• Tidak ada hasil yang ditemukan

BBP3KP TAHUN 2020 LAPORAN KINERJA TRIWULAN III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BBP3KP TAHUN 2020 LAPORAN KINERJA TRIWULAN III"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III

TAHUN 2020

BBP3KP

BALAI BESAR PENGUJIAN PENERAPAN PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN

DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN

(2)

i

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas karunia dan bimbingan-Nya sehingga Laporan Kinerja BBP3KP Triwulan III Tahun 2020 ini dapat selesai tepat pada waktunya. Tujuan dari penyusunan Laporan Kinerja BBP3KP Triwulan III Tahun 2020 ini adalah untuk mempertanggungjawabkan kinerja Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP) kepada Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan pihak yang berkepentingan (stakeholder), dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai dengan adanya transparansi, partisipasi serta akuntabilitas. Selain itu, penyusunan Laporan Kinerja BBP3KP Triwulan III Tahun 2020 juga diharapkan dapat memberikan umpan balik dalam rangka penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan dan peningkatan kinerja internal BBP3KP.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada tim Inspektorat Jenderal KKP, Biro Perencanaan Setjen KKP dan Sekretariat Direktorat Jenderal PDSPKP yang telah membimbing penyusunan Laporan Kinerja BBP3KP Triwulan III Tahun 2020. Ucapan terima kasih juga tidak lupa kami sampaikan kepada tim pelaksana kegiatan dan segenap keluarga besar Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP) yang telah mempersiapkan dan melaksanakan seluruh kegiatan di lingkungan BBP3KP dengan penuh tanggungjawab.

Akhir kata, kami mohon maaf jika ada kekurangan dan semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan BBP3KP di waktu yang akan datang. Saran dan masukan dari pembaca sangat kami harapkan guna kesempurnaan penyusunan laporan selanjutnya.

Jakarta, 16 Oktober 2020 Kepala BBP3KP

Ir. Widya Rusyanto, M.Si

(3)

ii

Daftar Isi

Halaman KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR GAMBAR ... v IKHTISAR EKSEKUTIF ... vi BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ... 2

1.3 Data Umum Organisasi ... 2

1.4 Keragaan Sumber Daya Manusia ... 4

1.5 Isu Strategis BBP3KP ... 6

1.6 Sistematika Penyajian ... 8

BAB II PERENCANAAN KINERJA ... 10

2.1 Arah Kebijakan ... 10

2.2 Tujuan dan Sasaran Strategis ... 10

2.3 Penetapan Kinerja BBP3KP ... 12

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 15

3.1 Capaian Kinerja ... 15

3.2 Analisis Kinerja ... 16

3.2.1 Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan Inovatif dan Berdaya Saing ... 16

3.2.1.1 IKU 1. Persentase Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan Penerap Inovasi yang Berdaya Saing (%) ... 17

3.2.2 Produk Kelautan dan Perikanan Berdaya Saing untuk Konsumsi Masyarakat ... 29

(4)

iii 3.2.2.1 IKU 2. Jumlah Produk Kelautan dan Perikanan yang

Aman dan Bermutu untuk Dikonsumsi Masyarakat

(Produk) ... 29

3.2.3 Tatakelola Pemerintahan yang Baik lingkup BBP3KP... 35

3.2.3.1 IKU 3. Indeks Profesionalitas ASN BBP3KP (indeks) ... 36

3.2.3.2 IKU 4. Persentase Unit Kerja BBP3KP yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar (%) ... 37

3.2.3.3 IKU 5. Nilai Rekonsiliasi Kinerja BBP3KP ... 38

3.2.3.4 IKU 6. Persentase Rekomendasi Hasil Pengawasan yang Dimanfaatkan untuk Perbaikan Kinerja lingkup BBP3KP (%) ... 39

3.2.3.5 IKU 7. Nilai WBK BBP3KP ... 40

3.2.3.6 IKU 8. Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) BBP3KP ... 41

3.3 Akuntabilitas Keuangan ... 43

3.3.1 Realisasi Anggaran Tahun 2020 ... 43

3.4 Efisensi Sumberdaya ... 45

3.4.1 Evaluasi Anggaran Tahun 2020 ... 45

BAB IV PENUTUP ...46

4.1 Kesimpulan ...46

(5)

iv

Daftar

Tabel

Halaman

Tabel 1 Perjanjian Kinerja BBP3KP Tahun 2020……….. 13

Tabel 2 Ikhtisar Pencapaian Kinerja BBP3KP Triwulan III Tahun 2020………. 15 Tabel 3 Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Pelaku

Usaha Kelautan dan Perikanan Inovatif dan Berdaya Saing………... 17 Tabel 4 Rekapitulasi penyebarluasan informasi hasil uji terap dan pengujian hasil

perikanan……….... 28

Tabel 5 Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Produk

Kelautan dan Perikanan Berdaya Saing untuk Konsumsi Masyarakat……... 30 Tabel 6 Layanan Sertifikasi SNI Produk Kelautan dan Perikanan Tahun 2020…….. 32 Tabel 7 Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Tatakelola

Pemerintahan yang Baik lingkup BBP3KP………. 35 Tabel 8 Realisasi Anggaran BBP3KP per Output Kegiatan……… 43

(6)

v

Daftar

Gambar

Halaman

Gambar 1. Struktur Organisasi BBP3KP………... 4

Gambar 2. Jumlah Pegawai menurut Kedudukan...……….. 5

Gambar 3. Jumlah Pegawai menurut Jenis Kelamin... 5

Gambar 4. Jumlah Pegawai menurut Jabatan ………... 6

Gambar 5. Jumlah ASN berdasarkan Tingkat Pendidikan... 6

Gambar 6. Alamat Media Sosial BBP3KP……….. 29

Gambar 7. Peta Sebaran Layanan SPPT SNI Tahun 2020………. 33

Gambar 8. Nilai Kesesuaian Kualifikasi, Kompetensi, Kinerja, dan Kedisiplinan Pegawai ASN lingkup BBP3KP……….. 36

Gambar 9. Komponen dan Capaian Penilaian Indikator Kinerja Persentase Unit Kerja lingkup Ditjen PDSPKP yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan Terstandar Tahun 2020……….. 37

Gambar 10. Hasil Pengukuran Persentase Rekomendasi Hasil Pengawasan yang Dimanfaatkan untuk Perbaikan Kinerja lingkup BBP3KP Triwulan III Tahun 2020……… 40

Gambar 11. Komponen Capaian Nilai IKPA BBP3KP Triwulan III Tahun 2020……….. 41

(7)

vi

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP) Triwulan III Tahun 2020 disusun sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja (performance results) BBP3KP selama Triwulan III Tahun 2020, dikaitkan dengan Rencana Kinerja (performance plan) tahun 2020 yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategis Ditjen PDSPKP dan Rencana Strategis BBP3KP Tahun 2020-2024.

BBP3KP telah menetapkan peta strategis tahun 2020 dalam bentuk kontrak kinerja antara Kepala BBP3KP dengan Direktur Jenderal PDSPKP, terdiri dari 3 Sasaran Strategis dan 8 Indikator Kinerja Utama.

Pencapaian Sasaran Strategis (SS) dan target Indikator Kinerja Utama (IKU) BBP3KP Triwulan III Tahun 2020 adalah sebagai berikut :

1. Dari 8 IKU yang telah ditetapkan, terdapat 4 IKU yang pencapaiannya dapat dihitung per Triwulan yaitu: (1) Indeks Profesionalitas ASN BBP3KP; (2) Persentase Unit Kerja BBP3KP yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar (3) Persentase Rekomendasi Hasil Pengawasan yang Dimanfaatkan untuk Perbaikan Kinerja lingkup BBP3KP; dan (4) Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) BBP3KP. 2. Pada Triwulan III, terdapat 4 IKU yang pencapaiannya baru dapat dihitung

pada akhir tahun, yaitu: (1) Persentase Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan Penerap Inovasi yang Berdaya Saing; (2) Jumlah Produk Kelautan dan Perikanan yang Aman dan Bermutu untuk Dikonsumsi Masyarakat; (3) Nilai Rekonsiliasi Kinerja BBP3KP; dan (4) Nilai WBK BBP3KP.

Secara garis besar, beberapa saran dan rekomendasi yang dapat diberikan terkait dengan permasalahan-permasalahan dalam pencapaian target sasaran yang telah ditetapkan dan sebagai langkah antisipatif dalam pelaksanaan kegiatan mendatang, antara lain:

1. Perlu adanya akselerasi pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan yang secara langsung berkontribusi dalam pencapaian Indikator Kinerja BBP3KP.

(8)

vii

2. Melakukan koordinasi internal dan eksternal untuk koordinasi dan integrasi pelaksanaan program dan kegiatan yang terarah dan bersinergi.

Hasil analisis yang komprehensif terhadap masing-masing indikator kinerja pada Triwulan III Tahun 2020 diharapkan dapat dijadikan umpan balik dan acuan perencanaan pelaksanaan kegiatan triwulan berikutnya.

(9)

1

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Perbaikan pemerintahan dan sistem manajemen merupakan agenda penting dalam reformasi birokrasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah saat ini. Sistem manajemen pemerintahan diharapkan berfokus pada peningkatan akuntabilitas sekaligus peningkatan kinerja yang berorientasi pada outcome. Untuk itu, pemerintah telah menetapkan kebijakan untuk penerapan sistem pertanggungjawaban yang jelas, teratur dan efektif yang disebut dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Akuntabilitas disini diartikan sebagai perwujudan dari instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban berupa laporan akuntabilitas yang disusun secara periodik. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah menyebutkan bahwa SAKIP merupakan rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklarifikasian, pengikhtisaran dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka menciptakan pemerintahan yang baik dan terpercaya.

