SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen, Universitas Sanata Dharma
Oleh :
Monika Ike Dwi Fatmawati NIM : 062214062
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
Ketika aku menangis begitu lama dan hatiku sangat menderita Tuhan sudah menghitung air mataku
Ketika aku merasa sudah tidak mampu bertahan lagi dan waktu semakin melewatiku begitu saja
Tuhan sebenarnya sudah menungguku
Ketika aku merasa kesepian dan teman-temanku terlalu sibuk Tuhan ada disisi ku
Ketika aku berfikir aku sudah mencoba segalanya dan tidak tahu kemana harus berpaling
Tuhan mempunyai jalan keluar
Ketika segalanya tidak masuk diakal dan saat aku bingung Tuhan sesalu mempunyai jawabannya
Ketika hidupku tiba-tiba menjadi cerah dan aku menemukan banyak harapan
Tuhan berbisik kepadaku
Ketika sesuatu yang menggembirakan terjadi padaku Tuhan sudah tersenyum padaku
Ketika aku mempunyai tujuan untuk dilaksanakan dan impian untuk dicapai
Tuhan sudah membuka mataku dan memanggil namaku
Aku INGAT, bahwa dimanapun aku berada dan dalam keadaan apaapun “Tuhan Tahu dan Selalu Menyertaiku”
v
Ku persembahkan karya sederhana ini:
Kepada’MU Tuhan Yesus sang juru selamat yang selalu setia
mendampingi serta menyelenggarakan seluruh perjalanan hidupku
melalui perantara kebaikan dan perhatian banyak pribadi
disekelilingku sehingga aku merasa bahwa hidupku berarti
Untuk babe’quw tercinta, dengan penuh kesabaran, kerja keras dan
kesederhanaannya beliau selalu membimbingku dengan harapan aku
memiliki bekal dalam menjalani hidupku dimasa datang.
“My mom”, yang selalu mengaliri ku dengan doa-doa yang
tulus.
Untuk kakak (Agnes Juandri) dan adik (Anggela Merici Trisyana)
atas kasih sayang dan dukungan yang selama ini diberikan.
viii
Studi Kasus pada Mahasiswa/i Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (Kampus 1 Mrican)
Monika Ike Dwi Fatmawati
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan-alasan konsumen dalam melakukan pembelian produk fashion secara online. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i Universitas Sanata Dharma yang sudah melakukan pembelian produk fashion secara online. Sampel yang diteliti sebanyak 100 orang dan teknik sampling yang digunakan Accidental sampling. Uji Validitas menggunakan teknik
Korelasi Product Moment dan Uji Reliabilitas menggunakan rumus Cronbach
Alpha. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Analisis Persentase untuk mengetahui identitas responden, 2) Analisis Cochran Q-Test untuk mengetahui alasan-alasan konsumen melakukan pembelian produk fashion secara online.
ix
A case study of Sanata Dharma University studens Yogyakarta (Campus 1 Mrican)
Monika Ike Dwi Fatmawati Sanata Dharma University
Yogyakarta 2010
The purpose of the study was to find out the reasons why the customer purchase fashion product online. The population in the study were the students of Sanata Dharma University who has been bought fashion product by online. Samping in the study was 100 respondent and sampling technique used is accidental sampling. Validity test used was correlation product moment techniqueand reability test used cronbach alpha formula. Data analysis technique in the study is 1). Percentage analysis to find out respondent identity, 2).Cochran Q Test analysis to find out customers reasons purchasefashion product online.
x
anugerah, berkat, rahmat, dan kasih-Nya yang begitu besar sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ekonomi, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya motivasi, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan selesai tepat pada waktunya. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. YP Supardiyono.,Akt., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.Bapak Drs. Venantius Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A. selaku Kepala Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
xi
5. Segenap staf dan karyawan sekretariat Fakultas Ekonomi yang telah banyak memberikan bantuan dalam pengurusan segala sesuatu tentang perkuliahan
6. Perpustakan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menyediakan fasilitas buku-buku sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Pengelola Pojok BEJ Universitas Sanata Dharma yang telah membantu penulis mendapatkan referensi yang relevan dengan skripsi ini.
8.Untuk Orang Tuaku, khususnya “babe” terima kasih atas cinta, kasih sayang, doa, dorongan, pengharapan dan semua hal yang telah diberikan kepada penulis selama masa studi sehingga terselesaikan skripsi ini.
9. Untuk keluarga di Bantul “Ebes, Emes, Bundo dan mb Shan”, terima kasih sudah menjadi keluarga keduaku selama aku di jogja.
10.Untuk Ucew’tuw, makase banyak muntik untuk kesabaran dan kedewasaan ucew menghadapi aku, makase juga untuk semua bantuan, doa dan support yang selalu menyemangati aku . (Ceped Nyusul ea muntik jangan terlalu betah ngampus,,tar keburu umur’na abis di’makan waktu kuliah,,hihihi,,ciayo lig, luph piu)
xii
13. Sabahat-sahabat seperjuangan masa kuliah (Manajemen 2006): Tantri, tista, lida, zie, jeng’Tata, Putri, Paul, Nining, Asta, vita, terima kasih untuk pertemanan kita, kalian semua telah memberikan kenangan terindah dalam setiap sudut campus kita,,,ahahahahaahaa,,”ALAY”
14. Teman-teman sepermaian: Nunu, Valent, cemund,,”bersama kalian adalah hal yang sangat menyenangkan, ga ada kalian ga RAME.
15. Teman seperjuangan selama bimbingan “Ine”, makasih yah bug uda jadi temen sekaligus guru yang BAEG selama kita ngerjain skripsi bareng, “akhir’na kita BISA”.
16. Temen-temen KKP: Mpok Nori, Bang Roni, Dicky, it’s very nice to know you all”
17. Patner kerja ku : Mb Etiq dan Tantri ,terimakasih sudah jadi sabahat yang baeg banged “keep our stronger friendship yew”
18. Anak-anak cost Gatotkaca 3D, terima kasih untuk kebersamaan kita selama ini.
xiv
Halaman Pengesahan ... iii
Halaman motto ... iv
Halaman persembahan ... v
Pernyataan keaslian karya ... vi
Lembar Pernyataan Persetujuan ... vii
Abstrak ... viii
D. Tujuan Penelitian... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
A.3 Pengertian Manajemen Pemasaran. ... 13
B. Perilaku Konsumen ... 13
B.1 Pengertian Perilaku Konsumen... 13
B.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen ... 14
xv
E. Definisi Operasional Variabel ... 38
F. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 39
G. Sumber Data ... 40
I. Teknik Pengumpulan Data ... 40
J. Teknik Pengukuran Data ... 41
K. Teknik Pengujian Instrumen ... 42
L. Teknik Analisis Data ... 44
BAB IV GAMBARAN UMUM ... 46
A. Gambaran Umum Belanja Online ... 46
A.1 Sejarah Belanja Online ... 46
A.2 Perkembangan Belanja Online di Indonesia ... 47
A.3 Media Belanja Online di Indonesia. ... 47
A.3 Keuntungan dan Kelemahan Belanja Online. ... 49
B. Wilayah Penelitian ... 50
B.1 Sejarah Universitas Sanata Dharma... 50
B.2 Visi dan Misi Universitas Sanata Dharma ... 54
B.3 Tujuan Pendidikan Universitas Sanata Dharma ... 55
B.4. Fakultas dan Program Studi Universitas Sanata Dharma. 55 B.4. Nama-nama Rektor Universitas Sanata Dharma. ... 56
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 57
A. Deskripsi Data ... 57
xvi
C. keterbatasan Penelitian ... 80
DAFTAR PUSTAKA
xvii
TABEL V.I ... 58
TABEL V.2 ... 58
TABEL V.3 ... 60
TABEL V.4 ... 60
TABEL V.5 ... 62
xviii
2. LAMPIRAN DATA REKAPITULASI ... 87
3. LAMPIRAN ANALISIS VALIDITAS ... 90
4. LAMPIRAN ANALISIS REABILITAS ... 91
5. LAMPIRAN CHOCHRAN Q-TEST... 92
1
A. Latar belakang masalah
Kota Yogyakarta yang telah menyandang nama sebagai ”Kota Pelajar”
ternyata banyak membawa dampak dalam berbagai segi selain dari segi
pendidikan itu sendiri, diantaranya adalah dari segi seni bahkan yang
tidak kalah ramai dan menariknya adalah dari segi bisnis. Bisnis yang
berkembang tentunya juga sangat luas dan sangat beragam dan salah satu
dari sekian banyak bisnis yang terlihat tak pernah redup adalah bisnis
dalam bidang fashion (dalam hal ini adalah pakaian beserta asesorisnya).
