• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA instansi pemerintah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KINERJA instansi pemerintah"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN akuntabilitas

KINERJA instansi

pemerintah

inspektorat jenderal

(2)
(3)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH

Inspektorat Jenderal

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(4)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR…...iii KATA PENGANTAR ... iv IKHTISAR EKSEKUTIF ...v BAB I PENDAHULUAN ... 2 A. Gambaran Umum ... 2 B. Dasar Hukum ... 4

C. Maksud dan Tujuan ... 4

D. Ruang Lingkup ... 5

BAB II PERENCANAAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDIKBUD ... 6

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDIKBUD ... 8

A. Capaian Kinerja Itjen Kemendikbud Tahun 2016 ... 8

1. IKU Pertama ...11

2. IKU Kedua ...14

3. IKU Ketiga ...16

B. Realisasi Anggaran ...20

BAB IV PENUTUP ...22

A. Kesimpulan Kinerja Itjen Kemendikbud Tahun 2016 ...22

B. Permasalahan dan Kendala yang Dihadapi ...22

C. Upaya Pemecahan Masalah ...23 LAMPIRAN – LAMPIRAN

Dokumen PK Yang Telah Ditandatangani Formulir Rencana Kinerja Tahunan

Capaian Kinerja berdasarkan aplikasi SmArt DJA Kementerian Keuangan Capaian Kinerja berdasarkan aplikasi Bappenas

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Itjen Kemendikbud 2016 ... 7

Tabel 3.1: Capaian Target Indikator Kinerja Renstra Itjen Kemendikbud 2016 ...10

Tabel 3.2: Perubahan Anggaran per Indikator ...11

Tabel 3.3: Realisasi Pelaksanaan Klinik Menurut Sasaran, LHA dan Rekomendasi Th 2016 ...12

Tabel 3.4: Rekap Tindaklanjut Eksternal dan Internal sampai dengan Desember 2016 ...13

Tabel 3.5: Tindaklanjut Eksternal dan Internal Tahun 2015 dan 2016 ...13

Tabel 3.6: Perbandingan Target dan Realisasi Skor LAKIP Tahun 2015 dan 2016 ...14

Tabel 3.7: Indikator Wilayah Bebas dari Korupsi ...16

Tabel 3.8: Target dan Realisasi Indikator Kinerja ke-tiga ...16

Tabel 3.9: Daya Serap Anggaran Itjen Kemendibud s.d Desember Tahun 2016 ...20

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Struktur Organisasi Itjen Kemendikbud ... 3

(6)

kata

pengantar

L

aporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2016 sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sesuai dengan visi, misi, tujuan, dan sasaran yang telah ditetapkan. Hal ini sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun 2006 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2011 tentang Koordinasi dan Pengendalian Program di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Laporan ini memuat capaian kinerja Inspek-torat Jenderal Kemendikbud dalam kurun waktu Januari s.d Desember Tahun 2016. Di dalam laporan ini terlampir Perjanjian Kinerja, Formulir Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Hasil Capaian Kiner-ja berdasarkan aplikasi SmArt DJA Kementerian Keuangan.

LAKIP Itjen Tahun 2016 ini disusun dalam rangka mengukur tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh Inspektorat Jenderal Kemendikbud selama periode Januari s.d Desember Tahun 2016 dalam

upaya mendukung peningkatan mutu pendidikan baik pada level kebijakan maupun operasional. Selain itu mengindentifikasi hal-hal yang menjadi kendala/hambatan dan kegagalan dalam penca-paian sasaran yang telah ditetapkan.

Harapan kami laporan ini dapat memberikan gambaran obyektif tentang kegiatan yang telah dilaksanakan Inspektorat Jenderal Kemendikbud dalam LAKIP Itjen Tahun 2016 serta memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terkait khusus-nya internal Inspektorat Jenderal Kementerian Pen-didikan dan Kebudayaan, dan sekaligus menjadi sumber informasi yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan lebih lanjut.

Jakarta, Februari 2017 Inspektur Jenderal,

Daryanto

(7)

ikhtisar

EKSEKUTIF

U

ntuk mendukung pencapaian sasa-ran program tahun anggasasa-ran 2016 Inspektorat Jenderal Kemendik-bud memperoleh alokasi angga-ran awal sebesar Rp166.550.467.000,00

(Sera-tus Enam Puluh Enam Milyar Lima Ra(Sera-tus Lima Puluh Juta Empat Ratus Enam Puluh Tujuh Ribu Rupiah). Sampai dengan akhir Tahun 2016 secara

kumulatif telah terserap anggaran sebesar Rp139.326.350.043,00 (Seratus Tiga Puluh

Sem-bilan Milyar Tiga Ratus Dua Puluh Enam Juta Tiga Ratus Lima Puluh Ribu Empat Puluh Tiga Rupiah)

atau sebesar 83,65%.

Melalui pengukuran yang dilakukan terhadap pencapaian sasaran, diperoleh nilai pencapaian sasaran Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dengan sasaran ”Dipertahankannya opini BPK-RI terhadap laporan

keuangan Kemendikbud Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)”, ”Tercapainya skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) menjadi baik”, dan “Satker Kemendikbud WBK” dengan nilai capaian keuangan sebesar 83,65% sedangkan nilai capaian kinerja sebesar 90,97%.

Terdapat inkonsistensi dalam pelaksanaan program, khususnya waktu pelaksanaan yang tidak sesuai atau terlambat dari jadwal yang telah ditentukan, sehingga menyebabkan pelaksanaan program berikutnya tertunda. Oleh karena itu, Inspektorat Jenderal akan terus berupaya melakukan peningkatan atas perencanaan dan pelaksanaan program, dengan cara intensifikasi koordinasi antar Inspektorat dan Bagian, sehingga pelaksanaan program dapat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

(8)
(9)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum

S

esuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pasal 47-60 bahwa Inspektorat Jenderal (Itjen) termasuk ke dalam klasifikasi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Pengawasan intern dimaksud dilakukan dengan metode audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya.

Dengan menerapkan SPI secara efektif, maka diharapkan organisasi akan meningkat efektivitasnya yang dalam hal ini adalah terjaminnya pencapaian tujuan utama organisasi. Mengacu kepada PP Nomor 60 Tahun 2008 definisi SPI adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberi keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini Inspektorat Jenderal akan melakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan SPI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang menjamin ketercapaian tujuan utama Kemendikbud yaitu menyelenggarakan Sistem Pendidikan Nasional.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Pasal 31, bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu Sistem Pendidikan Nasional untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Pendidikan merupakan hak asasi manusia setiap warga negara, untuk itu setiap warga negara berhak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, dan pemerintah wajib menyediakan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu.

