. Terdiri dari:

1.) Biaya Perputaran Tenaga Kerja

2.) Biaya Simpan

Yang dimaksud disini adalah biaya penyimpanan

(33)

commit to user 20

terjadi ketika jumlah produksi meningkat lebih tinggi dari jumlah

penjualan sehinnga sisa hasil produksi harus disimpan.

3.) Biaya Lembur

Yaitu biaya yang harus dikeluarkan jika perusahaan melakukan

kerja lembur untuk memenuhi permintaan. Lembur dilakukan

diluar jam kerja normal.

4.) Biaya Sub Kontrak

Yaitu biaya yang harus dikeluarkan perusahaan apabila

perusahaan mensub kontrakan produksi ke perusahaan lain

karena kapasitas maksimal yang dimiliki perusahaan tak

memenuhi permintaan.

c. Kapasitas Produksi

Adalah tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kebutuhan pasar atau konsumen (Gitosudarmono,2002:173).

Kapasitas perusahaan dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain

jumlah karyawan, jumlah mesin, jumlah jam kerja.

F. Peramalan

Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan

dalam ukuran kuantitas waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam

(34)

commit to user 21

Sedangkan menurut Subagyo, (2000:1) peramalan (forecasting)

adalah peramalan (perkiraan mengenai sesuatu yang belum terjadi.

Secara umum metode peramalan dapat dibagi dalam dua kategori

utama, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Pada metode kuantitatif dapat

dibagi kedalam deret berkala/runtun waktu (time series) dan metode

kausal, sedangkan metode kualitatif dibagi menjadi metode

eksploratoris dan normatif(Yamit,1998:37).

Menurut Zulian Yamit, (1998:38) metode runtun waktu dipilih

dengan mempertimbangkan jenis pola data. Pola data sendiri

dibedakan menjadi :

1. Pola Horisontal

Terjadi apabila nilai data berfluktuasi disekitar nilai data yang

konstan.

2. Pola Musiman

Terjadi bila deret dipengaruhi pola musiman.

3. Pola Siklus

Terjadi bila datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka

panjang seperti bisnis.

4. Pola Trend

Terjadi apabila terdapat kenaikan atau penurunan jangka

panjang dalam data.

Pola trend sendiri dapat diukur dengan berbagai metode,antaralain

(35)

commit to user 22

1. Metode bebas (freehand method)

2. Metode setengah rata-rata (semi average method)

3. Metode rata-rata bergerak (moving average method)

4. Metode kwadrat terkecil (least quares method)

Metode peramalan yang baik adalah metode yang bisa

meminimumkan kesalahan, sehingga perlu dipilih metode yang paling

sesuai dengan masalahnya. Metode trend liner adalah salah satu

metode yang dapat digunakan dalam mengatasi atau meramalkan

masalah fluktuasi penjualan.

Untuk merencanakan ramalan tahunan digunakan trend linier

dengan metode kuadrat terkecil (least square method) dengan rumus :

,dimana nilai variabel dan dari persamaan trend

diatas diperoleh dengan rumus :

atau

Sedangkan diperoleh dengan rumus :

Atau

(36)

commit to user 23

= bilangan konstan

= slope atau kecondongan garis trend

= waktu atau tahun

= jumlah periode peramalan

Ramalan penjualan Triwulanan

Fluktuasi penjualan dari periode ke periode dipengaruhi oleh

adanya variasi musim. Menurut Gitosudarmono, (1999:137) variasi

musim adalah gejala naik turun secara teratur cenderung untuk

terulang dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Diperoleh

dengan rumus :

Dimana : = indeks musim triwulan

= rata-rata penjualan triwulan

= rata-rata dari rata-rata penjualan pertriwulan

Sedangkan untuk mencari jumlah penjualan pertriwulan dicari

menggunakan rumus :

Dimana : = ramalan penjualan triwulan

= nilai trend atau forecast penjualan

tahunan

(37)

commit to user 24

Tingkat Kesalahan Peramalan

Ukuran akurasi hasil peramalan yang merupakan ukuran kesalahan

peramalan merupakan ukuran tingkat perbedaan antara hasil

peramalan dengan permintaan yang sebenarnya

terjadi(Nasution,2003:30).

Ada empat ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur akurasi

hasil peramalan yaitu :

Keterangan :

= rata-rata deviasi mutlak (Mean Absolute Deviation)

= rata-rata kuadrat kesalahan (Mean Square Error)

= rata-rata kesalahan peramalan (Mean Forecast Error)

= rata-rata presentase kesalahan absolute (Mean Absolute

Percentage Error)

= permintaan aktual pada periode t dimana

(38)

commit to user 25 = jumlah periode peramalan

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah perkembangan perusahaan

PT. ISkandar Indah Printing textile merupakan sala satu dari

sekian banyak perusahaan textile di Indonesia. Perusahaan ini

mengolah bahan baku dari benang menjadi kain grey yang kemudian

diolah menjadi batik printing untuk meningkatkan jenis produksi

perusahaan dan meningkatkan nilai jual dari kain tersebut.

