• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN RI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN RI"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

KEMENTERIAN KESEHATAN RI |

L

L

A

A

K

K

I

I

P

P

K

K

A

A

N

N

T

T

O

O

R

R

K

K

E

E

S

S

E

E

H

H

A

A

T

T

A

A

N

N

P

P

E

E

L

L

A

A

B

B

U

U

H

H

A

A

N

N

K

K

E

E

L

L

A

A

S

S

I

I

D

D

E

E

N

N

P

P

A

A

S

S

A

A

R

R

T

T

A

A

H

H

U

U

N

N

2

2

0

0

1

1

6

6

(3)

i

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kelas I Denpasar tahun 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF

Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar ini secara garis besar berisikan informasi rencana kinerja dan capaian kinerja yang telah dicapai selama tahun 2016. Rencana kinerja dan penetapan kinerja tahun 2016 merupakan kinerja yang ingin dicapai selama tahun 2016 yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015 – 2019 yang telah disarikan dalam Indikator Kinerja Utama dan Penetapan Kinerja tahun 2016.

Adapun sasaran kegiatan tahun 2016 adalah persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan yang melaksanakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah dengan tiga indikator kegaiatan antara lain adalah a) prosentase kasus potensial PHEIC yang terdeteksi di Pelabuhan Bandara dan Pos Lintas Darat, b) Persentase Perimeter dan buffer area yang bebas vector penular penyakit dilingkungan BAndara dan Pos Lintas Darat dan c) Persentase Kualitas air Minum di Pelabuhan Bandara dan Pos Lintas batas yang memenuhi syarat.

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi didukung oleh anggaran DIPA Tahun 2016 terdiri dari Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dengan alokasi anggaran sebesar Rp 22.769.590.000,- yang terdiri dari : Belanja Pegawai Rp. 7.571.879.000,- dan realisasinya Rp.6.961.238.910,- (91,94%), Belanja barang Rp 8.174.507.000,-, dengan realisasi sebesar Rp 6.437.603.087,- (78,75%) dan Belanja Modal Rp 7.023.204.000,- dengan realisasi Rp 6.828.377.998,-(97.23%).

Pencaapaian sasaran kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2016 didukung oleh Sumber Daya Manusia dengan kualifikasi pendidikan yang beragam sebagian besar berpendidikan S2 sebesar 6%, S1 sebesar 27%, D3 sebesar 33%, SLTA sebesar 22%, SMP sebesar 1%, SD sebesar 2% sebanya 114 orang yang perlu ditingkatkan kualitas maupun kuantitasnya dengan dukungan anggaran sebesar Rp 22.769.590.000,- dan tingkat pencapaian sebesar Rp 20.227.219.995,- (88.83 %).

Dalam melaksanakan Kegaiatan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan di Pintu Gerbang Negara dikembangkan strategi sebagai berikut:

1. Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspons

2. Persentase kabupaten/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang berpotensi wabah.

(4)

ii

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kelas I Denpasar tahun 2016

4. Persentase respon SKD, KLB, Bencana dan Kondisi Matra di wilayah Pelabuhan/bandara/PLBD

5. Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan pengendalian vektor terpadu 6. Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit

menular langsung

7. Pesentase Pelabuhan / Bandara / PLBD yang melaksanakan kegiatan skrining Penyakit Tidak Menular

8. Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan

9. Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan

10. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan 11. Persentase ketepatan penyusunan laporan BMN

12. Presentase ketepatan waktu menyusun Laporan Keuangan yang tepat waktu dan taat dengan peraturan Keuangan Negara yang berlaku

(5)

iii

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kelas I Denpasar tahun 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena hanya dengan nikmat dan karunia-Nya, kami dapat menerbitkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar Tahun 2016. LAKIP Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar ini berisi informasi tentang uraian pertanggungjawaban atas keberhasilan dan kegagalan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dalam mencapai tujuan dan sasaran strategisnya selama tahun 2016. Akuntabilitas kinerja ini merupakan evaluasi kinerja KKP Kelas I Denpasar yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun rencana kerja selanjutnya. LAK ini juga memuat aspek keuangan yang secara langsung ada hubungannya dengan hasil (output) dalam rangka mendukung kinerja manajerial Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar.

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No 356/Menkes/SK/III/2008, tugas pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar adalah melaksanakan Pencegahan Masuk dan Keluarnya Penyakit Karantina dan Penyakit Menular Potensial wabah, Kekarantinaan, Pelayanan Kesehatan terbatas di wilayah kerja Pelabuhan/Bandara dan Lintas Batas, serta pengendalian dampak risiko lingkungan.

Demikian, kami sampaikan ucapan terima kasih dari semua pihak. Semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja dapat memberikan informasi tentang penyelenggaraan program di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar, dan diharapkan masukan-masukan atau saran dan kritik yang membangun dari semua pihak dalam rangka peningkatan kinerja pada tahun berikutnya.

Denpasar, Januari 2017 Kepala Kantor

dr. H.Lucky Tjahjono,M.Kes

(6)

iv

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kelas I Denpasar tahun 2016

DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GRAFIK ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. MAKSUD DAN TUJUAN ... 2

C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ... 2

D. SISTIMATIKA ... 3

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 4

A. PERENCANAAN KINERJA ... 4

a. VISI ... 4

b. Misi ... 4

B. TUJUAN DAN SASARAN ... 4

1. Tujuan ... 4

2. Sasaran ... 5

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 5

A. PENGUKURAN KINERJA ... 6

B. SUMBERDAYA ... 56

(7)

v

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kelas I Denpasar tahun 2016

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sasaran dan indikator kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja

tahun 2016 ... 5

Tabel 2. Pengukuran Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2016 .. 7

Tabel 4. Distribusi Pegawai menurut Jabatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I

Denpasar Tahun 2010 - 2015 ... 57

Tabel 5. Rincian Anggaran belanja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun

2015 - 2019 ... 59

Tabel 6. Anggaran dan Realisasi Belanja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar

(8)

vi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kelas I Denpasar tahun 2016

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Pencapaian Kegiatan Pengendalian Jentik Anopheles Pada Tempat

Perindukannya Di KKP Kelas I Denpasar Pada Tahun 2015 dan 2016 ... 30

Grafik 2. Pencapaian Kegiatan Survey Nyamuk Anopheles Dewasa Pada Tempat

Perindukannya Di KKP Kelas I Denpasar Pada Tahun 2015 dan 2016 ... 31

Grafik 3. Pencapaian Kegiatan Pengendalian Faktor Risiko Penyakit DBD dan Arbovirosis

Lainnya Pada Tempat Perindukannya Di KKP Kelas I Denpasar Pada Tahun 2015

dan 2016 ... 32

Grafik 4. Pencapaian Kegiatan Survey Telur Nyamuk Menggunakan Ovitrap Di KKP Kelas I

Denpasar Pada Tahun 2015 dan 2016 ... 33

Grafik 5.

Pencapaian Kegiatan Pengendalian Lalat dan Serangga Lainnya Di KKP Kelas I

Denpasar Pada Tahun 2015 dan 2016 ... 36

Grafik 6.

Pencapaian Pengendalian Vektor Terpadu di wilayah KKP Kelas I Denpasar

Tahun 2016 ... 42

Grafik 7.

Pencapaian Indikator Persentase Kabupaten/Kota Yang Melakukan

Pengendalian Vektor Terpadu di KKP Kelas I Denpasar Pada Tahun 2015 dan

2016 ... 42

Grafik 8. Distribusi Pegawai Menurut Golongan di KKP Kelas I Denpasar tahun 2015 ... 58

Grafik 9. Distribusi Pegawai KKP Kelas I Denpasar berdasarkan Pendidikan tahun 2015 . 58

(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) dibangun dalam rangka upaya mewujudkan good governance‘tata kelola pemerintahan yang baik’dan sekaligus result oriented

government‘ pemerintah yang berorentasi pada output/outcome’. SAKIP merupakan sebuah

system dengan(Performance-base Management)pendekatan manajemen berbasis kinerja untuk penyediaan informasi kinerja guna pengelolaan kinerja. Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, serta sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintahan yang baik, maka perlu disusun laporan akuntabilitas pada setiap akhir tahun.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah, Laporan akuntabilitas kinerja adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/ sasaran strategis instansi.

