• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis sikap mahasiswa terhadap pengenalan produk Sprite Ice PT Coca Cola Semarang : studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis sikap mahasiswa terhadap pengenalan produk Sprite Ice PT Coca Cola Semarang : studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memenuhi Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh : Nandi Susanto

012214160

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

tapi kesiapan diri kita untuk berbuat apa saja dan kapan saja;

yakin bahwa saat melayani mereka yang kurang beruntung sesungguhnya kita melayani Allah.

(Ibu Teresa)

Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: Roh memang penurut, tetapi daging lemah.

(Matius 26 : 41)

kerjakan yang Anda bisa, dengan yang Anda miliki dimana pun Anda berada.

(Theodore Roosevelt)

Menyadari bahwa Anda kurang pengetahuan Merupakan langkah besar menuju pengetahuan.

(Benjamin Disraeli)

Apapun yang terjadi,

jangan sampai melepas pegangan dua tambang utama kehidupan harapan dan keyakinan.

(Zig Ziglar)

(5)

Bunda maria yang selalu memberi kekuatan dan pengharapan dalam setiap langkahku.

Kedua orangtuaku (Bapak dan Ibu) yang telah membesarkanku, mendoakanku, mendukungku dan mendorongku.

Adikku Fais yang selalu mendoakanku.

Kekasihku Weni yang telah mendoakan , mendukungku dan menjadi anugerah terindah yang dikaruniakan bagi hidupku.

(6)

karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan

daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 maret 2007

Penulis

(Nandi Susanto)

(7)

Nandi Susanto Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Karakteristik mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta yang menjadi konsumen Sprite Ice. (2) Atribut produk yang menjadi prioritas utama dalam keputusan untuk mengkonsumsi produk Sprite Ice. (3) Sikap mahasiswa terhadap atribut produk Sprite Ice.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive

sampling. Kriteria pemilihan sampel adalah mahasiswa yang pernah mengkonsumsi minuman Sprite Ice. Metode survei digunakan untuk memperoleh data mengenai karakteristik, perilaku dan sikap yang dipilah menjadi harapan serta keinginan mahasiswa. Kuesioner dibagikan terhadap 100 orang responden.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Analisis persentase untuk menganalisis karakteristik atau profil mahasiswa yang mengkonsumsi produk Sprite Ice. (2) Analisis prioritas kepentingan untuk mengetahui atribut produk yang menjadi prioritas utama dalam keputusan untuk mencoba mengkonsumsi produk Sprite Ice. (3) Analisis Multiattribute Attitude Model untuk mengetahui sikap mahasiswa terhadap atribut produk Sprite Ice.

Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa : (1) Mayoritas mahasiswa yang mengkonsumsi produk Sprite Ice adalah pria (58%) dengan pendapatan Rp 300.000 – Rp 600.000 sebulan (46%). (2) Atribut produk yang menjadi prioritas utama dalam keputusan untuk mencoba produk Sprite Ice adalah atribut rasa. (3) Sikap mahasiswa terhadap pengenalan produk Sprite Ice adalah “sangat baik”.

(8)

Nandi Susanto Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

A case study on students of Sanata Dharma University Mrican Yogyakarta

This study aims to know who are the consumers of Sprite Ice: (1) Characteristics of students of Sanata Dharma University MricanYogyakarta. (2) The most influential product attributes in decision making of Sprite Ice products. (3) University students’ attitude towards the Sprite Ice product attributes.

The sampling technique is purposive sampling. The criterion of sample selection is the ones who have consumed Sprite Ice. Questionnaire was used to gain data about the characteristics, attitude and behaviour which are broken down into expectations and wants. The questionnaire is distributed to 100 respondents.

Analysis techniques used are: (1) Percentage analysis to analyze students’ characteristics or profiles. (2) Importance priority analysis to know product attributes which are the main priority in consumption decision making. (3) Multiattribute Attitude Model Analysis to know University students’ attitude towards Sprite Ice product attributes.

Results show that: (1) Majority of university students who consumed Sprite Ice product are male (58%) with Rp 300.000 – Rp 600.000 income per month (46%). (2) The most influential product attribute is the taste. (3) Respondens’ attitude towards the introduction of Sprite Ice product is “very good”.

(9)

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ ANALISIS

SIKAP MAHASISWA TERHADAP PENGENALAN PRODUK SPRITE ICE PT

COCA COLA SEMARANG” studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Mrican Yogyakarta diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Program

Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan pihak yang telah memberikan

bantuan, baik berupa bimbingan, dukungan maupun informasi yang telah menunjang

proses penelitian ini. Oleh karena itu, pada kesempatan yang berbahagia ini penulis tidak

lupa menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen dan

Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis hingga

skripsi ini dapat disusun.

3. Bapak Drs. Marianus Mochtar Modesir, MM, selaku dosen pembimbing I yang

telah membimbing dan mengarahkan penulis hingga skripsi ini dapat disusun.

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Sanata Dharma yang telah memberikan

ilmunya bagi penulis selama ini.

5. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

6. Seluruh mahasiswa yang telah meluangkan waktu untuk membantu tersusunnya

skripsi ini.

(10)

9. kekasihku Weni,”terimakasih atas doa, dukungan dan semangat dalam membantu

menyusun skripsi hingga selesai, dan tentunya cinta, kasih sayang dan perhatian

yang selalu kamu berikan buat aku, thanks ya.

10. Bapak dan Ibu Sangadi yang telah membantu dalam doa dan dukungan yang

diberikan untuk penulis.

11. Fany thanks ya atas dukungannya.

12. Sahabatku Bambang dan keluarga terimakasih atas doa, dukungan dan semangat

dalam menyusun skripsi hingga selesai.

13. Sahabat-sahabatku “Ndaru, Widi, Dedi and seluruh teman yang ada di kontrakan

untuk persahabatan kita selama ini di Yogyakarta.

14. Sahabat-sahabatku Santos, Tantok and Nando, thanks bos sudah dukung dan

membantu dalam penulisan skripsi.

15. “Sahabat-sahabatku di Danis,”Tantok, Vensi, Koko, Arcil, Balita, Henri, Bayu,

Ray, Baba, Ujang, Mas Anung, David, Mas Ikun, Bapak Harto”Thanks for your

support.

16. Timur thanks atas bantuan dan dukungannya.

17. Temen-temenku “Dharmo Community” yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,

yang telah memberi dukungan dalam penulisan skripsi ini.

18. Sahabat-sahabatku yang lain dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan

satu-persatu, yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

(11)

penelitian ini.

Semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak yang berkepentingan untuk

membacanya, terimakasih.

Penulis

(12)

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II. LANDASAN TEORI ... 8

(13)

D. Sikap ... 17

E. Produk Baru ... 21

F. Daur Usia Produk ... 23

G. Proses Keputusan Pembelian ... 24

H. Atribut Produk... 25

BAB III. METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Lokasi Penelitian ... 27

C. Subyek Penelitian ... 28

D. Objek Penelitian ... 28

E. Populasi ... 28

F. Teknik Pengambilan Sampel ... 29

G. Variabel Penelitian ... 30

H. Data Yang Diperlukan ... 31

I. Teknik Pengumpulan Data ... 31

J. Definisi Operasional ... 32

K. Metode Analisis Data ... 33

BAB IV GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS SANATA DHARMA MRICAN YOGYAKARTA... 38

A. Sejarah Universitas... 38

(14)

A. Analisis Data ... 49

B. Pembahasan... 60

BAB VI PENUTUP ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran... 64

C. Keterbatasan ... 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(15)

TABEL IV.I Data jumlah Mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Mrican Yogyakarta tahun 2003 sampai dengan 2006... 46

TABEL 5.1 Rangkuman Uji Validitas... 51

TABEL 5.2 Rangkuman Uji Reliabilitas... 52

TABEL 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

TABEL 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan... 55

TABEL 5.5 Urutan Kepentingan Atribut ... 56

TABEL 5.6 Hasil Peringkat Kepentingan, Urutan Prioritas, dan Bobot Kepentingan ... 57

TABEL 5.7 Hasil Ideal-Belief Rata-rata Aetiap Atribut dan Bobot Kepentingan ... 58

(16)
(17)

Lampiran 2. Data Jumlah Mahasiswa Sanata Dharma Mrican Yogyakarta Tahun

2003 sampai dengan 2006

Lampiran 3. Analisis Data

Lampiran 4. Tabel r

Lampiran 5. Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6. Hasil Manual

(18)

A. Latar Belakang

Banyak kalangan mahasiswa yang menjadi pasar sasaran oleh produsen

dalam mempromosikan produk-produknya. Salah satunya adalah mahasiswa

Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta yang sering sekali dikunjungi

oleh para produsen dari berbagai macam produk, baik produk makanan

maupun bukan produk makanan.

