HUBUNGAN ANTARA SIKAP MAHASISWA TERHADAP METODE MENGAJAR DOSEN DAN LINGKUNGAN BELAJAR
MAHASISWA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
(Studi kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Akuntansi
Disusun oleh : Yohana Dwi Ningrum
NIM : 031334047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
HUBUNGAN ANTARA SIKAP MAHASISWA TERHADAP METODE MENGAJAR DOSEN DAN LINGKUNGAN BELAJAR
MAHASISWA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
(Studi kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Akuntansi
Disusun oleh : Yohana Dwi Ningrum
NIM : 031334047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
K uper sembahkan kar ya ini unt uk :
T uhan Yesus K r ist us dan Bunda M ar ia
Bapak Pur wadi dan I buku Suwar t ini
mas Bowo juga D ewi
M as I wanku t er sayang dan
v MOTTO
”K edisiplinan adalah kunci keber hasilan”
”Per cayalah bahwa Yesus akan selalu ada disamping
kit a, D ia t idak akan membiar kan hambanya mender it a”
”Bukan ber ar t i kit a t idak bisa memiliki yang kit a
inginkan, hanya saja belum wakt unya unt uk
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 4 September 2008 Penulis
vii ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA SIKAP MAHASISWA TERHADAP METODE MENGAJAR DOSEN DAN LINGKUNGAN BELAJAR
MAHASISWA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
Yohana Dwi Ningrum Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada hubungan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi, (2) ada hubungan antara lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi. Populasi penelitian ini para mahasiswa angkatan 2004 dan 2005 Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma. Sampelnya 165 orang mahasiswa yang diambil secara
Eksidental. Metode pengumpulan datanya dengan kuesioner yang berisi angket pertanyaan tertutup. Teknik analisis datanya dengan analisis korelasi rank dari
Spearman, keputusan yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesisi alternatif dengan taraf signifikansi 5%.
viii ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ATTITUDE OF
UNIVERSITY STUDENTS TOWORDS THEIR LECTUR ER’S METHOD OF TEACHING WITH THEIR LEARNING ENVIRONMENT AND THEIR ACHIEVEMENT IN STUDYING ACCOUNTING
Yohana Dwi Ningrum University of Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
This research aims to know : (1) the relationship between the attitude of university students towords the lecturer’s method of teaching and the achievement in studying accounting, (2) the relationship between learning environment of university students and the in learning achievement accounting. The population of this research were all students of 2004-2005 academic years of accounting Departement Faculty of Education Sanata Dharma University Yogyakarta. The sample were 165 students that were taken randomly. The data method of gathering the data was questionnair that contains close question. The Technique to analyse to data was rank correlation analysis from Spearman. The decision which was used to accept or refuse alternative hypothesis was the significt rate of 5%.
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Yohana Dwi Ningrum Nomor Mahasiswa : 031334047
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
HUBUNGAN ANTARA SIKAP MAHASISWA TERHADAP METODE MENGAJAR DOSEN DAN LINGKUNGAN BELAJAR MAHASISWA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
(Studi kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 07 Oktober 2008
Yang menyatakan
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:
”Hubungan Sikap Mahasiswa Terhadap Metode Mengajar Dosen dan Lingkungan
Belajar Mahasiswa dengan Motivasi Berprestasi Belajar Akuntansi”.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis
banyak memperoleh bimbingan, bantuan, dorongan serta petunjuk dari berbagai
pihak. Oleh karena itu kesempatan ini sudah selayaknya bagi penulis
menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta beserta stafnya, yang telah
memberikan berbagai fasilitas serta kemudahan selama penulis mengikuti
pendidikan.
2. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph.D, selaku Dosen Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
4. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi, Universitas Sanata Dharma, Yo gyakarta.
5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing
yang telah sabar dan bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan, dukungan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Penguji
yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan,
dukungan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
7. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA., selaku Dosen Penguji yang telah
x saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
8. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah
memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.
9. Mbak Aris dan Pak Wawik selaku tenaga administrasi Program Studi
Pendidikan Akuntansi yang telah banyak membantu penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
10.Bapak Purwadi, ibu Suwartini, masku Bowo, dan adekku Dewi terima
kasih atas segala dukungannya baik secara material maupun spiritual.
Karena mereka, aku bisa menyelesaikan semua tugas ini, satu demi satu.
(Bapak, Ibu, Abang,Adek aku sayang kalian)
11.Keluarga di Wonosari Simbokku, bulek Sri, bulik Ning, bulik Yayuk, bulik
Harni juga omku semua om Harno, om Gito, om Hardi, Pak Kirjo, om
Handoyo juga pakde Suwarno dan bude Warti dan ponakan-ponakanku
semua (Pitol, Pekek, Veri, Galih, Indah, Galuh, Anom, Arum dan si kecil
Adhe) terima kasih kasih sayangnya.
12.Untuk keluarga di Wonogiri semua Pakde dan Budhe juga mbak dan
masku semua makasih atas dukungannya. Mbak Retno makasih ya dah
dukung aku, sukses untuk kuliahnya.
13.Mas Iwanku : ”Ta’ makasih dah selalu dukung aku dan selalu memberikan
semangat buat aku. Terima kasih juga cinta dan sayang juga pengorbana n
yang kamu berikan selama ini buat aku. I Love U honey”.J
14.Pitol and bay2, makasih kalian dah mau jadi sedulurku dan jadi tempat
curhatku, tetep semangat ya J
15.Sahabat-sahabatku Brep & Davit, Uke & Gendut, Tari, Siwol, Wita, Cha
(kamu dimana?). Uke yang telah rela menjadi tempat curhatku dan selalu
bantu aku dalam kesulitan, terima kasih ya say.
16.Temen-temen kos Pringondani 10 semua dan Rini…. makasih banget
kamu udah rela minjemin ’laptop’ kamu buat bantu akuJ, Heny (Dunia
tidak selebar daun kelor), Lio (Jangan bosen ya sama tangisanku),
Detol...(Semangat!), Bule (Semangat ya) Upu....(Kita berjuang bersama
xi
17.Brama dan Nuci, kalian memang seseorang yang diutus Tuhan buat bantu
akan selama ini. Makasih ya, ak ngak bisa memberikan apa-apa buat
kalian J
18.Temen-temen kost baru Rita, Rasty, Rina, Dewi, Ika makasih dah nerima
aku di kost dengan baik, sukses ya.
19.Temen-temen PAK Ana, Lala, Yiska, Dwi, Santi, Wawan, Yudo, Agus,
Nina, Agnes, Koko dan semuanya. Sukses buat kalian.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun bagi kesempurnaan skripsi.
