• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari sistem informasi yang telah dibuat oleh penulis. Saran dapat digunakan sebagai acuan untuk pengembangan sistem informasi penilaian kinerja security berdasarkan metode Rating Scale di masa yang akan datang.

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2. 1 Sejarah PT. Pusat Grosir Surabaya dan PT. Jasamitra Propertindo

Saat itu pusat perdagangan Pasar Turi yang berkembang sejak 1970, semakin hari mengalami kemajuan pesat sehingga pada sekitar tahun 2000 Pasar Turi mengalami booming, sehingga sangat dirasakan bahwa keberadaan Pasar Turi perlu perkembangan dan perluasan mengingat para pengunjung yang datang tidak saja dari Surabaya dan sekitarnya tetapi juga dari luar Jawa Timur bahkan mencapai wilayah Indonesia Bagian Timur, khususnya dari Makasar, Ambon, dan Jaya Pura.

Hal ini mendorong perusahaan PT. Lamicitra Nusantara (Tbk) tertarik untuk ikut memanfaatkan situasi perdagangan tersebut, sehingga pihak manajemen berupaya untuk mencari lahan / lokasi yang akan digunakan sebagai pusat perdagangan diluar Pasar Turi tersebut.

Langkah praktis yang diambil bahwa manajemen PT. Lamicitra Nusantara (Tbk) berkoordinasi dengan PT. Kereta Api Indonesia (PTKAI) untuk bekerjasama dan menggunakan sebagian lahan emplasemen stasiun Pasar Turi Surabaya kurang lebih luas 10.000 m2 untuk dikelola / dibangun sebagai pusat perdagangan yang bersinergi dengan Pasar Turi lama. Setelah mengalami proses panjang maka PT. Lamicitra Nusantara (Tbk) tahun 2003 mulai membangun gedung yang diarahkan sebagai pusat perdagangan yang belakangan diberi nama Pusat Grosir Surabaya (PGS).

Proses pembangunan berjalan sesuai rencana dengan melibatkan semua pihak terkait sehingga pada tahun 2007, PGS yang memiliki fasilitas lengkap, memiliki stand / ruang toko sebanyak 2300 stand dan mulai dipasarkan, sehingga saat itu sudah mampu terisi sebanyak 30 persen yang tersebar dari lantai dasar lantai 1, lantai 2, lantai 3, dan lantai 4, sedangkan lantai 5 dan lantai 6 digunakan untuk area parkir kendaraan roda 4.

Sementara Pasar Turi lama berjalan dan PGS juga berjalan sebagaimana mestinya, tanpa diduga pada bulan Juli 2007 Pasar Turi lama terbakar hebat pada lokasi membangun tahap 1, tahap 2, dan tahap 4, maka sebagian besar para pedagang Pasar Turi lama panik dan berbondong-bondong menuju ke PGS untuk mencari dan mendapatkan stand baik dengan cara membeli langsung (tunai) ataupun dengan cara menyewa sehingga keberadaan PGS saat itu menjadi ramai, dan para pedagang memilih lokasi sesuai dengan keyakinannya masing-masing.

Untuk mencapai pengelolaan yang tertib di PGS, maka perusahaan PT. Lamicitra Nusantara (Tbk) menunjuk PT. Jasamitra Propertindo (anak perusahaan) untuk mengelola pusat perdagangan yang bernama Pusat Grosir Surabaya (PGS) secara professional sampai sekarang.

7

2. 2 Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

( Sumber data : PT. Jasamitra Propertindo (Pusan Grosir Surabaya) ) MANAJER MARKETING MANAJER

OPERASIONAL MANAJER KEUANGAN MANAJER UMUM MANAJER TEKNIK PT. JASAMITRA PROPERTINDO KOMISARIS DIREKTUR UTAMA DIREKTUR UMUM GM SEKRETARIS

2. 3 Deskripsi Pekerjaan 2.3.1 Manajer Marketing

Manajer marketing atau yang biasa disebut manajer pemasaran, tugas utamanya adalah melakukan penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program sesuai bidangnya. Dimana manajer marketing membawahi beberapa bagian seperti di bawah ini:

a. TRO (Tenant Relation Officer)

Merupakan bagian yang mengatur tenant-tenant yang ada di PT. Jasamitra Propertindo.

b. Exhibition / Promotion

Bagian yang mengatur jika ada pameran / promosi di Pusat Grosir Surabaya, agar perusahaan mendapatkan omset kenaikan penjualan dan pendapatan.

c. Equipment

Bagian equipment atau bagian pemeliharaan pemasaran, dimana pada bagian ini mengatur naik turunnya tingkat pemasaran, dan memikirkan strategi-strategi untuk memelihara kestabilan pemasarannya.

