• Tidak ada hasil yang ditemukan

4

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. PERENCANAAN KINERJA

Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam sasaran strategis. Perencanaan Kinerja disusun sebagai pedoman bagi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi secara sistematis, terarah dan terpadu.

1. VISI

Visi merupakan suatu gambaran yang menantang tentang masa depan berisikan cita-cita yang ingin diwujudkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar .

Visi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar adalah Masyarakat Sehat di

Lingkungan Pelabuhan dan Bandara yang Mandiri dan Berkeadilan..

Visi tersebut mengandung pengertian yang mendalam dan menunjukkan tekad kuat dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar untuk selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kepada masyarakat untuk mencapai visi Kementerian Kesehatan.

2. Misi

Misi merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan.

Untuk dapat mewujudkan visi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tersebut, ditetapkan 3 (tiga) misi sebagai berikut:

a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat wilayah kerja pelabuhan dan bandara melalui pemberdayaan masyarakat pelabuhan dan bandara , termasuk swasta dan masyarakat madani.

b. Melindungi kesehatan masyarakat pelabuhan dan bandara dengan melakukan cegah tangkal PHEIC sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar.

c. Melindungi kesehatan masyarakat pelabuhan dan bandara dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan.

B. TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan

Melaksanakan pencegahan masuk keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan / bandara serta pengendalian dampak kesehatan lingkungan.

5

2. Sasaran

Sasaran dan indikator kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2015 adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Sasaran dan indikator kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2016

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Persentase pelabuhan/bandara/PLBD

yang melakukan yang melaksanakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

Persentase sinyal kewaspadaan dini yang

direspons 100

2

Persentase kabupaten/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang berpotensi wabah.

20

3 Persentase alat angkut sesuai dengan

standar kekarantinaan kesehatan 100

4

Persentase respon SKD, KLB, Bencana dan Kondisi Matra di wilayah

Pelabuhan/bandara/PLBD

100

5 Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang

melakukan pengendalian vektor terpadu 100

6

Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung

100

7

Pesentase Pelabuhan / Bandara / PLBD yang melaksanakan kegiatan skrining Penyakit Tidak Menular

100

8 Persentase sarana air minum yang dilakukan

pengawasan 100

9 Persentase Tempat Tempat Umum yang

memenuhi syarat kesehatan 70

10 Persentase Tempat Pengelolaan Makanan

(TPM) yang memenuhi syarat kesehatan 70

11 Persentase ketepatan penyusunan laporan

BMN 100

12

Presentase ketepatan waktu menyusun Laporan Keuangan yang tepat waktu dan taat dengan peraturan Keuangan Negara yang berlaku

100

13 Persentase WILKER yang memiliki aset tanah

6

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. PENGUKURAN KINERJA

Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target melalui indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dalam kurun waktu Januari – Desember 2016.

Tahun 2016 merupakan tahun pertama pelaksanaan dari Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015–2019. Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan adalah dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program/kegiatan di masa yang akan datang agar setiap program/ kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.

Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator, pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar khususnya dibandingkan dengan tahun 2015.

Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Aksi Kegiatan (RAK) dan Penetapan Kinerja.

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau indikator-indikator Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar yang telah ditetapkan. Sasaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar adalah:

PERSENTASE PELABUHAN/BANDARA/PLBD YANG MELAKSANAKAN KESIAPSIAGAAN DALAM PENANGGULANGAN KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERPOTENSI WABAH

7

Sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dan Rencana Aksi Kegiatan (RAK), terdapat 13 (tiga belas) indikator kinerja output yaitu:

1. Persentase Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspons

2. Persentase kabupaten/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang berpotensi wabah.

3. Persentase alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan

4. Persentase respon SKD, KLB, Bencana dan Kondisi Matra di wilayah Pelabuhan/bandara/PLBD

5. Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan pengendalian vektor terpadu 6. Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit

menular langsung

7. Pesentase Pelabuhan / Bandara / PLBD yang melaksanakan kegiatan skrining Penyakit Tidak Menular

8. Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan

9. Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan

10. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan 11. Persentase ketepatan penyusunan laporan BMN

12. Presentase ketepatan waktu menyusun Laporan Keuangan yang tepat waktu dan taat dengan peraturan Keuangan Negara yang berlaku

13. Persentase WILKER yang memiliki aset tanah milik Kemenkes

Besaran target dan realisasi masing-masing indikator sebagaimana tertera pada tabel berikut ini :

Tabel 2. Pengukuran Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2016

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

(%)

REALISASI (%) 1 Persentase

pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan yang melaksanakan kesiapsiagaan dalam

penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

Persentase sinyal kewaspadaan dini

yang direspons 100 350,26

2

Persentase kabupaten/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang berpotensi wabah.

