• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENUTUP

Dalam dokumen ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY (Halaman 13-72)

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Penyakit DHF 1. Defenisi

Penyakit DHF adalah penyakit yang di tandai dengan: (1) demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7 hari, (2) manifestasi perdarahan termasuk uji tourniquet positif, (3) trombositopeni (jumlah trombosit 00.000/ 1), dan (4) hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit <20%), dan (5) di sertai dengan atau tanpa pembesaran hati (hepatomegali) (Depkes RI, 2005).

Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic

fever/DHF). Adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh virus dengue

dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi pembesaran plasma yang di tandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah yang di tandai oleh rejatan/syok. (Sudoyo Aru, dkk 2009).

Klasifikasi

Klasifikasi DHF menurut WHO ( 1997 ) berdasarkan beratnya penyakit : a. Derajat 1 (ringan)

Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya uji perdarahan yaitu tourniquet positif.

b. Derajat 2 (sedang)

Seperti derajat 1 disertai perdarahan spontan pada kulit dan perdarahan lainnya.

c. Derajat 3

Ditemukannya kegagalan sirkulasi seperti nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang )

d. Derajat 4

Terdapat dss dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat di ukur.

2. Etiologi DBD

Penyakit demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang termasuk kelompok B Arthopod borne virus

(Arbovirus) yang sekarang di kenal sebagai Flavivirus, Famili Flaviviricae, dan mempunyai 4 jenis serotipe yaitu: DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang

bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai

terhadap serotipe lain. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan diasumsikan banyak yang menunjukan manifestasi klinik yang berat

(Hadinegoro, 2001).

3. Patofisiologi

Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, penderita akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal seluruh tubuh, hyperemia di tenggorok, timbulnya ruam dan kelaianan yang mungkin terjadi pada sistem Retikolo Endothelial seperti pembesaran kelenjar getah bening, hati dan limpa.

Peningkatan premeabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurang nya volume plasma, terjadi nya hipotensi, hemokonsentrasi, hipoprotinemia, efusi dan rejatan (shock). Sedangkan akibat dari pelepasan zat anafilatoxin, histamine dan serotonin serta aktivitas sistem kalikrein yang mengakibatkan ekstravasasi cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.

Peningkatan permebilitas dinding kapiler juga berakibat pembesaran kapiler yang kemudian bisa terjadi perdarahan berupa petekie, epistaksis, haematesis dan melena, yang dalam hal ini berisiko terjadinya shock hipovolemik. Homokonsentarsi (peningkatan hematokrit > 20%) menunjukan adanya kebocoran plasma, sehingga nilai hematokrit sangat penting untuk patokan pemberian cairan intravena.

Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah eritrosit menujukkan kebocoran plasma telah teratasi, sehingga pemberian cairan intravena harus di kurangi untuk mencegah edama paru dan gagal jantung. Sebaliknya bila tidak mendapat cairan yang cukup penderita akan mengalamai kekurangan cairan yang dapat mengalami hipovolemik / rejatan yang bisa timbul anoksia jaringan, metabolic asidosis dan kematian apabila tidak teratasi segera.

4. Patway

Sumber : Sudaryo Aru, dkk 2009 5. Manifestasi klinis MK : Hipertermi MK : Res. Perdarahan MK : Resiko Syock Hipovolemik Respon Antibiotik

Gigitan Nyamuk Betina Mengandung Virus Dengue

Replikasi Virus

Kompleks Antigen Antibiotk

Sakit Kepala Demam

Mual, Muntah, Anoreksia MK : Ggn.