Itjen Kemendikbud sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan fungsi sebagai berikut:

1. Penyusunan kebijakan teknis penga-wasan intern di lingkungan Kementeri-an PendidikKementeri-an dKementeri-an KebudayaKementeri-an;

2. Pelaksanaan pengawasan intern di lingkun-gan Kementerian Pendidikan dan Kebu-dayaan terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;

3. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan ter-tentu atas penugasan Menteri Pendidikan

(11)

4. Penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

5. Pelaksanaan administrasi Inspektorat Jen-deral; dan

6. Pelaksanaan fungsi lain yang akan diberi-kan oleh Menteri.

Untuk pelaksanaan fungsi tersebut dilakukan oleh Itjen Kemendikbud. Berdasarkan Permendikbud Nomor 55 Tahun 2015 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Itjen memiliki 3 (tiga) Inspektorat yang menangani wilayah kerjanya, 1 (satu) Inspektorat Investigasi, dan Sekretariat Itjen. Pembagian tugas dan fungsi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Inspektorat I menangani wilayah kerja bidang PAUD dan Dikmas, Setjen beserta UPT beri-kut dengan SKD Satuan Pendidikan yang me-nerima APBN Pendidikan dan Kebudayaan di

seluruh Indonesia, serta Itjen;

2. Inspektorat II menangani wilayah kerja bidang Pendidikan Dasar dan Menengah, BPP Bahasa beserta UPT yang berada di bawahnya berikut dengan SKPD dan satuan yang menerima APBNP Dikbud di seluruh Indonesia;

3. Inspektorat III menangani wilayah kerja bidang Guru dan Tenaga Kependidikan, Kebudayaan, Balitbang dengan SKPD dan satuan yang menerima APBNP Dikbud seluruh Indonesia;

4. Inspektorat Investigasi menangani perma-salahan khusus dan/atau atas permintaan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan;

5. Sekretariat Itjen bertugas melaksanakan pelayanan fungsi pelayanan teknis dan administratif serta koordinasi pelaksanaan tugas unit organisasi di lingkungan Itjen.

jabatan fungsional jabatan fungsional

Kabag Perencanaan

dan Penganggaran Hukum, dan KepegawaianKabag Tatalaksana, Laporan PengawasanKabag Pengolahan Kabag Umum Kasubbag Program Kasubbag Tata Usaha Kasubbag PLP 1 Kasubbag Evaluasi KasubbagPLP 2 inspektur Investigasi I II III __________________ Kasubbag Hukum

dan Tatalaksana KeuanganKasubbag Kasubbag

Kepegawaian Rumaha TanggaKasubbag

sekretaris itjen inspektorat jenderal

(12)

Laporan akuntabilitas kinerja Inspektorat Jenderal Kemendikbud ini memuat laporan kinerja yang telah dicapai selama Tahun Anggaran 2016, capaian kinerja yang diukur dengan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) untuk semua program dan kegiatan yang dilaksanakan, sebagaimana dituangkan di dalam Rencana Strategis (Renstra) Itjen Kemendikbud 2015-2019.

B. Dasar Hukum

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Jenderal Kemendikbud Tahun 2016 disusun berdasarkan:

1. Instruksi Presiden Republik Indonesia No-mor 7/1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

2. Instruksi Menteri Pendidikan Nasional No-mor 1/U/2002 tentang Pelaksanaan Akunt-abilitas Kinerja di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional;

3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No-mor 14/2006 tentang Laporan Akuntabili-tas Kinerja di lingkungan Kementerian Pen-didikan Nasional;

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja In-stansi Pemerintah;

5. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabil-itas Kinerja Instansi Pemerintah.

C. Maksud dan Tujuan

Penyusunan LAKIP Inspektorat Jenderal Kemendikbud Tahun 2016 ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai:

1. Keberhasilan maupun kegagalan penca-paian program-program strategis selama Tahun 2016;

2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pen-capaian program-program strategis serta upaya-upaya yang dilakukan untuk menga-tasi permasalahan;

3. Keberhasilan, kegagalan dan kendala- kendala yang dihadapi dalam pencapaian program-program Itjen lainnya tahun 2016.

Sedangkan tujuan LAKIP Inspektorat Jenderal Kemendikbud 2016 adalah sebagai berikut:

1. Mendorong terciptanya akuntabilitas kiner-ja instansi pemerintah di lingkungan ltjen Kemendikbud yang merupakan lembaga pengawasan dalam mendukung terwujud-nya tata kelola pemerintahan yang baik; 2. Sebagai wujud pertanggungjawaban dan

memberi gambaran tentang pelaksanaan tugas dan fungsi serta sekaligus merupa-kan penilaian terhadap kinerja yang telah dicapai oleh ltjen Kemendikbud sampai dengan akhir Desember 2016;

3. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan Itjen Kemendikbud dalam menentu-kan program-program strategis di tahun mendatang.

(13)

D. Ruang Lingkup

LAKIP Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016 memuat tentang pelaksanaan program dan kegiatan yang tertuang dalam pencapaian kinerja. Program Inspektorat Jenderal Kemendikbud adalah Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kemendikbud.

Mengacu pada tugas dan fungsi yang diemban, Inspektorat Jenderal Kemendikbud memiliki program strategis yaitu Audit Komprehensif/Umum, Audit tematik, Audit Investigasi, Pengembangan Sumber Daya Manusia serta Kegiatan Dukungan

Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya. Kegiatan tersebut mendapat perhatian lebih dan menjadi prioritas dalam pelaksanaannya sekaligus mengupayakan peningkatan kualitas, baik dalam pelaksanaan, hasil-hasil yang diperoleh, dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang berkesinambungan. Selain melakukan program-program strategis tersebut, Itjen Kemendikbud melakukan kerjasama di bidang pengawasan dengan BPK-RI dan BPKP dalam hal ini melakukan pemetaan transfer daerah anggaran pendidikan yang meliputi dana sertifikasi guru, DAK, dan dana Tambahan Penghasilan.

(14)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDIKBUD

L

aporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Jender-al Kemendikbud disusun sebagaimana yang diamanahkan dalam Permen-pan-RB nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP ini diharapkan dapat me-menuhi kriteria Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang cakupannya sangat luas, terpadu, dan komprehensif dim-ulai dari Rencana Pembangunan Jangka Me-nengah Nasional (RPJMN) yang dijabarkan ke dalam Rencana Strategis Kemendikbud yang kemudian diformulasikan menjadi Renstra Itjen

Kemendikbud. Mengacu pada Renstra Kemen-dikbud tahun 2015-2019, Inspektorat Jenderal Kemendikbud akan berusaha untuk mencapai Tujuan Strategis dan Sasaran Strategis melalui pelaksanaan program dan kegiatan pada seti-ap tahunnya. Terdseti-apat 3 indikator kinerja yang akan dicapai pada Tahun 2016, yaitu:

1. Tercapainya opini BPK-RI terhadap laporan keuangan (LK) Kemendikbud WTP;

2. Tercapainya skor Lakip menjadi baik; dan 3. Satker Kemendikbud Wilayah Bebas dari

Korupsi (WBK).

Rencana Kinerja Tahunan Inspektorat Jenderal Kemendikbud Tahun 2016 terperinci dalam ta-bel 2.1 sebagai berikut:

(15)

Tabel 2.1 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Itjen Kemendikbud 2016

Lampiran 2.

Rencana Kinerja Tahunan Itjen Kemendikbud TA 2016

Tercapainya opini BPK RI terhadap LK Kemendikbud WTP WTP 72,383,416,000 - Jumlah satker yang mendapatkan pembinaan laporan keuangan berkategori baik di wilayah kerja Inspektorat I, II, dan III 43,453,301,000 - Jumlah pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti di wilayah kerja Inspektorat I, II, dan III 7,051,325,000 - Jumlah hasil audit khusus yang ditindaklanjuti 2,046,502,000 Jumlah temuan audit yang diselesaikan tindak lanjutnya internal & eksternal baik temuan BPK-RI Jumlah temuan audit yang diselesaikan tindak lanjutnya internal & eksternal baik temuan BPKP Jumlah temuan audit yang diselesaikan tindak lanjutnya internal & eksternal baik temuan Itjen Tercapainya skor Lakip menjadi baik 80 14,323,315,000 - Jumlah satker yang mendapatkan pembinaan akuntabilitas kinerja berkategori baik di wilayah kerja Inspektorat I, II, dan III 4,715,125,000 - Jumlah permasalahan khusus yang dilakukan audit khusus 8,220,440,000 - Persentase RKA Itjen sesuai peraturan perundangan 1,387,750,000 Satker Kemendikbud WBK 11% 79,843,736,000 - Jumlah satker yang melaksanakan indikator WBK di wilayah kerja Inspektorat I, II, dan III 8,393,216,000 - Jumlah satuan kerja yang dibina dalam program pencegahan fraud/kecurungan 2,888,877,000 - Persentase ketercapaian indikator WBK di Inspektorat Jenderal 2,239,271,000 - Itjen melaksananakan tata kelola kinerja dengan baik 47,915,720,000 - Persentase penyerapan anggaran 1,898,030,000 - Jumlah BMN yang di kelola 12,159,022,000 - Persentase pegawai Itjen yang disertifikasi dari lembaga sertifikasi 4,349,600,000 166,550,467,000 * PAGU Indikatif 1 Menguatnya sistim pengendalian manajemen dan sistim pengawasan internal Kemendikbud - 19,832,288,000