20 20

3 Persentase alat angkut sesuai dengan

standar kekarantinaan kesehatan 100 305,71

4 Persentase respon SKD, KLB, Bencana

8

Pelabuhan/bandara/PLBD

5

Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan pengendalian vektor terpadu

100 100

6

Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung

100 66,6

7

Pesentase Pelabuhan / Bandara / PLBD yang melaksanakan kegiatan skrining Penyakit Tidak Menular

100 78,6

8 Persentase sarana air minum yang

dilakukan pengawasan 100 100

9 Persentase Tempat Tempat Umum

yang memenuhi syarat kesehatan 70 70

10

Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan

70 70

11 Persentase ketepatan penyusunan

laporan BMN 100 100

12

Presentase ketepatan waktu menyusun Laporan Keuangan yang tepat waktu dan taat dengan peraturan Keuangan Negara yang berlaku

100 100

13 Persentase WILKER yang memiliki aset

tanah milik Kemenkes 40 40

Uraian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut:

1. INDIKATOR PERTAMA

Untuk mencapai indikator pertama tersebut diperlukan kegiatan-kegiatan, baik “yang harus

dilaksanakan rutin tiap tahun” maupun “yang bersifat tidak rutin”.

a. Kegiatan “yang harus dilaksanakan rutin tiap tahun” antara lain sebagai berikut:

1) Kegiatan Active Case Finding Penyakit potensial wabah di lingkungan bandara dan pelabuhan.

9

a) Sasaran Kegiatan

Terlaksananya penemuan kasus penyakit menular yang terdapat pada masyarakat di lingkungan pelabuhan dan bandara.

b) Kondisi yang dicapai

Kegiatan active case finding di lingkungan pelabuhan dan bandara ditargetkan terlaksana sebanyak 60 kali dengan realisasi 60 kali (100 %)

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Kegiatan Active Case Finding penyakit potensial wabah di lingkungan bandara dan pelabuhan pada tahun 2015 dan 2016 terlaksana 100%

d) Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2016 dengan Target Kinerja Jangka Menengah

Realisasi kegiatan Active Case Finding penyakit potensial wabah di lingkungan bandara dan pelabuhan pada tahun 2016 telah mencapai target kinerja jangka menengah yakni 100%.

e) Permasalahan

- Pengumpulan data sering terlambat karena jumlah tenaga wilker yang sangat terbatas (tiap wilker 2 orang). Yang bersangkutan harus pula melaksanakan tugas pokok lainnya.

- Tenaga teknis yang melaksanakan kegiatan belum sesuai dengan kompetensinya, yaitu tenaga epidemiolog kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang keperawatan.

- Adanya efisiensi perjalanan dinas.

f) Usul Pemecahan Masalah

- Perlunya penambahan tenaga teknis dengan kompetensi yang sesuai.

- Sebagai implementasi dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi KKP, maka kegiatan tetap berlangsung sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati.

2) Pengumpulan Data Penyakit Menular dari Puskesmas Terdekat. a) Sasaran Kegiatan

Terlaksananya pengumpulan data puskesmas yang terdekat dengan wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar.

b) Kondisi yang dicapai

Pada tahun 2016 telah dilaksanakan kegiatan pengumpulan data penyakit menular dari puskesmas terdekat dengan realisasi 100%.

