Menguraikan tentang keberhasilan dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, permasalahan dan kendala, serta strategi pemecahannya untuk waktu yang akan datang.
10
BAB II.
PERENCANAAN KINERJA
2.1 Arah Kebijakan
Dalam rangka mendukung dua dari enam arah kebijakan Ditjen PDSPKP, yaitu meningkatkan produk olahan kelautan dan perikanan yang bermutu, aman dan berdaya saing dan meningkatkan konsumsi ikan, BBP3KP menetapkan arah kebijakan sebagai berikut:
1. Meningkatkan penerapan teknologi inovasi pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan;
2. Meningkatkan penyiapan Bahan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) produk kelautan dan perikanan;
3. Meningkatkan pelayanan pengujian dan sertifikasi produk kelautan dan perikanan; 4. Meningkatkan penyebarluasan informasi dan pengembangan usaha pengolahan dan
pemasaran produk kelautan dan perikanan.
Dalam melaksanakan 4 (empat) arah kebijakan di atas, BBP3KP menerapkan tatakelola pemerintahan yang baik yang dilakukan oleh seluruh level unit kerja. Disamping itu, BBP3KP melaksanakan kebijakan pengarustamaan gender dan transformasi digital.
2.2. Tujuan dan Sasaran Strategis
Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan merumuskan tujuan pembangunan selama lima tahun, sebagai berikut:
1. Meningkatnya pelaku usaha kelautan dan perikanan yang inovatif dan berdaya saing. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan peningkatan persentase pelaku usaha kelautan dan perikanan penerap inovasi yang berdaya saing, dari 60% pada tahun 2020 menjadi 70% pada tahun 2024.
11 2. Meningkatnya produk kelautan dan perikanan berdaya saing untuk konsumsi masyarakat. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan peningkatan jumlah produk kelautan dan perikanan yang aman dan bermutu untuk dikonsumsi masyarakat, dari 30 produk pada tahun 2020 menjadi 50 produk pada tahun 2024.
3. Meningkatnya nilai LKE Pembangunan ZI menuju WBK BBP3KP. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan peningkatan nilai LKE Pembangunan ZI menuju WBK BBP3KP, dari 75 pada tahun 2020 menjadi 85 pada tahun 2024, atau dengan kata lain, perolehan predikat Wilayah Birokrasi Bersih Melayani pada tahun 2024.
4. Meningkatnya nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran BBP3KP. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan peningkatan nilai IKPA BBP3KP, dari 88 pada tahun 2020 menjadi 92 pada tahun 2024.
Sasaran kegiatan pengujian penerapan produk kelautan dan perikanan merupakan kondisi yang ingin dicapai oleh BBP3KP sebagai suatu outcome/impact dari pelaksanaan kegiatan dalam program nilai tambah dan daya saing industri serta program dukungan manajemen di Ditjen PDSPKP. Adapun sasaran tersebut adalah: 1. Program Nilai Tambah dan Daya Saing Industri
a. Sasaran: Pelaku usaha kelautan dan perikanan inovatif dan berdaya saing. Indikator kinerja untuk mengukur capaian sasaran strategis ini adalah persentase pelaku usaha kelautan dan perikanan penerap inovasi yang berdaya saing meningkat dari 60% pada tahun 2020 menjadi 70% pada tahun 2024. b. Sasaran: Produk kelautan dan perikanan berdaya saing untuk konsumsi
masyarakat. Indikator kinerja untuk mengukur capaian sasaran strategis ini adalah jumlah produk kelautan dan perikanan yang aman dan bermutu untuk dikonsumsi masyarakat meningkat dari 30 produk pada tahun 2020 menjadi 50 produk pada tahun 2024.