Tahapan penyelenggaraan SAKIP meliputi (1) Penyusunan Rencana Strategis, (2) Perjanjian Kinerja, (3) Pengukuran Kinerja, (4) Pengelolaan Kinerja, (5) Pelaporan Kinerja dan (6) Review dan Evaluasi Kinerja.

Pelaporan Kinerja adalah proses menyusun dan menyajikan laporan kinerja atas prestasi kinerja yang dicapai berdasarkan penggunaan anggaran yang telah dialokasikan. Berdasarkan PERMENPAN No.53 Tahun 2014, Laporan Kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah.

Dokumen Laporan Kinerja merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban Instansi Pemerintah dalam pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang

(10)

2 dilaksanakan berdasarkan Renstra maupun Rencana Kinerja Tahunan yang dibuat sebelumnya, serta merupakan sarana untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja berdasarkan indikator sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Untuk menilai efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan serta mengukur sejauh mana pencapaian sasaran berdasarkan indikator yang ada, Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP) sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP) menyusun Laporan Kinerja BBP3KP Triwulan III Tahun 2020. Laporan Kinerja ini secara terstruktur akan menginformasikan capaian kinerja dari setiap pelaksanaan program dan kegiatan selama Triwulan III Tahun 2020.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Kinerja BBP3KP Triwulan III Tahun 2020 adalah:

1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, atas kinerja yang telah dicapai oleh Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan selama Triwulan III Tahun 2020.

2. Memberikan umpan balik dalam rangka penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan dan peningkatan kinerja internal BBP3KP.

1.3. DATA UMUM ORGANISASI

Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP) merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Keberadaan BBP3KP didasarkan pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 28/PERMEN-KP/2013 tanggal 31 Oktober 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan.

BBP3KP memiliki tugas pokok melaksanakan uji terap teknik pengolahan dan pemasaran, pengujian dan sertifikasi produk, serta pelayanan pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, dengan uraian tugas sebagai berikut:

(11)

3 a) Penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan dan evaluasi serta

pelaporan;

b) Pelaksanaan uji terap teknik pengolahan dan pemasaran hasil perikanan;

c) Pelaksanaan pengujian persyaratan kelayakan pengolahan dan

penganekaragaman produk hasil perikanan;

d) Pelaksanaan penyiapan bahan standarisasi pengolahan dan pemasaran hasil perikanan;

e) Pelaksanaan sertifikasi produk penggunaan tanda Standar Nasional Indonesia hasil perikanan;

f) Pelaksanaan pelayanan pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan;

g) Pelaksanaan bimbingan teknis hasil uji terap, pengujian, dan sertifikasi produk hasil perikanan;

h) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. BBP3KP mempunyai susunan organisasi yang terdiri dari: 1. Bidang Uji Terap Teknik Pengolahan dan Pemasaran; 2. Bidang Pengujian dan Sertifikasi Produk;

3. Bidang Pelayanan Pengembangan Usaha; 4. Bagian Tata Usaha; dan

5. Kelompok Jabatan Fungsional.

Dalam menjalankan tugas tersebut, organisasi BBP3KP diatur seperti pada Gambar 1.

(12)

4

STRUKTUR ORGANISASI

BALAI BESAR PENGUJIAN PENERAPAN PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN (Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 48/PERMEN-KP/2020)

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

KELOMPOK TATA USAHA

KELOMPOK

PERENCANAAN KELOMPOKKEUANGAN

KEPALA BBP3KP

KELOMPOK UJI TERAP TEKNIK PENGOLAHAN

KELOMPOK UJI TERAP TEKNIK PEMASARAN KELOMPOK PELAYANAN PENGEMBANGAN USAHA KELOMPOK PELAYANAN INFORMASI KELOMPOK SARANA PENGEMBANGAN USAHA KELOMPOK UMUM

KELOMPOK PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI PRODUK

KELOMPOK PENGUJIAN

KELOMPOK SERTIFIKASI PRODUK

KELOMPOK UJI TERAP TEKNIK PENGOLAHAN DAN PEMASARAN

Gambar 1 Struktur Organisasi BBP3KP

Berdasarkan Permen KP No. 02 Tahun 2020, BBP3KP juga bertanggung jawab terhadap 4 satuan kerja non struktural, yang berlokasi di Cibinong, Palabuhanratu, Mataram, dan Ambon.

1.4. KERAGAAN SUMBER DAYA MANUSIA

Pada Triwulan III tahun 2020, jumlah pegawai BBP3KP sejumlah 161 orang, dengan rincian sebagai berikut:

1. Dilihat dari Gambar 2, jumlah pegawai sebanyak 161, terdiri dari 102 PNS (93 pegawai bekerja di BBP3KP, 7 pegawai di Satker BBP3KP Cibinong, 1 pegawai di Satker Palabuhan Ratu, 1 pegawai di Satker Mataram); dan 59 Tenaga Kontrak (35 di BBP3KP, 14 di Satker Cibinong, 6 di Satker Mataram, 2 di Satker Plara, 2 di Satker Ambon).

(13)

5

Gambar 2 Jumlah Pegawai menurut Kedudukan

2. Berdasarkan data kepegawaian, jumlah pegawai BBP3KP berjenis kelamin laki-laki sebanyak 109 orang (68%); perempuan sebanyak 52 orang (32%).

Gambar 3 Jumlah Pegawai menurut Jenis Kelamin

3. Berdasarkan jabatan yang diduduki, pegawai dikelompokkan atas pejabat struktural, fungsional tertentu, fungsional umum dan tenaga kontrak, seperti pada Gambar 4. Laki-Laki, 109, 68% Perempuan, 52, 32% PNS di BBP3KP Jakarta, 93 PNS di Satker Cibinong, 7 PNS di Satker Mataram, 1 PNS di Satker Palabuhanratu, 1 Tenaga Kontrak, 59

(14)

6

Gambar 4 Jumlah Pegawai menurut Jabatan

4. Tingkat pendidikan pegawai BBP3KP bervariasi dari SD sampai dengan S2. Informasi mengenai struktur pegawai berdasarkan jenis kelamin dan status pegawai sampai dengan Triwulan III Tahun 2020 adalah seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 5 Jumlah ASN berdasarkan Tingkat Pendidikan

1.5. ISU STRATEGIS BBP3KP

Beberapa faktor lingkungan internal yang berpengaruh dalam pelaksanaan kegiatan pengujian penerapan produk kelautan dan perikanan diantaranya: (a) Kapabilitas pelaku usaha pengolahan dan pemasaran, (b) Utilitas Unit Pengolahan Ikan (UPI), (c) Produksi produk bernilai tambah, (d) Infrastruktur pengolahan produk kelautan

Pejabat Struktural, 14 Fungsional Pejabat Tertentu, 40 Pejabat Fungsional Umum, 47 Tugas Belajar, 1 Tenaga Kontrak, 59 S3, 1 S2, 29 S1, 34 D4, 3 D3, 5 SLTA, 27 SLTP, 3 SD, 1

(15)

7 dan perikanan, (e) Mutu produk kelautan dan perikanan, (f) Susut hasil dan pemanfaatan hasil samping dalam penanganan dan pengolahan hasil kelautan dan perikanan.

Kapabilitas pelaku UMKM pengolahan dan pemasaran, sebagian besar belum dapat mencapai skala ekonomis. Volume produk olahan yang diperjualbelikan per satuan waktu tidak begitu banyak, sementara pengerjaannya sering menghabiskan waktu seharian dan melibatkan beberapa orang. Kondisi ini adalah unsteady-state bisnis, di mana tidak terjadi perimbangan yang layak pada benefit-cost dan net present value usaha.

Dari sisi mutu, produk kelautan dan perikanan dihadapkan pada tantangan pemenuhan perubahan standar mutu pangan yang berlaku di pasar. Untuk mempertahankan posisi tawar dan menjamin penerimaan produk kelautan dan perikanan di pasaran, maka setiap standar yang berlaku harus dipenuhi. Keterampilan penanganan mutu dan keunikan cita rasa produk Indonesia dengan dukungan pembinaan mutu intensif dari pemerintah diyakini dapat menjawab tantangan standar mutu tersebut. Pembinaan penerapan standar dan sertifikasi mutu dinilai strategis membantu pembenahan internal yang dihadapi pelaku usaha.

Beberapa faktor eksternal yang berpengaruh dalam pembangunan penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan diantaranya: (a) Isu ketahanan pangan, (b) Perubahan iklim dunia, (c) Peluang pemanfaatan inovasi Blue Economy, (d) Ancaman stunting Indonesia, (e) Mikroplastik (produk dan kemasan), dan (f) Perkembangan teknologi.

Mewabahnya virus corona (COVID-19) di berbagai belahan dunia bisa menjadi salah satu pelecut pergerakan harga komoditas pangan ke depan, karena membatasi ruang gerak manusia terutama dalam penyediaan pangan.

Isu mikroplastik pada produk maupun kemasan akan berpengaruh penting dalam pembangunan daya saing produk kelautan dan perikanan. Kontaminasi monomer dari kemasan berbahan plastik dapat membahayakan kesehatan, sehingga diperlukan teknologi yang menggantikan kemasan yang berbahan baku plastik.

Pengaruh teknologi cenderung positif karena mengintroduksikan konsep Revolusi Industri 4.0 dan ekonomi digital. Penyediaan bahan baku, proses produksi, distribusi, dan

(16)

8 pemasaran produk secara digital dapat mempercepat pertumbuhan usaha perikanan. Muatan digitalisasi usaha, perizinan/sertifikasi online, pembinaan dan diseminasi secara online akan menjadi bagian penting dalam mendukung pembangunan penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan ke depan.