Pada mulanya adalah perusahaan keluarga yang dirintis oleh

(39)

commit to user 26

cap lokasi usahanya yang masih berada di daerah laweyan. Karena

usaha tersebut mengalami kemajuan, maka keluarga Wahyu Iskandar

sepakat untuk mendirikan badan usaha yang berbentuk CV

(commanditer mennonschap) pada tanggal 23 Mei 1975 dengan

bentuk usaha bernama CV Iskandartex berdasarkan akta perusahaan

No. 98 tanggal 23 Mei 1975.

CV Iskandartex didirikan di daerah lokasi yang tempatnya berada

di jalan Pakel No. 11 RT.03 RW.VIII Kelurahan Kerten, Kecamatan

Laweyan, Surakarta. Perusahaan ini memulai produksinya satu tahun

setelah didirikan yaitu pada tahun 1976. Pada awal didirikan,

perusahaan mempunyai 25 unit mesin tenun, dan mulai mengalami

perkembangan yang begitu pesat pada tahun 1977 perusahaan telah

memilki 77 unit mesin tenun. Produksi perusahaan juga terus

mengalami peningkatan dengan dibuktinkan pada tahun 1980,

perusahaan mendatangkan mesin kanji dari Negara Taiwan yang

mempunyai fungsi mengeringkan kain secara otomatis. Ditahun yang

sama perusahaan juga menambah mesin tenun menjadi 300 unit.

Karena permintaan pasar semakin meningkat maka perusahaan

menambah kapasitas produksi dengan menambah mesin tenun,

hingga akhir 1993 CV Iskandartex mencapai 614 unit. Dan saat ini

seluruh mesin tenun yang dimiliki adalah 625 unit.

Mesin – mesin tersebut terdiri dari :

(40)

commit to user 27

b. Mesin warping : 3 unit

c. Mesin kanji : 2 unit

d. Mesin diesel : 1 unit

Melihat perkembangan yang begitu pesat dari perusahaan ini,

maka pimpinan perusahaan mengambil kebijakan untuk mengubah

bentuk CV menjadi bentuk PT. Dengan bentuk PT. ini perusahaan

lebih mempunyai peluang untuk mengembangkan usahanya.

Perusahaan ini resmi menjadi PT. Iskandartex pada tanggal 2 Januari

1991 dengan nomor izin usaha 199/IIPB/1991/PT. Penggantian nama

sejak bulan Februari 1996 menjadi PT. Iskandar Indah Printing Textile.

2. Struktur Organisasi Karyawan

Gambar III.1

(41)

commit to user 28

3. Tugas dan Tanggung Jawab.

Tugas dan tanggung jawab dari tiap – tiap bagian organisasi

perusahaan pada PT. Iskandar Indah Printing Textile, adalah sebagai

berikut :

a. Dewan Komisaris.

Bertanggung jawab atas tugas – tugas sebagai berikut :

1) Menjamin keadaan perusahaan dalam melaksanakan

kegiatan sesuai dengan kepentingan pemegang saham.

2) Menandatangani laporan tahunan.

3) Memberhentikan pengurus dari jabatan.

4) Mengawasi pekerjaan direksi baik secara preventif

maupun representative.

5) Menunjuk akuntan public untuk melaksanakan

pemeriksaan tahunan terhadap laporan keuangan

perusahaan.

b. Direktur Utama.

Bertanggung jawab atas tugas – tugas sebagai berikut :

1) Bertanggung jawab atas pengembangan perusahaan

secara keseluruhan.

2) Mengkoordinir dan memimpin rapat departemen

mengenai rencana – rencana penjualan, pembelian,

(42)

commit to user 29

3) Memepelajari situasi dan perkembangan bisnis

pertekstilan secara keseluruhan.

4) Menjaga dan mengembangkanhubungan – hubungan

dengan supplier, chanel pemasaran, badan – badan

usaha, asosiasi, perbankan, investasi, dan lain – lain.

5) Menerima dan mempelajari laporan – laporan global

mengenai produksi, keuangan, penjualan dan umum.

c. Sekretaris.

Bertanggung jawab atas tugas – tugas sebagai berikut :

1) Menyiapkan surat – surat, laporan dan formulir untuk

pemerintah.

2) Melanjutkan transaksi penjualan dan pembelian dengan

pengarahan dari atasan.

3) Menampung, memproses, dan mematangkan smua

urusan dari dalam dan luar perusahaan sebelum

diteruskan kepada Direktur.

d. Manajer Produksi.

Bertanggung jawab atas tugas – tugas sebagai berikut :

1) Bertanggung jawab atas kelancaran produksi yang

mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian

dalam mencapai produksi yang tepat.

2) Bertanggung jawab dalam mengatur tenaga kerja, mesin,

(43)

commit to user 30

3) Berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi

sesuai dengan perkembangan teknologi dan kemajuan

zaman.

e. Kabag Produksi Printing.

Bertanggung jawab dalam kegiatan pemberian motif pada

kain dan mengatur cara karyawan agar mencapai

penggunaan waktu, tempat, dan tenaga yang lebih efisien.

Serta mendelegasikan tugas yang dikerjakan bagian

bawahan, yaitu :

1) Bagian persiapan.