2. Program Dukungan Manajemen
Sasaran: Tata Kelola pemerintahan yang baik lingkup BBP3KP. Indikator kinerja untuk mengukur capaian sasaran strategis ini adalah:
12 1) Indeks profesionalitas ASN BBP3KP, meningkat dari 72 pada tahun 2020
menjadi 76 pada tahun 2024;
2) Persentase unit kerja BBP3KP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar, meningkat dari 82% pada tahun 2020 menjadi 86% pada tahun 2024;
3) Nilai rekonsiliasi kinerja BBP3KP, meningkat dari 85 pada tahun 2020 menjadi 89 pada tahun 2024;
4) Persentase rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja lingkup BBP3KP, meningkat dari 60% pada tahun 2020 menjadi 80% pada tahun 2024;
5) Nilai WBK BBP3KP, meningkat dari 75 pada tahun 2020 menjadi 85 pada tahun 2024;
6) Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) BBP3KP, meningkat dari Baik (88) pada tahun 2020 menjadi Baik (92) pada tahun 2024.
2.3. Penetapan Kinerja BBP3KP Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja secara jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun. Penetapan kinerja disusun dengan menetapkan sasaran yang mencerminkan sesuatu yang akan dicapai secara nyata dari pelaksanaan program dalam rumusan yang spesifik, terukur, dan berorientasi pada hasil (outcome). Dalam melakukan penetapan kinerja juga ditetapkan ukuran-ukuran kinerja yang jelas berupa indikator kinerja serta penetapan rencana tingkat capaian untuk masing-masing indikator. Sejak tahun 2013, penetapan kinerja pada unit kerja lingkup BBP3KP telah didasarkan pada konsep manajemen kinerja berbasis BSC.
Dalam konsep BSC, Sasaran Strategis (SS) dipetakan dalam suatu Peta Strategi berupa kerangka hubungan sebab akibat yang menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi organisasi. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama yang diharapkan
13 dicapai oleh BBP3KP pada tahun 2020 seperti tertuang pada dokumen Perjanjian
Kinerja Revisi Agustus 2020 pada Tabel 1.
Tabel 1. Perjanjian Kinerja BBP3KP Tahun 2020
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan Inovatif dan Berdaya Saing
1 Persentase Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan Penerap Inovasi yang Berdaya Saing (%)
60 2 Produk Kelautan dan
Perikanan Berdaya Saing untuk Konsumsi
Masyarakat
2 Jumlah Produk Kelautan dan
Perikanan yang Aman dan Bermutu untuk Dikonsumsi Masyarakat (produk)
30
3 Tatakelola Pemerintahan
yang Baik lingkup BBP3KP 3 Indeks Profesionalitas ASN BBP3KP (indeks) 72 4 Persentase Unit Kerja BBP3KP yang
Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar (%)
82 5 Nilai Rekonsiliasi Kinerja BBP3KP 85 6 Persentase Rekomendasi Hasil
Pengawasan yang Dimanfaatkan untuk Perbaikan Kinerja lingkup BBP3KP (%)
60
7 Nilai WBK BBP3KP 75
8 Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan
Anggaran (IKPA) BBP3KP Baik (88)
BBP3KP mempunyai output kegiatan sesuai dokumen Rencana Kerja TA 2020 pada aplikasi Krisna (Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja Anggaran) Bappenas, namun terdapat perubahan dalam DIPA disebabkan oleh pemotongan anggaran sebagai berikut:
1) Rekayasa produk inovasi teknologi pengolahan dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan yang dihasilkan, semula sebanyak 10 rekayasa produk inovasi menjadi 8 rekayasa produk inovasi;
2) Bahan RSNI produk kelautan dan perikanan yang disiapkan, sebanyak 3 bahan rsni (tidak ada perubahan target);
3) Layanan sertifikasi SNI produk kelautan dan perikanan, semula sebanyak 60 produk menjadi 21 produk;
4) Data hasil pengujian produk kelautan dan perikanan, semula sebanyak 1000 data uji menjadi 350 data uji;
14 5) Pelaku usaha yang dibina dalam inkubator bisnis, sebanyak 18 UMKM (tidak ada
perubahan target);
6) Diseminasi informasi pengujian penerapan hasil kelautan dan perikanan, semula sebanyak 500 peserta menjadi 300 peserta;
7) Layanan sarana dan prasarana internal, sebanyak 1 layanan; 8) Layanan dukungan manajemen satker, 1 layanan;
15
BAB III.