Usaha fashion di Yogyakarta sendiri sampai dengan saat ini telah
menunjukan perkembangan yang cukup pesat dan relatif signifikan,
terbukti jika kita lihat secara kasat mata di berbagai tempat, mulai dari
tempat yang dianggap sebagai lahan basah (strategis) sampai di
sudut-sudut kota sekalipun berdiri toko-toko yang menjual berbagai macam
kebutuhan fashion.
Ketika berbicara mengenai fashion tentu asosiasi pertama yang muncul
adalah remaja, karena fashion sendiri memang sangat identik dengan
kehidupan para remaja, apalagi di kota besar seperti Yogyakarta ini, yang
sebenarnya sangat tidak dapat disangkal bahwa kehidupan anak-anak dan
Kaum remaja sebagai barisan terdepan pengkonsumsi segala hal yang
berhubungan dengan dunia fashion telah menempatkan fashion itu sendiri
sebagai gaya hidup (lifestyle) utama dan dianggap memiliki nilai tambah
tersendiri dan diharapkan mampu mengangkat status diri mereka sebagai
anak muda yang mengikuti perkembangan zaman (up to date).
Dari sisi pandang yang lain, yaitu dilihat dari sisi pengembang bisnis,
fenomena tersebut dilihat sebagai suatu celah yang sangat menguntungkan
dan merupakan strong point untuk semakin terus memacu usahanya.
Fenomena yang lain lagi adalah bahwa di era informasi seperti saat ini
hampir semua segi kehidupan telah banyak mengalami pergeseran yang
cukup mendasar dimana pergesaran itu dipacu oleh pertumbuhan teknologi
informasi dan telekomunikasi yang sangat cepat yang melahirkan dunia
maya yang tanpa batas. Faktor perkembangan dalam hal teknologi
informasi ini juga dianggap celah yang dapat memberikan manfaat yang
sangat besar bagi para pelaku bisnis fashion untuk dapat semakin
melebarkan sayapnya yaitu melalui arus informasi yang sangat cepat
tersebut diharapkan bisnis dapat berjalan semakin efisien dan efektif.
Faktor utama pendukung kecepatan arus informasi itu sendiri adalah
melalui dunia jejaring maya yang disebut Internet (Interconnection
Networking).
Di Indonesia pada umumnya dan secara khusus di kota Yogyakarta
memakai dan menggunakan Internet sudah bukan merupakan suatu hal
menjadi sahabat bagi setiap orang, karena melalui teknologi ini kita bisa
mendapatkan berbagai macam informasi yang dibutuhkan. Dengan adanya
teknologi internet yang merupakan salah satu produk dari kemajuan
telekomunikasi dan teknologi informasi, sangat memungkinkan pula bagi
para pelaku bisnis memiliki media baru dalam pemasaran. Manfaat
internet sebagai media pemasaran yaitu efisiensi waktu dan biaya, dapat
menjangkau pelanggan bahkan hingga di seluruh belahan dunia,
pelanggan tidak perlu mendatangi pemasar secara fisik, homepage data
dapat mewakili peragaan produk, dapat membangun hubungan dengan
pelanggan orang per orang, dapat menampilkan informasi berupa teks,
grafik, suara, image dan pesan pemasaran dapat dinikmati konsumen lebih
lama yang bersifat memberitahu, mengingatkan, membujuk, selain itu
pemasar juga dapat melihat keunggulan produk pesaing (Basu Swastha
Dhamaseta, Seminar Internet Marketing).
Jika ditelusuri lebih detail lagi sebenarnya kemajuan teknologi
internet tidak hanya dapat digunakan sebatas untuk mencari informasi,
mengunduh data (download) dan mengirim e-mail/electronic mail (surat
elektronik) saja, tapi lebih dari itu saat ini banyak digunakan sebagai
sarana berbelanja/jual-beli produk. Hal inilah yang kemudian dijadikan
peluang besar oleh banyak perusahaan, termasuk di dalamnya
perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang fashion ini untuk mencoba
Pemasaran produk secara online ini secara mudah adalah transaksi
penjualan dan pembelian dilakukan melalui sebuah komputer yang
tersambung dengan jaringan internet yang kemudian disebut sebagai
Internet Marketing. Internet marketing merupakan penggunaan media
internet untuk mencapai tujuan marketing dan mendukung konsep
marketing modern. Dalam prakteknya, internet marketing terkait dengan
penggunaan website, promosi online pada mesin pencari (search engine),
iklan banner website, email langsung, link dan semua aktivitas untuk
mendapatkan dan membina hubungan dengan konsumen.
Transaksi/belanja produk secara online dijadikan sebagai
pertimbangan dalam melakukan pembelian produk karena bagi sebagian
besar kalangan sistem belanja online ini dianggap mampu memberikan
kemudahan untuk melakukan transaksi jual-beli. Selain itu, hal ini dapat
memacu konsumen untuk selalu menginginkan produk yang benar-benar
terbaik bagi mereka, sehingga sebelum melakukan pembelian mereka
selalu mempertimbangkan berbagai alasan supaya nantinya keputusan
yang diambil tidak salah dan benar-benar memuaskan.
Disamping itu tentunya masih ada berbagai macam alasan konsumen
untuk lebih memilih belanja secara online dibandingkan harus melakukan
pembelian secara langsung (saling bertemu fisik). Melihat fenomena yang
ada seperti terpapar di atas oleh sebab itu penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai konsumen yang merupakan salah satu dasar dalam
alasan konsumen melakukan pembelian produk fashion secara online,
Untuk itu peneliti mengambil judul “ALASAN-ALASAN PEMBELIAN
PRODUK FASHION SECARA ONLINE: Studi kasus pada
mahasiswa-mahasiswi Universitas Sanata Dharma (Kampus I
Mrican)”.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat diambil suatu
rumusan permasalahan yaitu:
1. Apa saja yang menjadi alasan konsumen melakukan pembelian produk
fashion secara online ?
C. Batasan masalah
Berdasarkan ruang lingkup permasalahan penulis memberi batasan
agar pembahasan lebih realistis dan sesuai dengan permasalahan yang
diutarakan.
