• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

TANGGAL 23 – 24 MEI 2016

STUDY KASUS

Oleh :

YOGA RIZKI WIBOWO 144012013042

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKes ) MUHAMMADIYAH PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PRINGSEWU

LAMPUNG 2016

(2)

TANGGAL 23 – 24 MEI 2016

Disusun dalam rangka Ujian Akhir

Program Studi D III Keperawatan Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Oleh :

YOGA RIZKI WIBOWO 144012013042

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKes ) MUHAMMADIYAH PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

PRINGSEWU LAMPUNG 2016

(3)

judul :

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.N DENGAN GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI : DENGUE HAEMORROGIC FEVER (DHF) DI RUANG

PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRINGSEWU – LAMPUNG

TANGGAL 23 – 24 MEI 2016

Penguji I (Institusi)

(Ns. Apri Budianto, M.Kep) NBM : 1017460

Penguji II (Nasional)

(Manzahri, S.Kep) NBM : 927027 Penguji III (Profesi/Klinik)

(Ns. Bambang Husodo, S.Kep., M.KM) NIP : 197312231994031003 Ketua Prodi DIII Keprawatan

Idayati, S.Kep., M.Kes NBM : 831884

Mengetahui,

Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

(Ns. Asri Rahmawati, S.Kep.,M.Kes) NBM: 909 724

(4)

Kepada Allah SWT sebagai tanda bakti dan cintaku. Kupersembahkan karya sederhana ini kepada :

1. Bapak dan Ibu tercinta yang selama ini menatikan keberhasilanku dan tak pernah lelah membimbingku dan memberikan dorongan dalam menempuh cita – citaku. Segala do’a dan rasa hormat dan terimakasihku hanya untuk Bapak dan Ibu

tercinta.

2. Kakak ku tersayang Rahmat Eko Wahyudi yang selalu memberikan dorongan dan semangat untuk keberhasilanku.

3. Uswatun Hasanah tersayang yang telah memberikan motivasi serta dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan study kasus ini.

4. Sahabat – sahabatku Raka, Andri , Bagusti , Mastriana , Imam , dan yang tak bisa kusebutkan satu persatu, terimaksih untuk saran dan dukungannya.

5. Rekan – rekan angkatan 18 yang selalu memberi motivasi 6. Almamater STIKes Muhammadiyah Pringsewu

(5)

Assalamu’alaikum wr.wb

Bismillahirahmanirrohim

Alhamdulliah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi kasus ini. Tak lupa pula shalawat dan salam penulis haturkan pada junjungan kita nabi baginda rasul Muhammad SAW, yang atas pertolongannya kita terbebas dari kebodohan. Dan penulis studi kasus ini sebagai salah satu tugas dalam melaksanakan ujian program pendidikan DIII keperawatan. Ujian praktek ini dilaksanakan oleh penulis pada tanggal 24 – 25 mei 2016 di ruang penyakit dalam RSUD pringsewu lampung dengan “Asuhan keperawatan pada Ny. P dengan Gangguan Sistem Hematologi : Dengue

haemoragic fever ( DHF ) .’’

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu secara moril dan material dalam pelaksanaan ujian praktek terutama pada :

1. Ns. Asri Rahmawati, S.Kep., M.Kes, selaku Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu.

2. Ns. Apri Budianto, M.Kep., selaku Penguji Institusi.

3. Ns. Bambang Husodo, S.Kep., M.KM., selaku Penguji Lahan. 4. Manzahri, S.Kep., selaku Penguji Nasional.

(6)

7. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian laporan study kasus ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan studi kasus ini banyak kekurangan dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaiakan selanjutnya. Semoga laporan imi dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya dan profesi keperawatan pada khususnya.

Pringsewu, mei 2016 Penulis

(7)

HALAMAN JUDUL ... i LEMBAR PENGESAHAN ... ii PERSEMBAHAN ... iii KATA PENGANTAR ... iv DAFTAR ISI ... vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan Penulis ... 3 C. Ruang Lingkup ... 4 D. Metode Penulisan ... 4 E. Sistematika penulisan ... 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Dasar Penyakit DHF ... 6

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ... 13

BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian ... 21

(8)

BAB IV PEMBAHASAN A. Pengkajian ... 46 B. Diagnosa Keperawatan ... 47 C. Intervensi ... 50 D. Implementasi ... 51 E. Evaluasi ... 55 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 57 B. Saran ... 58 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demam berdarah dengue atau Dengue Hemmoraghic Fever atau sering disebut dengan DHF adalah salah satu penyakit yang sulit di sembuhkan hal ini di sebabkan karena sampai sekarang saat ini belum ditemukan obat atau vaksin untuk penanggulangan DHF ini. Banyak di temukan virus dengue di Negara tropis, Dengue sangat endemik di Asia, penyakit ini sering menyerang Cina selatan, Pakistan, India, dan semua Negara di Asia Tenggara. Sejak tahun 1981, virus ini ditemukan Queensland, Australia, penyakit ini juga sering menyebabkan KLB di Amerika Selatan, Amerika Tengah, bahkan sampai ke Amerika Serikat sampai akhir tahun 1990-an. Epideni dengue di Asia pertama kali terjadi pada tahun 1997, di Eropa pada tahun 1984, Amerika selatan pada tahun 1935-an, dan di Inggris pada tahun 1992. DHF banyak di temukan di daerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DHF setiap tahunnya. Sementara itu terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009 World Health Organization (WHO). Mencatat Negara Indonesia sebagai Negara dengan kasus DHF tertinggi di Asia Tenggara. Penyakit DHF masih merupakan salah satu masalah utama di Indonesia. Menurut World Health

Organization (WHO) jumlah kematian oleh penyakit DHF di dunia mencapai 5%

(10)

Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkat nya mobilitas dan kepadatan penduduk. Di Indonesia DHF pertama kali di temukan di kota Surabaya pada tahun 1968, di mana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia (Angka Kematian/AK : 41,3 %). Dan sejak saat itu penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia. Angka kesakitan DHF di Indonesia tahun 2013 tercatat 45,85 per 100.000 penduduk (112.511 kasus) dengan angka kematian sebesar 0,77% (871 kematian). Sedangkan pada tahun 2014 ini sampai awal bulan april tercatat angka kesakitan DHF sebesar 5,17 per 100.00 penduduk ( 13.031 kasus ) dengan angka kematian sebesar 0,84% (110 kematian) (Depkes RI, 2014).

Sementara itu dinas kesehatan provinsi lampung mencatat Demam Berdarah Dengue ( DBD ) telah menyebar keseluruh pelosok provinsi lampung, dari data Dinas kesehatan provinsi lampung, pasien yang terjangkit DBD pada tahun 2016 mengalami kenaikan yang sangat tajam, tercatat 789 pasien dan 5 orang meninggal dunia. Sementara pada tahun 2015 tercatat 590 pasien 5 orang meninggal.

(Dinkes Lampung, 2016).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu (RSUD) didapatkan 10 penyakit terbanyak diruang Penyakit Dalam pada bulan Januari-April 2016. Berdasarkan catatan rawat inap di Penyakit Dalam selama 4 bulan terakhir, periode Januari-April 2016 didapatkan bahwa hasil pasien DHF menunjukan angka kejadian paling tinggi pertama diantara penyakit-penyakit yang lain yaitu dengan jumlah 147 pasien (Rekam Medik RSUD Pringsewu 2016).

(11)

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu menggambarkan Asuhan Keperawatan Ny.P dengan Gangguan Sistem Hematologi Dengue Haemorragic Fever (DHF), secara komperhensif meliputi aspek biopsikososiospsiritual di Ruang Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu - Lampung. Melalui pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan khusus

Penulis mampu menggambarkan :

a. Konsep teori penyakit dalam dan asuhan keperawatan pasien dengan Dengue

Haemorragic Fever (DHF).

b. Pengkajian status kesehatan pada klien dengan Dengue Haemorragic Fever (DHF) secara komperhensif.

c. Analisa data pengkajian pada pasien Dengue Haemorragic Fever (DHF). d. Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan Dengue

Haemorragic Fever (DHF).

e. Rencana asuhan keperawatan sesuai dengan diagnosa yang muncul pada pasien dengan Dengue Haemorragic Fever (DHF).

f. Melakukan imlpementasi pada pasien dengan Dengue Haemorragic Fever (DHF).

g. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien denagan Dengue

Haemorragic Fever (DHF).

(12)

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penulisan laporan kasus ini adalah Asuhan Keperawatan pada : Ny. P dengan gangguan sistem hematologi Dengue Haemorragic Fever (

DHF ) di ruang penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Lampung.

Yang di laksanakan pada tanggal 23 – 25 Mei 2016.

