• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II EVALUASI CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TRIWULAN II TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II EVALUASI CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TRIWULAN II TAHUN 2015"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

EVALUASI CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

TRIWULAN II TAHUN 2015

Berdasarkan hasil evaluasi Capaian Indikator Kinerja Pembangunan Daerah sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 dan Target RPJMD Tahun 2015 pada setiap Prioritas dan Arah Kebijakan Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2015, dapat diketahui bahwa:

1. Perwujudan Masyarakat Sehat, dengan arah kebijakan:

a. Peningkatan pelayanan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin.

Capaian indikator kinerja pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 pada RSUD Ungaran untuk Jamkesmas/BPJS mencapai 17.515 pasien dan Jamkesda mencapai 286 pasien, sedangkan pada RSUD Ambarawa untuk Jamkesmas/BPJS mencapai 33.870 pasien dan Jamkesda mencapai 1.576 pasien. Angka capaian diatas belum bisa dibandingkan dengan target capaian 2015 karena prosentase penduduk diatas garis kemiskinan dan prosentase penduduk miskin belum dapat diukur.

Terhadap capaian indikator kinerja ini, diharapkan untuk dapat terus ditingkatkan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin, sehingga prioritas Masyarakat Sehat dapat terwujud.

b. Peningkatan SDM dan sarana prasarana pelayanan kesehatan.

Capaian Kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015, rata-rata indikator kinerja yang mendukung arah kebijakan peningkatan SDM dan sarana prasarana kesehatan telah mencapai target tahun 2015, yaitu rasio posyandu per satuan balita, rasio rumah sakit per satuan penduduk, rasio dokter per satuan penduduk, rasio tenaga medis per satuan penduduk, cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani, cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan, cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD, cakupan puskesmas, cakupan pembantu puskesmas. Capaian indikator tersebut diatas telah mencapai target, namun tetap harus senantiasa ditingkatkan dalam upaya mendukung terwujudnya Masyarakat Sehat melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

Sedangkan rasio puskesmas, pustu per satuan penduduk masih dibawah target tahun 2015 yaitu 0,13 per 1.000 penduduk dari 0,38 per 1.000 penduduk yang ditargetkan. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dan cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA dan cakupan kunjungan bayi dalam proses pencapaian target 2015.

Terhadap capaian indikator kinerja tersebut, masih perlu ditingkatkan sehingga akses masyarakat terhadap layanan kesehatan menjadi lebih terjangkau dan mendukung penurunan jumlah kematian bayi.

c. Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat melalui upaya promotif dan

preventif kesehatan di masyarakat, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Usaha Kesehatan Kerja (Ukesja).

Capaian kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015, pada arah kebijakan tersebut diatas, didukung oleh indikator kinerja Jumlah Pembinaan Kantin Sehat

(2)

Sekolah dan Kantin Sehat Sekolah serta Penyuluhan PHBS. Namun pada indikator kinerja Jumlah Pembinaan Kantin Sehat Sekolah dan Kantin Sehat Sekolah tidak dapat diukur karena kegiatan tersebut ditiadakan. Sehingga hanya dapat diukur melalui indikator kinerja Penyuluhan PHBS kepada 26 kader dari target 20 kader yang ditetapkan tahun 2015.

Melalui indikator kinerja Penyuluhan PHBS ini diharapkan menjadi upaya preventif bagi masyarakat untuk senantiasa menjaga kesehatan. Capaian yang melebihi target ini merupakan indikator kinerja yang perlu mendapat dukungan secara berkelanjutan. Terhadap indikator kinerja Pembinaan Kantin Sehat Sekolah yang belum mendapat dukungan dalam pelaksanaannya, pada tahun selanjutnya, perlu mendapat dukungan dalam upaya mengajarkan sejak dini upaya pemeliharaan kesehatan pada masyarakat, selain juga merupakan upaya preventif dan promotif dalam menjaga kesehatan masyarakat.

d. Peningkatan kesehatan ibu dan anak.

Capaian kinerja Triwulan II Tahun 2015, angka kematian bayi mencapai 85 kasus dan angka kematian balita mencapai 92 kasus. Sedangkan angka kematian ibu sebanyak 13 kasus dan persentasi balita gizi buruk sebesar 0,02% dari target tahun 2015 sebesar 0,11%. Angka capaian indikator kinerja tersebut tidak bisa dibandingkan dengan target capaiannya karena prosentase angka kematian bayi, balita dan ibu belum dapat dihitung sampai dengan akhir tahun.

e. Perwujudan norma keluarga kecil yang berkualitas dan sejahtera.

Capaian kinerja pada indikator kinerja rasio akseptor KB dan cakupan peserta KB aktif pada Triwulan II tahun 2015 dapat mencapai target yang diharapkan. Indikator rata-rata jumlah anak per keluarga 3,37 orang belum mencapai target sebanyak 3,22 orang, sedangkan indikator keluarga pra KS dan KS 1 baru dapat dihitung pada awal tahun 2016.

Capaian indikator kinerja pada upaya perwujudan norma keluarga kecil berkualitas dan sejahtera diharapkan dapat terwujud pada tahun 2015. Hal ini terlihat pada capain indikator kinerja yang ada. Dukungan terhadap capain indikator kinerja ini tetap perlu terus ditingkatkan sebagai bagian dari upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan keluarga.

2. Perwujudan Masyarakat Berpendidikan dan Berdaya Saing, dengan arah kebijakan:

a. Peningkatan sarana prasarana pelayanan pendidikan yang berkualitas pada

semua jenjang pendidikan.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 pada rasio

ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah, baik SD/MI, SMP/MTs,

SMA/SMK/MA hampir mencapai target pada tahun 2015, yaitu 0,75% dari target 0,80%; 0,28% dari target 0,31%; dan 0,15% dari 0,15%. Demikian halnya dengan ruang kelas SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK sesuai standar telah melebihi target tahun 2015. Kondisi ini juga didukung oleh sarana pendukung berupa jumlah perpustakaan dengan koleksi bukunya dan pengunjung perpustakaan yang telah melebihi target tahun 2015.

(3)

Capaian indikator kinerja pada Arah kebijakan Peningkatan sarana prasarana pelayanan pendidikan yang berkualitas pada semua jenjang pendidikan berhasil mencapai target yang diharapkan. Hal ini akan meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan yang pada akhirnya akan mendukung pada pencapaian Prioritas pembangunan dalam Mewujudkan Masyarakat Berpendidikan dan Berdaya Saing.

Terhadap capaian indikator kinerja tersebut, meskipun telah mencapai target, tetap harus terus ditingkatkan, sehingga harapannya masyarakat dapat menjadi pelaku pembangunan yang memiliki daya saing dan mendukung pencapaian masyarakat yang Sejahtera.

b. Peningkatan kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 dapat diukur melalui (1) Persentase Guru yang berpendidikan S1/D-IV untuk TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK telah mencapai target yang ditetapkan tahun 2015; (2) Guru bersertifikat pendidik belum mencapai target, yaitu SD sebesar 60,88% dari target 84%, SMP sebesar 60,49% dari 86%, dan SMA/SMK sebesar 38,51% dari 89%.

Indikator kinerja tersebut diatas perlu mendapatkan dukungan dari pemerintah, karena dukungan dalam pencapaian target peningkatan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan akan berpengaruh nyata terhadap kualitas pendidikan.

c. Perwujudan sekolah kejuruan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia

industri.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 untuk jumlah sekolah kejuruan yang bekerjasama dengan dunia usaha dan industri telah mencapai target sebanyak 38 buah.

Terhadap capaian indikator kinerja tersebut, meskipun telah berhasil mencapai target yang ditetapkan, perlu terus ditingkatkan guna mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam dunia usaha atau kerja. Hal ini akan mendukung upaya menurunkan angka pengangguran maupun kemiskinan di Kabupaten Semarang.

d. Tersedianya tenaga kerja yang berkualitas dan memiliki perilaku

kewirausahaan melalui pelatihan/kursus ketrampilan.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 pada persentase pencari kerja yang ditempatkan telah melebihi target yang ditetapkan yaitu 60,71% dari target tahun 2015 sebesar 21,25%. Sedangkan untuk rasio penduduk yang bekerja dan tingkat partisipasi angkatan kerja belum mencapai target. Rasio penduduk yang bekerja sebesar 37,36% dengan target 52,2% dan tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 49,11% dengan target 87,25%.