Objek penelitian penulis batasi sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan di Kampus 1 Mrican Universitas Sanata Dharma
2. Konsumen
Konsumen yang dipilih oleh peneliti sebagai responden adalah
mahasiswa/mahasiswi Universitas Sanata Dharma (Kampus I Mrican)
3. Alasan pembelian online
Banyak yang menjadi alasan seseorang memilih melakukan pembelian
secara online. Tetapi dalam penelitian ini sudah ditentukan beberapa
alasan sebagai berikut:
(1). Situs yang menarik
(2). Kemudahan dalam transaksi
(3). Kemudahan konsumen dalam mengakses
(4). Ketepatan waktu pengiriman barang
(5). Harga yang terjangkau
(6). Praktis
(7). Sebagai sarana pergaulan
(8). Hanya karena coba-coba
(9). Sesuai gaya hidup
(10). Mengikuti mode
(11). Memperluas relasi sosial
(12). Kualitas produk
(13). Jenis produk yang beragam
(14). Keamanan system pembayaran
(15). Karena tidak sempat berbelanja langsung
D.Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui alasan-alasan
E. Manfaat penelitian
Dalam penelitian ini penulis berharap bahwa penelitian ini dapat
bermanfaat bagi:
1. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
masukan bagi para pemasar/ bidang yang bergerak dalam bidang
belanja online untuk mempertegas semakin pentingnya situs yang
menarik, kemudahan konsumen dalam mengakses, kemudahan
dalam transaksi, keamanan sistem pembayaran, ketepatan waktu
pengiriman barang, harga yang terjangkau dll, yang merupakan
alasan-alasan konsumen untuk melakukan pembelian produk
secara online.
Membangun hubungan dengan konsumen sangatlah penting
sehingga tercipta keuntungan jangka panjang. Hubungan yang
baik akan membentuk persepsi yang baik terhadap nilai produk,
sikap dan kepercayaan konsumen. Diharapkan juga perusahaan
dapat memahami dengan lebih baik konsumen mereka,
mengkomunikasikan pesan mereka kepada konsumen secara lebih
efektif dan menyediakan pelayanan baru yang dapat memenuhi
2. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi
kepustakaan dan sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih
lanjut.
3. Peneliti
Penelitian ini dimaksudkan untuk menerapkan teori-teori
yang telah dipelajari ke dalam praktek sehingga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan.
F. Sistematika penelitian
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah
penelitian dan konsep yang mendasari perumusan masalah.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang jenis penelitian, subyek dan obyek
penelitian, tempat dan waktu penelitian, variabel penelitian, jenis data,
teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik pengujian
BAB IV GAMBARAN UMUM PRODUK DAN WILAYAH
PENELITIAN.
Bab ini berisikan tentang penjelasan secara singkat mengenai
gambaran umum produk dan wilayah penelitian
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang hasil penelitian disertai dengan analisis
data sesuai dengan tujuan penelitian.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan
penelitian dan saran berdasarkan hasil penelitian.
10 A. Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan faktor yang paling penting bagi perusahaan
dalam era persaingan saat ini. Kegiatan pemasaran yang baik dan tepat
sasaran akan membantu perusahaan untuk menghadapi persaingan.
Sehingga perusahaan mampu berkembang dan produk yang dihasilkan
dapat diterima oleh konsumen.
Untuk mencapai semua itu perlu adanya interaksi antara penjual
dan pembeli sehingga menimbulkan transaksi yang mungkin terjadi.
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau
organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan dan pertukarkan nilai dengan orang lain. (Kotler dan
Armstrong, 2008:6). Sedangkan menurut The American Marketing
Association (dikutip dalam Swastha , 2002:7), pemasaran adalah suatu
kegiatan usaha yang mengarahkan aliran barang dan jasa dari produsen
kepada konsumen atau pemakai. Dari pengertian tersebut pemasaran
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui
proses sosial dan manajerial dengan kegiatan menciptakan, menawarkan
dan menukarkan produk yang nilainya sama. Pemasaran juga
Dimana konsumen perlu dipuaskan melalui kegiatan-kegiatan yang
saling berhubungan sebagai suatu sistem sehingga harus dikoordinasikan
dan dikelola dengan cara yang baik.
2. Pengertian Konsep Pemasaran
Menurut Swastha (2002:17), konsep pemasaran adalah sebuah
falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen
merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup
perusahaan. Sedangkan konsep pemasaran menurut Kotler dan
Armstrong (2001:23) menyatakan bahwa tujuan organisasi tergantung
pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasar dan
memberikan kepuasan yang diinginkan dengan lebih baik dari pada
pesaing . Dengan demikian terlihat jelas bahwa tujuan konsep pemasaran
ini adalah untuk memuaskan konsumen.
Dalam konsep pemasaran, ada tiga unsur yang mendasar
(Swastha,2002:18-21) yaitu :
1. Orientasi pada konsumen
Perusahaan yang ingin memenuhi kepuasan konsumen harus
memperhatikan langkah – langkah sebagai berikut:
a. Menentukan kebutuhan pokok (basic need) dari pembeli yang
akan dilayani dan dipenuhi.
b. Menentukan kelompok pembeli sebagai sasaran dalam penjualan.
d. Mengadakan penelitian terhadap konsumen untuk mengukur,
menilai, dan menafsirkan keinginan, sifat dan perilaku konsumen.
e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik apakah
menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang rendah atau
model yang menarik.
2. Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan
Untuk memberikan kepuasan konsumen secara optimal, semua
elemen-elemen pemasaran yang ada harus dikoordinasikan dan
diintegrasikan. Di samping itu, juga harus dihindari adanya
pertentangan di dalam perusahaan maupun antara perusahaan dengan
pasarnya, sehingga setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan
turut berkecimpung dalam suatu usaha yang terkoordinir untuk
memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat
direalisir.
3. Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen
Tujuan menggunakan konsep pemasaran ini adalah untuk
memperbaiki hubungan konsumen karena hubungan yang lebih baik
sangat menguntungkan bagi perusahaan, dan dapat meningkatkan
laba. Salah satu tujuan semua perusahaan pada umumnya adalah
mengoptimalkan laba. Dengan laba ini, perusahaan dapat tumbuh
dan berkembang, dapat menggunakan kemampuan yang lebih besar,
dapat memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar pada konsumen
3. Pengertian Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong (2001:8), manajemen pemasaran
adalah analisis, implementasi, dan pengendalian dari program-program
yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara
pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk
mencapai tujuan perusahaan. Dari definisi dapat disimpulkan bahwa
manajemen pemasaran adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan
manusia baik individu maupun kelompok dengan berusaha untuk
memuaskannya.
B. Perilaku Konsumen
1. Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Swastha dan Handoko (2000:10), perilaku konsumen
adalah kegiatan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa jasa termasuk
di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan
penentuan kegiatan tersebut. Sedangkan menurut Engel (1992:3),
perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan
produk dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Berdasarkan kedua pengertian tersebut ada dua hal penting dalam
perilaku konsumen yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik
yang melibatkan individu dalam penilaian, Menurut Swastha dan
Handoko (2000:17), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen adalah:
a. Faktor-faktor Ekstern
Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh berbagai lapisan
masyarakat dimana ia dilahirkan dan dibesarkan. Hal ini berarti
bahwa konsumen yang berasal dari lapisan masyarakat atau
lingkungan yang berbeda akan mempunyai penilaian, kebutuhan,
pendapat, sikap dan selera yang berbeda-beda terhadap harga jual
suatu produk, kualitas dan jenis produk.. Faktor-faktor ekstern
tersebut antara lain.
1. Kebudayaan
Menurut Mowen (dikutip dalam Sutisna, 2000: 223) budaya
adalah seperangkat pola perilaku yang secara sosial dialirkan
secara simbolis melalui bahasa dan cara-cara lain pada anggota
dan masyarakat tertentu. Dan definisi tersebut menunjukkan
bahwa perilaku manusia ternyata sangat ditentukan oleh
kebudayaan yang melingkupinya. Namun, pengaruh budaya
perkembangan jaman dari masyarakat tersebut. Perilaku
konsumen yang ditentukan oleh kebudayaan ini tercermin dari
cara hidup, kebiasaan dan tradisi dalam permintaan terlebih pada
harga jual, kualitas produk, praktis, dan jenis produk yang
beragam.
