• Tidak ada hasil yang ditemukan

Televisi di Indonesia

BAB II KAJIAN TEORITIS

2. Televisi di Indonesia

Media televisi di Indonesia bukan lagi dilihat sebagai barang mewah, seperti ketika pertama kali ada. Kini media layar kaca tersebut sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan masyarakat nusantara untuk mendapatkan informasi. Dengan kata lain, informasi sudah merupakan bagian dari hak manusia untuk aktualitas diri.

Masuknya televisi di Indonesia (Jakarta) pada tahun 1962,

bertepatan dengan “The 4thAsian Games” (Peristiwa olahraga Asia ke-4).

Ketika itu Indonesia menjadi penyelenggara. Peresmian pesta olahraga tersebut bersamaan dengan peresmian penyiaran televisi oleh Presiden

4

Onong Uchjana Effebdy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. (Komunikasi: PT Citra Aditya Bakti, 2003), Cet.III, h. 173

5

Dedy Iskandar Muda. Jurnalistik Televisi menjadi Reporter Profesiana. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2005). h. 4

Soekarno, tanggal 24 Agustus 1962. Televisi yang pertama muncul adalah

TVRI dengan jam siar antara 30 – 60 menit sehari. Jumlah pesawat televisi

yang ada di Jakarta sebanyak 10.000 buah. Tujuh tahun setelah TVRI diresmikan (1969), jumlah pesawat televisi di Jakarta meningkat menjadi 65.000 buah, sampai akhir maret 1972, jumlah televisi di Indonesia adalah

212.580 buah.6

Dalam perkembangan era penyelanggaraan penyaiaran televisi yang dilakukan TVRI sejak tahun 1963 terus berlangsung sampai dengan tahun 1990, sekalipun sejak tahun 1971, 1986 dan tahun 1987 telah terlihat adanya

era pembaruan setidaknya dari sisi aturan main. Namun demikian secara de

facto monopoli penyiaran masih terus berlangsung. Karena itu pembaruan

tahap pertama, kedua , ketiga dan keempat. 7

1. Era Pembaruan Tahap Satu

Era ini disebut era pembaruan tahap satu, karena sejak tanggal 3 Mei 1971, pemerintah melalui Departemen Penerangan mengeluarkan Keputusan Menteri Penerangan Nomor 54/B/KEO/MENPEN/1971 tentang Penyelenggaraan Siaran Televisi di Indonesia. Melalui keputusan ini, dimunculkan keinginan untuk mulai menata system penyelenggaraan penyiaran televisi di Indonesia. Keinginan ini dilatarbelakangi adanya perkiraan terjadinya perkembangan yang pesat mengenai pertelevisian diwilayah Republik Indonesia. Dalam pelaksanaannya Departemen Penerangan dapat membenarkan pertisipasi Pemerintah Daerah atau

6

Wawan Kuswandi. Komunikasi Massa Sebuah analisis Media Televisi. h.34

7

instansi resmi lainnya di dalam investasi pembangunan prasarana pertelevisian di Indonesia. Kebijakan pengaturan ini bertahan 15 tahun, yaitu sejak 3 Mei 1971 samapi 20 Agustus 1986.

2. Era Pembaruan Tahap Dua

Era ini ditandai dengan dikeluarkannya kebijaksanaan Menteri Penerangan RI melalui Keputusan Menteri Penerangan Nomor 167/B/KEP/MENPEN/1986 tentang Penyelanggaraan Siaran Televisi di Indonesia tanggal 20 Agustus 1986. berdasarkan aturan yang baru setidaknya ada tiga alasan utama melakukan perubahan terhadap

pengaturan yang selama ini dilaksanakan. Pertama, diyakini bahwa

pesatnya kemajuan teknolohi informasi dan teknologi telekomunikasi

dewasa ini telah membawa perkembangan baru di bidang

penyelenggarakan siaran televisi di Indonesia. Kedua, disadari bahwa

perkembangan pertelevisian Indonesia haruslah bener-benar terintegrasi di dalam menunjang pembangunan nasional di segala bidang serta dapat menghindari timbulnya dampak langsung idiologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan juga gangguan elektromagnetik

yang merugikan. Ketiga, sebelum ditetapkannya Undang-Undang Siaran,

di pandang perlu menyempurnakan ketentuan-ketentuan mengenai wewenang dan kebijaksanaan tentang penyelegaraan siaran televisi di seluruh wilayah Indonesia.

3. Era Pembaruan Tahap Tiga

TerbatasTVRI, yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Penerangan RI Nomor 190A/KEP/MENPEN/1987 tanggal 20 Oktober 1987. Berdasarkan keputusan menteri ini ada tiga hal yang menjadi dasar pembaruan tahap

tiga. Pertama, disadari perkembangan dan kemajuan teknologi informasi

dan telekomunikasi sangat pesat. Di sisi lain terdapat keterbatasan dana

dalam pembangunan. Kedua, disadari pentingnya sikap tegas dan kontinyu

untuk mendorong suksesnya pembangunan serta sejalan dengan harapan masyarakat untuk segera mengambil langkah-langkah mengembangkan siaran televisi. Pihak swasta pertama yang diizinkan melakukan penyiaran televisi adalah Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) untuk berpatisipasi dalam penyelenggaraan Siaran Saluran Terbatas (SST) dalam wilayah Jakarta dan sekitarnya. Era ini berlangsung sampai dengan tanggal 24 Juli 1990.

