• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini dimuat kesimpulan yang merupakan jawaban terhadap rumusan permasalahan yang diajukan pada bab satu. Selain itu untuk mengembangkan studi selanjutnya, penulis berusaha memberikan saran-saran kepada pihak yang terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

19

BAB II

LANDASAN TEORITIS TENTANG PRODUKSI

DAN PROGRAM

A. Analisis Program

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kata analisa memiliki persamaan kata dengan analisis. Sedangkan analisis sendiri yang terdiri dari susunan huruf analisis mempunyai makna, pertama penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan,dan sebagainya). Untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab, musabab, duduk perkaranya,dan sebagainya). Kedua penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan, dalam kimia adalah penyelidikan kimia dengan menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat bagiannya dan sebagainya. Keempat ialah penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya, dan kelima yakni pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya.

Sedangkan program sendiri dalam kamus besar Bahasa Indonesia memiliki arti yang relevan dalam pembahasan skripsi ini ialah berasal dari suku kata program yang bermakna rancangan mengenai asas serta usaha (ketatanegaraan,perekonomian,dan sebagainya) yang akan dijalankan.

Pada pembahasan ini maka analisa program ialah sebuah usaha penyelidikan atau pengamatan terhadap suatu peristiwa, dalam hal ini ialah tentang analisis program.

B. Program Dan Ruang Lingkupnya 1. Pengertian program

Menurut WJS Purwadarminto, pengertian program adalah acara, sementara kamus Webster Internasional Volume dua lebih merinci lagi, yakni : program adalah satu jadwal (schedule) atau perencanaan untuk ditindaklanjutin dengan penyusunan :”butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada di udara. Sedangkan pengertian program menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah acara seperti pertunjukan siaran, pagelaran, dsb. 1

Dalam media radio terdapat perbedaan arti kata yang jelas antara “program” dan “programa”. Programa di dunia radio berarti acara, sementara yang dimaksud dengan program adalah susunan kesatuan acara dalam sehari. Media televisi hanya mengistilahkan programing untuk pemograman 2.

Program siaran yang ada di Indonesia akan mengisi siarannya sepanjang rata-rata 18 sampai 24 jam setiap harinya. Sedangkan program siaran terdiri dari berbagai macam produksi siaran pendukung program. Dalam membuat produksi, produksi juga dapat dibuat sendiri oleh stasiun televisi yang bersangkutan (in house production) atau dibeli atau disewa dari luar, seperti dari production house atau distributor film asing, karena itu programer harus terlebih dahulu merencanakan pola siaran. Dari pola

1

DEPDIKBUD, kamus besar bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet ke-2,h.897

2

R.M Soenarto, Program Televisi dari Penyusunana samapai pengaruh siaran (Jakarta: FFTV-IKJ, 2007).cet. ke-1, h.1

21

siaran ini dapat diketahui dan ditentukan jenis-jenis programnya : program untuk anak-anak program untuk dewasa, program berita, program musik, program ilmu pengetahuan, dan lain-lain.

Program televisi adalah bahan yang telah disusun dalam suatu format sajian dengan unsur video yang ditunjang unsur radio yang secara tekhnis memenuhi persyaratan lain serta telah memenuhi standar estetika dan artistik yang berlaku.

Setiap program televisi punya sasaran yang jelas dan tujuan yang akan dicapai. Ada 5 parameter yang harus diperhitungkan dalam penyusunan program siaran televisi, yaitu:

a. Landasan filosofi yang mendasar tujuan semua program

b. Strategi penyusunan program sebagai pola umum tujuan program c. Sasaran program

d. Pola produksi yang menyangkut garis besar isi program

e. Karakteristik institusi dan manajemen sumber program untuk mencapai usaha yang optimum. 3

Landasan filosofis yang menyangkut segala macam program ialah pancasila dan UUD 1945 landasan dasar ini tetap, sedangkan aspek hukum dan operasional program televisi perlu bersifat luwes dalam rangka mengantisipasi pengalaman dan tekhnologi baru, serta inovasi yang terjadi sewaktu-waktu. Dengan demikian penyusunan program akan efektif dan

3

R.M Soenarto, Program Televisi dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran. (Jakarta: FFTV – IKJ, 2007) cet. Ke-1, h.5

tetap dalam kerangka landasan dasar, namun tetap sesuai dengan setiap situasi.

