• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produksi program 811 (eight eleven show di metro tv)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Produksi program 811 (eight eleven show di metro tv)"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

PRODUKSI PROGRAM 811 (EIGHT ELEVEN) SHOW

DI METRO TV

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Nila Lestari

NIM: 207051000521

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

NILA LESTARI

NIM. 207051000521

Pembimbing:

Dr. Suhaimi, M.Si

NIP.19670906199403 1 002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul PRODUKSI PROGRAM 811 (EIGHT ELEVEN)

SHOW DI METRO TV telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 20 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI).

Jakarta, 20 Juni 2011

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang Sekretaris

Drs. H. Mahmud Jalal, MA Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA

NIP: 19520422 198103 1 002 NIP: 19710412 2200003 2 001

Penguji 1 Penguji 2

Drs. H. Mahmud Jalal, MA Dra. Hj. Asriati Jamil, M.Hum

NIP: 19520422 198103 1 002 NIP: 19610422 199003 2 001

Pembimbing

(4)

i Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar starta satu (S1) Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, saya telah

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat

atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tangerang, 09 Juni 2011

(5)

ii Nama : Nila Lestari

NIM : 207051000521

Produksi Program 811 (Eight Eleven) Show di Metro TV

Televisi berfungsi memberikan informasi, pendidikan, maupun hiburan bagi masyarakat. Perkembangan media informasi, khususnya televisi juga membuat dunia semakin hari semakin dekat meskipun arus informasi yang mengalir tersebut akan mempunyai dampak positif dan negatif. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik. Media televisi menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari aktifitas dan kehidupan manusia. Metro TV adalah televisi berita 24 jam pertama di Indonesia yang mulai mengudara pada tanggal 25 November 2000 Metro TV sebagai salah satu statsiun televisi swasta yang mengedepankan pengetahuan kepada penonton.

Kemasan program berita di era hiburan seperti ini tampaknya kian

penting, bahkan bisa sama pentingnya dengan isi beritanya. Program 8-11 (eight

eleven) show di konsep secara ringan seperti bukan program berita. Tata panggung pun tidak seperti studio program berita, melainkan ruang tengah keluarga menengah atas yang terdapat sofa empuk, televisi layar datar, piano dan dapur modern.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu menggambarkan keadaan yang

sebenarnya. Dalam penulisan skripsi ini data yang diperoleh melalui interview,

observasi dan dokumentasi.

Rumusan masalahnya adalah Program 811 (Eight Eleven) show di Metro

TV, pertama mengetahui bagaimana proses pra produksi acara mulai dari ide atau gagasan yang akan menjadi tema untuk tanggal 19 April 2011 . Kedua,

mengetahui proses produksi program secara langsung (live) pada tanggal 19 April

2011 . Ketiga, mengetahui bagaimana pasca produksi pada saat show berakhir.

Jadi, kesimpulannya penulis mengetahui tahapan proses produksi yang

dilakukan pada acara 811 (Eight Eleven) show di Metro TV mulai dari pra

produksi yang di awali dengan penemuan tema, perencanaan dan persiapan.

Produksi acara secara langsung (live) dan pasca produksi, karena acara ini

(6)

iii

kepada Allah SWT yang telah melimpahan Rahmat, Nikmat dan Rizki-Nya

kepada kita. Dialah Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada

seluruh umat manusia dimuka bumi ini.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad

SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.

Adapun dalam pembuatan skripsi ini penulis telah melewati banyak

kesulitan, hambatan dan gangguan hingga terkadang rasa putus asa, malas, bosan

dan ketidaktahuan peneliti. Namun berkat doa, bantuan, motivasi, bimbingan dan

pengarahan yang sangat berharga dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan.

Begitu banyak ucapan terimakasih yang ingin penulis sampaikan, karena

tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itur. dengan segala

ketulusan, perkenankan penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada

yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarief

Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Arief Subhan MA, dan Pembantu Dekan I

Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.Ag, Pembantu Dekan II Bapak Drs.

(7)

iv

2. Bapak Drs. Jumroni, M.Si selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam, dan Ibu Umi Musyarofah , MA selaku Sekretaris Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam

3. Ibu Dra. Hj. Asriati Jamil, M,Hum dan Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A

selaku Kordinator dan Sekretaris Program Non Regular Komunikasi dan

Penyiaran Islam , dan seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi. Karena telah banyak memberikan Ilmu Pengetahuan baik

pada saat penulis kuliah maupun saat menyelesaikan skripsi ini.

4. Dosen pembimbing Bapak Dr. Suhaimi M,Si yang telah membimbing dan

memberikan arahan kepada penulis dalam tahapan pembuatan skripsi

sampai selesai skripsi ini dengan baik.

5. Segenap karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi serta Perpustakaan Utama UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

yang telah memudahkan penulis untuk mendapatkan referensi dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Alm. Dulhalim, semoga Allah

memberikan tempat disisi-Nya. Teruntuk Ibunda Juhaeriyah, yang telah

memberikan doa, kasih sayang, semangat dan motivasi kepada penulis.

7. My brother Alfiyana Zarkasih dan My Sister Ramadyta yang telah memberi motivasi dan doa serta dukungan moril maupun materil kepada

penulis.

8. Keluarga besarku yang telah memberikan doa dan motivasi sehingga dapat

(8)

v

mba Puji, Farida, Ayni, Ajriny, Aldy, Nanto, Ope, Ferdom, Aan, Pa haji

Sulaiman, Bima, Doni, Wape, Apank, Zeptri, Rio, Syarif, Teh Yuli, Rina,

Riki, Utie dan Teman-teman KKN 2010 Kelompok 88 Pameungpek Garut.

Yang telah memberikan nuansa persahabatan, kekeluargaan, dan

pengalaman selama lebih dari tiga tahun menuntut Ilmu di UIN Syarief

Hidayatullah Jakarta. Sukses buat sahabat-sahabatku, semangat terus demi

meraih masa depan yang gemilang. Thanks for all

10.Pihak-pihak Metro Tv. Khususnya, Mba Retno, Mba Gita, Mba Win, Mas

Rian, Mas Yudi selaku Produser 811 (Eight Eleven) Show dan seluruh

crew produksi 811 (Eight Eleven) Show, Terima kasih banyak untuk

kerjasamanya yang telah membantu penulis untuk mengadakan penelitian

dan memperoleh informasi yang terkait dengan judul skripsi penulis.

11.Semua teman-temanku Alumni SD Pondok Ranji I, SLTPN 4 Ciputat, dan

SMA Yadika 6 Pondok Aren terima kasih atas doa kalian.

12.Buat adik-adik kelas Non Regular angkatan 2008 terima kasih banyak buat

doanya.

13.Semua pihak yang telah memberi bantuan baik moril maupun materil

kepada penulis sehingga selesailah penulisan skripsi ini

Pada akhirnya penulis hanya dapat mengucapkan terima kasih yang

(9)

vi Amin ya Rabbal Alamin.

Ciputat, 09 Juni 2011

(10)

vii A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Metodologi Penelitian ... 7

E. Tinjauan Pustaka ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Media Televisi ... 13

1. Sejarah dan Perkembangan Televisi ... 13

2. Televisi di Indonesia ... 15

B. Program Acara Televisi ... 21

1. Pengertian Program ... 21

2. Program Televisi ... 22

C. Produksi Program Televisi ... 30

(11)

viii

2. Produksi ... 36

3. Pasca Produksi ... 38

BAB III GAMBARAN UMUM METRO TV A. Gambaran Umum ... 42

B. Visi dan Misi ... 44

C. Gambaran Umum Program ... 46

D.Struktur Organisasi Metro TV ... 48

E. Profil Acara 811 (Eight Eleven) Show ... 48

BAB IV TEMUAN DATA DARI ANALISA POGRAM 811 (EIGHT ELEVEN) SHOW DI METRO TV A. Latar Belakang Acara 811 (Eight Eleven) Show ... 53

B. Produksi Program Acara 811 (Eight Eleven) Show ... 55

(12)

ix

(13)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Metro TV merupakan salah satu televisi nasional yang ada di

Indonesia. Stasiun ini resmi mengudara sejak 25 November 2000 di Jakarta..

