ALASAN-ALASAN PEMBELIAN PRODUK SECARA ONLINE
Studi kasus : mahasiswa-mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (Kampus I Mrican)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Meliyani Ester Deta NIM:122214053
PROGRAM STUDI MANAJEMEN,JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Meliyani Ester Deta NIM:122214053
PROGRAM STUDI MANAJEMEN,JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
Motto
Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah.
Dalam tiap jerih payah ada keuntungan ,tetapi kata-kata belaka mendatangkan
kekurangan saja.
Amsal 6:10-11
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yang Maha Esa
Kedua orang tuaku dan saudaraku
Orang-orang yang selalu menyemangati
vii
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas segala berkat,rahmat,dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul
“Alasan-alasan Pembelian Produk Secara Online” Studi kasus pada : mahasiswa-mahasisi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (Kampus 1 Mrican). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, dukungan, serta kerjasama dari berbagai pihak yang dengan tulus dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis sampai penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Johanes Eka Priyatma, M. Sc., PhD. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E.,M.B.A. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Ibu Maria Theresia Ernawati, S.E.,M.A. selaku Wakil Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. Bapak Drs. Gregorius Hendra Poerwanto, M.Si, selaku dosen pembimbing I,yang dengan teliti dan sabar memberikan bimbingan dan koreksi,selain itu pula memberikan dukungan,saran,motivasi,serta mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A, selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar memberikan bimbingan,serta selalu memberi dukungan dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini.
7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu selama ini.
ix
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi
HALAMAN PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR... xiv
x
5. Peranan dan perilaku konsumen ... 19
6. Tipe-tipe perilaku pembeli ... 19
7. Konsep Electronic Commerce (E-commerce)... 21
8. Belanja melalui internet ... 26
9. Pengertian produk ... 26
10. Tingkatan produk ... 27
11. Alasan pembelian konsumen ... 30
B. Hipotesis ... 36
BAB III METODE PENELITIAN ... 37
A. Jenis Penelitian ... 37
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 37
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 37
D. Variabel Penelitian ... 38
E. Populasi, Sampel dan teknik pengambilan sampel ... 40
F. Sumber Data ... 42
G. Teknik Pengumpulan Data ... 42
H. Teknik pengukuran data ... 43
I. Teknik Pengujian Instrumen ... 44
xi
1. Sejarah belanja online ... 48
2. Perkembangan belanja online di Indonesia ... 49
3. Media belanja online di Indonesia ... 50
4. Keuntungan dan kelemahan belanja online ... 52
B. Gambaran umum wilayah penelitian ... 53
1. Sejarah Universitas Sanata Dharma ... 53
2. Visi dan Misi Universitas Sanata Dharma ... 56
3. Tujuan pendidikan ... 57
4. Fakultas dan Program Studi Universitas Sanata Dharma ... 58
5. Nama-nama rektor Universitas Sanata Dharma ... 59
BAB V ANALISIS DATA ... 58
C. Keterbatasan penelitian ... 90
DAFTAR PUSTAKA ... 91
xii
Tabel Judul Halaman
V.1 Rangkuman tes validitas ... 61
V.2 Hasil uji realibilitas ... 62
V.3 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 63
V.4 karakteristik responden berdasarkan program studi ... 63
V.5 Pengujian Tahap pertama ... 65
V.6 Pengujian Tahap kedua ... 67
V.7 Pengujian Tahap ketiga ... 69
V.8 Pengujian Tahap keempat ... 71
V.9 Pengujian Tahap kelima ... 73
V.10 Pengujian Tahap keenam ... 75
V.11 Pengujian Tahap ketujuh... 76
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
I.1 Jumlah Pengguna Internet Indonesia ... 2
1.2 Jumlah Pengguna Internet di Indonesia Berdasarkan Jenis Kelamin ... 2
1.3 Perangkat yang Digunakan Untuk Akses Internet ... 3
1.4 Pemanfaatan Akses Internet Diberbagai Sektor ... 4
1.5 Produk yang Dijual di Toko Online ... 6
1.5 Produk yang Dibeli di Toko Online ... 7
II.1 Contoh Bisnis dengan Model B2C ... 22
II.2 Contoh Bisnis dengan Pemanfaatan Media Sosial ... 23
II.3 Contoh Bisnis dengan Model C2C ... 23
II.4 Contoh Bisnis dengan Pemanfaatan Iklan Baris ... 24
II.5 Contoh Bisnis dengan Model E-Commerce Shopping Mall ... 25
xiv
(Studi kasus pada mahasiswa-mahasiswi Universitas Sanata Dharma)
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui apa saja yang menjadi alasan konsumen melakukan pembelian produk secara online dengan studi kasus pada mahasiswa-mahasiswi Universitas Sanata Dharma populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa/mahasiswi Universitas Sanata Dharma yang sudah pernah melakukan pembelian produk secara online. Sampel yang diambil adalah sebanyak 100 responden dengan pertimbangan bahwa jumlah sampel cukup representative untuk mewakili populasi dan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Accidental sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket kepada responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji instrumen dan test cochran q. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa alasan konsumen melakukan pembelian produk secara online adalah: harga yang terjangkau/lebih murah, tidak mengenal waktu, kecepatan dalam transaksi, mengikuti trend, coba-coba, tidak terbatas, banyak pilihan/referensi produk, rekomendasi teman, mudah membandingkan harga, situs yang menarik, pemilik toko online adalah orang yang dikenal, ketepatan waktu dalam pengiriman barang.
xv
THE REASONS TO PURCHASE WITH ONLINE
case study on the students of the Sanata Dharma University (campus 1 Mrican)
This study aims to find out what is the reason for consumers to purchase products online with a case study on the students of the Sanata Dharma University (campus 1 Mrican). Population in this study were all students at Sanata Dharma University who have made a purchase products online. The samples taken were 100 respondents to the consideration that a sample size sufficiently representative to represent the population and the sampling technique used in this research is accidental sampling. Data collection techniques by using a questionnaire to the respondent. Data analysis technique used is the test instruments and test Cochran q. Based on the results of data analysis known that the reason for consumers to purchase products online are: an affordable price / less, do not know the time, the speed of the transaction, following the trend, try, not limited, many options / reference products, the recommendation of friends, easily compare prices, attractive website, online store owners are known, timeliness in delivery of good.
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dalam era globalisasi berjalan dengan pesat. Inovasi –inovasi
baru terus dilahirkan guna mempermudah pekerjaan manusia. Dalam bidang
teknologi dan informasi ditandai dengan adanya jaringan internet (interconnection
networking). Internet adalah seluruh jaringan komputer yang saling terhubung
menggunakan standar sistem global Transmission Control Protocol/Internet Protocol
Suite (TCP/IP) sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication
protocol) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Pengguna internet dari
hari kehari semakin bertambah dan meningkat dengan pesat, bahkan internet telah
dijadikan gaya hidup oleh hampir seluruh orang diberbagai penjuru dunia tak
terkecuali di Indonesia. Segala aktivitas yang dilakukan tidak terlepas dari internet.
