ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN BIKE LIFT DENGAN METODE NET PRESENT VALUE, PAYBACK PERIOD, DAN
INTERNAL RATE OF RETURN
Studi Kasus di PT Tunas Jaya Mekararmada Honda Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Amdalusianty Febriasrinie NIM: 082114040
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Pekerjaan yang berat apabila kita menikmati pekerjaan tersebut maka pekerjaan akan menjadi mudah dikerjakan dan memuaskan
Jangan tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu, fokus saja dengan rencana yang sudah kamu buat sesuai prioritasnya
(Mario Teguh)
Karya yang sederhana ini kupersembahkan kepada:
Eyang Kakung, Eyang Putri, Babe Sonny G. Sasono di alam abadi...
Ibunda V. Murinie yang tercinta...
Semua kakak, saudara, dan keponakan yang tersayang...
Sahabat setiaku, teman dan keluarga AKT’08...
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan,
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasihyang tak terhingga kepada:
1. Rm. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J., Rektor Universitas Sanata Dharma
yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan
kepribadian kepada penulis.
2. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. YP. Supardiyono. M.Si.,Akt.,QIA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Drs. Yusef Widya K., M.Si.,Akt.,QIA selaku Dosen Pembimbing
Akademik Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
5. Bapak Ir. Drs.HansiadiYuli H., M.Si.,Akt.,QIA selaku Pembimbing yang
telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Keluarga besar Universitas Sanata Dharma dan segenap dosen penguji yang
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
ABSTRAK ... xiv
ABSTRACT ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Sistematika Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Investasi... 8
1. Pengertian Investasi ... 8
2. Tujuan Investasi ... 9
3. Jenis Investasi ... 11
4. Sumber Dana Investasi ... 12
5. Metode Penilaian Investasi ... 15
B. Estimasi Biaya ... 22
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27
A. Jenis Penelitian ... 27
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 27
C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
D. Data yang Diperlukan ... 28
E. Teknik Pengumpulan Data ... 29
F. Teknik Analisis Data ... 30
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 31
A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 31
B. Tujuan Pendirian Perusahaan ... 34
C. Struktur Organisasi ... 35
D. Omset Penjualan... 41
E. Kegiatan Operasional Perusahaan ... 50
F. Pelayanan Pelanggan ... 50
G. Strategi Pengembangan Usaha ... 51
H. Prosedur Pembelian Motor Honda ... 52
I. Rencana Investasi Bike Lift ... 53
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 55
Analisis Data ... 55
A. Nilai Investasi yang Dianggarkan oleh Perusahaan untuk Pembelian Mesin Bike Lift Baru ... 56
B. Menentukan Estimasi Pendapatan yang Ditargetkan Perusahaan untuk Periode 2013-2017 ... 57
C. Menghitung Estimasi Biaya untuk Periode 2013-2017 ... 65
1. Estimasi Biaya Pemeliharaan Bike Lift (2013-2017) ... 65
2. Estimasi Biaya Perbaikan Mesin (2013-2017) ... 66
3. Estimasi Biaya Bahan Habis Pakai (2013-2017) ... 66
4. Estimasi Biaya Gaji Karyawan Mekanik (2013-2017) ... 67
5. Estimasi Biaya Listrik (2013-2017) ... 68
6. Estimasi Biaya Administrasi (2013-2017) ... 69
x
8. Estimasi Biaya Bonus (2013-2017) ... 71
9. Estimasi Biaya Depresiasi (2013-2017) ... 71
D. Menghitung Laba Bersih ... 73
E. Tingkat Diskonto ROI yang Ditetapkan oleh Perusahaan ... 75
F. Menghitung Nilai Keputusan Investasi dengan Metode NPV, Payback Period, dan IRR ... 75
Pembahasan ... 78
BAB VI PENUTUP ... 81
A. Kesimpulan ... 81
B. Keterbatasan Penelitian ... 81
C. Saran ... 82
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Pendapatan Service dari Perusahaan Tahun 2008 ... 43
Tabel 4.2. Pendapatan Service dari Perusahaan Tahun 2009 (Lanjutan) ... 44
Tabel 4.3. Pendapatan Service dari Perusahaan Tahun 2010 (Lanjutan) ... 45
Tabel 4.4. Pendapatan Service dari Perusahaan Tahun 2011 (Lanjutan) ... 46
Tabel 4.5. Pendapatan Service dari Perusahaan Tahun 2012 (Lanjutan) ... 47
Tabel 4.6. Rekapitulasi Pendapatan Service dari Perusahaan Tahun 2008-2012 ... 48
Tabel 4.7. Penjualan Unit (Motor) Tahun 2008-2012 ... 49
Tabel 5.1. Estimasi Pendapatan dari Perusahaan dengan Tambahan 1 unit Bike Lift Tahun 2013 ... 59
Tabel 5.2. Estimasi Pendapatan dari Perusahaan dengan Tambahan 1 unit Bike Lift Tahun 2014 (Lanjutan) ... 60
Tabel 5.3. Estimasi Pendapatan dari Perusahaan dengan Tambahan 1 unit Bike Lift Tahun 2015 (Lanjutan) ... 61
Tabel 5.4. Estimasi Pendapatan dari Perusahaan dengan Tambahan 1 unit Bike Lift Tahun 2016 (Lanjutan) ... 62
Tabel 5.5. Estimasi Pendapatan dari Perusahaan dengan Tambahan 1 unit Bike Lift Tahun 2017 (Lanjutan) ... 63
Tabel 5.6. Rekapitulasi Estimasi Pendapatan dari Perusahaan dengan Tambahan 1 unit Bike Lift Tahun 2013-2017... 64
Tabel 5.7. Estimasi Biaya Pemeliharaan Bike Lift (2013-2017) ... 65
Tabel 5.8. Estimasi Biaya Perbaikan Mesin (2013-2017) ... 66
Tabel 5.9. Estimasi Biaya Bahan Habis Pakai (2013-2017) ... 67
Tabel 5.10. Estimasi Biaya Gaji Karyawan Mekanik (2013-2017) ... 68
Tabel 5.11. Estimasi Biaya Listrik (2013-2017) ... 69
Tabel 5.12. Estimasi Biaya Administrasi (2013-2017) ... 70
xii
Tabel 5.14. Estimasi Biaya Bonus (2013-2017) ... 71
Tabel 5.15. Total Biaya Operasional Tahun 2013-2017 ... 72
Tabel 5.16. Laba Bersih Tahun 2013-2017 ... 74
Tabel 5.17. Perhitungan Proceeds Tahun 2013-2017 ... 74
Tabel 5.18. Perhitungan Net Present Value Periode 2013-2017 ... 75
Tabel 5.19. Perhitungan Payback Period Periode 2013-2017 ... 76
Tabel 5.20. Perhitungan Internal Rate of Return Periode 2013-2017 ... 77
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Cabang PT Tunas Jaya Mekararmada
xiv
ABSTRAK
ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN BIKE LIFT DENGAN METODE NET PRESENT VALUE, PAYBACK PERIOD, DAN
INTERNAL RATE OF RETURN
Studi Kasus di PT Tunas Jaya Mekararmada Honda Yogyakarta
Amdalusianty Febriasrinie NIM: 082114040 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui layak atau tidaknya rencana
penambahan 1 unit bike lift yang akan dilakukan di PT Tunas Jaya Mekararmada
Honda.
Jenis penelitian adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan
teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisa data yang
digunakan adalah Net Present Value, Payback Period, dan Internal Rate of
Return.
Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa penambahan 1 unit bike
lift di PT Tunas Jaya Mekararmada Honda tersebut layak dilaksanakan. Hasil
analisis sebagai berikut: (1) Berdasarkan metode Net Present Value usulan proyek
investasi tersebut layak dilaksanakan karena menghasilkan NPV sebesar Rp.