Penawaran produk-produk itu dibuat menarik supaya mendapatkan

perhatian dari pasar sasaran yaitu mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Mrican Yogyakarta. Misalnya dengan membagikan contoh-contoh produk

kepada para mahasiswa itu sehingga para mahasiswa dapat melihat dan

mencoba produk itu terlebih dahulu. Selain itu para mahasiswa lebih mengenal

dan tertarik pada produk yang ditawarkan itu sehingga pada akhirnya

memutuskan untuk membeli dan mengkonsumsinya. Contoh lainnya adalah

pada produk kosmetika yang mana para produsen melakukan demo untuk

memperkenalkan produknya seperti produk Pond’s, produsen memberikan

facial dengan menggunakan produk yang ditawarkannya itu secara

cuma-cuma. Kemudian demo untuk produk yang lain adalah pada produk sunsilk

adalah dengan keramas menggunakan produk yang ditawarkan itu secara

cuma-cuma juga.

(19)

Selain memberikan contoh-contoh produk dan demo-demo itu, produsen

juga mempromosikan produk baru atau produk inovasi. Pengembangan

produk baru ini dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan dan laba,

memperoleh keuntungan dari perubahan di dalam lingkungan (teknologi dan

demografi) serta menahan gerakan pesaing. Tetapi pengembangan produk

baru itu akan gagal jika mereka merupakan produk-produk jiplakan (me-too

product), pasar yang terlalu sempit, mutu yang buruk serta kurangnya akses ke

pasar.

Para produsen berlomba-lomba untuk mengadakan berbagai perbaikan

pada produk-produk yang dihasilkannya itu. Sebagai contoh adalah pada

produk minuman yang selama ini banyak beredar di pasar. Para produsen

menawarkan berbagai macam rasa minuman, tetapi karena persaingan di

kalangan produsen minuman semakin ketat, maka produsen melakukan

pengembangan produk dengan memberikan sensasi baru pada produknya yaitu

dengan memberikan berbagai macam rasa yang baru. Misalnya produk Sprite

telah melakukan pengembangan produk baru dengan munculnya produk Sprite

yang baru yaitu Sprite Ice; Teh Kotak juga melakukan hal yang sama yaitu

dengan munculnya Teh Kotak dengan rasa apel, anggur dan orange; Fanta

yang tidak mau ketinggalan dengan munculnya fanta dengan sensasi rasa baru

yaitu rasa electric melon, strawberry ice cream dan creamy.

Karakteristik konsumen yang berbeda adalah suatu fakta yang membantu

menjawab mengapa perilaku konsumen sangat bervariasi. Konsumen dengan

(20)

mendorong perilaku mereka dalam membeli suatu produk tertentu baik

makanan maupun bukan makanan. Perilaku konsumen tersebut harus

dipelajari terus-menerus mengingat situasi dan kondisi yang selalu berubah.

Satu hal yang harus disadari oleh pemasar bahwa pemilihan produk atau

merek tertentu adalah didahului dengan bagaimana, bilamana, dan mengapa

konsumen menggunakan produk tersebut. Orang lain dapat juga memberikan

pengaruh terhadap pemilihan suatu produk, yang memiliki faktor-faktor dan

salah satunya adalah atribut produk.

Walaupun Sprite Ice diperkenalkan sebagai produk baru yang mana

merupakan pengembangan produk baru dari Sprite, tetapi produk ini digemari

oleh konsumen yang tidak sedikit jumlahnya. Konsumen sudah mempunyai

persepsi sendiri terhadap atribut yang melekat pada minuman Sprite Ice

tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka penulis tertarik

untuk mengambil judul “Analisis Sikap Mahasiswa Terhadap Pengenalan

Produk Sprite Ice PT Coca-Cola Semarang”. Studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta.

B. Perumusan Masalah

Sprite Ice ini merupakan pengembangan produk baru dari Sprite yang

diperkenalkan kepada konsumen pada umumnya, tetapi berdasarkan survey

ternyata produk minuman Sprite ice ini digemari oleh konsumen yang tidak

(21)

Dengan melihat hal itu maka penulis tertarik ingin mengetahui apakah

konsumen dalam pengambilan keputusan untuk mencoba mengkonsumsi

minuman Sprite Ice ini dipengaruhi oleh atribut-atribut seperti rasa, aroma dan

kemasan yang melekat pada produk minuman Sprite Ice. Maka timbul

pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican

Yogyakarta terhadap pengenalan produk Sprite Ice?

2. Atribut apakah yang paling mempengaruhi sikap mahasiswa Universitas

Sanata Dharma Mrican Yogyakarta dalam pengambilan keputusan untuk

mencoba mengkonsumsi minuman Sprite Ice?

3. Bagaimana sikap mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican

Yogyakarta terhadap atribut minuman Sprite Ice?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan pokok masalah yang ada, maka penulis akan membatasi

masalah dalam penulisan ini yaitu:

1. Responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Sanata

Dharma Mrican Yogyakarta yang pernah mengkonsumsi minuman Sprite

(22)

2. Atribut yang diteliti yaitu:

Nilai Produk :

1) Rasa minuman Sprite Ice

2) Kemasan minuman Sprite Ice

3) Aroma minuman Sprite Ice

D. Tujuan Penelitian

Perusahaan dalam menerapkan strategi bersaing yang berbeda untuk

memenangkan persaingan dipasaran dimana perusahaan menggunakan konsep

pemasaran yang berorientasi pada konsumen, maka kepuasan konsumen

menjadi titik penentu segala aktivitas perusahaan sehingga pencapaian laba

perusahaan harus melalui kepuasan konsumen. Sesuai dengan permasalahan

yang dirumuskan di atas maka tujuan penelitian ini adalah

1. Mengetahui karakteristik mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican

Yogyakarta terhadap pengenalan produk Sprite Ice.

2. Mengetahui atribut produk yang paling mempengaruhi dalam pengambilan

keputusan untuk mencoba mengkonsumsi minuman Sprite Ice.

3. Mengetahui sikap mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican

(23)

E. Manfaat Penelitian

Dengan adanya pengembangan baru pada produk itu maka perilaku

konsumen yang dengan segala karakteristiknya dapat terpenuhi kepuasannya

melalui produk yang ditawarkan itu. Oleh karena itu diadakan penelitian

tentang apakah faktor penentu yang utama bagi konsumen apabila dilihat dari

atribut-atributnya, dimana hasil dari penelitian ini nantinya dapat bermanfaat

bagi pihak-pihak seperti :

1. Bagi Penulis

Dengan penelitian ini penulis berharap akan mendapatkan tambahan

pengetahuan dan pengalaman baru di bidang pemasaran berdasarkan

perbandingan antara teoritis dengan kenyataan dilapangan, terutama yang

berhubungan dengan perilaku konsumen.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi untuk

penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan sikap konsumen dan

tambahan referensi bagi perpustakaan Universitas Sanata Dharma.

3. Bagi Perusahaan

Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat menjadi masukan, sebagai

(24)

F. Sistematika Penulisan Bab I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah,

perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan tentang landasan teori yang berhubungan

dengan masalah yang akan dibahas.

Bab III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tentang jenis penelitian, lokasi penelitian,

subjek penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, data yang

diperlukan dan teknik pengumpulan data, definisi operasional,

populasi, sampel, metode analisis data.

Bab IV : GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS SANATA DHARMA

MRICAN YOGYAKARTA

Dalam Bab ini diuraikan tentang sejarah universitas, visi misi dan

tujuan universitas, organisasi Universitas Sanata Dharma.

