Studi Kasus produk AQUA dan NESTLÉpada mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Kampus I Mrican Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Oleh :
Angela Merici Atika Widowati NIM : 042214125
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ANALISIS PERBANDINGAN
PERCEIVED QUALITY
(PERSEPSI KUALITAS) PADA AIR MINUM
DALAM KEMASAN
Studi Kasus produk AQUA dan NESTLÉpada mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Kampus I Mrican Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Oleh :
Angela Merici Atika Widowati NIM : 042214125
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2008
Aku bisa, jika aku pikir aku bisa
Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata : “Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?”
( Ibrani 13 : 6)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada : My Lord Jesus Christ
Kedua Orang Tuaku Kakakku
Seseorang yang telah menjadi semangat dan keberanian bagiku Semua Pihak yang telah banyak membantu
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 01 Agustus 2008 Penulis
A Case Study on AQUA and NESTLE Consumers at Sanata Dharma University
Angela Merici Atika Widowati Faculty of Economy Sanata Dharma University
2008
The purpose of this research were 1) to find out the characteristic of the consumers of AQUA and NESTLE, 2) to know the customers perceived quality toward AQUA and NESTLE, 3) to compare the perceived quality between AQUA and NESTLE.
The sample of this research were 90 respondents from AQUA consumers and 85 respondents from NESTLE consumers. In analyzing the data, the research used 1) Percentage analysis to know the characteristic of the customers of AQUA and NESTLE, 2) Category Analysis to analyze the perceived quality of each products, 3) Difference average test analysis and t-test to analyze the different perceived quality of each attribute between AQUA and NESTLE.
From the percentage analysis, the result of the research showed that most of AQUA and NESTLE consumers were male (75.6 % and 53%), their age were between 22-24 years (55.6% and 81.2%), their pocket money were between Rp 500.000-1.000.00 per month (83.4% and 84.7%), the frequency of the consumption were daily (81.1% and 68.2%), the packaging that they chose were bottle (45.6% and 100%), and 90% respondents chose AQUA brand and 85% respondents chose NESTLE brand. Based on category analysis, the result of the research showed that for the AQUA brand, the attribute of performance, service, product characteristic, result and perceived quality were considered as good category, while reliability and appropriateness attribute were considered as enough category. The result of the research also showed that all attribute of NESTLE were considered as good category. Based on difference average test analysis and t-test, the comparison of attribute showed that the difference was on reliability, NESTLE was better than AQUA.
ABSTRAK
ANALISIS PERBANDINGANPERCEIVED QUALITY(PERSEPSI KUALITAS) PADA AIR MINUM DALAM KEMASAN
Studi Kasus produk AQUA dan NESTLÉpada mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Kampus I Mrican Yogyakarta
Angela Merici Atika Widowati Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
2008
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui, 1) bagaimana karakteristik konsumen Aqua dan Nestlé. 2) bagaimana perceived quality yang dimiliki
konsumen terhadap Aqua dan Nestlé. 3) bagaimana perceived quality produk
Aqua dibandingkan dengan Nestlé.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 90 orang responden Aqua dan 85 orang responden Nestlé. Teknik analisis data yang
digunakan adalah, 1) analisis persentase untuk mengetahui karakteristik konsumen Aqua dan Nestlé. 2) analisis kategori untuk mengetahui bagaimana persepsi
kualitas masing-masing atribut Aqua dan Nestlé. 3) analisis uji beda dua rata-rata
dan uji t untuk mengetahui perbandingan persepsi kualitas masing-masing atribut antara Aqua dan Nestlé.
Dari analisis persentase dapat diketahui bahwa sebagian besar konsumen Aqua dan Nestle adalah berjenis kelamin laki-laki (75.6% dan 53%), berusia antara 22-24 tahun (55.6% dan 81.2%), mempunyai uang saku antara Rp 500.000-1.000.000 (83.4% dan 84.7%), frekuensi pengkonsumsian secara rutin (81.1% dan 68.2%), bentuk kemasan yang dipilih adalah botol (45.6% dan 100%), dan 90% responden memilih air minum merek Aqua dan 85% memilih merek Nestle. Untuk analisis kategori mendapatkan hasil bahwa untuk Aqua, atribut kinerja, pelayanan, ketahanan, karakteristik produk, hasil dan total persepsi kualitas masuk dalam kategori Baik. Atribut keandalan, kesesuaian masuk dalam kategori cukup. Untuk Nestle, semua atribut masuk dalam kategori baik. Berdasarkan uji beda dua rata-rata dan uji t, perbandingan persepsi kualitas menunjukkan bahwa ada perbedaan pada atribut keandalan. Produk Nestle lebih tinggi dibandingkan dengan Aqua.
telah memberikan anugerah dan karunianya, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul : “ANALISIS PERBANDINGANPERCEIVED QUALITY(PERSEPSI KUALITAS) PADA AIR MINUM DALAM KEMASAN” Studi Kasus produk AQUA dan NESTLÉ
pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus I Mrican Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangan waktu, tenaga, bimbingan, nasehat dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai. Untuk itu pada kesempatan ini penulis dengan penuh kerendahan hati ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Dra. Diah Utari B.R, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang, telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dengan penuh kesabaran dan perhatian sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
4. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan memberikan masukan, saran dan semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan bekal pengetahuan dan bantuannya kepada penulis selama ini.
6. Ibuku Ch.Hermiyatun yang telah berada disurga dan ayahku F.Sutoyo, yang selalu berada disampingku terima kasih atas cinta kasih, kepercayaan, dukungan, semangat, doa dan pengorbanan yang tak terhingga.
7. Kakakku tercinta, Antonius Yudhi Setiawan, S.E., yang telah menjagaku selama ini. Sekarang adalah giliranku untuk menjaga ayah. 8. Bulik, Om, Mbah dan adik-adikku, mas-masku yang telah banyak
membuatku tersenyum. Terima kasih atas dukungan, perhatian dan doanya.
9. Buat Pandaku tersayang ,Ronny Dwi Dewanto, S.E., atas doa, semangat, keberanian dan kasih yang tiada henti. Bapak Fx. Suwandi dan Ibu, atas sumbangan pikiran, buku dan ilmunya.
10. Sahabat-sahabatku Manajemen’04, Maya, Fauzan, Evan, Enggar, Bayu, Gondrong, Ferry, Angga, Bangun, Wisnu, Ari, Reo, Tyas, Tyas Garfield, Simbah, Ristu, Poter, Maya Item, Ithenk, Yuli, Mira, Yor dan
11. Mas Toro, mas Andi, mas Yosha, Seno terima kasih karena telah mendewasakan aku. Mas Topan ’01, Mas Wawan’02 dan Andi’UII atas semangat dan sumbangan pikiran untuk membantuku.
12. Teman hidup KKP kelompok 17 angkatan XIV, Ria, Thomas, Bayu atas setiap detik waktu yang telah kita lalui bersama. Tetap seperti dulu ya. Hidup mbah Kerto.
13. Mas-mas Manajemen’01’02’03, Akuntansi’99’03 atas hari-hari indah di Sadhar. Yang belum lulus cepetan lulus.
14. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya.
Semoga Tuhan Yang Maha Kasih membalas budi baik tersebut dengan penuh kelimpahan. Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca yang berminat dan dapat juga sebagai bahan bacaan untuk penelitian selanjutnya.
Akhir kata penulis terbuka atas semua kritik dan saran yang nantinya akan semakin mengembangkan dan menyempurnakan karya ini.
