• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I TAHUN 2021 DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA TRIWULAN I TAHUN 2021 DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

KINERJA

TRIWULAN I TAHUN 2021

DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

(2)

i

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP) Triwulan I Tahun 2021 sebagai wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan ini merupakan media akuntabilitas yang merinci pertanggungjawaban sebagai amanah yang diemban organisasi dan tanggung jawab pemakaian sumber daya untuk menjalankan misi organisasi. Di samping itu, informasi perihal pengelolaan kegiatan dan sasaran organisasi diuraikan dalam rangka pencapaian visi dan misinya.

Sebagai landasan penyusunan LKj Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2021 adalah Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan (Renstra KKP) Tahun 2020-2024 dan Rencana Strategis (Renstra) Ditjen PDSPKP Tahun 2020-2024 serta Target Kinerja Ditjen PDSPKP Tahun 2021 berikut realisasinya. Laporan ini memuat pula pencapaian kinerja sasaran dan kinerja kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi Ditjen PDSPKP.

Kami berharap agar laporan kinerja ini dapat memenuhi harapan sebagai media pertanggungjawaban kepada stakeholders dan pemacu peningkatan kinerja bagi organisasi Ditjen PDSPKP.

Jakarta, 30 April 2021 Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan

Artati Widiarti

(3)

ii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Ditjen PDSPKP telah menetapkan Renstra Ditjen PDSPKP Tahun 2020-2024 pada tahun 2020. Pada tahun 2021, Ditjen PDSPKP telah menyusun Rencana Kerja Tahun 2021 sebagai turunannya yang selanjutnya menjadi dasar penyusunan Perjanjian Kinerja Tahun 2021. Berdasarkan perjanjian kinerja tersebut, terdapat 22 (dua puluh dua) Indikator Kinerja yang terdiri dari 10 (sepuluh) Indikator Kinerja Utama (IKU) dan 12 (dua belas) Indikator Kinerja (IK) yang menjadi target Ditjen PDSPKP.

Dari 22 indikator kinerja tersebut, sebanyak 4 capaian indikator kinerja melampaui target triwulan I tahun 2021 yang ditetapkan dan sebanyak 1 indikator kinerja lainnya belum melampaui target triwulan I tahun 2021 yang ditetapkan. Dengan kondisi capaian ini, nilai kinerja organisasi Ditjen PDSPKP yang ditunjukan dengan Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) mencapai 109,71 %.

Pencapaian Sasaran Program dan Indikator Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2021 adalah sebagai berikut :

1. Dari 22 indikator kinerja yang telah ditetapkan, terdapat 16 indikator kinerja yang bersifat tahunan dan 1 indikator kinerja bersifat semesteran.

Sebanyak 16 indikator kinerja dimaksud yaitu (1) Nilai Tukar Pengolah Hasil Perikanan, (2) Volume Produk Olahan Kelautan dan Perikanan Berdaya Saing, (3) Konsumsi Ikan, (4) Kinerja Logistik Hasil Perikanan, (5) Tingkat Kemandirian SKPT di Bawah Tanggung Jawab Ditjen PDSPKP, (6) Nilai PMPRB Ditjen PDSPKP, (7) Unit Kerja yang Berpredikat Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi Lingkup Ditjen PDSPKP, (8) Batas Toleransi Materialitas Temuan Pengawas Eksternal dari Total Realisasi Anggaran Lingkup Ditjen PDSPKP, (9) Indeks Profesionalitas ASN Ditjen PDSPKP, (10) Nilai PMSAKIP Lingkup Ditjen PDSPKP, (11) Level Maturitas SPIP Ditjen PDSPKP, (12) Unit yang Menerapkan Inovasi Pelayanan Publik Lingkup Ditjen PDSPKP, (13) Nilai Kinerja Anggaran (NKA) Ditjen PDSPKP, (14) Tingkat Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Prioritas/Strategis lingkup Ditjen PDSPKP, (15) Tingkat Kepatuhan

(4)

iii

Pengadaan Barang/Jasa Lingkup Ditjen PDSPKP, dan (16) Tingkat Kepatuhan Pengelolaan BMN Lingkup Ditjen PDSPKP. Sedangkan 1 indikator kinerja dimaksud yaitu Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Ditjen PDSPKP.

2. Sebanyak 4 indikator kinerja, realisasinya telah mencapai atau melebihi target triwulan I tahun 2021 yang ditetapkan (capaian ≥ 100) dan sebanyak 1 indikator kinerja yang belum dapat mencapai target triwulan I tahun 2021 (capaian <100%).

3. Indikator Kinerja yang realisasinya telah mencapai atau melebihi target triwulan I tahun 2021 yang telah ditetapkan (capaian ≥ 100) antara lain : (1) Nilai Investasi Kelautan dan Perikanan, (2) Pembiayaan Usaha Kelautan dan Perikanan melalui Kredit Program, (3) Persentase Unit Kerja yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar Lingkup Ditjen PDSPKP, dan (4) Persentase Rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja Lingkup Ditjen PDSPKP.

4. Uraian indikator kinerja yang realisasinya belum mencapai target triwulan I tahun 2021 yang telah ditetapkan (capaian <100%) antara lain : (1) Nilai Ekspor Hasil Perikanan.

Pada tahun 2021, anggaran pembangunan penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan yang dikelola oleh Ditjen PDSPKP semula adalah sebesar Rp431.704.028.000,- yang selanjutnya mengalami refocussing anggaran menjadi sebesar Rp417.063.946.000,- yang seluruhnya merupakan APBN murni. Sampai dengan triwulan I tahun 2021, penyerapan anggaran Ditjen PDSPKP adalah sebesar Rp18.202.695.156,- atau setara dengan 4,36%.

(5)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ………... i

Ikhtisar Eksekutif ………... ii

Daftar Isi ………... iv

Daftar Gambar ………... vi

Daftar Tabel ………... vi

Daftar Lampiran ... vii

Bab I. Pendahuluan ..………... 1

1.1 Latar Belakang ……….……….…... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ……….………….…... 2

1.3 Tugas dan Fungsi ………. 2

1.4 Keragaan Sumber Daya Manusia ……….. 4

1.5 Permasalahan Utama ……….…….… 6

1.6 Sistematika Penyajian ……….…….… 11

Bab II. Perencanaan Kinerja ……….…….. 12

2.1 Rencana Strategis ………..…….. 12

2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2021 ……….…….. 16

Bab III. Akuntabilitas Kinerja ……….…… 18

3.1 Capaian Kinerja ……….… 18

3.2 Evaluasi dan Analisis Kinerja ………..… 20

3.2.1 Sasaran Program 1. Kesejahteraan Pengolah Hasil Perikanan Meningkat ………...………. 20

IK1. Nilai Tukar Pengolah Hasil Perikanan (NTPHP)……… 20

3.2.2 Sasaran Program 2. Produk Olahan Kelautan dan Perikanan Berdaya Saing …... 22

IK2. Volume Produk Olahan Kelautan dan Perikanan Berdaya Saing ………….…... 22

3.2.2 Sasaran Program 3. Ekonomi Sektor Kelautan dan Perikanan Meningkat ………... 24

IK3. Nilai Ekspor Hasil Perikanan ……… 24

IK4. Konsumsi Ikan ……… 29

IK5. Nilai Investasi Kelautan dan Perikanan ………. 32

IK6. Kinerja Logistik Hasil Perikanan ………... 39

IK7. Pembiayaan Usaha lautan dan Perikanan melalui Kredit Program …………... 41

3.2.3 Sasaran Program 4. Tingkat Kemandirian SKPT Meningkat ... 51

IK8. Tingkat Kemandirian SKPT di Bawah Tanggung Jawab Ditjen PDSPKP ……….. 51

3.2.4 Sasaran Program 5. Tatakelola Pemerintahan yang Baik di Lingkungan Ditjen PDSPKP ……... 56

IK9. Nilai PMPRB Ditjen PDSPKP ... 56 IK10. Unit Kerja yang Berpredikat Menuju Wilayah Bebas

(6)

v

dari Korupsi Lingkup Ditjen PDSPKP ... 58

IK11. Batas Toleransi Materialitas Temuan Pengawas Eksternal dari Total Realisasi Anggaran Lingkup Ditjen PDSPKP ... 59

IK12. Indeks Profesionalitas ASN Ditjen PDSPKP ... 60

IK13. Nilai PMSAKIP Lingkup Ditjen PDSPKP ……… 61

IK14. Level Maturitas SPIP Ditjen PDSPKP ... 64

IK15. Persentase Unit Kerja yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar Lingkup Ditjen PDSPKP ... 65

