• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PRODUKSI PROGRAM REALITY SHOW BAGI-BAGI BERKAH DI TRANS TV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PRODUKSI PROGRAM REALITY SHOW BAGI-BAGI BERKAH DI TRANS TV"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PRODUKSI PROGRAM REALITY

SHOW BAGI-BAGI BERKAH DI TRANS TV

Karmelia Kristi / Rahmat Edi Irawan

PT. Televisi Transformasi Indonesia, Jalan Kapt. P. Tendean Kav 12-14 A Jakarta 12790, 021-79177000, 1

ABSTRAK

The research purpose is to know the background and the production strategy of “Bagi-Bagi

Berkah” program. Starting from pre-production, production, until the post-production, and to know the contraints that occur in that process.

Research methodology uses qualitative methods which data is collected with in-depth interview

and live observation in the research place. Then the data is analized with triangulation process, and then described descriptively.

Research result is production strategy this program is start well from pre-production,

production, until post production althought sometimes occurred constraints.

Conclusion of this research, the production process of ”Bagi-Bagi Berkah” program is very

thorough, giving the program quality, nonetheless entertaining their audience, and this program may inspire the audience to do goodness.

Key word ; production strategy, reality show, bagi-bagi berkah, trans tv

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana latar belakang program serta

strategi produksi yang dilakukan oleh program reality show Bagi-Bagi Berkah, mulai dari tahap pra produksi, produksi, sampai tahap pasca produksi, serta mengetahui kendala yang terjadi di dalam proses tersebut.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik

pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi langsung di tempat penelitian, kemudian data akan dianalisis dengan menggunakan pengkodean terbuka, aksial dan selektif, dan kemudian akan di uraikan secara deskriptif.

Hasil Penelitian yang didapatkan adalah strategi produksi program ini berlangsung dengan

baik mulai dari tahap pra produksi, produksi sampai tahap pasca produksi meskipun terkadang mengalami berbagai kendala, namun tim yang solid dari program Bagi-Bagi Berkah ini dapat mengatasi segala permasalahan dengan baik. Simpulan dari penelitian ini adalah, proses produksi program Bagi-Bagi Berkah dilakukan dengan sangat detail, guna menghadirkan acara yang berkualitas bagi para pemirsanya, dan program ini diharapkan dapat terus menginspirasi orang lain untuk berbuat baik. (KK)

(2)

PENDAHULUAN

Perkembangan media penyiaran saat ini sudah sangat pesat. Jika kita lihat, sudah begitu banyak stasiun radio dan televisi yang ada di Indonesia bersaing untuk menampilkan acara yang terbaik untuk menarik perhatian audiens. Namun dibandingkan radio, tidak dapat dipungkiri kalau televisi menempati posisi yang lebih atas dalam menarik minat audiens karena televisi memenuhi kepuasan audiens dalam cakupan audio visual.

Dalam buku Pengantar Komunikasi Massa (Vera, 2008), siaran televisi pertama di Indonesia ditayangkan pada tanggal 17 Agustus 1962 bertepatan dengan peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke tujuh belas, TVRI mulai mengadakan siaran percobaan dengan pemancar cadangan berkekuatan 100 watt, berlangsung mulai pukul 07.30 sampai pukul 11.02 WIB untuk meliput upacara peringatan hari Proklamasi di Istana Negara.

Tahun 1989 dimulai era televisi swasta di Indonesia, RCTI mulai mengudara pada tanggal 13 November 1988, tetapi baru diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1989. Pada waktu itu, siaran RCTI hanya dapat ditangkap oleh pelanggan yang memiliki dekoder dan membayar iuran setiap bulannya, walaupun pada akhirnya RCTI mencabut penggunaan dekoder. Pada tahun 1991 RCTI mulai melakukan siaran secara Nasional.

Kalau dulu yang dibutuhkan audiens dari televisi adalah kebutuhan berita, sekarang seiring berjalannya waktu, audiens tidak hanya membutuhkan informasi dari segi hardnews saja, namun juga membutuhkan hiburan.

Ada beragam jenis format program hiburan yang ditawarkan oleh stasiun televisi. Dan hampir semua stasiun televisi swasta menyajikan segala format program hiburan untuk merebut perhatian penonton, yang semata-mata untuk mendapatkan rating & share tinggi, untuk mendapatkan keuntungan besar.