Yogyakarta, Agustus 2008
Penulis
DAFTAR TABEL
Tabel 5.14 Nilai rata-rata untuk Aqua………88 Tabel 5.15 Nilai rata-rata untuk Nestle………..89 Tabel 5.16 Hasil uji t………..90
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PUBLIKASI PERPUSTAKAAN... vii
ABSTRACT... viii
ABSTRAK ... ix
KATA PENGANTAR... x
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR PUSTAKA ... xvii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Batasan Masalah... 3
D. Tujuan Penelitian ... 3
E. Manfaat Penelitian ... 4
F. Sistematika Penelitian ... 4
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemasaran ... 6
B. Konsep Pemasaran ... 6
C. Pengertian Pasar ... 7
D. Pengertian Produk ... 7
E. Pengertian Atribut Produk... 8
F. Pengertian Persepsi ... 8
G. Pengertian Kualitas ... 10
H. PengertianEkuitasMerek ... 12
I. Peran Ekuitas Merek ... 13
J. Pengertian Persepsi Kualitas( Perceived Quality) ...14
K. Dimensi Persepsi Kualitas (Perceived Quality) ... 15
L. Hipotesis ... 16
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 17
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 17
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 17
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 18
E. Jenis dan Sumber Data ... 19
F. Teknik Pengumpulan Data... 20
G. Populasi dan Sampel ... 20
H. Teknik Pengujian Instrumen ... 22
1. Validitas ... 22
BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum Universitas Sanata Dharma ... 31
B. Gambaran Umum Produk Air Minum Aqua... 34
C. Gambaran Umum Produk Air Minum NestléPure Life... 38
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data ... 41
B. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 42
C. Analisis Data Penelitian ... 44
D. Pembahasan... 57
BAB VI : KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 93
B. Saran... 95
C. Keterbatasan ... 96 LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi saat ini semakin maju dan berkembang. Faktor ini mendorong banyak bermunculannya perusahaan-perusahaan baru. Perusahaan-perusahaan ini banyak yang memunculkan produk yang sejenis, maupun hampir serupa dengan produk yang sudah ada di pasar terlebih dahulu. Mereka saling bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar yang baru ataupun untuk menggeser perusahaan yang sudah ada untuk mendapatkan pangsa pasarnya. Setiap perusahaan berusaha untuk mendapatkan konsumen sebanyak mungkin. Hal ini membuat kesempatan konsumen untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhannya semakin besar.
Tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi ini menyebabkan setiap perusahaan lebih berhati-hati untuk menjalankan usahanya. Keberhasilan perusahaan tidak hanya dilihat dari laba yang diperoleh ataupun penjualannya yang tinggi, tetapi yang tidak kalah penting adalah bagaimana tanggapan konsumen tentang produknya. Tidak hanya konsumen saja tetapi juga masyarakat luas supaya mereka dapat menjadi konsumen dari produk tersebut.
Supaya dapat mengerti dan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan harus dapat menilai dan mengetahui persepsi mereka terhadap produk yang ditawarkan. Persepsi dapat diartikan sebagai proses dimana individu memilih, mengelola dan menginterpretasikan stimulus ke
dalam bentuk arti dan gambar. Sangatlah penting bagi perusahaan untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap produk mereka, untuk tetap menjaga kualitas produk mereka dipasar. Perusahaan juga harus mengetahui posisi produk mereka dan produk pesaing mereka.
Seiring dengan perkembangan zaman, dapat menyebabkan seseorang untuk berganti gaya hidupnya. Perubahan dari gaya hidup ini dapat juga terjadi pada konsumen sebuah produk yang cukup lama untuk berganti dengan produk yang baru, dimana konsumen dihadapkan pada berbagai macam produk dengan harga, kualitas, merek dan bentuk yang berlainan dengan fungsi yang sama. Dalam memasarkan produknya, PT. Aqua Golden Mississippi Tbk juga menghadapi persaingan yang ketat dengan semakin banyaknya produk air minum mineral yang bermunculan. Strategi pemasaran yang tepat sangat dibutuhkan untuk mempertahankan produk dan meningkatkan kinerja perusahaan.
PT. Aqua Golden Mississippi Tbk dengan produk air minum Aqua mempunyai asset perusahaan yaitu berupa merek (brand) yang kuat dimasyarakat. Merek dapat diartikan sebagai nama, istilah, tanda, symbol atau kombinasinya. Merek memiliki fungsi yang penting karena dengan merek dapat membedakan atau mengidentifikasi suatu produk dari produk pesaing.
Pada Air Minum Dalam Kemasan” Studi Kasus produk AQUA dan NESTLÉ pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, kampus I
Mrican.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik konsumen Aqua dan Nestlé?
2. Bagaimana perceived quality yang dimiliki konsumen terhadap produk Aqua dan Nestlé?
3. Apakah ada perbedaanperceived qualityproduk Aqua dan Nestlé?
C. Batasan Masalah
Agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas, maka perlu dijelaskan mengenai batasan masalahnya, yaitu sebagai berikut :
1. Peneliti hanya akan meneliti bagaimana perceived quality konsumen terhadap produk Aqua dibandingkan dengan produk Nestlé.
2. Responden merupakan orang-orang yang pernah mengkonsumsi produk Aqua ataupun Nestlé.
D. Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui bagaimana karakteristik konsumen Aqua dan Nestlé.
2) Untuk mengetahui bagaimana perceived quality yang dimiliki konsumen terhadap Aqua dan Nestlé.
3) Untuk mengetahui bagaimana perceived quality produk Aqua dibandingkan dengan Nestlé.
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat bagi : 1. Perusahaan
Dari hasil penelitian ini, dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam mengetahui posisi produknya dibandingkan dengan produk pesaing.
2. Universitas Sanata Dharma
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan tambahan referensi bagi perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan juga bagi penelitian selanjutnya.
3. Peneliti
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang teori-teori terpilih berkaitan dengan topik penelitian.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini membahas tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subyek dan objek penelitian, sumber dan pengumpulan data, serta teknik yang digunakan dalam analisis data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM
Bab ini membahas tentang gambaran umum PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
BAB V : ANALISIS DATA
Bab ini membahas tentang proses pengolahan data dan pembahasannya.
BAB VI : KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan, saran dan keterbatasan dari penelitian
A. Pengertian Pemasaran
Menurut William J Stanton, pemasaran adalah : “Suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukkan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik pada pembeli yang ada maupun pembeli potensial” (Drs. Basu Swastha, 2005 : 5 ).
Menurut Stoner, pemasaran adalah : “Proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan“( T. Hani, 1995 : 8).
Menurut Philip Kotler dan G. Armstrong ( 1995 : 9), pemasaran adalah : “Sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertahankan produk yang bernilai”.
B. Konsep Pemasaran
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Philip Kotler ( 1997 : 20) bahwa, konsep pemasaran adalah sebuah upaya pemasaran terkoordinasi yang berfokus pada pasar dan berorientasi pada pelanggan dengan tujuan
memberikan kepuasan kepada pelanggan sebagai kunci untuk mencapai tujuan organisasi”.
Sedangkan menurut Wlilliam J. Stanton ( 1996 : 14), menyatakan bahwa : “konsep pemasaran adalah sebuah filsafat bisnis yang mengatakan bahwa kepuasan dan keinginan dari konsumen adalah dasar kebenaran sosial dan ekonomi kehidupan sebuah perusahaan.”
C. Pengertian Pasar
Definisi pertama menyatakan bahwa (Basu, Swastha, 2002 : 50) : “ pasar adalah tempat dimana pembeli dan penjual bertemu dan berfungsi, barang atau jasa tersedia untuk dijual dan terjadi perpindahan hak milik.”
Sedangkan definisi kedua menyatakan :
“pasar adalah jumlah seluruh permintaan barang atau jasa oleh pembeli-pembeli potensial.”
Kedua definisi tersebut dianggap sebagai definisi yang agak sempit dam kurang memadai. Oleh karena itu kita akan menggunakan definisi pasar yang lebih luas (dikemukakan oleh William J. Stanton) :
“pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja dan kemauan untuk membelanjakannya.”
D. Pengertian Produk
mungkin diterima pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya”.
Lebih lanjut Philip Kotler ( 1997 : 268) menjelaskan bahwa : “produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian pembelian, pemakaian atau konsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan”.
Produk mencakup obyek, fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi dan gagasan.
Berdasar kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa “produk adalah segala sesuatu dengan sekumpulan atribut yang mencakup obyek fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi dan gagasan yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginan atau kebutuhannnya.”
E. Pengertian Atribut Produk
Pengertian diatas mendapat penekanan dari Radiosunu (1995 : 99) yang menyatakan bahwa “produk memiliki karakteristik sebagi berikut : tingkat kualitas, harga, ciri, model, jaminan dan pelayanan”.