IK16. Persentase Rekomendasi Hasil Pengawasan yang Dimanfaatkan untuk Perbaikan Kinerja Lingkup Ditjen PDSPKP ... 66

IK17. Unit yang Menerapkan Inovasi Pelayanan Publik Lingkup Ditjen PDSPKP ... 68

IK18. Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Ditjen PDSPKP ... 69

IK19. Nilai Kinerja Anggaran (NKA) Ditjen PDSPKP ... 71

IK20. Tingkat Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Prioritas/Strategis lingkup Ditjen PDSPKP ……… 72

IK21. Tingkat Kepatuhan Pengadaan Barang/Jasa Lingkup Ditjen PDSPKP ………...…… 73

IK22. Tingkat Kepatuhan Pengelolaan BMN Lingkup Ditjen PDSPKP ………. 74

3.3 Realisasi Anggaran ...……….. 75

Bab IV. Penutup ……….………... 77

4.1 Kesimpulan ………...………. 77

4.2 Tindak Lanjut ……….……… 78 Lampiran

(7)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Ditjen PDSPKP ………...….... 4

Gambar 1.2 Jumlah Pegawai menurut Unit Kerja ………... 4

Gambar 1.3 Jumlah Pegawai menurut Kedudukan …………... 5

Gambar 1.4 Jumlah Pegawai menurut Golongan ………... 5

Gambar 1.5 Jumlah Pegawai menurut Jenis Kelamin ………... 5

Gambar 1.6 Jumlah Pegawai menurut Pendidikan ………... 6

Gambar 3.1 Lokasi Sampling Perhitungan NTPHP ……… 21

Gambar 3.2 Target dan Capaian NTPHP Tahun 2016-2020 ……… 21

Gambar 3.3 Volume dan Nilai Ekspor Produk Perikanan Bulan Januari s.d Maret Tahun 2021 ……….. 25

Gambar 3.4 Pelaksanaan Promosi Gemarikan Tahun 2021 ………. 29

Gambar 3.5 Peta Sebaran Layanan SPPT SNI Tahun 2021 ………. 31

Gambar 3.6 Nilai Investasi Kelautan dan Perikanan Berdasarkan Sumber Permodalan Periode Triwulan I Tahun 2020- 2021 ……….………. 33

Gambar 3.7 Penyelenggaraan Marine and Fisheries Business and Investment Forum (MFBIF) Tahun 2021 ………. 35

Gambar 3.8 Penyelenggaraan Forum Investasi ”Peningkatan Daya Saing Komoditas Kepiting/Rajungan” Tahun 2021 …... 37

Gambar 3.9 Pemetaan Data Potensi dan Materi Promosi Peluang Usaha dan Investasi Komoditas Lobster Laut ………… 38

Gambar 3.10 Realisasi Pembiayaan dan Debitur Kredit Program pada Triwulan I Tahun 2021 ……….. 42

Gambar 3.11 Kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan TPU KP ………….. 45

Gambar 3.12 Lokasi Sentra KP Terpadu yang menjadi Tanggung Jawab Ditjen PDSPKP ……… 51

Gambar 3.13 Komponen yang Dinilai dalam Penghitungan Nilai PMSAKIP Ditjen PDSPKP ………. 61

Gambar 3.14 Workshop Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengelolaan Kinerja Ditjen PDSPKP Tahun 2021 pada tanggal 18-19 Februari 2021 ………. 63

Gambar 3.15 Kegiatan Verifikasi Data Capaian Kinerja Triwulan I Tahun 2021 ……….. 63

Gambar 3.16 Komponen Penilaian Indikator Kinerja Persentase Unit Kerja yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar Lingkup Ditjen PDSPKP Tahun 2021 ……….. 65

(8)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Tahun 2021 …...………..……… 16 Tabel 3.1 Ikhtisar Pencapaian Kinerja Ditjen PDSPKP Periode

Triwulan I Tahun 2021 ……… 18 Tabel 3.2 Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja Nilai Ekspor Hasil

Perikanan ……… 24

Tabel 3.3 Volume dan Nilai Ekspor Produk Perikanan Berdasarkan Komoditas Utama s.d. Bulan Maret Tahun 2021 ……….. 25 Tabel 3.4 Volume dan Nilai Ekspor Produk Perikanan Berdasarkan

Negara Tujuan Ekspor s.d. Bulan Maret Tahun

2021……….. 26

Tabel 3.5 Layanan Sertifikasi SNI Produk Kelautan dan Perikanan Triwulan I Tahun 2021……… 31 Tabel 3.6 Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja Nilai Investasi

Kelautan dan Perikanan ……… 32 Tabel 3.7 Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja Pembiayaan Usaha

Kelautan dan Perikanan melalui Kredit Program ……….. 41 Tabel 3.8 Realisasi Nilai Pembiayaan Kredit Triwulan I Tahun 2021 42 Tabel 3.9 Penilaian Status Pengelolaan Sentra Kelautan dan

Perikanan Terpadu (SKPT) Mandiri ………. 52 Tabel 3.10 Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja Persentase Unit

Kerja yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar Lingkup Ditjen PDSPKP . 65 Tabel 3.11 Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja Persentase

Rekomendasi Hasil Pengawasan yang Dimanfaatkan untuk Perbaikan Kinerja Lingkup Ditjen PDSPKP ………. 67 Tabel 3.12 Realisasi Penyerapan Anggaran Ditjen PDSPKP Menurut

Kewenangan Periode Triwulan I Tahun 2021 …. 75 Tabel 3.13 Realisasi Penyerapan Anggaran Ditjen PDSPKP Menurut

Jenis Kegiatan Periode Triwulan I Tahun 2021… 75

(9)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Perjanjian Kinerja Ditjen PDSPKP Tahun 2021

Lampiran II Alokasi Tenaga Pendamping Usaha dan Target Pembinaan UMKM Tahun 2021

(10)

ix

(11)

1

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kelautan dan perikanan melalui program penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan diarahkan dalam rangka mewujudkan produk kelautan dan perikanan yang memiliki daya saing di pasar domestik dan internasional dengan menerapkan sistem industri yang efisien dan nir-limbah.

Kebijakan dimaksud mengacu pada pendekatan market driven atau pasar yang menjadi acuan kebijakan, sehingga ketersediaan produk dapat diterima dan diminati oleh konsumen. Dengan demikian, produk yang dihasilkan harus merupakan produk kelautan dan perikanan yang memiliki sifat high quality, safe, traceable, high value content dan competitive. Kebijakan ini akan dilaksanakan dalam dalam kurun waktu tahunan dan lima tahunan.

Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP) Tahun 2020-2024 merupakan dokumen perencanaan strategis Ditjen PDSPKP yang menjadi acuan dalam pelaksanaan program dan kegiatan dalam kurun waktu lima tahunan. Mengacu pada dokumen Renstra tersebut, setiap unit kerja lingkup Ditjen PDSPKP membuat perencanaan tahunan guna mencapai indikator sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan program yang termuat dalam Renstra. Perencanaan tersebut dibuat dengan disertai indikator sasaran dan cara mencapai sasaran tersebut secara strategis.

Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Ditjen PDSPKP sebagai Entitas Akuntabilitas Kinerja berkewajiban menyusun perjanjian kinerja, melakukan pengukuran kinerja dan

PENDAHULUAN

BAB

I

(12)

2

pengelolaan data kinerja, serta menyampaikan Laporan Kinerja yang merupakan wujud akuntabilitas dari mandat yang diemban.

Dokumen Laporan Kinerja merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban Instansi Pemerintah dalam pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan berdasarkan Renstra maupun Rencana Kinerja Tahunan yang dibuat sebelumnya, serta merupakan sarana untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja berdasarkan indikator sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Untuk menilai efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan serta mengukur sejauh mana pencapaian sasaran berdasarkan indikator yang ada, Ditjen PDSPKP menyusun Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2021. Laporan Kinerja ini secara terstruktur akan menginformasikan capaian kinerja dari setiap pelaksanaan program dan kegiatan selama Triwulan I Tahun 2021.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Kinerja Triwulan I Ditjen PDSPKP Tahun 2021 adalah untuk mengkomunikasikan pencapaian sasaran strategis pada periode Triwulan I Tahun 2021 kepada para stakeholders guna mewujudkan akuntabilitas kepada pihak-pihak yang memberi mandat atau amanah. Dengan demikian, Laporan Kinerja ini merupakan sarana untuk mengkomunikasikan dan menjawab tentang apa yang telah dicapai selama Triwulan I Tahun 2021 dan bagaimana proses pencapaiannya.