Capaian indikator kinerja pada tingkat partisipasi angkatan kerja dan rasio penduduk yang bekerja masih belum memenuhi target. Kondisi ini perlu dikejar capaiannya guna mendukung penurunan angka pengangguran.

(4)

e. Peningkatan kualitas pendidikan non formal dan informal.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 untuk arah kebijakan ini didukung oleh indikator kinerja Angka Partisipasi PAUD, Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Kelulusan, Angka Putus Sekolah, Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs, Angka Melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/MA/SMK, Angka Melek Huruf Usia > 15 tahun, Jumlah Organisasi Pemuda, Jumlah Organisasi Olahraga, Jumlah Kegiatan Kepemudaan, Jumlah Kegiatan Olahraga, Jumlah Gedung Olahraga, Jumlah Grup Kesenian, Jumlah Gedung Kesenian, Jumlah Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya, Jumlah Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya, dan Benda, Situs dan Kawasan

Cagar Budaya Yang Dilestarikan telah mencapai target yang ditetapkan Tahun

2015. Namun untuk indikator kinerja Jumlah Klub Olahraga realisasinya sebesar 1.173 buah, masih dibawah target sebesar 1.500 buah.

Capaian indikator kinerja diatas telah mencapai target dan mendukung capaian arah kebijakan Peningkatan kualitas pendidikan non formal dan informal. Terhadap capaian indikator kinerja dimaksud, perlu tetap ditingkatkan capaiannya guna meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat.

3. Perwujudan Kedaulatan Pangan, dengan arah kebijakan:

a. Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang menunjang arah kebijakan ini sebagian besar telah mencapai target, seperti: Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar, Kontribusi sub sektor tanaman pangan terhadap PDRB, Kontribusi sub sektor kehutanan terhadap PDRB, dan Kontribusi sub sektor perikanan terhadap PDRB. Selain itu juga terdapat beberapa indikator kinerja yang belum memenuhi target, seperti: Kontribusi sub sektor perkebunan terhadap PDRB, Ketersediaan pangan utama, Regulasi ketahanan pangan, Produksi perikanan, Produksi perikanan tangkap, dan konsumsi ikan. Indikator kinerja Pola pangan harapan dalam proses survei dan Rehabilitasi hutan dan lahan kritis akan dilaksanakan setelah Triwulan II Tahun 2015.

Capaian indikator kinerja pada arah kebijakan peningkatan produksi dan produktifitas pertanian perlu terus ditingkatkan guna mendukung terwujudnya Kedaulatan Pangan di Kabupaten Semarang. Beberapa indikator kinerja, seperti : Kontribusi sub sektor perkebunan terhadap PDRB, Ketersediaan pangan utama, Regulasi ketahanan pangan, Produksi perikanan, Produksi perikanan tangkap, dan konsumsi ikan perlu dikejar pencapaian targetnya.

b. Perwujudan diversifikasi usaha pertanian menuju agrobisnis, agroindustri dan

agrowisata.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015, untuk indikator kinerja jumlah agrobisnis 5 buah, belum mencapai target tahun 2015 sebanyak 6 buah. Sedangkan Jumlah agroindustri 12 buah dengan target 1 buah dan Jumlah agrowisata 40 buah dengan target 4 buah telah melebihi target yang ditetapkan. Capaian indikator ini telah berhasil mewujudkan diversifikasi usaha pertanian melalui agrobisnis, agroindustri dan agrowisata.

(5)

c. Peningkatan kelembagaan dan akses petani terhadap sarana produksi, modal dan pemasaran.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 untuk mendukung arah kebijakan tersebut dapat diukur dengan cakupan binaan kelompok tani dan cakupan binaan kelompok nelayan yang telah melebihi target yang ditetapkan pada tahun 2015. Cakupan binaan kelompok tani sebesar 14% melebihi target 9,89% dan cakupan binaan kelompok nelayan sebanyak 40 kelompok sesuai dengan target.

Capaian indikator tersebut diatas telah mendukung capaian arah kebijakan peningkatan kelembagaan.

d. Perwujudan diversifikasi pangan dengan memanfaatkan bahan pangan lokal.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 untuk kreasi pangan lokal belum terlaksana, sedangkan festival pangan direncanakan akan dilaksanakan pada Bulan November 2015.

4. Perwujudan kemandirian ekonomi yang berdaya saing, dengan arah kebijakan:

a. Peningkatan kewirausahaan dan jaringan usaha bagi UMKM dan koperasi

berdasarkan klaster.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang menunjang arah kebijakan ini beberapa telah mencapai target, seperti: Jumlah UKM Non BPR/LKMUKM sebanyak 63.146 orang melebihi target 26.771 orang, Terbinanya pelaku UMKM sebanyak 10.740 orang melebihi target 7.569 orang, Kontribusi sektor Lembaga Keuangan, Jasa dan Persewaan terhadap PDRB sebesar Rp942.586.940.000,00 melebihi target Rp892.262.800.000,00, Kontribusi sektor industri terhadap PDRB sebesar Rp8.362.721.630.000,00 melebihi target Rp6.768.358.400.000,00, dan Fasilitasi pengembangan UKM sebanyak 25 orang sesuai dengan target. Namun juga terdapat beberapa indikator kinerja yang belum sesuai dengan target, seperti: Bertambahnya jumlah koperasi, Persentase koperasi aktif, Peningkatan koperasi aktif, Jumlah BPR/LKM, Usaha mikro dan kecil, Ekspor bersih perdagangan, Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal, Pertumbuhan industri, Cakupan bina kelompok pengrajin, Fasilitasi peningkatan kemitraan usaha bagi UMKM, dan Pengembangan klaster bisnis.

Capaian indikator kinerja pada upaya peningkatan kewirausahaan dan jaringan usaha bagi UMKM dan koperasi masih perlu ditingkatkan capaiannya melalui percepatan pelaksanaan program/kegiatan yang strategis.

b. Fasilitasi pembangunan kawasan industri yang dapat menyerap sumber daya

lokal.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 ditunjukkan dengan indikator Perencanaan Kawasan Industri. Pada target kondisi akhir Tahun 2015 sejumlah 5 kawasan industri, target tersebut telah tercapai dengan tersusunnya 5 rencana kawasan industri, yaitu: Rencana Kawasan Industri Bawen, Rencana Kawasan Industri Pringapus, Rencana Kawasan Industri Tengaran, Rencana Kawasan Industri Susukan, dan Rencana Kawasan Industri Kaliwungu. Capaian indikator kinerja melalui penyusunan perencanaan Kawasan Industri telah tersusun sehingga mendukung upaya pencapaian arah kebijakan pembangunan

(6)

Kawasan industri yang dapat menyerap sumber daya lokal. Namun demikian, kondisi ini perlu dibarengi dengan upaya menarik investor guna meningkatkan investasi di Kabupaten Semarang dan penyerapan sumber daya manusia maupun sumber daya alamnya.

c. Penerapan teknologi tepat guna dan pengembangan industri kreatif berbahan

baku lokal yang berwawasan lingkungan.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 rata-rata belum mencapai target yang telah ditetapkan, seperti: Fasilitasi bagi IKM dalam pemanfaatan sumber daya sebanyak 60 IKM dengan target 80 IKM, Pembinaan keterkaitan produksi industri hulu hingga hilir dan Penerapan SNI belum dapat terlaksana. Indikator kinerja Sosialisasi E-Commerce telah mencapai target.