Program acara yang akan dibahas adalah program reality show Bagi-Bagi Berkah yang ditayangkan di Trans TV. Kalau ditelisik dari asal mulanya, konsep acara reality show mulai dikenal semenjak acara Spontan yang dibawakan oleh Komeng pada tahun 1995 pertama kali hadir di layar kaca. Kesuksesan acara ini segera diikuti oleh program yang mengangkat tema sejenis. Rating yang tinggi serta biaya produksi yang murah terus mendorong terus diproduksinya acara-acara reality show yang sampai saat ini tidak terhitung jumlahnya. (Yusuf, 2012)

Sama halnya dengan program reality show Bagi-Bagi Berkah. Mengambil konsep seperti acara

reality show pada umumnya, tim Bagi-Bagi Berkah membuat suatu ide untuk memberikan uang tunai

sebesar sepuluh juta rupiah bagi target yang beruntung lulus dalam tes uji kepedulian yang disediakan oleh tim. Namun, dalam mendapatkan hadiah senilai sepuluh juta rupiah tersebut tidaklah mudah, karena target yang beruntung dalam tes uji kepedulian, akan diusung oleh host acara ini yaitu Gilang Dirga, untuk mengikuti sebuah permainan yang disediakan oleh tim. Jika target berhasil menyelesaikan permainan, maka target akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai sebesar sepuluh juta rupiah. Namun jika target gagal menyelesaikan permainan yang diberikan, maka target hanya mendapatkan uang tunai senilai satu juta rupiah saja.

Peneliti merasa tertarik untuk meneliti program acara ini, karena meskipun program ini ditayangkan di stasiun televisi swasta yang sarat dengan persaingan dan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya, namun acara ini bersifat sosial karena membagi kebahagiaan berupa rejeki kepada saudara kita yang membutuhkan. Selain itu, acara ini juga memiliki pesan yang cukup dalam, yaitu untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, selalu dibutuhkan usaha dan kerja keras, diluar doa kepada Yang Maha Kuasa. Dan pada setiap penghujung acara, Gilang Dirga selaku pembawa acara selalu memberikan kata-kata motivasi dan terus mengajak orang untuk berbuat baik. Maka sesuai dengan latar belakang di atas, peneliti akan mengangkat topik yang berjudul: “Strategi Produksi Program Reality Show Bagi-Bagi Berkah di Trans TV”.

Rumusan Masalah yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, yaitu:

1. Bagaimanakah tahapan pra produksi program reality show Bagi-Bagi Berkah, mencakup proses, analisis SWOT dan contoh proses pra produksi pada salah satu episode Bagi-Bagi Berkah? 2. Bagaimanakah tahapan produksi program reality show Bagi-Bagi Berkah, mencakup proses,

analisis SWOT dan contoh proses produksi pada salah satu episode Bagi-Bagi Berkah?

3. Bagaimanakah tahapan pasca produksi program reality show Bagi-Bagi Berkah, mencakup proses, analisis SWOT dan contoh proses pasca produksi pada salah satu episode Bagi-Bagi Berkah?

4. Bagaimanakah analisis SWOT program reality show Bagi-Bagi Berkah, dan cara menghadapi kompetitor?

(3)

Sedangkan Tujuan Penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tahapan pra produksi program reality show Bagi-Bagi Berkah, mencakup proses, analisis SWOT dan contoh proses pra produksi pada salah satu episode Bagi-Bagi Berkah.

2. Untuk mengetahui tahapan produksi program reality show Bagi-Bagi Berkah, mencakup proses, analisis SWOT dan contoh proses produksi pada salah satu episode Bagi-Bagi Berkah.

3. Untuk mengetahui tahapan pasca produksi program reality show Bagi-Bagi Berkah, mencakup proses, analisis SWOT dan contoh proses pasca produksi pada salah satu episode Bagi-Bagi Berkah.

4. Untuk mengetahui analisis SWOT program reality show Bagi-Bagi Berkah, dan cara

menghadapi kompetitor.

