ANALISIS PRODUKSI PROGRAM TEROPONG IMAN
DI TRANS TV
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
EKI SUSHANTI NIM. 106051001805
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, saya telah
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat
atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 19 April 2013
i ABSTRAK Eki Sushanti
Analisis Produksi Program Teropong Iman Di Trans TV
Program Teropong Iman di Trans TV merupakan program yang bernuansa religius yang khusus dihadirkan Trans TV bagi pemirsa di rumah. Program yang meliputi berbagai perkembangan atau do’a-do’a yang disertai dengan tafsir dan Al-Qur’an. Program yang disajikan dengan gaya bahasa yang ringan dan mudah dimengerti yang disampaikan oleh Aa Jimmy dan Robin sebagai presenter. Peneliti tertarik pada program dakwah Teropong Iman di Trans TV yang menjelaskan tentang seberapa besar keimanan seseorang, dan seberapa banyak pengetahuan masyarakat tentang agama Islam.
Dari penjelasan di atas maka muncullah pertanyaan sebagai berikut: Bagaimanakah pra produksi program Teropong Iman di Trans TV? Bagaimanakah pelaksanaan produksi program Teropong Iman di Trans TV? Bagaimanakah pasca produksi program Teropong Iman di Trans TV? Bagaimanakah evaluasi program Teropong Iman di Trans TV? Apa kelebihan dan kelemahan program Teropong Iman di Trans TV?
Proses pra produksi program Teropong Iman yaitu perencanaan ide/gagasan, sasaran program, tujuan program, garis-garis besar isi program, jenis program, format program, menentukan tema. Pelaksanaan produksi program Teropong Iman yaitu materi produksi, sarana dan prasarana, organisasi pelaksana produksi. Pasca produksi program Teropong Iman yaitu editing, pengisian suara, subtittle, tittle, ilustrasi, dan efek. Evaluasi program Teropong Iman yaitu untuk melihat rating and share maka program ini menjadi lebih suskses. Kelebihan dan kelemahan program Teropong Iman yaitu penyampaian informasi yang baik, yang mana informasi-informasi tersebut dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat yang dikemas secara menarik dan kelemahannya program ini sifatnya rekaman (recording)
Sedangkan teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori dari Maxine K. dan Reed bahwa proses produksi mempunyai kewajiban mengubah konsep atau ide di dalam naskah menjadi program yang terpadu, menarik, kreatif, dan efektif untuk ditayangkan. Begitu juga dalam memproduksi acara Teropong Iman mempunyai kewajiban untuk mengubah ide di dalam naskah agar menjadi sebuah tayangan yang menarik untuk di tonton.
Metode yang digunakan penulis dalam mencari data yang diperlukan adalah metode analisis program melalui pendekatan kualitatif, yaitu dengan cara melalui pengamatan lapangan, wawancara, dan dokumentasi di Trans TV Jakarta secara langsung. Dengan subjek penelitian adalah Trans TV dan Objeknya adalah program Teropong Iman.
ii
Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa terucap kepada Allah SWT dari
lisan manusia yang taat kepada-Nya, yang masih memberikan kesempatan kepada
penulis untuk beribadah kepada-Nya dan untuk bersholawat kepada kekasihnya,
serta dengan izinnya pula penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Sholawat serta salam senantiasa terucap kepada manusia yang agung, yang
bagus ucapannya, yang luhur budi pekertinya, yang tidak pernah lelah untuk
mengajak umatnya kepada jalan yang benar serta yang akan menyelamatkan
umatnya di dunia dan di akhirat beliau adalah Sayyidina Muhammad bin
Abdillah.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyadari benar bahwa tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak terkait, penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Karena berkat arahan, bantuan, petunjuk dan motivasi yang
diberikan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna mencapai gelar
Strata Satu (S1) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran islam (KPI), Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Fidkom), Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua penulis, Bapak Juwarto dan Ibu Warsiti yang
tak henti-hentinya mendoakan, memberi dukungan, semangat dan motivasi
iii
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
penulisan skripsi, rasa terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Kepada bapak Dr. Arief Subhan M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Pudek 1 Drs. Wahidin Saputra, M.A,
Pudek II Drs. H. Mahmud jalal, M.A, Pudek III Drs. Study Rizal LK,
M.A
3. Kepada Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Drs. Jumroni. M.Si.
4. Sekertaris jurusan KPI Ibu Hj. Umi Musyarrofah, M.A yang telah
membantu peneliti dalam menyelesaikan nilai akademis dikampus tercinta
ini.
5. Drs. Wahidin Saputra, M.A selaku pembimbing yang telah membimbing
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Kepada para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
telah memberikan dedikasinya sebagai pengajar yang memberikan
berbagai pengarahan, pengalaman, serta bimbingan kepada peneliti selama
dalam masa perkuliahan.
7. Kepada bapak/ibu pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
Fakultas yang telah membantu peneliti dengan penyediaan bahan-bahan
iv
membantu memberikan data-data demi terselesainya skripsi ini.
9. Keluarga Besar KPI angkatan 2006, khususnya KPI B angkatan 2006 yang
sudah memberi keceriaan dengan indahnya persahabatan yang telah kalian
berikan, yang telah menjadi keluarga serta inspirasi bagi penulis.
10.Keluarga Besar KPI angkatan 2006, khususnya KPI B angkatan 2006.
11.Keluarga Besar KKN Desa Purwabakti Cianten Bogor 2009 yang telah
memberikan dorongan dan do’a kepada peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini.
12.Kepada Kekasihku Iyus Suryana yang telah memberikan semangat dan
motivasi kepada peneliti dalam mengerjakan skripsi.
13.Kepada semua pihak yang terlibat membantu dalam penulisan skripsi ini.
Pada akhirnya penulis hanya dapat mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya. Hanya ucapan inilah yang dapat penulis berikan, semoga Allah
yang akan membalas semua kebaikan keluarga dan sahabat-sahabatku tercinta.
Amin ya Rabbal Alamin.
Jakarta, 19 April 2013
vi
2. Sasaran Program Teropong Iman ... 42
3 . Tujuan Program Teropong Iman ... 43
4. Garis-garis besar isi program Teropong Iman ... 43
5. Jenis-jenis program Teropong Iman ... 44
BAB IV ANALISIS PROGRAM TEROPONG IMAN DI TRANS TV A. Pra Produksi Program teropong Iman ... 46
E. Kelebihan Dan Kekurangan Program Teropong Iman ... 75
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 76
vii
viii
Tabel 1 : Deskripsi Program Teropong Iamn di Trans TV ... 58
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyebaran teknologi informasi media massa telah lebih jauh
memasuki pola peradaban manusia. Hal ini sudah banyak diangkat oleh para
pengamat masalah sosial budaya dan ahli-ahli komunikasi massa. Indonesia
tidak mungkin menghindar dari gebrakan tekhnologi yang kian hari terus
menuntut, baik secara langsung maupun tidak. Siap atau tidak siap,
masyarakat harus menerima kehadiran teknologi komunikasi massa yang
canggih seperti halnya televisi.
Pesatnya perkembangan media informasi dan komunikasi melahirkan
suatu peradaban baru yang mampu mengubah kehidupan yang sudah tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu. Keadaan media televisi di Indonesia saat ini
sudah sangat berkembang, bahkan media televisi kini benar-benar
menunjukan kemampuannya yang tak terkendali, bukan sekedar kelas
pengatur tetapi karena mayarakat kini hidupnya begitu bergantung dengan
media.
