Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, bahwa keamanan pangan diselenggarakan untuk menjaga pangan tetap aman, higienis, bermutu, bergizi, dan tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat. Penanganan keamanan pangan dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Untuk itu pemerintah dan pemerintah daerah ditugaskan untuk menjamin terwujudnya penyelenggaraan keamanan pangan di setiap rantai pangan secara terpadu.
Pentingnya penanganan keamanan pangan juga dituangkan dalam Permentan No. 65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Penanganan keamanan pangan merupakan urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk memberikan perlindungan hak atas pangan kepada seluruh masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya.
Untuk memberikan pelayanan dasar tersebut, tentunya pelaksanaan penanganan keamanan pangan di Provinsi, dan Kabupaten/Kota tidak cukup hanya menggunakan sumber dana dari APBN saja, sehingga diharapkan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat mengalokasikan anggaran dari APBD untuk menunjang pelaksanaan penanganan keamanan pangan segar di daerahnya. Selain hal tersebut, koordinasi dengan instansi terkait, sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan penanganan keamanan pangan segar.
Pedoman Pelaksanaan Penanganan Keamanan Pangan Segar Tahun 2013 ini merupakan dokumen resmi sebagai acuan bagi aparat Badan Ketahanan Pangan pusat dan daerah dalam melaksanakan penanganan keamanan pangan segar.
Ketentuan pelaksanaan yang lebih rinci, akan diatur dalam petunjuk teknis yang disusun oleh Badan Ketahanan Pangan provinsi, sesuai dengan situasi dan kondisi spesifik wilayah.
Lampiran 1
DAFTAR PARAMETER UJI KEAMANAN PANGAN SEGAR
1) Pestisida ; a) Organochlor b) Organophosphate c) Phyretroid d) Carbamate 2) Mikroba : a) E. Coli b) Salmonella 3) Logam Berat : a) Pb b) Cd c) Hg d) As
Komoditas sampel yang diambil buah dan sayur dengan kriteria: a) banyak diproduksi; b) banyak dikonsumsi dan c) diduga mempunyai permasalahan ketidakamanan pangan
Lampiran 2
DAFTAR LABORATORIUM UJI
YANG DITUNJUK OLEH MENTERI PERTANIAN
No. Nama Laboratorium Uji Alamat
1. Laboratorium Penguji Mutu Gula dan Bahan Pembantu, Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia
Jl. Pahlawan No. 25 Pasuruan 67126 Telepon : 0343 421086 / 0343421086
2. Balai Pengakajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Sulsel-Maros, Lab Penguji Mutu
Jl. DR. Ratulangi Maros Sulsel
3. Balai Pengakajian Teknologi Pertanian (BPTP) Medan
Jl. Jend. Besar Abd. Haris Nasution No.1 B Medan 4. Balai Pengakajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Jawa Timur
Jl. Raya Karang Ploso KM. 4 PO BOX 188 Malang 65101 5. Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi
Hasil Pertanian dan Hasil Hutan Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI
JI. Raya Jambore No. 1 Cibubur Jakarta Timur
6. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat-Obatan (BALITRO) Bogor
JI. Tentara Pelajar No.3 Bogor 16111
7. Balai Penelitian Sayuran (BALITSA), Lembang
JI. Tangkuban Perahu.No. 517 lembang, Bandung
8. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
JI. Tentara Pelajar No.3 A Bogor
9. Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian
JI. Pemuda No. 64 Rawamangun
10. Sucofindo laboratorium Cibitung JI. Arteri Tol Cibitung Bekasi 17520 Telp. 021 88321176 / 021 88321176
11. Balai Pengujian Mutu Barang Ekspor dan impor
JI. Raya Bogor Km 26, Ciracas Jakarta 13740 Telepon : 021 8710321-23/021 8710321-23 12. Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi
Hasil Pertanian dan Hasil Hutan (BPMSHPHH)
Jl. Jambore No.1 Cibubur Jakarta Timur
Tlp. 021 – 87752692 13. Balai Besar Pengembangan dan
Pengendalian Hasil Perikanan
No. Nama Laboratorium Uji Alamat
(BBPPHP), Departemen Kelautan dan Perikanan
Jakarta
Tlp. 021 – 6695586 14. Pusat Pengujian Obat & Makanan
Nasional BPOM
Jl. Percetakan Negara No. 23 Jakarta Pusat
15. Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman,
Ditjen Tanaman Pangan
Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Tlp. 021 – 78835256
