• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini berisi kesimpulan dan saran untuk pengembangan aplikasi lebih lanjut dalam upaya memperbaiki kelemahan pada aplikasi guna untuk mendapatkan hasil kinerja aplikasi yang baik.

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengambilan Keputusan

Menurut Sprague dan Carlson (Sprague et.al., 1993), yaitu sistem yang berbasis komputer yang dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan dalam rangka memecahkan masalah-masalah rumit yang "mustahil" dilakukan dengan kalkulasi manual dengan cara melalui simulasi yang interaktif dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.

Sesuai namanya, tujuan digunakannya system ini adalah sebagai “second opinion” atau “information source” yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan sebelum seseorang memutuskan kebijakan tertentu. Pendekatan yang paling sering dilakukan dalam proses perancangan sebuah sistem pengambilan keputusan adalah dengan menggunakan teknik simulasi yang interaktif, sehingga selain dapat menarik minat seseorang untuk menggunakannya, diharapkan sistem ini dapat merepresentasikan keadaaan dunia nyata yang sebenarnya.

2.2 Analytical Hierarchy Process (AHP)

AHP merupakan salah satu metode untuk membantu menyusun suatu prioritas dari berbagai pilihan dengan menggunakan beberapa kriteria. Karena sifatnya yang multi kriteria, AHP cukup banyak digunakan dalam penyusunan prioritas. Sebagai contoh, untuk menyusun prioritas penelitian.

Secara garis besar, ada tiga tahapan AHP dalam penyusunan prioritas, yaitu : 1. Dekomposisi dari masalah;

2. Penilaian untuk membandingkan elemen-elemen hasil dekomposisi; dan 3. Sintesis dari prioritas.

2.2.1 Dekomposisi Masalah

Pada menyusun prioritas, maka masalah penyusunan prioritas harus mampu didekomposisi menjadi tujuan (goal) dari suatu kegiatan, identifikasi pilihan-pilihan (options), dan perumusan kriteria (criteria) untuk memilih prioritas (Gambar 1.2).

Gambar 2.1 Dekomposisi Masalah

2.2.2 Penilaian/Pembandingan Elemen

Setelah masalah terdekomposisi, maka ada dua tahap penilaian atau membandingkan antar elemen yaitu perbandingan antar kriteria dan perbandingan antar pilihan untuk setiap kriteria. Perbandingan antar kriteria dimaksudkan untuk menentukan bobot untuk masing- masing kriteria. Di sisi lain, perbandingan antar pilihan untuk setiap kriteria dimaksudkan untuk melihat bobot suatu pilihan untuk

suatu kriteria. perkataan lain, penilaian ini dimaksudkan untuk melihat seberapa penting suatu pilihan dilihat dari kriteria tertentu. Contoh skala penilaian yang digunakan di AHP .

Tabel 2.1 Skala Penilaian

Hasil Penilaian Nilai A Nilai B

A sangat jauh lebih disukai dari B 1.9 0.1

A jauh lebih disukai dari B 1.6 0.4

A sedikit lebih disukai dari B 1.3 0.7

A sama dengan B 1 1

A sedikit kurang disukai dari B 0.7 1.3

A jauh kurang disukai dari B 0.4 1.6

A sangat jauh kurang disukai dari B 0.1 1.9

Menggunakan penilaian seperti Tabel 2, maka perbandingan antar kriteria akan menghasilkan Tabel 3 berikut. Untuk memudahkan, dalam tabel diasumsikan hanya ada empat kriteria. Dari tabel tersebut dapat dirangkum sebagai berikut :

• Cij merupakan hasil penilaian/perbandingan antara kriteria i dengan j

• Ci. merupakan penjulahan nilai yang dimiliki kriteria ke i

• C merupakan penjumlahan semua nilai ci.