F. Pengertian Persepsi
Persepsi dapat diartikan sebagai proses dimana individu memilih, mengelola dan menginterpretasikan stimulus ke dalam bentuk arti dan gambar atau dapat juga dikatakan bahwa persepsi adalah bagaimana orang memandang lingkungan disekelilingnya (Amirullah, 2002 : 42). Dua individu dapat mempunyai pandangan yang berbeda dari suatu objek.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mengapa individu yang satu dengan yang lainnya memiliki pandangan yang menyimpang terhadap satu objek :
a) Pengaruh tampilan fisik (physical appearances). Dimana individu cenderung mengasosiasikan suatu bentuk fisik dari objek yang diamati, termasuk suatu pernyataan dengan pandangan yang berlaku umum.
b) Gaya meniru (stereotypes). Individu cenderung untuk mengartikan sebuah gambar atau tampilan dalam pikiran mereka dari yang sesuai dengan stimuli yang mendorongnya.
mempertimbangkan hal-hal diluar spesifikasi dasar dari produk tersebut.
d) Kesan pertama (first impressions). Kesan pertama cenderung diabadikan oleh konsumen, mereka akan mengankap positif atau negative dari suatu produk tergantung pada bagaimana produk tersebut memposisikannya pada benak konsumen.
e) Pengaruh penilaian (halo effect). Persepsi seseorang cenderung dipengaruhi oleh penilaian orang lain. Jika orang lain menganggap baik suatu produk, maka konsumen biasanya percaya atas penilaian itu.
G. Pengertian Kualitas
W. Edwards Deming, ( Drs. Zulian Yamit, 2005 : 7) mendefinisikan kualitas adalah “apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen”.
Menurut Philip B. Crosby, mempersepsikan kualitas sebagai nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan ( Drs. Zulian Yamit, 2005:7).
Sedangkan menurut Joseph M. Juran, mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi (Drs. Zulian Yamit, 2005:7).
Geotsch Davis ini menegaskan bahwa kualitas bukan hanya menekankan pada aspek hasil akhir, yaitu produk dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas manusia, kualitas proses dan kualitas lingkungan. Sangatlah mustahil menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tanpa melalui melalui manusia dan proses yang berkualitas.
David Garvin, 1994 mengidentifikasikan lima pendekatan perspektif kualitas yang dapat digunakan oleh para praktisi bisnis, yaitu :
1. Transcendental Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah sesuatu yang dapat dirasakan, tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan maupun diukur. Produk dan jasa pelayanan, perusahaan dapat mempromosikan dengan menggunakan pernyataan-pernyataan seperti kelembutan dan kehalusan kulit (sabun mandi), kecantikan wajah (kosmetik), pelayanan prima (bank), dan tempat berbelanja yang nyaman (mall).
2. Product-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah suatu karakteristik atau atribut yang dapat diukur. Perbedaan kualitas mencerminkan adanya perbedaaan atribut yang dimiliki produk secara objektif, tetapi ini tidak dapat menjelaskan dalam selera dan preferensi individu.
3. User-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya dan produk yang paling memuaskan preferensi sesorang atau cocok dengan selera merupakan produk yang berkualitas paling tinggi. Pandangan yang subjektif ini mengakibatkan konsumen yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah kepuasan maksimum yang dapat dirasakannya.
4. Manufacturing-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah bersifat supply-based atau dari sudut pandang produsen yang mendefinisikan kualitas sebagai sesuatu yang sesuai dengan persyaratannya atau prosedur. Pendekatan ini berfokus pada kesesuaian spesifikasi yang ditetapakan perusahaan secara internal. Oleh karena itu, yang menentukan kualitas adalah standar-standar yang ditetapkan perusahaan dan bukan konsumen yang menggunakannnnya.
5. Value-based Approach
belum tentu produk paling bernilai. Produk yang paling bernilai adalah produk yang paling tepat beli.
H. Pengertian Ekuitas Merek
Brand equityadalah seperangkat asset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, symbol yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan maupun pelanggan.
Menurut David A. Garvin (Hani Handoko, 1991 : 145), brand equity dapat dikelompokkan kedalam lima kategori, yaitu :
a. Brand Awareness( kesadaran merek)
Menunjukkan kesanggupan bahwa seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.
b. Brand Association(asosiasi merek)
Mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga pesaing dan lain-lain.
c. Perceived Quality( persepsi kualitas)
Mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas-kualitas keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan.
d. Brand Loyalty(loyalitas merek)
Mencerminkan tingkat keterkaitan konsumen dengan suatu merek produk.
e. Other proprietary assets(asset-aset merek lainnya)
Empat elemenbrand equitydiluar asset-aset merek lainnya dikenal dengan elemen-elemen utama daribrand equityyang kelima secara langsung akan dipengaruhi oleh kualitas dari dari empat elemen utama tersebut.
I. Peran Ekuitas Merek
Ekuitas merek merupakan asset yang memberikan nilai tersendiri dimata pelanggannya. Brand equity dapat mempengaruhi rasa percaya diri konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian atas dasar pengalaman masa lalu dalam penggunaan atau kedekatan, asosiasi dengan berbagai karakteristik merek. Dalam kenyataannya, perceived qualitydan brand equity juga memberikan nilai bagi perusahaan dalam bentuk :
a. Brand Equity yang kuat dapat mempertinggi keberhasilan program dalam memikat konsumen baru atau menrangkul kembali konsumen lama. Brand equity yang kuat dapat menghilangkan keraguan konsumen terhadap kualitas merek.
c. Brand loyalty yang diperkuat merupakan hal penting dalam merespon inovasi yang dilakukan para pesaing.
d. Brand association juga sangat penting sebagai dasar strategi positioning maupun strategi perluasan produk.
e. Salah satu cara memperkuat brand equity dengan melakukan promosi yang kuat memungkinkan perusahaan memperoleh margin yang lebih tinggi dengaan menerapkan premium price (harga premium) dan mengurangi keteragantungannya pada promosi sehingga dapat diperoleh laba yang lebih tinggi.
f. Brand equity yang kuat dapat digunakan sebagai dasar untuk pertumbuhan dan perluasan merek kepada produk lainnya atau menciptakan bidang bisnis baru yang terkait yang biayanya akan jauh lebih mahal untuk dimasuki tanpa merek yang memilikibrand equitytersebut.
g. Brand equity yang kuat dapat meningkatkan penjualan karena mampu menciptakan loyalitas saluran distribusi.
h. Asset-asset brand equity lainnya dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan dengan memanfaatkan yang tidak dimiliki pesaing.
J. Pengertian Persepsi Kualitas( Perceived Quality)
keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang sama dengan maksud yang diharapkannya.”
Persepsi kualitas adalah salah satu kunci dimensi ekuitas merek. Persepsi kualitas mempunyai atribut penting yang dapat diaplikasikan dalam berbagai hal, seperti :
1) Kualitas aktual atau obyektif (Actual or Objective Quality) Perluasan ke suatu bagian dari produk/jasa yang memberikan pelayanan lebih baik.
2) Kualitas isi produk (Product-based Quality)
Karakteristik dan kuantitas unsur, bagian, atau pelayanan yang disertakan.
3) Kualitas proses manufaktur(Manufacturing Quality)
Kesesuaian dengan spesifikasi ; hasil akhir yang “tanpa cacat” (zero defect).
K. Dimensi Persepsi Kualitas (Perceived Quality)
Mengacu pada pendapat David A. Garvin, dimensi persepsi kualitas produk dibagi menjadi delapan, yaitu :
1. Performance(kinerja), yaitu karakteristik pokok dari produk inti. 2. Features, yaitu karakteristik pelengkap atau tambahan.
4. Conformance (kesesuaian), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Durability (daya tahan), yaitu berapa lama produk dapat terus digunakan.
6. Serviceability, yaitu meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, kemudahan dalam pemeliharaan dan penanganan keluhan yang memuaskan.
7. Estetika, yaitu menyangkut corak, rasa dan daya tarik produk. 8. Perceived, yaitu menyangkut citra dan reputasi produk serta
tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
Mengacu dari penelitian sebelumnya dalam buku Brand Equity Ten (Darmadi Durianto, 2004 : 52), dalam penelitian ini menggunakan tujuh dimensi persepsi kualitas produk, yaitu kinerja, pelayanan, ketahanan, keandalan, karakteristik produk, kesesuaian serta hasil.
L. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian sampai dibuktikan melalui data yang terkumpul. Hipotesis penelitian dapat juga diartikan sebagai dugaan yang sifatnya sementara, yang mungkin saja benar dan mungkin saja salah. Hipotesis dari penelitian ini adalah untuk membandingkan persepsi kualitas (perceived quality) produk Aqua dengan Nestlé.