Prioritas pembangunan kesehatan pada tahun 2015-2019 difokuskan pada delapan fokus prioritas, yang salah satunya adalah pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan.

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Departemen Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Oleh karena itu, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar memiliki kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja tahun 2015 yang bertujuan untuk memberikan gambaran pencapaian secara menyeluruh tentang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar.

Rencana strategis/rencana aksi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2015 – 2019 merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dalam kurun waktu tahun 2015 – 2019. Selama kurun waktu tersebut, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar melaksanakan 1 program utama, yaitu Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan di pintu gerbang negara.

Pelaksanaan program – program yang dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dapat diukur dengan pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan

(10)

2

sebagaimana yang akan disampaikan pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2016 ini.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2016 merupakan bentuk pertanggungjawaban secara tertulis yang memuat keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2015 yang harus dipertanggung jawabkan oleh Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar.

C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Berdasarkan Permenkes Nomor 356/Menkes/SK/III/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas Denpasar mempunyai tugas pokok melaksanakan pencegahan masuk keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah, Kekarantinaan, Pelayanan Kesehatan Terbatas di wilayah kerja Pelabuhan/Bandara dan lintas batas, serta Pengendalian Dampak Kesehatan Lingkungan. Dalam melaksanakan tugas tersebut Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanaan kekarantinaan. b. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan.

c. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di Bandara, Pelabuhan

d. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru dan penyakit lama yang muncul kembali.

e. Pelaksanaaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi dan kimia. f. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring survailans epidemiologi sesuai penyakit yang

berkaitan dengan lalu lintas internasional, regional, dan internasional.

g. Pelaksanaan fasilitas dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk.

h. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan Bandara Pelabuhan dan lintas batas darat negara.

i. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetik dan alat kesehatan serta bahan aditif (OMKABA) ekspor dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan import.

(11)

3

k. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara.

l. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan m. Pelaksanaaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan

n. Pelaksanaaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan survailans kesehatan pelabuhan.

o. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara.

p. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.

Adapun susunan organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar terdiri dari: 1. Bagian Tata Usaha;

2. Bidang Pengendalian Karantina dan Survailans Epidemiologi 3. Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan;

4. Bidang Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah. 5. Kelompok Jabatan Fungsional.

6. Insatalasi (Rawat Jalan, Farmasi, Laboratorium, Simkespel, Regional Center, dan Diklat).

D. SISTIMATIKA

Adapun sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor keseahatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2016 adalah sebagai berikut.

Bab I (Pendahuluan), menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan, serta sistimatika penyajian laporan.

Bab II (Perencanaan dan Perjanjian Kinerja), menjelaskan tentang visi dan misi, tujuan dan sasaran kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar serta kebijakan dan program beserta anggaran yang direncanakan tahun 2016.

Bab III (Akuntabilitas Kinerja), menjelaskan tentang pengukuran kinerja, capaian kinerja tahun 2016, analisis akuntabilitas kinerja dan realisasi anggaran serta sumberdaya manusia yang digunakan dalam rangka pencapaian kinerja Kantor Kesehtan Pelabuhan Kelas I Denpasar selama Tahun 2016.

(12)

4

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. PERENCANAAN KINERJA

Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam sasaran strategis. Perencanaan Kinerja disusun sebagai pedoman bagi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi secara sistematis, terarah dan terpadu.

1. VISI

Visi merupakan suatu gambaran yang menantang tentang masa depan berisikan cita-cita yang ingin diwujudkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar .

Visi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar adalah Masyarakat Sehat di

Lingkungan Pelabuhan dan Bandara yang Mandiri dan Berkeadilan..

Visi tersebut mengandung pengertian yang mendalam dan menunjukkan tekad kuat dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar untuk selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kepada masyarakat untuk mencapai visi Kementerian Kesehatan.

2. Misi

Misi merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan.

Untuk dapat mewujudkan visi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tersebut, ditetapkan 3 (tiga) misi sebagai berikut:

a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat wilayah kerja pelabuhan dan bandara melalui pemberdayaan masyarakat pelabuhan dan bandara , termasuk swasta dan masyarakat madani.

b. Melindungi kesehatan masyarakat pelabuhan dan bandara dengan melakukan cegah tangkal PHEIC sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar.

c. Melindungi kesehatan masyarakat pelabuhan dan bandara dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan.

B. TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan

Melaksanakan pencegahan masuk keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan / bandara serta pengendalian dampak kesehatan lingkungan.

(13)

5

2. Sasaran

Sasaran dan indikator kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2015 adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Sasaran dan indikator kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2016

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Persentase pelabuhan/bandara/PLBD

yang melakukan yang melaksanakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

Persentase sinyal kewaspadaan dini yang

direspons 100

2

Persentase kabupaten/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang berpotensi wabah.

20

3 Persentase alat angkut sesuai dengan

standar kekarantinaan kesehatan 100

4

Persentase respon SKD, KLB, Bencana dan Kondisi Matra di wilayah

Pelabuhan/bandara/PLBD

100

5 Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang

melakukan pengendalian vektor terpadu 100

6

Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung

100

7

Pesentase Pelabuhan / Bandara / PLBD yang melaksanakan kegiatan skrining Penyakit Tidak Menular

100

8 Persentase sarana air minum yang dilakukan

pengawasan 100

9 Persentase Tempat Tempat Umum yang

memenuhi syarat kesehatan 70

10 Persentase Tempat Pengelolaan Makanan

(TPM) yang memenuhi syarat kesehatan 70

11 Persentase ketepatan penyusunan laporan

BMN 100

12

Presentase ketepatan waktu menyusun Laporan Keuangan yang tepat waktu dan taat dengan peraturan Keuangan Negara yang berlaku

100

13 Persentase WILKER yang memiliki aset tanah

(14)

6

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. PENGUKURAN KINERJA

Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target melalui indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dalam kurun waktu Januari – Desember 2016.

Tahun 2016 merupakan tahun pertama pelaksanaan dari Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015–2019. Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan adalah dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program/kegiatan di masa yang akan datang agar setiap program/ kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.

Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator, pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar khususnya dibandingkan dengan tahun 2015.

Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Aksi Kegiatan (RAK) dan Penetapan Kinerja.

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau indikator-indikator Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar yang telah ditetapkan. Sasaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar adalah:

PERSENTASE PELABUHAN/BANDARA/PLBD YANG MELAKSANAKAN KESIAPSIAGAAN DALAM PENANGGULANGAN KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERPOTENSI WABAH

(15)

7

Sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dan Rencana Aksi Kegiatan (RAK), terdapat 13 (tiga belas) indikator kinerja output yaitu:

1. Persentase Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspons

2. Persentase kabupaten/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang berpotensi wabah.

3. Persentase alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan

4. Persentase respon SKD, KLB, Bencana dan Kondisi Matra di wilayah Pelabuhan/bandara/PLBD

5. Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan pengendalian vektor terpadu 6. Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit

menular langsung

7. Pesentase Pelabuhan / Bandara / PLBD yang melaksanakan kegiatan skrining Penyakit Tidak Menular

8. Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan

9. Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan

10. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan 11. Persentase ketepatan penyusunan laporan BMN

12. Presentase ketepatan waktu menyusun Laporan Keuangan yang tepat waktu dan taat dengan peraturan Keuangan Negara yang berlaku

13. Persentase WILKER yang memiliki aset tanah milik Kemenkes

Besaran target dan realisasi masing-masing indikator sebagaimana tertera pada tabel berikut ini :

Tabel 2. Pengukuran Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2016

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

(%)

REALISASI (%) 1 Persentase

pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan yang melaksanakan kesiapsiagaan dalam

penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

Persentase sinyal kewaspadaan dini

yang direspons 100 350,26

2

Persentase kabupaten/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang berpotensi wabah.