8.167.969 yang artinya nilai NPV > 0 maka proyek dapat dijalankan, (2)
Berdasarkan metode Payback Period diperoleh hasil selama 3 tahun 5 hari maka
proyek investasi tersebut layak dilaksanakan karena kurang dari periode yang
ditentukan oleh perusahaan selama 5 tahun, dan (3) Berdasarkan metode Internal
Rate of Return diperoleh hasil sebesar 20,502355% maka proyek investasi
tersebut layak dilaksanakan karena lebih besar dari tingkat keuntungan yang
xv
ABSTRACT
THE FEASIBILITY STUDY OF THE ADDITION OF BIKE LIFTS USING NET PRESENT VALUE, PAYBACK PERIOD, AND INTERNAL RATE
OF RETURN
The Case Study of PT Tunas Jaya Mekararmada Honda Yogyakarta
Amdalusianty Febriasrinie NIM: 082114040 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
The purpose of this study is to determine whether the addition of 1 unit
plans bike lift will be feasible for PT Tunas Jaya Mekararmada Honda or not.
This type of research is a case study. Data is obtained by interview,
observation, and documentation. Data analysis technique used is the Net Present
Value, Payback Period, and Internal Rate of Return.
Based on the analysis, it can be seen that the addition of 1 unit bike lifts at
PT Tunas Jaya Mekararmada Honda is feasible. Detail results of the analysis are
as follows: (1) Based on Net Present Value method the proposed investment
project is feasible because it generates NPV totaling Rp. 8.167.969, which means
the value of NPV > 0 then the project can be executed, (2) Based on the analysis
Payback Period it results to 3 years 5 days, so the investment project is feasible
because it is less than the period specified by the company for 5 years, and (3)
based on the Internal Rate of Return method, it results 20,502355%, so the
investment project is feasible because it is greater than the expected profit level of
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap badan usaha atau perusahaan berusaha memperoleh
keuntungan semaksimal mungkin dari operasinya baik industri
perdagangan ataupun jasa. Banyak hal dilakukan para pengusaha untuk
mengantisipasi persaingan bisnis, baik dari segi investasi melalui suntikan
dana, ataupun melalui pembenahan manajemen perusahaan.
Rudianto (2006: 115) menyatakan, bahwa dalam upaya untuk
mencapai tujuan didirikannya perusahaan, organisasi perusahaan harus
memiliki berbagai fungsi yang berkaitan dengan pencapaian tujuan
tersebut, yaitu pertama manajemen perencanaan (planning) yang memiliki
arti menentukan sasaran yang ingin dicapai dan strategi yang akan
digunakan perusahaan. Kedua, manajemen pengorganisasian (organizing)
adalah segala sesuatu yang ingin dihasilkan dan dicapai perusahaan di
masa depan dengan mencari sumberdaya yang dibutuhkan untuk
merealisasikan rencana yang telah ditetapkan tersebut. Ketiga, manajemen
pengendalian (controlling) yang merupakan proses memastikan bahwa
setiap sumberdaya tersebut telah bekerja sesuai dengan rencana semula.
Dan fungsi manajemen yang terakhir adalah manajemen pengambilan
keputusan (decision making) yang merupakan pemilihan alternatif terbaik
membutuhkan dana. Keempat manajemen diatas tidak lepas dari hal
keuangan.
Pengolahan sistem data keuangan atau disebut dengan istilah
akuntansi manajemen, dapat dipandang dari dua sudut sebagai salah satu
tipe akuntansi dan tipe informasi. Sebagai salah satu tipe akuntansi,
akuntansi manajemen merupakan suatu sistem pengolahan informasi
keuangan yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan bagi
kepentingan pemakai intern organisasi. Sedangkan sebagai tipe informasi,
akuntansi manajemen merupakan tipe informasi kuantitatif yang
menggunakan uang sebagai satuan ukuran untuk membantu manajemen
dalam pelaksanaan pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2001: 2).
Perusahaan sudah pasti harus menghadapi berbagai alternatif
pengambilan keputusan (decision making), baik keputusan jangka pendek
maupun keputusan jangka panjang. Keputusan investasi jangka pendek
berkaitan dengan penggunaan dana untuk pengoperasian perusahaan,
sedangkan keputusan investasi jangka panjang yaitu investasi dalam aktiva
tetap. Pengambilan keputusan (decision making) selalu menyangkut
pemilihan suatu alternatif tindakan di antara sekian banyak alternatif yang
tersedia. Oleh karena itu, perusahaan dalam mengambil keputusan selalu
berusaha mengumpulkan informasi untuk mengurangi ketidakpastian yang
dihadapinya dalam memilih alternatif tindakan tersebut. Informasi sendiri
merupakan suatu fakta, data, pengamatan, dan persepsi yang menambah
ketidakpastian dalam pengambilan keputusan (Hansen Don R. and
Maryanne M. Mowen, 2005).
Dalam pengambilan keputusan investasi tertentu, misalnya dalam
penambahan aktiva tetap, manajemen memerlukan informasi akuntansi
manajemen yang berupa aktiva differensial dan biaya differensial. Mulyadi
(2001: 116 - 118) menyatakan bahwa arti aktiva differensial merupakan
tambahan investasi dalam mesin dan ekuipmen, sedangkan arti biaya
differensial merupakan biaya masa yang akan datang yang diperkirakan
akan berbeda atau terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan
pemilihan di antara berbagai macam alternatif. Informasi aktiva
differensial memberikan ukuran berapa jumlah dana tambahan yang akan
ditanamkan dalam penambahan aktiva tetap tertentu, sedangkan informasi
biaya differensial memberikan ukuran penghematan biaya yang diperoleh
dengan adanya penambahan aktiva tetap yang direncanakan tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis
ingin menganalisis tentang kelayakan penambahan bike lift ditinjau dari
tingkat pengemballian investasi pada suatu perusahaan. Dengan
pertimbangan lokasi dan kemudahan untuk mendapatkan data pendukung,
penulis memilih PT Tunas Jaya Mekararmada Honda yakni perusahaan
yang bergerak dibidang otomotif, berlokasi di Yogyakarta. Untuk
mendukung pelayanan perbaikan atau servis, sementara ini perusahaan
memiliki 7 bike lift untuk melayani servis pelanggan. Yang dimaksud bike
pelanggan ke posisi atas dengan sistem hidrolik, sehingga memudahkan
para mekanik pada saat motor tersebut sedang diservis atau dibersihkan.
Pada rencananya, perusahaan mempertimbangkan penambahan bike lift,
dengan maksud untuk meningkatkan kapasitas penerimaan jasa servis.
Sebagai upaya memenuhi permintaan servis pelanggan yang kadang tidak
dapat dipenuhi dikarenakan bike lift yang tersedia sudah terpakai secara
optimal dan pengerjaan servis menjadi lebih lama dari yang seharusnya,
karena keterbatasan bike lift yang tersedia.
Oleh karena itu, penulis ingin menganalisis tingkat pengembalian
investasi dalam penambahan 1 unit bike lift dengan melakukan penelitian
dengan metode Net Present Value, Payback Period, dan Internal Rate of
Return Studi Kasus di PT Tunas Jaya Mekararmada Honda Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah rencana
penambahan 1 unit bike lift di PT Tunas Jaya Mekararmada Honda layak
untuk dilaksanakan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui layak atau
tidaknya rencana penambahan 1 unit bike lift yang akan dilakukan pada PT
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak:
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian diharapkan dapat melengkapi pertimbangan manajer
perusahaan dalam melakukan pengambilan keputusan dengan lebih
baik.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi informasi atau masukan
yang berguna bagi mahasiswa/wi dan menambah bacaan ilmiah di
perpustakaan.
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian diharapkan bisa menjadi contoh penerapan atas teori
dalam perkuliahan dalam dunia bisnis yang sebenarnya, dan menambah
E. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan laporan, penulis menggunakan sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menyajikan tentang latar belakang masalah,
tujuan penelitian, perumusan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini penulis menyajikan tentang pengertian investasi, tujuan
investasi, jenis investasi, pengertian estimasi biaya, pengertian aliran kas,
sumber dana investasi, dan metode-metode penilaian investasi.
BAB III. METODE PENELITIAN
Pada bab ini penulis menyajikan tentang jenis penelitian, subjek dan
objek penelitian, tempat dan waktu penelitian, data yang diperlukan, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini penulis menyajikan tentang sejarah perusahaan, tujuan
perusahaan, struktur organisasi perusahaan, omset penjualan, kemampuan
BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai kelayakan dari
suatu rencana investasi penambahan bike lift dengan menggunakan metode
Net Present Value (NPV), Payback Period, dan Internal Rate of Return
(IRR).
