Pada bab ini penulis akan menyajikan tentang kesimpulan dari
penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Investasi
1. Pengertian Investasi
Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana
pada saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan di masa
mendatang. Investasi dibedakan menjadi 2 yaitu investasi pada aset
finansial (financial assets) yang dilakukan di pasar uang misalnya
berupa sertifikat, deposito, surat berharga pasar uang dan investasi pada
aset riil (real assets) yang berbentuk pembelian aset produktif,
pendirian pabrik, pembukaan pertambangan (Halim, 2005: 4).
Dalam keputusan investasi modal (capital investment decision)
berkaitan dengan proses perencanaan, penetapan tujuan dan prioritas,
pengaturan pendanaan, dan penggunaan kriteria tertentu untuk memilih
aktiva jangka panjang. Keputusan investasi modal menempatkan
sejumlah besar sumber daya pada risiko jangka panjang dan secara
simultan mempengaruhi perkembangan perusahaan di masa depan,
maka hal itu merupakan salah satu keputusan terpenting yang dibuat
oleh manajer.
Proses pengambilan keputusan modal seringkali disebut sebagai
penganggaran modal (capital budgeting). Ada dua jenis proyek
eksklusif. Proyek independen (independent projects) adalah proyek
yang jika diterima atau ditolak, tidak akan mempengaruhi arus kas
proyek lainnya. Proyek saling eksklusif (mutually exclusive projects)
adalah proyek yang apabila diterima, akan menghalangi penerimaan
proyek lainnya.
Model dasar untuk keputusan investasi modal dapat
diklasifikasikan menjadi dua kategori utama, yaitu model non diskonto
dan model diskonto. Model non diskonto (nondiscounting models)
mengabaikan nilai waktu uang, sementara model diskonto (discounting
models) mempertimbangkannya secara eksplisit. Kendati banyak
akuntan mendeskreditkan model non diskonto karena mengabaikan
nilai waktu dari uang, banyak perusahaan yang masih harus
menggunakannya dalam pengambilan keputusan investasi modal
(Hansen Don R. and Maryanne M. Mowen, 2005: 400 - 402).
2. Tujuan Investasi
Pada dasarnya, tujuan orang melakukan investasi secara luas
menurut Tandelilin (2001: 4 - 5) adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah
kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan penjumlahan
pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini pendapatan masa datang.
Sumber dana untuk investasi bisa berasal dari aset-aset yang dimiliki
saat ini, pinjaman dari pihak lain, dan tabungan. Secara lebih khusus
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang.
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan
taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha
bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada
sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.
b. Untuk mengurangi tekanan inflasi.
Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau
obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko
penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh
inflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak.
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat
mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian
fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi
pada bidang usaha tertentu.
Untuk mencapai tujuan investasi dibutuhkan suatu proses dalam
pengambilan keputusan, sehingga keputusan tersebut sudah
mempertimbangkan ekspektasi return yang didapat dan juga risiko yang
3. Jenis Investasi
Menurut Mulyadi (2001: 284), jenis investasi dapat dibagi
menjadi empat golongan, yaitu:
a. Investasi yang tidak menghasilkan laba (non-profit investment).
Investasi ini timbul karena adanya peraturan pemerintah atau karena
syarat kontrak yang telah disetujui, sehingga mewajibkan perusahaan
untuk melaksanakannya tanpa memperhitungkan laba atau rugi.
Biasanya berhubungan dengan pelestarian hidup serta pembangunan
sosial kemasyarakatan misalnya pembuatan sistem pengendalian air
limbah, cerobong asap, sistem keamanan kerja karyawan, dan
sebagainya.
b. Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non-measureable profit
investment).
Investasi ini dimaksudkan untuk menaikkan laba, tetapi laba yang
diharapkan akan diperoleh perusahaan karena investasi ini sulit
untuk dihitung secara teliti. Contohnya pengeluaran biaya promosi
produk untuk jangka panjang, biaya penelitian dan pengembangan,
dan biaya program pelatihan serta pendidikan karyawan.
c. Investasi dalam penggantian (replacement investment).