2.3.2 Manajer Operasional

Manajer Operasional membawahi beberapa bagian :

a. Cleaning Service (Pelayanan Pembersihan)

Secara umum definisi jasa cleaning service memberikan pelayanan kebersihan, kerapian dari sebuah gedung atau bangunan baik indoor ataupun

outdoor sehingga tercipta suasana comfortable dalam menunjang aktifitas

9

adalah untuk life time benda yang termasuk dalam lingkup kerja cleaning service tersebut.

b. Parking (Parkir)

Setiap kendaraan yang masuk ke gedung PGS akan berakhir di tempat parkir sesuai peruntukannya, untuk parkir roda empat, ditempatkan di lantai 5 dan 6 dalam gedung, sedangkan untuk kendaraan roda 2, di tempatkan di gedung

basement dan langsir,

c. Security (Keamanan)

Petugas security / satuan pengamanan melaksanakan penjagaan dan pengamanan di dalam gedung PGS untuk menjamin agar setiap asset yang ada didalam gedung dipastikan tetap dalam keadaan aman terutama meminimalisir terjadinya bentuk gangguan keamanan ketertiban masyarakat di lingkungan PGS.

2.3.3 Manajer Umum

Manajer Umum membawahi beberapa bagian : a. Legal

Legal ini mengatur mengenai segala sesuatu yang menyangkut hukum dan berbagai perizinan yang ada di PGS.

b. HRD (Human Resource Department)

HRD ini bertugas untuk mengatur segala sesuatu yang terkait masalah personalia.

c. Umum

Bagian ini bertugas untuk mengatur barang-barang invetaris / milik perusahaan.

2.3.4 Manajer Keuangan

Manajer Keuangan membawahi beberapa bagian seperti :

a. Accounting (Akuntansi)

Pengukuran, penjabaran, atau memberi kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer untuk membuat keputusan dalam perusahaan.

b. Bookkeeping (Pembukuan)

Pencatat transaksi keuangan, transaksi meliputi penjualan, pembelian, pendapatan, pengeluaran oleh perseorangan maupun organisasi.

c. Kasir

Memiliki tanggung jawab keuangan / administrasi, dan tugas kasir adalah : 1) Melakukan penerimaan uang dan pengeluaran uang kas perusahaan 2) Bertanggung jawab atas uang kas perusahaan.

d. Billing (Penagihan)

Tugas billing adalah melakukan penagihan kepada debitur perusahaan (penagihan terhadap para tenant)

2.3.5 Manajer Teknik

Manajer Tekhnik membawahi beberapa bagian seperti : a. Elektrik

Bagian yang bertugas dalam bidang kelistrikan. b. Mekanik

Bagian yang bertugas melakukan perbaikan jika terjadi gangguan pada mesin maupun listrik.

c. AC (Air Conditioning)

11

d. Sipil

Bagian yang merancang, membangun, dan merenovasi insfrastruktur, dan melakukan perbaikan gedung.

2. 4 Proses Bisnis Penilaian Kinerja 2.4.1 Penilaian Kinerja

Langkah pertama, menetapkan standar yang diharapkan dari suatu jabatan, sehingga akan diketahui parameter-parameter apa saja yang akan diukur dalam penilaian kinerja. Parameter-parameter tersebut tentunya harus sangat terkait dengan pelaksanaan tugas pada jabatan itu. Tahap ini biasanya dapat dilakukan dengan menganalisa jabatan (job analysis) atau menganalisa uraian tugas masing-masing jabatan.

Setelah tujuan dan parameter yang akan diukur dalam penilaian kinerja diketahui, maka langkah selanjutnya yaitu menentukan desain yang sesuai untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Penentuan desain penilaian kinerja ini harus selalu dikaitkan dengan tujuan penilaian. Hal ini karena tiap-tiap desain penilaian kinerja memiliki kelemahan dan kelebihannya masing. Langkah berikutnya adalah melakukan penilaian kinerja terhadap pegawai yang menduduki suatu jabatan. Kabag pertama kali mengisi data karyawan yang akan dinilai, lalu menilai masing-masing bawahan dengan melingkari atau memeriksa skor yang paling baik menggambarkan kinerjanya untuk masing-masing parameter. Lalu menandatangani form penilaian tersebut dan diserahkan kepada personalia.