20 20

3 Persentase alat angkut sesuai dengan

standar kekarantinaan kesehatan 100 305,71

4 Persentase respon SKD, KLB, Bencana

(16)

8

Pelabuhan/bandara/PLBD

5

Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan pengendalian vektor terpadu

100 100

6

Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung

100 66,6

7

Pesentase Pelabuhan / Bandara / PLBD yang melaksanakan kegiatan skrining Penyakit Tidak Menular

100 78,6

8 Persentase sarana air minum yang

dilakukan pengawasan 100 100

9 Persentase Tempat Tempat Umum

yang memenuhi syarat kesehatan 70 70

10

Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan

70 70

11 Persentase ketepatan penyusunan

laporan BMN 100 100

12

Presentase ketepatan waktu menyusun Laporan Keuangan yang tepat waktu dan taat dengan peraturan Keuangan Negara yang berlaku

100 100

13 Persentase WILKER yang memiliki aset

tanah milik Kemenkes 40 40

Uraian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut:

1. INDIKATOR PERTAMA

Untuk mencapai indikator pertama tersebut diperlukan kegiatan-kegiatan, baik “yang harus

dilaksanakan rutin tiap tahun” maupun “yang bersifat tidak rutin”.

a. Kegiatan “yang harus dilaksanakan rutin tiap tahun” antara lain sebagai berikut:

1) Kegiatan Active Case Finding Penyakit potensial wabah di lingkungan bandara dan pelabuhan.

(17)

9

a) Sasaran Kegiatan

Terlaksananya penemuan kasus penyakit menular yang terdapat pada masyarakat di lingkungan pelabuhan dan bandara.

b) Kondisi yang dicapai

Kegiatan active case finding di lingkungan pelabuhan dan bandara ditargetkan terlaksana sebanyak 60 kali dengan realisasi 60 kali (100 %)

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Kegiatan Active Case Finding penyakit potensial wabah di lingkungan bandara dan pelabuhan pada tahun 2015 dan 2016 terlaksana 100%

d) Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2016 dengan Target Kinerja Jangka Menengah

Realisasi kegiatan Active Case Finding penyakit potensial wabah di lingkungan bandara dan pelabuhan pada tahun 2016 telah mencapai target kinerja jangka menengah yakni 100%.

e) Permasalahan

- Pengumpulan data sering terlambat karena jumlah tenaga wilker yang sangat terbatas (tiap wilker 2 orang). Yang bersangkutan harus pula melaksanakan tugas pokok lainnya.

- Tenaga teknis yang melaksanakan kegiatan belum sesuai dengan kompetensinya, yaitu tenaga epidemiolog kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang keperawatan.

- Adanya efisiensi perjalanan dinas.

f) Usul Pemecahan Masalah

- Perlunya penambahan tenaga teknis dengan kompetensi yang sesuai.

- Sebagai implementasi dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi KKP, maka kegiatan tetap berlangsung sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati.

2) Pengumpulan Data Penyakit Menular dari Puskesmas Terdekat. a) Sasaran Kegiatan

Terlaksananya pengumpulan data puskesmas yang terdekat dengan wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar.

b) Kondisi yang dicapai

Pada tahun 2016 telah dilaksanakan kegiatan pengumpulan data penyakit menular dari puskesmas terdekat dengan realisasi 100%.

(18)

10

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Kegiatan pengumpulan data penyakit dari puskesmas terdekat pada tahun 2016 dan tahun 2015 telah terlaksana 100%.

d) Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2016 dengan Target Kinerja Jangka Menengah

Realisasi kegiatan pengumpulan data penyakit dari puskesmas terdekat pada tahun 2016 telah mencapai target kinerja jangka menengah yakni 100%.

e) Permasalahan

- Pengumpulan data sering terlambat karena jumlah tenaga wilker yang sangat terbatas (tiap wilker 2 orang). Yang bersangkutan harus pula melaksanakan tugas pokok lainnya.

- Tenaga teknis yang melaksanakan kegiatan belum sesuai dengan kompetensinya, terutama dalam melakukan analisis terhadap data yang diperoleh

- Waktu pengumpulan data sangat tergantung dari kesiapan sumber data dalam memberikan data sesuai kebutuhan.

- Adanya efisiensi perjalanan dinas.

f) Usul Pemecahan Masalah :

- Perlunya peningkatan kompetensi petugas teknis dalam melakukan analisis data secara terus menerus dan berkesinambungan.

- Peningkatan frekuensi komunikasi dengan puskesmas bersangkutan

- Melakukan pertemuan jejaring surveilans dengan puskesmas bersangkutan - Tetap melaksanakan kegiatan sebagai pelaksanaan tugas pokok dan fungsi KKP.

3) Penyelidikan Epidemiologi Kasus Penyakit Menular a) Sasaran Kegiatan

Terlaksananya penyelidikan epidemiologi terhadap kasus penyakit menular potensial KLB/wabah yang dilaporkan oleh komunitas pelabuhan dan bandara.

b) Kondisi yang dicapai

Pada tahun 2016 dari 9 kasus penyakit menular di wilayah pelabuhan dan bandara yang timbul, telah dilakukan 9 kali (100%) kegiatan penyelidikan epidemiologi.

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Kegiatan penyelidikan epidemiologi kasus penyakit menular pada tahun 2015 dan tahun 2016 telah terlaksana 100%.

(19)

11

d) Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2016 dengan Target Kinerja Jangka Menengah

Realisasi kegiatan pengumpulan data penyakit dari puskesmas terdekat pada tahun 2016 telah mencapai target kinerja jangka menengah yakni 100%.

e) Permasalahan :

Pelaksanaan kegiatan ini tergantung dari pelaporan kasus penyakit menular potensial KLB/wabah oleh masyarakat komunitas pelabuhan dan bandara.

f) Usul Pemecahan Masalah :

Perlu terus ditingkatkan koordinasi dan komunikasi dengan toma dan toga yang ada sehingga setiap kasus penyakit menular potensial KLB/wabah dapat dilaporkan.

4) Pertemuan Penguatan Jejaring Surveilans Epidemiologi a) Sasaran Kegiatan :

Terlaksananya penguatan jejaring surveilans epidemiologi antara KKP Kelas I Denpasar dengan institusi kesehatan terdekat di wilayah provinsi Bali.

b) Kondisi yang dicapai :

Kegiatan pertemuan ditargetkan dilakukan sebanyak satu kali dan telah terealisasi (100%)

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Pertemuan penguatan jejaring surveilans epidemiologi tahun 2015 dan tahun 2016 telah terlaksana 100%.

d) Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2016 dengan Target Kinerja Jangka Menengah

Realisasi kegiatan pertemuan penguatan jejaring surveilans epidemiologi pada tahun 2016 telah mencapai target kinerja jangka menengah yakni 100%

e) Permasalahan :

- Tidak semua institusi kesehatan yang terdekat dengan KKP Kelas I Denpasar dan wilayah kerjanya dapat diikutserakan daam pertemuan karena keterbatasan dana.

- Rencana tindak lanjut berupa kesepakatan dalam penyediaan data bagi keperluan kewaspadaan dini di pintu masuk dengan wilayah belum konsisten terutama dalam ketepatan waktu dalam pengiriman data penyakit.

(20)

12

f) Usul Pemecahan Masalah :

Perlunya dilakukan pertemuan serupa secara periodik tiap tahun dengan tetap meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan seluruh institusi kesehatan yang ada.

5) Peningkatan Kemampuan Petugas Teknis dalam Upaya Cegah Tangkal Kejadian PHEIC di pelabuhan dan bandara

a) Sasaran Kegiatan :

Terlaksananya kegiatan pertemuan peningkatan kemampuan petugas teknis dalam upaya cegah tangkal kejadian PHEIC di pelabuhan dan bandara.

b) Kondisi yang dicapai :

Kegiatan pertemuan ditargetkan dilakukan sebanyak satu kali dan telah terealisasi (100%).