D. Metode Penulisan

Metode penulisan yang di gunakan dalam pembuatan penulisan laporan studi kasus ini adalah deskriptif yaitu metode yang menggambarkan keadaan yang sebenar – benarnya, dengan teknik pendekatan proses keperawatan di mulai dari pengkajian, diagnosa keperwatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Data di peroleh dengan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi pustaka dan studi dokumentasi.

E. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metode penulisan, sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka, berisi konsep penyakit Dengue Haemorragic

Fever (DHF), konsep dasar Asuhan Keperawatan.

BAB III : Tinjauan Kasus, yang bersisi pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi.

(13)

BAB IV : Pembahasan, yang berisi pengkajian , diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, evaluasi.

BAB V : Penutup, yang berisi kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA

(14)

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Penyakit DHF 1. Defenisi

Penyakit DHF adalah penyakit yang di tandai dengan: (1) demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7 hari, (2) manifestasi perdarahan termasuk uji tourniquet positif, (3) trombositopeni (jumlah trombosit 00.000/ 1), dan (4) hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit <20%), dan (5) di sertai dengan atau tanpa pembesaran hati (hepatomegali) (Depkes RI, 2005).

Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic

fever/DHF). Adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh virus dengue

dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi pembesaran plasma yang di tandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah yang di tandai oleh rejatan/syok. (Sudoyo Aru, dkk 2009).

(15)

Klasifikasi

Klasifikasi DHF menurut WHO ( 1997 ) berdasarkan beratnya penyakit : a. Derajat 1 (ringan)

Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya uji perdarahan yaitu tourniquet positif.

b. Derajat 2 (sedang)

Seperti derajat 1 disertai perdarahan spontan pada kulit dan perdarahan lainnya.

c. Derajat 3

Ditemukannya kegagalan sirkulasi seperti nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang )

d. Derajat 4

Terdapat dss dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat di ukur.

2. Etiologi DBD

Penyakit demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang termasuk kelompok B Arthopod borne virus

(Arbovirus) yang sekarang di kenal sebagai Flavivirus, Famili Flaviviricae, dan mempunyai 4 jenis serotipe yaitu: DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang

bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai

(16)

terhadap serotipe lain. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan diasumsikan banyak yang menunjukan manifestasi klinik yang berat

(Hadinegoro, 2001).

3. Patofisiologi

Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, penderita akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal seluruh tubuh, hyperemia di tenggorok, timbulnya ruam dan kelaianan yang mungkin terjadi pada sistem Retikolo Endothelial seperti pembesaran kelenjar getah bening, hati dan limpa.

Peningkatan premeabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurang nya volume plasma, terjadi nya hipotensi, hemokonsentrasi, hipoprotinemia, efusi dan rejatan (shock). Sedangkan akibat dari pelepasan zat anafilatoxin, histamine dan serotonin serta aktivitas sistem kalikrein yang mengakibatkan ekstravasasi cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.

Peningkatan permebilitas dinding kapiler juga berakibat pembesaran kapiler yang kemudian bisa terjadi perdarahan berupa petekie, epistaksis, haematesis dan melena, yang dalam hal ini berisiko terjadinya shock hipovolemik. Homokonsentarsi (peningkatan hematokrit > 20%) menunjukan adanya kebocoran plasma, sehingga nilai hematokrit sangat penting untuk patokan pemberian cairan intravena.

(17)

Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah eritrosit menujukkan kebocoran plasma telah teratasi, sehingga pemberian cairan intravena harus di kurangi untuk mencegah edama paru dan gagal jantung. Sebaliknya bila tidak mendapat cairan yang cukup penderita akan mengalamai kekurangan cairan yang dapat mengalami hipovolemik / rejatan yang bisa timbul anoksia jaringan, metabolic asidosis dan kematian apabila tidak teratasi segera.

(18)

4. Patway

Sumber : Sudaryo Aru, dkk 2009 5. Manifestasi klinis MK : Hipertermi MK : Res. Perdarahan MK : Resiko Syock Hipovolemik Respon Antibiotik

Gigitan Nyamuk Betina Mengandung Virus Dengue

Replikasi Virus

Kompleks Antigen Antibiotk

Sakit Kepala Demam

Mual, Muntah, Anoreksia MK : Ggn.

Pola Tidur

Nyeri Otot & Kepala

MK : Ggn. Nutrisi

Aktifasi Koagulasi Aktifasi Sistem

Komplemen Plasminogen Agregasi Tromosit Plasmin Fc Hageman Diaktifasi (fc VIII) Trombosit Yang Rusak

Di Pecah Oleh RES

Amin Vasoaktif

Trombosit Faktor III

Sistem Kinin Anafilaktosin c3a, c5a lepas Permeabilitas Pemb. Darah Volume Plasma Hemokonsentrasi, Hipotensi Hipotermi Kinin Pembekuan Intravaskuler Luas Trombositopeni Faktor Pembekuan Perdarahan Syock

(19)

Diagnosa penyakit DBD dapat dilihat berdasarkan kriteria diagnosa klinis dan laboratoris. Berikut ini tanda dan gejala penyakit DBD dengan diagnosa klinis dan laboratoris :

a. Diagnosa klinis Pada DBD menurut WHO 1997, adalah :

1) Demam akut, yang setiap tinggi selama 2 – 7 hari, kemudian turun seacara lisis,. Demam di sertai gejala tidak spesifik, seperti anoreksia, malaise, nyeri pada punggung, tulang persendian, dan kepala.

2) Manifestasi perdarahan, seperti uji tourniquet positif, petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan melena

3) Pembeasaran hati dan nyeri tekan tanpa ikterus.

4) Dengan/tanpa rejatan. Rejatan yang terjadi pada saat demam biasanya mempunyai prognosis buruk.

5) Kenaiakan nilai ht / hemokonsentrasi, yaitu sedikit 20%.

b. Diagnosis laboratoris

1) Trombositopeni pada hari ke-3 sampai ke-7 ditemukan penurunan trombosit hingga 100.000/mmhg

(20)

6. Pemeriksaan Diagnostik

a. Darah lengkap

1) Leukpenia pada hari ke 2-3

2) Trombositopenia dan hemokosentrasi 3) Masa pembekuan normal

4) Masa perdarahan memanjang

5) Penurunan faktor II, V, VII, IX dan XII. b. Kimia darah 1) Hipoproteinemia 2) SGOT/SGPT meningkat 3) Umum meningkat 4) pH darah meningkat c. urinalisi

mungkin ditemukan albuminuria ringan. d. Uji sum-sum tulang

(21)

7. Pemeriksaan penunjang

a. Darah

1) Leukositopenia/lekositosis (N :5000-10.000 ul) 2) Trombositopenia (150.000-400.000 ul)

3) Hematokrit meningkat (N: Laki-laki 40-54%, perempuan 36-46%) 4) Hb menurun (N : laki-laki 14-16 gr/dl, perempuan 12-16 gr/dl) 5) Hiponatremia 135-147 meq/ l

6) Hipokloremia (N : 100-106 meq/ l)

7) SGPT/SGOT, ureum dan pH darah meningkat 8) N: SGPT / SGOT < 12 U/ l 9) N: Ureum 20-40 mg/ dl 10) N: pH 7,38-7,44 b. Urin Albuminuria ringan (N: 4-5,2 g/ dl) c. Uji serologis

1) Uji hemaglutinasi inhibisi (HI test) 2) Uji komplemen fiksasi (CF test) 3) Uji neutralisasi (Nt test)

4) IgM ELISA (Mac ELISA) 5) IgG ELISA

(22)

a. Pencegahan

1) Menggunakan insektisida

a) Malathion untuk membunuh nyamuk dewasa ( adultisida ) dengan pengasapan (thermal fogging) atau pengabutan (cold fogging)

b) Temephis (abate) untuk membunuh jentik (larvasida) dengan menaburkan pasir abate ke bejana-bejana tempat penampungan air bersih. Dosis yang digunakan adalah 1 ppm atau 1 gram abate SG 1% per 10 liter air.

2) Tanpa insekstisida Caranya adalah:

a) Menguras tempat penampungan air minimal 1x seminggu (perkembangan telur nyamuk lamanya 7-10 hari)

b) Menutup tempat penampungan air rapat-rapat

c) Membersihkan halaman rumah dari kaleng-kaleng bekas, botol, dan benda-benda lain temat nyamuk bersarang

d) Perlindungan perseorangan untuk mencegah gigitan nyamuk dengan memasang kawat kasa di lubang angin di atas jendela, tidur dengan kelambu.

3) Suportif.

Penatalaksanaan bersifat suportif yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat perdarahan. Pasien demam dengue dapat berobat jalan sedangkan pasien DHF di rawat di ruang perawatan bisa, tetapi

(23)

kasus dhf dengan komplikasi di perlukan perawatan intensif. Fase kritis biasanya terjadi pada hari ketiga.

