• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan mengenai hasil dari seluruh materi pembahasan dan dari kesimpulan tersebut akan dikemukakan beberapa saran yang relevan serta berisi mengenai keterbatasan dari penulis.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Pemasaran sebenarnya menggabungkan beberapa kegiatan yang dirancang untuk memberi arti, melayani, dan memuaskan kebutuhan konsumen yang merupakan tujuan organisasi. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan organisasi tergantung pada keahlian mereka di bidang pemasaran, produksi, keuangan maupun bidang lain yang berkaitan dalam satu perusahaan. Selain itu juga tergantung pada kemampuan mereka dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar organisasi dapat berjalan lancar.

Pemasaran merupakan salah satu faktor penting dalam suatu siklus yang bermula dan berakhir dengan kebutuhan konsumen. Pemasaran harus dapat menafsirkan kebutuhan-kebutuhan konsumen dan mengkombinasikannya dengan data-data pasar seperti lokasi konsumen, jumlahnya, kesukaan dan data-data pasar lainnya. Data-data tersebut sangat membantu pemasar dalam melakukan pekerjaannya dengan baik dalam hal mengidentifikasi kebutuhan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga yang tepat,

mendistribusikan dan mempromosikannya secara efektif, sehingga akan mempermudah pemasar dalam menjual produk yang ditawarkan.

Untuk mempermudah dalam memahami arti pemasaran dapat dilihat dalam definisi pemasaran antara lain sebagai berikut :

Alex S Nitisemito, Drs (1993:13) menyatakan bahwa :

Pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan yang efektif.

Definisi tersebut menitikberatkan pada arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen, yaitu struktur perdagangan besar dan perdagangan eceran dimana saluran-saluran tersebut digunakan untuk menyampaikan barang ke konsumen. Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2001:7) adalah :

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.

Setelah melihat pengertian pemasaran dari Kotler dan Armstrong tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran adalah suatu proses dimana individu dan kelompok berusaha memenuhi kebutuhan mereka melalui proses interaksi dengan orang lain.

Dari kedua definisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran berkaitan erat dengan konsumen, yaitu dalam penciptaan produk, penentuan harga, promosi dan distribusi yang keseluruhannya untuk mewujudkan pertukaran potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

B. Strategi Marketing Mix

Dalam merencanakan kegiatan pemasaran yang akan datang, perusahaan harus dapat menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Salah satu strategi pemasaran dari perusahaan yaitu Marketing Mix

Dalam kegiatan pemasaran tidak terlepas dari hubungan dengan konsumen, hal ini akan memberikan masukan bagi bagian pemasaran untuk mengetahui penawaran produk atau pelayanan yang sesuai dengan keinginan konsumen. Untuk mengetahui keinginan konsumen tersebut, ada empat variabel yang dapat dimanipulasi maupun yang dapat dikendalikan oleh organisasi pemasaran. Variabel-variabel yang dapat dikendalikan ini

diidentifikasi sebagai komponen bauran pemasaran dan marketing mix yang

meliputi: produk, harga, tempat (saluran distribusi) dan promosi.

Philip Kotler (1993) memberikan definisi mengenai marketng mix

sebagai berikut :

Marketng mix adalah perangkat variabel-variabel pemasaran terkontrol yang perusahaan gabungkan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran.

Definisi di atas menunjukkan bahwa masing-masing variabel itu saling berhubungan dan saling mempengaruhi dalam sistem pemasaran suatu perusahaan. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuan atau mempengaruhi pasar sasaran sangat dipengaruhi oleh tepat tidaknya bauran pemasarannya.