10

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Kegiatan pengumpulan data penyakit dari puskesmas terdekat pada tahun 2016 dan tahun 2015 telah terlaksana 100%.

d) Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2016 dengan Target Kinerja Jangka Menengah

Realisasi kegiatan pengumpulan data penyakit dari puskesmas terdekat pada tahun 2016 telah mencapai target kinerja jangka menengah yakni 100%.

e) Permasalahan

- Pengumpulan data sering terlambat karena jumlah tenaga wilker yang sangat terbatas (tiap wilker 2 orang). Yang bersangkutan harus pula melaksanakan tugas pokok lainnya.

- Tenaga teknis yang melaksanakan kegiatan belum sesuai dengan kompetensinya, terutama dalam melakukan analisis terhadap data yang diperoleh

- Waktu pengumpulan data sangat tergantung dari kesiapan sumber data dalam memberikan data sesuai kebutuhan.

- Adanya efisiensi perjalanan dinas.

f) Usul Pemecahan Masalah :

- Perlunya peningkatan kompetensi petugas teknis dalam melakukan analisis data secara terus menerus dan berkesinambungan.

- Peningkatan frekuensi komunikasi dengan puskesmas bersangkutan

- Melakukan pertemuan jejaring surveilans dengan puskesmas bersangkutan - Tetap melaksanakan kegiatan sebagai pelaksanaan tugas pokok dan fungsi KKP.

3) Penyelidikan Epidemiologi Kasus Penyakit Menular a) Sasaran Kegiatan

Terlaksananya penyelidikan epidemiologi terhadap kasus penyakit menular potensial KLB/wabah yang dilaporkan oleh komunitas pelabuhan dan bandara.

b) Kondisi yang dicapai

Pada tahun 2016 dari 9 kasus penyakit menular di wilayah pelabuhan dan bandara yang timbul, telah dilakukan 9 kali (100%) kegiatan penyelidikan epidemiologi.

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Kegiatan penyelidikan epidemiologi kasus penyakit menular pada tahun 2015 dan tahun 2016 telah terlaksana 100%.

11

d) Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2016 dengan Target Kinerja Jangka Menengah

Realisasi kegiatan pengumpulan data penyakit dari puskesmas terdekat pada tahun 2016 telah mencapai target kinerja jangka menengah yakni 100%.

e) Permasalahan :

Pelaksanaan kegiatan ini tergantung dari pelaporan kasus penyakit menular potensial KLB/wabah oleh masyarakat komunitas pelabuhan dan bandara.

f) Usul Pemecahan Masalah :

Perlu terus ditingkatkan koordinasi dan komunikasi dengan toma dan toga yang ada sehingga setiap kasus penyakit menular potensial KLB/wabah dapat dilaporkan.

4) Pertemuan Penguatan Jejaring Surveilans Epidemiologi a) Sasaran Kegiatan :

Terlaksananya penguatan jejaring surveilans epidemiologi antara KKP Kelas I Denpasar dengan institusi kesehatan terdekat di wilayah provinsi Bali.

b) Kondisi yang dicapai :

Kegiatan pertemuan ditargetkan dilakukan sebanyak satu kali dan telah terealisasi (100%)

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Pertemuan penguatan jejaring surveilans epidemiologi tahun 2015 dan tahun 2016 telah terlaksana 100%.

d) Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2016 dengan Target Kinerja Jangka Menengah

Realisasi kegiatan pertemuan penguatan jejaring surveilans epidemiologi pada tahun 2016 telah mencapai target kinerja jangka menengah yakni 100%

e) Permasalahan :

- Tidak semua institusi kesehatan yang terdekat dengan KKP Kelas I Denpasar dan wilayah kerjanya dapat diikutserakan daam pertemuan karena keterbatasan dana.

- Rencana tindak lanjut berupa kesepakatan dalam penyediaan data bagi keperluan kewaspadaan dini di pintu masuk dengan wilayah belum konsisten terutama dalam ketepatan waktu dalam pengiriman data penyakit.

12

f) Usul Pemecahan Masalah :

Perlunya dilakukan pertemuan serupa secara periodik tiap tahun dengan tetap meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan seluruh institusi kesehatan yang ada.