Sehubungan dengan berbagai isu strategis tersebut, BBP3KP menetapkan beberapa sasaran dan indikator kinerja seperti yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja antara Dirjen PDSPKP dan Kepala BBP3KP.

1.6. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Penyusunan Laporan Kinerja BBP3KP Triwulan III Tahun 2020 mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Pada dasarnya Laporan Kinerja ini mengkomunikasikan capaian kinerja BBP3KP selama Triwulan III Tahun 2020. Capaian Kinerja (Performance Results) tersebut dibandingkan dengan Rencana Kinerja (Performance Plan) Tahun 2020 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa mendatang.

Adapun sistematika penyajian Laporan Kinerja adalah sebagai berikut: 1. Ikhtisar Eksekutif

Menyajikan tujuan, sasaran capaian, dan capaian kinerja sampai dengan Triwulan III Tahun 2020;

2. Bab I. Pendahuluan

Menyajikan penjelasan umum organisasi dengan penekanan kepada isu strategis yang perlu dihadapi oleh organisasi;

3. Bab II. Perencanaan Kinerja

(17)

9 4. Bab III. Akuntabilitas Kinerja

Menguraikan pencapaian Sasaran Strategis (SS) yang diukur dari capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) BBP3KP Triwulan III Tahun 2020 dan evaluasi serta analisis capaian masing-masing IKU Tahun 2020. Pada bagian akhir, terdapat data keuangan BBP3KP yang berupa realisasi anggaran untuk masing-masing program kegiatan serta evaluasi sumberdaya;

5. Bab IV. Penutup

Menguraikan tentang keberhasilan dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, permasalahan dan kendala, serta strategi pemecahannya untuk waktu yang akan datang.

(18)

10

BAB II.

PERENCANAAN KINERJA

2.1 Arah Kebijakan

Dalam rangka mendukung dua dari enam arah kebijakan Ditjen PDSPKP, yaitu meningkatkan produk olahan kelautan dan perikanan yang bermutu, aman dan berdaya saing dan meningkatkan konsumsi ikan, BBP3KP menetapkan arah kebijakan sebagai berikut:

1. Meningkatkan penerapan teknologi inovasi pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan;

2. Meningkatkan penyiapan Bahan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) produk kelautan dan perikanan;

3. Meningkatkan pelayanan pengujian dan sertifikasi produk kelautan dan perikanan; 4. Meningkatkan penyebarluasan informasi dan pengembangan usaha pengolahan dan

pemasaran produk kelautan dan perikanan.

Dalam melaksanakan 4 (empat) arah kebijakan di atas, BBP3KP menerapkan tatakelola pemerintahan yang baik yang dilakukan oleh seluruh level unit kerja. Disamping itu, BBP3KP melaksanakan kebijakan pengarustamaan gender dan transformasi digital.

2.2. Tujuan dan Sasaran Strategis

Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan merumuskan tujuan pembangunan selama lima tahun, sebagai berikut:

1. Meningkatnya pelaku usaha kelautan dan perikanan yang inovatif dan berdaya saing. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan peningkatan persentase pelaku usaha kelautan dan perikanan penerap inovasi yang berdaya saing, dari 60% pada tahun 2020 menjadi 70% pada tahun 2024.

(19)

11 2. Meningkatnya produk kelautan dan perikanan berdaya saing untuk konsumsi masyarakat. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan peningkatan jumlah produk kelautan dan perikanan yang aman dan bermutu untuk dikonsumsi masyarakat, dari 30 produk pada tahun 2020 menjadi 50 produk pada tahun 2024.

3. Meningkatnya nilai LKE Pembangunan ZI menuju WBK BBP3KP. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan peningkatan nilai LKE Pembangunan ZI menuju WBK BBP3KP, dari 75 pada tahun 2020 menjadi 85 pada tahun 2024, atau dengan kata lain, perolehan predikat Wilayah Birokrasi Bersih Melayani pada tahun 2024.

4. Meningkatnya nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran BBP3KP. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan peningkatan nilai IKPA BBP3KP, dari 88 pada tahun 2020 menjadi 92 pada tahun 2024.

Sasaran kegiatan pengujian penerapan produk kelautan dan perikanan merupakan kondisi yang ingin dicapai oleh BBP3KP sebagai suatu outcome/impact dari pelaksanaan kegiatan dalam program nilai tambah dan daya saing industri serta program dukungan manajemen di Ditjen PDSPKP. Adapun sasaran tersebut adalah: 1. Program Nilai Tambah dan Daya Saing Industri

a. Sasaran: Pelaku usaha kelautan dan perikanan inovatif dan berdaya saing. Indikator kinerja untuk mengukur capaian sasaran strategis ini adalah persentase pelaku usaha kelautan dan perikanan penerap inovasi yang berdaya saing meningkat dari 60% pada tahun 2020 menjadi 70% pada tahun 2024. b. Sasaran: Produk kelautan dan perikanan berdaya saing untuk konsumsi

masyarakat. Indikator kinerja untuk mengukur capaian sasaran strategis ini adalah jumlah produk kelautan dan perikanan yang aman dan bermutu untuk dikonsumsi masyarakat meningkat dari 30 produk pada tahun 2020 menjadi 50 produk pada tahun 2024.

2. Program Dukungan Manajemen

Sasaran: Tata Kelola pemerintahan yang baik lingkup BBP3KP. Indikator kinerja untuk mengukur capaian sasaran strategis ini adalah:

(20)

12 1) Indeks profesionalitas ASN BBP3KP, meningkat dari 72 pada tahun 2020

menjadi 76 pada tahun 2024;

2) Persentase unit kerja BBP3KP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar, meningkat dari 82% pada tahun 2020 menjadi 86% pada tahun 2024;

3) Nilai rekonsiliasi kinerja BBP3KP, meningkat dari 85 pada tahun 2020 menjadi 89 pada tahun 2024;

4) Persentase rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja lingkup BBP3KP, meningkat dari 60% pada tahun 2020 menjadi 80% pada tahun 2024;

5) Nilai WBK BBP3KP, meningkat dari 75 pada tahun 2020 menjadi 85 pada tahun 2024;

6) Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) BBP3KP, meningkat dari Baik (88) pada tahun 2020 menjadi Baik (92) pada tahun 2024.

2.3. Penetapan Kinerja BBP3KP Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang

merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja secara jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun. Penetapan kinerja disusun dengan menetapkan sasaran yang mencerminkan sesuatu yang akan dicapai secara nyata dari pelaksanaan program dalam rumusan yang spesifik, terukur, dan berorientasi pada hasil (outcome). Dalam melakukan penetapan kinerja juga ditetapkan ukuran-ukuran kinerja yang jelas berupa indikator kinerja serta penetapan rencana tingkat capaian untuk masing-masing indikator. Sejak tahun 2013, penetapan kinerja pada unit kerja lingkup BBP3KP telah didasarkan pada konsep manajemen kinerja berbasis BSC.

Dalam konsep BSC, Sasaran Strategis (SS) dipetakan dalam suatu Peta Strategi berupa kerangka hubungan sebab akibat yang menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi organisasi. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama yang diharapkan

(21)

13 dicapai oleh BBP3KP pada tahun 2020 seperti tertuang pada dokumen Perjanjian

Kinerja Revisi Agustus 2020 pada Tabel 1.

Tabel 1. Perjanjian Kinerja BBP3KP Tahun 2020

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan Inovatif dan Berdaya Saing

1 Persentase Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan Penerap Inovasi yang Berdaya Saing (%)

60 2 Produk Kelautan dan

Perikanan Berdaya Saing untuk Konsumsi

Masyarakat

2 Jumlah Produk Kelautan dan

Perikanan yang Aman dan Bermutu untuk Dikonsumsi Masyarakat (produk)

30

3 Tatakelola Pemerintahan

yang Baik lingkup BBP3KP 3 Indeks Profesionalitas ASN BBP3KP (indeks) 72 4 Persentase Unit Kerja BBP3KP yang

Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar (%)

82 5 Nilai Rekonsiliasi Kinerja BBP3KP 85 6 Persentase Rekomendasi Hasil

Pengawasan yang Dimanfaatkan untuk Perbaikan Kinerja lingkup BBP3KP (%)

60

7 Nilai WBK BBP3KP 75

8 Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan

Anggaran (IKPA) BBP3KP Baik (88)

BBP3KP mempunyai output kegiatan sesuai dokumen Rencana Kerja TA 2020 pada aplikasi Krisna (Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja Anggaran) Bappenas, namun terdapat perubahan dalam DIPA disebabkan oleh pemotongan anggaran sebagai berikut:

1) Rekayasa produk inovasi teknologi pengolahan dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan yang dihasilkan, semula sebanyak 10 rekayasa produk inovasi menjadi 8 rekayasa produk inovasi;

2) Bahan RSNI produk kelautan dan perikanan yang disiapkan, sebanyak 3 bahan rsni (tidak ada perubahan target);

3) Layanan sertifikasi SNI produk kelautan dan perikanan, semula sebanyak 60 produk menjadi 21 produk;

4) Data hasil pengujian produk kelautan dan perikanan, semula sebanyak 1000 data uji menjadi 350 data uji;

(22)

14 5) Pelaku usaha yang dibina dalam inkubator bisnis, sebanyak 18 UMKM (tidak ada

perubahan target);

6) Diseminasi informasi pengujian penerapan hasil kelautan dan perikanan, semula sebanyak 500 peserta menjadi 300 peserta;

7) Layanan sarana dan prasarana internal, sebanyak 1 layanan; 8) Layanan dukungan manajemen satker, 1 layanan;

(23)

15

BAB III.