Tugas bagian persiapan :

a) Memilih dan menetapkan warna untuk kain yang akan

dibuat.

b) Membantu persiapan alat, bahan baku, dan bahan

penolong yang akan digunakan.

c) Menentukan takaran obat untuk kain.

d) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja sekaligus

memeriksa warna kain yang sudah selesai dibuat.

2) Bagian Proses.

Tugas bagian Proses :

a) Menyusun jadwal kerja pada bagian proses sesuai

dengan rencana.

(44)

commit to user 31

c) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja dibagian

proses.

3) Bagian Finishing

Tugas bagian Finishing :

a) Menyusun jadwal kerja pada bagian proses sesuai

dengan rencana.

b) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja di bagian

printing.

c) Menyiapkan laporan hasil produksi per hari tiap shift.

4) Bagian Teknik.

Tugas bagian Teknik :

a) Mengatur kerja mesin – mesin produksi.

b) Mengganti dan memperbaiki peralatan mesin atau

suku cadang mesin yang rusak.

f. Kabag Produksi Weaving

Bertanggung jawab atas penenunan dari bahan baku benang

yang diproses menjadi kain dan memberikan tugas kepada

bagian yang di bawahnya, yaitu :

1) Bagian Persiapan.

Tugas bagian persiapan.

a) Menyusun jadwal kerja kelompok warping,

pengkanjian, cucuk, dan palet sesuai dengan rencana

(45)

commit to user 32

b) Membantu menyiapkan peralatan, bahan baku dan

bahan penolong yang akan digunakan.

c) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja bagian

proses.

2) Bagian Proses

Tugas bagian proses :

a) Menyusun jadwal kerja bagian proses sesuai dengan

yang direncanakan.

b) Membantu menyiapkan pelaksanaan.

3) Bagian Finishing.

Tugas bagian Finishing :

a) Menyusun jadwal kerja bagian finishing sesuai

dengan yang direncanakan.

b) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja bagian

weaving.

c) Menyiapkan laporan hasil perhari tiap shift.

4) Bagian Teknik.

Tugas bagian teknik :

a) Mengatur kerja mesin – mesin produksi.

b) Mengganti dan memperbaiki peralatan mesin atau

suku cadang mesin yang rusak.

g. Kabag Quality Control.

(46)

commit to user 33

1) Melaksanakan pengontrolan kualitas terpadu dari bahan

baku, bahan pembantu, sampai kain jadi.

2) Mempelajari laporan – laporan grafik hasil produksi,

kegitan montir, dan naik turun beam.

3) Melaksanakan koreksi atas pelaksanaan produksi

bersama dengan bagian gudang, bagian persiapan,

proses, finishing, dan maintenance.

h. Manajer Pemasaran.

Bertanggung jawab atas tugas – tugas sebagai berikut :

1) Melakukan pekerjaan administrasi penjualan.

2) Mengatur dan menetapkan pejualan pokok.

3) Membuat permintaan produksi.

4) Mengatur promosi dan menetapkan pencapaian target

penjualan. Dan tugas ini didelegasikan bersama – sama

dengan karyawan yang bekerja di bagian bawahnya.

i. Manajer Keuangan.

Bertanggung jawab atas tugas – tugas sebagai berikut :

1) Menyetujui dan menandatangani permintaan biaya

belanja sehari – hari.

2) Menyetujui anggaran sesuai dengan rencana produksi.

3) Menyusun cash flow tahunan.

4) Menerima dan mencocokkan rekening Koran.

(47)

commit to user 34

6) Menyetujui penjualan tunai atas barang – barang bekas

atau rusak.

j. Kabag Kas.

Tugas – tugas dari bagian kas adalah :

1) Melakukan pekerjaan administrasi keuangan.

2) Mengatur pemasukan dan pengeluaran keuangan

perusahaan.

3) Melaksanakan pembayaran gaji.

k. Kabag Pembukuan.

Bertanggung jawab atas tugas – tugas sebagai berikut :

1) Mencatat dan mengarsip kartu persediaan, retur

penjualan, retur pembelian, dan kartu piutang.

2) Mempersiapkan daftar pembayaran utang dan daftar

penagihan piutang.

3) Melakukan cross check daftar pembayaran utang dan

daftar penagihan piutang.

4) Menjalankan jurnal.

5) Menyiapkan laporan – laporan penjualan, pembelian,

stok, biaya, dan produksi.

6) Melakukan stock opname dengan bagian gudang.

l. Kabag Pembelian.

(48)

commit to user 35

1) Mengkoordinir pembelian bahan baku yang diperlukan

perusahaan serta pembelian peralatan dan perlengkapan

yang dibutuhkan.

2) Mengawasi barang – barang yang dibeli jika tidak sesuai

dengan pesanan baik kualitas maupun kuantitas serta

harga yang telah disepakati sebelumnya.

3) Mengatur dan menetapkan cara pembelian dan

pengadaan bahan – bahan yang diperlukan dalam proses

produksi.

4) Menentukan atau memilih supplier.