Adapun masing-masing variabel marketing mix dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Produk

Produk adalah benda, fisik, jasa, ataupun manfaat yang ditawarkan dan didesain untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian, dan konsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Konsumen dalam membeli suatu produk akan mempertimbangkan tentang atribut yang ada didalamnya. Karakteristik produk tersebut meliputi: kualitas produk, ciri produk, desain produk, dan merek produk. Menurut karakteristiknya, barang dapat di klasifikasikan dalam dua cara yaitu:

a. Berdasar daya tahannya

Berdasar daya tahannya, barang dapat di klasifikasikan dalam tiga kelompok yaitu:

1) Barang tidak tahan lama (non durable goods) yaitu barang

berwujud yang biasanya harus segera dikonsumsi dan secara normal hanya dapat digunakan satu kali atau beberapa kali saja. Pembelian barang ini biasanya sering dilakukan.

2) Barang tahan lama (durable goods) yaitu barang yang berwujud yang mempunyai manfaat penggunaan untuk jangka waktu dan simpan.

3) Jasa (service) yaitu kegiatan, manfaat atau pelayanan yang

ditawarkan kepada konsumen merupakan barang tak berwujud, tak terpisahkan, berubah-ubah dan tidak dapat disimpan.

b. Berdasarkan tujuan pemakaiannya

Berdasarkan tujuan pemakaiannya dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1) Barang konsumsi adalah barang yang dibeli untuk dikonsumsi.

Pembelian berdasarkan atas kebiasaan pembeli dari konsumen (consumer habit). Sehingga pembeli ini merupakan konsumen akhir termasuk diberikan kepada orang lain, karena barang-barang tersebut hanya dipakai sendiri, barang konsumen ini dapat dibagi tiga yaitu :

a) Barang konvenien (convenien goods) adalah barang yang

mudah dipakai dapat dibeli di sembarang tempat pada setiap waktu.

b) Barang shoping (shopping goods) adalah barang yang dalam

proses pemilihan dan pembeliannya, konsumen melakukan pertimbangan yang matang dengan keserasian, harga dan mutu.

c) Barang spesial (special goods) adalah barang yang ciri khas dan hanya dapat dibeli di tempat tertentu saja. Dalam

memperoleh barang ini pembeli harus memberikan pengorbanan yang istimewa.

2) Barang industri adalah barang-barang yang dibeli untuk diproses lagi, untuk kepentingan dalam industri. Barang industri dapat dibedakan dalam lima golongan, yaitu : bahan baku, komponen dan barang setengah jadi, perlengkapan dan barang setengah jadi, perlengkapan operasi, instalasi dan peralatan ekstra.

Dalam hal ini minuman sprite ice termasuk barang tidak tahan lama jika dilihat dari daya tahannya, sedangkan bila dilihat dari tujuan pemakaiannya termasuk barang konsumsi yang konvenien. Artinya barang yang mudah dipakai dan dapat dibeli di sembarang tempat.

2. Harga

Harga merupakan atribut yang melekat erat pada keberadaan suatu

produk. Dan merupakan satu-satunya unsur marketng mix yang

menghasilkan pendapatan sedangkan unsur-unsur lainnya menunjukkan biaya. Sehingga dalam menentukan titik harga merupakan penentuan yang utama dan menentukan pembelian konsumen. Harga hendaknya dapat diterima baik untuk pihak perusahaan maupun konsumen.

Perusahaan dapat memilih diantara dua strategi penetapan harga yang dianggap ekstrim, (Philip Kotler, 1993) yaitu :

a. Skim-the cream pricing

Merupakan strategi penetapan harga yang setinggi-tingginya. Harga yang tinggi dimaksudkan untuk menutup biaya penelitian, pengembangan dan promosi.

b. Penetration pricing

Merupakan strategi penetapan harga yang serendah-rendahnya yang bertujuan untuk mencapai volume penjualan sebesar-besarnya dalam waktu yang relatif singkat.