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Capaian Kinerja

Pengukuran capaian kinerja BBP3KP Triwulan III Tahun 2020 dilakukan dengan cara membandingkan target (rencana) dan realisasi IKU sesuai dokumen Perjanjian Kinerja Revisi Agustus 2020. Secara lengkap capaian kinerja BBP3KP Tahun 2020 disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Ikhtisar Pencapaian Kinerja BBP3KP Triwulan III Tahun 2020

NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

% TERHADAP TARGET TAHUN

2020 TW III 2020 TAHUN 2020 TW III 2020 1 Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan Inovatif dan Berdaya Saing 1 Persentase Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan Penerap Inovasi yang Berdaya Saing (%) 60 0 0 - 100 2 Produk Kelautan dan Perikanan Berdaya Saing untuk Konsumsi Masyarakat

2 Jumlah Produk Kelautan dan Perikanan yang Aman dan Bermutu untuk Dikonsumsi Masyarakat (produk) 30 0 0 - 100 3 Tatakelola Pemerintahan yang Baik lingkup BBP3KP 3 Indeks Profesionalitas ASN BBP3KP (indeks) 72 60 74,70 103,75 124,50

4 Persentase Unit Kerja BBP3KP yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar (%) 82 75 98,22 119,78 130,96 5 Nilai Rekonsiliasi Kinerja BBP3KP 85 0 0 - 100 6 Persentase Rekomendasi Hasil Pengawasan yang Dimanfaatkan untuk Perbaikan Kinerja lingkup BBP3KP (%) 60 45 100 166,67 222,22 7 Nilai WBK BBP3KP 75 0 0 - 100

(24)

16

NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

% TERHADAP TARGET TAHUN

2020 TW III 2020 TAHUN 2020 TW III 2020 8 Nilai Indikator Kinerja

Pelaksanaan Anggaran (IKPA) BBP3KP Baik (88) 87 90,57 102,92 104,10 3.2. Analisis Kinerja

Analisis capaian kinerja BBP3KP pada setiap Sasaran Strategis untuk setiap perspective dilakukan untuk menjelaskan realisasi indikator kinerja utama, permasalahan dan kendala yang dihadapi serta upaya perbaikan yang dilakukan ke depan dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan kinerja di lingkungan BBP3KP. Berbagai upaya telah dilakukan oleh BBP3KP dalam rangka meningkatkan daya saing produk kelautan dan perikanan. Upaya tersebut tercermin dari kegiatan uji terap teknik pengolahan dan pemasaran, penyusunan bahan RSNI, pengujian dan sertifikasi produk kelautan dan perikanan, serta pelayanan pengembangan usaha. Tahun 2020 BBP3KP mempunyai 8 indikator kinerja yaitu (1) persentase pelaku usaha kelautan dan perikanan penerap inovasi yang berdaya saing, (2) jumlah produk kelautan dan perikanan yang aman dan bermutu untuk dikonsumsi masyarakat, (3) indeks profesionalitas ASN BBP3KP, (4) persentase unit kerja BBP3KP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar, (5) nilai rekonsiliasi kinerja BBP3KP, (6) persentase rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja lingkup BBP3KP, (7) nilai WBK BBP3KP, dan (8) nilai indikator kinerja pelaksanaan anggaran (IKPA) BBP3KP. Analisis untuk setiap sasaran strategis dan indikator kinerja utama dapat dijelaskan sebagai berikut :

3.2.1.

Sasaran Strategis 1

Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan Inovatif dan Berdaya Saing

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis pelaku usaha kelautan dan perikanan inovatif dan berdaya saing terdiri atas 1 (satu) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:

(25)

17 Tabel 3. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan Inovatif dan Berdaya Saing

3.2.1.1 IKU 1. Persentase Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan Penerap Inovasi yang Berdaya Saing (%)

Persentase pelaku usaha kelautan dan perikanan penerap inovasi yang berdaya saing adalah jumlah pelaku usaha yang menerapkan hasil perekayasaan BBP3KP, memiliki legalitas usaha (perizinan)/sertifikasi yang masih berlaku, produknya memiliki kemasan dan label yang sesuai persyaratan, serta menjalankan usahanya dengan pasar yang terukur selama minimal dua tahun dibandingkan dengan jumlah pelaku usaha yang menerapkan hasil perekayasaan BBP3KP dan/atau menjadi tenant Inkubator Bisnis Inovasi Produk BBP3KP. Indikator kinerja dimaksud bersifat tahunan, sehingga capaiannya belum dapat diketahui pada Triwulan III.

Dalam rangka mendukung pencapaian indikator kinerja dimaksud, pada tahun 2020, BBP3KP melakukan kegiatan antara lain:

A. Rekayasa produk inovasi teknologi pengolahan dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan

Kegiatan rekayasa produk inovasi teknologi pengolahan dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan ditargetkan menghasilkan 8 (delapan) rekayasa produk inovasi yang terdiri dari 6 (enam) rekayasa produk inovasi teknologi pengolahan dan pemasaran teknik pengolahan, 1 (satu) rekayasa produk inovasi teknologi pengolahan dan pemasaran alat/mesin pengolahan, dan 1 (satu) rekayasa produk inovasi teknologi pengolahan dan pemasaran alat pemasaran. Kegiatan perekayasaan yang dilakukan oleh tim BBP3KP meliputi beberapa tahap kegiatan yaitu tahapan persiapan (pembentukan tim pelaksana, rapat persiapan dan penyusunan proposal), tahapan pelaksanaan, dan tahap evaluasi serta pelaporan. Delapan ragam inovasi teknologi pengolahan dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan yang direncanakan adalah (1)

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI PERSENTASE TERHADAP TARGET TAHUN 2020 TRIWULAN III 2020 TAHUN 2020 TRIWULAN III 2020 1 Persentase Pelaku Usaha Kelautan

dan Perikanan Penerap Inovasi yang Berdaya Saing (%)

(26)

18 minuman rumput laut, (2) kosmetik rumput laut, (3) mie ikan instan, (4) saus kabayaki, (5) snack egg roll cumi/udang (6) briket/konblok dari hasil samping perikanan, (7) alat/mesin penggoreng amplang, dan (8) meja display pemasaran dengan mesin berpendingin

Pada Triwulan III, secara umum kegiatan yang dilakukan adalah uji coba pengolahan, perakitan alat di bengkel, optimasi formulasi, persiapan untuk pengujian lanjutan di laboratorium dan workshop (sensori, fisika, kimia), penyempurnaan desain alat dan formulasi, pelaksanaan uji hedonik, perakitan alat dan uji coba alat. Secara khusus, kegiatan yang dilakukan pada Triwulan III Tahun 2020 pada masing-masing rekayasa yaitu:

1. Rekayasa Teknologi Pengolahan Minuman Rumput Laut

Kegiatan yang telah dilakukan meliputi (1) uji coba pengolahan dan uji hedonik minuman rumput laut kaya serat dalam bentuk serbuk dan konsentrat cair; (2) uji coba pengolahan dan uji hedonik minuman rumput laut kaya antioksidan dalam bentuk serbuk; dan (3) pengujian laboratorium minuman rumput laut Gracilaria serbuk dan konsentrat dengan parameter uji antara lain padatan terlarut, kadar serat pangan, kadar proksimat (abu dan air), kadar natrium, dan gula yang dihitung sebagai sakarosa.

2. Rekayasa Teknologi Pengolahan Kosmetik Rumput Laut

Kegiatan yang telah dilakukan meliputi (1) memperbanyak sampel body lotion dan sabun rumput laut untuk uji hedonik; (2) uji coba body scrub dan sabun cair; (3) uji fisika kimia di laboratorium BBP3KP dan uji laboratorium untuk parameter pH, kadar air, viskositas, Cemaran mikroba (ALT, Kapang, Khamir), aktivitas antioksidan (IC50); (4) rapat kegiatan rancang bangun kosmetik rumput laut; dan (5) perhitungan cost price dan analisa usaha sabun mandi transparan rumput laut, body lotion rumput laut, sabun cair rumput laut dan body scrub rumput laut.

(27)

19 3. Rekayasa Teknologi Pengolahan Mie Ikan Instan

Kegiatan yang telah dilakukan meliputi (1) uji coba lanjutan dengan tambahan pewarna dari bayam dan pewarna bayam bubuk komersial. Mie dengan pewarna bayam komersial menghasilkan mie yang tidak elastis dan mudah putus; (2) penyiapan contoh pengujian laboratorium; dan (3) rapat pembahasan kegiatan rekayasa mie ikan nila, serta perbaikan formula mie ikan nila pada komposisi tepung mocaf dan maizena. Perubahan komposisi tepung mocaf 22,5% menjadi 10% dikarenakan tepung mocaf rendah gluten, sedangkan tepung maizena 32,4% menjadi 40,2%.

4. Rekayasa Teknologi Pengolahan Saus Kabayaki

Kegiatan yang telah dilakukan meliputi (1) uji sensori saus kabayaki dengan metode perebusan dan fermentasi. Pengujian sensori saus kabayaki diujikan terhadap ikan patin yang dipanggang dan diolesi saus kabayaki hasil uji coba; (2) uji coba lanjutan pengolahan saus kabayaki, yaitu aplikasi saus kabayaki metode fermentasi dari tulang sidat pada filet patin dalam rangka penentuan formula terpilih. Bahan pembuatan saus kabayaki terdiri dari fitrat kepala/tulang sidat, soy sauce, mirin halal, gula pasir, dan penyedap rasa.

5. Rekayasa Teknologi Pengolahan Snack Egg Roll Cumi/Rebon

Kegiatan yang telah dilakukan meliputi (1) pengolahan egg roll cumi dan udang untuk dilakukan uji hedonik; (2) pengujian laboratorium yaitu pengujian proksimat (kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein); dan (3) pengolahan egg roll cumi dan udang untuk pengujian laboratorium yaitu pengujian pengamatan umur simpan: pengujian kapang/khamir.