1.3 Tugas dan Fungsi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 48/PERMEN-KP/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, kedudukan Ditjen PDSPKP berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kelautan dan Perikanan.

Ditjen PDSPKP mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan daya saing dan sistem logistik produk kelautan dan perikanan, serta peningkatan keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan.

(13)

3

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Ditjen PDSPKP menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan kebijakan di bidang pembinaan mutu dan diversifikasi produk, penguatan promosi produk kelautan dan perikanan, peningkatan sistem logistik produk kelautan dan perikanan, serta peningkatan keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan mutu dan diversifikasi produk, penguatan promosi produk kelautan dan perikanan, peningkatan sistem logistik produk kelautan dan perikanan, serta peningkatan keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan;

3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan mutu dan diversifikasi produk, penguatan promosi produk kelautan dan perikanan, peningkatan sistem logistik produk kelautan dan perikanan, serta peningkatan keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan;

4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan mutu dan diversifikasi produk, penguatan promosi produk kelautan dan perikanan, peningkatan sistem logistik produk kelautan dan perikanan, serta peningkatan keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan;

5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan mutu dan diversifikasi produk, penguatan promosi produk kelautan dan perikanan, peningkatan sistem logistik produk kelautan dan perikanan, serta peningkatan keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan;

6. Pelaksanaan administrasi direktorat jenderal; dan 7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Ditjen PDSPKP dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal dan terdiri atas:

1. Sekretariat Direktorat Jenderal (Setditjen);

2. Direktorat Logistik;

3. Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu;

4. Direktorat Pemasaran;

5. Direktorat Usaha dan Investasi;

(14)

4

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Ditjen PDSPKP

1.4 Keragaan Sumber Daya Manusia

Jumlah pegawai di Ditjen PDSPKP Tahun 2021 mencapai 388 orang, dengan rincian sebagai berikut:

1. Jumlah pegawai menurut unit kerja eselon II

Apabila dilihat dari gambar di bawah, jumlah pegawai menurut unit kerja Eselon II terbanyak terdapat di UPT Ditjen PDSPKP, BBP2HP, yakni 109 orang, atau sekitar 28,09% dari total pegawai Ditjen PDSPKP. Sedangkan jumlah pegawai yang paling sedikit terdapat di Direktorat Usaha dan Investasi, yakni 38 orang atau setara dengan 9,79% dari total jumlah pegawai Ditjen PDSPKP.

Gambar 1.2. Jumlah Pegawai menurut Unit Kerja

Setditjen, 79, 20%

Dit Logistik, 51, 13%

Dit PBM, 55, Dit 14%

Pemasaran, 56, 15%

Dit UI, 38, 10%

BBP3KP, 109, 28%

(15)

5

2. Jumlah pegawai menurut kedudukan, untuk Pusat sebanyak 279 orang atau 71,91%, sedangkan UPT sebanyak 109 orang atau 28,09%.

Gambar 1.3. Jumlah Pegawai menurut Kedudukan

3. Dilihat pada gambar di bawah, menurut golongannya, pegawai Ditjen PDSPKP terbanyak pada golongan III, yakni mencapai 65,46%, sedangkan yang paling sedikit adalah golongan II, yakni sekitar 11,60%.

Gambar 1.4. Jumlah Pegawai menurut Golongan

4. Jumlah pegawai menurut jenis kelamin: laki-laki sebanyak 209 orang, atau setara dengan 53,87% dari total pegawai Ditjen PDSPKP, dan perempuan sebanyak 179 orang, atau setara dengan 46,13% dari total pegawai Ditjen PDSPKP.

Gambar 1.5. Jumlah Pegawai menurut Jenis Kelamin

Pusat, 279, 72%

UPT, 109, 28%

II, 45, 12%

III, 254, 65%

IV, 89, 23%

Laki-Laki, 209, 54%

Perempuan, 179, 46%

(16)

6

5. Menurut tingkat pendidikannya, pegawai Ditjen PDSPKP terbanyak dengan tingkat pendidikan S1, yakni mencapai 40,21%, tidak ada tingkat pendidikan D1.

Gambar 1.6. Jumlah Pegawai menurut Pendidikan

1.5 Permasalahan Utama

Dalam pembangunan kelautan dan perikanan, khususnya terkait pembangunan penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan, terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi. Permasalahan dan tantangan tersebut berkaitan dengan pemanfaatan potensi yang dimiliki dalam rangka memenuhi permintaan global yang terus meningkat terhadap produk ikan, dan dilema yang dihadapi stakeholders/pelaku usaha kelautan dan perikanan. Dalam konteks pemanfaatan potensi, berbagai upaya peningkatan investasi dan produksi, penanganan pasca panen, diversifikasi produk, pengembangan sarana dan prasarana, penguatan sistem logistik dan keberlanjutan usaha perlu terus dilakukan. Di moment yang sama, permasalahan berusaha yang dihadapi pelaku usaha mikro-kecil, usaha menengah besar kelautan dan perikanan, serta dilema lingkungan sekitarnya harus menjadi perhatikan. Hal ini penting dalam rangkah memperkuat pembangunan daya saing produk kelautan dan perikanan guna mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong-royong.

6

138

168 10

21 1

41 2

1

S3 S2 S1 D4 D3 D2 SLTA SLTP SD

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180

(17)

7

Permasalahan dan tantangan tersebut terbagi dalam enam kelompok besar, yaitu tantangan peningkatan investasi dan pengembangan usaha, permasalahan efisiensi biaya logistik hasil kelautan dan perikanan, tantangan peningkatan ekspor ikan, ancaman stunting, permasalahan peningkatan kapasitas usaha dan mutu produk olahan perikanan skala usaha mikro-kecil, dan permasalahan peningkatan usaha pengolahan skala menengah besar berkelanjutan. Tantangan peningkatan investasi dan pengembangan usaha umumnya terkait akses pembiayaan yang terbatas, kapasitas kelembagaan yang masih rendah dan cenderung lambat, infrastruktur perikanan yang belum memadai dan tidak merata di setiap wilayah. Kesulitan akses pembiayaan terutama terjadi pada pelaku usaha mikro kecil kelautan dan perikanan, karena belum bankable dalam skema pembiayaan dan kelayakan usaha. Di sisi lain, perbankan dan lembaga pemberi kredit minim informasi tentang calon debitur potensial. Beberapa pelaku usaha masih mengalami hambatan berusaha dan investasi terutama terkait perijinan, pajak, dan tumpang tindih regulasi. Namun bagi investor besar, peluang usaha dan investasi kelautan dan perikanan minim informasi yang salah satunya karena promosi usaha dan investasi yang belum berjalan optimal.

Pada tahap implementasi investasi, pelaku investasi kelautan dan perikanan sering terkendala tarif bea masuk barang modal (ijin/pajak) yang masih tinggi, sementara insentif investasi yang diberikan belum berjalan optimal. Penyederhanaan birokrasi investasi melalui perizinan online yang dikembangkan Ditjen PDSPKP dan sistem perpajakan yang lebih baik, diharapkan dapat memberi solusi. Untuk permasalahan efisiensi biaya logistik hasil kelautan dan perikanan, masih terkait tata kelola dan koordinasi logistik antara Pemerintah Pusat, Pemerintah daerah, BUMN, dan swasta belum optimal, sarana dan prasarana logistik yang belum memadai, serta pengelolaan kelembagaan logistik yang belum optimal. Kondisi tersebut menyebabkan biaya logistik yang sangat tinggi di Indonesia, yaitu mencapai 27% terhadap PDB, di mana aktivitas logistik hasil kelautan dan perikanan menjadi salah satu penyumbang utamanya. Bank Dunia (2018) menyatakan kinerja logistik Indonesia berada pada ranking timeline 41 dengan skor 3,67.

Kinerja tersebut jauh di bawah Singapura (ranking 6, skor 4,32) dan tiga negara ASEAN lainnya (Thailand, Vitenam, dan Malaysia).