Di Indonesia sendiri pengguna internet mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun,menurut proyeksi dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)
jumlah pengguna internet akan terus bertambah beberapa tahun belakangan ini.
Gambar 1.1 berikut menggambarkan jumlah pengguna internet di Indonesia tahun
Sumber: APJII 2014 Gambar I.1
Jumlah pengguna internet di Indonesia
Dengan jumlah penduduk sekitar 200 juta jiwa, tak salah apabila Indonesia sering
disebut sebagai pasar potensial digital. Sebab, sampai saat ini sudah ada sekitar 88,0
juta pengguna internet aktif di Indonesia yang sebagian besar menurut survei APJII
tahun 2014 menunjukkan bahwa pengguna internet yang berjenis kelamin perempuan
agak sedikit lebih banyak daripada pengguna internet yang berjenis kelamin laki-laki.
Gambar I.2 berikut menggambarkan jumlah pengguna internet di
Indonesia berdasarkan jenis kelamin tahun 2014
Sumber: APJII 2014 Gambar I.2
lebih banyak berjumlah 51% dan pengguna internet jenis kelamin laki-laki berjumlah
49% . Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan kita mengakses
internet dengan menggunakan berbagai pilihan teknologi yang ada. Masing-masing
teknologi mengakses internet dengan berbagai cara. Karenanya, perangkat keran
tambahan yang dibutuhkan juga berbeda-beda,beberapa tahun belakangan ini
pengguna internet lebih banyak menggunakan handphone untuk mengakses internet
karena dianggap lebih mudah dan cepat dibandingkan menggunakan perangkat lain.
Gambar I.3 berikut menggambarkan perangkat yang digunakan untuk
akses internet di Indonesia tahun 2014
Sumber: APJII 2014 Gambar I.3
Perangkat yang digunakan untuk akses internet di Indonesia
Salah satu yang mengakibatkan pengguna internet terus meningkat karena
perkembengan handphone yang sangat pesat,jika dulu internet hanya bisa diakses
melalui komputer dan perangkat lainnya,dan tentunya hanya bisa dinikmati oleh
dapat mengakses internet melalui handphone yang bisa dibeli dengan harga ratusan
ribu hingga jutaan.
Dalam perkembanganngannya, internet sekarang bukan hanya berfungsi
sebagai media informasi dan media komukasi saja,internet bisa digunakan untuk
banyak hal,seperti pada gambar I.4 menunjukkan berbagai alasan-alasan orang-orang
di Indonesia menggunakan internet yang sebagian besar digunakan pada sektor
perdagangan dan jasa.
Gambar I.4 berikut menggambarkan pemanfaatan akses internet di
berbagai sektor di Indonesia tahun 2014.
Sumber: APJII 2014 Gambar I.4
menggambarkan pemanfaatan akses internet di berbagai sektor di Indonesia tahun 2014
Dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa perdagangan dan jasa
pula dengan jumlah penduduk sekitar 200 juta, tak salah apabila Indonesia
sering disebut sebagai pasar potensial digital. Sebab, sampai saat ini sudah ada
sekitar 88,0 juta pengguna internet aktif di Indonesia. Jika dulu ketika kita
ingin membeli sebuah barang atau produk kita harus bertemu dengan penjual
sehingga atara pembeli dan penjual haruslah bertatap muka hingga terjadinya
suatu kesepakatan antara pihak penjual dan pembeli atau yang sering disebut
transaksi. Jangkauan antara penjual dan pembeli juga sangat terbatas,
namun,seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi khususnya
Melalui internet semua keterbatasan jarak, waktu dan biaya dapat teratasi
dengan mudah. Salah satu jenis inplementasi teknologi dalam hal meningkatkan
bisnis, penjualan, dan pembelian produk adalah dengan menggunakan electronic
commerce (e-commerce), untuk memasarkan dan membeli berbagai macam
produk atau jasa baik dalam bentuk fisik maupun dalam bentuk digital.
e-commerce adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan
jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan
komputer lainnya.
Belanja online merupakan salah satu cara instan yang memungkinkan
konsumen untuk memperoleh barang yang dikehendaki tanpa harus pergi ke
mall atau pusat perbelanjaan lainnya dan membuang banyak waktu. Bagi
penyedia jasa, sistem belanja online cukup menyediakan berbagai fitur
Didukung dengan penggunaan internet yang semakin mudah dan murah,
berbagai macam barang bisa dibeli secara online. Dari tiket pesawat, buku, baju,
sepatu, tas, komputer dan aksesorisnya, kosmetik sampai dengan perhiasan dan
bahkan makanan, bisa kita beli secara online.
Gambar I.5 berikut menggambarkan produk yang dijual di toko online di
Indonesia tahun 2014.
Sumber: APJII 2014 Gambar I.5
produk yang dijual di toko online di Indonesia tahun 2014.
Hingga saat ini produk yang dijual secara online lebih banyak produk
busana karena produk busana termasuk produk yang tidak akan pernah mati
ingin menghemat waktu dari pada menghemat uang. Konsumen online untuk
produk-produk busana ini juga tidak hanya kaum wanita, kaum pria pun juga
banyak yang gemar berbelanja produk busana online.
Dengan banyaknya jumlah produk busana yang dijual secara online, hal
ini menyebabkan produk yang dibeli secara online juga lebih banyak busana.
Gambar I.6 berikut menggambarkan produk yang dibeli di toko online di
Indonesia tahun 2014.
Sumber: APJII 2014 Gambar I.6
produk yang dibeli di toko online di Indonesia tahun 2014.
Produk busana menjadi produk yang paling dibeli oleh konsumen yaitu
gadget 17,1% dan seterusnya. Belanja produk secara online dijadikan sebagai
pertimbangan dalam melakukan pembelian produk karena bagi sebagian besar
kalangan sistem belanja online ini dianggap mampu memberi kemudahan untuk
melakukan transaksi jual beli. Selain itu, hal ini dapat memacu konsumen untuk
selalu menginginkan produk yang benar-benar terbaik bagi mereka, sehingga
sebelum melakukan pembelian mereka selalu mempertimbangkan berbagai
alasan supaya akhirnya keputusan yang diambil tidak salah dan benar-benar
memuaskan.
Disamping itu tentunya ada berbagai macam alasan konsumen untuk lebih
memilih belanja secara online dibandingkan dengan membeli barang di toko
offline. Melihat fenomena yang terjadi penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang konsumen yang merupakan salah satu dasar dalam
menerapkan strategi pemasaran. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi alasan
konsumen melakukan pembelian produk secara online, untuk itu peneliti
mengambil judul “ALASAN-ALASAN PEMBELIAN PRODUK SECARA
ONLINE : studi kasus pada mahasiswa-mahasiswi Universitas Sanata Dharma (kampus 1 Mrican)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah ditetapkan maka rumusan
permasalahannya yaitu :
tidak mengenal waktu, masalah privasi, kecepatan dalam transaksi, mengikuti
trend, sukar mencari penjual didunia nyata, coba-coba, tidak terbatas pemberian
informasi, banyak pilihan/referensi produk, rekomendasi teman, iklan, mudah
membandingkan harga, situs yang menarik, sistem pembayaran, tidak sempat
untuk belanja offline, kualitas produk, pemilik toko online adalah orang yang
dikenal, meminimalisir pengeluaran, ketepatan waktu dalam pengeriman barang,
sebagai sarana pergaulan, praktis, menjadi alasan setiap orang melakukan
pembelian secara online?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan orang melakukan pembelian
secara online.