Langkah terakhir adalah evaluasi terhadap sistem penilaian kinerja yang telah dilakukan. Tim evaluasi mengisi data karyawan, lalu mengevaluasi kinerja

apakah penilaian kinerja tersebut sudah sesuai dengan karyawan kontrak bagian

security pada saat melakukan wawancara langsung. Apabila ternyata belum, maka

harus menilai ulang suatu parameter yang telah dilakukan penilaian kinerja terhadap Kabag. Kemudian tim evaluasi mengisi kesimpulan hasil evaluasi dan mengkonfirmasi kepada personalia.

BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Aplikasi

Menurut Ibisa, Aplikasi adalah alat bantu untuk mempermudah dan mempercepat proses pekerjaan dan bukan merupakan beban bagi penggunanya. Beberapa aplikasi yang digabung bersama menjadi suatu paket disebut sebagai suatu paket atauapplication suite.Aplikasi-aplikasi dalam suatu paket biasanya memiliki antarmuka pengguna yang memiliki kesamaan sehingga memudahkan pengguna untuk mempelajari dan menggunakan tiap aplikasi.

Pengertian aplikasi Menurut Jogiyanto (1999:12) adalah penggunaan dalam suatu komputer, instruksi (instructiom) atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa sehingga komputer dapat memproses input menjadi output

Dengan membuat aplikasi penilaian kinerja bagian security pada PT. Jasamitra Propertindo, agar proses penilaian tersebut bisa lebih maksimal, yaitu data lebih mudah dicari pada saat segera dibutuhkan, dan akurasi terhadap penilaian kinerja lebih tinggi pada perusahaan tersebut.

3.2 Penilaian Kinerja

Pada organisasi yang modern, penilaian memberikan mekanisme peranan penting bagi manajemen untuk digunakan dalam menjelaskan tujuan-tujuan dan standar-standar kinerja dan untuk memotivasi kinerja individu di waktu berikutnya. Ini merupakan komponen kunci dalam proses pelaksanaan personalia

dari sebagian besar perusahaan dan memberikan basis untuk keputusan-keputusan yang mempengaruhi gaji, promosi, pemberhentian, pelatihan, transfer, dan kondisi-kondisi kepegawaian lainnya.

Menurut Simamora (2001) kinerja karyawan (employee performance) adalah tingkat terhadap mana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Penilaian kinerja (performance assessment) adalah proses yang mengukur kinerja karyawan. Penilaian kinerja merupakan salah satu fungsi mendasar personalia, kadang-kadang disebut juga dengan review kinerja, penilaian karyawan, evaluasi kinerja, evaluasi karyawan, atau rating personalia.

Siagian (1995:225–226) menyatakan bahwa penilaian prestasi kerja adalah suatu pendekatan dalam melakukan penilaian prestasi kerja para pegawai yang di dalamnya terdapat berbagai faktor seperti :

1. Penilaian dilakukan pada manusia sehingga disamping memiliki kemampuan tertentu juga tidak luput dari berbagai kelemahan dan kekurangan;

2. Penilaian yang dilakukan pada serangkaian tolak ukur tertentu yang realistik, berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta kriteria yang ditetapkan dan diterapkan secara obyektif;

3. Hasil penilaian harus disampaikan kepada pegawai yang dinilai dengan lima maksud:

a. Apabila penilaian tersebut positif maka penilaian tersebut menjadi dorongan kuat bagi pegawai yang bersangkutan untuk lebih berprestasi lagi pada masa yang akan datang sehingga kesempatan meniti karier lebih terbuka baginya.

14

b. Apabila penilaian tersebut bersifat negatif maka pegawai yang bersangkutan mengetahui kelemahannya dan dengan sedemikian rupa mengambil berbagai langkah yang diperlukan untuk mengatasi kelemahan tersebut.

c. Jika seseorang merasa mendapat penilaian yang tidak obyektif, kepadanya diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan sehingga pada akhirnya ia dapat memahami dan menerima hasil penilaian yang diperolehnya.

d. Hasil penilaian yang dilakukan secara berkala itu terdokumentasikan secara rapi dalam arsip kepegawaian setiap pegawai sehingga tidak ada informasi yang hilang, baik yang sifatnya menguntungkan maupun merugikan pegawai bersangkutan;

e. Hasil penilaian prestasi kerja setiap orang menjadi bahan yang selalu turut dipertimbangkan dalam setiap keputusan yang dambil mengenai mutasi pegawai, baik dalam arti promosi, alih tugas, alih wilayah, demosi maupun dalam pemberhentian tidak atas permintaan sendiri.

