• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan yang

merupakan jawaban ringkas dari permasalahan yang dibahas

yang tertuang dalam kesimpulan dan saran.

30 BABII LANDASANTEORI A. Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan (Financing) merupakan istilah yang dipergunakan dalam bank syariah, sedangkan dalam bank konvensional disebut kredit (Leading). Dalam pembiayaan bank syariah pembagian keuntungan didasarkan pada keadilan antara nasabah dan bank, keadilan tersebut tercermin dalam Profit and Loss Sharing laba dibagi sama dan rugi dibagi sama. Sedangkan bank konvensional pembagian keuntungan berdasarkan bunga (Dahlan, 2012: 162).

Pembiayaan dalam perbankan syariah menurut Al-Haran dapat dibagi tiga yaitu (Ascarya, 2013: 122):

a. Return bearing financing yaitu bentuk pembiayaan yang secara komersial menguntungkan, ketika pemilik modal mau menanggung resiko kerugian dan nasabah juga memberikan keuntungan.

b. Return free financing yaitu bentuk pembiayaan yang tidak untuk mencari keuntungan yang lebih ditujukan kepada orang yang membutuhkan (poor), sehingga tidak ada keuntungan yang dapat diberikan.

c. Charity financing yaitu bentuk pembiayaan yang memang diberikan kepada orang miskin dan yang membutuhkan, sehingga tidak ada klaim terhadap pokok dan keuntungan.

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 1 Ayat 12 Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan

31

dengan itu, berdasarkan persetujuan dan kesepakatan antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2012: 82).

Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Sedangkan dalam arti sempit pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank syariah kepada nasabah (Muhammad, 2005: 304).

Pembiayaan adalah salah satu tugas pokok bank dalam pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang tergolong sebagai pihak yang mengalami kekurangan dana (Defisit Unit) (Pranata, 2013: 103).

Pembiayaan merupakan kegiatan utama bank sebagai usaha untuk memperoleh laba, tetapi rawan risiko yang tidak saja dapat merugikan bank tapi juga berakibat kepada masyarakat penyimpanan dan pengguna dana (Arifin, 2002: 242).

2. Tujuan Pembiayaan

Dalam pemberian suatu pembiayaan tentunya memiliki tujuan. Maka tujuan pembiayaan tersebut adalah

32

Pemenuhan jasa pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat dalam rangka mendorong dan melancarkan perdagangan, jasa-jasa, bahkan konsumsi yang semuanya ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

2) Tujuan khusus pembiayaan adalah sebagai berikut : a) Untuk menilai kelayakan usaha calon peminjam.

b) Untuk menekan resiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan.

c) Untuk menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak (Muhammad, 2005: 305).

3. Fungsi Pembiayaan

Adapun fungsi pembiayaan dalam lembaga keuangan syariah adalah sebagai berikut (Ridwan, 2007: 96-97) :

1) Meningkatkan daya guna uang

Para shahibul maal menempatkan dananya pada bank syariah dalam bentuk tabungan, deposito, giro serta bentuk lainnya. Dana tersebut oleh bank akan ditingkatkan daya guna, sehingga mampu meningkatkan produktivitas. Sebaliknya mudharib menikmati fasilitas pembiayaan dari bank syariah meningkatkan modal usahannya. Sehingga pengusaha tidak mengalami kekurangan modal usaha. Dengan demikian, dana yang semula ditangan shahibul maal kemungkinan besar hanya diam, akan berputar untuk meningkatkan kapasitas usaha.

33

Produsen dengan bantuan bank syariah dapat meningkatkan kemampuan produksinya, mengolah bahan mentah menjadi barang jadi sehingga mampu merubah dan meningkatkan daya guna uang.

3) Meningkatkan peredaran uang

Peredaran uang kartal maupun giral akan lebih berkembang oleh karena

pembiayaan menciptakan suatu kegairahan berusaha sehingga penggunaan

uang akan bertambah baik secara kualitatif, apalagi secara kuantitatif.