3. Saluran distribusi

Setelah barang selesai dibuat dan siap untuk dipasarkan, tahap berikutnya dalam proses pemasaran adalah menyalurkan barang tersebut ke konsumen atau pasar. Hal ini menyangkut penentuan strategi distribusi yang dipilih. Strategi distribusi ini terdiri dari tiga unsur, yaitu :

a. Distribusi fisik

Distribusi fisik menurut Philip Kotler (1993) adalah yang berhubungan dengan pemindahan dan penggudangan barang secara nyata sesudah diproduksi dan sebelum dikonsumsi. Tujuan distribusi fisik ialah untuk mengantarkan barang yang tepat ke tempat yang tepat, pada waktu yang cepat, dengan biaya yang serendah-rendahnya.

b. Lembaga-lembaga

Lembaga-lembaga yang dimaksud adalah penjual eceran (retailer) dan pedagang besar (wholeseller). Penjual eceran adalah semua lembaga pemasaran yang kegiatan utamanya melibatkan penjualan barang atau

jasa langsung kepada konsumen akhir untuk digunakan sendiri. Sedangkan seorang pengecer atau toko pengecer adalah semua usaha bisnis yang volume penjualannya terutama berakar dari penjualan besar. Pedagang besar meliputi semua lembaga pemasaran yang kegiatan utamanya melibatkan penjualan barang-barang produk atau jasa kepada mereka yang membeli atau untuk kepentingan bisnis. c. Jalur-jalur pemasaran atau saluran distribusi

Dalam perekonomian sebagian produsen tidak menjual barang-barang mereka secara langsung kepada konsumen atau pemakai akhir secara langsung, melainkan melalui suatu jalur yang disebut saluran distribusi. Jadi lembaga-lembaga yang ikut ambil bagian dalam penyaluran barang adalah produsen, perantara (pedagang dan agen) dan konsumen atau pemakai akhir.

4. Promosi

Bentuk promosi yang digunakan perusahaan untuk mempromosikan barang yang akan dijual antara lain :

a. Iklan

Dalam mengadakan periklanan, manajemen dihadapkan pada berbagai masalah penilaian media yang ada meliputi : media surat kabar, media majalah, media radio, media televisi, dan papan media. b. Personal selling

Merupakan penampilan secara lisan dalam suatu percakapan dengan seseorang atau lebih calon pembeli untuk menciptakan penjualan.

c. Publisitas

Publisitas adalah sejumlah informasi tentang seseorang, barang, dan organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa di pungut biaya.

d. Promosi penjualan

Promosi penjualan menurut Joseph. P. Guiltinan (1985) adalah perangsang ekonomis, hiburan atau informasi yang ditawarkan oleh suatu perusahaan kepada para pembeli atau distribusi.

C. Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan kunci penting yang harus dipahami perusahaan guna mengetahui kesempatan yang ada dalam rangka memuaskan kebutuhan konsumen.

Analisis perilaku konsumen yang realistis hendaknya menganalisis juga proses-proses yang tidak dapat atau sulit diamati, yang selalu menyertai setiap pembelian. Mempelajari perilaku konsumen tidak hanya mempelajari apa yang dibeli atau dikonsumsi, tetapi juga dimana, bagaimana kebiasaannya, dan dalam kondisi apa barang-barang dan jasa-jasa dibeli.

Pengertian perilaku konsumen menurut James F Engel bahwa perilaku konsumen adalah sebagai tindakan yang langsung terlibat dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk produk keputusan yang mereka lakukan dan menyusuli tindakan ini. Sedangkan menurut Basu Swastha DH dan T Hani Handoko (1987:27) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai

kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa termasuk di dalam proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut.

Dari kedua pengertian ini maka dapat disimpulkan bahwa mempelajari perilaku konsumen tidak hanya mempelajari apa yang dibeli atau dikonsumsi, tetapi juga bagaimana kebiasaan, dan dalam kondisi apa barang-barang dan jasa-jasa dibeli.

D. Sikap

Sikap merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku konsumen. Setiap orang memiliki sikap terhadap segala sesuatu. Sikap ini timbul dari suatu proses belajar atau dari pengalaman dan mendapatkannya ke dalam suatu kerangka berpikir suka atau tidak terhadap sesuatu.