5) Peningkatan Kemampuan Petugas Teknis dalam Upaya Cegah Tangkal Kejadian PHEIC di pelabuhan dan bandara

a) Sasaran Kegiatan :

Terlaksananya kegiatan pertemuan peningkatan kemampuan petugas teknis dalam upaya cegah tangkal kejadian PHEIC di pelabuhan dan bandara.

b) Kondisi yang dicapai :

Kegiatan pertemuan ditargetkan dilakukan sebanyak satu kali dan telah terealisasi (100%).

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Pertemuan peningkatan kemampuan petugas teknis dalam upaya cegah tangkal kejadian PHEIC di pelabuhan dan bandara tahun 2015 dan tahun 2016 telah terlaksana 100%.

d) Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2016 dengan Target Kinerja Jangka Menengah

Realisasi kegiatan peningkatan kemampuan petugas teknis dalam upaya cegah tangkal kejadian PHEIC di pelabuhan dan bandara pada tahun 2016 telah mencapai target kinerja jangka menengah yakni 100%

e) Permasalahan :

1) Belum adanya SOP yang baku terkait upaya cegah tangkal kejadian bagi masing-masing penyakit potensial PHEIC.

2) Perubahan lokasi pengawasan menyebabkan penambahan mobilisasi sarana, prasarana, dan tenaga yang terbatas.

f) Usul Pemecahan Masalah :

1) Tersusunnya SOP upaya cegah tangkal untuk masing-masing penyakit potensial PHEIC.

2) Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan cegah tangkal agar selalu

up to date dan cukup jumlahnya.

13

6) Pemeriksaan fisik, pemetian, dan penangkutan jenazah. a) Sasaran kegiatan :

Seluruh jenazah yang datang/berangkat dari/ke pelabuhan dan bandara.

b) Kondisi yang dicapai :

Pada tahun 2016 kegiatan pemeriksaan fisik, pemetian, dan pengangkutan jenazah telah terlaksana 100%. Dalam melakukan kegiatan pengawasan lalu lintas jenazah ditentukan targetnya karena bersifat pasif dan tergantung dari rujukan untuk pengiriman jenazah, baik melalui keagenan maupun oleh keluarga jenazah tersebut. Tahun 2016 telah dapat diterbitkan sebanyak 811 dokumen yang meliputi 691 dokumen untuk izin angkut jenazah ke dalam negeri dan 120 dokumen untuk izin angkut jenazah ke luar negeri. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan tahun 2015 yaitu sebanyak 751 dokumen yang meliputi 578 dokumen untuk izin angkut jenazah ke dalam negeri dan 173 dokumen untuk izin angkut jenazah ke luar negeri.

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Pemeriksaan fisik, pemetian, dan pengangkutan jenazah tahun 2015 dan tahun 2016 telah terlaksana 100%.

d) Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2016 dengan Target Kinerja Jangka Menengah

Realisasi kegiatan pemeriksaan fisik, pemetian, dan pengangkutan jenazah pada tahun 2016 telah mencapai target kinerja jangka menengah yakni 100%.

e) Permasalahan

Adanya himbauan untuk membatasi transport lokal yang harus sesuai dengan prinsip ekonomis, efektif dan efisien, menyebabkan seluruh kegiatan penerbitan surat izin angkut jenazah tidak dapat dibiayai transport lokalnya.

f) Usul pemecahan masalah :

Penerbitan dokumen surat izin angkut jenazah tetap dilaksanakan sebagai implementasi tugas pokok dan fungsi KKP.

b. Kegiatan yang tidak bersifat rutin adalah sebagai berikut:

1) Peningkatan Kemampuan Petugas Teknis Kegiatan Kekarantinaan a) Sasaran Kegiatan

Terlaksananya kegiatan pertemuan peningkatan kemampuan petugas teknis dalam upaya cegah tangkal kejadian PHEIC di pelabuhan dan bandara.

14

b) Kondisi yang dicapai

Kegiatan pertemuan ditargetkan dilakukan sebanyak satu kali dan telah terealisasi 100% yang keseluruhan peserta adalah petugas teknis KKP Kelas I Denpasar.

c) Permasalahan

- Belum adanya petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan dalam kegiatan kekarantinaan bagi alat angkut, orang, dan barang.

d) Usul Pemecahan Masalah

Membuat usulan pembuatan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan bagi setiap kegiatan kekarantinaan yang harus dilakukan bagi alat angkut, orang, dan barang ke pusat.