D. Manfaat Penilitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi para
pemasar/bidang yang bergerak belanja online untuk mempertegas semakin
pentingnya website yang menarik, pelayanan yang baik, tepat dalam
mengirim barang, yang menjadi sebagian alasan dari konsumen untuk
melakukan pembelian secara online. Dengan memperhatikan apa yang
menjadi keinginan konsumen sehingga dapat berguna bagi para pelaku
2. Bagi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan dan
sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut.
3. Bagi penulis
Penelitian ini dimaksudkan untuk menambah pengetahuan dan wawasan
serta dapat mengaplikasikan teori yang telah dipelajari selama perkuliahan.
E. Sistematika Penelitian
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini yaitu :
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi tentang berisi tentang landasan teori yang
berhubungan dengan penelitian dan konsep yang mendasari perumusan
masalah.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang jenis penelitian, subyek dan obyek penelitian,
tempat dan waktu penelitian, variable penelitian, jenis data, teknik
teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PRODUK DAN WILAYAH PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang gambaran umum produk dan wilayah
penelitian yaitu Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (kampus 1
Mrican).
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian disertai dengan analisis data
sesuai dengan tujuan penelitian.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan
penelitian dan saran berdasarkan hasil penelitian.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pemasaran
Pasar adalah hasil dan kegiatan atau proses yang dinamakan
pemasaran. Jadi dengan kata lain pemasaran adalah kegiatan manusia dalam
hubungannya dengan pasar. Dalam arti sempit pemasaran sering diartikan
sebagai kegiatan menyalurkan atau mendistribusikaan barang atau jasa
kepada konsumen. Pengertian pemasaran dalam arti luas salah satunya
adalah seperti apa yang dikemukakan oleh Ujang Sumarman (2011 : 17)
pemasaran adalah suatu proses bagaimana mengidentifikasi kebutuhan
konsumen kemudian memproduksi barang atau jasa yang dibutuhkan
konsumen tersebut dan meyakinkan konsumen bahwa mereka membutuhkan
barang atau jasa tersebut , sehingga terjadi transaksi atau pertukaran antara
produsen dengan konsumen. Sedangkan menurut Kotler (2009 : 5)
pemasaran (marketing) adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana
individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan ingin
dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk
2. Pengertian Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah satu bagian penting dari manajemen,
didalam fungsi manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis yaitu
analisis yang dilakukan untuk mengetahui pasar dan lingkungan
pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa besar peluang untuk
merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus dihadapi.
Menurut Kotler dan Keller (2009:5) manajemen pemasaran terjadi
ketika setidaknya satu pihak dalam sebuah pertukaran potensial berfikir
tentang cara-cara untuk mencapai respon yang diinginkan pihak lain,
karenanya kita memandang manajemen pemasaran (Marketing Management)
sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan,
serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.
Menurut Kotler (2009 : 5 ) manajemen pemasaran adalah sebagai
seni dan ilmu pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta
menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen
pemasaran adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu
mendukung terciptanya tujuan perusahaan dan menjalin hubungan yang baik
dengan pasar sasaran tersebut.
3. Perilaku Konsumen
Menurut Kotler dan Keller (2009:166) Perilaku konsumen adalah studi
tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli,
menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Studi perilaku konsumen
terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan
sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli
barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa
yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, di
mana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli dan seberapa sering
mereka menggunakannya. Sedangkan menurut Etta Mamang Sangaji dan
Sopiah perilaku konsumen adalah disiplin ilmu yang mempelajari perilaku
individu, kelompok, atau orgaisasi dan proses-proses yang digunakan
konsumen untuk menyeleksi, menggunakan produk, pelayanan, pengalaman
(ide) untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dan keinginan
konsumen dan dampak dari proses-proses tersebut pada konsumen dan
masyarakat tindakan yang dilakukan konsumen guna mencapai dan
memenuhi kebutuhannya baik dalam penggunaan, pengonsumsian, maupun
dan yang menyusul tindakan atau perilaku yang dilakukan konsumen yang
dimulai dengan merasakan adanya kebutuhan dan keinginan, kemudian
berusaha untuk mendapatkan produk yang diinginkan, mengonsumsi produk
tersebut dan berakhir dengan tindakan-tindakan pasca pembelian, yaitu
perasaan puas atau tidak.
Secara umum, perilaku konsumen dibagi menjadi dua, yaitu perilaku
konsumen yang bersifat rasional dan irasional (Schiffman dan Kanuk, 2000).
Adapun ciri-ciri perilaku konsumen yang bersifat rasional yaitu konsumen
memilih barang berdasarkan dengan kebutuhannya, barang yang dipilih
memberikan manfaat bagi konsumen, konsumen memilih barang yang
kualitas terjamin, dan konsumen memilih barang yang harganya sesuai
dengan kemampuan. Sedangkan ciri-ciri perilaku konsumen yang bersifat
irasional yaitu konsumen cepat tertarik dengan iklan ataupun promosi di
media cetak dan online, konsumen memiliki barang-barang bermerek yang
sudah terkenal dan konsumen memilih barang bukan berdasarkan
kebutuhannya melainkan karena gengsi atau prestise.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kosumen
Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial,
dan pribadi (Kotler dan Keller, 2009).
a. Faktor Budaya
determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Kelas budaya,
sub-budaya, dan sosial sangat mempengaruhi perilaku pembelian
konsumen.
1) Subbudaya (subculture)
Setiap budaya terdiri dari beberapa sub-budaya (subculture)
yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang
lebih spesifik untuk anggota mereka. Sub-budaya meliputi
kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.
2) Kelas Sosial
Menurut Kotler dan Keller (2009:168), kelas sosial
didefinisikan sebagai sebuah stratifikasi sosial atau divisi yang
relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat,
tersusun secara hierarki dan mempunyai anggota yang berbagi nilai,
minat, dan perilaku yang sama.
b. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, faktor sosial seperti kelompok referensi,
keluarga, serta peran sosial dan status mempengaruhi perilaku
pembelian.
1) Kelompok Referensi
kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau
tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.
Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung disebut kelompok
keanggotaan (membership group). Beberapa dari kelompok ini
merupakan kelompok primer (primary group), dengan siapa
seseorang berinteraksi dengan apa adanya secara terus menerus dan
tidak resmi, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja.