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Capaian Kinerja
Pengukuran capaian kinerja BBP3KP Triwulan III Tahun 2020 dilakukan dengan cara membandingkan target (rencana) dan realisasi IKU sesuai dokumen Perjanjian Kinerja Revisi Agustus 2020. Secara lengkap capaian kinerja BBP3KP Tahun 2020 disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2. Ikhtisar Pencapaian Kinerja BBP3KP Triwulan III Tahun 2020
NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
% TERHADAP TARGET TAHUN
2020 TW III 2020 TAHUN 2020 TW III 2020 1 Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan Inovatif dan Berdaya Saing 1 Persentase Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan Penerap Inovasi yang Berdaya Saing (%) 60 0 0 - 100 2 Produk Kelautan dan Perikanan Berdaya Saing untuk Konsumsi Masyarakat
2 Jumlah Produk Kelautan dan Perikanan yang Aman dan Bermutu untuk Dikonsumsi Masyarakat (produk) 30 0 0 - 100 3 Tatakelola Pemerintahan yang Baik lingkup BBP3KP 3 Indeks Profesionalitas ASN BBP3KP (indeks) 72 60 74,70 103,75 124,50
4 Persentase Unit Kerja BBP3KP yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar (%) 82 75 98,22 119,78 130,96 5 Nilai Rekonsiliasi Kinerja BBP3KP 85 0 0 - 100 6 Persentase Rekomendasi Hasil Pengawasan yang Dimanfaatkan untuk Perbaikan Kinerja lingkup BBP3KP (%) 60 45 100 166,67 222,22 7 Nilai WBK BBP3KP 75 0 0 - 100
16
NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
% TERHADAP TARGET TAHUN
2020 TW III 2020 TAHUN 2020 TW III 2020 8 Nilai Indikator Kinerja
Pelaksanaan Anggaran (IKPA) BBP3KP Baik (88) 87 90,57 102,92 104,10 3.2. Analisis Kinerja
Analisis capaian kinerja BBP3KP pada setiap Sasaran Strategis untuk setiap perspective dilakukan untuk menjelaskan realisasi indikator kinerja utama, permasalahan dan kendala yang dihadapi serta upaya perbaikan yang dilakukan ke depan dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan kinerja di lingkungan BBP3KP. Berbagai upaya telah dilakukan oleh BBP3KP dalam rangka meningkatkan daya saing produk kelautan dan perikanan. Upaya tersebut tercermin dari kegiatan uji terap teknik pengolahan dan pemasaran, penyusunan bahan RSNI, pengujian dan sertifikasi produk kelautan dan perikanan, serta pelayanan pengembangan usaha. Tahun 2020 BBP3KP mempunyai 8 indikator kinerja yaitu (1) persentase pelaku usaha kelautan dan perikanan penerap inovasi yang berdaya saing, (2) jumlah produk kelautan dan perikanan yang aman dan bermutu untuk dikonsumsi masyarakat, (3) indeks profesionalitas ASN BBP3KP, (4) persentase unit kerja BBP3KP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar, (5) nilai rekonsiliasi kinerja BBP3KP, (6) persentase rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja lingkup BBP3KP, (7) nilai WBK BBP3KP, dan (8) nilai indikator kinerja pelaksanaan anggaran (IKPA) BBP3KP. Analisis untuk setiap sasaran strategis dan indikator kinerja utama dapat dijelaskan sebagai berikut :
3.2.1.