Capaian indikator kinerja terhadap arah kebijakan penerapan teknologi tepat guna dan pengembangan industri berbahan baku lokal belum dapat mencapai target. Kondisi ini perlu didukung dengan upaya percepatan melalui pelaksanaan program kegiatan yang strategis. Namun demikian, upaya dimaksud juga telah didukung dengan adanya E-Commerce.

d. Peningkatan kualitas destinasi wisata dan desa wisata yang berbasis

masyarakat dan budaya lokal.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini telah mencapai target yang ditetapkan, yaitu: Kunjungan wisata, Jumlah, kelas dan jenis restoran, Jumlah, kelas dan jenis penginapan/hotel, dan Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB (Perdagangan, RM dan Akomodasi). Capaian indikator di atas telah memenuhi target, sehingga harapannya mampu meningkatkan kualitas destinasi wisata dan desa wisata yang berbasis masyarakat. Peningkatan terhadap capaian indikator diatas masih perlu ditingkatkan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat maupun kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB.

e. Pengembangan kemitraan usaha besar dengan UMKM dan Koperasi melalui

program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

Untuk arah kebijakan tersebut, indikator kinerjanya belum dapat diukur saat ini, baru dapat tersusun pada akhir tahun anggaran.

5. Perwujudan Pemerintahan yang partisipatif, efektif, efisien dan akuntabel, dengan

arah kebijakan:

a. Penerapan Electronic Government dalam rangka peningkatan kualitas,

pemerataan pelayanan publik dan pembangunan sistem data (data base).

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini beberapa telah mencapai target yang ditetapkan, yaitu: Jumlah penyiaran radio/TV lokal sebanyak 11 buah dengan target 9 buah, Website milik Pemerintah Daerah sejumlah 69 sub domain dengan target 40 sub domain, Sistem informasi manajemen Pemda sebanyak 13 buah dengan target 12, Sistem informasi pelayanan perijinan dan administrasi pemerintah sebanyak 1 paket sesuai dengan target, Rasio pasangan ber-akta nikah sebesar 81% dengan target 60%, Rasio bayi berakta kelahiran, Ketersediaan database kependudukan skala provinsi, dan Penerapan KTP Nasional berbasis NIK mencapai 100% sesuai dengan target. Namun

(7)

juga terdapat beberapa indikator kinerja yang belum mencapai target, yaitu: Jumlah jaringan komunikasi sebanyak 128 unit dengan target 250 unit, Jumlah surat kabar nasional/lokal sebanyak 11 buah dengan target 12 buah, Rasio penduduk ber-KTP per satuan penduduk sebesar 94,57% dengan target 100%, Kepemilikan akta kelahiran per 1.000 penduduk sebanyak 621 orang dengan target 1.000 orang, dan Kepemilikan KTP sebanyak 693.752 orang dengan target 737.133 orang.

Capaian indikator dalam rangka penerapan Elektronik Government telah mencapai target pencapaiannya. Hal ini mendukung terwujudnya Pemerintahan yang partisipatif, efektif, efisien dan akuntabel. Namun demikian jumlah jaringan komunikasi dan surat kabar belum memenuhi target dan perlu ditingkatkan upaya pencapaiannya. Indikator kinerja Buku Kabupaten Dalam Angka dan Buku PDRB Kabupaten belum ada data, karena sedang dalam proses pengolahan. Sedangkan Angka Pertumbuhan Penduduk belum tersedia.

b. Peningkatan kapasitas SDM aparatur pemerintah.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini adalah Kegiatan peningkatan SDM pengelola kearsipan yang hanya mencapai 2 kegiatan dari 15 kegiatan yang ditargetkan.

Terhadap capaian indikator kinerja ini, kegiatan peningkatan SDM pengelola kearsipan perlu dikejar pencapaiannya melalui pelaksanaan bimtek maupun diklat.

c. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan ketatalaksanaan SKPD.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini adalah Penerapan pengelolaan arsip secara baku mencapai 32%, belum mencapai target sebesar 50%.

Terhadap capaian indikator kinerja penerapan pengelolaan arsip secara baku ini perlu dikejar pencapaiannya guna meningkatkan kapasitas kelembagaan dan ketatalaksanaan SKPD.

d. Peningkatan pengelolaan pembangunan melalui perencanaan dan penganggaran

yang berbasis kinerja didukung pengendalian dan pengawasan optimal.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini adalah: (1) Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan PERDA, pada periode waktu RPJMD 2010 – 2015, Kabupaten Semarang tidak melakukan penyusunan RPJPD dimana periode RPJPD Kabupaten Semarang adalah tahun 2005 – 2025; (2) Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA/PERKADA, pada tahun 2015 direncanakan akan dilakukan penyusunan RPJMD namun karena adanya regulasi baru bahwa Pilkada dilaksanakan serentak pada 9 Desember 2015 sehingga penyusunan RPJMD dilaksanakan pada tahun 2016; (3) Tersedianya dokumen perencanaan RKPD yang telah ditetapkan Perkada dan (4) Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD, ditetapkan target sebanyak 6 buku yang mana merupakan angka kumulatif, tahun 2015 telah tersusun Peraturan Bupati Nomor 35 Tahun 2015 tentang RKPD Kabupaten Semarang Tahun 2016, sehingga apabila dihitung secara kumulatif terdapat 6 dokumen RKPD yaitu RKPD 2011, RKPD 2012, RKPD 2013, RKPD 2014, RKPD 2015 dan RKPD 2016.

(8)

Capaian indikator kinerja tersebut diatas telah mendukung upaya pencapaian Peningkatan pengelolaan pembangunan melalui perencanaan dan penganggaran yang berbasis kinerja didukung pengendalian dan pengawasan optimal. Terhadap capaian indikator kinerja dimaksud perlu terus dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya.

Indikator kinerja (5) Pertumbuhan ekonomi, (6) PDRB ADHB, (7) PDRB ADHK, (8) PDRB ADHB per kapita, dan (9) PDRB ADHK per kapita diprediksikan melebihi target yang telah ditetapkan. Namun demikian, untuk mencapai target indikator kinerja pertumbuhan ekonomi dan PDRB, program kegiatan pembangunan ekonomi maupun infrastruktur harus dilaksanakan secara sinergis dan saling mendukung dalam pelaksanaan pembangunannya.

6. Perwujudan iklim usaha yang kondusif, dengan arah kebijakan:

a. Peningkatan pelayanan perijinan terpadu yang mendukung investasi melalui

penyederhanaan perijinan.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini adalah: (1) Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) mencapai Rp45,437 milyar, belum memenuhi target sebesar Rp401,23 milyar; (2) Lamanya proses perijinan sesuai dengan target yaitu 3 sampai dengan 14 hari; (3) Kenaikan/penurunan nilai realisasi PMDN sebesar Rp45,437 milyar, melebihi target sebesar Rp36,48 milyar.

Upaya perwujudan iklim usaha yang kondusif melalui arah kebijakan Peningkatan pengelolaan pembangunan melalui perencanaan dan penganggaran yang berbasis kinerja didukung pengendalian dan pengawasan optimal telah dilakukan dengan terlaksananya proses perijinan selama 3 – 14 hari. Namun demikian jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) masih jauh dari targetnya. Terhadap indikator kinerja dimaksud perlu adanya upaya yang strategis yang mendukung percepatan pencapaiannya.

b. Tersedianya regulasi yang mendukung investasi.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini secara kumulatif telah mencapai target yang ditetapkan, yaitu Perda yang mendukung investasi sebanyak 29 dokumen dengan target 26 dokumen, dan Perbup yang mendukung investasi sebanyak 7 dokumen sesuai dengan target. Indikator kinerja tersedianya regulasi yang mendukung investasi telah mencapai targetnya sehingga mampu mendukung upaya perwujudan iklim usaha yang kondusif.

c. Penyelenggaraan promosi yang mendukung investasi.

Arah kebijakan ini didukung oleh indikator kinerja pameran/ekspo, sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 telah dilaksanakan 1 kali, belum memenuhi target sebanyak 2 kali pameran/ekspo.

Dalam rangka mendukung terwujudnya iklim investasi yang kondusif, promosi telah dilaksanakan namun belum mencapai targetnya. Terhadap capaian indikator kinerja ini perlu adanya dukungan pemerintah daerah yang lebih baik guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten semarang.