Rasa haus dan dehidrasi dapat timbul akibat demam tinggi, anoreksia dan muntah. Pasien perlu di beri banyak minum, 50 ml / KgBB dalam 4 – 6 jam pertama berupa air the dengan gula, sirup, susu, sari buah, atau oralit, setelah dehidrasi dapat teratasi berikan cairan rumatan 80 – 100 ml / KgBB dalam 24 jam berikutnya. Hipereksia diatasi dengan antipiretik dan bila perlu surface cooling dengan kompres es dan alcohol 70%.

Paracetamol di rekkomendasikan untuk mengatasi demam dengan dosis 10 – 15 mg / KgBB/ kali.

B. Asuhan keperawatan pada klien DBD. 1. Pengkajian

a. Identitas klien : terdiri dari nama, alamat,umur, status, diagnosa medis, tanggal masuk RS, kelurga yang dapat di hubungi.

b. Riwayat kesehatan klien 1) Keluhan utama

Biasanya pasien datang ke RS dengan keluhan demam lebih dari 3 hari,tidak mau makan, terdapat bintik merah pada tubuh.

(24)

a) Suhu tubuh meningkat sehingga mengigil yang menyebabkan sakit kepala.

b) Tidak nafsu makan, mual, muntah, sakit saat menelan,lemah. c. Nyeri pada otot dan persendian.

d. Konstipasi dan juga diare

e. Membran mukosa kering, pendarahan pada gusi, lidah kotor. f. Batuk ringan.

g. Mata terasa pegal, sering mengeluarakan air mata, foto fobia. h. Ruam dan kemerahan.

j) Pendarahan pada kulit ptekie, ekimosis, hematoma, dan pendarahan lain, epistaksis, hematemesis, hematuria, melena.

3) Riwayat kesehatan dahulu a) Pernah menderita DHF b) Riwayat kurang gizi

c) Riwayat aktivitas sehari – hari d) Pola hidup ( life style )

c). Riwayat kesehatan keluarga

Adanya penderita DHF dalam keluarga. d) Pemeriksaan fisik

1) Pengkajian Umum

(25)

b) Keadaan umum : sakit ringan, sedang, berat.

c) Keadaan gizi : tinggi badan & berat badan,dengan gizi baik, sedang ,buruk.

d) Tanda – tanda vital, : suhu meningkat, tekanan darah pada DF & DHF dapat meningkat, sedangkan pada DSS dapat menurun, nadi pada DF & DHF takikardi, sedangkan pada DSS dapat cepat dan lemah.

2) Pengkajian Sistem Tubuh

a) Integumen : ruam, ptekie, purpura, hematom, hipertermi. b) Kepala dan leher : pembesaran kelenjar limfe.

c) Mata : conjungtiva hiperemia, lakrimasi, foto fobia. d) Muskuloskeletal : nyeri sendi dan otot.

2. Diagnosa keperawatan yang mubkin muncul

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke ekstrakvaskuler.

b. Perubahan nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, anorexia.

c. Potensial terjadi nya perdarahan ulang berhubungan dengan trombositopeni. d. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi

e. Hipertermi berhubungan dengan pelepasan asam arakidonat pada hipotalamus sekunder terhadap pelepasan zat pirogen.

(26)

f. Resiko syok hipovolemi berhubungan dengan sekunder terhadap pembesaran kapiler.

g. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri kepala

Diagnosa 1

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke ekstrakvaskuler.

Intervensi :

a. Pantau masukan dan keluaran cairan R / Untuk mengetahui keseimbangan cairan

b. Memonitor tanda – tanda meningkatnya kekurangan volume cairain, turgor kulit

R / mengidentifikasi tanda – tanda kekurangan cairan. c. Kaji tanda dan gejala dehidrasi

R / Untuk mengetahui defisit volume cairan tubuh.

d. Anjurkan keluarga dalam pemberian banyak minum

R / asupan cairan sangat di perlukan untuk menambah volume cairan e. Kolaborasi dalam pemberian cairan intravena

R / pemberian cairan intravena sangat penting karena langsung ke pembuluh darah ( intravaskuler )

(27)

Diagnosa 2

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Mual muntah, anorexia.

Intervensi :

a. Kaji faktor – faktot penyebab

R/ menentukan faktor penyebab, akan menentukan intervensi / tindakan selanjutnya.

b. Jelaskan penting nya nutrisi yang cukup.

R/ meningkatakan pengetahuan klien dan keluarga sehingga klien termotivasi untuk mengkonsusmsi makan.

c. Lakukan perawatan mulut yang baik setelah muntah.

R/ bau yang tidak enak pada mulut meningkatkan kemungkinan muntah. d. Catatat jumlah porsi yang di habiskan klien.

R/ mengetahui jumlah asupan / pemenuhan nutrisi.

Diagnosa 3

Potensial terjadi pendarahan ulang berhubungan dengan trombositopeni

Intervensi :

(28)

b. R/ penurunan jumalah trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda tanda klinis berupa pendarahan nyata.

c. Memberikan penjelasan tentang pengaruh trombositopenia pada klien R/ pengetahuan yang baik dari klien dan keluarga tentang tanda dan gejala dapat membantu mengantisipasi terjadi nya pendarahan karena

trombositopeni.

d. Anjurkan klien untuk banyak istirahat

R/ aktifitas yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya pendarahan. e. Kolaborasi dalam pemberian obat – obatan jelaskan tentang obat yang di

minum.

R/ dengan mengetahui obat yang di minum dan manfaatnya, di harapakan klie dan keluarga termotivasi untuk memakan obat yang telah di berikan

Diagnosa 4

Nyeri berhubungan proses inflamai.

Intervensi :

a. Perubahan posisimengubah tekanan dan meningkatkan istirhat R / Untuk memantau kondisi klien selama masa perawatan.

b. Kaji sekala nyeri.

(29)

c. Beri posisi dan suasana yang nyaman.

R/ Membantu menurunkan ketegangan yang dapat meningkatkan nyeri d. Libatkan keluarga dalam memasase daerah kepala dan leher klien

R / untuk mengurangi nyeri

e. Kolaborasi dalam pemberian analgetik R / dapat menurunkan nyeri secara optimal

Diagnosa 5

Hipertermi berhubungan dengan pelepasan asam arkirdonat pada hipotalamus sekunder terhadap pelepasan zat pirogen.

Intervensi :

a. Kaji saat penyebab demam

R / untuk mengetahui tindak lanjut

b. Kaji tanda-tanda vital

R / tanda-tanda vital dapat sebagai pedoman untuk mengetahui keadaan umum klien.

c. Berikan kompres hangat

(30)

d. Kolaborasi untuk pemberian antipiretik

R / untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus.

Diagnosa 6

Resiko syok hopevolemi berhubungan denagn perdarahan sekunder terhadap pembesaran kapiler

Intervensi :

a. Monitor keadaan umum klien

R / untuk membantu kondisi klien sealama masa perawatan. b. Observasi tanda – tanda vital setiap 2 – 3 jam.

R / obersvasi ttv secara terus menerus, untuk antisipasi adanya syok. c. Monitor tanda – tanda perdarahan

R / perdarahan yang cepat di ketahui dapat segera di tangani atau di cegah. d. Kolaborasi pemberian hemostatikum.

R / untuk membantu menghentikan perdarahan.

Diagnosa 7

Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri kepala Intervensi

a. Kaji pola tidur klien

(31)

b. Kaji penggunaan obat sedative

R / Kebiyasaan pemakain obat sangat sedative sanagat mempengaruhi pola tidur

c. Libatkan keluarga dalammenciptakan suasana yang tenang. R / Untuk memberikan situasi yang kondusif untuk tidur. d. Berikan posisi tidur yang nyaman

(32)

BAB III TINJAUAN KASUS

Ruang : Ruang Penyakit Dalam

Tanggal pengkajian : 23 Mei 2016

No Rm : 96 57 07 Pukul : 09.00 – 11.00 wib A. Pengkajian 1. Biodata a Identitas Pasien 1) Nama : Ny. N 2) Umur : 49 tahun

3) Status perkawinan : Menikah

4) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

5) Agama : Islam

6) Pendidikan : SD

7) Suku : Jawa

8) Bahasa yang digunakan : Jawa

9) Alamat : Bumi Rejo Kec.Pagelaran

10) Sumber Biaya : Umum

11) Tanggal Masuk Rs : 21 mei 2016 12) Diagnosa keperawatan : DHF

(33)

b Sumber informasi (penanggung jawab)

1) Nama : Tn. H

2) Umur : 30 tahun

3) Pendidikan : SMA

4) Hubungan dengan klien : Anak

5) Pekerjaan : Tani

6) Alamat : Bumirejo Kec. Pagelaran

2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Masuk RS (UGD)

Klien datang kerumah sakit melalui IGD pada tanggal 21 Mei 2016 dengan keluhan demam naik turun selama tiga hari yang lalu perut kembung ,mual, muntah, pusing, dan badan terasa lemas. Setelah di lakukan pemeriksaan fisik dengan TD: 120/80 mmHg, suhu : 38,00 C, nadi: 85 x/menit, RR : 24 x/menit klien mendapatkan terapi, paracetamol, ranitidine, ceftriaxon, munos.

b. Riwayat Kesehatan Saat Pengkajian 1) Keluhan utama : Nyeri

Pada saat di lakukan pengkajian pada tanggal 23 Mei 2016 pukul 09.00 – 11.00 Wib klien mengatakan nyeri kepala dan lien mengatakan hal yang memperberat nyeri adalah saat klien beraktivitas, dan hal yang memperingan adalah saat klien istirahat. Nyeri di rasakan

(34)

seperti tertusuk-tusuk, dengan sekala nyeri 5. Nyeri dirasakan menyebar keseluruh bagian kepala dan nyeri hilang timbul dengan waktu yang tidak menentu.