1. Pengertian sikap

William G. Nickles (dalam Basu Swastha dan T. Hani Handoko, 1982) sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk beraksi terhadap penawaran produk dalam masalah-masalah yang baik ataupun kurang baik secara konsekuen. Melalui bertindak belajar orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Hal ini yang kemudian sangat mepengaruhi perilaku pembeli. Setiap orang mempunyai sikap terhadap agama, politik, musik, makanan, dan sebagainya.

2. Komponen sikap

Tujuan dari kegiatan pemasaran adalah memperoleh respon dari segmen pasar sasaran. Pada umumnya sikap dibedakan atas tiga komponen utama menurut Thomasc. Kinnear dan James R. Taylor (1992) yaitu :

a. Komponen kognitif atau komponen pengetahuan

Komponen ini merupakan keyakinan dan pengetahuan konsumen tentang suatu obyek. Komponen kognitif sangat penting sebagai sumber informasi yang menyangkut kesadaran pengetahuan pasar tentang ciri-ciri produk, kampanye periklanan penetapan harga, ketersediaan produk, dan sebagainya.

b. Komponen Afektif

Perasaan atau reaksi emosional manusia tentang suatu obyek merupakan komponen afektif dari sikap misalnya pernyataan-pernyataan “Sprtie ice rasanya tidak enak”, aksi afektif yang negatif. Maka komponen afektif juga merupakan aspek yang penting dalam memperoleh informasi guna mengambil keputusan suatu produk pemasaran.

c. Komponen perilaku

Merupakan reaksi seorang terhadap suatu obyek melalui tingkah lakunya. Rekomendasi untuk memilih merek lain (karena tidak puas), kepada seseorang yang berniat juga untuk membeli barang sejenis, merupakan wujud dari komponen sikap perilaku. Perilaku mengacu

kepada kesiapsiagaan seseorang untuk berperilaku tanggap terhadap obyek.

3. Ciri-ciri sikap

Menurut bimo Walgito (1983), sikap mempunyai beberapa ciri yaitu sebagai berikut :

a. Sikap itu adalah sesuatu yang tidak dibawa sejak lahir. Ini berarti bahwa individu atau manusia pada waktu lahir belumlah membawa suatu sikap yang tertentu.

b. Sikap itu adanya hubungan antara individu dengan obyek. Oleh

karena itu sikap selalu terbentuk atau dipelajari dalam hubungannya dengan obyek-obyek.

c. Sikap dapat tertuju kepada suatu obyek saja, tetapi juga dapat

sekumpulan obyek-obyek. Bila seseorang mempunyai sikap yang negatif atau tidak senang kepada seseorang, maka orang tersebut akan mempunyai kecenderungan untuk menunjukkan sikap yang negatif pula kepada kelompok dimana seseorang tersebut yang menjadi obyek sikap tergabung.

d. Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar kalau sesuatu telah

terbentuk dan telah merupakan salah satu nilai dalam kehidupan seseorang sikap akan berlangsung lama.

e. Sikap itu mengandung faktor perasaan dan faktor motif. Ini berarti bahwa sesuatu sikap terhadap sesuatu obyek tertentu itu akan selalu

diikuti adanya perasaan tertentu, apakah perasan yang bersifat positif (senang) atau negatif (tidak senang) terhadap obyek tertentu.

4. Pengukuran sikap

Dalam penelitian ini, pengukuran sikap menggunakan “Skala Likert” menurut Bimo Walgito (1983). Skala ini melibatkan serangkaian pernyataan yang berkaitan dengan sikap responden diminta menyatakan “setuju” atau “tidak setuju” dari setiap pernyataan. Jawaban ini diberi nilai yang merefleksikan secara konsisten sikap responden. Nilai total keseluruhan pernyataan dihitung untuk setiap responden. Dan alat analisis yang digunakan dalam penelitian adalah:

a. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Dalam pengujian validitas dan reliabilitas ini, kuesioner yang akan digunakan dibandingkan terhadap 100 responden. Proses analisis menggunakan komputer dengan program seri statistik. Analisis validitas dan reliabilitas harus dilakukan faktor demi faktor apabila konstraksnya lebih dari 1 (satu) faktor. Validitas merupakan ukuran seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukurannya. Reliabilitas hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali pada subyek yang sama.

b. Analisis Multiatribute Attitude Model, langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Mengembangkan serangkaian atribut dari produk yang diperhitungkan konsumen dalam proses evaluasi alternatif.