BAB VI. PENUTUP
Pada bab ini penulis akan menyajikan tentang kesimpulan dari
penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Investasi
1. Pengertian Investasi
Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana
pada saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan di masa
mendatang. Investasi dibedakan menjadi 2 yaitu investasi pada aset
finansial (financial assets) yang dilakukan di pasar uang misalnya
berupa sertifikat, deposito, surat berharga pasar uang dan investasi pada
aset riil (real assets) yang berbentuk pembelian aset produktif,
pendirian pabrik, pembukaan pertambangan (Halim, 2005: 4).
Dalam keputusan investasi modal (capital investment decision)
berkaitan dengan proses perencanaan, penetapan tujuan dan prioritas,
pengaturan pendanaan, dan penggunaan kriteria tertentu untuk memilih
aktiva jangka panjang. Keputusan investasi modal menempatkan
sejumlah besar sumber daya pada risiko jangka panjang dan secara
simultan mempengaruhi perkembangan perusahaan di masa depan,
maka hal itu merupakan salah satu keputusan terpenting yang dibuat
oleh manajer.
Proses pengambilan keputusan modal seringkali disebut sebagai
penganggaran modal (capital budgeting). Ada dua jenis proyek
eksklusif. Proyek independen (independent projects) adalah proyek
yang jika diterima atau ditolak, tidak akan mempengaruhi arus kas
proyek lainnya. Proyek saling eksklusif (mutually exclusive projects)
adalah proyek yang apabila diterima, akan menghalangi penerimaan
proyek lainnya.
Model dasar untuk keputusan investasi modal dapat
diklasifikasikan menjadi dua kategori utama, yaitu model non diskonto
dan model diskonto. Model non diskonto (nondiscounting models)
mengabaikan nilai waktu uang, sementara model diskonto (discounting
models) mempertimbangkannya secara eksplisit. Kendati banyak
akuntan mendeskreditkan model non diskonto karena mengabaikan
nilai waktu dari uang, banyak perusahaan yang masih harus
menggunakannya dalam pengambilan keputusan investasi modal
(Hansen Don R. and Maryanne M. Mowen, 2005: 400 - 402).
2. Tujuan Investasi
Pada dasarnya, tujuan orang melakukan investasi secara luas
menurut Tandelilin (2001: 4 - 5) adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah
kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan penjumlahan
pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini pendapatan masa datang.
Sumber dana untuk investasi bisa berasal dari aset-aset yang dimiliki
saat ini, pinjaman dari pihak lain, dan tabungan. Secara lebih khusus
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang.
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan
taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha
bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada
sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.
b. Untuk mengurangi tekanan inflasi.
Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau
obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko
penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh
inflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak.
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat
mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian
fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi
pada bidang usaha tertentu.
Untuk mencapai tujuan investasi dibutuhkan suatu proses dalam
pengambilan keputusan, sehingga keputusan tersebut sudah
mempertimbangkan ekspektasi return yang didapat dan juga risiko yang
3. Jenis Investasi
Menurut Mulyadi (2001: 284), jenis investasi dapat dibagi
menjadi empat golongan, yaitu:
a. Investasi yang tidak menghasilkan laba (non-profit investment).
Investasi ini timbul karena adanya peraturan pemerintah atau karena
syarat kontrak yang telah disetujui, sehingga mewajibkan perusahaan
untuk melaksanakannya tanpa memperhitungkan laba atau rugi.
Biasanya berhubungan dengan pelestarian hidup serta pembangunan
sosial kemasyarakatan misalnya pembuatan sistem pengendalian air
limbah, cerobong asap, sistem keamanan kerja karyawan, dan
sebagainya.
b. Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non-measureable profit
investment).
Investasi ini dimaksudkan untuk menaikkan laba, tetapi laba yang
diharapkan akan diperoleh perusahaan karena investasi ini sulit
untuk dihitung secara teliti. Contohnya pengeluaran biaya promosi
produk untuk jangka panjang, biaya penelitian dan pengembangan,
dan biaya program pelatihan serta pendidikan karyawan.
c. Investasi dalam penggantian (replacement investment).
Investasi ini meliputi pengeluaran untuk penggantian mesin dan
ekuipmen yang ada. Dalam pemakaian mesin dan ekuipmen, pada
suatu saat akan terjadi biaya operasi mesin dan ekuipmen menjadi
diganti dengan yang baru, atau produktivitasnya tidak lagi mampu
memenuhi kebutuhan. Dasar yang dipakai untuk mempertimbangkan
penggantian mesin dan ekuipmen yang ada adalah penghematan
biaya. Apabila penghematan biaya yang diperoleh dari penggantian
mesin dan ekuipmen akan menghasilkan kembalian (return on
investment) yang dikehendaki perusahaan, maka penggantian
tersebut secara ekonomis menguntungkan dan memang diperlukan.
d. Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment).
Investasi jenis ini merupakan pengeluaran untuk menambah
kapasitas produksi menjadi lebih besar dari sebelumnya. Untuk jenis
investasi ini kriteria yang perlu dipertimbangkan adalah taksiran
tambahan laba yang akan diperoleh pada periode mendatang dengan
membandingkan tambahan penghasilan dan tambahan biaya yang
akan terjadi di masa yang akan datang, serta kembalian investasi
yang akan didapat karena adanya penanaman modal tersebut.
4. Sumber Dana Investasi
Besarnya dana yang diperlukan dalam investasi meliputi harga
beli dan biaya yang harus dikeluarkan sampai aktiva tersebut siap pakai.
Setelah diketahui berapa banyak dan kapan dana tersebut akan
diperlukan untuk investasi, maka perlu diputuskan pemilihan sumber
dana yang pada akhirnya dapat memberikan kombinasi dengan biaya
perusahaan. Menurut Husnan (2000: 174 -179), adapun sumber dana
investasi yang utama, yaitu:
a. Modal Sendiri
Modal ini diperoleh dari pemilik perusahaan. Dengan modal tersebut
maka perusahaan tidak mengeluarkan biaya lagi untuk pembayaran
bunga.
b. Saham
Dapat berupa saham biasa atau saham preferen yang diperoleh dari
emisi (penerbitan) saham di pasar modal. Perusahaan menghimpun
dana masyarakat dengan jalan menerbitkan saham yang
diperjualbelikan di bursa agar menghasilkan keuntungan.
c. Obligasi
Diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal. Obligasi yang
diterbitkan mempunyai empat bentuk, yaitu:
1) Obligasi biasa
Adalah obligasi yang jatuh temponya pada saat yang sama atau
obligasi yang suku bunganya tetap untuk jangka waktu usia
obligasi dan dicantumkan nilai pelunasannya.
2) Obligasi dengan suku bunga mengambang
Adalah obligasi yang memberikan suku bunga yang besarnya
3) Obligasi tanpa bunga
Adalah obligasi yang tidak mewajibkan penerbitnya membayar
kupon/bunga kepada pemegangnya.
4) Obligasi konversi
Adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya
untuk mengkonversikan obligasi tersebut dengan sejumlah saham
perusahaan pada harga yang telah ditetapkan.
d. Kredit Bank
Dapat berupa kredit investasi maupun non investasi. Bentuknya
dapat berupa kredit jangka panjang, menengah, maupun pendek.
e. Sewa Guna Usaha (leasing).
Merupakan kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan barang modal untuk digunakan suatu perusahaan (lessee)
dalam jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala
disertai hak pilih bagi lesse untuk membeli barang modal tersebut
atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa
yang telah disepakati bersama. Leasing termasuk sumber dana yang
berasal dari lembaga keuangan non-bank.
f. Project Finance
Merupakan bentuk kredit yang pembayarannya didasarkan atas
kemampuan proyek tersebut melunasi kewajiban finansialnya. Tipe
pendanaan ini makin banyak digunakan untuk membiayai proyek
Dalam memutuskan pemilihan sumber dana pada praktiknya ada
yang menggunakan pertimbangan likuiditas untuk memenuhi
kebutuhan dana, yang secara garis besar menyatakan bahwa:
1) Aktiva tetap yang tidak disusut sebaiknya dengan modal sendiri.
2) Aktiva tetap yang disusut sebaiknya dibelanjai modal sendiri atau
utang jangka panjang yang periode jatuh temponya tidak lebih
pendek daripada umur ekonomis aktiva tersebut.