Sasaran Strategis 1
Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan Inovatif dan Berdaya Saing
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis pelaku usaha kelautan dan perikanan inovatif dan berdaya saing terdiri atas 1 (satu) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:
17 Tabel 3. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan Inovatif dan Berdaya Saing
3.2.1.1 IKU 1. Persentase Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan Penerap Inovasi yang Berdaya Saing (%)
Persentase pelaku usaha kelautan dan perikanan penerap inovasi yang berdaya saing adalah jumlah pelaku usaha yang menerapkan hasil perekayasaan BBP3KP, memiliki legalitas usaha (perizinan)/sertifikasi yang masih berlaku, produknya memiliki kemasan dan label yang sesuai persyaratan, serta menjalankan usahanya dengan pasar yang terukur selama minimal dua tahun dibandingkan dengan jumlah pelaku usaha yang menerapkan hasil perekayasaan BBP3KP dan/atau menjadi tenant Inkubator Bisnis Inovasi Produk BBP3KP. Indikator kinerja dimaksud bersifat tahunan, sehingga capaiannya belum dapat diketahui pada Triwulan III.
Dalam rangka mendukung pencapaian indikator kinerja dimaksud, pada tahun 2020, BBP3KP melakukan kegiatan antara lain:
A. Rekayasa produk inovasi teknologi pengolahan dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan
Kegiatan rekayasa produk inovasi teknologi pengolahan dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan ditargetkan menghasilkan 8 (delapan) rekayasa produk inovasi yang terdiri dari 6 (enam) rekayasa produk inovasi teknologi pengolahan dan pemasaran teknik pengolahan, 1 (satu) rekayasa produk inovasi teknologi pengolahan dan pemasaran alat/mesin pengolahan, dan 1 (satu) rekayasa produk inovasi teknologi pengolahan dan pemasaran alat pemasaran. Kegiatan perekayasaan yang dilakukan oleh tim BBP3KP meliputi beberapa tahap kegiatan yaitu tahapan persiapan (pembentukan tim pelaksana, rapat persiapan dan penyusunan proposal), tahapan pelaksanaan, dan tahap evaluasi serta pelaporan. Delapan ragam inovasi teknologi pengolahan dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan yang direncanakan adalah (1)
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI PERSENTASE TERHADAP TARGET TAHUN 2020 TRIWULAN III 2020 TAHUN 2020 TRIWULAN III 2020 1 Persentase Pelaku Usaha Kelautan
dan Perikanan Penerap Inovasi yang Berdaya Saing (%)
18 minuman rumput laut, (2) kosmetik rumput laut, (3) mie ikan instan, (4) saus kabayaki, (5) snack egg roll cumi/udang (6) briket/konblok dari hasil samping perikanan, (7) alat/mesin penggoreng amplang, dan (8) meja display pemasaran dengan mesin berpendingin
Pada Triwulan III, secara umum kegiatan yang dilakukan adalah uji coba pengolahan, perakitan alat di bengkel, optimasi formulasi, persiapan untuk pengujian lanjutan di laboratorium dan workshop (sensori, fisika, kimia), penyempurnaan desain alat dan formulasi, pelaksanaan uji hedonik, perakitan alat dan uji coba alat. Secara khusus, kegiatan yang dilakukan pada Triwulan III Tahun 2020 pada masing-masing rekayasa yaitu:
1. Rekayasa Teknologi Pengolahan Minuman Rumput Laut
Kegiatan yang telah dilakukan meliputi (1) uji coba pengolahan dan uji hedonik minuman rumput laut kaya serat dalam bentuk serbuk dan konsentrat cair; (2) uji coba pengolahan dan uji hedonik minuman rumput laut kaya antioksidan dalam bentuk serbuk; dan (3) pengujian laboratorium minuman rumput laut Gracilaria serbuk dan konsentrat dengan parameter uji antara lain padatan terlarut, kadar serat pangan, kadar proksimat (abu dan air), kadar natrium, dan gula yang dihitung sebagai sakarosa.
2. Rekayasa Teknologi Pengolahan Kosmetik Rumput Laut
Kegiatan yang telah dilakukan meliputi (1) memperbanyak sampel body lotion dan sabun rumput laut untuk uji hedonik; (2) uji coba body scrub dan sabun cair; (3) uji fisika kimia di laboratorium BBP3KP dan uji laboratorium untuk parameter pH, kadar air, viskositas, Cemaran mikroba (ALT, Kapang, Khamir), aktivitas antioksidan (IC50); (4) rapat kegiatan rancang bangun kosmetik rumput laut; dan (5) perhitungan cost price dan analisa usaha sabun mandi transparan rumput laut, body lotion rumput laut, sabun cair rumput laut dan body scrub rumput laut.