Televisi merupakan media informasi massa yang saat ini berkembang
begitu pesat. Sejak era reformasi, kesempatan untuk menyatakan kebebasan
berpendapat sangat besar. Apalagi kini televisi tidak lagi menjadi monopoli
pemerintah. Sebelum era tv swasta nasional lahir, hanya ada satu stasiun
stasiun televisi di negara ini. Perubahan drastis dimulai ketika di tahun 90-an
awal, RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) memulai siaran secara
nasional. Sejak saat itu televisi swasta nasional yang lain mulai bermunculan,
mulai tahun 1999, lahir 5 stasiun televisi nasional baru, antara lain METRO
TV, TRANS TV, TV 7 (di tahun 2007 berubah nama menjadi TRANS 7
karena diakuisi oleh TRANS CORP). Dan TV ONE. Total 10 stasiun televisi
nasional yang mengudara hingga sekarang. 1
Televisi merupakan salah satu media massa yang mempunyai
pengaruh cukup efektif sebagai penyebar pesan-pesan kepada khalayak ramai.
Kehadiran televisi sebagai media komunikasi bisa membawa dampak positif
maupun dampak negatif, tergantung bagaimana memanfaatkan media tersebut.
Media televisi adalah media audio visual yang disebut juga media
dengan pandang atau sambil didengar langsung dan juga dapat dilihat. Di
bandingkan dengan media radio siaran, penanganan produksi dan penyiaran
media televisi jauh lebih besar. Berbeda dengan media radio yang
menstimulasikan daya reka (imajinasi) pendengarnya, maka media televisi
bersifat realistis, yaitu menggambarkan apa yang nyata. Menyaksikan
tayangan televisi tidak mungkin sesantai mendengar radio, kita tidak mungkin
menyaksikan tv sambil mengemudikan kendaraan, atau sedang mengetik di
kantor, tapi persamaannya tetap ada, yaitu sifat komunikasinya satu arah dan
bahasa yang digunaka tetap bahasa tutur.
1
3
Televisi merupakan hasil produk tekhnologi tinggi (hi-tech) yang
menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak yang mana
mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu. 2
Dihampir studio tv yang ada, kini menampilkan acara-acara dakwah
yang menghadirkan para da'i untuk mengupas kajian-kajian dan tema sesuai
dengan kebutuhan. Stasiun televisi seperti TVRI, RCTI, Indosiar, SCTV,
Trans TV, dan Trans 7. Juga menyajikan acara penyampaian pesan-pesan
ajaran Islam atau dakwah dalam beberapa sajian acaranya. 3
Media televisi mengalami perubahan tekhnologi secara bertahap.
Televisi hitam-putih merupakan televisi generasi pertama, yang kemudian
diperbaiki dengan menambahkan sebuah prisma duchroic yang membentuk
tiga warna dasar, yaitu merah (red), hijau (green), biru (blue). Dari sinilah
kemudian perkembangan televisi semakin pesat. Sedemikian pesatnya
perkembangan televisi hingga dampak siarannya menyebabkan seolah-olah
tidak ada lagi batasan antara satu negara dengan negara lainnya, terlebih
setelah digunakannya satelit untuk memancarkan signal televisi. Dan inilah
yang disebut globalisasi di bidang informasi4
Komunikasi dengan menggunakan media sekarang ini menurut para
ahli komunikasi cukup besar pengaruhnya dalam membentuk dan merubah
masyarakat. Keberadaan media massa seperti televisi, film, radio, surat kabar,
majalah atau internet sebagai komunikasi abad modern dapat berpengaruh
2
Askurifai Baksin, Jurnalistik televisi-teori dan praktek, (Bandung : Sombiosa Rekatama Media), hal. 16
3
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta:Amzah, 2009 ) hal. 272
4
luas bila dibanding dengan komunikasi tatap muka. Dengan pesatnya
perkembangan tekhnologi dan informasi, perubahan yang dibawanya dapat
menyentuh segala aspek kehidupan masyarakat sehingga sangat luas
jangkauan perubahan dalam komunikasi.
Televisi merupakan media audio visual yang sangat efektif dalam
menyebarkan informasi kepada khalayak atau pemirsa. Dalam
perkembangannya, sekarang ini televisi sudah sangat memasyarakat
sebagaimana halnya radio. Televisi itu media yang efektif untuk
menyampaikan berbagai informasi, karena melalui televisi pesan-pesan atau
informasi dapat sampai kepada audiensi dengan jangkauan yang sangat luas.
Televisi merupakan hasil tekhnologi elektronik yang dapat menyiarkan suatu
program dalam bentuk suara sekaligus gambar dari stasiun yang
memancarkannya.
Televisi sangat efektif untuk digunakan sebagi media penyampaian
pesan-pesan dakwah karena kemampuannya yang dapat menjangkau daerah
sangat luas. Dakwah melalui televisi dapat dilakukan dengan berbagi cara baik
dalam bentuk ceramah, sandiwara, fragmen ataupun drama. Melalui televisi
seorang pemirsa dapat mengikuti kegiatan dakwah. Program-program siaran
dakwah yang dilakukan, hendaknya mengenai sasaran objek dakwah dalam
berbagai bidang sehingga sasaran dakwah dapat meningkatkan pengetahuan
dan aktifitas beragama melalui program-program siaran yang disiarkan
5
Televisi memang semakin dekat dengan anak-anak. Begitu banyak
pilihan acara yang disuguhkan berbagai stasiun televisi yang membuat anak
semakin senang nongkrong didepan layar televisi. Televisi juga dapat
berfungsi sebagai media pendidikan. Pesan-pesan edukatif baik dalam aspek
kognitif, afektif ataupun psikomotorik bisa dikemas dalam bentuk program
televisi. Secara lebih khusus televisi dapat dirancang atau dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran. Pesan-pesan instruksional, seperti percobaan di
laboratorium, dapat diperlihatkan melalui tayangan televisi. Televisi juga
dapat menghadirkan objek yang berbahaya seperti reaksi nuklir, objek yang
jauh, objek yang kecil seperti amuba, dan objek yang besar secara nyata ke
dalm kelas. 5
Media yang paling diminati oleh publik dan paling memberikan
pengaruh besar kepada khalayak yaitu televisi, karena televisi memiliki
kekuatan yang sangat mempengaruhi khalayak. Televisi juga salah satu alat
dalam penyebaran informasi dan dengan menggunakan perangkat satelit, kini
menjadi media informasi yang terus berkembang pesat. Sedangkan dalam
ilmunya perkembangan yang sangat pesat itu adalah komunikasi massa,
karena komunikasi telah menjadi ilmu yang sangat menarik. Hal ini
disebabkan oleh peranannya yang menyentuh aspek kemanusiaan. Televisi
adalah panduan radio (broadcast) dan film (movie picture). Penonton di
rumah tidak mungkin menayangkan siaran televisi, jika tidak ada gambar.6
Akhir-akhir ini media televisi mempunyai kedudukan yang baik dan banyak di
minati masyarakat, bukan hanya di negara kita saja, tapi di negara-negara
maju, termasuk Amerika Serikat di dalamnya.7
Di Indonesia kecenderungan televisi swasta sudah mulai mengarah
kepada sistem di Amerika. Munculnya televisi komersial swasta semakin
menyemarakkan dunia pertelevisian saat ini dan termasuk di dalamnya adalah
produk siaran luar negeri. Dimulai pada tahun 1989 dengan munculnya RCTI,
TPI, SCTV, Indosiar, ANTeve, Trans TV, Trans 7, TV One, Metro TV, JAK
TV, CTV Banten dan Global TV. Kesemuanya sekarang semakin populer
dimata masyarakat kita, apa yang menarik kemudian adalah, bahwa televisi
swasta telah menjelma sebagai industri dengan beberapa karakteristik:
1. Memperlakukan tayangan sebagai komoditi.
2. Mengandalkan iklan sebagai sumber pamasukan dana terbesar.
3. Kompetisi semua televisi untuk menyajikan yang terbaik bagi pemirsa
dengan harapan meningkatkan volume iklan.