Rumusan Hipotesisnya :
Ho : Tidak ada perbedaan persepsi kualitas untuk masing-masing atribut antara produk Aqua dan Nestlé.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
J. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian survey. Dalam penelitian ini informasi dikumpulkan dengan survey dari responden dengan menggunakan kuesioner. Adapun pengertian penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Masri Sangarimbu dan Sofian Effendi, 1995 : 3). Pada umumnya, pada penelitian survey ini data dikumpulkan dari sampel yang mewakili seluruh populasi, hal ini berbeda dengan sensus yang informasinya dikumpulkan dari seluruh populasi.
K. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Penelitian dilakukan bulan April-Mei tahun 2008
2. Lokasi penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, kampus I Mrican.
L. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah semua orang yang pernah mengkonsumsi air minum merek Aqua ataupun Nestlé. yang
diteliti adalah persepsi konsumen Aqua terhadap produk Aqua dan persepsi konsumen Nestle terhadap produk Nestle.
2. Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah dimensi-dimensi persepsi kualitas, yaitu kinerja, pelayanan, ketahanan, keandalan, karakteristik produk, kesesuaian serta hasil.
M. Variabel Penelitian dan Pengukuran 1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan oleh peneliti hanya terdapat satu variabel yaitu persepsi terhadap kualitas, yang meliputi :
1) Kinerja : produk berguna bagi kesehatan (produk manjur). 2) Pelayanan : mudah didapat.
3) Ketahanan : tidak ada efek samping jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
4) Keandalan : efeknya cepat terasa.
5) Karakteristik produk : kemasannya bagus. 6) Kesesuaian : rasa dari produk ini segar.
7) Hasil : produk mempunyai komposisi mineral yang lengkap. 2. Pengukuran
diajukan oleh peneliti dalam kuesioner ( Soehardi Sigit, 1999:88). Lima bagian tersebut masing-masing diberi skor 1-5 hingga sampai pada pertanyaan (statement) yang paling negative diberi skor 1.
Misalnya :
Sangat setuju ( SS) = 5
Setuju (S) = 4
Biasa saja (BS) = 3
Tidak setuju ( TS ) = 2
Sangat Tidak Setuju ( STS) = 1
N. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari :
1. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang ada biasa dilakukan oleh peneliti (Husein Umar, 2003 : 99).
Data primer berikut ini mencakup :
a. Karakteristik responden, meliputi jenis kelamin, umur, uang saku perbulan, frekuensi pengkonsumsian, bentuk kemasan yang dipilih, merek yang dipilih.
b. Data mengenai persepsi kualitas (perceived quality) konsumen terhadap produk Aqua.
c. Data mengenai persepsi kualitas (perceived quality) konsumen terhadap produk Nestlé.
2. Data sekunder merupakan data primer yang diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atu oleh pihak lainnya (Husein Umar, 2003 : 100). Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari buku, internet, iklan televisi.
O. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik survey, merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan instrument kuesioner atau wawancara untuk mendapatkan tanggapan dari responden yang diambil sebagai sampel. Pada dasarnya ada dua jenis survey lain sebagai berikut :
a. Survey Wawancara
Survey wawancara dilakukan dengan cara jawaban dari responden atas pertanyaan dari penelitian sebagai pewawancara (Soehardi Sigit, 1999 : 76).
b. Survey Kuesioner
P. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Aqua/Nestlé yang terjaring dalam
penyebaran kuesioner. Selama penelitian, penulis berhasil memperoleh responden sebanyak 186 orang, yaitu 90 orang responden Aqua, 85 orang responden Nestlé dan sebanyak 11 orang yang bukan konsumen dari
kedua produk tersebut. Dalam penelitian ini hanya mengambil 90 orang responden Aqua dan 85 orang responden Nestlé, sedangkan 11 orang yang
bukan konsumen kedua produk tersebut akan diabaikan. 2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi keseluruhan yang dipilih secara acak, cermat, agar mewakili populasi itu. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian konsumen Aqua dan Nestlé yang terjaring dalam
penyebaran kuesioner yang berstatus pernah mengkonsumsi Aqua/Nestlé.
a. Teknik Penarikan Sampel
Dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Convinience Sampling, dengan cara sebagai berikut :
1) Kuesioner disebarkan sebanyak-banyaknya kepada semua orang, baik yang pernah mengkonsumsi Aqua/Nestlé, maupun yang
belum pernah mengkonsumsi.
2) Dari hasil penyebaran kuesioner tersebut, selanjutnya dipisahkan antara yang pernah mengkonsumsi Aqua/Nestlé dan yang belum
pernah mengkonsumsi.
3) Selanjutnya yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini merupakan responden yang pernah mengkonsumsi Aqua/Nestlé.
Setelah itu akan diambil sebagian dari responden yang pernah mengkonsumsi Aqua dan sebagian responden yang pernah mengkonsumsi Nestlé, yang merupakan sampel dalam penelitian
ini.
b. Besaran Sampel
Besaran sampel merupakan banyaknya individu, subyek atau elemen dari populasi yang diambil sebagai sampel. Menurut Fraenkel dan Wallen (Soehardi Sigit, 1999 : 69), besarnya sampel minimum untuk suatu penelitian adalah sebanyak 100 responden. Untuk menentukan besarnya sampel dari suatu populasi dapat digunakan rumus Slovin (1960), yang dikutip dari Sevilla (1994), sebagai berikut :
n = N
1 + Ne ² Dimana :
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir atau diinginkan, misalnya 2 %.
Q. Teknik Pengujian Instrumen 1. Analisis Validitas
Validitas digunakan untuk mengetahui seberapa jauh alat ukur dapat mengungkapkan dengan jitu gejala yang hendak diukur (artinya alat ukur tersebut mengenai sasaran) dan seberapa jauh alat pengukur dapat memberikan ukuran yang diteliti dan cermat untuk menunjukkan besar kecilnya gejala yang diukur. Uji validitas adalah prosedur pengujian untuk mengukur dengan cermat atau tidak atau dengan kata lain bahwa sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur berupa kuesioner dalam melakukan fungsi ukurannya.
Uji validitas dilakukan dengan melihat korelasi antara skor masing-masing item pernyataan dengan skor total (item-total correlation). Perhitungan dilakukan dengan rumus teknik korelasi product moment (Sugiyono, 1999 : 213) sebagai berikut :
rxy =
x = nilai total skor masing-masing variable x
y = nilai total masing-masing item variable y
2
x = kuadrat variable x
2
y = kuadrat variabel y N = jumlah sampel
Jumlah
r
xy dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan tarafsignifikan ( £ ) = 0, 05. jika r hitung > r tabel, maka pengukuran tersebut valid.
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan. Untuk memperoleh koefisien reliabilitas digunakan rumus Spearman Brown, sebagai berikut ( Sugiyono, 1999 : 215 )
r
xx = koefisien reliabilitasr
xy = koefisien korelasi antara item bernomor ganjil dan genapjika
r
xx > r tabel, maka kuesioner memenuhi syarat reliabilitas.F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Persentase
Hal-hal yang akan dianalisis adalah : 1. Jenis kelamin
2. Umur
3. Uang saku per bulan
4. Frekuensi pengkonsumsian produk 5. Bentuk kemasan yang dipilih
6. Merek air minum mineral dalam kemasan yang dikonsumsi Rumusan persentase Sugiyono (1999:63) adalah :
P =
N nx
Dimana :
P = Jumlah persentase
nx = Jumlah yang akan dianalisis N = Jumlah total
2. Analisis Kategori
Analisis ini untuk menjawab masalah kedua yaitu bagaimana perceived quality(persepsi kualitas) produk Aqua dan Nestlé.
Langkah-langkahnya adalah : 1) Membuat Rentang Skala
Rentang skala dibuat untuk menentukan kategori dari masing-masing atributperceived quality.
Rumusnya adalah :
Xn - Xi
c =
k Dimana :
c = perkiraan besarnya kelas ( class width, class size, class length) k = banyaknya kelas
Xn = nilai observasi terbesar Xi = nilai observasi terkecil
Rentang Skala
1,00—1,79 = Sangat jelek
1,80—2,59 = Jelek
2,60—3,39 = Cukup
3,40—4,19 = Baik
4,20—5,00 = Sangat Baik
2) Pengujian kategori secara statistik dengan menggunakan analisis perbedaan rata-rata
Menguji nilai rata-rata untuk tiap-tiap atribut setiap produk, dengan tahap-tahap sebagai berikut :
a. Menentukan Hipotesis
Ho : Xni≤angka-angka batas kategori tertentu Ha : Xni > angka-angka batas kategori tertentu Dimana :
Xni = nilai rata-rata persepsi kualitas untuk atribut tertentu produk tertentu.