Bab V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan tentang pengolahan data dan analisis data

yang telah dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian dengan

menggunakan alat analisis yang telah ditentukan dan beserta

(25)

Bab VI : PENUTUP

Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan mengenai hasil dari

seluruh materi pembahasan dan dari kesimpulan tersebut akan

dikemukakan beberapa saran yang relevan serta berisi mengenai

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang

dilaksanakan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Pemasaran sebenarnya menggabungkan beberapa kegiatan yang

dirancang untuk memberi arti, melayani, dan memuaskan kebutuhan

konsumen yang merupakan tujuan organisasi. Berhasil tidaknya dalam

pencapaian tujuan organisasi tergantung pada keahlian mereka di bidang

pemasaran, produksi, keuangan maupun bidang lain yang berkaitan dalam

satu perusahaan. Selain itu juga tergantung pada kemampuan mereka dalam

mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar organisasi dapat berjalan

lancar.

Pemasaran merupakan salah satu faktor penting dalam suatu siklus yang

bermula dan berakhir dengan kebutuhan konsumen. Pemasaran harus dapat

menafsirkan kebutuhan-kebutuhan konsumen dan mengkombinasikannya

dengan data-data pasar seperti lokasi konsumen, jumlahnya, kesukaan dan

data-data pasar lainnya. Data-data tersebut sangat membantu pemasar dalam

melakukan pekerjaannya dengan baik dalam hal mengidentifikasi kebutuhan

konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga yang tepat,

(27)

mendistribusikan dan mempromosikannya secara efektif, sehingga akan

mempermudah pemasar dalam menjual produk yang ditawarkan.

Untuk mempermudah dalam memahami arti pemasaran dapat dilihat

dalam definisi pemasaran antara lain sebagai berikut :

Alex S Nitisemito, Drs (1993:13) menyatakan bahwa :

Pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar

arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien

dengan maksud untuk menciptakan permintaan yang efektif.

Definisi tersebut menitikberatkan pada arus barang dan jasa dari

produsen ke konsumen, yaitu struktur perdagangan besar dan perdagangan

eceran dimana saluran-saluran tersebut digunakan untuk menyampaikan

barang ke konsumen. Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2001:7)

adalah :

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat

individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan

inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai

dengan orang lain.

Setelah melihat pengertian pemasaran dari Kotler dan Armstrong

tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran adalah suatu

proses dimana individu dan kelompok berusaha memenuhi kebutuhan mereka

(28)

Dari kedua definisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pemasaran berkaitan erat dengan konsumen, yaitu dalam penciptaan produk,

penentuan harga, promosi dan distribusi yang keseluruhannya untuk

mewujudkan pertukaran potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan

keinginan manusia.

B. Strategi Marketing Mix

Dalam merencanakan kegiatan pemasaran yang akan datang, perusahaan

harus dapat menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Salah satu strategi

pemasaran dari perusahaan yaitu Marketing Mix

Dalam kegiatan pemasaran tidak terlepas dari hubungan dengan

konsumen, hal ini akan memberikan masukan bagi bagian pemasaran untuk

mengetahui penawaran produk atau pelayanan yang sesuai dengan keinginan

konsumen. Untuk mengetahui keinginan konsumen tersebut, ada empat

variabel yang dapat dimanipulasi maupun yang dapat dikendalikan oleh

organisasi pemasaran. Variabel-variabel yang dapat dikendalikan ini

diidentifikasi sebagai komponen bauran pemasaran dan marketing mix yang

meliputi: produk, harga, tempat (saluran distribusi) dan promosi.

Philip Kotler (1993) memberikan definisi mengenai marketng mix

sebagai berikut :

Marketng mix adalah perangkat variabel-variabel pemasaran terkontrol

yang perusahaan gabungkan untuk menghasilkan tanggapan yang

(29)

Definisi di atas menunjukkan bahwa masing-masing variabel itu saling

berhubungan dan saling mempengaruhi dalam sistem pemasaran suatu

perusahaan. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuan atau

mempengaruhi pasar sasaran sangat dipengaruhi oleh tepat tidaknya bauran

pemasarannya.

Adapun masing-masing variabel marketing mix dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Produk

Produk adalah benda, fisik, jasa, ataupun manfaat yang ditawarkan

dan didesain untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen untuk

mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian, dan konsumsi yang dapat

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Konsumen dalam

membeli suatu produk akan mempertimbangkan tentang atribut yang ada

didalamnya. Karakteristik produk tersebut meliputi: kualitas produk, ciri

produk, desain produk, dan merek produk. Menurut karakteristiknya,

barang dapat di klasifikasikan dalam dua cara yaitu:

a. Berdasar daya tahannya

Berdasar daya tahannya, barang dapat di klasifikasikan dalam tiga

kelompok yaitu:

1) Barang tidak tahan lama (non durable goods) yaitu barang

berwujud yang biasanya harus segera dikonsumsi dan secara

normal hanya dapat digunakan satu kali atau beberapa kali saja.

(30)

2) Barang tahan lama (durable goods) yaitu barang yang berwujud

yang mempunyai manfaat penggunaan untuk jangka waktu dan

simpan.

3) Jasa (service) yaitu kegiatan, manfaat atau pelayanan yang

ditawarkan kepada konsumen merupakan barang tak berwujud, tak

terpisahkan, berubah-ubah dan tidak dapat disimpan.

b. Berdasarkan tujuan pemakaiannya

Berdasarkan tujuan pemakaiannya dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1) Barang konsumsi adalah barang yang dibeli untuk dikonsumsi.

Pembelian berdasarkan atas kebiasaan pembeli dari konsumen

(consumer habit). Sehingga pembeli ini merupakan konsumen

akhir termasuk diberikan kepada orang lain, karena barang-barang

tersebut hanya dipakai sendiri, barang konsumen ini dapat dibagi

tiga yaitu :

a) Barang konvenien (convenien goods) adalah barang yang

mudah dipakai dapat dibeli di sembarang tempat pada setiap

waktu.

b) Barang shoping (shopping goods) adalah barang yang dalam

proses pemilihan dan pembeliannya, konsumen melakukan

pertimbangan yang matang dengan keserasian, harga dan

mutu.

c) Barang spesial (special goods) adalah barang yang ciri khas

(31)

memperoleh barang ini pembeli harus memberikan

pengorbanan yang istimewa.

2) Barang industri adalah barang-barang yang dibeli untuk diproses

lagi, untuk kepentingan dalam industri. Barang industri dapat

dibedakan dalam lima golongan, yaitu : bahan baku, komponen

dan barang setengah jadi, perlengkapan dan barang setengah jadi,

perlengkapan operasi, instalasi dan peralatan ekstra.

Dalam hal ini minuman sprite ice termasuk barang tidak tahan lama

jika dilihat dari daya tahannya, sedangkan bila dilihat dari tujuan

pemakaiannya termasuk barang konsumsi yang konvenien. Artinya barang

yang mudah dipakai dan dapat dibeli di sembarang tempat.

2. Harga

Harga merupakan atribut yang melekat erat pada keberadaan suatu

produk. Dan merupakan satu-satunya unsur marketng mix yang

menghasilkan pendapatan sedangkan unsur-unsur lainnya menunjukkan

biaya. Sehingga dalam menentukan titik harga merupakan penentuan yang

utama dan menentukan pembelian konsumen. Harga hendaknya dapat

diterima baik untuk pihak perusahaan maupun konsumen.

Perusahaan dapat memilih diantara dua strategi penetapan harga

(32)

a. Skim-the cream pricing

Merupakan strategi penetapan harga yang setinggi-tingginya. Harga

yang tinggi dimaksudkan untuk menutup biaya penelitian,

pengembangan dan promosi.

b. Penetration pricing

Merupakan strategi penetapan harga yang serendah-rendahnya yang

bertujuan untuk mencapai volume penjualan sebesar-besarnya dalam

waktu yang relatif singkat.

3. Saluran distribusi

Setelah barang selesai dibuat dan siap untuk dipasarkan, tahap

berikutnya dalam proses pemasaran adalah menyalurkan barang tersebut

ke konsumen atau pasar. Hal ini menyangkut penentuan strategi distribusi

yang dipilih. Strategi distribusi ini terdiri dari tiga unsur, yaitu :

a. Distribusi fisik

Distribusi fisik menurut Philip Kotler (1993) adalah yang

berhubungan dengan pemindahan dan penggudangan barang secara

nyata sesudah diproduksi dan sebelum dikonsumsi. Tujuan distribusi

fisik ialah untuk mengantarkan barang yang tepat ke tempat yang

tepat, pada waktu yang cepat, dengan biaya yang serendah-rendahnya.

b. Lembaga-lembaga

Lembaga-lembaga yang dimaksud adalah penjual eceran (retailer) dan

pedagang besar (wholeseller). Penjual eceran adalah semua lembaga

(33)

jasa langsung kepada konsumen akhir untuk digunakan sendiri.