4. Mendorong tumbuhnya aktivitas ekonomi dalam sektor lain, yang
mendukung operasi lain.
5. Berkembangnya televisi sebagai stasiun distribusi informasi tanpa harus
memperbaiki materi tayangannya.
6. Mengorientasikan tayangan pada kepentingan dan minat masyarakat yang
dikaji berdasarkan penelitian kebutuhan khalayak sasaran sekalipun tidak
menutup kemungkinan ditayangkannya kepentingan pihak sensor.
7
7
7. Televisi berperan dominan sebagai lembaga komersial yang mendukung
ide pokok kapitalisme, yakni produksi dan reproduksi. Hal ini nampak
pada kecenderungan media televisi swasta untuk merima transaksi
barang-barang dan sekaligus iklannya.
8. Jaringan kerja televisi memiliki aset internasional dalam hubungannya
dengan penyebarluasan iklannya.8
Untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat, maka setiap stasiun
televisi di Indonesia berlomba-lomba untuk membuat suatu program yang
semenarik mungkin sehingga hal ini menjadi salah satu persaingan industri
televisi pada saat ini. Setiap stasiun televisi lebih banyak menayangkan
program acara yang sifatnya menghibur dibandingkan tayangan yang bersifat
mendidik. Di tengah perkembangan yang pesat televisi swasta saat ini, televisi
telah menawarkan berbagai macam acaranya yang diformat sedemikian rupa,
tentunya disesuaikan dengan visi dan misi dari televisi itu sendiri. Diantara
keanekaragaman acara televisi, ada yang bersifat infotainment seperti program
acara agama, siaran berita dan sebaginya. Serta ada pula televisi acara yang
bersifat entertainment seperti musik, film, kuis, reality show dan sebagainya.
Linda Poernomo Puteh menggambarkan bahwa efek dari acara televisi
dapat menimbulkan tiga hal, yaitu:9
1. Acara televisi dapat mengancam nilai-nilai sosial yang ada dalam
masyarakat.
8
Arini Hidayat, Televisi dan Perkembangan Sosial Anak, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), Cet. Ke-1, h. 75 – 76
9
2. Acara televisi dapat menguatkan nilai-nilai sosial yang ada dalam
masyarakat.
3. Acara televisi akan membentuk nilai-nilai sosial baru dalam kehidupan
masyarakat.
Pada saat ini, persaingan televisi sangat mempengaruhi khalayak,
program-program yang ditawarkan oleh televisi swasta juga sudah diformat
sedemikian rupa. Setiap cara yang disuguhkan memiliki peran yang cukup
besar dalam menyampaikan ide, visi, oleh misi para podusernya sehingga
televisi terbukti dapat mempengaruhi opini publik. Oleh karena itu, khalayak
penonton mempunyai berbagai pilihan untuk menonton program siaran
televisi. Khusus bagi mereka yang sudah berkecimpung di dunia media
penyiaran maka mereka butuh perhatian khusus agar program siarannya terus
menerus akan meningkat, jika mereka tidak meningkatkan program siarannya,
maka program siaran mereka akan ditinggalkan penontonnya.
Hadirnya kecanggihan tekhnologi komunikasi termasuk televisi juga
turut serta mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, bahkan di
dalamnya terdapat kegiatan dakwah. Televisi merupakan salah satu alat yang
bersifat audio visual, sehingga dapat memudahkan acara program dakwah
untuk ditampilkan. Televisi dapat juga digunakan sebagai media dakwah,
sebab dakwah melalui televisi sangat diharapan dapat berjalan dengan efektif
dan efesien . Televisi bermanfaat untuk kegiatan dakwah , karena televisi lebih
sesuai dan televisi salah satu media elektronik yang dapat dijangkau seluruh
9
pemirsa juga dapat mudah menerimanya. Dakwah sebagai salah satu kegiatan
komunikasi yang diharapkan pada perkembangan dan kemajuan tekhnologi
yang semakin canggih, memerlukan adaptasi terhadap kemajuan itu. Artinya
dakwah dituntut untuk dikemas dengan terapan media komunikasi sesuai
dengan media yang dihadapi.
Dengan hadirnya televisi sebagai media dakwah, maka diharapkan
mampu memberikan manfaat bagi perkembangan dakwah Islam, sebab jika
media tersebut dimanfaatkan kearah yang positif, maka dampak-dampak
negatif yang ditimbulkan media elektronik bisa diimbangi dengan berbagai
macam kegiatan atau program-program yang positif tersebut. Selanjutnya
adalah bagaimana menjadikan suatu program keagamaan yang menarik,
karena selama ini anggapan penonton televisi siaran keagamaan terlalu
monoton, bukan tidak mungkin program keagamaan dikemas sebaik mungkin
tanpa meninggalkan inti dari agama itu sendiri. Sehingga program keagamaan
di TV mempunyai tempat kepada pola tingkah laku yang lebih baik setelah
menonton siaran keagamaan.
Dari banyaknya stasiun televisi yang ada saat ini salah satu yang
menghadirkan program keagamaan yaitu program acara Teropong Iman di
Trans Tv. Program ini termasuk salah satu bentuk acara dakwah islamiyah
atau yang disebut sebagai salah satu program keagamaan yang ditayangkan
melalui stasiun TV. Presenter acara Teropong Iman yaitu Aa Jimmy, dan ia
akan siaga meneropong dan mengulas perilaku manusia dari sudut pandang
norma Islami dalam “TEROPONG IMAN” yang tayang setiap Selasa Pkl.
reality show yang berbasis pada religi agama Islam. Teropong Iman
meneropong dan mengulas perilaku manusia dari sudut pandang norma Islami
yang dipandu oleh Aa Jimmy, program ini mengangkat masalah keseharian
yang diangkat menurut panduan Al-Qur’an dan hadist., penyajiannya sangat
ringan, lucu tanpa mengindahkan bobot materinya. Aa Jimmy akan terjun
langsung kelapangan mengupas sebuah sunnah rasul yang biasa ditemui
sehari-hari secara ringan, gamblang dan modern. Kejadian unik dan kelucuan
yang tak terduga menjadi khas bagi Teropong Iman. Program ini dapat
menjadi suatu tayangan yang mendidik dan dapat menambah pengetahuan.
Selain lucu, acara ini ditambahkan ilmu mendalam dari ustadz tertentu untuk
mengupas tentang tema yang dibawakannya. Dalam siarannya, program ini
membahas tentang “Mimpi buruk, Facebook, Nikah siri, Masa idah dan Mandi
junub”. Melihat dari latar belakang bahwa televisi merupakan sarana yang
efektif dalam menyampaikan program islami melalui program yang
ditayangkan. Maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul skripsi .
“Analisis Produksi Program Teropong Iman di Trans TV”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Agar lebih memfokuskan penelitian ini maka skripsi hanya akan
peneliti batasi pada dua tema program Teropong Iman di Trans TV pada
bulan Maret 2010. Masing-masing dua tema memiliki judul, yakni
11
2. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut:
a. Bagaimanakah pra produksi pogram Teropong Iman di Trans TV?
b. Bagaimanakah pelaksanaan produksi program Teropong Iman di Trans
TV?
c. Bagaimanakah pasca produksi program Teropong Iman di Trans TV?