Kajian pustaka dalam penelitian ini mengambil dari jurnal ilmiah yang berjudul Communique dengan penelitian yang berjudul PROGRAM INSPIRATIF DI TELEVISI STUDI DRAMATURGI TALK SHOW KICK ANDY DI METRO TV (Prawira & Wahid, 2012). Pada penelitian ini diungkapkan bahwa program talk show Kick Andy mengaplikasikan unsur dramaturgi dalam acara Kick Andy. Hal ini dapat terlihat dari tampilan panggung Kick Andy yang di desain megah dan mewah karena untuk menyesuaikan target audiens program ini, yaitu pria AB 20+. Selain itu, penampilan dari pembawa acara program ini pun memiliki ciri khas yaitu kemeja dengan lengan panjang yang digulung.Program Bagi-Bagi Berkah pun juga mengaplikasikan unsur dramaturgi pada pembawa acaranya yaitu Gilang Dirga. Pada setiap episodenya, Gilang selalu memakai topi berjenis cabbie hat dan kemeja disertai

sweater. Pada penelitian tersebut hanya fokus menjelaskan mengenai unsur dramaturgi yang

diaplikasikan dalam suatu program televisi. Namun pada penelitian ini, tidak hanya membahas unsur dramaturgi yang secara tidak langsung juga teraplikasi di dalam program Bagi-Bagi Berkah, tapi juga menjelaskan dengan lebih lengkap dan rinci tentang bagaimana strategi produksi suatu program reality

show.

Jurnal ilmiah yang selanjutnya berjudul Scriptura dengan penelitian yang berjudul NILAI DAN GAYA HIDUP MASYARAKAT DI DALAM MEDIA (Goenawan, 2008). Pada penelitian ini diungkapkan bahwa media memilki tuntutan untuk dapat memahami audiencesnya, karena untuk dapat mempertahankan audiensnya, media harus mengetahui apa yang menjadi keinginan masayarakat tersebut. Memahami gaya hidup masyarakat di mana media tersebut berada merupakan cara untuk dapat menyesuaikan diri dengan audiencesnya. VALS (Value and Lifestyle) merupakan salah satu cara yang akan memudahkan media memahami masyarakat. Bahkan setelah media memahami VALS audiensnya saat ini bukan berarti telah berhenti dan menjadi patokan untuk memahami masyarakat tersebut. Karena gaya hidup masyarakat akan berubah dan bersifat dinamis dari waktu ke waktu. Begitu juga dengan program Bagi-Bagi Berkah yang terus meningkatkan kualitas programnya dengan memperhatikan apa yang diinginkan oleh audiens. Penelitian ini juga membahas bagaimana strategi yang dilakukan oleh kru Bagi-Bagi Berkah untuk terus dapat meningkatkan kualitas programnya.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metodologi peneltian kualitatif, dimana penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya (Kriyantono, 2006). Data yang terkumpul kemudian akan dianalisis dengan teknik analisis data deskriptif. Objek penelitian ini adalah program Bagi-Bagi Berkah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan in-depth interview dan juga observasi langsung di lokasi pengumpulan data. Kemudian, penelitian akan diperkuat dengan dokumentasi yang didapatkan dari lapangan. Informan dalam penelitian ini adalah Idil Fitri sebagai associate producer program Bagi-Bagi Berkah, Lenny Magray sebagai kreatif program Bagi-Bagi Berkah, dan Haekal Alif sebagai production

assistant program Bagi-Bagi Berkah. Alasan peneliti memilih informan sebagai narasumber penelitian ini

karena ketiga informan merupakan kru inti yang dianggap mengerti dan mendalami objek penelitian. Kemudian setelah data terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan open coding, axial coding, dan

selective coding. Setelah data dianalisis, kemudian penulis menggunakan triangulasi untuk mengecek

(4)