Masyarakat juga menjadi kelompok sekunder (secondary group),
seperti agama, profesional dan kelompok persatuan perdagangan
yang cenderung lebih resmi dan memerlukan interaksi yang kurang
berkelanjutan. Orang juga dipengaruhi oleh kelompok di luar
kelompoknya. Kelompok aspirasional (aspirational group) adalah
kelompok yang ingin diikuti oleh orang itu; kelompok disosiatif
(dissociative group) adalah kelompok yang nilai dan perilakunya
ditolak oleh orang tersebut. Jika pengaruh kelompok referensi kuat,
pemasar menentukan cara menjangkau dan mempengaruhi
pemimpin opini kelompok. Pemimpin opini adalah orang yang
menawarkan nasihat atau informasi informal tentang produk atau
kategori produk tertentu, misalnya mana yang terbaik dari beberapa
2) Keluarga
Menurut Kotler dan Keller (2009:171), Keluarga adalah
organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat dan anggota keluarga merepresentasikan kelompok
referensi utama yang paling berpengaruh. Ada dua keluarga dalam
kehidupan pembeli. Keluarga orientasi (family of orientation) yang
terdiri dari orang tua dan saudara kandung. Dari orang tua seseorang
mendapatkan orientasi terhadap agama, politik, dan ekonomi serta
rasa ambisi pribadi, harga diri, dan cinta. Pengaruh yang lebih
langsung terhadap perilaku pembelian setiap hari adalah keluarga
prokreasi (family of procreation) terdiri dari pasangan dan
anak-anak.
3) Peran dan Status
Orang berpartisipasi dalam banyak kelompok-keluarga, klub,
organisasi. Kelompok sering menjadi sumber informasi penting dan
membantu mendefinisikan norma perilaku. Posisi seseorang dalam
tiap kelompok di mana menjadi anggota berdasarkan peran dan
status. Peran (role) terdiri dari kegiatan yang diharapkan dapat
5. Peranan dalam Perilaku Konsumen
Menurut Swastha dan Handoko (2011) ada beberapa macam peranan
dalam perilaku konsumen, antara lain:
a. Initiator adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang
tertentu atau yang mempunyai kebutuhan atau keinginan tetapi tidak
mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri.
b. Influencer adalah individu yang mempunyai keputusan untuk membeli
baik secara sengaja atau tidak sengaja.
c. Decider adalah individu yang memutuskan apakah akan membeli atau
tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan dan di
mana membelinya.
d. Buyer adalah individu yang melakukan transaksi pembelian
sesungguhnya.
e. User adalah individu yang mempergunakan produk atau jasa yang di
beli.
6. Tipe-tipe perilaku pembeli
Pembuatan keputusan yang dilakukan konsumen berbeda-beda
dengan tipe keputusan pembeli. Menurut Kotler (2008 : 177) perilaku
membeli konsumen berdasarkan derajat perbedaan diantara beberapa
a. Perilaku pembeli yang kompleks
Hal ini terjadi jika mereka semakin terlibat dalam kegiatan membeli
dan menyadari perbedaan penting diantara beberapa jenis produk yang
ada dan biasanya produk yang akan dibeli itu mahal dan berkualitas.
b. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan
Ketika konsumen terlibat dalam pembelian produk yang mahal, juga
dibeli dan berisiko tetapi melihat sedikit perbedaan diantara produk
setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidakcocokan
ketika mengetahui kelemahan tertentu dari produk yang mereka beli
beli atau mendengar hal-hal yang bagus mengenai produk yang tidak
mereka beli. Untuk itu pemasar harus memberikan bukti dan dukungan
untuk membantu konsumen merasa senang mengenai pilihan
produknya.
c. Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan
Perilaku membeli berdasarkan kebiaasaan terjadi dibawah kondisi
keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan yang besar. Bila
konsumen membeli produk yang sama, biasanya lebih merupakan
kebiasaan ketimbang loyalitas yang tinggi terhadap suatu produk. Para
konsumen tidak membentuk sikap terhadap sebuah produk tetapi
d. Perilaku pembeli yang mencari keberagaman
Keterlibatan konsumen rendah tetapi perbedaan produk dianggap
berarti. Konsumen seringkali melakukan pembelian produk baik secara
lansung maupun online untuk memperoleh keberagaman., bukan karena
ketidakpastian.
7. Konsep Electronic Commerce (e-commerce)
Menurut Kotler (2004) electronic commerce (e-commerce)
adalah gambaran usaha-usaha perusahaan untuk menginformasikan,
berkomunikasi, mempromosikan dan menjual produk dan jasa secara
online. Lalu menurut John Simanjuntak (2014: 62) electronic
commerce (e-commerce) adalah jual beli berbagai produk atau jasa
dengan menggunakan komputer yang terhubung jaringan atau proses
pembelian dan penjualan barang dan jasa secara elektronik dan
melibatkan transaksi melalui internet, jaringan dan berbagai macam
teknologi digital. Sedangkan menurut Ali Ramdhani (2014 : 265)
electoric commerce (e-commerce) adalah pemanfaatan information
technology untuk melakukan kegiatan bisnis antara dua atau lebih
organisasi atau antara sebuah organisasi dengan satu atau lebih
Secara umum bisnis e-commerce di Indonesia dapat dibedakan menjadi
enam jenis. Yaitu :
a. Model B2C (Business to Consumer)
Jenis bisnis ini sebenarnya adalah online shop atau toko online
yang memiliki alamat website sendiri, lalu menjual produknya sendiri
secara langsung kepada konsumen. Model bisnis ini memiliki fokus
utama yakni untuk mendapat profit dari penjualan produknya. Misalnya,
Lazada, Bhineka, Berrybenka, Bilna, Traveloka dan Tiket.
Gambar II.1 Contoh bisnis dengan Model B2C
b. Berbasis Media Sosial
Berbeda dengan jenis bisnis B2C yang memiliki alamat website sendiri,
model bisnis ini memanfaatkan media sosial seperti facebook, twitter dan
Misalnya, toko online yang tersebar di Facebook, Twitter dan
Instagram.
Gambar II.2 Bisnis dengan pemanfaatan media sosial
c. Model C2C (Customer to Customer)
Model bisnis C2C ini disebut dengan marketplace, marketplace
sebagai fasilitator untuk penjual dan pembeli melakukan transaksi (rekening
bersama). Selain itu biasanya marketplace juga menyediakan layanan khusus
untuk penjual mempromosikan barang atau produknya. Misalnya, Bukalapak
d. Iklan Baris
Bentuk bisnis ini hampir sama dengan marketplace, bedanya adalah
iklan baris tidak menyediakan fasilitas rekening bersama. Iklan baris hanya
menjadi tempat untuk penjual mengiklankan produknya, kemudian penjual
dan pembeli lebih sering melakukan transaksi COD (Cash on Delivery).
Misalnya, OLX
Gambar II.4 Bisnis dengan pemanfaatan Iklan Baris
e. E-commerce Shopping Mall
Model shopping mall ini hampir sama dengan marketplace dan iklan
baris, bedanya ialah shopping mall hanya memfasilitasi penjual yang
memiliki brand ternama, karena tahap verifikasi yang harus dilewati oleh
Gambar II.5 Contoh bisnis e-comerce shopping mall
f. Model O2O (Online to Offline)
Jenis bisnis memungkinkan pelanggan untuk memesan barang secara
online melalui website yang dimiliki oleh perusahaan yang menjalan sistem
ini lalu melakukan pembayaran serta pengembilan barang secara offline.