2) Pertemuan Koordinasi Perkembangan dan Ancaman Penyakit Menular Potensial PHEIC di Wilayah Provinsi Bali melalui PoE.

a) Sasaran Kegiatan :

Terlaksananya pertemuan koordinasi perkembangan dan ancaman penyakit menular potensial PHEIC di wilayah Provinsi Bali melalui PoE.

b) Kondisi yang dicapai :

Kegiatan pertemuan ini dilakukan sebanyak satu kali dan dapat terealisasi sebanyak 100% dengan peserta yang berasal dari RSUP Sanglah Denpasar, seluruh stakeholder di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar, Sekretariat Daerah Provinsi Bali, BPBD Provins Bali, Badan SAR Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terpilih di Provinsi Bali dan koordinator wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar.

c) Permasalahan :

Perkembangan pelaksanaan koordinasi dalam penanganan kejadian PHEIC melalui PoE belum terjalin dengan baik sebagai akibat perkembangan situasi bandara dan personil stake holder yang ada senantiasa mengalami perubahan karena mutasi.

d) Usulan Pemecahan Masalah :

Perlu peningkatan komunikasi dan koordinasi dengan seluruh lintas program dan lintas sektor yang ada dalam rangka meningkatkan upaya kewaspadaan dini dan kesiapsiagaan terhadap penyakit menular potensial wabah melalui alat angkut, penumpang, dan barang dari PoE.

15

3) Supervisi pelaksanaan kegiatan surveilans ke wilker a) Sasaran Kegiatan :

Terlaksananya supervisi pelaksanaan kegiatan surveilans ke wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar.

b) Kondisi yang dicapai :

Kegiatan pertemuan ini dilakukan sebanyak 8 kali dan dapat terealisasi sebanyak 100% ke seluruh pelabuhan yang menjadi wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar.

c) Permasalahan :

Keberadaan petugas pelaksana surveilans perlu mampu mengidentifikasi secara komprehensif setiap faktor risiko yang ada karena keterbatasan dan kompetensi yang dimiliki.

d) Usulan Pemecahan Masalah :

Perlu dikembangkan upaya peningkatan kemampuan petugas teknis di wilayah kerja sebagai pelaksana kegiatan yang terintegrasi dan yang berkesinambungan serta terprogram.

4) Refresing Petugas TGC KKP dan Wilayah di Provinsi Bali dan Pengedalian Penyakit. a) Sasaran Kegiatan :

Terlaksananya pertemuan pertemuan dalam rangka refresing petugas TGC KKP dan Wilayah di Provinsi Bali dan Pengendalian Penyakit.

b) Kondisi yang dicapai :

Kegiatan pertemuan ini dilakukan sebanyak satu kali dan dapat terealisasi sebanyak 100% dengan peserta yang berasal dari seluruh stakeholder terkait di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar, BPBD Provins Bali, Badan SAR Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terpilih di Provinsi Bali, koordinator wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar dan penanggung jawab KKP Kelas I Denpasar di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, dan bagian serta bidang di KKP Kelas I Denpasar.

c) Permasalahan :

(1) Tidak semua instansi yang diundang dapat menghadiri undangan pelaksanaan pertemuan.

(2) Pertemuan baru dapat dilaksanakan pada bulan Nopember 2016 karena bersumber dana PNBP.

16

d) Usulan Pemecahan Masalah :

(1) Meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan seluruh petugas TGC yang ada dalam rangka pencegahan penyebaran penyakit menular potensial wabah/PHEIC.

(2) Kegiatan tetap dilaksanakan sebagai implementasi tugas pokok dan fungsi KKP.