Pola strategi penyusunan program lebih menyangkut ke pola penyampaian tujuan program perlu disusun. Berkaitan dengan keluaran dari siaran yang sifatnya informatif maka strateginya adalah bagaimana menyentuh sadaran program sehingga tanpa disadari dapat mengarah ke pencapaian tujuan program yang telah ditetapkan. Dalam hal ini ada tiga variabel yang perlu diperhatikan yaitu :

a. Memotivasi dan merangsang kesadaran sasaran program

b. Mengarahkan kesadaran tersebut kearah garis pengembangan keseluruhan

c. Mengendalikan pengembangan untuk menyesuaikan dengan kondisi objektif.

Variabel pertama dan kedua berkaitan dengan konsep pendidikan. Variabel ketiga lebih berkaitan dengan konsep budaya. Ketiga variabel tersebut dapat dirumuskan menjadi satu supra konsep yaitu cultural educative. Jadi, strategi penyusunan progam secara menyeluruh didasarkan pada supra konsep cultural educative. Untuk itu diperlukan penyesuaian karakter yang cocok dengan persyaratan media itu sendiri. Dalam hal ini sasaran dapat menggunakan penglihatan dan pendengaran sebagai jembatan untuk menemukan hl-hal disenanginya. Sasaran menginginkan program karena menyukainya, mereka membutuhkan program tertentu karena merasa memperoleh manfaat. Mendengar dan melihat kebutuhan

23

berperan serta bersikap memerlukan perlakuan yang mendidik dan sekaligus pandangan kebudayaan.

Dengan kata lain, pemograman berarti merencanakan siaran dengan mengacu kepada hukum penyiaran (Broadcast Law) standar program dan dengan cepat menggali perubahan sosial gaya hidup dan kebutuhan penonton.

Pemograman tentu tidak dapat dilepaskan dari faktor biaya. Biaya dalam jumlah besar diperlukan untuk memulai suatu organisasi penyiaran televisi dan menjamin kelangsungannya. Sekali organisasi beroperasi, biaya akan mengalami pembengkakan. Selain itu, pola siaran yang dikembangkan berdasarkan definisi, kriteria dan mata acara siaran tidak bisa lepas dari butir-butir rencana sebagai berikut:

a. Butir-butir penekanaan pokok program

b. Waktu penyiaran seperti waktu prima (prime time) dan waktu untuk penyiaran siaran.

c. Jenis-jenis dan jumlah tiap-tiap program d. Perencanaan penyiaran ulang

e. Keputusan tentang materi program (pembeda materi yang harus diproduksi sendiri atau lokal dan materi yang harus dibeli atau disewa.

Secara etimologis, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, terbitan Departemen Pendidikan Kebudayaan (1998), program adalah acara (seperti sebuah siaran, pagelaran).4

Sedangkan Menurut AS Homby, program merupakan sebuah rancangan acara yang akan disiarkan ditelevisi. 5. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. 6 .

Secara terminologis, undang-undang penyiaran Indonesia tidak

menggunakan kata program untuk acara, tetapi menggunakan istilah “ siaran” yang di defenisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang

disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata “ program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada kata “siaran”

untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. 7 .

Sedangkan menurut Omar Abidin Gilang, program merupakan serangkaian acara atau suatu yang disiarkan dalam berbagai bentuk format oleh stasiun penyiaran.8. Menurut P.C.S Sutisno dalam bukunya pedoman praktis penulisan skenario televisi dan video (1993), mendefiniskan program televisi ialah bahan yang telah disusun dalam suatu format sajian

4

DEPDIKBUD, Kamus Besar B.Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka ), cet ke-1, h-702

5

AS Homby, Ap Cowie, Oxford Advanced Leaner’s (Oxford : University Press).

6

Morrisan M.A.Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta: Kencana, 2008), cet.ke-1,h. 97

7

Morrisan MA.Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta: Kencana, 2008), cet.ke-1, h.97

8

Omar Abidin Gilang, dalam Moeryanto Ginting Munthe, Media Komunikasi Radio, ( Jakarta:Pustaka Sinar Harapan, 1996),h. 62

25

dengan unsur-unsur video yang di tunjang unsur audio yang secara tekhnis memenuhi standar estetik dan artistik yang berlaku. 9. Menurutnya lagi, bahwa stasiun televisi dalam membuat suatu program terdiri dari para artis pendukung acara dan para kerabat kerja. Ide merupakan sebuah inti pesan yang akan disampaikan kepada khalayak, dituangkan menjadi suatu naskah yang disesuaikan dengan format siaran yang akan dibuat, kemudian diproduksi hingga menjadi suatu paket program siaran. Paket program siaran yang akan dibuat, kemudian diproduksi hingga menjadi suatu paket program siaran. Paket program siaran itulah yang kemudian ditayangkan melalui stasiun penyiaran televisi dan disebar luaskan ke seluruh pelosok melalui jaringan satelit komunikasi stasiun penghubung dan pemancar. Akhirnya paket program acara itu dapat didengar dan dilihat oleh pemirsa dirumah.