Masing-masing budaya terdiri dan sub-budaya yang lebih
kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi
khusus bagi anggota-anggotanya. Sub-budaya terdiri dari
kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis.
2. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif
homogen dan permanen, yang tersusun secara hirarki dan yang
anggotanya menganut nilai-nilai, amanat dan perilaku yang
serupa (Kotler, 2000:186). Sebagai contoh dengan adanya nasib
sosial yang berbeda diantara individu akan menimbulkan suatu
perasaan tertentu terhadap produk.
Setiap kelas sosial mempunyai karakteristik tersendiri, oleh
karena itu mempunyai cara hidup yang tertentu pula. Kelas sosial
menunjukkan adanya kelompok-kelompok yang secara umum
mempunyai perbedaan dalam hal gaya hidup dan kecenderungan
konsumsi. Kelas sosial ini bisa ditunjukkan oleh perbedaan gaya
hidup yang terjadi pada populasi penduduk, karena setiap
lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan
sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu, tetapi ada
pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan
bersama.
3. Kelompok Sosial dan Referensi
Kelompok-kelompok sosial adalah kekuatan sosial yang
menjadi tempat individu - individu berinteraksi satu sama lain,
karena adanya hubungan diantara mereka (Swastha dan Handoko,
2000:66).
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok
sosial dan referensi mempengaruhi perilaku seseorang dan dapat
dijadikan pedoman oleh konsumen dalam melakukan keputusan
pembelian terhadap suatu produk fashion secara online dari faktor
harga jual, kualitas produk, kemudahan transaksi, kemudahan
mengakses, praktis, dan jenis produk yang beragam.
4. Keluarga
Para anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat
terhadap perilaku pembelian. Anggota keluarga mempunyai
peranan yang berbeda-beda dalam menentukan macam barang
yang akan dibelinya, sesuai dengan selera serta keinginannya.
Oleh karena itu, manajer pemasaran perlu mengetahui hal
− siapa yang mempengaruhi keputusan untuk membeli produk fashion secara online
− siapa yang membuat keputusan untuk membeli produk fashion secara online
− siapa yang melakukan pembelian produk fashion secara online
− siapa pembeli produk fashion secara online
Keempat hal tersebut dapat dilakukan oleh orang yang
berbeda, atau dapat pula dilakukan oleh satu atau beberapa orang.
Suatu saat seorang anggota keluarga dapat berfungsi sebagai
pengambil keputusan, tetapi pada saat yang berlainan ia dapat
berbuat sebagai pembelinya.
b. Faktor-faktor Intern
Faktor-faktor intern menyangkut psikologis pribadi seseorang
yang pengaruhnya sangat besar terhadap perilaku konsumen dalam
melakukan pembelian produk fashion secara online. Faktor-faktor
intern tersebut antara lain:
1. Motivasi
Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada setiap
waktu tertentu. Kebutuhan berasal dari keadaan psikologis
mengenai ketegangan seperti kebutuhan akan pengakuan,
penghargaan, atau rasa kepemilikan. Suatu kebutuhan
yang cukup. Suatu motif (dorongan) adalah suatu kebutuhan
yang cukup untuk mendorong seseorang untuk bertindak
memuaskan kebutuhan tersebut sehingga mengurangi rasa
ketegangannya.
2. Persepsi
Persepsi dapat dirumuskan dalam arti sebagai proses
seorang individu memilih, mengorganisasi, dan menafsirkan
masukan-masukan informasi untuk menciptakan sebuah
gambar yang bermakna tentang dunia (Kotler, 1994:248).
Persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik tetapi
juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan
sekitar dan keadaan individu tersebut. Persepsi juga sangat
berpengaruh terhadap faktor-faktor dalam melakukan
pembelian produk fashion secara online seperti desain situs
yang menarik, harga yang terjangkau, jenis barang yang
beragam dan banyak pilihan, dll. Semakin banyak
pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen tentang
faktor-faktor tersebut, maka semakin besar pengaruhnya terhadap
pembelian produk fashion secara online. Karena secara
langsung hal itu juga berdampak pada persepsi konsumen
3. Kepribadian dan Konsep Diri
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda.
Kita mendefinisikan kepribadian sebagai karakteristik
psikologi yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan
tanggapan yang relatif konsisten dan tetap terhadap
lingkungannya. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan
ciri-ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi,
perbedaan, kondisi sosial, keadaan pembelaan diri, dan
kemampuan beradaptasi.
4. Proses Belajar
Belajar dapat didefinisikan sebagai
perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya
pengalaman (Swastha dan Handoko, 2000:86). D a l a m hal
perubahan perilaku tersebut bersifat tetap atau permanen dan
bersifat lebih fleksibel. Proses belajar terjadi karena adanya
interaksi antara manusia yang dasarnya bersifat individual
dengan lingkungan khusus tertentu.
5. Sikap
Sikap seseorang adalah predisposisi (keadaan mudah
terpengaruh) untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan
lingkungan, yang dapat memulai atau membimbing tingkah laku
orang tersebut. Sikap biasanya memberikan penilaian (menerima
(Swastha dan Handoko, 2000:93).
c. Tipe-tipe Perilaku Pembeli
Pembuatan keputusan yang dilakukan konsumen
berbeda-beda dengan tipe keputuan pembeli. Assael memberbeda-bedakan perilaku
membeli konsumen berdasarkan derajat perbedaan di antara
beberapa pembelian produk (Kotler, 2008;177)
1. Perilaku pembeli yang kompleks
Hal ini terjadi jika mereka semakin terlibat dalam kegiatan
membeli dan menyadari perbedaan penting diantara beberapa
jenis produk yang ada dan biasanya produk yang akan dibeli itu
mahal, dan berkualitas.
2. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan
Ketika konsumen terlibat dalam pembelian produk yang
mahal, juga dibeli dan beresiko tetapi melihat sedikit perbedaan
diantara produk setelah pembelian, konsumen mungkin
mengalami ketidakcocokan ketika mengetahui kelemahan tertentu
dari produk yang mereka beli atau mendengar hal-hal yang bagus
mengenai produk yang tidak mereka beli. Untuk itu pemasar
harus memberikan bukti dan dukungan untuk membantu
konsumen merasa senang mengenai pilihan produknya.
3. Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan
Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan terjadi di bawah
besar. Bila konsumen membeli produk yang sama, biasanya lebih
merupakan kebiasaan ketimbang loyalitas yang tinggi terhadap
suatu produk. Para konsumen tidak membentuk sikap terhadap
sebuah produk tetapi memilihnya karena produk tersebut sudah
biasa dikenalnya.
4. Perilaku pembeli yang mencari keragaman
Keterlibatan konsumen rendah tetapi perbedaan produk
dianggap berarti. Konsumen seringkali melakukan pembelian
produk baik secara langsung maupun secara online. Pembelian
produk secara onlineterjadi untuk memperoleh keragaman, bukan
karena ketidakpastian.
d. Keputusan Pembelian
Ada beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum konsumen
sampai pada keputusan pembelian suatu produk.
1) Motif dalam Pembelian
Ada 4 macam motif pembelian (Swastha dan Handoko, 1997:
77-79):
a. Motif pembelian primer
Yaitu motif yang menimbulkan perilaku pembelian terhadap
kategori - kategori umum pada suatu produk.
b. Motif pembelian selektif
terjangkau, kualitas produk dan jenis produk yang beragam dari
kelas-kelas produk atau macam penjualan yang dipilih untuk
suatu pembelian.
c. Motif pembelian rasional
Yaitu motif yang didasarkan pada kenyataan-kenyataan seperti
yang ditunjukkan oleh suatu produk kepada konsumen.
d. Motif pembelian emosional
Yaitu motif yang berkaitan dengan perasaan atau emosi
individu, seperti pengungkapan rasa cinta, kebanggaan,
kenyamanan, kesehatan, keamanan dan kepraktisan.