(28)

20 6. Rekayasa Teknologi Pengolahan Briket/Konblok dari Hasil Samping Perikanan

Kegiatan yang telah dilakukan meliputi (1) pembuatan loster dan konblok dengan bahan baku cangkang kerang darah yang dibuat serbuk. Pengeringan loster dan konblok dari cangkang kerang darah dilakukan selama 28 hari; dan (2) pengujian hedonik konblok dan loster yang terbuat dari cangkang kerang hijau, cangkang kerang darah dan konblok/loster komersial. Pengujian hedonik loster dan konblok menghasilkan formulasi pembuatan konblok dan loster terbaik adalah formulasi semen 15%, cangkang kerang darah/hijau adalah 15%, pasir 55% dan air 15%. Penggunaan cangkang kerang ini dapat menstubtitusikan agregat halus seperti pasir hingga 50%.

7. Rekayasa Teknologi Alat/Mesin Penggoreng Amplang

Kegiatan yang telah dilakukan meliputi uji coba alat dengan tim kegiatan. Hasil uji coba pertama menunjukkan kapasitas minyak goreng sebesar 26 liter, suhu memasak mulai 80°C - 100°C. Hasil produk ternyata overcook/gosong. Adapun dari hasil uji coba awal alat kedua penggorengan vakum didapatkan hasil suhu minyak goreng dijaga sampai maksimal 80°C, tekanan dijaga sampai -70 cmHg, waktu pemasakan selama 35 sampai 40 menit, dan hasil penggorengan vakum menunjukkan fungsi alat sudah sesuai, selanjutnya akan dilakukan uji lanjutan yang akan dilakukan di workshop BBP3KP.

(29)

21 8. Rekayasa Teknologi Sarana Pemasaran Meja Display Berpendingin dan Meja

Pemasaran Portabel

Kegiatan yang telah dilakukan meliputi (1) pembelian alat pendukung meja display pemasaran (alat pengukur watt listrik); (2) uji coba meja display pemasaran; (3) pembuatan desain prototype-3; (4) pembuatan dan perakitan bagian kaki meja sarana pemasaran yang dibuat dari bahan stainless steel; dan (5) penyiapan dan perakitan bagian top counter meja. Uji coba dilakukan menggunakan ikan dan udang dan dilakukan pengujian organoleptic dengan hasil udang dengan meja pendingin mempertahankan mutu dari nilai awal 8,0 pada akhir uji pada jam ke 6 nilainya 7,8; ikan besar nilai awal 7,0 pada akhir uji pada jam ke 6 nilainya 6,3; ikan kecil nilai awal 8,0 pada akhir jam ke 6 nilainya 7,8. Kesimpulan uji performance bahwa Es dengan ukuran halus lebih mudah mencair, PCM dapat menahan laju pelelhan es, meja pendingin dapat manahan laju pelehan es, suhu ikan rata-rata yang diletakan pada nampan diatas meja pendingin dan atau PCM masih berada dibawah 10oC.

Dalam pelaksanaan kegiatan di atas terdapat permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut:

a) Beberapa pengujian sampel di laboratorium terkendala karena adanya keterbatasan kemampuan dan operasional laboratorium selama PSBB;

b) Terbatasnya event/bazar/pameran produk perikanan dan kelautan selama pandemi Covid 19 sehingga sulit mendapatkan responden yang sesuai sasaran; dan

c) Beberapa rekayasa masih memerlukan penyempurnaan desain dan optimalisasi. Bagi permasalahan tersebut, tindak lanjut/rekomendasi yang dilakukan oleh BBP3KP adalah sebagai berikut:

a) Melakukan pengujian sampel di laboratorium eksternal serta membuat list parameter uji berdasarkan tingkat prioritas;

b) Melakukan uji penerimaan secara internal lingkup BBP3KP dan lokasi lain yang mudah dijangkau dengan menerapkan protokol kesehatan; dan

(30)

22 B. Uji terap produk inovasi teknologi pengolahan dan pemasaran hasil kelautan dan

perikanan

Pada tahun 2020, BBP3KP melakukan kegiatan uji terap produk inovasi pengolahan dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan dengan target 5 ragam produk inovasi. Kegiatan uji terap ini meliputi tiga komponen kegiatan yaitu (1) transfer teknologi inovasi pengolahan dan pemasaran pada tahun berjalan atau tahun-tahun sebelumnya kepada stakeholder (pelaku usaha/UKM/masyarakat) yang dilakukan melalui tahapan koordinasi dan verifikasi pelaku usaha, transfer teknologi dan produksi secara massal; (2) monitoring dan pendampingan penerapan teknologi pengolahan dan pemasaran untuk memantau, mengevaluasi dan mendampingi pelaku usaha yang menerapkan inovasi teknologi pengolahan BBP3KP pada tahun-tahun sebelumnya, dimana pada kegiatan ini, dilakukan juga review inovasi teknologi pengolahan yang sudah dihasilkan oleh BBP3KP; dan (3) uji penerimaan dan perluasan pasar produk untuk melihat respon konsumen terhadap produk hasil inovasi BBP3KP pada tahun sebelumnya, yang dilakukan bersama dengan UKM/pelaku usaha yang telah menerapkan inovasi teknologi BBP3KP di tahun sebelumnya.

Pada Triwulan III Tahun 2020, kegiatan yang telah dilakukan meliputi : (1) transfer teknologi yang dilakukan melalui koordinasi dengan pelaku usaha penerap teknologi; (2) monitoring dan pendampingan penerapan teknologi pengolahan dan pemasaran dengan melaksanakan survey ke UKM Foodendez dan monitoring alat/mesin pengupas kulit di CV. Kurnia Mitra Makmur (3) uji penerimaan dan perluasan pasar produk inovasi pengolahan dan pemasaran dengan melakukan uji penerimaan dan perluasan pasar produk buble rumput laut (UKM Dharma Tirta, Bogor), produk fish skin (Foodendez, Bandung), seaweed flake (UKM Lars, Makassar), Salami (Family Food, Gresik) dan kemasan biodegradable (CV.Global Oceanorie).

Dalam pelaksanaan kegiatan di atas, permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut:

a) Beberapa penerap inovasi belum maksimal dalam menerapkan hasil inovasi BBP3KP; dan

b) kurangnya komitmen penerap inovasi

Bagi permasalahan tersebut, tindak lanjut/rekomendasi yang dilakukan oleh BBP3KP adalah sebagai berikut:

(31)

23 a) Melakukan komunikasi dengan penerap secara lebih intensif dan melakukan kunjungan lapangan untuk mengevaluasi proses penerapan secara langsung; dan b) Melakukan koordinasi lebih lanjut dengan Dinas Kelautan dan Perikanan

setempat terkait penerap inovasi

Kegiatan Rekayasa dan Uji Terap Produk Inovasi Teknologi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Kelautan dan Perikanan merupakan proyek KKP yang dilakukan dalam rangka memenuhi kegiatan Prioritas Nasional “Peningkatan Nilai Tambah dan Investasi di Sektor Riil dan Industrialisasi” dalam Prioritas Nasional “Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasi dan Kesempatan Kerja”, Kegiatan Prioritas “Peningkatan Industri Berbasis Kemaritiman yang Terintegrasi Hulu Hilir” dengan Proyek Prioritas Nasional “Penguatan Klaster Industri Maritim dan Perikanan”.

C. Penyiapan Bahan RSNI Produk Kelautan dan Perikanan

Standar minimal mutu dan keamanan bahan pangan selalu berkembang mengikuti tuntutan konsumen. Perkembangan tersebut berkaitan erat dengan masalah gizi, manfaat bahan pangan, dan keamanan pangan bagi kesehatan manusia. Bahan pangan dengan kandungan nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan manusia dan memenuhi standar keamanan akan sangat diminati oleh konsumen. Keamanan pangan sangat tergantung pada pelaku industri dalam mengolah bahan pangan serta peran (kebijakan) pemerintah yang dapat memberi jaminan keamanan pada produk pangan. Salah satu peranan pemerintah yang dapat memberi jaminan keamanan produk pangan adalah dengan standardisasi.

Standar Nasional Indonesia dirumuskan oleh Komite Teknis. Komite Teknis melaksanakan kaji ulang minimal 1 kali dalam lima tahun setelah SNI ditetapkan untuk menjaga kesesuaian SNI terhadap kebutuhan pasar dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam rangka memelihara dan menilai kelayakan dan kekinian SNI. Hasil kaji ulang dapat ditindaklanjuti dengan menerbitkan ralat, amandemen, revisi, abolisi atau tetap tanpa perubahan terhadap SNI.

BBP3KP sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan bertugas melakukan penyiapan bahan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) untuk dibahas dalam rapat teknis dan rapat

(32)

24 konsensus bersama dengan Komite Teknis 65-05 Produk Perikanan dan Komite Teknis 65-08 Produk Perikanan Non Pangan khususnya terkait Ikan Hias.

Potensi sumber daya ikan hias nasional memiliki nilai strategis bagi Indonesia untuk peningkatan penerimaan negara. Sejak tahun 2012-2019 ekspor ikan hias mengalami peningkatan signifikan dari USD 21 Juta menjadi USD 33 juta. Indonesia selalu menjadi 5 besar pengekspor ikan hias 2010-2018 dan menjadi yang terbesar di dunia pada tahun 2018. Negara-negara tujuan ekspor ikan hias Indonesia diantaranya menuju ke China, Amerika, Rusia, Kanada, Singapura, dan berbagai negara lain.

Dalam strategi pembangunan ikan hias di RPJMN 2020-2024 terdapat produksi dan mutu ikan hias, perdagangan dan promosi ikan hias, konservasi spesies dan habitat ikan asli, keterpaduan data dan informasi, juga sosialisasi dan edukasi publik. Pada pelaksanaan strategi tersebut, standar, regulasi teknis, dan penilaian kesesuaian berperan penting dalam meningkatkan daya saing serta nilai tambah.

