• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini diuraikan mengenai kesimpulan dari analisis data yang telah dilakukan,keterbatasan penelitian dan saran.

6 BAB II

LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut (Munawir 2004). Laporan yang menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya” (IAI, 2002).

Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2002), laporan keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan risiko perusahaan.

Menurut Sofyan Syafri Harahap, (2007) mengemukakan bahwa :

“Laporan Keuangan merupakan output dan hasil dari proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan.” Michell Suherli, (2006) mengemukakan bahwa : “Tujuan Laporan Keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.”

Menurut hanafi dan Halim (2012) dalam menganalisis seorang analisis harus melakukan beberapa hal:

1. Menentukan dengan jelas tujuan dari analisis

2. Memahami konsep dan prinsip yang mendasari laporan keuangan dan rasio keuangan yang diturunkan daru laporan keuangan tersebut

3. Memahami kondisi perekonomian dan kondisi bisnis lain pada umumnya yang berkaitan dengan perusahaan dan mempengaruhi usaha perusahaan

Dari beberapa pendapat para ahli dan pakar akuntansi di atas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa laporan keuangan merupakan informasi yang berkaitan tentang posisi atau keadaan keuangan perusahaan pada periode tertentu yang nantinya akan dipakai oleh pemakainya dalam hal pengambilan keputusan.

1. Pemakai Laporan Keuangan dan Kebutuhan Informasi

Para pemakai laporan keuangan ini menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda, meliputi:

a. Investor

Para investor berkepentingan terhadap resiko yang melekat dan hasil pengembangan dari investasi yang dilakukan. Investor ini membutuhan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut.

b. Kreditor

Para kreditor tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

c. Pemasok dan Kreditor Usaha Lainnya

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.

d. Shareholders (Para pemegang Saham)

Para pemegang saham berkepentingan dengan informasi mengenal kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang akan diperoleh, dan penambahan modal untuk business plan selanjutnya.

e. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada perusahaan.

f. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepntingan dengan alokasi sumber daya dan oleh karenanya berkepentingan dengan aktivitas perusahaan.

g. Karyawan

Karyawan dan kelompok yang mewakilinya informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan, mereka juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka melakukan penilaian atas kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.

h. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara, seperti pemberian kontribusi pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Dibuatnya laporan keuangan oleh suatu perusahaan tentunya memiliki tujuan dan manfaat. Ada beberapa tujuan laporan keuangan yang dikutip dari beberapa ahli yakni: Menurut Fahmi (2012), tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka dalam satuan moneter.

Secara lebih rinci, Kasmir (2014:10), mengungkapkan bahwa laporan keuangan bertujuan untuk :

a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu perode.

g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan. 3. Karateristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karateristik kualitiatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Berikut adalah karateristik kualitatif laporan keuangan :

a. Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahan untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai laporan keuangan. b. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai dalam proses pengambilan keputusan.

c. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi mempunyai kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. d. Dapat Dibandingkan

Para pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi keuangan dan kinerja perusahaan.

4. Jenis Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan laporan lain. Menurut IAI (2002 :1) :

a. Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, utang serta modal pada suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.

b. Laporan laba/rugi adalah suatu laporan operasi perusahaan selama periode tertentu. Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan.

c. Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklarifikasikan menurut aktiva operasi, investasi dan pendaan.

d. Catatan atas laporan lain meliputi penjelasan naratif atau jumlah rincian yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontigensi dan komitmen.

5. Keterbatasan laporan keuangan

Dengan memperhatikan sifat – sifat dari laporan keuangan yang telah dituliskan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa laporan keuangan itu memiliki beberapa keterbatasan antara lain (Riyanto dan Munawir,2010):

a. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim

report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang mempunyai sifat

sementara) dan bukan merupakan laporan yang final. Semua jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukkan nilai likuiditas atau realisasi dimana dalam interim report ini mengandung pendapat-pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau manajemen yang berangkutan.

b. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. Laporan keuangan dibuat berdasarkan konsep going concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus sehingga aktiva tetap dinilai berdasar nilai-nilai historis atau harga perolehannya dan pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetap tersebut sebesar depresiasi akumulasiannya. Oleh karena itu, angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanyalah merupakan nilai buku yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya

c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu dimana daya beli uang tersebut semakin menurun dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya sehingga kenaikan tingkat penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar. Kenaikan bisa disebabkan kenaikan harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti oleh kenaikan tingkat harga-harga.

d. Laporan keuangan tidak mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang, misalnya reputasi dan prestasi perusahaan, adanya beberapa pesanan yang tidak dapat dipenuhi atau adanya kontrak pembelian maupun penjualan yang telah disetujui, kemampuan serta integritas manajernya dan sebagainya. Bagi mereka yang tidak biasa atau tidak memahami akuntansi atau pembukuan tentu akan menganggap bahwa

laporan keuangan itu merupakan suatu daftar yang berdasarkan fakta-fakta yang memperlihatkan nilai dari perusahaan secara keseluruhan dengan pasti dan tepat sesuai dengan kondisi ekonomi yang ada pada saat itu.

B. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Wild, dalam Analisis Laporan Keuangan (2005) mendefenisikan Analisis Laporan Keuangan sebagai berikut : “Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis”.

Menurut M.Hanafi dan Abdul Halim dalam Analisis Laporan Keuangan (2012) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis laporan keuangan yaitu: 1. Dalam menganalisis, analisis juga harus mengidentifikasi adanya trend tertentu

dalam laporan keuangan.

2. Angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya, untuk itu diperlukan perbandingan yang bisa dipakai untuk melihat baik tidaknya angka yang dicapai oleh perusahaan.

3. Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan dengan hati-hati adalah penting. Diskusi atau pernyataan yang melengkapi laporan keuangan seperti diskusi strategi perusahaan, diskusi rencana ekspansi atau restrukturisasi, merupakan bagian integral yang harus dimasukan dalam analisis.

4. Analisis akan memerlukan informasi lain. Semua informasi yang diperlukan bisa diperoleh melalui analisis mendalami laporan keuangan.

Laporan keuangan agar menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi pihak pemilik dan manajemen tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak.

Menurut Munawir (2007), ada dua metode yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan :

1. Analisis Horizontal

Analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan beberapa periode atau beberapa saat sehingga akan diketahui perkembangannya.

2. Analisis Vertikal

Apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja yaitu membandingkan antar satu pos dengan satu pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut sehingga akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu juga.

Teknik analisa data yang biasa digunakan dalam laporan keuangan adalah:

a. Analisa perbandingan laporan keuangan yaitu metode dan teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih.

b. Trend atau tredensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangan apakah menunjukan tendensi tetap, naik atau turun.

c. Laporan dengan prosentase per komponen atau common size statement adalah suatu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualan.

d. Analisis sumber dan pengeloaan modal kerja adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. e. Analisa sumber penggunaan kas adalah suatu analisa untuk mengetahui

sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.

f. Analisa perubahan laba kotor adalah suatu metode untuk mengethaui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu periode dengan laba dibudgetkan untuk periode tersebut.

g. Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut

h. Analisis break even adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan break

even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk

C. Pengertian Analisis Rasio

Syahyunan (2004) menyatakan bahwa : “Analisis Rasio Keuangan merupakan analisis yang paling popular untuk mengidentifikasian kondisi keuangan perusahaan dan kinerja keuangan perusahaan”. Rasio keuangan merupakan suatu cara membuat perbandingan data keuangan perusahaan, sehingga menjadi dasar untuk menjawab beberapa pertanyaan penting keadaan keuangan suatu perusahaan. Mempelajari hubungan antara berbagai pos-pos laporan keuangan itu. Hubungan antara pos yang satu dengan yang lain dinyatakan dengan angka yang dinamakan rasio.

Djarwanto (2001), yang dimaksud dengan rasio dalam analisis laporan keuangan adalah : “Suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana”. Bambang (2001), “Rasio hanyalah alat yang dinyatakan dalam arithmetical term yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubunngan antara dua macam data financial”. Rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabungkan angka angka di dalam atau antara laporan laba rugi dan neraca (Hanafi dan Halim, 2012).

Analisis ini merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang maksimal dan juga dalam mengelola perusahaan semaksimal mungkin. Hasil analisis nantinya akan diketahui tingkat kemampuan perusahaan yang ditujukan dalam bentuk angka atau persentase. Berdasarkan pengertian analisis rasio diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan mengadakan analisis rasio terhadap laporan keuangan dalam suatu perusahaan adalah

sangat penting bagi pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan yang bersangkutan walaupun kepentingan mereka masing-masing berbeda.

1. Jenis Jenis Analisis Rasio

Ada beberapa analisis rasio keuangan yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan sehubungan dengan usaha untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam suatu perekonomian. Bambang (2001), menggolongkan rasio tersebut terdiri dari rasio neraca, rasio laporan laba rugi, dan rasio antar laporan. A. Rasio Neraca (Balance Sheet Ratio)

Rasio neraca yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca misalnya: rasio lancar (current ratio), rasio tunai (quick ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang dan sebagainya.

B. Rasio Laporan Laba Rugi (Income Statment Ratio)

Rasio laporan laba rugi yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan laba rugi, misalnya rasio laba bruto dengan penjualan neto, rasio laba usaha dengan penjualan laba neto, operating ratio, dan lain sebagainya.

C. Rasio Antar Laporan (Inter Statment Ratio)

Rasio antar laporan yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi, misalnya: rasio penjualan neto dengan aktiva usaha, rasio penjualan kredit dengan piutang rata-rata, rasio harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata dan sebagainya.