(18)

8

Di sisi sarana dan prasarana logistik, ketersediaan cold storage, pabrik es, dan gudang kering yang digunakan untuk penyimpanan produk kelautan dan perikanan belum merata di koridor logistik ikan, kapasitasnya juga masih terbatas. Sarana transportasi seperti mobil berpendingin dan mobil angkut ikan hidup jumlahnya juga sangat sedikit. Dari sisi rantai suplai, konektivitas dan informasi logistik yang ada masih bersifat asimetris, dimana aliran informasi ketersediaan ikan dari sentra produksi ke sentra distribusi/pemasaran yang membutuhkan ikan sering tersendat, tidak lengkap, dan lambat. Hal ini perlu dipecahkan dengan mengembangkan sistem telusur logistik ikan (STELINA) yang lebih baik dan implementasinya dapat di-improvisasi dengan IoT system.

Untuk ekspor hasil kelautan dan perikanan, terdapat beberapa tantangan dan permasalahan yang akan dihadapi guna memenuhi permintaan pasar global, yaitu : pemenuhan kuantitas dan kualitas bahan baku untuk ekspor belum maksimal (faktor utilitas UPI), ekspor masih bertumpu pada pasar tradisional (AS, Uni Eropa Jepang), diversifikasi pasar dan produk ekspor belum optimal, hambatan ekspor di negara tujuan (SPS dan TBT), permasalahan subsidi perikanan (fisheries subsidies), dan pelaku usaha pengolahan skala mikro kecil belum menerapkan prinsip mutu produk ekspor.

Terkait utilitas, pertumbuhan UPI di Indonesia sangat rendah, yaitu 4,76% pada tahun 2018-2019, bahkan negatif pada tahun 2015-2019 yaitu -1,54%. Kondisi ini tentu menyulitkan bagi peningkatan ekspor ikan, terutama bila permintaannya signifikan. Hambatan ekspor terjadi dalam banyak cara yang bertujuan proteksi, kepentingan blok ekonomi, dan perlindungan pasar domestik di negara tujuan. Masalah subsidi perikanan, WTO menilainya sebagai kebijakan yang dapat mengganggu perdagangan internasional dan persaingan bebas produk perikanan di pasar dunia. Namun, karena sistem ekonomi dan tingkat kesejahteraan berbeda-beda di setiap negara, maka kebijakan subsidi perikanan tersebut tetap berpeluang diberlakukan dengan pembatasan tertentu.

Terkait ekspor yang sudah terbentuk ke negara mitra, permasalahan masih muncul karena eksportir kesulitan mendapatkan eksportir terdaftar (register number) di negara tujuan ekspor, sementara keberadaan diaspora dan atase perdagangan kurang dimanfaatkan. Hal ini menjadi penyebab penting nilai capaian ekspor pada tahun 2019 yaitu hanya 51,96% dari target

(19)

9

yang ditetapkan (USD 9,5 Miliar), meskipun cenderung naik setiap tahunnya.

Ke depan, hal ini perlu dipecahkan dengan aktif ikutserta dalam berbagai dialog/persidangan terkait sektor kelautan dan perikanan, dimana diaspora dapat dioptimalkan sebagai mediator.

Ancaman stunting (gizi buruk) merupakan masalah lingkungan yang erat kaitannya pembangunan daya saing kelautan dan perikanan, dan banyak terjadi di wilayah Indonesia. Stunting timbul karena terbatasnya aksesabilitas masyarakat terhadap ikan, terutama di wilayah pedalaman dan aksesnya jauh ke pesisir, harga ikan yang cenderung fluktuatif dipengaruhi oleh musim, dan rendahnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya ikan untuk asupan protein dan gizi. Akibatnya, sering tidak peduli dalam pemenuhan kebutuhan makan sehari-hari. Di samping itu, mutu ikan yang dijajakkan di pasar-pasar yang jauh dari pesisir terutama yang pengelolaannya tradisional umumnya kurang baik, sehingga minat beli masyarakat turun. Beberapa wilayah juga belum menjadikan ikan sebagai sumber utama protein bagi keluarganya.

Pemenuhannya diperoleh dari sumber nabati yang konsumsinya juga terbatas.

Dalam hal pengembangan usaha skala mikro-kecil, kapasitas produksi dan mutu produk olahan perikanan yang dihasilkannya masih rendah, padahal menjadi pelaku utama dalam penyediaan produk ikan di Indonesia termasuk ke pasar-pasar pedalaman. Akibatnya banyak dari mereka yang belum memenuhi standar kelayakan pengolahan. Hingga saat ini, jumlah usaha mikro-kecil kelautan dan perikanan yang telah memiliki Sertifikasi Kelayakan Pengolahan masih di bawah 1%.

Penyebab utama dari rendahnya kapasitas usaha dan mutu produk olahan perikanan skala usaha mikro-kecil di Indonesia diantaranya pengetahuan para pelaku usaha mikro-kecil tentang standar mutu yang masih rendah, penyebaran usaha yang luas dan terfragmentasi, belum melaksanakan prinsip-prinsip usaha secara profesional, serta klasterisasi usaha skala mikro kecil yang belum berjalan baik. Akibatnya, pelaku usaha mikro-kecil kelautan dan perikanan sering berjalan sendiri tanpa terdeteksi dan mengembangkan usaha dan mutu produk dengan kemampuan terbatas yang dimiliki.

Permasalahan teknologi, modal, informasi dan akses pasar, serta perijinan juga banyak dihadapi pelaku usaha mikro-kecil kelautan dan perikanan di hampir semua wilayah. Dalam hal pengembangan pasar, masih minim

(20)

10

pembinaan, padahal dari segi jumlah pelaku aktif sangat potensial untuk menghasilkan produk UKM kapasitas ekspor. Keterbatasan sarana dan prasarana pengolahan dan Sistem Rantai Dingin (SRD) serta minimnya pengetahuan pelaku UMKM terkait standar teknis mutu produk kelautan dan perikanan (GMP, SSOP, HACCP, traceability) menjadi tantangan tersendiri dalam pengembangan produk ekspor UMKM kelautan dan perikanan.

Usaha pengolahan skala menengah besar juga memiliki permasalahan yang tidak kalah kompleks. Dalam hal peningkatan kapasitas usaha, pelaku usaha pengolahan skala menengah besar masih dihadapkan dengan permasalahan utilitas rendah, kompetisi pemenuhan bahan baku, fasilitas infrastruktur penunjang produksi yang terintegrasi, dan revitalasi Sistem Rantai Dingin (SRD) yang belum optimal. Akibatnya sering kesulitan dalam memenuhi permintaan pasar berskala besar, terutama yang sifatnya kontinyu. Persaingan bahan baku meningkat pada musim paceklik, sementara di saat banyak ikan tidak bisa menyetok karena tidak memiliki infrastruktur rantai dingin. Hal ini terus berulang setiap tahunnya, dan beberapa yang tidak kuat bersaing terpaksa menyetop usahanya. Kelangkapan ikan pada musim packelik terus terjadi dengan kecenderungan meningkat sebagai akibat dari perubahan iklim (climate change) global.

Dari sisi pengembangan mutu, usaha pengolahan skala menengah besar banyak yang belum sepenuhnya mengolah ikan tersertifikasi, belum terfasilitasi penerbitan standar teknis mutu (GMP, SSOP, HACCP, Traceability), dan belum memliliki sertifikat lingkungan. Permasalahan ini menjadi penghambat beberapa usaha pengolahan skala menengah besar dalam memanfaatkan peluang ekspor produk kelautan dan perikanan.

Pembangunan daya saing produk kelautan dan perikanan ke depan perlu menjadikan hal tersebut sebagai salah satu fokus pengembangan, sehingga mendukung peningkatan ekspor dan konsumi ikan dalam negeri. Introduksi konsep-konsep Revolusi Industri 4.0 seperti digitalisasi usaha, perizinan online, lelang online, dan block chain dalam penelusuran bahan baku/logistik ikan perlu dilakukan. Perizinan online perlu terus disempurnakan dalam rangkah fasilitasi kemudahan berusaha.

(21)

11

1.6 Sistematika Penyajian

Penyusunan Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2021 mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pada dasarnya Laporan Kinerja ini mengkomunikasikan capaian kinerja Ditjen PDSPKP selama Triwulan I Tahun 2021. Capaian Kinerja (Performance Results) Triwulan I Tahun 2021 tersebut dibandingkan dengan Rencana Kinerja (Performance Plan) Triwulan I Tahun 2021 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa mendatang.

LKj Ditjen PDSPKP

mengacu pada Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014

Bab II Perencanaan Kinerja,

menguraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja Ditjen PDSPKP Tahun 2021.