(9)

d. Peningkatan penyelenggaraan penataan ruang berdasarkan pada ketentuan perundang-undangan untuk mewujudkan ruang wilayah yang nyaman, produktif dan berkelanjutan.

Untuk arah kebijakan tersebut, indikator kinerjanya belum dapat diukur saat ini, baru dapat tersusun pada akhir tahun anggaran.

7. Perwujudan Budaya Tertib, dengan arah kebijakan:

a. Peningkatan kepatuhan terhadap regulasi

Arah kebijakan ini didukung oleh indikator kinerja penegakan Perda, sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 telah tertangani sebanyak 134 kasus.

Indikator kinerja penegakan perda ikut mendukung dalam pencapaian perwujudan Budaya Tertib.

b. Penerapan pelaksanaan regulasi yang sinergis, sederhana dan tertib.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini yaitu: Jumlah pajak daerah sebanyak 11 jenis telah memenuhi target sebanyak 10 jenis, dan Jumlah retribusi daerah sebanyak 22 jenis belum memenuhi target sebanyak 31 jenis.

Arah kebijakan penerapan pelaksanaan regulasi yang sinergis, sederhana dan tertib telah dilaksanakan, namun masih perlu ditingkatkan capaian indikatornya.

c. Peningkatan kondisi keamanan, budaya tertib dan sosial masyarakat.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini beberapa telah mencapai target yang ditetapkan, yaitu: Angka kriminalitas 311 kasus dengan target 535 kasus dan Jumlah demo 9 kegiatan dengan target 14 kegiatan, hal ini menunjukkan capaian yang positif karena angka kriminalitas dan jumlah demo yang terjadi lebih rendah dari yang diperkirakan. Indikator kinerja lainnya yang telah mencapai target adalah Rasio Siskamling per jumlah desa/kelurahan 14,56% dengan 13,481%, Kegiatan pembinaan politik daerah 6 kegiatan dengan target 2 kegiatan, Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP sesuai dengan target 1 kegiatan, Forum Persaudaraan Bangsa Indonesia (FPBI) 2 kegiatan dengan target 1 kegiatan, Keselamatan dan perlindungan 89,69% melebihi target 75%, sedangkan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) direncanakan akan dilaksanakan setelah Triwulan II Tahun 2015.

Namun juga terdapat indikator kinerja yang belum mencapai target, yaitu: Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk sebanyak 46% dengan target 86%, Jumlah linmas per jumlah 10.000 penduduk sebanyak 77,67% dengan target 104,1%, Cakupan patroli petugas Satpol PP 245 kegiatan dengan target 503 kegiatan, Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman dan Keindahan) 93,28% dengan target 100%, Tingkat waktu tanggap daerah layanan kebakaran wilayah manajemen kebakaran 69% dengan target 100%, Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) 0,78% dengan target 1,03%, Cakupan pelayanan bencana kebakaran 0,0000052% dengan target 0,0005%, Angka sengketa pengusaha – pekerja per tahun 2,58% dengan target 2,45%.

Terhadap capaian indikator kinerja yang belum mencapai targetnya, perlu adanya upaya-upaya nyata, sehingga Peningkatan pengelolaan pembangunan melalui

(10)

perencanaan dan penganggaran yang berbasis kinerja didukung pengendalian dan pengawasan optimal.

d. Penegakan keadilan dan supremasi hukum.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini adalah (1) Terfasilitasinya penanganan perkara peradilan (TUN & Perdata) di tingkat Pertama, Banding dan Kasasi telah terfasilitasi sebanyak 1 perkara dengan target 3 perkara; (2) Advokasi permasalahan hukum terlaksana 6 kegiatan dengan target 10 kegiatan.

Terhadap capaian indikator kinerja dimaksud perlu adanya peningkatan sehingga penegakan keadilan dan supremasi hukum di Kabupaten Semarang dapat terwujud.

8. Perwujudan infrastruktur yang berkualitas dan merata, dengan arah kebijakan:

a. Pembangunan infrastruktur jalan, terutama jalan kabupaten, jalan poros desa

dan jalan/akses yang mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini beberapa telah mencapai target yang ditetapkan, yaitu: Jalan penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (minimal dilalui roda 4) 100% melebihi target 70% dan Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (kecepatan kend > 40 km/jam) 85% melebihi target 75%. Namun untuk indikator kinerja Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik mencapai 66%, masih di bawah target 75% dan Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air (lebar > 1,5 m) belum mencapai target.

Terhadap capaian indikator kinerja yang belum tercapai targetnya perlu didukung upaya pencapaiannya dalam rangka mewujudkan infrastruktur yang berkualitas dan merata.

b. Peningkatan sarana dan prasarana transportasi.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini beberapa telah mencapai target yang ditetapkan, yaitu: Jumlah uji KIR angkutan umum sebanyak 9.023 kendaraan dengan target 2.951 kendaraan, Angkutan darat 0,0288% dengan target 0,0185%, Kepemilikan KIR angkutan umum 10.875 kendaraan dengan target 8.120 kendaraan, Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) sesuai target 30 menit. Indikator kinerja Jumlah pelabuhan laut/udara/terminal bis (dalam hal ini jumlah terminal bis) untuk terminal bis tipe C sesuai dengan target 7 terminal, sedangkan untuk tipe A belum tercapai namun tersedia 1 terminal bis tipe B.

Selain itu juga terdapat beberapa indikator kinerja yang belum tercapai, yaitu: Jumlah arus penumpang angkutan umum sebanyak 3.707.742 orang dengan target 9.416.850 orang, Rasio ijin trayek sebesar 0,000481% dengan target 1,1%, Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 0,00467% dengan target 0,0052%, Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum dan Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/terminal per tahun sebanyak 3.707.742 orang dengan target 9.416.850 orang, Pemasangan rambu-rambu sebanyak 25 buah dengan target 722 buah.

(11)

Terhadap capaian indikator kinerja yang belum tercapai dan masih jauh dari target, perlu didukung dengan program/kegiatan serta anggaran yang memadai sehingga peningkatan sarana prasarana transportasi yang mendukung perkembangan sektor perekonomian nantinya dapat terwujud.

c. Penyediaan prasarana olah raga, ruang publik dan ruang terbuka hijau,

utamanya di perkotaan.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini adalah Ruang publik atau taman 35.636,53 m2 melebihi target 30.102 m2. Kondisi ini tentunya mendukung tersedianya prasarana perkotaan yang mampu menciptakan dan mendukung kehidupan sosial masyarakat.

d. Penyediaan sarana dan prasarana air bersih yang memadai.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini adalah Persentase rumah tangga (RT) yang menggunakan air bersih sebanyak 89,75% dengan target 93,64% dan Persentase penduduk berakses air minum sebanyak 82,91% dengan target 89,36%. Kedua indikator kinerja tersebut belum mencapai target yang ditetapkan.

Capaian indikator kinerja diatas masih perlu ditingkatkan dalam mendukung terwujudnya penyediaan sarana dan prasarana air bersih yang memadai dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

e. Peningkatan ketersediaan rumah layak huni dan rumah bersanitasi.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini beberapa telah mencapai target, yaitu: Persentase rumah tinggal bersanitasi 76,90% dengan target 62,20% dan Persentase luas permukiman yang tertata 58,74% dengan target 55,21%. Namun juga terdapat beberapa indikator kinerja yang belum mencapai target, yaitu: Rasio rumah layak huni 76,48% dengan target 82,54%, Rasio permukiman layak huni 76,48% dengan target 79,68%, Lingkungan permukiman 20.950 Ha dengan target 21.325 Ha, Lingkungan permukiman kumuh 940 Ha dengan target 962 Ha.

Capaian indikator pada arah kebijakan peningkatan ketersediaan rumah layak huni dan rumah bersanitasi masih perlu ditingkatkan sehingga mendukung tercapainya masyarakat sehat dan sejahtera.

f. Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini adalah Persentase penanganan sampah 40,48% belum mencapai target sebesar 79,50% dan Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk 0,66% telah mencapai target sebesar 0,25%.