Sedangkan seorang pengecer atau toko pengecer adalah semua usaha

bisnis yang volume penjualannya terutama berakar dari penjualan

besar. Pedagang besar meliputi semua lembaga pemasaran yang

kegiatan utamanya melibatkan penjualan barang-barang produk atau

jasa kepada mereka yang membeli atau untuk kepentingan bisnis.

c. Jalur-jalur pemasaran atau saluran distribusi

Dalam perekonomian sebagian produsen tidak menjual barang-barang

mereka secara langsung kepada konsumen atau pemakai akhir secara

langsung, melainkan melalui suatu jalur yang disebut saluran

distribusi. Jadi lembaga-lembaga yang ikut ambil bagian dalam

penyaluran barang adalah produsen, perantara (pedagang dan agen)

dan konsumen atau pemakai akhir.

4. Promosi

Bentuk promosi yang digunakan perusahaan untuk mempromosikan

barang yang akan dijual antara lain :

a. Iklan

Dalam mengadakan periklanan, manajemen dihadapkan pada

berbagai masalah penilaian media yang ada meliputi : media surat

kabar, media majalah, media radio, media televisi, dan papan media.

b. Personal selling

Merupakan penampilan secara lisan dalam suatu percakapan dengan

(34)

c. Publisitas

Publisitas adalah sejumlah informasi tentang seseorang, barang, dan

organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa di

pungut biaya.

d. Promosi penjualan

Promosi penjualan menurut Joseph. P. Guiltinan (1985) adalah

perangsang ekonomis, hiburan atau informasi yang ditawarkan oleh

suatu perusahaan kepada para pembeli atau distribusi.

C. Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan kunci penting yang harus dipahami

perusahaan guna mengetahui kesempatan yang ada dalam rangka memuaskan

kebutuhan konsumen.

Analisis perilaku konsumen yang realistis hendaknya menganalisis juga

proses-proses yang tidak dapat atau sulit diamati, yang selalu menyertai setiap

pembelian. Mempelajari perilaku konsumen tidak hanya mempelajari apa

yang dibeli atau dikonsumsi, tetapi juga dimana, bagaimana kebiasaannya,

dan dalam kondisi apa barang-barang dan jasa-jasa dibeli.

Pengertian perilaku konsumen menurut James F Engel bahwa perilaku

konsumen adalah sebagai tindakan yang langsung terlibat dan menghabiskan

produk dan jasa, termasuk produk keputusan yang mereka lakukan dan

menyusuli tindakan ini. Sedangkan menurut Basu Swastha DH dan T Hani

(35)

kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan

mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa termasuk di dalam proses

pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut.

Dari kedua pengertian ini maka dapat disimpulkan bahwa mempelajari

perilaku konsumen tidak hanya mempelajari apa yang dibeli atau dikonsumsi,

tetapi juga bagaimana kebiasaan, dan dalam kondisi apa barang-barang dan

jasa-jasa dibeli.

D. Sikap

Sikap merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi

perilaku konsumen. Setiap orang memiliki sikap terhadap segala sesuatu.

Sikap ini timbul dari suatu proses belajar atau dari pengalaman dan

mendapatkannya ke dalam suatu kerangka berpikir suka atau tidak terhadap

sesuatu.

1. Pengertian sikap

William G. Nickles (dalam Basu Swastha dan T. Hani Handoko,

1982) sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk beraksi

terhadap penawaran produk dalam masalah-masalah yang baik ataupun

kurang baik secara konsekuen. Melalui bertindak belajar orang

memperoleh kepercayaan dan sikap. Hal ini yang kemudian sangat

mepengaruhi perilaku pembeli. Setiap orang mempunyai sikap terhadap

(36)

2. Komponen sikap

Tujuan dari kegiatan pemasaran adalah memperoleh respon dari

segmen pasar sasaran. Pada umumnya sikap dibedakan atas tiga komponen

utama menurut Thomasc. Kinnear dan James R. Taylor (1992) yaitu :

a. Komponen kognitif atau komponen pengetahuan

Komponen ini merupakan keyakinan dan pengetahuan konsumen

tentang suatu obyek. Komponen kognitif sangat penting sebagai

sumber informasi yang menyangkut kesadaran pengetahuan pasar

tentang ciri-ciri produk, kampanye periklanan penetapan harga,

ketersediaan produk, dan sebagainya.

b. Komponen Afektif

Perasaan atau reaksi emosional manusia tentang suatu obyek

merupakan komponen afektif dari sikap misalnya

pernyataan-pernyataan “Sprtie ice rasanya tidak enak”, aksi afektif yang negatif.

Maka komponen afektif juga merupakan aspek yang penting dalam

memperoleh informasi guna mengambil keputusan suatu produk

pemasaran.

c. Komponen perilaku

Merupakan reaksi seorang terhadap suatu obyek melalui tingkah

lakunya. Rekomendasi untuk memilih merek lain (karena tidak puas),

kepada seseorang yang berniat juga untuk membeli barang sejenis,

(37)

kepada kesiapsiagaan seseorang untuk berperilaku tanggap terhadap

obyek.

3. Ciri-ciri sikap

Menurut bimo Walgito (1983), sikap mempunyai beberapa ciri yaitu

sebagai berikut :

a. Sikap itu adalah sesuatu yang tidak dibawa sejak lahir. Ini berarti

bahwa individu atau manusia pada waktu lahir belumlah membawa

suatu sikap yang tertentu.

b. Sikap itu adanya hubungan antara individu dengan obyek. Oleh

karena itu sikap selalu terbentuk atau dipelajari dalam hubungannya

dengan obyek-obyek.

c. Sikap dapat tertuju kepada suatu obyek saja, tetapi juga dapat

sekumpulan obyek-obyek. Bila seseorang mempunyai sikap yang

negatif atau tidak senang kepada seseorang, maka orang tersebut

akan mempunyai kecenderungan untuk menunjukkan sikap yang

negatif pula kepada kelompok dimana seseorang tersebut yang

menjadi obyek sikap tergabung.

d. Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar kalau sesuatu telah

terbentuk dan telah merupakan salah satu nilai dalam kehidupan

seseorang sikap akan berlangsung lama.

e. Sikap itu mengandung faktor perasaan dan faktor motif. Ini berarti

(38)

diikuti adanya perasaan tertentu, apakah perasan yang bersifat positif

(senang) atau negatif (tidak senang) terhadap obyek tertentu.

4. Pengukuran sikap

Dalam penelitian ini, pengukuran sikap menggunakan “Skala Likert

menurut Bimo Walgito (1983). Skala ini melibatkan serangkaian

pernyataan yang berkaitan dengan sikap responden diminta menyatakan

“setuju” atau “tidak setuju” dari setiap pernyataan. Jawaban ini diberi nilai

yang merefleksikan secara konsisten sikap responden. Nilai total

keseluruhan pernyataan dihitung untuk setiap responden. Dan alat analisis

yang digunakan dalam penelitian adalah:

a. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Dalam pengujian validitas dan reliabilitas ini, kuesioner yang akan

digunakan dibandingkan terhadap 100 responden. Proses analisis

menggunakan komputer dengan program seri statistik. Analisis

validitas dan reliabilitas harus dilakukan faktor demi faktor apabila

konstraksnya lebih dari 1 (satu) faktor. Validitas merupakan ukuran

seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukurannya. Reliabilitas

hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali

pada subyek yang sama.

b. Analisis Multiatribute Attitude Model, langkah-langkahnya sebagai

(39)

1) Mengembangkan serangkaian atribut dari produk yang

diperhitungkan konsumen dalam proses evaluasi alternatif.

2) Memberi bobot untuk masing-masing atribut (menggunakan Skala

Likert) pemberian bobot ini berdasarkan urutan kepentingan yang

diberikan konsumen.

3) Menghitung ideal dan belief konsumen dalam suatu skala.