Yogyakarta, 4 September 2008
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Batasan masalah... 4
C. Rumusan Masalah... 4
D. Masalah Penelitian ... 5
E. Tujuan Penelitian... 5
xiii
G. Sistematiaka Isi Skripsi... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8
A. Pengertian Motivasi Berprestasi... 8
1. Pengertian Motivasi Belajar... 8
2. Pengertian Prestasi Belajar ... 11
B. Pengertian Sikap Mahasiswa Terhadap Metode Mengajar Dosen... 12
1. Pengertian Sikap... 12
2. Pengertian Metode Mengajar ... 14
C. Pengertian Lingkungan Belajar ... 23
D. Kerangka Berpikir dan Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN... 33
A. Jenis Penelitian... 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 33
C. Subjek dan Objek Penelitian... 33
D. Populasi dan Sampel ... 34
E. Variabel Penelitian... 35
F. Teknik Pengumpulan Data... 38
G. Uji Instrumen Penelitian... 39
xiv
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN... 46
A. Dari PTG ke Universitas ... 46
B. Visi dan Misi... 48
C. Fasilitas... 49
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 51
A. Deskripsi Data... 51
1. Sikap Mahasiswa Terhadap metode Mengajar Dosen ... 51
2. Lingkungan Belajar Mahasiswa... 53
3. Motivasi berprestasi belajar ... 55
B. Analisis Data ... 57
1. Pengujian Normalitas ... 57
2. Pengujian Hipotesis... 58
C. Pembahasan... 61
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN... 65
A. Kesimpulan... 65
B. Keterbatasan... 65
C. Saran... 66
DAFTAR PUSTAKA
xv
DAFTAR TABEL
3.1 Tabel Operasional Variabel Sikap Mahasiswa Terhadap Metode
Mengajar Dosen ... 36
3.2 Tabel Operasional Variabel Lingkungan Belajar Mahasiswa ... 37
3.3 Tabel Operasional Variabel Motivasi Berprestasi Belajar Akuntansi ... 37
3.4 Tabel Hasil Uji Validitas Instrumen ... 40
3.5 Tabel Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 42
5.1 Tabel Sebaran Klasifikasi Sikap Mahasiswa terhadap Metode Mengajar Dosen ... 52
5.2 Tabel Sebaran Klasifikasi Lingkungan Belajar Mahasiswa... 54
5.3 Tabel Sebaran Klasifikasi Motivasi Berprestasi Belajar Akuntansi ... 56
5.4 Tabel Hasil Pengujian Normalitas ... 58
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 Grafik Sebaran Klasifikasi Sikap Mahasiswa Terhadap
Metode Mengajar Dosen... 53
Gambar 5.2 Grafik Sebaran Klasifikasi Lingkungan Belajar Mahasiswa ... 55
Gambar 5.3 Grafik Sebaran Klasifikasi Motivasi Berprestasi Belajar
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Permohonan Ijin Penelitian ... 69
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ... 70
Lampiran 3 Data Mentah Penelitian ... 78
Lampiran 4 Data Mentah Validitas Dan Reliabilitas ... 81
Lampiran 5 Uji Normalitas dan Uji Rank Spearman... 84
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode mengajar mempunyai peranan penting dalam proses belajar
mengajar. Metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk
melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi
pelajaran kepada siswa atau anak didik. Kreatifitas dosen dalam menggunakan
metode mengajar yang bervariasi sangat diperlukan dalam proses belajar
mengajar, hal ini dilakukan agar mahasiswa tertarik dan senang terhadap
materi perkuliahan. Mahasiswa akan mudah mencerna materi yang
disampaikan oleh dosen. Namun kenyataannya, sering dijumpai sejumlah
dosen di mata kuliah Akuntansi Dasar 1 dan Akuntansi Keuangan Menengah
1, Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma, di mana
dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode yang monoton.
Misalkan saja, pada mata kuliah AKD 1 dan AKM 1 hanya diisi ceramah dan
latihan soal berturut-turut atau bahkan hanya diberi tugas dan diskusi.
Mahasiswa akan merasa bosan dengan keadaan yang seperti itu terus menerus.
Memilih metode mengajar bagi seorang dosen, harus memperhatikan
beberapa hal yaitu kesesuaian metode mengajar yang digunakan dengan tujuan
dan bahan pengajaran; kesesuaian metode mengajar yang digunakan dengan
kemampuan belajar mahasiswa; kemampuan dosen dalam menggunakan
tersedia di sekolah; kesesuaian mengajar yang digunakan dengan lingkungan
pendidikan.
Melalui pengamatan selama beberapa pekan terakhir, seorang dosen
menggunakan metode mengajar yang cocok dengan materi dapat membuat
mahasiswa memperhatikan materi yang akan diajarkan dosen. Misalkan saja
metode yang digunakan adalah dengan cara mengajar teman-teman sendiri. Di
sini mahasiswa akan merasa bahwa dia harus mendalami materi tersebut agar
teman-teman yang lain menjadi mengerti tentang materi tersebut. Jadi, sebagai
seorang pengajar diharapkan selalu memberikan metode- metode mengajar
yang memotivasi siswa untuk belajar. Walaupun ada kelemahan dan kelebihan
dari masing- masing metode, sebagai seorang pengajar harus bisa membuat
mahasiswanya termotivasi dalam belajar di kelas.
Selain metode mengajar komponen penting lainnya adalah lingkungan
belajar mahasiswa. Lingkungan adalah sesuatu yang ada di dalam sekitar kita
yang mamiliki makna dan hubungan tertentu dengan individu. Sedangkan
lingkungan sebagai dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang
mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang
penting (Oemar Hamalik, 2003 : 195).
Lingkungan belajar mahasiswa terbagi menjadi tiga lingkungan yaitu
lingkungan keluarga atau kost-kostan, kampus dan masyarakat. Lingkungan
belajar mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar.
Lingkungan keluarga atau kost-kostan adalah lingkungan yang paling dekat
termotivasi untuk belajar. Dalam lingkungan kost-kostan seseorang akan
merasa tenang karena tempat tersebut adalah tempat kedua selain rumah.
Kost-kostan dapat membuat seseorang rajin tetapi juga dapat membuat
seseorang menjadi malas. Misalnya teman-teman yang mempunyai motivasi
belajar akan mendorong teman lainnya untuk belajar juga. Lain halnya bila
teman kost sering jalan, keluar malam, melihat TV dan sebagainya akan
membuat motivasi belajar menurun. Karena kita akan ikut- ikutan untuk tidak
belajar.
Demikian juga lingkungan kampus dan masyarakat, lingkungan ini
juga dapat membuat seseorang tidak termotivasi dalam belajar. Misalnya
dalam lingkungan kampus yang kotor, ramai dan bertemu dengan
teman-teman kampus dapat membuat seseorang malas untuk belajar di kampus.
Karena kita hanya akan bercanda dan ngobrol dengan teman yang lain.
Demikian halnya lingkungan masyarakat, yang terjadi kita akan malas belajar
karena bermain dengan teman pergaulan atau nongkrong di depan rumah.
Motivasi berprestasi seseorang terjadi karena sikap kita terhadap
sesuatu hal, dimana kita akan merasa nyaman, tenang dan semangat dalam
menjalaninya. Selain itu harus didukung oleh lingkungan yang membuat
seseorang merasa semangat dalam belajar. Motivasi akan tumbuh dalam diri
seseorang, jika seseorang itu merasa bahwa metode yang digunakan dosen
dapat menumbuhkan sikap yang baik terhadap mata kuliah. Selain itu
lingkungan keluarga atau kost-kostan, dan masyarakat harus dapat
Dari latar belakang singkat di atas, penulis akan melakukan analisis
tentang ” HUBUNGAN ANTARA SIKAP MAHASISWA TERHADAP METODE MENGAJAR DOSEN DAN LINGKUNGAN BELAJAR MAHASISWA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI ”.
B. Batasan Masalah
Ada berbagai faktor yang berhubungan dengan siswa terhadap
motivasi berprestasi belajar dalam mata kuliah akuntansi. Dalam penelitian ini
mengingat luasnya cakupan, peneliti bermaksud mengguraikan seberapa besar
nilai hubungan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dan
lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi.
Sikap mahasiswa terhadap metode yang digunakan dosen dalam mata kuliah
Akuntansi Dasar 1 dan Akuntansi keuangan Menengah 1. Disini apakah
dengan metode yang digunakan dosen dapat memotivasi mahasiswa untuk
belajar. Sedangkan dalam lingkungan belajar mahasiswa dalam penelitian ini
membatasi lingkungan belajar di kampus, masyarakat dan keluarga atau
kost-kostan.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar
2. Apakah ada hubungan antara lingkungan belajar mahasiswa dengan
motivasi berprestasi belajar akuntansi?