Dimana dalam penelitian ini terdapat tujuh atribut, yaitu kinerja, pelayanan, ketahanan, keandalan, karakteristik produk, kesesuaian, hasil dan 2 produk yang akan diteliti yaitu Aqua dan Nestlé.
b. Penentuan Taraf Nyata
Dalam penelitian ini menggunakan taraf nyata 5 %, satu sisi.
Daerah Penerimaan
95 % Daerah penolakan
c. Menentukan Statistik Uji
Dalam penelitian ini menggunakan uji t. Dengan rumus sebagai berikut:
t = St – parameter
σ
st Dimana :St = statistic ( nilai sampel) Parameter = hipotesa parameternya
σ
st = deviasi standar sampled. Pengambilan Keputusan
Bila t-hitung < t-tabel, maka hipotesis diterima, dengan kata lain Ho
ditolak sehingga benar bahwa atribut tertentu produk tertentu masuk dalam kategori tertentu. Bila t-hitung > t-tabel, maka hipotesis ditolak atau dengan kata lain menerima Ho sehingga tidak benar bahwa atribut tertentu produk tertentu masuk dalam kategori tertentu.
R. Analisis perbedaan dua rata-rata persepsi kualitas produk Aqua dan Nestle untuk masing-masing atribut.
Analisis ini digunakan untuk menjawab masalah yang ketiga, yaitu apakah ada perbedaan atau tidak persepsi kualitas masing-masing atribut antara produk Aqua dan Nestlé.
a. Menentukan Hipotesis
Ho : XnAqua = XnNestlé : Tidak ada perbedaan persepsi kualitas
untuk masing-masing atribut antara produk Aqua dan Nestlé
Ha : XnAqua ≠ XnNestlé : Ada perbedaan persepsi kualitas untuk
masing-masing atribut antara Aqua dan Nestlé.
b. Penentuan Taraf Nyata(Significant Level)
Dalam penelitian ini menggunakan taraf nyata 5 %, 2 sisi.
Daerah Penerimaan 95 %
Daerah penolakan daerah
penolakan 2,5%
2,5%
c. Menentukan Statistik Uji atau Kriteria uji yang akan digunakan
Dalam penelitian ini menggunakan uji t, dengan rumus sebagai berikut:
t = St – parameter
σ
stDimana :
St = statistic ( nilai sampel) Parameter = hipotesa parameternya
σ
st = deviasi standar sampeld. Pengambilan Keputusan
Jika t-hitung > t-tabel, maka hipotesis diterima atau dengan kata lain Ho ditolak atau menerima Ha. Hal ini dapat diartikan bahwa ada perbedaan persepsi kualitas untuk masing-masing atribut antara Aqua dan Nestlé. Jika t-hitung < t-tabel, maka hipotesis ditolak atau dengan
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Universitas Sanata Dharma 1. Sejarah Berdirinya Universitas Sanata Dharma
IKIP Sanata Dharma berdiri pada tahun 1965, lahir dari kepedulian Serikat Yesus dan relawan Katolik untuk berpartisipasi dalam usaha untuk melindungi dan meningkatkan martabat manusia serta warisan budaya melalui penelitian, pendidikan, dan pelayanan kepada masyarakat setempat, nasional, dan internasional. Yang kemudian mengalami banyak perkembangan dalam segala aspek, baik aspek pembangunan sarana fisik, administrasi, pengajaran dan penelitian maupun pengabdian pada masyarakat.
Untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta kemajuan zaman, maka pada tanggal 20 April 1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma setelah sebelumnya merupakan PTPG dan FKIP. Dengan perkembangan ini diharapkan Sanata Dharma tetap dapat memajukan sistem pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Universitas Sanata Dharma memiliki 8 fakultas yang menyelenggarakan pendidikan program (S1) yakni: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Ekonomi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Sastra, Fakultas Teknik, Fakultas Farmasi, Fakultas Psikologi, dan Fakultas Teologi. Dan program non-gelar yaitu: DII PGSD, English Extension Course, dan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).
Saat ini Universitas Sanata Dharma juga membuka program Pasca-Sarjana yaitu: Program Studi Magister Teologi dan Program Studi Magister Ilmu Religi dan Budaya.
2. Visi dan Misi Universitas Sanata Dharma a. Visi Universitas Sanata Dharma
1) Universitas terdorong untuk terus mencari, menemukan, dan mengungkapkan kebenaran sejati secara obyektif dengan kebebasannya. Hal itu didasari pada pengakuan akan kebaikan hakiki dunia sebagai ciptaan Allah yang harus dipelajari, diselidiki, dan direnungkan maknanya serta dibangun dan dilestarikan demi kesejahteraan umat manusia dan kemuliaan Allah yang lebih besar. 2) Menyadari peran penting generasi muda dalam mewujudkan masa
3) Usaha pengembangan itu didasarkan pada nilai kebangsaan dan kebudayaan nasional seperti terungkap dalam Pancasila dan UUD 1945; pada visi kristiani mengenai martabat manusia ciptaan Allah, tanggung jawab sosialnya serta tujuannnya yang luhur; dan pada spiritualitas Ignatian yang terwujud dalam arah pendidikan Serikat Yesus seperti menjadi manusia bagi sesama (man and woman for and with others), perhatian pribadi (cura personalis), semangat keunggulan, dan dialogis.
b. Misi Universitas Sanata Dharma
1) Mengembangkan universitas yang dapat memadukan nilai intelektualitas dan humanitas.
2) Mengembangkan universitas yang menjadi hati nurani kritis masyarakat.
3) Menyelenggarakan penelitian terutama untuk lebih menggali secara kritis kebenaran manusiawi dan mengembangkan martabat manusia.
4) Mengembangkan kebebasan akademik dan otonomi keilmuan untuk dapat menemukan kebenaran sejati berdasarkan pada etika keilmuan.
5) Mengembangkan pendidikan humanis dengan semangat dialogis yang mengembangkan segi intelektual, moral, emosional, spiritual secara terpadu.
6) Membantu mahasiswa menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan dapat berguna bagi masyarakat.
7) Memberikan pelayanan bagi mahasiswa untuk mengembangkan kepekaan sosial terhadap masyarakat.
8) Mempersiapkan tenaga kependidikan yang profesional baik dalam bidang keilmuan maupun pendidikan demi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia
B. Gambaran Umum Produk Air Minum Aqua 1. Latar Belakang
Aqua lahir atas ide almarhum Tirto Utomo (1930-1994). Beliau menggagas lahirnya industri air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia melalui P.T. Golden Mississipi pada tanggal 23 Februari 1973. kegiatan fisik perusahaan dimulai pada bulan Agustus 1973, ditandai dengan pembangunan pabrik dikawasan Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat. Percobaan produksi dilaksanakan pada bulan Agustus 1974 dan produk komersil dimulai sejak tanggal 1 Oktober 1974 dengan kapasitas produksi 6 juta liter setahun. Produk pertamanya adalah AQUA botol kaca 950 ml yang kemudian disusul dengan kemasan AQUA 5 galon, pada waktu itu juga masih terbuat dari kaca.
Semula produk AQUA ditujukan untuk masyarakat golongan menengah atas, baik perkantoran maupun rumah tangga dan restoran. Namun, saat berbagai jenis kemasan baru : 150 ml, 500 ml, 220 ml, dari kemasan plastik mulai diproduksi sejak 1981, maka produk AQUA dapat terjangkau oleh masyarakat luas, karena mudahnya transportasi dan harga terjangkau.
Pada tahun 1981, AQUA memutuskan untuk mengganti bahan baku yang semula dari sumur bor ke mata air pegunungan yang mengalir sendiri (self flowing spring).
Pada tanggal 16 Juni 1994, dibentuk P.T. TIRTA INVESTAMA sebagai induk yang mengayomi unit-unit produksi AQUA yang tersebar diseluruh Indonesia dan sekarang menjadi lebih dikenal sebagai AQUA Group, dengan total jumlah karyawan lebih dari 7400 orang.
2. Perkembangan Selanjutnya
dan terus berjalan baik hingga kini mencakup Singapura, Malaysia, Maldives, Fiji, Australia, Timur Tengah dan Afrika. Total kapasitas produksi dan seluruh pabrik AQUA pada saat ini adalah 1,665 milayar liter per tahun.