Berdasarkan Rapat Program Nasional Perumusan Standar yang dilakukan oleh Ditjen PDSPKP dan Komite Teknis, BBP3KP ditetapkan untuk melakukan penyusunan 4 (empat) bahan RSNI yaitu: Revisi SNI 7756:2013 Siomay ikan; Revisi SNI 8606:2018 Fillet Patin (Pangasius spp.) beku; RSNI Metode Uji Arsen Anorganik; dan RSNI Ikan Hias Red Nose. Sampai dengan Triwulan III tahun 2020, tahapan proses yang dilakukan meliputi rapat teknis III penyusunan konsep RSNI 3 produk kelautan dan perikanan yang diselengarakan oleh Sekretariat Komtek 65-05 dan Komtek 65-08 yang terdiri dari revisi SNI 7756:2013 siomay ikan menjadi SNI dimsum ikan, revisi SNI 8606:2018 fillet patin (pangasius spp.) beku, RSNI metode uji arsen anorganik, dan RSNI ikan hias red nose. Rapat teknis III dilaksanakan melalui pertemuan zoom meeting yang membahas hasil perbaikan draft RSNI berdasarkan saran dan masukan dari masing-masing Komtek 65-05 dan 65-08. Pada Triwulan III tidak terdapat masalah dalam pelaksanaan kegiatan penyiapan bahan RSNI produk kelautan dan perikanan.

(33)

25 D. Pembinaan Pelaku Usaha dalam Inkubator Bisnis

Fasilitasi inkubasi bisnis pengembangan usaha dilakukan oleh BBP3KP sebagai bentuk pelaksanaan tugas pelayanan pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Pada tahun 2020, salah satu output pada kegiatan Pengujian Penerapan Hasil Kelautan dan Perikanan adalah Pelaku Usaha yang Dibina dalam Inkubator Bisnis. Output ini didukung oleh Perpres No.27 Tahun 2013 tentang pengembangan inkubator wirausaha, dan Peraturan Direktorat Jenderal PDSPKP No. 26 tahun 2017 tentang Pedoman Teknis Inkubator Bisnis Inovasi Produk Kelautan dan Perikanan (Inbis Invapro-KP).

Pada tahun 2020, BBP3KP menargetkan 18 (delapan belas) UMKM pengolah produk konsumsi dan non konsumsi serta pemasar hasil perikanan yang mendapat fasilitasi inkubasi bisnis pengembangan usaha. Delapan belas UMKM dimaksud terdiri dari 9 (sembilan) tenant baru tahun 2020 dan 9 (sembilan) tenant tahun 2019 yang masih mendapatkan fasilitas pasca inkubasi.

Fasilitasi yang dimaksud di atas berupa 1) fasilitasi pencetakan profil, kartu nama, banner, brosur untuk promosi produk tenant; 2) fasilitasi pendampingan dan pemasaran (perluasan akses pasar) bekerjasama dengan Dit. Pemasaran melalui kegiatan bazaar dan pameran serta kerjasama dengan koperasi lintas Eselon I (pemasaran offline), dan pemasaran online; 3) pendampingan untuk fasilitasi permodalan bekerjasama dengan Dit. Usaha dan Investasi dan lembaga keuangan lainnya; 4) fasilitasi pengujian sampel untuk pencantuman nilai gizi pada label produk tenant; 5) fasilitasi desain dan bahan kemasan produk tenant; 6) fasilitasi teknologi untuk pengembangan produk tenant melalui perbaikan mutu dan kualitas produk melalui inovasi produk; dan 7) fasilitasi

Berdasarkan proses seleksi calon tenant Inkubasi Bisnis Inovasi Produk Kelautan dan Perikanan BBP3KP tahun 2020, terpilih 9 (sembilan) UMKM yang memenuhi kriteria dan ditetapkan menjadi tenant untuk mendapatkan pendampingan dan fasilitasi dari BBP3KP Jakarta yaitu:

No Nama Pelaku Usaha Lokasi Pemilik

1 CV. Brightfood Riung Gunung Kota Bandung, Jawa Barat Aji Budiyanto 2 Mina Agar Makmur Kab. Karawang, Jawa Barat Usup Supriyatna

3 Gerai D’Pita Kota Depok, Jawa Barat Puspita Ningrum P

4 CV. Bumi Wijaya Kab. Cilacap, Jawa Tengah Tatang Mulyadi 5 Sumber Anugerah Kab. Tulung Agung, Jawa Timur Masruroh

(34)

26

6 Samara Food Kota Payakumbuh, Sumatera Barat Rahmi 7 Mak Mil Frozen Food Kota Batam, Kepulauan Riau Mila Kurwana 8 Batari Pangkep Kab. Pangkep, Sulawesi Selatan Diva Awaliyah 9 Rejeki Langit (Ikan Hias) Kabupaten Gunung Kidul, DIY Suranto Surip

Pada Triwulan III, tenant tahun 2020 yang telah terpilih melakukan penanda tanganan kontrak kerjasama program Inkubasi Bisnis Invapro KP BBP3KP. Selanjutnya, tenant diberikan bimbingan teknis pengembangan usaha yang dilaksanakan selama 3 (tiga) sesi melalui video conference menggunakan aplikasi zoom meeting. Pada masa inkubasi ini telah dilakukan pendampingan dan monev baik kepada tenant 2020 yang baru terpilih maupun tenant tahun 2019 yang memasuki masa inkubasi tahun kedua. Pendampingan yang telah dilaksanakan berupa pendampingan desain lay out unit produksi, transfer teknologi diversifikasi produk inovasi dan saat ini dalam proses pengujian produk yang dihasilkan, di laboratorium, dengan parameter uji yang dibutuhkan untuk pencantuman informasi gizi (AKG) pada kemasan produk. Hasil monitoring dan evaluasi tenant tahun 2019 dan 2020 dapat dilihat pada lampiran 2. Pada Triwulan III tidak terdapat masalah yang berarti dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan pelaku usaha dalam inkubator bisnis.

E. Pelaku Usaha yang Dibina di Lokasi Satker Non Struktural

Ruang lingkup dari kegiatan Inkubasi Bisnis Inovasi Produk Kelautan dan Perikanan BBP3KP juga mencakup pembinaan pelaku usaha pengolah dan pemasar produk kelautan dan perikanan (UMKM binaan) di lokasi Satker Non Struktural dalam upaya melaksanakan salah satu fungsi Satker yaitu penjaringan calon tenant baru melalui pembinaan pelaku usahapengolah dan pemasar produk kelautan dan perikanan (pangan dan non pangan).

Salah satu indikator kinerja BBP3KP tahun 2020 yaitu pelaku usaha yang dibina di Satker non struktural di 4 lokasi yaitu: Satker Cibinong, Satker Mataram, Satker Palabuhanratu, dan Satker Ambon dengan target 8 UMKM binaan. Dukungan Satker Non Struktural BBP3KP berupa usulan kegiatan untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan calon UPT yang selama ini sudah berjalan.

(35)

27 Pada Triwulan III, kegiatan yang dilakukan masing-masing Satker meliputi: 1. Satker Cibinong telah menyelesaikan pengadaan akuarium ukuran 60x40x40 cm

sebanyak 243 unit, perbaikan gedung Raiser 3 sebagai workshop Inkubasi Bisnis ikan hias, fasilitasi kontes ikan hias discuss, bimtek pelaku usaha ikan hias dengan peserta dari tenant dan pelaku ikan hias binaan, pendampingan lapangan ke 2 lokasi pelaku usaha ikan hias binaan terpilih yaitu Rumah Ikan Zia Kabupaten Bogor dan Tirta Kencana Agung Tulung Agung, serta pelaksanaan kembali kegiatan Bursa Ikan Hias dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

2. Satker Mataram telah melaksanakan 2 kegiatan diseminasi on the spot di 2 lokasi, monitoring dan evaluasi tenant Inbis Invapro KP yaitu tenant UD. Pusaka Hati, Anta Maiq, Sasak Maiq, UD. Ares, dan kelompok Charity Food, serta pendampingan UMKM binaan dalam keikutsertaannya pada program Jaringan Pengaman Sosial (JPS) Gemilang yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi NTB. Selain itu, Satker melakukan fasilitasi dan pendampingan pengurusan izin usaha UMKM binaan. Adapun UMKM binaan Satker Mataram 2020 yaitu UMKM Pawon Inak-inak Mataram, Tunjung Biru Lombok Barat dan Cempake Lombok Tengah.

3. Satker Palabuhanratu telah melaksanakan kegiatan bimbingan teknis (diseminasi) pengolahan ikan pindang higienis, monitoring produksi dan pemasaran UMKM (khususnya yang terdampak Covid19) di wilayah Satker BBP3KP Palabuhanratu, koordinasi dengan penyuluh dalam melakukan sinergitas kegiatan pembinaan serta pendampingan lapangan terhadap 3 UMKM binaan yaitu Bakso Lumayan Sukabumi, Nakansu Doneng Sukabumi dan UMKM Mulus Delima Palabuhanratu. Saat ini dalam proses fasilitasi pengujian laboratorium terhadap produk UMKM binaan pangan untuk kebutuhan pencantuman informasi gizi pada kemasan produk.

4. Satker Ambon telah melaksanakan kegiatan fasilitasi promosi dan pemasaran produk tenant Inbis Invapro, dalam rangka kunjungan kerja Menteri Kelautan dan Perikanan di Propinsi Maluku (UMKM Nacha, Makmur Jaya dan Papalele). Pada tahun 2020 dilakukan pendampingan terhadap 2 UMKM binaan terpilih yaitu UMKM Tekad (pangan) dan UMKM kekerangan Fathin Mutiara (non pangan). Kegiatan saat ini, UMKM Tekad dalam proses fasilitasi pengujian laboratorium untuk kebutuhan pencantuman informasi gizi pada kemasan produk, sedangkan UMKM Fathin Mutiara diberikan bahan promosi berupa banner dan kartu nama.