4) Menimbulkan kegaiarahan berusaha

Pengusaha akan selalu berhubungan dengan bank untuk memperoleh

bantuan permodalan guna peningkatan usahanya. Bantuan pembiayaan

yang diterima pengusaha dari bank inilah yang kemudian digunakan untuk

memperbesar volume usaha dan produktivitasnya.

5) Menjaga stabilitas ekonomi nasional

Untuk menekan arus inflasi dan terlebih lagi untuk usaha pembangunan

ekonomi, maka pembiayaan bank memegang peranan yang penting. Arah

pembiayaan harus berpedoman pada segi-segi pembatasan kualitatif, yaitu

pengarahan ke sektor-sektor produktif dan sektor-sektor prioritas yang

secara langsung berpengaruh terhadap hajat hidup masyarakat.

6) Meningkatkan pendapatan nasional

Pengusaha yang memperoleh pembiayaan tentu saja berusaha untuk

meningkatkan usahanya. Peningkatan usaha berarti peningkatan profit. Bila

keuntungan ini secara komulatif dikembangkan lagi dalam arti kata

dikembalikan ke dalam struktur permodalan, maka peningkatan akan

berlangsung terus-menerus. Dengan earnings (pendapatan) yang terus

34

pihak pembiayaan yang disalurkan untuk merangsang pertambahan

kegiatan ekspor akan menghasilkan pertambahan devisa bagi negara.

7) Sebagai alat hubungan ekonomi internasional

Melalui bantuan pembiayaan antarnegara yang istilahnya sering kali

didengar sebagai G to G (Government to Government), maka hubungan

antarnegara pemberi (shahibul mal) dan penerima pembiayaan (mudharib)

akan bertambah erat, terutama yang menyangkut hubungan perekonomian

dan perdagangan.

4. Unsur-unsur pembiayaan

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas pembiayaan adalah sebagai berikut (Kasmir, 2012: 83-85) :

1) Kepercayaan

Merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi pembiayaan bahwa pembiayaan yang diberikan (baik berupa uang, barang atau jasa) benar-benar diterima kembali di masa yang akan datang sesuai jangka waktu pembiayaan.

2) Kesepakatan

Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing-masing-masing. Kemudian dituangkan dalam akad pembiayaan dan ditandatangani kedua belah pihak sebelum pembiayaan dikuncurkan.

35

Merupakan batas waktu pengembalian angsuran pembiayaan yang sudah disepakati kedua belah pihak. Setiap pembiayaan yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian pembiayaan yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek (dibawah 1 tahun), jangka menengah (1 sampai 3 tahun) atau jangka panjang (diatas 3 tahun).

4) Resiko

Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian pembiayaan akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu pembiayaan. Semakin panjang suatu jangka waktu pembiayaan, maka semakin besar resikonya, demikian sebaliknya.

5) Balas jasa

Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu pembiayaan. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

5. Prinsip-prinsip pembiayaan

Dalam pembiayaan bank harus memperhatikan prinsip-prinsip

pembiayaan yang benar. Artinya, sebelum suatu fasilitas pembiayaan diberikan,

maka bank harus merasa yakin terlebih dahulu bahwa pembiayaan yang

diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil

penilaian pembiayaan sebelum pembiayaan tersebut disalurkan. Penilaian

pembiayaan oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai prinsip untuk

mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya. Ada beberapa prinsip yang sering

36 1) Character

Merupakan penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon penerima pembiayaan dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa penerimaan pembiayaan dapat memenuhi kewajibannya.

2) Capacity

Merupakan penilaian secara subjektif tentang mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar pembiayaan. Kemungkinan diukur dengan catatan prestasi penerimaan pembiayaan dimasa lalu yang didukung dengan pengamatan di lapangan atas sarana usahannya seperti toko, karyawan, alat-alat, pabrik serta metode kegiatan.

3) Capital

Merupakan penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki calon penerima pembiayaan yang diukur dengan posisi perusahaan secara keseluruhan yang ditujukan oleh rasio finasial dan penekanan pada komposisi modal.

4) Colleteral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Juga dapat diartikan barang-barang yang diserahkan debitur sebagai jaminan atas pembiayaan yang diberikan.