SASARAN SRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGETTAHUN 2016ANGGARAN

(16)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDIKBUD

S

etiap target kinerja dalam perjanjian

kinerja yang telah ditetapkan perlu diketahui tingkat pencapaiannya pada akhir tahun anggaran. Sesuai den-gan target kinerja yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja Tahun 2016, Itjen Kemendik-bud berusaha untuk dapat memenuhi target tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan anggaran. Berikut ini disajikan uraian tingkat ketercapaian dari seluruh sasaran strategis.

A. Capaian Kinerja Itjen

Kemendikbud Tahun 2016

Capaian kinerja merupakan ukuran presta-si kerja yang telah dicapai dengan mem-pertimbangkan faktor kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektifitas pelaksanaan dari setiap program dan kegiatan yang telah capai dengan menggunakan anggaran di-mana kuantitas dan kualitasnya terukur. Inspektorat Jenderal Kemendikbud pada tahun 2016 memiliki program

”Penga-wasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan” dengan rincian kegiatan

se-bagai berikut:

· Penguatan Pengawasan Inspektorat I s.d III

· Penguatan Pengawasan Inspektorat In-vestigasi

· Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Itjen

Pada Unit Kerja Inspektorat I s.d III, masing-masing didukung oleh 7 output ke-giatan yang mendukung capaian 4 Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pada masing-masing Inspektorat tersebut, dengan rincian sebagai berikut:

1. Laporan Sinergi Pengawasan

2. Laporan Hasil Audit Operasional Keuan-gan;

3. Laporan Hasil Audit Program Strategis; 4. Laporan Hasil Reviu Akuntabilitas

Keuan-gan;

5. Laporan Evaluasi LAKIP/SAKIP;

6. Laporan Hasil Audit Tujuan Tertentu; dan 7. Laporan Hasil Pemantauan.

(17)

Dengan IKK di tiap Inspektorat I s.d III se-bagai berikut:

IKK 1: Jumlah satker yang mendapatkan pembinaan laporan keuangan berkategori baik di wilayah kerja masing-masing Inspektorat

IKK 2 : Jumlah satker yang mendapatkan pembinaan akuntabilitas kinerja berkategori baik di wilayah kerja masing-masing Inspektorat

IKK 3 : Jumlah satker yang melaksanakan indikator WBK di wilayah kerja masing-masing Inspektorat

IKK 4 : Jumlah pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti di wilayah kerja masing-masing Inspektorat

Untuk Inspektorat Investigasi didukung oleh 4 output kegiatan yang mendukung capaian 3 Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dengan rincian sebagai berikut:

1. Laporan Hasil Audit Investigasi; 2. Laporan Pengawasan Lainnya;

3. Laporan Tindaklanjut Hasil Audit Khu-sus/Investigasi; dan

4. Naskah Kajian.

Dengan IKK di Inspektorat Investigasi sebagai berikut:

IKK 1 : Jumlah permasalahan khusus yang dilakukan audit khusus

IKK 2 : Jumlah hasil audit khusus yang ditindaklanjuti

IKK 3 : Jumlah satuan kerja yang dibina dalam program pencegahan fraud/ kecurangan

Pada Unit Kerja Sekretariat Itjen didukung oleh 9 output kegiatan yang mendukung

capaian 9 Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dengan rincian sebagai berikut:

1. Dokumen Perencanaan dan Penganggar-an;

2. Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran;

3. Laporan Analisis dan Evaluasi Hasil Pengawasan;

4. Dokumen Pelaksanaan Anggaran; 5. Dokumen Ketatausahaan;

6. Regulasi Pengawasan; 7. Dokumen Kepegawaian;

8. Peralatan dam Inventaris Kantor; dan 9. Gedung/Bangunan.

Dengan IKK Sekretariat Itjen sebagai berikut: IKK 1 : Jumlah temuan audit yang disele-saikan tindaklanjutnya atas temuan BPK-RI

IKK 2 : Jumlah temuan audit yang disele-saikan tindaklanjutnya atas temuan BPKP

IKK 3: Jumlah temuan audit yang disele-saikan tindaklanjutnya atas temuan Itjen

IKK 4 : Persentase ketercapaian indikator WBK di Inspektorat Jenderal

IKK 5 : Persentase RKA Itjen sesuai peratur-an perundperatur-angperatur-an

IKK 6 : Itjen melaksanakan tata kelola kinerja dengan baik

IKK 7 : Persentase penyerapan anggaran IKK 8 : Jumlah BMN yang dikelola

IKK 9 : Persentase pegawai Itjen yang disertifikasi dari lembaga sertifikasi

(18)

Tabel berikut ini adalah penjelasan tentang Penetapan Kinerja yang menginforma-sikan target Sasaran Strategis serta realisasi

capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) In-spektorat Jenderal Kemendikbud sampai dengan Desember tahun 2016.

(19)

Terdapat perubahan postur anggaran Itjen karena adanya efisiensi APBN-P 2016, hal ini tentu mempengaruhi anggaran masing-masing indikator kinerja walaupun tidak terlalu signifikan. Berikut merupakan perubahan anggaran yang mendukung in-dikator kinerja Itjen.

Sampai dengan akhir Tahun 2016 Inspekto-rat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melaksanakan kegiatan--kegiatan yang mendukung pencapaian ki-nerja masing-masing kegiatan pada IKU (In-dikator Kinerja Utama) Inspektorat Jenderal Kemendikbud.

1. IKU pertama yaitu Tercapainya opini

BPK RI terhadap LK Kemendikbud Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Untuk mem-peroleh opini WTP dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), suatu instansi peme-rintah harus memenuhi beberapa syarat diantaranya: 1) disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang mema-dai; 2) sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP); 3) kepatuhan terha-dap perundang-undangan; 4) pengung-kapan yang memadai; 5) tindak lanjut

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK-RI. Untuk melihat tingkat ketercapaian sasa-ran strategis ini dilihat melalui indikator kinerja “Laporan Keuangan Kemendik-bud”. Tahun 2016 opini atas laporan keuangan Kemendikbud belum dapat diketahui tingkat capaiannya, hal tersebut dikarenakan BPK belum mengeluarkan opini ha-sil pemeriksanaan atas laporan keuangan Kementerian/Lem-baga.