Bertanggung jawab atas tugas – tugas yang diberikan pada

bawahannya dan atas kelancaran penyediaan bahan

kebutuhan proses produksi.

m. Kabag Gudang

Bertanggung jawab atas tugas – tugas sebagai berikut :

1) Mengikuti pelaksanaan dari rencana pengadaan barang

dan sparepart.

2) Melakukan stock opname dengan bagian pembukuan

setiap hari.

3) Melakukan seleksi terhadap spare part bekas bersama

dengan bagian workshop.

4) Melakukan koreksi terhadap sparepart yang hamper

(49)

commit to user 36

5) Menyerahkan dokumen – dokumen administrasi ke

bagian pembelian, penjualan, keuangan dan pembukuan.

n. Manajer Personalia.

Bertanggung jawab atas tugas – tugas sebagai berikut :

1) Menangani administrasi pegawai.

2) Mengarahkan, mengkoordinir, dan mendelegasikan tugas

– tugas kepada bawahan.

3) Menyerahkan persoalan yang berhubungan dengan

tenaga kerja.

o. Manajer Umum.

Bertanggung jawab atas tugas – tugas sebagai berikut :

1) Mengatur pelaksanaan pelayanan kesehatan dan PPPK.

2) Mengatur pekerjaan koperasi.

3) Mengatur dan mengawasi kebersihan bangunan,

kendaraan, dan peralatan.

4) Mengatur pelaksanaan dan social.

5) Melakukan absensi karyawan setiap hari.

6) Melakukan koordinasi dengan semua kepala bagian

tentang kebutuhan – kebutuhan pelayanan umum.

p. Kepala Sie Kendaraan.

Bertanggung jawab atas tugas – tugas sebagai berikut :

1) Bertanggung jawab atas perawatan dan perbaikan alat

(50)

commit to user 37

2) Mempersiapkan pengendara beserta alat transportasi

yang digunakan dalam kegiatan perusahaan.

q. Kepala Sia Keamanan.

Bertanggung jawab atas tugas – tugas sebagai berikut :

1) Melayani tamu di pos pelayanan terdepan.

2) Bertanggung jawab terhadap keamanan dan ketertiban di

lingkungan perusahaan.

r. Kepala Sie Rumah Tangga.

Bertanggung jawab terhadap hal – hal yang bersifat kegiatan

yang dilakukan di lingkungan rumah tangga misalnya

perawatan taman, pembuangan sampah, pembersihan

selokan, dan lain sebagainya.

4. Personalia Perusahaan.

a. Jumlah tenaga kerja

Di PT. ISkandar Indah Printing Textile, system ketenagakerjaan di

bagi ke dalam dua bagian yaitu :

1) Bagian Produksi

Yaitu bagian yang bekerja di departemen unit weaving dan

departemen unit printing serta bagian finishing.

2) Bagian non produksi

Yaitu bagian yang bekerja sebagai karyawan kantor dan

(51)

commit to user 38

Saat ini jumlah tenaga kerja di PT. Iskandar Inda Printing Textile

berjumlah 1295.

Dengan pembagian kerja sebagai berikut :

Tabel III.1

Shift bagian dan jumlah karyawan

Shift dan Bagian Jumlah karyawan

(orang)

a. Day Shift 70

b. Shift

1) Operator RRT52 2) Operator Picanol 3) Operator Toyoda 4) Pengisi Palet 5) Palet

6) Warping 7) Pengkanjian 8) Cucuk

(52)

commit to user 39

menjadi tiga group, yaitu :

1) Shift I atau disebut sebagai Group A masuk pagi.

2) Shift II atau disebut sebagai Group B masuk siang.

3) Shift III atau disebut sebagai Group C masuk Malam.

Tiap - tiap shift dikepalai dengan kepala shift, pengawas dan staff

masing – masing bagian dan mendapatkan jam istirahat selama 1

jam yang diatur dengan efektif sehingga tidak mengganggu proses

produksi.

Pembagian kerja PT. Iskandar Indah Printing Textile adalah

sebagai berikut.

1) Group A : pukul 07:00 WIB – 15:00 WIB dengan waktu istirahat

mulai pukul 11:30 WIB – 12:30 WIB.

2) Group B : pukul 15:00 WIB – 23:00 WIB dengan waktu istirahat

mulai pukul 18:45 WIB – 19:45 WIB.

3) Group C : pukul 23:00 WIB – 07:00 WIB dengan waktu istirahat

(53)

commit to user 40

System pembagian kerja karyawan di atas berlaku untuk karyawan

bagian produksi dan teknik, sedangkan untuk karyawan bagian non

produksi jam kerjanya 40 jam/ minggu dengan system pembagian

jam mulai dari hari senin sampai jum’at, dimulai pukul 07:00 WIB –

16:00 WIB dengan istirahat mulai 11:45 WIB – 12:45 WIB dan hari

sabtu masuk setengah hari mulai pukul 07:00 WIB – 12:00 WIB.

Pergantian masuk jam kerja tiap bagian produksi setiap minggu

sekali dan dimulai setiap hari senin.

c. Sistem Pemberian upah

Sistem pemberian upah kepada karyawan yang ditetapkan PT.