Untuk penilaian kinerja karyawan pada PT. Jasamitra Propertindo, melakukan penilaian dan evaluasi kinerja bertujuan untuk para karyawan guna meningkatkan prestasi kerjanya yang akan datang dari tahun sebelumnya, sekaligus untuk memberitahu masing-masing karyawan seberapa jauh prestasi yang telah karyawan capai sampai saat evaluasi.

3.3 Graphic Rating Scales (Skala Penilaian Grafik)

Menurut Utomo (2008), Graphic Rating Scales (GRS) merupakan salah satu metode yang digunakan dalam melakukan penilaian kinerja karyawan. Metode ini banyak digunakan oleh perusahaan karena metode ini mudah dikembangkan dan mudah untuk dimodifikasi jika diperlukan adanya perubahan terhadap kriteria-kriteria yang menjadi bahan penilaian.

Skala penilaian grafik memberikan penilaian yang khas. Disitu didaftarkan ciri-ciri (seperti mutu dan kehandalan) serta kisaran nilai kinerja (dari yang tidak memuaskan sampai yang luar biasa memuaskan) untuk masing-masing bawahan dengan melingkari atau memeriksa skor yang paling baik menggambarkan kinerjanya untuk masing-masing ciri atau parameter.

Terdapat beberapa alasan mengapa metode ini banyak dipakai secara luas, yaitu :

1. Skala penilaian grafik mudah digunakan. Penyelia dapat menilai banyak individu dalam waktu singkat. Skala-skala ini juga mudah dipahami dan dijelaskan kepada orang-orang yang dinilai.

2. Metode ini juga mudah dibuat dan dimodifikasi jika dibutuhkan. Skala penilaian grafik membandingkan kinerja individu terhadap sebuah standar absolut. Penilai mengevaluasi kinerja berbagai dimensi atau kriteria, seperti kualiatas kerja, penerimaan kritik, kemauan memikul tanggung jawab dan hal-hal yang serupa lainnya. Penilai menngunakan skala berupa angka-angka mulai dari rendah sampai tinggi, dari yang dinilai jelek sampai ke nilai yang baik sekali. Atau dari kriteria yang tidak memuaskan sampai ke kinerja yang sangat bagus.

16

Untuk penilaian kinerja karyawan pada PT. Jasamitra Propertindo, melakukan penilaian dan evaluasi misalnya dengan parameter pengetahuan tugas dan tanggung jawab kerja. Skala yang digunakan adalah Kurang Sekali, Kurang, Cukup, Bagus, Bagus Sekali, Kurang Sekali adalah yang terburuk dan Bagus Sekali adalah yang terbaik. Jika parameter pengetahuan tugas dan tanggung jawab kerja karyawan tersebut bagus sekali, misalnya, maka ia diberi nilai Bagus Sekali dan begitu seterusnya untuk menilai parameter-parameter kinerja lainnya.

3.4 Proses Penilaian dan Evaluasi Kinerja 3.4.1 Proses Penilaian Kinerja

Langkah-langkah dalam proses penilaian, yaitu 1). Menentukan data karyawan, dan 2). Menentukan tinjauan penilaian yang terdiri dari parameter apa saja yang akan dinilai dan skalanya (BS, B, C, K, KS).

Berikut contoh penentuan berdasarkan survey yg dilakukan di perusahaan dan bisa berubah sesuai kebijakan perusahaan, dapat dilihat pada tabel 3.1 dan tabel 3.2.

Tabel 3.1 Data Karyawan

Nama Karyawan (Imam) Tgl. Mulai Kerja (1 Mei 2013) Masa Kerja (1 tahun) Periode Penilaian (1 Mei 2013 – 30 April 2014) Jabatan (Anggota) Departemen (Operasional) Bagian (Security) Tgl. Penilaian (15 April 2014)

Tabel 3.2 Tinjauan Penilaian

3.4.2 Proses Evaluasi Kinerja

Langkah-langkah dalam proses evaluasi, yaitu 1). Menentukan data karyawan, 2). Menentukan tinjauan evaluasi yang terdiri dari parameter apa saja yang akan dinilai dan skalanya (BS, B, C, K, KS), 3). Menentukan tinjauan evaluasi yang terdiri dari parameter apa saja yang akan dinilai dan skalanya (BS, B, C, K, KS), dan 4). Memberi kesimpulan terhadap hasil evaluasi.