Pada tahun 2015 Kemendikbud meraih penghargaan Laporan Keuangan dengan opini WTP. Penghargaan tersebut didapat-kan atas dasar keberhasilan menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Tahun 2015 dengan standar tertinggi dalam akuntansi dan pelapo-ran keuangan pemerintah. Untuk dapat mempertahankan opini WTP yang telah didapat tersebut, Itjen Kemendikbud melakukan berbagai upaya untuk terus mengawal laporan keuangan dari setiap satuan kerja utama. Jika laporan keuang-an di Satker Utama mengalami kenda-la, maka Itjen berkewajiban melakukan pendampingan agar dapat diperbaiki. Upaya yang telah dilakukan Itjen Kemen-dikbud dalam rangka mempertahankan opini laporan keuangan Kemendikbud WTP, yaitu sebagai berikut:

a. Melakukan pembinaan laporan keuangan di masing-masing wilayah kerja Inspektorat I, II, dan III, melalui

Tabel 3.2 Perubahan Anggaran per Indikator

Indikator Semula Menjadi

Tercapainya Opini BPK terhadap LK Kemendikbud WTP

Rp72.383.416.000 Rp73.590.426.000

Tercapainya Skor LAKIP menjadi Baik

Rp14.323.315.000 Rp14.323.315.000

Satker Kemendikbud

(20)

pelaksanaan Audit Ope-rasional Keuangan, Audit Program Strategis, dan pe-mantauan terhadap pelak-sanaan ujian nasional serta pendistribusian soal UN. b. Melakukan tindaklanjut

pengaduan masyarakat di masing-masing wilayah kerja Inspektorat I, II dan III; Output

yang mendukung IKK tersebut adalah LHA Tujuan Tertentu yang merupakan audit terhadap suatu kegiatan pemban-gunan pendidikan dan kebudayaan yang didasarkan atas pengaduan masyarakat/ sorotan publik yang tinggi/masalah yang berdampak strategis/atas instruksi pimpinan.

c. Melakukan tindaklanjut audit khusus; Output yang mendukung IKK tersebut adalah Laporan Tindaklanjut Hasil Au-dit Khusus/Investigasi merupakan hasil rekomendasi permasalahan yang telah dilakukan diaudit oleh Inspektorat In-vestigasi dan telah ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang terkait.

Inspektorat Investigasi melaksanakan kegiatan Fasilitasi Tindak Lanjut Hasil

Audit Investigasi (Klinik Tindak Lanjut Hasil Audit). Kegiatan klinik dilakukan sebagai upaya untuk memfasilitasi auditee dalam penyelesaian tindak lanjut hasil audit investigasi. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut (sebagian) hasil audit dalam rentang audit tahun 2009 s.d. tahun 2016. Pelaksanaan klinik sampai dengan bulan Desember 2016 dapat terlaksana dalam 2 frekuensi pada 11 provinsi.

Sebanyak 74 LHA/Kasus dengan 212 rekomendasi yang ditindaklanjuti. Re-komendasi mengembalikan ke kas negara sebanyak 37 rekomendasi dengan bukti telah dikembalikan ke kas Negara sebesar Rp2.977.020.447; 47 rekomendasi huku-man PP 53; 127 rekomendasi perbaikan sistem; dan 1 rekomendasi diserahkan ke Aparat Penegak Hukum (APH) dan masih dalam proses.

d. Melakukan tindaklanjut baik temuan internal maupun eksternal; Output yang mendukung IKK jumlah temuan audit yang diselesaikan tindaklanjutnya internal dan eksternal baik temuan BPK-RI, BPKP, dan Itjen adalah Laporan Analisis dan Evaluasi Hasil Pengawasan. Hasil tindak-lanjut temuan yang telah diselesaikan status sampai dengan Desember 2016

Tabel 3.3 Realisasi Pelaksanaan Klinik Menurut Sasaran, LHA dan Rekomendasi Tahun 2016

Pelaksanaan

Klinik Jumlah Kasus StatusKasus Nilai Pengem-balian

Selesai Proses Bekukan (Rp)

Pelaksanaan Klinik di 11 Propinsi (2 frekuensi) 73 41 32 0 2.977.020.447

(21)

Tabel 3.4. Rekap Tindaklanjut Eksternal dan Internal sampai dengan Desember 2016

No Pemeriksaan Rekom Nilai (Rp) Progress Tinjut 1 Jan s.d 31 des 2016Rekom % Nilai (Rp) % Saldo 31 Desember 2016Rekom % Nilai (Rp) %

1 BPK-RI 2.698 636.120.730.344

USD118.270 1.812 67 455.502.124.619USD30.146,60 71,6 886 33 185.092.380.489USD87.254,46 28,4 2 BPKP 27.778 513.905.163.968 22.327 80 371.348.983.895 72,3 5.451 20 142.556.180.073 27,7 3 Itjen 26.906 150.616.854.811 17.845 66 123.949.788.971 82,3 9.061 34 26.667.065.840 17,7

JUMLAH 57.382 1.300.642.749.123

USD118.270 41.984 73 950.800.897.485USD30.146,60 73 15.398 27 354.315.626.402USD87.254,46 27

Tabel 3.5. Tindaklanjut Eksternal dan Internal Tahun 2015 dan 2016

Pemeriksaan

2015 2016

Tinjut Rekomendasi Tinjut Keuangan Tinjut Rekomendasi Tinjut Keuangan

BPK-RI 68,34% 58,40% 67% 71,6%

BPKP 77,41% 72% 80% 72,3%

ITJEN 68,89% 79,33% 66% 82%

Dalam rangka mendorong percepatan tindaklanjut, Itjen juga berperan aktif dengan melaksanakan beberapa kegia-tan antara lain melakukan pemantauan terhadap tindaklanjut, Fokus Grup Dis-kusi serta rapat koordinasi tindaklanjut de ngan BPKP. Pemantauan tindaklanjut yang dilakukan oleh Itjen pada Tahun 2016 difokuskan hanya pada hasil peme-riksaan Itjen saja.

Rapat koordinasi APIP yang dilak-sanakan oleh Itjen Kemendikbud merupakan salah satu forum untuk membahas peran APIP dalam rang-ka mengawal Anggaran Fungsi Pen-didikan Trasnfer Daerah. Rakornas yang dilaksanakan pada Tahun 2016 lalu mengangkat tema “Peran APIP

dalam Mengawal Anggaran Fung-si Pendidikan Transfer Daerah”.

Tema tersebut diangkat untuk men-jawab pernyataan bahwa selama ini dana-dana tranfer daerah khusus-nya bidang pendidikan tidak ada instansi/lembaga yang mengawasi sehingga rawan penyimpangan. Kendala yang dihadapi dalam pencapa-ian IKU pertama antara lain:

a. Terlambatnya penerbitan DIPA Re-visi untuk mendukung pelaksanaan kegiatan

(22)

b. Belum optimalnya koordinasi dalam pelaksanaan program antar Inspek-torat dan Sekretariat di lingkungan Itjen Kemendikbud

c. Sulitnya melakukan sinkronisasi jad-wal kegiatan, baik yang melibatkan pihak internal maupun eksternal d. Terkait dengan tindaklanjut terdapat

kendala koordinasi yang belum maksimal dengan lembaga penga-was eksternal

2. IKU kedua yaitu Tercapainya skor LAKIP

menjadi baik, dengan target skor LAKIP pada mulanya sebesar 80 poin, kemu-dian pada bulan April 2016 terdapat pe-rubahan terget menjadi 75 poin. Tahun 2016 untuk skor LAKIP Kementerian Pen-didikan dan Kebudayaan memperoleh nilai 75,74 (predikat BB). Skor tersebut sudah melebihi target yang telah ditetap-kan sebesar 0,74 poin, jika dibandingditetap-kan dengan tahun 2015 skor yang diperoleh tersebut meningkat 2,31 poin. Predikat BB (sangat baik) mengandung arti bah-wa akuntabilitas kinerja Kemendikbud sangat baik, akuntabel, berkinerja baik,

memiliki sistem manajemen kinerja yang andal. Penilaian tersebut menunjukkan tingkat efektivitas dan efisiensi penggu-naan anggaran dibandingkan dengan ca-paian kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kerja birokrasi dan penyeleng-garaan pemerintahan yang berorientasi pada hasil di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah menunjukkan hasil yang baik. Nilai akuntabilitas kinerja tersebut merupakan akumulasi dari pe-nerapan sistem akuntabilitas kinerja se-besar 80% dan kinerja yang dihasilkan di Kemendikbud sebesar 20%. Penerapan

sistem akuntabilitas kinerja meliputi Pe-rencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja, dan Capaian Kinerja.