D. Masalah Penelitian
1. Apakah ada hubungan positif atau negatif antara sikap mahasiswa terhadap
metode mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi?
2. Apakah ada hubungan positif atau negatif antara lingkungan belajar
mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif dan signifikan antara
sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dengan motivasi
berprestasi belajar akuntansi?
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif dan signifikan antara
lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar
akuntansi?
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Universitas
Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang
bermanfaat bagi Universitas yang diteliti, khususnya bagi dosen dalam
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
peneliti agar dapat diterapkan dalam bidang pendidikan sehubungan
dengan hal- hal yang dapat meningkatkan motivasi mahasiswa dalam
berprestasi belajar akuntansi.
G. Sistematika Isi Skripsi
Gambaran mengenai isi skripsi disajikan dalam sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang penelitian,
batasan penelitian, rumusan penelitian, manfaat penelitian, tujuan
penelitian, dan sistematika penulisan skripsi, dimana semuanya
merupakan landasan dalam penulisan skripsi ini.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini mengemukakan tentang teori-teori yang berasal dari
pendapat para ahli yang telah diakui kebenarannya, yang
merupakan landasan sebagai syarat penunjang untuk memecahkan
masalah tentang sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen
dan lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi
belajar akuntansi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini mengemukakan beberapa metode atau cara yang digunakan
pengambalian data menggunakan kuesioner tersebut serta beberapa
metode untuk menghasilkan perolehan data yang terkumpul.
BAB IV GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS
Bab ini mengemukakan tentang sejarah dan berbagai sarana dan
prasarana penunjang pendidikan serta sumber daya manusianya di
mana penelitian ini dilaksanakan.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini mengemukakan tentang penerapan metode yang
digunakan hingga ditemukan suatu hasil yang dapat
dipertanggungjawabkan. Kemudian dari hasil tersebut kita dapat
suatu pembahasan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini mengemukakan tentang kesimpulan dan saran yang
telah kita tarik dari pembahasan. Kesimpulan tersebut dapat
memberikan pengertian kepada pihak yang berkepentingan
sehingga hasil penelitian tersebut dapat digunakan sebaik-baiknya.
Disini juga ada saran yang membangun dan bermanfaat untuk
8 BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Motivasi Berprestasi 1. Pengertian motivasi belajar
Motivasi berasal dari kata inggris motivation yang berarti
dorongan, pengalasan dan motivasi. Motif sendiri adalah keadaan dalam
diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan
(Suryabrata, 1984). Winkel (1987) mengemukakan bahwa motif adalah
adanya pengerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas-aktifitas
tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu pula. Jadi motivasi belajar
adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi
mencapai satu tujuan.
Motivasi dapat dibedakan atas motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam
individu, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari
luar individu (Imron. A, 1996 : 93 ). Motivasi intrinsik bisa terjadi karena
tumbuh dari dalam diri individu sendiri karena dorongan untuk ingin maju.
Misalnya saja seorang mahasiswa kuliah harus belajar sendiri untuk
mendapatkan nilai yang bagus. Motivasi untuk belajar sendiri ini barasal
berasal dari luar individu misalnya individu tidak cepat lulus, karena
mendapat dorongan dari orang tua atau orang terdekat, individu mendapat
semangat untuk segera menyelesaikan kuliahnya.
Menurut Imron, A (1996 : 99) seorang dosen/pengajar he ndaknya
memperhatikan unsur- unsur yang memotivasi seseorang belajar yaitu
sebagai berikut :
a. Cita-cita atau aspirasi pembelajar
Seseorang yang bercita-cita menjadi ahli fisika, pada saat masih
sekolah tentu akan sangat menggemari mata pelajaran fisika. Meskipun
mata pelajaran ini termasuk sulit, ia akan termotivasi mempelajari
mata pelajaran fisika tersebut dibandingkan dengan mata pelajaran
yang lain.
Sebaliknya seseorang yang kebetulan berstatus mahasiswa dan
waktu sekolah bercita-cita ingin menjadi guru, tetapi kedua orang
tuannya mengharapkan dia untuk menggambil jurusan kedokteran.
Dapat dipastikan ia tidak akan termotivasi untuk belajar dijurusan
kedokteran karena tidak sesuai dengan cita-citanya.
b. Kemampuan pembelajar
Kemampuan pembelajar ini haruslah diperhatikan dalam proses
belajar pembelajaran. Kemampuan pembelajar erat hubungannya dan
bahkan mempengaruhi motivasi belajar seseorang. Seseorang menjadi
rendah motivasi belajarnya terhadap bidang tertentu oleh karena yang
c. Kondisi pembelajar
Kondisi pembelajar dapat dibedakan atas kondisi fisiknya dan
kondisi psikologisnya. Kita bisa melihat jelas jika kondisi fisik dalam
keadaan lelah umumnya motivasi belajar bisa meningkat. Dalam
kondisi psikologis terganggu, misalnya stres umumnya juga tidak bisa
mengkonsentrasikan diri terhadap hal- hal yang dipelajari. Karena tidak
konsentrasi, maka gairah belajar menurun dan tidak punya motivasi
dalam belajar.
d. Kondisi lingkungan belajar
Kondisi lingkungan belajar yang tidak mendukung seseorang
akan merubah motivasi dalam belajar. Lingkungan yang ramai, bising,
kotor merupakan kondisi lingkungan yang tidak mendukung seseorang
belajar, sedangkan lingkungan yang rapi, bersih, tenteram akan sangat
mendukung proses belajar seseorang.
e. Unsur-unsur dinamis belajar pemebelajaran
Unsur-unsur dinamis belajar pemebelajaran meliputi hal- hal
sebagai berikut :
a. Motivasi dan upaya memotivasi siswa dalam belajar
b. Bahan belajar dan upaya penyediaannya
c. Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya
d. Suasana belajar dan upaya pengembangannya
f. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar
Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar juga dipengaruhi
terhadap motivasi belajar. Guru yang tinggi gairahnya dalam
membelajarkan pembelajar, menjadikan pembelajar juga bergairah
belajar. Guru yang sungguh-sungguh dalam membelajarkan
pembelajar, menjadikan tingginya motivasi belajar pembelajar.
2. Pengertian prestasi belajar
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
hasil yang dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Menurut
Syah (1995 : 89) belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan
unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan
jenjang pendidikan. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari sesuatu
kerampilan yang telah dikembangkan dan dilakukan oleh mata pelajaran
yang lazimnya ditunjukan dengan tes atau angka nilai yang diberikan oleh
dosen atau pengajar. Muh Surya dan Muh Amin merumuskan faktor- faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu sebagai berikut :
a. Faktor internal
1) Faktor jasmaniah atau fisiologis baik yang bersifat bawaan atau
yang diperoleh dari perkembangan, terdiri atas pendengaran,
struktur tubuh, penginderaan dan sebagainya.
2) Faktor psikologis baik yang berasal dari bawaan atau yang
• Faktor intelektif yaitu meliputi faktor potensial seperti
kecerdasan, bakat dan kecakapan nyata (prestasi yang dimiliki).
• Faktor non intelektif yaitu unsur- unsur pribadi tertentu seperti
sikap, perasaan, kebiasaan, minat, motivasi, emosi dan
penyesuaian diri.
• Faktor kematangan yaitu fisik ataupun psikologis.
b. Faktor eksternal
1) Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan
Lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat,
lingkungan kelompok.