4. Era Pembaruan Tahap Empat sampai Sekarang

Tahap berikutnya adalah era pembaruan tahap empat yang melatarbelakangi lahirnya SCTV,TPI, ANTV, dan Indosiar. Era ini dimulai dengan lahirnya Keputusan Menteri Penerangan Nomor 111/KEP/MENPEN/1990 tentang penyiaran Televisi di Indonesia tanggal 24 Juli 1990. Tanggal 30 Januari 1993 SCTV diperbolehkan menyelenggarakan siaran nasional, dengan ketentuan bahwa siaran nasional SCTV berkedudukan di Jakarta merupakan siaran gabungan antara SCTV Surabaya dengan SCTV Denpasar. Pengoperasian siaran TPI diresmikan Presiden Soeharto pada hari Rabu, 23 Januari 1991 di studio

XII TVRI Stasiun Pusat Jakarta. Dan pada tanggal 30 Januari 1993 lahir televisi swasta ANTV. PT. Indosiar Visual Mandiri (Indosiar) merupakan televisi swasta yang lahir tanggal 18 Juni 1992. Setelah lahirnya stasiun televisi swasta ANTV, terjadi peralihan kekuasaan di Indonesia dengan lengsernya Soeharto dan digantikan Habibie. Dan pemerintahan Habibie inilah mulai muncul deregulasi dibidang pengelolaan informasi dan komunikasi. Puncaknya pada pemerintahan Gus Dur Departemen Penerangan dilikuidasi dan berdirilah beberapa televisi swasta baru

lainnya, yakni MetroTV, Trans TV, Global TV, dan TV 7. 8

Saat ini di Indonesia sudah mengudara sebeles stasiun televisi. Satu TVRI dan sepulah stasiun tv swasta. Tetapi sejarah kelahiran televisi di Indonesia tetap harus menjadi catatan kita. Sebab, bagaimana pun canggih dan hebatnya stasiun televisi swasta yang kini mengudara, tetap tidak bisa meninggalkan sejarah lahirnya televisi di negara kita. Dan bicara tentang sejarah televisi di Indonesia tentu tidak bisa lepas dari lahirnya TVRI sebagai cikal bakal dunia penyiaran televisi di Indonesia.

Perkembangan pesat televisi di Indonesia terbukti dengan munculnya televisi swasta dibarengi dengan deregulasi pertelevisian Indonesia oleh pemerintah, sejak tanggal 24 Agustus 1990. ada berbagai alternatif tontonan bagi masyarakat Indonesia saat ini, yaitu TVRI, TVRI programa 2, RCTI, SCTV, TPI dan AN-TV. Sebuah televisi yang memfokuskan diri pada bidang ekonomi dan pembangunan nasional, yaitu Indosiar Visual Mandiri (IVM) di

8

Indonesia dan mulai siaran tahun 1994.9 Sejak era reformasi bergulir, televisi swasta semakin ramai bermunculan. Ada MetroTV, Transformasi Televisi (Trans TV), TV 7 yang kini menjadi Tras 7, Lativi yang belakangan menjadi TVOne, serta Global TV.

Stasiun TV lokal pun ikut menyemarakkan dunia pertelevisian tanah air. Televisi local mulai bermunculan pada tahun 2000. misalnya, di Jakarta ada OChannel dan JakTV, di Surabaya ada Jawapos Televisi (JTV), di Bnaten ada Cahaya TV, dan banyak lagi yang ada diberbagai daerah dan kota di Indonesia. Hingga April 2007, permintaan izin pendirian televisi local yang masuk ke Komisi Penyiaran Indonesi (KPI) dan Kementrian Komunikasi dan informasi (Menkominfo) mencapai angka 100 stasiun televisi. Televisi

berlangganan atau televisi berbayar (pay per view) juga turut mewarnai

perkembangan jagat pertelevsian Indonesia. Yang relatif dikenal publik, antara lain Indovision, Aora TV, First Media, dan Telkomvision. Hingga tahun 2008 , paling tidak terdapat 13 stasiun televisi berlangganan yang beroperasi di Indonesia. Televisi berlangganan kini tak hanya menyediakan jasa siaran stasiun asing ataupun nasional, tetapi juga memproduksi sendiri

program-program mereka, termasuk program berita.10

Terkait dengan perkembangan teknologi di Indonesia, diperkirakan pada tahun 2018, televisi di Indonesia memasuki era televisi digital. Teknologi digital akan meningkat kualitas gambar televisi. Masih terkait dengan

9

Wawan Kuswandi. Komunikasi Massa Sebuah analisis Media Televisi, h.35

10

Usman Ks. Television News Reporting & Writing (Bogor: Ghalia Indonesia. 2009) Cet-1 h.Cet-1

perkembangan teknologi, kini terjadi konvergensi media, misalnya antara media televisi dengan media online. Konvergensi ini tentu memperluas

jangkauan siaran televisi.11

B. Program Acara Televisi

Dokumen terkait