Capaian indikator persentase penanganan sampah belum mencapai target capaiannya, namun rasio tempat pembuangan sampah sudah melebihi target yang ditetapkan. Berkaitan dengan indikator kinerja tersebut perlu adanya upaya penanganan yang lebih optimal sehingga mampu menciptakan kondisi lingkungan yang bersih dan sehat.

g. Pemenuhan kebutuhan energi listrik.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini rata-rata telah mencapai target yang ditetapkan, seperti: Rasio

(12)

ketersediaan daya listrik sesuai target 100%, Rumah tangga pengguna listrik sesuai target 99%, dan Kontribusi sektor listrik, gas dan air minum terhadap PDRB Rp241.532.800.000,00 dengan target Rp213.563.700.000,00. Namun terdapat indikator yang belum mencapai target yaitu Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik sebesar 99% dengan target 100%.

Capaian indikator pada arah kebijakan pemenuhan kebutuhan energi listrik sebagian besar telah melebihi target yang ditetapkan. Namun persentase rumah tangga yang menggunakan listrik masih kurang 1% pencapaiannya dari seluruh jumlah penduduk. Berkaitan dengan indikator dimaksud, perlu adanya dukungan yang lebih baik.

9. Perwujudan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, dengan arah kebijakan:

a. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan tanpa membedakan

gender.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini rata-rata telah mencapai target yang ditetapkan, seperti: Rata - rata jumlah kelompok binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) sesuai dengan target 235 organisasi, Jumlah LSM 17 organisasi melebihi target 11 organisasi, dan Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 7,53% melebihi target 5,44%. Sedangkan Partisipasi angkatan kerja perempuan masih di bawah target 0,02% dengan target 30,15%.

b. Peningkatan pemberdayaan perempuan dan penyandang masalah sosial dalam

proses pembangunan di segala bidang guna peningkatan kualitas hidup.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini beberapa telah mencapai target yang ditetapkan, seperti: Rata - rata jumlah kelompok binaan PKK 8.903 kelompok melebihi target 8.001 kelompok, Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi sebanyak 47 buah dengan target 40 buah, dan Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial 80,95% dengan target 2,17%. Namun juga terdapat beberapa indikator kinerja yang belum mencapai target, yaitu: PKK aktif sebesar 50% dengan target 100%, Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan baru mencapai 0,015% dari target 0,03%, Rasio KDRT 0,02% melebihi target 0,015%. Terhadap capaian indikator kinerja yang mash belum mencapai target seperti : PKK aktif, penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan dan KDRT, perlu adanya upaya keras untuk dapat mencapai target yang ditetapkan dalam rangka meningkatkan pemberdayaan perempuan dan penyandang masalah sosial dalam proses pembangunan dan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

c. Peningkatan pemenuhan kebutuhan terhadap hak - hak anak melalui kerjasama

yang sinergis antara pemerintah, masyarakat dan swasta.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini Posyandu aktif 50% belum mencapai target yang ditetapkan sebesar 100% dan Persentase jumlah tenaga kerja di bawah umur yang belum dapat dihitung pada Triwulan II dengan target 0,95%.

(13)

Terhadap arah kebijakan Peningkatan pemenuhan kebutuhan terhadap hak - hak anak melalui kerjasama yang sinergis antara pemerintah, masyarakat dan swasta, baru dapat diukur melalui pelaksanaan kegiatan Posyandu aktif yang belum tercapai. Diperlukan adanya upaya peningkatan pelaksanaan posyandu aktif untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sejak usia balita.

10. Perwujudan kemandirian kelembagaan desa dan masyarakat, dengan arah

kebijakan:

a. Peningkatan kemandirian kelembagaan desa dan masyarakat melalui peran

serta aktif dalam pembangunan.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini adalah Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik sebesar 60% belum mencapai target yang ditetapkan 100%.

Peningkatan terhadap capaian indikator terpenuhinya sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa perlu dilakukan guna mendukung terwujudnya kemandirian kelembagaan desa dan masyarakat.

b. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini adalah Pelatihan BUMDes, Pelatihan Manajemen Desa, dan Pelatihan Pengelolaan Keuangan Desa telah sesuai dengan target yang ditetapkan sebanyak 208 desa.

c. Mendorong keswadayaan masyarakat dalam pembangunan.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini adalah Swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat Rp80.000.000,00 belum mencapai target sebesar Rp8.189.839.920,00. Perlu ditingkatkan keswadayaan masyarakat dalam pembangunan, sehingga diharapkan dapat mendukung terwujudnya kemandirian kelembagaan desa dan masyarakat.

11. Perwujudan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan, dengan arah

kebijakan:

a. Peningkatan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup melalui

penerapan teknologi tepat guna dan pemanfaatan jejaring kerjasama dengan tetap menjaga kelestariannya.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini adalah Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap

PDRB Rp22.811.120.000,00 telah melebihi target yang ditetapkan

Rp19.754.500.000,00.

Capaian indikator kinerja telah mencapai target yang ditetapkan, namun perlu tetap ditingkatkan guna mendukung pertumbuhan ekonomi.

b. Pengendalian pengelolaan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini adalah Pertambangan tanpa ijin sebanyak 7 unit belum mencapai target 0 unit, Cakupan pantauan pencemaran status mutu air dengan target 45 titik, pada Tahun 2015 ditargetkan sebanyak 9 titik namun akan dilaksanakan setelah Triwulan II Tahun 2015.

(14)

Upaya pengendalian pengelolaan sumber daya alam dan kerusakan alam belum optimal dan perlu ditingkatkan, yaitu melalui capaian indikator pertambangan tanpa ijin, dan cakupan pantauan pencemaran status mutu air.

c. Peningkatan konservasi lahan melalui pengembangan hutan rakyat.

Arah kebijakan ini didukung oleh indikator kinerja Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air, sumur resapan dan biopori belum dilaksanakan pada Triwulan II Tahun 2015.

Terhadap indikator kinerja tersebut perlu upaya percepatan pencapaian indikator kinerja karena sampai dengan triwulan II belum dilaksanakan.

d. Pengendalian pemanfaatan lahan dengan memperhatikan pengelolaan

lingkungan hidup sesuai dengan RTRW dan RDTR.

Capaian indikator kinerja sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 yang mendukung arah kebijakan ini adalah Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL, UKL-UPL, SPPL 48 pelaku usaha belum mencapai target sebanyak 52 pelaku usaha dan Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau kerusakan LH penegakan hukum lingkungan sebanyak 4 kasus di bawah target 50 kasus.

Terhadap capaian indikator kinerja tersebut, perlu adanya upaya peningkatan kinerja dalam rangka mencapai target pengendalian pemanfaatan lahan dengan memperhatikan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan RTRW dan RDTR.

Untuk lebih jelasnya indikator keberhasilan untuk setiap prioritas pembangunan adalah sebagaimana Tabel 2.1. berikut ini:

(15)

Tabel 2.1.