Iskandar Indah Printing Textile adalah sebagai berikut :

1) Sistem Upah Bulanan.

Sistem upah ini dilakukan untuk karyawan yang bekerja di

bagian staf, kepala bagian atau mandor dengan menerima

upah pada bulan akhir.

2) Sistem Upah Mingguan.

Sistem ini diberlakukan untuk karyawan yang bekerja sebagai

operator mesin produksi paada unit weaving, printing, dan

finishing dengan menerima upah pada akhir minggu.

3) Sistem Upah Borongan.

Sistem upah ini diberikan sesuai dengan jumlah pekerjaan yang

telah disesuaikan, misalnya untuk bagian pengepakan dan

(54)

commit to user 41

Selain itu, perusahaan juga memberikan upah lembur, yaitu upah

yang diberikan di luar jam kerja.

Upah lembur dapat dihitung dengan perhitungan sebagai berikut:

Upah mingguan : 150% dari gaji x hari lembur

Upah bulanan :

5. Bagian Produksi.

a. Bahan Produksi

Bahan – bahan yang digunakan dalam proses produksi adalah

sebagai berikut :

1) Bahan baku yang digunakan terdiri atas dua jenis benang :

a) Benang katun yaitu benang yang berasal dari serat alami

berupa kapas.

b) Benang rayon yaitu benang yang berasal dari serat buatan.

2) Bahan penolong atau bahan obat yang digunakan terdiri dari:

a) PVA seperti film untuk melapisi bulu – bulu benang.

b) Tepung jagung ( cornstat ), yang berfungsi untuk melenturkn

benang.

c) Wax sejenis malam pet

d) Acrylic, yang berfungsi untuk melenturkan benang tetapi

kelenturannya lebih dari tepung jagung.

b. Mesin – mesin produksi.

Mesin – mesin produksi yang digunakan dalam proses produksi

(55)

commit to user 42

1) Mesin Warping.

Mesin yang digunakan untuk memproses bahan baku benang

dari cones ke beam.

2) Mesin Kelos.

Mesin yang digunakan untuk memproses kembali benangg

yang putus dari mesin warping sehingga benang dapat dipakai

kembali.

3) Mesin Sizing.

Mesin yang digunakan untuk memproses bahan baku benang,

dengan cara melapisi benang hasil dari mesin warping dengan

menggunakan bahan penolong atau bahan obat berupa

campuran dari bermacam – macam bahan kimia.

4) Mesin Cucuk.

Untuk memproses benang lusi dan benang pakan menjadi kain

grey.

(56)

commit to user 43

Mesin untuk melipat kain tenun setelah dilakukan pemeriksaan.

8) Mesin Inspecting

Mesin yang digunakan untuk pemeriksaan kualitas kain dari

mesin tenun.

9) Mesin Printing.

Mesin yang digunakan dalam proses printing kain yaitu proses

memberikan corak kain putih.

10) Mesin Diesel.

Mesin yang digunakan sebagai sumber tenaga untuk

menggerakkan mesin – mesin produksi.

11) Ketel Uap.

Digunakan sebagai alat pemanas.

c. Proses Produksi

Departemen produksi weaving adalah departemen yang

menangani proses produksi dari bahan baku yang berupa benang

menjadi kain jadi berupa kain grey. Pada departemen weaving di

PT. Iskandar Indah Printing Textile, tiap proses produksi terbagi

menjadi beberapa tahap :

1) Tahap Persiapan.

a) Pembuatan benang lusi

Benang lusi adalah benang yang diarahkan membujur atau

memanjang dalam proses penenunan. Benang ini digulung

(57)

commit to user 44

dilakukan penarikan benang untuk penyusunan benang

yang disesuaikan dengan banyaknya benang pada lebar

kain.

b) Penghanian (warping)

Awal dari pembuatan benang lusi melalui proses

penghanian dalam mesin warping yang melakukan proses

penggulungan benang, sekaligus menentukan jumlah dan

panjang benang yang diperlukan.

c) Pengkanjian (sizing)

Merupakan proses pemberian bahan penolong (bahan obat)

berupa kanji pada benang lusi yang sudah terbentuk melalui

proses pengeringan. Tujuan proses ini adalah untuk

meratakan bulu – bulu yang terdapat pada benang,

menghilangkan kotoran agar benang tidak kaku sehingga

nantinya benang tidak mudah putus.

d) Proses Cucuk (racing)

Benang dimasukkan kedalam mesin cucuk dengan melewati

jarum menuju ke sisir atau disebut dengan gun dengan

jumlah mata sisir tergantung dari jumlah benang yang

tersedia dari proses pengkanjian tadi. Proses ini bertujuan

untuk memisah – misahkan benang lusi sehingga jumlah

dan kerapatan benang pada lembar kain yang akan

(58)

commit to user 45

e) Pembuatan benang pakan.

Benang pakan adalah benang yang arahnya menyilang

dalam proses penenunan. Benang ini dimasukkan kedalam

mesin kelos kemudian diteruskan ke mesin palet yang akan

menggulung benang ke dalam kayu klinting. Kemudian

klinting yang telah berisi benang di pindahkan ke bagian

penenunan bersama – sama benang lusi.