Stasiun TV ini pada awalnya memiliki konsep yang berbeda dengan stasiun

TV lain, sebab selain mengudara selama 24 jam setiap hari, stasiun TV ini

hanya memusatkan acaranya pada siaran warta berita saja. dan juga

satu-satunya stasiun TV di Indonesia yang tidak menayangkan program sinetron.

Stasiun ini dikenal memiliki presenter berita terbanyak di Indonesia. 1

Awalnya, banyak orang pesimis stasiun televisi di Indonesia yang

memosisikan diri sebagai televisi berita bisa bertahan lama. Kenyataannya,

Metro TV bisa bertahan lama. Stasiun televisi berita ternyata bisa menjadi

alternatif bagi stasiun televisi hiburan, bahkan pada saat-saat tertentu, ketika

ada kejadian besar, stasiun televisi berita menarik perhatian masyarakat.

ketika terjadi tsunami di Aceh, bom di Bali, Sidang Istimewa MPR 2001; yang

membuat Presiden Abdurrahman Wahid turun dari jabatan Presiden, stasiun televisi berita bisa “mengalahkan” stasiun televisi generalis atau stasiun

televisi hiburan.2

Perkembangan media informasi, khususnya televisi juga membuat

1

http://id.wikipedia.org/wiki/MetroTV artikel ini di akses pada tanggal 15 Januari 2011.

2

(14)

dunia semakin hari semakin dekat meskipun arus informasi yang mengalir

tersebut akan mempunyai dampak positif dan negatif. Televisi sebagai salah

satu media massa elektronik. Media televisi menjadi suatu kebutuhan yang

tidak dapat dipisahkan dari aktifitas dan kehidupan manusia. Banyak orang

yang menghabiskan waktunya untuk menonton televisi.

Televisi mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan media

massa lainnya. Pertama pesan televisi disajikan secara audio dan visual,

berbeda dengan radio yang hanya audio (melalui pendengaran) dan surat kabar

yang bersifat visual saja (melalui penglihatan). Televisi unggul dalam

membangun daya tarik, persepsi, perhatian dan imajinasi dalam mengkonstruk

realitas. Kedua dilihat dari sisi aktualitas peristiwa, televisi bisa lebih cepat

memberi informasi kepada pemirsa dari pada surat kabar, radio dan majalah.

Ketika dari segi khalayak televisi menjangkau ratusan ribu pemirsa. Keempat

efek kultural televisi lebih besar daripada efek yang dihasilkan jenis-jenis

media lainnya. 3

Pertelevisian di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang

cukup beberapa tahun belakangan ini. Awalnya, kita hanya memilki satu

stasiun televisi, itu pun dimiliki oleh pemerintah, namanya Televisi Republik

Indonesia (TVRI). Pada tahun 1989, lahirlah stasiun televisi Rajawali Citra

Televisi Indonesia (RCTI). Stasiun televisi tersebut menjadi televisi swasta

pertama di Indonesia. Stasiun televisi yang berturut-turut lahir adalah Surya

Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Indosiar, dan

3

(15)

Andalas Televisi (Antv). Sejak era reformasi bergulir, televisi swasta pun

semakin ramai bermunculan. Ada MetroTV, Transformasi Televisi (Trans

TV), TV 7 yang kini menjadi Trans 7, Lativi yang belakangan menjadi

TVOne, serta Global TV.

Secara umum, stasiun televisi kita terdiri atas televisi generalis dan

televisi spesialis. Televisi generalis menyajikan program atau acara yang

beragam, mulai dari sinetron, musik, film, acara anak-anak, hingga berita.

Untuk televisi nasional, yang termasuk dalam kategori televisi generalis

adalah RCTI, SCTV, TPI, Indosiar, Antv, Trans7, termasuk TVRI. Televisi

spesialis menitikberatkan pada program tertentu. MetroTV dan TVOne adalah

TV khusus yang cenderung atau menspesialisasikan diri pada program berita.4

Kemasan program berita di era hiburan seperti ini tampaknya kian

penting, bahkan bisa sama pentingnya dengan isi beritanya. Itulah yang

membuat para produser berita terus mencari bentuk baru penyajian program

berita agar bisa mendapat rating yang bagus dan meraih segmen yang lebih

luas seperti halnya program hiburan.

Program 811 (Eight Eleven) show di konsep secara ringan seperti

bukan program berita. Tata panggung pun tidak seperti studio program berita,

melainkan ruang tengah keluarga menengah atas yang terdapat sofa empuk,

televisi layar datar, piano dan dapur modern. Pemirsa bisa berdialog langsung

dengan Ketiga pembawa acara yaitu Tommy Tjokro, Marissa Anita dan Prabu

Revolusi melalui telepon, atau berkomentar lewat twitter dan facebook. Ketiga

4

(16)

pembawa acara 811 (eight eleven) shoow membacakan komentar-komentar

tersebut dan ditayangkan di televisi. Menonton acara 811 (Eight Eleven) show

seperti menikmati siaran radio yang diberi gambar. Di sela-sela rangkaian

berita, pemirsa bisa melihat video klip lagu yang ditayangkan, iklan tutur

(ad-lip), informasi lalu lintas, diaolog bersama narasumber dan informasi kuliner.

Program 811 (Eight Eleven) Show ini merupakan acara yang masih

terbilang baru. Tayang perdana di MetroTV pada tanggal 24 November 2010.

meskipun baru beberapa bulan acara ini tayang , tetapi minat dari pemirsa

yang menonton banyak. Ini terbukti akun di jejaring sosial twitter dan

facebook banyak yang memberi komentar atau bertanya kepada narasumber

yang hadir pada saat acara tersebut berlangsung.

Program ini berupaya larut dengan topik yang paling banyak

dibicarakan orang di media sosial semacam twitter dan facebook. Pendekatan

acara ini pada pemirsanya adalah new media. 811 (Eight Eleven) show

disiarkan secara langsung di gedung MetroTV setiap hari Senin – Jum’at

mulai pukul 08.00 pagi sampai dengan pukul 11.00 siang.

Oleh karena itu, penulis akan menggunakan program 811 (Eight

Eleven) sebagai objek penelitian. Dengan berbagai kelebihan dan perbedaan dalam menyampaikan berita, penelitian ini menggambarkan tentang

bagaimana suatu acara itu tayang di televisi. Dari tahap Pra-Produksi,

Produksi sampai Pasca Produksi. Untuk itu penulis mengangakat judul

PRODUKSI PROGRAM 811 (EIGHT ELEVEN) SHOW DI METRO

(17)

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Pembatasan masalah ini dilakukan guna menghindari perluasan

pembahasan yang tidak penting selain itu menjadi terarah dan agar

berhubungan antara masalah yang diteliti dengan pembahasan dalam

Analisis program 811 (Eight Eleven) Show di Metro TV peneliti

membatasinya pada episode Selasa 19 April 2011.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah pada

penelitian ini adalah:

a. Bagaimana Pra Produksi Program 811 (Eight Eleven) Show di Metro

TV pada episode Selasa 19 April 2011 ?

b. Bagaimana Produksi Program 811 (Eight Eleven) Show di Metro TV

pada episode Selasa 19 April 2011 ?

c. Bagaimana Pasca produksi Program 811 (Eight Eleven) Show di

Metro TV pada episode Selasa 19 April 2011 ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Utama

Mengetahui secara garis besar bagaimana media massa khususnya

televisi dalam mengemas suatu acara. Serta memberikan referensi pada

(18)

b. Tujuan Khusus

Sesuai dengan perumusan masalah di atas tujuan yang hendak

dicapai pada penelitian ini yaitu:

1) Mengetahui Pra Produksi Program 811 (Eight Eleven) Show di

Metro TV pada episode Selasa 19 April 2011

2) Mengetahui Produksi Program 811 (Eight Eleven) Show di Metro

TV pada episode Selasa 19 April 2011

3) Mengetahui Pasca Produksi Program 811 (Eight Eleven) Show di

Metro TV pada episode Selasa 19 April 2011

2. Manfaat penelitian

1. Secara Akademis

Harapan dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan dan

tambahan referensi bagi studi-studi selanjutnya mengenai program acara di

Televisi. Memberikan gambaran mengenai sebuah program acara yang

ditayangkan secara langsung (live) di televisi. Maka penelitian ini

diharapkan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, tentunya pada ilmu

pengetahuan komunikasi khususnya pada penyiaran pemberitaan.