Prioritas Pembangunan, Arah Kebijakan dan Capaian Indikator Kinerja Kabupaten Semarang sampai dengan Tiwulan II Tahun 2015

PRIORITAS

PEMBANGUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDIKATOR 2015 SATUAN

CAPAIAN S/D TRIWULAN II TAHUN 2015 KONDISI AKHIR (TARGET) TAHUN 2015 Perwujudan masyarakat

sehat Peningkatan pelayanan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

- Jamkesmas/BPJS % 17,05

• RSUD Ungaran 17.515 pasien 31.673 pasien

• RSUD Ambarawa 33.870 pasien 40.282 pasien

- Jamkesda % 4,78

• RSUD Ungaran 286 pasien 804 pasien

• RSUD Ambarawa 1.576 pasien 3.748 pasien

Prosentase penduduk diatas garis

kemiskinan % - 93,57

Prosentase Penduduk miskin % - 6,43

Peningkatan SDM dan sarana prasarana

pelayanan kesehatan Rasio posyandu per satuan balita Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per Per 1000 balita 23,11 22

satuan penduduk Per 1000 penduduk 0,13 0,38

Rasio Rumah Sakit per satuan

penduduk Per 1000 penduduk 0,004 0,004

Rasio dokter per satuan penduduk Per 1000 penduduk 0,35 0,24

Rasio tenaga medis per satuan

penduduk Per 1000 penduduk 0,4 0,31

Cakupan komplikasi kebidanan yang

ditangani % 100 100

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

% 48,73 95

Cakupan desa/kelurahan Universal

Child Immunization (UCI) % akhir tahun 100

Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat

perawatan % 100 100

Cakupan penemuan dan penanganan

(16)

PRIORITAS

PEMBANGUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDIKATOR 2015 SATUAN

CAPAIAN S/D TRIWULAN II TAHUN 2015 KONDISI AKHIR (TARGET) TAHUN 2015 Cakupan penemuan dan penanganan

penderita penyakit DBD % 100 100

Cakupan kunjungan bayi % 51,22 92

Cakupan puskesmas % 136,84 136,84

Cakupan pembantu puskesmas % 28,94 28,94

Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat melalui upaya promotif dan preventif kesehatan di masyarakat, usaha kesehatan sekolah (UKS), dan usaha kesehatan kerja (Ukesja)

Jumlah Pembinaan Kantin Sehat

Sekolah SD - 10

Kantin Sekolah Sehat sekolah - 19

Penyuluhan PHBS kader 26 20

Peningkatan kesehatan ibu dan anak Angka Harapan Hidup*) tahun - 72,5

Angka Kematian Bayi Per 1000 KH 85 kasus 8

Angka Kematian Ibu Per 100.000 KH 13 kasus 102

Angka Kematian Balita Per 1000 KH 92 kasus 5

Persentase balita gizi buruk % 0,02 0,11

Perwujudan norma keluarga kecil yang

berkualitas dan sejahtera; Rata-rata jumlah anak per keluarga Rasio akseptor KB orang % 89,23 3,37 3,22 110

Keluarga Pra KS dan KS1 % dihitung awal

tahun 2016 22,1 dan 23,2

Cakupan peserta KB aktif % 83,13 82,67

Perwujudan masyarakat yang berpendidikan dan berdaya saing

Peningkatan sarana prasarana pelayanan pendidikan yang berkualitas pada semua jenjang pendidikan

Rasio ketersediaan sekolah/penduduk

usia sekolah

- SD/MI % 0,75 0,8

- SMP/MTs % 0,28 0,31

- SMA/SMK/MA % 0,15 0,15

Ruang kelas SD/MI sesuai standar % 91,18 90

Ruang kelas SMP/MTs sesuai standar % 97,41 90

Ruang kelas SMA/SMK sesuai standar % 97,98 41

Jumlah perpustakaan unit 1.115 1.114

Jumlah pengunjung perpustakaan per

tahun orang 139.266 100.000

Koleksi buku yang tersedia di

(17)

PRIORITAS

PEMBANGUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDIKATOR 2015 SATUAN

CAPAIAN S/D TRIWULAN II TAHUN 2015 KONDISI AKHIR (TARGET) TAHUN 2015 Peningkatan kompetensi tenaga pendidik

dan tenaga kependidikan Guru yang berpendidikan S1/D-IV - TK/RA, SD/MI % 73,76 61

- SMP/MTs % 90,37 94

- SMA/MA/SMK % 97,66 98

Guru bersertifikat pendidik

- SD % 60,83 84

- SMP % 60,49 86

- SMA/SMK % 38,51 89

Perwujudan sekolah kejuruan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industry

Jumlah Sekolah kejuruan yang bekerjasama dengan dunia usaha dan industri

buah 38 38

Tersedianya tenaga kerja yang berkualitas dan memiliki perilaku kewirausahaan melalui pelatihan/kursus ketrampilan

Rasio penduduk yang bekerja % 37,36 52,2

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 49,11 87,25

Pencari kerja yang ditempatkan % 60,71 21,25

Peningkatan kualitas pendidikan non

formal dan informal Angka Partisipasi PAUD Angka Partisipasi Murni (APM) % 47,18 40,92

- SD/MI % 95,15 95,13

- SMP/MTs % 81,8 81,84

- SMA/SMK/MA % 40,1 40,1

Angka Partisipasi Kasar (APK)

- SD/MI % 105 104,98 - SMP/MTs % 96 96,04 - SMA/SMK/MA % 58,64 52,91 Angka Kelulusan - SD/MI % 100 99,98 - SMP/MTs % 99,99 99,65 - SMA/SMK/MA % 99,96 99,05

Angka Putus Sekolah

- SD/MI % 0,1 0,11

- SMP/MTs % 0,41 0,21

(18)

PRIORITAS

PEMBANGUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDIKATOR 2015 SATUAN

CAPAIAN S/D TRIWULAN II TAHUN 2015 KONDISI AKHIR (TARGET) TAHUN 2015 Angka Melanjutkan dari SD/Mi ke

SMP/MTs % 91,66 92

Angka Melanjutkan dari SMP/MTs ke

SMA/MA/SMK % 75,11 69

Angka Melek Huruf usia > 15 th % 99,97 99,98

Jumlah organisasi pemuda buah 21 18

Jumlah organisasi olahraga buah 154 150

Jumlah kegiatan kepemudaan Keg; lok; orang 18 12; 13; 300

Jumlah kegiatan olahraga cabang 34 32

Jumlah klub olahraga buah 1.173 1.500

Jumlah gedung olahraga buah 1 1

Jumlah grup kesenian Group 2.410 1.200

Jumlah gedung kesenian buah 1 1

Jumlah penyelenggaraan festival seni

dan budaya kali 34 10

Jumlah sarana penyelenggaraan seni

dan budaya buah 5 5

Benda, situs dan kawasan cagar budaya

yang dilestarikan lokasi 85 34

Perwujudan kedaulatan

pangan Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar Kw/Ha 58,99 Kw/Ha 55,65 Kontribusi sub sektor tanaman pangan

terhadap PDRB Rp. (Juta) 1.487.593,53 1.431.501,70

Kontribusi sub sektor perkebunan

terhadap PDRB Rp. (Juta) 183.123,87 183.901,50

Ketersediaan pangan utama % 147,65 166,81

Pola pangan harapan skor - 90

Regulasi ketahanan pangan Buah - 3

Rehabilitasi Hutan dan lahan kritis % - 27,6

Kontribusi sub sektor kehutanan

terhadap PDRB Rp. (Juta) 189.090,91 99.380,80

Produksi perikanan ton 1694,564 3.921,00

(19)

PRIORITAS

PEMBANGUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDIKATOR 2015 SATUAN

CAPAIAN S/D TRIWULAN II TAHUN 2015 KONDISI AKHIR (TARGET) TAHUN 2015

Konsumsi ikan Kg/kapita 15,33 18,4

Kontribusi sub sektor Perikanan

terhadap PDRB Rp. (Juta) 36.415,15 34.279,80

Perwujudan diversifikasi usaha pertanian menuju agrobisnis, agroindustri dan agrowisata

Jumlah agrobisnis buah 5 6

Jumlah agroindustri buah 12 1

Jumlah agrowisata buah 40 4

Peningkatan kelembagaan dan akses petani terhadap sarana produksi, modal dan pemasaran;

Cakupan binaan kelompok tani % 14 9,39

Cakupan binaan kelompok nelayan kelp 40 40

Perwujudan diversifikasi pangan dengan

memanfaatkan bahan pangan local Kreasi Pangan lokal Festival Pangan kali kali - - 5 5