2) Tahap Penenunan.

Tahap penenunan dilakukan dalam mesin tenun yang

melakukan proses penyilangan benang lusi dan benang pakan

sehingga terbentuklah sebuah kain. Benang lusi yang berada

pada mesin tenun secara otomatis akan ditenun oleh benang

pakan yang arahnya melintang. Dalam proses ini harus ada

operator yang menjalankan mesin tenun.

3) Tahap Pengawasan.

a) Inspecting

Kegiatan yang dilakukan untuk mengawasi dan memeriksa

hasil kain grey bila terdapat kerusakan atau cacat kain yang

perlu diperbaiki.

b) Repairing.

Kegiatan memperbaiki anyaman kain grey yang rusak atau

ada yang ganda pakan atau ganda lusi.

(59)

commit to user 46

Kegiatan membersihkan kain grey dari sisa – sisa benang,

serat, bulu – bulu.

d) Folding

Kegiatan terakhir yang dilakukan dengan melipat sekaligus

menghitung panjang kain.

d. Penetapan standar kualitas.

Kerusakan atau cacat kain terjadi karena :

1) Putus Lusi.

Yaitu putusnya benang tenun yang arahnya memanjang pada

kain tenun.

2) Putus Pakan.

Yaitu putusnya benang tenun yang arahnya memanjang pada

kain tenun.

3) Ganda Lusi.

Terdapat dua atau lebih jumlah benang lusi yang menempel

pada kain tenun.

4) Ganda Pakan.

Terdapat dua atau lebih jumlah benang pakan yang menempel

pada kain tenun.

5) Penenunan Loncat.

Penenunan tidak berurutan.

6) Kotor Oli.

(60)

commit to user 47

6. Bidang Pemasaran.

a. Saluran Distribusi.

Pada PT. Iskandar Indah Printing Textile saluran industri yang

digunakan adalah :

1) Produsen – distributor industry – pemakai industri.

2) Produsen – agen – distributor industry – pemakai industri.

b. Daerah pemasaran.

Pada awal usaha ini dirintis dalam bentuk perusahaan

perseorangan, pemasaran hasil produksinya masih sekitar

Surakarta. Tetapi dengan semakin maju dan berkembangnya

usaha maka pemasaran hasil produksi turut berkembang hampir di

seluruh kota – kota besar di Indonesia, antara lain : Surabaya, bali,

Jakarta, Medan, Semarang, Yogyakarta, Makasar, Pekalongan,

Purwokerto, dan Surakarta sendiri. Sedangkan untuk daerah

pemasaran ekspor adalah Singapura, Timur Tengah,

Bruneidarusallam, dan Negara Amerika Latin.

B. Laporan Magang

1. Pengertian Magang.

Program Magang Kerja adalah suatu upaya mengarahkan mahasiswa

agar dapat merasakan situasi dunia kerja, melihat, dan melakukan

(61)

commit to user 48

merupakan kegiatan penunjang perkuliahan yang sifatnya wajib,

dengan berorientasi pada dunia usaha / dunia kerja.

2. Tujuan Magang Kerja.

Program Magang kerja adalah kegiatan intrakurikuler dan bersifat

wajib bagi semua mahasiswa Program Diploma III Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sehingga mahasiswa yang

belum atau tidak menempuh magang kerja tidak bisa mengikuti ujian

tugas akhir dan tidak dapat dinyatakan lulus. Adapun tujuan

pelaksanaan magang kerja ini adalah:

a. Mahasiswa dapat mengamati permasalahan yang ada di dunia

kerja.

b. Mahasiswa dapat belajar dan memperoleh pengalaman secara

langsung di lapangan tentang berbagai persoalan yang dihadapi

perusahaan/instansi tempat magang kerja.

c. Mahasiswa dapat melakukan adaptasi sebelum memasuki

dunia usaha / dunia kerja yang sesungguhnya, sehingga dapat

menciptakan tenaga terampil yang siap kerja serta mampu

mengembangkan diri secara profesional sesuai dengan

bidangnya.

3. Manfaat Magang Kerja

Magang kerja dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu :

a. Bagi Mahasiswa

(62)

commit to user 49

sudah didapat selama menempuh pendidikan.

2) Agar setelah lulus mahasiswa dapat menghadapi masalah

yang akan timbul dalam dunia kerja.

b. Bagi Perusahaan

1) Perusahaan akan mendapat sumber daya manusia yang

berkualitas di masa yang akan datang.

2) Hasil penelitian mahasiswa selama magang kerja dapat

dijadikan sebagai masukan dalam menentukan

kebijakan-kebijakan dalam perusahaan.

4 Pelaksanaan Magang Kerja

a. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Kerja

Tempat : PT. Iskandar Indah Printing Textile.

Alamat : Jl. Pakel No. 11 Surakarta

Waktu : 17 Maret – 17 April 2010

Kegiatan magang kerja dimulai pukul 08.00 WIB – 15.00 WIB untuk

hari Senin – Jum’at. Sedangkan pada hari sabtu, kegiatan magang

kerja dimulai pukul 08.00 WIB – 12.00 WIB. Mahasiswa magang

wajib mengenakan pakaian yang sopan dan berjas almamater.