2. Secara Praktis

Penulis mengharapakan semoga hasil dari penelitian ini dapat

memberikan manfaat dalam memberikan masukan dan gambaran kepada

berbagai kalangan seperti teoritis, dan aktivis penyiaran televisi dan pada

(19)

program yang inovatif dan mendidik, serta disesuaikan dengan kebutuhan

dan keinginan masyarakat (penonton) agar tercipta program acara berita

yan lebih menarik, diminati dan diterima oleh masyarakat umum.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif merupakan

langkah-langkah yang melakukan representasi objek tentang semua

informasi yang terdapat dalam masalah yang diselidiki. Dengan kata lain

metode ini tidak terbatas sampai pada pengumpulan data, tetapi meliputi

juga analisis dan interpretasi tentang arti dari data tersebut. Secara

prakteknya dengan menggambarkan suatu kondisi dalam proses Pra

Produksi, Produksi, Pasca produksi pada Program 811 (Eight Eleven).

2. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat subjek yang merupakan faktor utama

dalam menentukan hasil dari penelitian yaitu semua pengisi acara serta

crew-crew yang bekerja dalam program 811 (Eight Eleven) Show, sedangkan objek dari penelitian yaitu pra produksi, produksi dan pasca

produksi program 811 (Eight Eleven) Show di Metro TV.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Tekhnik observasi dalam penelitian ini dengan melakukan

(20)

ini dilakukan selama empat hari mengikuti produksi 811 (Eight Eleven) Show yaitu dimulai dari tanggal 18 -21 April 2011.

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu alat pengumpulan informasi yang

langsung tentang beberapa jenis data. Penulis menggunakan teknik

wawancara yang dilakukan kepada produser. Penulis mewawancarai

produser dari acara 811 (Eight Eleven) show ini yaitu Iswahyudi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel

berupa catatan, buku, majalah, internet dan lain-lain dengan cara

mengumpulkan data-data mengenai hal-hal yang akan diteliti.

d. Pengolahan Data

Data diperoleh dari obsevasi dan wawancara, maka langkah

selanjutnya adalah pengolahan data. Pengolahan data dari hasil observasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mencatat hasil dari apa yang diamati di lapangan; sedangkan pengolahan data dari hasil

wawancara dilakukan dengan cara, penulis mendengarkan ulang rekaman wawancara kemudian menuliskannya kembali. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis adalah pelaporan data

dengan menerangkan memberi gambaran dan mengklasifikasikan serta menginterpretasikan data yang terkumpul apa adanya, lalu kemudian di

(21)

e. Lokasi dan waktu

Penulisan ini dilaksanakan pada salah satu stasiun televisi swasta Metro TV yang beralamat Jl. Pilar Mas Raya Kav. A-D, Kedoya -

Kebon Jeruk Jakarta 11520, Indonesia. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 19 April 2011

f. Teknik Penulisan Data

Isi penelitian ini ditulis berdasarkan penulisan skripsi yang mengacu pada pedoman penulisan skripsi, tesis, dan disertasi yang

berlaku di UIN Jakarta.5

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dalam penelitian adalah membandingkan penelitian

yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya. Beberapa judul skripsi

terdahulu mempunyai judul atau objek dan subjek penelitian yang sama

ataupun hampir sama dengan penulis. Diantaranya adalah:

1. “Analisis Produksi Program Jejak Islam di TVOne” karya

Muhammad Zuhdi Kurniawan ( 202051001316) Fakultas Ilmu Dakwa

dan Ilmu Komunikasi tahun 2009, skripsi tersebut membahas tentang bagaimana desain program Acara “Jejak Islam”, Bagaimana Pelaksanaan

Produksi Program Acara “Jejak Islam” , dan Bagaimana evaluasi Produksi

Program Acara “Jejak Islam”

Bedanya dengan skripsi penulis pada “Analisis Produksi

5

(22)

Program Jejak Islam di TVOne” karya Muhammad Zuhdi

Kurniawan ditayangkan secara tidak langsung atau taping. Melalui proses

shooting terlebih dahulu. Kemudian proses pasca produksi yaitu

pengeditan gambar, memasukkan narasi dan dubbing serta perekaman ke

dalam kaset. Sedangkan, skripsi penulis adalah program yang ditayangkan

secara langsung (live) dan tidak ada proses pasca produksinya.

2. “Analisis Produksi Program Forum Kerukunan Umat Beragama di

TVRI” karya Anne Chrisnasari Syahman (10605001784), Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi tahun 2010, skrip tersebut membahas

tentang bagaimana format pada program Forum Kerukunan Umat

Beragama di TVRI, dan Bagaimana proses Pra Produksi, Produksi, dan

Pasca Produksi.

Bedanya dengan skripsi penulis pada “Analisis Produksi

Program Forum Kerukunan Umat Beragama di TVRI” karya Anne

Chrisnasari Syahman program ini ditayangkan secara langsung (live) tidak melalui proses pengeditan. Akan tetapi jika proses produksinya

dilakukan secara tunda (taping) maka akan ada pasca produksinya yaitu

proses editing. Sedangkan, skripsi penulis adalah program yang

ditayangkan secara langsung (live) dan tidak ada proses pasca produksinya

3. “Analisis Produksi acara Makna Kehidupan di Trans TV” Minarsih

Fitriasari (106051001844), Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

tahun 2010, skripsi tersebut membahas tentang bagaimanakah pelaksanaan

(23)

Produksi, Produksi, Pasca Produksi dan Evaluasi, Bagaimanakah evaluasi

proses Produksi Acara Makna Kehidupan di Trans TV.

Bedanya dengan skripsi penulis pada “Analisis Produksi acara

Makna Kehidupan di Trans TV” karya Minarsih Fitriasari program

ini pra produksinya dilakukan satu minggu sebelum proses shooting.

Sedangkan skripsi penulis adalah proses pra produksinya dilakukan sehari

sebelum produksi secara langsung (live) dilakukan.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini, yaitu penulis menyusun

dengan membagi menjadi lima bab:

BAB I PENDAHULUAN: dalam bab ini membahas mengenai latar belakang

masalah penelitian, perumusan dan pembatasan masalah dalam penelitian,

tujuan dan manfaat dari penelitian, metodologi yang digunakan dalam

penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II KERANGKA TEORITIS: dalam bab ini membahas tentang Sejarah

dan Perkembangan Televisi, Televisi di Indonesia, Pengertian program,

Program televisi, Pra produksi, Produksi, Pasca produksi.

BAB III GAMBARAN UMUM METRO TV: dalam bab ini membahas

tentang profil Metro TV Sejarah dan Perkembangan Metro TV, mengenai Visi

dan Misi Metro TV , Gambaran Umum Program, Deskripsi Acara 811 (Eight

(24)

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN yang membahas mengenai: Pra

produksi program , Produksi program, dan Pasca produksi program

BAB V PENUTUP: yang berisi Kesimpulan dari hasil penelitian yang

(25)

KAJIAN TEORI

A. Media Televisi

1. Sejarah dan Perkembangan Televisi

Pada hakikatnya, media televisi lahir karena perkembangan teknologi.