(36)

28 Dalam pelaksanaan kegiatan di atas, permasalahan yang dihadapi adalah tenant dan UMKM binaan membutuhkan fasilitasi dalam rangka peningkatan usaha dan pengembangan produk. Bagi permasalahan tersebut, tindak lanjut/rekomendasi yang dilakukan oleh BBP3KP adalah dengan melakukan identifikasi kebutuhan tenant dan UMKM binaan dan membuat rencana aksi pendampingan.

F. Diseminasi Informasi Pengujian Penerapan Hasil Perikanan

Dalam mendukung inkubasi bisnis, BBP3KP juga melakukan kegiatan diseminasi hasil pengujian penerapan hasil perikanan melalui penyebarluasan informasi hasil uji terap dan pengujian hasil perikanan. Kegiatan dimaksud dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rekapitulasi penyebarluasan informasi hasil uji terap dan pengujian hasil perikanan

NO PELAKSANAAN KEGIATAN PENERIMA

INFORMASI 1 10-12 Januari 2020 Pameran Industri Berbasis Riset dan Inovasi

Nasional dalam rangka Rakernas PDI-P

0 2 27-29 Januari 2020 Gelar Pameran Perikanan Budidaya dalam rangka

Rakernis Ditjen Perikanan Budidaya

0

3 12 Februari 2020 Safari Gemarikan Purwakarta 34

4 15 Februari 2020 Parenting Gemarikan TK Mardi Yuana Depok 32

5 23 Februari 2020 Safari Gemarikan Kebumen 46

6 29 Februari 2020 Safari Gemarikan Lampung 0

7 14 Maret 2020 Safari Gemarikan Kota Bekasi 25

8 16 Maret 2020 Safari Gemarikan Kabupaten Cirebon 25

9. 6 Agustus 2020 Kegiatan Pengembangan Usaha Perikanan

mendukung Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) Kabupaten Bekasi

30

10. 16 Agustus 2020 Kontes Ikan Discus Cibinong 40

11. 18 September 2020

Perluasan Gemarikan Bersama Anggota Komisi IV DPR RI Kabupaten Purbalingga

18 12. 19 September

2020

Perluasan Gemarikan Bersama Anggota Komisi IV DPR RI Gemarikan Kabupaten Banjarnegara

0

TOTAL 250

(37)

29 Selama Triwulan III sudah mulai dilakukan kembali kegiatan diseminasi secara langsung. Selain itu, penyebarluasan informasi juga dilakukan dalam bentuk penyusunan media informasi dan pengelolaan website. Kegiatan penyusunan media informasi pengujian penerapan hasil perikanan telah melaksanakan pencetakan media informasi panel sebanyak 10 buah dengan 7 (tujuh) judul dan pembuatan draft media informasi leaflet dan pengumpulan artikel jurnal BBP3KP. Pengelolaan website dan media sosial juga terus dilakukan oleh tim guna memberikan informasi terkait kegiatan-kegiatan internal ataupun eksternal yang melibatkan BBP3KP. Pada Triwulan III tidak terdapat masalah yang berarti dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi informasi pengujian penerapan hasil perikanan.

Gambar 6 Alamat Media Sosial BBP3KP

3.2.2

Sasaran Strategis 2

Produk Kelautan dan Perikanan Berdaya Saing untuk Konsumsi Masyarakat

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran produk kelautan dan perikanan berdaya saing untuk konsumsi masyarakat terdiri atas 1 (satu) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:

(38)

30 Tabel 5. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Produk Kelautan dan Perikanan Berdaya Saing untuk Konsumsi Masyarakat

3.2.2.1 IKU 2. Jumlah Produk Kelautan dan Perikanan yang Aman dan Bermutu untuk Dikonsumsi Masyarakat (Produk)

Jumlah produk kelautan dan perikanan yang aman dan bermutu untuk dikonsumsi masyarakat adalah jumlah produk yang mendapatkan rekomendasi sertifikasi produk kelautan dan perikanan oleh Lembaga Sertifikasi Produk Hasil Perikanan BBP3KP dan produk yang telah diuji nutrisi dan mutu sehingga dapat mencantumkan tanda SNI dan/atau informasi nilai gizi pada kemasan. Indikator kinerja dimaksud bersifat tahunan, sehingga capaiannya belum dapat diketahui pada Triwulan III.

Dalam rangka mendukung pencapaian indikator kinerja dimaksud, pada tahun 2020, BBP3KP melakukan kegiatan antara lain:

A. Layanan Sertifikasi SNI Produk Kelautan dan Perikanan

Layanan Sertifikasi SNI Produk Kelautan dan Perikanan merupakan proyek KKP yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi kegiatan Prioritas Nasional yaitu “Peningkatan Nilai Tambah dan Investasi di Sektor Riil dan Industrialisasi” dalam Prioritas Nasional “Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasi dan Kesempatan Kerja”, Kegiatan Prioritas “Peningkatan Industri Berbasis Kemaritiman yang Terintegrasi Hulu- Hilir” dengan Proyek Prioritas Nasional “Penguatan Klaster Industri Maritim dan Perikanan”.

Standardisasi memiliki peran yang strategis dalam peningkatan daya saing suatu produk. Umumnya standar dimanfaatkan konsumen sebagai acuan dalam memilih produk. Bagi produsen, standar berfungsi sebagai patokan dalam memproduksi produk yang berkualitas dan dapat diterima pasar nasional maupun internasional. Masyarakat

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI PERSENTASE TERHADAP TARGET TAHUN 2020 TRIWULAN III 2020 TAHUN 2020 TRIWULAN III 2020 2 Jumlah Produk Kelautan dan

Perikanan yang Aman dan Bermutu untuk Dikonsumsi Masyarakat (produk)

(39)

31 secara umum menghendaki bahwa seluruh produk perikanan yang beredar di pasar merupakan barang yang aman dan tidak membahayakan kesehatan.

Pemberlakuan SNI secara wajib telah ditetapkan untuk dua produk hasil perikanan, yaitu SNI Sarden dan Makerel dalam kemasan kaleng dan SNI Tuna dalam kemasan kaleng. Pemberlakuan SNI secara wajib tersebut memerlukan Lembaga Sertifikasi Produk sebagai lembaga penilaian kesesuaian untuk memastikan dan memberikan sertifikat bahwa produk telah sesuai dengan SNI. Ditjen PDSPKP melalui BBP2HP sebagai LSPro-HP memiliki peran yang penting dalam melakukan sertifikasi terhadap produk sarden dan makarel dalam kemasan kaleng dan tuna dalam kemasan kaleng.

Pemberian tanda SNI pada suatu produk dapat dilakukan apabila produk tersebut diproduksi oleh suatu unit pengolahan yang telah mendapat Sertifikat Kesesuaian, Sertifikat Kelayakan Pengolah, melakukan produksi secara kontinu, dan proses produksi serta produknya memenuhi persyaratan sesuai SNI. Penerbitan Sertifikat Kesesuaian dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Produk yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). LSPro-HP merupakan lembaga sertifikasi yang berada di BBP2HP yang bergerak pada sertifikasi produk pengolahan hasil perikanan. LSPro-HP ini sudah terakreditasi KAN. LSPro-HP BBP2HP juga ditunjuk sebagai LSPro yang menerbitkan SPPT SNI untuk produk tuna, sarden dan makerel dalam kemasan kaleng yang diberlakukan secara Wajib.

Proses sertifikasi produk terdiri dari pengajuan sertifikasi, evaluasi proses produksi dan pengambilan contoh, pengujian contoh, tindakan perbaikan, keputusan sertifikasi dan penerbitan sertifikat. Selama masa berlaku sertifikat (4 tahun), LPro-HP melakukan survailen untuk memastikan bahwa proses produksi dan produk klien sertifikasi tetap sesuai dengan persyaratan SNI. Sistem manajemen lembaga sertifikasi produk (SNI ISO/IEC 17065) yang diterapkan harus dipelihara supaya selalu sesuai dengan persyaratan standarnya masing-masing. Pemeliharaan sistem ini dilakukan melalui antara lain audit internal, kaji ulang dokumen, kaji ulang manajemen dan rapat governing board.

Pada tahun 2020, Ditjen PDSPKP menargetkan jumlah layanan sertifikasi SNI produk kelautan dan perikanan sebanyak 21 roduk. Sasaran produk yang disertifikasi

(40)

32 didasarkan pada ruang lingkup sertifikasi LSPro-HP yang telah diakreditasi oleh KAN, yaitu meliputi produk (1) baso ikan beku, (2) kerupuk ikan/udang/moluska, (3) ikan asin kering, (4) bandeng duri lunak, (5) bandeng cabut duri, (6) bandeng isi, (7) abon ikan, (8) siomay ikan, (9) otak-otak ikan, (10) naget ikan, (11) pempek ikan rebus beku, (12) amplang ikan, (13) sarden dan makarel dalam kemasan kaleng, (14) tuna dalam kemasan kaleng, (15) ikan pindang dan (16) surimi.