HASIL DAN BAHASAN

1. ANALISIS TAHAP PRA PRODUKSI PROGRAM BAGI-BAGI BERKAH

Di dalam buku Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi (Morrisan, 2008), menyatakan bahwa tahap awal dari suatu strategi program adalah Perencanaan Program. Ini merupakan tahap paling awal sebelum program tersebut dibentuk dan kemudian di eksekusi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada tempat pengumpulan data, ide awal program ini dibuat oleh produser dan kreatif. Sebenarnya program ini hampir mirip dengan program reality show sosial lainnya, namun disini program Bagi-Bagi Berkah memberikan kemasan yang berbeda karena tidak hanya menghadirkan acara yang berunsur sedih, namun juga menyajikan proram yang menegangkan dan lucu menghibur. Peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pada proses pra produksi program Bagi-Bagi Berkah diisi dengan kegiatan hunting lokasi dan target. Seteleh mendapatkan target yang sesuai dengan kriteria program Bagi-Bagi Berkah, maka akan dilanjutkan dengan meeting tim yang berguna untuk membahas mengenai persiapan yang dbutuhkan di dalam tahap pra produksi, seperti alat, kru facilities,

wardrobe, make up artist, properti, dan sebagainya. Analisis SWOT pada tahap pra produksi adalah

sebagai berikut:

1. Strength: Kemudahan dalam mendapatkan talent untuk uji kepedulian, karena program ini merupakan program reality show, dan uji kepedulian yang dilakukan pun diharapkan seperti kejadian sehari-hari. Maka talent yang dibutuhkan pada program ini merupakan dari golongan orang biasa atau bukan artis. Hal ini tentu lebih mudah, daripada harus mempersiapkan artis pada setiap episodenya.

2. Weakness: Kesulitan dalam mendapatkan target yang sesuai dengan kriteria program Bagi-Bagi Berkah.

3. Opportunity: Kemudahan dalam mencari lokasi shooting, karena lokasi yang digunakan untuk pengambilan gambar lebih banyak dilakukan di outdoor seperti pasar, terminal, dan pinggir jalan daripada indoor seperti mall atau pusat perbelanjaan. Mengatur perijinan pengambilan gambar di terminal atau pasar tentunya lebih mudah daripada di mall atau pusat perbelanjaan.

4. Treat: Kesulitan dalam mendapatkan tanda tangan dari atasan dan hambatan dalam melakukan

booking kru facilities dan alat karena jadwal shooting yang padat dan bentrok dengan jadwal shooting program lain.

Pada analisis SWOT ditemukan kendala yang dialami oleh kreatif pada bagian weakness dan kendala yang dialami oleh PA pada bagian treat. Setiap kendala yang ada tentu dapat diatasi, seperti kendala yang dialami oleh kreatif, apabila kru belum mendapatkan target yang sesuai sampai satu hari sebelum jadwal produksi, maka jalan keluarnya adalah dengan mengambil stock target yang telah dilakukan hunting namun di-keep karena dianggap kurang memenuhi persyaratan. Hal ini dianggap lebih baik daripada harus membatalkan shooting. Dan untuk kendala yang dialami oleh PA, untuk kesulitan mendapatkan tanda tangan dari atasan, cara satu-satunya adalah bersabar dan berkoordinasi dengan karyawan lain untuk memberitahukan jika atasan mereka sudah kembali. Untuk kekurangan kru atau alat, dapat diatasi dengan memakai jasa kru atau alat outsource.

2. ANALISIS TAHAP PRODUKSI PROGRAM BAGI-BAGI BERKAH

Di dalam buku The Media of Mass Communication (Vivian, 2005), reality show adalah program acara yang dibintangi oleh orang-orang yang bukan aktor atau aktris, tetapi walaupun demikian program acara tersebut masih diatur oleh skenario yang ditulis oleh produser.

Untuk program Bagi-Bagi Berkah, sesuai dengan buku The Media of Mass Communication (Vivian, 2005), kategori format reality show yang terdapat di dalam program Bagi-Bagi Berkah dapat disajikan sebagai berikut:

Segmen pertama yang berisi uji kepedulian masuk dalam format kategori hidden camera, dimana kamera tersembunyi diletakkan di titik tertentu untuk mencari target di dalam uji kepedulian. Kamera yang tersembunyi ini akan menangkap beberapa respon orang-orang di sekitar lokasi. Diantaranya, ada yang hanya melihat tanpa berinisiatif untuk menolong, tidak melihat sama sekali, ingin menolong namun ragu, sampai orang atau target yang berinisiatif untuk langsung menolong

agent. Dan setelah uji kepedulian, akan ada wawancara yang masuk dalam format kategori talk show.