Pola Tidur

Nyeri Otot & Kepala

MK : Ggn. Nutrisi

Aktifasi Koagulasi Aktifasi Sistem

Komplemen Plasminogen Agregasi Tromosit Plasmin Fc Hageman Diaktifasi (fc VIII) Trombosit Yang Rusak

Di Pecah Oleh RES

Amin Vasoaktif

Trombosit Faktor III

Sistem Kinin Anafilaktosin c3a, c5a lepas Permeabilitas Pemb. Darah Volume Plasma Hemokonsentrasi, Hipotensi Hipotermi Kinin Pembekuan Intravaskuler Luas Trombositopeni Faktor Pembekuan Perdarahan Syock

Diagnosa penyakit DBD dapat dilihat berdasarkan kriteria diagnosa klinis dan laboratoris. Berikut ini tanda dan gejala penyakit DBD dengan diagnosa klinis dan laboratoris :

a. Diagnosa klinis Pada DBD menurut WHO 1997, adalah :

1) Demam akut, yang setiap tinggi selama 2 – 7 hari, kemudian turun seacara lisis,. Demam di sertai gejala tidak spesifik, seperti anoreksia, malaise, nyeri pada punggung, tulang persendian, dan kepala.

2) Manifestasi perdarahan, seperti uji tourniquet positif, petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan melena

3) Pembeasaran hati dan nyeri tekan tanpa ikterus.

4) Dengan/tanpa rejatan. Rejatan yang terjadi pada saat demam biasanya mempunyai prognosis buruk.

5) Kenaiakan nilai ht / hemokonsentrasi, yaitu sedikit 20%.

b. Diagnosis laboratoris

1) Trombositopeni pada hari ke-3 sampai ke-7 ditemukan penurunan trombosit hingga 100.000/mmhg

6. Pemeriksaan Diagnostik

a. Darah lengkap

1) Leukpenia pada hari ke 2-3

2) Trombositopenia dan hemokosentrasi 3) Masa pembekuan normal

4) Masa perdarahan memanjang

5) Penurunan faktor II, V, VII, IX dan XII. b. Kimia darah 1) Hipoproteinemia 2) SGOT/SGPT meningkat 3) Umum meningkat 4) pH darah meningkat c. urinalisi

mungkin ditemukan albuminuria ringan. d. Uji sum-sum tulang

7. Pemeriksaan penunjang

a. Darah

1) Leukositopenia/lekositosis (N :5000-10.000 ul) 2) Trombositopenia (150.000-400.000 ul)

3) Hematokrit meningkat (N: Laki-laki 40-54%, perempuan 36-46%) 4) Hb menurun (N : laki-laki 14-16 gr/dl, perempuan 12-16 gr/dl) 5) Hiponatremia 135-147 meq/ l

6) Hipokloremia (N : 100-106 meq/ l)

7) SGPT/SGOT, ureum dan pH darah meningkat 8) N: SGPT / SGOT < 12 U/ l 9) N: Ureum 20-40 mg/ dl 10) N: pH 7,38-7,44 b. Urin Albuminuria ringan (N: 4-5,2 g/ dl) c. Uji serologis

1) Uji hemaglutinasi inhibisi (HI test) 2) Uji komplemen fiksasi (CF test) 3) Uji neutralisasi (Nt test)

4) IgM ELISA (Mac ELISA) 5) IgG ELISA

a. Pencegahan

1) Menggunakan insektisida

a) Malathion untuk membunuh nyamuk dewasa ( adultisida ) dengan pengasapan (thermal fogging) atau pengabutan (cold fogging)

b) Temephis (abate) untuk membunuh jentik (larvasida) dengan menaburkan pasir abate ke bejana-bejana tempat penampungan air bersih. Dosis yang digunakan adalah 1 ppm atau 1 gram abate SG 1% per 10 liter air.

2) Tanpa insekstisida Caranya adalah:

a) Menguras tempat penampungan air minimal 1x seminggu (perkembangan telur nyamuk lamanya 7-10 hari)

b) Menutup tempat penampungan air rapat-rapat

c) Membersihkan halaman rumah dari kaleng-kaleng bekas, botol, dan benda-benda lain temat nyamuk bersarang

d) Perlindungan perseorangan untuk mencegah gigitan nyamuk dengan memasang kawat kasa di lubang angin di atas jendela, tidur dengan kelambu.

3) Suportif.

Penatalaksanaan bersifat suportif yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat perdarahan. Pasien demam dengue dapat berobat jalan sedangkan pasien DHF di rawat di ruang perawatan bisa, tetapi

kasus dhf dengan komplikasi di perlukan perawatan intensif. Fase kritis biasanya terjadi pada hari ketiga.