Pada Triwulan III, layanan sertifikasi SNI yang dilakukan sebanyak 6 produk, sehingga sampai dengan Triwulan III total layanan yang telah dilakukan sebanyak 16 produk. Kegiatan yang telah dilakukan BBP3KP antara lain (1) kaji ulang permohonan terhadap beberapa klien LSPro; (2) verifikasi UKM produk perikanan di Kab. Gunung Kidul untuk proses sertifikasi ikan hias. Ikan hias dan tanaman air belum masuk ruang lingkup LSPro-HP BBP3KP, persyaratan mutu beberapa ikan hias sudah memiliki SNI ikan (Cupang, Koi, Koki, Neon Tetra, Black Gost, Tiger) dan tanaman air. Selain itu juga dilakukan verifikasi terhadap UKM Cindy Group Indonesia di Kab. Bogor, Jawa Barat; (3) survailen terhadap 12 produk klien LSPro-HP; (4) resertifikasi terhadap 1 produk tuna dalam kemasan kaleng produksi PT. Citraraja Ampat Canning; dan (5) evaluasi untuk 3 produk yaitu: sarden dalam saus tomat merek FS dan DJ Food produksi PT. Blambangan Foodpackers Indonesia serta sarden dan makerel kaleng merek MILI.

Kegiatan sistem manajemen lembaga sertifikasi produk (SNI ISO/IEC 17065) telah melaksanakan rapat koordinasi pembahasan aplikasi sertifikasi online, rapat kaji ulang dokumen LSPro-HP, dan persiapan dokumen untuk pelaksanaan audit internal sistem manajemen mutu LSPro HP. Pada Triwulan III tidak terdapat masalah yang berarti dalam pelaksanaan kegiatan layanan sertifikasi SNI produk kelautan dan perikanan. Tabel 6. Layanan Sertifikasi SNI Produk Kelautan dan Perikanan Tahun 2020

No Nama Produk Lokasi Merek Nama Klien

1 Abon ikan Bitung,

Sulawesi Utara Pantai Manado PT. Sinar Pure Indonesia 2 Tuna dalam kemasan kaleng Bitung, Sulawesi Utara Frabelle, Pantai Manado dan Isabella PT. Sinar Pure Indonesia 3 Sarden dan Makerel

dalam kemasan kaleng

Banyuwangi, Jawa Timur

ABC PT. Heinz ABC

Indonesia

4 Bakso ikan Jawa Barat SAKANA CV. Sakana

(41)

33

No Nama Produk Lokasi Merek Nama Klien

5 Sarden dalam kemasan kaleng

DKI Jakarta Dong Won PT. Koin Bumi

6 Tuna dalam kemasan kaleng

DKI Jakarta Dong Won PT. Koin Bumi

7 Abon ikan DI Yogyakarta Khansa UKM Khansa

Food 8 Makarel dalam

kemasan kaleng Batam, Kep. Riau Po Sung PT. Sumber Karya Sejati 9 Sarden dalam

kemasan kaleng

Banyuwangi, Jawa Timur

Billtan, Intan dan Daikin

PT. Sari Laut Jaya Food 10 Makarel dalam

kemasan kaleng Batam, Kep. Riau Po Sung PT. Sumber Karya Sejati 11 Sarden dalam

kemasan kaleng Banyuwangi, Jawa Timur Bantan dan Yamato PT. Sumberyala Samudera 12 Tuna dalam

kemasan kaleng

Sorong, Papua Deho PT. Citraraja

Ampat Canning

13 Abon ikan Jambi IWA-QU UKM Amanah

14 Sarden dalam

kemasan kaleng Banyuwangi, Jawa Timur Food Station PT. Blambangan Food Packer Indonesia 15 Sarden dalam kemasan kaleng Banyuwangi, Jawa Timur DJ Food PT. Blambangan Food Packer Indonesia 16 Makarel dalam

kemasan kaleng DKI Jakarta Mili Brand Lumaksana QQ Goh Joo Hin

(42)

34 B. Layanan Pengujian Nutrisi dan Mutu Produk Kelautan dan Perikanan

Produk perikanan secara umum perlu diuji nutrisi dan mutunya karena produk tersebut telah mengalami proses pengolahan dan pencampuran dengan bahan-bahan non ikan, seperti tepung dan bumbu-bumbu yang digunakan dalam proses pembuatannya. Dari sudut pandang konsumen, ketersediaan data nutrisi dan mutu memberi kesempatan bagi mereka untuk memilih produk yang sesuai dengan kebutuhannya. Di sisi lain, dari sudut pandang produsen, ketersediaan data nutrisi dan mutu produk diharapkan dapat meningkatkan daya saing dari produk tersebut.

Uji nutrisi dan mutu produk hasil perikanan telah dilaksanakan oleh BBP3KP sejak tahun 2010. Pada tahun 2020, kegiatan ini meliputi pengujian contoh produk klien LS Pro-HP untuk proses sertifikasi, tenant Inbis-Invapro, kegiatan inovasi perekayasaan dan kegiatan penyusunan bahan RSNI di Laboratorium BBP3KP. Selain itu pada tahun 2020, BBP3KP juga melaksanakan kegiatan pemeliharaan Sistem Manajemen Mutu dan Persyaratan Teknis Laboratorium Pengujian sesuai SNI ISO/IEC 17025.

Data uji dari kegiatan pengujian dalam rangka mendukung pengujian penerapan hasil perikanan bersumber dari beberapa kegiatan teknis antara lain kegiatan pengujian nutrisi untuk pencantuman nilai AKG pada produk-produk UKM. Data uji yang dihasilkan diharapkan dapat membantu pelaku usaha pengolahan dan pemasaran untuk meningkatkan daya saing produk yang dihasilkannya. Selain itu, hasil pengujian nutrisi dan mutu ini juga diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi kebijakan Ditjen PDSPKP, misalnya dalam upaya percepatan penurunan stunting (anak kerdil) melalui revitalisasi ketahanan pangan dan gizi.

Layanan pengujian dihentikan sementara pada masa awal pandemic COVID-19. Namun pada akhir Triwulan II, laboratorium kembali melakukan pengujian terhadap sampel yang telah masuk dan telah menghasilkan sebanyak 244 data uji. Sampai dengan Triwulan III, jumlah data uji yang dihasilkan sebanyak 547 data uji (dapat dilihat pada lampiran 3). Kegiatan pemeliharaan sistem manajemen mutu dan persyaratan teknis laboratorium sesuai SNI ISO/IEC 17025 antara lain melaksanakan pengiriman hasil uji profisiensi mikrobiologi ke FAPAS, remote audit dalam rangka re-akreditasi laboratorium bersama Asesor KAN, perbaikan temuan ketidaksesuaian asesor KAN

(43)

35 melalui aplikasi KANMIS, dan pendaftaran uji profisiensi kimia dari FAPAS, serta menyelesaikan verifikasi metode uji mikrobiologi, kimia, dan organoleptik.

Dalam pelaksanaan kegiatan, permasalahan yang dihadapi adalah kesulitan pelaksanaan pengujian di laboratorium karena pada bulan Agustus dan September terdapat kebijakan kembali WFH bagi sebagian besar pegawai. Bagi permasalahan tersebut, tindak lanjut/rekomendasi yang dilakukan oleh BBP3KP adalah penyusunan jadwal piket bagi personel laboratorium pada Triwulan IV agar seluruh sampel dapat diuji sesuai prinsip FIFO (First In First Out).

3.2.3

Sasaran Strategis 3

Tatakelola Pemerintahan yang Baik lingkup BBP3KP

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tatakelola pemerintahan yang baik lingkup BBP3KP terdiri atas 6 (enam) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:

Tabel 7. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Tatakelola Pemerintahan yang Baik lingkup BBP3KP

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI PERSENTASE TERHADAP TARGET TAHUN 2020 TRIWULAN III 2020 TAHUN 2020 TRIWULAN III 2020 3 Indeks Profesionalitas ASN

BBP3KP (indeks)

72 60 74,70 103,75 124,50

4 Persentase Unit Kerja BBP3KP yang Menerapkan Sistem Manajemen

Pengetahuan yang Terstandar (%)

82 75 98,22 119,78 130,96

5 Nilai Rekonsiliasi Kinerja BBP3KP

85 0 0 - 100

6 Persentase Rekomendasi Hasil Pengawasan yang Dimanfaatkan untuk Perbaikan Kinerja lingkup BBP3KP (%)

60 45 100 166,67 222,22

7 Nilai WBK BBP3KP 75 0 0 - 100

8 Nilai Indikator Kinerja

Pelaksanaan Anggaran (IKPA) BBP3KP

Baik (88)

Gambar

Tabel 2  Ikhtisar Pencapaian Kinerja BBP3KP Triwulan III Tahun 2020………………….  15  Tabel 3  Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Pelaku
Gambar 1 Struktur Organisasi BBP3KP
Gambar 3 Jumlah Pegawai menurut Jenis Kelamin
Gambar 5 Jumlah ASN berdasarkan Tingkat Pendidikan
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Sistem yang dibangun ini telah memenuhi kontribusi yang ingin dicapai yaitu dapat mengirimkan data menggunakan media Infra Merah pada jarak 5 meter atau sesuai

Aspek strategis ini dicapai melalui koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga

Sampai akhir Triwulan IV Tahun 2020, meningkatnya kualitas laporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran dengan indikator kinerja nilai sistem akuntabilitas kinerja instansi

Indikator Kinerja yang realisasinya telah mencapai atau melebihi target triwulan I tahun 2021 yang telah ditetapkan (capaian ≥ 100) antara lain : (1) Nilai Investasi

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 21 Tahun 2000 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kota

Capaian output persentase unit kerja lingkup Seksi Sertifikasi Produk yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar diperoleh dari rata-rata: (1) persentase

elektromagnetik, kondisi kesehatan dan interaksi antara frekuensi gelombang elektromagnetik dengan kondisi kesehatan terhadap nilai kadar gula darah tikus putih.selain itu

SIMPULAN, SARAN, DAN REKOMENDASI Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan instrumen tes soal esai yang berjumlah 12 soal maka dapat disimpulkan bahwa