19 3. Rekayasa Teknologi Pengolahan Mie Ikan Instan
Kegiatan yang telah dilakukan meliputi (1) uji coba lanjutan dengan tambahan pewarna dari bayam dan pewarna bayam bubuk komersial. Mie dengan pewarna bayam komersial menghasilkan mie yang tidak elastis dan mudah putus; (2) penyiapan contoh pengujian laboratorium; dan (3) rapat pembahasan kegiatan rekayasa mie ikan nila, serta perbaikan formula mie ikan nila pada komposisi tepung mocaf dan maizena. Perubahan komposisi tepung mocaf 22,5% menjadi 10% dikarenakan tepung mocaf rendah gluten, sedangkan tepung maizena 32,4% menjadi 40,2%.
4. Rekayasa Teknologi Pengolahan Saus Kabayaki
Kegiatan yang telah dilakukan meliputi (1) uji sensori saus kabayaki dengan metode perebusan dan fermentasi. Pengujian sensori saus kabayaki diujikan terhadap ikan patin yang dipanggang dan diolesi saus kabayaki hasil uji coba; (2) uji coba lanjutan pengolahan saus kabayaki, yaitu aplikasi saus kabayaki metode fermentasi dari tulang sidat pada filet patin dalam rangka penentuan formula terpilih. Bahan pembuatan saus kabayaki terdiri dari fitrat kepala/tulang sidat, soy sauce, mirin halal, gula pasir, dan penyedap rasa.
5. Rekayasa Teknologi Pengolahan Snack Egg Roll Cumi/Rebon
Kegiatan yang telah dilakukan meliputi (1) pengolahan egg roll cumi dan udang untuk dilakukan uji hedonik; (2) pengujian laboratorium yaitu pengujian proksimat (kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein); dan (3) pengolahan egg roll cumi dan udang untuk pengujian laboratorium yaitu pengujian pengamatan umur simpan: pengujian kapang/khamir.
20 6. Rekayasa Teknologi Pengolahan Briket/Konblok dari Hasil Samping Perikanan
Kegiatan yang telah dilakukan meliputi (1) pembuatan loster dan konblok dengan bahan baku cangkang kerang darah yang dibuat serbuk. Pengeringan loster dan konblok dari cangkang kerang darah dilakukan selama 28 hari; dan (2) pengujian hedonik konblok dan loster yang terbuat dari cangkang kerang hijau, cangkang kerang darah dan konblok/loster komersial. Pengujian hedonik loster dan konblok menghasilkan formulasi pembuatan konblok dan loster terbaik adalah formulasi semen 15%, cangkang kerang darah/hijau adalah 15%, pasir 55% dan air 15%. Penggunaan cangkang kerang ini dapat menstubtitusikan agregat halus seperti pasir hingga 50%.
7. Rekayasa Teknologi Alat/Mesin Penggoreng Amplang
Kegiatan yang telah dilakukan meliputi uji coba alat dengan tim kegiatan. Hasil uji coba pertama menunjukkan kapasitas minyak goreng sebesar 26 liter, suhu memasak mulai 80°C - 100°C. Hasil produk ternyata overcook/gosong. Adapun dari hasil uji coba awal alat kedua penggorengan vakum didapatkan hasil suhu minyak goreng dijaga sampai maksimal 80°C, tekanan dijaga sampai -70 cmHg, waktu pemasakan selama 35 sampai 40 menit, dan hasil penggorengan vakum menunjukkan fungsi alat sudah sesuai, selanjutnya akan dilakukan uji lanjutan yang akan dilakukan di workshop BBP3KP.