Tabel 3.6 Perbandingan Target dan Realisasi Skor LAKIP Tahun 2015 dan 2016

Tahun Skor LAKIP Target Realisasi

2015 80 73.43

2016 75 75.74

Itjen Kemendikbud telah melakukan upaya-upaya dalam rangka mendukung ketercapaian IKU kedua tersebut, antara lain:

a. Pembinaan akuntabilitas kinerja di wilayah kerja masing-masing Ins-pektorat.

Output yang mendukung keterca-pai an pembinaan akuntabilitas kinerja yang baik di Kemendik-bud adalah Reviu Akuntabilitas

(23)

Keuang an yang dilaksanakan oleh Inspektorat I s.d IIII. Kegiatan reviu akuntabilitas laporan keuangan adalah bagian dari penga wasan in-tern yang dilakukan Itjen dalam me-menuhi fungsi nya sebagai konsultan manajemen dan penjaminan mutu terutama dalam hal penyu sunan laporan keuang an Kemendikbud. Jenis-jenis reviu akuntabilitas lapo-ran keuangan adalah reviu lapolapo-ran keuangan, reviu SAKIP/LAKIP, dan pendam pingan penyusunan lapo-ran keuang an kepada semua satuan kerja di lingkungan Kemendikbud. Kegiatan Reviu LAKIP dan SAKIP dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kemendikbud untuk mengevalua-si dan memastikan bahwa semua program dan kegiatan yang dilak-sanakan oleh unit kerja/satuan kerja sudah sesuai serta memenuhi target yang ingin dicapai.

b. Melakukan audit khusus atas perma-salahan khusus.

Output yang mendukung keterca-paian audit khusus atas permasalah-an khusus adalah laporpermasalah-an hasil audit

investigasi yang dilakukan oleh Inspektorat Investigasi. Pelaksanaan audit investigasi untuk menindak-lanjuti adanya pengaduan masya-rakat baik yang disampaikan melalui surat; perangkat teknologi informasi (e-mail, SMS, WA, twitter, WBS, dll); serta yang hadir di kantor Kemen-dikbud melalui layanan satu pintu maupun hadir langsung ke Itjen Ke-medikbud. Audit investigatif juga dilakukan atas dasar petunjuk Men-teri, Inspektur Jenderal, permintaan institusi/unit kerja di lingkungan Ke-mendikbud, dan atau hasil evaluasi atas program strategis, tindaklanjut atas audit operasional atau kinerja, serta isu-isu dan permasalahan yang menjadi perhatian masyarakat. c. Melaksanakan rencana kerja

ang-garan sesuai dengan peraturan pe-rundangan.

Untuk mendukung ketercapaian skor LAKIP yang baik adalah de-ngan melaksanakan rencana kerja anggaran sesuai dengan peraturan perundangan yang dilaksanakan oleh Bagian Perencanaan dan

Peng-anggaran. Pemerintahan de-ngan tata kelola yang baik dapat diwujudkan di atas pilar-pilar transparasi dan akuntabilitas. Dalam upaya untuk menerap-kan manajemen operasional yang lebih transparan dan akuntabel, Itjen Kemendikbud membutuhkan dukungan Ket: PBJ : Pengadaan

Ba-rang dan Jasa K : Keuangan A : Akademik P : Kepegawaian As : asset

L : Lain-lain

(24)

sistem perencanaan dan pengang-garan yang efektif. Sistem tersebut mencakup perumusan program dan anggaran serta evaluasi atas keter-laksanaan program dan anggaran tersebut.

Perencanaan program dan angga-ran diharapkan menjadi pedoman bagi pelaksanaan kegiatan yang ditujukan untuk mencapai tujuan yang lebih terarah

dengan mem-perkirakan hal-hal yang akan dilalui, memilih berbagai alternatif tentang cara terbaik dan dengan berdasar-kan skala prioritas. Dengan perenca-naan dan peng-anggaran yang baik, maka akan tercipta suatu alat ukur dalam melakukan evalu-asi. Evaluasi terse-but penting untuk

memperlihatkan keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan, menun-jukkan dimana dan bagaimana per-lu dilakukan perubahan-perubahan, menentukan bagaimana kekuatan atau potensi dapat ditingkatkan, memberikan informasi untuk mem-buat perencanaan dan pengambilan keputusan, dan membantu untuk dapat melihat konteks dengan lebih luas serta implikasinya terhadap ki-nerja unit kerja.

3. IKU ketiga yaitu Satker

Kemendikbud Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK). Sampai dengan akhir Desember 2016 terdapat 3 satker Kemendikbud yang telah tercatat sebagai satker WBK yaitu Itjen, Set-jen, dan PAUD-DIKMAS. Sehingga realisasi IKU ketiga telah tercapai

Tabel 3.7 Indikator Wilayah Bebas dari Korupsi

1. Manajemen Perubahan (5%) 2. Penataan Tatalaksana (5%) 3. Penataan SDM Aparatur (15%) 4. Penguatan Pengawasan (15%)

5. Penguatan Akuntabilitas Kinerja (10%) 6. Peningkatan Pelayanan Publik (10%)

Komponen Pengungkit (60%)

Mutu Pelayanan Publik (20%)

Pemerintah yang bersih dan bebas dari KKN

(20%)

Komponen Hasil (40%)

Model Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)

Tabel 3.8 Target dan Realisasi Indikator Kinerja ketiga Indikator Kinerja Target Realisasi mendapat predikat WBKUnit Utama yang telah

Satker

(25)

sebesar 2,25% dari target sebesar 11%. Dengan kata lain kegiatan yang dilaksanakan di Inspektorat Jenderal Kemendikbud belum mengarah ke 6 (enam) aspek/kriteria/komponen pengungkit/indikator menuju WBK. Dimana Inspektorat Jenderal harus berupaya seoptimal mungkin me-ngelola 6 (enam) aspek/kriteria/ komponen pengungkit/indikator, seperti tercantum dalam tabel 3.7. Pencanangan Wilayah Bebas dari

Korupsi di ketiga Unit Utama terse-but diharapkan merupakan suatu langkah awal yang baik dalam rang-ka pencegahan korupsi di Kemen-dikbud pada khususnya, dan Indone-sia pada umumnya, dan selanjutnya unit-unit lainnya akan membentuk tunas-tunas integritas. Upaya-upaya yang dilakukan Itjen Kemendikbud untuk mendukung ketercapaian Satker Kemendikbud WBK tersebut antara lain:

a. Itjen menerbitkan buku “Pedoman Mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)”. Buku ini menjadi rujukan bagi unit utama dan unit pelaksana teknis di lingkungan Ke-mendikbud yang akan menjadikan unitnya sebagai percontohan WBK. Hal ini merupakan bagian dari pro-gram reformasi birokrasi dalam bidang Penguatan Pengawasan yang penilaiannya dikoordinasikan oleh Inspektorat jenderal melalui kegiatan Penilaian Mandiri Pelaksa-naan Reformasi Birokrasi (PMPRB).

b. Melakukan pembinaan terhadap satker di wilayah kerja Inspektorat I, II dan III agar satker tersebut melak-sanakan indikator WBK.