Tabel 2.2 Perbandingan antar Kriteria

Kriteria CR1 CR2 CR3 CR4 Jumlah Bobot

CR1 - C12 C13 C14 C1 bC1=C1/C

CR2 C21 - C23 C24 C2 bC2=C2/C

CR3 C31 C32 - C34 C3 bC3=C3/C

CR4 C41 C42 C43 - C4 bC4=C4/C

Jumlah C

Menggunakan prosedur yang sama, maka dilakukan perbandingan antar pilihan (OP) untuk masing-masing kriteria. Tabel 4 berikut mengilustrasikan perbandingan antar pilihan (4 pilihan) untuk kriteria 1 (C1) dengan penjelasan sebagai berikut :

• Oij merupakan hasil penilaian/permbandingan antara pilihan i dengan k untuk kriteria ke j

• Oi. merupakan penjumlahan nilai yang dimiliki pilihan ke i

• O merupakan penjumlahan semua nilai Oi.

Tabel 2.3 Perbandingan antar Kriteria C1 OP1 OP2 OP3 OP4 Jumlah Bobot OP1 O12 O13 O14 O1 bO11 = o1 / o OP2 O21 O23 O24 O2 bO21 = o2/ o OP3 O31 O32 O3 bO31 = o3 / o OP4 O41 O42 O43 O43 O4 bO41 = o4/ o Jumlah O 2.2.3 Sintesis Penilaian

Sintesis hasil penilaian merupakan tahap akhir dari AHP. Pada dasarnya, sintesis ini merupakan penjumlahan dari bobot yang diperoleh setiap pilihan pada masing-masing kriteria setelah diberi bobot dari kriteria tersebut. Secara umum, nilai suatu pilihan adalah sebagai berikut :

=

∑ ∗ ... ...(1)

Formula tersebut juga dapat disajikan dalam bentuk tabel. Untuk memudahkan, diasumsikan ada empat kriteria dengan empat pilihan seperti Tabel 4 berikut. Sebagai contoh nilai prioritas/bobot pilihan 1 (OP1) diperoleh dengan mengalikan nilai bobot pada ktiteria dengan nilai yang terkait dengan kriteria tersebut untuk pilihan 1 sebagai berikut:

bopi = bo11* bc1+ bo12* bc2 + bo13* bc3+ bo14* bc4 ... (2)

Hal yang identik dilakukan untuk pilihan 2, 3 dan 4. Dengan membandingkan nilai yang diperoleh masing-masing pilihan, prioritas dapat disusun berdasarkan besarnya nilai tersebut. Semakin tinggi nilai suatu pilihan, semakin tinggi prioritasnya, dan sebaliknya.

Tabel 2.4 Sintesa Penilaian

CR1 CR2 CR3 CR4 Prioritas

bC1 bC2 bC3 bC4 bOpi

OP1 bO11 bO12 bO13 bO14 bOp1

OP2 bO21 bO22 bO23 bO23 bOp2

OP3 bO31 bO32 bO33 bO34 bOp3

OP4 bO41 bO42 bO43 bO44 bOp4

2.3 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram adalah alat pembuatan model yang hanya memebrikan penekanan pada fungsi sistem. DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program. Context Diagram adalah bagian dari Data Flow Diagram (DFD) yang berfungsi memtakan model lingkungan, yang di presentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.

2.3.1 Komponen Data Flow Diagram (DFD)

1. Menurut Yourdan dan DeMar co

Terminator Proses Data Store Alur Data

Gambar 2.2 Komponen DFD Menurut Yourdan dan DeMarco

2. Menurut Gene dan Serson

Proses Terminator Data Sotore Alur Data

Gambar 2.3 Komponen DFD Menurut Gone dan Serson

2.3.2 Pengenalan Flowchart

Flowchart adalah representasi grafik dari langkah – langkah yang harus diikuti dalam menyelesaikan suatu permasalahn yang terdiri atas sekumpulan simbol, dimana masing – masing simbol merepresentasikan suatu kegiatan tertentu.

Tabel 2.5 Tabel Simbol – Simbol Flowchart

LAMBANG NAMA KETERANGAN

Input

Digunakan untuk menuliskan input yang diperlukan pada suatu waktu secara satu persatu maupun secara keseluruhan.

Proses

Menuliskan operasi – operasi yang dikenakan pada input dan operasi lainnya.

Output

Digunakan untuk menuliskan semua output yang harus ditampilkan oleh program.

Percabangan

Digunakan untuk melambangkan keadaan yang harus di penuhi, hasil dari simbol berupa Yes atau No.