5) Condition

Dalam menilai pembiayaan hendaknya juga menilai kondisi ekonomi, sosial dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk di masa yang akan datang.

37

Secara umum jenis-jenis pembiayaan dapat dilihat berbagai segi antara lain sebagai berikut (Kasmir, 2012: 85-89).

1) Dilihat dari segi kegunaan a. Pembiayaan Investasi

Pembiayaan investasi merupakan pembiayaan jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau keperluan rehabilitasi. Contoh pembiayaan investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin.

b. Pembiayaan Modal Kerja

Pembiayaan modal kerja merupakan pembiayaan yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contoh pembiayaan modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

2) Dilihat dari segi tujuan pembiayaan a. Pembiayaan produktif

Merupakan pembiayaan yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Pembiayaan ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Contohnya pembiayaan untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang dan jasa, pembiayaan pertanian akan menghasilkan produk pertanian, pembiayaan pertambangan akan menghasilkan bahan tambang atau pembiayaan industri untuk menghasilkan barang industri.

38 b. Pembiayaan konsumtif

Merupakan pembiayaan yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam pembiayaan ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Contohnya pembiayaan untuk perumahan pembiayaan mobil pribadi, pembiayaan perabotan rumah tangga, dan pembiayaan konsumtif lainnya.

c. Pembiayaan Perdagangan

Merupakan pembiayaan yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Pembiayaan ini sering diberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contohnya pembiayaan ekspor dan impor.

3) Dilihat dari segi jangka waktu a. Pembiayaan jangka pendek

Merupakan pembiayaan yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan, misalnya pembiayaan peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.

39

Merupakan jangka waktu pembiayaannya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun dan biasanya pembiayaan ini digunakan untuk melakukan investasi. Contohnya pembiayaan untuk pertanian seperti jeruk atau peternakan kambing.

c. Pembiayaan jangka panjang

Merupakan pembiayaan yang masa pengembaliannya paling panjang. Pembiayaan jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya pembiayaan ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit, atau manufaktur dan untuk pembiayaan konsumtif seperti pembiayaan perumahan. 4) Dilihat dari segi jaminan

a. Pembiayaan dengan jaminan

Merupakan pembiayaan yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang yang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap pembiayaan yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai jaminan atau pembiayaan tertentu jaminan harus melebihi jumlah pembiayaan yang diajukan si calon debitur.

b. Pembiayaan tanpa jaminan

Merupakan pembiayaan yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Pembiayaan jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter dan loyalitas atau nama baik si calon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain.

40 a. Pembiayaan pertanian

Merupakan pembiayaan yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian. Sektor usaha pertanian dapat berupa pembiayaan jangka pendek atau jangka panjang.

b. Pembiayaan peternakan

Merupakan pembiayaan yang diberikan untuk sektor peternakan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang ternak kambing atau ternak sapi.

c. Pembiayaan industri

Merupakan pembiayaan yang diberikan untuk membiayai industri, baik industri kecil, industri menengah atau industri besar.

d. Pembiayaan pertambangan

Merupakan pembiayaan yang diberikan kepada usaha tambang. Jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau timah.

e. Pembiayaan pendidikan

Merupakan pembiayaan yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa pembiayaan untuk para mahasiswa.

f. Pembiayaan profesi

Merupakan pembiayaan yang diberikan kepada para kalangan profesional seperti dosen, dokter atau pengacara.

41

Merupakan pembiayaan untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan dan biasanya berjangka waktu panjang. 7. Perencanaan Pembiayaan

Suatu perencanaan yang baik dilakukan melalui berbagai proses kegiatan yang meliputi forecasting, objective, policies, programmes dan budget (Arifin, 2009: 244-249).