Siaran agama (religious programme), yang menjadi objek dari pembahasan dalam skripsi ini termasuk ke dalam kategori siaran pendidikan (educational programme). Disamping itu terdapat beberapa penggolongan program lain, yaitu siaran pemberitaan dan penerangan (news and information programmes), siaran kebudayaan (culture programmes). Siaran hiburan (entertainments) dan siaran lain-lain (miscell a neous).

9

Sutisno P.C.S, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio, (Jakarta: PT Grasindo: 1993 ). Cet ke-2,h. 9

2. Ruang Lingkup Program

Ruang lingkup program itu meliputi pra produksi, produksi, pasca produksi, evaluasi program, ide atau gagasan program, sasaran program, tujuan program, garis-garis besar isi program, jenis program, format program,dan tema dalam program Teropong Iman.

C. Produksi Program 1. Produksi

Produksi adalah suatu kegaiatan yang menghasilkan output dalam bentuk barang maupun jasa. Produksi sebuah program video dan televisi selalu dimulai dari ide atau gagasan yang kemudian dituangkan kedalam sebuah naskah atau script, naskah merupakan sebuah landasan yang diperlukan untuk membuat sebuah program video dan televisi apapun bentuknya.10

Menurut J.B Wahyudi secara kronologis, produksi mata acara

siaran dapat disusun sebagai berikut : “ Penentuan naskah - pertemuan program - hunting - pertemuan- produksi- latihan-latihan - akhir - shooting -editing - dan manipulating - review - preview - siaran”

Berpikir tentang produksi program televisi bagi seorang produser profesional, berarti mengembangkan gagasan bagaimana materi produksi selain mengibur, dapat menjadi suatu sajian yang bernilai dan memiliki

10

27

makna. Apa yang disebut nilai akan tetapi apabila sebuah produksi acara bertolak dari suatu visi. 11

Produksi (peliputan) adalah seluruh kegiatan peliputan (shooting) baik di studio maupun diluar studio, yang biasanya terdiri dari pengambilan gambar dilokasi sampai pada pemilihan busana, tata rias pengambilan gambar yang bagaimana yang dikerjakan dan lain-lain.

Dalam pelaksanaannya produksi ini, sutradara menentukan jenis shoot yang akan diambil di dalam adegan (scene). Biasanya sutradara mempersiapkan suatu daftar shoot (shoot list) dari setip adegan. Semua shoot dibuat catatan oleh bagian pencatatan dengan mencatat kode waktu (time code) dengan nomor pada pita. Nomor itu berputar ketika kamera dihidupkan dan direkam dalam gambar. Catatan kode waktu ini nanti akan berguna dalam proses editing.

Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap malam diakhir shooting hari itu untuk mengetahui apakah hasil pengambilan gambar baik atau tidak. Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan gambarnya. Semua adegan di dalam naskah selesai diambil, maka hasil gambar asli (original material atau row footage) dibuat catatannya (loading) untuk kemudian masuk dalam proses post production, yaitu editing.

Tahap pelaksanaan produksi suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap

11

Fred Wibowo, Dasar-dasarProduksi Program Televisi, ( Yogyakarta: PT Gramedia Widiarsarana Indonesia, 1997), cet. Ke-1 h.23

pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut standart operation procedure (SOP), seperti berikut :

a. Pra produksi ( ide, perencanaan, dan persiapan). b. Produksi (pelaksanaan)

c. Pasca produksi ( Penyelesaian dan penayangan). 12 2. Pra Produksi (Perencanaan dan Persiapan)

Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik,sebagian pekerjaan dan produksi yang direncanakan sudah beres.

Tahap pra poduksi meliputi tiga bagian seperti berikut : a. Penemuan ide

Tahap ini dimulai ketika seseorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.

b. Perencanaan

Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi dan crew.Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi

12

Sutisno P.C.S, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio, (Jakarta: PT Grasindo: 1993 ). Cet ke-1,h. 44-46

29

merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat dan sevcara hati-hati dan teliti.

c. Persiapan

Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perizinan dan surat menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting,meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik di selesaikan menurut jangka waktu kerja (time scedhule) yang sudah ditetapkan.