Kegiatan yang dilakukan adalah si nergi pengawasan yang beker-jasama dengan pihak-pihak terkait. Sinergi pengawasan Inspektorat Jenderal Kemendikbud diimple-mentasikan melalui kegiatan sosiali-sasi mengenai materi WBK, seminar, rapat koordinasi (Rakor) dan work-shop-workshop dengan melibatkan pemangku kepentingan di bidang pendidikan seperti para pimpinan unit utama dan unit pelaksana teknis (UPT) di daerah seperti LPMP, PPPTK, BPCB, BPNB, Balai Arkeologi serta Kepala Balai dan Kantor Baha-sa di seluruh Indonesia, serta unsur dari Satuan Pengawasan Intern (SPI). Kegiatan workshop oleh Itjen de ngan mengambil tema ‘ Implementasi

(26)

Manajemen Risiko dalam Organisa-si’ yang bertujuan untuk mendam-pingi unit kerja menyusun peta risiko tahun 2016 dan langkah-lang-kah yang akan diambil untuk memi-nimalisasi risiko yang akan dihadapi. Kegiatan ini sebagai bukti bahwa Inspektorat I, II, dan III telah melaku-kan pembinaan agar satker melak-sanakan indikator WBK.

c. Melakukan pembinaan satker da-lam program pencegahan fraud/ kecurangan yang dilaksanakan oleh Inspektorat Investigasi. Upaya pembinaan satker

da-lam pencegahan fraud/ kecurangan sangat pen-ting karena kecurangan atau penipuan kriminal yang bermaksud untuk memberi manfaat kepa-da si penipu memberi-kan dampak kerugian yang besar bagi suatu instansi. Lebih lanjut, pencegahan kecurang-an (fraud) dimaknai

dilaksanakan organisasi dalam upa-ya mendeteksi dan menerapkan pro-gram-program pencegahan tindak

fraud guna menghindari kerugian

organisasi atas tindakan tersebut. Pada dasarnya seluruh kegiatan yang dilakukan oleh Inspektorat Investigasi merupakan kegiatan pencegahan, baik kegiatan audit khusus maupun kegiatan fasilitasi, serta kegiatan penunjang lainnya. Fokus kegiatan pencegahan dan deteksi fraud sampai dengan bulan Desember 2016 adalah kegiatan kampanye menumbuhkan budaya anti fraud.

d. Itjen secara internal juga berusaha untuk menjalankan indikator WBK; untuk dapat menjalankan indikator WBK diperlukan tata kelola yang bersih yang berorientasi kepada pe-layanan yang bermutu, mengede-pankan efektivitas, efisiensi, dan ekonomis. Oleh karena itu Itjen

(27)

melakukan output Regulasi Penga-wasan, dengan kegiatan yang men-dukung antara lain:

· Pengkajian Peraturan Hukum dan Perundang-undangan.

· Penyempurnaan POS Pekerjaan. · Kajian dan Evaluasi Organisasi · Pengembangan Sistem Informasi

Manajemen.

· Koordinasi Program dan Kegiatan RBI Itjen dengan Pihak Eksternal. · Program layanan hukum

· Program Whistle Blower System.

e. Melakukan tatakelola kinerja di in-ternal Itjen dengan baik; dengan dukungan dari layanan perkantoran serta peralatan dan inventaris kan-tor.

f. Melakukan penyerapan anggaran secara efisien dan efektif dengan melakukan program-program yang sejalan dengan peraturan serta tepat sasaran dan tepat guna;

g. Melaksanakan pengelolaan BMN;

h. Pengembangan SDM dengan melakukan pendidikan dan pela-tihan dan bekerjasama dengan lembaga sertifikasi yang telah diakui oleh dunia Internasional.

Untuk mendukung ketercapaian-nya dilakukanlan output Dokumen Kepegawaian dengan suboutput Pe-layanan Administrasi Kepegawaian, Peningkatan Kompetensi Auditor, dan Diklat Peningkatan Kompetensi Pegawai.

Upaya lain yang telah dilakukan untuk aksi pemberantasan korupsi adalah:

a. Melaksanakan kegiatan Internalisasi Pencegahan korupsi. Tujuan Inter-nalisasi Pencegahan Korupsi Tahun 2016 adalah menyampaikan Tata Nilai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kepada Kepala Sekolah dan Guru, memberikan pemahaman tentang Gratifikasi kepada Kepala Sekolah dan Guru dan mensosial-isasikan program-program pence-gahan dan pemberantasan korupsi kepada Kepala Sekolah dan Guru, dengan jumlah peserta masing- masing provinsi sebanyak 60 orang. Total peserta yang diundang dari 30 provinsi sebanyak 1.800 orang dan peserta yang hadir mengikuti Inter-nalisasi Pencegahan Korupsi Tahun 2016 sebanyak 1.757 orang (98%).

(28)

Sedangkan sebagai narasumber berasal dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pejabat Eselon I, II dan III di lingkungan Itjen Kemendikbud, dan Auditor alumni Tunas Integritas Kemendikbud.

b. Memaksimalkan fungsi Web Gratifi-kasi yang dimiliki oleh KPK dan Itjen Kemendikbud sebagai sara untuk melaporkan penerimaan gratifikasi.

B. Realisasi Anggaran

Melalui pengukuran yang dilakukan ter-hadap pencapaian sasaran, diperoleh nilai pencapaian sasaran Menguatnya sistem

pengendalian manajemen dan sistem pengawasan internal Kemendikbud,

de ngan sasaran ”Tercapainya opini BPK ter hadap Laporan Keuangan (LK) Kemen-dikbud WTP”, “Tercapainya skor LAKIP Kemendikbud menjadi baik” dan ”Satker Kemendikbud WBK” dengan nilai capaian keuangan sebesar 83,65% sedangkan nilai capaian kinerja sebesar 90,97% (Sangat

Baik). Capaian kinerja tersebut merupa-kan hasil penilaian dari Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan melalui aplikasi SmArt (Sistem Monitoring dan Eva-luasi Kinerja Terpadu Kementerian Keuang-an). Terlampir hasil penilaian SmArt DJA.

Untuk mendukung pencapaian sasaran program tahun anggaran 2016 Inspektorat Jenderal Kemdikbud memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp166.550.467.000,00. Sampai dengan akhir Desember 2016 secara kumulatif telah terserap sebe-sar Rp139.326.350.043,00 (83,65%) dari alokasi pagu anggaran tahun 2016, sehingga terdapat saldo anggaran sebesar Rp27.224.116.957,00 (16,35%).

Sesuai tabel di atas serapan anggar-an Inspektorat Jenderal Kemendikbud adalah sebesar 83,65% dari pagu anggar an Rp166.550.467.000,-. Jika

self-blocking dikeluarkan dari pagu anggaran

tersebut maka capaian serapan anggar-an Inspektorat Jenderal Kemendikbud adalah sebesar 87,93%.

(29)

Berdasarkan Tabel 3.1 (Capaian Target Indikator Kinerja Renstra Itjen Kemendik-bud 2016), berikut rincian realisasi anggaran untuk masing-masing indikator kinerja:

1. IKU Pertama yaitu Tercapainya opini BPK RI terhadap LK Kemendikbud Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Untuk men-dukung ketercapaian IKU Pertama, dari anggaran yang dialokasikan sebesar Rp73.590.426.000,- terealisasi sebesar Rp57.263.479.831,- (77,81%).

2. IKU kedua yaitu Tercapainya skor LAKIP menjadi baik, dengan target skor LAKIP sebesar 80. Untuk mendukung keter-capaian IKU kedua, dari anggaran yang

dialokasikan sebesar Rp14.323.315.000,- terealisasi sebesar Rp11.767.420.824,- (82,16%).

3. IKU ketiga yaitu Satker Kemendikbud Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK). Untuk mendukung ketercapaian IKU kedua, dari anggaran yang dialokasikan sebesar Rp78.636.726.000,- terealisasi sebesar Rp70.295.449.388,- (89,39%).