4) Menghitung sikap konsumen terhadap atribut.

E. Produk Baru

Dalam kehidupan usahanya seringkali perusahaan dihadapkan pada

keadaan yang mengharuskan mereka untuk memikirkan suatu produk baru

bagi perusahaannya. Beberapa alasan kebutuhan unuk menciptakan produk

baru adalah : mempertahankan kedudukan di pasar, adanya fasilitas produksi

yang belum terpakai penuh, adanya sisa bahan ataupun karena para pembeli

menyarankannya. Walaupun menciptakan produk baru merupakan suatu

kebutuhan bagi perusahaanyang bersangkutan, namun kegiatan tersebut tidak

terlepas dari suatu resiko. Oleh karena itu, agar perusahaan dapat memperkecil

derajat resiko produk baru, perlu mereka melakukan suatu persiapan yang

cermat, matang dan bertahap. Secara umum tahap persiapan produk baru dapat

dipecah menjadi lima masa, yaitu :

1. Pengumpulan Gagasan Produk Baru

Gagasan tentang produk baru yang sehat dapat datang setiap saat dari

(40)

diantaranya dari para pembeli sasaran, perusahaan pesaing, wiraniaga

perusahan, pejabat teras dan karyawan perusahaan lainnya serta lembaga

riset.

2. Penyaringan Gagasan Produk Baru

Tujuan utama tahap penyaringan adalah untuk mendapatkan gagasan

produk terbaik bagi perusahaan. Salah satu bahan pertimbangan produk

dalam proses penyaringna ini adalah keselarasan gagasan produk dengan

tujuan utama perusahaan, serta kemampuan daya dan dana perusahaan

untuk menghasilkan dan memasarkan produk tersebut.

3. Analisis Gagasan Produk Baru

Beberapa macam analisis yang dianggap penting adalah : Potensi

permintaan produk di masa depan, jumlah penjualan minimal tiap masa

tertentu, kebutuhan dana tambahan, kemampuan produk mendatangkan

laba.

4. Produksi Percobaan Produk Baru

Dalam tahap ini produk yang bersangkutan akan diwujudkan secara fisik.

Tujuan utama tahap ini adalah menciptakan mutu produk yang dapat

menjamin kepuasan pembeli.

5. Uji coba pemasaran Produk Baru

Manfaat yang diperoleh dari perusahaan dari penyelenggaraan uji coba

pemasaran adalah agar perusahaan yang bersangkutan dapat memperoleh

gambaran yang lebih meyakinkan akan kemungkinan dapat atau tidaknya

(41)

F. Daur Usia Poduk

Posisi penjualan dan daya hasil laba (profitability) suatu produk dapat berubah

sepanjang waktu. Daur usia produk merupakan suatu ikhtisar untuk mengenal

tahap-tahap tertentu dalam riwayat penjualan produk bersangkutan. Sejajar

dengan masing-masing tahap itu terdapat aneka peluang dan masalah yang

khas berkenaan dengan strategi pemasaran serta potensial laba produk itu.

Dengan mengetahui dalam tahap manakah berada suatu produk atau ke arah

tahap manakah produk sedang bergerak, perusahaan akan dapat merumuskan

rencana-rencana pemasaran yang lebih tepat.

Ada empat tahap di dalam Daur Hidup Produk antara lain :

1. Tahap Perkenalan

Merupakan kurun masa pertumbuhan yang lamban, pada saat produk

mulai diperkenalkan kepada pasaran.

2. Tahap Pertumbuhan

Merupakan tahap penyambutan pesat oleh pasaran, dengan

peningkatan laba yang cukup lumayan.

3. Tahap Kedewasaan

Merupakan kurun masa dengan mulai melambannya pertumbuhan

penjualan, karena produk bersangkutan sudah disambut oleh sebagian

besar pembeli potensial.

4. Tahap kemerosotan

(42)

G. Proses Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Armstrong proses keputusan pembelian terdiri dari

lima tahap, yaitu :

a. Tahap Pengenalan Kebutuhan

Tahap pertama proses pengambilan keputusan pembelian dimana

konsumen mengenali suatu masalah atau kebutuhan.

b. Tahap Pencarian Informasi

Tahap proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen telah

tertarik untuk mencari lebih banyak informasi. Dalam tahap ini konsumen

mungkin hanya meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari

informasi.

c. Tahap Evaluasi Berbagai Alternatif

Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen

menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-merek alternatif

dalam satu susunan pilihan.

d. Tahap Keputusan Pembelian

Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen

(43)

e. Tahap Perilaku Pasca Pembelian

Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen

mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan

atau ketidakpuasan yang mereka rasakan.

Gambar di atas menjelaskan bahwa suatu proses pembelian di mulai

jauh sebelum pembelian aktual dan terus berlangsung lama sesudahnya. Oleh

karena itu pemasar perlu memusatkan perhatian pada proses pembelian dan

bukan pada keputusan pembelian saja. Dalam pembelian yang lebih rutin,

konsumen seringkali melewati atau membalik beberapa dari tahap-tahap

tersebut. Namun, gambar di atas tetap menggambarkan seluruh pertimbangan

yang muncul ketika konsumen menghadapi seluruh situasi pembelian yang

baru dan kompleks.

H. Atribut Produk

Pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan menetapkan

manfaat-manfaat apa yang akan diberikan oleh produk itu. Manfaat-manfaat

ini dikomunikasikan dan dipenuhi oleh atribut-atribut produk yang berwujud

seperti mutu, ciri, dan desain. Keputusan mengenai atribut-atribut ini sangat

mempengaruhi reaksi konsumen terhadap sebuah produk.

Pengertian atribut produk menurut Tjiptono (1995:86) : yaitu :

Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh

konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.

(44)

Sedangkan pengertian tentang atribut produk yang dikemukakan oleh

Gito Sudarmo (1995:188) yaitu :

Atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat

produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan

dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli. Sifat-sifat tersebut antara

lain warna, aroma, daya tahan, kualitas, kesan baik, kemasan, merek,

dan desain.

Dari kedua pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa atribut

produk terdiri dari unsur-unsur yang dipandang penting oleh konsumen, yang

menjamin dan dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian studi kasus

terhadap sikap mahasiswa terhadap pengenalan produk Sprite Ice. Jenis

penelitian ini merupakan penelitian yang terperinci mengenai suatu objek

tertentu selama kurun waktu tertentu, termasuk lingkungan dan kondisi masa

lalunya, dengan cukup mendalam dan menyeluruh. Hasil penelitian studi kasus

ini, hanya berlaku bagi objek yang diteliti. (Umar, 1997:29)

B. Lokasi penelitian dan waktu penelitian

Banyak kalangan mahasiswa yang dijadikan oleh produsen sebagai

pasar sasaran untuk produk yang dipasarkannya itu. Salah satunya adalah

Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta yang sering sekali dikunjungi

oleh produsen dari berbagai macam produk, sehingga penelitian ini

dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2006.

(46)

C. Subjek Penelitian

Dalam mempromosikan produk barunya banyak produsen yang memilih

mahasiswa sebagai pasar sasaran, salah satunya adalah produk Sprite Ice,

produsen memilih mahasiswa sebagai pasar sasaran dalam memperkenalkan

produk itu karena mahasiswa memiliki rasa ingin mencoba dan mengetahui

manfaat-manfaat apa yang akan diberikan oleh produk baru itu. oleh sebab itu

subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Mrican Yogyakarta.

D. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah sikap

mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta terhadap

pengenalan produk Sprite Ice dilihat dari atribut produknya, yaitu : nilai

produk.

Nilai Produk :

1. Rasa minuman Sprite Ice

2. Kemasan minuman Sprite Ice

3. Aroma minuman Sprite Ice

E. Populasi

Di dalam penelitian ini yang disebut populasi adalah mahasiswa

Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta yang pernah minum produk

(47)

F. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode purposive sampling yaitu

pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat populasi

tertentu yang sudah diketahui sebelumnya. Adapun ciri-ciri yang dimaksud

adalah semua mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta yang

pernah mengkonsumsi minuman Sprite Ice. Pencarian data bersifat insidental,

yaitu mahasiswa yang dapat dijumpai penulis saat penelitian ini dilakukan.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang digunakan untuk

memperkirakan karakteristik populasi. Di sini penulis menentukan besarnya

sampel yang diperlukan adalah sebanyak 100 orang mahasiswa. Dengan

menggunakan rumus perhitungan sample (Sugiarto, 2001) sebagai berikut :

Perhitungan Sampel

N 3000

Dengan anggapan 100 sampel sudah bisa mewakili dari 3000 mahasiswa yang

(48)

G. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas = Sikap mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican

Yogyakarta.

Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang

menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor

atau unsur yang lain (Nawawi, 1990:56).

2. Variabel terikat = Atribut minuman Sprite Ice.

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada

atau muncul dipengaruhi oleh adanya variabel bebas (Nawawi, 1990:57).

Pengukuran Variabel

Teknik pengukuran terhadap variabel penelitian yaitu sikap mahasiswa

Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta dilakukan dengan

menggunakan “skala likert” (Drs. Ridwan, M.B.A.) sebagai berikut :

Tabel 3.1

Pernyataan Skor

Sangat setuju

Setuju

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

4

3

2

(49)

H. Data yang Diperlukan 1. Data Primer

Merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik dari

individu atau perorangan seperti wawancara atau hasil dari kuesioner yang

biasa dilakukan oleh peneliti (Umar, 1997:43). Dalam penelitian ini data

primer adalah data yang diperoleh dari responden berkaitan dengan sikap

mahasiswa terhadap pengenalan produk baru Sprite Ice.

2. Data Sekunder

Adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan, baik oleh

pengumpul data primer atau pihak lain (Umar, 1997:43).

I. Teknik Pengumpulan Data .

Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik

sebagai berikut :

1. Observasi

yaitu kegiatan pemusatan perhatian penelitian terhadap suatu objek dengan

menggunakan seluruh alat indera. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat,

mengamati dan mencatat data yang dibutuhkan sesuai dengan masalah

yang diteliti.

2. Wawancara

yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara unuk memperoleh

(50)

data yang dibutuhkan diperoleh secara langsung melalui jawaban-jawaban

sumber.

3. Kuesioner

yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi, yaitu pelaporan tentang pribadi atau hal-hal yang diketahuinya.

Kuesioner diberikan kepada responden untuk mengetahui sikap mahasiswa

Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta terhadap atribut produk

dan perilaku pembeliannya.

J. Definisi Operasional

Untuk mengukur sejauhmana pengaruh atribut produk terhadap sikap

konsumen, maka perlu dijelaskan terlebih dahulu definisi operasional dari

atribut produk dan sikap konsumen, yaitu sebagai berikut :

1. Atribut produk

Definisi dari atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang

penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan

pembelian. Yang dimaksud dengan atribut produk dalam penelitian ini

adalah

Nilai Produk, meliputi :

1) Rasa minuman Sprite Ice

2) Kemasan minuman Sprite Ice

(51)

2. Sikap konsumen

Definisi dari sikap konsumen dalam penelitian ini adalah suatu penilaian

subyektif dari konsumen terhadap atribut produk minuman Sprite Ice.

K. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif

yaitu suatu analisis data dengan menggunakan perhitungan angka-angka

terhadap variabel-variabel.

1. Analisis Persentase

Analisis ini digunakan untuk membahas permasalahan pertama yaitu

menganalisis profil atau gambaran umum konsumen produk minuman

Sprite Ice digunakan teknik analisis persentase.

x100% B

A A %A

+ =

Keterangan :

A = jumlah responden yang dianalisis

(52)

2. Analisis Prioritas Kepentingan

Masalah kedua tentang atribut yang menjadi prioritas utama dalam

pembelian produk minuman Sprite Ice dianalisis dengan analisis prioritas

kepentingan masing-masing atribut. Analisis ini berdasarkan jawaban

responden dari kuesioner, dimana:

Peringkat 1 diberi skor 3

Peringkat 2 diberi skor 2

Peringkat 3 diberi skor 1

Jawaban responden dari setiap atribut dikalikan dengan bobot yang

diberikan dari setiap atribut, kemudian dijumlahkan. Hasil perkalian tiap

atribut menentukan urutan kepentingan, dimana hasil yang paling banyak

merupakan atribut yang menjadi prioritas utama dalam pembelian produk.

3. Analisis Multiattribute Attitude Model

Masalah ketiga mengenai sikap mahasiswa Universitas Sanata

Dharma Mrican Yogyakarta terhadap atribut produk minuman Sprite Ice

dianalisis dengan metode Multiattribute Attitude Model. Analisis ini untuk

mengukur sikap mahasiswa positif atau negatif secara keseluruhan

(53)

Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut :

a. Rumus Multiattribute Attitude Modal

Ab = sikap mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican

Yogyakarta secara keseluruhan terhadap suatu objek yang

diteliti

Wi = bobot rata-rata urutan kepentingan terhadap atribut i

Ii = nilai ideal rata-rata konsumen terhadap atribut i

Xi = nilai belief rata-rata konsumen terhadap atribut i

n = jumlah atribut yang diteliti

b. Menentukan n dengan cara memilih atribut yang akan diteliti

c. Menentukan bobot rata-rata yang diberikan mahasiswa terhadap atribut

yang diteliti dengan cara :

100

Nilai Wi ini menunjukkan urutan bobot kepentingan yang nantinya

dipergunakan untuk melakukan perhitungan sikap mahasiswa

Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta secara keseluruhan

(54)

d. Mencari nilai ideal dan nilai belief digunakan rumus :

Nilai ideal = skor x absolut responden ideal masing-masing

alternatif jawaban

Nilai ideal adalah nilai tingkat harapan yang diperoleh dari

masing-masing responden dalam mengisi kuesioner atau nilai harapan yang

diinginkan ada pada atribut yang diteliti.

Nilai belief = skor x absolut responden belief masing-masing

alternatif jawaban

Nilai belief adalah kondisi nyata atau pengetahuan yang diperoleh

konsumen tentang objek atau produk yang diteliti, atribut-atributnya,

dan keuntungan-keuntungannya.

Kemudian dicari nilai ideal rata-rata dan belief rata-rata, dengan

rumus:

Nilai ideal rata-rata menunjukkan nilai harapan rata-rata yang

diinginkan ada pada atribut yang diteliti. Semakin besar nilai ideal

rata-rata, berarti mahasiswa memiliki keinginan semakin tinggi

terhadap atribut tertentu.

belief

Nilai belief rata-rata menunjukkan kondisi nyata. Semakin besar nilai

belief rata-rata, berarti atribut produk tertentu itu sesuai dengan yang

(55)

Selisih antara nilai ideal rata-rata dengan nilai belief rata-rata

menunjukkan tingkat kepuasan yang diperoleh. Semakin rendah selisih

nilai ideal rata-rata dengan nilai belief rata-rata, berarti mahasiswa

semakin puas. Sebaliknya apabila selisih nilai ideal rata-rata dengan

nilai belief rata-rata semakin tinggi, berarti mahasiswa semakin tidak

puas. Mahasiswa yang tidak puas dapat diperkirakan sikapnya itu

negative terhadap atribut tertentu.

e. Masukkan data dalam bentuk tabel, kemudian masukkan dalam rumus

Multiattribute Attitude Model

f. Dari hasil perhitungan sikap mahasiswa secara keseluruhan diperoleh

hasil. Hasil ini dapat dilihat dengan skala likert, dengan menggunakan

rumus :

(Sikap – 1) x 100 = X, hasilnya : (4-1) x 100 = 300

sehingga skala sikap adalah sebagai berikut :

0 100 200 300

Positif Negatif

Keterangan skala :

0 – 100 = sangat baik

100 – 200 = baik

200 – 300 = tidak baik

Hasil perhitungan sikap secara keseluruhan berarti skala semakin ke

(56)

semakin baik atau positif, tetapi apabila skala semakin ke kanan, maka

sikap mahasiswa secara keseluruhan secara relatif semakin tidak baik

(57)

BAB IV

GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS SANATA DHARMA

A. Sejarah Universitas

Rencana mendirikan suatu perguruan tinggi keguruan lahir ketika Prof.