Garis Alir

Digunakan untuk menghubungkan setiap langkah dalam flowchart.

Terminator

Berfungsi untuk menandai awal dan akhir dari suatu flowchart.

Konektor (Off)

Digunakan untuk menghubungkan suatu langkah dengan langkah lain dari flowchart dalam halaman yang berbeda.

Konektor (On)

Digunakan untuk menghubungkan suatu langkah dengan langkah lain dari flowchart dalam satu halaman.

2.3.3 Entity Relationship Diagram (ERD)

Menurut Faried Irwansyah (2003) ERD merupakan notasi grafis dalam pemodelan data konseptual yang mendeskripsikan hubungan antara penyimpanan. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, karena hal ini relatif kompleks. Dengan ERD kita dapat menguji model dengan mengabaikan proses yang harus dilakukan, dan dengan ERD kita mencoba menjawab pertanyaan seperti ; data apa yang kita perlukan? Bagaimana data yang satu berhubungan dengan yang lain?

ERD merupakan sejumlah notasi dan simbol untuk menggambarkan struktur dan hubungan antar data, pada dasarnya ada 3 macam simbol yang digunakan yaitu :

1. Entity

Suatu objek yang dapat di identifikasi dalam lingkungan pemaka, sesuatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan dibuat, sebagai

pekerja maka A adalah isi dari seorang pekerja, sedangkan jika B adalah seorang pelanggan maka B adalah isi dari pelanggan, karena itu harus dibedakan antara entiti sebagai bentuk umum dari deskripsi tertentu dan isi entiti seeprti A dan B dalam contoh diatas, Entity digambarkan dalam bentuk persegi empat.

Gambar 2.4 Entitas 2. Atribut

Entity mempunyai elemen yang disebut atribut dan berfungsi mendeskripsikan karakter entiti, misalnya atribut nama pekerja dari entiti pekerja. Setiap ERD bisa digambarkan lebih dari satu atribut, atribut digambarkan dalam bentuk elips.

3. Hubungan

Relationship sebagaimana halnya entity maka dalam hubungan pun harus dibedakan antara hubungan atau bentuk hubungan antar entiti dengan isi dari hubungan itu sendiri. Misalnya dalam kasus hubungan antar entiti siswa dan

Pekerja Item Warna _item Ukuran _item Deskripsi _ item Gambar 2.5 Atribut

entiti mata_ kuliah adalah mengikuti, sedangkan isi hubungannya dapat berupa nilai_ujian. Relationship digambarkan dalam bentuk intan / diamond.

Gambar 2.6 Hubungan (relasi)

2.4 PHP

PHP (akronim dari PHP Hypertext Preprocessor) yang merupakan bahasa pemrogramman berbasis web yang memiliki kemampuan untuk memproses data dinamis. PHP dikatakan sebagai sebuah server-side embedded script language artinya sintaks-sintaks dan perintah yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan oleh server tetapi disertakan pada halaman HTML biasa. Aplikasi-aplikasi yang dibangun oleh PHP pada umumnya akan memberikan hasil pada web browser, tetapi prosesnya secara keseluruhan dijalankan di server. Pada prinsipnya server akan bekerja apabila ada permintaan dari client. Dalam hal ini client menggunakan kode-kode PHP untuk mengirimkan permintaan ke server (dapat

Siswa mengikuti Mata

Kuliah Nama_siswa Kd-siswa Nilai_ujian Kd_siswa Kd_mata kuliah nama_mata kuliah Kd_mata kuliah

dilihat pada gambar dibawah). Ketika menggunakan PHP sebagai server-side embedded script language maka server akan melakukan hal-hal sebagai berikut :

Membaca permintaan dari client/browser

• Mencari halaman/page di server

• Melakukan instruksi yang diberikan oleh PHP untuk melakukan modifikasi pada halaman/page.

• Mengirim kembali halaman tersebut kepada client melalui internet atau intranet.

Gambar 2.7 kode PHP untuk mengirimkan permintaan ke server Mengapa PHP?

PHP dapat dijalankan pada platform yang berbeda-beda (Windows, Linux, Unix, etc.)