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Pertemuan peningkatan kemampuan petugas teknis dalam upaya cegah tangkal kejadian PHEIC di pelabuhan dan bandara tahun 2015 dan tahun 2016 telah terlaksana 100%.

d) Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2016 dengan Target Kinerja Jangka Menengah

Realisasi kegiatan peningkatan kemampuan petugas teknis dalam upaya cegah tangkal kejadian PHEIC di pelabuhan dan bandara pada tahun 2016 telah mencapai target kinerja jangka menengah yakni 100%

e) Permasalahan :

1) Belum adanya SOP yang baku terkait upaya cegah tangkal kejadian bagi masing-masing penyakit potensial PHEIC.

2) Perubahan lokasi pengawasan menyebabkan penambahan mobilisasi sarana, prasarana, dan tenaga yang terbatas.

f) Usul Pemecahan Masalah :

1) Tersusunnya SOP upaya cegah tangkal untuk masing-masing penyakit potensial PHEIC.

2) Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan cegah tangkal agar selalu

up to date dan cukup jumlahnya.

(21)

13

6) Pemeriksaan fisik, pemetian, dan penangkutan jenazah. a) Sasaran kegiatan :

Seluruh jenazah yang datang/berangkat dari/ke pelabuhan dan bandara.

b) Kondisi yang dicapai :

Pada tahun 2016 kegiatan pemeriksaan fisik, pemetian, dan pengangkutan jenazah telah terlaksana 100%. Dalam melakukan kegiatan pengawasan lalu lintas jenazah ditentukan targetnya karena bersifat pasif dan tergantung dari rujukan untuk pengiriman jenazah, baik melalui keagenan maupun oleh keluarga jenazah tersebut. Tahun 2016 telah dapat diterbitkan sebanyak 811 dokumen yang meliputi 691 dokumen untuk izin angkut jenazah ke dalam negeri dan 120 dokumen untuk izin angkut jenazah ke luar negeri. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan tahun 2015 yaitu sebanyak 751 dokumen yang meliputi 578 dokumen untuk izin angkut jenazah ke dalam negeri dan 173 dokumen untuk izin angkut jenazah ke luar negeri.

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Pemeriksaan fisik, pemetian, dan pengangkutan jenazah tahun 2015 dan tahun 2016 telah terlaksana 100%.

d) Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2016 dengan Target Kinerja Jangka Menengah

Realisasi kegiatan pemeriksaan fisik, pemetian, dan pengangkutan jenazah pada tahun 2016 telah mencapai target kinerja jangka menengah yakni 100%.

e) Permasalahan

Adanya himbauan untuk membatasi transport lokal yang harus sesuai dengan prinsip ekonomis, efektif dan efisien, menyebabkan seluruh kegiatan penerbitan surat izin angkut jenazah tidak dapat dibiayai transport lokalnya.

f) Usul pemecahan masalah :

Penerbitan dokumen surat izin angkut jenazah tetap dilaksanakan sebagai implementasi tugas pokok dan fungsi KKP.

b. Kegiatan yang tidak bersifat rutin adalah sebagai berikut:

1) Peningkatan Kemampuan Petugas Teknis Kegiatan Kekarantinaan a) Sasaran Kegiatan

Terlaksananya kegiatan pertemuan peningkatan kemampuan petugas teknis dalam upaya cegah tangkal kejadian PHEIC di pelabuhan dan bandara.

(22)

14

b) Kondisi yang dicapai

Kegiatan pertemuan ditargetkan dilakukan sebanyak satu kali dan telah terealisasi 100% yang keseluruhan peserta adalah petugas teknis KKP Kelas I Denpasar.

c) Permasalahan

- Belum adanya petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan dalam kegiatan kekarantinaan bagi alat angkut, orang, dan barang.

d) Usul Pemecahan Masalah

Membuat usulan pembuatan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan bagi setiap kegiatan kekarantinaan yang harus dilakukan bagi alat angkut, orang, dan barang ke pusat.

2) Pertemuan Koordinasi Perkembangan dan Ancaman Penyakit Menular Potensial PHEIC di Wilayah Provinsi Bali melalui PoE.

a) Sasaran Kegiatan :

Terlaksananya pertemuan koordinasi perkembangan dan ancaman penyakit menular potensial PHEIC di wilayah Provinsi Bali melalui PoE.

b) Kondisi yang dicapai :

Kegiatan pertemuan ini dilakukan sebanyak satu kali dan dapat terealisasi sebanyak 100% dengan peserta yang berasal dari RSUP Sanglah Denpasar, seluruh stakeholder di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar, Sekretariat Daerah Provinsi Bali, BPBD Provins Bali, Badan SAR Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terpilih di Provinsi Bali dan koordinator wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar.

c) Permasalahan :

Perkembangan pelaksanaan koordinasi dalam penanganan kejadian PHEIC melalui PoE belum terjalin dengan baik sebagai akibat perkembangan situasi bandara dan personil stake holder yang ada senantiasa mengalami perubahan karena mutasi.

d) Usulan Pemecahan Masalah :

Perlu peningkatan komunikasi dan koordinasi dengan seluruh lintas program dan lintas sektor yang ada dalam rangka meningkatkan upaya kewaspadaan dini dan kesiapsiagaan terhadap penyakit menular potensial wabah melalui alat angkut, penumpang, dan barang dari PoE.

(23)

15

3) Supervisi pelaksanaan kegiatan surveilans ke wilker a) Sasaran Kegiatan :

Terlaksananya supervisi pelaksanaan kegiatan surveilans ke wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar.

b) Kondisi yang dicapai :

Kegiatan pertemuan ini dilakukan sebanyak 8 kali dan dapat terealisasi sebanyak 100% ke seluruh pelabuhan yang menjadi wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar.

c) Permasalahan :

Keberadaan petugas pelaksana surveilans perlu mampu mengidentifikasi secara komprehensif setiap faktor risiko yang ada karena keterbatasan dan kompetensi yang dimiliki.

d) Usulan Pemecahan Masalah :

Perlu dikembangkan upaya peningkatan kemampuan petugas teknis di wilayah kerja sebagai pelaksana kegiatan yang terintegrasi dan yang berkesinambungan serta terprogram.

4) Refresing Petugas TGC KKP dan Wilayah di Provinsi Bali dan Pengedalian Penyakit. a) Sasaran Kegiatan :

Terlaksananya pertemuan pertemuan dalam rangka refresing petugas TGC KKP dan Wilayah di Provinsi Bali dan Pengendalian Penyakit.

b) Kondisi yang dicapai :

Kegiatan pertemuan ini dilakukan sebanyak satu kali dan dapat terealisasi sebanyak 100% dengan peserta yang berasal dari seluruh stakeholder terkait di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar, BPBD Provins Bali, Badan SAR Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terpilih di Provinsi Bali, koordinator wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar dan penanggung jawab KKP Kelas I Denpasar di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, dan bagian serta bidang di KKP Kelas I Denpasar.

c) Permasalahan :

(1) Tidak semua instansi yang diundang dapat menghadiri undangan pelaksanaan pertemuan.

(2) Pertemuan baru dapat dilaksanakan pada bulan Nopember 2016 karena bersumber dana PNBP.

(24)

16

d) Usulan Pemecahan Masalah :

(1) Meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan seluruh petugas TGC yang ada dalam rangka pencegahan penyebaran penyakit menular potensial wabah/PHEIC.

(2) Kegiatan tetap dilaksanakan sebagai implementasi tugas pokok dan fungsi KKP.

2. INDIKATOR KEDUA

Untuk mencapai indikator kedua tersebut diperlukan kegiatan-kegiatan yang melibatkan lintas program dari kabupaten/kota di Provinsi Bali yang telah mempunyai kebijakan kesiapsiagaan penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang berpotensi wabah baik “yang terkait langsung” maupun “yang bersifat pendukung”.

a. Kegiatan yang terkait langsung adalah sebagai berikut :

1) Peningkatan Kemampuan Petugas Teknis dalam Upaya Cegah Tangkal Kejadian PHEIC di pelabuhan dan bandara

a) Sasaran Kegiatan :

Terlaksananya kegiatan pertemuan peningkatan kemampuan petugas teknis dalam upaya cegah tangkal kejadian PHEIC di pelabuhan dan bandara.

b) Kondisi yang dicapai :

Kegiatan pertemuan ditargetkan dilakukan sebanyak satu kali dan telah terealisasi (100%).

c) Permasalahan :

3) Belum adanya SOP yang baku terkait upaya cegah tangkal kejadian bagi masing-masing penyakit potensial PHEIC.