Berikut contoh penentuan berdasarkan survey yg dilakukan di perusahaan dan bisa berubah sesuai kebijakan perusahaan, dapat dilihat pada tabel 3.3, tabel 3.4, dan tabel 3.5.

No. Faktor Penilaian

Hasil Penilaian BS B C K KS 1 PENGETAHUAN TUGAS 2 TANGGUNG JAWAB 3 DISIPLIN 4 KREATIF 5 MOTIVASI 6 KUALITAS PEKERJAAN 7 KERJA SAMA 8 PELAYANAN PELANGGAN 9 PENAMPILAN KERJA 10 ETIKA KERJA

18

Tabel 3.3 Data Karyawan

Tabel 3.4 Tinjauan Evaluasi

No. Faktor Penilaian

Hasil Penilaian BS B C K KS 1 PENGETAHUAN TUGAS 2 TANGGUNG JAWAB 3 DISIPLIN 4 KREATIF 5 MOTIVASI 6 KUALITAS PEKERJAAN 7 KERJA SAMA 8 PELAYANAN PELANGGAN 9 PENAMPILAN KERJA 10 ETIKA KERJA

11 DEDIKASI TERHADAP TUGAS

Tabel 3.5 Kesimpulan Hasil Evaluasi

Nama Karyawan (Imam) Tgl. Mulai Kerja (1 Mei 2013) Masa Kerja (1 tahun) Periode Penilaian (1 Mei 2013 – 30 April 2014) Jabatan (Anggota) Departemen (Operasional) Bagian (Security) Tgl. Penilaian (15 April 2014) KESIMPULAN :

3.5 Analisa Dan Perancangan Sistem

Analisis sistem dilaksanakan dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud, mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria, menghitung konsistensi terhadap kriteria yang ada, serta mendapatkan hasil atau tujuan dari masalah tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan operasional dalam membangun aplikasi.

Menurut Kendall (2003:7), Analisis dan Perancangan Sistem berupaya menganalisis input data atau aliran `data secara sistematis, memproses atau mentransforasikan data, menyimpan data, dan menghasilkan output informasi dalam konteks bisnis khusus. Selanjutnya, analisa dan perancangan sistem dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang bisa dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi.

Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya. Dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut:

1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.

3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.

20

Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. tahap ini disebut desain sistem.

3.6 Bagan Alir Dokumen

Bagan alir dokumen (document flowchart) atau disebut juga bagan alir formulir (form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang menunjukkan dokumen gambaran arus data dengan menggunakan simbol seperti pada tabel berikut yang dijelaskan pada tabel 3.6 :

Tabel 3.6 Simbol Bagan Aliran Dokumen

No. Simbol

Nama Simbol Flowchart

Fungsi

1. Dokumen Untuk menujukkan

dokumen input dan output baik untuk proses manual, mekanik atau komputer.

2. Proses Komputerisasi Menunjukkan kegiatan dari

operasi program komputer.

3. Database Untuk menyimpan data.

4. Penghubung Menunjukkan hubungan di

halaman yang sama.

No. Simbol

Nama Simbol Flowchart

Fungsi

6. Terminator Menandakan awal/akhir dari

suatu sistem.

7. Decision Menggambarkan logika

keputusan dengan nilai true atau false.

8. Kegiatan Manual Untuk menunjukkan

pekerjaan yang dilakukan secara manual.

9. Simpanan Offline Untuk menujukkan file

non-komputer yang diarsip urut angka.

22

3.7 Entity Relation Diagram

Entity Relationship Diagram adalah suatu bentuk perencanaan database secara konsep fisik yang nantinya akan dipakai sebagai kerangka kerja dan pedoman dari struktur penyimpanan data. ERD digunakan untuk menggambarkan model hubungan data dalam sistem, dimana didalamnya terdapat hubungan entitas beserta atribut relasinya dan mendokumentasikan kebutuhan-kebutuhan untuk sistem pemrosesan data. ERD memiliki beberapa jenis model yaitu :

Tabel 3.7 Jenis ERD

No. Jenis ERD Keterangan

1. Conceptual Data Model

(CDM)

Merupakan model universal dan dapat menggambarkan semua struktur logic

database (DBMS), dan tidak

bergantung dari software atau

pertimbangan struktur data storage. Sebuah CDM dapat diubah langsung menjadi PDM.