Bab IV Penutup, menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja Ditjen

PDSPKP serta langkah di masa

mendatang yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerjanya.

Bab III Akuntabilitas Kinerja, menyajikan capaian kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2021 dan analisanya.

Lampiran, menyajikan Perjanjian Kinerja dan hal-hal lain yang dianggap perlu.

Bab I Pendahuluan, menyajikan penjelasan umum tentang Ditjen PDSPKP, dengan penekanan

kepada aspek strategis Ditjen PDSPKP.

(22)

12

2.1 Rencana Strategis

Dalam rangka memberikan pandangan ke depan terkait dengan kinerja dan peran Ditjen PDSPKP serta gambaran kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh Ditjen PDSPKP, maka dirumuskan visi Ditjen PDSPKP sebagai berikut.

Sejalan dengan visi tersebut, telah dirumuskan misi Ditjen PDSPKP berupa upaya-upaya yang akan ditempuh sesuai dengan tugas dan fungsi Ditjen PDSPKP sebagai berikut.

PERENCANAAN KINERJA

BAB

II

VISI

“Mewujudkan Pengelolaan Perikanan dan Kelautan yang Berkelanjutan untuk Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya

Saing Industri ”

MISI

1.

Peningkatan Kontribusi Ekonomi Sektor Kelautan dan Perikanan terhadap Perekonomian Nasional melalui Peningkatan Mutu, Daya Saing dan Penguatan Sistem Logistik Hasil Kelautan dan Perikanan;

2.

Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan di KKP melalui Perwujudan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya lingkup Ditjen

PDSPKP.

(23)

13 2.1.1 Tujuan

Tujuan pembangunan penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan antara lain:

1. Meningkatkan investasi dan pengembangan usaha kelautan dan perikanan, yaitu dengan berbagai upaya untuk :

• Meningkatkan nilai investasi pada usaha kelautan dan perikanan baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) dan joint venture, yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah kemitraan investasi, jumlah fasilitasi perizinan, ketertarikan terhadap promosi investasi, dan pemanfaatan paket investasi yang disediakan pemarintah.

• Mengembangkan usaha hasil kelautan dan perikanan melalui pembiayaan lembaga keuangan bank dan bukan bank. Hal ini yang ditunjukkan dengan meningkatnya pelayanan pembiayaan usaha, berkembangnya kemitraan inti plasma dan sejenisnya, meningkatnya penjaringan akses debitur, pendampingan akses permodalan, pengembangan skema pembiayaan digital (fintech), tumbuhnya wirausaha baru, magang calon wirausaha, serta penguatan inkubator bisnis.

2. Memperkuat dan mewujudkan efisiensi kinerja logistik hasil kelautan dan perikanan, yaitu upaya pengembangan aktivitas logistik yang memiliki jaringan/konektivitas yang kuat di pusat produksi, pusat pengumpulan produk, pusat distribusi, dan pasar produk. Hal tersebut ditunjukkan dengan menguatnya struktur ekonomi pelaku logistik produk kelautan dan perikanan, kebutuhan dan ketersediaan produk yang lebih terjamin, sarana penyimpanan dan buffer stock hasil kelautan dan perikanan yang berfungsi baik, sistem distribusi dan jasa logistik yang berjalan baik, tata niaga dan pengelolaan koridor logistik yang lebih baik.

3. Memperkuat dan mengembangkan akses pasar hasil kelautan dan perikanan dalam dan luar negeri, merupakan upaya untuk :

• Meningkatkan konsumsi ikan dan penanganan stunting, yang ditunjukkan dengan meningkat aktivitas transaksi di pasar ikan modern,

(24)

14

pasar ikan ikan bersih, pasar ikan lokal, dan sentra kuliner, meningkatnya partisipasi masyarakat dalam kampanye gerakan memasyarakatan makan ikan dan bazar produk perikanan, menyebarnya peta preferensi, konsumsi dan kebutuhan ikan konsumen dalam negeri, meningkatnya pemanfaatan alat dan sarana pemasaran ikan yang diberikan oleh pemerintah, berkurangnya penyakit akibat gizi buruk dan protein kurang, dan terjadinya penguatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) melalui berbagai sarana.

• Meningkatkan ekspor hasil perikanan, yang ditunjukkan dengan berkembangnya jaringan perdagangan internasional hasil perikanan baik secara bilateral, regional maupun multilateral, dan meningkatnya nilai ekspor hasil perikanan

4. Meningkatkan produk kelautan dan perikanan yang bermutu dan bernilai tambah, yaitu berbagai upaya untuk :

• Meningkatkan kapasitas produksi dan penerapan standar mutu baik pada UPI skala menengah besar maupun UPI skala mikro kecil, yang ditunjukkan dengan meningkatnya kebutuhan bahan baku UPI, meningkatnya utilitas UPI, meningkatnya pengurusan sertfikat dan standar mutu pada UPI, dan berkembangnya aktivitas fasilitasi sarana prasarana pengolahan ikan.

• Meningkatkan pengusahaan produk bernilai tambah, yang ditunjukkan dengan berkembangnya UPI bernilai tambah menuju zero waste, berkembangnya UPI yang menggunakan teknologi pengolahan hasil kelautan dan perikanan, serta meningkatya produk produk inovasi yang bernilai tambah.

• Menambah kepedulian terhadap kelayakan pengolahan di UPI, yang ditunjukkan dengan terumuskannya standar kelayakan penngolahan hasil perikakan, penerbitan SNI produk kelautan dan perikanan, dan pengurusan SKP secara online.

5. Mengembangkan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di bidang penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan, yaitu upaya untuk mewujudukan pengelolaan pemerintahan yang efektif, bersih dan terpercaya yang ditunjukkan dengan dukungan manajemen

(25)

15

yang handal dan terpercaya di lingkungan Ditjen PDSPKP, dukungan sarana dan prasarana internal yang mumpuni, layanan perkantoran yang cepat dan bersih.

2.1.2 Kebijakan

Arahan kebijakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembangunan penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan pada 4 (empat) bidang tersebut dijelaskan :

1. Meningkatkan investasi dan pengembangan usaha kelautan dan perikanan (bidang usaha dan investasi). Untuk mencapai tujuan ini, maka kebijakan dapat diarahkan pada :

• Kebijakan PDSPKP-1 : Peningkatan investasi kelautan dan perikanan

• Kebijakan PDSPKP-2: Pengembangan usaha kelautan dan perikanan 2. Memperkuat dan mewujudkan efisiensi kinerja logistik hasil Kelautan dan

perikanan (bidang logistik). Arahan kebijakannya adalah :

• Kebijakan PDSPKP-3 : Pengembangan sistem logistik ikan dalam rangka konektivitas dari pusat produksi, pusat pengumpulan ke pusat distribusi/pasar (koridor)

3. Meningkatkan ekspor hasil perikanan (bidang pemasaran). Untuk mencapai tujuan ini, maka maka kebijakan dapat diarahkan pada :

• Kebijakan PDSPKP-4 : Fasilitasi dan keikutsertaan Indonesia dalam forum dialog/persidangan skala internasional dan promosi terkait dengan produk perikanan indonesia di pasar internasional.

4. meningkatkan konsumsi ikan dan penanganan stunting (bidang pemasaran). Arahan kebijakannya adalah :

• Kebijakan PDSPKP-5 : Fasilitasi dan pemberian bantuan pemerintah dan pembinaan kepada pemerintah daerah, masyarakat, kelompok usaha dalam rangka peningkatkan konsumsi makan ikan dan pengurangan stunting dalam masyarakat

5. Meningkatkan produk kelautan dan perikanan yang bermutu dan bernilai tambah (bidang pengolahan dan bina mutu). Untuk mencapai tujuan ini, maka kebijakan dapat diarahkan pada :

(26)

16

• Kebijakan PDSPKP-6 : Peningkatan kapasitas produksi dan penerapan standar mutu pada UPI skala menengah besar

• Kebijakan PDSPKP-7 : Peningkatan kapasitas produksi dan penerapan standar mutu pada UPI skala mikro kecil

• Kebijakan PDSPKP-8 : Pengembangan produk kelautan dan perikanan bernilai tambah

• Kebijakan PDSPKP-9 : Penerapan standar kelayakan pengolahan di Unit Pengolahan Ikan (UPI)

2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2021

Sebagai upaya perbaikan perencanaan, Ditjen PDSPKP melakukan reviu terhadap Sasaran Program dan Indikator Kinerja Ditjen PDSPKP dengan mempertimbangkan hasil evaluasi pada tahun 2020, masukan dari Sekretariat Jenderal KKP, serta rekomendasi dari Inspektorat Jenderal KKP.