2) Memberi bobot untuk masing-masing atribut (menggunakan Skala

Likert) pemberian bobot ini berdasarkan urutan kepentingan yang diberikan konsumen.

3) Menghitung ideal dan belief konsumen dalam suatu skala. 4) Menghitung sikap konsumen terhadap atribut.

E. Produk Baru

Dalam kehidupan usahanya seringkali perusahaan dihadapkan pada keadaan yang mengharuskan mereka untuk memikirkan suatu produk baru bagi perusahaannya. Beberapa alasan kebutuhan unuk menciptakan produk baru adalah : mempertahankan kedudukan di pasar, adanya fasilitas produksi yang belum terpakai penuh, adanya sisa bahan ataupun karena para pembeli menyarankannya. Walaupun menciptakan produk baru merupakan suatu kebutuhan bagi perusahaanyang bersangkutan, namun kegiatan tersebut tidak terlepas dari suatu resiko. Oleh karena itu, agar perusahaan dapat memperkecil derajat resiko produk baru, perlu mereka melakukan suatu persiapan yang cermat, matang dan bertahap. Secara umum tahap persiapan produk baru dapat dipecah menjadi lima masa, yaitu :

1. Pengumpulan Gagasan Produk Baru

Gagasan tentang produk baru yang sehat dapat datang setiap saat dari berbagai macam sumber. Gagasan dari berbagai macam sumber,

diantaranya dari para pembeli sasaran, perusahaan pesaing, wiraniaga perusahan, pejabat teras dan karyawan perusahaan lainnya serta lembaga riset.

2. Penyaringan Gagasan Produk Baru

Tujuan utama tahap penyaringan adalah untuk mendapatkan gagasan produk terbaik bagi perusahaan. Salah satu bahan pertimbangan produk dalam proses penyaringna ini adalah keselarasan gagasan produk dengan tujuan utama perusahaan, serta kemampuan daya dan dana perusahaan untuk menghasilkan dan memasarkan produk tersebut.

3. Analisis Gagasan Produk Baru

Beberapa macam analisis yang dianggap penting adalah : Potensi permintaan produk di masa depan, jumlah penjualan minimal tiap masa tertentu, kebutuhan dana tambahan, kemampuan produk mendatangkan laba.

4. Produksi Percobaan Produk Baru

Dalam tahap ini produk yang bersangkutan akan diwujudkan secara fisik. Tujuan utama tahap ini adalah menciptakan mutu produk yang dapat menjamin kepuasan pembeli.

5. Uji coba pemasaran Produk Baru

Manfaat yang diperoleh dari perusahaan dari penyelenggaraan uji coba pemasaran adalah agar perusahaan yang bersangkutan dapat memperoleh gambaran yang lebih meyakinkan akan kemungkinan dapat atau tidaknya produk baru itu diterima oleh pasar.

F. Daur Usia Poduk

Posisi penjualan dan daya hasil laba (profitability) suatu produk dapat berubah sepanjang waktu. Daur usia produk merupakan suatu ikhtisar untuk mengenal tahap-tahap tertentu dalam riwayat penjualan produk bersangkutan. Sejajar dengan masing-masing tahap itu terdapat aneka peluang dan masalah yang khas berkenaan dengan strategi pemasaran serta potensial laba produk itu. Dengan mengetahui dalam tahap manakah berada suatu produk atau ke arah tahap manakah produk sedang bergerak, perusahaan akan dapat merumuskan rencana-rencana pemasaran yang lebih tepat.