2. Physical Data Model (PDM) Merupakan model ERD yang

mengacu pada pemilihan software

DBMS yang spesifik. Hal ini

seringkali berbeda secara signifikan dikarenakan oleh struktur tipe

database yang bervariasi, dari model

3.7.1 Jenis Objek ERD

1. Entity

Sesuatu yang ada dan terdefinisikan bisa berupa nyata maupun abstrak yang dapat dibedakan satu dengan yang lainnya dan adanya hubungan saling ketergantungan. Ada 2 macam tipe entity, yaitu :

a. Strong Entity

Strong Entity merupakan tipe entity yang mempunyai key attribute untuk

setiap individu yang ada di dalamnya. Atau bisa diartikan juga sebagai obyek yang dapat dibedakan dalam dunia nyata.

b. Weak Entity

suatu entity yang mana keberadaannya tergantung dari keberadaan entity lain.

2. Attribute

Setiap entity memiliki beberapa attribute, yang merupakan ciri atau karakteristik dari entity tersebut. Attribute seting disebut juga data elemen atau data field.

3. Key

Beberapa elemen data memiliki sifat, dengan mengetahui nilai yang telah diberikan oleh sebagian elemen data dari entity tertentu, dapat diidentifikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam elemen-elemen data lain ada entity yang sama. Elemen penentu tersebut adalah sebagai elemen data kunci (key).

4. Relationship

Relationship menggambarkan hubungan yang terjadi antara satu atau lebih

24

a Derajat relationship ada 3 macam, yaitu:

1) Unary Degree (Derajat Satu) adalah sebuah entity berelasi dengan

dirinya.

2) Binary Degree (Derajat Dua) adalah terdapat dua entity yang saling

berhubungan.

3) Ternary Dgree (Derajat Tiga) adalah terdapat tiga entity yang saling

berhubungan.

b Cardinality Ratio ada 3 macam, yaitu:

1) One to One Relationship merupakan setiap satu entity berhubungan

dengan paling banyak satu entity di entity lainnya.

2) One to Many atau Many to One Relationship merupakan hubungan

antar entity satu dengan entity yang lainnya adalah satu berbanding banyak.

3) Many to Many Relationship merupakan setiap satu entity

berhubungan dengan banyak entity di satu entity lainnya.

3.8 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram atau sering juga disebut dengan Bubble Chart atau diagram, model proses, diagram alur kerja atau model fungsi adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alir data baik secara manual maupun komputerisasi. DFD merupakan alat pembuat model yang sering digunakan untuk menjelaskan aliran informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga keluaran.

Untuk memudahkan proses pembacaan DFD, maka penggambaran DFD disusun berdasarkan tingkatan atau level dari atas ke bawah, yaitu:

1. Context Diagram

Merupakan diagram paling atas dan pembahasan berupa global yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup proses. Hal yang digambarkan dalam diagram konteks adalah hubungan terminator dengan sistem dan juga sistem dalam suatu proses. Sedangkan hal yang digambarkan dalam

Context Diagram adalah hubungan antar terminator dan data source.

2. Diagram level 0

Merupakan diagram yang berada diantara diagram konteks dan diagram detail serta menggambarkan proses utama dari DFD. Hal yang digambarkan dalam diagaram level 0 adalah proses utama dari sistem serta hubungan entitiy, proses, alur data dan data source.

3. Diagram Detail (Primitif)

Merupakan penguraian dalam proses yang ada dalam diagram zero. Diagram yang paling rendah dan tidak dapat diuraikan lagi.

Data Flow Diagram (DFD) memiliki empat komponen, yaitu:

a Terminator

Terminator atau External Entity atau kesatuan luar yang mewakili entitas

external yang berkomunikasi dengan sistem yang dikembangkan. Terminator

merupakan kesatuan di lingkungan sistem yang dapat berupa orang atau sistem yang berada di lingkungan luar sistem yang memberikan inputan maupun yang menerima output dari sistem serta berupa bagian atau divisi diluar sistem yang berkomunikasi dengan sistem. Terminator in sering juga disebut entitas (external).

26 0 SISTEM INFORMASI PENILAIAN KINERJ A SECURITY PT JASAMITRA PROPERTINDO

+

b Proses

Proses sering dikenal dengan nama Bubble, fungsi atau informasi. Komponen

proses menggambarkan bagian dari sistem yang mentransformasikan input ke

output, atau dapat dikatakan bahwa komponen proses menggambarkan

transformasi atau empat persegi panjang tegak dengan sudut tumpul. Proses diberi

Dokumen terkait