Investasi ini meliputi pengeluaran untuk penggantian mesin dan
ekuipmen yang ada. Dalam pemakaian mesin dan ekuipmen, pada
suatu saat akan terjadi biaya operasi mesin dan ekuipmen menjadi
diganti dengan yang baru, atau produktivitasnya tidak lagi mampu
memenuhi kebutuhan. Dasar yang dipakai untuk mempertimbangkan
penggantian mesin dan ekuipmen yang ada adalah penghematan
biaya. Apabila penghematan biaya yang diperoleh dari penggantian
mesin dan ekuipmen akan menghasilkan kembalian (return on
investment) yang dikehendaki perusahaan, maka penggantian
tersebut secara ekonomis menguntungkan dan memang diperlukan.
d. Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment).
Investasi jenis ini merupakan pengeluaran untuk menambah
kapasitas produksi menjadi lebih besar dari sebelumnya. Untuk jenis
investasi ini kriteria yang perlu dipertimbangkan adalah taksiran
tambahan laba yang akan diperoleh pada periode mendatang dengan
membandingkan tambahan penghasilan dan tambahan biaya yang
akan terjadi di masa yang akan datang, serta kembalian investasi
yang akan didapat karena adanya penanaman modal tersebut.
4. Sumber Dana Investasi
Besarnya dana yang diperlukan dalam investasi meliputi harga
beli dan biaya yang harus dikeluarkan sampai aktiva tersebut siap pakai.
Setelah diketahui berapa banyak dan kapan dana tersebut akan
diperlukan untuk investasi, maka perlu diputuskan pemilihan sumber
dana yang pada akhirnya dapat memberikan kombinasi dengan biaya
perusahaan. Menurut Husnan (2000: 174 -179), adapun sumber dana
investasi yang utama, yaitu:
a. Modal Sendiri
Modal ini diperoleh dari pemilik perusahaan. Dengan modal tersebut
maka perusahaan tidak mengeluarkan biaya lagi untuk pembayaran
bunga.
b. Saham
Dapat berupa saham biasa atau saham preferen yang diperoleh dari
emisi (penerbitan) saham di pasar modal. Perusahaan menghimpun
dana masyarakat dengan jalan menerbitkan saham yang
diperjualbelikan di bursa agar menghasilkan keuntungan.
c. Obligasi
Diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal. Obligasi yang
diterbitkan mempunyai empat bentuk, yaitu:
1) Obligasi biasa
Adalah obligasi yang jatuh temponya pada saat yang sama atau
obligasi yang suku bunganya tetap untuk jangka waktu usia
obligasi dan dicantumkan nilai pelunasannya.
2) Obligasi dengan suku bunga mengambang
Adalah obligasi yang memberikan suku bunga yang besarnya
3) Obligasi tanpa bunga
Adalah obligasi yang tidak mewajibkan penerbitnya membayar
kupon/bunga kepada pemegangnya.
4) Obligasi konversi
Adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya
untuk mengkonversikan obligasi tersebut dengan sejumlah saham
perusahaan pada harga yang telah ditetapkan.
d. Kredit Bank
Dapat berupa kredit investasi maupun non investasi. Bentuknya
dapat berupa kredit jangka panjang, menengah, maupun pendek.
e. Sewa Guna Usaha (leasing).
Merupakan kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan barang modal untuk digunakan suatu perusahaan (lessee)
dalam jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala
disertai hak pilih bagi lesse untuk membeli barang modal tersebut
atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa
yang telah disepakati bersama. Leasing termasuk sumber dana yang
berasal dari lembaga keuangan non-bank.
f. Project Finance
Merupakan bentuk kredit yang pembayarannya didasarkan atas
kemampuan proyek tersebut melunasi kewajiban finansialnya. Tipe
pendanaan ini makin banyak digunakan untuk membiayai proyek
Dalam memutuskan pemilihan sumber dana pada praktiknya ada
yang menggunakan pertimbangan likuiditas untuk memenuhi
kebutuhan dana, yang secara garis besar menyatakan bahwa:
1) Aktiva tetap yang tidak disusut sebaiknya dengan modal sendiri.
2) Aktiva tetap yang disusut sebaiknya dibelanjai modal sendiri atau
utang jangka panjang yang periode jatuh temponya tidak lebih
pendek daripada umur ekonomis aktiva tersebut.