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi
dan kesenian
3) Faktor lingkungan fisik yaitu fasilitas belajar, lingkungan dan
sebagainya.
Jadi dapat disimpulkan motivasi berprestasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan belajar demi hasil yang ingin
dicapai dari sesuatu ketrampilan yang telah dikembangkan.
B. Pengertian Sikap Mahasiswa terhadap Metode Mengajar 1. Pengertian sikap
Sikap dalam bahasa inggris disebut atitude menurut Ngalim
perangsang, suatu kecenderungan untuk bereksi dengan cara tertentu
terhadap perangsang atau situasi yang dihadapi. Menurut Ellis yang
dikutip Ngalim Purwanto (1991 : 141) mengatakan bahwa yang sangat
memegang peranan penting di dalam sikap adalah faktor perasaan atau
emosi dan faktor kedua reaksi atau respon atau kecenderungan untuk
bereaksi.
Menurut Winkel (1991 : 165), sikap adalah kecenderungan yang
relatif menatap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang
atau barang tertentu. Dalam hal ini, perwujudan perilaku belajar siswa
akan ditandai dengan munculnya kecenderungan-kecenderungan baru
yang telah berubah terhadap suatu obyek, tata nilai dan sebagainya.
Adapun ciri-ciri sikap menurut Bimo Walgito (1987 : 55) :
a. Sikap adalah sesuatu yang tidak dibawa sejak lahir, ini berarti
bahwa manusia pada waktu lahir belum mempunyai suatu sikap
tertentu.
b. Sikap itu selalu ada karena ada hubungan antara individu dengan
obyek oleh karena itu sikap selalu terbentuk atau dipelajari dalam
hubungannya dengan obyek-obyek.
c. Sikap dapat tertuju kepada satu obyek saja, juga dapat kepada
sekumpulan obyek.
d. Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar.
Dengan demikian, sikap seseorang bukan bawaan dari lahir
melainkan terbentuk melalui perkembangan individu dan lingkungannya
atau dapat dikatakan sebagai hasil belajar. Selanjutnya Bimo Walgito
(1987 : 56) menjelaskan 2 faktor yang dapat menentukan pembentukan
dan perubahan sikap, yaitu :
a. Faktor dari diri sendiri dari dalam
Faktor dari diri sendiri yaitu mencakup hal- hal seperti taraf
iteligensi, daya kreativitas, kecepatan belajar, sikap terhadap tugas
belajar, perasaan dalam belajar, kondisi mental fisik.
b. Faktor dari luar individu
Faktor dari luar individu yaitu hal- hal atau kebiasaan-kebiasaan
yang ada di luar individu dan merupakan rangsangan untuk
membentuk dan merubah sikap.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap
merupakan aspek psikis dan mental yang membentuk pola pikir individu
itu akan berpengaruh pada setiap kegiatan dalam kehidupan sehari- hari,
baik itu di keluarga , kampus maupun masyarakat.
2. Pengertian metode mengajar
Metode secara harafiah berarti cara. Dalam pemakaian secara
umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara
melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep
secara sistematis. Menurut Syah yang mengutip pendapat Tardif (1995 :
melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian
materi pelajaran kepada siswa. Menurut Jusuf (1982 : 15-58) ragam
metode mengajar ada banyak, tetapi disini hanya akan dijelaskan lima
macam metode yang biasa digunakan oleh pengajar atau dosen di kelas
yaitu :
a. Metode Ceramah
Ceramah adalah sebuah metode mengajar yang paling klasik, tetapi
masih diakui orang di mana- mana hingga sekarang. Metode ceramah
ialah suatu cara penyampaian atau penyajian bahan pelajaran dengan
alat perantara berupa suara atau dapat pula dikatakan, suatu cara
penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Dalam hal ini guru biasanya
memberikan uraian mengenai topik tertentu di tempat tertentu dan
dengan lokasi waktu tertentu.
1) Kebaikan atau keuntungan penggunaan metode ceramah :
a) Biaya murah sekali karena media yang digunakan hanyalah
suara guru saja
b) Dapat menyajikan bahan pelajaran kepada sejumlah besar
murid dalam waktu yang sama
c) Mudah mengulangnya kembali bila diperlukan
d) Ceramah atau uraian guru yang dibawakan dengan baik dapat
menjadikan pokok pembicaraan menjadi menarik
e) Metode ceramah memberikan kesempatan, pengalaman kepada
f) Ceramah yang dipersiapkan dengan baik dan disajikan secara
sistematis dapat menghemat waktu belajar bagi murid
2) Kelemahan atau keburukan penggunaan metode ceramah :
a) Metode ceramah dapat menimbulkan verbalisme pada murid
b) Murid tidak memperoleh kesempatan berfikir melainkan hanya
mendengarkan dan mencatat saja
c) Besar sekali kemungkinan timbulnya salah paham dipihak
murid karena salah mengartikan uraian guru
d) Mendengarkan ceramah terus-menerus untuk waktu yang lama
dapat melelahkan dan membosankan murid
e) Metode ceramah memiliki kecenderungan untuk menjadikan
guru sebagai buku pelajaran
f) Murid tidak diberikan kesempatan lagi untuk berpartisipasi
dalam proses belajar
g) Metode ceramah tidak menyediakan sama sekali kesempatan
bagi murid untuk belajar dan berbuat
b. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara untuk menyampaikan atau
menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang
harus dijawab oleh murid.
1) Kebaikan atau keuntungan metode tanya jawab :
a) Pertanyaan yang membangkitkan minat sangat penting bagi
b) Pertanyaan ingatan yang meminta jawaban yang bersifat
reproduktif dapat memperkuat ingatan antara pertanyaan
dengan jawaban
c) Pertanyaan pikiran yang meminta jawaban yang harus
difikirkan, menafsirkan, menganalisa dan menarik kesimpulan,
dapat mengembangkan cara-cara berfikir logis dan sistematis
d) Pertanyaan dapat mengurangi proses lupa karena jawaban yang
diperoleh atau dikemukakan diolah dalam suasana yang serius
e) Jawaban yang salah segera dapat dikoreksi
f) Pertanyaan merangsang murid berfikir dan memusatkan
perhatian pada satu pokok perhatian
g) Pertanyaan dapat membangkitkan hasrat untuk melakukan
penyelidikan
h) Pertanyaan fakta atau problem dapat mengalahkan belajar
seperti yang dituju oleh suatu mata pelajaran
2) Keburukan atau kelemahan metode tanya jawab :
a) Murid dapat dicekam kekuatan atau panik selama tanya jawab
dilakukan
b) Tidak mungkin seluruh kelas dapat diberi giliran selama satu
jam pelajaran
c) Apabila giliran pertanyaan diberikan menurut urutan tempat
duduk, maka murid yang sudah mendapat giliran dan yang
ikut berfikir karena gilirannya masih jauh atau sudah lewat.