3) Aktiva lancar bisa dibelanjai dengan utang jangka pendek, asalkan
periode jatuh temponya tidak lebih pendek dari keterkaitan dana
pada aktiva lancar tersebut.
4) Untuk aktiva lancar yang permanen sebaiknya dibelanjai dengan
utang jangka panjang dan modal sendiri.
5. Metode Penilaian Investasi
Metode untuk menilai perlu tidaknya suatu usulan investasi
dilakukan dapat diklasifikasikan berdasarkan 2 kriteria, yaitu penilaian
usulan investasi yang tidak mempertimbangkan nilai waktu uang
(nondiscounting models) dan yang mempertimbangkan nilai waktu
uang (discounting models).
a. Nondiscounting Models
Metode yang termasuk dalam metode ini adalah:
1) Payback Period
Payback period menurut Halim (2003: 134) adalah jangka
melalui penerimaan yang dihasilkan oleh proyek investasi
tersebut. Dengan demikian payback period dari suatu investasi
menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan agar dana
yang tertanam pada suatu investasi seluruhnya dapat diperoleh
kembali. Rumus perhitungan payback period jika aliran kas
masuk bersih dari suatu rencana investasi/proyek berbeda
jumlahnya setiap tahun:
Dimana:
n : tahun terakhir di mana aliran kas masuk bersih masih
belum bisa menutupi investasi awal.
a : jumlah investasi awal
b : jumlah kumulatif proceeds pada tahun ke-n
c : jumlah kumulatif proceeds pada tahun ke-n + 1
Dan rumus perhitungan payback period jika aliran kas
masuk bersih dari suatu rencana investasi/proyek sama jumlahnya
Manfaat Payback period dapat digunakan untuk:
a) Menunjukkan proyek yang memerlukan waktu lama untuk dapat
mengembalikan modal.
b) Sederhana dan mudah dimengerti.
c) Mengukur likuiditas suatu proyek jika keadaan likuiditas
merupakan faktor penting bagi perusahaan.
d) Sesuai untuk proyek dengan tingkat ketidakpastian dan risiko
diluar kontrol yang tinggi.
e) Keadaan dimana tingkat bumga sangat tinggi sehingga faktor
kembali modal (capital recovery) menjadi sangat penting.
f) Proyek yang tergantung pada perubahan model, teknologi,
citarasa, dan sebagainya.
Kelemahan dari Payback period, yaitu:
a) Tidak melihat arus kas masuk yang terjadi di luar periode
payback yang diterapkan perusahaan.
b) Tidak memperhatikan adanya time value of money dan cost of
fund. Kelemahan ini dapat dihindari dengan mendiskontokan
arus kas tahunan kembali ke nilai sekarang. Jadi teknik ini
menunjukkan lamanya waktu yang diperlukan agar nilai
sekarang arus kas kumulatif mencapai nol.
c) Tidak membedakan proyek dengan kebutuhan investasi yang
2) Return on Investment (ROI)
Return on Investment (ROI) adalah suatu metode yang
menunjukkan persentase keuntungan neto sesudah pajak dihitung
dari average investment atau initial investment. Untuk mencari
ROI, laba per tahunnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu laba
per tahunnya yang sama dan laba per tahunnya yang tidak sama.
Kelemahan dari ROI, yaitu:
a) Tidak memperhitungkan nilai waktu uang.
b) Kurang memperhatikan panjangnya jangka waktu investasi.
Metode ini tidak dapat diterapkan jika investasi dilakukan
dalam beberapa tahap.
c) Merupakan pendekatan jangka pendek dengan menggunakan
angka rata-rata yang menyesatkan.
Keunggulan dari ROI, yaitu:
a) Sederhana dan mudah dimengerti.
b) Perhitungannya menggunakan data accounting yang sudah
tersedia sehingga tidak memerlukan perhitungan tambahan.
b. Discounting Models
Metode yang termasuk dalam model ini adalah:
1) Metode Net Present Value (NPV)
Nilai sekarang bersih (Net Present Value) menurut Hansen
dan Mowen (2005: 406) merupakan selisih antara nilai sekarang
dengan suatu proyek. Nilai sekarang bersih mengukur
profitabilitas suatu investasi. Jika suatu proyek memiliki NPV
positif, berarti ada peningkatan kekayaan bagi perusahaan, ini
berarti bahwa besarnya nilai positif NPV mengukur peningkatan
nilai perusahaan yang dihasilkan dari suatu investasi. Dalam
menggunakan metode NPV, tingkat pengembalian yang
diperlukan harus ditentukan. Tingkat pengembalian yang
diperlukan adalah tingkat pengembalian minimum yang dapat
diterima. Hal itu juga disebut sebagai tingkat diskonto dan biaya
modal.
Nilai NPV yang positif menandakan bahwa (Hansen Don R. and
Maryanne M. Mowen, 2005: 407):
a) Investasi awal telah tertutupi.
b) Tingkat pengembalian yang diperlukan telah dipenuhi.
c) Pengembalian yang melebihi dari (a) dan (b) telah diterima.
Net Present Value dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
Dimana:
r : discount rate yang digunakan
t : periode terakhir dimana aliran kas masuk bersih
diharapkan
OI : nilai investasi awal
n : umur ekonomis
Kelebihan metode NPV, adalah sebagai berikut:
1. Secara konseptional lebih baik daripada metode payback.
2. Memperhitungkan nilai waktu uang.
3. Memperhitungkan semua aliran kas selama umur proyek
investasi dalam pengambilan keputusan.
Kelemahan metode NPV, adalah sebagai berikut:
1. Lebih sulit penerapannya dan membutuhkan perhitungan yang
lebih cermat dibandingkan dengan metode payback.
2. Memerlukan perhitungan cost of capital sebagai discount rate.
.
2) Metode Internal Rate of Return (IRR)
Pengertian IRR didefinisikan sebagai tingkat bunga yang
akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari proceeds yang
diharapkan akan diterima sama dengan jumlah nilai sekarang dari
pengeluaran modal. Atau dengan kata lain suatu tingkat bunga
Dimana:
A : aliran kas masuk bersih
r : IRR
t : periode
Nilai IRR tidak diperoleh secara langsung melainkan
melalui proses trial dan error atau coba-coba, yaitu dengan
mencari nilai NPV pada tingkat suku bunga tertentu yang dipilih
secara acak dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan biaya
investasi. Setelah itu dilakukan interpolasi dengan menggunakan
NPV positif (NPV1) dengan tingkat bunga tertentu (Df1) dan NPV
negatif (NPV2) dengan tingkat bunga tertentu lainnya (Df2).
Adapun rumusnya sebagai berikut:
Dimana:
Df1 : discount factor ke-1
Df2 : discount factor ke-2
NPV1 : NPV pada discount factor ke-1
Kelebihan dari metode IRR, yaitu:
a) Memperhitungkan aliran kas selama periode.
b) Memperhitungkan nilai waktu uang.
c) Hasilnya dalam persentase, sehingga manajemen dapat
menguji atau memperkirakan sewaktu “r” tidak diketahui
secara pasti.
Kelemahan metode IRR ini sering menghasilkan lebih dari satu
tingkat diskon.
B. Estimasi Biaya
Definisi estimasi biaya adalah seni memperkirakan kemungkinan
jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada
informasi yang tersedia pada waktu itu, berdasarkan definisi tersebut maka
perkiraan biaya mempunyai pengertian sebagai berikut:
1. Perkiraan biaya yaitu melihat, memperhitungkan dan mengadakan
perkiraan atas hal yang akan terjadi selanjutnya.
2. Analisis biaya yang berarti pengkajian dan pembahasan biaya yang
pernah ada yang digunakan sebagai informasi yang penting.
Biaya pendapatan dapat diestimasi dengan menggunakan proyeksi
pendapatan yang akan diperoleh per tahun. Estimasi per tahun dilakukan
untuk mempermudah perhitungan sehingga estimasi yang dilakukan
dilakukan berdasarkan proceeds yaitu aliran kas masuk bersih yang akan
dihasilkan oleh suatu proyek.