Cara kerjanya adalah pelanggan tinggal memilih produk secara online, lalu
melakukan pembayaran dengan beberapa opsi yakni transfer uang atau
membayar langsung di outlet terdekat, jika sudah melalui tahap konfirmasi,
barang yang dipesan siap diambil di outlet terdekat. Misalnya, Matahari
Mall.
7. Belanja Melalui Internet atau Belanja Online
Belanja melalui internet atau belanja online adalah kegiatan pembelian
barang dan jasa melalui media internet. Belanja online diklasifikasikan sebagai
transaksi e-commerce business to consumer (B2C) (Turban et al,2004). Hal ini
biasanya terkait dengan transaksi eceran dengan pembeli individu. Melalui
belanja lewat internet seorang pembeli bisa melihat lebih dahulu barang dan
jasa yang hendak dibelanjakan melalui web yang dipromosikan oleh penjual.
Kegiatan belanja ini merupakan bentuk komunikasi baru yang tidak
memerlukan komunikasi tatap muka secara lansung antar penjual dan pembeli,
melainkan dapat dilakukan secara terpisah mealui media komputer ataupun
gadget yang tentunya sudah tersambung dengan layanan internet.
8. Pengertian Produk
Menurut Kotler (2008: 266) produk adalah semua hal yang dapat
ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, akuisisi, penggunaan atau
konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Sedangkan
menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Salidin (2010 : 142) produk
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kesuatu pasar untuk
diperhatikan,dimiliki,dipakai,atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan
keinginan dan kebutuhan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produk
merupakan alat pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen yang ditawarkan
untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
9. Tingkatan Produk
Menurut Kotler (2008 : 267-268) Perencanaan produk harus
berpikir tentang produk dalam tiga tingkatan masing-masing.
Tingkat yang paling dasar adalah manfaat inti. Ketika merancang
produk,mula-mula pemasar harus mendefenisikan inti, manfaat penyelesaian
masalah atau jasa yang dicari konsumen. Sedangkan pada tingkatan yang
kedua, para perencana produk harus merubah manfaat inti menjadi produk
aktual, mereka harus mengembangkan fitur produk dan jasa, desain, tingkat
kualitas, nama merk dan kemasan. Sedangkan yang ketiga perencanaan
produk harus menggunakan produk tambahan disekitar pelayanan dan
konsumen tambahan.
Konsumen melihat produk sebagai kumpulan manfaat kompleks
yang memuaskan kebutuhan mereka. Ketika mengembangkan
produk,mula-mula pemasar harus mengenali kebutuhan inti pelanggan yang
akan dipuaskan oleh sebuah produk. Kemudian para pemasar harus
merancang produk aktual dan menemukan cara untuk memberikan tambahan
bagi produk itu agar menciptakan sekumpulan manfaat yang akan
memberikan pengalaman pelanggan yang paling memuaskan yang
perusahaan jual.
saja jenis produk dan untuk siapa produk tersebut ,sehingga perlu diketahui
berbagai klasifikasi produk. Berikut klasifikasi produk menurut Kotler
(2008 : 270), yaitu :
a. Produk Konsumen
Produk konsumen adalah produk yang dibeli oleh konsumen akhir
untuk konsumsi pribadi . produk konsumen diklasifikasikan sebagai
berikut :
1) Produk kebutuhan sehari-hari (convenience product)
adalah produk konsumen yang biasanya sering dan segera
dibeli oleh pelanggan, dengan usaha pembandingan dan
pembelian yang minimum. Contohnya: sabun mandi,
beras, shampoo, dll.
2) Produk belanja (shopping product) adalah produk
konsumen yang lebih jarang dibeli dan pelanggan
membandingkan kecocokan, kualitas, harga dan gaya
produk secara cermat. Contohnya: pakaian, mobil, motor,
dll.
3) Produk khusus (specialty product) adalah produk
konsumen dengan karakteristik unik atau identifikasi
merk dimana sekelompok pembeli signifikan bersedia
barang-barang mewah.
4) Produk yang tak dicari (unsought product) adalah
produk konsumen yang mungkin tidak dikenal oleh
konsumen atau produk yang mungkin dikenal konsumen
tetapi biasanya konsumen tidak berfikir untuk
membelinya. Contohnya adalah: asuransi jiwa.
b. Produk industri
1) Produk industri adalah produk yang dibeli untuk proses lebih
lanjut atau untuk digunakan dalam menjalankan suatu bisnis.
Produk industri diklasifikasikan sebagai berikut: Bahan baku dan
suku cadang adalah barang-barang yang sepenuhnya memasuki
produk yang dihasilkan. Barang-barang ini terbagi menjadi dua
kelas yaitu bahan mentah dan bahan baku dan suku cadang hasil
manufaktur.
2) Bahan modal adalah barang-barang yang tahan lama yang
memudahkan pengembangan dan pengelolahan produk akhir.
Barang modal meliputi dua kelompok yaitu instalasi dan
peralatan.
3) Perlengkapan dan jasa bisnis adalah barang dan jasa yang tidak
tahan lama yang membantu pengembangan atau pengelolahan
10. Alasan Pembelian konsumen
Proses pembelian pada konsumen sangat dipengaruhi oleh berbagai
alasan tertentu. Sebelum konsumen mengambil keputusan untuk melakukan
pembelian terhadap suatu produk, biasanya konsumen memiliki alasan tertentu
mengapa mereka melakukan pembelian tersebut.
Alasan-alasan konsumen melakukan pembelian produk secara online adalah :
a.Harga yang terjangkau/lebih murah
Menurut Swastha (2010 : 147), “ harga adalah jumlah uang (ditambah
beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan
sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya”.
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk
memperoleh produk. Toko online tidak mengeluarkan biaya sewa toko,
listrik, pegawai, dll, yang biasanya akan dibebankan pada harga barang.
Sehingga toko online bisa memberikan harga yang lebih murah dibanding
toko konvensional. Dengan harga yang ditawarkan relatif murah dan
terjangkau di toko online,akan menjadi salah satu pilihan konsumen untuk
memilih belanja secara online.
b. Hemat waktu dan tenaga
Karena kesibukan yang semakin padat tiap harinya ada berbagai cara yang
membuat konsumen lebih memilih melakukan hal-hal yang lebih
secara online.
c.Diskon
Salah satu alasan konsumen memilih untuk melakukan pembelian secara
online adalah karena adanya diskon. Menurut Assauri (2009) mengatakan
bahwa diskon merupakan potongan harga yang ada, dimana pengurangan
tersebut dapat berbentuk tunai atau berupa potongan yang lain.
d. Tidak mengenal waktu
Toko online melayani 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dan 365 hari
setahun. Konsumen bisa membeli poduk di belahan bumi manapun dan
kapanpun asalkan harganya cocok sesuai dengan kondisi keuangan. Dapat
dilakukan kapan saja dan dimana saja menjadi salah satu pertimbangan
kenapa konsumen melakukan pembelian secara online.
e.Masalah privasi
Ada sebagian orang yang tidak ingin memperlihatkan barang belanjaannya
kepada orang lain, sehingga masalah privasi menjadi salah satu alasan
konsumen melakukan pembelian secara online.
f.Cepat dalam melayani konsumen
Cepat dan mudah,adalah hal yang harus diperhitungkan oleh produsen
ketika membuka toko secara online karena kecepatan dalam transaksi
menjadi salah satu alasan konsumen melakukan pembelian secara online.
g.Mengikuti trend
Mengikuti apa yang tengah digandrungi oleh kebanyakan orang adalah hal
yang sering dilakukan oleh sebagian orang, salah satunya adalah trend
untuk melakukan pembelian produk secara online.
h.Sukar mencari penjual di dunia nyata
Ada beberapa produk yang tidak dijual secara offline, tapi ada di online.