PHP merupakan web scripting open source

2.5 XAMPP

XAMPP merupakan sebuah aplikasi yang banyak digunakan oleh para developer PHP script untuk menginstall server ke Windows secara cepat dan mudah. XAMPP merupakan satu paket server yang sangat lengkap yang sudah terdiri dari PHP, MySQL, Apache , dan PhpMyAdmin.

Berikut ini penjelasan tentang My SQL,Apashe, dan php MyAdmin

2.6 MySQL

MySQL, perkembangannya disebut SQL yang merupakan kepanjangan dari Structured Query Language. SQL merupakan bahasa terstruktur yang khusus digunakan untuk mengolah database. SQL pertama kali didefinisikan oleh American National Standards Institute (ANSI) pada tahun 1986. MySQL adalah sebuah sistem manajemen database yang bersifat open source. MySQL adalah pasangan serasi dari PHP. MySQL dibuat dan dikembangkan oleh MySQL AB yang berada di Swedia. MySQL dapat digunakan untuk membuat dan mengola database beserta isinya. Kita dapat memanfaatkan MySQL untuk menambahkan, mengubah dan menghapus data yang berada dalam database. MySQL merupakan sisitem manajemen database yang bersifat at relational. Artinya data-data yang dikelola dalam database akan diletakkan pada beberapa tabel yang terpisah sehingga manipulasi data akan menjadi jauh lebih cepat. MySQL dapat digunakan untuk mengelola database mulai dari yang kecil sampai dengan yang sangat besar.

MySQL juga dapat menjalankan perintah-perintah Structured Query Language (SQL) untuk mengelola database-database yang ada di dalamnya. Hingga kini,

2.6.1 Apache

Apache sudah berkembang sejak versi pertamanya. Apache bersifat open source, artinya setiap orang boleh menggunakannya, mengambil dan bahkan mengubah kode programnya. Tugas utama Apache adalah menghasilkan halaman web yang benar kepada peminta, berdasarkan kode

PHP yang dituliskan oleh pembuat halaman web. Jika diperlukan juga berdasarkan kode PHP yang dituliskan, maka dapat saja suatu database diakses terlebih dahulu (misalnya dalam MySQL) untuk mendukung halaman web yang dihasilkan.

2.6.2 PhpMyAdmin

PhpMyAdmin, Pengelolaan database dengan MYSQL harus dilakukan dengan mengetikkan baris-baris perintah yang sesuai (command line) untuk setiap maksud tertentu. Jika anda ingin membuat database, ketikkan baris perintah yang sesuai untuk membuat database. Jika kita ingin menghapus tabel, ketikkan baris perintah yang sesuai untuk menghapus tabel. Hal tersebut tentu cukup menyulitkan karena kita harus hafal dan mengetikkan perintahnya satu persatu. Banyak sekali perangkat lunak yang dapat dimanfaatkan untuk mengelola data base dalam MySQL, salah satunya adalah PhpMyAdmin. Dengan PhpMyAdmin

kita dapat membuat tabel, mengisi data dan lain-lain dengan mudah tanpa harus hafal perintahnya. Untuk mengaktifkan PhpMyAdmin langkah-langkahnya adalah : yang pertama setelah XAMPP kita terinstall, kita harus mengaktifkan webserver Apache dan MySQL dari control panel XAMPP. Yang kedua, jalankan browser kesayangan Anda (IE, Mozilla Firefox atau Opera) lalu ketikkan alamat web

berikut: http://localhost/PhpMyAdmin/ pada address bar lalu tekan Enter. Langkah ketiga apabila telah nampak interface (tampilan antar muka) PhpMyAdmin anda bisa memulainya dengan mengetikkan nama database, nama tabel dan seterusnya. 2.7 Pengenalan Macromedia Dreamweaver 8

Dreamweaver adalah software yang digunakan oleh Web desainer ataupun Web programmer untuk mengembangkan situs web. Ruang kerja, fasilitas dan kemampuan Dreamweaver mampu meningkatkan produktivitas dan efektivitas dalam mendesain ataupun membangun situs web. Dreamweaver juga dilengkapi dengan fasilitas yang cukup lengkap. Maka dari itu aplikasi yang akan dibuat ini menggunakan Macromedia Dreamweaver 8.