Selain itu mahasiswa juga harus mentaati semua peraturan yang

ada di PT. Iskandar Indah Priting Textile.

(63)

commit to user 50

Kegiatan Magang Kerja dilaksanakan pada tanggal 17 Maret – 17

April 2010. Kegiatan – kegiatan yang dilakukan pada waktu

penelitian kurang lebih adalah sebagai berikut :

1) Pada hari pertama masuk magang digunakan untuk perkenalan

dengan staff karyawan bagian administrasi PT. Iskandar Indah

Printing Textile.

2) Minggu I

Adapun kegiatan yang dilakukan pada minggu I :

a) Observasi bagian Produksi.

Jumlah karyawan pada PT. Iskandar Indah Printing Textile

mencapai lebih dari 1200 keryawan, dengan day shift sekitar

70 orang karyawan. PT. Iskandar Indah Printing Textile

sendiri menggunakan sistem kerja 3 shift per harinya,

dengan rincian :

Shift I : Pukul 07.00 WIB sampai 15.00 WIB

Shift II : Pukul 15.00 WIB sampai 23.00 WIB

Shift III : Pukul 23.00 WIB sampai 07.00 WIB

b) Wawancara dengan kepala bagian produksi mengenai

(64)

commit to user 51

Menurut Bapak Suprapto selaku kepala bagian Depertemen

Weaving PT. iskandar Indah Printing Textile, produksi

dilakukan atas adanya pesanan dari konsumen. Departemen

weaving sendiri adalah bagian yang bertugas memproduksi

kain grey tenun yang merupakan salah satu produksi utama

PT. Iskandar Indah Printing Textile.

3) Minggu II

a) Mencatat hasil produksi harian.

Mahasiswa dilibatkan dalam kegiatan kerja di PT. Iskandar

Indah Printing Textile, salah satunya dengan dilibatkan

dalam pencatatan hasil produksi harian. Dari pencatatan

hasil produksi harian tersebut dapat dilihat jika produksi

yang dilakukan mengalami fluktuasi yang disesuaikan

permintaan konsumen.

b) Observasi cara kerja mesin dari proses weaving sampai

finishing.

Mahasiswwa diijinkan berkeliling disekitar area produksi

dengan didampingi oleh seorang karyawan untuk melihat

bagaimana proses produksi kain grey tenun dilakukan.

(65)

commit to user 52

a) Input data dari bagian produksi.

Mahasiswa melakukan input data yang akan menjadi bahan

dalam penulisan tugas akhir dengan metode wawancara.

Bapak Suprapto selaku kepala bagian Departemen Weaving

yang menjadi narasumbernya. Data-data tersebut antara lain

yaitu tentang biaya administrasi gudang, produksi selama

tahun 2006 sampai 2009, serta bagaimana proses produksi

kain grey tenun dilakukan.

b) Wawancara dengan kepala bagian personalia mengenai

latar belakang perusahaan.

Dari proses wawancara tersebut mahasiswa dapat

mengetahui sejarah perkembangan PT. Iskandar Indah

Printing Textile.

5) Minggu IV.

a) Mengolah data mengenai konstruksi benang.

Mahasiwa diajarkan mengenai cara mengukur konstruksi

benang dalam proses produksi kain.

b) Melengkapi data – data yang digunakan sebagai bahan

(66)

commit to user 53 C. Pembahasan

Analisis dilakukan dengan memberikan gambaran tentang menentukan

pola produksi yang optimal khususnya produksi kain grey tenun terkait

dengan kapasitas yang dimiliki perusahaan PT. Iskandar Indah Printing

Textile. Sehubungan dengan hal tersebut maka dilakukan analisis

antaralain mengenai :

1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Produksi

Faktor-faktor yang mempengaruhi pola produksi suatu perusahaan

antaralain :

a. Pola Penjualan

Pola penjualan adalah fluktuasi permintaan produk oleh konsumen

selama periode tertentu, dalam hal ini adalah tingkat penjualan kain

grey tenun selama empat tahun terakhir yaitu tahun 2006, 2007,

2008, dantahun 2009. Untuk menentukan pola penjualan yang baik

dilakukan peramalan. Peramalan ini dilakukan berdasarkan data

penjualan empat tahun terakhir tersebut.

Peramalan yang baik adalah peramalan yang menunjukan tingkat

kesalahan yang signifikan antara hasil peramalan dengan

kenyataannya sehingga perlu dilakukan tingkat kesalahan

peramalan.

(67)

commit to user 54

Data Penjualan Kain Grey Tenun PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta

Tahun 2006-2009 (Meter)

Bulan Tahun

2006 2007 2008 2009

Januari 1.076.113 1.100.340 1.098.811 1.031.019

Februari 804.594 747.339 948.702 830.960

Maret 800.124 944.675 745.500 831.008

April 766.438 821.340 702.273 642.233

Mei 706.003 765.839 689.742 759.843

Juni 889.301 1.049.876 1.100.340 1.009.212

Juli 930.762 723.781 837.243 1.011.970

Agustus 951.554 843.677 852.973 943.652

September 1.277.436 529.664 890.974 1.042.313

Oktober 560.488 430.398 702.435 606.226

November 633.470 700.023 518.860 743.692

Desember 823.587 727.883 698.502 783.442

Jumlah 10.219.870 9.384.889 9.786.355 10.253.570

Sumber : Data PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta Tahun 2010

Dari tabel diata dapat dilihat jika penjulan kain grey tenun pada PT.