Dan jika ada, konsumen akan malas untuk mencari produk tersebut karena
dianggap buang waktu dan tenaga.
i.Coba-coba
Untuk konsumen yang baru pertama kali melakukan pembelian secara
online pada dasarnya salah satunya berawal dari rasa ingin tahu atau
coba-coba.
j.Tidak terbatas
Asalkan tersambung dengan internet dari manapun kita, di daerah mana
pun kita berada entah itu di perkotaan atau pedesaan, baik dalam negeri
maupun luar negeri sekalipun, belanja online bisa dilakukan. Hal inilah
yang menjadi salah satu alasan konsumen memilih untuk melakukan
pembelian secara online.
k.Pemberian informasi
Ketika konsumen mengunjungi toko online,hal-hal detail seperti spesifikasi
Hal ini menjadi salah satu alasan konsumen melakukan pembelian secara
online.
l.Banyak pilihan/referensi produk
Jika kita membuka website toko online biasanya untuk satu jenis barang
misalnya : jam tangan, akan muncul berbagai model dan merk. Hal ini
dapat memudahkan konsumen dalam memilih karena tinggal meng-klik
apa yang menjadi keinginan konsumen.
m. Rekomendasi teman
Orang cenderung akan merekomendasikan sesuatu yang dianggapnya
bagus kepada orang-orang disekitarnya. Oleh karena rekomendasi dari
teman merupakan bisa saja menjadi salah satu alasan konsumen melakukan
pembelian secara online.
n. Iklan
Dengan melihat atau memperhatikan iklan di media cetak maupun
elektronik dapat mendorong konsumen untuk melakukan pembelian secara
online.
o. Mudah membandingkan harga
Umumnya toko online menjual barang yang sama dengan toko online
lainnya, namun harganya bisa saja berbeda dan konsumen akan
menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk membandingkan harga dari
p. Situs yang menarik
Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang
menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak. Data
animasi, suara, vidio dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat
statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang
saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan
jaringan-jaringan halaman (hyperlink). Situs yang menarik dapat dilihat
dari kualitas dan keindahan desain website. Desain sangat berpengaruh
kepada penilaian pengunjung akan bagus tidaknya sebuah website.
q.Sistem pembayaran
Untuk sistem pembayaran secara online ada berbagai macam cara,yang
tentunya lebih beragam dibandingkan toko offline, karena untuk
meminimalisir penipuan berbagai cara dilakukan mulai dengan sistem
pembayaran dengan rekening bersama ataupun dengan sistem pembayaran
menggunakan pulsa.
r.Tidak sempat untuk belanja offline
Untuk yang memiliki jadwal yang sibuk setiap harinya tentunya tidak
sempat untuk berbelanja, sehingga mengunjungi online shop dan membeli
barang secara online merupakan salah satu alasan melakukan pembelian
s.Kualitas produk
Menurut Zulian Yamit (2005 : 348) kualitas produk adalah keseluruhan ciri
dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan
kebutuhan, baik dinyatakan secara tegas maupun tersamar. Konsumen
sangat menghargai kualitas barang yang bagus dan konsumen mengharap
membeli lebih banyak barang bila mereka mengerti barang tersebut tinggi
kualitasnya.
t.Pemilik toko online adalah orang yang dikenal
Terkadang berdasarkan rasa solidaritas membuat setiap orang membeli
barang dari toko online dari orang terdekat ataupun kenalan karena merasa
lebih aman dan sudah saling kenal. Sehingga bentuk kejahatan melalui
internet seperti penipuan bisa diminimalisir.
u. Meminimalisir pengeluaran
Ada pengeluaran-pengeluaran kecil yang harus dikorbankan ketika belanja
di toko offline misalnya saja : ongkos parkir, bensin, dll.
v. Kecepatan dalam proses pengiriman barang
Konsumen akan merasa puas jika barang yang dipesannya tiba dengan
cepat berdasarkan kesepakatan, entah itu lebih cepat ataupun pas atau
sesuai dengan kesepakatan antar penjual dan pembeli.
w. Sebagai sarana pergaulan
berkumpul dalam sebuah komunitas atas dasar kesamaan tertentu (dalam
kasus penelitian ini misalnya adalah orang-orang yang mempunyai
kesamaan suka berbelanja produk secara online), sehingga terciptalah
komunikasi dan keakraban diantara mereka.
B. Hipotesis
Hipotesis atau hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap
masalah yang masih praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Dari definisi tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis terhadap
penelitiannya sebagai berikut:
Ho : harga yang terjangkau/lebih murah, hemat waktu dan tenaga, diskon,
Tidak mengenal waktu, masalah privasi, Cepat dalam melayani konsumen,
mengikuti trend, sukar mencari penjual di dunia nyata, coba-coba, tidak terbatas
pemberian informasi, banyak pilihan/referensi produk, rekomendasi teman,
iklan, mudah membandingkan harga, situs yang menarik, sistem pembayaran,
tidak sempat untuk belanja offline, kualitas produk, pemilik toko online adalah
orang yang dikenal, meminimalisir pengeluaran, kecepatan dalam proses
pengiriman barang, sebagai sarana pergaulan, praktis dapat menjadi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian survey yaitu
suatu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan
menggunakan kuesioner sebagai suatu alat pengumpulan data yang pokok.
Kuesioner akan disebarkan kepada sebagian mahasiswa/mahasiswi universitas
Sanata Dharma (kampus 1 Mrican) yang sudah pernah melakukan pembelian
secara online. Hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada
mahasiswa/mahasiswi Universitas Sanata Dharma ( kampus 1 Mrican).
B. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan September- Oktober 2016
2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma ( kampus 1 Mrican)
C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa/mahasiswi Universitas
pembelian produk secara online.
2. Objek penelitian
Pada dasarnya obyek penelitian merupakan apa yang hendak diselidiki
didalam kegiatan penelitian. Dalam penelitian ini obyek penelitiannya
adalah alasan-alasan konsumen dalam melakukan pembelian produk secara
online yang meliputi: harga yang terjangkau/lebih murah, hemat waktu dan
tenaga, diskon, tidak mengenal waktu, masalah privasi, kecepatan dalam
transaksi, mengikuti trend, sukar mencari penjual didunia nyata, coba-coba,
tidak terbatas pemberian informasi, banyak pilihan/referensi produk,
rekomendasi teman, iklan, mudah membandingkan harga, situs yang
menarik, sistem pembayaran, tidak sempat untuk belanja offline, kualitas
produk, pemilik toko online adalah orang yang dikenal, meminimalisir
pengeluaran, ketepatan waktu dalam pengeriman barang, sebagai sarana
pergaulan dan praktis.