Segmen kedua adalah lanjutan obrolan singkat dan misi games. Pada saat dilaksanakannya misi

games, format kategori reality show yang digunakan adalah games shows. Di tahap ini akan ada

(5)

• Segmen ketiga berisi keputusan kru Bagi-Bagi Berkah akan keberhasilan atau kegagalan target dalam misi games yang telah dilakukan. Di segmen ketiga ini lebih banyak berisi format kategori

talk show.

Pada tahap produksi, yang dilakukan oleh kru adalah persiapan terlebih dulu di lokasi pengambilan gambar sebelum dilaksanakan proses produksi. Persiapan yang dilakukan sesuai dengan job description masing-masing. Setelah persiapan selesai dilakukan, akan dilakukan pengambilan gambar. Gambar diambil dengan empat kamera. Kamera pertama mengambil gambar wajah host secara keseluruhan, kamera kedua mengambil gambar wajah target secara keseluruhan, kamera ketiga mengambil gambar

host dan target dalam satu frame, dan kamera terakhir mengambil gambar stock shoot lingkungan sekitar.

Analisis SWOT yang ditemukan pada proses produksi adalah:

1. Strength: Keuntungan pada produksi program reality show adalah tidak perlu terlalu terpatok pada

script yang dibuat. Jika dalam proses produksi ada hal yang terjadi di luar kendali, maka script dapat

diubah sewaktu-waktu sesuai dengan keadaan yang ada. Contoh, pada script tertulis bahwa pengambilan gambar dilakukan pada lokasi outdoor, namun ketika hujan deras turun, maka lokasi pengambilan gambar dapat diubah dan dilakukan di indoor. Hal ini tentunya dapat mempersingkat waktu shooting. Dan kebanyakan, shooting program Bagi-Bagi Berkah hanya memakan waktu satu hari.

2. Weakness: Target yang kurang komunikatif ketika dihadapkan pada kamera dan talent yang kurang profesional sehingga sulit untuk mengikuti apa yang diarahkan oleh kreatif dan sutradara.

3. Opportunity: Mudah melakukan promo program karena banyak audiens yang menyaksikan proses

shooting di lokasi, maka pasti mereka akan penasaran untuk menyaksikannya di televisi, sambil

mengajak teman atau kerabatnya untuk menyaksikan program ini juga.

4. Treat: Karena kebanyakan shooting Bagi-Bagi Berkah di outdoor, maka kadang audiens yang menonton proses shooting menjadi kurang terkendali. Ditambah lagi cuaca yang berubah-ubah, kerap menimbulkan permasalahan. Permasalahan cuaca yang sering terjadi adalah hujan mendadak ketika pengambilan gambar sedang berlangsung.

Pada analisis SWOT ditemukan kendala yang dialami oleh kru. Untuk mengatasi masalah target yang kurang komunikatif adalah dengan melakukan briefing terus menerus dan memberikan keyakinan kepada target bahwa untuk mendapatkan apa yang diinginkan memerlukan usaha dan kerja keras. Untuk itu, target harus dapat menjalankan proses shooting sampai selesai. Selain itu, untuk mengatasi kendala yang dialami oleh talent adalah dengan melakukan briefing ulang. Namun apabila kendala tersebut tetap tidak bisa teratasi, maka langkah yang akan diambil adalah dengan mengganti talent tersebut dengan orang lain, seperti driver, kru, maupun asisten Gilang Dirga.

Sedangkan untuk masalah cuaca, jika cuaca hujan maka akan dilakukan perpindahan lokasi shooting untuk menghemat waktu. Selain itu untuk mengatasi audiens di lokasi yang tidak terkendali, biasanya kru mencari tempat yang agak sepi ketika dilakukan sesi wawancara. Hal ini dilakukan untuk menghindari

noise dari suara berisik audiens atau kendaraan.

3. ANALISIS TAHAP PASCA PRODUKSI PROGRAM BAGI-BAGI BERKAH

Pada tahap pasca produksi, yang dilakukan oleh kru adalah editing. Program Bagi-Bagi Berkah melakukan editing dengan tekik digital, yaitu dengan melakukan capturing atau perpindahan gambar dari pita kaset menjadi bentuk file. Setelah proses capturing selesai, maka file yang telah disimpan akan di campur dengan musik yang sesuai pada editing online. Analisis SWOT yang ditemukan pada proses pasca produksi adalah:

1. Strength: Program Bagi-Bagi Berkah sudah memiliki ruangan tersendiri untuk melakukan editing program Bagi-Bagi Berkah yang letaknya di booth L lantai 2 gedung kantor Trans TV.