Tabel 2.1. Perjanjian Kinerja Tahun 2021

SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Kesejahteraan

Pengolah Hasil Perikanan meningkat

1 Nilai Tukar Pengolah Hasil Perikanan (Indeks)

104

2 Produk Olahan KP Berdaya Saing

2 Volume Produk Olahan KP Berdaya Saing (Juta Ton)

7,05 3 Ekonomi Sektor

Kelautan dan Perikanan Meningkat

3 Nilai Ekspor Hasil Perikanan (USD Miliar)

6,05 4 Konsumsi ikan (kg/kapita) 58,08 5 Nilai Investasi Kelautan dan

Perikanan (Rp Triliun)

5,49 6 Kinerja Logistik Hasil

Perikanan (Indeks)

54 7 Pembiayaan Usaha KP

melalui Kredit Program (Rp Triliun)

3,3

4 Tingkat Kemandirian SKPT Meningkat

8 Tingkat Kemandirian SKPT di bawah Tanggung Jawab Ditjen PDSPKP

5 (Mandiri) 5 Tatakelola

Pemerintahan yang Baik di

9 Nilai PMPRB Ditjen PDSPKP (Nilai)

31 10 Unit Kerja yang Berpredikat

Menuju Wilayah Bebas dari

4

(27)

17

SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA TARGET lingkungan Ditjen

PDSPKP

Korupsi lingkup Ditjen PDSPKP (Unit Kerja)

11 Batas Toleransi Materialitas Temuan Pengawas Eksternal dari Total Realisasi Anggaran lingkup Ditjen PDSPKP (%)

≤1

12 Indeks Profesionalitas ASN lingkup Ditjen PDSPKP (Indeks)

73

13 Nilai PMSAKIP lingkup Ditjen PDSPKP (Nilai)

84,15 14 Level Maturitas SPIP Ditjen

PDSPKP (Level)

3 15 Persentase Unit Kerja yang

Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar Lingkup Ditjen PDSPKP (%)

84

16 Persentase Rekomendasi hasil pengawasan yang

dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja Lingkup Ditjen

PDSPKP (%)

65

17 Unit yang Menerapkan Inovasi Pelayanan Publik lingkup Ditjen PDSPKP (Unit Kerja)*

1

18 Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Ditjen PDSPKP (Nilai)

Baik (89)

19 Nilai Kinerja Anggaran (NKA) Ditjen PDSPKP (Nilai)

86 20 Tingkat Efektivitas

Pelaksanaan Kegiatan Prioritas/Strategis Lingkup Ditjen PDSPKP (%)*

72,5

21 Tingkat Kepatuhan Pengadaan Barang/Jasa Lingkup Ditjen PDSPKP (%)*

72,5

22 Tingkat Kepatuhan

Pengelolaan BMN Lingkup Ditjen PDSPKP (%)*

72,5

*Indikator Kinerja Baru

(28)

18

3.1. Capaian Kinerja

Capaian kinerja Triwulan I Tahun 2021 merupakan hasil dari pelaksanaan program/kegiatan Ditjen PDSPKP dari Januari sampai dengan Maret 2021. Target Sasaran Program dan Indikator Kinerja Ditjen PDSPKP s.d. Triwulan I Tahun 2021 disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.1. Ikhtisar Pencapaian Kinerja Ditjen PDSPKP Periode Triwulan I Tahun 2021

SASARAN

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

TARGET

REALISASI TW I 2021

PERSENTASE TERHADAP TARGET (%) TAHUN

2021

TW I 2021

TAHUN 2021

TW I 2021 1 Kesejahteraan

Pengolah Hasil Perikanan meningkat

1 Nilai Tukar Pengolah Hasil Perikanan (NTPHP) (Indeks)

104.00 - - - -

2 Produk Olahan Kelautan dan Perikanan Berdaya Saing

2 Volume Produk Olahan Kelautan dan Perikanan Berdaya Saing (Juta Ton)

7.05 - - - -

3 Ekonomi Sektor Kelautan dan Perikanan Meningkat

3 Nilai Ekspor Hasil Perikanan (USD Miliar)

6.05 1.41 1.26* 20.77 89.14

4 Konsumsi Ikan (kg/kapita)

58.08 - - - -

5 Nilai Investasi Kelautan dan Perikanan (Rp Triliun)

5.49 0.82 1.39** 25.36 169.82

6 Kinerja Logistik Hasil Perikanan (Indeks)

54.00 - - - -

7 Pembiayaan Usaha lautan dan Perikanan melalui Kredit Program (Rp Triliun)

3.30 0.50 1.97** 59.70 394.00

4 Tingkat Kemandirian SKPT meningkat

8 Tingkat Kemandirian SKPT di Bawah Tanggung Jawab Ditjen PDSPKP (Tingkat Kemandirian)

5.00 - - - -

5 Tatakelola Pemerintahan yang Baik di lingkungan

9 Nilai PMPRB Ditjen PDSPKP (Nilai)

31.00 - - - -

10 Unit Kerja yang Berpredikat Menuju Wilayah Bebas dari

4.00 - - - -

AKUNTABILITAS KINERJA

BAB

III

(29)

19

SASARAN

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

TARGET

REALISASI TW I 2021

PERSENTASE TERHADAP TARGET (%) TAHUN

2021

TW I 2021

TAHUN 2021

TW I 2021 Ditjen

PDSPKP

Korupsi Lingkup Ditjen PDSPKP (Unit) 11 Batas Toleransi

Materialitas Temuan Pengawas Eksternal dari Total Realisasi Anggaran Lingkup Ditjen PDSPKP (%)

1.00 - - - -

12 Indeks Profesionalitas ASN Ditjen PDSPKP (Indeks)

73.00 - - - -

13 Nilai PMSAKIP Lingkup Ditjen PDSPKP (Nilai)

84.15 - - - -

14 Level Maturitas SPIP Ditjen PDSPKP (level)

3.00 - - - -

15 Persentase unit kerja yang Menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar Lingkup Ditjen PDSPKP (%)

84.00 84.00 98.24 116.95 116.95

16 Persentase Rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja Lingkup Ditjen PDSPKP (%)

65.00 65.00 91.30 140.46 140.46

17 Unit yang

menerapkan inovasi pelayanan publik Lingkup Ditjen PDSPKP (unit)

1.00 - - - -

18 Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Ditjen PDSPKP (Nilai)

89.00 - - - -

19 Nilai Kinerja Anggaran (NKA) Ditjen PDSPKP (Nilai)

86.00 - - - -

20 Tingkat Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Prioritas/Strategis lingkup Ditjen PDSPKP (%)

72.50 - - - -

21 Tingkat Kepatuhan Pengadaan

Barang/Jasa Lingkup Ditjen PDSPKP (%)

72.50 - - - -

22 Tingkat Kepatuhan Pengelolaan BMN Lingkup Ditjen PDSPKP (%)

72.50 - - - -

*angka sementara Maret 2021

**angka prognosa

(30)

20

3.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja

Evaluasi dan analisis capaian kinerja menjelaskan realisasi indikator kinerja, permasalahan dan kendala yang dihadapi serta upaya perbaikan yang dilakukan ke depan dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan kinerja di lingkungan Ditjen PDSPKP. Analisis untuk setiap sasaran strategis dan indikator kinerja utama dijelaskan sebagai berikut :

3.2.1

Sasaran Program 1

Kesejahteraan Pengolah Hasil Perikanan Meningkat

1. Nilai Tukar Pengolah Hasil Perikanan (NTPHP)

NTPHP merupakan perbandingan indeks harga yang diterima rumah tangga pengolah hasil perikanan dengan indeks harga yang dibayar rumah tangga pengolah hasil perikanan. NTPHP dihitung dengan menggunakan rumus :

𝑁𝑇𝑃𝐻𝑃 = 𝐼𝑡

𝐼𝑏𝑥 100%

Keterangan :

NTPHP = Nilai Tukar Pengolah Hasil Perikanan It = Indeks harga yang diterima

Ib = Indeks harga yang dibayar

Target pencapaian NTPHP tahun 2021 adalah sebesar 104. Akan tetapi NTPHP merupakan indikator kinerja yang bersifat tahunan sehingga capaiannya tidak dapat dihitung pada triwulan I tahun 2021.