21

Bab ini akan dijelaskan tentang analisa perancangan sistem yang meliputi Alur proses metode AHP, Perancangan sistem, Diagram Berjenjang, Hubungan antar tabel.

3.1 Alur pr oses metode AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Pada gambar 3.1 adalah gambar Alur proses AHP yang terdapat proses menentukan kriteria yang berparameterkan IPA, IPS, BAHASA, membuat nilai bobot, melakukan perhitungan matrix nilai bobot dan menentukan local priority, membuat tabel interval tiap mata pelajaran

Gambar 3.1 Alur Proses AHP

menghitung matrix tiap interval untuk mencari nilai total dan nilai local priority ditiap mata pelajaran, menghitung hasil akhir nilai Global Priority.

Kriteria yang dibuat merupakan rincian persoalan optimasi untuk menentukan bidang minat siswa, maka dilakukan pengumpulan data pada SMA KR YBPK-1 surabaya. Dalam kasus ini terdapat kriteria yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan, kriteria ini adalah IPA, IPS, BAHASA. Seperti yang terlihat pada Gambar 3.2. Langkah selanjutnya adalah menentukan pilihan. Pilihan ini didapatkan dari pengamatan atau survei. Pilihan yang didapatkan untuk menentukan bidang minat siswa.

Gambar 3.2 Blok Diagram Kriteria

Setelah itu melakukan proses Membuat nilai bobot ketika kriteria sudah didapatkan, kemudian adalah membuat nilai bobot dimana jika lebih penting = 1 , jika sedikit lebih penting = 3 , jika cukup penting = 5. Lalu Melakukan perhitungan matrix nilai bobot dan menentukan Local Priority . kriteria nilai “a” terhadap “a” nilai = 1, nilai kriteria “a” terhadap “b” jika nilainya x maka nilai kriteria “b” terhadap ”a”

adalah 1/x. dimana nilai matrix berdasarkan pada nilai bobot kriteria. Sedangkan untuk menambah LP dari matrix a menggunakan rumus umum sebagai berikut :

lpi

a =

……..(3.1)

dimana n = jumlah kriteria

Tabel 3.1 Nilai Bobot

A B C

A 1 a b

B 1/a 1 c

C 1/b 1/c 1

TOTAL 1+1/a+1b a+1+1/c b+c+1

Penjelasan pada tabel 3.1 terdapat perhitungan matrix yang di baca dari baris per kolom untuk mencari penjumlahan total dimana hasil total tersebut di buat untuk menghitung Local Priority pada nilai bobot.seperti pada tabel 3.2. Penjelasan pada tabel 3.2 adalah proses tabel nilai bobot untuk mencari local priority, dimana n = jumlah kriteria.

Tabel 3.2 Nilai Bobot Local Priority. A B C LP JUMLAH A 1/total kolom 1 a/total kolom 2 b/total kolom 3 (∑ A)/n ∑ A B (1/a)/total kolom1 1/total kolom 2 c/toal kolom 3 (∑ B)/n ∑ B C (1/b)/total kolom1 (1/c)/total kolom 2 1/total kolom 3 (∑ C)/n ∑ C

Langkah selanjutnya membuat tabel nilai bobot interval di tiap mata pelajaran yang berparameterkan IPA, IPS, BAHASA yang dimana nilai bobot interval tersebut sebagai nilai bobot tiap mata pelajaran untuk perbandingan

Tabel 3.3 Nilai bobot Interval IPA Nilai Bobot ≤40 ≤60 ≤80 ≤100 1 2 3 4

Tabel 3.4 Nilai bobot Interval IPS Nilai Bobot ≤ 100 ≤ 80 ≤ 60 ≤40 1 2 3 4

Tabel 3.5 Nilai bobot Interval BAHASA

Nilai Bobot 100 80 60 40 20 5 4 3 2 1

Setelah itu melakukan perhitungan matrix nilai inteval dan menentukan Local

Priority tiap pelajaran. kriteria nilai “a” terhadap “a” nilai = 1, nilai kriteria “a”

terhadap “b” jika nilainya x maka nilai kriteria “b” terhadap ”a” adalah B/A. dimana

dari matrix A menggunakan rumus umum pada persamaan (3.1) dimana matrix A

adalah matrix interval kriteria.