2. Weakness: Komputer yang suka error ketika sedang dilaksanakan proses editing.

3. Opportunity: Program Bagi-Bagi Berkah memiliki editor yang khusus untuk melakukan editing program Bagi-Bagi Berkah.

4. Treat: Waktu editing yang kadang berkejaran dengan deadline dan kadang ada revisi dari kepala divisi atau eksekutif produser padahal program sudah harus segera tayang.

Pada analisis SWOT ditemukan kendala yang dialami oleh kru. Untuk komputer yang sering error ketika dilaksanakan proses editing dapat diatasi dengan memanggil tenaga IT. Dan untuk waktu editing yang dikejar deadline, maka editor harus lebih gesit ketika melakukan editing. Apalagi kepala divisi dan

executive producer kadang melakukan revisi pada program yang akan tayang tersebut, maka kru

Bagi-Bagi Berkah harus mempersiapkan spare waktu yang cukup untuk mengatasi masalah deadline tayang ketika harus dilaksanakan revisi.

(6)

4. ANALISIS SWOT

Di dalam buku Media Relation (Konsep, Pendekatan, dan Praktik) (Iriantara, 2005), Analisis SWOT adalah mengkaji sebuah kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman terhadap organisasi, dalam hal ini adalah program Bagi-Bagi Berkah.

Di dalam buku Kewirausahaan: Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda (Suharyadi, 2007), dijelaskan cara sederhana yang dapat dilakukan dalam menerapkan analisis SWOT, sebagai berikut:

a. Melihat Kekuatan (strengths) sesuatu yang dimiliki pada stasiun televisi, dalam hal ini program acara tersebut.

Berdasarkan pernyataan ketiga informan, kelebihan dari program Bagi-Bagi Berkah ini adalah karena acara ini memasukkan berbagai unsur dalam satu paket program acara. Berbagai unsur yang dimasukkan disini adalah unsur sedih, unsur bahagia, unsur tegang, dan unsur humor semuanya lengkap ada di dalam program ini. Jadi, paket inilah yang menjadi kelebihan yang dimiliki oleh program Bagi-Bagi Berkah jika dibandingkan dengan program lainnya.

b. Melihat kelemahan (weakness) segala sesuatu yang dimiliki agar stasiun beserta tim produksi tidak memaksakan diri melakukan usaha yang sebenarnya tidak dapat dilakukan karena kita memiliki kekurangan tertentu.

Pernyataan ketiga informan yang diwawancarai oleh penulis, mereka menyatakan bahwa mereka belum menemukan kekurangan atau kelemahan dari program Bagi-Bagi Berkah. Untuk mengetahui kelemahan dari suatu acara, tentunya tim membutuhkan feedback dari penonton dan masyarakat luas. Dan berhubung program Bagi-Bagi Berkah ini masih termasuk program baru, maka feedback dari para penonton Bagi-Bagi Berkah masih berupa komentar positif dan saran-saran bagi kemajuan program Bagi-Bagi Berkah.

Namun, pada saat observasi, penulis menilai bahwa program ini memiliki kelemahan pada saat pra produksi, yaitu pada saat persiapan targetnya. Kru mengalami kesulitan dalam mendapatkan target yang diinginkan dan sesuai dengan kriteria program Bagi-Bagi Berkah, karena meskipun banyak orang yang berkekurangan, namun tidak semuanya memiliki impian, tidak semuanya mampu berkomunikasi dengan baik, dan tidak semuanya dapat mencurahkan isi hatinya sampai mengeluarkan air mata. Padahal semua itu sangat dibutuhkan untuk kepentingan gambar.

c. Melihat peluang (opportunities) adanya kesempatan yang dapat dimanfaatkan dan memberikan keuntungan.