Jadi tidak seluruh kelas dapat ikut berpartisipasi
d) Apabila ada beberapa orang murid yang sudah tidak dapat
memberikan jawaban seperti yang diharapkan guru, maka itu
sudah berarti terbuangnya waktu yang tersedia untuk
pertanyaan-pertanyaan selanjutnya
e) Pertanyaan ingatan yang meminta jawaban yang bersifat
reproduktif dapat mengembangkan kebiasaan jawaban yang
bersifat mekanis (menjawab tanpa dipikirkan lagi) atau
jawaban yang bersifat verbalistis
f) Oleh karena jam pelajaran terbatas maka dari suatu pertanyaan
pikiranpun sukar diperoleh jawaban yang memuaskan
c. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu
ketertarikan pada satu topik atau pokok, pertanyaan atau problem di
mana para peserta diskusi dengan judul berusaha untuk mencapai atau
memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama
1) Kebaikan atau kelebihan metode diskusi :
a) Mendidik murid- murid untuk bertukar pikiran atau pendapat
b) Memberikan kesempatan kepada murid- murid untuk
c) Memberikan kesempatan kepada murid utnuk memperoleh
penjelasan-penjelasan dari berbagai sudut pandang atau
berbagai sumber data
d) Memberikan kesempatan kepada murid untuk latihan
berdiskusi di bawah asuhan guru
e) Merangsang murid untuk ikut mengemukakan pendapat
sendiri, menyetujui ataupun menentang pendapat
teman-temannya
f) Membina persaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat,
kesimpulan atau keputusan yang akan atau telah diambil
2) Keburukan atau kelemahan metode diskusi :
a) Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi
b) Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yng banyak
c) Biasanya tidak semua murid secara berani menyatakan diri
untuk ikut mengemukakan pendapat
d) Pembicaraan dalam diskusi mungkin akan didominasi oleh
murid- murid yang berani dan telah biasa berbicara
e) Banyaknya murid disuatu kelas juga akan mempengaruhi
kesempatan bagi murid untuk mengemukakan pendapatnya
d. Metode Tugas
Metode tugas adalah cara mengajar yang dicirikan oleh adanya
kegiatan perencanaan antara murid dengan guru mengenai suatu
persoalan atau problem yang harus diselesaikan atau dikuasai oleh
murid dalam jangka waktu tertentu yang disepakati bersama antara
murid dan guru.
1) Kebaikan atau kelebihan metode tugas :
a) Tugas-tugas memiliki tujuan yang jelas
b) Tugas yang disesuaikan dengan perbedaan individual
c) Karena mamahami apa yang menjadi tugasnya, maka tugas
menjadi menarik minat
d) Memberikan tugas sama dengan memberikan pengalaman
bekerja kepada murid
e) Memberikan tugas sesuai dengan pilihan murid sama dengan
mendidik murid untuk belajar bertanggung jawab
f) Hubungan antara murid dengan guru tetap terpelihara dan
bersifat dua arah
2) Kebur ukan atau kelemahan metode tugas :
a) Pemberian tugas menyebabkan indahnya kegiatan murid dari
sekolah ke rumah
b) Sulit sekali bagi guru untuk mengawasi tugas-tugas yang
c) Terlampau sulit untuk memyesuaikan tugas dengan perbedaan
individu anak
d) Persaingan tidak sehat dapat saja muncul diantara murid
dengan murid maupun kelompok dengan kelompok
e) Murid- murid yang cerdas, aktif akan maju dengan pesat dalam
pelajaran, tetapi murid- murid yang kurang akan makin
tertinggal
f) Di dalam situasi pendidikan dan sosial ekonomi di mana
perlengkapan alat-alat pengejaran sangat kurang atau sukar
diperoleh, metode tugas tidak akan dapat dilaksanakan dengan
sempurna
e. Metode Sosiodrama atau Bermain Peran
Metode sosiodrama atau bermain peran adalah suatu metode mengajar
di mana guru memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan
kegiatan memainkan peran tertentu seperti yang terdapat dalam
kehidupan masyarakat (sosial).
1) Kebaikan atau kelebihan metode sosiodrama :
a) Murid belajar atau didik untuk memecahkan suatu problem
sosial menurut pendapatnya sendiri
b) Memperkaya murid dalam berbagai pengalaman situasi sosial
c) Memperkaya pengetahuan dan pengalaman semua murid
mengenai cara menghadapi dan memecahkan suatu problem
sosial yang diperoleh dari hasil diskusi
d) Murid- murid yang meminkan peranan memperoleh kesempatan
untuk belajar mengekspresikan penghayatan mereka mengenai
suatu problem di depan orang banyak
e) Menanamkan dan memupuk keberanian untuk tampil de depan
umum atau orang banyak tanpa kehilangan keseimbangan
pribadi
f) Belajar menerima pendapat orang lain
2) Keburukan atau kelemahan metode sosiodrama:
a) Rasa malu yang timbul karena ditonton oleh orang lain dan rasa
takut dalam mengambil keputusan akan menghambat bagi
kewajaran bertingkah laku selama memainkan suatu lakon
b) Kekurangan dalam pengalaman menghadapi situasi-situasi
sosial yang berisi problem-problem dapat menimbulkan sikap
ragu-ragu dalam menentukan langkah atau tindakan atau
keputusan yang harus dilakukan
c) Keterbatasan waktu yang disediakan untuk memainkan suatu
peranan tidak akan memberikan kesempatan yang cukup
kepada para pemeran untuk menentukan langkah- langkahnya
Jadi dapat disimpulkan definisi sikap mahasiswa terhadap metode
mengajar adalah kecenderungan yang relatif menatap untuk bereaksi
dengan cara baik atau buruk terhadap cara yang berisi prosedur baku untuk
melaksanakan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran
kepada siswa.
C. Pengertian Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar adalah merupakan faktor eksternal yang
mempengaruhi belajar. Menurut Imron (1996 : 103) lingkungan belajar
meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah
tempat di mana pembelajaran tersebut belajar. Misalkan lingkungan yang
bising akan mempengaruhi seseorang dalam proses belajar, sebaliknya jika
belajar di tempat yang tenang, rapi akan membantu individu untuk
bersemangat dalam belajar. Sedangkan lingkungan sosial adalah suatu
lingkungan seseorang dalam kaitannya dengan orang lain. Misalnya saja yang
termasuk lingkungan sosial ini adalah lingkungan sebaya, lingkungan
kelompok belajar dan kelompok sepermainan. Hal ini jika seseorang berada di
lingkungan bersama dengan teman-teman yang rajin, ia akan ikut rajin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar yang berpengaruh
terhadap prestasi belajar dalam lingkungan keluarga menurut (Roestiyah,
a. Cara mendidik
Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah anak sekolah akan
menjadi siswa yang kurang bertanggung jawab dan takut menghadapi
tantangan kesulitan. Juga orang tua yang mendidik anaknya secara
keras, anak akan mengalami ketakutan.
b. Suasana keluarga
Hubungan anatara keluarga yang kurang intim menimbulkan suasana
yang kaku, tegang, kurang komunikatif di dalam keluarga. Hal ini
menyebabkan anak kurang semangat dalam belajar. Untuk itu dalam
keluarga yang menyenangkan, akrab, dan penuh kasih sayang, anak
akan termotivasi yang mendalam pada anak dalam hal belajar.
c. Pengertian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Bila anak
sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah.
Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi
pengertian dan dorongannya, membantu sedapat mungkin kesulitan
yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi gurunya untu
mengetahui perkembangan anaknya
d. Keadaaan sosial ekonomi keluarga
Anak belajar memerlukan sarana-sarana dalam menunjang belajar
yang kadang-kadang harganya mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga
yang tidak memungkinkan hal ini menjadi penghambat anak dalam
ini anak tidak akan mengalami kendala-kendala dalam belajar
sehingga anak akan dapat belajar dengan senang.
e. Latar belakang kebudayaan
Hal ini dimaksudkan adalah tingkat pendidikan dan kebiasaan di
dalam keluarga akan mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Oleh
karena itu anak perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik
supaya dapat mendorong semangat anak dalam belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa di kelas menurut
(Roestiyah, 1982:159-162) adalah sebagai berikut:
a. Interaksi guru dan murid
Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara menyeluruh akan
menyebabkan proses belajar mengajar di kelas kurang lancar. Hal ini
juga siswa akan merasa jauh dengan gurunya karena disebabkan
komunikasi guru dengan muridnya kurang baik, sehingga siswa akan
kurang berpartisipasi secara aktif dalam belajarnya.
b. Cara penyajian
Guru yang lama biasanya mengajar dengan metode ceramah saja,
sehingga siswa akan mengalami bosan, kurang simpatik, pasif,
kurang semangat. Untuk itu seorang guru harus memiliki
alternatif-alternatif yang lain yang dapat meningkatkan kegiatan belajar
mengajar dan memotivasi siswa untuk memiliki semangat belajar
sebagai berikut: guru mampu menjelaskan berbagai informasi secara
memonitoring dan mendatangi siswa, melibatkan siswa secara aktif
dalam proses belajar-mengajar di kelas.
c. Hubunga n antar murid
Hubungan antar murid sangat penting dalam mendukung kegiatan
belajar mengajar di kelas. Untuk itu diperlukan suasana kelas yang
kondusif dari antara murid supaya dapat belajar bersama-sama dan
dapat mewujudkan suasana yang tenang, tenteram dan dapat hidup
bergotong-royong dalam belajar bersama di kelas maupun diluar
kelas.
d. Media pendidikan
Siswa sangat memerlukan alat-alat yang membantu memperlancar
proses belajar mengajar di sekolah seperti buku-buku yang ada di
perpustakaan, laboratorium, OHP (Overhead Projector) dan
sebagainya. Kebanyakan sekolah-sekolah yang kurang memiliki
media pendidikan menyebabkan kualitas sekolah juga kurang
berkualitas.
e. Kurikulum
Kurikulum dalam arti luas adalah program pendidikan nasional,
program kerja sekolah, silabi untuk masing- masing bidang studi,
petunjuk pelaksanaan pengajaran dan evaluasi belajar. Pengetian
dalam arti yang lebih terbatas yaitu program kerja sekolah dan
silabus pengajaran untuk masing- masing bidang studi (Winkel
f. Waktu sekolah
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah dalam
waktu yang efektif untuk belajar sebaiknya dimulai pada pagi hari,
dimana pikiran anak masih segar dan kondisi anak masih baik. Selain
itu anak diberi jam untuk istirahat agar dapat memulihkan pikiran dan
tenaganya kembali.
g. Pelaksanaan disiplin
Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin masih kurang
sehingga mempengaruhi anak dalam belajar. Sekolah kurang memilki
rasa tanggung jawab terhadap tata tertib yang ada disekolah. Untuk
itu pihak sekolah harus mengawasi pelaksanaan peraturan-peraturan
sekolah agar ditaati oleh para siswa dan memiliki rasa disiplin yang
kuat.
h. Keadaan gedung
Sebaiknya sekolah dalam pembangunan gedung harus memenuhi
syarat-syarat sekolah yang baik seperti luas kelas yang cukup agar
dalam proses belajar mengajar di kelas nyaman.
i. Metode belajar
Banyak metode belajar yang digunakan di kelas dalam
menyampaikan materi pelajaran terhadap para siswa. Supaya
mengena dalam proses belajar- mengajar, maka metode pembelajaran
perlu dipilih dengan tepat dan bervariasi. Tidak semua metode
itu dalam proses belajar belajar- mengajar dalam kelas. Seorang guru
harus dapat menggunakan metode belajar yang tepat dan bervariatif
supaya siswa dapat belajar dengan semangat dan tidak
membosankan, dapat berperan aktif dalam proses belajar di kelas.
Metode belajar yang lazim dipakai di sekolah sebagi berikut: metode
ceramah, metode demontrasi, metode diskusi, metode kelompok,
metode studi kasus, metode permainan dan sebagainya (Davies
1987:233-247).
j. Tugas rumah
Guru memberikan tugas di rumah kepada muridnya tujuannya adalah
agar murid dapat belajar mandiri di rumah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa di lingkungan
masyarakat menurut (Roestiyah, 1982:159-162) adalah sebagai berikut:
a. Mass Media
Banyak bacaan berupa buku-buku, novel, majalah yang kurang
dipertanggungjawabkan secara pendidikan kadang-kadang membuat
anak asyik membaca buku bukan buku pelajaran sehingga anak akan
lupa tugas belajarnya. Selain itu semakin maraknya perkembangan
teknologi yang semakin modern seperti televisi, radio, internet yang
kurang menguntungkan dalam dunia pendidikan membuat anak
b. Teman bergaul
Anak memang perlu bergaul dengan anak yang lain di lingkungan
masyarakat sekitar untuk mengembangkan sosialisasinya tetapi dalam
pergaulannya perlu di jaga supaya dalam pergaulan dengan temannya
dapat membatasi dan mengontrol dengan siapa mereka bergaul
sehingga tidak mengganggu kegiatan lain.
c. Kegiatan lain
Disamping belajar dirumah anak mempunyai kegiatan-kegiatan di luar
sekolah seperti olah raga, bermain drama, kumpul bersama
teman-teman dan sebagainya. Hal itu perlu diawasi dan dibatasi agar jangan
sampai anak melupakan kewajiban untuk belajar.
d. Cara hidup lingkungan
Cara hidup bertetangga di sekitar rumah dimana anak itu tinggal, besar
pengaruhnya pada pertumbuhan anak, misalnya di lingkungan sekitar
memiliki jam belajar maka secara otomatis anak tersebut akan dapat
belajar sesuai jam belajar masyarakat. Selain itu di lingkungan yang
dapat mendukung anak rajin belajar maka anak tersebut memiliki
kesadaran untuk belajar sendiri.
Jadi dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar adalah keadaan yang
berada disekitar individu baik lingkungan kost-kostan/ rumah, lingkungan
D. Kerangka Berfikir
1. Hubungan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi
Metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk
melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian
materi pelajaran kepada siswa. Metode mengajar yang digunakan dosen
untuk menyampaikan materi perkuliahan sangat diharapkan dapat
memotivasi mahasiswa dalam belajar di kelas. Metode mengajar yang
digunakan harus sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga prestasi
belajar mahasiswa akan menjadi lebih maksimal. Metode mengajar yang
bervariasi membuat mahasiswa tidak jenuh dalam mengikuti perkuliahan
akuntansi. Metode belajar yang lazim dipakai di sekolah sebagai berikut:
metode ceramah, metode demontrasi, metode diskusi, metode kelompok,
metode studi kasus, metode permainan dan sebagainya. Sikap mahasiswa
terhadap metode mengajar dosen dapat mengubah motivasi mahasiswa
dalam belajar di kelas, karena sikap adalah kecenderungan yang relatif
menatap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau
barang tertentu. Faktor dari diri sendiri seperti taraf iteligensi, daya
kreativitas, kecepatan belajar, sikap terhadap tugas belajar, perasaan dalam
belajar, kondisi mental fisik dapat mempengaruhi mereka dalam belajar.
Mahasiswa akan bersikap cuek terhadap mata kuliah yang menggunakan
metode belajar yang monoton. Faktor dari luar individu yaitu hal- hal atau
untuk membentuk dan merubah sikap. Mahasiswa selalu bersikap
ogah-ogahan kalau dosen hanya menerangkan materi saja, mereka akan ngobrol
dengan teman sebangku atau mungkin juga tidur di kelas. Dosen
mengharapkan mahasiswanya dapat mengikuti perkuliahan dengan baik.
Mahasiswa juga akan mengikuti perkuliahan dan bisa menerima materi
dengan baik, jika dalam penyampaian materi yang menarik. Mahasiswa
tidak akan bosan, karena mahasiswa akan termotivasi dengan
penyampaian materi yang menarik.