16 BPTPH Sumatra Utara Jl. Jend. AH Nasution No. 4
Pangkalan Mashyur Medan Tlp/Fax: 061–7864604/ 061-7864606
17. BPTPH Sumatra Barat Jl. Raden saleh No. 2 Padang
Tlp. 0751–7054686–7055587 Fax. 0751 – 7055587
18. BPTPH Surabaya Jl. Pagesangan 2 / 58 Surabaya
Tlp. 031 – 8282970
19. BBPOM Denpasar Jl. Cut Nyak Dien No. 5
Denpasar - Bali Tlp. 0361 – 225395
20. BPTPH Maros Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 69
Maros
Tlp. 0411 - 371312 / 371593
21. BBPOM Makassar Jl. Bajiminasa No. 2
Tlp. 0411-871115-872021-879041
Sumber :
- Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 51/Permentan/OT.140/10/2008 - Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 27/Permentan/PP.340/5/2009
Lampiran 4
FORMAT
LAPORAN PENANGANAN KEAMANAN PANGAN SEGAR PROVINSI ... (KE PUSAT)
SEMESTER I/II TAHUN 2013
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan
C. Sasaran
II. RENCANA KEGIATAN (ada penjelasan narasi)
Matriks Rencana Kegiatan di Provinsi
No Jenis Kegiatan Sasaran Kegiatan Keluaran Yang Diharapkan Keterangan 1 2 3 4 5
III. PELAKSANAAN KEGIATAN (ada penjelasan narasi)
Matriks Pelaksanaan Kegiatan
No Jenis Kegia tan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Masalah yang Dihadapi Upaya Pemecahan Masalah Anggaran (Rp) Ket Ren-cana Rea-lisasi % 1 2 3 4 5 6 7 8 9
IV. KESIMPULAN DAN SARAN V. PENUTUP
Lampiran 5
FORMAT
PENGUMPULAN DATA KEAMANAN PANGAN SEGAR PROVINSI ... (KE PUSAT)
TAHUN 2013
A. Aparat yang Menangani Keamanan Pangan Segar
No Nama Petugas Asal Instansi No. HP email Pelatihan PPC Pengawas/ Inspektor Auditor PPNS 1 2 3 4 5 6 7 8 9
B. Hasil Uji Lab Provinsi
N o Jenis Komodi ti Asal Sampel Para meter Uji Limit deteksi alat Hasil Pengujian (mg/kg) Stan Dar*) Status Refe rensi Metode Pengujian MS TMS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Ket : MS : Memenuhi syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat
*) : Standar pengujian residu pestisida - SNI 7313:2008
- Permentan No. 01/Permentan/OT.140/1/2007 - codexalimentarius:2009
Standar Pengujian Logam Berat (SNI 7387 : 2009) Standar Pengujian Mikroba (SNI 7388 : 2009)
C. Daftar Laboratorium Terakreditasi yang Melaksanakan Pengujian Keamanan Pangan Segar
No Nama Laboratorium
Alamat Ruang Lingkup
Telp Contact Person
D. Data Kasus Keracunan Pangan
Kab/ Kota
No Kejadian Keracunan
Lokasi *) Penyebab **) Jumlah Korban Sakit Jumlah Korban Meninggal 1 2 3 4 5 6 7 Ket :
*) : Lokasi merupakan tempat terjadinya keracunan, seperti (hajatan, kantor, sekolah, dll) **) : Penyebab merupakan sumber keracunan, seperti Salmonella, E. Coli, jamur, kapang, dll)
E. Data Kasus Penyakit
Kab/ Kota No Jenis Penyakit *) Jumlah Korban Sakit Jumlah Korban Meninggal
1 2 3 4 5
Ket :
*) : Jenis penyakit seperti kanker, autis, diare, muntaber, parkinson, dll
F. Data Pestisida yang beredar
No Jenis Pestisida*) Nama Dagang Bahan Aktif
1 2 3 4
Ket :
*) : Jenis pestisida seperti herbisida, fungsida, insektisida, dll
G. Data Pasar
No Daerah Nama Pasar Alamat
Lampiran 6
METODE PENGAMBILAN SAMPEL
A. Alat dan Bahan
1. Alat yang dipergunakan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut : Plastik ukuran 2 – 3 kg
Cooling box (styrofoam) kapasitas + 20 kg Batu Es
Pulpen Kertas label
Form pengambilan sampel Sarung tangan
2. Bahan/ Sampel
Pangan segar yang beredar.
B. Metode Pengambilan Sampel
Tahapan dalam pengambilan sampel
1. Identifikasi jenis komoditi pangan segar yang akan diambil sampelnya berdasarkan tingkat konsumsi, volume perdagangan dan diduga mengandung cemaran.
2. Identifikasi pasar di tingkat provinsi.
3. Identifikasi pasar di tingkat kabupaten dengan metode acak.
4. Identifikasi pedagang yang akan disampling berdasarkan metode acak. 5. Sampel diambil dengan menggunakan metode acak. Banyaknya sampel
yang diambil sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan untuk pengujian (Uji di laboratorium membutuhkan 2 kg sampel untuk pengujian residu pestisida, mikroba dan logam berat).
6. Petugas pengambil sampel mengenakan sarung tangan dalam melaksanakan tugasnya dan mencatat semua informasi tentang sampel.