Moh. Yamin, S.H. menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan

Kebudayaan Repulik Indonesia. Inisiatif ini menarik bagi gereja, terutama di

Jawa Tengah, yang waktu itu Orde Societas Jesu (Serikat Yesus yang

disingkat SJ) telah membuka kursus BI (yayasan De Brito) yang dikelola oleh

Pater H. Loeff, S.J., serta BI sejarah dan BI Bahasa Inggris (Yayasan Loyola)

di Semarang yang dikelola oleh Peter W.J. Van der Meulen, S.J. dan Pater H.

Bastiaanse, S.J.

Selanjutnya kursus-kursus BI tersebut dianggap Crash Programe

sehingga Superior Misionaris Societas Jesu, yaitu Pater Kester berusaha

mendirikan suatu perguruan tinggi. Kemudian Pater Kaster menjadi “tukang

sulap”. Tiga kursus BI milik Jesuit yang sudah ada digabungkan menjadi satu.

Gabungan ini diperkuat dengan “bumbu” US $ 150.000, hadiah dari

Conggregatio de Propaganda Fide. Dengan demikian lahirlah PTPG Sanata

Dharma yang dimulai pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh

pemerintah tanggal 17 Desember 1955.

Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai empat jurusan yaitu (1)

Bahasa Inggris, (2) Sejarah, (3) IPA dan (4) Ilmu Mendidik. Sedangkan nama

Sanata dharma diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J., pejabat Departmen

(58)

PP dan K di Kawali (Kantor Wali Gereja Indonesia). Sanata Dharma artinya

“kebaktian yang sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata’. Kebaktian itu

ditujukan kepada tanah air, bangsa dan Gereja (Pro Patria et Eclessia).

Selanjutnya pembesar misi Societas Jesu menunjuk Pater Prof. Dr. Niculaus

Drijarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG Sanata Dharma sedangkan wakil Dekan

dipercayakan kepada Pater H. Loeff, S.J.

Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal ini

kementrian PP dan K tentang perubahan PTPG menjadi FKIP, maka pada

bulan November 1958, PTPG Sanata Dharma berubah menjadi FKIP Sanata

Dharma dan memperoleh status DISAMAKAN berdasarkan SK Menteri

PTIP No.1/1961, pada tanggal 6 Mei 1961 jo No.77/1962 tanggal 1 Juli 1962,

tetapi secara de facto FKIP-FKIP yang dibentuk dari PTPG tetap berdiri

sendiri. Untuk mengatasi kerancuan itu akhirnya pemerintah kembali

menetapkan agar FKIP berdiri sendiri menjadi IKIP. Sehingga FKIP Sanata

Dharma juga berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri

PTIP NO.237B-Swt/U/1965 yang berlaku sejak tanggal 1 September 1965.

Dalam masa IKIP, banyak perkembangan yang meliputi berbagai aspek

baik yang menyangkut pembangunan fisik, administrasi, pengajaran, dan

penelitian maupun pengabdian pada masyarakat. Di samping itu, IKIP Sanata

Dharma didukung pula oleh dua Biro Administrasi Umum (BAU) dan Biro

Administrasi akademik dan Kemahasiswaan (BAAK).

Yayasan Sanata Dharma membuka sekolah latihan bagi mahasiswanya,

(59)

bagian utara kampus Sanata Dharma. Pada tanggal 1 Januari 1973 juga dibuka

pendidikan non-gelar bagi para lulusan SLTA, yaitu program Extension

Course Bahasa Inggris. Program ini dilaksanakan dalam rangka pengabdian

pada masyarakat.

Pada bulan Juli 1979, IKIP Sanata Dharma melaksanakan program S1

(sebelumnya IKIP Sanata Dharma melaksanakan program Sarjana Muda dan

Sarjana). Pada saat yang sama Depdikbud juga mempercayakan IKIP Sanata

Dharma untuk mengelola program Diploma I, II dan III pada berbagai jurusan.

Berbagai program Diploma ini ditutup tahun 1990 dan selanjutnya dibuka

program Diploma II PGSD.

Pada akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman, pada

tanggal 20 April IKIP Sanata Dharma berubah menjadi Universitas Sanata

Dharma sesuai SK Mendikbud No.46/D/O1993. Setelah berkembang menjadi

universitas, Sanata Dharma terdorong untuk memperluas program

pendidikannya dengan menambah 6 Fakultas baru dan 2 Fakultas perubahan

bentuk serta tetap mempertahankan pendidikan guru dengan membuka

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Dengan demikian hingga saat ini USD memiliki 8 Fakultas yang

menyelenggarakan pendidikan program gelar (S1), yakni Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Ekonomi, Fakultas MIPA, Fakultas Sastra,

Fakultas Teknik, Fakultas Psikologi dan Fakultas Theologi serta terdapat

program non gelar yaitu DII PGSD, English Extension Course dan Bahasa

(60)

membuka Program Pasca-Sarjana yaitu Program Studi Magister Teologi,

Program Studi Magister Ilmu Religi dan Budaya. Sejak berdirinya hingga

sekarang, Universitas Sanata Dharma memiliki 4 lokasi yaitu kampus I dan II

beada di Dusun Mrican, desa Catur Tunggal, kecamatan Depok Sleman;

kemudian kampus III berada di Dusun Paingan Condong Catur dan Kampus

IV berada di lokasi Jalan Kaliurang Km.5 Banteng Yogyakarta. Selama

berdirinya Universitas Sanata Dharma pernah dipimpin oleh 7 orang Rektor,

yaitu : Prof. Dr. N. Drijarkara, S.J. (1955-1967), Drs. J. Drost, S.J.

(1968-1976), Prof. Dr. A.M. Kadarman, S.J. (1977-1984), Drs. F.X. Danuwinata,

S.J. (1984-1988), Drs. A. Tutoyo, M.Sc. (1988-1993), Dr. M. Sastrapratedja,

S.J. (1993-1997, 1997-2001), Dr. Pulus Suparno, S.J., M.S.T. (dilantik tanggal

11 Agustus 2001).

B. Visi, Misi dan Tujuan Universitas 1. Visi

Universitas Sanata Dharma didirikan oleh Serikat Yesus propinsi

Indonesia bersama dengan rekan iman dan awam Katolik untuk

berpartisipasi dalam usaha melindungi dan meningkatkan martabat

manusia, melalui perpaduan keunggulan akademik dan nilai-nilai

kemanusiaan yang diwujudkan dalam penggalian kebenaran secara

objektif dan akademis dan pengembangan kaum muda yang didasarkan

pada nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan spiritualitas Ignatian, yaitu

(61)

priadi (cura personalis), semangat keunggulan (magis), dan semangat

dialogis.

2. Misi

Universitas Sanata Dharma didirikan sebagai lembaga yang

menekankan sistem pendidikan yang memadukan nilai akademik dan

kemanusiaan, lembaga kritis masyarakat, lembaga yang menjunjung tinggi

kebebasan akademis, lembaga pendidikan humanis dan dialogis yang

mengembangkan segi intelektual, moral, emosional, dan spiritual

mahasiswa secara terpadu, lembaga yang mendidik mahasiswa menjadi

manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan memiliki kepekaan sosial, lembaga

yang memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan lembaga yang

mempersiapkan tenaga kependidikan secara profesional.

3. Tujuan Pendidikan

Pendidikan di lingkungan Universitas Sanata Dharma bertujuan

untuk membantu mencerdaskan putra-putri bangsa dengan memadukan

keunggulan akademik dan nilai humanistik yang berlandaskan

nilai-nilai kristiani yang universal dan cita-cita kemanusiaan sebagaimana

terkandung dalam Pancasila, sehingga memiliki kemampuan akademik

(62)

C. Organisasi Universitas Sanata Dharma 1. Pimpinan Universitas

a. Pimpinan universitas terdiri dari seorang rektor dan 3 (tiga) orang

pembantu rektor.

b. Rektor sebagai penanggungjawab utama universitas, dalam

melaksanakan arahan serta kebijakan dasar yayasan.

c. Dalam melaksanakan ketentuan, Rektor bertanggungjawab kepada

yayasan.

d. Para pembantu rektor, masing-masing membidangi kegiatan

akademik, administrasi umum dan kemahasiswaa.

e. Apabila dianggap perlu, atas keputusan yayasan, jumlah pembantu

rektor dapat ditambah sehingga menjadi 4 (empat).

f. Rektor memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat, membina tenaga pendidikan

kemahasiswaan, tenaga administrasi universitas dan hubungan dengan

lingkungannya.

g. Bilamana rektor berhalangan tidak tetap, yayasan mengangkat pejabat

rektor bidang akademik bertindak sebagai pelaksana harian rektor.