Di luar negeri, tepatnya di Filipina, dijalin pula kerjasama untuk memproduksi AQUA, yang telah berproduksi sejak awal 1998. sedangkan di Brunei Darussalam, pada tahun 1991 dilakukan kerjasama dengan membentuk IBIC Sdn. Bhd untuk memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merek SEHAT. Nama dipilih karena tidak adanya sumber mata air pegunungan yang memenuhi standar produksi AQUA, sehingga bahan bakunya diambil dari sumur bor, karena itu nama AQUA tidak digunakan.
AMDK di Indonesia. Pada awal tahun 1999, AQUA berhasil memperoleh sertifikat SMK3 (Sertifikat Mutu Kesehatan dan Keselamatan) dan pada bulan Oktober 1999, 5 pabrik AQUA di Bekasi, Bogor, Sukabumi, Pandaan dan Bali memperoleh sertifikat HACPP (Hazard Abalysis Critical Control Point) dari SGS, Holland. HACPP adalah suatu metoda untuk mengontrol proses produksi yang bisa mengakibatkan menurunnya kualitas produksi.
Pada tahun 1986, AQUA memperoleh “Asia Star Award” dari Tokyo, Jepang. Dan pada tahun 1991 berhasil meraih “Management Award 1991” kategori manajemen umum dalam program yang diselenggarakan oleh World Executive’s Digest bersama Asian Institute of Management dan Japan Airlines. Penghargaan lain yang diterima berupa piala “Piala Nusa Adi Kualita” untuk kualitas manajemen perusahaan terbaik dari Kadin Jaya dan penghargaan sebagai Peserta Terbaik pada Penilaian Penerapan Cara Produksi yang Baik, untuk kelompok industri air minum dalam kemasan, dalam rangka peringatan Hari Pangan Sedunia pada tahun 1997. Pada kwartal akhir tahun 1999, hasil survey independen dari majalah Readers Digest di Singapura menempatkan produk AQUA sebagai “Superbrand 1999” yang paling dikenal dan dipercaya mutunya. Bertepatan dengan pergantian millennium, AQUA meluncurkan produk berlabel Danone-AQUA. DANONE meningkatkan kepemilikan saham di PT. Tirta Investama dari 40 % menjadi 74% sehingga DANONE kemudian menjadi pemegang saham mayoritas AQUA Group.
3. Jenis
Saat ini produk AQUA terdiri dari beraneka kemasan dan ukuran, baik kemasan sekali pakai (disposable) maupun kemasan ulang-alik (returnable).
a. Kemasan sekali pakai terdiri atas :
1. Botol PET (Poly Ethelene Terephthalate) : 1500 ml, 625 ml, 600 ml, 330 ml
2. Gelas plastik PP (Poly Propelene) : 240 ml. b. Kemasan sekali pakai terdiri atas :
1. Botol Kaca : 375 ml.
2. Botol PC (Poly Carbonate) : 5 galon (19 lt).
Semula AQUA memproduksi botol-botol plastiknya memakai bahan PVC (Poly Vinyl Chloride) yang kurang ramah lingkungan karena menimbulkan hujan asam bilamana dibakar. Pada tahun 1988, AQUA mengganti mesin produksi dan bahan bakunya dengan PET, sedangkan di Eropa pada saat itu masih memakai PVC. AQUA lah yang pertama-tama merubah botol bulat disain Eropa menjadi persegi dan bergaris agar mudah dipegang. Demikian pula dengan gelas plastik 240 ml yang semula berukuran 220 ml, diciptakan oleh Research and Development AQUA dan sekarang menjadi teramat popular di Indonesia.
C. Gambaran Umum Produk Air Minum NestléPure Life
1. Latar Belakang
Perusahaan Nestlé didirikan oleh seorang ahli kimia Jerman yang
berdomisili di Veyvey, Swiss, Henri Nestlé.Henri Nestlé dilahirkan pada
Ehemann. Ayah Henri Nestlé menurut tradisi mewarisi perusahaan dari
ayahnya Johann Ulrich Nestlédan menjadi seorang glazier di Tönesgasse.
Sebelum mencapai usia 20 tahun, Nestlételah menyelesaikan masa
magangnya selama 4 tahun dengan J.E. Stein, seorang pemilik perusahaan farmasi. Pada akhir 1839, ia resmi diberikan hak untuk melakukan percobaan-percobaan kimia, membuat obat-obatan berdasarkan resep dan menjual obat. Pada masa ini, ia mengganti namanya menjadi Henri Nestlé
agar lebih cocok dengan kondisi social barunya di Veyvey, Swiss.
Pada 1843, Henri Nestlé membeli salah satu industri yang paling
progresif dan lincah di region itu pada masa tersebut, yang mempunyai rapeseed. Ia juga terlibat dalam produksi minyak kacang (digunakan sebagai bahan bakar lampu minyak), minuman keras, rum, absinth dan cuka. Ia juga mulai memproduksi dan menjual air mineral bergas dan lemonade, meskipun pada tahun-tahun krisis dari 1845 hingga 1847 Nestlé
menghentikan produksi air mineralnya. Pada tahun 1857 ia mulai berkonsentrasi pada penyalaan lampu gas dan pupuk. Henri Nestlé
kemudian memanfaatkan nama keluarganya menjadi logo perusahaannya. Dalam dialek Jerman Swiss, “Nestlé” berarti sarang burung kecil (little
nest). Logo itu menjadi lambang rasa aman, kasih sayang, kekeluargaan dan tradisi.
2. Perkembangan Selanjutnya
Merasa prihatin dengan tingginya angka mortalitas bayi di akhir abad 19 di Swiss, Henri Nestlé berhasil menciptakan makanan
pendamping ASI. “Farine Lactee” berhasil menyelamatkan banyak jiwa bayi pada saat itu dan Nestlé pun mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat. Henri Nestlé mencampurkan susu sapi dengan tepung
gandum dan gula untuk menghasilkan substitusi susu ibu bagi anak-anak yang tidak dapat disusui. Selain itu, Henri Nestlé dan seorang sahabatnya
Jean Balthasar Schnetzler menyingkirkan asam dan kanji dari tepung gandum karena bayi sulit mencernanya. Produk ini dapat dipersiapkan hanya dengan menambahkan air dan dianggap sebagai makanan bayi pertama. Henri Nestlémenjual perusahaannya pada akhir 1874 dan pindah
bersama istrinya ke Villa Nestlé dan disana ia menolong orang-orang
dengan pinjaman kecil dan menyumbang untuk masyarakat dengan meningkatkan infrastruktur setempat. Henri Nestlé-Ehmant meninggal
dunia karena serangan jantung pada 7 Juli 1890.
Perusahaan Nestlé terus mengembangkan produk-produknya dan
kemudian menjadi pelopor beberapa produk seperti susu kental di Eropa tahun 1905, susu coklat tahun 1929, kopi instant tahun 1938 dan lain-lain.
Produk-produk Nestlé telah beredar di Indonesia sejak akhir abad
ke-19, dimana salah satunya ialah susu kental manis “Tjap Nona” (sekarang “Nestlé Milkmaid”). Kantor pusat Nestlé di Swiss, NestléS.A.,
bersama sejumlah mitra local mendirikan anak perusahaan di Indonesia pada bulan Maret 1971. Saat ini P.T. Nestlé Indonesia mengoperasikan
tiga pabrik yang berlokasi di daerah Tangerang (Banten), Panjang (Lampung) dan Kejayan (Jawa Timur). Beberapa merek produk Nestlé
yang dipasarkan Nestlé di Indonesia antara lain : susu bubuk Nestlé
Dancow, kopi instant Nescafé, Nestlé Milo, Nestlé Bubur Bayi, Kit Kat,
Polo dan air minum dalam kemasan Nestlé Pure Life dan lain-lain. Nestlé
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data 1. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi kualitas konsumen antara produk Aqua dan Nestlé. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan
memberikan sejumlah pertanyaan atau kuesioner kepada responden sebanyak 90 orang konsumen Aqua dan 85 orang konsumen Nestlé
sebagai sampel. Kuesioner yang dibagikan kepada konsumen terdiri atas 2 bagian, yaitu :
Bagian I : berisikan pertanyaan tentang karakteristik responden, yang meliputi nama, jenis kelamin, umur, uang saku per bulan, frekuensi pengkonsumsian produk, bentuk kemasan yang dipilih, merek air minum mineral dalam kemasan yang dikonsumsi.