Adapun penjabaran dari rasio-rasio keuangan (financial) yang utama dalam laporan keuangan :

1) Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Rasio ini digunakan pada posisi jangka pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan perusahaan menyediakan alat-alat yang paling likuid guna menjamin pengembalian hutang jangka pendek yang telah jatuh tempo dengan mengetahui angka perbandingan dari rasio ini, maka akan diketahui sejauh mana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini tidak bicara masalah solvabilitas (kewajiban jangka panjang), dan biasanya relatif tidak penting dibandingkan rasio solvabilitas, tatapi rasio likuiditas yang jelek dalam jangka panjang juga akan mempengaruhi solvabilitas perusahaan.

Berikut ini adalah yang termasuk kedalam rasio likuiditas. a) Rasio Lancar (Current Ratio)

Current Ratio yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Current Ratio biasa disebut dengan modal kerja (Working Capital Ratio). Rasio ini mencoba memperlihatkan kemampuan klaim pemberi hutang jika ada kegagalan.

Rumus :

b) Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio)

Quick Ratio merupakan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi

dengan aktiva lancar yang lebih liquid. Rasio ini adalah ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif untuk direalisasikan menjadi uang kas.

Rumus :

c) Rasio Kas (Cash Ratio)

Cash Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek yang akan segera atau harus dilunasi dengan uang kas yang tersedia dengan uang kas yang tersedia dalam perusahaan.

Rumus:

𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑘𝑎𝑠 + 𝑆𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑎𝑠 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 d) Working Capital to Total Assets

Rasio ini merupakan perbandingan antara modal kerja (aktiva lancar dikurangi hutang lancar) dengan total aktiva. Working Capital to Total Assets yang semakin tinggi menunujukan modal operasional perusahaan lebih besar bila di bandingkan dengan total aktiva. Modal kerja yang besar akan memperlancar kegiatan operasi perusahaan sehingga perusahaan mampu

membayar hutang, dengan dimikian pendapatan yang diperoleh meningkat (Reksoprayitno, 1991). Semakin tinggi nilai rasio Working Capital to Assets, makan akan semakin baik

Rumus:

𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

2) Rasio Solvabilitas

Harahap (2006:303) menyatakan bahwa “Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya dengan aktiva yang dimilikinya jika perusahaan tersebut dilikuidasi”. Rasio ini mengukur perbandingan dan yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini juga menunjukkan indikasi keamanan dari pemberi pinjaman atau bank, bisa juga rasio ini menghitung seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup beban tetap bunga.

Rasio yang tergabung dalam rasio solvabilitas adalah sebagai berikut: a) Rasio Hutang Atas Aktiva (Debt to Asset Ratio)

Debt to Asset Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva, dengan kata lain seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.

Rumus :

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

b) Rasio Hutang Atas Modal (Debt to Equity )

Debt to Equity Ratio rasio ini menggambarkan sejauh mana modal pemilik

dapat menutupi hutang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini akan menjadi semakin baik.Maksudnya, semakin kecil jumlah hutang terhadap modal maka akan semakin aman.

Rumus :

3) Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas disebut juga dengan rasio efektivitas yang memperlihatkan pemakaian dana perusahaan. Rasio ini berkaitan dengan kegiatan perusahaan yang di ukur dengan kegiatan penjualan dan pendapatan perusahaan dalam operasinya. Rasio aktivitas adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar keefektifan perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber dananya. Rasio ini melihat pada beberapa aset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva tersebut pada kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.

a) Total Assets Turnover

Total Assets Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang

tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan dari modal yang diinvestasikan utuk menghasilkan penjualan.

Rumus :

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

b) Receivable Turnover

Receivable Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang

tertanam berputar dalam satu periode tertentu. Rumus :

c) Working Capital Turnover

Working Capital Turnover merupakan perbandingan antara penjualan bersih

dengan aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap – tiap modal kerja.

Rumus :

d) Inventory Turnover

Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang

tertanam dalam satu periode tertentu atau mengkur likuiditas dari inventori dan tendensi untuk adanya overstock.

Rumus :

4) Rasio Rentabilitas

Rasio Rentabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan dan sebagainya. Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan laba dengan aktiva atau modal yang

𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔

𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

menghasilkan laba tersebut. Profitabilitas sangat penting untuk menguatkan kondisi perusahaan.

a) Rasio Margin Laba (Profit Margin Ratio)

Rasio ini menunjukan seberapa besar presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasionya maka akan semakin baik dianggap kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba adalah cukup tinggi Rumus :

𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑥 100% b) Return on Invesment (ROI)

Retun on investment (ROI) digunakan untuk mengukur kemampuan dari

modal sendiri yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih.

Rumus :

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑥 100% c) Return on Equity (ROE)

Return on equity (ROE) digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal

sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Rasio ini adalah perbandingan keuntungan bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan perusahaan.

Rumus :

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

D. Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Kinerja bisa disebut juga performance (prestasi kerja). Menurut Mangkunegara (2001), adalah “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yanng diberikan kepadanya”. Kualitas yang dimaksud disini adalah dilihat dari kehalusan, kebersihan dan ketelitian dalam pekerjaan sedangkan kuantitas dilihat dari jumlah atau banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan karyawan. Handoko (2000), mendefinisikan kinerja sebagai proses dimana organisasi mengevaluasi atau

Dokumen terkait