1) Forcasting adalah suatu peramalan usaha yang sistematis, untuk mencapai sesuatu yang paling mungkin diperoleh di masa yang akan datang dengan melakukan penaksiran dan perhitungan yang rasional atas fakta yang ada. Fungsi perkiraan adalah untuk memberikan informasi sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Langkah pertama yang harus dilakukan oleh manajemen bank adalah melakukan analisis terhadap kondisi (kekuatan dan kelamahan yang dimiliki) perusahaan serta situasi (peluang dan tantangan) yang dihadapinya (SWOT analysis), berdasarkan data informasi yang ada (existing conditions), internal dan eksternal dalam rangka perumusan kebijakan dasar. Kondisi internal meliputi potensi dan fasilitas yang tersedia, struktur aktiva, posisi dana, struktur pendapatan dan biaya. Sedangkan kondisi eksternal meliputi situasi moneter lokal dan internasional, situasi perdagangan lokal dan internasional, situasi persaingan serta market share yang dikuasai oleh di wilayah operasinya.

2) Objective (Tujuan) Pembiayaan

Langkah kedua dalah merumuskan tujuan pembiayaan. Tujuan pembiayaan merupakan bagian dari tujuan bank sebagai perusahaan, yaitu

42

memperoleh keuntungan bagi kesejahteraan stakeholders-nya. Oleh karena itu tujuan pembiayaan harus mendukung visi, misi dan strategi usaha bank.

3) Policies (Kebijakan) Pembiayaan

Bidang kegiatan pembiayaan yang perlu dirumuskan dalam kebijakan dasar (basic policies) meliputi hal-hal berikut :

a. Segmentasi pembiayaan.

b. Jenis pembiayaan yang disediakan bagi nasabah.

c. Wilayah pelayanan.

d. Sistem penyampaian produk dan jasa bank.

e. Distribusi pembiayaan. 4) Programmes

Programmes adalah sederetan kegiatan yang dipaparkan untuk melaksanakan policies. Program itu merupakan rencana kegiatan (action plan) yang dinamis biasanya dilaksanakan secara bertahap dan terikat dengan ruang (place) dan waktu (time). Program tersebut harus diselesaikan menurut schedules yaitu urut-urutan kegiatan menurut waktu tertentu (action step).

5) Budget

Budget adalah suatu taksiran atau perkiraan volume fortofolio pembiayaan yang ingin dicapai selama kurun waktu satu periode anggaran, termasuk biaya yang harus dikeluarkan dan pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang.

43

Pembiayaan menurut kualitasnya pada hakikatnya didasarkan atas resiko kemungkinan terhadap kondisi dan kepatuhan nasabah pembiayaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibanya untuk membayar bagi hasil serta melunasi pembiayaannya. Jadi unsur utama dalam menentukan kualitas tersebut adalah waktu pembayaran bagi hasil, pembayaran angsuran maupun pelunasan pokok pembiayaan dan terperinci atas (Rivai, 2008: 33-37) :

1) Pembiayaan lancar

Pembiayaan yang digolongkan lancar apabila memenuhi kriteria antara lain :

a. Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu. b. Memiliki mutasi rekening yang aktif.

c. Bagian dari pembiayaan yang dijamin dengan angunan tunai (cash collateral).

2) Perhatian khusus

Pembiayaan digolongkan pembiayaan dalam perhatian khusus apabila memenuhi kriteria :

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga bagi hasil yang belum melampui 90 hari.

b. Kadang-kadang terjadi cerukan. c. Mutasi rekening relatif aktif.

d. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan. e. Didukung oleh pinjaman baru.

44

Pembiayaan digolongkan ke dalam pembiayaan kurang lancar apabila memenuhi kriteria :

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bagi hasil. b. Sering terjadi cerukan.

c. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari.

d. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi. e. Dokumentasi pinjaman yang lemah.

4) Diragukan

Pembiayaan digolongkan ke dalam pembiayaan diragukan apabila memenuhi kriteria :

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bagi hasil. b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen.

c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari. d. Terjadi kapitalisasi bagi hasil.

e. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian pembiayaan maupun pengikat jaminan.

5) Macet

Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan macet apabila memenuhi kriteria :

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bagihasil. b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru.

c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar.