C. Aliran Kas dalam Investasi
Menurut Dermawan Sjahrial (2010: 19), aliran kas terdiri dari:
1. Aliran Kas Netto Tahunan (Net Annual Inflow of Cash) yaitu hasil
yang diperoleh dari investasi baru atau “Proceed”.
2. Aliran Kas Keluar Netto Tahunan (Net Annual Outflow of Cash) yaitu
dana yang diperlukan untuk investasi baru atau “Outlay”.
Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan akan menentukan
apakah suatu investasi layak untuk dilaksanakan oleh perusahaan atau
tidak. Pengambilan keputusan tersebut mempertimbangkan aliran kas
keluar (cash outflow) yang akan dikeluarkan perusahaan dan aliran kas
masuk (cash inflow) yang akan diperolehnya berkaitan dengan investasi
yang diambil. Ada 3 macam aliran kas yang terjadi dalam investasi yaitu:
a. Initial Cashflow
Merupakan aliran kas yang berhubungan dengan pengeluaran kas
pertama kali untuk keperluan investasi. Initial Cashflow ini misalnya
harga perolehan pembelian tanah, pembangunan pabrik, pembelian
mesin, dan investasi aktiva tetap lainnya.
b. Operational Cashflow
Ini berasal dari pendapatan yang diperoleh dikurangi dengan biaya
cash inflow (aliran kas masuk) yang nantinya akan dibandingkan
dengan cash outflow (aliran kas keluar) untuk menutup investasi.
Operational Cashflow ini biasanya diterima setiap tahun selama umur
ekonomis investasi yang berupa aliran kas masuk bersih atau yang
sering disebut Proceeds. Besarnya proceeds terdiri dari 2 sumber yaitu
berupa laba setelah pajak atau EAT (Earning After Tax) ditambah
depresiasi.
Biaya depresiasi merupakan sumber kas masuk atau biaya yang
digunakan untuk mengurangi nilai suatu aktiva tetap. Pada saat terjadi
biaya depresiasi tersebut, perusahaan tidak mengeluarkan biaya yang
berbentuk kas walaupun di laporan laba-rugi besarnya depresiasi
tersebut menambah biaya operasi yang akan dikumpulkan dan dicatat
sebagai kas masuk sebesar biaya depresiasi tersebut selama umur
ekonomisnya masih ada. Dana yang terkumpul tersebut akan digunakan
untuk membeli aktiva kembali apabila aktiva yang didepresiasi yang
telah habis umur ekonomisnya.
Dana yang digunakan untuk investasi aktiva tetap dapat berasal
dari modal sendiri dan atau modal asing (hutang). Perbedaan sumber
modal yang digunakan untuk investasi tersebut mempengaruhi
perhitungan proceeds (aliran kas masuk bersih) investasi yang
bersangkutan. Perhitungan proceeds dari kedua sumber modal tersebut
1) Perhitungan besarnya proceeds bila investasi menggunakan modal
sendiri.
Proceeds = Laba setelah pajak + Depresiasi
2) Perhitungan besarnya proceeds bila investasi menggunakan modal
sendiri dan hutang.
Proceeds = Laba setelah pajak + Depresiasi + Bunga (1-Pajak)
Aliran kas operasional meliputi penerimaan dan pengeluaran kas
perusahaan secara riil yang berkaitan dengan kegiatan operasi.
Penerimaan Kas (Operational Cash Inflow), meliputi penerimaan hasil
penjualan tunai, hasil pengumpulan piutang, dan penerimaan laba
perusahaan. Sedangkan Pengeluaran Kas (Operational Cash Outflow),
meliputi biaya produksi yang terdiri atas pembelian bahan baku dan
bahan penolong, biaya upah pekerja langsung, dan biaya overhead
pabrik serta biaya operasi yang terdiri atas biaya administrasi dan
umum seperti biaya gaji pimpinan dan karyawan, biaya telepon, air,
listrik, biaya pemasaran, dan biaya pajak.
c. Terminal Cashflow
Merupakan aliran kas masuk yang diterima oleh perusahaan
sebagai akibat habisnya umur ekonomis suatu proyek investasi.
Terminal Cashflow akan diperoleh pada akhir umur ekonomis suatu
investasi dan ini dapat diperoleh dari nilai sisa (residu) aktiva dan
modal kerja yang digunakan untuk investasi. Dimana nilai residu suatu
dihitung dari nilai buku aktiva yang bersangkutan. Besarnya nilai residu
ini sangat penting dalam perhitungan biaya depresiasi dan aliran kas
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu jenis
penelitian tentang subjek tertentu yang jumlahnya terbatas. Kesimpulan
yang dapat diperoleh dalam penelitian hanya berlaku pada subjek yang
diteliti. Berarti kesimpulan ini hanya berlaku bagi PT Tunas Jaya
Mekararmada Honda.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam
penelitian. Mereka berperan sebagai pemberi informasi yang
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini
yang menjadi subjek penelitian antara lain pimpinan perusahaan,
bagian keuangan/ADH, dan kepala bengkel.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan
dari suatu penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek
penelitian adalah data keuangan servis PT Tunas Jaya Mekararmada
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Mengambil lokasi di PT Tunas Jaya Mekararmada Honda di Jl
Magelang Km 5.5, Sleman Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dan pengumpulan data dilaksanakan antara bulan Juli
- Oktober 2012
D. Data yang Diperlukan
Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Data pendapatan bersih jasa servis tahun 2008 - 2012, yang terdiri dari:
a. Jenis servis yang dilakukan
b. Harga servis
c. Volume penjualan servis
2. Data biaya yang dikeluarkan tahun 2008 - 2012, yang terdiri dari:
a. Biaya pemeliharaan bike lift
b. Biaya gaji mekanik
c. Biaya listrik
d. Biaya bahan habis pakai
e. Biaya administrasi
f. Biaya pelayanan
g. Biaya perbaikan mesin
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan 3 teknik,
meliputi :
1. Teknik Wawancara
Wawancara dilakukan dengan kepala bengkel dan service advisor
untuk mendapatkan data tentang gambaran umum perusahaan, seperti
sejarah dan perkembangan perusahaan, tujuan pendirian perusahaan,
visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, strategi pengembangan
usaha, dan omset penjualan motor.
2. Teknik Observasi
Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung
terhadap yang objek atau perusahaan yang diteliti. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran secara lebih jelas tentang
kondisi harian pengoperasian dan keadaan perusahaan yang
sesungguhnya.
3. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk melengkapi data dalam proses
perhitungan dengan metode yang telah ditentukan. Dalam penelitian
kali ini, penulis mengambil data berupa:
Data pendapatan bersih jasa servis tahun 2008 - 2012, meliputi jenis
servis yang dilakukan, harga servis, dan volume penjualan servis, data
biaya operasional perusahaan tahun 2008-2012, meliputi biaya
penggunaan listrik, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi, biaya
pelayanan, biaya perbaikan mesin, dan biaya bonus.
F. Teknik Analisis Data
Langkah yang dilakukan dalam melakukan analisa data adalah sebagai
berikut:
a. Mencari data tentang nilai investasi yang dianggarkan oleh perusahaan
untuk pembelian mesin bike lift baru sebesar Rp75.000.000
b. Menentukan Estimasi Pendapatan yang Ditargetkan Perusahaan Untuk
Periode Tahun 2013-2017.
c. Menghitung estimasi biaya selama tahun 2013-2017, estimasi
dilakukan dengan asumsi inflasi. Berdasarkan sumber www.bi.go.id
diperkirakan asumsi tingkat inflasi sebesar 4,5%.
d. Menghitung laba bersih selama tahun 2013-2017.
e. Mencari data tentang tingkat ROI (Return on Investment) yang
ditetapkan oleh perusahaan senilai 16%.
f. Menilai keputusan investasi dengan ketentuan:
1) Umur ekonomis bike lift yang baru dianggap sama dengan bike
lift yang sudah ada yaitu 5 tahun tanpa nilai sisa.
2) Pendekatan yang digunakan adalah incremental approach.
3) Metode analisis data yang akan digunakan adalah NPV (Net
31
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT Tunas Jaya Honda Motor Group merupakan nama Holding
Perusahaan yang dipilih untuk mewakili gabungan dari dua perusahaan,
yaitu PT Armada Tunas Jaya dan PT Tunas Jaya Mekararmada.