3) Aktiva lancar bisa dibelanjai dengan utang jangka pendek, asalkan
periode jatuh temponya tidak lebih pendek dari keterkaitan dana
pada aktiva lancar tersebut.
4) Untuk aktiva lancar yang permanen sebaiknya dibelanjai dengan
utang jangka panjang dan modal sendiri.
5. Metode Penilaian Investasi
Metode untuk menilai perlu tidaknya suatu usulan investasi
dilakukan dapat diklasifikasikan berdasarkan 2 kriteria, yaitu penilaian
usulan investasi yang tidak mempertimbangkan nilai waktu uang
(nondiscounting models) dan yang mempertimbangkan nilai waktu
uang (discounting models).
a. Nondiscounting Models
Metode yang termasuk dalam metode ini adalah:
1) Payback Period
Payback period menurut Halim (2003: 134) adalah jangka
melalui penerimaan yang dihasilkan oleh proyek investasi
tersebut. Dengan demikian payback period dari suatu investasi
menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan agar dana
yang tertanam pada suatu investasi seluruhnya dapat diperoleh
kembali. Rumus perhitungan payback period jika aliran kas
masuk bersih dari suatu rencana investasi/proyek berbeda
jumlahnya setiap tahun:
Dimana:
n : tahun terakhir di mana aliran kas masuk bersih masih
belum bisa menutupi investasi awal.
a : jumlah investasi awal
b : jumlah kumulatif proceeds pada tahun ke-n
c : jumlah kumulatif proceeds pada tahun ke-n + 1
Dan rumus perhitungan payback period jika aliran kas
masuk bersih dari suatu rencana investasi/proyek sama jumlahnya
Manfaat Payback period dapat digunakan untuk:
a) Menunjukkan proyek yang memerlukan waktu lama untuk dapat
mengembalikan modal.
b) Sederhana dan mudah dimengerti.
c) Mengukur likuiditas suatu proyek jika keadaan likuiditas
merupakan faktor penting bagi perusahaan.
d) Sesuai untuk proyek dengan tingkat ketidakpastian dan risiko
diluar kontrol yang tinggi.
e) Keadaan dimana tingkat bumga sangat tinggi sehingga faktor
kembali modal (capital recovery) menjadi sangat penting.
f) Proyek yang tergantung pada perubahan model, teknologi,
citarasa, dan sebagainya.
Kelemahan dari Payback period, yaitu:
a) Tidak melihat arus kas masuk yang terjadi di luar periode
payback yang diterapkan perusahaan.
b) Tidak memperhatikan adanya time value of money dan cost of
fund. Kelemahan ini dapat dihindari dengan mendiskontokan
arus kas tahunan kembali ke nilai sekarang. Jadi teknik ini
menunjukkan lamanya waktu yang diperlukan agar nilai
sekarang arus kas kumulatif mencapai nol.
c) Tidak membedakan proyek dengan kebutuhan investasi yang
2) Return on Investment (ROI)
Return on Investment (ROI) adalah suatu metode yang
menunjukkan persentase keuntungan neto sesudah pajak dihitung
dari average investment atau initial investment. Untuk mencari
ROI, laba per tahunnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu laba
per tahunnya yang sama dan laba per tahunnya yang tidak sama.
Kelemahan dari ROI, yaitu:
a) Tidak memperhitungkan nilai waktu uang.
b) Kurang memperhatikan panjangnya jangka waktu investasi.
Metode ini tidak dapat diterapkan jika investasi dilakukan
dalam beberapa tahap.
c) Merupakan pendekatan jangka pendek dengan menggunakan
angka rata-rata yang menyesatkan.