NTPHP akan dihitung berdasar sampling yang akan dilakukan di 40 Kabupaten/Kota yang tersebar di 5 Provinsi. Lokasi yang menjadi sampling dipilih berdasarkan kesepakatan antara Ditjen PDSPKP dengan Badan Pusat Statistik (BPS) saat pengambilan tahun dasar untuk perhitungan NTPHP di tahun 2015. Beberapa pertimbangan dalam pengambilan keputusan tersebut adalah banyaknya jumlah Unit Pengolah Ikan (UPI) terutama skala mikro dan kecil dan bervariasinya jenis kegiatan pengolahan

(31)

21

Kab. Tapanuli Tengah, Kab.

Deli Serdang, Kab. Langkat, Kota Medan, Kota Sibolga, Kab. Batu Bara

Kab. Sukabumi, Kab. Cianjur, Kota Bandung, Kab.

Pangandaran, Kab. Cirebon, Kab. Indramayu, Kab.

Bandung, Kab. Karawang, Kab.

Garut

Kab. Tulung Agung, Kab.

Banyuwangi, Kab. Sidoarjo, Kab.

Tuban, Kab. Lamongan, Kab.

Gresik, Kab. Bangkalan, Kota Surabaya, Kab. Situbondo, Kab.

Sampang

Kab. Selayar, Kab.

Pangkajene, kepulauan Bone, Kota Makassar, Kab. Takalar, Kab.

Bulukumba Kab. Rembang, Kab. Pati,

Kab. Jepara, Kab. Demak, Kab. Kendal, Kab. Tegal, Kota Semarang, Kab. Batang, Kab.

Pekalongan

ikan pada kelima provinsi tersebut sehingga dapat mewakili seluruh provinsi di Indonesia.

Gambar 3.1. Lokasi Sampling Perhitungan NTPHP

Selama kurun waktu tahun 2016–2020, capaian nilai tukar pengolah hasil perikanan di atas 100 sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Realisasi NTPHP yang lebih dari 100 menandakan adanya kenaikan harga produksi lebih besar dari kenaikan harga konsumsi atau dengan kata lain pendapatan pengolah hasil perikanan naik lebih besar dari pengeluarannya atau surplus.

Gambar 3.2. Target dan Capaian NTPHP Tahun 2016-2020

2016 2017 2018 2019 2020

Target 102 102.5 103 103.5 103.75

Realisasi 102.38 102.67 103.13 103.53 103.95

101 101.5 102 102.5 103 103.5 104 104.5

Cakupan Wilayah Survei Harga

NTPHP Provinsi Sumatera

Utara

Provinsi Jawa Timur

Provinsi Sulawesi Selatan Provinsi Jawa

Tengah Provinsi Jawa

Barat

(32)

22

3.2.2

Sasaran Program 2

Produk Olahan Kelautan dan Perikanan Berdaya Saing

2. Volume Produk Olahan Kelautan dan Perikanan Berdaya Saing

Pengolahan ikan memiliki dua peran dalam produksi perikanan, pertama untuk meningkatkan nilai tambah produk perikanan dan kedua sebagai penyangga atau buffer bagi ketersediaan produk perikanan.

Permintaan bahan baku usaha pengolahan ikan mempunyai peran menstabilkan harga ikan, baik dari kegiatan penangkapan maupun budidaya, serta mampu menampung produksi terutama pada musim produksi ikan melimpah. Industri perikanan yang berdaya saing tinggi dapat dicirikan oleh terintegrasikan kegiatan produksi perikanan, baik dari perikanan tangkap maupun perikanan budidaya dengan usaha pengolahan hasil perikanan.

Jenis usaha pengolahan ikan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 67/PERMEN-KP/2018 Tentang Usaha Pengolahan disebutkan ada 11 jenis usaha pengolahan ikan yaitu a) penggaraman/pengeringan ikan; b) pemindangan ikan; c) pengasapan/pemanggangan ikan; d) peragian/fermentasi ikan; e) pembuatan minyak ikan; f) pengalengan ikan; g) pengolahan rumput laut;

h) pembekuan ikan; i) pendinginan/pengesan ikan; j) pengolahan berbasis lumatan daging ikan/jelly ikan atau surimi; k) pengolahan kerupuk ikan, keripik, peyek ikan dan sejenisnya.

Peningkatan volume produk olahan hasil perikanan adalah indikator kinerja utama keberhasilan program kegiatan yang dilakukan oleh Ditjen PDSPKP. Peningkatan volume produk olahan sangat ditentukan oleh berkembangnya Unit Pengolahan Ikan (UPI), baik skala mikro dan kecil maupun skala menengah dan besar. Volume produk olahan hasil kelautan dan perikanan ditargetkan sebesar 7,05 juta ton pada tahun 2021. Indikator kinerja ini bersifat tahunan sehingga capaian indikator kinerja ini tidak dapat dihitung pada triwulan I tahun 2021.

(33)

23

Kegiatan yang telah dilaksanakan Ditjen PDSPKP untuk meningkatkan capaian volume produk olahan kelautan dan perikanan berdaya saing antara lain :

1) Pengumpulan data eksisting mengenai data industri pengolahan ikan skala menengah besar,menentukan metode pengambilan data, mengumpulkan data lalu lintas ikan, serta melakukan perhitungan awal volume produk olahan kelautan dan perikanan.

2) Mendorong pelaku usaha kelautan dan perikanan agar lebih berdaya saing, melalui penyiapan teknologi inovasi pengolahan dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan untuk diterapkan ke masyarakat, monitoring evaluasi (monev) penerapan hasil-hasil perekayasaan, seleksi tenant Inkubator Bisnis 2021, monev perkembangan tenant Inkubator Bisnis 2020, diseminasi informasi melalui webinar, serta pelayanan pengembangan usaha di Unit Non Struktural Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP) yang berlokasi di Cibinong, Mataram, Palabuhanratu dan Ambon.

- Teknologi inovasi yang disiapkan BBP3KP sebagai UPT Ditjen PDSPKP pada tahun 2021 adalah: (a) permen rumput laut, (b) krispi rumput laut, (c) snack ikan lembaran (fish juhi), (d) cookies ikan, (e) body scrub kombinasi rumput laut dan garam (f) mutiara imitasi, (g) pizza udang, (h) sarana pascapanen protabel; (i) alat penutup pindang badeng higienis, dan (j) sarana prasarana produk perikanan untuk kendaraan roda dua.

- Webinar yang telah diselenggarakan selama Triwulan I tahun 2021 berjudul “Quality Time with BBP3KP 10: Pengenalan dan Pemahaman SNI ISO/IEC 17025:2017”, dilaksanakan pada tanggal 9 Maret 2021.

(34)

24

3.2.3

Sasaran Program 3

Ekonomi Sektor Kelautan dan Perikanan Meningkat

3. Nilai Ekspor Hasil Perikanan

Nilai ekspor hasil perikanan adalah jumlah komoditas produk perikanan, baik hidup, segar, dingin, maupun olahan yang dikategorikan dalam kode Harmonized System (HS) tahun 2017 sebanyak 482 kode HS dalam 8 digit yang dijual ke luar negeri yang dikonversi dalam bentuk uang (US Dollar). Indikator kinerja ini dihitung berdasarkan data yang diperoleh dari BPS.

Tabel 3.2. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja Nilai Ekspor Hasil Perikanan

INDIKATOR KINERJA

TARGET

REALISASI TW I 2021

PERSENTASE TERHADAP TARGET

(%) TAHUN

2021

TW I 2021

TAHUN

2021 TW I 2021 Nilai Ekspor Hasil

Perikanan (USD Miliar)

6.05 1.41 1.26* 20.77 89.14

*angka sementara s.d Bulan Maret 2021 Sumber Data : BPS

Nilai ekspor hasil perikanan Indonesia sampai dengan Maret 2021 mencapai USD 1,26 Miliar (angka sementara). Capaian tersebut setara dengan 20,77% terhadap target tahun 2021 (USD 6,05 Miliar) atau 89,14%

terhadap target triwulan I tahun 2021 (USD 1,41 Miliar). Capaian nilai ekspor hasil perikanan tersebut juga setara dengan 15,71% terhadap target jangka menengah tahun 2024 (USD 8 Miliar).