Tugas dan Tanggung jawab Pembantu Rektor

a. Pembantu Rektor bertanggungjawab langsung kepada rektor.

b. Pembantu rektor bidang akademik membantu rektor dalam memimpin

pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian

(63)

c. Pembantu rektor bidang administrasi umum membantu rektor dalam

memimpin pelaksanaan kegiatan administrasi umum dan keuangan.

d. Pembantu rektor bidang kemahasiswaan membantu rektor dalam

pelaksanaan kegiatan di bidang pembinaan serta pelayanan

kesejahteraan mahasiswa.

2. Badan Non-Struktural

Universitas membentuk Badan Non-Struktural untuk membantu

pelaksanaan tugas universitas dalam bidang akademik, administratif dan

dalam meningkatkan kesejahteraan anggota. Badan ini dapat berbentuk

lembaga, pusat, balai, dan tim kerja. Bentuk, jenis, dan jumlah badan itu

ditentukan menurut kebutuhan dan dengan keputusan yayasan atas usul

rektor. Pusat Pembinaan Rohani merupakan Badan Non-Struktural yang

bertugas untuk memberikan pelayanan pastoral/kerohanian kepada dosen,

tenaga administratif dan mahasiswa melalui konsultasi, ceramah, seminar,

diskusi, kursus, lokakarya, penyegaran rohani dan cara-cara lain, Pusat

pembinaan rohani dipimpin oleh seorang pembina rohani yang diangkat

dan diberhentikan oleh pengurus yayasan atas usul rektor.

3. Pelaksana Administrasi

Satuan pelaksana administratif universitas menyelenggarakan

pelayanan teknis dan administratif yang meliputi administrasi akademik,

administrasi keuangan, administrasi umum, administrasi perencanaan dan

sistem informasi. Satuan pelaksanaan yang menyelenggarakan kegiatan

(64)

a. Satuan Pelaksana Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan

b. Biro Administrasi Umum

c. Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi (BAPSI)

d. Biro Kerja Sama dan Pengembangan

Biro dipimpin oleh kepala biro yang diangkat oleh rektor yang diangkat

dan diberhentikan oleh serta bertanggungjawab kepada rektor dan

mempunyai masa jabatan 3 tahun setelah itu dapat diangkat kembali. Biro

Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan bertugas memberikan

pelayanan umum dan administrasi di bidang akademik dan kemahasiswaan

yang meliputi antara lain pelaksanaan administrasi di bidang akademik dan

kemahasiswaan yang meliputi antara lain pelaksanaan administrasi

akademik, penyusunan program rutin, administrasi penalaran mahasiswa,

administrasi pembinaan minat mahasiswa, administrasi kesejahteraan

mahasiswa. Biro administrasi umum mempunyai tugas memberikan

pelayanan di bidang administrasi umum dan administrasi keuangan yang

antara lain meliputi urusan tata usaha, rumah tangga, perlengkapan,

kepegawaian, penyusunan rencana anggaran dan pelaksanaan anggaran.

Biro administrasi perencanaan dan sistem informasi mempunyai tugas

melaksanakan administrasi perencanaan dan sistem informasi manajemen

yang meliputi antara lain mempersiapkan penyusunan program rutin,

program pengembangan, penyusunan laporan evaluasi pelaksanaan

program, pelaksanaan administrasi di bidang kerjasama dan mengelola

(65)

4. Unsur Pelaksana Akademik

Pelaksana Akademik di bidang pendidikan berbentuk Fakultas,

Jurusan, Program Studi, Laboratorium, Unit Akademik lain dan

melaksanakan pendidikan akademik atau profesional dalam suatu atau

seperangkat cabang ilmu pengetahuan atau teknologi tertentu. Fakultas

terdiri atas sekurang-kurangnya satu jurusan dengan sekurang-kurangnya

satu program studi. Universitas Sanata Dharma Mrican memiliki

fakultas-fakultas yaitu:

a. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

b. Fakultas Sastra

c. Fakultas Ekonomi

d. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

e. Fakultas Teologi

Tabel 4.1

Data jumlah mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta 2003/2004 2004/2005 2005/2006

Bimbingan Konseling 42 40 48

PGSD 57 137 156

PBI 127 150 165

PBSID 64 63 84

Pendidikan Sejarah 21 24 37

Pendidikan Koperasi 37 27 17

Pendidikan Akuntansi 89 81 63

Akuntansi 144 164 153

Manajemen 141 167 136

Sastra Inggris 128 101 109

Sastra Indonesia 27 19 25

(66)

5. Pimpinan Fakultas

Pimpinan fakultas yaitu Dekan dan Pembantu Dekan. Fakultas

dipimpin oleh seorang Dekan dan dibantu oleh 3 (tiga) orang Pembantu

Dekan Bidang Akademik, Pembantu Dekan Bidang Administrasi, dan

Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan. Dekan memimpin

penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat, membina tenaga pendidikan, mahasiswa, tenaga administrasi,

dan bertanggung jawab kepada Rektor. Pembantu Dekan bertanggung

jawab kepada Dekan. Dekan secara berkala menyelenggarakan rapat kerja

fakultas.

6. Laboratorium

Laboratorium dapat dibentuk dalam jurusan. Laboratorium

merupakan satuan pelaksana akademik jurusan yang dipimpin oleh kepala

yang bertanggung jawab kepada ketua jurusan. Kepala laboratorium

adalah seorang dosen yang keahliannya telah memenuhi persyaratan yang

sesuai dengan cabang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kepala

laboratorium diangkat dan diberhentikan oleh rektor atas usul ketua

jurusan melalui dekan fakultas.

7. Unit Penunjang

Unsur penunjang merupakan perangkat kelengkapan di bidang

pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berbentuk

(67)

dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat oleh rektor dan

(68)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data 1. Deskripsi Data

Penelitian dilakukan untuk menganalisis sikap mahasiswa terhadap

pengenalan produk Sprite Ice PT Coca Cola Semarang. Pelaksanaan

penelitian dilakukan dengan memberikan sejumlah pertanyaan atau

kuesioner kepada responden sebanyak 100 orang sampel.

Kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa, terdiri dari tiga

bagian yaitu :

Bagian I : Berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai identitas

pribadi mahasiswa.

Bagian II : Berisikan pertanyaan untuk mengetahui urutan tingkat

kepentingan terhadap atribut minuman Sptite Ice yang

terdiri atas rasa, kemasan dan aroma.

Bagian III : Berisikan pertanyaan untuk memperoleh data tentang sikap

mahasiswa terhadap atribut produk Sprite Ice, dimana

mempunyai empat kategori jawaban.

Gambar

TABEL 5.3
 Gambar 1.1 Pengenalan Pencarian Evaluasi Informasi Berbagai
Tabel 3.1
Tabel 4.1 Data jumlah mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta
+7

Referensi

Dokumen terkait

Secara garis besar metode SAW memiliki lima langkah, meliputi (a) menentukan kriteria; (b) menentukan bobot masing- masing kriteria; (c) memberikan nilai rating

7.2.1 Tuliskan jumlah kegiatan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat (*) yang sesuai dengan bidang keilmuan PS selama tiga tahun terakhir yang dilakukan oleh dosen tetap yang

Tidak hanya auditor operasional yang mendukung pencapaian dalam efektivitas pelayanan kesehatan, dibutuhkan juga penerapan good clinical governance untuk menjaga

Menimbang : bahwa berdasarkan ketentuan dalam Pasal 94 Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2015 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah

Penyelenggaraan Musrenbang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2 paket

Edit Per Field ini digunakan untuk mengedit data-data siswa yang telah terinput di suatu sekolah secara global perfield missal jika disuatu sekolah terdapat 200 siswa dan kita

Inovasi teknologi PTKJS tidak seluruhnya diadopsi oleh petani jeruk di Kabupaten Sambas karena beberapa subkomponen teknologi seperti penggunaan perangkap kuning, penyiraman

Lain halnya dalam pembelajaran kewirausahaan di SMA Adiguna Bandar Lampung cenderung lebih bersifat teoritis, sehingga siswa tidak memiliki kemampuan untuk memulai