(30)

BAB IV

penutup

A. Kesimpulan Kinerja Inspektorat

Jenderal Kemendikbud Tahun

2016

Sampai dengan akhir Desember 2016, Ins-pektorat Jenderal Kemendikbud telah menun-jukkan kinerja dengan baik dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang mendukung capaian Indikator Kinerja Utama (IKU). Kegiatan uta-ma seperti Pengawasan dan Pemeriksaan, baik pengawasan reguler (audit dini, audit tematik, audit tujuan tertentu, dan audit komprehen-sif) serta pengawasan investigasi sudah dilak-sanakan sampai dengan Desember tahun 2016. Beberapa kegiatan pendukung juga sudah dilaksanakan, antara lain melaksanakan work-shop Tunas Integritas yang bekerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Internal-isasi Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dengan sasaran 30 Provinsi dengan sasaran Satuan Pen-didikan, mengawal proses penilaian Reformasi Birokrasi (RB), pelaporan LHKPN dan LHKASN, melakukan monitoring tindaklanjut temuan BPK-RI, BPKP, dan Itjen, serta berbagai kegiatan manajemen antara lain manajemen pelaporan audit, manajemen perencanaan kantor, jemen SDM, manajemen rumah tangga, mana-jemen keuangan, manamana-jemen ketatalaksanaan, manajemen tindak lanjut.

B. Permasalahan dan Kendala

yang Dihadapi

Berdasarkan hasil evaluasi atas pelaksanaan program Inspektorat Jenderal Kemendikbud sampai dengan akhir Desember 2016, diketa-hui bahwa terdapat beberapa masalah dalam implementasi program antara lain adanya kebi-jakan efisiensi anggaran; keterbatasan sumber daya manusia; banyaknya revisi DIPA dan POK selama tahun 2016 menyebabkan tertundanya pelaksanaan beberapa kegiatan.

Adapun kendala yang dihadapi sehingga masih terdapat program kegiatan yang belum dapat terlaksana secara maksimal, karena antara lain:

1. Program dan kegiatan belum sepenuhnya mendukung ketercapaian 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama.

2. Keberadaan payung hukum untuk imple-mentasi strategi anti fraud dilingkungan Ke-mendikbud masih tertunda.

3. Fasilitasi/tindaklanjut hasil audit tidak sesuai dengan jadwal yang direncanakan karena adanya pergantian para pengelola yang di audit.

4. Belum semua pembiayaan audit dapat di akomodasi dalam sistem penganggaran Itjen Kemendikbud.

(31)

antar Inspektorat dan Sekretariat di ling-kungan Itjen Kemendikbud.

6. Sistem dokumentasi/database proses audit belum tertata dengan tertib.

7. Pemanfaatan IT dalam proses audit belum dikuasai oleh semua auditor.

C. Upaya Pemecahan Masalah

Dalam pemecahan masalah, upaya yang telah dan akan terus dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kemendikbud adalah sebagai berikut:

1. Memberikan masukan kepada pemangku kepentingan agar kendala-kendala dalam pelaksanaan program dapat diminimalkan yang terkait dengan revisi POK, sebaiknya dilakukan pengkajian ulang dalam penyu-sunan jadwal kegiatan sehingga tidak terla-lu sering melakukan revisi;

2. Melakukan pengendalian secara ketat ter-hadap implementasi program agar pelaksa-naannya dapat dilakukan secara konsisten sesuai dengan jadwal dan menghasilkan output dalam jumlah yang tepat sesuai dengan IKU Itjen Kemendikbud;

3. Mengintensifkan koordinasi antara Sek-retariat dengan Inspektorat, agar dapat ter-jalin kerjasama yang baik guna menunjang pelaksanaan kegiatan Inspektorat Jenderal Kemendikbud;

4. Melakukan evaluasi berkala terhadap ke-manfaatan hasil pelaksanaan program untuk digunakan sebagai bahan pertim-bangan pimpinan Inspektorat Jenderal Ke-mendikbud dalam merumuskan program dan menghitung kebutuhan anggaran ta-hun berikutnya;

Untuk mengatasi terkait adanya kendala tersebut maka dilakukan:

1. Uji Publik melalui kegiatan Seminar,

Work-shop, dan diskusi-diskusi dengan para pihak

untuk memperoleh keyakinann yang me-madai bahwa diperlukan adanya Permen-dikbud tentang strategi anti fraud.

2. Berupaya mendatangi/mengkomunikasi-kan dengan pihak-pihak terkait untuk mem-peroleh bukti aksi tindaklanjut.

3. Melakukan revisi dipa dan bekerjasama dengan instansi terkait untuk memperoleh dukungan pembiayaan.

4. Rapat Konsultansi dan Koordinasi agar terja-di visioning yang equal.

5. Penataan kembali dokumen secara ber-tahap melalui manual dan pengamanan fisik dokumen.

6. Desiminasi dan Pelatihan Kantor Sendiri (PKS).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pe-merintah (LAKIP) Inspektorat Jenderal Kemen-dikbud Tahun 2016 ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja Ins-pektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan agar dapat dijadikan bahan masukan bagi pimpinan Inspektorat Jenderal dalam pengambilan kebijakan di masa men-datang.

(32)
(33)
(34)

Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Inspektur Jenderal

Dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

TUGAS

Menyelenggarakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

FUNGSI

1. Penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

2. Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;

3. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan;

4. Penyusun laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 5. Pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan 6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. TARGET CAPAIAN Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kemendikbud Jumlah Anggaran Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebesar Rp166.550.467.000,-

(35)

27 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

RENCANA PENYERAPAN ANGGARAN INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 EVALUASI Bagi unit kerja yang realisasi kinerjanya mencapai dan melebihi dari target yang sudah ditetapkan dalam perjanjian kinerja, diberikan penghargaan oleh Mendikbud, berdasarkan ketentuan yang berlaku. Jakarta, Agustus 2016 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Inspektur Jenderal Muhadjir Effendy Daryanto

(36)

Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Inspektur I Dengan Inspektur Jenderal

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

TUGAS Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis serta pengawasan internal di wilayah kerjanya. FUNGSI 1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengawasan internal; 2. Penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran Inspektorat;

3. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap kinerja dan keuangan; 4. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu; 5. Pelaksanaan pencegahan korupsi; 6. Pelaksanaan laporan hasil pengawasan; dan 7. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Inspektorat.

(37)

29 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

TARGET CAPAIAN Penguatan Pengawasan Inspektorat I Total Jumlah Anggaran Kegiatan Penguatan Pengawasan Inspektorat I Rp21.154.758.000,00

(38)

RENCANA PENYERAPAN ANGGARAN INSPEKTORAT I TAHUN 2016 EVALUASI Bagi unit kerja yang realisasi kinerjanya mencapai dan melebihi dari target yang sudah ditetapkan dalam perjanjian kinerja, diberikan penghargaan oleh Mendikbud, berdasarkan ketentuan yang berlaku. Jakarta, Agustus 2016 Inspektur Jenderal Inspektur I Daryanto Karyaningsih

(39)

31 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Inspektur II Dengan Inspektur Jenderal

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

TUGAS Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis serta pengawasan internal di wilayah kerjanya. FUNGSI 1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengawasan internal; 2. Penyusun rencana, program, kegiatan, dan anggaran Inspektorat;

3. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap kinerja dan keuangan; 4. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu; 5. Pelaksanaan pencegahan korupsi; 6. Penyusun laporan hasil pengawasan; dan 7. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Inspektorat.