4) Perubahan lokasi pengawasan menyebabkan penambahan mobilisasi sarana, prasarana, dan tenaga yang terbatas.

d) Usul Pemecahan Masalah :

4) Tersusunnya SOP upaya cegah tangkal untuk masing-masing penyakit potensial PHEIC.

5) Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan cegah tangkal agar selalu up to date dan cukup jumlahnya.

PERSENTASE KABUPATEN/KOTA YANG MEMPUNYAI KEBIJAKAN KESIAPSIAGAAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERPOTENSI WABAH.

(25)

17

6) Penambahan tenaga teknis agar senantiasa selalu mendapatkan perhatian.

b. Kegiatan yang bersifat pendukung adalah sebagai berikut : 1) Laporan surveilans epidemiologi.

a) Sasaran Kegiatan :

Terlaksananya pengamatan terhadap perkembangan penyakit menular melalui pengamatan Web WHO, pengamatan penyakit menular melalui awak kapal dan penumpang di pelabuhan wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar, serta investigasi dan penanggulangan faktor risiko PHEIC.

b) Kondisi yang dicapai :

Kegiatan surveilans epidemiologi dapat dilaksanakan sesuai dengan target yang diharapkan (100%)

c) Permasalahan :

(1) Keterbatasan jumlah petugas teknis yang masih melaksanakan tugas teknis yang lain.

(2) Tenaga teknis yang melaksanakan kegiatan belum sesuai dengan kompetensinya yaitu tenaga teknis yang berlatar belakang kesehatan lingkungan, kesehatan masyarakat, sanitarian, dan entomologi.

(3) Adanya efisiensi perjalanan dinas.

d) Usul Pemecahan Masalah :

(1) Perlunya penambahan tenaga teknis dengan kompetensi yang sesuai.

(2) Sebagai implementasi dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi KKP, maka kegiatan tetap berlangsung sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati dengan melibatkan seluruh potensi yang ada di bidang dan bagian tata usaha KKP Kelas I Denpasar.

3. INDIKATOR KETIGA

Untuk mencapai indikator ketiga tersebut diperlukan kegiatan-kegiatan, baik “yang harus

dilaksanakan rutin tiap tahun” maupun “yang bersifat tidak rutin”.

a. Kegiatan “yang harus dilaksanakan rutin setiap tahun” adalah sebagai berikut: 1) Pemeriksaan kesehatan kapal

a) Sasaran kegiatan :

(26)

18

Seluruh kapal baik yang datang dari luar negeri maupun dalam negeri yang datang dan atau berangkat dari/ke pelabuhan Wilayah Kerja KKP Kelas I Denpasar. Data ini diperoleh dari Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan serta Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III yang ada.

b) Kondisi yang dicapai :

Dalam melakukan kegiatan pemeriksaan kesehatan kapal ini ditargetkan seluruh kapal baik yang datang dari luar negeri dan dalam negeri. Adapun yang dapat diperiksa sebanyak 8.880 kapal (100%).

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Kegiatan pemeriksaan kesehatan kapal tahun 2015 dan tahun 2016 telah terlaksana 100%.

d) Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2016 dengan Target Kinerja Jangka Menengah

Realisasi kegiatan pemeriksaan kesehatan kapal pada tahun 2016 telah mencapai target kinerja jangka menengah yakni 100%.

e) Permasalahan

Regulasi yang ada tidak sejalan dengan perkembangan moda transportasi dan teknologi dalam pelabuhan serta regulasi otoritas pelabuhan.

f) Usul pemecahan masalah

Perlu dilakukan penyesuaian terhadap regulasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kekarantinaan di lapangan dalam memberikan keamanan, kenyamanan, dan kepastian hukum bagi petugas teknis bekerja.

2) Pemeriksaan Kesehatan Pesawat a) Sasaran Kegiatan :

Seluruh pesawat yang datang di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar.

b) Kondisi yang dicapai :

Dalam melakukan kegiatan pemeriksaan kesehatan pesawat ditargetkan seluruh pesawat tiba yang dapat diperiksa kesehatannya (100%) dengan realisasi sebanyak 2.916 pesawat atau sebesar 4,22% dari seluruh pesawat yang tiba (69.134 pesawat). Realisasi ini turun dari tahun 2015 yaitu sebesar 10,2% dari seluruh pesawat yang tiba.

(27)

19

c) Permasalahan :

- Keterbatasan jumlah tenaga teknis yang ada menyebabkan realisasi jumlah pesawat yang dapat diperiksa kesehatannya kecil dibandingkan dengan jumlah pesawat yang datang.

- Adanya himbauan untuk membatasi transport lokal yang harus sesuai dengan prinsip ekonomis, efektif dan efisien, menyebabkan seluruh kegiatan penerbitan surat izin angkut jenazah tidak dapat dibiayai transport lokalnya. - Efisiensi perjalanan dinas.

d) Usul Pemecahan Masalah :

Pengawasan kesehatan pesawat diperioritaskan kepada pesawat yang datang dari wilayah yang termasuk ke dalam daerah/negara yang perlu diwaspadai sebagai implementasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi KKP walaupun tidak adanya anggaran untuk perjalanan dinas.

b. Kegiatan “yang tidak dilaksanakan rutin setiap tahun” indikator ini adalah sebagai berikut:

1) Pemeriksan kesehatan kapal dalam rangka Certificate of Pratique a) Sasaran kegiatan :

Seluruh kapal yang datang dari luar negeri di pelabuhan Wilayah Kerja KKP Kelas I Denpasar.

b) Kondisi yang dicapai :

Penerbitan Certificate of Pratique untuk tahun 2016 yaitu sebanyak 188 sertifikat (101,08%), melebihi target yang ditentukan sebanyak 186 sertifikat. Jumlah ini naik dari tahun 2015 yaitu sebanyak 186 sertifikat.

c) Permasalahan :

Adanya instruksi untuk efisien angaran rutin KKP, menyebabkan seluruh kegiatan pemeriksaan kapal dalam rangka penerbitan Certificate of Pratique tidak dapat dibiayai transport lokalnya.

d) Usul pemecahan masalah :

Pemeriksaan kesehatan kapal dalam rangka Certificate of Pratique tetap dilaksanakan sebagai implementasi tugas pokok dan fungsi KKP walaupun tanpa diberikan biaya transport bagi petugas pelaksana di lapangan.

(28)

20

2) Pemeriksaan kapal dalam rangka pengeluaran dokumen PHQC a) Sasaran kegiatan :

Seluruh kapal yang akan berangkat dari pelabuhan Wilayah Kerja KKP Kelas I Denpasar sesuai dengan tujuan masing-masing.

b) Kondisi yang dicapai :

Kegiatan pemeriksaan kapal dalam rangka pengeluaran dokumen PHC ditargetkan sebanyak 31.679 kapal. Seluruh PHC yang diterbitkan tahun 2016 sebanyak 79.946 (252,36%) atau 74,97% dari seluruh data kapal yang tercatat pada KSOP/KUPPL Kelas III (106.643 kapal). Realisasi tersebut lebih kecil dari tahun 2015, yaitu sebesar 97.694 kapal (300,39% dari target yang ditentukan.

c) Permasalahan :

Keterbatasan jumlah petugas teknis dan efisiensi perjalanan dinas dalam pelaksanaan pengawasan lalu lintas keberangkatan kapal di setiap pelabuhan Wilayah Kerja KKP Kelas I Denpasar.

d) Usul pemecahan masalah :

(1) Perlu penambahan tenaga teknis secara periodik di wilayah kerja yang memiliki volume kedatangan kapal yang besar.

(2) Perlu pengawasan terhadap kapal yang berangkat dengan skala perioritas. (3) Kegiatan tetap dilaksanakan sebagai implementasi kegiatan tugas pokok dan

fungsi KKP.