Perusahaan yang dikelola dalam satu manajemen ini bergerak di bidang
kedealeran yang direkomendasikan PT Astra International Tbk - Honda
(Main Dealer) sebagai salah satu Dealer Resmi Sepeda Motor Honda
untuk memasarkan tiga unit bisnisnya meliputi : Penjualan Unit/ Sales
SMH (H1), Perbengkelan/ Maintenance (H2), dan Penjualan Suku
Cadang/ Spare Part (H3). Cikal bakal berdirinya perusahaan yang
merupakan salah satu dari Perusahaan Grup New Armada ini ialah berawal
dari terbentuknya Perseroan Komanditer CV. Tunas Jaya, berdomisili di
Kota Magelang, bergerak di bidang Perdagangan Umum Otomotif, baik
kendaraan roda empat maupun kendaraan roda dua (baru dan bekas)
dengan segala aksesoris partnya, dengan akta notaris Anggraini Widjaja,
SH nomor 17 tanggal 14 April 1983 dan akta perubahannya nomor 23
tanggal 22 Juni 1983. Berikutnya secara berturut-turut dilakukan
perubahan dengan akta notaris HLH. Verhoeven, SH nomor 8 tanggal 15
Januari 1991 yang ter-registrasi pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Magelang nomor registrasi 6/1991 tanggal 23 Januari 1991. Kemudian
yang ter-registrasi pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Magelang nomor
15/ 1992 tanggal 20 April 1992. Dan dalam rangka mengikuti tuntutan
perkembangan dunia otomotif, pada tanggal 26 Juni 1992 CV. Tunas Jaya
mengembangkan sayap usahanya ke wilayah Yogyakarta dengan
dibentuknya cabang baru CV. Tunas Jaya yang berdomisili Jl. Laksda Adi
Sucipto No. 63 Yogyakarta, dengan akta notaris HLH. Verhoeven, SH
tanggal 26 Juni 1992. Kemudian disahkan dengan Surat Keputusan Kantor
Departemen Perdagangan Kota Yogyakarta pada tanggal 02 Maret 1993.
Sekalipun tetap dalam satu bendera perusahaan, yaitu CV. Tunas Jaya,
guna mengoptimalkan pengelolaan bidang usaha yang ada, dilakukan
pemisahan aset antara otomotif roda dua dengan otomotif roda empat.
Untuk roda empat manajemen dikelola oleh PT. Armada International
Motor (Mewakili Grup Otomotif Roda Empat), sedangkan untuk roda dua
tetap dikelola secara independen.
Adapun untuk wilayah Yogyakarta, mengingat luasnya Wilayah/
Daerah yang meliputi 5 wilayah (Yogyakarta, Sleman, Bantul, Gunung
Kidul dan Kulon Progo), maka untuk mengoptimalkan pangsa pasarnya
Tunas Jaya bisa meng-cover ke seluruh Wilayah/ Daerah Istimewa
Yogyakarta, pada tanggal 23 Juni 1998 dibentuk cabang baru PT. Tunas
Jaya Mekararmada yang berdomisili hukum di Jl. Magelang Km. 5,5 -
Sleman. Dalam rangka memantapkan manajemen atau pengelolaan di
seluruh Dealer Resmi Sepeda Motor Honda yang tergabung dalam New
Yogyakarta dan Kedu, pada tanggal 1 September 2003, segenap dewan
direksi Holding New Armada Group beserta jajaran manajemen
memutuskan peng-konsolidasian manajemen antara PT. Tunas Jaya
Mekararmada (baik induk maupun cabangnya yang berdomisili di wilayah
Yogyakarta) dengan PT. Armada Tunas Jaya (baik induk maupun
cabangnya yang berdomisili di wilayah Kedu), dengan memunculkan
group konsolidasi baru yang disepakati dengan nama TUNAS JAYA
HONDA MOTOR GROUP yang berkantor pusat (Holding) di Kota
Magelang. Perkembangan Tunas Jaya Honda Motor Group setelah
dilakukan konsolidasi pada tanggal 1 September 2003 tahap demi tahap
menunjukkan prestasi yang cukup mengembirakan. Dimana fokus
pengembangan pemasaran unit bisnis penjualan SMH (H1) dilakukan
perluasan dengan dibentuknya divisi baru yang meliputi:
1. Group Customer Sales adalah salah satu divisi penjualan yang orientasi
bisnisnya adalah menjaring customer di lingkungan atau instansi baik
pemerintahan maupun swasta yang area pemasarannya meliputi wilayah
Jawa Tengah dan DIY.
2. Arisan adalah salah satu divisi alternatif hasil pengembangan sistem
penjualan yang mengadopsi sistem kelompok arisan di masyarakat.
Dimana respon masyarakat terhadap model penjualan ini cukup banyak,
dan berhasil menjaring masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
3. Built Up adalah salah satu divisi penjualan yang orientasi bisnisnya
dikembangkan dari hasil kerja sama antara Tunas Jaya dengan Honda
Racing Club (HRC) Surabaya. Pangsa pasarnya ialah masyarakat
menengah ke atas.
4. Marketing Spare Part adalah salah satu divisi baru hasil pengembangan
sistem penjualan Spare Part (Suku Cadang) Sepeda Motor Honda.
Dimana sebelumnya sistem penjualan dilakukan hanya secara pasif,
yaitu mengandalkan melalui Counter Spare Part (H3) yang dalam
aktivitas penjualannya mendampingi Bengkel (H2).
B. Tujuan Pendirian Perusahaan
PT Tunas Jaya Mekararmada Honda mempunyai beberapa tujuan
dalam mendirikan perusahaan, yaitu:
1. Memberikan pelayanan yang terbaik untuk kepuasaan total bagi para
pelanggan.
2. Memberikan penghargaan sebesar-besarnya kepada individu yang
bermotivasi tinggi serta memiliki kerjasama tim yang baik dalam
meraih sukses.
3. Memiliki kejujuran dan integritas yang tinggi.
4. Mengembangkan daya kreativitas dan inovasi untuk kemajuan
PT Tunas Jaya Mekararmada Honda juga memiliki visi dan misi
perusahaan yang jelas untuk menjadi dealer otomotif yang terbaik.
Adapun visi perusahaan ini adalah:
1. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan khususnya dan
semua masyarakat pada umumnya.
2. Mencapai penjualan unit sepeda motor Honda yang tertinggi di antara
dealer Honda yang lain di wilayah Kedu-DIY.
Dan misi perusahaan ini adalah:
1. Menjadi dealer sepeda motor Honda yang terbesar di daerah Kedu-DIY
2. Menjadi mitra terpercaya bagi masyarakat untuk kepemilikan sepeda
motor Honda.
3. Menjadi perusahaan yang profesional dan memiliki kontribusi profit
besar di antara group anak perusahaan Mekar Armada Jaya (New
Armada Group).
C. Struktur Organisasi
Dalam menjalankan usahanya, setiap perusahaan membutuhkan
seorang individu untuk dipekerjakan agar operasi perusahaan tersebut
dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan perusahaan. Setiap
individu dalam organisasi tersebut harus diorganisir dan dikoordinasikan
agar terbentuk suatu struktur organisasi yang dapat mendukung setiap
individu dalam melaksanakan kegiatannya guna menunjang tercapainya
masing-masing individu diperlukan agar tujuan perusahaan dapat dicapai.
Struktur organisasi cabang PT Tunas Jaya Mekararmada Honda dapat
37
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Cabang PT Tunas Jaya Mekararmada Honda
MANAGER
ADMIN DAN FINANCIAL
HEAD
BRANCH SALES HEAD
WORKSHOP HEAD
MARKETING
SUPPORT SUPERVISOR
PART MAN
FRONT DESK
SERVICE ADVISOR
CHIP MEKANIK
MARKETING
Tugas dan wewenang dari struktur organisasi PT Tunas Jaya
Mekararmada Honda adalah sebagai berikut:
1. Area Manager
a. Puncak pimpinan dipegang oleh Kepala Cabang yang ditunjuk oleh
direksi (Pimpinan Pusat) dan bertanggungjawab atas perkembangan
perusahaan serta pelaksanaan operasional perusahaan.
b. Kepala Cabang mengelola cabang dan mengkoordinasikan seluruh
kegiatan di kantor cabang sesuai dengan program kerja dan besarnya
anggaran yang telah ditetapkan.
c. Mewakili direksi dalam mengelola perusahaan.
d. Mengontrol perusahaan, menyelaraskan pelaksanaan operasional
perusahaan dan bertanggungjawab kepada direktur utama.