Jika dibandingkan dengan capaian triwulan I tahun 2020 yakni USD 1,44 Miliar, maka capaian ini turun sebesar 12,72%. Penurunan terjadi pada beberapa komoditas hasil perikanan antara lain Cumi-Sotong-Gurita, Rajungan-Kepiting, dan Tuna-Tongkol-Cakalang. Sementara nilai ekspor komoditas udang dan rumput laut meningkat masing-masing sebesar 12,96% dan 19,54%. Hal ini menunjukkan keberhasilan KKP dalam menjalankan Perpres Nomor 33 Tahun 2019 tentang Roadmap Industrialisasi Rumput Laut Nasional.

(35)

25

*angka sementara s.d Bulan Maret 2021 Sumber Data : BPS

Gambar 3.3. Volume dan Nilai Ekspor Produk Perikanan Bulan Januari s.d Maret Tahun 2021

Trend nilai ekspor hasil perikanan periode triwulan I tahun 2021 mengalami peningkatan dengan rata-rata peningkatan sebesar 12,17% per bulan. Nilai ekspor hasil perikanan bulan Januari s.d Maret berturut-turut adalah sebesar USD 379,62 Juta, USD 401,17 Juta, dan USD 476,011 Juta (angka sementara). Semua komoditas utama ekspor hasil perikanan mengalami peningkatan tetapi peningkatan paling signifikan terjadi pada komoditas rumput laut yang sebagian besarnya diekspor ke China.

Tabel 3.3. Volume dan Nilai Ekspor Produk Perikanan Berdasarkan Komoditas Utama s.d. Bulan Maret Tahun 2021

Komoditas Volume (Kg) % Nilai (USD) %

Cumi-Sotong-Gurita 34,635,468.17 12.06 127,669,139.76 10.16 Rajungan-Kepiting 7,157,495.93 2.49 102,721,967.63 8.17 Rumput Laut 48,057,010.76 16.73 64,254,975.21 5.11 Tuna-Tongkol-Cakalang 42,262,573.99 14.72 169,047,109.53 13.45 Udang 62,011,404.14 21.59 526,583,020.21 41.90 Lainnya 93,059,659.88 32.40 266,531,542.89 21.21

Total 287,183,612.87* 1,256,807,755.22*

*angka sementara s.d Bulan Maret 2021 Sumber Data : BPS

Berdasarkan jenis komoditasnya, nilai ekspor hasil perikanan triwulan I tahun 2021 didominasi komoditas udang dengan kontribusi mencapai 41,90% atau sebesar USD 526,58 Juta. Lebih dari 80% atas nilai

(36)

26

tersebut merupakan hasil ekspor komoditas udang ke Amerika Serikat (USD 382,45 Juta).

Tabel 3.4. Volume dan Nilai Ekspor Produk Perikanan Berdasarkan Negara Tujuan Ekspor s.d. Bulan Maret Tahun 2021

Negara Tujuan

Ekspor Volume (Kg) % Nilai (USD) %

China 92,642,938.06 32.26 171,041,546.45 13.61 Japan 22,082,692.03 7.69 137,740,823.29 10.96 United States 64,402,298.44 22.43 561,287,857.55 44.66 Lainnya 108,055,684.34 37.63 386,737,527.93 30.77

Total 287,183,612.87* 1,256,807,755.22*

*angka sementara s.d Bulan Maret 2021 Sumber Data : BPS

Sedangkan berdasarkan negara tujuan ekspornya, nilai ekspor hasil perikanan triwulan I tahun 2021 didominasi oleh Amerika Serikat dengan kontribusi mencapai 44,66% atau sebesar USD 561,29 Juta. Selain komoditas udang sebanyak 16 Ton, komoditas lain yang menjanjikan di pasar Amerika Serikat adalah komoditas Tuna-Tongkol-Cakalang dan komoditas Rajungan-Kepiting.

Kegiatan yang telah dilaksanakan Ditjen PDSPKP untuk meningkatkan capaian nilai ekspor hasil perikanan antara lain :

a. Pembahasan Transposisi Komitmen Jadwal Tarif Perjanjian RCEP dari kode HS 2012 ke HS 2017;

b. Penyusunan To Do List Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA);

c. Pembahasan Usulan Pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dan Afghanistan;

d. Persiapan Expert Meeting on the HS 2017 dalam rangka Implementasi Persetujuan IE-CEPA;

e. Persiapan Pertemuan Intersesi Perundingan Indonesia-Iran Preferential Trade Agreement (II-PTA);

f. Pembahasan Rencana Penyelenggaraan Virtual Trade Policy Dialogue on Understanding Non Tariff Measures on Agriculture, Forestry, and Fisheries Sectors to Enhance Trade to Improve Rural Development and Poverty Alleviation in The Asia Pacific Region;

(37)

27 g. Pertemuan FAO on COFI;

h. Persiapan dan Perundingan Negotiating Group on Rules Session Fisheries Subsidies – WTO Cluster Februari;

i. Persiapan Pertemuan Menteri Kelautan dan Perikanan dengan Duta Besar China;

j. Pembahasan Counterdraft PoA Implementasi MoU Kerja Sama KKP RI - Persatuan Emirat Arab (PEA);

k. Pembahasan Stocktaking Isu Perdagangan Bilateral RI – China;

l. Pembahasan Kolaborasi Ekspor UKM;

m. Pembahasan Evaluasi Perpanjangan MoU KKP RI – Mozambik;

n. Persiapan Pertemuan Interim RCEP SWGROO;

o. Persiapan Perundingan Intersesi Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA);

p. Pembahasan Peningkatan Ekspor Indonesia ke China.

Ketidaktercapaian target nilai ekspor hasil perikanan triwulan I tahun 2021 disebabkan oleh :

a. Kurangnya pengawalan dan koordinasi dengan stakeholders dalam pemenuhan berbagai regulasi impor Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (SHTI) dan kekerangan untuk pasar EU;

b. Meskipun Jepang adalah negara yang dikenal dengan tingkat konsumsi ikan tertinggi di dunia, tetapi produk perikanan Indonesia masih sulit mendominasi pasar Jepang karena dinilai belum memenuhi standar kualitas pasar Jepang;

c. Amerika Serikat semakin memperketat kriteria dan kualitas produk impornya, seperti jaminan keamanan produk perikanan dan non-IUU, sustainability dan traceability;

d. Potensi diversifikasi tujuan pasar non-tradisional (Afrika, Timur Tengah, Rusia, dan Amerika Latin) masih mengalami hambatan, mengingat Indonesia belum mempunyai Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) sehingga akses pasar ke kawasan tersebut belum terbuka secara maksimal.

Gambar

Gambar 1.2. Jumlah Pegawai menurut Unit Kerja
Gambar 1.5. Jumlah Pegawai menurut Jenis Kelamin
Gambar 1.6. Jumlah Pegawai menurut Pendidikan
Tabel 2.1. Perjanjian Kinerja Tahun 2021
+7

Referensi

Dokumen terkait

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini beberapa telah mencapai target yang ditetapkan, yaitu: Jumlah penyiaran

(persentase capaian 109,93%). Capaian IKU ini tidak bisa dibandingkan dengan tahun sebelumnya dikarenakan muncul sebagai IKU mulai pada tahun 2021. Nilai persentase

Berdasarkan perhitungan capaian kinerja sampai dengan Triwulan IV Tahun 2021, Asisten Deputi Percepatan dan Pemanfaatan Pembangunan mencapai 100% dari target IKU-4.1

- 16041930 Ikan lainnya utuh atau dalam potongan, tetapi tidak dicincang diolah atau diawetkan, dalam kemasan kedap udara untuk penjualan eceran Diasapi 0305490000 - Ikan

Laporan ini mencakup uraian pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dan kegiatan lainnya yang mendukung tugas pokok dan fungsi Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon melalui

- 16041930 Ikan lainnya utuh atau dalam potongan, tetapi tidak dicincang diolah atau diawetkan, dalam kemasan kedap udara untuk penjualan eceran Diasapi 0305490000 - Ikan

usaha pemanfaat ruang laut nasional. Penghitungan dilakukan terhadap pelaku usaha yang diverifikasi dari hasil pemeriksaan pengawas perikanan. Capaian kinerja keempat

ALOKASI DANA PROGRAM / OUTCOME / INDIKATOR KINERJA UTAMA / KEGIATAN / INDIKATOR KINERJA KEGIATAN / OUTPUT VOLUME / SATUAN KODE 2358.006 Lokasi sarana dan prasarana pengolahan hasil