2) Keluhan penyerta : badan terasa lemas, sering keluar keringat

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan di dalam anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti klien.

d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi makanan atau obat – obatan, klien tidak ada riwayat kecelakaan dan klien belum pernah di rawat di di rumah sakit. Klien tidak memiliki penyakit kronis ataupun berat dan klien tidak pernah operasi.

(35)

Keterangan : : Laki-laki : Perempuan : Meninggal perempuan : Meninggal laki-laki : Klien / pasien : Garis perkawinan : Garis keturunan : Tinggal satu rumah

Dalam keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti dm, hipertensi, penyakit jantung, dan lain-lain

e. Riwayat Psikososial Spiritual 1) Konsep Diri

Klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya, klien mengatakan menyukai pekerjaan nya sebagai ibu rumah tangga dan klien mengatakan ingin cepat sembuh dan beraktifitas kembali.

2) Suport System

Klien mengatakan mendapat dukungan dari keluarga nya untuk kesembuhannya.

(36)

3) Komunikasi

Klien mengatakan komunikasi dengan keluarga sanagt baik klien selalu mengatakan keluhan nya kepada keluarganya

4) System Nilai Kepercayaan

Klien mengatakan beragama Islam dan klien mengatakan selalu menjalankan sholat lima waktunya.

f. Pengetahuan Pasien Dan Keluarga

Keluarga dan pasien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya, klien tidak mengetahui tanda dan gejalanya. Keluarga mengatakan tidak tahu perawatan dan pengobatannya, klien selalu bertanya kepada perawat tentang kondisinya.

g. Lingkungan

1) Kelurga mengatakan kondisi rumahnya bersih ada ventilasinya, klien mengatakan rumah nya jauh dari jalan raya dan jauh dari polusi udara kemungkinan bahaya kecil.

2) Klien mengatakan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga dan waktu luang klien di gunakan untuk berkumpul dengan keluarganya.

(37)

3. Pola Kebiasaan Sehari-hari Sehari Sebelum dan Saat Sakit

a. Pola nutrisi dan cairan 1) Pola nutrisi

Sebelum sakit :

Klien mengatakan makan 3x/hari pagi, siang, sore dan klien mengatakan selalu menghabiskan makan yang di sediakan.

Saat sakit :

Klien mengtakan makan 3x/hari dan klien mengatakan selalu menghabiskan makanan yang disediakan oleh rumah sakit.

2) Pola cairan Sebelum Sakit :

Klien mengatakan minum 6 – 7 x/hari dan klien biyasa minum teh saat pagi hari 1 gelas (1.500 cc/ hari).

Saat sakit :

Klien mengtakan selama di rumah sakit klien hanya minum 3 – 4 gelas/ hari dan klien tidak minum teh (800 cc / hari).

b. Pola Eliminasi 1) BAK

Sebelum sakit :

Klien mengatakan BAK 6 – 7x / hari intensitas waktu tidak menentu, warna kuning, bau khas dan tidak ada keluhan saat BAK.

(38)

Saat Sakit hari :

Klien mengatakan selama sakit klien BAK 4 – 5 x/ hari, intensitas waktu tidak menentu, warana kuning dan bau khas tidak ada keluhan saat BAK ( 1.000 cc/hari ).

2) BAB

Sebelum Sehat :

Klien mengatakan BAB 2 x/hari dengan intensitas waktu tidak menetu, dan konsistensi padat, warna kuning kecoklatan dan klien mengatakan tidak ada keluhan saat BAB.

Saat Sakit :

Klien mengtakan saat sakit klien bab 2x/ hari dengan waktu yang tidak menentu, konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan, bau khas dan tidak ada keluhan saat BAB.

3) IWL : 10 X BB 10 X 53 = 530 4) Balance cairan :

Input hari ke 1 + hari ke 2 - Out put hari ke 1 + hari ke 2

= (Infus+ Minum) hari ke 1 + hari ke 2 – ( Bak + IWL) hari ke 1 + hari ke 2

= ( 800+ 800 ) + ( 500 + 1000 ) – ( 1000 + 530) +( 1200 + 530 ) = 3100 - 3260

(39)

5) Personal Hygine Sebelum sakit :

Klien mengtakan mandi 2x/hari pagi dan sore klien mengatakan selalu menggosok gigi dank lien selalu mencuci rambut nya dengan shampoo.

Saat sakit :

Klien mengatakn selama di rumah sakit klien belum perenah mandi dank lien hanya dilap dengan air hangat dann klien belum gosok gigi dan mencuci rambutnya.

6) Pola istirahat dan tidur Sebelum sakit :

Klien mengtakan tidur 7 – 8 jam/ hari dank lien tidur malam 7 jam dan tidur siang 1 jam dan tidak ada gangguan saat tidur.

Saat sakit :

Klien mengatakan saat di rumah sakit klien tidak bisa tidur di kerana kan rasa nyeri kepala dan keluar keringat dingin pada malam hari.

7) Pola kebiasaan Sebelum sakit :

Klien mengatakan tidak pernah merokok dan tidak pernah mengkonsusmsi obat-obatan dan tidak ketergantungan pada obat.

(40)

Saat sakit :

Klien mengatakan tidak merokok dan tidak mengkonsumsi obat – obatan terlarang, klien hanya minum obta yang di kasih oleh perawat.

4. Pengkajian Fisik a. Pengkajian umum 1) Kesadaran : Composmentis 2) Tekanan darah : 130 / 80 mmHg 3) Nadi : 90x / menit 4) Pernapasan : 26x / menit 5) Suhu : 36.9O c 6) TB/BB : 150 cm / 53 kg

b. Pemeriksaan Fisik Persistem 1) Sistem penglihatan

Bentuk mata klien normal ukuran pupil 3 mm, pergerakan bola mata baik, konjungtiva anemis, tidak ada radang pada mata.

2) Sistem pendengaran

Bentuk telinga normal, tidak ada tanda-tanda peradangan atau lesi, tidak ada serumen, tidak terdapat cairan yang keluar dari telinga,tidak ada gangguan pada pendengaran.

3) Sistem wicara

Klien tidak mengalami kesulitan untuk wicara dalam komunikasi klien baik.

(41)

4) Sistem pernapasan

Bentuk dada klien normal antara kanan dan kiri, tidak terdapat krepitasi dan tidak ada nyeri saat di perkusi suara sonor, suara nafas vesikuler.

5) Sistem kardiovaskuler

Nadi klien 80 x/menit, irama jantung teratur, nadi kuat, tempearatur akral hangat, warna kulit sawo matang, bunyi jantung lup dup tidak ada pembesaran kardiomegali.

6) Sistem neurologi

Kesadaran klien composmentis, ada peningktan TIK klien mengatakan nyeri kepala dan klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk dengan skala nyeri 5, dank lien mengatakan nyeri kepala saat klien banyak aktivitas dan nyeri hilang timbul.

7) Sistem pencernaan

Bentuk mulut normal, membran mukosa kering, lidah klien kotor, tidak ada peradangan,tidak ada pendarahan pada gusi, dan tidak kesulitan saat menelan, terdapat karies pada gigi, bising usus 10x / menit.

8) Sistem immunologi

Ada pembesaran getah bening pada daerah leher, dan ada nyeri tekan. 9) Sistem endokrin

Tidak kesulitan saat bernafas dan nafas klien tidak berbau keton, tidak pembesaran kelenjar tiroid.

(42)

10) Sistem Urogenital

Tidak ada distensi kandung kemih dan klien tidak terpasang kateter dan tidak ada keluhan.

11) Sistem Integument

Distribusi rambut merata dan waran rambut hitam, dan turgor kulit tidan elastis, dan klien sering keluar keringat dingin dan kulit klien terdapat ruam kemerahan.