D. Variabel Penelitian 1. Variable
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto 2010 : 16). Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah hanya terdapat satu variabel yaitu alasan-alasan
melakukan pembelian produk secara online.
1) Alasan-alasan
Alasan adalah sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan
kegiatan .
Indikator variabel dari alasan-alasan adalah :
a) Harga yang terjangkau/lebih murah
b) Hemat waktu dan tenaga
c) Diskon
d) Tidak mengenal waktu
e) Masalah privasi
f) Cepat dalam melayani konsumen
g) Mengikuti trend
h) Sukar mencari penjual didunia nyata
i) Coba-coba
j) Tidak terbatas
k) Pemberian informasi
l) Banyak pilihan/referensi produk
m) Rekomendasi teman
n) Iklan
o) Mudah membandingkan harga
p) Situs yang menarik
r) Tidak sempat untuk belanja offline
s) Kualitas produk
t) Pemilik toko online adalah orang yang dikenal
u) Meminimalisir pengeluaran
v) Cepat dalam proses pengiriman barang
w) Sebagai sarana pergaulan
2.Pengukuran Variabel
Pada penelitian ini pengukuran setiap variable menggunakan skala
Guttman. skala Guttman menjelaskan pada responden apakah setuju
atau tidak setuju atas berbagai pertanyaan yang berhubungan
dengan atribut objek yang diteliti (singarimbun 2003). Setiap
jawaban diberi skor sebagai berikut:
Ya = 1
Tidak = 0
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi
Menurut Sugiyono (2010:215) Populasi diartikan sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
Berdasarkan pengertian di atas, populasi dalam penelitian ini adalah semua
mahasiswa/mahasiswi Universitas Sanata Dharma ( Kampus 1 Mrican) yang
sudah pernah melakukan pembelian produk secara online. Populasi pada
penelitian ini termasuk dalam populasi yang jumlahnya tidak diketahui.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2010:73) Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini yang
menjadi sampel adalah sebagian mahasiswa /mahasiswi Universitas Sanata
Dharma (Kampus 1 Mrican) yang sudah melakukan pembelian produk
secara online. Karena jumlah populasi tidak diketahui,maka dalam
menentukan sampel menggunakan asumsi berikut (Sugiarto,2004:70) :
Rumus :
n =
n =
= 97 Responden
Keterangan :
n = sampel
e = besarnya toleransi atau rentang interval (0.1)
p.q = ukuran penyebaran populasi
Kesimpulan : minimal jumlah responden yang diambil sebagai sampel adalah
sebanyak 97 responden, tetapi dalam hal ini jumlah sampel yang diambil
adalah sebanyak 100 responden dengan pertimbangan bahwa jumlah sampel
cukup representativ untuk mewakili populasi.
3. Teknik sampling (teknik pengambilan sampel)
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Accidental sampling. Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan./isedental bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
dengan sumber data (sugiyono,2012: 96).
F. Sumber Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua sumber data yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang berasal dari responden
melalui penyebaran kuesioner. Sedangkan data sekunder yaitu data yang
diperoleh dari pihak lain berupa dokumentasi data yang telah diolah, maupun
informasi lain yang berhubungan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik:
1. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
dijadikan responden untuk dijawabnya.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari, mendalami dan mengutip
teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah literature, baik buku, jurnal,
karya tulis, majalah ,ataupun koran yang relevan dengan topik, fokus dan
variabel penelitian.
H. Teknik Pengukuran Data
Untuk mendapatkan data penulis akan membagikan kuesioner kepada
responden. Kuesioner yang dibagikan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan apa yang akan diteliti oleh penulis. Dalam penelitian ini
kuesioner dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
Bagian I : berisi pertanyaan tentang data diri dari responden yang meliputi
nama, jenis kelamin ,usia, fakultas dan program studi.
Bagian II : berisi pernyataan mengenai alasan-alasan konsumen melakukan
pembelian produk secara online.
Teknik pengukuran data yang digunakan adalah skala Guttman. Skala Guttman
menurut Sugiyono (2012:96) digunakan apabila ingin mendapat jawaban yang
jelas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Sedangkan menurut
Singarimbun (1997) skala Guttman menjelaskan pada responden apakah setuju
atau tidak setuju atas berbagai pernyataan yang berhubungan dengan atribut
selanjutnya data dipilih berdasarkan skor, untuk jawaban "YA" akan diberi skor
1 dan jawaban "TIDAK" akan diberi skor 0,.
I. Teknik Pengujian Instrumen 1. Pengujian validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevaliditasan atau
kesahan suatu instrument. Menurut Sugiyono (2010:3) valid adalah derajat
ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data
dapat dikumpulkan oleh peneliti.
=
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi antara X dan Y (product moment)
N : banyaknya sampel uji coba
X : skor item bernomer ganjil
Y : skor item bernomer genap
∑XY :jumlah hasil kali antara X dan Y
∑ X :jumlah skor butir
Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka ketentuannya adalah
sebagai berikut :
a) Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 95%,maka
instrumen tersebut dikatakan valid.
tersebut dikatakan tidak valid.
2. Pengujian reliabilitas
Menurut Sugiyono (2010:3) reliabilitas adalah derajat konsistensi data
dalam interval waktu tertentu. Berdasarkan definisi ini maka dapat diartikan
bahwa reliabilitas adalah sebagai suatu karakterisitik terkait dengan
keakuratan, ketelitian dan kekonsistensian. Butir-butir pertanyaan dikatakan
reliabel atau handal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten. Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas menggunakan one shot
atau pengukuran sekali saja. Pengukuran keandalan butir pertanyaan dengan
menyebarkan kuesioner kepada responden, lalu hasil skornya diukur
korelasinya antara skor jawaban pada butir pertanyaan yang sama dengan
bantuan computer program SPSS dengan fasilitas Cronbach Alpha > 0,60.
J. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisa Test Cochran Q
Ketika data sudah siap untuk dianalisis, peneliti menentukan teknik analisis
data yaitu menggunakan metode Test Cochran Q. Karena melalui metode ini
peneliti ingin mengetahui atribut apa saja yang dianggap sah atau valid. Dan
Keterangan :
K : banyak variabel
N : jumlah sampel yang diuji
Ri : jumlah data pada kelompok ulangan ke-j
Ci : jumlah data pada kategori/perlakuan ke-i
Dengan data yang ada, selengkapnya perhitungan statistik menggunakan rumus
Cochran Q-Test. Sehingga bunyi Ho dan Ha sebagai berikut :
Ho : harga yang terjangkau/lebih murah, hemat waktu dan tenaga,
diskon, Tidak mengenal waktu, masalah privasi, Cepat dalam melayani
konsumen, mengikuti trend, sukar mencari penjual didunia nyata,
coba-coba, tidak terbatas pemberian informasi, banyak pilihan/referensi
produk, rekomendasi teman, iklan, mudah membandingkan harga, situs
yang menarik, sistem pembayaran, tidak sempat untuk belanja offline,
kualitas produk, pemilik toko online adalah orang yang dikenal,
meminimalisir pengeluaran, Cepat dalam proses pengiriman barang,
sebagai sarana pergaulan, praktis dapat menjadi alasan-alasan konsumen
melakukan pembelian produk secara online.