Perwujudan kemandirian ekonomi yang berdaya saing

Peningkatan kewirausahaan dan jaringan usaha bagi UMKM dan koperasi

berdasarkan klaster

Bertambahnya jumlah koperasi unit 611 721

Persentase koperasi aktif. % 63,33 92,3

Peningkatan koperasi aktif Unit 387 608

Jumlah UKM non BPR/LKMUKM Org 63.146 26.771

Terbinanya pelaku UMKM Org 10.740 7.569

Jumlah BPR/LKM Unit 263 975

Kontribusi sektor Lemb. Keu, Jasa dan

Persewaan terhadap PDRB Rp. (Juta) 942.589,94 892.262,80

Usaha mikro dan kecil % 17 28,3

Ekspor Bersih Perdagangan US $ 000 98.781,95 265.317,99

Cakupan bina kelompok

pedagang/usaha informal % 100 89

Kontribusi sektor industri terhadap

PDRB Rp. (Juta) 8.362.721,63 6.768.358,40

Pertumbuhan industri % 2,27 9,04

Cakupan bina kelompok pengrajin % 25,7 56

Fasilitasi Pengembangan Usaha Kecil

dan Menengah org 25 25

Memfasilitasi peningkatan kemitraan Usaha bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah

UKM 20 50

(20)

PRIORITAS

PEMBANGUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDIKATOR 2015 SATUAN

CAPAIAN S/D TRIWULAN II TAHUN 2015 KONDISI AKHIR (TARGET) TAHUN 2015 Fasilitasi pembangunan kawasan industri

yang dapat menyerap sumber daya lokal; Perencanaan Kawasan Industri KI - 5

Penerapan teknologi tepat guna dan pengembangan industri kreatif berbahan baku lokal yang berwawasan lingkungan

Fasilitasi bagi IKM dalam pemanfaatan

sumber daya IKM 60 80

Sosialisasi E-Commerce paket 1 1

Pembinaan Keterkaitan Produksi

Industri Hulu Hingga Hilir Pelaku usaha - 20

Penerapan SNI IKM - 2

Peningkatan kualitas destinasi wisata dan desa wisata yang berbasis masyarakat dan budaya local

Kunjungan wisata Orang 1.305.100 1.305.100

Jumlah, kelas dan jenis restoran unit 200 200

Jumlah, kelas dan jenis

penginapan/hotel hotel 240 240

Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB (Perdagangan, RM dan Akomodasi) Rp. (Juta) 4.189.859,55 3.080.587,60 Perwujudan pemerintahan yang partisipatif, efektif, efisien dan akuntabel

Penerapan Electronic Government dalam rangka peningkatan kualitas, pemerataan pelayanan publik dan pembangunan sistem data (data base)

Jumlah jaringan komunikasi unit 128 250

Jumlah surat kabar nasional/lokal buah 11 12

Jumlah penyiaran radio/TV lokal buah 11 9

Web Site milik pemerintah daerah Sub domain 69 40

Sistem informasi Manajemen Pemda buah 13 12

Sistem Informasi Pelayanan Perijinan

dan administrasi pemerintah paket 1 1

Rasio penduduk ber KTP persatuan

penduduk % 94,57 100

Kepemilikan akta kelahiran per 1000

penduduk orang 621 1.000

Rasio pasangan ber-akte Nikah % 81 60

Rasio bayi berakte kelahiran % 100 100

Kepemilikan KTP orang 693.752 737.133

Ketersediaan database kependudukan

skala provinsi % 100 100

Penerapan KTP Nasional berbasis NIK % 100 100

(21)

PRIORITAS

PEMBANGUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDIKATOR 2015 SATUAN

CAPAIAN S/D TRIWULAN II TAHUN 2015 KONDISI AKHIR (TARGET) TAHUN 2015

Buku Kabupaten Dalam Angka dokumen - 6

Buku PDRB Kabupaten dokumen - 3

Peningkatan kapasitas SDM aparatur

pemerintah Kegiatan peningkatan SDM pengelola kersipan Kegiatan 2 15

Peningkatan kapasitas kelembagaan dan

ketatalaksanaan SKPD Penerapan pengelolaan arsip secara baku % 32%/20 desa 50

Peningkatan pengelolaan pembangunan melalui perencanaan dan penganggaran yang berbasis kinerja didukung

pengendalian dan pengawasan optimal.

Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan PERDA

buku - 1

Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA/ PERKADA

buku - 1

Tersedianya dokumen perencaaan RKPD

yang telah ditetapkan PERKADA buku 1 6

Penjabaran Program RPJMD ke dalam

RKPD buku 1 6

Pertumbuhan Ekonomi % - 6,1

PDRB ADHB Rp. (Juta) - 18.907.935,00

PDRB ADHK Rp. (Juta) - 7.222.358,40

PDRB ADHB per kapita Rp - 20.220.939,00

PDRB ADHK per kapita Rp - 7.018.290,50

Perwujudan iklim usaha

yang kondusif Peningkatan pelayanan perizinan terpadu yang mendukung investasi melalui penyederhanaan perijinan

Jumlah investor berskala nasional

(PMDN/PMA) bh 24 16

Jumlah nilai investasi berskala nasional

(PMDN/PMA) Rp. milyar 45,437 401,23

Lama proses perijinan hari 3 s.d 14 3 s.d. 14

Kenaikan/penurunan nilai Realisasi

PMDN Rp. milyar 45,437 36,48

Tersedianya regulasi yang mendukung

investasi Perda yang mendukung investasi Perbup yang mendukung investasi dok dok 29 7 26 7

Penyelenggaraan promosi yang mendukung

(22)

PRIORITAS

PEMBANGUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDIKATOR 2015 SATUAN

CAPAIAN S/D TRIWULAN II TAHUN 2015 KONDISI AKHIR (TARGET) TAHUN 2015 Peningkatan penyelenggaraan penataan

ruang berdasarkan pada ketentuan perundang-undangan untuk mewujudkan ruang wilayah yang nyaman, produktif, dan berkelanjutan.

Rasio bangunan ber-IMB per satuan

bangunan % - 80

Luas wilayah produktif Ha - 44,325

Luas Wilayah industri Ha - 1.925

Luas wilayah kebanjiran Ha (Perkotaan) - 0,12

Luas wilayah kekeringan Ha - 4.000

Luas wilayah perkotaan Ha - 8.824,50

Perwujudan budaya

tertib Peningkatan kepatuhan terhadap regulasi Penerapan pelaksanaan regulasi yang Penegakan Perda kasus 134 184

sinergis, sederhana dan tertib Jumlah pajak daerah Jumlah retribusi daerah Jenis Jenis 11 22 10 31

Peningkatan kondisi keamanan, budaya

tertib dan sosial masyarakat Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk % 46 86

Jumlah linmas per jumlah 10.000

penduduk % 77,67 104,1

Rasio Siskamling per jumlah

desa/kelurahan % 14,56 13,481

Angka kriminalitas kasus 311 535

Jumlah demo kegiatan 9 14

Kegiatan pembinaan politik daerah Kegiatan 6 2

Kegiatan pembinaan terhadap LSM,

ormas dan OKP Kegiatan 1 1

Cakupan patroli petugas Satpol PP Kegiatan 245 503

Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman dan

keindahan)

% 93,28 100

Tingkat waktu tanggap daerah layanan

kebakaran wilayah manajemen

kebakaran

% 69 100

Petugas Perlindungan Masyarakat

(Linmas) % 0,78 1,03

(23)

PRIORITAS

PEMBANGUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDIKATOR 2015 SATUAN

CAPAIAN S/D TRIWULAN II TAHUN 2015 KONDISI AKHIR (TARGET) TAHUN 2015 Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat

(FKDM) Kegiatan 0 1

Forum Persaudaraan Bangsa Indonesia

(FPBI) Kegiatan 2 1

Angka sengketa pengusaha-pekerja per

tahun % 2,58 2,45

Keselamatan dan perlindungan % 89,69 75

Penegakan keadilan dan supremasi hukum Terfasilitasinya penanganan perkara

peradilan (TUN & Perdata) di tingkat Pertama, Banding & Kasasi

perkara 1 3

Advokasi permasalahan hukum keg 6 10

Perwujudan infrastruktur yang berkualitas dan merata

Pembangunan infrastruktur jalan ,

terutama jalan kabupaten, jalan poros desa dan jalan/akses yang mendukung

pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Proporsi panjang jaringan jalan dalam

kondisi baik % 66 75

Jalan penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (minimal dilalui roda4)

