• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan, keterbatasan, dan saran peneliti.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Kas

Definisi kas dalam laporan arus kas adalah kas dan setara kas. Menurut PSAK No.2 definisi kas adalah terdiri antara saldo kas dan rekening giro (Prastowo 1995 : 119). Kas adalah mencakup saldo simpanan pada lembaga keuangan, giro, dan kuartal serta instrument lain yang diterima oleh lembaga keuangan untuk setoran langsung dan penarikan. Sedangkan setara kas adalah investasi yang sifatnya likuid jangka pendek atau dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu.

2. Arus Kas

Arus kas adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas (PSAK No.2). Arus kas masuk terjadi dari kegiatan transaksi yang menimbulkan keuntungan kas atau penerimaan kas, sedangkan arus kas keluar terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran atau penggunaan kas.

3. Informasi Arus Kas

Pihak manajemen dapat menggunakan laporan arus kas untuk menentukan kebijakan deviden, kas yang berasal dari operasi, investasi dan pendanaan. Pihak investor dan kreditur dapat menggunakan laporan arus kas untuk menentukan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang, membayar dividen dan menunjang pertumbuhan dimasa depan.

Analisis memandang laporan arus kas sebagai penyedia informasi tentang apakah perusahaan telah menghasilkan kas yang mencukupi untuk membayar tagihan, mengganti aktiva, mengambil keuntungan dari peluang baru, dan membayar dividen. Dalam hal ini perusahaan membayar tagihan atas pinjaman yang dilakukan, misalnya perusahaan meminjam uang dari bank dengan bunga tertentu. Sedangkan kas yang dipakai untuk mengganti aktiva, misalnya untuk membeli peralatan baru. Kas yang digunakan untuk mengambil keuntungan dari peluang baru, misalnya peluang dalam menginvestasikan kas yang ada ke dalam suatu perusahaan yang dinilai mempunyai prospek yang baik. Kas untuk membayar dividen yang dimaksud adalah kas untuk membayar para pemegang saham.

4. Tujuan Arus Kas

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas.

Berdasarkan PSAK No.2 tujuan arus kas untuk memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan, dengan mangklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Dengan demikian, tujuan utama laporan arus kas adalah untuk memberikan para pengguna informasi tentang mengapa posisi kas perusahaan berubah selama periode akuntansi.

5. Klasifikasi Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan arus kas perusahaan selama periode tertentu dalam tiga klasifikasi kagiatan atau aktifitas, yaitu arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan.

Barikut ini dijelaskan arus kas selama periode tertentu menurut klasifikasi aktivitas masing-masing.

a. Aktivitas operasi

Aktivitas operasi ini diperoleh dari aktivitas penghasil utama perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal

dari transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi penentuan laba atau rugi bersih.

Berikut ini contoh arus kas aktivitas operasi baik arus kas masuk maupun arus kas keluar.

Arus kas masuk, antara lain :

1. Penerimaan kas dari penjualan barang atau penyerahan jasa 2. Penerimaan kas dari pendapatan bunga

3. Penerimaan kas dari pendapatan dividen Arus kas keluar, antara lain :

1. Pembayaran kas untuk pembelian barang 2. Pembayaran kas untuk gaji karyawan 3. Pembayaran kas untuk pemerintah (pajak)

4. Pembayaran kas pada pemasok untuk biaya lain-lain

b. Aktivitas investasi

Arus kas dari aktivitas investasi diperoleh dari aktivitas meminjamkan uang dan mengumpulkan piutang, serta memperoleh dan menjual investasi dan aktiva jangka panjang.

Berikut ini contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi, baik arus kas masuk maupun arus kas keluar.

Arus kas masuk, antara lain :

1. Penerimaan kas dari penagihan piutang

3. Penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap Arus kas keluar, antara lain :

1. Memberikan pinjaman pada pihak lain

2. Pembayaran kas untuk membeli surat berharga perusahaan lain 3. Pembayaran kas untuk pembelian aktiva tetap

c. Aktivitas pendanaan

Arus kas dari aktivitas pendanaan berkaitan dengan pos-pos utang jangka panjang dan modal.

Berikut ini contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan, baik arus kas masuk mupun arus kas keluar.

Arus kas masuk, antara lain :

1. Penerimaan kas dari penerbitan saham 2. Penerimaan kas dari penerbitan obligasi 3. Penerimaan kas dari penerbitan wesel Arus kas keluar, antara lain :

1. Pembayaran kas untuk dividen

2. Pembayaran kas penarikan kembali saham

3. Pembayaran kas untuk pelunasan utang jangka panjang

6. Pelaporan Arus Kas

a. Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode berikut ini.