2) Proses Pembelian
Pembelian merupakan suatu proses. Proses pembelian
terdiri dari tahap-tahap yang dimulai dengan pengenalan terhadap
kebutuhan dan keinginan serta tidak berhenti setelah pembelian
dilakukan. Proses pengambilan keputusan tersebut merupakan
sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas 5 tahap
(Swastha dan Handoko, 2000: 94).
a.Pengenalan Kebutuhan
Proses membeli dimulai dengan pengenalan kebutuhan,
dimana untuk mengetahui adanya masalah atau kebutuhan.
Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan nyata dan
keadaan yang diinginkan. Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan
b. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang sudah tertarik mungkin mencari
lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan
konsumen kuat dan produknya dapat memuaskan ada dalam
jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya.
Konsumen dapat memperoleh info dari berbagai sumber,
antara lain:
1) Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan
2) Sumber komersial pajangan: iklan, wiraniaga, agen, kemasan,
pajangan
3) Sumber publik: media massa, organisasi penilai konsumen
4) Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan, penggunaan
produk
c. Evaluasi Alternatif
Tahap dimana ketika konsumen menggunakan info untuk
mengevaluasi alternatif dalam perangkat pilihan. Bagaimana
konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli.
d. Keputusan Membeli
Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah
membeli produk yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat
muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli.
membeli produk.
e. Tingkah Laku Pasca Pembelian
Tahap dimana ketika konsumen mengambil tindakan lebih
lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas.
Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak
puas serta akan terlibat dalam tingkah laku pasca pembelian yang
menarik perhatian pemasaran. Bila produk tidak memenuhi
harapan, konsumen merasa tidak puas, bila melebihi harapan, maka
konsumen akan merasa puas.
3. Struktur Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian yang diambil oleh pembeli merupakan
kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan dalam
pembelian mempunyai struktur sebanyak enam komponen, antara
lain (Swastha dan Handoko, 1997: 102-103):
a. Keputusan tentang jenis produk
b. Keputusan tentang bentuk produk
c. Keputusan tentang merek produk
d. Keputusan tentang penjualnya
e. Keputusan tentang jumlah produk
C. Definisi Internet dan Ruang Lingkup
Internet merupakan sistem informasi global berbasis computer
(computer- based global information system). Sebagai perumpamaan, internet adalah sebuah “kota besar”. Alat transportasi pada kota itu adalah komputer,
yang akan memudahkan pengunjung kota itu untuk berkeliling kota,
berbelanja di mall, membeli buku di toko buku, mencoba audio musik yang
baru dirilis di toko musik. Semua toko yang ada di kota itu dikenal sebagai
website yang berisi barang-barang yang dijual. Sehingga internet sering dikenal sebagai jaringan sistem yang terkait satu dengan yang lain dengan
didukung oleh piranti komputer.
Internet terbentuk dari banyak jaringan komputer yang saling
berhubungan. Jaringan itu terdiri dari ribuan bahkan jutaan komputer yang
dapat saling berbagi informasi satu dengan yang lain. Dengan internet, semua
orang di seluruh dunia (yang memiliki akses internet) dapat berkomunikasi
satu dengan yang lain dengan murah. Misalnya dengan menggunakan email
(electronic mail), yaitu sebuah surat elektronik yang dapat dikirim ke seluruh penjuru dunia dalam waktu kurang dari 1 menit. Untuk mendapatkan akses
email, seorang pengguna internet harus mendaftarkan diri pada website
penyedia jasa email misalnya yahoo.com, gmail.com, atau hotmail.com. Dengan email pertukaran informasi jadi lebih cepat, mudah dan hemat. Siapapun yang memiliki akses kepada internet dapat langsung berkomunikasi
dengan siapapun yang sedang online di seluruh penjuru dunia, mendapatkan
menjual produk untuk mendapatkan keuntungan.
D. Belanja Melalui Internet atau Belanja Online
Online shopping adalah proses dimana konsumen membeli produk atau jasa di internet (http://en.wikipedia.org/). Proses seorang konsumen
menggunakan media internet untuk melakukan pembelian sebuah produk atau
jasa dimulai dengan timbulnya awareness (kesadaran) konsumen akan suatu
informasi atau produk yang dapat diperoleh di internet (Roberts, 2003:163).
Proses membangun awareness konsumen dilakukan dengan aktivitas online branding antara lain dengan links dan iklan banner pada sebuah website yang akan menarik konsumen untuk meng-klik iklan tersebut, lalu konsumen
memperoleh informasi tentang produk atau jasa yang diiklankan dan akhirnya
apabila kegiatan tersebut dilakukan dengan kontinu maka konsumen akan
mengingat brand atau merek yang diiklankan tersebut.
Setelah konsumen aware dengan adanya produk dan jasa yang
ditawarkan maka akan timbul search behaviour yaitu perilaku pencarian
informasi yang memiliki dua sub tipe. Yang pertama adalah goal oriented
yaitu experiential yaitu aktivitas yang diarahkan oleh proses itu sendiri, yang dapat dikelompokkan menjadi build an information bank, opinion leadership,
dan recreation. Build an information bank adalah ketika pengguna internet mengakumulasikan informasi untuk waktu yang lama. Opinion leadership
adalah ketika pengguna internet mencari informasi untuk membentuk
opininya. Sedangkan recreation adalah ketika pengguna internet menggunakan media komputer untuk mencari hiburan.
E. Pengertian Produk Fashion
Suatu produk akan disukai oleh konsumen apabila produk tersebut
menawarkan keunggulan dan pelengkap yang inovatif. Perusahaan dituntut
untuk menghasilkan produk-produk yang berkualitas unggul, karena di
dalam ketatnya persaingan ini konsumen makin leluasa untuk memilih dan
menentukan produk yang diinginkan dan yang dianggap paling
menguntungkan.
Manusia pada era globalisasi ini, mengenal produk fashion tidak hanya sebagai nilai kesopanan dan sebagai upaya melindungi tubuh tetapi
juga nilai keindahan bahkan fashion dianggap sebagai cermin gaya hidup modern. Menurut Moeliono dkk.,(1990:589) fashion menunjuk pada ragam mode pakaian atau sesuatu yang dikenakan misalnya perhiasan, sepatu, yang
cara dan bentuknya terbaru pada waktu tertentu.
menambah nilai dari produk fashion tersebut. Beragam mode fashion juga dapat dijumpai dari berbagai media misalnya, di majalah, televisi maupun
tabloid yang khusus menyajikan tentang berbagai macam fashion dari perancang-perancang busana. Tidak jarang pula mode fashion diperkenalkan ke masyarakat melalui peragaan – peragaan busana yang sengaja digelar
untuk menampilkan mode fashion terbaru.
Pengertian fashion menurut www.wikipedia.org adalah Mode atau Fashion adalah gaya berpakaian (tetapi juga dapat termasuk masakan, bahasa,
seni, arsitektur) yang populer dalam suatu budaya, gaya dapat berubah
dengan cepat.
F. Alasan Konsumen
Alasan adalah sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan
kegiatan. Alasan membeli produk sangat membantu konsumen untuk
mengambil keputusan akan membeli produk tersebut atau tidak
(Rangkuti,2002:44).
Alasan-alasan konsumen dalam melakukan pembelian produk
fashion secara online adalah:
a. Situs yang menarik
Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman
yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak,
data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang
bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan
dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink).