12) Sistem Muskulokeletal

Tidak ada kesulitan dalam bergerak, dan tidak ada fraktur, aktivitas klien di bantu oleh keluaraga nya.

5. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi

Tanggal : 23 Mei 2016

NO JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL

1 Leukosit 6.78 x 10^3/ul 4.00 – 10.00 2 Hemaglobin 10.19/ dl 11.0 – 15.00 3 Trombosit 53 x 10^ 3/ul 150 – 450 4 Hematokrit 41.6 % 37.0 47.0 5 Neutrofil 50.8 % 50.0 – 70.0 6 Limfosit 41.9 % 20.0 – 40.8 7 Monosit 2.9 % 3.0 – 12.0 8 Eosinofil 10 % 0.5 – 5.0 9 Basofil 3.4 % 00.1.0

(43)

b. Penatalaksanaan

1) Penatalaksanaan medis

a) Carsida tablet 3x1 oral /8 jam b) Ranitidine 1 amp /IV / 12 jam c) Paracetamol tablet 3 x 1 oral / 8 jam 2) Tindakan Keperawatan

a) Memonitor tanda tanda vital

b) Melibatkan keluaraga dalam memasase c) Berkolaborasi dalam pemberian obat

6. Resume Keperawatan

Tanggal 23 Mei 2016

Klien datang kerumah sakit melalui IGD pada tanggal 21 mei 2016 dengan keluhan demam naik turun selama tiga hari yang lalu perut kembung ,mual, muntah, pusing, dan badan terasa lemas. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dengan TD: 120/70 mmHg, suhu : 38.00 C, nadi : 85x/ menit, RR : 24 x/menit klien mendapatkan terapi, paracetamol, ranitidine, ceftriaxon, munos.

Tanggal 24 Mei 2016

Pada saat di lakukan pengkajian pada tanggal 23 mei 2016 pukul 09.00 – 11.00 wib klien mengatakan nyeri kepala dank lien mengatakan hal yang memperberat nyeri adalah saat klien beraktivitas, dan hal yang memperingan adalah saat klien istirahat. Nyeri di rasakan seperti tertusuk – tusuk, dengan

(44)

sekala nyeri 5. Nyeri dirasakan menyebar keselur bagian kepala dan nyeri hilang timbul dengan waktu yang tidak menentu. Setelah di lakukan pemeriksaan fisik di temukan TD : 130/ 80 mmHg, suhu : 36,90 c, Nadi : 90 x/ menit, pernapasan 26 x/menit, klien mendapatkan terapi IVFD RL 10 tts/menit, injeksi ranitidin 1 amp/12 jam.

7. Data Fokus

a. Data subyektif

1) Pasien mengtakan sering merasa haus 2) Pasien mengtakan badan nya lemas 3) Pasien mengatakan sering keluar keringat

4) Pasien mengtakan minumnya 3 – 4 x/ hari ( 800 cc/hari) 5) Pasien mengatakan nyeri kepala

6) Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk – tusuk 7) Pasien mengatakan nyeri hilang timbul

8) Pasien mengatakan tidak bisa tidur

9) Pasien mengatakan tidak bisa tidur karena kepala nya nyeri pada malam hari

b. Data objektif

1) Membran mukosa kering 2) Turgor kulit tidak elastis 3) Trmbosit 53.x 10^ 3/ul

(45)

4) Suhu 36.80 c 5) Klien berkeringat 6) Sekala nyeri 5

7) Pasien sering memegangi kepala nya 8) Pasien meringis menahan nyeri

9) TD : 130/80 mmhg, Suhu 36, 9 o c, Nadi 90 x / menit, Pernapasan 26 x / menit.

10) Klien menguap 11) HB 10.19/ dl

12) Mata klien terlihat merah

8. Analisa data

No Data Masalah Etiologi

1 DS :

- Pasien mengtakan sering merasa haus - Pasien mengtakan badan nya lemas - Pasien mengtakan minumnya 3 – 4 x/ hari

(800/ hari )

DO :

- Membran mukosa kering - Turgor kulit tidak elastis - Klien berkeringat - Trmbosit 53.x 10^ 3/ul - Suhu 36.9o c Resiko kekurangan volume cairan Pindahnya cairan intravaskuler ke ekstra vaskuler

(46)

2 DS :

- Pasien mengatakan nyeri kepala - Pasien mengatakan nyeri seperti

ditusuk-tusuk

- Pasien mengatakan nyeri hilang timbul

DO :

- Skala nyeri 5

- Pasien sering memegangi kepala nya - TD : 130/80 mmHg, N : 90 x / menit, RR :

26 x / menit, Suhu : 36 , 9 o c. - Pasien meringis menahan nyeri - Pasien berkeringat

Nyeri Proses

inflamasi

3 Ds

- Pasien mengatakan tidak bisa tidur - Pasien mengatakan tidak bisa tidur karena

kepala nya nyeri pada malam hari

DO :

- Klien menguap - HB 10.19/ dl

- Mata pasien terlihat merah

Gangguan pola tidur

Nyeri kepala

8. Daftar Masalah

a. Resiko kekurangan volume cairan b. Nyeri

(47)

9. Prioritas keperawatan

a. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan Pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler

b. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi

c. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri kepala.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan Pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler

DS :

- Pasien mengatakan sering merasa haus - Pasien mengatakan badan nya lemas

- Pasien mengatakan minumnya 3 – 4 x/ hari ( 800 cc / hari )

Do :

- Membran mukosa kering - Turgor kulit tidak elastis - Trmbosit 53.x 10^ 3/ul - Suhu 36,8O c

(48)

2. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi. Ds :

- Pasien mengatakan nyeri kepala

- Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk – tusuk - Pasien mengatakan nyeri hilang timbul

Do :

- Sekala nyeri 5

- Pasien sering memegangi kepalanya - TD : 130/80 mmhg, N : 90 x / menit - Suhu 36, 9 0 c, RR 26 x / menit - Pasien meringis menahan nyeri - Pasien berkeringat

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri kepala DS :

- Pasien mengatakan tidak bisa tidur

- Pasien mengatakan tidak bisa tidur karena kepala nya nyeri pada malam hari

DO :

- Klien menguap - HB 10.19 %/dl

(49)
(50)

C. Rencana Keperawatan

Nama : Ny. P

Ruang : Ruang penyakit dalam

Dx medis : DHF

No Tanggal Dx.

Keperawatan Tujuan Rencana Keperawatan Rasional

1 23 Mei 2016 Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan Pindahnya cairan intra vaskuler ke ekstra vaskuler

Setelah di lakukan asuhan keperawatan resiko kekurangan volume cairan dapat teratasi dengan kh : a) Membran mukosa

lembab

b) Turgor kulit kembali normal

1. Pantau masukan dan keluaran cairan 2. Monitor tanda – tanda

meningkat nya kekurangan volume cairan. Turgor kulit 3. Kaji tanda dan gejala

dehidrasi

4. Anjurkan keluarga dalam pemberian banyak minum.

5. Kolaborasi dalam pemberian cairan intra vena

1. Untuk mrengetahui keseimbangan cairan

2. Mengidentifikasi tanda – tanda kekurangan cairan

3. Untuk mengetahui defisit volume cairan tubuh.

4. Asupan cairan sangat diperlukan untuk menambah volume cairan tubuh.

5. Pemberian cairan intravena sangat penting karena langsung kepembuluh darah (vaskuler).

(51)

2 23 mei 2016 Nyeri berhubungangan dengan proses inflamasi

Setelah di lakukuan asuhan keperawatan nyeri dapat teratasi dengan kh :

Klien tidak merasakan nyeri Klien dapat mengontrol nyeri

1. Observasi tanda – tanda vital

2. Kaji sekala nyeri.

3. Berikan posisi nyaman.

4. Libatkan keluarga dalam melakukan masase pada daerah kepala dan leher. 5. Kolaborasi dalam

pemberian analgesic

1. Untuk memantau kondisi klien selama masa perawatan. 2. Untuk mengetahui tingkat nyeri

yang di alami klien.