45 B. Pengawasan

1. Pengertian Pengawasan

Pengertian pengawasan meliputi segala kegiatan penelitian, pengamatan dan pengukuran terhadap jalannya operasi berdasarkan rencana yang telah ditetapkan, penafsiran dan perbandingan hasil yang dicapai dengan standar yang diminta, melakukan tindakan koreksi penyimpangan dan perbandingan antara hasil (output) yang dicapai dengan masukan (input) yang digunakan (Arifin, 2009: 135).

Pengawasan adalah proses pengawasan dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil

yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut (Sumarin,

2012: 97).

Pengawasan pembiayaan adalah tindakan pengawasan atau pengawalan dalam pengelolaan pembiayaan yang dimulai sejak pemberian pembiayaan hingga pembiayaan dilunasi oleh nasabah (Munir, 2009: 75).

Pengawasan diwujudkan melalui pengawasan tidak langsung terutama dalam pengawasan dini dengan melalui penelitian, analisis, dan evaluasi laporan bank sedangkan pengawasan langsung dalam bentuk pemeriksaan yang disusul dengan tindakan-tindakan perbaikan.

2. Ruang Lingkup Pengawasan Pembiayaan meliputi :

1) Memastikan bahwa setiap tahapan proses pemberian pembiayaan telah dilaksanakan sesuai ketentuan.

2) Memastikan bahwa semua persyaratan pembiayaan telah dipenuhi nasabah.

46

3) Monitoring penguasaan dan pengamanan jaminan.

4) Monitoring pemenuhan persyaratan yang hingga saat pencairan pembiayaan belum dipenuhi nasabah.

5) Monitoring perkembangan usaha nasabah.

6) Monitoring dokumen-dokumen pembiayaan yang akan jatuh tempo, misalnya masa berlaku akad, asuransi, legalitas usaha.

7) Monitoring kualitas aktiva produktif.

8) Monitoring pembentukan PPAP (Munir, 2009: 76).

Hasil utama dari pengawasan pembiayaan adalah dapat diketahuinya kondisi nasabah dan kualitas pembiayaan sebenarnya, sehingga dapat ditentukan langkah-langkah pembinaan yang tepat kepada para nasabah pembiayaan. Bagi nasabah yang usaha dan kualitas pembiayaannya rendah dapat segera diupayakan untuk ditingkatkan pembinaanya sehingga terhindar dari kemacetan atau segera dilakukan penagihan.

3. Tujuan Pengawasan Pembiayaan

Pengawasan pembiayaan dapat dicapai bila diupayakan tercipta pembiayaan yang sehat, maka tujuan pengawasan pembiayaan dapat berupa (Rivai, 2008: 490) :

a. Sistem/prosedur dan ketentuan-ketentuan sebagai dasar financial operation yang dilaksanakan semaksimum mungkin.

b. Penjaga dan pengamanan pembiayaan sebagai kekayaan harus dikelola dengan baik, agar tidak timbul risiko yang diakibatkan oleh penyimpangan-penyimpangan (deviasi), baik oleh debitur maupun intern perusahaan.

47

c. Administrasi dan dokumentasi pembiayaan harus terlaksana sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan sehingga ketelitian, kelengkapan, keaslian dan akuransinya dapat menjadi informasi bagi setiap lini manajemen yang terlibat dalam pembiayaan.

d. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam setiap tahap pemberian pembiayaan sehingga perencanaan pembiayaan dapat dilaksanakan dengan baik.

e. Pembinaan portofolio, baik secara individual maupun secara keseluruhan, dapat dilakukan sehingga mempunyai kualitas aktiva yang produktif dan mendukung menjadi bank yang sehat.

4. Fungsi Pengawasan Pembiayaan

Cakupan fungsi pengawasan penyaluran dana (pembiayaan) sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut : (Muhammad, 2000: 164).

1) Monitoring penyaluran dana (Pembiayaan).

Mengawasi pemberian penyaluran dana (pembiayaan) telah sesuai dengan kehati-hatian dan prinsip syariah.

2) Pengawasan penilaian kolektibilitas.

Mengawasi penilaian kolektibilitas penyaluran dana (pembiayaan) telah sesuai dengan ketentuan yang diatur bank Indonesia.

3) Pembinaan kepada nasabah penyaluran dana (pembiayaan).