Bermula dari ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan

gagasan seorang mahasiswa dari Berlin (Jerman Timur) yang bernama

Paul Nikpov, untuk mengirim gambar melaui udara dari satu tempat ke

tempat lain. hal ini terjadi antara tahun 1883-1884. akhirnya Nipkov diakui sebagai “bapak televisi” 1

Perkembangan televisi di dunia ini sejalan dengan kemajuan teknologi

elektronika, yang bergerak pesat sejak ditemukannya transistor oleh

William Sockley dan kawan-kawan pada tahun 1946. Transistor yang

dibuat dari pasir silicon yang bayank terdapat di lembah Silicon di

California Amerika Serikat ini merupakan benda sebesar pasir yang

berfungsi sebagai penghantar listrik benas hambatan. Transistor ini

sanggup menggantikan fungsi tabung (vaccum tube) yang diciptakan oleh

Lee de Forest pada tahun 1912. Selanjutnya pada tahun 1923 Vladimir

Katajev Zworykin berhasil menciptakan sistem televisi elektris. Dan tahun

1930 Philo T. Farnsworth menciptakan system televisi. Penemuan dasar

televisi ini harus berkembang sampai akhirnya Paul Nipkow melahirkan

1

Wawan Kuswandi. Komunikasi Massa Sebuah analisis Media Televisi. (Jakarta: PT Rineka Cipta. 1996) h. 5-6

(26)

televisi mekanik. Hal ini dibuktikan ketika New York World’s Fair tahun 1939 dipamerkan pesawat televisi berukuran 8 x 10 inci. Dari sinilah

akhirnya berkembang pesawat televisi yang kita kenal sekarang.

Sementara untuk pertama kalinya gambar televisi mulai terlihat tahut 1920

di Amerika Serikat.2

Televisi mulai dapat dinikamati oleh publik Amerika Serikat (AS)

pada tahun 1939, namun sempat terhenti ketika Perang Dunia II. Baru

setelah tahun 1946, kegiatan dalam bidang TV tersebut tampak dimulai

lagi. Pada waktu itu, di seluruh Amerika Serikat hanya terdapat beberapa

pemancar. Tetapi kemudian, karena situasi dan kondisi yang mengizinkan

serta pesatnya perkembangan teknologi, maka jumlah studio/ pemancar

televisi pun meningkat. Sementara itu, lebih dari 90 persen semua rumah

tangga di Amerika serikat dilengkapi dengan televisi dan banyak dari

mereka yang memiliki lebih dari satu televisi. Bahkan pada tahun 1981,

televisi telah berkembang sangat pesat, sehingga dapat menciptakan

televisi yang menyajikan 36 acara, termasuk video recorder yang diatur

oleh komputer. 3

Inggris termasuk salah satu negara yang paling lama mengadakan

eksperimen dalam bidang televisi. John Logie Baird umpamanya, telah

mendemostrasikan televisi pada tahun 1924. dan BBC yang kini

merupakan salah satu organisasi televisi terbesar di dunia sudah

2

Askurifai Baskin, Jurnalistik Televisi Teori dan praktik (Bandung: Sambiosa Rekatama Media, 2006), Cet. 1, h.7

3

(27)

coba mengadakan siaran sejak tahun 1929 dan hari jadi BBC Television

adalah tanggal 2 November 1936. 4

Perkembangan teknologi pertelevisian saat ini sudah sedemikian pesat

sehingga dampak siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada batas

antara satu negara dengan negara lainnya terlebih setelah digunakannya

satelit untuk memancarkan signal televisi. Inilah yang disebut sebagai

globalisasi di bidang informasi. Peristiwa yang terjadi di daratan Eropa

atau Amerika atau Rusia, pada saat yang sama dapat pula diketahui di

negara-negara lain dan sebaliknya, melalui bantuan satelit yang mampu

memultipancarkan siarannya ke berbagai penjuru dunia tanpa ada

hambatan geografis yang berarti. 5

2. Televisi di Indonesia

Media televisi di Indonesia bukan lagi dilihat sebagai barang mewah,

seperti ketika pertama kali ada. Kini media layar kaca tersebut sudah

menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan masyarakat nusantara

untuk mendapatkan informasi. Dengan kata lain, informasi sudah

merupakan bagian dari hak manusia untuk aktualitas diri.

Masuknya televisi di Indonesia (Jakarta) pada tahun 1962,

bertepatan dengan “The 4thAsian Games” (Peristiwa olahraga Asia ke-4).

Ketika itu Indonesia menjadi penyelenggara. Peresmian pesta olahraga

tersebut bersamaan dengan peresmian penyiaran televisi oleh Presiden

4

Onong Uchjana Effebdy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. (Komunikasi: PT Citra Aditya Bakti, 2003), Cet.III, h. 173

5

(28)

Soekarno, tanggal 24 Agustus 1962. Televisi yang pertama muncul adalah

TVRI dengan jam siar antara 30 – 60 menit sehari. Jumlah pesawat televisi

yang ada di Jakarta sebanyak 10.000 buah. Tujuh tahun setelah TVRI

diresmikan (1969), jumlah pesawat televisi di Jakarta meningkat menjadi

65.000 buah, sampai akhir maret 1972, jumlah televisi di Indonesia adalah

212.580 buah.6

Dalam perkembangan era penyelanggaraan penyaiaran televisi yang

dilakukan TVRI sejak tahun 1963 terus berlangsung sampai dengan tahun

1990, sekalipun sejak tahun 1971, 1986 dan tahun 1987 telah terlihat adanya

era pembaruan setidaknya dari sisi aturan main. Namun demikian secara de

facto monopoli penyiaran masih terus berlangsung. Karena itu pembaruan

tahap pertama, kedua , ketiga dan keempat. 7

1. Era Pembaruan Tahap Satu

Era ini disebut era pembaruan tahap satu, karena sejak tanggal 3 Mei

1971, pemerintah melalui Departemen Penerangan mengeluarkan

Keputusan Menteri Penerangan Nomor 54/B/KEO/MENPEN/1971

tentang Penyelenggaraan Siaran Televisi di Indonesia. Melalui keputusan

ini, dimunculkan keinginan untuk mulai menata system penyelenggaraan

penyiaran televisi di Indonesia. Keinginan ini dilatarbelakangi adanya

perkiraan terjadinya perkembangan yang pesat mengenai pertelevisian

diwilayah Republik Indonesia. Dalam pelaksanaannya Departemen

Penerangan dapat membenarkan pertisipasi Pemerintah Daerah atau

6

Wawan Kuswandi. Komunikasi Massa Sebuah analisis Media Televisi. h.34

7

(29)

instansi resmi lainnya di dalam investasi pembangunan prasarana

pertelevisian di Indonesia. Kebijakan pengaturan ini bertahan 15 tahun,

yaitu sejak 3 Mei 1971 samapi 20 Agustus 1986.

2. Era Pembaruan Tahap Dua

Era ini ditandai dengan dikeluarkannya kebijaksanaan Menteri

Penerangan RI melalui Keputusan Menteri Penerangan Nomor

167/B/KEP/MENPEN/1986 tentang Penyelanggaraan Siaran Televisi di

Indonesia tanggal 20 Agustus 1986. berdasarkan aturan yang baru

setidaknya ada tiga alasan utama melakukan perubahan terhadap

pengaturan yang selama ini dilaksanakan. Pertama, diyakini bahwa

pesatnya kemajuan teknolohi informasi dan teknologi telekomunikasi

dewasa ini telah membawa perkembangan baru di bidang

penyelenggarakan siaran televisi di Indonesia. Kedua, disadari bahwa

perkembangan pertelevisian Indonesia haruslah bener-benar terintegrasi di

dalam menunjang pembangunan nasional di segala bidang serta dapat

menghindari timbulnya dampak langsung idiologi, politik, ekonomi,

sosial, budaya, pertahanan dan keamanan juga gangguan elektromagnetik

yang merugikan. Ketiga, sebelum ditetapkannya Undang-Undang Siaran,

di pandang perlu menyempurnakan ketentuan-ketentuan mengenai

wewenang dan kebijaksanaan tentang penyelegaraan siaran televisi di

seluruh wilayah Indonesia.