C. Tujuan dan manfaat penelitian
1. Tujuan penelitian ini secara umum adalah :
a. Mengetahui pra produksi program Teropong Iman di Trans TV
b. Mengetahui pelaksanaan produksi program Teropong Iman di Trans
TV
c. Mengetahui pasca produksi program Teropong Iman di Trans TV
2. Manfaat Penelitian a. Secara Akademis
Penelitian ini di harapkan memberi masukan dalam segi
keilmuan komunikasi terutama dari peminat media studi tentang
proses produksi dan evaluasi program di media televisi dan diharapkan
dapat berguna bagi pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang
dakwah Islam, khususnya program keagamaan dengan melalui sarana
televisi.
b. Secara Praktis
a) Penelitian ini diharapkan menjadi informasi awal bagi penelitian
yang serupa di waktu mendatang.
b) Menjadi masukan bagi institusi penyelenggara siaran televisi
terutama terkait dengan produksi program televisi.
Peneliti akan berupaya semaksimal mungkin dalam penelitian di
program “Teropong Iman”, sehingga dapat diketahui beragam hal
yang berkaitan dengan program acara tersebut.
D. Metodologi Penelitian 1. Metodologi Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yakni penelitian
yang dilalui dengan proses observasi, pengumpulan data yang akurat
berdasarkan fakta di lapangan di sertai wawancara dengan nara sumber.
Adapun metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu
menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan dianggap akurat serta
menuangkannya dalam konteks penulisan skripsi ini.
Bogdan dan Taylor dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif
mendefinisikan : " Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa data-data atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati. 10
10
13
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah para produser Bpk. Bahwani,
Assistant Produser Mba Endah, kameramen Mas Aditya Sukardi, reporter
Mba Mirfa pada program “Teropong Iman” yang ada di Trans Tv.
Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah proses pra produksi,
produksi, serta pasca produksi program tersebut.
3. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data di Trans Tv
yang berhubungan dengan program acara “Teropong Iman di Trans Tv”
adalah:
a. Observasi
Observasi adalah berupa kegiatan mengenai yang berhubungan
dengan pengawasan, peninjauan, penyelidikan, dan riset. Teknik yang
peneliti gunakan dalam observasi ini adalah yang sifatnya langsung.
Langsung adalah mengikuti shooting acaranya, tetapi sifatnya tidak
secara langsung. Tidak secara langsung adalah pengamatan di televisi.
Observasi dilakukan langsung oleh penulis untuk mendapatkan data
mengenai program acara “ Teropong Iman” yang meliputi : materi,
format, host dan lain sebagainya yang berkaitan seputar program acara
Teropong Iman.
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu alat pengumpulan informasi yang
langsung tentang beberapa jenis data. Penulis menggunakan teknik
wawancara yang dilakukan dengan Bapak Bahwani sebagai produser
pelaksana program acara Teropong Iman, serta kru produksi, kru
teknis, dan kru production support yang mendukung proses produksi
acara Teropong Iman.
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan menginfestasi
dokumen-dokumen yang relevan dan terkait dengan permasalahan yang di teliti.
d. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi
kesatuan yang bisa dikelola, mensistesiskannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang
lain. 11
Dari data-data yang dikumpulkan, kemudian penulis mengolah
dari hasil analisis tersebut dari hal-hal yang terasa kurang pas
kemudian peneliti kritisi. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif analisis yaitu pelaporan data dengan menerangkan, memberi
gambaran, dan mengklasifikasikan serta menginterpretasikan data yang
terkumpul tadi apa adanya, kemudian setelah itu di simpulkan.
11
15
e. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu stasiun televisi
swasta Trans TV. Jl. Kapt. P. Tendean Kavling 12-14 A Jakarta 12790,
Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2010
hingga tanggal 30 Maret 2010.
f. Tekhnik Penulisan Data
Di dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan buku
pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) karya
Hamid Nasuhi dan kawan-kawan yang diterbitkan CeQDA (Center for
Quality Development and Assurance ) Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
E. Tinjauan Pustaka
Sebelum penulis mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian
menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah maka langkah awal yang perlu
dilakukan adalah menelaah terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi yang sudah
ada, yang mempunyai judul atau objek dan subjek penelitian yang sama
ataupun hampir sama dengan penulis teliti. Maksud tinjauan kepustakaan ini
adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti sekarang tidak sama
dengan penelitian dari skripsi-skripsi terdahulu.
Gay (1976), berpendapat bahwa “ kajian pustaka meliputi
dokumen-dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian"12
Walaupun penelitian mengenai produksi program telah banyak
dilakukan oleh peneliyi-peneliti sebelumnya, seperti Yofy Andres yang
menulis tentang Analisis Produksi Program Drama Komedi Sitkom “OB”
Office Boy di RCTI, Fitri Nurjanah menulis Analisis Program Kajian
Silaturahmi di Trans 7, dan Vina Monika menulis Analisis Program
Perjalanan 3 Wanita di Trans TV. Kesamaan skripsi penulis dengan ketiga
skripsi sebelumnya ialah menggunakan teori analisis program dan subjek yang
diteliti berupa kalangan masyarakat.Sedangkan perbedaan skripsi peneliti
yakni terletak pada program yang disiarkannya serta waktu dalam
penelitiannya. Program Teropong Iman ini merupakan program dakwah yang
disertai dengan humor, sehingga dakwahnya dapat dimengerti oleh semua
masyarakat.
F. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini sistematis, untuk itu
penulis membaginya menjadi lima bab, yaitu tiap-tiap bab terdiri dari sub-sub
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan yang didalamnya terkandung latar belakang
masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
12
17
penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka serta
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Tinjauan teoritis yang didalamnya terkandung tinjauan pustaka
Program Televisi yang terdiri dari pengertian analisis program,
Program dan ruang lingkupnya selain itu adapun tahapan
produksi program televisi yang terdiri dari Pra produksi,
Pelaksanaan produksi, Pasca produksi dan Evaluasi produksi
program.
BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
Memuat tentang profil dari stasiun Televisi Trans TV, sejarah
dan Perkembangan Trans TV, Visi dan Misi Trans TV, Tujuan
Trans TV, Logo Trans TV, Direksi Trans TV, Profil Program
Teropong Iman, dan Deskripsi Program Teropong Iman.
BAB IV ANALISIS PRODUKSI PROGRAM TEROPONG IMAN DI TRANS TV
Memuat tentang Analisis Produksi Program Teropong Iman di
Trans TV yang terdiri dari : Analisis Pra Produksi Program
Teropong Iman, Analisis Pelaksanaan Produksi Program
Teropong Iman, Analisis Pasca Produksi Program Teropong
Iman, Evaluasi Program Teropong Iman dan Analisis Kelebihan
BAB V PENUTUP
Pada bab ini dimuat kesimpulan yang merupakan jawaban
terhadap rumusan permasalahan yang diajukan pada bab satu.
Selain itu untuk mengembangkan studi selanjutnya, penulis
berusaha memberikan saran-saran kepada pihak yang terkait
dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini.