21 8. Rekayasa Teknologi Sarana Pemasaran Meja Display Berpendingin dan Meja
Pemasaran Portabel
Kegiatan yang telah dilakukan meliputi (1) pembelian alat pendukung meja display pemasaran (alat pengukur watt listrik); (2) uji coba meja display pemasaran; (3) pembuatan desain prototype-3; (4) pembuatan dan perakitan bagian kaki meja sarana pemasaran yang dibuat dari bahan stainless steel; dan (5) penyiapan dan perakitan bagian top counter meja. Uji coba dilakukan menggunakan ikan dan udang dan dilakukan pengujian organoleptic dengan hasil udang dengan meja pendingin mempertahankan mutu dari nilai awal 8,0 pada akhir uji pada jam ke 6 nilainya 7,8; ikan besar nilai awal 7,0 pada akhir uji pada jam ke 6 nilainya 6,3; ikan kecil nilai awal 8,0 pada akhir jam ke 6 nilainya 7,8. Kesimpulan uji performance bahwa Es dengan ukuran halus lebih mudah mencair, PCM dapat menahan laju pelelhan es, meja pendingin dapat manahan laju pelehan es, suhu ikan rata-rata yang diletakan pada nampan diatas meja pendingin dan atau PCM masih berada dibawah 10oC.
Dalam pelaksanaan kegiatan di atas terdapat permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut:
a) Beberapa pengujian sampel di laboratorium terkendala karena adanya keterbatasan kemampuan dan operasional laboratorium selama PSBB;
b) Terbatasnya event/bazar/pameran produk perikanan dan kelautan selama pandemi Covid 19 sehingga sulit mendapatkan responden yang sesuai sasaran; dan
c) Beberapa rekayasa masih memerlukan penyempurnaan desain dan optimalisasi. Bagi permasalahan tersebut, tindak lanjut/rekomendasi yang dilakukan oleh BBP3KP adalah sebagai berikut:
a) Melakukan pengujian sampel di laboratorium eksternal serta membuat list parameter uji berdasarkan tingkat prioritas;
b) Melakukan uji penerimaan secara internal lingkup BBP3KP dan lokasi lain yang mudah dijangkau dengan menerapkan protokol kesehatan; dan
22 B. Uji terap produk inovasi teknologi pengolahan dan pemasaran hasil kelautan dan
perikanan
Pada tahun 2020, BBP3KP melakukan kegiatan uji terap produk inovasi pengolahan dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan dengan target 5 ragam produk inovasi. Kegiatan uji terap ini meliputi tiga komponen kegiatan yaitu (1) transfer teknologi inovasi pengolahan dan pemasaran pada tahun berjalan atau tahun-tahun sebelumnya kepada stakeholder (pelaku usaha/UKM/masyarakat) yang dilakukan melalui tahapan koordinasi dan verifikasi pelaku usaha, transfer teknologi dan produksi secara massal; (2) monitoring dan pendampingan penerapan teknologi pengolahan dan pemasaran untuk memantau, mengevaluasi dan mendampingi pelaku usaha yang menerapkan inovasi teknologi pengolahan BBP3KP pada tahun-tahun sebelumnya, dimana pada kegiatan ini, dilakukan juga review inovasi teknologi pengolahan yang sudah dihasilkan oleh BBP3KP; dan (3) uji penerimaan dan perluasan pasar produk untuk melihat respon konsumen terhadap produk hasil inovasi BBP3KP pada tahun sebelumnya, yang dilakukan bersama dengan UKM/pelaku usaha yang telah menerapkan inovasi teknologi BBP3KP di tahun sebelumnya.
Pada Triwulan III Tahun 2020, kegiatan yang telah dilakukan meliputi : (1) transfer teknologi yang dilakukan melalui koordinasi dengan pelaku usaha penerap teknologi; (2) monitoring dan pendampingan penerapan teknologi pengolahan dan pemasaran dengan melaksanakan survey ke UKM Foodendez dan monitoring alat/mesin pengupas kulit di CV. Kurnia Mitra Makmur (3) uji penerimaan dan perluasan pasar produk inovasi pengolahan dan pemasaran dengan melakukan uji penerimaan dan perluasan pasar produk buble rumput laut (UKM Dharma Tirta, Bogor), produk fish skin (Foodendez, Bandung), seaweed flake (UKM Lars, Makassar), Salami (Family Food, Gresik) dan kemasan biodegradable (CV.Global Oceanorie).