% 100 70

Panjang jalan kabupaten dalam kondisi

baik (kecepatan kend> 40 km/jam) % 85 75

Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/ saluran pembuangan air (lebar > 1,5 m)

% 1 29,35

Peningkatan sarana dan prasarana

transportasi Jumlah arus penumpang angkutan umum orang 3.707.742 9.416.850

Rasio ijin trayek % 0,000481 1,1

Jumlah uji kir angkutan umum kendaraan 9.023 2.951

Jumlah pelabuhan laut/udara/terminal

bis terminal 1 tipe B 7 tipe C 1 tipe A 7 tipe C

Rasio panjang jalan per jumlah

kendaraan % 0,00467 0,0052

Jumlah orang/ barang yang terangkut

angkutan umum orang ton 3.707.742 - 9.416.850 242,109

Jumlah orang/barang melalui dermaga/

bandara/ terminal per tahun Orang Ton 3.707.742 - 9.416.850 242,109

(24)

PRIORITAS

PEMBANGUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDIKATOR 2015 SATUAN

CAPAIAN S/D TRIWULAN II TAHUN 2015 KONDISI AKHIR (TARGET) TAHUN 2015

Kepemilikan KIR angkutan umum kendaraan 10.875 8.120

Lama pengujian kelayakan angkutan

umum (KIR) Menit 30 30

Pemasangan rambu-rambu Buah 25 722

Penyediaan prasarana olahraga, ruang publik dan ruang terbuka hijau utamanya di perkotaan

Prasarana OR unit 1 1

RTH m2 5.016.142 5.016.142

Ruang publik atau taman m2 35.636,53 30.102

Penyediaan sarana dan prasarana air

bersih yang memadai; Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih % 89,75 93,64

Persentase penduduk berakses air

minum % 82,91 89,36

Peningkatan ketersediaan rumah layak

huni dan rumah bersanitasi; Persentase rumah tinggal bersanitasi Rasio rumah layak huni % % 76,90 76,48 62,20 82,54

Rasio permukiman layak huni % 76,48 79,68

Lingkungan permukiman Ha 20.950 21.325

Lingkungan permukiman kumuh Ha 940 962

Persentase luas permukiman yang

tertata % 58,74 55,21

Peningkatan ketersediaan sarana dan

prasarana pengelolaan sampah; Persentase penanganan sampah Rasio tempat pembuangan sampah % 40,48 79,5

(TPS) per satuan penduduk % 0,66 0,25

Pemenuhan kebutuhan energi listrik; Rasio ketersediaan daya listrik % 100 100

Persentase rumah tangga yang

menggunakan listrik % 99 100

Rumah tangga pengguna listrik % 99 99

Kontribusi sektor listrik, gas dan air

minum terhadap PDRB Rp. (Juta) 241.532,80 213.563,70

Pemenuhan sarana dan prasarana

perdagangan. Sosialisasi E-Commerce Pengembangan sarana pemasaran paket 1 1

produk usaha mikro kecil menengah Tenda UKM Kendaraan 30 - 50 3

Peningkatan jaringan kerjasama antar

(25)

PRIORITAS

PEMBANGUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDIKATOR 2015 SATUAN

CAPAIAN S/D TRIWULAN II TAHUN 2015 KONDISI AKHIR (TARGET) TAHUN 2015 Penyelenggaraan promosi produk usaha

mikro kecil menengah unggulan daerah Event 1 5

Pembangunan pasar pasar 1 2

Penataan tempat berusaha bagi

pedagang kaki lima dan Asongan Shelter Lahan - - 3.000 m2 100

Peningkatan kuantitas dan kualitas jaringan irigasi dan sumber-sumber air untuk pertanian;

Rasio jaringan irigasi dalam kondisi baik % 37,83 70,39

Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi

baik % 39,74 70,39

Drainase dalam kondisi

baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat

% 75,00 65,35

Perwujudan partisipasi masyarakat dalam pembangunan

Peningkatan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan tanpa membedakan gender Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdaya-an masyarakat (LPM)

Org 235 235

Jumlah LSM Org 17 11

Persentase partisipasi perempuan di

lembaga pemerintah % 7,53 5,44

Partisipasi angkatan kerja perempuan % 0,02 30,15

Peningkatan pemberdayaan perempuan dan penyandang masalah sosial dalam proses pembangunan di segala bidang guna peningkatan kualitas hidup;

Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK Klmpk 8.903 8.001

PKK aktif % 50 100

Rasio KDRT % 0,02 0,015

Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan

% 0,015 0,03

Sarana sosial seperti panti asuhan,

panti jompo dan panti rehabilitasi Buah 47 40

Penanganan penyandang masalah

kesejahteraan sosial % 80,95 2,17

Peningkatan pemenuhan kebutuhan terhadap hak-hak anak melalui kerjasama yang sinergis antara pemerintah,

masyarakat dan swasta;

Posyandu aktif % 50 100

Persentase jumlah tenaga kerja dibawah

(26)

PRIORITAS

PEMBANGUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDIKATOR 2015 SATUAN

CAPAIAN S/D TRIWULAN II TAHUN 2015 KONDISI AKHIR (TARGET) TAHUN 2015 Perwujudan kemandirian

kelembagaan desa dan masyarakat.

Peningkatan kemandirian kelembagaan desa dan masyarakat melalui peran serta aktif dalam pembangunan

Cakupan sarana prasarana perkantoran

pemerintahan desa yang baik % 60 100

Peningkatan kapasitas aparatur

pemerintah desa Pelatihan BUMDes Pelatihan Manajemen Desa desa desa 208 208 208 208

Pelatihan Pengelolaan Keuangan Desa desa 208 208

Mendorong keswadayaan masyarakat dalam pembangunan

Swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat

Rp 80.000.000 8.189.839.920

Perwujudan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan

Peningkatan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup melalui penerapan teknologi tepat guna dan pemanfaatan jejaring kerjasama dengan tetap menjaga kelestariannya

Kontribusi sektor pertambangan dan

penggalian terhadap PDRB Rp. (Juta) 22.811,12 19.754,50

Pengendalian pengelolaan sumber daya

alam dan kerusakan lingkungan; Pertambangan tanpa ijin Cakupan Pantauan Pencemaran status unit 7 0

mutu air Titik - 45

Peningkatan konservasi lahan melalui

pengembangan hutan rakyat; Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air: Ha - 70

- Sumur resapan lokasi - 42

- biopori titik - 665

Pengendalian pemanfaatan lahan dengan memperhatikan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan RTRW dan RDTR.

Cakupan pengawasan terhadap

pelaksanaan amdal, UKL-UPL, SPPL Pelaku Usaha 48 52

Pelayanan Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat akibat adanya dugaan Pencemaran dan/atau Kerusakan LH Penegakan hukum lingkungan

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga, dapat disimpulkam bahwa strategi promosi merupakan perencanaan yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam jangka panjang untuk

bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 51 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 51 Tahun 2009 tentang Penggunaan

elektromagnetik, kondisi kesehatan dan interaksi antara frekuensi gelombang elektromagnetik dengan kondisi kesehatan terhadap nilai kadar gula darah tikus putih.selain itu

Pengukuran capaian kinerja Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Banyuwangi Triwulan II Tahun 2021 dilakukan dengan cara membandingkan antara target (rencana)

Berdasarkan hasil pengukuran capaian indikator pada triwulan II ini terdapat beberapa indikator yang masih belum mencantumkan capaian, yaitu: Persentase pemenuhan laboratorium

Perusahaan menyelenggarakan pembukuannya dalam mata uang Rupiah. Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam nilai Rupiah berdasarkan nilai tukar yang berlaku pada

sistem ini didukung dengan aplikasi modern. Sosialisasi ini juga harus dilakukan pada setiap tempat, hal ini bertujuan agar masyarakat yang berkepentingan atau tidak

Seperti pada larutan gula pasir, hasil sintesis C-dots berbahan dasar air jeruk dari kedua metode untuk selanjutnya dilakukan karakterisasi UV-Vis, PL, dan TRPL. Karakterisasi