19
BAB II
LANDASAN TEORITIS TENTANG PRODUKSI
DAN PROGRAM
A. Analisis Program
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kata analisa memiliki persamaan
kata dengan analisis. Sedangkan analisis sendiri yang terdiri dari susunan
huruf analisis mempunyai makna, pertama penyelidikan terhadap suatu
peristiwa (karangan, perbuatan,dan sebagainya). Untuk mengetahui keadaan
yang sebenarnya (sebab, musabab, duduk perkaranya,dan sebagainya). Kedua
penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu
sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat
dan pemahaman arti keseluruhan, dalam kimia adalah penyelidikan kimia
dengan menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat bagiannya dan sebagainya.
Keempat ialah penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya, dan kelima yakni
pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya.
Sedangkan program sendiri dalam kamus besar Bahasa Indonesia
memiliki arti yang relevan dalam pembahasan skripsi ini ialah berasal dari
suku kata program yang bermakna rancangan mengenai asas serta usaha
(ketatanegaraan,perekonomian,dan sebagainya) yang akan dijalankan.
Pada pembahasan ini maka analisa program ialah sebuah usaha
penyelidikan atau pengamatan terhadap suatu peristiwa, dalam hal ini ialah
B. Program Dan Ruang Lingkupnya 1. Pengertian program
Menurut WJS Purwadarminto, pengertian program adalah acara,
sementara kamus Webster Internasional Volume dua lebih merinci lagi,
yakni : program adalah satu jadwal (schedule) atau perencanaan untuk
ditindaklanjutin dengan penyusunan :”butir” siaran yang berlangsung
sepanjang siaran itu berada di udara. Sedangkan pengertian program
menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah acara seperti
pertunjukan siaran, pagelaran, dsb. 1
Dalam media radio terdapat perbedaan arti kata yang jelas antara
“program” dan “programa”. Programa di dunia radio berarti acara,
sementara yang dimaksud dengan program adalah susunan kesatuan acara
dalam sehari. Media televisi hanya mengistilahkan programing untuk
pemograman 2.
Program siaran yang ada di Indonesia akan mengisi siarannya
sepanjang rata-rata 18 sampai 24 jam setiap harinya. Sedangkan program
siaran terdiri dari berbagai macam produksi siaran pendukung program.
Dalam membuat produksi, produksi juga dapat dibuat sendiri oleh stasiun
televisi yang bersangkutan (in house production) atau dibeli atau disewa
dari luar, seperti dari production house atau distributor film asing, karena
itu programer harus terlebih dahulu merencanakan pola siaran. Dari pola
1
DEPDIKBUD, kamus besar bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet ke-2,h.897
2
21
siaran ini dapat diketahui dan ditentukan jenis-jenis programnya : program
untuk anak-anak program untuk dewasa, program berita, program musik,
program ilmu pengetahuan, dan lain-lain.
Program televisi adalah bahan yang telah disusun dalam suatu
format sajian dengan unsur video yang ditunjang unsur radio yang secara
tekhnis memenuhi persyaratan lain serta telah memenuhi standar estetika
dan artistik yang berlaku.
Setiap program televisi punya sasaran yang jelas dan tujuan yang
akan dicapai. Ada 5 parameter yang harus diperhitungkan dalam
penyusunan program siaran televisi, yaitu:
a. Landasan filosofi yang mendasar tujuan semua program
b. Strategi penyusunan program sebagai pola umum tujuan program
c. Sasaran program
d. Pola produksi yang menyangkut garis besar isi program
e. Karakteristik institusi dan manajemen sumber program untuk
mencapai usaha yang optimum. 3
Landasan filosofis yang menyangkut segala macam program ialah
pancasila dan UUD 1945 landasan dasar ini tetap, sedangkan aspek hukum
dan operasional program televisi perlu bersifat luwes dalam rangka
mengantisipasi pengalaman dan tekhnologi baru, serta inovasi yang terjadi
sewaktu-waktu. Dengan demikian penyusunan program akan efektif dan
3
tetap dalam kerangka landasan dasar, namun tetap sesuai dengan setiap
situasi.
Pola strategi penyusunan program lebih menyangkut ke pola
penyampaian tujuan program perlu disusun. Berkaitan dengan keluaran
dari siaran yang sifatnya informatif maka strateginya adalah bagaimana
menyentuh sadaran program sehingga tanpa disadari dapat mengarah ke
pencapaian tujuan program yang telah ditetapkan. Dalam hal ini ada tiga
variabel yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Memotivasi dan merangsang kesadaran sasaran program
b. Mengarahkan kesadaran tersebut kearah garis pengembangan
keseluruhan
c. Mengendalikan pengembangan untuk menyesuaikan dengan
kondisi objektif.
Variabel pertama dan kedua berkaitan dengan konsep pendidikan.
Variabel ketiga lebih berkaitan dengan konsep budaya. Ketiga variabel
tersebut dapat dirumuskan menjadi satu supra konsep yaitu cultural
educative. Jadi, strategi penyusunan progam secara menyeluruh didasarkan
pada supra konsep cultural educative. Untuk itu diperlukan penyesuaian
karakter yang cocok dengan persyaratan media itu sendiri. Dalam hal ini
sasaran dapat menggunakan penglihatan dan pendengaran sebagai
jembatan untuk menemukan hl-hal disenanginya. Sasaran menginginkan
program karena menyukainya, mereka membutuhkan program tertentu
23
berperan serta bersikap memerlukan perlakuan yang mendidik dan
sekaligus pandangan kebudayaan.
Dengan kata lain, pemograman berarti merencanakan siaran
dengan mengacu kepada hukum penyiaran (Broadcast Law) standar
program dan dengan cepat menggali perubahan sosial gaya hidup dan
kebutuhan penonton.
Pemograman tentu tidak dapat dilepaskan dari faktor biaya. Biaya
dalam jumlah besar diperlukan untuk memulai suatu organisasi penyiaran
televisi dan menjamin kelangsungannya. Sekali organisasi beroperasi,
biaya akan mengalami pembengkakan. Selain itu, pola siaran yang
dikembangkan berdasarkan definisi, kriteria dan mata acara siaran tidak
bisa lepas dari butir-butir rencana sebagai berikut:
a. Butir-butir penekanaan pokok program
b. Waktu penyiaran seperti waktu prima (prime time) dan waktu
untuk penyiaran siaran.
c. Jenis-jenis dan jumlah tiap-tiap program
d. Perencanaan penyiaran ulang
e. Keputusan tentang materi program (pembeda materi yang harus
diproduksi sendiri atau lokal dan materi yang harus dibeli atau
Secara etimologis, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, terbitan
Departemen Pendidikan Kebudayaan (1998), program adalah acara
(seperti sebuah siaran, pagelaran).4
Sedangkan Menurut AS Homby, program merupakan sebuah
rancangan acara yang akan disiarkan ditelevisi. 5. Program adalah segala
hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan
audiennya. 6 .
Secara terminologis, undang-undang penyiaran Indonesia tidak
menggunakan kata program untuk acara, tetapi menggunakan istilah “
siaran” yang di defenisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang
disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata “ program” lebih sering
digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada kata “siaran”
untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang
ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. 7 .
Sedangkan menurut Omar Abidin Gilang, program merupakan
serangkaian acara atau suatu yang disiarkan dalam berbagai bentuk format
oleh stasiun penyiaran.8. Menurut P.C.S Sutisno dalam bukunya pedoman
praktis penulisan skenario televisi dan video (1993), mendefiniskan
program televisi ialah bahan yang telah disusun dalam suatu format sajian
4
DEPDIKBUD, Kamus Besar B.Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka ), cet ke-1, h-702
5
AS Homby, Ap Cowie, Oxford Advanced Leaner’s (Oxford : University Press).