(40)

TARGET CAPAIAN Penguatan Pengawasan Inspektorat II Total Jumlah Anggaran Kegiatan Penguatan Pengawasan Inspektorat II Rp20.788.663.000,00

(41)

33 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

RENCANA PENYERAPAN ANGGARAN INSPEKTORAT II TAHUN 2016 EVALUASI Bagi unit kerja yang realisasi kinerjanya mencapai dan melebihi dari target yang sudah ditetapkan dalam perjanjian kinerja, diberikan penghargaan oleh Mendikbud, berdasarkan ketentuan yang berlaku. Jakarta, Agustus 2016 Inspektur Jenderal Inspektur II Daryanto Maralus Panggabean

(42)

Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Inspektur III Dengan Inspektur Jenderal

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

TUGAS Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis serta pengawasan internal di wilayah kerjanya. FUNGSI 1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengawasan internal; 2. Penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran Inspektorat;

3. Penyusunan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap kinerja dan keuangan; 4. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu; 5. Pelaksanaan pencegahan korupsi; 6. Penyusunan laporan hasil pengawasan; dan 7. Penyusunan urusan ketatausahaan Inspektorat.

(43)

35 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

TARGET CAPAIAN Penguatan Pengawasan Inspektorat III Total Jumlah Anggaran Kegiatan Penguatan Pengawasan Inspektorat III Rp21.669.546.000,00

(44)

RENCANA PENYERAPAN ANGGARAN INSPEKTORAT III TAHUN 2016 EVALUASI Bagi unit kerja yang realisasi kinerjanya mencapai dan melebihi dari target yang sudah ditetapkan dalam perjanjian kinerja, diberikan penghargaan oleh Mendikbud, berdasarkan ketentuan yang berlaku. Jakarta, Agustus 2016 Inspektur Jenderal Inspektur III Daryanto Muhaswad Dwiyanto

(45)

Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Inspektur Investigasi Dengan Inspektur Jenderal

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

TUGAS Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan audit investigasi terhadap dugaan korupsi, kolusi, dan nepotisme di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. FUNGSI 1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis audit investigasi; 2. Penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran Inspektorat Investigasi; 3. Pelaksanaan penemuan fakta (fact finding) atas dugaan korupsi, kolusi, nepotisme, dan penyelewengan lain di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

4. Pelaksanaan audit investigasi atas dugaan korupsi, kolusi, nepotisme, dan penyelewengan lain di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 5. Pelaksanaan fasilitasi pengawasan investigasi; 6. Penyusunan laporan hasil audit investigasi; dan 7. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Inspektorat Investigasi. TARGET CAPAIAN Penguatan Audit Investigasi Total Jumlah Anggaran Kegiatan Penguatan Audit Investigasi Rp13.155.819.000,00

(46)

RENCANA PENYERAPAN ANGGARAN INSPEKTORAT INVESTIGASI TAHUN 2016 EVALUASI Bagi unit kerja yang realisasi kinerjanya mencapai dan melebihi dari target yang sudah ditetapkan dalam perjanjian kinerja, diberikan penghargaan oleh Mendikbud, berdasarkan ketentuan yang berlaku. Jakarta, Agustus 2016 Inspektur Jenderal Inspektur Investigasi Daryanto Suyadi

(47)

Lampiran 2.

Rencana Kinerja Tahunan Itjen Kemendikbud TA 2016

Tercapainya opini BPK RI terhadap LK Kemendikbud WTP WTP 72,383,416,000 - Jumlah satker yang mendapatkan pembinaan laporan keuangan berkategori baik di wilayah kerja Inspektorat I, II, dan III 43,453,301,000 - Jumlah pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti di wilayah kerja Inspektorat I, II, dan III 7,051,325,000 - Jumlah hasil audit khusus yang ditindaklanjuti 2,046,502,000 Jumlah temuan audit yang diselesaikan tindak lanjutnya internal & eksternal baik temuan BPK-RI Jumlah temuan audit yang diselesaikan tindak lanjutnya internal & eksternal baik temuan BPKP Jumlah temuan audit yang diselesaikan tindak lanjutnya internal & eksternal baik temuan Itjen Tercapainya skor Lakip menjadi baik 80 14,323,315,000 - Jumlah satker yang mendapatkan pembinaan akuntabilitas kinerja berkategori baik di wilayah kerja Inspektorat I, II, dan III 4,715,125,000 - Jumlah permasalahan khusus yang dilakukan audit khusus 8,220,440,000 - Persentase RKA Itjen sesuai peraturan perundangan 1,387,750,000 Satker Kemendikbud WBK 11% 79,843,736,000 - Jumlah satker yang melaksanakan indikator WBK di wilayah kerja Inspektorat I, II, dan III 8,393,216,000 - Jumlah satuan kerja yang dibina dalam program pencegahan fraud/kecurungan 2,888,877,000 - Persentase ketercapaian indikator WBK di Inspektorat Jenderal 2,239,271,000 - Itjen melaksananakan tata kelola kinerja dengan baik 47,915,720,000 - Persentase penyerapan anggaran 1,898,030,000 - Jumlah BMN yang di kelola 12,159,022,000 - Persentase pegawai Itjen yang disertifikasi dari lembaga sertifikasi 4,349,600,000 166,550,467,000 * PAGU Indikatif 1 Menguatnya sistim pengendalian manajemen dan sistim pengawasan internal Kemendikbud - 19,832,288,000 SASARAN SRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 TARGET ANGGARAN

(48)
(49)

PEMANTAUAN PROGRAM

Triwulan IV Tahun Anggaran 2016

No

Kode Dan Nama Program

Anggaran

Kinerja

[ Indikator Kinerja Kegiatan (%) ]

Pagu (Rp)

Target

Realisasi

Status Capaian Anggaran

Target

Realisasi

Status Capaian Kinerja

1

[023.02.03] Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

166.550.467.000 166.550.467.000 [100.00 %] 148.362.492.254 [89.08 %] 85.00 78.17 TOTAL 166.550.467.000 166.550.467.000 [ 100.00 %] 148.362.492.254 [ 89.08 %] 85.00 % 78.17 %

Direktorat Sistem dan Pelaporan Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian Pembangunan

(50)
(51)
(52)

Gambar

Gambar 1.1: Struktur Organisasi Itjen Kemendikbud
Tabel 2.1 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Itjen Kemendikbud 2016
Tabel berikut ini adalah penjelasan tentang  Penetapan Kinerja yang  menginforma-sikan target Sasaran Strategis serta  realisasi
Tabel 3.4. Rekap Tindaklanjut Eksternal dan Internal sampai dengan Desember 2016
+4

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Trans 7 (Analisis Tema Authentic Halal Greek Food Yunani) karya Umrotul Fadilah mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Walisongo

Dari data yang ada dilanjutkan dengan perhitungan proporsi metode pengadaan barang, dimana sesuai prinsip pareto bertujuan untuk mengetahui metode mana yang mempunyai

Tidak tahu Jawaban No KOLOM D Ya Tidak 1 Apakah selama bekerja anda merasa nyaman

1.4.1 Pedoman Umum Penyelenggaraan Sertifikasi Profesi Penanggulangan Bencana berisikan prinsip, persyaratan dan proses uji sertifikasi kompetensi yang mencakup mengajukan

Dari hasil wawancara, teori dan observasi, peneliti menyimpulkan bahwasannya guru Pembimbing mengevaluasi proses pembelajaran dan hasil belajar siswa, agar guru

Setting yang baru didapatkan dengan cara mengumpulkan beberapa parameter seperti sumber pembangkit, trafo dan konduktor yang digunakan pada line transmisi yang kita

Hasil penelitian pada BUSN devisa dalam pengawasan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2011-2013 menunjukkan bahwa faktor profil risiko dengan rasio Non Perform