Kunci keberhasilan produksi program televisi sangat ditentukan oleh keberesan tahap perencanaan dan persiapan itu. Orang yang begitu percaya pada kemampuan teknis sering mengabaikan hal-hal yang sifatnya pemikiran diatas kertas. Dalam produksi program televisi, hal itu dapat berakibat kegagalan. 13

3. Pelaksanaan Produksi

Baru sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksana produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew mencoba mewujudkan apa yang direnacanakan dalam kertas dan tulisan (shooting scripti) menjadi gambar susunan gambar yang dapat bercerita.

Dalam pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shot yang akan diambil didalam adegan (scene). Biasanya sutradara mempersiapkan suatu daftar shot dan time code pada akhir penagmbilan adegan. Kode waktu (time code) adalah nomor pada pita. Nomor itu

13

Fred Wibowo, Dasar-dasarProduksi Program Televisi, ( Yogyakarta: PT Gramedia Widiarsarana Indonesia, 1997), cet. Ke-1 h.20

berputar ketika kamera dihidupkan dan terekam dalam gambar. Catatan kode waktu ini akan berguna dalam proses editing. 14

Biasanya hasil shooting dikontrol setiap malam di akhir shooting hari itu untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sungguh baik. Apabila tiak maka adegan itu perlu diulang pengambilan gambarnya. Semua adegan didalam naskah selesai diambil, maka hasil gambar asli (original material or row footage) dibuat catatannya (logging) untuk kemudian masuk dalam proses post production yaitu editing.

4. Pasca Produksi

Pasca produksi memiliki tiga langkah utama yaitu editing off line, editing on line, and mixing.

a. Editing off line

Setelah shooting selesai, script boy or girl membuat logging, yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar. Di dalam logging time code (nomor kode yang dibuat dan muncul dalam gambar) dan hasil pengambilan setiap shot dicatat. Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editing off line (dengan copy video VHS supaya lebih murah) sesuai dengan gagasan yang ada dalam sypnosis dan treatment. Sesudah hasil editing off line dirasa pas dan memuaskan barulah editing script. Naskah editing ini sudah di lengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi

14

Fred Wibowo, Dasar-dasarProduksi Program Televisi, ( Yogyakarta: PT Gramedia Widiarsarana Indonesia, 1997), cet. Ke-1 h.20

31

musik. Didalam naskah editing, gambar dan nomor kode waktu tertulis jelas untuk memudahkan pekerjaan editor. Kemudian hasil shooting, asli dan naskah editing diserahkan kepada editor untuk dibuat editing on line. Kaset HVS hasil editing off line dipergunakan sebagai pedoman oleh editor.

b. Editing on line

Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungan-sambungan setiap shot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan kode waktu dalam naskah editing, Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level yang sempurna. Setelah editing on line ini siap, proses berlanjut dengan mixing.15

c. Mixing

Narasi yang sudah direkam dan juga ilustrasi musik yang juga sudah direkam. Dimasukkan kedalam pita hasil editing on line sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam post production sudah selesai. Secara menyeluruh produksi juga sudah selesai. Setelah produksi selesai biasanya diadakan preview. Dalam preview tak ada lagi yang harus diperbaiki.

15

Fred Wibowo, Dasar-dasarProduksi Program Televisi, ( Yogyakarta: PT Gramedia Widiarsarana Indonesia, 1997), cet. Ke-1 h.22-24

Apabila semua sudah siap maka program ini siap juga untuk ditayangkan.

Penayangan program di stasiun televisi di batasi oleh frame waktu. Oleh karena itu, dalam screeting hal ini juga perlu diperhatikan. Apabila program ternyata melebihi frame waktu yang disediakan, harus dipotong di tempat yang tidak mengganggu kontinuitas program.16

5. Evaluasi Produksi

Evaluasi disini mempunyai dua maksud. Maksud yang pertama ialah evaluasi program yang bertujuan untuk menilai seberapa jauh program-program ini bisa dianggap baik meurut sasaran. Maksud yang kedua ialah evaluasi instruksional. Maksud yang kedua adalah evaluasi intruksional. Disini tidak dibicarakan mengenai kemampuan dan kelemahan program, tetapi yang diutamakan ialah kemampuan audiens dalam memahami isi program intruksional yang diselenggarakan. 17

Mengenai penelitian terhadap respons dari khalayak, maka pokok-pokok yang dinilai (evaluasikan ) adalah :

a. Bagaimana sifat respon itu : Lunak, menyenangkan atau berupa kritik. b. Apakah respons tersebut menguntungkan atau tidak, disampaikan

secara resmi atau tidak.