Keunggulan dari ROI, yaitu:
a) Sederhana dan mudah dimengerti.
b) Perhitungannya menggunakan data accounting yang sudah
tersedia sehingga tidak memerlukan perhitungan tambahan.
b. Discounting Models
Metode yang termasuk dalam model ini adalah:
1) Metode Net Present Value (NPV)
Nilai sekarang bersih (Net Present Value) menurut Hansen
dan Mowen (2005: 406) merupakan selisih antara nilai sekarang
dengan suatu proyek. Nilai sekarang bersih mengukur
profitabilitas suatu investasi. Jika suatu proyek memiliki NPV
positif, berarti ada peningkatan kekayaan bagi perusahaan, ini
berarti bahwa besarnya nilai positif NPV mengukur peningkatan
nilai perusahaan yang dihasilkan dari suatu investasi. Dalam
menggunakan metode NPV, tingkat pengembalian yang
diperlukan harus ditentukan. Tingkat pengembalian yang
diperlukan adalah tingkat pengembalian minimum yang dapat
diterima. Hal itu juga disebut sebagai tingkat diskonto dan biaya
modal.
Nilai NPV yang positif menandakan bahwa (Hansen Don R. and
Maryanne M. Mowen, 2005: 407):
a) Investasi awal telah tertutupi.
b) Tingkat pengembalian yang diperlukan telah dipenuhi.
c) Pengembalian yang melebihi dari (a) dan (b) telah diterima.
Net Present Value dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
Dimana:
r : discount rate yang digunakan
t : periode terakhir dimana aliran kas masuk bersih
diharapkan
OI : nilai investasi awal
n : umur ekonomis
Kelebihan metode NPV, adalah sebagai berikut:
1. Secara konseptional lebih baik daripada metode payback.
2. Memperhitungkan nilai waktu uang.
3. Memperhitungkan semua aliran kas selama umur proyek
investasi dalam pengambilan keputusan.
Kelemahan metode NPV, adalah sebagai berikut:
1. Lebih sulit penerapannya dan membutuhkan perhitungan yang
lebih cermat dibandingkan dengan metode payback.
2. Memerlukan perhitungan cost of capital sebagai discount rate.
.
2) Metode Internal Rate of Return (IRR)
Pengertian IRR didefinisikan sebagai tingkat bunga yang
akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari proceeds yang
diharapkan akan diterima sama dengan jumlah nilai sekarang dari
pengeluaran modal. Atau dengan kata lain suatu tingkat bunga
Dimana:
A : aliran kas masuk bersih
r : IRR
t : periode
Nilai IRR tidak diperoleh secara langsung melainkan
melalui proses trial dan error atau coba-coba, yaitu dengan
mencari nilai NPV pada tingkat suku bunga tertentu yang dipilih
secara acak dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan biaya
investasi. Setelah itu dilakukan interpolasi dengan menggunakan
NPV positif (NPV1) dengan tingkat bunga tertentu (Df1) dan NPV negatif (NPV2) dengan tingkat bunga tertentu lainnya (Df2). Adapun rumusnya sebagai berikut:
Dimana:
Df1 : discount factor ke-1 Df2 : discount factor ke-2
NPV1 : NPV pada discount factor ke-1 NPV2 : NPV pada discount factor ke-2
Kelebihan dari metode IRR, yaitu:
a) Memperhitungkan aliran kas selama periode.
b) Memperhitungkan nilai waktu uang.
c) Hasilnya dalam persentase, sehingga manajemen dapat
menguji atau memperkirakan sewaktu “r” tidak diketahui secara pasti.
Kelemahan metode IRR ini sering menghasilkan lebih dari satu
tingkat diskon.
B. Estimasi Biaya
Definisi estimasi biaya adalah seni memperkirakan kemungkinan
jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada
informasi yang tersedia pada waktu itu, berdasarkan definisi tersebut maka
perkiraan biaya mempunyai pengertian sebagai berikut:
1. Perkiraan biaya yaitu melihat, memperhitungkan dan mengadakan
perkiraan atas hal yang akan terjadi selanjutnya.
2. Analisis biaya yang berarti pengkajian dan pembahasan biaya yang
pernah ada yang digunakan sebagai informasi yang penting.
Biaya pendapatan dapat diestimasi dengan menggunakan proyeksi
pendapatan yang akan diperoleh per tahun. Estimasi per tahun dilakukan
untuk mempermudah perhitungan sehingga estimasi yang dilakukan
dilakukan berdasarkan proceeds yaitu aliran kas masuk bersih yang akan
dihasilkan oleh suatu proyek.