3) Pemeriksaan kapal dalam rangka penerbitan dokumen SSCEC a) Sasaran kegiatan :

Seluruh kapal yang baru berlayar dan sudah habis masa berlaku dokumen SSCEC-nya dapat diterbitkan dokumen yang baru.

b) Kondisi yang dicapai :

Dalam melakukan kegiatan pemeriksaan kapal dalam rangka penerbitan dokumen SSCEC ditargetkan sebanyak 2.100 dokumen dengan realisasi sebanyak 1.413 dokumen atau sebesar 67,29% target yang ditetapkan. Keadaan realisasi tahun sebelumnya mencapai seluruh kapal yang mengajukan penerbitan SSCEC atau sebesar 100%. Demikian pula dengan keadaan tahun sebelumnya (tahun 2015) sebanyak 1.404 atau sebesar 100% kapal yang mengajukan penerbitan SSCEC.

(29)

21

c) Permasalahan :

(1) Belum adanya peraturan perundangan dalam bentuk UU yang melegalisasi penerbitan SSCEC/SSCC. Selama ini baru mengacu pada ketentuan IHR 2005. (2) Adanya efisiensi perjalanan dinas bagi petugas teknis dalam melaksanakan

tugas pemeriksaan kapal untuk penerbitan SSCEC.

d) Usul pemecahan masalah :

(1) Perlunya peraturan perundangan yang bentuk UU untuk melegalkan penerbitan SSCEC/SSCC.

(2) Pelunya adanya alokasi biaya transport bagi petugas teknis dalam pemeriksaan kapal untuk keperluan penerbitan SSCEC.

4) Supervisi kegiatan kegiatan Kekarantinaan ke Wilayah Kerja. a) Sasaran kegiatan :

Permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan kekarantinaan di wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar.

b) Kondisi yang dicapai :

Dalam melakukan kegiatan supervisi dan bintek kegiatan dalam rangka pemeriksaan dokumen kesehatan kapal ditargetkan sebanyak 12 kali kegiatan dengan realisasi 9 kali (75%).

c) Permasalahan :

Adanya efisiensi anggaran menyebabkan kegiatan supervisi tidak dapat dilaksanakan secara optimal.

d) Usul pemecahan masalah :

Perlu alokasi anggaran secara khusus untuk keperluan supervisi ke wilayah kerja.

4. INDIKATOR KEEMPAT

1) Pelayanan Kesehatan Posko Hari Raya Nyepi a) Sasaran Kegiatan

Kegiatan pelayanan kesehatan Posko Hari Raya Nyepi ini dilaksanakan di wilayah kerja Pelabuhan Laut Padang Bai, Gilimanuk, dan Bandara, dengan sasaran para

PERSENTASE RESPON SKD, KLB, BENCANA DAN KONDISI MATRA DI WILAYAH PELABUHAN/BANDARA/PLBD

(30)

22

petugas/pengguna jasa bandara/pelabuhan laut yang memerlukan pelayanan kesehatan.

b) Kondisi yang dicapai tahun 2016

Pada Tahun 2016, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Hari Raya Nyepi di 3 wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar sudah terlaksana 100%.

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Selama tahun 2015 dan 2016, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Hari Raya Nyepi di 3 wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar terlaksana 100%.

2) Pelayanan Kesehatan Posko Arus Mudik Lebaran a) Sasaran Kegiatan

Kegiatan pelayanan kesehatan Posko Hari Raya Idul Fitri ini dilaksanakan di wilayah kerja Pelabuhan Laut Padang Bai, Gilimanuk, Benoa, Celukan Bawang dan Bandara, dengan sasaran para petugas/pengguna jasa bandara/pelabuhan laut yang memerlukan pelayanan kesehatan.

b) Kondisi yang dicapai tahun 2016

Pada Tahun 2016, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Hari Raya Idul Fitri di 5 (lima) wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar sudah terlaksana 100%.

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Selama tahun 2015 dan 2016, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Hari Raya Idul Fitri di 5 (lima) wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar terlaksana 100%.

3) Pelayanan Kesehatan Posko Natal dan Tahun Baru a) Sasaran Kegiatan

Kegiatan pelayanan kesehatan Posko Hari Raya Natal dan Tahun Baru ini dilaksanakan di wilayah kerja Pelabuhan Laut Padang Bai, Gilimanuk, Benoa, Celukan Bawang dan Bandara, dengan sasaran para petugas/pengguna jasa bandara/pelabuhan laut yang memerlukan pelayanan kesehatan.

b) Kondisi yang dicapai tahun 2016

Pada Tahun 2016, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Hari Raya Natal dan Tahun Baru di 5 (lima) wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar sudah terlaksana 100%.

(31)

23

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Selama tahun 2014 dan 2015, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Hari Raya Natal dan Tahun Baru di 5 (lima) wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar terlaksana 100%.

4) Posko dalam Rangka Event Nasional/Internasional di Bandara dan Wilker Pelabuhan Laut

a) Sasaran Kegiatan

Seluruh petugas/pengguna jasa di wilayah Bandara dan Pelabuhan Laut saat kegiatan event Nasional/Internasional

b) Kondisi yang dicapai tahun 2016

Selama Tahun 2016, telah dilaksanakan 4 (empat) kali pelaksanaan posko dalam rangka event Nasional/Internasional di Bandara Ngurah Rai dan di Wilker Pelabuhan Laut.

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Selama tahun 2015 dan 2016, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka event nasional/internasional di 5 (lima) wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar terlaksana 100%.

5) Pelayanan Kesehatan Posko Piodalan Pura Silayukti a) Sasaran Kegiatan

Kegiatan pelayanan kesehatan Posko Piodalan Pura Silayukti ini dilaksanakan di wilayah kerja Pelabuhan Laut Padang Bai, dengan sasaran para pemedek (umat yang melakukan persembahyangan ke Pura Silayukti) yang memerlukan pelayanan kesehatan.

b) Kondisi yang dicapai tahun 2016

Pada Tahun 2016, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Piodalan Pura Silayukti di wilayah kerja Pelabuhan Laut Padangbai sudah terlaksana 100%.

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Selama tahun 2015 dan 2016, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Piodalan Pura Silayukti di wilayah kerja Pelabuhan Laut Padangbai terlaksana 100%.

(32)

24

6) Kegiatan Matra Lapangan (Pramuka) a) Sasaran Kegiatan

Anggota Pramuka SD/MI yang berada di lingkungan Pelabuhan Laut/Bandara Wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar

b) Kondisi yang dicapai tahun 2016

Selama Tahun 2016, telah dilaksanakan 14 (empat belas) kali kegiatan Matra Lapangan (Pramuka) di 4 (empat) wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar.

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Selama tahun 2015 dan 2016, kegiatan Matra Lapangan (Pramuka) di 4 (empat) wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar terlaksana 100%.

7) Pengumpulan Data Hiperbarik (Matra) Laut di Wilker Padangbai dan Gilimanuk a) Sasaran kegiatan

Perusahaan/agent diving di wilayah pelabuhan laut Padang Bai serta penyelam tradisional di Wilker Gilimanuk

b) Kondisi yang dicapai tahun 2016

Kegiatan pengumpulan data hiperbarik di pelabuhan laut padangbai dan Gilimanuk pada tahun 2016 telah terlaksana 100%

c) Perbandingan Realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Selama tahun 2015 dan 2016, kegiatan Matra Laut terlaksana 100%

d) Permasalahan :

- Belum adanya peraturan yang mewajibkan perusahaan/agent diving untuk melaporkan data kesehatan baik instruktur maupun wisatawan diving kepada otoritas kesehatan setempat

- Tidak adanya pengawasan dari Instansi pemerintah terkait keberadaan penyelam tradisional

e) Usulan Pemecahan Masalah:

- Melakukan koordinasi dengan perusahaan/agent diving untuk tetap melakukan pengawasan secara berkala kesehatan baik instruktur maupun wisatawan diving

- Saat pendataan, diberikan informasi agar tetap menjaga keselamatan dan melakukan pendekatan agar para penyelam ini jika terjadi masalah kesehatan segera mencari pertolongan kepada Fasilitas kesehatan yang ada.