Bagian II : berisikan pernyataan untuk memperoleh data tentang persepsi kualitas meliputi kinerja, pelayanan, ketahanan, kenadalan, karakteristik produk, hasil. 2. Pengujian Instrumen Penelitian
Pengujian instrument bertujuan untuk menguji tingkat kevalidan dan keandalan masing-masing item. Sebelum kita melakukan penelitian lebih lanjut, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian kuesioner untuk
mengetahui apakah kuesioner yang dipakai sebagai bahan penelitian itu layak atau tidak. Untuk itu peneliti melakukan pengujian kuesioner dengan uji coba pada 30 responden. Adapun uji instrument yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian ini 30 responden uji coba juga merupakan responden yang akan diteliti dan diambil dari 90 responden Aqua dan 85 responden Nestlé.
a. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Analisis Validitas
Tabel 5.1
Ringkasan Hasil Pengujian Validitas Instrumen untuk Persepsi Kualitas Produk Aqua
Nilai r Tabel Status Butir
Kinerja 1 0,757 0,317 Valid / sahih
Pelayanan 1 0,550 0,317 Valid / sahih
Ketahanan 1 0,627 0,317 Valid / sahih
Keandalan 1 0,631 0,317 Valid / sahih
Karakteristik Produk
1 0,480 0,317 Valid / sahih
Kesesuaian 1 0,382 0,317 Valid / sahih
Hasil 1 0,600 0,317 Valid / sahih
Sumber : Data Primer tahun 2008
Tabel 5.2
Ringkasan Hasil Pengujian Validitas Instrumen Persepsi Kualitas untuk Produk Nestlé
Nama Instrumen
Nama Butir Nilai korelasi Butir dan
Total
Nilai r tabel Status Butir
Kinerja 1 0,459 0,317 Valid / sahih
Pelayanan 1 0,588 0,317 Valid / sahih
Ketahanan 1 0,540 0,317 Valid / sahih
Keandalan 1 0,430 0,317 Valid / sahih
Karakteristik Produk
1 0,490 0,317 Valid / sahih
Kesesuaian 1 0,426 0,317 Valid/ sahih
Hasil 1 0,562 0,317 Valid / sahih
Sumber : Data Primer tahun 2008 2. Analisis Reliabilitas
pengukuran ulang dengan subyek yang sama dan memberikan hasil yang relative tidak berbeda. Dalam pengukuran reliabilitas, digunakan metode belah dua yaitu dengan korelasi product. Dari hasil penelitian tersebut, dimasukkan ke dalam rumus spearman brown untuk mencari koefisien reliabilitasnya. Seperti halnya pada pengujian validitas, pengujian reliabilitas juga menggunakan taraf signifikan 5 % atau 0,05 dan kuesioner dianggap andal apabila r hitung lebih besar dari r tabel yaitu sebesar 0,317. Hasil pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut :
a. Variabel persepsi kualitas produk Aqua menghasilkan r hitung sebesar nilai koefisien sebesar 0,827 dan nilai spearman brown ( rxx) sebesar 0,824.
b. Variabel persepsi kualitas produk Nestlé menghasilkan nilai koefisien
sebesar 0,755 dan nilai spearman brown ( rxx) sebesar 0,752.
Jadi rxx > r tabel, sehingga kuesioner juga memenuhi syarat reliabilitas atau keandalan.
B. Analisis Data Penelitian
1. Analisis Karakteristik Responden
Untuk menganalisis permasalahan pertama mengenai karakteristik responden yaitu dengan analisis persentase. Didalam penelitian ini karakteristik responden yang diteliti meliputi :
a. Jenis kelamin b. Umur
d. Frekuensi pengkonsumsian produk e. Bentuk kemasan yang dipilih
f. Merek air minum mineral dalam kemasan yang dikonsumsi
Karakteristik responden yang mengkonsumsi produk Aqua dan Nestlétersebut dapat diketahui dari hasil jawaban kuesioner bagian I yang
telah diisi oleh responden. Seluruh jawaban tersebut kemudian dikelompokkan dan dipersentasikan dengan tabel seperti dibawah ini : a. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
Tabel 5.3
Identitas Responden Aqua Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Laki-laki 68 75,6 %
Perempuan 22 24,4%
Total 90 100%
Sumber : Data Primer tahun 2008 Tabel 5.4
Identitas Responden NestléMenurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Laki-laki 45 53 %
Perempuan 40 47 %
Total 85 100 %
Sumber : Data Primer tahun 2008
perempuan sebesar 24,4%. Sedangkan untuk responden Nestlé juga
sebagian besar berjenis kelamin laki-laki 53% dan yang berjenis kelamin perempuan sebesar 47%.
b. Karakteristik Responden Menurut Umur Tabel 5.5
Identitas Responden Aqua Menurut Umur
Umur Jumlah Persentase (%)
16 tahun – 18 tahun 10 11,1 %
19 tahun – 21 tahun 30 33,3 %
22 tahun- 24 tahun 50 55,6 %
Lebih dari 24 tahun 0 0 %
Total 90 100 %
Sumber : Data Primer tahun 2008 Tabel 5.6
Identitas Responden NestléMenurut Umur
Umur Jumlah Persentase (%)
16 tahun – 18 tahun 5 5,9 %
19 tahun – 21 tahun 11 12,9 %
22 tahun – 14 tahun 69 81,2 %
Lebih dari 24 tahun 0 0 %
Total 85 100 %
Sumber : Data Primer tahun 2008
12,9% berumur 19-21 tahun, 81,2% berumur 22-24 tahun dan responden yang berumur lebih dari 24 tahun 0%
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku Per Bulan Tabel 5.7
Identitas Responden Aqua Menurut Uang Saku Per Bulan
Uang Saku Per Bulan Jumlah Persentase (%) Kurang dari Rp 500.000 12 13,3%
Rp 500.000-Rp 1.000.000
75 83,4%
Lebih dari Rp 1.000.000 2 2,2% Lebih dari Rp 2.000.000 1 1,1%
Total 90 100%
Sumber : Data Primer tahun 2008 Tabel 5.8
Identitas Responden NestléMenurut Uang Saku Perbulan
Uang Saku Per Bulan Jumlah Persentase (%) Kurang dari Rp 500.000 5 5,9 %
Rp 500.000-Rp 1.000.000
72 84,7%
Lebih dari Rp 1.000.000 8 9,4 %
Lebih dari Rp 2.000.000 0 0 %
Total 85 100%
Nestlé adalah 5,9% mempunyai uang saku kurang dari Rp 500.000,
84,7% mempunyai uang saku Rp 500.000-Rp 1.000.000, 9,4% mempunyai uang saku lebih dari Rp 1.000.000 dan 0% mempunyai yang saku lebih dari Rp 2.000.000.
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pengkonsumsian Produk
Tabel 5.9
Identitas Responden Aqua Berdasarkan Frekuensi Pengkonsumsian Produk
Frekuensi Pengkonsumsian
Produk
Jumlah Persentase (%)
Rutin 73 81,1%
Kadang-kadang 11 12,2%
Jarang 6 6,7%
Tidak Pernah 0 0%
Total 90 100%
Sumber : Data Primer tahun 2008
Tabel 5.10
Identitas Responden NestléBerdasarkan Frekuensi Pengkonsumsian
Produk Frekuensi
Pengkonsumsian Produk
Jumlah Persentase (%)
Rutin 58 68,2%
Kadang-kadang 19 22,4%
Jarang 8 9,4%
Tidak Pernah 0 0%
Total 85 100%
Dari tabel 5.9 dan tabel 5.10, maka dapat diketahui bahwa apabila dilihat dari tingkat frekuensi pengkonsumsian produk Aqua pada mahasiswa/mahasiswi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kampus I Mrican adalah 81,1% mengkonsumsi air minum Aqua secara rutin, 12,2% mengkonsumsinya kadang-kadang, 6,7% mengkonsumsi secara jarang dan 0% tidak pernah. Sedangkan untuk Nestlé adalah 68,2% mengkonsumsi air minum Nestlé secara rutin,
22,4% mengkonsumsinya secara kadang-kadang, 9,4% mengkonsumsi secara jarang dan 0% tidak pernah.