3. Dapat membamtu membantu meneruskan ketegangan yang dapat meningkat nyeri. 4. Untuk meningkatkan relaksasi.

5. Dapat menurunkan nyeri secara optimal 3 23 Mei 2016 Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri kepala

Setelah di lakukan asuhan keperawatan di harapkan gangguan pola tidur dapat teratasi dengan kh : Tidur klien tidak terganggu Klien bisatidur

e. Kaji pola tidur klien

f. Kaji penggunaan obat sedative

g. Libatkan keluarga dalammenciptakan suasana yang tenang. h. Berikan posisi tidur yang

nyaman

1. Untuk mengetahui kemudahan tidur klien

2. Kebiyasaan pemakain obat sangat sedative sanagat mempengaruhi pola tidur

3. Untuk memberikan situasi yang kondusif untuk tidur.

4. Perubahan posisimengubah tekanan dan meningkatkan istirhat.

(52)

D. Catatan Perkembangan Nama : Ny. P Umur : 49 tahun

Ruang : Ruang Penyakit Dalam

No Tgl/ Waktu Implementasi Paraf Evaluasi

1 23 Mei 2016 10.00-10.15 WIB 10.15-10.30 WIB 10.15-10.30 WIB 10.45-11.00 WIB

1. Memantau masukan dan keluaran cairan

R : Pasien mau di ajak bekerja sama H : Balance cairan : - 160 cc 2. Monitor tanda-tanda meningkat nya kekurangan volume cairan. Turgor kulit R : Klien mau di periksa

di daerah perut dan mulut

H : Membran mukosa kering dan turgor kulit tidak elastis 3. Mengkaji tanda dan

gejala dehidrasi. R : Pasien mengatakan

sering haus H : Pasien dapat

menyebutkan tanda dan gejala dehidrasi 4. Melibatkan keluarga

dalam pemberian banyak minum.

S :

- Pasien mengatakan sering merasa haus

- Pasien mengtakan badan nya lemas

O :

- Membran mukosa kering - Turgor kulit tidak elastis - Suhu 36.80 c

A :

Masalah Resiko kekurangan volume cairan belum teratasi.

P :

Lanjutkan inervensi

1. Pantau masukan dan keluaran 2. Monitor tanda-tanda

meningkatnya kekurangan volume cairan turgor kulit. 3. Mengkaji tanda dan gejala

(53)

11.10-11.20 WIB R : Keluarga bertanya manfaat pemberian minum H : Keluarga memberikan minum satu gelas. 5. Berkolaborasi dalam

pemberian cairan intra vena.

R : Pasien mau di ajak bekerja sama H : Klien telah di pasang

infus RL 10tts/menit 2 23 Mei 2016 11.30-11.40 WIB 11.40-11.50 WIB 11.50-12.00 WIB 1. Mengobservasi tanda – tanda vital R : Pasien mau di periksa di tangan kanan nya. H : TD : 130/ 80 mmHg, Suhu : 36.9 o c, Nadi : 90 x / menit, RR : 26x/ menit

2. Mengkaji sekala nyeri. R : Pasien mengatakan nyeri kepala. H : Skala nyeri 5 3. Memberikan posisi nyaman. R : Pasien mau di berikan posisi nyaman

H : Pasien tidur dengan kepala lebih tinggi dari kaki

S :

- Pasien mengatakan nyeri kepala - Pasien mengatakan nyeri seperti

ditusuk-tusuk

- Pasien mengatakan nyeri hilang timbul

O :

- Pasien berkeringat - Skala nyeri 5

- Pasien memegangi kepala nya - TD : 130/80 mmHg

- Suhu : 36, 9o c, Nadi : 90 x / menit, RR : 26 x / menit

A:

(54)

12.30-12.35 WIB 12.30-12.40 WIB 4. Melibatkan keluarga dalam melakukan masase pada daerah kepala dan leher. R : Keluarga mendengarkan anjuran perawat H : Keluarga mampu melakukan nya 5. Berkolaborasi dalam pemberian analgesik. R: Pasien bertanya

tentang nama obat yang di berikan H : Obat ranitidin masuk

melalui intravena

P :

Lanjutkan intervensi

1. Observasi tanda – tanda vital 2. Mengkaji sekala nyeri.

3. Kolaborasi dalam pemebrian obat 4. berikan posisi nyaman.

3 23 Mei 2016 12.40-12.55 WIB 12.55.12.55 WIB 13.00-13.10WIB

1. Mengkaji pola tidur klien

R : Klien mau diajak kerja sama H : Klien sering terbangun di malam hari 2. Mengkaji penggunaan obat sedative R : Klien mendengarkan menjawab pertanyaan dari perwat H : Klien tidak menggunakan obat – obatan saat tidur 3. Melibatkan keluarga

dalammenciptakan suasana yang tenang.

S :

- Pasien mengatakan tidak bisa tidur

- Pasien mengatakan tidak bisa tidur karena kepala nya nyeri pada malam hari

O :

- Pasien menguap - HB 10.19 %/dl

- Mata klien terlihat merah A :

Masalah gangguan pola tidur belum teratasi

P :

Lanjutkan intervensi 1. Mengkaji pola tidur klien

(55)

13.20-13.30 WIB R : Keluarga bertanya tentang manfaat menciptakan suasana yang tenang H : Ruangan terlihat tenang

4. Berikan posisi tidur yang nyaman

R : Pasien mau di berikan posisi nyaman.

H : Pasien tidur dengan kepala lebih tinggi dari kaki

2. Berikan posisi nyaman

4 24 mei 2016 07.30-07.45 WIB 07.45-07.55 WIB 08.00-08.15 WIB

1. Memantau masukan dan keluaran

R : Klien mau di ajak berkerja sama H : Balance cairan :

-160 cc

2. Memeriksa membran mukosa dan turgor kulit R : Pasien mau di

periksa di mulut dan perut

H : Membran mukosa sedikit kering, dan turgor kulit tidak elastis

3. Mengkaji tanda dan gejala dehidrasi R : Pasien menjawab

pertanyaan perawat

S :

- Pasien mengatakan minum sudah banyak.

- Pasien mengatakan sudah tidak lemas

O :

- Membran mukosa sedikit lembab - Turgor kulit tidak elastis

- Klien sudah tidak lemas

A :

Masalah Resiko kekurangan volume cairan belum teratasi

P.

Lanjutkan intervensi 1. Pantau masukan dan

(56)

H : Membran mukosa terlihat masih kering

2. Monitor tanda tanda vital 3. Kaji tanda dan gejala dehidrasi 5 24 Mei 2016 08.15-08.30 WIB 08.30-08.35WIB 08.35-08.45 WIB 08.50-09.00 WIB 1. Mengobservasi tanda – tanda vital R : klien bersedia di periksa tekanan darah nya H : TD : 120/ 80 mmHg, S : 36.50 c, N : 85 x/ menit, RR : 24x / menit 2. Mengkaji sekala nyeri.

R : Pasien mengatakan nyeri berkurang. H : Klien dapat mengontrol nyeri. 3. Memberikan posisi nyaman.

R : Pasien mau di ajak bekerja sama

H : klien di berikin posisi semi fowler 4. berkolaborasi dalam

pemberian obat. R : Pasien mau di beri

obat

H : Pasien di beri obat ranitidine 25 ml melalui intravena

S :

- Pasien mengatakan sudah dapat mengontrol nyeri

- Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang

O :

- Pasien terlihat rileks - Sekala nyeri 3 - Td : 120 mmHg, - Suhu : 36, 5o c - Nadi : 85 x / menit - RR : 24 x / menit - Klien tidak berkeringat

A :

Masalah nyeri belum teratasi

P :

Lanjutkan intervensi

1. Monitor tanda-tanda vital 2. Kaji sekala nyeri

3. Kolaborasi dalam pemberian obat

4. Memberikan posisi nyaman.

6 24 Mei 2016 09.00-09.20

WIB

1. Mengkaji pola tidur klien

R : Pasien menjawab pertanyaan darin perawat

S :

- Pasien mengatakan sudah bisa tidur

- Pasien mengatakan tidur nya tidak terganggu.

(57)

09.30.10.00 WIB

H : Pasien masih sering terbangun di malam hari.

2. Memberikan posisi yang nyaman.

R : Pasien mau mendengarkan instruksi perwat H : Pasien tidur dengan

kepala lebih tinggi dari kaki

O :

- Pasien terlihat segar

- Mata pasien tidak terlihat merah

A :

Masalah gangguan pola tidur teratasi

P :

Lanjutkan intervensi 1. Kaji pola tidur klien 2. Berikan posisi yang nyaman

(58)

BAB IV PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini penulis akan membahas mengenai kesenjangan yang ada di teori dan kenyataan dalam kasus Ny. P usia 49 tahun dengan masalah DHF yang ada di Ruang Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pringsewu Lampung ini melalui pendekatan proses keperawatan yang dimulai dari pengkajian, diagnosa, rencana, implementasi sampai dengan evaluasi.