Ha : harga yang terjangkau/lebih murah, hemat waktu dan tenaga, diskon,
Tidak mengenal waktu, masalah privasi, Cepat dalam melayani
coba-coba, tidak terbatas pemberian informasi, banyak pilihan/referensi
produk, rekomendasi teman, iklan, mudah membandingkan harga, situs
yang menarik, sistem pembayaran, tidak sempat untuk belanja offline,
kualitas produk, pemilik toko online adalah orang yang dikenal,
meminimalisir pengeluaran, Cepat dalam proses pengiriman barang,
sebagai sarana pergaulan, praktis tidak/bukan merupakan alasan-alasan
konsumen melakukan pembelian produk secara online.
Atribut-atribut yang ada dihitung dengan menggunakan cochran Q-test secara
bertahap yaitu : Menguji semua atribut, apabila hasil perhitungan menolak Ho
maka langkah selanjutnya adalah menghilangkan nilai Cj terendah yang kedua,
kemudian kembali dilakukan perhitungan statistik dengan cocran Q-test. Bila
hasil perhitungan tersebut masih menolak Ho maka langkah selanjutnya adalah
dengan menghilangkan menghilangkan nilai Cj terendah yang kedua,kemudian
kembali dilakukan perhitungan statistik dengan rumus cochran Q-Test. Langkah
tersebut harus dilakukan sampai pada perhitungan statistik memperoleh hasil
menerima Ho dan dapat disimpulkan atribut-atribut apa saja yang menentukan
BAB IV
GAMBARAN UMUM PRODUK DAN WILAYAH PENELITIAN
A. Gambaran Umum Belanja Online
Belanja online atau sering juga disebut belanja daring adalah kegiatan
pembelian barang dan jasa melalui media internet. Melalui belanja lewat
Internet seorang pembeli bisa melihat terlebih dahulu barang dan jasa yang
hendak ia belanjakan melalui web yang dipromosikan oleh penjual. Kegiatan
belanja online ini merupakan bentuk komunikasi baru yang tidak memerlukan
komunikasi tatap muka secara langsung, melainkan dapat dilakukan secara
terpisah dari dan ke seluruh dunia melalui media notebook, komputer ataupun
handphone yang tersambung dengan layanan akses Internet. Belanja online
adalah salah satu bentuk perdagangan elektronik yang digunakan untuk
kegiatan transaksi penjual ke penjual ataupun penjual ke konsumen.
1. Sejarah Belanja Online
Pada tahun 1960an, muncul sebuah sistem EDI (Electronic Data
Interchange) yang memungkinkan perusahaan untuk melakukan transaksi
secara elektronik. Pada era 60an, sistem transaksi elektronik masih jarang
digunakan oleh para pengguna internet. Namun, perusahaan-perusahaan
besar telah menggunakan EDI seperti perusahaan kereta api dan beberapa
Belanja online pertama kali dilakukan di Inggris pada tahun 1979
oleh Michael Aldrich dari Redifon Computers. Ia menyambungkan televisi
berwarna dengan komputer yang mampu memproses transaksi secara
realtime melalui sarana kabel telepon. Sejak tahun 1980, ia menjual sistem
belanja daring yang ia temukan di berbagai penjuru Inggris. Pada tahun 1980,
belanja daring secara luas digunakan di Inggris dan beberapa negara di
daratan Eropa seperti Perancis yang menggunakan fitur belanja daring untuk
memasarkan Peugeot, Nissan, dan General Motors. Pada tahun 1992,
Charles Stack membuat toko buku daring pertamanya yang bernama Book
Stacks Unlimited yang berkembang menjadi Books.com yang kemudian
diikuti oleh Jeff Bezos dalam membuat situs web Amazon.com dua tahun
kemudian. Selain itu, Pizza Hut juga menggunakan media belanja online
untuk memperkenalkan pembukaan toko pizza online. Pada tahun 1994,
Netscape memperkenalkan SSL encryption of data transferred online karena
dianggap hal yang paling penting dari belanja daring adalah media untuk
transaksi daringnya yang aman dan bebas dari pembobolan. Pada tahun 1996,
eBay situs belanja daring lahir dan kemudian berkembang menjadi salah satu
situs transaksi daring terbesar hingga saat ini.
2. Perkembangan belanja Online di Indonesia
Belanja daring di Indonesia semakin hari semakin menunjukkan
belanja barang, namun juga layanan jasa seperti perbankan yang
memperkenalkan teknik e-banking. Melalui teknik e-banking pelanggan dapat
melakukan kegiatan seperti transfer uang, membayar tagihan listrik, air,
telepon, Internet, pembelian pulsa, pembayaran uang kuliah dan lain
sebagainya. Belanja online di Indonesia untuk pembelian suatu barang
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Mulai dari situs yang menjual
handphone, baju,buku, makanan, bahkan hingga alat elektronik pun mulai
dirambah oleh layanan belanja online
3. Media Belanja Online Di Indonesia a. Blog
Salah satu media yang menampilkan belanja daring antar lain
adalah blog. Blog merupakan layanan web gratis di mana palaku usaha
daring menggunakan blog sebagai toko online yang ia punya untuk
menjual sekaligus mempromosikan barang dan jasa yang ia tawarkan
kepada calon konsumen. Karena sifatnya yang mudah dikustomisasi oleh
penggunanya, maka belanja daring melalui media blog cukup riskan
karena pembeli cukup sulit mengetahui reputasi dari penjual. Biasanya
penjual mengunggah bukti bukti transfer yang ia miliki sebagai bentuk
b. Situs Web
Ada banyak situs web yang menyediakan layanan belanja online
baik web lokal maupun web internasional. Biasanya terdapat keranjang
belanja, di mana calon pembeli dapat memilih produk yang akan dibeli.
Selain dengan keranjang belanja, pembeli juga dapat langsung
menghubungi penjual agar transaksi langsung dapat dilakukan melalui
telepon atau email. Ada banyak hal yang dapat dilakukan di layanan
belanja daring melalui web, diantaranya yang terkenal adalah lelang.
Lelang merupakan kegiatan belanja daring di mana pembeli menetapkan
batas bawah suatu harga yang hendak dilelang, kemudian sang pembeli
yang tertarik dapat menawar (biasa disebut bidding) sesuai kelipatan
yang diajukan. Lelang biasanya dibatasi pada periode tertentu sehingga
pembeli dengan nominal tertinggi dinyatakan berhak membeli barang
yang ia inginkan sesuai dengan harga yang ia ajukan.
c. Situs Jejaring Sosial
Seiring dengan maraknya pertumbuhan situs jejaring sosial di
dunia, media social networking ini juga dilirik oleh pelaku belanja online
untuk memasarkan produknya. Penjual akan mengunggah barang yang ia