Rasa haus dan dehidrasi dapat timbul akibat demam tinggi, anoreksia dan muntah. Pasien perlu di beri banyak minum, 50 ml / KgBB dalam 4 – 6 jam pertama berupa air the dengan gula, sirup, susu, sari buah, atau oralit, setelah dehidrasi dapat teratasi berikan cairan rumatan 80 – 100 ml / KgBB dalam 24 jam berikutnya. Hipereksia diatasi dengan antipiretik dan bila perlu surface cooling dengan kompres es dan alcohol 70%.

Paracetamol di rekkomendasikan untuk mengatasi demam dengan dosis 10 – 15 mg / KgBB/ kali.

B. Asuhan keperawatan pada klien DBD. 1. Pengkajian

a. Identitas klien : terdiri dari nama, alamat,umur, status, diagnosa medis, tanggal masuk RS, kelurga yang dapat di hubungi.

b. Riwayat kesehatan klien 1) Keluhan utama

Biasanya pasien datang ke RS dengan keluhan demam lebih dari 3 hari,tidak mau makan, terdapat bintik merah pada tubuh.

a) Suhu tubuh meningkat sehingga mengigil yang menyebabkan sakit kepala.

b) Tidak nafsu makan, mual, muntah, sakit saat menelan,lemah. c. Nyeri pada otot dan persendian.

d. Konstipasi dan juga diare

e. Membran mukosa kering, pendarahan pada gusi, lidah kotor. f. Batuk ringan.

g. Mata terasa pegal, sering mengeluarakan air mata, foto fobia. h. Ruam dan kemerahan.

j) Pendarahan pada kulit ptekie, ekimosis, hematoma, dan pendarahan lain, epistaksis, hematemesis, hematuria, melena.

3) Riwayat kesehatan dahulu a) Pernah menderita DHF b) Riwayat kurang gizi

c) Riwayat aktivitas sehari – hari d) Pola hidup ( life style )

c). Riwayat kesehatan keluarga

Adanya penderita DHF dalam keluarga. d) Pemeriksaan fisik

1) Pengkajian Umum

b) Keadaan umum : sakit ringan, sedang, berat.

c) Keadaan gizi : tinggi badan & berat badan,dengan gizi baik, sedang ,buruk.

d) Tanda – tanda vital, : suhu meningkat, tekanan darah pada DF & DHF dapat meningkat, sedangkan pada DSS dapat menurun, nadi pada DF & DHF takikardi, sedangkan pada DSS dapat cepat dan lemah.

2) Pengkajian Sistem Tubuh

a) Integumen : ruam, ptekie, purpura, hematom, hipertermi. b) Kepala dan leher : pembesaran kelenjar limfe.

c) Mata : conjungtiva hiperemia, lakrimasi, foto fobia. d) Muskuloskeletal : nyeri sendi dan otot.

2. Diagnosa keperawatan yang mubkin muncul

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke ekstrakvaskuler.

b. Perubahan nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, anorexia.

c. Potensial terjadi nya perdarahan ulang berhubungan dengan trombositopeni. d. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi

e. Hipertermi berhubungan dengan pelepasan asam arakidonat pada hipotalamus sekunder terhadap pelepasan zat pirogen.

f. Resiko syok hipovolemi berhubungan dengan sekunder terhadap pembesaran kapiler.

g. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri kepala

Diagnosa 1

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke ekstrakvaskuler.

Intervensi :

a. Pantau masukan dan keluaran cairan R / Untuk mengetahui keseimbangan cairan

b. Memonitor tanda – tanda meningkatnya kekurangan volume cairain, turgor kulit

R / mengidentifikasi tanda – tanda kekurangan cairan. c. Kaji tanda dan gejala dehidrasi

R / Untuk mengetahui defisit volume cairan tubuh.

d. Anjurkan keluarga dalam pemberian banyak minum

R / asupan cairan sangat di perlukan untuk menambah volume cairan e. Kolaborasi dalam pemberian cairan intravena

R / pemberian cairan intravena sangat penting karena langsung ke pembuluh darah ( intravaskuler )

Diagnosa 2

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Mual muntah, anorexia.