A. Pengkajian

Berdasarkan pengkajian data yang telah di dapat Ny. P pada tanggal 23 mei 2016, data yang di ambil tidak hanya dari klien saja tetapi dari keluarga, pemeriksaan fisik, tenaga medis dan observasi langsung dimana dalam pengumpulan data ini penulis tidak mengalami hambatan. Saat di lakukan pengkajian pada Ny. P yaitu : tanda dan gejala pada pasien DHF pada tinjauan teori yaitu : Demam akut selama 2 – 7 hari, nyeri otot, nyeri kepala, tidak nafsu makan, mukosa mulut kering, pendarahan pada kulit petekie. Saat pengkajian dan pemeriksaan pada Ny. P pada tanggal 23 mei 2016, data yang penulis dapatkan yaitu klien mengalami nyeri kepala, lemah, sering haus, turgor kulit tidak elastis, membrane mukosa kering, pegal – pegal di persendian, lidah kotor, keluar bintik – bintik merah di seluruh tubuh. Klien tidak mengalami penurun kesadaran tingkat kesadaran composmentis GCS (Glasgow Coma Scale) : 15 E4V5M6. Klien tidak mengalami demam karena

(59)

obat paracetamol, nafsu makan tidak menurun karena klien mengatakan selalu menghabiskan makanan yang di sediakan dari rumah sakit dengan alasan klien ingin cepat sembuh, klien tidak mual dengan selalu di beri obat ranitidine 25 ml/gram saat di tanyakan klien mengangguk nyeri kepala di keranakan pada pasien terjadi akibat rilis mediactor proinflamsi sebagai mekanisme respon imun terhadap agen infeksisus. Mediactor proinflamasi ini kemudian menekan ujung – ujung saraf sehingga kemudian di sampaikan sebagai rasa nyeri pada otak. Hal inilah yeng menyebabkan penderita mengalami nyeri kepala.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia baik individu atau kelompok dan status kesehatan, dimana perawat secara aktulitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi. Berdasarkan teori yang ada maka diagnosa keperawatan yang muncul yang pada penyakit DBD.

h. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan Pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.

i. Perubahan nutrisi dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah, anorexia. j. Potensial terjadi nya perdarahan ulang b.d trombositopeni.

k. Hipertermi berhubungan denagan pelepasan asam arakidonat pada hipotalamus sekunder terhadap pelepasan zat pirogen.

l. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan stimulus nosiseptor sekunder terhadap peradangan ( proses inflamasi ).

(60)

m. Risiko syok hipovolemi berhubungan dengan pendarahan sekunder terhadap pembesaran kapiler.

n. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri kepala

Sedangkan pada kasus Ny. P penulis menemukan 3 diagnos keperawatan sesuai dengan keadaan klien yaitu :

1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan Pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler di tandai dengan klien mengatakan klien sering merasa haus, dan klien mengtakan bibir kering, badan nya lemas. Pemeriksaan Tanda – tanda vital : TD : 130 / 80 mmHg, N : 90 x / menit RR : 26 x / menit, S: 36.90 C. Membran mukosa kering, turgor kulit tidak elastis, klien berkeringat.

Penulis mengangkat diagnosa ini sebagai prioritas pertama karena jika resiko kekurangan volume cairan tidak teratasi dapat menyebekan syok hipovolemik dan mengakibatkan kematian.

2. Nyeri berhubungan dengan Peningkatan stimulus nosiseptor sekunder ( Proses Inflamasi ) di tandai dengan klien mengatakan nyeri kepala, klien mengatakan nyeri seperti di tusuk – tusuk, pasien mengatakan nyeri hilang timbul. Pemeriksaan Tanda – tanda vital : TD : 130 / 80 mmHg, N : 90 x / menit RR : 26 x / menit, S : 36.9 0 C dengan sekala nyeri 5, klien sering memegangi kepala nya, pasien meringis menahan nyeri, klien berkeringat.

(61)

Penulis memprioritaskan diagnosa ini sebgai diagnosa yang kedua. Hal ini jika tidak di tangani akan menimbulkan rasa yang kurang nyaman dan akan mengganggu aktivitas klien dan menimbulkan komplikasi yang berkelanjutan. 3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri kepala.Di tandai dengan

pasien mengatakan tidak bisa tidur, pasien mengatakan tidak bisa tidur karena nyeri kepala dan klien menguap, mata pasien terlihat merah. HB 10.19/ dl Penulis memprioritaskan diagnosa ini sebagai diagnosa ketiga karena klien belum bisa tidur, hal ini jika tidak di tangani akan menghambat proses penyembuhan.

Dari tujuh diagnosa pada tinjauan teori yang tidak muncul pada tinjuan kasus adalah diagnosa 2, 3, 4, dan 6. Pada diagnosa ke 2, yaitu Perubahannutrisi dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah, anorexia. Tidak di tegakkan menjadi diagnosa pada klien dikarenakan tidak ada data yang mendukung seperti klien tidak mengalami penurunan nafsu makan, klien tidak mual, tidak muntah. Pada diagnosa ke 3 yaitu Potensial terjadi nya perdarahan ulang b.d trombositopeni. Tidak ditegakkan menjadi diagnose prioritas walaupun ditemukan data yang mendukung seperti di lihat dari hasil trombosit namun sudah di tangani dengan perawat sebelumnya sehingga penulis tidak menegakkanya menjadi diagnosa prioritas dan ada diagnosa yang lebih menunjang dan dan harus segera diatasi. Pada diaganosa ke 4 Hipertermi berhubungan denagan pelepasan asam arakidonat pada hipotalamus sekunder terhadap pelepasan zat pirogen. Tidak ditegakkan menjadi diagnosa prioritas yaitu tidak di temukannya data yang

(62)

menunjang seperti klien tidak mengalami demam yang tinggi. Pada diagnosa ke 6 Risiko syok hipovolemi berhubungan dengan pendarahan sekunder terhadap pembesaran kapiler. Tidak ditegakkan menjadi diagnosa karena tidak di temukannya data yang menunjang seperti klien mengalami perdarahan di hidung, perdarahan di gusi, hematemesis, hematuria, melena.

C. Intervensi

Pembuatan intervensi yang di lakuakan pada tanggal 23 Mei 2016. Pada pembuatan intervensi atau rencana pada kasus di sesuaikan pada landasan teori yang ada dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi klien.

Intervensi diagnosa pertama yaitu :

1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan Pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler

Intervensi yang ada pada tinjauan teori yang perawat lakukan 6. Pantau masukan dan keluaran cairan

7. Monitor tanda – tanda meningkatnya kekurangan volume cairan. Turgor kulit

8. Kaji tanda dan gejala dehidrasi

9. Anjurkan keluarga dalam pemberian banyak minum. 10. Kolaborasi dalam pemberian cairan intra vena

Intervensi yang ada ditinjauan teori yang sudah diimplementasikan 2. Nyeri berhubungan dengan Proses Inflamasi.

(63)

Inetervensi yang ada pada tinjauan teori yang perawat lakuakan 6. Observasi tanda – tanda vital

7. Kaji sekala nyeri. 8. Berikan posisi nyaman.

9. Libatkan keluarga dalam melakukan masase pada daerah kepala dan leher. 10. Kolaborasi dalam pemberian analgesik

Intervensi yang ada ditinjauan teori sudah diimplementasikan.

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri kepala. Intervensi yang ada pada tinjauan teori yang perawat lakukan i. Kaji pola tidur klien

j. Kaji penggunaan obat sedative

k. Libatkan keluarga dalammenciptakan suasana yang tenang. l. Berikan posisi tidur yang nyaman

Intervensi yang ada ditinjauan teori sudah diimplementasikan.

D. Implementasi

Impementasi hari pertama (kesatu)

Diagnosa I

1. Memantau masukan dan keluaran cairan.

2. Memonitor tanda – tanda meningkatnya volume cairan. Turgor kulit. 3. Mengkaji tanda dan gejala dehidrasi.

(64)

5. Berkolaborasi dalam pemberian cairan intra vena.

Intervensi yang ada pada tinjauan teori sudah di implementasikan kepada klien dan didapatkan hasil yaitu :

Balance cairan : - 160, membrana mukosa kering dan turgor kulit tidak elastis, pasien dapat menyebutkan tanda dan gejala dehidrasi, keluarga memberikan minum satu gelas, pasien telah di pasang infus RL : 10 tetes / menit. Penulis tidak menemukan suatu kendala karena keluarga dan klien mampu untuk diajak bekerja sama.

Diagnosa II

1. Mengobservasi tanda – tanda vital. 2. Mengkaji sekala nyeri.

3. Memberikan posisi nyaman.

4. Mengajurkan keluarga dalam melakukan masase pada daerah kepala dan leher. 5. Berkolaborasi dalam pemberian analgesik.

Intervensi yang ada pada tinjauan teori sudah di implementasikan kepada klien dan di dapatkan hasil yaitu : TD : 130/ 80 mmHg, Suhu : 36.9 o c, Nadi : 90 x / menit, RR : 26 x / menit, sekala nyeri 5, pasien tidur dengan kepala lebih tinggi dari kaki, : Keluarga mampu melakukan nya, Obat ranitidin masuk melalui intravena. Penulis tidak menemukan suatu kendala karena keluarga dan klien mampu untuk diajak bekerja sama.