Bank melakukan pembinaan terhadap nasabahnya antara lain melakukan kunjungan kepada nasabah, memberikan pembinaan dalam hal administrasi dan manajemen agar kualitas penyaluran dananya tetap baik.

48

Untuk nasabah yang berpotensi akan bermasalah, bank harus memberikan peringatan.

4) Memantau pengadministrasian dokumen.

Memantau pelaksanaan pengadministrasian dokumen penyaluran dana (Pembiayaan) agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5) Memantau kecukupan jumlah penyisihan penghapusan pembiayaan (PPAP).

6) Memastikan bank telah melakukan PPAP sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

7) Memantau pelaksanaan pengadministrasian dokumen penyaluran dana (pembiayaan) agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Prinsip Pengawasan Pembiayaan yaitu : (Arifin, 2009: 257-258). 1) Prinsip Pencegahan Dini

Adalah tindakan preventif terhadap kemungkinan terjadinya hal-hal yang dapat merugikan bank dalam pembiayaan atau terjadinya praktek-praktek pembiayaan yang tidak sehat. Pencegahan dini dilakukan dengan cara menciptakan struktur pengendalian internal yang handal, sebagai alat pencegahan yang mampu meminimalkan peluang-peluang penyimpangan dan alat untuk mendeteksi adanya penyimpangan, sehingga dapat segera diluruskan kembali. Struktur pengendalian internal ini harus diterapkan pada semua tahap proses pembiayaan mulai dari permohonan pembiayaan sampai pelunasan/penyelesaian pembiayaan.

49

Pengawasan melekat adalah dimana peran pejabat pembiayaan melakukan supervisi sehari-hari untuk memastikan bahwa kegiatan pembiayaan telah berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan dan ketentuan-ketentuan operasional lainnya dalam pembiayaan. Hasil kegiatan supervisi itu minimal berupa laporan-laporan tentang 1) Hasil penilaian kualitas portofolio pembiayaan secara menyeluruh. 2) Ada atau tidaknya pembiayaan yang dilakukan menyimpang dari kebijakan pokok pembiayaan, ketentuan syariah atau peraturan perundang-undangan lainnya. 3) Besarnya tunggakan pembayaran kembali pembiayaan yang telah diberikan dan pembayaran bagi hasilnya. 4) Pelanggaran atau penyimpangan yang dilakukan oleh pejabat yang berada dibawah supervisinya, berikut saran atau tindakan perbaikannya.

3) Prinsip Pemeriksaan Internal (Internal audit)

Pemeriksaan internal adalah upaya lanjutan dalam pengawasan pembiayaan untuk lebih memastikan bahwa pembiayaan dilakukan dengan benar sesuai dengan kebijakan pembiayaan dan telah memenuhi prinsip-prinsip pembiayaan yang sehat serta mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam pembiayaan.

6. Struktur Pengawasan Pembiayaan

Dalam pembiayaan tentunya juga memiliki struktur pengawasan yaitu meliputi (Rivai, 2008: 494) :

1) Pengendalian Intern

Pengawasan yang baik harus memiliki kemampuan, dalam arti handal dan dapat menjamin bahwa dalam penyaluran pembiayaan dapat dicegah

50

terjadinya penyalahgunaan wewenang oleh berbagai pihak, karena hal ini dapat merugikan dan dapat terjadi praktik pemberian pembiayaan yang tidak sehat.

2) Pejabat yang berwenang memberikan pembiayaan

Agar pemberian pembiayaan efektif dan efisien, maka perlu menghindari terjadinya penyelewengan dengan cara mematuhi kebijakan pembiayaan yang telah ditetapkan. Keprofesionalan pejabat dalam memberikan pembiayaan sangat besar perannya karena pejabat pemberi pembiayaan agar terhindar dari kegagalan pemberian pembiayaan dan minimal dapat mengurangi kemungkinan risiko yang akan terjadi.

3) Pemberian pembiayaan kepada pihak-pihak terkait

Perlu diketahui apakah ada pemberi pembiayaan kepada pihak-pihak yang

Dokumen terkait