C. Aliran Kas dalam Investasi
Menurut Dermawan Sjahrial (2010: 19), aliran kas terdiri dari:
1. Aliran Kas Netto Tahunan (Net Annual Inflow of Cash) yaitu hasil
yang diperoleh dari investasi baru atau “Proceed”.
2. Aliran Kas Keluar Netto Tahunan (Net Annual Outflow of Cash) yaitu
dana yang diperlukan untuk investasi baru atau “Outlay”.
Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan akan menentukan
apakah suatu investasi layak untuk dilaksanakan oleh perusahaan atau
tidak. Pengambilan keputusan tersebut mempertimbangkan aliran kas
keluar (cash outflow) yang akan dikeluarkan perusahaan dan aliran kas
masuk (cash inflow) yang akan diperolehnya berkaitan dengan investasi
yang diambil. Ada 3 macam aliran kas yang terjadi dalam investasi yaitu:
a. Initial Cashflow
Merupakan aliran kas yang berhubungan dengan pengeluaran kas
pertama kali untuk keperluan investasi. Initial Cashflow ini misalnya
harga perolehan pembelian tanah, pembangunan pabrik, pembelian
mesin, dan investasi aktiva tetap lainnya.
b. Operational Cashflow
Ini berasal dari pendapatan yang diperoleh dikurangi dengan biaya
cash inflow (aliran kas masuk) yang nantinya akan dibandingkan
dengan cash outflow (aliran kas keluar) untuk menutup investasi.
Operational Cashflow ini biasanya diterima setiap tahun selama umur
ekonomis investasi yang berupa aliran kas masuk bersih atau yang
sering disebut Proceeds. Besarnya proceeds terdiri dari 2 sumber yaitu
berupa laba setelah pajak atau EAT (Earning After Tax) ditambah
depresiasi.
Biaya depresiasi merupakan sumber kas masuk atau biaya yang
digunakan untuk mengurangi nilai suatu aktiva tetap. Pada saat terjadi
biaya depresiasi tersebut, perusahaan tidak mengeluarkan biaya yang
berbentuk kas walaupun di laporan laba-rugi besarnya depresiasi
tersebut menambah biaya operasi yang akan dikumpulkan dan dicatat
sebagai kas masuk sebesar biaya depresiasi tersebut selama umur
ekonomisnya masih ada. Dana yang terkumpul tersebut akan digunakan
untuk membeli aktiva kembali apabila aktiva yang didepresiasi yang
telah habis umur ekonomisnya.
Dana yang digunakan untuk investasi aktiva tetap dapat berasal
dari modal sendiri dan atau modal asing (hutang). Perbedaan sumber
modal yang digunakan untuk investasi tersebut mempengaruhi
perhitungan proceeds (aliran kas masuk bersih) investasi yang
bersangkutan. Perhitungan proceeds dari kedua sumber modal tersebut
1) Perhitungan besarnya proceeds bila investasi menggunakan modal
sendiri.
Proceeds = Laba setelah pajak + Depresiasi
2) Perhitungan besarnya proceeds bila investasi menggunakan modal
sendiri dan hutang.
Proceeds = Laba setelah pajak + Depresiasi + Bunga (1-Pajak)
Aliran kas operasional meliputi penerimaan dan pengeluaran kas
perusahaan secara riil yang berkaitan dengan kegiatan operasi.
Penerimaan Kas (Operational Cash Inflow), meliputi penerimaan hasil
penjualan tunai, hasil pengumpulan piutang, dan penerimaan laba
perusahaan. Sedangkan Pengeluaran Kas (Operational Cash Outflow),
meliputi biaya produksi yang terdiri atas pembelian bahan baku dan
bahan penolong, biaya upah pekerja langsung, dan biaya overhead
pabrik serta biaya operasi yang terdiri atas biaya administrasi dan
umum seperti biaya gaji pimpinan dan karyawan, biaya telepon, air,
listrik, biaya pemasaran, dan biaya pajak.
c. Terminal Cashflow
Merupakan aliran kas masuk yang diterima oleh perusahaan
sebagai akibat habisnya umur ekonomis suatu proyek investasi.