Tabel 3.6 Perhitungan Matrix interval IPA

A B C

A 1 A/B A/C

B B/A 1 B/C

C C/A C/B 1

Total 1+(B/A)+(C/A) (A/B)+1+(C/B) (A/C)+(B/C)+1

Pada penjelasan tabel 3.6, terdapat perhitungan matrix interval IPA yang di

baca dari baris per kolom untuk mencari penjumlahan total dimana hasil total tersebut

di buat untuk menghitung Local Priority

Tabel 3.7 Perhitungan Local Priority interval IPA

A B C LP JUMLAH A 1/total kolom 1 (A/B)/total kolom 2 (A/C)/total kolom 3 ∑ A/n ∑ A B (B/A)/total kolom 1 1 / total kolom 2 (B/C)/total kolom 3 ∑ B/n ∑ B C (C/A)/ total kolom 1 (C/B)/ total kolom 2 1/total kolom 3 ∑ C/n ∑ C

Tabel 3.8 Perhitungan Matrix interval IPS

A B C

A 1 A/B A/C

B B/A 1 B/C

C C/A C/B 1

Total 1+(B/A)+(C/A) (A/B)+1+(C/B) (A/C)+(B/C)+1

Pada penjelasan table 3.8, terdapat perhitungan matrix interval IPS yang di

baca dari baris per kolom untuk mencari penjumlahan total dimana hasil total tersebut

di buat untuk menghitung Local Priority

Tabel 3.9 Perhitungan Local Priority interval IPS

A B C LP JUMLAH A 1/total kolom 1 (A/B)/total kolom 2 (A/C)/total kolom 3 ∑ A/n ∑ A B (B/A)/total kolom 1 1 / total kolom 2 (B/C)/total kolom 3 ∑ B/n ∑ B C (C/A)/ total kolom 1 (C/B)/ total kolom 2 1/total kolom 3 ∑ C/n ∑ C

Tabel 3.10 interval BHS

A B C

A 1 A/B A/C

B B/A 1 B/C

C C/A C/B 1

Total 1+(B/A)+(C/A) (A/B)+1+(C/B) (A/C)+(B/C)+1

Pada penjelasan table 3.10, terdapat perhitungan matrix interval IPS yang di

baca dari baris per kolom untuk mencari penjumlahan total dimana hasil total tersebut

di buat untuk menghitung Local Priority.

Tabel 3.11 Perhitungan Local Priority interval BHS

A B C LP JUMLAH A 1/total kolom 1 (A/B)/total kolom 2 (A/C)/total kolom 3 ∑ A/n ∑ A B (B/A)/total kolom 1 1 / total kolom 2 (B/C)/total kolom 3 ∑ B/n ∑ B C (C/A)/ total kolom 1 (C/B)/ total kolom 2 1/total kolom 3 ∑ C/n ∑ C

Langkah selanjutnya Menghitung hasil akhir nilai Global Priority dimana

hasil keseluruhan local priority di tiap interval kriteria di kalikan dengan local priority

nilai bobot. Maka akan muncul hasil akhir nilai global seperti berikut.

IPA IPS BHS LP Bobot

A1 B1 C1 X A

A2 B2 C2 B

A3 B3 C3 C

(A1 * A ) + (B1 * B) + (C1 * C ) = n1 (nilai global A)

(A2 * A ) + (B2 * B) + (C2 * C ) = n2 (nilai global B)

(A3 * A ) + (B3 * B) + (C3 * C ) = n3 (nilai global C)

3.2 Perancangan Sistem

Perancangan system yang di pakai aplikasi ini berisikan penjelasantentang

deskripsi umum system, kebutuhan system. Adapun tahap-tahap dalam perancangan

system yang dilakukan adalah pembuatan system flow, diagram berjenjang, perancangan DFD (Data Flow Diagram), rancangan basis data dan desain interface.