1. Metode langsung

Dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan.

Dengan metode ini informasi mengenai kelompok utama dapat diperoleh dari:

a. Catatan akuntansi perusahaan

b. Dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba / rugi:

1. Perubahan persediaan, piutang usaha, dan hutang usaha

selama periode berjalan.

2. Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan

pendanaan.

2. Metode tidak langsung

Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dimasa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

Arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh :

a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha

b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan atau kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan yang belum dibagikan. c. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau

pendanaan

b. Pelaporan arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan perusahaan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan, kecuali disajikan atas dasar arus kas bersih.

7. Format Laporan Arus Kas

Ketiga kegiatan yang telah dibahas diatas menjadi bentuk umum dari laporan arus kas. Kelompok arus kas dari kegiatan operasi selalu dicantumkan pertama kali, disusul oleh kegiatan investasi dan pembiayaan. Masing – masing arus masuk dan arus keluar dari kegiatan investasi serta pembiayaan dilaporkan secara terpisah, yaitu dilaporkan dalam jumlah kotor, bukan sebagai selisih akhir dari berbagai arus kas masuk dan arus kas keluar. Jadi, arus kas keluar dari pembelian properti dilaporkan terpisah dari kas masuk atas penjualan properti. Demikian juga, arus kas masuk dari penerbitan sekuritas hutang dilaporkan terpisah dari arus kas keluar atas pelunasannya.

Format kerangka dari laporan arus kas adalah sebagai berikut : PT X

Laporan arus kas Periode yang tercakup  Arus kas dari kegiatan operasi

Laba bersih xx Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba bersih terhadap

kas bersih yang disediakan oleh kegiatan operasi

(daftar masing-masing pos) xx xx

Arus kas bersih dari kegiatan operasi xx

Arus kas dari kegiatan investasi

(daftar dari masing-masing arus masuk dan arus keluar) xx

Kas bersih yang diterima oleh kegiatan investasi xx

Arus kas dari kegiatan pembiayaan

(daftar dari masing-masing arus masuk dan arus keluar) xx

Kas bersih yang diterima oleh kegiatan pembiayaan xx

Kenaikan (penurunan) bersih kas xx

Saldo kas awal periode xx

Saldo kas akhir periode xx

 

Gambar 2.1

8. Manfaat Laporan Arus Kas

1. Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas dimasa depan.

Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah memberikan informasi yang akan memungkinkan untuk memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas dimasa depan. Dengan memeriksa hubungan antara pos-pos seperti penjualan dan arus kas bersih dari kegiatan operasi, serta kanaikan atau penurunan kas, maka dimungkinkan untuk membuat prediksi yang lebih baik atas jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas dimasa depan.

2. Kemampuan entitas untuk membayar dividen dan memenuhi

kewajibannya

Kas adalah hal yang penting. Jika perusahaan tidak mempunyai kas yang cukup, maka gaji karyawan tidak dapat dibayar, hutang tidak dapat dilunasi, dividen tidak dapat dibayar, peralatan tidak dapat dibeli.

3. Penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari

kegiatan operasi.

Angka laba bersih merupakan hal yang penting, karena memberikan informasi tentang keberhasilan atau kegagalan sebuah perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya. Para investor melihat laba bersih sebagai indikator penting dari kesehatan keuangan dan prospek masa depan perusahaan.

4. Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan non kas selama suatu periode.

Dengan memeriksa kegiatan investasi perusahaan dan kegiatan pembiayaan, pemakai laporan keuangan dapat mengetahui mengapa aktiva dan kewajiban bertambah atau berkurang selama suatu periode.

B. Dividen

1. Pengertian Dividen

Dividen merupakan sisa laba bersih perusahaan yang didistribusikan pada pemegang saham (Jusup, 2001 : 317).

2. Jenis – Jenis Dividen (Baridwan , 1997 : 434 – 437)

1. Dividen kas

Dividen yang paling umum dibagikan perusahaan adalah dividen bentuk kas. Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas adalah apakah jumlah yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut.

2. Dividen aktiva selain kas

Kadang – kadang dividen dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas, dividen dalam bentuk ini disebut property dividend. Aktiva yang dibagikan bisa berbentuk surat berhaga perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan, atau aktiva lain – lain.

3. Dividen hutang

Deviden hutang timbul apabila laba tidak mencukupi untuk pembagian dividen, sehingga pimpinan perusahaan mengeluarkan scrip dividen yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang.