(65)

1. Mengkaji pola tidur klien.

2. Mengkaji penggunaan obat sedative.

3. Melibatkan keluarga dalammenciptakan suasana yang tenang. 4. Memberikan posisi tidur yang nyaman.

Intervensi yang ada pada tinjauan teori sudah d implementasikan kepada klien dan di dapatkan data yaitu : klien sering terbangun di malam hari, klien tidak menggunakan obat-obatan saat tidur, Ruangan terlihat tenang, Pasien tidur dengan kepala lebih tinggi dari kaki. Penulis tidak menemukan suatu kendala karena keluarga dan klien mampu untuk diajak bekerja sama.

Implementasi hari kedua

Diagnosa I

1. Memantau masukan dan keluaran.

2. Monitor tanda – tanda meningkat nya kekurangan volume cairan. Turgor kulit 3. Mengkaji tanda dan gejala dehidrasi.

Intervensi dihari kedua sudah di implementasikan kepada klien, dan di dapatkan data yaitu : Balance cairan : - 160, membran mukosa sedikit kering, dan turgor kulit tidak elastis, membran mukosa masih sedikit kering. Penulis tidak menemukan suatu kendala karena keluarga dan klien mampu untuk diajak bekerja sama.

(66)

Diagnosa II

5. Mengobservasi tanda – tanda vital.

6. mengkaji sekala nyeri.

7. berkolaborasi dalam pemebrian analgesik.

Intervensi dihari kedua sudah di implementasikan kepada klien dan di dapatkan data yaitu : TD : 110/ 80 mmhg, Suhu : 36.50 c, Nadi : 80 x/ menit, RR : 22x / menit, klien dapat mengontrol nyeri, pasien di beri obat ranitidine 25 ml melalui intravena. Penulis tidak menemukan suatu kendala karena keluarga dan klien mampu untuk diajak bekerja sama.

Diagnosa III

3. Mengkaji pola tidur klien.

4. Memberikan posisi yang nyaman.

Intervensi dihari kedua sudah di implementasikan kepada klien dan di dapatkan data yaitu : pasien masih sering terbangun di malam hari, Pasien tidur dengan kepala lebih tinggi dari kaki. Penulis tidak menemukan suatu kendala karena keluarga dan klien mampu untuk diajak bekerja sama.

(67)

E. Evalusai

Evaluasi hari ke pertama

Evaluasi merupakan tahap akhir dalam tindakan keperawatan yang diharapkan dari masing-masing diagnosa keperawatan pada Ny. P denagan DHF dapat teratasi. 1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan Pindahnya cairan

intravaskuler ke ekstra vaskuler.

Masalah resiko kekurangan volume cairan belum teratasi dengan ditemukannya data yaitu : membran mukosa kering, turgor kulit tidak elastis, klien terlihat lemas, klien berkeringat.

2. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.

Masalah Nyeri belum teratasi dengan ditemukan data yaitu : skala nyeri 5, Pasien memegangi kepalanya, TD : 130 / 80 mmHg, N : 90 x / menit, S : 36, 9 o c, RR : 26 x / menit, klien meringis menahan nyeri. Klien berkeringat.

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri kepala.

Masalah gangguan pola tidur belum teratasi dengan ditemukannya data yaitu : pasien menguap, pasien terlihat mengantuk, mata klien terlihat merah.

Evaluasi hari kedua

1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan Pindahnya cairan intravaskuler ke ekstra vaskuler.

Masalah resiko kekurangan volume cairan teratasi sebagian dengan di buktikannya : membran mukosa sedikit lembab, turgor kulit tidak elastis, klien sudah tidak lemas.

(68)

2. Nyeri berhubungan dengan Proses Inflamasi

Masalah nyeri teratasi sebagian dengan di buktikannya : pasien terlihat rileks, skala nyeri 3, TD : 120 / 80 mmHg, N : 85 x / menit, S : 36, 5 o C, RR : 24 x / menit.

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri kepala.Masalah gangguan pola tidur teratasi dengan di buktikannya : pasien terlihat segar, mata klien tidak terlihat merah.

(69)

BAB V PENUTUP

A. Tujuan

Setelah penulis melakukan asuhan keperwatan pada tanggal 23 Mei 2016, Ny. P dengan diagnose medis DHF di ruang penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Pringeswu Propinsi Lampung maka penulis dapat menyimpulkan :

1. Pengkajian

Pengakajian pada Ny. P pada asuhan kerarwatan penulis menggunakan metode wawancara, pengamatan, observasi, pemeriksaan fisik, dan membaca hasil penunjang. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny. P di tetapkan tanda dan gejala membrane mukosa kering, turgor kulit tidak elastis, nyeri kepala, nyeri seperti tertusuk – tusuk, nyeri hilang timbul, klien tidak bisa tidur, mata klien terlihat merah, dan klien terlihat menguap.

2. Diagnosa

Diagnosa yang ditegakkan dalam kasus pada Ny. P yaitu

a. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan Pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler

b. Nyeri berhubungan dengan Proses Inflamasi

c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri kepala.

3. Intervensi

(70)

Penulis dalam melakukan pembuatan intervensi dengan dignosa keperawatan yang ada. Rencana tindakan yang di tentukan mengacu pada kondisi klien, dan berbagai sumber buku.

4. Implementasi

Pada tahap implemtasi yang di prioritaskan kepada klien adalah berkolaborasi dalam pemberian cairan dan pemberian obat, serta memalakukan sesuai denagan rencana keperawatan yang telah di susun dan di lakukan secara terus menerus dan menyeleruh sehingga masalah tersebut dapat di atasi atau berkurang.

5. Evaluasi

Evaluasi yang di baut penulis mengguanakan metode SOAP, evaluasi di lakukan secara terus menerus oleh penulis, tetapi penulis terdapat keterbatasan waktu.

E. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah di dapat, maka penulis memberikan saran : 1. Diharapakan kepada keluarga yang akan datang untuk bekerja sama denagan

baik dan lebih terbuka agar pelaksanaan asuhan keperawatan dapat diberikan secara maksimal.

2. Diharapakan kepada pihak RSUD Pringsewu khususnya Ruang Penyakit Dalam agar dalam melakukan pengkajian keperawatan dilakukan secara menyeluruh dan teliti untuk mendapatkan data yang sesuai perlu komunikasi teraupetik pada

(71)

klien, dan kerja sama antar perawat, klien, keluarga klien dan tim medis yang lain sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan secara komperhensif dan maksimal.

3. Diharapkan kepada pihak pendidik agar institusi pendidik dapat menambahkan fasilitas guna praktik mahasiswa/i khusus nya Keperawatan Medikal Bedah dan pelaksanaan studi kasus sekiranya institusi pendidikan lebih mengupayakan pengadaan litearatur tentang asuahan keperawatan dengue haemoragic fever (DHF). yang terbaru sehingga dapat membantu mahasiswa dalam melaksanakan asuahan keperawatan yang lebih baik dan meningkatkan kesehatan.

(72)

DAFTAR PUSTAKA

Andra Saferi W, Yessie Mariza P. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2 : Nuha Medika. Yogyakarta

Depkes RI, (2005). Konsep Dasar Demam Berdarah. Jakarta : EGC Doenges, M.E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Kartika Sari Wijayaningsih, (2013). Standar Asuhan Keperawatan : CV. Trans Info Media. Jakarta

Nanda & NIC – NOC. (2013) . Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis. Jilid 1. Jakarta

Nafsiah, 2014. Penyakit Menular Masih Menjadi Masalah Kesehatan yang

Menimbulkan Kesakitan, Kematian, Kecacatan yang Tinggi. Diunggah 29

Oktober 2014 dan diunduh oleh Yoga Rizki Wibowo pada tanggal 11 Juni 2016 dalam web (http://upaya.pemerintah.untuk.penyakit.menular).

Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Lampung. 2016.

Sudoyo Aru, dkk 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1,2,3, edisi keempat. Internal Publishing, Jakarta

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kesadaran merek berpengaruh positif terhadap rasa percaya diri pelanggan atas keputusan pembelian, kesan kualitas

- Ho diterima, jika F hitung lebih kecil ( ≤ ) dari F tabel pada signifikan level 5% berarti Variabel (Xi) bebas yaitu luas lahan, jumlah tanaman lada, tinggi

Kendala internal yang dihadapi pola relasi dalam keluarga yang memarjinalkan peran perempuan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, sementara kendala eksternal

DPA-SKPD PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.. TAHUN

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, untuk mengarahkan pembahasan maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “apakah metode PBL dalam pembelajaran

Thus, this research attempts to select the teaching materials by using a reading descriptive text and applying an appropriate teaching model that is Cooperative

[r]

Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model kooferatif Tipe STAD menggunakan Metode GQGA terhadap hasil belajar matematika pada materi logika di kelas X SMA