3.2.1 Sistem Flow

Bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam program atau prosedur

sistem secara logika. Digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk

dokumentasi.Dimana interaksi yang terjadi siswa login dengan menginputkan no

induk dan password, setelah login sukses siswa masuk ke beranda setelah itu siswa

mulai mengerjakan soal akademik kemudian siswa akan menerima hasil dari proses

soal.

3.2.1.1 Flowchar t pr oses penginputan soal akademik

Pada flowchart dibawah ini menjelaskan, siswa login terlebih dahulu ketika

login berhasil siswa mulai menginputkan soal akademik yang telah sediakan,setelah

mengerjakan soal tersebut siswa akan langsung menerima hasil dari soal akademik.

3.3 Diagram Ber jenjang

Diagram berjenjang merupakan alat perancangan sistem yang dapat

menampilkan seluruh proses yang terdapat pada suatu aplikasi tertentu dengan jelas

dan terstruktur.

Diagram berjenjang sistem pengambil keputusan bidang minat ini terlihat

pada Gambar 3.5. Pada Gambar 3.5 menjelaskan bahwa sistem SPK Bidang Minat ini

terdiri dari 3 level yaitu level 0, level 1 dan level 2. Pada level 0 terdapat suatu alir

proses masuk dan keluar pada sistem. Pada level 1 terdiri dari empat proses yaitu

proses validasi login, pengolah data, perhitungan AHP dan pembuatan laporan.

Level 2 merupakan penurunan dari level 1 dimana ada tiga proses yang

diturunkan pada level 1 yaitu proses pengolah data. Pada level 2 proses pengolah

data diturunkan menjadi tiga proses yaitu pengolaan data nilai , pengolaan data siswa

dan pengolahan data soal.

3.4. Diagram Level 0

Laporan nilai data perhitungan kriteria jawab soal

noi induk dan password

data perhitungan minat data nilai data soal username dan password

siswa admin 1 SPK Bidang Minat +

Gambar 3.6 diagram level 0

Diagram Level 0 pada Gambar 3.8 menggambarkan interaksi admin dan siswa

terhadap SPK bidang minat. terdapat 5 proses yang masuk dari admin yaitu username

dan password, data soal, data nilai, data perhitungan kriteria, data perhitungan minat,

Disamping itu terdapat proses yang keluar yaitu data laporan nilai. Sedangkan siswa

terdapat 2 proses yaitu menginputkan no induk siswa dan password lalu jawab soal

dan proses keluar laporan nilai.

3.4.1 Diagram Level 1

Pada gambar 3.9 dibawah menjelaskan bahwa Data Flow Diagram Level 1

terdiri atas empat proses dan 2 entity yang berperan. Empat proses tersebut adalah : validasi login, pengolahan data, perhitungan AHP, laporan. Sedangkan untuk entity

Gambar 3.7 diagram level 1

3.4.2 Diagram Level 2

Pada Data Flow Diagram Level 2 dibawah ini merupakan penguraian proses

yang ada dalam data flow diagram level 1. Ada satu proses yang dilakukan

penguraian yaitu proses mengolah data.

Pada Gambar 3.10 dibawah menjelaskan data flow proses pengolahan data

yang merupakan penguraian dari data flow diagram level 1.

Pada diagram level 2 pengolahan data di uraikan menjadi tiga proses yaitu

pengolaan data siswa, pengolaan data soal. Dan mempunyai tiga tabel database yaitu

tbl_nilai, tbl_siswa dan data tbl_soal.

Gambar 3.8 diagram level 2

3.5 CDM ( Conceptual Data Model )

Gambar 3.9 menjelaskan tentang Conceptual Data Model (CDM) sistem

pengambil keputusan bidang minat. Dimana pada Conceptual Data Model (CDM)

terdiri dari empat entitas, diantaranya adalah admin, siswa, tes, tbl_interval.

Masing-masing entitas mempunyai primery key. Pada entitas admin yang menjadi primery

key adalah id_admin, pada entitas siswa adalah id_siswa, entitas tes adalah id_tes,

Gambar 3.9 CDM ( Conceptual Data Model )

Pada setiap entitas terjadi hubungan dengan entitas yang lainnya yang disebut

Dokumen terkait