4. Dividen likuidasi

Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pengembalian modal. Apabila perusahaan membagi dividen likuidasi, maka para pemegang saham harus diberitahu mengenai jumlah berapa pembagian laba, dan berapa yang merupakan pengembalian modal. 5. Dividen saham

Dividen saham adalah pembagian tambahan saham tanpa dipungut pembayaran kepada pemegang saham, sebanding saham-saham yang dimilikinya.

3. Kebijakan deviden (Riyanto, 1994 : 204)

a. Pengertian kebijakan dividen

Kebijakan dividen merupakan penempatan laba antara membayarkan pada pemegang saham dalam bentuk dividen atau menginvestasikan kembali ke perusahaan dalam bentuk laba ditahan (Weston dan Copeland , 1996 : 204).

b. Jenis – jenis kebijakan dividen 1. Dividen tetap setiap periode

Keputusan dividen yang paling banyak adalah menetapkan dividen sebesar rupiah yang sama yang telah dibayarkan pada akhir periode. Kebijaksanaan ini dapat memenuhi harapan pemegang saham akan penghasilan periode ini, namun saat – saat tahun dimana pendapatan perusahaan menurun dapat mengakibatkan kekurangan kas, karena kas yang ada telah disepakati untuk dibagikan pemegang saham sebagai dividen. 2. Dividen tetap pada tingkat yang lebih rendah

Kebijaksanaan ini dilakukan apabila perusahaan menghimpun dana dari dalam perusahaan untuk pembiayaan investasi yang baru. Kebijaksanaan ini dapat menimbulkan respon pasar yang negatif terhadap harga saham karena berkurangnya penghasilan pemegang saham periode ini, dan untuk mengurangi risiko tersebut mungkin perusahaan dapat mengumumkan pada masa yang tidak sama lagi atau jika investasi yang baru sudah menghasilkan keuntungan akan ada kenaikan dividen.

3. Dividen tetap pada tingkat yang lebih tinggi

Keputusan untuk menetapkan dividen pada tingkat yang lebih tinggi menunjukkan bahwa pendapatan juga sudah stabil pada

tingkat yang lebih tinggi dan perusahaan tidak membutuhkan kelebihan dana untuk membelanjai pertumbuhan.

4. Dividen yang berfluktuasi sesuai dengan pendapatan

Suatu kebijaksanaan yang kurang disukai adalah tingkat deviden perusahaan yang berfluktuasi dengan pendapatan, karena unsur ketidakpastian akan penghasilan pada periode ini. Namun kebijaksanaan tersebut lebih memberikan suatu kepastian akan jumlah dana yang tersedia di perusahaan untuk dapat membiayai kebutuhan perusahaan.

5. Dividen rendah yang teratur ditambah ekstra dividen

Pada suatu tahun dengan pendapatan yang baik, parusahaan akan mendeklarasi ekstra dividen. Pendekatan ini akan memberi banyak keluwesan bagi suatu perusahaan yang mungkin menggunakan dana yang tesedia dengan optimal.

6. Menghapus dividen sama sekali

Ada dua alasan bagi perusahaan untuk tidak membagikan dividen, yaitu :

a. Keadaan perusahaan mengalami kesulitan keuangan yang

serius sehingga tidak memungkinkan untuk membiayai dividen.

b. Adanya kebutuhan dana yang sangat besar karena investasi yang sangat menarik sehingga harus menahan seluruh pendapatan untuk membelanjai investasi tersebut.

4. Faktor yang mempengaruhi dividen(Atmaja, 1994 : 359)

1. Perjanjian hutang

Pada umumnya perjanjian hutang antara perusahaan dengan kreditur membatasi pembayaran deviden.

2. Pembatasan dari saham preferen

Tidak ada pembayaran dividen untuk saham biasa jika saham preferen belum dibayar.

3. Tersedianya kas

Dividen berupa uang tunai (cash devidend) hanya dapat dibayar jika tersedia uang tunai yang cukup. Jika likuiditas baik, perusahaan dapat membayar dividen. Namun kemampuan perusahaan untuk melakukan pinjaman dapat menutup faktor ini.

4. Pengendalian

Jika manajemen ingin mempertahankan kontrol terhadap perusahaan, ia cenderung untuk segan menjual saham baru sehingga lebih suka menahan laba guna memenuhi kebutuhan dana . Akibatnya dividen yang dibayar menjadi kecil. Faktor ini menjadi penting pada perusahaan yang relatif kecil.

5. Kebutuhan dana untuk investasi

Perusahaan yang berkembang selalu membutuhkan dana baru untuk diinvestasikan pada proyek – proyek yang menguntungkan. Sumber dana baru yang merupakan modal sendiri dapat berupa penjualan saham baru dan laba ditahan. Manajemen cenderung memanfaatkan laba ditahan karena penjualan saham baru menimbulkan biaya peluncuran saham. Oleh karena itu, semakin besar kebutuhan dana investasi, semakin kecil devidend payout ratio.