Peluang atau kesempatan yang dimiliki oleh program Bagi-Bagi Berkah, dilihat dari pandangan ketiga informan adalah bahwa kesempatan jam tayang pagi yang dimiliki program ini, mengurangi kompetitor program reality show yang tidak banyak hadir pada jam tayang tersebut. Karena pada jam tayang tersebut, rata-rata stasiun televisi lain menayangkan acara musik, dan program Bagi-Bagi Berkah masuk menjadi satu-satunya acara reality show pada jam tayang tersebut, dan berharap mendapatkan aliran penonton dari stasiun televisi lainnya.

Kesempatan selanjutnya yang dirasa dimiliki oleh program Bagi-Bagi Berkah adalah isi kontennya yang unik dan menyajikan berbagai unsur, seperti unsur sedih, unsur humor, unsur tegang dan unsur bahagia yang dipaket menjadi satu program berdurasi tiga puluh menit tersebut. d. Melihat ancaman (threats) terhadap usaha-usaha yang berisiko tinggi, melihat siklus hidup yang

pendek dan tidak teratur. Terlebih pesaing-pesaing kita memiliki kemampuan yang lebih dari kita.

Berdasarkan pernyataan ketiga informan diatas, tidak dapat dipungkiri bahwa program musik di pagi hari memiliki pengaruh yang kuat dan penonton yang setia. Dan mungkin ini merupakan salah satu ancaman yang dimiliki program Bagi-Bagi Berkah, karena dikhawatirkan, penonton di pagi hari itu akan lebih memilih untuk menyaksikan acara musik daripada menyaksikan acara reality show. Namun, untuk kompetitor yang meniru atau membuat program serupa Bagi-Bagi Berkah belum ditemukan.

Setelah mengetahui analisis SWOT dari program Bagi-Bagi Berkah ini, tentunya para kru memiliki strategi sendiri dalam menghadapi kompetitor.

Berdasarkan pernyataan para informan tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu program dinilai berkualitas atau tidaknya adalah dari isi konten program tersebut. Konten suatu program bisa dikatakan sebagai jantung dari program tersebut. Jika konten yang disajikan tidak berkualitas, maka otomatis program tersebut akan mati secara perlahan. Maka dari itu, ketiga informan memberikan pernyataan yang sama, bahwa trik dalam menghadapi kompetitor adalah dengan menyajikan isi konten program yang berkualitas dan tidak monoton atau membosankan.

(7)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan yang diambil oleh penulis berdasarkan penelitian terhadap program reality show Bagi-Bagi Berkah periode 18 Februari 2013 sampai dengan 20 Mei 2013 adalah sebagai berikut:

1. Program reality show Bagi-Bagi Berkah terinspirasi dari program reality show sosial yang ditayangkan oleh stasiun televisi lain yang memiliki tujuan untuk memberikan hadiah uang tunai kepada orang yang membutuhkan. Namun, target harus menjalankan misi untuk mendapatkan hadiah uang tunai sebesar sepuluh juta rupiah tersebut. Jika misinya gagal, maka target hanya mendapatkan uang senilai satu juta rupiah saja.

2. Dalam proses pra produksi program reality show Bagi-Bagi Berkah, diisi dengan kegiatan

hunting lokasi dan target, serta persiapan alat serta kru untuk produksi, dan persiapan isi konten

untuk produksi.

3. Dalam proses produksi program reality show Bagi-Bagi Berkah, diisi dengan kegiatan persiapan di lokasi shooting dan pengambilan gambar. Dimana kegiatan persiapan ini mencakup persiapan alat-alat untuk keperluan produksi, dan briefing yang dilakukan oleh kreatif kepada target, host dan agent.

4. Dalam proses pasca produksi program reality show Bagi-Bagi Berkah, diisi dengan proses

editing offline dengan teknik digital, yaitu melalui proses capturing kaset hasil rekaman menjadi

file, kemudian penyempurnaan penggabungan gambar pada editing online dan mixing dengan suara serta musik yang sesuai.