Intervensi :

a. Kaji faktor – faktot penyebab

R/ menentukan faktor penyebab, akan menentukan intervensi / tindakan selanjutnya.

b. Jelaskan penting nya nutrisi yang cukup.

R/ meningkatakan pengetahuan klien dan keluarga sehingga klien termotivasi untuk mengkonsusmsi makan.

c. Lakukan perawatan mulut yang baik setelah muntah.

R/ bau yang tidak enak pada mulut meningkatkan kemungkinan muntah. d. Catatat jumlah porsi yang di habiskan klien.

R/ mengetahui jumlah asupan / pemenuhan nutrisi.

Diagnosa 3

Potensial terjadi pendarahan ulang berhubungan dengan trombositopeni

Intervensi :

b. R/ penurunan jumalah trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda tanda klinis berupa pendarahan nyata.

c. Memberikan penjelasan tentang pengaruh trombositopenia pada klien R/ pengetahuan yang baik dari klien dan keluarga tentang tanda dan gejala dapat membantu mengantisipasi terjadi nya pendarahan karena

trombositopeni.

d. Anjurkan klien untuk banyak istirahat

R/ aktifitas yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya pendarahan. e. Kolaborasi dalam pemberian obat – obatan jelaskan tentang obat yang di

minum.

R/ dengan mengetahui obat yang di minum dan manfaatnya, di harapakan klie dan keluarga termotivasi untuk memakan obat yang telah di berikan

Diagnosa 4

Nyeri berhubungan proses inflamai.

Intervensi :

a. Perubahan posisimengubah tekanan dan meningkatkan istirhat R / Untuk memantau kondisi klien selama masa perawatan.

b. Kaji sekala nyeri.

c. Beri posisi dan suasana yang nyaman.

R/ Membantu menurunkan ketegangan yang dapat meningkatkan nyeri d. Libatkan keluarga dalam memasase daerah kepala dan leher klien

R / untuk mengurangi nyeri

e. Kolaborasi dalam pemberian analgetik R / dapat menurunkan nyeri secara optimal

Diagnosa 5

Hipertermi berhubungan dengan pelepasan asam arkirdonat pada hipotalamus sekunder terhadap pelepasan zat pirogen.

Intervensi :

a. Kaji saat penyebab demam

R / untuk mengetahui tindak lanjut

b. Kaji tanda-tanda vital

R / tanda-tanda vital dapat sebagai pedoman untuk mengetahui keadaan umum klien.

c. Berikan kompres hangat

d. Kolaborasi untuk pemberian antipiretik

R / untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus.

Diagnosa 6

Resiko syok hopevolemi berhubungan denagn perdarahan sekunder terhadap pembesaran kapiler

Intervensi :

a. Monitor keadaan umum klien

R / untuk membantu kondisi klien sealama masa perawatan. b. Observasi tanda – tanda vital setiap 2 – 3 jam.

R / obersvasi ttv secara terus menerus, untuk antisipasi adanya syok. c. Monitor tanda – tanda perdarahan

R / perdarahan yang cepat di ketahui dapat segera di tangani atau di cegah. d. Kolaborasi pemberian hemostatikum.

R / untuk membantu menghentikan perdarahan.

Diagnosa 7

Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri kepala Intervensi

a. Kaji pola tidur klien

b. Kaji penggunaan obat sedative

R / Kebiyasaan pemakain obat sangat sedative sanagat mempengaruhi pola tidur

c. Libatkan keluarga dalammenciptakan suasana yang tenang. R / Untuk memberikan situasi yang kondusif untuk tidur. d. Berikan posisi tidur yang nyaman

BAB III TINJAUAN KASUS

Ruang : Ruang Penyakit Dalam

Tanggal pengkajian : 23 Mei 2016

No Rm : 96 57 07 Pukul : 09.00 – 11.00 wib A. Pengkajian 1. Biodata a Identitas Pasien 1) Nama : Ny. N 2) Umur : 49 tahun

3) Status perkawinan : Menikah

4) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

5) Agama : Islam

6) Pendidikan : SD

7) Suku : Jawa

8) Bahasa yang digunakan : Jawa

9) Alamat : Bumi Rejo Kec.Pagelaran

10) Sumber Biaya : Umum

11) Tanggal Masuk Rs : 21 mei 2016 12) Diagnosa keperawatan : DHF

b Sumber informasi (penanggung jawab)