7. Sampel yang sudah diambil dari pasar dikumpulkan menurut jenis komoditasnya.
8. Sampel dibungkus dengan plastik serta diberi coding jenis komoditas dan asal provinsi.
10. Sampel dibawa ke laboratorium
11. Apabila ternyata sampel tidak bisa langsung dibawa ke laboratorium, maka diusahakan agar sampel tersebut disimpan pada lemari pendingin untuk menjaga keawetan dan kesegaran sampel, dan diserahkan pada pagi harinya. 12. Setelah menyerahkan sampel kepada petugas lab, agar minta surat tanda
Lampiran 7
CARA PENGUJIAN FORMALIN DENGAN RAPID TEST KIT*
Bahan dan Alat :
1. Rapid test kit untuk formalin 2. Pisau
3. Talenan 4. Gelas/wadah 5. Sendok 6. Label
7. Sampel yang akan diuji 8. Air
9. Masker 10. Sarung tangan
Langkah Pengujian :
1. Ambil sampel sesuai dengan teknik pengambilan sampel 2. Iris sampel menjadi potongan kecil
3. Ambil potongan sampel kira – kira 10 gram, lalu masukkan ke dalam gelas/wadah
4. Tambahkan air secukupnya
5. Sampel yang telah diberi air, kemudian dihancurkan
6. Ambil ekstrak hasil campuran tersebut ke dalam botol 1 sampai terisi ⅓ (sepertiga) botol, lalu dikocok kira – kira 1 menit
7. Pindahkan isi botol 1 ke dalam botol 2, kemudian dikocok kira – kira 1 menit
8. Pindahkan isi botol 2 ke dalam botol 3, lalu amati perubahan warnanya (pengamatan tidak boleh lebih dari 5 menit)
9. Apabila terjadi perubahan warna larutan menjadi merah/pink, diindikasikan bahwa sampel mengandung formalin.
Lampiran 8
CARA PENGUJIAN PESTISIDA DENGAN RAPID TEST KIT
Bahan dan Alat :
1. Rapid test kit untuk pesticide 2. Pisau
3. Talenan 4. Sendok 5. Label
6. Sampel yang akan diuji 7. Air
8. Piring/wadah 9. Masker 10. Sarung tangan
Langkah Pengujian :
1. Ambil sampel sesuai dengan teknik pengambilan sampel 2. Iris sampel menjadi potongan kecil
3. Ambil potongan sampel kira – kira 5 gram, lalu masukkan ke dalam botol 4. Tambahkan 5 ml solvent 1 ke dalam botol sampel, tutup dan kocok dengan
kuat selama ± 1 menit, didiamkan selama ± 10 – 15 menit
5. Dari botol sampel no 3, pipet 1 ml ekstrak campuran tersebut ke dalam tabung reaksi, dan tambahkan 1 ml solvent 2 ke dalam tabung reaksi yang sama sehingga terbentuk 2 lapisan
6. Letakkan tabung reaksi ke dalam water bath modifikasi (suhu air 32 – 36 0C) 7. Masukkan ujung pipet Pasteur ke dalam tabung reaksi yang berisi sampel, sambil hembuskan udara dari pompa ke dalam ekstrak, biarkan sampel sampai solvent 1 menguap yang ditandai dengan hilangnya lapisan bawah 8. Ambil tabung reaksi yang baru untuk digunakan sebagai wadah ekstrak
sampel, cut point dan control
9. Isi masing – masing tabung cut point (batas atas) dan control (batas bawah) dengan solvent 2 sebanyak 0.25 ml/ 1 part dan tabung sampel dengan sampel yang telah dieavporasi sebanyak 0.25 ml/1 part.
10. Tambahkan GT – 1 masing – masing 0.5 ml ke dalam tabung cut, control dan sampel, kemudian diamkan selama 5 menit
11. Campurkan GT – 2 dan Gt – 2.1, campuran ini disebut mix GT – 2. Campurkan GT – 3 dan GT – 3.1, campuran ini disebut mix GT – 3
12. Tambahkan mix GT – 2 sebanyak 0.375 ke dalam tabung cut point dan 0.25 ke dalam tabung control dan sampel. Diamkan selama 30 menit.
13. Tambahkan masing – masing 1 ml GT – 3 ke dalam tabung cut point, control dan sampel
14. Tambahkan masing – masing 0.5 ml GT – 4 ke dalam tabung cut point, control dan sampel
15. Tambahkan masing – masing 0.5 ml GT – 5 ke dalam tabung cut point, control dan sampel
16. Baca hasilnya :
apabila warna di tabung sampel lebih pudar daripada tabung control, maka residu pestisida tidak terdeteksi
apabila warna di tabung sampel lebih pekat daripada tabung control, namun lebih pudar darpada tabung cut point, maka residu pestisida terdeteksi dan masih aman dikonsumsi
apabila warna di tabung sampel lebih pekat daripada tabung cut point, maka residu pestisida terdeteksi dan tidak aman dikonsumsi