Iskandar Indah Printing Textile mengalami fluktuasi penjualan.

Tabel III.3

Data Biaya Operasional Gudang Kain Grey Tenun PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta

(68)

commit to user 55

Keterangan Jumlah

Biaya Bahan Bakar 1.800.000

Biaya Listrik 5.400.000

Biaya Telepon 3.600.000

Biaya Administrasi 5.400.000

Biaya Asuransi Gudang 150.000.000

Biaya Depresiasi Gedung 3.600.000

Biaya Depresiasi Peralatan Gedung

1.800.000

Jumlah 171.600.000

Sumber : Data PT. Iskandar Indah Printing Textile Tahun 2010

Berdasarkan tabel III.2 dan III.3 diatas maka dapat dilakukan

peramalan penjualan kain grey tenun tahun 2010 dengan metode

(69)

commit to user 56

Dari peramalan dengan POM diatas maka dapat diliha hasilnya

(70)

commit to user 57

Tabel III.4

Perhitungan Trend penjualan Kain Grey Tenun PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta

Tahun 2010

3. Tingkat kesalahan peramalan :

a. MAD (Mean Absolute Deviation)

b. MSE (Mean Sequare Error)

c. MFE (Mean Forecast Error)

325.549

123.113.390.000

-1

Sumber : Data yang diolah

Keterangan : Perhitungan Terlampir Pada Lampiran

Untuk memudahkan menganalisis adanya fluktuasi musiman maka

peramalan pejualan tahunan diubah menjadi ramalan penjualan

triwulanan dengan menggunakan indeks musiman (seasonal

index). Dalam menghitung indeks musim pengaruh trend

dihilangkan sehingga dapat dicari persentase rata-rata tiap

penjualan triwulan.

Berdasarkan table maka perhitungan indeks musim atau seasonal

index serta ramalan penjualan kain grey tenun pertriwulan tahun

(71)

commit to user 58

Tabel III.5

Ramalan Penjualan Kain Grey Tenun perTriwulan Tahun 2006-2009 (Meter)

Tahun Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Jumlah

2006 2.680.831 2.361742 3.159.752 2.017.545 10.219.870

2007 2.792.354 2.637.109 2.097.122 1.858.304 9.384.889

2008 2.739.013 2.492.355 2.581.190 1.919.797 9.786.355

2009 2.692.987 2.411.288 2.997.935 2.133.360 10.235.570

Jumlah

Sumber : Data yang diolah

Dari table tersebut maka dapat diperoleh dengan rumus :

Dimana : = indeks musim triwulan

(72)

commit to user 59

= rata-rata dari rata-rata penjualan

pertriwulan

Maka IT1 = = 1,106

IT2 =

=

0,99

IT3 =

=

1,09

IT4 =

=

0,8

Dari angka indeks tersebut, digunakan untuk menyusun ramalan

penjualan triwulanan dengan fluktuasinya.

Maka :

TW1 = 1,1 = 2.760.122

TW2 = 0,99 = 2.484.110

TW3 = 1,09 = 2.735.030

Gambar

Tabel III.2 Data Penjualan kain Grey Tenun Tahun 2006 – 2009  .................
   GAMBAR
Gambar I.1  Kerangka Pemikiran
Gambar III.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah penerapan IFRS tingkat manajemen laba menjadi lebih rendah, relevansi nilai menjadi. lebih

Dalam kaitannya dengan kenyamanan termal, suhu gedung di pagi hari berkisar antar 26,4~27,4 derajat celcius, dengan kelembapan berkisar antara 70%~80% dan tekanan

fisikokimia, dan komponen fungsional sorgum setiap varietas merupakan langkah awal dalam pemanfaatannya Tabel 5.. sebagai bahan diversifikasi pangan maupun industri. Rasio

Jenis penelitian ini kualitatif lapangan dengan pendekatan yang digunakan adalah: yuridis, sosiologis, dan norm atif syar‟i. Adapun sumber data penelitian ini adalah sumber data

Alur komunikasi vertical ( downward communication) dalam aktivitas Public Relations mempunyai hubungan yang tinggi dengan kinerja karyawan bagian Financial

Pemilihan primer pada analisis RAPD berpengaruh terhadap polimorfisme pita yang dihasilkan, karena setiap primer memiliki situs penempelan tersendiri, akibatnya pita DNA

Berdasarkan hasil penelitian tindakan ke- las yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan model pembelajaran role playing dalam pembelajaran keterampilan

Dengan menggunakan jaringan komputer akan memberikan reliabilitas tinggi yaitu adanya sumber sumber-sumber alternatif pengganti jika terjadi masalah pada salah satu perangkat