6. Fluktuasi laba

Jika laba perusahaan cenderung stabil, perusahaan dapat membagikan deviden yang relatif besar tanpa takut harus menurunkan dividen jika laba tiba – tiba merosot. Sebaliknya jika laba perusahaan berfluktuasi, dividen sebaiknya kecil agar kestabilanya terjaga. Selain itu, perusahaan dengan laba yang berfluktuasi sebaiknya tidak banyak menggunakan hutang guna mengurangi risiko kebangkrutan. Konsekuensinya, laba ditahan menjadi besar dan dividen mengecil.

C. Hubungan Arus Kas Operasi Dengan Deviden Kas

Arus kas dari aktivitas operasi pada dasarnya menjadi pusat perhatian pembaca laporan arus kas. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.2 paragraf 12 (IAI, 2002) menyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan

dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pendanaan dari luar.

Dividen yang didistribusikan pada para investor tersebut berbentuk uang tunai, jika tersedia uang yang cukup dari aktivitas operasi kemungkinan besar perusahaan dapat membayar dividen kas pada para investor. Semakin besar kas yang dimiliki perusahaan maka semakin besar kemungkinan perusahaan akan membayar dividen pada para investor.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Suadi (1998) menyimpulkan, bahwa laporan arus kas mempunyai hubungan yang signifikan dengan jumlah pembayaran dividen selama satu tahun. Penelitian tersebut menggunakan metode analisis regresi dengan variabel dependennya adalah jumlah dividen yang dibayarkan (DIV) dan variabel independennya adalah arus kas operasi (AKO) dan jumlah kas akhir tahun (KAT). Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan industri yang telah go public di Indonesia yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut, 1) data keuangan yang tercantum dalam file datastream bulan Maret 1997, 2) tersedia laporan arus kas untuk tahun 1994 dan 1995, 3) membayar dividen dalam tahun 1995. Penelitian Suadi (1998) mengambil sampel sebanyak 41 perusahaan industri yang telah

go public. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah laporan arus kas bermanfaat bagi investor.

E. Pengembangan Hipotesis

Arus kas operasi mempunyai hubungan dengan pembayaran dividen kas. Secara teoritis, perusahaan dapat membayar dividen kalau memiliki kelebihan kas. Hubungan antara arus kas operasi dengan dividen kas dapat dilihat dalam contoh laporan arus kas.

Contoh laporan arus kas (Fraser dan Ormiston , 2008 : 164). REC Inc.

Laporan Arus Kas

Periode yang berakhir 31 Desember 2004, 2003, 2002

2004 2003 2002

Arus kas dari aktivitas operasi

Laba bersih Penyesuaian

Penyusutan dan amortisasi

Pajak penghasilan yang ditangguhkan Kas yang disediakan oleh aktiva dan kewajiban

Piutang dagang Persediaan

Beban dibayar dimuka Hutang usaha

Kewajiban yang masih harus dibayar Kas bersih dari aktivitas operasi

Arus kas dari aktivitas investasi

Tambahan dari properti, bangunan, peralatan $ 9.394 3.998 208 (610) (10.272) 247 6.203 356 $10.024 (14.100) $ 5.910 2.984 136 (3.339) (7.006) 295 (1.051) (927) ($3.767) (4.773) $ 5.896 2.501 118 (448) (2.331) (82) 902 (927) $5.629 (3982)

Aktivitas investasi lainya Kas bersih dari aktivitas investasi

Arus kas dari aktivitas pendanaan

Penjualan saham biasa

Peningkatan (penurunan) pinjaman jangka pendek

Tambahan pinjaman jangka panjang Pengurangan pinjaman jangka panjang Dividen yang dibayar

Kas bersih dari aktivitas pendanaan

Peningkatan (penurunan) dalam kas dan surat berharga

Kas dan surat berharga, saldo awal Kas dan surat berharga, saldo akhir

295 ($13.805) 256 (30) 5.600 (1.516) (1.582) $ 2.728 ($1.053) 10.386 9.333 0 (4.773) 183 1.854 7.882 (1.593) (1.862) $ 6.464 ($2.076) 12.462 10.386 0 ($ 3.982) 124 1.326 629 (127) (1.841) $ 111 $ 1758 10.704 12.462

Dalam laporan arus kas tersebut, pada tahun 2002 perusahaan melaporkan arus kas positif sebesar $ 5.910, tahun 2003 melaporkan arus kas negatif sebesar $ 3.767, tahun 2004 menghasilkan arus kas positif sebesar $ 10.024. Juga perhatikan bahwa, dividen yang dibayar meningkat dari tahun 2002 ke tahun 2003 menurun dalam tahun 2004. Hal ini menjelaskan bahwa arus kas operasi tahun 2002 mengalami kelebihan kas, sehingga dapat melakukan pembayaran dividen. Arus kas operasi tahun 2003 negatif, maka harus meminjam guna pembayaran dividen. Dalam tahun 2004, arus kas operasi perusahaan sangat baik, sehingga dapat mendukung pembayaran dividen kas.