6
Morrisan M.A.Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta: Kencana, 2008), cet.ke-1,h. 97
7
Morrisan MA.Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta: Kencana, 2008), cet.ke-1, h.97
8
25
dengan unsur-unsur video yang di tunjang unsur audio yang secara tekhnis
memenuhi standar estetik dan artistik yang berlaku. 9. Menurutnya lagi,
bahwa stasiun televisi dalam membuat suatu program terdiri dari para artis
pendukung acara dan para kerabat kerja. Ide merupakan sebuah inti pesan
yang akan disampaikan kepada khalayak, dituangkan menjadi suatu
naskah yang disesuaikan dengan format siaran yang akan dibuat,
kemudian diproduksi hingga menjadi suatu paket program siaran. Paket
program siaran yang akan dibuat, kemudian diproduksi hingga menjadi
suatu paket program siaran. Paket program siaran itulah yang kemudian
ditayangkan melalui stasiun penyiaran televisi dan disebar luaskan ke
seluruh pelosok melalui jaringan satelit komunikasi stasiun penghubung
dan pemancar. Akhirnya paket program acara itu dapat didengar dan
dilihat oleh pemirsa dirumah.
Siaran agama (religious programme), yang menjadi objek dari
pembahasan dalam skripsi ini termasuk ke dalam kategori siaran
pendidikan (educational programme). Disamping itu terdapat beberapa
penggolongan program lain, yaitu siaran pemberitaan dan penerangan
(news and information programmes), siaran kebudayaan (culture
programmes). Siaran hiburan (entertainments) dan siaran lain-lain (miscell
a neous).
9
2. Ruang Lingkup Program
Ruang lingkup program itu meliputi pra produksi, produksi, pasca produksi, evaluasi program, ide atau gagasan program, sasaran program,
tujuan program, garis-garis besar isi program, jenis program, format
program,dan tema dalam program Teropong Iman.
C. Produksi Program 1. Produksi
Produksi adalah suatu kegaiatan yang menghasilkan output dalam
bentuk barang maupun jasa. Produksi sebuah program video dan televisi
selalu dimulai dari ide atau gagasan yang kemudian dituangkan kedalam
sebuah naskah atau script, naskah merupakan sebuah landasan yang
diperlukan untuk membuat sebuah program video dan televisi apapun
bentuknya.10
Menurut J.B Wahyudi secara kronologis, produksi mata acara
siaran dapat disusun sebagai berikut : “ Penentuan naskah - pertemuan
program - hunting - pertemuan- produksi- latihan-latihan - akhir - shooting
-editing - dan manipulating - review - preview - siaran”
Berpikir tentang produksi program televisi bagi seorang produser
profesional, berarti mengembangkan gagasan bagaimana materi produksi
selain mengibur, dapat menjadi suatu sajian yang bernilai dan memiliki
10
27
makna. Apa yang disebut nilai akan tetapi apabila sebuah produksi acara
bertolak dari suatu visi. 11
Produksi (peliputan) adalah seluruh kegiatan peliputan (shooting)
baik di studio maupun diluar studio, yang biasanya terdiri dari
pengambilan gambar dilokasi sampai pada pemilihan busana, tata rias
pengambilan gambar yang bagaimana yang dikerjakan dan lain-lain.
Dalam pelaksanaannya produksi ini, sutradara menentukan jenis
shoot yang akan diambil di dalam adegan (scene). Biasanya sutradara
mempersiapkan suatu daftar shoot (shoot list) dari setip adegan. Semua
shoot dibuat catatan oleh bagian pencatatan dengan mencatat kode waktu
(time code) dengan nomor pada pita. Nomor itu berputar ketika kamera
dihidupkan dan direkam dalam gambar. Catatan kode waktu ini nanti akan
berguna dalam proses editing.
Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap malam diakhir
shooting hari itu untuk mengetahui apakah hasil pengambilan gambar baik
atau tidak. Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan
gambarnya. Semua adegan di dalam naskah selesai diambil, maka hasil
gambar asli (original material atau row footage) dibuat catatannya
(loading) untuk kemudian masuk dalam proses post production, yaitu
editing.
Tahap pelaksanaan produksi suatu produksi program televisi yang
melibatkan banyak peralatan, orang dengan sendirinya biaya yang besar,
selain memerlukan suatu organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap
11
pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas
kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahapan produksi
terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut standart operation
procedure (SOP), seperti berikut :
a. Pra produksi ( ide, perencanaan, dan persiapan).
b. Produksi (pelaksanaan)
c. Pasca produksi ( Penyelesaian dan penayangan). 12
2. Pra Produksi (Perencanaan dan Persiapan)
Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan
rinci dan baik,sebagian pekerjaan dan produksi yang direncanakan sudah
beres.
Tahap pra poduksi meliputi tiga bagian seperti berikut :
a. Penemuan ide
Tahap ini dimulai ketika seseorang produser menemukan ide
atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta
penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah
riset.
b. Perencanaan
Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time
schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi dan
crew.Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi
12
29
merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat dan sevcara
hati-hati dan teliti.
c. Persiapan
Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perizinan dan
surat menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting,meneliti dan
melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling
baik di selesaikan menurut jangka waktu kerja (time scedhule) yang
sudah ditetapkan.
Kunci keberhasilan produksi program televisi sangat ditentukan oleh
keberesan tahap perencanaan dan persiapan itu. Orang yang begitu
percaya pada kemampuan teknis sering mengabaikan hal-hal yang
sifatnya pemikiran diatas kertas. Dalam produksi program televisi, hal
itu dapat berakibat kegagalan. 13
3. Pelaksanaan Produksi
Baru sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksana
produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew
mencoba mewujudkan apa yang direnacanakan dalam kertas dan tulisan
(shooting scripti) menjadi gambar susunan gambar yang dapat bercerita.
Dalam pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shot
yang akan diambil didalam adegan (scene). Biasanya sutradara
mempersiapkan suatu daftar shot dan time code pada akhir penagmbilan
adegan. Kode waktu (time code) adalah nomor pada pita. Nomor itu
13
berputar ketika kamera dihidupkan dan terekam dalam gambar. Catatan
kode waktu ini akan berguna dalam proses editing. 14
Biasanya hasil shooting dikontrol setiap malam di akhir shooting
hari itu untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sungguh baik.
Apabila tiak maka adegan itu perlu diulang pengambilan gambarnya.
Semua adegan didalam naskah selesai diambil, maka hasil gambar asli
(original material or row footage) dibuat catatannya (logging) untuk
kemudian masuk dalam proses post production yaitu editing.
4. Pasca Produksi
Pasca produksi memiliki tiga langkah utama yaitu editing off line,
editing on line, and mixing.
a. Editing off line
Setelah shooting selesai, script boy or girl membuat logging, yaitu
mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting
dan gambar. Di dalam logging time code (nomor kode yang dibuat dan
muncul dalam gambar) dan hasil pengambilan setiap shot dicatat.
Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing
kasar yang disebut editing off line (dengan copy video VHS supaya
lebih murah) sesuai dengan gagasan yang ada dalam sypnosis dan
treatment. Sesudah hasil editing off line dirasa pas dan memuaskan
barulah editing script. Naskah editing ini sudah di lengkapi dengan
uraian untuk narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi
14
31
musik. Didalam naskah editing, gambar dan nomor kode waktu tertulis
jelas untuk memudahkan pekerjaan editor. Kemudian hasil shooting,
asli dan naskah editing diserahkan kepada editor untuk dibuat editing
on line. Kaset HVS hasil editing off line dipergunakan sebagai
pedoman oleh editor.
b. Editing on line
Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting
asli. Sambungan-sambungan setiap shot dan adegan (scene) dibuat
tepat berdasarkan catatan kode waktu dalam naskah editing, Demikian
pula sound asli dimasukkan dengan level yang sempurna. Setelah
editing on line ini siap, proses berlanjut dengan mixing.15
c. Mixing
Narasi yang sudah direkam dan juga ilustrasi musik yang juga
sudah direkam. Dimasukkan kedalam pita hasil editing on line sesuai
dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing.
Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik
harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan
terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang
penting dalam post production sudah selesai. Secara menyeluruh
produksi juga sudah selesai. Setelah produksi selesai biasanya
diadakan preview. Dalam preview tak ada lagi yang harus diperbaiki.
15
Apabila semua sudah siap maka program ini siap juga untuk
ditayangkan.
Penayangan program di stasiun televisi di batasi oleh frame
waktu. Oleh karena itu, dalam screeting hal ini juga perlu diperhatikan.
Apabila program ternyata melebihi frame waktu yang disediakan,
harus dipotong di tempat yang tidak mengganggu kontinuitas
program.16
5. Evaluasi Produksi
Evaluasi disini mempunyai dua maksud. Maksud yang pertama
ialah evaluasi program yang bertujuan untuk menilai seberapa jauh
program-program ini bisa dianggap baik meurut sasaran. Maksud yang
kedua ialah evaluasi instruksional. Maksud yang kedua adalah evaluasi
intruksional. Disini tidak dibicarakan mengenai kemampuan dan
kelemahan program, tetapi yang diutamakan ialah kemampuan audiens
dalam memahami isi program intruksional yang diselenggarakan. 17
Mengenai penelitian terhadap respons dari khalayak, maka
pokok-pokok yang dinilai (evaluasikan ) adalah :
a. Bagaimana sifat respon itu : Lunak, menyenangkan atau berupa kritik.
b. Apakah respons tersebut menguntungkan atau tidak, disampaikan
secara resmi atau tidak.
16
Fred Wibowo, Dasar-dasarProduksi Program Televisi, ( Yogyakarta: PT Gramedia Widiarsarana Indonesia, 1997), cet. Ke-1 h.22-24
17
33
c. Apakah respon itu menunjukkan bahwa publik atau khalayak menaruh
perhatian atas masalah yang dikemukakan dalam pesan.
d. Apakah respons memberi kesimpulan bahwa pesan difahami oleh
komunikasi.
e. Adapun evaluasi mengenai berhasil tidaknya suatu pesan yang telah
dilancarkan oleh suatu organisasi instansi adalah dengan mengadakan
Reader Interest Study and Readibility Test. Kemungkinan lain untuk
mengukur efektifitas suatu pesan adalah dengan radio dan televisi
audience research serta programme analysis test.18
Mengenai ukuran efektifitas terhadap khalayak atau public perlu
diketahui seberapa luas atau jumlah pengikut atau pendukung ide sebelum
dan sesudah pesan yang akan diukur efektifitasnya dan bagaimana
proporsi perbandingan antara apa yang disukai dan apa yang tidak disukai
dari pesan. 19
Tujuan untuk melihat rating and share program Teropong Iman
juga untuk mengetahui seberapa jauh program Teropong Iman bisa
dianggap baik menurut sasaran, apakah outputnya dari tayangan tersebut
dapat memberikan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat atau tidak.
Dari hasil evaluasi tersebut, pengelola program Teropong Iman
juga memberikan liputan tentang do'a-do'a yang diajarkan di agama Islam,
informasi yang disajikan berbeda-beda setiap episodenya sesuai dengan
18
Phil Astrid S, Susanto , Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung : PT Rindang Mukti, 1997), cet.ke-2,h.157
19
program Teropong Iman, agar penonton dirumah tidak bosan dengan acara
tersebut. 20
20
35
BAB III
GAMBARAN UMUM TRANS TV
DAN PROGRAM TEROPONG IMAN
A. Sekilas Tentang Trans TV
1. Sejarah Berdirinya dan perkembangan Trans TV
PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV) merupakan
perusahaan yang dimiliki oleh TRANS CORPORATION, yang juga
merupakan pemilik dari TRANS 7 memperoleh ijin siaran pada bulan
Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang
dilakukan tim antar departemen pemerintah, maka sejak tanggal 15
Desember 2001, TRANS TV memulai siaran secara resmi.
Di samping penghargaan-penghargaan yang diperoleh oleh
TRANS TV, stasiun yang memiliki motto milik kita bersama ini, banyak
melakukan kegiatan sosial sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab
terhadap lingkungan di sekitarnya serta tanah air, TRANS TV telah
berusaha melakukan beberapa kegiatan-kegiatan sosial yang disalurkan
oleh Unit Marketing Public Relations dan Unit Community Development.
Salah satu wujud kegiatan sosial tersebut adalah memberikan bantuan
perbaikan dan pembangunan sarana fisik termasuk pendirian tempat
ibadah di beberapa kota, pendirian taman bermain dan perpustakaan. Dan
TRANS TV juga membantu Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu
usia SD di lokasi Pesantren Tengku Cik Oemar Diyan, Indrapuri, Aceh
Besar.
Tidak hanya itu, TRANS TV juga membangun Rumah Anak
Madani (RAM) sebagai wisma untuk anak korban gempa dan tsunami
yang terletak di Jalan Raya Veteran, Kebun Helvitia, Pasar 7, PTPN
II-Medan, Sumatera Utara. Pada tanggal 5 Februari 2005 lalu, Wakil
Presiden RI, Bapak Jusuf Kalla telah melakukan peletakan batu pertama
sebagai tanda dimulainya pembangunan. RAM juga telah diresmikan pada
bulan Desember 2005 dan pada saat itu telah menampung lebih dari 300
anak.
Demikian banyaknya bantuan yang diberikan TRANS TV, maka
sudah sepantasnya banyak penghargaan yang diperolehnya. Tak hanya
bantuan yang diberikan oleh TRANS TV sebagai buktu kecintaannya
kepada bangsa ini, TRANS TV juga menyajikan acara-acara yang
bervariatif dengan kemasan yang menarik. Di antaranya program hiburan,
pendidikan, news, kuliner, film dan lain sebagainya. Dan berikut gambar
ragam acara yang dimilikinya.
2. Visi, Misi dan Tujuan Trans TV Visi
Visi Trans TV yaitu menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun
ASEAN, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders,
menyampaikan program-program berkualitas, berperilaku berdasarkan
37
mitra kerja, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan
kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat.
Misi Trans TV
Misi Trans TV yaitu Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat
untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan
dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi.
Tujuan Trans TV
Sedangkan tujuan Trans TV yaitu Trans TV adalah sebuah
semangat. Semangat untuk melakukan transformasi secara institusi dan
secara ideologi. Ideologi Trans TV adalah meningkatkan kecerdasan
bangsa untuk menjadi sejahtera. Karena yang hendak di transform adalah
bangsa yang besar, bangsa yang complex permasalahannya, diperlukan
institusi yang kokoh, berkemampuan tinggi dan berkapasitas guna
mengajak bangsa untuk berubah. Karena itu Institusi Trans TV dijalankan
oleh orang-orang muda yang cerdas, berdisiplin tinggi dan bersemangat.
Di ikat oleh budaya good corporate governance, kreatif, inovatif dan kerja
keras.