Hipotesis : Ada hubungan antara sikap mahasiswa dengan metode
mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar
mahasiswa.
2. Hubungan antara lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi
Lingkungan belajar adalah keadaan yang berada disekitar individu baik
lingkungan kost-kostan/rumah, lingkungan kampus maupun lingkungan
masyarakat. Lingkungan belajar meliputi lingkungan fisik dan non fisik.
Lingkungan belajar baik di kampus, di masyarakat ataupun di keluarga
atau kost-kostan, sangat diharapkan dapat memotivasi mahasiswa dalam
belajar. Suasana keluarga yang berantakan, kotor, sempit dan tempat
tinggal yang tidak mendukung adalah lingkungan fisik yang membuat
mahasiswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar di rumah. Misalkan
saja tempat belajar untuk bersama, tempat belajar yang bising, dan bisa
belajar seseorang. Untuk meningkatkan motivasi belajar, seorang
mahasiswa harus mempunyai kemauan serta dukungan orang terdekat
seperti orang tua, teman dekat ataupun sahabat.
Lingkungan kampus akan menjadi tempat yang nyaman untuk belajar, hal
ini karena kampus adalah tempat untuk belajar. Seorang mahasiswa akan
merasa nyaman belajar di kampus jika suasana kampus mendukung
mereka untuk belajar di sana. Lingkungan kampus yang kotor, ramai dan
bertemu dengan teman-teman kampus bisa membuat mahasiswa tidak
termotivasi untuk belajar di kampus. Karena mereka hanya akan
mengobrol dengan teman pergaulan di kampus. Hal ini berbeda jika kita
belajar di perpustakaan, karena perpustakaan adalah tempat kedua yang
nyaman untuk belajar, namun kebayakan mahasiswa hanya akan datang ke
perpustakaan apabila mendapat tugas dan mengerjakan skripsi saja.
Lingkungan masyarakat juga sangat diharapkan dapat menambah motivasi
mahasiswa untuk belajar. Dalam hal ini masyarakat sudah menetapkan
adanya jam-jam tertentu untuk pelajar. Dengan adanya peraturan ini dapat
membantu pelajar untuk belajar pada jam-jam tersebut. Namun, jika tidak
didukung orang tua dan lingkungan seseorang tidak akan termotivasi
untuk belajar, karena mereka hanya akan belajar pada saat akan ujian saja.
Hipotesis : Ada hubungan antara lingkungan belajar mahasiswa dengan
33 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini termasuk dalam
penelitian :
1. Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang terbatas pada usaha
mengungkapkan maksud dan keadaan sebagaimana adanya hanya bersifat
sekedar mengungkapkan fakta.
2. Studi kasus, yaitu penelitian terhadap subyek tertentu dengan cara
mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan subyek penelitian dan
kesimpulan hanya berlaku pada tempat yang diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian akan dilakukan di Program Studi Pendidikan Akuntansi
Angkatan 2004 dan 2005 di Universitas Sanata Dharma.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2007
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Akuntansi 1 dan Akuntansi Keuangan Menengah 1 Universitas Sanata
Dharma.
2. Obyek Penelitian adalah sikap mahasiswa terhadap metode mengajar
dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi
belajar akuntansi.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis ciri-cirinya akan
diduga. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi
pendidikan akuntansi angkatan 2004 dan 2005 sebanyak 177 mahasiswa.
2. Sampel
Sampel adalah kelompok kecil yang kita amati (Sevilia Consuelo, 1993 :
160). Penarikan sampel menggunakan Sampling Eksidental, yaitu teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan. Menurut Consuelo rumusnya
sebagai berikut : Populasi (N)= 177, batas kesalahan yang diinginkan (Ne
Sisa responden dari mahasiswa PAK angkatan 2004 dan 2005 sebanyak
(177-165) = 12 responden. Sehingga 12 responden tersebut digunakan
untuk pengujian validitas dan kekurangannya mengambil mahasiswa PAK
angkatan 2003 sebanyak 19 responden. Dengan demikian total responden
untuk pengujian validitas dan reliabilitas = 31 responden.
E. Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah obyek penelitian yang bervariasi atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini ada 3
variabel yaitu variabel bebas (Independen Variabel), yang meliputi sikap
mahasiswa terhadap metode mengajar dosen (X1) dan lingkungan belajar
mahasiswa (X2). Variabel terikat (Dependent Variabel) adalah motivasi
berprestasi belajar akuntansi (Y).
2. Pengukuran Variabel
a. Sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen
Pengukuran variabel sikap mahasiswa terhadap metode mengajar
dosen menggunakan pernyataan yaitu Sangat Senang (SS), Senang (S),
Beriku kisi-kisi kuesioner untuk variabel metode mengajar dosen :
Tabel 3.1
Operasional Variabel Sikap Mahasiswa terhadap Metode Mengajar dosen
No Indikator Item Positif Item Negatif
1 Metode Ceramah 1
Masing- masing pernyataan selanjutnya dinyatakan dalam 4 skala
pendapat sebagai berikut :
Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif Sangat Senang
b. Lingkungan belajar mahasiswa
Pengukuran variabel kondisi lingkungan belajar mahasiswa dalam
penelitian ini meliputi lingkungan masyarakat, lingkungan keluarga
Beriku kisi-kisi kuesioner untuk variabel metode mengajar dosen :
Tabel 3.2
Operasional Variabel Lingkungan Belajar Mahasiswa
No Indikator Uraian No Item.
a. Cara orang tua mendidik
b. Suasana keluarga
c. Pengertian orang tua
d. Tempat belajar
a. Interaksi mahasiswa dengan
mahasiswa
b. Hubungan antara dosen
dengan mahasiswa
c. Keadaan kampus
a. Mass media
b. Teman bergaul
c. Lingkungan di masyarakat
2
c. Motivasi berprestasi belajar akuntansi
Pengukuran variabel motivasi berprestasi belajar akuntansi
menggunakan pernyataan Selalu, Sering, Terkadang dan Tidak Pernah.
Tabel 3.3
Operasional Variabel Motivasi Berprestasi Belajar Akuntansi
No Indikator Item Positif Item Negatif
1 Motivasi dengan sikap
mahasiswa terhadap metode
mengajar akuntansi
2,3,8,12 14
2 Motivasi dengan lingkungan
belajar mahasiswa
5,7,15 6
Masing- masing pertanyaan selanjutnya dinyatakan dalam 4 skala
pendapat sebagai berikut :
Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif Selalu
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner
Kuesioner adalah merupakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan
kepada responden untuk diisi sesuai dengan keadaan responden
(Suharsimi, 2006 : 151). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data
tentang sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dan lingkungan
belajar mehasiswa terhadap prestasi belajar akuntansi.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan data yang berdasarkan pada catatan tentang suatu
subyek yang dilakukan individu/lembaga (Suharsimi, 2006 : 158). Metode
ini diperlukan untuk mendapatkan data-data untuk melengkapi data-data
G. Uji Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini akan digunakan 3 macam kuesioner yang
mencakup sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dan lingkungan
belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntans i. Untuk
memastikan bahwa item- item kuesioner sahih dan handal, maka akan
dilakukan di luar mahasiswa yang menjadi sampel penelitian ini.