Penelitian yang dilakukan oleh Waluyo (2006) membuktikan bahwa variabilitas arus kas memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout. Jika varibilitas arus kas meningkat, maka kemampuan

perusahaan membayar dividen semakin kecil. Hal ini sesuai dengan pendapat Brigham – Gapenski (1996) yang menyatakan variabilitas arus kas berpengaruh negatif terhadap keputusan pembayaran dividen. Perusahaan yang memiliki fluktuasi arus kas tinggi, menyebabkan kemampuan pembayaran dividen menurun.

Dari uraian diatas, kita dapat melihat bahwa perubahan arus kas operasi memiliki hubungan dengan perubahan dividen. Oleh karena itu hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi empiris, yaitu penelitan yang dilakukan terhadap fakta empiris yang diperoleh berdasarkan metode observasi atau pengalaman (Supomo dan Indriantoro, 2001 : 29).

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan data dari objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini yang dimaksud populasi adalah data tentang arus kas dan dividen kas dari perusahaan manufaktur yang tedaftar di BEI.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dan dapat dianggap mewakili keseluruhan populasi. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu pemilihan sampel yang diambil berdasarkan kriteria yang ditentukan. Kriteria yang ditentukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2003 sampai dengan tahun 2006

2. Perusahaan manufaktur yang melaporkan laporan arus kas dari

3. Perusahaan manufaktur yang membayarkan dividen kas setiap tahun periode 2003 sampai dengan 2006

4. Perusahaan yang melaporkan laporan keuangan dalam bentuk mata uang rupiah

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian : Pojok BEI Universitas Atma Jaya Yogyakarta 2. Waktu penelitian : Pada bulan Agustus 2008

D. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang menerbitkan laporan arus kas.

Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok penelitian, meliputi : 1. Laporan arus kas dari emiten yang diteliti.

2. Dividen kas yang dibayarkan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi yaitu mengumpulkan, mencatat, mendokumentasikan data yang dibutuhkan dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI.

F. Data Yang Dibutuhkan

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : 1. Laporan arus kas yang dipublikasikan

2. Data dividen kas yang dibayarkan setiap tahun dari tahun 2003 sampai tahun 2006 dari perusahaan manufaktur yang telah go public.

3. Gambaran umum populasi dan perkembangan BEI.

G. Teknik Analisis Data

Peneliti ini menguji pengaruh perubahan arus kas operasi terhadap perubahan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi sederhana, hal ini dikarenakan dalam penelitian ini menguji ketergantungan satu variabel dependen pada variabel independen.

1. Menentukan variabel dependen dan variabel independen a. Variabel dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan dividen kas. b. Variabel independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah perubahan arus kas operasi.

2. Menghitung variabel penelitian a. Menghitung variabel independen

Pengukuran vairiabel perubahan arus kas operasi dengan rumus : AKO t – AKO t-1

∆AKO = x 100% AKO t-1

Ket = ∆AKO = Perubahan arus kas operasi pada tahun ke t AKO t = Arus kas operasi pada tahun ke t

AKO t-1 = Arus kas operasi pada tahun t-1

b. Menghitung variabel dependen

Pengujian k

Pengukuran variabel perubahan dividen dengan rumus : DIV t – DIV t-1

∆DIV = x 100% DIV t-1

Ket = ∆DIV = Perubahan dividen pada tahun ke t DIV t = Dividen pada tahun ke t

DIV t-1 = Dividen pada tahun t-1

3. ualitas data dengan uji normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel lain yang akan digunakan dalam penelitian. Normalitas data dalam penelitian ini dilihat dengan menggunakan uji kolmogrov – smirnov. Suatu variabel dianggap normal jika nilai probabilitas hitung > 0,05.

4. enjawab rumusan masalah, yaitu apakah perubahan arus kas berpengaruh tehadap perubahan dividen ditentukan dengan langkah analisis regresi linier dengan metode jumlah kuadrat terkecil ( least square

Dokumen terkait