3. Logo Trans TV
Logo Trans TV berbentuk berlian, yang menandakan keindahan
dan keabadian. Kilauannya mereflesikan kehidupan dan adat istiadat dari
berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan
serta budaya masyarakat Indonesia. Huruf dari jenis serif, yang
TRANS TV adalah sebuah semangat. Semangat untuk melakukan
transformasi secara institusi dan secara ideologi. Ideologi Trans TV adalah
meningkatkan kecerdasan bangsa untuk menjadi sejahtera. Karena yang
hendak di transform adalah bangsa yang besar, bangsa yang complex
permasalahannya, diperlukan institusi yang kokoh, berkemampuan tinggi
dan berkapasitas guna mengajak bangsa untuk berubah. Karena itu
Institusi Trans TV dijalankan oleh orang-orang muda yang cerdas,
berdisiplin tinggi dan bersemangat. Di ikat oleh budaya good corporate
governance, kreatif, inovatif dan kerja keras.
Trans TV juga merupakan sebuah “Indonesia kecil” potret dari
Indonesia masa depan, cerdas, sejahtera, bermoral dan beragama. Berani
bersaing dan mendambakan semangat yang terbaik, terkuat dan terbesar,
tidak mengenal lelah, berlari kencang tanpa henti. Menghormati nilai-nilai
bangsa. Menjaga budaya dan tradisi asli. Trans TV bersyukur telah
membangun fondasi, yang mudah-mudahan cukup kuat untuk
menunSebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan
di sekitarnya serta tanah air, Trans TV telah berusaha melakukan
beberapa kegiatan-kegiatan sosial yang disalurkan oleh Unit Marketing
Public Relations dan Unit Community Development. Salah satu wujud
kegiatan sosial tersebut adalah memberikan bantuan perbaikan dan
pembangunan sarana fisik termasuk pendirian tempat ibadah di beberapa
39
Tanggung jawab TRANS TV terhadap tanah air telah diwujudkan
dengan membantu Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu dalam
membangun asrama dan sekolah “Selamatkan Tunas Bangsa” untuk usia
SD di lokasi Pesantren Tengku Cik Oemar Diyan Indrapuri, Aceh Besar.
Selain itu, TRANS TV juga membangun Rumah Anak Madani (RAM)
sebagai wisma untuk anak korban gempa dan tsunami yang terletak di
Jalan Raya Veteran, Kebun Helvitia, Pasar 7, PTPN II-Medan, Sumatera
Utara. Pada tanggal 5 Februari 2005 lalu, Wakil Presiden RI, Bapak Jusuf
Kalla telah melakukan peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya
pembangunan. RAM juga telah diresmikan pada bulan Desember 2005
dan pada saat itu telah menampung lebih dari 300 anak. Pembangunan
RAM tersebut adalah hasil sumbangan pemirsa TRANS TV melalui
program Dompet Amal TRANS TV. Dana yang terkumpul sebesar Rp 5
miliar, selain itu juga sumbangan dari beberapa donatur, baik berupa uang
maupun bahan bangunan. Selain itu TRANS TV telah menyalurkan
bantuan pemirsa berupa bahan makanan dan pakaian lebih dari 200 ton ke
Aceh.
Di samping itu, TRANS TV juga mendirikan lima buah posko
sebagai sarana penyaluran bantuan untuk korban gempa di Jogyakarta dan
Jateng. Dana yang telah terkumpul melalui Dompet Amal TRANS TV
sebanyak lebih dari Rp 2 Milyar akan digunakan untuk membangun sarana
4. Direksi TRANS TV:
a. Komisaris Utama : Chairul Tanjung
b. Direktur Utam : Ishadi S K
c. Wakil Direktur Utama : Wishnutama
d. Direktur Operasional : Wishnutama
e. Direktur Finance & Human Capital : Warnedy
f. Direktur Sales dan Marketing : Aatiek Nur Wahyuni 1
5. Profil Program Teropong Iman Executive Produser : Fauzan Mukrim
Producer : Bahwani Yaqub
UPM : Dwi Erna
Production Assistant : - Endah Pertiwi
- Wulan
Creative : - Probo Kushartoyo
-Dicky Kurniawan
Reporter : - Mirfa Suri
-Susi Retno
Kameramen : -Alm. Aditya Sukardi
:-Insan kamil
Program ini merupakan sebuah program semi dokumenter Islami yang
membahas tentang do’a-do’a dan segala sesuatu yang pembahasannya
dikaitkan dengan ajaran Islam. Terdiri dari dua host yang memiliki karakter
1
41
yang menarik dan berbeda-beda, namun mereka bersahabat. Kamera akan
terus mengikuti host selama perjalanannya ke tempat-tempat keramaian pada
segmen grebek.
Dua orang laki-laki muda yang satu berparas seperti ust. Abdullah
Gymnastiar (AA Gym) yang sering dipanggil AA Jimmy dan temannya yang
satu lagi berparas pas-pasan tapi sangat lucu dan menghibur, sehingga acara
ini lebih menarik dan akan menjadi host pada acara ini. Walaupun mereka
bersahabat, setiap individu memiliki karakter yang berbeda-beda. Cerita
mengenai persahabatan pasti ada konflik, akan tetapi konflik yang akan timbul
menarik untuk dimunculkan dalam setiap peliputan.
Visi dan misi dalam program Teropong Iman ini adalah ingin
menyelingi program hiburan yang sudah ada dengan menambah program
religi, sedangkan misinya yaitu ingin program religi ini dikemas dengan
ringan, mengangkat tentang do’a, bahwa do’a itu penting jadi jangan sampai
dilupakan, dan dihafal tapi tidak dijalankan, dan juga ingin mengingatkan
kembali kepada pemirsa tentang hal-hal kecil yang berhubungan dengan do’a
-do’a yang akan di terapkan di kehidupan sehari-hari.
B. Deskripsi Program Teropong Iman di Trans TV
1. Latar Belakang ditayangkan program Teropong Iman
Latar belakang Teropong Iman yaitu supaya ada program realigi,
dan diusahakan satu jam program religi, hadir tidak semua program yang
tentang hal-hal yang sering dilupakan dalam kehidupan sehari-hari.
Teropong Iman merupakan program realigi yang di tayangkan di stasiun
televisi Trans TV. Proses lahirnya program Teropong Iman berawal dari
acara-acara religi yang dipegang oleh bagian produksi, program ini
dipegang oleh bagian produksi itu selama 1 tahun, kemudian pada tanggal
5 november 2009 program teropong iman ini dipegang oleh news, dan
beberapa program Teropong Iman ditarik oleh bagian news, dan tidak
dirubah namanya. Program Teropong Iman ini diberi nama Teropong Iman
karena program ini ingin meneropong keimanan seseorang, dan sejauh
mana seorang muslim mengetahui pengetahuan tentang Islam, seperti
pengetahuan tentang do'a-do'a, shalat sunnah sehingga acara ini
dinamakan Teropong Iman.
2. Sasaran Program Teropong Iman
Sasaran program Teropong Iman yaitu kalangan ibu, bapak-bapak
dan remaja, dan rata-rata yang menonton menengah keatas dan semua
umur. Karena mereka lebih dapat menerima maksud dari tayangan
program Teropong Iman ini. Program Teropong Iman lebih membahas
tentang keseharian masyarakat, sehingga sasarannya harus tepat agar
mereka lebih dapat memahami dan langsung diterapkan ke dalam
kehidupan sehari-hari. Durasi yang ditetapkan hanya tiga puluh menit
menit. Program Teropong Iman dilakukan secara taping, program ini
dilakukan secara taping karena tidak dapat memungkinkan untuk live,