5. Dalam analisis SWOT program reality show Bagi-Bagi Berkah, strength (kekuatan) yang dimiliki oleh program Bagi-Bagi Berkah adalah dari segi konten program yang berbeda dengan program sejenis lainnya. Weakness (kelemahan) yang dimiliki oleh program ini, berdasarkan hasil observasi penulis adalah kesulitan dalam mendapatkan target yang sesuai dengan kriteria program Bagi-Bagi Berkah. Opportunity (kesempatan) yang dimiliki oleh program Bagi-Bagi Berkah adalah jam tayang pada pukul 08.30 WIB tersebut tidak memiliki banyak kompetitor program reality show sejenis. Treat (ancaman) yang dimiliki oleh program ini, adalah pesaing program ini yang merupakan acara musik, dan di khawatirkan program musik ini dapat meraih penonton yang lebih banyak. Dalam menghadapi kompetitor, kru Bagi-Bagi Berkah terus memperbaiki isi kontennya, dan membuat isi konten ini sesuai dengan keinginan penontonnya. Saran untuk program Bagi-Bagi Berkah:

1. Program Bagi-Bagi Berkah masih memiliki kesulitan dalam pencarian target, jadi sebaiknya jika program Bagi-Bagi Berkah dapat menggunakan tenaga outsource untuk membantu mendapatkan target yang sesuai.

2. Program Bagi-Bagi Berkah merupakan program sosial, jadi sebaiknya program ini tidak hanya menjangkau orang-orang di kawasan jabodetabek saja, tapi juga menjangkau orang-orang yang berada di seluruh Indonesia.

3. Program Bagi-Bagi Berkah harus tetap menjaga isi konten programnya agar tidak membosankan, dengan menghadirkan konten-konten yang unik dan menarik.

REFERENSI

BUKU:

Iriantara, Y. (2005). Media Relations: Konsep, Pendekatan dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Kriyantono, R. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Morrisan, M. (2008). Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group. BIBLIOGRAPHY \l 1057

Suharyadi, Nugroho, A., S.K., P., & Faturohman, M. (2007). Kewirausahaan: Membangun Usaha Sukses

Sejak Usia Muda. Jakarta: Salemba Empat.

Vera, N. (2008). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Renata Pratama Media.

Vivian, J. (2005). The Media Of Mass Communication (7th Edition). United States of America: Pearson Education.

(8)

JURNAL:

Goenawan, F. (2008). Nilai dan Gaya Hidup Masyarakat di dalam Media. Scriptura Vol. 2 No. 2 , 183-190.

Prawira, I., & Wahid, U. (2012). Program Inspiratif di Televisi Studi Dramaturgi Talk Show Kick Andy di Metro TV. Communique , 80-89.

WEBSITE:

Yusuf, I. A. (2012, November 29). Bincang Media Mari Berbincang Tentang Media. Retrieved Maret 2, 2013, from Wordpress: http://bincangmedia.wordpress.com/tag/acara-reality-show/

RIWAYAT PENULIS

Karmelia Kristi lahir di kota Jakarta pada 5 November 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang Broadcasting pada tahun 2013. Penulis pernah aktif di organisasi Bina

Referensi

Dokumen terkait

Disini data yang direduksi adalah mengenai proses pembelajaran Tahfidzul Qur'an di Pondok Pesantren Raudlatul Falah Bermi Gembong Pati yang terkumpul, baik dari

Apabila teori yang telah dipaparkan di atas dibandingkan dengan kondisi di tempat penulis melakukan magang/kerja, maka dapat dipaparkan sebagai berikut : “Toserba X’’

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang diangkat ialah “Bagaimana penerapan kurikulum 2013 dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII PK 4 di

Barbiturat terutama bekerja pada reseptor GABA dimana barbiturat akan menyebabkan hambatan pada reseptor GABA pada sistem saraf pusat, barbiturat menekan

Kesimpulan dari penelitian ini yakni: 1) Pada setiap subtema buku siswa kelas 4 tema 2 karya Sumini, dkk. telah mengacu pada pembelajaran dengan pendekatan keterampilan

Peraturan Daerah (Qanun) Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 6 Tahun 2003 tentang Pajak Kendaraan Bermotor (Lembaran Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2003 Nomor

7 Kegiatan yang dilakukan selama PKL meliputi membuat artikel untuk website perusahaan, membuat rancangan poster dan video promosi event, melakukan entering dan

Garut yang telah dikembangkan menggunakan model waterfall menurut presman terdiri dari analisis, desain, kode, dan test, berdasarkan permasalahan pada sistem yang