(33)

25

8) Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Vaksinasi Traveller dan Umroh a) Sasaran Kegiatan

Sasaran dari kegiatan ini adalah penanggung jawab program/kegiatan Haji yang berasal dari Kementerian Agama dan Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota yang ada di Propinsi Bali, serta agen Travel/Umroh di Kota Denpasar

b) Kondisi yang dicapai tahun 2016

Pada tahun 2016, kegiatan pertemuan Koordinasi pelaksanaan Vaksinasi Traveller dan Umroh sudah terealisasi 100%.

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

kegiatan pertemuan Koordinasi pelaksanaan Vaksinasi Traveller dan Umroh sudah terealisasi 100%.

9) Refreshing Skill Petugas Medis KKP Kelas I Denpasar a) Sasaran Kegiatan

Dokter dan Perawat di KKP Kelas I Denpasar

b) Kondisi yang dicapai tahun 2016

Pada Tahun 2016, kegiatan Refreshing Skill Petugas Medis dilaksanakan sebanyak 1 kali dan telah terlaksana 100%.

10) Pertemuan Koordinasi Pemeriksaan Kesehatan serta Pelaksanaan Vaksinasi CJH Propinsi Bali

a) Sasaran Kegiatan

Sasaran dari kegiatan ini adalah penanggung jawab program/kegiatan Haji yang berasal dari Kementerian Agama serta Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota yang ada di Propinsi Bali.

b) Kondisi yang dicapai tahun 2016

Pada tahun 2016, kegiatan pertemuan Koordinasi Pemeriksaan Kesehatan serta Pelaksanaan Vaksinasi CJH Propinsi Bali sudah terealisasi 100%.

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

kegiatan pertemuan Koordinasi Pemeriksaan Kesehatan serta Pelaksanaan Vaksinasi CJH Propinsi Bali sudah terealisasi 100%.

(34)

26

11) Pertemuan Koordinasi Persiapan Posko Mudik Lebaran a) Sasaran Kegiatan

Stakeholder terkait di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan Koordinator serta petugas teknis Wilker KKP Kelas I Denpasar.

b) Kondisi yang dicapai tahun 2016

Pada tahun 2016, kegiatan pertemuan Koordinasi persiapan Posko Mudik Lebaran sudah terealisasi 100%.

12) Pemeriksaan Pemeriksaan Tensi Pilot/Crew secara Radom dalam rangka Matra Penerbangan

a) Sasaran Kegiatan

Crew pesawat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai secara random saat Posko Lebaran

b) Kondisi yang dicapai tahun 2016

Kegiatan pemeriksaan crew pesawat ini telah terlaksana pada penerbangan tertentu

c) Permasalahan

- Ground time pesawat yang bervariasi diantara airlines yang ada dan secara

umum relatif sangat singkat (sekitar 20 – 30 menit), sehingga belum dapat terlaksana pemeriksaan kesehatan dengan maksimal pada seluruh responden.

- Kegiatan pemeriksaan awak pesawat udara ini masih mendapat respon yang kurang baik dari beberapa responden, disebabkan kegiatan ini bukan merupakan kegiatan berskala nasional sehingga beberapa responden merasa sedikit terganggu.

d) Usulan Pemecahan Masalah

- Karena bukan merupakan kegiatan yang berskala Nasional, maka koordinasi dengan lintas sektor terutama dengan pihak Otoritas Bandara setempat, pihak PAP sebagai penyelenggara bandara serta pihak managemen dari masing-masing Airlines dan Groundhandling tetap dilakukan sehingga kendala berupa respon yang kurang baik dari pihak awak pesawat udara dapat lebih diminimalkan pada saat pelaksanaan di lapangan.

(35)

27

13) Pendampingan Vaksinasi Meningitis di Kabupaten/Kota a) Sasaran Kegiatan

Kegiatan pendampingan ini dilaksanakan di 9 kabupaten/kota saat pelaksanaan Vaksinasi Meningitis bagi calon Jemaah Haji.

b) Kondisi yang dicapai tahun 2016

Pada Tahun 2016, kegiatan pendampingan pelaksanaan Vaksinasi Meningitis sekaligus pengesahan ICV calon Jemaah Haji Propinsi Bali sudah terealisasi 100% di 9 kab/kota.

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Selama tahun 2015 dan 2016, kegiatan pendampingan pelaksanaan Vaksinasi Meningitis sekaligus pengesahan ICV calon Jemaah Haji Propinsi Bali terlaksana 100% di 9 kab/kota.

14) Pendampingan Jamaah Haji ke Asrama Haji Sukolilo Surabaya a) Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan dengan sasaran seluruh Calon Jemaah Haji (CJH) asal Propinsi Bali saat Embarkasi (mulai dari penerimaan CJH di Asrama Haji, pemeriksaan kesehatan terakhir, sampai pemberangkatan Jemaah dari Asrama Haji dan Bandara) serta saat Debarkasi (mulai dari kedatangan Jemaah Haji di Bandara sampai proses

clearance di Asrama Haji).

b) Kondisi yang dicapai tahun 2016

Pada Tahun 2016, kegiatan pendampingan CJH saat embarkasi dapat terealisasi, namun saat debarkasi tidak dapat terlaksana karena anggaran mengalami efisiensi.

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Selama tahun 2015 dan 2016, kegiatan pendampingan CJH saat embarkasi dan debarkasi sudah terealisasi 100%.

d) Permasalahan

Dengan diberlakukannya Permenkes RI No. 15 Tahun 2016 tentang Istitaah Kesehatan Jemaah Haji, yang diundangkan pada tanggal 11 April 2016, maka CJH dengan kriteria yang Tidak Memenuhi Syarat Istitaah Kesehatan Haji, tidak akan dapat diberangkatkan ke Tanah Suci. Namun pada kasus CJH asal Bali tersebut terkesan kurangnya komunikasi pihak Dinas Kesehatan Kabupaten pada CJH sehingga status tolak berangkat baru diketahui yang bersangkutan pada saat di Asrama Embarkasi.

(36)

28

e) Usulan pemecahan masalah

Memberikan saran kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar lebih aktif dalam memberikan informasi mengenai Permenkes RI No. 15 Tahun 2016 tentang Istitaah Kesehatan Jemaah Haji sehingga CJH dapat mengetahui tentang status kesehatannya lebih awal dan tidak terjadi lagi kasus penolakan keberangkatan Jemaah Calon Haji saat di Asrama Haji yang disebabkan oleh penyakit yang telah terdeteksi oleh pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan setempat.

15) Posko dalam rangka Maulid Nabi Muhammad di Pelabuhan Laut Celukan Bawang a) Sasaran Kegiatan

Umat yang melakukan rangkaian kegiatan dalam rangka Perayaan Maulid Nabi Muhammad di Wilker Pelabuhan Laut Celukan Bawang

b) Kondisi yang dicapai tahun 2016

Pada Tahun 2016, kegiatan Posko dalam rangka Maulid Nabi Muhammad di Pelabuhan Laut Celukan Bawang sudah terealisasi 100%

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Selama tahun 2015 dan 2016, kegiatan Posko dalam rangka Maulid Nabi Muhammad di Pelabuhan Laut Celukan Bawang sudah terealisasi 100%

16) Penanganan keadaan emergency/P3K di bandara dan pelabuhan a) Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar, baik Pelabuhan laut maupun Bandara, dengan sasaran crew kapal/pesawat, penumpang, petugas/pengguna jasa yang memerlukan pelayanan kesehatan/P3K.

b) Kondisi yang dicapai tahun 2016

Pada Tahun 2016, penanggulangan terhadap kejadian emergency/P3K di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar sudah tertangani 100%.

c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dan 2016

Selama tahun 2015 dan 2016, penanggulangan terhadap kejadian emergency/P3K di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar sudah tertangani 100%.

d) Permasalahan

Kondisi fisik Ambulans di seluruh wilker KKP Kelas I Denpasar sudah tidak optimal.

e) Usulan Pemecahan Masalah

(37)

29

5. INDIKATOR KELIMA

Untuk mencapai indikator tersebut tersebut diperlukan kegiatan-kegiatan, baik yang terkait

langsung maupun yang bersifat pendukung.