16

Fred Wibowo, Dasar-dasarProduksi Program Televisi, ( Yogyakarta: PT Gramedia Widiarsarana Indonesia, 1997), cet. Ke-1 h.22-24

17

Pawit M Yusup, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Intruksional, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1990), cet. Ke-1, h.121

33

c. Apakah respon itu menunjukkan bahwa publik atau khalayak menaruh perhatian atas masalah yang dikemukakan dalam pesan.

d. Apakah respons memberi kesimpulan bahwa pesan difahami oleh komunikasi.

e. Adapun evaluasi mengenai berhasil tidaknya suatu pesan yang telah dilancarkan oleh suatu organisasi instansi adalah dengan mengadakan Reader Interest Study and Readibility Test. Kemungkinan lain untuk mengukur efektifitas suatu pesan adalah dengan radio dan televisi audience research serta programme analysis test.18

Mengenai ukuran efektifitas terhadap khalayak atau public perlu diketahui seberapa luas atau jumlah pengikut atau pendukung ide sebelum dan sesudah pesan yang akan diukur efektifitasnya dan bagaimana proporsi perbandingan antara apa yang disukai dan apa yang tidak disukai dari pesan. 19

Tujuan untuk melihat rating and share program Teropong Iman juga untuk mengetahui seberapa jauh program Teropong Iman bisa dianggap baik menurut sasaran, apakah outputnya dari tayangan tersebut dapat memberikan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat atau tidak.

Dari hasil evaluasi tersebut, pengelola program Teropong Iman juga memberikan liputan tentang do'a-do'a yang diajarkan di agama Islam, informasi yang disajikan berbeda-beda setiap episodenya sesuai dengan

18

Phil Astrid S, Susanto , Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung : PT Rindang Mukti, 1997), cet.ke-2,h.157

19

Phil Astrid S, Susanto , Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung : PT Rindang Mukti, 1997), cet.ke-2,h.156

program Teropong Iman, agar penonton dirumah tidak bosan dengan acara tersebut. 20

20

35

BAB III

GAMBARAN UMUM TRANS TV

DAN PROGRAM TEROPONG IMAN

A. Sekilas Tentang Trans TV

1. Sejarah Berdirinya dan perkembangan Trans TV

PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV) merupakan perusahaan yang dimiliki oleh TRANS CORPORATION, yang juga merupakan pemilik dari TRANS 7 memperoleh ijin siaran pada bulan Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim antar departemen pemerintah, maka sejak tanggal 15 Desember 2001, TRANS TV memulai siaran secara resmi.

Di samping penghargaan-penghargaan yang diperoleh oleh TRANS TV, stasiun yang memiliki motto milik kita bersama ini, banyak melakukan kegiatan sosial sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan di sekitarnya serta tanah air, TRANS TV telah berusaha melakukan beberapa kegiatan-kegiatan sosial yang disalurkan oleh Unit Marketing Public Relations dan Unit Community Development. Salah satu wujud kegiatan sosial tersebut adalah memberikan bantuan perbaikan dan pembangunan sarana fisik termasuk pendirian tempat ibadah di beberapa kota, pendirian taman bermain dan perpustakaan. Dan TRANS TV juga membantu Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu

usia SD di lokasi Pesantren Tengku Cik Oemar Diyan, Indrapuri, Aceh Besar.

Tidak hanya itu, TRANS TV juga membangun Rumah Anak Madani (RAM) sebagai wisma untuk anak korban gempa dan tsunami yang terletak di Jalan Raya Veteran, Kebun Helvitia, Pasar 7, PTPN II-Medan, Sumatera Utara. Pada tanggal 5 Februari 2005 lalu, Wakil Presiden RI, Bapak Jusuf Kalla telah melakukan peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan. RAM juga telah diresmikan pada bulan Desember 2005 dan pada saat itu telah menampung lebih dari 300 anak.

Demikian banyaknya bantuan yang diberikan TRANS TV, maka sudah sepantasnya banyak penghargaan yang diperolehnya. Tak hanya bantuan yang diberikan oleh TRANS TV sebagai buktu kecintaannya kepada bangsa ini, TRANS TV juga menyajikan acara-acara yang bervariatif dengan kemasan yang menarik. Di antaranya program hiburan, pendidikan, news, kuliner, film dan lain sebagainya. Dan berikut gambar ragam acara yang dimilikinya.

2. Visi, Misi dan Tujuan Trans TV Visi

Visi Trans TV yaitu menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan program-program berkualitas, berperilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta

37

mitra kerja, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat.

Misi Trans TV

Misi Trans TV yaitu Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi.

Tujuan Trans TV

Dokumen terkait