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu
mengukur apa yang ingin diukur (Masri Singarimbun, 1989 : 124). Dalam
penelelitian ini pengujian validitas menggunakan rumus r Product
Moment. Pengujian validitas yang akan diuji hanya dibatasi pada
penyusunan skala sikap dengan rumus sebagai berkut :
rxy =
( )( )
rxy = koefisien korelasi antara X dan Y
ΣX = jumlah skor X
ΣY = jumlah skor Y
ΣXY = jumlah hasil kali antara X dan Y N = banyaknya sampel yang diuji
ΣX2 = jumlah kuadrat nilai X
ΣY2 = jumlah kuadrat nilai Y
Untuk mengetahui apakah instrumen penelitian tersebut valid atau tidak,
maka ketentuannya sebagai berikut :
a. Jika rhitung > rtabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen
b. Jika rhitung < rtabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen
penelitian dikatakan tidak valid.
Hasil pengujian validitas dengan komputasi melalui program SPSS 11.5.
Dari hasil korelasi product moment tidak menemukan butir pertanyaan
yang memiliki koefisien korelasi lebih kecil dari nilai r tabel sebesar 0,367
(df=29,α=5%) pada kelompok pertanyaan sikap mahasiswa terhadap
metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan
motivasi berprestasi belajar akuntansi, sehingga semua butir pertanyaan
dalam kuesioner dinyatakan valid.
Tabel 3.4
2. Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana
suatu alat pengukur. Uji reliabilitas menggunakan sistem konsistensi
internal belah dua dengan rumus Alpha Cronbach. Pengujian reliabilitas
didasarkan pada rumus Alpha Cronbach. Dengan rumus sebagai berikut
(Sugiyono, 2000 : 282) :
K ∑σb2 r11 = 1 - (k – 1) σ12 Dimana :
K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
r11 = koefisien reliabilitas
∑σb2 = jumlah varian butir
σ12 = varian total
Reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik
Alpha Cronbach. Jika koefisien alpha > dari rtabel dengan taraf signifikan
5%, maka instrumen penelitian tersebut reliabel (dapat dipercaya).
Sebaliknya alpha < dari rtabel dengan taraf signifikan 5%, maka instrumen
penelitian tersebut reliabel.
Hasil pengujian reliabilitas mendapatkan koefisien alpha sebesar
0.8524 pada koesioner sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen,
sebesar 0.8149 pada koesioner lingkungan belajar mahasiswa, dan sebesar
0.8428 pada koesioner motivasi berprestasi belajar akuntansi. Ketiganya
memiliki koefisien alpha lebih dari r tabel sebesar 0.367 (df=29,α=5%)
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen No Variabel Koefisien
Alpha
r- tabel
(df=29,α=5%)
Ket
1 Sikap Mahasiswa 0.8524 0.367 Reliabel
2 Lingkungan Belajar 0.8149 0.367 Reliabel
3 Motivasi Berprestasi 0.8428 0.367 Reliabel
H. Teknik Analisis Data 1. Deskripsi Data
Untuk mendeskripsikan sikap mahasiswa terhadap metode
mengajar dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi
berprestasi belajar akuntansi yang menggunakan pengujian statistik
deskriptif (Sugiyono, 1991).
2. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Apabila data yang tidak terjaring
berdistribusi normal, maka analisis untuk menguji hipotesis dapat
dilakukan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana bahwa asumsi
normalitas perlu dicek kebenarannya agar langkah- langkah selanjutnya
dapat dipertanggungjawabkan (Sudjana, 1996 : 291). Dalam uji normalitas
ini digunakan rumus Kolmogorov Smirnov yaitu pengujian yang
metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan
motivasi berprestasi belajar akuntansi:
D = maksimum Fo
(
X −Sn( )
X)
Keterangan:
D : Deviasi maksimum
Fo(X) : Fungsi distribusi kumulatif yang ditentukan
Sn(X) : Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Uji ini dapat menggunakan ketentuan sebagai berikut:
- Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi populasi normal.
- Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi populasi tidak normal.
Jika nilai αhitung untuk tiap-tiap variabel penelitian ini dibawah
α=0.05 maka distribusi data tersebut adalah tidak normal. Jika
masing-masing variabel mempunyai nilai di atas 0.05 maka dapat disimpulkan
bahwa variabel penelitian berdistribusi normal.
3. Uji Hipotesis
Analisis korelasi rank dari Spearman atau korelasi tata jenjeng,
digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sekaligus terkait
dengan hipotesisi pertama dan kedua. Penulis menggunakan teknik
koefisien korelasi rank dari spearman (Arikunto, 2006 : 278) dengan
rumus sebagai berikut :
Keterangan :
di : perbedaan dalam rank yang diberikan kepada 2 karakteristik yang
berbeda dari individu atau fenomena ke i
n : banyaknya individu/fenomena yang diberi rank
Rumusan hipotesisnya :
Ho : tidak ada hubungan antara (korelasi) antara variabel X dan
variabel Y atau angka korelasi 0
Ha : ada hubungan antara (korelasi) antara variabel X dan
variabel Y atau angka korelasi 0
Uji korelasi tata jenjang ini menggunakan SPSS 11.5. Arah korelasi
dinyatakan dalam tanda + (plus) dan – (minus). Tanda + menurunkan
adanya korelasi sejajar searah dan tanda – menunjukan korelasi sejajar
berlawanan arah (Arikunto, 2006 : 279).
Korelasi + : ”makin tinggi nilai X, makin tinggi nilai Y” atau
”kenaikan nilai X diikuti kenaikan nilai Y”
Korelasi - : ”makin tinggi nilai X, makin rendah nilai Y” atau
”kenaikan nilai X diikuti penurunan nilai Y”
Ada tidaknya korelasi, dinyatakan dalam rangka angka pada indeks.
Betapapun kecilnya indeks korelasi, dapat diartikan bahwa antara kedua
variabel yang dikorelasikan, terdapat adanya korelasi. Makin besar angka
dalam indeks korelasi, semakin tinggi korelasi kedua variabel yang
Dengan anggapan bahwa koefisien korelasi rank sebenarnya s (= Rho s),
akan sebesar nol dengan tingkat signifikansi 5%, dapat diuji dengan
membandingkan angka probabilitas yang didapat dari hasil komputasi
dengan taraf signifikansi. Apabila angka probabilitas signifikan dibawah
0.05, maka Ho ditolak atau sebenarnya ada hubungan antara variabel X
46 BAB IV
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
A. Dari PTG ke Universitas
Pada tahun 1955 didirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG)
Sanata Dharma dan mulai bulan November 1958 pemerintah mengubah nama
PTPG Sanata Dharma menjadi FKIP dengan alasan PTPG bukanlah nama
suatu instansi perguruan tinggi. Berkaitan dengan hal itu, nama PTPG Sanata
Dharma berganti menjadi FKIP Sanata Dharma. Namun muncul persoalan “
mana Universitasnya? ”, guna mengatasi persoalan itu muncul gagasan untuk
membentuk Universitas Katolik Indonesia demi “ melindungi ” FKIP Sanata
Dharma. Namun universitas tersebut tidak berwujud dan FKIP Sanata Dharma
tetap berjalan.
Antara tahun 1960-1966 bidang pendidikan ditangani oleh dua
kementerian, yaitu Kementerian Pendidikan Dasar dan Kebudayaan (P&K)
serta Kementerian Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) dan FKIP
berada di bawah PTIP. Setelah itu P&K mendir ikan Institut Pendidikan Guru
(IPG) sehingga terjadilah dua lisme. Guna mengatasi hal tersebut Presiden
Suekarno membentuk FKIP yang merupakan gabungan dari FKIP dan IPG.
Dengan demikian mulai tanggal 1 September 1965, berdasarkan SK No.
237/bswt/u/1965, FKIP Sanata Dharma mengganti nama FKIP Sanata