2. Admin dan Financial Head
a. Menentukan kebijaksanaan dan memberikan pengarahan bagi
penyelanggaraan tugas di bidang administrasi dan keuangan.
b. Memimpin, mengkoordinasi, dan mengawasi pelaksanaan
perusahaan di bidang administrasi dan keuangan.
c. Mengesahkan surat-surat permintaan pembayaran.
3. Branch Sales Head
a. Menyusun dan mengusulkan strategi penjualan.
b. Memonitor dan mengevaluasi pencapaian target penjualan secara
4. Workshop Head
a. Mengecek dan mengontrol semua kegiatan pembelian yang
dilakukan oleh perusahaan.
b. Melakukan seleksi penerimaaan karyawan baru dan memberikan
pelatihan kerja.
c. Mengurus proses pengambilan cuti karyawan.
5. Marketing Support
a. Menentukan strategi pemasaran sesuai dengan kebijakan dari Pusat.
b. Melakukan pendelegasian wewenang terhadap pelaksanaan strategi
pemasaran dan melakukan kontrol atas pelaksanaannya.
6. Supervisor
a. Melaksanakan dan menerapkan kebijakan pemasaran untuk
mencapai sasaran/target yang telah ditentukan.
b. Melakukan pengamatan atas tingkat persaingan harga di antara
produk Honda dengan produk sepeda motor merk lainnya.
7. Marketing
a. Merencanakan, mengontrol, dan mengkoordinir proses pemasaran
produk.
b. Membina hubungan dengan para pelanggannya.
8. Part Man
a. Menangani dan memonitor proses perbaikan kendaraan pelanggan.
b. Menyiapkan suku cadang untuk mendukung proses perbaikan
kendaraan.
c. Memeriksa kondisi keseluruhan setelah kendaraan selesai diperbaiki
dan memastikan semua pekerjaan yang dilakukan agar tidak ada
masalah pada kendaraan pelanggan.
9. Front Desk
a. Menerima SHM pelanggan dari Service Advisor yang akan diservis.
b. Menerima pembayaran tunai dari customer
10.Service Advisor
a. Mencatat nama, nomor polisi, kilometer dari kendaraan konsumen
yang akan melakukan penyervisan.
b. Menawarkan jasa perawatan atau perbaikan maupun penggantian
spare parts pada motor konsumen yang akan diservis.
c. Menanyakan keluhan yang dirasakan oleh konsumen dan
memberikan estimasi harga dan selesainya pekerjaan.
11.Chip Mekanik
a. Memperbarui atau mengupdate kartu status kendaraan sesuai dengan
proses pengerjaan yang sedang berlangsung.
b. Memastikan kendaraan diserahkan pada proses berikutnya dalam
12.Mekanik
a. Melaksanakan kegiatan servis sepeda motor.
b. Menjaga dan memelihara peralatan bengkel.
D. Omset Penjualan
Pemasaran yang baik adalah pemasaran yang dapat meningkatkan
omset penjualan pada usaha yang dijalani pada perusahaan. Mendongkrak
penjualan tidaklah sulit tetapi dalam hal ini perusahaan harus memiliki
strategi khusus yang mampu meningkatkannya. Strategi khusus PT Tunas
Jaya Mekararmada Honda dalam mendongkrak pemasarannya adalah
memperluas pemasaran produk, memperluas bisnis dengan membuka
show room baru, melakukan analisa dan perbandingan dengan kegiatan
pemasaran masa lalu perusahaan, melihat hasil pemasaran dari marketing
secara langsung ataupun tidak langsung, selalu mencatat kegiatan
marketing yang tidak sesuai dengan promosi perusahaan, memanfaatkan
segala media yang ada, dan melakukan pengembangan dengan update
informasi.
Dengan melakukan strategi khusus pemasaran tersebut omset
penjualan PT Tunas Jaya Mekararmada Honda mengalami kenaikkan
setiap tahunnya. Sebagai dealer resmi untuk motor Honda, PT Tunas Jaya
Mekararmada Honda memiliki sistem 3S yaitu spareparts, sales, dan
service. Beberapa type Honda adalah Revo, Supra X 125, Supra Fit, dan
dilakukan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu servis ringan dan servis
berat. Semua servis dilakukan dengan menggunakan bike lift kecuali jika
bike lift penuh. Kegiatan servis ringan adalah pembersihan filter,
penyetelan rantai, pembersihan karburator, pengecekan busi, penyetelan
gas, penyetelan rem kaki, penambahan tekanan angin ban, dan pengecekan
aki. Sedangkan servis berat dilakukan bila motor mengalami turun mesin,
yaitu kerusakan mesin motor sehingga harus membuka mesin untuk
memperbaikinya.
Dari tahun ke tahun motor Honda selalu mengeluarkan type motor
baru dan ada juga motor yang sudah tidak diproduksi lagi. Dari beberapa
type motor Honda yang baru ataupun lama, Honda selalu memiliki type
motor yang menjadi andalan, yaitu Beat dan Revo yang selalu laris di
pasaran. Berikut adalah data pendapatan servis perusahaan tahun
43
Tabel 4.1. Pendapatan Service dari Perusahaan Tahun 2008 dengan 7 bike lift
Service Ringan Service Berat
Total (Rp) Tipe Motor Unit Harga Service (Rp) Jumlah
(Rp) Unit
Harga Service (Rp) Jumlah (Rp)
Supra Series, Legenda, Astrea, Karisma, Kirana, Supra Fit, Air Blade, CS One, Revo, Supra X 125,
Phantom, Win, Cub
948 21.500 20.382.500 953 23.000 21.919.000 42.301.500
Vario, Beat, Scoopy,
Spacy 493 24.000 11.832.000 517 26.000 13.442.000 25.274.000 Megapro, GL Max, GL
125, New Megapro 404 27.500 11.110.000 421 29.000 12.209.000 23.319.000 Tiger, New Tiger 390 32.000 12.480.000 382 35.500 13.561.000 26.041.000
Jumlah 2.954 105.000 74.603.500 2.958 113.500 80.686.000 116.935.500
44
Tabel 4.2. Pendapatan Service dari Perusahaan Tahun 2009 dengan 7 bike lift (Lanjutan)
Service Ringan Service Berat
Total (Rp) Tipe Motor
Unit
Harga
Service
(Rp)
Jumlah
(Rp) Unit
Harga
Service
(Rp)
Jumlah (Rp)
Supra Series, Legenda, Astrea, Karisma, Kirana, Supra Fit, Air Blade, CS One, Revo, Supra X 125,
Phantom, Win, Cub
1.167 21.500 25.090.500 1.287 23.000 29.601.000 54.691.500
Vario, Beat, Scoopy,
Spacy 1.238 24.000 29.712.000 1.265 26.000 32.890.000 62.602.000 Megapro, GL Max, GL
125, New Megapro 693 27.500 19.057.500 779 29.000 22.591.000 41.648.500 Tiger, New Tiger 731 32.000 23.392.000 790 35.500 28.045.000 51.437.000
Jumlah 3.829 105.000 97.252.000 4.121 113.500 113.127.000 210.379.000
45
Tabel 4.3. Pendapatan Service dari Perusahaan Tahun 2010 dengan 7 bike lift (Lanjutan) Service Ringan Service Berat
Total (Rp) Tipe Motor
Unit
Harga
Service
(Rp)
Jumlah
(Rp) Unit
Harga
Service
(Rp)
Jumlah (Rp)
Supra Series, Legenda, Astrea, Karisma, Kirana, Supra Fit, Air Blade, CS One, Revo, Supra X 125,
Phantom, Win, Cub
1.688 24.500 41.356.000 1.823 26.000 47.398.000 88.754.000
Vario, Beat, Scoopy,
Spacy 1.321 27.000 35.667.000 1.335 29.000 38.715.000 74.382.000 Megapro, GL Max, GL
125, New Megapro 988 30.500 30.134.000 1.094 32.000 35.008.000 65.142.000 Tiger, New Tiger 976 35.000 34.160.000 1.003 38.500 38.615.500 72.775.500