Ada empat tahap di dalam Daur Hidup Produk antara lain : 1. Tahap Perkenalan

Merupakan kurun masa pertumbuhan yang lamban, pada saat produk mulai diperkenalkan kepada pasaran.

2. Tahap Pertumbuhan

Merupakan tahap penyambutan pesat oleh pasaran, dengan peningkatan laba yang cukup lumayan.

3. Tahap Kedewasaan

Merupakan kurun masa dengan mulai melambannya pertumbuhan penjualan, karena produk bersangkutan sudah disambut oleh sebagian besar pembeli potensial.

4. Tahap kemerosotan

G. Proses Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Armstrong proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap, yaitu :

Gambar 1.1 Perilaku Pasca Pembelian Keputusan Pembelian Evaluasi Berbagai Alternatif Pencarian Informasi Pengenalan Kebutuhan

a. Tahap Pengenalan Kebutuhan

Tahap pertama proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen mengenali suatu masalah atau kebutuhan.

b. Tahap Pencarian Informasi

Tahap proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi. Dalam tahap ini konsumen mungkin hanya meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi.

c. Tahap Evaluasi Berbagai Alternatif

Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-merek alternatif dalam satu susunan pilihan.

d. Tahap Keputusan Pembelian

Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen benar-benar membeli produk.

e. Tahap Perilaku Pasca Pembelian

Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan.

Gambar di atas menjelaskan bahwa suatu proses pembelian di mulai jauh sebelum pembelian aktual dan terus berlangsung lama sesudahnya. Oleh karena itu pemasar perlu memusatkan perhatian pada proses pembelian dan bukan pada keputusan pembelian saja. Dalam pembelian yang lebih rutin, konsumen seringkali melewati atau membalik beberapa dari tahap-tahap tersebut. Namun, gambar di atas tetap menggambarkan seluruh pertimbangan yang muncul ketika konsumen menghadapi seluruh situasi pembelian yang baru dan kompleks.

H. Atribut Produk

Pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan menetapkan manfaat-manfaat apa yang akan diberikan oleh produk itu. Manfaat-manfaat ini dikomunikasikan dan dipenuhi oleh atribut-atribut produk yang berwujud seperti mutu, ciri, dan desain. Keputusan mengenai atribut-atribut ini sangat mempengaruhi reaksi konsumen terhadap sebuah produk.

Pengertian atribut produk menurut Tjiptono (1995:86) : yaitu :

Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi merek, kemasan, garansi, pelayanan.

Sedangkan pengertian tentang atribut produk yang dikemukakan oleh Gito Sudarmo (1995:188) yaitu :

Atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli. Sifat-sifat tersebut antara lain warna, aroma, daya tahan, kualitas, kesan baik, kemasan, merek, dan desain.

Dari kedua pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa atribut produk terdiri dari unsur-unsur yang dipandang penting oleh konsumen, yang menjamin dan dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan pembelian.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian studi kasus terhadap sikap mahasiswa terhadap pengenalan produk Sprite Ice. Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang terperinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu, termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya, dengan cukup mendalam dan menyeluruh. Hasil penelitian studi kasus ini, hanya berlaku bagi objek yang diteliti. (Umar, 1997:29)

B. Lokasi penelitian dan waktu penelitian

Banyak kalangan mahasiswa yang dijadikan oleh produsen sebagai pasar sasaran untuk produk yang dipasarkannya itu. Salah satunya adalah Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta yang sering sekali dikunjungi oleh produsen dari berbagai macam produk, sehingga penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2006.

C. Subjek Penelitian

Dalam mempromosikan produk barunya banyak produsen yang memilih mahasiswa sebagai pasar sasaran, salah satunya adalah produk Sprite Ice, produsen memilih mahasiswa sebagai pasar sasaran dalam memperkenalkan produk itu karena mahasiswa memiliki rasa ingin mencoba dan mengetahui manfaat-manfaat apa yang akan diberikan oleh produk baru itu. oleh sebab itu

Dokumen terkait