e. Karakteristik Responden Berdasarkan Bentuk kemasan yang Dipilih
Tabel 5.11
Identitas Responden Aqua Berdasarkan Bentuk Kemasan yang Dipilih Bentuk
Kemasan
Jumlah Persentase (%)
Gelas 9 10%
Botol 41 45,6%
Galon 40 44,4%
Total 90 100%
Sumber : Data Primer tahun 2008 Tabel 5.12
Identitas Responden NestléBerdasarkan Bentuk Kemasan yang Dipilih
Bentuk Kemasan
Jumlah Persentase (%)
Gelas 0 0%
Botol 85 100%
Galon 0 0%
Total 85 100%
Sumber : Data Primer tahun 2008
Dari tabel 5.11 dan tabel 5.12, maka dapat diketahui bahwa apabila dilihat dari tingkat bentuk kemasan air minum yang dipilih pada mahasiswa/mahasiswi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kampus I Mrican, untuk produk Aqua adalah 10% memilih bentuk kemasan berupa gelas, 45,6% memilih bentuk kemasan botol dan 44,4% memilih bentuk kemasan galon. Untuk produk Nestlé semua
responden memilih bentuk kemasan botol yaitu 100%, 0% untuk kemasan berbentuk gelas dan 0% untuk kemasan berbentuk galon. f. Karakteristik Responden Berdasarkan Merek Air Minum Mineral
Dalam Kemasan yang Dikonsumsi Tabel 5.13
Identitas Responden Berdasarkan Merek Air Minum Mineral Dalam Kemasan yang Dikonsumsi
Merek Air Minum Mineral Dalam
Kemasan
Jumlah Persentase (%)
Aqua 90 48,4%
Nestlé 85 45,7%
Merek Lainnya 11 5,9%
Total 186 100%
Sumber : Data Primer tahun 2008
2. Analisis Kategori
Analisis kategori digunakan untuk menjawab masalah kedua yaitu bagaimanaperceived quality(persepsi kualitas) produk Aqua dan Nestlé, dengan membuat rentang skala.
Rentang skala dibuat untuk menentukan kategori dari masing-masing atributperceived quality.
Rumusnya adalah :
Xn - Xi
c =
k sehingga :
5 - 1
c =
5
= 0,8
Dimana :
c = perkiraan besarnya kelas ( class width, class size, class length) k = banyaknya kelas
Xn = nilai observasi terbesar Xi = nilai observasi terkecil Rentang Skala
1,00—1,79 = Sangat jelek
1,80—2,59 = Jelek
2,60—3,39 = Cukup
3,40—4,19 = Baik
4,20—5,00 = Sangat Baik
Selanjutnya adalah penentuan kategori persepsi kualitas untuk produk Aqua dan Nestle dengan cara statistic, adalah sebagai berikut :
a. Menentukan Hipotesis
Ho : Xni≤angka-angka batas kategori tertentu
Ha : Xni > angka-angka batas kategori tertentu Dimana :
Xni = nilai rata-rata persepsi kualitas untuk atribut tertentu produk tertentu.
Dimana dalam penelitian ini terdapat tujuh atribut, yaitu kinerja, pelayanan, ketahanan, keandalan, karakteristik produk, kesesuaian, hasil dan 2 produk yang akan diteliti yaitu Aqua dan Nestlé.
b. Penentuan Taraf Nyata
Dalam penelitian ini menggunakan taraf nyata 5 %, satu sisi.
Daerah Penerimaan
95 % Daerah penolakan
5%
c. Menentukan Statistik Uji
Dalam penelitian ini menggunakan uji t. Dengan rumus sebagai berikut :
t = St – parameter
Dimana :
St = statistic ( nilai sampel) Parameter = hipotesa parameternya
σ
st = deviasi standar sampeld. Pengambilan Keputusan
Bila t-hitung < t-tabel, maka hipotesis diterima, dengan kata lain Ho
ditolak (perbedaannya tidak significant) sehingga benar bahwa atribut tertentu produk tertentu masuk dalam kategori tertentu. Bila t-hitung > t-tabel, maka hipotesis ditolak atau dengan kata lain menerima Ho (terdapat perbedaan yang significant) sehingga tidak benar bahwa atribut tertentu produk tertentu masuk dalam kategori tertentu. Dalam penelitian ini diketahui besarnya t-tabel yaitu 1, 662.
Dari hasil perhitungan statistik, dapat diketahui sebagai berikut: 1) Produk air minum Aqua
Dengan menggunakan metode penelitian yang sama, maka untuk produk Aqua dapat memperoleh hasil sebagai berikut :
a. Atribut kinerja
1) Menentukan Hipotesis Ho : Xni≤3,39 Ha : Xni > 3,39
Sehingga Ha diterima untuk atribut kinerja masuk dalam kategori Baik, dengan nilai rata-rata sebesar 3,76.
2) Penentuan Taraf Nyata
Dalam penelitian ini menggunakan taraf nyata 5 %, satu sisi
Daerah Penerimaan
95 % Daerah penolakan 5%
1.134 1, 653
3) Menentukan Statistik Uji
Dalam penelitian ini menggunakan uji t. Untuk mempermudah perhitungan, penulis mempergunakan bantuan alat SPSS versi 12.0. Maka dapat diperoleh hasil sebesar 1.134, dengan nilai t-tabel sebesar 1,653 (lihat pada tabel).
4) Pengambilan Keputusan
Bila t-hitung < t-tabel, maka hipotesis diterima, dengan
hipotesis diterima, dengan kata lain Ho ditolak, sehingga benar untuk atribut kinerja produk Aqua masuk dalam kategori Baik.
b. Atribut pelayanan
1) Menentukan Hipotesis Ho : Xni≤3,39 Ha : Xni > 3,39
Sehingga Ha diterima, untuk atribut pelayanan masuk dalam kategori Baik, dengan nilai rata-rata sebesar 3,79.
2) Penentuan Taraf Nyata
Dalam penelitian ini menggunakan taraf nyata 5 %, satu sisi.
Daerah Penerimaan
95 % Daerah penolakan
5%
0,590 1, 653 3) Menentukan Statistik Uji
Dalam penelitian ini menggunakan uji t. Untuk mempermudah perhitungan, penulis mempergunakan bantuan alat SPSS versi 12.0. Maka dapat diperoleh hasil sebesar 0,590, dengan nilai t-tabel sebesar 1,653 (lihat pada t-tabel).
4) Pengambilan Keputusan
Bila t-hitung < t-tabel, maka hipotesis diterima, dengan kata
lain Ho ditolak sehingga benar bahwa atribut tertentu produk tertentu masuk dalam kategori tertentu. Bila t-hitung > t-tabel, maka hipotesis ditolak atau dengan kata lain menerima Ha sehingga tidak benar bahwa atribut tertentu produk tertentu masuk dalam kategori tertentu. Untuk atribut pelayanan diperoleh nilai t-hitung 0,590 < 1,653, sehingga hipotesis diterima, dengan kata lain Ho ditolak, sehingga benar untuk atribut pelayanan produk Aqua masuk dalam kategori Baik. c. Atribut ketahanan
C. Menentukan Hipotesis Ho : Xni≤3,39 Ha : Xni > 3,39
Sehingga Ha diterima, untuk atribut ketahanan masuk dalam kategori Baik, dengan nilai rata-rata sebesar 3,57.
D. Penentuan Taraf Nyata
Daerah penolakan
Daerah Penerimaan
5%
-1, 653 -0,380 E. Menentukan Statistik Uji
Dalam penelitian ini menggunakan uji t. Untuk mempermudah perhitungan, penulis mempergunakan bantuan alat SPSS versi 12.0. Maka dapat diperoleh hasil sebesar -0,380, dengan nilai t-tabel sebesar 1,653 (lihat pada t-tabel).
F. Pengambilan Keputusan
Bila t-hitung < t-tabel, maka hipotesis diterima, dengan kata
lain Ha ditolak sehingga benar bahwa atribut tertentu produk tertentu masuk dalam kategori tertentu. Bila t-hitung > t-tabel, maka hipotesis ditolak atau dengan kata lain menerima Ha sehingga tidak benar bahwa atribut tertentu produk tertentu masuk dalam kategori tertentu. Untuk atribut ketahanan diperoleh nilai t-hitung -0,380 < 1,653, sehingga hipotesis diterima, dengan kata lain Ho ditolak, sehingga benar untuk atribut ketahanan produk Aqua masuk dalam kategori Baik. d. Atribut kehandalan
1) Menentukan Hipotesis Ho : Xni≤2,59 Ha : Xni > 2,59