3. Era Pembaruan Tahap Tiga

(30)

TerbatasTVRI, yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Penerangan RI

Nomor 190A/KEP/MENPEN/1987 tanggal 20 Oktober 1987. Berdasarkan

keputusan menteri ini ada tiga hal yang menjadi dasar pembaruan tahap

tiga. Pertama, disadari perkembangan dan kemajuan teknologi informasi

dan telekomunikasi sangat pesat. Di sisi lain terdapat keterbatasan dana

dalam pembangunan. Kedua, disadari pentingnya sikap tegas dan kontinyu

untuk mendorong suksesnya pembangunan serta sejalan dengan harapan

masyarakat untuk segera mengambil langkah-langkah mengembangkan

siaran televisi. Pihak swasta pertama yang diizinkan melakukan penyiaran

televisi adalah Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) untuk

berpatisipasi dalam penyelenggaraan Siaran Saluran Terbatas (SST) dalam

wilayah Jakarta dan sekitarnya. Era ini berlangsung sampai dengan tanggal

24 Juli 1990.

4. Era Pembaruan Tahap Empat sampai Sekarang

Tahap berikutnya adalah era pembaruan tahap empat yang

melatarbelakangi lahirnya SCTV,TPI, ANTV, dan Indosiar. Era ini

dimulai dengan lahirnya Keputusan Menteri Penerangan Nomor

111/KEP/MENPEN/1990 tentang penyiaran Televisi di Indonesia tanggal

24 Juli 1990. Tanggal 30 Januari 1993 SCTV diperbolehkan

menyelenggarakan siaran nasional, dengan ketentuan bahwa siaran

nasional SCTV berkedudukan di Jakarta merupakan siaran gabungan

antara SCTV Surabaya dengan SCTV Denpasar. Pengoperasian siaran TPI

(31)

XII TVRI Stasiun Pusat Jakarta. Dan pada tanggal 30 Januari 1993 lahir

televisi swasta ANTV. PT. Indosiar Visual Mandiri (Indosiar) merupakan

televisi swasta yang lahir tanggal 18 Juni 1992. Setelah lahirnya stasiun

televisi swasta ANTV, terjadi peralihan kekuasaan di Indonesia dengan

lengsernya Soeharto dan digantikan Habibie. Dan pemerintahan Habibie

inilah mulai muncul deregulasi dibidang pengelolaan informasi dan

komunikasi. Puncaknya pada pemerintahan Gus Dur Departemen

Penerangan dilikuidasi dan berdirilah beberapa televisi swasta baru

lainnya, yakni MetroTV, Trans TV, Global TV, dan TV 7. 8

Saat ini di Indonesia sudah mengudara sebeles stasiun televisi. Satu TVRI

dan sepulah stasiun tv swasta. Tetapi sejarah kelahiran televisi di Indonesia

tetap harus menjadi catatan kita. Sebab, bagaimana pun canggih dan hebatnya

stasiun televisi swasta yang kini mengudara, tetap tidak bisa meninggalkan

sejarah lahirnya televisi di negara kita. Dan bicara tentang sejarah televisi di

Indonesia tentu tidak bisa lepas dari lahirnya TVRI sebagai cikal bakal dunia

penyiaran televisi di Indonesia.

Perkembangan pesat televisi di Indonesia terbukti dengan munculnya

televisi swasta dibarengi dengan deregulasi pertelevisian Indonesia oleh

pemerintah, sejak tanggal 24 Agustus 1990. ada berbagai alternatif tontonan

bagi masyarakat Indonesia saat ini, yaitu TVRI, TVRI programa 2, RCTI,

SCTV, TPI dan AN-TV. Sebuah televisi yang memfokuskan diri pada bidang

ekonomi dan pembangunan nasional, yaitu Indosiar Visual Mandiri (IVM) di

8

(32)

Indonesia dan mulai siaran tahun 1994.9 Sejak era reformasi bergulir, televisi

swasta semakin ramai bermunculan. Ada MetroTV, Transformasi Televisi

(Trans TV), TV 7 yang kini menjadi Tras 7, Lativi yang belakangan menjadi

TVOne, serta Global TV.

Stasiun TV lokal pun ikut menyemarakkan dunia pertelevisian tanah air.

Televisi local mulai bermunculan pada tahun 2000. misalnya, di Jakarta ada

OChannel dan JakTV, di Surabaya ada Jawapos Televisi (JTV), di Bnaten ada

Cahaya TV, dan banyak lagi yang ada diberbagai daerah dan kota di

Indonesia. Hingga April 2007, permintaan izin pendirian televisi local yang

masuk ke Komisi Penyiaran Indonesi (KPI) dan Kementrian Komunikasi dan

informasi (Menkominfo) mencapai angka 100 stasiun televisi. Televisi

berlangganan atau televisi berbayar (pay per view) juga turut mewarnai

perkembangan jagat pertelevsian Indonesia. Yang relatif dikenal publik,

antara lain Indovision, Aora TV, First Media, dan Telkomvision. Hingga

tahun 2008 , paling tidak terdapat 13 stasiun televisi berlangganan yang

beroperasi di Indonesia. Televisi berlangganan kini tak hanya menyediakan

jasa siaran stasiun asing ataupun nasional, tetapi juga memproduksi sendiri

program-program mereka, termasuk program berita.10

Terkait dengan perkembangan teknologi di Indonesia, diperkirakan pada

tahun 2018, televisi di Indonesia memasuki era televisi digital. Teknologi

digital akan meningkat kualitas gambar televisi. Masih terkait dengan

9

Wawan Kuswandi. Komunikasi Massa Sebuah analisis Media Televisi, h.35

10

(33)

perkembangan teknologi, kini terjadi konvergensi media, misalnya antara

media televisi dengan media online. Konvergensi ini tentu memperluas

jangkauan siaran televisi.11

B. Program Acara Televisi

1.Pengertian Program

Secara etimologi, kata program berasal dari bahasa Inggris

Programme yang berarti acara atau rencana.12 Sedangkan menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian program adalah rancangan mengenai

asas serta usaha yang akan dijalankan.

Secara etimologi, undang-undang penyiaran Indonesia tidak

menggunakan kata program untuk acara, tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang

disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering

digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia dari pada kata “siaran”

untuk mengaju kepada pengertian acara.

Di Indonesia program siaran akan mengisi siarannya sepanjang

rata-rata 18 sampai 24 jam setiap harinya. Sedangkan program siaran terdiri

dari berbagai macam produksi siaran pendukung program. Produksi itu

bisa dibuat sendiri oleh stasiun televisi bersangkutan (in house production)

atau dibeli disewa dari luar.