2. INDIKATOR KEDUA

Untuk mencapai indikator kedua tersebut diperlukan kegiatan-kegiatan yang melibatkan lintas program dari kabupaten/kota di Provinsi Bali yang telah mempunyai kebijakan kesiapsiagaan penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang berpotensi wabah baik “yang terkait langsung” maupun “yang bersifat pendukung”.

a. Kegiatan yang terkait langsung adalah sebagai berikut :

1) Peningkatan Kemampuan Petugas Teknis dalam Upaya Cegah Tangkal Kejadian PHEIC di pelabuhan dan bandara

a) Sasaran Kegiatan :

Terlaksananya kegiatan pertemuan peningkatan kemampuan petugas teknis dalam upaya cegah tangkal kejadian PHEIC di pelabuhan dan bandara.

b) Kondisi yang dicapai :

Kegiatan pertemuan ditargetkan dilakukan sebanyak satu kali dan telah terealisasi (100%).

c) Permasalahan :

3) Belum adanya SOP yang baku terkait upaya cegah tangkal kejadian bagi masing-masing penyakit potensial PHEIC.

4) Perubahan lokasi pengawasan menyebabkan penambahan mobilisasi sarana, prasarana, dan tenaga yang terbatas.

d) Usul Pemecahan Masalah :

4) Tersusunnya SOP upaya cegah tangkal untuk masing-masing penyakit potensial PHEIC.

5) Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan cegah tangkal agar selalu up to date dan cukup jumlahnya.

PERSENTASE KABUPATEN/KOTA YANG MEMPUNYAI KEBIJAKAN KESIAPSIAGAAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERPOTENSI WABAH.

17

6) Penambahan tenaga teknis agar senantiasa selalu mendapatkan perhatian.

b. Kegiatan yang bersifat pendukung adalah sebagai berikut : 1) Laporan surveilans epidemiologi.

a) Sasaran Kegiatan :

Terlaksananya pengamatan terhadap perkembangan penyakit menular melalui pengamatan Web WHO, pengamatan penyakit menular melalui awak kapal dan penumpang di pelabuhan wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar, serta investigasi dan penanggulangan faktor risiko PHEIC.

b) Kondisi yang dicapai :

Kegiatan surveilans epidemiologi dapat dilaksanakan sesuai dengan target yang diharapkan (100%)

c) Permasalahan :

(1) Keterbatasan jumlah petugas teknis yang masih melaksanakan tugas teknis yang lain.

(2) Tenaga teknis yang melaksanakan kegiatan belum sesuai dengan kompetensinya yaitu tenaga teknis yang berlatar belakang kesehatan lingkungan, kesehatan masyarakat, sanitarian, dan entomologi.

(3) Adanya efisiensi perjalanan dinas.

d) Usul Pemecahan Masalah :

(1) Perlunya penambahan tenaga teknis dengan kompetensi yang sesuai.

(2) Sebagai implementasi dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi KKP, maka kegiatan tetap berlangsung sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati dengan melibatkan seluruh potensi yang ada di bidang dan bagian tata usaha KKP Kelas I Denpasar.

3. INDIKATOR KETIGA

Untuk mencapai indikator ketiga tersebut diperlukan kegiatan-kegiatan, baik “yang harus

dilaksanakan rutin tiap tahun” maupun “yang bersifat tidak rutin”.

a. Kegiatan “yang harus dilaksanakan rutin setiap tahun” adalah sebagai berikut: 1) Pemeriksaan kesehatan kapal

a) Sasaran kegiatan :

18

Seluruh kapal baik yang datang dari luar negeri maupun dalam negeri yang datang dan atau berangkat dari/ke pelabuhan Wilayah Kerja KKP Kelas I Denpasar. Data ini diperoleh dari Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan serta Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III yang ada.

b) Kondisi yang dicapai :

Dalam melakukan kegiatan pemeriksaan kesehatan kapal ini ditargetkan seluruh kapal baik yang datang dari luar negeri dan dalam negeri. Adapun yang dapat diperiksa sebanyak 8.880 kapal (100%).

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Kegiatan pemeriksaan kesehatan kapal tahun 2015 dan tahun 2016 telah terlaksana 100%.

d) Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2016 dengan Target Kinerja Jangka Menengah

Realisasi kegiatan pemeriksaan kesehatan kapal pada tahun 2016 telah mencapai target kinerja jangka menengah yakni 100%.

e) Permasalahan

Regulasi yang ada tidak sejalan dengan perkembangan moda transportasi dan

Dokumen terkait