1) Nama : Tn. H

2) Umur : 30 tahun

3) Pendidikan : SMA

4) Hubungan dengan klien : Anak

5) Pekerjaan : Tani

6) Alamat : Bumirejo Kec. Pagelaran

2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Masuk RS (UGD)

Klien datang kerumah sakit melalui IGD pada tanggal 21 Mei 2016 dengan keluhan demam naik turun selama tiga hari yang lalu perut kembung ,mual, muntah, pusing, dan badan terasa lemas. Setelah di lakukan pemeriksaan fisik dengan TD: 120/80 mmHg, suhu : 38,00 C, nadi: 85 x/menit, RR : 24 x/menit klien mendapatkan terapi, paracetamol, ranitidine, ceftriaxon, munos.

b. Riwayat Kesehatan Saat Pengkajian 1) Keluhan utama : Nyeri

Pada saat di lakukan pengkajian pada tanggal 23 Mei 2016 pukul 09.00 – 11.00 Wib klien mengatakan nyeri kepala dan lien mengatakan hal yang memperberat nyeri adalah saat klien beraktivitas, dan hal yang memperingan adalah saat klien istirahat. Nyeri di rasakan

seperti tertusuk-tusuk, dengan sekala nyeri 5. Nyeri dirasakan menyebar keseluruh bagian kepala dan nyeri hilang timbul dengan waktu yang tidak menentu.

2) Keluhan penyerta : badan terasa lemas, sering keluar keringat

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan di dalam anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti klien.

d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi makanan atau obat – obatan, klien tidak ada riwayat kecelakaan dan klien belum pernah di rawat di di rumah sakit. Klien tidak memiliki penyakit kronis ataupun berat dan klien tidak pernah operasi.

Keterangan : : Laki-laki : Perempuan : Meninggal perempuan : Meninggal laki-laki : Klien / pasien : Garis perkawinan : Garis keturunan : Tinggal satu rumah

Dalam keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti dm, hipertensi, penyakit jantung, dan lain-lain

e. Riwayat Psikososial Spiritual 1) Konsep Diri

Klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya, klien mengatakan menyukai pekerjaan nya sebagai ibu rumah tangga dan klien mengatakan ingin cepat sembuh dan beraktifitas kembali.

2) Suport System

Klien mengatakan mendapat dukungan dari keluarga nya untuk kesembuhannya.

3) Komunikasi

Klien mengatakan komunikasi dengan keluarga sanagt baik klien selalu mengatakan keluhan nya kepada keluarganya

4) System Nilai Kepercayaan

Klien mengatakan beragama Islam dan klien mengatakan selalu menjalankan sholat lima waktunya.

f. Pengetahuan Pasien Dan Keluarga

Keluarga dan pasien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya, klien tidak mengetahui tanda dan gejalanya. Keluarga mengatakan tidak tahu perawatan dan pengobatannya, klien selalu bertanya kepada perawat tentang kondisinya.

g. Lingkungan

1) Kelurga mengatakan kondisi rumahnya bersih ada ventilasinya, klien mengatakan rumah nya jauh dari jalan raya dan jauh dari polusi udara kemungkinan bahaya kecil.

2) Klien mengatakan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga dan waktu luang klien di gunakan untuk berkumpul dengan keluarganya.

3. Pola Kebiasaan Sehari-hari Sehari Sebelum dan Saat Sakit

a. Pola nutrisi dan cairan 1) Pola nutrisi

Sebelum sakit :

Klien mengatakan makan 3x/hari pagi, siang, sore dan klien mengatakan selalu menghabiskan makan yang di sediakan.

Saat sakit :

Klien mengtakan makan 3x/hari dan klien mengatakan selalu menghabiskan makanan yang disediakan oleh rumah sakit.

2) Pola cairan Sebelum Sakit :

Klien mengatakan minum 6 – 7 x/hari dan klien biyasa minum teh saat pagi hari 1 gelas (1.500 cc/ hari).