11

Ibid h.2

12

(34)

Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau

barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual kepada pihak lain,

dalam hal ini audien dan pemasang iklan. Dengan demikian, program

adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia

mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia

penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau

penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan

mendapatkan pendengar atau penonton. 13

2. Program Televisi

Program siaran televisi di Indonesia pada umumnya di produksi oleh

stasiun televisi yang bersangkutan. Di Amerika sebuah stasiun televisi

tidak memproduksi sendiri sebuah program siarannya. Mereka hanya

membeli atau memesan dari production company yakni kalau di Indonesia

lebih dikenal dengan sebutan production house. Cara seperi ini akan dapat

lebih menguntungkan kedua belah pihak. Stasiun televisi dapat memilih

program yang menarik dan memilki nilai jual kepada pemasang iklan,

sementara perusahaan produksi acara televisi dapat meraih keuntungan

dari produksinya. 14

Maju mundurnya perusahaan jasa penyiaran televisi ada pada

pemograman acara. Secara bisnis program itu bisa dijual. Bagi perusahaan

televisi swasta, hasil program penyiaran dapat menghasilkan pemasukan

13

Ibid, h. 200

14

(35)

keuntungan. Sedangkan bagi televisi nonkomersial – seperti televisi

pendidikan,

Setiap program televisi punya sasaran yang jelas dan tujuan yang akan

dicapai. Ada lima parameter yang harus diperhitungkan dalam menyusun

program siaran televisi, yaitu:

a. Landasan filosofis yang mendasari tujuan semua program

b. Strategi penyusunan program sebagai pola umum tujuan program

c. Sasaran program

d. Pola produksi yang menyangkut garis besar isi program

e. Karakter intuisi dan manajement sumber program untuk mencapai

usaha yang optimum.15

Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang

jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa

saja yang bisa dijadikan program untuk ditanyakan ditelevisi selama program

ini menarik dan disukai audien dan selama tidak bertentangan dengan

kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku.

Menurut Morissan jenis program dapat dikelompokkan menjadi dua

bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu: 16

1. Program Informasi (berita)

Manusia pada dasarnya memiliki sifat ingin tahu yang besar. Mereka

ingin tahu apa yang terjadi di masyarakat. Programmer dapat

15

R. M Soenarto, Program Televisi dari Penyusunan sampai Pengaruh siaran, (Jakarta: FFTV-IKJ, 2007). Cet ke-1, h.5

16

Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi,

(36)

mengeksplorasi rasa ingin tahu orang ini untuk menarik sebanyak

mungkin audien. Program informasi di televisi, sesuai dengan namanya,

memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton

terhadap suatu hal.

Program informasi tidak hanya melulu program berita dimana

presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian

informasi termasuk juga talk show (perbincangan), misalnya wawancara

artis, orang terkenal, tokoh atau dengan siapa saja. Program informasi

dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu berita keras (hard news) dan

berita (soft news).

Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan/atau

menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya

yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien

secepatnya. Peran televisi sebagai sumber utama hard news bagi

masyarakat cenderung untuk terus meningkat. Stasiun televisi besar

biasanya menyajikan program beberapa kali dalam satu hari, misalnya

pagi, siang, petang, dan tengah malam. Berita keras dapat dibagi menjadi

beberapa bentuk yaitu: straight news, features, dan infotaiment.

a. Straight News adalah suatu berita yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajika informasi terpenting saja yang mencakup 5W+1H

(37)

b. Feature adalah berita ringan namun menarik. Pengertian “menarik” di sini adalah informasi yang lucu, aneh, unik, menimbulakn kekaguman,

dan sebagainya.

c. Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai

kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (celebrity), dan

sebagian besar dari mereka bekerja pada industri hiburan, seperti

pemain film/sinetron dan lain sebagainya.

Berita Lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan

menarik yang disampaikan secara mendalam (in depth) namun tidak

besifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini

ditayangkan pada satu program tersendiri di luar program berita. Program

yang masuk ke dalam kategori berita lunak ini adalah: current affair,

magazine, dokumenter, dan talk show.

a. Current Affair adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat

secara lengkap dan mendalam.

b. Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan

durasi yang lebih panajang.

c. Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik.

(38)

dipandu oleh host atau pembawa acara. Mereka yang di undang adalah

orang-orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa atau

topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah

yang tengah dibahas.

Dalam perkembangannya, jurnalisme mengalami kemajuan yang

berarti. Jurnalisme yang pada awalnya hanya di monopoli oleh media

cetak sudah bertambah dengan media elektronik seperti televisi dan radio.

Bahkan sekarang sudah ada internet yang membawa pembahasan

jurnalisme ke bentuk media baru. Di indonesia, media cetak tak lagi cukup

disajikan dengan media yang tercetak itu. Media elektronik juga tidak

mampu berbeda. Jika diamati, media-media elektronik sekalipun (radio

dan televisi) sekarng ini memiliki wujud dua, yakni medianya sendiri dan

media internet. Jika anda pembaca harian kompas , anda dapat juga

mengakses lewat internet semua berita di harian tersebut. Beberapa televisi

seperti RCTI, SCTV, Metro TV juga sudah menyajikan dalam internet.17

Jurnalisme itu sendiri merupakan sebuah profesi yang dilakukan

oleh seseorang yang bekerja pada media massa yang berhubungan dengan

proses mencari, mengolah, dan menyiarkan informasi kepada khalayak

dan disebarkan melalui media massa (surat kabar, radio, televisi dan

internet).

Di televisi, seorang wartawan sering kali tidak hanya dituntut bisa

mengambil gambar sebuah peristiwa tetapi sekaligus menulis dan

17

(39)

menyiarkannya. Sebuah profesi yang tidak semua orang bisa

melakukannya. Bahkan karena memang di gaji tinggi, dalam lowongan

pekerjaan untuk jurnalis televisi, televisi mensyaratkan pengalamn dua

tahun di media cetak. Artinya, televisi tidak lagi mengajari wartawannya

dari nol. Tidak perlu lagi melatih wartawan yang sudah punya keahlian

menulis (karena pernah terlibat di media cetak) untuk disesuaikan dengan

jurnalisme televisi.

Seorang jurnalis siaran juga harus mampu memberikan ilustrasi

pendukung (misalnya data) dalam wawancara atau laporan jurnalistiknya.

Wartawan itu sangat dituntut mempunyai wawasan luas. Misalnya,

melaporkan pemilihan presiden secara langsung. Reporter bisa

memberikan ilustrasi pemilihan presiden lima tahun yang lalu. Jika

laporan disiarkan secera terekam mungkin akan lebih mudah, tetapi jika

disiarkan live spontanitas dan keluasan wawasan seorang jurnalis menjadi

keharusan.18

Tuntutan lain dari seorang reporter media elektronik ini adalah

kemampuan kecepatan bicara. Misalnya, durasi (waktu) yang dipunyai

media sangat terbatas. Ia tidak bisa memperkerjakan jurnalis yang logat

bicaranya sangat pelan. Media tidak saja rugi secara waktu tetapi juga

tidak menarik bagi pemirsanya. Jurnalis televisi bersandar pada informasi

visual dalam mengilustrasikan laporannya. Termasuk di sini wawancara

kamera dengan objek yang diwawancarai.

18

(40)

Berdasarkan pengamatan beberapa ahli bidang pertelevisian

menyebutkan bahwa informasi yang diperoleh melalui siaran televisi

dapat mengendap dalam daya ingatan manusia lebih lama jika

dibandingkan dengan perolehan informasi yang sama tetapi melalui

membaca. Hal tersebut disebabkan karena gambar/ visualisasi bergerak

yang berfungsi sebagai tambahan dan dukungan informasi penulisan narasi

peyiar atau reporter memiliki kemampuan untuk memperkuatdaya ingat

manusia dan memanggilnya (recall) kembali.19

Perkembangan dan perubahan media televisi, baik dalam

programnya maupun dalam peningkatan teknologi barunya, akan

menawarkan cara-cara baru bagi publik dalam pemanfaatan sarana televisi

di masa mendatang. Pada gilirannya, sangat mungkin apabila pola

konsumsi informasiyang baru ini juga akan berakibat pada pembentukan

gaya hidup para pemilik dan penonton tersebut.20

2. Program Hiburan (entertainment).

Hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur

audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang

termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan (game), musik

dan pertunjukan.

Program Drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita

mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh)

19

Dedy Iskandar Muda. Jurnalistik Televisi menjadi Reporter Profesianl. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2005). h. 27

20

(41)

yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi.

Program televsii yang termasuk drama adalah sinema elektronik (sinetron)

dan film.

Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang

melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (tim)

yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Permainan merupakan

salah satu produksi acara televisi yang paling mudah dibuat. Program

permainan biasanya membutuhkan biaya produksi relatif rendah namun

dapat menjadi acara televisi yang sangat digemari. Program permainan

dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Quiz Show ini merupakan bentuk program permainan yang paling sederhana di mana sejumlah peserta saling bersaing untuk menjawab

pertanyaan.

b. Ketangkasan Peserta dalam permaian ini harus menunjukkan kempuan fisik atau ketangkasannya untuk melewati suatu halangan atau

rintangan atau melakukan suatu permainan yang membutuhkan

perhitungan dan strategi.

c. Reality Show. Sesuai dengan namanya, maka program ini mencoba suatu situasi seperti konflik, persaingan, atau hubungan berdasarkan

realitas yang sebenarnya.

Program Musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukam di

(42)

televisi saat ini sangatditentukan dengan kemampuan artis agar dapat

menarik untuk audien. Tidak saja dari kualitas suara namun juga

berdasarkan berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar

menjadil lebih menarik .

Pertunjukan adalah program yang menampilkan kemampuan (performance) sesorang atau beberapa pada suatu lokasi baik di studio

ataupun di luar studio, di dalam ruangan (indoor) ataupun di luar ruangan

(outdoor). Dapat dikatakan program pertunjukan adalah jenis program yang paling banyak diproduksi sendiri oleg stasiun televisi.

C. Produksi Program Televisi

Merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser

professional akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan

pemikiran mendalam, yaitu materi produksi, sarana produksi (equipment),

biaya produksi (financial), organisasi pelaksanaan produksi, dan tahapan

pelaksanaan produksi.21

1. Materi Produksi

Bagi seorang produser, materi produksi dapat berupa apa saja.

Kejadian, pengalaman, hasil karya, benda, binatang, dan manusia

merupakan bahan yang dapat diolah mejadi produksi yang bermutu.

Diperlukan riset yang lebih mendalam agar semua data yang berhubungan

dengan materi hasil produksi itu lengkap.

21

(43)

Dari hasil riset materi produksi, muncul gagasan atau ide yang

kemudian akan diubah menjadi tema untuk program dokumenter atau

sinetron (film televisi). Tema atau kosep program kemudian diwujudkan

menjadi treatment. Treatment adalah langkah pelaksanaan perwujudan

gagasan menjadi program. Oleh karena itu, treatment untuk setiap format

program berbeda-beda. Dari treatment akan diciptakan naskah (script) atau

langsung dilaksanakan produksi program.

2. Sarana Produksi

Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang terwujudnya

ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi. Tentu saja diperlukan kualitas

alat standar yang mampu menghasilkan gambar dan suara secara bagus.

Ada tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi, yaitu

unit peralatan perekan gambar, unit peralatan perekan suara, dan unit

peralatan pencahayaan.

3. Biaya Produksi

Dalam hal biaya produksi seorang produser dapat memikirkan

sampai sejauh mana produksi tersebut akan memperoleh dukungan

financial dari stasiun televisi. Oleh karena itu, perencanaan budget atau

biaya produksi dapat didasarkan pada dua kemungkinan yaitu:22

a. Financial Oriented

Perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada

kemungkinan keuangan yang ada. Jika keuangan terbatas maka

22

(44)

tuntutan-tuntutan tertentu untuk kebutuhan produksi harus dibatasi.

Misalnya saja tidak menggunakan artis yang pembayarannya mahal,

menggunakan lokasi shooting yang tidak terlalu jauh, konsumsi yang

tidak terlalu mewah. Segala sesuatu didasari atas kemungkinan

keuangan.

b. Quality Oriented

Perencanaan biaya produksi yang didasarkan atas tuntutan

kualitas hasil produksi yang maksimal. Dalam hal ini, tidak ada

masalah keuangan. Produksi yang diharapkan mendatangkan

keuntungan besar, baik dari segi nama maupun financial. Untuk

menghasilkan kualitas yang paling tinggi dari produksi itu, produser

boleh melibatkan semua orang nomor satu dibidangnya.

Menentukan biaya produksi suatu program televisi dengan

video bagi produser atau manager siapa pun merupakan hal yang

rumit. Oleh karena itu, membuat perencanaan anggaran produksi

seolah-olah megharuskan mata dan pikiran kita untuk melihat hal-hal

yang tersembunyi atau yang tidak diketahui dan memerlukan biaya.

Estimasi biaya yang tertera dalam rencana anggaran, paling tidak dapat

membuat batasan-batasan yang baik ketika pelaksanaan produksi dan

pemborosan. Bagaimanapun tidak ada produksi yang ingin menderita

kerugian dan kekeliruan dalam melaksanakan rencana anggaran atau

(45)

4. Organisasi Pelaksanaan Produksi

Suatu produksi program televisi melibatkan banyak orang, misalnya para

artis, crew, dan fungsionaris lembaga penyelenggara, polisi, aparat

semepat dimana lokasi shooting dilaksanakan, dan penjabat yang

bersangkutan dengan masalah perijinan. Agar shooting berjalan dengan

lancar, produser membuat penyusunan organisasi pelaksana produksi. Dan

dalam hal ini produser dibantu oleh asisten produser atau disebut juga

dengan produser pelaksana atau produser manager.

Produser pelaksana membawahi bendahara dan kasir yang mengatur

keuangan dan membayar kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan.

Sementara itu, secretariat mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan

surat menyurat, kontrak sdan perjanjian. Tanggung jawab untuk

pelaksanaan dari organisasi yang bersifat lapangan ini dipikul oleh bagian

yang disebut unit manager, bagian ini menanggung tugas dari dua sisi

sekaligus; sisi organisasi dan sisi artistic. Bidang yang langsung di bawah

koordinasi pelaksana unit manager, misalnya perijinan, transportasi,

konsumsi, dan akomodasi. Lokasi, setting/dekorasi, property

(perlengkapan), konstum dan make-up, pelaksana lapangan berada dalam

koordinasi unit manager, tetapi segi artistic sepenuhnya di bawah

tanggungjawab art designer atau art director.23

Pelaksanaan produksi untuk produksi program televisi di studio memiliki

nama yang berbeda pula. Sutradara disebut pengarah program atau

23

(46)

program director (PD). Fungsinya dan tugasnya mirip dengan sutradara.

kontrol. Pelaksana produksi lain sama dengan pelaksana produksi shooting

lapangan. Bedanya pada jumlah kameramen. Dengan multikamera

diperlukan dua sampai empat kamerawan sekaligus.24

5. Tahap Pelaksanaan Produksi

Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim

sebelumnya disebut standart operation procedure (SOP), sebaagai berikut:

a. Pra-Produksi (ide, perencanaan, dan persiapan)

b. Produksi (pelaksanaan)

c. Pasca Produksi (penyelesaian dan penayangan).25

1. Pra Produksi (Perencanaan dan Persiapan)

Tahap ini merupakan proses awal dari seluruh kegiatan produksi

program siaran, karena itu tahap ini merupakan tahapan planning

production. Bermula dari timbulnya ide atau gagasan dan berpijak dari ide

atau gagasan ini, produser mulai melakukan berbagai kegiatan untuk

mengumpulkan berbagai data yang diperlukan, untuk bahan

24

AnneChrisnasari Syahman, Analisis Produksi Program Forum Kerukunan Umata Beragama, Skripsi (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 33

25

(47)

pengembangan ide atau gagasan tersebut. Tahap-tahap dalam pra produksi

adalah sebagai berikut:

a. Penemuan Ide

Semua acara televisi baik dari bentuk yang paling sederhana, pasti

didahului oleh timbulnya sebuah ide. Ide tersebut merupakan buah

pikiran setelah mendapatkan rangsangandari masyarakat dan ide

timbulnya dapat dari seorang produser, atau orang lain. sesuai dangan

teori komunikasi, ide merupakan rencana pesan yang akan

disampaikan kepada para komunikan, melalui televisi dengan tujuan

tertentu. Karena itu, sewaktu akan menuangkan idenya dalam bentuk

naskah program siaran, produser harus memperhatikan faktor

penonton, agar dapat apa yang akan disajikan dapat memenuhi harapan

mereka. 26

b. Perencanaan

Tahapan ini meliputi penetapan jangka waktu kerja,

penyempurnaan naskah, pemilihan artis dan narasumber, lokasi, dan

crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya danrencana alokasi

merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat dan secara

hati-hati dan teliti. Dalam perencanaan ini sudah terjadi proses interaksi

antara kreativitas manusia dan pelatan pendukung yang dimilikinya.