(http://id.wikipedia.org/wiki/Situs_web)
Situs yang menarik dapat dilihat dari kualitas dan keindahan
desain wwebsite. Desain sangat berpengaruh kepada penilaian
pengunjung akan bagus tidaknya sebuah website.
b.Kemudahan dalam transaksi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia transaksi adalah
persetujuan jual-beli (perdagangan) antara dua pihak.
Kemudahan dalam transaksi berarti konsumen dapat dengan cepat
melakukan pembelian produk-produk yang diinginkan/dibutuhkan secara
online setiap saat.
c. Kemudahan konsumen dalam mengakses
Mengakses merupakan suatu usaha untuk membuka suatu saluran
komunikasi dengan perangkat hardware atau software tertentu, seperti
modem yang digunakan untuk membuka akses internet. Perangkat
hardware atau software tersebut selain untuk memberikan data juga
digunakan untuk menerima data untuk disimpan.
(http://www.total.or.id/info.php?kk=access)
d. Ketepatan waktu pengiriman barang
Ketepatan waktu pengiriman barang adalah konsumen bisa
menerima barang yang dipesan atau dibeli dari sebuah perusahaan online
pihak (antara konsumen dengan perusahaan) sebelumnya.
e. Harga yang terjangkau
Harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan
untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu
produk atau jasa. (Kotler dan Amstrong,2008:345).
Untuk itu harga memegang peranan penting dalam memasarkan
suatu produk. Hal ini dapat dipahami karena bagaimanapun juga barang
atau jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan harus dijual sesuai
dengan sasaran yang hendak dicapai, yaitu produknya dapat dipasarkan.
f. Praktis
Praktis adalah keadaan dimana konsumen tidak perlu
menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk mendapatkan suatu produk
yang diinginkan.
g. Sebagai sarana pergaulan
Sarana pergaulan merupakaan tempat atau situasi dimana beberapa
orang berkumpul dalam sebuah komunitas atas dasar kesamaan tertentu
(dalam kasus penelitian ini misal adalah orang-orang yang mempunyai
kesamaan suka berbelanja produk-produk fashion secara online), sehingga
terciptalah komunikasi dan keakraban diantara mereka.
h. Hanya karena coba-coba
Coba-coba merupakan keadaan dimana konsumen ingin merasakan
atau melakukan sebuah tindakan tertentu secara langsung terhadap sesuatu
ingin tahu dan penasaran saja.
i. Sesuai gaya hidup
Gaya hidup ialah pola kehidupan seseorang di dunia yang
diekspresikan dalam kegiatan, minat dan opininya. Gaya hidup
menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan
lingkungannya (Kotler,2004:192).
j. Mengikuti Mode/Trend
Mode merupakan gaya yang populer atau diterima saat ini dalam
bidang tertentu.(Kotler dan Armstrong,2008:327).
k. Memperluas relasi sosial
Memperluas relasi sosial merupakan keadaan dimana konsumen
ingin memperluas wawasan pengetahuan dan tentunya memperbanyak
teman/relasi.
l. Kualitas produk
Kualitas produk adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk
atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang
dinyatakan secara tegas maupun tersamar.(Zulian Yamit,2005 :348).
Kualitas merupakan Keseluruhan fitur dan sifat produk atau
pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat (Ulrich dan Eppinger 2001 : 105).
Dalam penelitian ini, kualitas dilihat dari persepsi konsumen atas produk
fashion yang memiliki keawetan, kenyamanan,dll
konsumen mengharap membeli lebih banyak barang atau jasa bila mereka
mengerti barang tersebut tinggi kulitasnya.
m. Jenis produk yang beragam
1. Pengertian Produk
Fandy Tjiptono mengemukakan bahwa “ produk merupakan
segala sesuatu yang dapat ditawarkan produn untuk diperhatikan,
diminta, dicari, dibelikan, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai
pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan”.
(kerangka dasar manajemen pemasaran,2002:95).
2. Klasifikasi barang konsumen
• Barang mudah (convenience goods)
Merupakan barang-barang yang biasanya sering dibeli pelanggan
dengan capat dan dengan upaya yang sangat sedikit, misalnya:
sabun mandi, Koran, pepsodent.
a. barang kebutuhan pokok: sabun, pepsoden
b. barang dadakan: dibeli tanpa perencanaan/upaya pencarian
• Barang toko (shoping goods)
Merupakan barang-barang yang biasanya dibandingkan
berdasarkan kesuaian, kualitas harga dan gaya dalam proses
pemilihan dan pembelian produk. Misalnya: perabotan, pakaian,
• Barang khusus (specialty goods)
Merupakan barang yang mempunyai ciri-ciri/identifikasi merek
yang unik dan karena itulah cukup banyak pembeli bersedia
melakukan upaya pembelian yang khusus. Misalnya: mobil,
peralatan fotografi dan setelan pria.
• Barang yang tidak dicari (unsought goods)
Merupakan barang yang tidak diketahui konsumen atau biasanya
mereka tidak terpikir untuk membelinya. Misalnya: asuransi jiwa
dan batu nisan
n. Keamanan system pembayaran
Keamanan diartikan sebagai keadaan aman, keadaan bebas dari
bahaya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Keamanan sistem pembayaran dalam transaksi adalah perasaan
aman dan percaya saat konsumen melakukan pembayaran atas transaksi
yang telah dilakukan secara online dan yang paling penting adalah
perusahaan dapat menjamin semua itu.
o. Karena tidak sempat
Tidak sempat atau sibuk dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan
dimana konsumen memiliki jadwal kegiatan yang padat sehingga mereka
tidak memiliki banyak waktu luang untuk melakukan kegiatan lainnya
diluar kegiatan utamanya itu (dalam kasus ini adalah konsumen sampai
tidak mempunyai waktu hanya untuk sekedar melakukan pembelian
G. HIPOTESIS
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah yang
diajukan dan jawaban itu masih akan diuji kebenarannya.
Dari kerangka penelitian yang dilakukan, maka dapatlah dikemukakan
hipotesis dalam penelitian ini, yaitu :
Ho = situs yang menarik, kemudahan konsumen dalam mengakses,
kemudahan dalam transaksi, keamanan system pembayaran, ketepatan waktu
pengiriman barang, harga yang terjangkau, jenis produk yang beragam, kualitas
produk, praktis, sesuai gaya hidup, mengikuti mode, sebagai sarana pergaulan,
hanya karena coba-coba, karena tidak sempat, memperluas relasi sosial
menjadi alasan konsumen dalam melakukan pembelian produk fashion secara
35
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian survey yaitu suatu penelitian
yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai suatu alat pengumpulan data yang pokok. Kuesioner akan disebarkan
kepada sebagian mahasiswa/mahasiswi Universitas Sanata Dharma (Kampus
I Mrican) yang sudah melakukan pembelian produk fashion secara online.
Hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada
mahasiswa/mahasiswi Universitas Sanata Dharma (Kampus I Mrican)
Yogyakarta.
B. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN
Waktu penelitian : Bulan maret sampai bulan mei 2010.
Lokasi : Kampus I Mrican Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta
C. SUBYEK DAN OBYEK PENELITIAN
1. Subjek penelitian
Subyek penelitian adalah orang atau lembaga yang bisa dimintai
keterangan. Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya adalah mahasiswa/i
2. Obyek penelitian
Obyek penelitian adalah hal yang akan diteliti. Dalam penelitian
ini, obyek penelitiannya adalah alasan-alasan konsumen dalam melakukan
pembelian produk fashion secara online yang meliputi: situs yang
menarik, kemudahan konsumen dalam mengakses, kemudahan dalam
transaksi, keamanan sistem pembayaran, ketepatan waktu pengiriman
barang, harga yang terjangkau, jenis produk yang beragam, kualitas
produk, praktis, sesuai gaya hidup, mengikuti mode, sebagai sarana
pergaulan, hanya karena coba-coba, karena tidak sempat, memperluas
relasi sosial.