Saat sakit :

Klien mengtakan selama di rumah sakit klien hanya minum 3 – 4 gelas/ hari dan klien tidak minum teh (800 cc / hari).

b. Pola Eliminasi 1) BAK

Sebelum sakit :

Klien mengatakan BAK 6 – 7x / hari intensitas waktu tidak menentu, warna kuning, bau khas dan tidak ada keluhan saat BAK.

Saat Sakit hari :

Klien mengatakan selama sakit klien BAK 4 – 5 x/ hari, intensitas waktu tidak menentu, warana kuning dan bau khas tidak ada keluhan saat BAK ( 1.000 cc/hari ).

2) BAB

Sebelum Sehat :

Klien mengatakan BAB 2 x/hari dengan intensitas waktu tidak menetu, dan konsistensi padat, warna kuning kecoklatan dan klien mengatakan tidak ada keluhan saat BAB.

Saat Sakit :

Klien mengtakan saat sakit klien bab 2x/ hari dengan waktu yang tidak menentu, konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan, bau khas dan tidak ada keluhan saat BAB.

3) IWL : 10 X BB 10 X 53 = 530 4) Balance cairan :

Input hari ke 1 + hari ke 2 - Out put hari ke 1 + hari ke 2

= (Infus+ Minum) hari ke 1 + hari ke 2 – ( Bak + IWL) hari ke 1 + hari ke 2

= ( 800+ 800 ) + ( 500 + 1000 ) – ( 1000 + 530) +( 1200 + 530 ) = 3100 - 3260

5) Personal Hygine Sebelum sakit :

Klien mengtakan mandi 2x/hari pagi dan sore klien mengatakan selalu menggosok gigi dank lien selalu mencuci rambut nya dengan shampoo.

Saat sakit :

Klien mengatakn selama di rumah sakit klien belum perenah mandi dank lien hanya dilap dengan air hangat dann klien belum gosok gigi dan mencuci rambutnya.

6) Pola istirahat dan tidur Sebelum sakit :

Klien mengtakan tidur 7 – 8 jam/ hari dank lien tidur malam 7 jam dan tidur siang 1 jam dan tidak ada gangguan saat tidur.

Saat sakit :

Klien mengatakan saat di rumah sakit klien tidak bisa tidur di kerana kan rasa nyeri kepala dan keluar keringat dingin pada malam hari.

7) Pola kebiasaan Sebelum sakit :

Klien mengatakan tidak pernah merokok dan tidak pernah mengkonsusmsi obat-obatan dan tidak ketergantungan pada obat.

Saat sakit :

Klien mengatakan tidak merokok dan tidak mengkonsumsi obat – obatan terlarang, klien hanya minum obta yang di kasih oleh perawat.

4. Pengkajian Fisik a. Pengkajian umum 1) Kesadaran : Composmentis 2) Tekanan darah : 130 / 80 mmHg 3) Nadi : 90x / menit 4) Pernapasan : 26x / menit 5) Suhu : 36.9O c 6) TB/BB : 150 cm / 53 kg

b. Pemeriksaan Fisik Persistem 1) Sistem penglihatan

Bentuk mata klien normal ukuran pupil 3 mm, pergerakan bola mata baik, konjungtiva anemis, tidak ada radang pada mata.

2) Sistem pendengaran

Bentuk telinga normal, tidak ada tanda-tanda peradangan atau lesi, tidak ada serumen, tidak terdapat cairan yang keluar dari telinga,tidak ada gangguan pada pendengaran.

3) Sistem wicara

Klien tidak mengalami kesulitan untuk wicara dalam komunikasi klien baik.

4) Sistem pernapasan

Bentuk dada klien normal antara kanan dan kiri, tidak terdapat krepitasi dan tidak ada nyeri saat di perkusi suara sonor, suara nafas vesikuler.

5) Sistem kardiovaskuler

Nadi klien 80 x/menit, irama jantung teratur, nadi kuat, tempearatur akral hangat, warna kulit sawo matang, bunyi jantung lup dup tidak ada pembesaran kardiomegali.