Proses interaksi ini akan lebih nyata lagi pada waktu produksi

dilapangan dan pada saat pasca produksi.

26

(48)

Dapat dikatakan bahwa baik buruknya suatu produksi informasi audiovisual gerak akan sangat ditentukan oleh perencanaan di atas kertas. Perencanaan diatas kertas ini merupakan imajinasi yang

dituangkan diatas kertas yang nantinya akan diproduksi dilapangan. Apa yang direncanakan di atas itulah yang akan dibuatkan

audiovisualnya, sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. 27

c. Persiapan

Tahap ini meliputi pemberesan semua kontak, perizinan dan surat menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meliputi dan

melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua ini paling baik

diselenggarakan menurut jangka waktu kerja. (time schedule) yang

sudah ditetapkan.

Kunci keberhasilan produksi televisi sangat ditentukan oleh keberesan tahap perencanaan dan persiapan itu. Orang yang begitu percaya pada kemampuan teknis sering mengabaikan hal-hal yang

sifatnya pemikiran diatas kertas. Dalam produksi televisi, hal itu dapat

berakibat kegagalan. 28

2. Produksi

Tahap produksi adalah seluruh kegiatan pengambilan gambar baik di

studio maupun diluar studio. Proses ini disebut juga dengan taping. Ketika

tahap perencanaan dan persiapan sudah selesai, barulah pelaksanaan

produksi di mulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew

27

J.B. Wahyudi. Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak, (Jakarta, PT.Gramedia Pustaka Utama, 1992), cet, ke-I, h. .93

28

(49)

mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script) menjadi susunan gambar yang dapat bercerita. 29

Dalam pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shoot

yang akan diambil adengan (scene). Biasanya sutradara mempersiapkan

daftar shoot list dari setiap adegan. Semua shoot yang dibuat dicatat oleh

bagian pencatat shoot dengan mencatat time code pada saat mulai

pengambilan, isi shoot dan pengambilan time code akhir pada

pengambilan adegan. Kode waktu (time code) adalah alat petunjuk waktu

dalam kaset. Nomor itu berputar ketika kamera dihidupkan dan terekam

dan gambar. Catatan kode waktu ini nanti akan berguna dalam proses

editing.

Time code berguna untuk mencatat program gambar yang akan diambil untuk paket yang akan dibuat. Potongan gambar yang akan diambil

tentunya juga memiliki batas awal (time in) dan batas akhir (time out).

Dengan adanya time in dan time out ini, seorang reporter dan editor dapat

menentukan secara tepat di mana potongan gambar harus dimulai dan

kapan harus berakhir.

Proses penyiaran dalam program acara televisi juga dibedakan menjadi

dua jenis yaitu program acara siaran langsung (live) dan tidak langsung

(taping). 30 kedua jenis program acara tersebut melewati proses panajang sebelum dapat ditayangkan oleh sebuah stasiun.

29

Minarsih Fitriasari, Analisis Produksi Acara Makna Kehidupan di Trans TV, Skripsi (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakrta, 2010), h. 26

30

(50)

a. Program acara Siaran Langsung (Live)

Siaran langsung atau “live event” merupakan salah satu jenis

program acara pada stasiun televisi. Siaran langsung dibedakan

menjadi dua, yaitu siaran langsung dari studio atau di area stasiun itu

sendiri dan siaran langsung yang berasal dari luar area stasiun tersebut,

baik di dalam maupun di luar kota. Untuk siaran langsung di luar area,

sebuah stasiun televisi harus melalui media udara yang menggunakan

sisitem Bantu yaitu sisitem trasmisi yang menggunakan statelit.

b. Program Acara Siaran tidak langsung (Taping)

Karena disebut siaran tidak langsung, maka program acara tersebut

kejadiannya sudah terlebih dahulu, baru kemudian dilakuakn proses

penyempurnaan, baik system audio melalui mixing atau dubbing dan

system video melalui proses editing, titling, chroma key dan

sebagainya.

3. Pasca Produksi

Pasca produksi memilki tiga langkah utama, yaitu editing offline,

editing online, dan mixing. Dalam hal ini, terdapat dua macam editing, yaitu: pertama, yang disebut editing dengan teknik analog atau linier.

Kedua, editing dengan teknik digital atau non linier dengan computer.31

a. Editing offline dengan teknik analog

Setelah shooting selesai, script boy/girl membuat logging, yaitu

31

(51)

mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gamba. Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat

editing kasar yang disebuat editing offline (dengan copy video VHS

supaya murah) sesuai dengan gagasan yang ada dalam synopsis dan

treatment. Materi hasil shooting langsung dipilih dan disambung-sambung dalam pita VHS. Sesudah editing kasar ini jadi, hasilnya

dilihat dengan seksama dalam screening. Apabila masih perlu

ditambah atau diedit lagi, pekerjaan ini dapat langsung dikerjakan

sampai hasilnya memuaskan. Sesudah hasil editing offline ini rasa pas

dan memuaskan barulah dibuat editing script. Nakah editing ini sudah

dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian-bagian yang perlu

diisi dengan ilustrasi musik. Naskah editing ini formatnya sama dengan

skenario.

b. Editing online dengan teknik analog

Berdasarkan naskah editing, editor menedit hasil shooting asli.

Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat

berdasrkan catatan time-code dalam naskah editing. Demikian pula

sound asli dimasukkan dengan level yang seimbang dan sempurna.

Setelah editing onlineini siap, proses berlanjut dengan mixing.

c. Mixing (pencampuran gamabar dengan suara)

Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah

direkam, dimasukkan ke dalam pita hasil editing online sesuai dengan

Gambar

Tabel 1  ......................................................................................
gambar dalam pita menjadi file, yang ketika diperlukan dapat dipanggil
GAMBARAN UMUM METRO TV
 Program  Program  811 (Tabel 1 Eight Eleven) show di Metro TV
+2

Referensi

Dokumen terkait

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dosen Fakultas Hukum Internasional UGM Heribertus Jaka Triyana, ikut mengomentari kasus yang saat ini tengah hangat dibicarakan di media sosial terkait

menunjukkan kapasitas output mesin dapat meningkatkan hasil produksi dan.. membuat efektif waktu

Tokoh-tokoh yang ditampilkan pengarang menjadi kekuatan tersendiri dalam novel tersebut karena isi ceritanya merupakan suatu gambaran yang kompleks dalam dunia

Batas untuk frekuensi getaran lantai adalah 4 Hz dan 8 Hz, di luar dari rentang frekuensi ini orang akan menerima percepatan getaran yang lebih tinggi seperti

Dengan meminjam istilah senyawa organik tersebut maka budidaya organik merupakan teknik bercocok tanam komoditas pertanian dengan menggunakan bahan yang dapat diuraikan oleh

Fokus masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana budaya organisasi pada Sofyan Inn Grand Kalimas Hotel Syari’ah Surabaya.. Penelitian ini bertujuan

Dalam memproses layout, pengaturan dan penempatan berbagai unsur komposisi seperti misalnya huruf/teks, garis – garis, bidang, gambar/image dan sebagainya, untuk

Laporan ini disusun berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di laboratorium Politeknik Negeri Sriwijaya, pada tanggal Mei sampai Juli 2013 Adapun judul