Kegiatan “yang terkait langsung” dengan indikator ini adalah sebagai berikut:

1) Layanan Pelaksanaan Pengendalian Penyakit Malaria di Pelabuhan/Bandara/Pos Lintas Batas Darat

a. Sasaran Kegiatan

Terlaksananya pengendalian vektor Malaria di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar.

b. Kondisi yang dicapai

Untuk mencapai target layanan pengendalian malaria di Pelabuhan/Bandara/Pos Lintas Batas Darat, maka dilakukan kegiatan sebagai berikut:

1. Survey Jentik Anopheles pada tempat perindukannya

Kegiatan ini hanya dilaksanakan di 3 wilker yang memiliki breeding places nyamuk

Anopheles, yaitu di Bandara Ngurah Rai, Padangbai dan Wilker Celukanbawang.

Pengamatan populasi jentik Anopheles dilaksanakan dengan melakukan pencidukan air di beberapa titik pencidukan pada tempat perindukan nyamuk

Anopheles. Kepadatan jentik Anopheles dinyatakan dalam Dipper Index (DI). Dipper Index jentik Anopheles pada tempat perindukan di ketiga wilker masih

bervariasi setiap bulannya dengan DI tertinggi dilaporkan terjadi pada bulan Agustus 2016 di Wilker Padangbai yaitu sebesar 8,2.

Target kegiatan sebanyak 36 kali di seluruh wilayah kerja (masing-masing wilker 12 kali kegiatan). Selama tahun 2016, kegiatan survey jentik Anopheles dilaksanakan sebanyak 36 kali di seluruh wilayah kerja sehingga pencapaiannya adalah sebesar 100%. Besarnya pencapaian kegiatan ini pada tahun 2016 sama dengan pencapaian pada tahun 2015.

2. Pengendalian Jentik Anopheles

Kegiatan ini hanya dilaksanakan di 3 wilker yang memiliki breeding places nyamuk

Anopheles, yaitu di Bandara Ngurah Rai, Padangbai dan Wilker Celukanbawang. PERSENTASE PELABUHAN/BANDARA/PLBD YANG MELAKUKAN PENGENDALIAN

(38)

30

Pengendalian jentik Anopheles dilakukan apabila angka DI pada tempat perindukan terjadi peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Target pelaksanaan adalah masing-masing sebanyak 4 kali per tahun sehingga total kegiatan pengendalian jentik di seluruh wilayah kerja adalah sebanyak 36 kali. Selama tahun 2016, pelaksanaan kegiatan pengendalian jentik Anopheles adalah sebanyak 36 kali (pencapaiannya 100%) dengan jumlah larvasida yang dihabiskan adalah sebanyak 47 liter.

Bila dibandingkan dengan tahun 2015, pencapaian kegiatan ini mengalami peningkatan pada tahun 2016 sebesar 33,3% seperti pada grafik berikut:

Grafik 1. Pencapaian Kegiatan Pengendalian Jentik Anopheles Pada Tempat Perindukannya Di KKP Kelas I Denpasar Pada Tahun 2015 dan 2016

3. Survey Nyamuk Anopheles dewasa

Kegiatan survey nyamuk Anopheles dewasa dilaksanakan secara Spot

Survey yaitu untuk mengetahui kepadatan populasi nyamuk Anopheles dewasa di

lingkungan pelabuhan, perilaku nyamuk sebelum dan sesudah menggigit, spesies yang ditemukan, kemudian dianalisis potensi faktor risiko dan metode pengendaliannya. Kegiatan dilaksanakan di Wilker Celukanbawang, Wilker Padangbai dan Bandara Ngurah Rai. Pelaksanaan survey di wilayah kerja didampingi oleh 3 orang petugas dari induk.

Berdasarkan hasil kegiatan survey nyamuk Anopheles dewasa di ketiga wilker pada tahun 2016, hanya ditemukan nyamuk Anopheles dewasa di wilker Padangbai pada bulan Maret 2016 dengan MHD kandang sebesar 0,25 dan MHD dinding sebesar 0,5. Hasil ini menunjukkan potensi risiko populasi nyamuk Anopheles di wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar masih terkendali.

(39)

31

Target kegiatan survey nyamuk Anopheles dewasa pada tahun 2016 adalah sebanyak 6 kali di seluruh wilayah kerja yang memiliki tempat perindukan nyamuk

Anopheles. Selama tahun 2016, kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 5 kali sehingga

pencapaiannya adalah sebesar 83,3%. Besarnya pencapaian ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2015 karena adanya efisiensi anggaran.

Grafik 2. Pencapaian Kegiatan Survey Nyamuk Anopheles Dewasa Pada Tempat Perindukannya Di KKP Kelas I Denpasar Pada Tahun 2015 dan 2016

c. Permasalahan

Lebatnya semak-semak di sekitar tempat perindukan yang menyulitkan pemantauan dan berpotensi membahayakan petugas dari gigitan ular maupun serangga lain.

d. Usul Pemecahan Masalah

Berkoordinasi dengan pengelola pelabuhan, instansi terkait di pelabuhan termasuk Puskesmas terdekat untuk mendapat dukungan dan kerja sama dalam menindaklanjuti hasil temuan program yang dilaksanakan

e. Kesimpulan

Capaian indikator Persentase Kabupaten/Kota Yang Melakukan Pengendalian Vektor Terpadu pada output Layanan Pelaksanaan Pengendalian Penyakit Malaria di Pelabuhan/Bandara/Pos Lintas Batas Darat pada tahun 2016 sudah mencapai 94,4%.

2) Layanan Pelaksanaan Pengendalian Penyakit DBD dan Arbovirosis Lainnya di Pelabuhan/Bandara/Pos Lintas Batas Darat.

a. Sasaran Kegiatan

Terlaksananya pengendalian vektor DBD di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar.

Gambar

Tabel 1. Sasaran dan indikator kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja  tahun 2016
Grafik 1. Pencapaian Kegiatan Pengendalian Jentik Anopheles  Pada Tempat  Perindukannya Di KKP Kelas I Denpasar Pada Tahun 2015 dan 2016
Grafik 2. Pencapaian Kegiatan Survey Nyamuk Anopheles  Dewasa Pada Tempat  Perindukannya Di KKP Kelas I Denpasar Pada Tahun 2015 dan 2016
Grafik 3.  Pencapaian Kegiatan Pengendalian Faktor Risiko Penyakit DBD dan  Arbovirosis Lainnya Pada Tempat Perindukannya Di KKP Kelas I Denpasar Pada Tahun
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Laporan akuntabilitas kinerja Inspektorat Jenderal Kemendikbud ini memuat laporan kinerja yang telah dicapai selama Tahun Anggaran 2016, capaian kinerja yang diukur dengan

Evaluasi SAKIP dimaksud mengacu pada Permenpan RB Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Iur biaya akan memberatkan peserta Askes penderita DM tipe 2 disertai dengan komplikasi, oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi terhadap faktor- faktor yang

1) APBN merupakan wujud pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan tiap tahun dengan undang- undang. 2) APBN terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran

Memperhatikan Rencana Aksi Program Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tahun 2020-2024, Tujuan, Arah Kebijakan, Strategi dan Sasaran Strategis sebagaimana

Selama Undang-undang mengenai hak milik sebagai tersebut dalam pasal 50 ayat (1) belum terbentuk, maka yang berlaku adalah ketentuan- ketentuan hukum adat setempat

kecantikan. Identitas merek yang ditampilkan pada desain kemasan sebelumnya bermacam – macam, diantaranya adakah merk Roi, merk Paranox, merk Urederm, dan

Untuk itu, dalam bagian pertama akan dijelaskan munculnya gerakan reformasi, pemahaman masyarakat indonesia tentang reformasi,di mana gereja-gereja di indonesia menjadi bagian