D. VARIABEL PENELITIAN
Variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi
objek pengamatan penelitian (Suryabrata, 2003: 25). Ada dua variabel yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel independen atau variabel bebas
yang selanjutnya dinyatakan dengan simbol X dan variabel dependen atau
variabel tidak bebas yang selanjutnya dinyatakan dengan simbol Y.
1. Variabel independen (X) atau Variabel bebas merupakan variabel yang
diduga mempengaruhi variabel terikat.Variabel independen atau bebas
dalam penelitian ini adalah Alasan-alasan konsumen dalam melakukan
yang ada atau muncul dipengaruhi oleh adanya variabel bebas. Variabel
dependen atau terikat adalah keputusan pembelian.
2. Definisi dan indikator variabel
a. Alasan-alasan
Alasan adalah sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan
kegiatan.
Indikator variabel dari alasan adalah
(1). Situs yang menarik
(2). Kemudahan dalam transaksi
(3). Kemudahan konsumen dalam mengakses
(4). Ketepatan waktu pengiriman barang
(5) Harga yang terjangkau
(6). Praktis
(7). Sebagai sarana pergaulan
(8). Hanya karena coba-coba
(9). Sesuai gaya hidup
(10). Mengikuti mode
(11). Memperluas relasi sosial
(12). Kualitas produk
(13). Jenis produk yang beragam
(14). Keamanan sistem pembayaran
Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan
keputusan membeli dimana konsumen melakukan pembelian produk
yang diinginkan.
Indikator variabel dari keputusan pembelian adalah Keputusan beli
atau tidak
3. Pengukuran Variabel
1. Alasan-alasan
Pengukuran variabel dari alasan-alasan adalah respon konsumen
berupa jawaban ”Ya” dan ”Tidak”
2. Keputusan Pembelian
Pengukuran variabel dari keputusan pembelian adalah jumlah jawaban
”Ya” dan ”Tidak”
E.DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
a. Variabel Alasan-alasan
Alasan adalah sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kegiatan
yang terdiri dari situs yang menarik, kemudahan dalam transaksi,
kemudahan konsumen dalam mengakses, ketepatan waktu pengiriman
barang, praktis, sebagai sarana pergaulan, hanya karena coba-coba, sesuai
gaya hidup, mengikuti mode, memperluas relasi sosial, kualitas produk,
Jenis produk yang beragam, keamanan sistem pembayaran yang akan
Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan
membeli dimana konsumen melakukan pembelian produk yang diinginkan
dengan keputusan beli atau tidak beli.
F. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek / subyek
yang mempengaruhi kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
untuk peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan
(Sugiyono,2004: 72 ). Populasi dalam penelitian ini adalah semua
mahasiswa/mahasiswi Universitas Sanata Dharma (Kampus 1 Mrican)
yang sudah melakukan pembelian produk fashion secara online.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono,2004: 73 ).Dalam penelitian ini yang menjadi
sampel adalah sebagian mahasiswa/mahasiswi Universitas Sanata
Dharma (Kampus 1 Mrican) yang sudah melakukan pembelian produk
fashion secara online. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 100 responden.
3. Teknik sampling (teknik pengambilan sampel)
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data
(Sugiyono,2001:77).
F. SUMBER DATA
Data menurut Supranto (1987:1) berarti bahwa sesuatu yang diketahui
atau dianggap. Dengan demikian data dapat memberikan gambaran tentang
suatu keadaan atau persoalan. Dalam penelitian ini dibutuhkan data primer dan
data skunder:
Data primer, yaitu data yang berasal dari responden yaitu hasil
penelitian melalui penyebaran kuesioner yang diberikan kepada konsumen
yang sudah melakukan pembelian produk secara online. Data primer yang
dibutuhkan adalah alasan-alasan konsumen melakukan pembelian produk
fashion secara online.
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi pustaka dan
informasi yang akan diteliti.
G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan
Studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari, mendalami, dan
mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah literatur, baik buku,
jurnal, majalah, koran, atau karya tulis lainnya yang relevan dengan topik,
fokus atau variabel penelitian.
G. TEKNIK PENGUKURAN DATA
Untuk memperoleh data penulis membagikan kuesioner kepada
responden. Kuesioner yang disebarkan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
yang berhubungan dengan topik yang diteliti. Kuesioner pada penelitian
dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
Bagian I : Berisi pertanyaan mengenai data diri responden yang
mencantumkan nama, jenis kelamin, program study, fakultas dan
angkatan responden.
Bagian II: Berisi pernyataan mengenai alasan-alasan konsumen melakukan
pembelian produk fashion secara online.
Teknik pengukuran data yang digunakan adalah skala Guttman
menjelaskan pada responden apakah setuju atau tidak setuju atas berbagai
pertanyaan yang berhubungan dengan atribut obyek yang diteliti
(Singarimbun,1997:65).
Setelah data terkumpul dan sudah terisi, data dipilih berdasarkan skor,
untuk jawaban YA diberi skor 1 dan TIDAK diberi skor 0, dengan
H. TEKNIK PENGUJIAN INSTRUMEN
Dalam setiap penelitian, masalah penggunaan alat ukur perlu
mendapat perhatian agar hasil yang diperoleh benar dan mencerminkan
keadaan yang sesungguhnya dari masalah yang diteliti. Alat pengukuran yang
ilmiah haruslah memenuhi kriteria valid dan reliable (andal). Sebelum
menganalisa mengenai konsumen, perlu terlebih dahulu diadakan pengujian
validitas dan reliabilitas dari kuesioner sebagai alat mengukur konsumen
1. Pengujian Validitas
Menurut Simamora (2004: 172) pengujian validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu
instrumen. Dimana suatu instrumen dianggap valid apabila mampu
mengukur apa yang diukur, dengan kata lain mampu memperoleh data
yang tepat dari variabel yang diteliti.
Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita buat untuk responden
mampu mengukur variabel X (alasan seseorang) mempengaruhi variabel
Y(membeli produk fashion secara online). Maka kita menggunakan rumus
: Koefisien korelasi antara X dan Y (product moment) X : Skor item bernomer ganjil
Y : Skor item bernomer genap
N : Banyaknya sampel uji coba
Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka ketentuannya
adalah sebagai berikut :
a. Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen
tersebut dikatakan valid.
b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen
tersebut dikatakan tidak valid.
3. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Butir pertanyaan dikatakan reliabel
atau handal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten. Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas menggunakan one shot atau pengukuran sekali saja. Pengukuran kehandalan butir pertanyaan dengan menyebarkan kuesioner pada responden, kemudian hasil skornya
diukur korelasinya antara skor jawaban pada butir pertanyaan yang sama
dengan bantuan komputer program SPSS dengan fasilitas Cronbach Alpha
(a ). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
1. Teknik Analisis Test Cochran Q
Setelah data siap untuk dianalisis, peneliti menentukan teknik analisis
data yaitu dengan menggunakan metode test cochran Q. karena melalui metode ini peneliti ingin mengetahui atribut apa saja yang dianggap sah
(valid). Atribut yang valid merupakan atribut yang berpengaruh dan
dipertimbangkan konsumen dalam melakukan pembelian produk fashion
secara online (Simamora:2004). Adapun rumus yang digunakan
Dimana :
K = banyak perlakuan
Ri = jumlah data pada kelompok ulangan ke-j
Cj = jumlah data pada kategori /perlakuan ke-i
N = jumlah sampel yang diuji
Dengan data yang ada, selanjutnya perhitungan statistic
menggunakan rumus Cochran Q–Test. Bunyi H0 dan Ha sebagai
berikut:
H0: Alasan konsumen melakukan pembelian produk fashion secara
online
Ha: Bukan/tidak alasan konsumen melakukan pembelian produk
fashion secara online.
atribut, bila hasil perhitungan menolak H0 maka langkah selanjutnya
adalah menghilangkan nilai Cj terendah kemudian kembali melakukan
perhitungan statistik dengan Cochran Q-Test. Bila hasil perhitungan tersebut masih menolak H0 maka langkah selanjutnya adalah dengan
menghilangkan nilai Cj terendah yang kedua, kemudian kembali
dilakukan perhitungan statistik dengan menggunakan rumus Cochran Q-Test. Langkah tersebut harus dilakukan sampai pada perhitungan statistik memperoleh hasil menerima H0 dan dapat disimpulkan
atribut-atribut apa saja yang menentukan pembelian produk fashion secara
46 A. Gambaran umum Belanja Online
Belanja daring atau sering kita kenal dengan sebutan Belanja Online
adalah kegiatan pembeli
belanja online atau belanja melalui internet seorang pembeli (konsumen) bisa
melihat terlebih dahulu barang dan jasa yang hendak ia belanjakan melalui
Kegiatan belanja online ini merupakan bent
tidak memerlukan komunikasi tatap muka secara langsung, melainkan dapat
dilakukan secara terpisah dari dan ke selur
internet.
Belanja online adalah salah satu bent
digunakan untuk kegiata
1. Sejarah Belanja Online
Belanja online pertama kali dilakukan di
ole
berwarna denga
dan beberapa negara di daratan
fitur belanja online untuk memasarka
Pada ta
pertamanya yang bernama Book Stacks Unlimited yang berkembang
menjadi Books.com yang kemudian diikuti ole
membuat situs web Amazon.com dua tahun kemudian. Selain it
pembukaan toko pizza online.
Pada taSSL encryption of
data transferred online karena dianggap hal yang paling penting dari belanja online adalah media untuk transaksi onlinenya yang aman dan
bebas dari pembobolan.
Pada ta
kemudian berkembang menjadi salah satu situs transaksi online terbesar
hingga saat ini.
2. Perkembangan belanja online di Indonesia
Belanja online di
perkembangan yang signifikan. Belanja online, tidak hanya dimonopoli
oleh belanj
air, telepon, internet, pembelian pulsa, pembayaran uang kuliah dan lain
sebagainya.
Belanja online di Indonesia untuk pembelian suatu barang
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Mulai dari situs yang
menjua
alat
3. Media belanja online di Indonesia
a. Blog
Salah satu media yang menampilkan belanja daring antar lain
adal
daring menggunakan blog sebagai
menjual sekaligus mempromosikan barang dan jasa yang ia tawarkan
kepada calon konsumen. Karena sifatnya yang mudah di kustomisasi
oleh penggunanya, maka belanja daring melalui media blog cukup
riskan karena pembeli cukup sulit mengetahui reputasi dari penjual.
Biasanya penjual mengunggah bukti bukti transfer yang ia miliki
sebagai bentuk jaminan kepada pelanggan bahwa ia merupakan
penjual terpercaya.
b. Situs web
Ada banyak situs web yang menyediakan layanan belanja
diantaranya yang terkenal adalah lelang. Lelang merupakan kegiatan
belanja daring dimana pembeli menetapkan batas bawah suatu harga
yang hendak dilelang, kemudian sang pembeli yang tertarik dapat
menawar (biasa disebut bidding) sesuai kelipatan yang diajukan.
denga
inginkan sesuai dengan harga yang ia ajukan.
c. Situs Jejaring Sosial
Seiring dengan maraknya pertumbuhan situs
dunia, media social networking ini juga dilirik oleh pelaku belanja daring untuk memasarkan produknya. Penjual akan mengunggah
barang yang ia tawarkan kemudian disebarkan melalui messaging atau
fitur photo sharing. Bentuk penawaran ini merupakan perkembangan
dari media
per bulan, kini disebarkan melalui media
penawarannya dapat diupdate kapan saja.
4. Keuntungan dan Kelemahan belanja online
Keuntungan belanja online:
1. Pembeli tidak perlu mengunjungi tempat penjualan baik itu toko, butik,
mall, dan lain sebagainya. Pembeli cukup klik ke web yang dituju dan
pembelian bisa dilakukan berjam-jam tanpa harus keluar rumah
3. Penjual dapat menekan ongkos pembukaan toko karena melalui belanja
online, penjual cukup memasarkan produknya melalui internet
Kelemahan belanja online:
1.
yang tercantum di website.
2. Rentan aksi
mengirim sejumlah uang yang disepakati, barang yang dibeli tidak
dikirim
3. Rentan rusak atau pecah karena media pengiriman adalah pos
4. Rentan aksi pemboboloan rekening karena pembayaran dilakukan
melalui internet
5. Marak aksi spamming karena setelah pembeli melakukan registrasi,
penjual cenderung selalu mengirimkan katalog online melalui email
pembeli dan hal ini cukup mengganggu privasi.
B. Wilayah Penelitian
1. Sejarah Universitas Sanata Dharma
a. PTPG Sanata Dharma (1955 –1958)
Ide untuk mendirikan perguruan tinggi pendidikan guru (PTPG)
oleh Prof. Moh. Yamin, S.H. (Mentri Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan RI) pada tahun 1950-an disambut baik oleh para imam
antara lain B1 Mendidik (Yayasan De Brito) di Yogyakarta yang
dikelola oleh Pater H. Loeff, S. J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan
Loyola) di Semarang yang dikelola oleh Pater W. J. Van Der Meulen,
S. J. dan Pater H. Bastiaanse, S. J. dengan Dukungan dari
Conggregatio de Propaganda Fide, selanjutnya Pater Kester yang
waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat Yesus
menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi
dan lahirlah PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan
diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955. Pada
awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 Jurusan, yaitu Bahasa
Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Para pembesar Misi Serikat
Yesus menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S. J. menjadi Dekan
PT PG Sanata Dharma dan Pater H. Loeff sebagai Wakil Dekan Nama
“Sanata Dharma” diciptakan oleh Pater K. Looymans, . J. yang waktu
itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan di Kantor Wali Gereja Indonesia. “Sanata Dharma”
sebenarnya dibaca “Sanyata Dharma”, yang berarti “kebaktian yang
sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata”. Kebaktian dan pelayanan
Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam
hal ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang
perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada
bulan November 1958 berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan
Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari
Universitas Kalolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP
ini Sanata Dharma berhasil memperoleh status “disamakan” dengan
negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1 / 1961 pada tanggal 6 Mei
1961 jo No. 77 / 1962 tanggal 11 Juli 1962. Walaupun bagian dari
Universitas Katolik Indonesia, secara de Facto FKIP Sanata Dharma
berdiri sendiri (www.usd.ac.id).
c. IKIP Sanata Dharma (1965 –1993)
Untuk mengatasi kehancuran antara bagian dari Universitas
Katolik Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKIP
Sanata Dharma sebagai sebuah instusi pendidikan, FKIP Sanata
Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK
Menteri PTIP No.237 / B– Swt / U / 1965. surat Keputusan ini berlaku
mulai tanggal 1 September 1965. Selain melaksanakan Program S1
(sebelumnya Sarjana Muda dan Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga
dipercaya pemerintah untuk mengelola Program Diploma I, II, dan III
untuk jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,