Terminal Cashflow akan diperoleh pada akhir umur ekonomis suatu
investasi dan ini dapat diperoleh dari nilai sisa (residu) aktiva dan
modal kerja yang digunakan untuk investasi. Dimana nilai residu suatu
dihitung dari nilai buku aktiva yang bersangkutan. Besarnya nilai residu
ini sangat penting dalam perhitungan biaya depresiasi dan aliran kas
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu jenis
penelitian tentang subjek tertentu yang jumlahnya terbatas. Kesimpulan
yang dapat diperoleh dalam penelitian hanya berlaku pada subjek yang
diteliti. Berarti kesimpulan ini hanya berlaku bagi PT Tunas Jaya
Mekararmada Honda.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam
penelitian. Mereka berperan sebagai pemberi informasi yang
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini
yang menjadi subjek penelitian antara lain pimpinan perusahaan,
bagian keuangan/ADH, dan kepala bengkel.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan
dari suatu penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek
penelitian adalah data keuangan servis PT Tunas Jaya Mekararmada
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Mengambil lokasi di PT Tunas Jaya Mekararmada Honda di Jl
Magelang Km 5.5, Sleman Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dan pengumpulan data dilaksanakan antara bulan Juli
- Oktober 2012
D. Data yang Diperlukan
Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Data pendapatan bersih jasa servis tahun 2008 - 2012, yang terdiri dari:
a. Jenis servis yang dilakukan
b. Harga servis
c. Volume penjualan servis
2. Data biaya yang dikeluarkan tahun 2008 - 2012, yang terdiri dari:
a. Biaya pemeliharaan bike lift
b. Biaya gaji mekanik
c. Biaya listrik
d. Biaya bahan habis pakai
e. Biaya administrasi
f. Biaya pelayanan
g. Biaya perbaikan mesin
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan 3 teknik,
meliputi :
1. Teknik Wawancara
Wawancara dilakukan dengan kepala bengkel dan service advisor
untuk mendapatkan data tentang gambaran umum perusahaan, seperti
sejarah dan perkembangan perusahaan, tujuan pendirian perusahaan,
visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, strategi pengembangan
usaha, dan omset penjualan motor.
2. Teknik Observasi
Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung
terhadap yang objek atau perusahaan yang diteliti. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran secara lebih jelas tentang
kondisi harian pengoperasian dan keadaan perusahaan yang
sesungguhnya.
3. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk melengkapi data dalam proses
perhitungan dengan metode yang telah ditentukan. Dalam penelitian
kali ini, penulis mengambil data berupa:
Data pendapatan bersih jasa servis tahun 2008 - 2012, meliputi jenis
servis yang dilakukan, harga servis, dan volume penjualan servis, data
biaya operasional perusahaan tahun 2008-2012, meliputi biaya
penggunaan listrik, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi, biaya
pelayanan, biaya perbaikan mesin, dan biaya bonus.
F. Teknik Analisis Data
Langkah yang dilakukan dalam melakukan analisa data adalah sebagai
berikut:
a. Mencari data tentang nilai investasi yang dianggarkan oleh perusahaan
untuk pembelian mesin bike lift baru sebesar Rp75.000.000
b. Menentukan Estimasi Pendapatan yang Ditargetkan Perusahaan Untuk
Periode Tahun 2013-2017.
c. Menghitung estimasi biaya selama tahun 2013-2017, estimasi
dilakukan dengan asumsi inflasi. Berdasarkan sumber www.bi.go.id
diperkirakan asumsi tingkat inflasi sebesar 4,5%.
d. Menghitung laba bersih selama tahun 2013-2017.
e. Mencari data tentang tingkat ROI (Return on Investment) yang
ditetapkan oleh perusahaan senilai 16%.
f. Menilai keputusan investasi dengan ketentuan:
1) Umur ekonomis bike lift yang baru dianggap sama dengan bike
lift yang sudah ada yaitu 5 tahun tanpa nilai sisa.
2) Pendekatan yang digunakan adalah incremental approach.
3) Metode analisis data yang akan digunakan adalah NPV (Net
31
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT Tunas Jaya Honda Motor Group merupakan nama Holding
Perusahaan yang dipilih untuk mewakili gabungan dari dua perusahaan,
yaitu PT Armada Tunas Jaya dan PT Tunas Jaya Mekararmada.