46
Tabel 4.4. Pendapatan Service dari Perusahaan Tahun 2011 dengan 7 bike lift (Lanjutan) Service Ringan Service Berat
Total (Rp) Tipe Motor
Unit
Harga
Service
(Rp)
Jumlah
(Rp) Unit
Harga
Service
(Rp)
Jumlah (Rp)
Supra Series, Legenda, Astrea, Karisma, Kirana, Supra Fit, Air Blade, CS One, Revo, Supra X 125,
Phantom, Win, Cub
1.978 25.500 50.439.000 2.107 27.000 56.889.000 107.328.000
Vario, Beat, Scoopy,
Spacy 1.584 28.000 44.352.000 1.621 30.000 48.630.000 92.982.000 Megapro, GL Max, GL
125, New Megapro 1.105 31.500 34.807.500 1.201 33.000 39.633.000 74.440.500 Tiger, New Tiger 1.076 36.000 38.736.000 1.175 42.500 49.937.500 88.673.500
Jumlah 5.743 121.000 168.334.500 6.104 132.500 195.089.500 363.424.000
47
Tabel 4.5. Pendapatan Service dari Perusahaan Tahun 2012 dengan 7 bike lift (Lanjutan)
Service Ringan Service Berat
Total (Rp) Tipe Motor
Unit
Harga
Service
(Rp)
Jumlah
(Rp) Unit
Harga
Service
(Rp)
Jumlah (Rp)
Supra Series, legenda, Astrea, Karisma, Kirana, Supra Fit, Air Blade, CS One, Revo, Supra X 125,
Phantom, Win, Cub
2.037 31.500 64.165.500 2.254 33.000 74.382.000 138.547.500
Vario, Beat, Scoopy,
Spacy 1.717 34.000 58.378.000 1.881 36.000 67.716.000 126.094.000 Megapro, GL Max, GL
125, New Megapro 1.407 37.500 52.762.500 1.535 40.000 61.400.000 114.162.500 Tiger, New Tiger 1.359 42.000 57.078.000 1.392 48.500 67.512.000 124.590.000
Jumlah 6.520 145.000 232.384.000 7.062 157.500 271.010.000 503.394.000
48
Tabel 4.6. Rekapitulasi Pendapatan Servis dari Perusahaan Tahun 2008 – 2012 dengan 7 bike lift (Rupiah)
Tipe Motor Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
Supra Series, Legenda, Astrea, Karisma, Kirana, Supra Fit, Air Blade, CS One, Revo,
Supra X 125, Phantom, Win, Cub
42.301.500 54.691.500 88.754.000 107.328.000 138.547.500
Vario, Beat, Scoopy,
Spacy 25.274.000 62.602.000 74.382.000 92.982.000 126.094.000
Megapro, GL Max, GL 125, New
Megapro
23.319.000 41.648.500 65.142.000 74.440.500 114.162.500
Tiger, New Tiger 26.041.000 51.437.000 72.775.500 88.673.500 124.590.000
Jumlah 116.935.500 210.379.000 301.053.500 363.424.000 503.394.000
Tabel 4.7. Penjualan Unit (Motor) Tahun 2008-2012
(Sumber: PT Tunas Jaya Mekararmada Honda)
Type Motor
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 Supra
Series
151 171 - - -
Legenda 46 60 - - -
Astrea 15 - - - -
Karisma 27 94 - 233 426
Kirana 7 16 - - -
Supra Fit 586 1.115 629 628 1.123 Supra X
125
- 833 762 1.636 3.414
Air Blade - 210 191 91 198 Revo - 966 - 726 1.501 CS One - 123 125 61 84
Revo Spoke
- - 1.166 - -
Revo CW - - 1.235 - -
Cub - - - 357 499
Phantom - - - 2 2
Revo AT - - - - -
Beat - 1.077 559 548 1.724 Scoopy - - - 32 261
Spacy - - - - -
Vario CBS
- - - 14 961
Vario - - 825 1.238 3.402 New
Tiger
- - 107 - -
New Megapro
- - 179 - -
Win - - - 10 8
GL Pro 64 - - - -
GL Max 39 - - - -
GL 125 39 - - - -
E. Kegiatan Operasional Perusahaan
PT Tunas Jaya Mekararmada Honda bergerak di bidang otomotif.
Kegiatan operasional perusahaan adalah:
a. Hari Senin-Jumat: 08.00 - 16.30 (istirahat pukul 12.00 - 13.00)
b. Hari Sabtu: 08.00 - 15.30 (istirahat pukul 12.00 - 13.00)
Lembur dikhususkan untuk mekanik selama 2 jam yaitu pukul 14.00
-16.30
F. Pelayanan Pelanggan
Dalam proses pelayanan servis PT Tunas Jaya Mekararmada Honda
mempunyai alur penerimaan konsumen sebagai berikut:
1. Pada saat konsumen datang ke bengkel, konsumen akan diterima
oleh service advisor, kemudian petugas service advisor akan
mencatat nama, nomor polisi, kilometer dari kendaraan konsumen
dan menawarkan jasa perawatan atau perbaikan maupun penggantian
selanjutnya petugas akan menanyakan keluhan yang dirasakan oleh
konsumen dan setelah itu petugas akan memberikan estimasi harga
dan waktu selesainya pekerjaan. Selama proses pengerjaan
berlangsung tersebut konsumen dipersilahkan untuk menunggu
kendaraannya di ruang tunggu.
2. Pada saat di ruang tunggu konsumen dapat menikmati fasilitas yang
diberikan oleh pihak bengkel seperti makanan ringan, ruangan ber-
G. Strategi Pengembangan Usaha
1. Pengembangan Outlet
a. Memiliki fasilitas sales, service, dan sparepart dengan
memberikan pelayanan purna jual terbaik.
b. Menjadi mitra usaha (Bussines Partners) yang baik dengan
integritas tinggi.
c. Bersama mitra bisnis menciptakan strategi untuk memberikan
nilai terbaik dan kepuasan total pada para pelanggan.
2. Sumber Daya Manusia
a. Training
Kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan kinerja setiap
individual dalam melakukan suatu pekerjaan baik secara fisik
maupun yang berhubungan dengan orang lain, terutama dalam
perkembangan dari masing-masing individu.
b. Reward System
Sistem penghargaan, misalnya untuk karyawan yang berprestasi
dan tidak pernah absen akan mendapatkan bonus dari perusahaan.
c. Komitmen
Kemampuan dan kemauan setiap individual untuk menyelaraskan
d. Menghargai setiap karyawan serta mengembangkan team work.
Setiap karyawan harus saling menghargai dan bertanggung jawab
dalam pembagian kerja yang disesuaikan dengan kemampuan
sehingga pelaksanaan team work berjalan efektif.
H. Prosedur Pembelian Motor Honda
1. Pembelian secara Tunai
a. Konsumen datang ke dealer Tunas Jaya Mekararmada Honda
Motor Group.
b. Konsumen menyerahkan KTP.
c. Konsumen melakukan pembayaran secara tunai.
2. Pembelian secara Kredit dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Kredit Perorangan
1) Fotocopy KTP pemohon dan suami/istri/penjamin
2) Fotocopy Kartu Keluarga (bisa digantikan dengan surat nikah
atau akte keluarga).
3) Rekening listrik/rekening koran.
b. Kredit Perusahaan
1) Fotocopy akte pendirian dan perubahannya.
2) Fotocopy pengesahan kehakiman.
3) Fotocopy SIUP, NPWP, SITU/Domisili.
4) Fotocopy Rekening Koran 3 bulan terakhir.
5) Fotocopy KTP Direksi & Komisaris.
I. Rencana Investasi Bike Lift
Perusahaan menyadari dengan meningkatnya kebutuhan
masyarakat akan jasa servis motor baik servis ringan ataupun berat itu
harus dapat diimbangi dengan kemampuan perusahaan untuk menyediakan
jasa yang dibutuhkan oleh kebanyakan masyarakat. Meningkatnya jumlah
kebutuhan masyarakat terhadap jasa pelayanan servis dapat diketahui dari
meningkatnya jumlah penjualan motor di perusahaan. Hal inilah yang
tidak dapat diimbangi oleh perusahaan, karena itulah perusahaan terkadang
harus me