6) Sistem neurologi

Kesadaran klien composmentis, ada peningktan TIK klien mengatakan nyeri kepala dan klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk dengan skala nyeri 5, dank lien mengatakan nyeri kepala saat klien banyak aktivitas dan nyeri hilang timbul.

7) Sistem pencernaan

Bentuk mulut normal, membran mukosa kering, lidah klien kotor, tidak ada peradangan,tidak ada pendarahan pada gusi, dan tidak kesulitan saat menelan, terdapat karies pada gigi, bising usus 10x / menit.

8) Sistem immunologi

Ada pembesaran getah bening pada daerah leher, dan ada nyeri tekan. 9) Sistem endokrin

Tidak kesulitan saat bernafas dan nafas klien tidak berbau keton, tidak pembesaran kelenjar tiroid.

10) Sistem Urogenital

Tidak ada distensi kandung kemih dan klien tidak terpasang kateter dan tidak ada keluhan.

11) Sistem Integument

Distribusi rambut merata dan waran rambut hitam, dan turgor kulit tidan elastis, dan klien sering keluar keringat dingin dan kulit klien terdapat ruam kemerahan.

12) Sistem Muskulokeletal

Tidak ada kesulitan dalam bergerak, dan tidak ada fraktur, aktivitas klien di bantu oleh keluaraga nya.

5. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi

Tanggal : 23 Mei 2016

NO JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL

1 Leukosit 6.78 x 10^3/ul 4.00 – 10.00 2 Hemaglobin 10.19/ dl 11.0 – 15.00 3 Trombosit 53 x 10^ 3/ul 150 – 450 4 Hematokrit 41.6 % 37.0 47.0 5 Neutrofil 50.8 % 50.0 – 70.0 6 Limfosit 41.9 % 20.0 – 40.8 7 Monosit 2.9 % 3.0 – 12.0 8 Eosinofil 10 % 0.5 – 5.0 9 Basofil 3.4 % 00.1.0

b. Penatalaksanaan

1) Penatalaksanaan medis

a) Carsida tablet 3x1 oral /8 jam b) Ranitidine 1 amp /IV / 12 jam c) Paracetamol tablet 3 x 1 oral / 8 jam 2) Tindakan Keperawatan

a) Memonitor tanda tanda vital

b) Melibatkan keluaraga dalam memasase c) Berkolaborasi dalam pemberian obat

6. Resume Keperawatan

Tanggal 23 Mei 2016

Klien datang kerumah sakit melalui IGD pada tanggal 21 mei 2016 dengan keluhan demam naik turun selama tiga hari yang lalu perut kembung ,mual, muntah, pusing, dan badan terasa lemas. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dengan TD: 120/70 mmHg, suhu : 38.00 C, nadi : 85x/ menit, RR : 24 x/menit klien mendapatkan terapi, paracetamol, ranitidine, ceftriaxon, munos.

Tanggal 24 Mei 2016

Pada saat di lakukan pengkajian pada tanggal 23 mei 2016 pukul 09.00 – 11.00 wib klien mengatakan nyeri kepala dank lien mengatakan hal yang memperberat nyeri adalah saat klien beraktivitas, dan hal yang memperingan adalah saat klien istirahat. Nyeri di rasakan seperti tertusuk – tusuk, dengan

sekala nyeri 5. Nyeri dirasakan menyebar keselur bagian kepala dan nyeri hilang timbul dengan waktu yang tidak menentu. Setelah di lakukan pemeriksaan fisik di temukan TD : 130/ 80 mmHg, suhu : 36,90 c, Nadi : 90 x/ menit, pernapasan 26 x/menit, klien mendapatkan terapi IVFD RL 10 tts/menit, injeksi ranitidin 1 amp/12 jam.

7. Data Fokus

a. Data subyektif

1) Pasien mengtakan sering merasa haus 2) Pasien mengtakan badan nya lemas 3) Pasien mengatakan sering keluar keringat

4) Pasien mengtakan minumnya 3 – 4 x/ hari ( 800 cc/hari) 5) Pasien mengatakan nyeri kepala

6) Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk – tusuk 7) Pasien mengatakan nyeri hilang timbul

8) Pasien mengatakan tidak bisa tidur

Dalam dokumen ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY (Halaman 13-72)

Dokumen terkait