Dalam pelaksanaan kegiatan di atas, permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut:
a) Beberapa penerap inovasi belum maksimal dalam menerapkan hasil inovasi BBP3KP; dan
b) kurangnya komitmen penerap inovasi
Bagi permasalahan tersebut, tindak lanjut/rekomendasi yang dilakukan oleh BBP3KP adalah sebagai berikut:
23 a) Melakukan komunikasi dengan penerap secara lebih intensif dan melakukan kunjungan lapangan untuk mengevaluasi proses penerapan secara langsung; dan b) Melakukan koordinasi lebih lanjut dengan Dinas Kelautan dan Perikanan
setempat terkait penerap inovasi
Kegiatan Rekayasa dan Uji Terap Produk Inovasi Teknologi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Kelautan dan Perikanan merupakan proyek KKP yang dilakukan dalam rangka memenuhi kegiatan Prioritas Nasional “Peningkatan Nilai Tambah dan Investasi di Sektor Riil dan Industrialisasi” dalam Prioritas Nasional “Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasi dan Kesempatan Kerja”, Kegiatan Prioritas “Peningkatan Industri Berbasis Kemaritiman yang Terintegrasi Hulu Hilir” dengan Proyek Prioritas Nasional “Penguatan Klaster Industri Maritim dan Perikanan”.
C. Penyiapan Bahan RSNI Produk Kelautan dan Perikanan
Standar minimal mutu dan keamanan bahan pangan selalu berkembang mengikuti tuntutan konsumen. Perkembangan tersebut berkaitan erat dengan masalah gizi, manfaat bahan pangan, dan keamanan pangan bagi kesehatan manusia. Bahan pangan dengan kandungan nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan manusia dan memenuhi standar keamanan akan sangat diminati oleh konsumen. Keamanan pangan sangat tergantung pada pelaku industri dalam mengolah bahan pangan serta peran (kebijakan) pemerintah yang dapat memberi jaminan keamanan pada produk pangan. Salah satu peranan pemerintah yang dapat memberi jaminan keamanan produk pangan adalah dengan standardisasi.
Standar Nasional Indonesia dirumuskan oleh Komite Teknis. Komite Teknis melaksanakan kaji ulang minimal 1 kali dalam lima tahun setelah SNI ditetapkan untuk menjaga kesesuaian SNI terhadap kebutuhan pasar dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam rangka memelihara dan menilai kelayakan dan kekinian SNI. Hasil kaji ulang dapat ditindaklanjuti dengan menerbitkan ralat, amandemen, revisi, abolisi atau tetap tanpa perubahan terhadap SNI.
BBP3KP sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan bertugas melakukan penyiapan bahan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) untuk dibahas dalam rapat teknis dan rapat
24 konsensus bersama dengan Komite Teknis 65-05 Produk Perikanan dan Komite Teknis 65-08 Produk Perikanan Non Pangan khususnya terkait Ikan Hias.
Potensi sumber daya ikan hias nasional memiliki nilai strategis bagi Indonesia untuk peningkatan penerimaan negara. Sejak tahun 2012-2019 ekspor ikan hias mengalami peningkatan signifikan dari USD 21 Juta menjadi USD 33 juta. Indonesia selalu menjadi 5 besar pengekspor ikan hias 2010-2018 dan menjadi yang terbesar di dunia pada tahun 2018. Negara-negara tujuan ekspor ikan hias Indonesia diantaranya menuju ke China, Amerika, Rusia, Kanada, Singapura, dan berbagai negara lain.
Dalam strategi pembangunan ikan hias di RPJMN 2020-2024 terdapat